Anda di halaman 1dari 51

UJI EFEK ANTIDIARE ESTRAK METANOL RIMPANG

KUNYIT (Curcuma Domestica Val.) PADA MENCIT


JANTAN

KARYA TULIS ILMIAH

MEILINDA
KHGF 19017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2022
UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK METANOL RIMPANG
KUNYIT (Curcuma Domestica Val.) PADA MENCIT
JANTAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Farmasi (A.Md.Farm.) pada Program Studi D-III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

MEILINDA
KHGF 19017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI D-III FARMASI
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK METANOL


: RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica val.) PADA
MENCIT JANTAN
NAMA MEILINDA
:
NIM KHGF19017
:

KARYA TULIS ILMIAH

Telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk mengikuti ujian


Karya Tulis Ilmiah pada Program Studi D-III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karsa Husada Garut

Garut, September 2022

Menyetujui
Pembimbing

Apt. Risrina Nur Ekawati, S.Si, M.Farm


LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL UJI EFEK ANTIDIARE EKSTRAK METANOL


: RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica val.) PADA
MENCIT JANTAN
NAMA MEILINDA
:
NIM KHGF19017
:

KARYA TULIS ILMIAH

KTI ini akan diseminarkan dihadapan


Tim penguji Program D-III Farmasi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karsa Husada Garut

Garut, September 2022

Menyetujui,
Pembimbing

Apt. Risrina Nur Ekawati, S.Si, M.Farm

Mengetahui,
Ketua Program Studi D-III Farmasi

apt. Nurul, S.Si., M. Farm


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

a. Karya tulis saya, KTI ini, adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Ahli Madya Farmasi (A.Md. Farm), baik dari
STIKes Karsa Husada maupun di perguruan tinggi lain.
b. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing.
c. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah pengarang dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di STIKes Karsa Husada Garut.

Garut, September 2022


Yang membuat pernyataan

MEILINDA
KHGF 19017
ABSTRAK

MELINDA, Uji Efek Antidiare Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit (Curcuma


domestica val.) Pada Mencit Jantan. Dibimbing Oleh RISRINA NUR EKAWATI.

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara


berkembang seperti di Indonsia, karena masih timbul dalam bentuk Kejadian Luar
Biasa (KLB) dan disertai dengan kematian tertinggi. Diare menduduki peringkat
kedua sebagai penyebab kematian balita di dunia, setiap tahun diare membunuh
525.000 balita dan menyebabkan 1,7 juta anak menderita diare di dunia (WHO,
2017). Indonesia mencatat penyebab utama kematian pada balita (usia 12-59
bulan) di Indonesia adalah diare. Tercatat terdapat 314 kematian akibat diare pada
balita Indonesia pada 2019. Penyebab kematian selanjutnya adalah pneumonia
277 kematian, demam 215 kematian, dan malaria 22 kematian (Kemenkes, 2019).
Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa diare merupakan
kematian nomor dua pada kematian bayi (umur 28 hari-1 tahun) dan balita (umur
1-4 tahun). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa barat tahun
2019 khususnya Kota Bandung, penderita diare pada tahun tersebut adalah 83.940
orang. penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek diare ekstrak metanol kunyit
(Curcuma domestiva Val.) pada mencit jantan, Tahap penelitian dimulai dengan
pengumpulan bahan, determinasi, pengolahan bahan, dan pembuatan ekstrak
metanol dari tanaman uji, pemekatan ekstrak metanol, penyiapan pengujian, uji
pada hewan mencit. Metode penelitian ini menggunkan eksperimen ini
menggunakan desain penelitian dengan metode eksperimental laboratorium. Hasil
penelitian hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pemberian ekstrak methanol rimpang kunyit memberikan efek antidiare pada
mencit yang diinduksi oleh minyak jarak yaitu pada dosis yang terkecil
10mg/kgBB. 20mg/kgBB dan 30mg/kgBB.

Kata kunci : Antidiare, Metanol, Rimpang Kunyit (Curcuma domestica val.)


dan Mencit Jantan
Daftar Pustaka : 22 (2019-2021)

v
ABSTRACT

MELINDA, Antidiarrheal Effect Test of Turmeric Rhizome (Curcuma domestica


val.) Methanol Extract on Male Mice. Supervised by RISRINA NUR EKAWATI.

Diarrhea is still a public health problem in developing countries such as


Indonesia, because it still occurs in the form of Extraordinary Events (KLB) and
is accompanied by the highest mortality. Diarrhea is the second leading cause of
death for children under five in the world, every year diarrhea kills 525,000
children under five and causes 1.7 million children to suffer from diarrhea in the
world (WHO, 2017). Indonesia noted that the main cause of death in children
under five (aged 12-59 months) in Indonesia is diarrhea. There were 314 deaths
due to diarrhea among Indonesian toddlers in 2019. The next causes of death
were pneumonia 277 deaths, fever 215 deaths, and malaria 22 deaths (Kemenkes,
2019). The West Java Provincial Health Office reported that diarrhea was the
number two death in infant mortality (aged 28 days-1 year) and under five (aged
1-4 years). Based on data from the Health Profile of West Java Province in 2019,
especially the City of Bandung, diarrhea sufferers in that year were 83,940
people. This study aims to examine the diarrhea effect of turmeric methanol
extract (Curcuma domestiva Val.) on male mice. The research phase begins with
the collection of materials, determination, processing of materials, and
manufacture of methanol extract from the test plant, concentration of the
methanol extract, preparation of the test, testing on animals. mice. This research
method uses this experiment using a research design with laboratory
experimental methods. The results of the research results that have been carried
out can be concluded that the administration of methanol extract of turmeric
rhizome gave an antidiarrheal effect in mice induced by castor oil, namely at the
smallest dose of 10mg/kgBB. 20 mg/kg body weight and 30 mg/kg body weight.

Keywords: Antidiarrheal, Methanol, Turmeric Rhizome (Curcuma domestica val.)


and Male Mice
Bibliography : 22 (2019-2021)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penilis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

dengan judul “Uji Efek Antidiare Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit

(Curcuma domestica val.) Pada Mencit Jantan”. Shalawat serta salam semoga

terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana telah memberikan

ketauladanan yang baik kepada kita semua selaku umatnya.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami

hambatan dan kesulitan, namun berkat dukungan, bantuan, bimbingan, dan

pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini. Untuk itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dr. H. Hadiat, M.A., selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada

Insani Garut;

2. H. D. Saepudin, S.Sos, M.M.Kes., selaku Ketua Pengurus Yayasan

Dharma Husada Insani Garut;

3. H. Engkus Kusnadi, S.Kep, M.Kes., selaku Ketua Pengurus STIKes Karsa

Husada Garut;

4. Apt. Nurul, S.Si, M.Farm., selaku Ketua Program Studi D-III Farmasi

STIKes Karsa Husada Garut;

5. Diah Wardani, S.Si., M.Farm, selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan motivasi dan arahan dalam proses belajar penulis selama ini;

vii
viii

6. apt. Risrina Nur Ekawati, S.Si, M.Farm selaku pembimbing Karya Tulis

ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan

karya tulis ilmiah ini;

7. Ns. H. Zahara Farhan S.Kep., M.Kep. Selaku penelaah I, Penulis ucapkan

banyak terima kasih yang telah memberikan masukan dan saran-saran

yang membangun kepada penulis.

8. Apt. Yogi Rahman Nugraha S.Si., M.Farm. Selaku penelaah II, Penulis

ucapkan banyak terima kasih yang telah memberikan masukan dan saran-

saran yang membangun kepada penulis.

9. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan keilmuan dan

nasihat-nasihat yang berharga selama menjalani perkuliahan. Semoga

segala ilmu dan amal baik Bapak dan Ibu mendapatkan balasan yang tak

terhingga dari Allah SWT. Amin;

10. Kedua orang tua sebagai sumber inspirasi bagi penulis, yang senantiasa

memberikan dorongan baik moril maupun materil serta seluruh do`a

ssehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

11. Semua pihak yang tidak tertulis terima kasih atas jasa yang telah

diberikan, semoga Allah SWT. Meridhoi dan memberikan balasan yang

berlipat ganda. Amin


ix

Penulis sangat sadar bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun serta bermanfaat guna perbaikan pada penyusunan karya tulis

ilmiah ini.

Garut, Juni2022

Meilinda
NIM : KHGF19017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN............................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................................
ABSTRACT............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian......................................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian....................................................................................4
1.4.1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan..........................................4
1.4.2. Manfaat Bagi Penulis..............................................................4
1.4.3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................
2.1 Kunyit (Curcuma domestiva Val.)..........................................................5
2.1.1 Klasifikasi Kunyit (Curcuma domestiva Val)............................5
2.1.2 Morfologi Tanaman Kunyit (Curcuma domestiva Val.)............5
2.1.3 Kandungan Kunyit (Curcuma domestiva Val.).........................6
2.1.4 Khasiat Kunyit (Curcuma domestiva Val.)................................6
2.2 Simplisia....................................................................................................7
2.2.1 Definisi Simplisia....................................................................7
2.2.2 Klasifikasi Simplisia...............................................................8
2.3 Ekstraksi.....................................................................................................9
2.4 Diare.........................................................................................................11
2.4.1 Pengertian Diare.......................................................................11
2.4.2 Penggolongan Diare.................................................................12
2.5 Kerangka Pemikiran...................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................13
3.1 Desain Penelitian.....................................................................................13
3.2 Variabel Penelitian..................................................................................13
3.2.1 Variabel Bebas.........................................................................13
3.2.2 Variabel Terikat.......................................................................13

x
xi

3.2.3 Variabel Kontrol......................................................................14


3.3 Definisi Opperasional..............................................................................14
3.4 Populasi dan Sampel................................................................................15
3.5 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................15
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................15
3.6.1 Alat Penelitian:.........................................................................15
3.6.2 Bahan Penelitian......................................................................16
3.7 Hewan Percobaan......................................................................................16
3.8 Pengumpulan Bahan...............................................................................17
3.8.1 Penyiapan Bahan......................................................................17
3.8.2 Pengambilan Bahan.................................................................17
3.8.3 Determinasi Bahan...................................................................17
3.8.4 Pengolahan Bahan....................................................................17
3.8.5 Pembuatan Ekstrak Metanol Kunyit .......................................19
3.9 Pembuatan Larutan Uji...........................................................................20
3.10 Pengujian Aktivitas.................................................................................20
3.11 Analisis Data...........................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................22
4.1 Hasil Penelitian....................................................................................22
4.2 Pembahasan..............................................................................................24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................27
5.1 Kesimpulan...............................................................................................27
5.2 Saran..........................................................................................................27
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................35
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rimpang Kunyit…………………………………………… 6


Gambar 2.2 Bagan Uji Efek Anti diare ekstrak metanol kuyit (Curcuma 12
Domestika Val,) pada mencit jantan…………..………

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Oprasional …………………………………………… 15

Tabel 4.1. Hasil Analisis Frekuensi Diare, Air, Berat Feses, dan Lama 23

Terjadinya Diare……………………………………………….

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian………………………………………..… 30


Lampiran 2 Lampiran 2 Determinasi …………………….......................... 31
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Dosis …………………………………….. 32
Lampiran 4 Dokumentasi…………………………………………………. 33

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonsia, karena masih timbul dalam bentuk Kejadian Luar

Biasa (KLB) dan disertai dengan kematian tertinggi. Diare menduduki peringkat

kedua sebagai penyebab kematian balita di dunia, setiap tahun diare membunuh

525.000 balita dan menyebabkan 1,7 juta anak menderita diare di dunia (WHO,

2017).

Menurut Kementerian Kesehatan (KEMENKES) di Indonesia mencatat

penyebab utama kematian pada balita (usia 12-59 bulan) di Indonesia adalah

diare. Tercatat terdapat 314 kematian akibat diare pada balita Indonesia pada

2019. Penyebab kematian selanjutnya adalah pneumonia 277 kematian, demam

215 kematian, dan malaria 22 kematian (Kemenkes, 2019).

Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa diare merupakan

kematian nomor dua pada kematian bayi (umur 28 hari-1 tahun) dan balita (umur

1-4 tahun). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa barat tahun

2019 khususnya Kota Bandung, penderita diare pada tahun tersebut adalah 83.940

orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kasus diare menempati urutan ke-7

dari 10 besar penyakit lainnya. Sedangkan kejadian diare pada Balita menempati

urutan ke-2 dari10 besar penyakit lainnya. Kasus diare merupakan penyebab

kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan balita (25,2%), sedangkan pada

1
2

golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%)

(Gita & Inur, 2019). Menurut laporan data statistik jawa barat kasus Diare di

Kabupaten Garut pada 2019 mencatat sebanyak 19298 (Dinkes, 2021).

Diare disebabkan oleh infeksi langsung maupun tidak langsung akan tetapi

pada kasus bayi diare banyak diakibatkan oleh infeksi rotavirus. rotavirus

menyebabkan diare pada anak dan kematian setengah juta anak balita pada setiap

tahunnya. Rotavirus adalah penyebab diare tertinggi pada anak balita, dengan

proporsi 64% pada anak umur 6 — 11 bulan dan 67% pada usia 12 — 23 bulan.

Infeksi rotavirus terjadi setiap tahun sekitar 70% – 75% angka ini akan mengalami

penurunan sekitar 33% (Dwiky & Ni, 2021).

Pengobatan diare dapat menggunakaan obat modern maupun obat

tradisional. Untuk pengobatan menggunakan obat tradisional digunakan dari

tanaman. Beberapa jenis tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan

penyakit diare adalah brotawali, daun jambu, dan kunyit (Curcuma domestica

Val.). Bagian kunyit yang berkhasiat sebagai antidiare adalah rimpang kunyit.

(Linta, Winda, & Palas, 2020).

Rimpang kunyit mengandung berbagai senyawa berkhasiat diantaranya

tannin, flavanoid, minyak atsiri, kurkuminoid, pati dan damar. Hasil penelitian

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) rimpang kunyit

mengandung senyawa kurkuminoid. Kandungan kurkuminoidnya terdiri atas

kurkumin 10,92 % dan turunannya, yang mempunyai aktivitas biologis

berspektrum luas, diantaranya anti bakteri, antioksidan, dan anti hepatotoksik.

Salah satu kandungan rimpang kunyit adalah senyawa tanin yang berkhasiat
3

sebagai adstringen karena dapat menciutkan selaput lendir usus. Disamping

khasiat sebagai adstringen (pengelat) juga mempunyai khasiat sebagai

antiinplamasi (antiradang) dan antibakteri (Linta, Winda, & Palas, 2020).

Menurut penelitian linta tahun 2020 tentang Uji Efek Antidiare Ekstrak

Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Pada Mencit Jantan dengan hasil

penelitian ekstrak rimpang kunyit dosis 20 mg/kgbb menunjukkan efek antidiare

yang lemah dibandingkan dengan Loperamid HCl dosis 1 mg/kgbb. Ekstrak

rimpang kunyit dosis 40 mg/kg bb menunjukkan efek antidiare yang hampir sama

dengan Loperamid HCl dosis 1 mg/kgbb. Ekstrak rimpang kunyit dosis 80 mg/kg

bb menunjukkan efek antidiare yang lebih kuat dibandingkan dengan Loperamid

HCl 1 mg/kgbb. Terdapat adanya hubungan antara besarnya dosis dengan efek

antidiare yang terjadi.

Untuk pengembangan penemuan penelitian baru dengan menggunakan dosis

berbeda salah satunya tanaman rimpang kunyit dengan menggunakan metanol dan

diuji efeknya sebagai antidiare dengan menggunakan induksi Natrium CMC dan

loperamide HCl.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut : apakah ekstrak metanol rimpang kunyit

(Curcuma domestica Val.) mempunyai efek antidiare pada mencit jantan?


4

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiare dari ekstrak

metanol rimpang kunyit (Curcuma domestiva Val.)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber informasi bahan

pembelajaran mengenai efek antidiare dari ekstrak metanol rimpang kunyit

(Curcuma domestiva Val.).

1.4.2. Manfaat Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan proses belajar yang diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan, sehingga peneliti dapat lebih memahami tumbuhan untuk

diare.

1.4.3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan referensi atau sumber

data dan motivasi untuk penelitian selanjutnya dengan tema tanaman yang

berkhasian untuk diare.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kunyit (Curcuma domestiva Val.).

2.1.1 Klasifikasi Kunyit (Curcuma domestiva Val).

Hierarki taksonomi tanaman kunyit (Curcuma domestiva Val.) yaitu:

Divisi : Spermatophyta;
Sub divisi : Angiospermae;
Kelas : Monocotyledomae;
Ordo : Zingiberales;
Family : Zingiberaceae;
Genus : Curcuma;
Spesies : Curcuma domestica Val. (M. Padhala, 2017).
2.1.2 Morfologi Tanaman Kunyit (Curcuma domestiva Val.).

Tanaman kunyit tumbuh berumpun dengan tinggi 40-100 cm, batang kunyit

merupakan batang semu, tegak berbentuk bulat. berwama hijau kekuningan dan

tersusun dari beberapa pelepah daun. Daun lunggal, bentuk bulat telur memanjang

hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertuiangan menyirip dengan wama hijau

pucat. Ujung dan pangkal daun runcing namun tepi daun rata (Hapsoh dan

Rahmawati, 2011). Satu tanaman kunyit biasanya terdiri dari 6-10 daun yang

tersusun secara berselang-seling. Bunga majemuk berambut dan bersisik panjang

10-15 cm dengan mahkota panjang sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm serta berwama

putih atau kekuningan. Rimpang kunyit terdiri dari rimpang utama dan rimpang

cabang. Tunas tumbuh pada rimpang utama kearah samping, mendatar dan

melengkung. Tunas berbuku-buku pendek dan berjumlah banyak. Panjang

5
6

rimpang bisa mencapai 20 cm dengan ketebalan 1,5-4 cm. Kulit luar rimpang

berwama jingga kecoklatan dan daging buah merah jingga kekuning-kuningan

(Hapsoh dan Rahmawati, 2011).

Gambar 2.1. Rimpang kunyit (M. Padhala, 2017).

2.1.3 Kandungan Kunyit (Curcuma domestiva Val.).

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah

sebagai berikut (Kusuma, 2012).

1. Zat wama kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3-

4% yang terdiri dari curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksi kurkumin dan

bisdesmetoksi kurkumin.

2. Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenllpropana

turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon

kurkumol, atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen

dan humulen.

3. Arabinosa, thiktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar.

4. Mineral, yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,

seng, kobalt, aluminium dan bismuth (M. Padhala, 2017).

2.1.4 Khasiat Kunyit (Curcuma domestiva Val.).

Rimpang kunyit mempunyai bau khas aromatik, rasa agak pahit dan agak
7

pedas. Jika dijadikan serbuk, serbuk rimpang kunyit memberikan zat wama yang

berwama kuning jika dilanitkan di dalam air. Rimpang kunyit mempunyai khasiat

sebagai jamu dan obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit. Senyawa yang

terkandung dalam rimpang kunyit (kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai

peranan sebagai antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun dan

antiracun. Secara tradisional kunyit sering digunakan oleh masyarakat di berbagai

negara untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti penyakit yang disebabkan

oleh mikroba parasit, gigitan serangga, penyakit mata, cacar, gangguan hati, diare

dan kembung (efek astringent), gangguan pencemaan serta mengurangi rasa nyeri.

Di beberapa negara seperti di Madagaskar, Cina, India dan Yunani, rimpang

kunyit sering digunakan sebagai antiparasit, antiinfeksi, antiperiodik, astrigen dan

diuretic. Kunyit merupakan tanaman obat yang sering digunakan sebagai altematif

pengobatan antidiare memiliki kandungan tanin (M. Padhala, 2017).

2.2 Simplisia

2.2.1 Definisi Simplisia

Simplisia adalah suatu bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun kecuali bahan yang telah mengalami

pengeringan, ada beberapa jenis simplisia yang terdiri dari simplisia hewani,

simplisia pelikan (mineral) dan simplisia nabati. Simplisia nabati yaitu suatu

tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan

merupakan senyawa kimia murni yang isi selnya secara spontan keluar dari

tumbuhan atau senyawa nabati lainnya. Simplisia nabati ada diseluruh bagian
8

tumbuhan atau organ tumbuhan seperti kulit akar, batang, kulit batang, kayu

bunga, akar dan sebagainya. Terdapat eksudat seperti lateks, tragakant, gom,

oleoresin, dan lain-lain. Dan simplisia hewan dihasilkan dari hewan piaraan dan

hewan liar (Hanani, 2015)

2.2.2 Klasifikasi Simplisia

Simplisia dibagi menjadi 3 golongan yaitu: simplisia nabati, simplisia

hewani, dan simplisia pelikan (mineral).

a. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang merupakan tanaman utuh, bagian

tanaman/eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi dari

sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan dari tanamannya (Mukhriani, 2014)

b. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni (Mukhriani, 2014).

c. Simplisia Pelikan (mineral)

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan

atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat

kimia murni (Mukhriani, 2014).


9

2.3 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat kimia yang dapat larut dari zat

kimia yang tidak dapat larut dengan pelarut cair sehingga zat nya dapat terpisah,

senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa aktif yang tidak dapat larut

terkandung dalam suatu simplisia, dengan di lakukan nya ekstraksi maka dapat

mengetahui senyawa aktif yang dapat di ekstraksi menggunakan pelarut dan cara

ekstraksi yang cocok. Metode ekstraksi yang di lakukan dengan pelarut terdapat

dua cara diantara nya yaitu cara dingin yang terdiri dari maserasi dan perkolasi

dan untuk cara panas terdiri dari refluks, soxhletasi, digesti, infuse,dan dekok.

(Paedah, 2017).

1. Ekstraksi cara Dingin

Pada metode ini tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung

dengan tujuan agar senyawa yang diinginkan tidak menjadi rusak. Beberapa

metode ekstraksi cara dingin, yaitu:

a. Maserasi

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara

ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Metode ini

dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke

dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi

dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam

pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi,

pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Kerugian utama dari

metode maserasi ini adalah memakan banyak waktu, pelarut yang


10

digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa senyawa hilang.

Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa-

senyawa yang bersifat termolabil (Saifudin, 2014).

b. Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam

sebuah percolator. Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan

di biarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini

adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan kerugiannya

adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut akan

sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan

banyak pelarut dan memakan banyak waktu (Mukhriani, 2014).

2. Ekstraksi Cara Panas

a. Soxhlet

Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung

selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan

di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke

dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari

metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh

pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut

dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang

bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus-

menerus berada pada titik didih (Saifudin, 2014).

c. Reflux dan Destilasi Uap


11

Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu

yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai

titik didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap

memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi

minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama

pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang

tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan

kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat

termolabil dapat terdegradasi (Mukhriani, 2014).

d. Infusa

Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air dengan temperatur penagas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 96-98⁰C

selama waktu tertentu (15-20 menit) (Hanani, 2015).

e. Dekok

Dekok merupakan infuse pada waktu yang lebih lama (kurang lebih 30 ⁰C)

dan temperatur sampai titik didih air (Selfiana et all, 2017).

2.4 Diare

2.4.1 Pengertian Diare

Diare merupakan kondisi yang ditandai keluarnya feses secara abnormal

dalam interval waktu yang sangat singkat. Diare adalah kondisi

ketidakseimbangan absorbsi dan sekresi air dan elektrolit. Diare menyerang

hampir seluruh usia, dan kebanyakan dialami oleh anak berusia di bawah lima
12

tahun atau balita (iskandar & Sukardi, 2015).

2.4.2 Penggolongan Diare

A. Diare Akut

Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat

beberapa jam atau hari.Penyebabnya adalah infeksi bakteri (shigella,

salmonella, E.Coli, golongan vibrio), virus (rotavirus, adenovirus,

norwalk), parasit (protozoa, cacing, racun yang dikandung dan diproduksi

oleh makanan) (Selfiana et all, 2017).

B. Diare Kronik

Diare kronik adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal

diare (lebih dari 2 minggu). Penyebabnya adalah kelainan pankreas,

kelainan hati, kelainan usus halus, kelainan usus besar, kelainan endokrin

(Anita, 2018).

2.5 Kerangka Pemikiran

Pengobatan Obat – Obat


Kimia Sintesis

Diare Kunyit
(Curcuma Uji Efek
Jamu Antidiare
Pengobatan domestiva
Tradisonal Val.)
Obat Herbl
Terstandar

= Tidak diteliti
= Diteliti

Gambar 2.2 Bagan Uji Efek Anti diare ekstrak metanol kuyit (Curcuma Domestika
Val,) pada mencit jantan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Rancangan penelitian eksperimen ini menggunakan desain penelitian

dengan metode eksperimental laboratorium. Rancangan penelitian ini bertujuan

untuk meneliti efek diare ekstrak metanol kunyit (Curcuma domestiva Val.) pada

mencit jantan, Tahap penelitian dimulai dengan pengumpulan bahan, determinasi,

pengolahan bahan, dan pembuatan ekstrak metanol dari tanaman uji, pemekatan

ekstrak metanol, penyiapan pengujian, uji pada hewan mencit.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang nantinya akan

digunakan dalam penelitian.

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak metanol rimpang kunyit

(Curcuma domestiva Val.) dengan tingkatan dosis konsentrasi 10mg, 20mg dan

30mg.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah efektititas antidiare pada mencit

jantan.

13
14

3.2.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan

yang di induksi Loperamide sebagai kontrol positif dan NA CMC sebagai kontrol

negatif.

3.3 Definisi Opperasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Oprasional Cara Pengukuran Luaran


1. Kunyit Kunyit segar yang diperoleh Determinasi Tanaman Mengidentifikas
(Curcuma dari wilayah sucinaraja i Tanaman
domestiva Val.) Garut.
2. Ekstrak metanol Sediaan ekstrak kental dari Metode maserasi dan Dari Simplisia
Kunyit simplisia Kunyit (Curcuma Evaporasi menjadi Ekstrak
(Curcuma domestiva Val.) dengan cara Cair dan
domestiva Val.) mengekstraksi Kunyit menjadi Ekstrak
(Curcuma domestiva Val.) Kental
kering dengan pelarut
metanol
3. Konsentrasi Konsentrasi ekstrak metanol Mengetahui efek Data masing-
ekstrak metanol Kunyit (Curcuma antidiare dari masing- masing
Kunyit domestiva Val.) digunakan masing konsentrasi konsentrasi
(Curcuma dalam penelitian ini adalah ekstrak kunyit
domestiva Val.) 10mg,20mg,30mg
4. Konsistensi Bentuk dari hasil sisaMelihat bentuk feses Bentuk feses
feses pencernaan pada mencit dan mengukur dan diameter
jantan diameter serapan air serapan air feses
feses dengan kertas
saring
5. Frekuensi Jumlah intensitas proses Menghitung jumlah Jumlah
Defekasi pendorongan massa feses defekasi dimulai dari intensitas
memalui anus pada mencit saat diare pertama kali defekasi
jantan dengan cara
pengamatan langsung
15

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mencit jantan yang di dapatkan dari

Universitas Padjajaran dan tanaman kunyit (Curcuma domestiva Val.).

3.4.2 Sampel

Sampel yang digunakan adalah mencit jantan galur wistar dan Kunyit

(Curcuma domestiva Val.) yang didapat di daerah sucinaraja kemudian di

ekstraksi dengan metode maserasi yang menggunakan pelarut metanol.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan juni 2022. Penelitian ini dilakukan di

laboratorium Bahan Alam Farmasi dan Kimia Farmasi di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Karsa Husada Garut.

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Alat Penelitian:

Rak dan tabung reaksi, Ose, Beaker glass, Pipet, Kapas alkohol, Cawan

petri, Autoclave, Inkubator, Kertas saring, Kertas Perkamen, Spatel, Gelas Ukur,

Timbangan analitik, Pinset, Jangka Sorong, Kertas Cakram, Plastik Wrapping,

Erlenmeyer, Alumunium Foil, Hot plate, Corong, Kain Kassa.


16

3.6.2 Bahan Penelitian

a. Ekstrak metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.) yang diperoleh dari

ekstraksi metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.). Proses pengekstrakan

dilakukan di Laboratorium Kimia STIKES Karsa Husada Garut.

b. Mencit jantan yang diperoleh dari Universitas Padjajaran.

c. Loperamide

d. Metanol

e. Na CMC

3.7 Hewan Percobaan

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan (Mus musculus) yang sehat

dengan bobot badan rata-rata 20-30 gram, digunakan sebanyak 20 ekor yang

dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, dimana tiap kelompok perlakuan terdiri

dari 4 ekor mencit.

Penentuan jumlah sampel mencit yang akan diberi perlakuan pada penelitian

ini menggunakan rumus Federer yaitu :

Keterangan : T = jumlah perlakuan

n = besar sampel tiap kelompok

(T-1) x (n-1) ≥15

(6-1) x (n-1) ≥ 15

5 x (n-1) ≥ 15

5n - 5 ≥ 15

5n ≥ 15 + 5
17

20
n ≥
5

n =4

3.8 Pengumpulan Bahan

3.8.1 Penyiapan Bahan

Penyiapan bahan meliputi pengumpulan bahan, determinasi, pengolahan

bahan menjadi simplisia dan ekstraksi.

3.8.2 Pengambilan Bahan

Bahan penelitian ini menggunakan ekstrak metanol rimpang Kunyit

(Curcuma domestiva Val.) yang di ambil dari perkebunan kunyit yang berada di

kampung sucinaraja, Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut. Ekstrak metanol

rimpang Kunyit (Curcuma domestiva Val.) yang digunakan sekitar 3-4 kg, ekstrak

metanol rimpang Kunyit (Curcuma domestiva Val.) yang telah di bersihkan

kemudian dikeringkan sampai kering. Kemudian diekstrak di Laboratorium Kimia

STIKES Karsa Husada Garut.

3.8.3 Determinasi Bahan

Determinasi dilakukan dengan maksud memastikan identitas bahan yang

dikumpulkan. Determinasi dilakukan di Universitas Padjajaran Bandung.

3.8.4 Pengolahan Bahan

Pengolahan bahan menjadi serbuk kering meliputi sortasi basah, pencucian,

perajangan, pengeringan, sortasi kering, penyimpanan dan penggilingan menjadi

serbuk.
18

1. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan

asing lainnya dari bahan ekstrak metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.).

2. Pencucian

Proses pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran

lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air

bersih yang mengalir.

3. Perajangan

Perajangan dilakukan untuk memperluas permukaan bagian tanaman yang

digunakan agar pada saat proses pengeringan dapat mengering secara merata

dan dengan waktu yang tepat.

4. Pengeringan

Pengeringan dilakukan secara langsung. Metode pengeringan yang dilakukan

adalah pengeringan secara alami. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu lebih

lama.dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan

dicegah penurunan mutu bahan tumbuhan.

5. Sortasi Kering

Sortasi kering merupakan cara untuk memisahkan benda-benda asing setelah

dilakukan pengeringan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian

tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor lainnya yang masih tertinggal

pada simplisia kering.


19

6. Penyimpanan

Simplisia sudah kering ditempatkan dalam suatu wadah yang bersih dan sesuai

dengan sifat simplisia sehingga tidak berpengaruh pada kandungan zat yang

terdapat dalam simplisia.

7. Penggilingan Menjadi Serbuk

Simplisia yang telah kering digiling dengan menggunakan blender hingga

halus dan perkirakan tidak akan menyumbat pada proses penyaringan. Dalam

bentuk serbuk akan memudahkan proses ekstraksi karena luas permukaan akan

semakin besar.

3.8.5 Pembuatan Ekstrak Metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.)

Ekstrak metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.) diperoleh dengan cara

maserasi yaitu simplisia ekstrak metanol Kunyit (Curcuma domestiva Val.)

sebanyak 250 g dimaserasi dengan metanol sebanyak 2,5 liter selama tiga kali 24

jam sambil sesekali diaduk, kemudian disaring sehingga diperoleh filtrat metanol

dan residu, proses tersebut diulangi sebanyak 3 kali dengan jumlah metanol 2,5L.

Filtrat metanol diuapkan dengan alat penguap vakum (rotary evaporator) putar

sehingga didapat ekstrak metanol kental.


20

3.9 Pembuatan Larutan Uji

A. Larutan Na CMC 1% b/v (kontrol negatif)

Larutan CMC-Na konsetrasi 1% dibuat dengan cara mendidihkan aquadest

terlebih dahulu kemudian lakukan penimbangan Na CMC sebanyak 1 gram,

lalu larutkan 1 gram Na CMC kedalam 10 ml aquades yang telah didihkan,

lalu aduk hingga mengembang dan gerus sampai homogen. Setelah itu

tambahkan dengan aquades sampai volume 100 ml.

B. Suspensi loperamide (kontrol positif)

Pembuatan suspensi loperamide dilakukan dengan cara menggerus tablet

loperamide sebanyak satu tablet. Kemudian timbang serbuk loperamide

sebanyak yang dibutuhkan. Masukkan serbuk yang telah ditimbang kedalam

mortir yang sudah berisi Na CMC lalu gerus sampai homogen.

3.10 Pengujian Aktivitas

Tahapan penelitian sebagai berikut: Mencit diadaptasikan dengan

lingkungan penelitian selama satu minggu. Sebelum perlakuan mencit dipuasakan

1 jam, selanjutnya dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing 4 ekor.

Semua mencit diberikan minyak jarak sebanyak 0.5 ml/ekor mencit secara oral.

Tiga puluh menit setelah pemberian minyak jarak, masing-masing kelompok

diberi perlakuan, yaitu:

1. Kelompok I diberikan suspensi Na CMC 1 % sebagai Kontrol negatif,

2. Kelompok II diberikan suspensi Loperamida HCl dosis 1 mg/kg bb,

3. Kelompok III diberikan ekstrak rimpang kunyit dosis 10 mg/kg bb,


21

4. Kelompok IV diberikan ekstrak rimpang kunyit dosis 20 mg/kg bb,

5. Kelompok V diberikan ekstrak rimpang kunyit dosis 30 mg/kg bb, semua

perlakuan diberikan secara oral.

Pengamatan dilakukan selama 6 jam dan diamati setiap 30 menit. Adapun

hal yang diamati adalah saat mulai buang air besar, konsistensi/bentuk feses

(normal, lembek dan berlendir/ berair), frekuensi diare dan lamanya diare.

3.11 Analisis Data

Data hasil penelitian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grapik,

kemudian dilakukan analisis stastistik deskriptif kuantitatif yaitu pendekatan yang

dilakukan dengan cara pencatatan dan penganalisa data hasil penelitian dengan

menggunakan persentase.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bahan tumbuhan yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma

Domestica Val.) yang diperoleh dari dari Wilayah Sucinaraja Kabupaten

Garut. Kemudian dilakukan determinasi dilakukan di Laboratorium

Universitas Padjajaran Bandung, hasil determinasi, tanaman yang

digunakan dalam penelitian ini adalah benar-benar tanaman rimpang

kunyit dengan nama ilmiah (Curcuma Domestica Val) (Lampiran 1).

Pada penelitian ini digunakan 20 ekor yang dibagi ke dalam 5

kelompok perlakuan, dimana tiap kelompok perlakuan terdiri dari 4 ekor

mencit yang telah dihitung menggunakan rumus Federer. Mencit terlebih

dahulu diadaptasi selama satu minggu sebelum dilakukan penelitian.

Pengamatan frekuensi defekasi pada mencit dilakukan dengan

mengamati jumlah frekuensi defekasi dari awal mulainya diare hingga

mencit berhenti diare. Pengamatan frekuensi defekasi dilakukan selama 6

jam dan berhentinya diare mencit dilihat dari perubahan konsistensi feses

kembali normal. Adapun hasil penilaian frekuensi defekasi pada mencit

adalah sebagai berikut.

22
23

Tabel 4.1. Hasil Analisis Frekuensi Diare, Air, Berat Feses, dan

Lama Terjadinya Diare

Pelakuan Jumlah Jenis Feses Lama Terjadinya


Frekuensi Diare
Berlendir Lembek Normal
Diare
Kelompok 1 Mencit 1 6 √ 90
Kontrol Mencit 2 7 √ √ 75
Negatif (NA Mencit 3 7 √ 75
CMC 1%) Mencit 4 4 √ 50
Rata – Rata : 6 72,5
Kelompok 2 Mencit 1 4 √ 100
Loperamida Mencit 2 4 √ 95
Mencit 3 3 √ 60
Mencit 4 3 √ 30
Rata – Rata : 3,5 71,25
Kelompok 3 Mencit 1 5 √ 75
Estrak Mencit 2 5 √ 60
methanol Mencit 3 5 √ 30
rimpang Mencit 4 4 √ 20
kunyit dosis
10 mg/kgbb
Rata – Rata : 4,75 46,25
Kelompok 4 Mencit 1 3 √ 75
Estrak Mencit 2 2 √ 60
methanol Mencit 3 2 √ 25
rimpang Mencit 4 1 √ 20
kunyit dosis
20 mg/kgbb
Rata – Rata : 2 45
Kelompok 5 Mencit 1 3 √ 50
Estrak Mencit 2 1 √ 50
methanol Mencit 3 1 √ 20
rimpang Mencit 4 1 √ 17
kunyit dosis
30 mg/kgbb
Rata – Rata : 1,5 31,25

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata frekuensi defekasi setelah diberikan

perlakuan pada kelima kelompok dapat diketahui bahwa kelompok 1,2,3, dan 4

jika dibandingkan dengan kelompok 5 selaku kelompok kontol negatif memiliki


24

kemampuan untuk menurunkan frekuensi defekasi pada mencit diare. Selain itu,

kemampuan kelompok 2, 3, dan 4 tidak lebih baik dibandingkan kelompok 5.

4.2 Pembahasan

Pada penelitian ini Mencit dikelompokan menjadi 5 kelompok

secara acak dan ditempatkan ke dalam kandang kelompok masing-masing.

Pengamatan pada kelima kelompok dilakukan melalui 3 parameter yaitu

berdasarkan konsistensi/bentuk feses (normal, lembek dan berlendir/

berair), frekuensi diare dan lamanya diare.mencit yang diare. Mencit

diinduksi menggunakan minyak jarak sebagai pencahar agar menjadi

diare. Minyak jarak dapat berikatan dengan air di intestinal menjadi

senyawa larut tidak dapat diserap.

Pada penelitian ini, mencit mula-mula dipuasakan selama satu jam

untuk memberikan ruang yang cukup dalam lambung untuk pemberian

perlakuan. Kemudian setelah dipuasakan mencit diberikan perlakuan

kelompok Na-CMC 1%, kelompok Loperamid HCl, kelompok ekstrak

methanol rimpang kunyit 10mg/kgBB, kelompok ekstrak methanol

rimpang kunyit 20mg/kgBB, kelompok ekstrak methanol rimpang kunyit

30mg/kgBB. Variasi dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, dan 30 mg/kgBB

yang digunakan bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian yang tepat

terhadap penurunan diare. Satu jam kemudian semua kelompok perlakuan

diinduksi dengan minyak jarak. Digunakan minyak jarak karena pada

minyak jarak memiliki efek pencahar yang disebabkan oleh kandungan


25

trigliserida asam risinolat yang dihidrolisis di dalam usus halus oleh enzim

lipase menjadi gliserol dan asam risinoleat. Asam risinoleat inilah yang

akan menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit serta mempercepat transit

di usus. Kemudian setelah pemberian minyak jarak dilakukan pengamatan

waktu terjadinya diare, lama berlangsungnya diare, frekuensi diare, dengan

interval waktu 30 menit selama 5 jam. Diare ditandai dengan feses

berbentuk cair atau setengah cair, dapat pula disertai dengan frekuensi

defekasi yang meningkat. Penentuan efek antidare dari ekstrak etanol daun

kacang gude dilakukan dengan cara mengamati saat mulai terjadinya diare,

lama berlangsungnya diare, dan frekuensi diare.

Dari hasil penentuan lama terjadinya diare, diperoleh nilai rata-rata

dari masing-masing kelompok perlakuan yaitu: kelompok Na-CMC 1%

mempunyai nilai rata-rata lama terjadinya diare 72,5 menit; kelompok

kontrol Loperamid HCl mempunyai nilai rata-rata lama terjadinya diare

71,25 menit; kelompok ekstrak methanol rimpang kunyit dosis 10

mg/kgBB mempunyai nilai rata-rata lama terjadinya diare 46,25 menit;

kelompok ekstrak methanol rimpang kunyit dosis 20 mg/kgBB

mempunyai nilai rata-rata lama terjadinya diare 45 menit; kelompok

ekstrak methanol rimpang kunyit dosis 30 mg/kgBB mempunyai nilai rata-

rata lama terjadinya diare 31,25 menit. Dari hasil pengamatan

menunjukkan dengan semakin lama terjadi diare maka semakin lemah efek

antidare yang diberikan.


26

Dari hasil penentuan frekuensi diare, diperoleh nilai rata-rata dari

masingmasing kelompok perlakuan yaitu: kelompok Na-CMC 1%

mempunyai nilai rata-rata frekuensi diare sebanyak 6 kali; kelompok

Loperamid HCl mempunyai nilai rata- rata frekuensi diare sebanyak 3,5

kali; kelompok ekstrak methanol rimpang kunyit 10 mg/kgBB mempunyai

nilai rata-rata frekuensi diare sebanyak 4,75 kali; kelompok ekstrak

methanol rimpang kunyit 20 mg/kgBB mempunyai nilai rata-rata frekuensi

diare sebanyak 2 kali; kelompok ekstrak methanol rimpang kunyit 30

mg/kgBB mempunyai nilai rata-rata frekuensi diare sebanyak 1,5 kali.

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan dengan semakin tinggi frekuensi

diare maka efek antidiare akan semakin lemah.

Hasil penelitian ini menujukan bahwa ekstrak methanol rimpang

kunyit 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, dan 30 mg/kgBB memberikan efek

antidiare pada mencit yang sudah diinduksi minyak jarak. Ekstrak

methanol rimpang kunyit 20 mg/kgBB dan 30 mg/kgBB memiliki efek

antidiare meskipun efek antidiarenya lebih lemah dibandingkan dengan

pembanding Loperamid HCl.

Adanya aktivitas antidiare pada ekstrak methanol rimpang kunyit

karena mengandung flavanoid. Mekanisme flavanoid dalam menghentikan

diare yang diinduksi oleh minyak jarak adalah dengan menghambat

motilitas usus sehingga mengurangi sekresi cairan dan elektrolit, aktivitas

flavanoid yang lain adalah dengan menghambat pelepasan asetilkolin di

saluran cerna, penghambatan pelepasan asetilkolin nikotinik yang


27

memperantarai terjadinya kontraksi otot polos dan teraktivasinya reseptor

asetilkolin muskarinik yang mengatur motilitas gastrointestinal dan

kontraksi otot polos (Miftah, 2016).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

ekstrak methanol rimpang kunyit memberikan efek antidiare pada mencit yang

diinduksi oleh minyak jarak yaitu pada dosis 10mg/kgBB. 20mg/kgBB dan

30mg/kgBB.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan induksi dengan

bakteri, melakukan penelitian dalam bentuk sediaan farmasi, dan melakukan

penelitian pada manusia (uji klinis).

28
DAFTAR PUSTAKA

Anita, A. B. (2018). Profil Penggunaan Obat Antidiare Pada Balita Di Puskesmas


Manamas Kabupaten Timor Tengah Utara Tahun 2017 . Karya Tulis
Ilmiah.

Diah, A. L., & Apriliana, E. (2016). Efek Potensial Daun Kemangi (Ocimum
Basilicum L.) Sebagai Pemanfaatan Hand Sanitizer. Majority.

Dinkes. (2021). Jumlah Kasus Diare Pada Balita Yang Mendapatkan Oralit. Dinas
Kesehtan, Https://Opendata.Jabarprov.Go.Id/Id/Dataset/Jumlah-Kaus-
Diare-Pada-Balita-Yang-Mendaptkan-Bedasarkan-Kanupatenkota-Di-
Jawa-Barat.

Dwiky, & Ni, P. A. (2021). Hubungan Vaksinasi Rotavirus Pentavalent Dengan


Kejadian Diare Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Denpasar . Aesculapius
Medical Jurnal , Vol 1 No 1 .

Gita, P. L., & Inur, T. (2019). Gambaran Ketepatan Dosis Penggunaan Antibiotik
Pada Pasien Penderita Diare Di Puskesmas Kaladawa Kabupaten Tegal.
Parapemikir.

Hanani. (2015). Analisis Fitokimia, Buku Kedokteran Egc, Jakarta.

Hendrawati, A. R. (2011). Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi


( Ocimum Sanctum Linn. ) Terhadap Larva Artemia Salina Leach Dengan
Metode Brine Shrimp Lethality Test ( Bst ). Skripsi .

Iskandar, & Sukardi. (2015). Manifestasi Klinis Diare Akut Pada Anak Di Rsu
Provinsi Ntb Mataram Serta Korelasinya Dengan Derajat Dhidrasi .
Cerminan Dunia Kedokteran , 42(8): 567-570.

Kemenkes. (2019). Kementrian Kesehatan . Diare Penyebab Utama Kematian


Anak Di Indonesia.

Kristina, E. T., & Sylvi, I. (2017). Kajian Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
Diare Akut Di Bangsal Rawat Inap Anak. Jurnal Manajemen Dan
Pelayanan Farmasi, Vol 7 No 1 .

Linta, M., Winda, S., & Palas, T. (2020). Uji Efek Antidiare Ekstrak Rimpang
Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Pada Mencit Jantan. Jurnal Penelitian
Farmasi Herbal , Vol. 2 No. 2 .

29
30

M. Padhala, H. R. (2017). Efe K Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit {Curcuma


Domestica Val.) Pada Mencit Diare Yang Diinduksi Magnesium Sulfat.
Skripsi Kedokteran.

Mukhriani. (2014). Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, Dan Identifikasi Senyawa


Aktif. . Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Uin Alauddin
Makassar, Vii.

Paedah, L. N. (2017). Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum


Basilicum L.) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas Aeruginosa.

Saifudin. (2014). Senyawa Alam Metabolit Sekunder : Teori, Konsep, Dan Teknik
Pemurnian, Deepublish, Yogyakarta.

Selfiana Et All. (2017). Pengaruh Lama Penyimpanan Dekok Daun Sirih Hijau
(Piper Betle L.) Terhadap Aktivitas Daya Hambat Bakteri Streptococcus
Agalactiae Penyebab Matitis Occus Agalactiae Penyebab Matitis. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak.

Tallamma, F. (2014). Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimim Basilicum L.)


Terhadap Penurunan Kadar Volatile Sulfur Compounds (Vscs).

Threenesia, A. (2017). Perbandingan Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun


Kemangi (Ocimum Sanctum L.) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan
Staphylococcus Aureus Dan Salmonella Typhi Secara In Vitro. Skripsi .

Who. (2017). World Health Organization. World Health Statistics.


31

Lampiran 1 Surat Izin Penelitia


Lampiran 2 Determinasi

32
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Dosis
Dosis ekstrak metanol rimpang kunyit yang akan dibuat adalah 10mg/kgBB,
20mg/kgBB, 30mg/kgBB dan loperamid.
10
a. Dosis 10mg/kgBB = x 31,86=0,318 x 4=1,3 gr
1000
10
b. Dosis 20mg/kgBB = x 31,86=0,637 x 4=2,5 gr
1000
30
c. Dosis 30mg/kgBB = x 31,86=0,955 x 4=3,8 g
1000
d. Dosis loperamid
Dosis lazim pada manusia = 2mg
Korversi dosis ke manusia = dosis lazim x faktor konveksi
= 2mg x 0,0026 = 0,0052
31,86 gr
Untuk mencit berat badan 31,86gr = x 0,0026 mg=0,0041mg
20 gr
Dosis ini diberikan dalam volume = 0,2ml
Dibuat larutan persediaan sebanyak = 50ml
0,2 ml
Jumlah suspensi loperamid = x 0,0041mg
50 ml
= 1,025ml

33
34

Lampiran 4 Dokumentasi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Meilinda adalah nama penulis dari Karya Tulis Ilmiah ini.


Penulis lahir dari orang tua yang bernama Bapak Asep
Dadan dan Yani Oktaviani sebagai anak pertama dari 3
bersaudara. Penulis lahir di Garut, RT/RW. 002/003 Desa
Sadang, Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut, Provinsi
Jawa Barat pada tanggal 03 Mei 2001, Pada tahun 2006
Penulis telah menempuh pendidikan di TK Sejahtera, pada
tahun 2007 penulis bersekolah di SDN Sadang 1 selesai
pada tahun 2012, melanjutkan ke MTs Darussalam mulai
pada tahun 2013 selesai pada tahun 2015, kemudian
penlulis bersekolah di SMKN 3 Garut mengambil jurusan tata boga mulai tahun
2016 selesai pada tahun 2019, dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu
STIKes Karsa Husada Garut pada tahun 2019 mengambil jurusan D-III Farmasi.
Dengan ketekunan dan motivasi yang tinggi untuk terus belajar dan berusaha
menyelesaikan tugas akhir Karya Tulis Ilmiah ini, semoga dengan penulisan tugas
akhir Karya Tulis Ilmiah ini mampu memberikan kotribusi positif bagi dunia
pendidikan farmasi. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-
besarnya atas terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Uji Efek
Antidiare Ekstrak Metanol Rimpang Kunyit (curcuma domestica val. ) Pada
Mencit Jantan

35

Anda mungkin juga menyukai