Anda di halaman 1dari 55

KARYA TULIS ILMIAH

EFEK HEMOSTATIK EKSTRAK BUNGA TEMBELEKAN (Lantana


camara L.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus)
SECARA IN VITRO

RAHMADANI

201802055

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Ahli Madya

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA KESDAM XIV/HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Ujian KTI dan disetujui untuk diperbanyak. KTI ini adalah salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md.Farm) Program Studi

D III Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin

Makassar.

Makassar, Juni 2021

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Fardin S.Farm.,M.Kes apt. Ira Widya Sari, S.Farm.,M.Si


NIDN :0923089002 NIDN : 9909926059

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar

apt.Desi Reski Fajar, S. Farm., M.Farm


NIDN : 0925119102

i
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian

Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Farmasi Institut Ilmu Kesehatan

Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin Makassar. Dipertahankan dihadapan

Tim Penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah Program Studi pada, (Hari dan

tanggal ujian).

Pembimbing I : apt. Fardin, S.Farm.,M.Kes (...............)

Pembimbing II : apt. Ira Widya Sari, S.Farm.,M.Si (...............)

penguji : apt. Hendra Stevani, S.Si., M.Kes (...............)

ii
SURAT PERYATAAN TIDAK PLAGIAT

NAMA : RAHMADANI
NIM : 201802055
PRODI : D III FARMASI
JUDUL KTI : EFEK HEMOSTATIK EKSTRAK BUNGA
TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP
MENCIT JANTAN (Mus musculus) SECARA IN
VITRO

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa KTI dengan judul


tersebut di atas, secara keseluruhan adalah murni karya penulis sendiri
dan bukan plagiat dari karya orang lain, kecuali bagian-bagian yang
dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan panduan penulisan yang
berlaku.
Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis yang dapat berakibat pada
pembatalan KTI dengan judul tersebut diatas.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.
Makassar, Juni 2021
Yang membuat pernyataan,

Materai 10000

Rahmadani
NIM : 201802055

iii
RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Rahmadani


2. TTL : Ujung Pandang 04 Januari 2000
3. Alamat
a. Dusun :-
b. Desa :-
c. Kecamatan : Tamalate
d. Kabupaten/Kota : Makassar
e. Provinsi : Sulawesi Selatan
4. No. Hp : 082393084982
5. Email : rahmadaniramli041@gmail.com
6. Riwayat Pendidikan
a. SD : SD Negeri Kumala
b. SMP : SMP Tamalatea
c. SMA : SMK Kesehatan Plus Prima Mandiri Sejahtera
7. Orang Tua
a. Nama Ayah : Ramli
b. Alamat : Jl. Anditonro v
c. Pekerjaan :
d. No. Hp :-
e. Nama Ibu : Ratna
f. Alamat : Jl. Anditonro v
g. Pekerjaan : IRT
h. No. Hp :-

iv
INTISARI

D III FARMASI
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2021

RAHMADANI

“Efek Hemostatik Ekstrak Bunga Tembelekan (Lantana camara L.)


Terhadap Mnecit Jantan (Mus musculus) Secara In Vitro”

Hemostatik ialah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan


perdarahan. Pengobatan hemostatik dapat dilakukan dengan pemberian
obat modern yang bersifat kimiawi maupun pengobatan secara tradisional.
Salah satu spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk pengobatan
hemostatik adalah tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L.). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ekstrak bunga Tembelekan memiliki efek
hemostatik pada mencit jantan secara In vitro.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji mencit
(Mus muaculus) yang berjenis kelamin jantan. Mencit yang digunakan
sebanyak 15 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, (1) aquadest
sebagai kontrol negatif, (2) ekstrak bunga Tembelekan dengan
konsentrasi 2%, (3) ekstrak bunga Tembelekan dengan konsentrasi 4%,
(4) ekstrak bunga Tembelekan dengan konsentrasi 6%, dan untuk
kelompok (5) menggunakan betadin sebagai kontrol positif. Data hasil
penelitian menunjukkan bahwa kelompok 1 dengan pemberian aquadest
dapat menghentikan perdarahan dengan nilai rata-rata waktu selama 225
detik. Untuk kelompok 2 dengan pemberian ektrak bunga Tembelekan
konsentrasi 2% dapat menghentikan perdarahan dengan nilai rata-rata
waktu selama 128 detik. Untuk kelompok 3 dengan pemberian ektrak
bunga Tembelekan konsentrasi 4% dapat menghentikan perdarahan
dengan nilai rata-rata waktu selama 81 detik. Untuk kelompok 4 dengan
pemberian ektrak bunga Tembelekan konsentrasi 6% dapat menghentikan
perdarahan dengan nilai rata-rata waktu selama 45 detik. Dan untuk
kelompok 5 dengan pemberian betadin sebagai kontrol positif dapat
menghentikan perdarahan dengan nilai rata-rata waktu selama 34 detik.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak bunga
Tembelekan pada konsentrasi 6% b/v memberikan efek hemostatik yang
paling efektif dengan waktu perdarahan yang lebih pendek dari 2
konsentrasi lainnya dan tidak berbeda nyata dengan pemberian Betadine
sebagai kontrol positif.

Kata Kunci : Hemostatik, ekstrak, bunga Tembelekan (Lantana camara


L.), Mencit, In Vitro.

v
ABSTRACT

Pelamonia Institute of Health Sciences Makassar


Scientific Paper, June 2021

RAHMADANI

"Hemostatic Effects of Tembelekan Flower Extract (Lantana camara L.)

Against Male Mnecit (Mus musculus) In Vitro "

Hemostatics are substances or drugs used to stop bleeding. Hemostatic


treatment can be done by giving modern drugs that are chemical or
traditional medicine. One of the plant species used for hemostatic
treatment is the Tembelekan plant (Lantana camara L.). This study aims to
determine whether Tembelekan flower extract has a hemostatic effect on
male mice in vitro.

The sample used in this study was male mice (Mus muaculus). The 15
mice used were divided into 5 groups, namely, (1) aquadest as a negative
control, (2) Tembelekan flower extract with a concentration of 2%, (3)
Tembelekan flower extract with a concentration of 4%, (4) Tembelekan
flower extract with concentration of 6%, and for group (5) using betadine
as a positive control. The research data showed that group 1 with
aquadest was able to stop bleeding with an average time of 225 seconds.
For group 2, the administration of 2% Tembelekan flower extract was able
to stop bleeding with an average time value of 128 seconds. For group 3,
the administration of 4% Tembelekan flower extract was able to stop
bleeding with an average time value of 81 seconds. For group 4, the
administration of 6% Tembelekan flower extract was able to stop bleeding
with an average time value of 45 seconds. And for group 5, betadine was
given as a positive control to stop bleeding with an average time of 34
seconds.

The results of this study concluded that the Tembelekan flower extract at a
concentration of 6% w/v gave the most effective hemostatic effect with a
shorter bleeding time than the other 2 concentrations and was not
significantly different from the administration of Betadine as a positive
control.

Keywords: Hemostatic, Ekstract, Tembelekan flower extract (Lantana


camara L.), Mice, in Vitro.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas nikmat akal dan pikiran yang diberikan

serta limpahan ilmu yang tiada hentinya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam juga tak lupa pula kita panjatkan kepada Nabi besar

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabat serta

orang-orang yang mengikutinya.

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “EFEK HEMOSTATIK EKSTRAK

BUNGA TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP MENCIT

JANTAN (Mus musculus) SECARA IN VITRO” ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Farmasi pada program Studi

D III Farmasi Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar. Penulis menyadari

bahwa Karya Tulis Ilmiah ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena

belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tak lepas dari

dorongan dan uluran tangan berbagai pihak. Penulis menyadari tentang

banyaknya kendala yang dihadapi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini. Namun berkat doa, motivasi dan kontribusi dari berbagai pihak, maka

kendala tersebut mampu teratasi dan terkendali dengan baik.

vii
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan

proposal ini antara lain, yaitu:

1. Orang tua tercinta Ayahanda Ramli dan Ibunda Ratna yang selalu

memberikan dorongan, kasih sayang, do’a, semangat, serta motivasi

yang tiada henti.

2. Ibu Dr. Ruqaiyah, S. ST., M. Kes., M. Keb selaku Rektor Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/ Hasanuddin Makassar yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan di

Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/ Hasanuddin

Makassar.

3. Ibu apt. Desi Reski Fajar, S. Farm., M. Farm selaku Ketua Program

Studi DIII Farmasi yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menjadi mahasiswa (i) prodi DIII Farmasi Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin Makassar

4. Bapak apt. Fardin, S.Farm.,M.Kes selaku pembimbing Pertama yang

telah banyak memberikan bantuan dan pengarahan serta meluangkan

waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis.

5. Ibu apt. Ira Widya Sari, S.Farm.,M.Si selaku pembimbing Kedua yang

telah banyak memberikan bantuan dan pengarahan serta meluangkan

waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis.

viii
6. Bapak apt. Hendra Stevani, S.Si., M.Kes selaku penguji yang banyak

memberikan arahan dan bimbingan serta masukan pada penyusunan

dan penyelasaian karya tulis ini.

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Jurusan Farmasi Institut Ilmu

Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin Makassar yang telah

membantu memberikan ilmu, motivasi dan arahan selama mengikuti

pendidikan.

8. Sahabat dan teman angkatan Farmasi Hesti 04 yang telah banyak

membantu dan memberikan semangat dalam pelaksanaan

penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan

kritik untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Makassar, Juni 2021

Ramadani
201802055

ix
DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................... i
Pernyataan Persetujuan..........................................................................ii
Pengesahan Tim Penguji........................................................................iii
Surat Pernyataan Tidak Plagiat...............................................................iv
Riwayat Hidup ........................................................................................v
Intisari......................................................................................................vi
Kata Pengantar....................................................................................... vii
Dafar Isi..................................................................................................viii
Daftar Tabel.............................................................................................ix
Daftar Gambar.........................................................................................x
Daftar Lampiran.......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rmusan Masalah..........................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................4
D. Manfaat Penelitian........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Literatur.............................................................................5
B. Metode Ekstraksi..........................................................................8
C. Uraian Darah................................................................................10
D. Obat Hemostatik...........................................................................13
E. Uraian Obat..................................................................................15
F. Uraian Hewan Uji..........................................................................15
G. Kerangka Konsep.........................................................................16
H. Hipotesis.......................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................17
B. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................17
C. Populasi dan Sampel....................................................................17
D. Alat dan Bahan.............................................................................17
E. Prosedur Kerja..............................................................................18
F. Pengolahan Data..........................................................................20
G. Analisis Data.................................................................................21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.............................................................................22
B. Pembahasan................................................................................23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................27
B. Saran ...........................................................................................27

x
DAFTAR PUSTAKA................................................................................28
LAMPIRAN..............................................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan...................................................................23


Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas.................................................................24
Tabel 4.3 Hasil uji Homogenitas..............................................................24
Table 4.4 Hasil Uji Anova........................................................................25
Table 4.5 Hasil Multiple Comparisons.....................................................26
Table 4.6 Hasil Kesamaan rata-rata kelompok.......................................27

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tumbuhan Tembelekan..........................................................5


Gambar 2 Pengambilan Bunga Tembelekan .........................................34
Gambar 3 Pencucian Dibawah Air Mengalir............................................34
Gambar 4 Sortasi Kering.........................................................................34
Gambar 5 Penimbangan Bunga Tembelekan.........................................34
Gambar 6 Proses Ekstraksi Dengan Metode Maserasi...........................35
Gambar 7 Penguapan Menggunakan Rotavapor....................................35
Gambar 8 Ekstrak Kental Bunga Tembelekan........................................35
Gambar 9 Variasi Konsentrasi Ekstrak....................................................35
Gambar 10 Pengukuran Ekor Mencit......................................................36
Gambar 11 Hewan Uji Dipotong Ekornya................................................36
Gambar 12 Pengujian.............................................................................36
Gambar 13 Pengamatan.........................................................................36

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skema Kerja.........................................................................30


Lampiran 2 Analisis Secara SPSS Satu Arah.........................................31
Lampiran 3 Perhitungan Rendamen Ekstrak...........................................33
Lampiran 4 Dokumentasi.........................................................................34
Lampiran 2 Lembar persetujuan seminar proposal.................................
Lampiran 3 Lembar Permohonan Ijin Pelaksanaan Penelitian................33
Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Penelitian....................................34
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Ujian KTI.............................................
Lampiran 6 Kartu Kontrol Bimbingan KTI................................................37
Lampiran 7 Kartu Kontrol Seminar KTI....................................................38
Lampiran 8 Surat Keterangan Bebas Plagiarisme..................................39
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian........................................................40

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdarahan merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah

suatu tindakan pembedahan. Waktu pendarahan adalah interval waktu

dari tetes darah pertama sampai darah berhenti menetes. Waktu

pendarahan merupakan salah satu parameter pengukuran pembekuan

darah untuk mengetahui proses vasokonstriksi pada fase vascular dan

pembentukan sumbat hemostatik, sementara pada fase platelet dalam

proses hemostatis. Pembekuan darah merupakan autokatalitik dimana

sejumlah kecil enzim yang terbentuk pada tiap reaksi akan

menimbulkan enzim dalam jumlah besar pada reaksi selanjutnya. Oleh

karena itu perlu ada mekanisme kontrol untuk mencegah aktivasi dan

pemakaian faktor pembekuan darah secara berlebihan yaitu melalui

aliran darah, mekanisme pembersihan (clearance) seluler dan inhibitor

alamiah (Samuel, 2010).

Luka terbuka pada permukaan tubuh mengakibatkan terbukanya

pembuluh darah, pada luka yang terbuka ringan maka perdarahan

akan cepat berhenti namun bila luka terbuka cukup lebar dan dalam

maka perdarahan akan butuh waktu lama berhenti. Perdarahan hebat

yang terjadi dapat menyebabkan perfusi jaringan terganggu sehingga

dapat timbul hipoksia jaringan sebab tidak cukupnya volume darah

1
2

pada sirkulasi sehingga dapat terjadi syok hipovolemik. Keadaan

hipoperfusi jaringan ini membuat sel terganggu dan pembentukan ATP

berkurang yang berakibat kegagalan fungsi pada organ secara

menyeluruh (Lande, 2015; Kusuma, 2016).

Pengobatan hemostatik dapat dilakukan dengan pemberian obat

modern yang bersifat kimiawi maupun pengobatan secara tradisional.

Pengobatan hemostatik yang selama ini dilakukan menggunakan obat

kimiawi sering menimbulkan efek samping dan mahal. Melihat efek

samping yang ditimbulkan, saat ini masyarakat mulai banyak memilih

back to nature karena efek samping lebih ringan dari pengobatan

dengan obat sintesis. Pengobatan tradisional dengan ramuan

tumbuhan obat telah lama dipergunakan oleh nenek moyang. Dampak

kesembuhannya memang lebih lambat dibandingkan pengobatan

secara medis, tetapi penggunaan tanaman obat tidak menimbulkan

efek samping. Namun demikian, penggunaan tanaman obat tetap

harus memperhatikan dosis, khususnya tanaman beracun (Hariana

dkk, 2015).

Salah satu spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk

pengobatan hemostatik adalah tumbuhan Tembelekan (Lantana

camara L.). tumbuhan ini dikenal sebagai tumbuhan liar yang tumbuh

tanpa perawatan khusus. Masyarakat di daerah Gowa biasanya

menggunakan bunga Tembelekan sebagai obat jika terkena luka

sayatan pisau atau benda tajam lainnya dengan cara menghaluskan


3

bunga Tembelekan dan ditempelkan pada bagian yang terkena luka

(Rahmah dkk, 2013).

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan (Nigsih, 2015) yang

meneliti tentang “Uji efek gel ekstrak etanol daun tembelekan terhadap

penyembuhan luka sayat pada kelinci” menyimpulkan bahwa ekstrak

daun tembelekan dalam bentuk sediaan gel, berefek menyembuhkan

luka sayat terhadap kelinci dan pada konsentrasi 4% memberikan efek

penyembuhan luka. Menurut (Cut Fatimah, 2018) yang meneliti

tentang “Pembuatan dan uji potensi Nanoherbal dari ekstrak etanol

bunga tembelekan sebagai antituberkulosis dan toksisitas akut pada

hewan percobaan” menyimpulkan bahwa ekstrak etanol bunga

tembelekan pada konsentrasi 50 mg/ml mempunyai potensi

menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik ingin melakukan

penelitian tentang uji efek hemostatik ekstrak bunga Tembelekan pada

mencit jantan secara In vitro.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak bunga Tembelekan (Lantana camara L.) memiliki

efek hemostatik pada mencit jantan secara In vitro?

2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak bunga Tembelekan (Lantana

camara L.) yang efektif sebagai hemostatik pada mencit jantan?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ekstrak bunga Tembelekan (Lantana camara L.)

memiliki efek hemostatik pada mencit jantan secara In vitro.

2. Untuk mengetahui konsentrasi dari ekstrak bunga Tembelekan

(Lantana camara L.) yang efektif sebagai hemostatik pada mencit

jantan secara In vitro.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengetahuan tambahan bahwa ekstrak bunga

Tembelekan (Lantana camara L.) memiliki banyak manfaat salah

satunya sebagai obat hemostatik.

2. Bagi masyarakat

Masyarakat mendapatkan informasi tambahan mengenai tumbuhan

tembelekan yang dapat digunakan sebagai obat untuk

menghentikan pendarahan.

3. Bagi institusi

Sebagai bahan bacaan serta acuan untuk penelitian selanjutnya

yang berikatan tentang hemostatik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Klasifikasi tumbuhan

Klasifikasi tembelekan (Lantana camara L.) adalah sebagai

berikut (Nuraini, 2014):

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Class : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae

Genus : Lantana

Spesies : Lantana camara Linn.

Gambar 2.1 Tumbuhan Tembelekan (sumber : dokumentasi pribadi)

5
6

2. Nama Daerah

Sunda : Cente

Madura : tamanjho

Sumatra : tahi ayam

Jawa : teterapan

Makassar : tai ayang

3. Morfologi Tumbuhan

Tembelekan merupakan perdu tegak atau setengah

merambat. Termasuk anggota family Verbenaceae yang berasal

dari Amerika tropis, cabangnya memiliki banyak ranting yang

berbentuk segi empat, ada yang berduri serta ada yang tidk

berduri, dan tinggi 2 m. Memiliki bau yang khas. Daunnya

tunggal, berbentuk bulat telur, ujung meruncing, bergerigi,

permukaan atas berambut banyak dan terasa kasar saat diraba

(Nuraini, 2014).

4. Kandungan senyawa kimia

Daun, batang, bunga dan akar tanaman Tembelekan

mempunyai kandungan senyawa kimia diantaranya pati, fenol,

alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, tanin, catachin dan

anthroquinone. Daun tananaman tembelekan juga dilaporkan

mengandung minyak atsiri yang berpotensi sebangai

antimikroba (Pattnaik, 2010 dan Kensa, 2011).


7

5. Manfaat Tumbuhan

Tembelekan merupakan tumbuhan yang biasanya tumbuh

liar, namun ternyata tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai

sumber bahan pestisida nabati. Bagian tanaman yang bisa

dipakai sebagai bahan pestisida nabati adalah daun, batang,

bunga, buah dan biji. Selain sebagai pestisida tanaman

tembelekan memiliki manfaat lain seperti bagian akar tanaman

tembelekan berkhasiat sebagai pereda demam (antipiretik),

penawar racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik),

mengobati TBC dan menghentikan perdarahan (hemostatis).

Selain itu, juga dapat mengobati rematik, bengkak, memar,

keputihan (leukorea), kencing nanah, gondongan (parotitis), dan

sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi

(neurodermatitis). pemakaian luar digunakan untuk radang kulit,

eksim, jamur kulit (tinea), bisul, luka berdarah, tersiram air

panas, gigitan serangga, memar dan keputihan. Daun

berkhasiat menghilangkan gatal (anti pruritus), anti toksik dan

menghilangkan bengkak. Selain itu, juga dapat mengobati sakit

kulit, bisul, luka, batuk, rematik, dan memar. Bunga tembelekan

berkhasiat sebagai penghenti pendarahan. bunga berkhasiat

mengatasi batuk darah dan sesak nafas (asmatik) (Rahmah

dkk, 2013, dan Astriani, 2010).


8

B. Metode Ekstraksi

1. Definisi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif dengan

menggunakan pelarut yang sesuai.. Senyawa aktif yang biasa

terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam

golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Dengan

diketahuinya senyawa aktif yang terkandung simplisia akan

mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat

(Depkes, 2014).

2. Tujuan

Ekstraksi adalah menarik atau memisahkan senyawa dari

campurannya atau simplisia. Ada berbagai cara ekstraksi yang telah

diketahui. Masing – masing cara tersebut memiliki kelebihan dan

kekurangannya. Pemilihan metode dilakukan dengan memerhatikan

antara lain sifat senyawa, pelarut yang digunakan, dan alat yang

tersedia. Struktur untuk setiap senyawa, suhu dan tekanan

merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan

ekstraksi (Hanani, 2015).

3. Metode Ekstraksi

Metode ekstraksi dengan mengunakan pelarut dapat dibagi

kedalam dua cara, yaitu:


9

a. Cara dingin

1) Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia

dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan

(kamar). Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang

terus menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat

pertama dan seterusnya.

2) Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu

baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang

umumnya dilakukan pada temperatur ruangan (kamar).

b. Cara Panas

1) Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas

yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.

2) Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu

baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga

terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif

konstan dengan adanya pendingin balik.

3) Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air


10

mendidih, temperatur terukur 960-980C) selama waktu tertentu

15-20 menit).

4) Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit)

dan temperatur sampai titik didih air.

5) Digesti, adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan

kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur

ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pada

temperatur 400- 500C (Depkes, 2014).

C. Uraian Darah

1. Definisi Darah

Darah merupakan gabungan dari cairan, sel-sel dan partikel

yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena;

yang mengirimkan oksigen dan zat-zat gizi ke jaringan dan

membawa karbon dioksida dan hasil limbah lainnya. Terbentuknya

sel-sel darah (hemopoiesis) telah berlangsung pada hati fetus

(janin) manusia sejak embrio berusia 14-19 hari. Setelah dilahirkan

hingga umur 4 tahun, hampir semua rongga-rongga sumsum tulang

berisi sel-sel hemopoiesis darah merah dan sedikit sel-sel lemak

(Kusumawardani, 2010).

2. Komponen Darah

Darah terdiri dari tiga elemen selular khusus, eritrosit (sel

darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping

darah).
11

a. Eritrosit (sel darah merah) adalah sel khusus dengan fungsi

primer untuk transpor O2 dalam darah. Bentuknya yang bikonkaf

menyebabkan luas permukaan untuk difusi O2 kedalam sel

menjadi maksimal untuk volume ini. Eritrosit tidak mengandung

nukleus, organel atau ribosom tetapi dipenuhi oleh hemoglobin,

suatu molekul yang mengandung besi yang dapat secara

longgar dan reversibel mengikat O2.

b. Leukosit (sel darah putih) adalah sel pertahanan tubuh. Sel-sel

ini menyerang benda asing (yang sering adalah bakteri dan

virus), menghasilkan sel kanker yang timbul ditubuh dan

membersihkan debris sel. Leukosit serta protein plasma tertentu

membentuk sel imun.

c. Trombosit adalah fragmen darah yang berasal dari megakariosit

besar di sumsum tulang. Trombosit berperan dalam hemostatis,

penghentian perdarahan dari pembuluh yang cidera. (1)

Spasme vaskular. (2) Pembentukan sumbat trombosit, dan (3)

Pembentukan bekuan (Sherwood, 2013).

3. Fungsi Darah

Bekerja sebagai sistem traspor dari tubuh, menghantarkan

semua bahan kimia, oksigen, dan zat makanan yang diperlukan

untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, serta

menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lain (Pearce,

2015).
12

Perdarahan biasanya berlangsung 1 sampai 6 menit. Lama

perdarahan sangat bergantung pada dalamnya luka. Waktu

perdarahan akan memanjang bila kekurangan salah satu faktor-

faktor pembekuan, dan akan sangat memanjang bila kekurangan

trombosit.

Darah berperan dalam hemostatis dengan berfungsi sebagai

kendaraan untuk mengangkut bahan ke dan dari sel, menyangga

perubahan pada pH, membawa kelebihan panas ke permukaan

tubuh, dan memperkecil kehilangan darah ketika terjadi kerusakan

pembuluh darah. Hemostatis adalah penghentian pendarahan dari

suatu pembuluh yang rusak. Mekanisme hemostatik bawaan tubuh

secara normal sudah memadai untuk menambal kerusakan dan

menghentikan pengeluaran darah dari pembuluh mikro sirkulasi

halus ini (Sherwood, 2015).

4. Mekanisme Pembekuan Darah

Mekanisme pembekuan darah berlangsung secara bertahap

sedemikian rupa sehingga salah satu faktor koagulasi diubah

menjadi aktif diakhiri dengan pembentukan fibrin (bekuan). Faktor

koagulasi atau faktor pembekuan darah adalah protein yang

terdapat dalam darah (plasma) yang berfungsi dalam proses

koagulasi. Proses pembekuan darah bertujuan untuk mengatasi

vascular injury sehingga tidak terjadi pendarahan berlebihan, tetapi


13

proses pembekuan darah ini dilokalisir pada daerah injury (Bakta,

2013, dan Desmawati, 2013).

Pembekuan darah merupakan suatu proses yang kompleks

dan menyangkut 13 faktor pembekuan, Faktor (I) Fibrinogen, faktor

(II) Protrombin, faktor (III) tromboplastin jaringan, faktor (IV)

kalsium, faktor (V) procelerine, faktor (VI) serum protrombin

conversion accelerator (SPCA), faktor (VII) antihemofilik A, faktor

(VIII) antihemofilik B, faktor (IX) antihemofilik C, faktor stuart, faktor

(X) plasma tromboplastin antecedent (PTA), faktor (XI) faktor

Hageman ; antihemofilik B, faktor (XII) faktor penstabilisasi fibrin,

faktor (XIII) trombokinase ; tromboplastin lengkap (Setiabudy,

2009).

D. Obat Hemostatik

Hemostatik ialah zat atau obat yang digunakan untuk menghentikan

perdarahan. Obat-obat ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan

meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat harus dilakukan secara

tepat sesuai dengan patogonesis perdarahan (Gunawan dkk, 2016).

Obat hemostatik terdiri dari ;

1. Aprotinin sebagai antihemostatik yang digunakan untuk

pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah

beda buka jantung dengan sirkulasi ekstra korpolar.

2. Asam traneksamat adalah obat hemostatik yang merupakan

penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan menghambat


14

plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi pendarahan

berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.

Farmakokinetik : asam traneksamat cepat diabsorbsi dari saluran

cerna. Sampai 40% dari satu dosis oral dan 90% dari satu dosis IV

diekskresi melalui urin dalam 24 jam. Obat ini dapat melalui sawar

uri.

Kontraindikasi : penderita perdarahan subaraknoid dan penderita

dengan riwayat tromboembolik, penderita dengan kelainan pada

penglihatan warna, penderita yang hipersensitif tranexamic acid.

Efek samping : gangguan gastrointestinal ; mual, muntah-muntah,

anorexia, eksantema dan sakit kepala dapat timbul pada pemberian

secara oral. Dengan injeksi intravena yang cepat dapat

menyebabkan pusing dan hipotensi. Untuk menghindari hal

tersebut maka pemberian dapat dilakukan dengan kecepatan tidak

lebih dari 1 ml/menit.

3. Ethamsylate adalah obat hemostatik yang beraksi didinding kapiler

dengan meningkatkan adesivitas dari platelet dan mengubah

resistensi kapiler sehingga mampu untuk mengurangi waktu

pendarahan dan kehilangan darah.

4. Vitamin K dan turunannya sebagai obat hemostatik, vitamin K

memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek sebab vitamin K

harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan darah

terlebih dahulu.
15

E. Uraian Obat

1. Betadine

Nama Resmi : POVIDONE IODUM

Indikasi : Untuk luka terbuka ringan sampai berat,

mencegah infeksi dan menyembuhkan

luka, sebagai antiseptik dan desinfektan

Kontra Indikasi : pasien hipersensitif iodium, pasien luka

bakar

Efek Samping : pada anak-anak yang peka dapat

menyebkan nekrosis pada mukosa oral

(jarang terjadi)

Kemasan/Dosis : Botol plastik 10 ml, 15 ml/60 ml

F. Uraian Hewan Uji

1. Klasifikasi Mencit

Klasifikasi mencit (Mus musculus) (Malole dan Pramono, 1989) ;

Kingdom : Animalia

Divisi : Chordata

Sub divisi : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae
16

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

2. Morfologi Mencit (Mus musculus)

Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (Rodenthia)

yang cepat berkembang biak, mudah dipelihara dalam jumlah

banyak. Variasi genetiknya cukup besar serta anatomis dan

fisiologisnya berkarakteristik dengan baik. Mencit hidup dalam

daerah yang cukup luas penyebarannya mulai dari iklim dingin,

sedang, maupun panas dan hidup terus menerus dalam kandang

atau secara bebas sebagai hewan liar. Mencit yang paling banyak

digunakan di laboratorium, untuk berbagai penelitian yang sering

digunakan adalah mencit albino swiss (Malole dan Pramono, 1989).

G. Kerangka Konsep

Ekstraksi bunga Metode ekstraksi :


Tembelekan Maserasi
(Lantana camara L.)
m

Uji efek hemostatik


ekstrak bunga Hewan uji mencit
Tembelekan secara jantan
in vitro

H. Hipotesis

Ekstrak bunga Tembelekan (Lantana camara L.) memiliki efek

hemostatik terhadap mencit jantan secara In vitro.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimental laboratorium,

yaitu mengetahui efek hemostatik ekstrak bunga Tembelekan (Lantana

camara L.) terhadap mencit jantan secara In vitro.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Farmakologi Program Studi

DIII Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar, pada bulan

Mei 2021.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah hewan uji mencit. Adapun

sampel pada penelitian ini menggunakan 15 ekor mencit jantan (Mus

musculus).

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Batang

pengaduk, botol coklat, corong, cawan porselin, kaca arloji, gunting,

gelas kimia, jangka sorong, penangas air, sendok tanduk,

seperangkat alat maserasi, rotavapor, stopwatch, dan timbangan

analitik.

17
18

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,

Aquadest, betadine, ekstrak bunga Tembelekan (Lantana camara

L.), Etanol 96%, NaCl 0,9%, Mencit jantan (Mus musculus), dan

Kertas serap.

E. Prosedur Kerja

1. Pengambilan Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah bunga Tembelekan (Lantana

camara L.) yang diambil dari Kabupaten Gowa. Pengambilan

dilakukan pada pukul 09.00 sampai 10.00 Wita dengan cara dipetik

langsung menggunakan tangan.

2. Pengolahan Bahan Uji

Bunga yang telah diambil, selanjutnya dicuci dengan air

mengalir, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan

ditempat yang terlindung dari sinar matahari langsung

3. Ekstraksi bunga Tembelekan dengan metode maserasi

Bunga Tembelekan yang sudah dikeringkan kemudian

diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan cairan penyari

etanol 96%. Sebelumnya sampel ditimbang sebanyak 500 gram

dan dimasukkan kedalam bejana maserasi. Lalu ditambahkan

pelarut etanol 96% sebanyak 1 L, dituang secara perlahan-lahan

kedalam bejana maserasi yang berisi sampel sambil diaduk-aduk

sampai pelarut merata. Pelarut etanol dibiarkan sampai 1 cm diatas


19

permukaan sampel, ekstraksi dilakukan selama 3 x 24 jam pada

temperatur kamar dan terlindung dari cahaya matahari dan setiap

24 jam pelarut etanol diganti sambil sekali-kali diaduk. Filtrat hasil

penyaringan diuapkan atau dipekatkan menggunakan Rotavapor

sampai diperoleh ekstrak kental.

4. Pembuatan larutan uji ekstrak bunga Tembelekan 2%, 4%, 6%

Untuk membuat larutan ekstrak 2% ditimbang ekstrak bunga

Tembelekan sebanyak 2 gram, lalu volumenya dicukupkan dengan

NaCl 0,9% hingga 100 ml. sedangkan untuk membuat larutan

ekstrak 4% ditimbang ekstrak bunga Tembelekan sebanyak 4

gram, lalu volumenya dicukupkan dengan NaCl 0,9% hingga 100

ml. dan untuk larutan ekstrak 6% ditimbang ekstrak bunga

Tembelekan sebanyak 6 gram, lalu volumenya dicukupkan dengan

NaCl 0,9% hingga 100 ml.

5. Pemilihan dan penyiapan hewan uji

Hewan uji yang akan digunakan adalah mencit jantan dewasa

yang sehat, dengan berat badan 20-30 gram. Diadaptasikan

dengan lingkungan sekitar selama satu minggu.

6. Pengujian efek hemostatik pada mencit

Setelah mencit beradaptasi dengan lingkungan (± 7 hari),

beratnya ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, kelompok I adalah

aquadest sebagai kontrol negatif, kelompok II ekstrak bunga


20

Tembelekan dengan konsentrasi 2%, kelompok III ekstrak bunga

Tembelekan dengan konsentrasi 4%, kelompok IV ekstrak bunga

Tembelekan dengan konsentrasi 6%, dan kelompok V Betadine

sebagai kontrol positif.

Mencit dimasukkan ke dalam gelas kimia, kemudian ujung ekor

mencit dipotong dengan diameter = 0,3 cm. Pada kelompok kontrol

(-) setelah ekor mencit dipotong kemudian lukanya dicelupkan

kedalam aquades selama 3 detik, lalu darahnya diteteskan pada

kertas serap sampai darah berhenti, kemudian dicatat waktu

perdarahan, dan pada kelompok kontrol (+) ekor mencit dipotong

kemudian lukanya dicelupkan kedalam Betadine selama 3 detik,

lalu darahnya diteteskan pada kertas serap sampai darah berhenti,

kemudian dicatat waktu perdarahan.

Pada 3 kelompok lainnya mencit mendapat perlakuan yang

sama, setelah ekor mencit dipotong kemudian ekor dicelupkan ke

dalam ekstrak bunga Tembelekan dengan konsentrasi 2%, 4%, dan

6% masing-masing kelompok adalah selama 3 detik kemudian

darahnya diteteskan pada kertas serap sampai darah berhenti,

kemudian dicatat waktu perdarahan.

F. Pengumpulan Data

Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dari catatan waktu

penghentian perdarahan setelah dicelupkan ekstrak bunga

Tembelekan 2%, 4% dan 6% b/v.


21

G. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dari hasil pengamatan kemudian

dianalisis dengan menggunakan SPSS One Way.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian efek hemostatik ekstrak bunga

Tembelekan (Lantana cama L.) asal Kabupaten Gowa pada mencit

jantan (Mus musculus) secara in vitro, diperoleh data sebagai berikut ;

Table 4.1 Perhitungan rendamen ekstrak

Berat simplisia yang Berat ekstrak yang didapat Hasil rendamen


diekstrak ekstrak

300 gr 62.6099 gr 20,86%

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Waktu penghentian Perdarahan


Setelah Pemberian ekstrak bunga Tembelekan
(Lantana cama L.) secara in vitro

Hasil Pengamatan Waktu Perdarahan (Detik)

Rep Ekstrak bunga Ekstrak bunga Ekstrak bunga Kontrol (+)


Kontrol (-) Tembelakan Tembelakan Tembelakan Betadine
Aquadest 2% b/v 4% b/v 6% b/v

1 216 114 86 48 31
2 224 138 73 36 38
3 235 132 84 52 34
∑ 675 384 243 136 103
X 225 128 81 45 34

22
23

B. Pembahasan

Hemostatik ialah zat atau obat yang digunakan untuk

menghentikan perdarahan. Pengendalian perdarahan terjadi dalam

dua proses yaitu pembentukan sumbatan trombosit diikuti dengan

pembentukan bekuan darah.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau

tidaknya efek hemostatik dari ekstrak bunga Tembelekan (Lantana

camara L.) pada mencit jantan (Mus musculus) yang diberikan secara

In vitro, dan untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah ekstrak

bunga Tembelekan yang efektif sebagai hemostatik pada mencit

jantan.

Penelitian ini menggunakan Betadine sebagai kontrol positif

dengan maksud untuk membandingkan antara ekstrak bunga

Tembelekan dari beberapa variasi konsentrasi apakah memberikan

efek yang sama dengan Betadine sebagai hemostatik atau tidak.

Berdasarkan hasil pengamatan untuk kelompok I (kelompok

kontrol (-) ekor dicelupkan kedalam aquadest) menghasilkan rata-rata

lama perdarahan 225 detik. Hal ini disebabkan karena tidak adanya

pemberian zat hemostatik sehingga mencit mengadakan proses

hemostatik sendiri sesuai kemampuan hemostatik tubuh mencit tanpa

bantuan zat hemostatik lain.

Untuk kelompok II (ekor dicelupkan kedalam ekstrak bunga

Tembelekan 2% b/v selama 3 detik) menghasilkan rata-rata lama


24

perdarahan 128 detik. Untuk kelompok III (ekor dicelupkan kedalam

ekstrak bunga Tembelekan 4% b/v selama 3 detik) menghasilkan rata-

rata lama perdarahan 81 detik. Untuk kelompok IV (ekor dicelupkan

kedalam ekstrak bunga Tembelekan 6% b/v selama 3 detik)

menghasilkan rata-rata lama perdarahan 45 detik.

Dari hasil tersebut menunjukan waktu rata-rata penghentian

perdarahan atau lebih pendek dari waktu normal penghentian

perdarahan yaitu 1 sampai 6 menit sehingga mempunyai efek

hemostatik. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa utama yang

berefek sebagai hemostatik yaitu tanin. Tanin digunakan sebagai mild

astrigent yang menyebabkan tonic/vasokontriksi pada kasus

perdarahan sebagai salah satu tahapan hemostatik. Tanin juga

merupakan zat yang bekerja lokal dengan mengendapkan protein

darah sehingga dapat dihentikan.

Hasil pengamatan lama waktu perdarahan setelah pemberian

ekstrak bunga Tembelekan terhadap mencit secara in vitro yang paling

cepat berefek menghentikan perdarahan adalah konsentrasi 6% b/v.

Dimana konsentrasi yang lebih besar mengandung lebih banyak

senyawa tanin sehingga lebih memberikan efek hemostatik.

Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sartina HM

(2019) yang meneliti tentang “Uji efek hemostatis ekstrak daun jarak

wulung (Jatropha gossypifolia) terhadap penghentian perdarahan ekor

mencit“ menyimpulkan bahwa ekstrak dengan konsentrasi 6%


25

memberikan efek yang efektif dengan waktu perdarahan yang lebih

pendek dari konsentrasi 2% dan 4%. Hal ini menunjukkan bahwa

konsentrasi yang lebih besar mengandung lebih banyak senyawa tanin

sehingga lebih efektif memberikan efek hemostatik.

Sedangkan untuk kelompok V (ekor dicelupkan kedalam Betadine

sebagai kontrol pembanding selama 3 detik) menghasilkan rata-rata

lama perdarahan 34 detik, hal ini disebabkan karena mekanisme kerja

dari betadine yang menyebabkan koagulasi.

Berdasarkan hasil SPSS dapat diketahui bahwa nilai Sig. pada uji

homogenitas Levene Statistic adalah 0,330 > 0,05. Maka dapat

diartikan bahwa data penelitian ini adalah sama atau homogen.

Berdasarkan hasil analisis data secara statistik dengan

menggunakan metode Analysis Of Varians (ANOVA), untuk pemberian

ekstrak bunga Tembelekan dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% b/v

dengan kontrol negatif aquadest dan kontrol positif betadin

memperlihatkan bahwa berbeda secara signifikan.

Berdasarkan output multiple comparisons diketahui nilai sig adalah

0556 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hasil betadine dan

ekstrak bunga Tembelekan dengan konsentrasi 6% adalah sama,

sehingga perbedaan rata-rata hasil secara deskriptif antara betadine

dan ekstrak bunga tembelekan konsentrasi 6% tersebut tidak

signifikan.
26

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak bunga

Tembelekan dengan konsentrasi 6% b/v memiliki efek penghentian

perdarahan yang paling cepat dari 2 konsentrasi lainnya. Hal ini

dikarenakan pada konsentrasi 6% b/v menghasilkan rata-rata lama

waktu perdarahannya adalah 45 detik, sedangkan untuk 2 konsentrasi

lainnya yaitu konsentrasi 2% b/v dan 4% b/v menghasilkan rata-rata

lama waktu perdarahannya 128 detik dan 81 detik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Ekstrak bunga Tembelekan (Lantana camara L.) asal Kabupaten

Gowa pada konsentrasi 2% b/v, 4% b/v, dan 6% b/v mempunyai

efek hemostatik.

2. Ekstrak bunga Tembelekan pada konsentrasi 6% b/v memberikan

efek hemostatik yang paling efektif dengan waktu perdarahan yang

lebih pendek dari 2 konsentrasi lainnya dan tidak berbeda nyata

(Non signifikan) dengan pemberian Betadine sebagai kontrol positif.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek farmakologi lain

dari bunga Tembelekan (Lantana camara L.) dan uji toksisitasnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Astriani, D. 2010. Pemanfaatan Gulma Badandotan dan Tembelekan


Dalam Pengendalian Sitophillus spp Pada Benih Jagung. Jurnal
Agri Sains, 1 (1) : 1-12.
Bakta, I.M. (2013). Hematologic Klinik Ringkas. Jakarta : EGC.
Cut Fatimah, 2018. Pembuatan dan Uji Potensi Nanoherbal dan Ekstrak
Etanol Bunga Tembelekan (lantana camara L.) Sebagai
Antituberkulosis dan Toksisitas Akut Pada Hewan Percobaan.
Universitas Sumatera Utara Medan.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta : 401, 139 hlm
Depkes RI, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Direktorat Pengawasan
Obat dan Makanan, Jakarta
Gunawan, Sulistia Gan. 2016. Farmakologi dan Terapi Edisi 6. Jakarta :
Badan Penerbit FKUI. 932 Halaman.
Hanani, Endang. (2015). Analisis Fitokimia. EGC. Jakarta:11-13 hlm.
Hariana Arief dkk, 2015. Kitab Resep Herbal. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kensa VM. (2011). Studies on phytochemical screening and antibacterial


activities of Lantana camara Linn. Plant Sciences Feed, Volume 1
(5): 74-79.
Kusumawardani Endah, 2010. Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda.
Hanggar Kreator, Yogyakarta.
Malole, M.B.M, 1989.Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Bogor, Diektorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat
Antar Universitas Bioteknologi IPB.

Ningsih, 2015, Uji Efek Gel Ekstrak bunga tembelekan (Lantana camara
L.) Terhadap Luka Sayat Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus),
Skripsi Fakultas Farmasi UIN Alauddin Makassar, ISSN : 2355-
9217 Vol 3 No. 2

Nuraini, D,N. (2014). Aneka Daun Berkhasiat Untuk Obat. Penerbit Gava
Media. Yogyakarta:139-140 hlm.
Pearce Evelyn C, 2015. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Setiabudy Rahajuningsi D., dkk, 2009. Hemostatis dan Trombosis.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

28
Sherwood Lauralee, 2015. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 8.
Buku Kedokteran EGC, Singapore.

29
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja

Hewan Uji Mencit Jantan


Bunga Tembelekan
(Mus musculus)
(Lantana camara L.)

 Dicuci bersih
 Pemeliharaan
 Diangin-anginkan
sampai kering
 Dibuat ekstrak
Dikelompokkan
menjadi 5 Kelompok
Ekstrak 2%, 4%, 6% b/v

Perlakuan

 Dipotong ekornya dengan


diameter 0,3 cm
 Lalu dicelupkan ekornya.

Klp.I Klp.II Klp.III Klp. IV Klp. VI

Kontrol(-) Eks. bunga Eks. bunga Eks. bunga Kontrol(+)


Tembelekan Tembelekan Tembelekan Betadin
Aquadest 2% b/v 4% b/v 6% b/v

Dihitung Waktu Penghentian Perdarahan

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

30
Lampiran 2. Hasil Analisi secara SPSS satu arah

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
KONTROL Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
HASIL AQUADEST .208 3 .992 3 .826
2% .292 3 .923 3 .463
4% .333 3 .862 3 .274
6% .292 3 .923 3 .463
BETADINE .204 3 .993 3 .843
a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.311 4 10 .330

ANOVA

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 72099.600 4 18024.90 238.635 .000
Groups 0
Within 755.333 10 75.533
Groups
Total 72854.933 14

31
Multiple Comparisons
95% Confidence
Mean Interval
Difference Std. Lower Upper
(I) KONTROL (I-J) Error Sig. Bound Bound
AQUADEST 2% 97.000* 7.096 .000 73.65 120.35
4% 144.000* 7.096 .000 120.65 167.35
6% 179.667* 7.096 .000 156.31 203.02
*
BETADINE 190.667 7.096 .000 167.31 214.02
2% AQUADEST -97.000* 7.096 .000 -120.35 -73.65
*
4% 47.000 7.096 .000 23.65 70.35
6% 82.667* 7.096 .000 59.31 106.02
BETADINE 93.667* 7.096 .000 70.31 117.02
4% AQUADEST -144.000* .000 -167.35 -120.65
2% -47.000* .000 -70.35 -23.65
6% 35.667* 7.096 .004 12.31 59.02
*
BETADINE 46.667 7.096 .000 23.31 70.02
6% AQUADEST -179.667* 7.096 .000 -203.02 -156.31
2% -82.667* 7.096 .000 -106.02 -59.31
4% -35.667* 7.096 .004 -59.02 -12.31
BETADINE 11.000 7.096 .556 -12.35 34.35
*
BETADINE AQUADEST -190.667 7.096 .000 -214.02 -167.31
*
2% -93.667 7.096 .000 -117.02 -70.31
4% -46.667* 7.096 .000 -70.02 -23.31
6% -11.000 7.096 .556 -34.35 12.35
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

HASIL

Subset for alpha = 0.05


KONTROL N 1 2 3 4
Tukey BETADINE 3 34.33
HSDa
6% 3 45.33
4% 3 81.00
2% 3 128.00
AQUADEST 3 225.00
Sig. .556 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.

32
Lampiran 3. Perhitungan Rendamen

 Perhitungan Rendamen Ekstrak

Dik : Bobot simplisia : 300 gr

Bobot ekstrak yang didapat : 62.6009 gr

Penyelesaian :

Berat ekstrak yang didapat


%Rendamen = x 100%
Berat simplisia yang di ekstraksi

62,6099 gr
= x 100%
300 gr

= 20,86%

33
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1 :Pengambilan Gambar 2 :Pencucian


bunga Tembelekan dibawah air mengalir

Gambar 3 : Sortasi kering Gambar 4 : Penimbangan bunga


Tembelekan

34
Gambar 5 : Proses ekstraksi sampel Gambar 6 :Penguapan
dengan metode maserasi menggunakan rotavapor

Gambar 7 : Ekstrak kental bunga Gambar 8 : Variasi konsentrasi


Tembelekan ekstrak bunga Tembelekan

35
Gambar 9 : pengukuran ekor Gambar 10 : hewan uji yang
hewan uji dipotong ekornya

Gambar 11 : hewan uji yang telah


dipotong ekornya dan dicelupkan Gambar 12 : pengamatan waktu
kedalam sampel penghentian perdarahan

36
1. Analisis sidik ragam

a. Perhitungan derajat bebas (db)

Db rata-rata = 1

Db perlakuan (b) = banyaknya perlakuan – 1

=5–1

=4

Db Galat = DB total – DB rata-rata – DB perlakuan

= 15- 1 – 4

= 10

DB Total = total banyaknya pengamatan

= jumlah perlakuan x jumlah replikasi

=5x3

= 15

b. Perhitungan jumlah kuadrat (JK)



 Jumlah kuadrat total = ∑ (Y ) 2 ij

= (216)2 + (114)2 + (86)2 +(48)2 + (31)2 + (224)2 + (138)2 +

(73)2 +(36)2 + (38)2 + (235)2 + (132)2 + (84)2 +(52)2 + (34)2

= 231.167

 Jumlah kuadrat rata-rata

(Total )2
=
total banyaknya pengamatan

37
(1.541)2
=
15

=158.312,0666

 Jumlah kuadrat perlakuan (JKP)

∑X2
−JK Rata−rata
Replika

( 675 ) 2+ ( 384 ) 2+ ( 243 ) 2+¿ ( 136 ) 2+ ( 103 ) 2


−158.312,0666
3

= 72.099,60000

 Jumlah kuadrat galat

= JK total – JK rata-rata – JK perlakuan

= 231.167 - 158.312,0666 - 72.099,60000

= 755,3333

c. Perhitungan jumlah kuadrat tengah (JKT)

jk
 JKT kelompok =
dk

231.167
=
1

= 231.167

 JKT perlakuan

jumlah kuadrat perlakuan( jkp)


=
DB perlakuan

72.099,60000
=
4

= 18.024,9

 JKT galat

38
jumlah kuadrat galat ( jkg)
DB galat

755,3333
=
10

= 75.53333

d. Perhitungan nilai distribusi F

F hitung (Fh) perlakuan

jumlah kuadrat tengah ( JKT ) perlakuan ¿ ¿


jumlah kuadrat tengah ( JKT ) Galat

18.024 , 9
=
75.53333

= 238.635

39
40

Anda mungkin juga menyukai