Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMAKOLOGI II

EVALUASI AKTIVITAS ANTIPIRETIK MENGGUNAKAN EKSTRAK AIR


CINNAMOMUM ZEYLANICUM PADA TIKUS ALBINO WISTAR

Disusun Oleh :

Nama : 1. Intan Dea Salsabiila 22210001


(Membuat PPT, Pendahuluan,
Pembahasan)
2. Mia Kurniawati 22210017
(Kesimpulan, Saran)
3. Ahmad Nur Hidayat 22210018
(Membuat PPT, Daftar Pustaka)
Prodi : D3 Farmasi
Kelompok 4
Hari/tanggal praktikum : Senin, 25 Maret 2024 Dosen
pembimbing : apt. Dian Anggraini., M.Sc.

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO
YOGYAKARTA
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Evaluasi Aktivitas Antipiretik
Menggunakan Ekstrak Air Cinnamomum Zeylanicum Pada Tikus Albino Wistar” dapat
selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah dari apt. Dian
Anggraini.,M.Sc. pada mata kuliah Farmakologi II. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang bagaimana prinsip manajemen
farmasi di rumah sakit guna tercapainya tujuan yang diharapkan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada apt. Dian Anggraini., M.Sc.
selaku dosen mata kuliah Farmakologi II. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Yogyakarta, 25 Maret 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pohon obat Cinnamomum zeylanicum berasal dari daerah tropis dan selalu
berwarna hijau. Minyak atsiri dan turunannya, seperti sinamat, asam sinamat, dan
cinnamaldehyde dapat ditemukan dalam kayu manis. Minyak atsiri kayu manis
mengandung cinnamaldehyde dan transcinnamaldehyde, yang membantu aroma dan
berbagai aktivitas biologis. Komponen turunan kayu manis lainnya, seperti
cinnamaldehyde dan sodium cinnamate, memiliki efek hipotermia dan antipiretik.

Aktivitas antipiretik adalah aktivitas di mana suhu tubuh naik dan terkait dengan
berbagai masalah penyakit dalam tubuh. Agen antipiretik menurunkan suhu tubuh yang
tinggi dan demam. Pyrexia menyebabkan peningkatan suhu tubuh antara 37,22°C dan
40,57°C sedangkan hiperpireksia menyebabkan peningkatan suhu hingga 41,66°C.
Kerusakan sistem pengatur suhu tubuh menyebabkan produksi pirogen endogen yang
meningkatkan suhu tubuh. Banyak hal dapat menyebabkan demam, seperti infeksi,
dehidrasi, kerusakan jaringan, penggunaan obat tertentu, dan sebagainya. Dalam 14 hari
pertama setelah melahirkan, seorang ibu mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari
atau sama dengan 38°C, yang dikenal sebagai demam nifas. Sebelum antibiotik dikenal,
demam nifas dianggap sangat berbahaya dan memiliki hasil yang buruk. Namun, hasilnya
menjadi lebih baik dan penyebab demam nifas dapat dijelaskan dengan pengobatan yang
memadai.

Kayu manis memiliki banyak sifat yang baik untuk kesehatan, termasuk anti-
inflamasi, antioksidan, antikanker, anti-diabetes, anti-bakteri, dan penurunan penyakit
kardiovaskular dan lipid. Selain itu, kayu manis memiliki aktivitas anti- inflamasi yang
signifikan dengan mencegah pembentukan COX-2, prostaglandin E2, dan oksida nitrat.
Beberapa jenis sel kanker manusia dapat dicegah oleh cinnamaldehyde yang terkandung
dalam kayu manis. Menurut penelitian, kayu manis juga dapat membantu mencegah
penyakit neurologis seperti Alzheimer dan Parkinson. Selain itu, kayu manis digunakan
dalam industri aroma karena tersedia
dalam berbagai makanan, produk obat, dan parfum. Kulit kayu manis mengandung zat-
zat tertentu yang membantu sistem pernapasan, ginekologi, dan pencernaan. (Vishnoi et
al., 2022)

B. TUJUAN

Adapaun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah


pengetahuan tentang efek antipiretik dari ekstrak air Cinnamomum zeylanicum
terhadap hewan uji. Mempelajari materi ini lebih mendalam akan dapat memberikan
manfaatkan sebagai proses pembelajaran untuk mahasiswa.

C. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui efek antipiretik ekstrak air Cinnamomum
zeylanicum terhadap hewan uji.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dosis yang tepat untuk mengurangi suhu rektal
hewan uji yang diinduksi oleh injeksi ragi bir selama rentang waktu pemberian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) adalah tumbuhan dengan genus


Cinnamomum dan famili Lauraceae yang digunakan sebagai penghasil rempah-
rempah. Rempah ini memiliki aroma yang kuat, bersifat hangat, dan rasa yang manis.
Bagian kayu manis yang dapat dimanfaatkan adalah kulit kayu bagian dalam yang
dipotong dengan ketebalan tertentu atau dalam bentuk bubuk kayu manis.
Kayu manis sebagian besar terdiri dari minyak atsiri dan berbagai turunannya
seperti cinnamaldehyde, asam sinamat, dan sinamat. Di alam liar, pohon ini tumbuh
hingga ketinggian 7-10 meter dan memiliki daun bulat telur berurat yang bagian
bawahnya berwarna hijau tua. Kulit dan daun kayu manis memiliki aroma yang khas.
Komponen turunan Cinnamomum zeylanicum seperti cinnamaldehyde dan sodium
cinnamate memberikan efek hipotermia dan antipiretik. (Vishnoi et al., 2022)
Tikus albino Wistar adalah sebuah strain tikus yang sering digunakan dalam
penelitian biomedis. Tikus Wistar lebih aktif dibandingkan tikus lain seperti tikus
Sprague Dawley. Mereka memiliki bulu putih dan mata merah karena kurangnya pigmen.
Tikus ini dinamakan sesuai dengan laboratorium tempat mereka pertama kali
dikembangkan yaitu Institut Wistar di Philadelphia, Amerika Serikat. Tikus albino Wistar
sering digunakan dalam penelitian karena sifat-sifat genetik mereka yang telah dipelajari
dengan baik dan kecocokan mereka dengan berbagai macam penelitian, termasuk studi
tentang penyakit, obat-obatan, dan toksisitas. (Fitria, dkk., 2019)

B. PENYIAPAN BAHAN UJI


Tikus Albino Wistar dengan berat 150-200 gram akan digunakan dalam
penelitian ini dan akan diperoleh dari bagian pemeliharaan tikus di rumah hewan pusat
institut. Tikus-tikus ini akan dipelihara dalam lingkungan laboratorium yang telah
ditentukan dengan interval 12 jam antara terang dan gelap serta pengaturan suhu yang
konstan. Mereka akan diberikan makanan pelet tikus konvensional serta air keran dengan
akses tak terbatas. Penelitian ini akan mengecualikan tikus betina yang sedang hamil.
Dosis ekstrak air Cinnamomum zeylanicum yang akan digunakan dalam penelitian
akan dihitung berdasarkan LD50 yang telah didokumentasikan sebelumnya pada tikus
sesuai dengan panduan OECD (OECD_423).

Kulit kayu Cinnamomum zeylanicum dikeringkan di oven pada suhu 60ºC dan
digiling halus dalam bentuk bubuk dengan mixer mekanis. Sebanyak 5 gram bahan
tanaman kering dari Cinnamomum zeylanicum direfluks dengan 150 ml air di sekitar
labu bawah yang dilengkapi dengan kondensor pada pemanas mantel pada suhu 100ºC
selama 5-6 jam. Dengan menggunakan alat Soxhlet, bubuk
Cinnamomum zeylanicum diekstraksi dalam air suling dan ekstrak air panas lalu
dikeringkan dengan cara dibekukan untuk mendapatkan air mentah hasil ekstrak sebesar
8,3% b/b. Ekstrak kering-beku ini digunakan dalam dosis yang berbeda setelah membuat
larutan stok 40mg/ml pada tikus Wistar albino eksperimental dan tikus albino Swiss.
(Vishnoi et al., 2022)

C. METODE PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIPIRETIK


Penelitian ini menggunakan 2 ml ragi brewer dengan suspensi 15% dalam 2%
gum akasia dalam larutan garam normal yang disuntikkan secara subkutan pada
punggung tikus untuk menginduksi pireksia dan suhu rektal dicatat setelah
20 jam pemberian agen penginduksi pembuat bir ragi dan kemudian setelah pengobatan
dengan obat yang berbeda dengan interval 30 menit selama 2 jam pada kelompok
berikut :

Sebanyak 36 ekor tikus Albino Wistar diperoleh untuk penelitian ini dan dibagi
menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari enam ekor tikus.

 Kelompok I - Hewan percobaan dari kelompok ini (kelompok Kontrol) diberi larutan
NaCI 0,9% dalam dosis oral 2 ml/100 mg bb selama 21 hari.
 Kelompok II - Selain makanan pelet dan air keran, hewan percobaan dalam kelompok
ini diberikan Parasetamol dalam dosis oral tunggal 150mg / kg berat badan pada hari
ke-21.
 Kelompok III - Kelompok ini diberi ekstrak air Cinnamomum zeylanicum [AECZ]
per oral dalam dosis 200mg / kg berturut-turut selama 21 hari.
 Kelompok IV - Kelompok ini diberi ekstrak air Cinnamomum zeylanicum [AECZ]
per oral dalam dosis 400mg / kg berturut-turut selama 21 hari. Pada hari ke-21
percobaan dilakukan dan suhu semua kelompok dicatat setelah interval reguler 30
menit selama 2 jam. (Vishnoi et al., 2022)
D. PERBANDINGAN UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK

Hasil yang diperoleh dengan obat referensi Parasetamol (150 mg/kg per oral dan
AECZ (200 dan 400 mg/kg, per oral). Peningkatan minimum suhu rektal tikus Wistar, 20
jam setelah ragi bir suhu minimum injeksi (101.7 ± 0.5) terlihat pada kelompok III dan
peningkatan suhu maksimum (102.3 ± 0.6) terlihat pada kelompok IV. Parasetamol dalam
dosis 150 mg / kg, per oral secara signifikan menurunkan suhu rektal menjadi normal
suhu awal setelah 90 menit setelah pemberian. Ekstrak air Cinnamomum zeylanicum
dengan dosis yang diberikan 400 mg / kg & 200 mg / kg per oral secara signifikan (p
<0,0001) mengurangi suhu rektal tikus yang diinduksi oleh ragi bir injeksi pada menit ke
60, 90 dan 120. Penemuan ini menunjukkan bahwa efek antipiretik dari ekstrak air
Cinnamomum zeylanicum mungkin disebabkan oleh penghambatan enzim siklo-
oksigenase. (Vishnoi et al., 2022)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman obat mengandung bahan-bahan yang memiliki efek farmakologis yang


bermanfaat bagi tubuh manusia dan hewan. Dalam penelitian yang dilakukan, dosis
AECZ sebanyak 200 dan 400 mg/kg menunjukkan aktivitas antipiretik dengan
menurunkan suhu pada tikus. Meskipun AECZ memiliki jumlah komponen fitokimia
yang rendah, masih terdapat banyak bahan kimia bioaktif yang dapat dieksplorasi lebih
lanjut dalam penelitian ini. Menurut penelitian ini, AETT secara dramatis menurunkan
suhu rektal jika dibandingkan dengan obat referensi. Selain itu, ekstrak tersebut mungkin
telah menurunkan konsentrasi PGE2 di hipotalamus melalui pengaruhnya terhadap enzim
siklooksigenase atau dengan meningkatkan bahan kimia antipiretik alami tubuh seperti
vasopresin, IL 10, dan arginin. Oleh karena itu, ekstrak air Cinnamomum zeylanicum
menunjukkan efek anti-inflamasi dan yang pada akhirnya meningkatkan aktivitas
antipiretik dalam tubuh manusia selama demam.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA

Vishnoi et al., (2022). Evaluation Of Antipyretic Activity Using Cinnamomum


Zeylanicum Aqueous Extract In Albino Wistar Rats. Journal of Pharmaceutical
Negative Results, 13 (8), 5146- 5149.

Daftar Pustaka pendukung :

Fitria, L., Lukitowati, F., & Kristiawati, D. (2019). Nilai Rujukan Untuk Evaluasi Fungsi
Hati Dan Ginjal Pada Tikus (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) Galur
Wistar. Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA. 10 (2) , 243-258.

Anda mungkin juga menyukai