SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
I. IDENTITAS
Nama : Yudita Hasri Krisdayanti Lase
Tempat/TanggalLahir : Hilisimaetano, 04 maret 1997
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Ndraso Hilisimaetano Kec. Maniamolo
Kab. Nias Selatan
Alamat Domisili : Jl. Kapten Soemarsono no.107 Helvetia, Medan
Email : yuditalase97@gmail.com
Anak ke : 1 (satu) dari 4 (empat) bersaudara
Nama Ayah : Hasanotona Lase
NamaIbu : Evoris Bali
II. PENDIDIKAN
1. Tahun 2003-2009 : SDN So’onogeu Hilisimaetano
2. Tahun 2009-2012 : SMP Negeri 1 Maniamolo
3. Tahun 2012-2015 : SMAN 1 Maniamolo
ABSTRAK
Daun waru (Hibiscus tileacus L.) telah dikenal secara empiris sebagai
tanaman penyubur rambut dan mencegah kerontokan rambut. Daun waru
mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan juga polifenol. Pada penelitian ini
20%, 25%, dan 30% ekstrak daun waru diformulasikan dalam sediaan hair tonik.
Tonik adalah sediaan kosmetik berbentuk cair,merupakan campuran bahan kimia
dan zat aktif lainnya. Dibuat dalam bentuk sediaan tonik karena penggunaannya
yang lebih mudah dan tidak lengket seperti sediaan semi solid lainnya sehingga
tidak meninggalkan lapisan tipis yang dapat memicu terbentuknya ketombe.
Penelitian ini bersifat eksperimental yang bertujuan untuk melihat apakah
ekstrak daun waru dapat dibuat dalam bentuk sediaan hair tonik dan melihat
pengaruh pebedaan konsentrasi dapat memberikan aktivitas yang berbeda dalam
memicu pertumbuhan rambut.
Metode penelitian ini menggunakan 5 kelompok hewan uji yaitu
kelompok blanko, ekstrak daun waru 20%, 25%, 30% dan kontrol positif
(minoksidil). Pengujian terhadap sediaan meliputi uji pH, uji stabilitas sediaan.
Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan dengan pengolesan hair tonik pada
punggung marmut dan diukur panjang rambut menggunakan jangka sorong pada
hari ke-7, ke-14, ke-21. Pada hari ke-21 dilakukan pengujian bobot rambut dengan
menimbang rambut marmut menggunakan timbangan analitik.
Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun waru memiliki aktivitas pada
pertumbuhan panjang rambut marmut dengan rata-rata 17,2633 dan bobot rambut
marmut dengan rata-rata 0,1450, dengan konsentrasi yang efektif yaitu 30%.
i
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Sediaan Hair
Tonik Ekstrak Etanol Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L. ) Digunakan Sebagai
Penumbuh Rambut Pada Marmut (Cavia Parcellus)” yang disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 Farmasi di Institut
Kesehatan Helvetia Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Ketua Pembina
Yayasan Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut kesehatan Helvetia Medan
4. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt., selaku ketua program studi S1 Farmasi dan
kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
6. Leny, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu dan tenaga untuk membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis selama penyusunan skripsi .
7. Loura Novilia, S.Farm., M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing II yang
memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini.
8. Khairani Fitri, S.Si., M.Kes., Apt., selaku Penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini.
9. Seluruh Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama pendidikan.
10. Teristimewa buat orang tua, Ayahanda Hasanotona Lase dan Ibunda Eforis
Bali, tercinta yang telah memberikan dukungan baik dari segi moril, material
dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih buat paman dan tante sinta buat dukungannya selama ini baik
dari segi moril, dan material.
12. Terimakasih juga buat adikku vilsa dan frengki yang turut membantu proses
pembuatan skripsi saya ini.
13. Bagi teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu sehingga
penulis dapat menyesaikan skripsi ini.
iii
Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Medan,
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACK ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ix
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 28
3.1. Metode penelitian .......................................................... 28
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 28
3.2.1. Waktu Penelitian ................................................ 28
3.2.2. Tempat Penelitian ............................................... 28
3.3. Populasi dan Sampel ...................................................... 28
3.3.1 Populasi .............................................................. 28
3.3.2. Sampel ................................................................ 28
3.4. Alat dan bahan................................................................. 29
3.4.1. Alat ...................................................................... 29
3.4.2. Bahan ................................................................... 29
3.5. Prosedur........................................................................... 29
3.5.1. Persiapan hewan uji ............................................. 29
3.5.2. Persiapan bahan uji.............................................. 30
3.5.3. Cara Pembuatan Hair Tonik ................................ 31
3.5.4. Evaluasi ............................................................... 32
3.5.5. Uji efektifitas pertumbuhan rambut .................... 33
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu unsur yang tidak bisa diabaikan karena rambut mencerminkan
mudah, diawali dengan membersihkan rambut minimal 2 hari sekali serta merawat
dengan intensif bila mempunyai masalah pada rambut dan kulit kepala (1).
antara lain suhu dingin dan panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga
melindungi mata agar keringat tidak mengalir kemata, sedangkan bulu hidung
anagen, katagen dan telogen. Lama masing-masing fase berbeda. Pada manusia,
anagen lamanya 2-6 tahun (rata-rata tiga tahun atau 1000 hari), katagen hanya
beberapa minggu, sedangkan telogen rata-rata berkisar 100 hari (4). Rambut
rontok adalah suatu kelainan dimana jumlah rambut lebih sedikit atau terlepas
lebih banyak dari normal dengan atau tanpa penipisan yang tampak. Normalnya
rambut terlepas sebanyak 80-120 helai perhari (5). Jumlah folikel rambut kepala
normalnya sekitar 100.000, dan disebut sebagai kelainan jika jumlahnya mencapai
50% yang berarti sekitar 50.000 helai. Kerontokan rambut yang berlebihan dapat
1
2
endogen yaitu akibat penyakit sistemik, hormonal, status gizi, intoksikasi, maupun
kelainan genetik; dan eksogen yaitu berupa stimulus dari lingkungan, maupun
rambut baik dari bahan sintesis maupun alami, telah banyak di kembangkan untuk
kreambat, sampai hair tonik. Cara yang mudah dilakukan untuk merawat rambut
bahan kimia dan atau bahan lainnya yang digunakan untuk membantu
hair tonik adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah dikulit kepala sehingga
timbulnya ketombe dan gatal serta memberikan rasa menyegarkan pada kulit
kepala (10).
3
hair tonik berisi zat pelarut, zat manfaat, vasolidator yang melebarkan pembuluh
dapat digunakan untuk bahan aktif pembuatan hair tonik. Bahan-bahan alami
daun urang-aring, daun mangkokan, lidah buaya, ekstrak wortel, minyak kelapa,
minyak kemiri, ekstrak buah alpukat dan madu, serta daun waru (11).
yang kaya akan manfaat. Daunnya yang lebar memiliki banyak khasiat,
Asep Gana tentang efek ekstrak daun waru, minyak wijen dan daun mangkokan
atau tanah berpasir. Daun waru juga digunakan secara empiris untuk mengobati
berbagai macam penyakit seperti batuk, sesak napas, bisul, rambut rontok, radang
kemampuan untuk membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit dari
mempunyai aktivitas sebagai bakterisid dan anti virus yang dapat menekan
Ekstrak daun waru dibuat dalam bentuk sediaan hair tonik karena dalam
aplikasi sehari-hari, sediaan hair tonik banyak dipakai untuk mengatasi masalah
lebih mudah dan tidak lengket seperti sediaan semi solid sehingga tidak
1.3. Hipotesis
2. ekstrak etanol daun waru (Hibiscus tileaceus L.) dengan konsentrasi yang
mengetahui solusi dari masalah rambut yang sering dialami dengan cara
menyuburkan rambut.
6
1. Uji organoleptis
sediaan hair 2. uji pH
ekstrak daun
tonik 3. uji stabilitas
waru (Hibiscus
sediaan
tileaceus L)
dengan
konsentrasi 20%,
25%, 30% Uji aktivitas
pertumbuhan 1. Panjang rambut
rambut pada 2. Bobot rambut
marmut
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon waru ini disebut juga waru laut atau waru lengit. Kebanyakan
tumbuhan pada dataran pantai, dan ada pula yang ditanam di tanah pekarangan
atau halaman rumah. Pada tanah yang baik, waru memiliki batang yang lurus dan
daun kecil sedangkan pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan
daunnya lebih lebar. Daun berwarna hijau berkilat-kilat, sedang bagian bawahnya
Nama daerah di Sumatera antara lain adalah : kioko, siron, boru, buluh,
bou, tobe, baru, beruk, melanding. Sementara di Jawa namanya adalah : waru,
waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande,
baru. Di Nusa Tenggara : baru, waru wau, kabaru, bau, fau. Di Sulawesi :
papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. di Papua : kasyanaf,
iwal, wakati. Nama asingnya adalah Tree hibiscus, dan nama latinnya Hibisci
tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci tiliaceus Flos (bunga waru) (17).
7
8
2.1.1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Pohon kecil, tinggi 5-15 m. ditanah yang subur tumbuh lebih lurus dan
dengan tajuk yang lebih sempit dari pada ditanah gersang. Daun bertangkai,
bundar atau bundar teluk bentuk jantung dengan tepi rata, garis tengah hingga 19
cm; bertulang daun menjari, sebagian tulang daun utama dengan kelenjar pada
pangkalnya disisi bawah daun; sisi bawah berambut abu-abu rapat. Daun
penumpu bundar telur memanjang 2,5 cm, meninggalkan bekas berupa cincin di
ujung ranting. Bunga berdiri sendiri atau dalam tandan berisi 2-5 kuntum. Daun
sepanjang 2,5 cm, kuning, jingga dan akhirnya kemerah-merahan, dengan noda
ungu pada pangkalnya. Buah kotak bentuk telur, berparuh pendek, beruang 5 tak
datar dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut.
9
Banyak di tanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas
pagar (19).
waru mengandung saponin, flavonoid dan tanin. Berbagai senyawa fitokimia telah
di solasi dari tanaman ini antara lain yaitu hibiskusin, hibiscus amida, asam
tripernoid (16).
Menurut Dr. Syarief Hudaya, daun waru mengandung beberapa zat seperti
tanin. Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar. Senyawa itu terdiri
atas lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam
tubuh, sebagai obat anti inflamasi dan masih banyak yang lainnya. Zat saponin
memiliki khasiat mengikat kolesterol dalam darah. Polifenol juga bisa berguna
2.1.5. Manfaat
paru-paru, batuk, sesak napas, radang amandel (tonsillitis), demam, dan lender
pada anak, muntah darah, darang usus, bisul, abses, keracunan singkong,
penyubur rambut dan rambut rontok. Akarnya dapat digunakan untuk mengatasi
Menurut Dr. Syarief Hudaya, menuliskan tak hanya bagian daun yang
bermanfaat, hampir seluruh bagian pohon waru bermanfaat sebagai obat herbal.
alopesia sekunder, sebagai obat anti batuk, obat anti diare berdarah/berlendir, anti
amandel. Bunga untuk obat anti trakoma dan anti masuk angina (19)
11
2.2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat, hewan dan beberapa jenis akan termasuk biota laut. Zat-zat aktif
tersebut terdapat dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula
mengekstraksi (20). Proses terekstrasinya zat aktif dalam tanaman adalah pelarut
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan terlarut sehingga terjadi perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan pelarut organik diluar sel.
Makan larutan terpekat akan berdifusi keluar sel, dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan diluar
sel (20).
1. Sokletasi
yang terbagi atas 3 bagian yaitu : bagian tengah untuk menampung serbuk
simplisia yang akan di ekstraksi di lengkapi dengan pipa pada bagian kiri
dan kanan, satu untuk jalannya larutan berkondensasi uap menjadi cair,
terdapat labu alas bulat yang berisi cairan penyari dan ekstrak (21).
12
2. Maserasi
penyari akan menembus dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang
mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel, maka larutan
rendam dengan cairan penyari, setelah itu dalam waktu tertentu sesekali di
3. Perkolasi
penyari melalui serbuk simplisia yang telah di basahi. Pada metode ini
yang pada bagian bawahnya di beri sekat berpori. Cairan penyari di alirkan
dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan
zat aktif sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh. Gerakan kebawah di
(21).
13
1. Infudasi
Infudasi adalah proses penyarian yang umunya digunakan untuk menyari zat
aktif yang larut dalam air dari bahan nabati, yang di lakukan dengan cara
membasahi dengan air. Biasanya dua kali bobot bahan, kemudian ditambah
dengan air secukupnya dan di panaskan dalam tangas air selama 15 menit
2. Refluks
kandungan zat aktif yang tahan terhadap pemanasan. Alat refluks ini terbuat
gelas yang berbentuk spiral atau bola. Bahan yang akan di ekstraksi
pada pendingin tegak, lalu turun kembali pada labu dan sekaligus
3. Destilasi uap
kerusakan zat aktif, untuk mencegah hal tersebut maka penyarian dilakukan
2.3. Rambut
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan mempunyai
adalah melindungi kepala dari benturan sinar matahari, menambah keindahan dan
garis warna pada wajah, melindungi mata dari keringat kotoran dan debu, dan
lain-lain. Rambut tersusun dari salah satu zat protein yang di sebut keratin atau
horney. Selain itu, rambut mempunyai susunan kimia yang terdiri dari karbon
rambut dibedakan menjadi rambut lurus, rambut berombak, dan rambut keriting
(22).
Rambut merupakan salah satu jaringan dalam kulit yang terdapat pada
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Rambut terdiri
atas bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagian yang berada di
luar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut yaitu membuat velus yaitu
rambut halus yang sedikit mengandung pigmen dan rambut terminal yaitu rambut
di dalam kulit dan berada di luar kulit. Bagian-bagian rambut ini dapat di bagi
atas:
Akar rambut adalah bagian yang tertanam dalam kulit. Akar rambut terbagi
atas : (19)
1. Bulp yaitu bagian pangkal rambut yang membesar, seperti bentuk bola,
2. Papil rambut adalah bagian yang terlindungi di dalam bulp atau terletak di
bagian terbawah follicle rambut. Papil rambut tidak ubahnya seperti piring
kulit jangat (corium) serta kulit ari (epidermis). Diantara sel-sel papil juga
samping itu juga terdapat didalam papil rambut yaitu pembuluh darah dan
folicle rambut, itu sebabnya rambut tidak mempunyai saraf perasa. Oleh
pangkas(19).
16
Kantong rambut terdiri dari 2 lapis. Lapisan di dalamnya berasal dari sel-
bentuknya lurus, rambut juga lurus dan bila melengkung rambut jadi
4. Otot penegak rambut ialah yang menyebabkan rambut halus, bulu roma
berdiri bila ada sesuatu ransangan dari luar dan dari dalam tubuh kita.
(19).
berdekatan dengan papil lebih subur dari pada bagian yang lebih jauh di
atasnya. Bagian yang subur itulah yang disebut matrix atau umbi/tombila
Batang rambut ialah bagian rambut yang kelihatan di atas permukaan kulit.
1. Cuticula (selaput kulit ari) yang berbentuk seperti sisik-sisik ikan dan
sangat berfungsi untuk melindungi lapisan rambut (berada paling luar yang
besar kecilnya daya serap zat cair pada rambut seperti air, shampo,
2. Cortex (kulit ari rambut) ialah bagian rambut yang terbesar dan merupakan
lapisan ini). Jadi cortex ini berhubungan dengan sifat elastisitas rambut
(19).
Rambut yang halus sekali ada yang tidak terdapat medullanya (19).
1. Rambut lanugo/velus
yang sedikit. Rambut ini terdapat hampir di seluruh tubuh kecuali pada
bibir, telapak tangan, dan kaki. Rambut ini tumbuh pada pipi, dahi,
2. Rambut terminal
Rambut terminal adalah rambut yang sangat kasar dan tebal serta
rambut panjang yang tumbuh pada kulit kepala, wajah laki-laki dan ketiak,
serta rambut pendek terdapat pada alis mata, bulu mata, dan bulu hidung
(19).
18
1. Rambut normal
terlalu kering serta bersih dari ketombe. Rambut normal lebih mudah
2. Rambut berminyak
3. Rambut kering
biasanya jenis rambut ini ujungnya bercabang atau pecah sehingga rambut
dalam kamdungan. Pada usia ini bibit rambut sudah ada dan menyebar rata di
kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh di permukaan kulit, yaitu berupa
rambut lanugo, atau rambut khusus bayi dalam kandungan. Kemudian menjelang
bayi lahir atau tidak lama sesudah bayi lahir, rambut bayi ini akan rontok, diganti
dengan rambut terminal. Itulah sebabnya ketika bayi lahir, ada yang hanya
berambut halus dan ada juga yang sudah berambut kasar dan agak panjang,
19
pertumbuhan rambut sekitar 1/3 milimeter per hari atau sekitar 1 cm perbulan
(16). Siklus pertumbuhan rambut adalah perubahan terprogram dari folikel rambut
yang terdiri dari anagen, katagen, telogen. Folikel rambut tidak aktif terus-
a. Fase anagen (pertumbuhan) adalah saat terjadinya sintesis batang rambut dan
c. Pada fase telogen (istirahat) rambut gada akan terdorong keluar, yang tampak
b) Rambut dan kuku sebagian besar terdiri atas keratin atas, suatu zat yang
secara kimiawi serupa dengan keratin lunak pada kulit tetapi lebih luas
c) Folikel rambut adalah pertumbuhan epitel kedalam dari kulit yang ujung
startum korneum.
d) Sarung rambut luar adalah bagian pertumbuhan kedalam dari epitel yang
berperan untuk memberi warna kulit, rambut dan iris. Warna rambut
a. Hormon
b. Nutrisi
21
Air merupakan nutrisi yang penting karena hampir seperempat dari berat
rambut terdiri dari air. Kelembaban akibat adanya air menyebabkan rambut
menjadi lembut. Selain air, ada juga beberapa zat yang penting agar dapat
1. Protein
rambut (26).
2. Vitamin A
retinol yang didapat dari makanan yang berasal dari hewan dan melalui
beta karoten yang di dapat dari makanan yang berasal dari tumbuhan (26).
3. Vitamin E
jagung, selada, kol dan beberapa sayuran seperti brokoli, bayam dan
lainnya (26).
4. Vitamin B kompleks
dapat dari sumber yang sama antara lain hati dan ragi. Vitamin B
22
kompleks terdiri dari tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam
biotin, kolin, inositol, asam para-amino benzoat (PABA), asam folat dan
produk shampo. Makanan yang kaya akan biotin antara lain kacang-
5. Vitamin C
6. Yodium
berkurang maka sintesis hormon tiroid juga akan berkurang. Keadaan ini
7. Zat besi
jaringan termasuk rambut dan kulit kepala, tergantung dari kandungan zat
besi (26).
23
8. Sistein
Zat tersebut merupakan asam amino yang ditemukan dalam jumlah besar
pada rambut. Sistein dapat diperoleh dari telur, daging dan produk dari
susu (26).
2.4. Minoksidil
minoksidil 2% setiap hari selama dua puluh satu hari. Efek samping yang
ditimbulkan akibat penggunaan minoksidil secara topikal adalah alergi pada kulit,
2.5. Kosmetik
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
24
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik” (28).
merupakan gabungan dari istilah kosmetik dan obat yang sifatnya dapat
mempengaruhi faal kulit secara positif namun bukan obat (28). Kosmetik
maupun melindungi bagian tubuh seperti kulit dan rambut, sedangkan kosmetik
dekoratif diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada bagian tubuh sehingga
kosmetik semi tradisional, maksudnya kosmetik yang akan di pakai telah diolah
didalam pabrik dalam jumlah yang besar dengan bahan dasar alami melalui uji
laboratorium lalu di kemas dalam bentuk yang aman dan menarik secara resmi,
(3) kosmetik modern, adalah kosmetik yang di olah di dalam pabrik dalam jumlah
yang besar, dengan memakai bahan-bahan kimia, diolah secara resmi dan di
bahan kimia dan atau bahan lainnya yang digunakan untuk membantu
25
Fungsi dari hair tonik adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah di kulit kepala
mencegah timbulnya ketombe dan gatal serta memberikan rasa menyegarkan pada
Formula hair tonik terdiri atas bahan dasar dan bahan aktif. Bahan dasar
yang digunakan yaitu alkohol dan aquades, methyl paraben, mentol, d-panthenol,
PEG hydrogenated casor oil, parfum dan propilen glikol. Menurut Ditjen POM
(1985) bahan aktif yang digunakan yaitu bahan yang memiliki efek
zat yang berasal dari hewan dan tumbuhan untuk menyuburkan serta menguatkan
rambut (11).
2.7. Marmut
Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Subfilum :vertebrata
26
Class :Mamalia
Ordo :Rodentia
Family :Caviidae
Genus :Cavia
Marmut (Cavia parcellus) adalah hewan dengan tubuh kecil dan memeiliki
rambut yang beragam, ada yang polos, albino, dua warna, tiga warna, dan
berbagai jenis lainnya. Seperti halnya kelinci, marmut pun memiliki potensi untuk
badan marmut yaitu pendek, gemuk, dan kaki pendek. Hewan dewasa panjangnya
antara 200-500 mm. marmut tidak mempunyai ekor eksternal, mempunyai empat
jari pada kaki depan dan tiga jari kaki belakang serta mempunyai kuku yang tajam
Marmut adalah hewan yang sangat sosial yang milih hidup dalam
suara dengan beberapa tipe vokalisasi yang lantang. Marmut merupakan hewan
peliharaan yang baik terutama untuk anak-anak karena tipikalnya tidak menggigit,
Cavia parcellus termasuk ordo rodentia, dimana ordo rodentia merupakan salah
METODOLOGI PENELITIAN
Dimana dilakukan pembuatan hair tonik dari ekstrak daun waru kemudian
dilakukan penelitian terhadap formulasi hair tonik ekstrak etanol daun waru, untuk
Populasi penelitian yaitu daun waru (Hibiscus tileaceus L.) yang segar dan
muda yang diambil secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian yaitu 4 kilo gram daun waru (Hibiscus tileaceus L.)
yang muda dan segar yang diambil secara purposive sampling. Purposive
28
29
daerah tertentu.
3.4.1. Alat
pemeliharaan marmut (kandang, wadah pakan, dan wadah minum), jangka sorong,
neraca analitik, gunting dan pisau cukur, spidol, pH meter, beaker glass,
erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk, cawan petri, pipet tetes, spatula,
aluminium foil, plastik wrap, peralatan ekstraksi (blender, oven, kertas saring,
3.4.2. Bahan
daun waru, etanol 96%, propilen glikol, natrium metabisulfit, metil paraben,
3.5. Prosedur
jantan spesies guinea pigs dengan berat badan 450-600 gram sebanyak 15 ekor.
Bahan uji yang digunakan yaitu ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceaus L).
Cara mengambil ekstrak daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) yaitu : (31).
30
blender
2. Lima puluh gram sampel dimaserasi dengan 500 ml etanol selama 24 jam.
jam
evaporator.
Tabel 3.1. Formulasi dan bahan yang digunakan pada sediaan hair tonik (27).
Konsentrasi (%) (b/b)
Bahan Formula I Formula II Formula III
Blanko
(%) (%) (%)
Ekstrak
- 20 25 30
daun waru
Etanol 96% 30 30 30 30
Propilen
15 15 15 15
glikol
Natrium
0,01 0,01 0,01 0,01
metabisulfit
Metil
0,25 0,25 0,25 0,25
paraben
Mentol 0,10 0,10 0,10 0,10
Tween 80 2 2 2 2
Aquadest 100 100 100 100
Keterangan
Blanko : Sediaan yang tidak mengandung ekstrak daun waru
Formula I : Sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 20%
Formula II : Sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 25%
Formula III : Sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 30%
3. Di timbang ekstrak kental daun waru. Larutkan ekstrak dalam larutan no.2
8. Di tambahkan larutan no.5 kedalam larutan no.7 sedikit demi sedikit, aduk
sampai homogen
3.5.4. Evaluasi
1. Pengamatan organoleptis
2. Pemeriksaan pH
dan bahan yang digunakan adalah pH meter dan sediaan. Cara kerjanya
dengan alat pencukur rambut dengan luas 2×2 cm2. Marmut diaklimatisasi selama
b. Cara perlakuan
Sediaan uji dioleskan ke punggung marmut satu kali sehari selama 3 minggu.
Kelompok 1 diolesi sediaan hair tonik yang tidak mengandung ekstrak daun waru
sebagai kontrol negatif, kelompok 2 diolesi sediaan hair tonik yang mengandung
ekstrak daun waru 20% (formula 1), kelompok 3 diolesi hair tonik yang
mengandung ekstrak daun waru 25% (formula 2), kelompok 4 diolesi hair tonic
diolesi hair tonik yang mengandung ekstrak daun waru 30% (formula 3).
Kelompok 5 diolesi hair tonik yang beredar dipasaran sebagai kontrol positif (26).
jangka sorong. Data rata-rata panjang rambut yang diperoleh diolah secara
statistik untuk melihat apakah ada perbedaan yang bermakna antara daerah uji
Pengukuran bobot rambut juga dilakukan pada hari ke-21 dengan cara
mencukur rambut yang tumbuh pada daerah uji, kemudian ditimbang. Hasil yang
Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun waru (Hibiscus
tileaceus L.). Daun waru secara empiris berkhasiat untuk menyuburkan rambut.
Berat total daun segar yang digunakan adalah 4 kg yang menghasilkan 500 gram
polifenol. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
maserasi. Pemilihan metode maserasi yaitu karena senyawa flavonoid yang ingin
diambil tidak tahan panas, serta metode maserasi lebih murah dan lebih mudah
untuk dikerjakan.
Etanol dipilih karena bersifat universal yang mampu menarik semua jenis
zat aktif, baik bersifat polar, semi polar dan non polar sehingga senyawa-senyawa
Hasil determinasi daun waru (hibiscus tileaceus L.), yang telah dilakukan
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Diperoleh hasil bahwa daun waru
yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tanaman waru dengan famili
35
36
Hasil serbuk daun waru sebanyak 500 gram yang telah dimaserasi
menggunakan pelarut etanol 96%, diperoleh ekstrak kental sebanyak 115 gram
dan randemen sebesar 23% b/b. ekstrak yang diperoleh memiliki konsistensi
115 gram
= 500 gram × 100%
= 23%
bahwa ketiga formula memiliki bau khas daun waru, warna coklat kehitaman, dan
4 minggu. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keempat formula hair tonik
stabil secara fisik pada penyimpanan suhu kamar. Kestabilan ini dipengaruhi oleh
37
4.4 Pemeriksaan pH
meter pada sediaan yang sudah di larutkan menggunakan aquades, lalu ditunggu
menentukan apakah sediaan tersebut masuk dalam rentang pH kulit atau tidak,
yaitu antara 3-7 (Depkes RI, 1995). Dimana pH dari sediaan yang digunaka-n
dapat mempengaruhi absorbsi pada kulit. Apabila pH sediaan terlalu asam, maka
dapat menyebabkan iritasi kulit. Dan apabila pH terlalu basa maka dapat
kondisi yang stabil karena tidak ada perubahan bentuk, bau, dan warna. Sediaan
tetap stabil dan terlindungi dari mikroba jamur yaitu karena penggunaan pengawet
4.6 Uji aktivitas sediaan hair tonik ekstrak daun waru terhadap
pertumbuhan rambut
rambut. Uji aktivitas pertumbuhan rambut diukur berdasarkan hasil uji rata-rata
panjang rambut, data dapat dilihat pada lampiran 11 no 65-66 . Pengujian ini
marmut adalah dengan mencukur rambut yang terdapat pada punggung marmut
dengan tujuan agar akar rambut tetap dipertahankan dan bisa tumbuh secara
normal (34).
rata panjang rambut pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.4 Hasil Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Pada Rambut Marmut
Rata-rata panjang rambut (mm) (SD)
Kelompok
Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke 21
F0 5,4733 ± 0,1159 8,2700 ± 0,0200 12,0600 ± 0,2523
F1 6,4367 ± 0,1767 8,6767 ± 0,1401 14,1167 ± 0,0901
F2 6,4467 ± 0,1193 9,1433 ± 0,4186 14,9433 ± 0,9433
F3 7,4500 ± 0,0755 11,3600 ± 0,0818 17,2633 ± 0,2633
Kontrol positif 7.6433 ± 0,1193 13,8300 ± 0,8660 18,2000 ± 0,2751
Keterangan :
F0 : sediaan yang tidak mengandung ekstrak daun waru
F1 : sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 20%
F2 : sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 25%
F3 : sediaan yang mengandung ekstrak daun waru 30%
Kontrol positif : sediaan yang mengandung minoksidil 2%
40
20
Rata-Rata Panjang Rambut Marmut 18
16
14 Ket :
12 F0
(mm)
10 F1
8 F2
6 F3
4 F4
2
0
7 14 21
HARI
pengaruh sediaan tonik ekstrak daun waru terhadap pertumbuhan rambut marmut.
diketahui bahwa data terdistribusi secara normal dan homogen. Dilanjutkan uji
statistik dengan uji anova. Hasil uji menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
5.1 Kesimpulan
2. Ekstrak daun waru (Hibiscus tileaceus L.) pada konsentrasi 20%, 25%,
30%.
5.2 Saran
1. Ekstrak daun waru dibuat dalam bentuk sediaan lain seperti masker
rambut.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Said H. Panduan Merawat Rambut. 1st ed. K. Shinta, editor. Wisma hijau
Jl. Raya Bogor Km. 30 mekarsari Cimanggis, Depok: Penebar Plus; 2009.
122 p.
2. Nurjanah, Krisnawati M. Pengaruh Hair Tonic Lidah Mertua (Sanseviera
Trifasciata Prain) dan Seledri (Apium Graveolens Linn)” Untuk
Mengurangi Rambut Rontok. Univ Negeri Semarang. 2014;3(1):1–7.
3. Maulana awal irfan, Moerfiah, Noorlela E. Uji Formulasi Ekstrak Daun
Randu (Ceiba petandra L.Gaertn) Sebagai Tonik Pertumbuhan Rambut
Pada Kelinci New Zealand White. Univ Pangkuan Bogor. 2007;
4. Kuncari SE, Iskandarsyah, Praptiwi. Uji Iritasi dan Aktivitas Pertumbuhan
Rambut Tikus Putih : Efek Sediaan Gel Apigenin dan Perasan Herba
Seledri. Fak Farm Univ Indones Depok Pus Penelit Biol Lemb Ilmu
Pengetah Indones Jl Raya Jakarta-Bogor. 2015;25(1):15–22.
5. Jafar G, Adiyati I, Kartanegara FFR. Pengembangan Formula dan
Karakterisasi Nanoemulsi Ekstrak Kombinasi Daun Teh dan Mangkokan
Yang Diinkorporasikan ke Dalam Spray Sebagai Penumbuh Rambut. Sekol
Tinggi Farm Bandung. 2017;04(oktober):155–66.
6. Arifin NS, Pratiwi D, Setiawan AA. Studi in silico Senyawa Flavonoid
Dari Ekstrak Kacang Panjang (Vigna sinensisL.) Sebagai Penumbuh
Rambut Dengan Reseptor Androgen. Sekol Tinggi Farm Muhammadiyah
Tangerang. 2017;V(3):31–7.
7. Umborowati MA, Rahmadewi. Rambut Rontok Akibat Lingkungan dan
Kosmetik ( Environment and Cosmetic Induced Hair Loss ).
2012;24(1):35–42.
8. Jubaidah S, Indriani R, Sa’adah H, Wijaya H. Formulasi dan Uji
Pertumbuhan Rambut Kelinci Dari Sediaan Hair Tonic Kombinasi Ekstrak
Daun Seledri (Apium graveolens Linn) Dan Daun Mangkokan (Polyscias
scutellaria (Burm.f.) Fosberg). Akad Farm Samarinda. 2018;4(1):8–14.
9. Aini Q. Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan Dari Sediaan
Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Mangkokan
(Nothopanax scutellarium L.). Dinas Kesehat Provinsi Lampung.
2017;6(2):46–55.
10. Rusdiana I, Maspiyah. Pengaruh Proporsi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe
Vera) Dan Madu Sebagai Bahan Aktif Hair Tonic. Univ Negeri Surabaya.
2018;07:113–20.
11. Diana W, Wahini M. Penggunaan Ekstrak Buah Alpukat dan Madu Sebagai
Bahan Aktif Hair Tonic Untuk Rambut Rontok. Univ Negeri Surabaya.
2014;03:226–35.
12. Mirawati. Formulasi Shampo Krim Cair Dari Kombinasi Ekstrak Daun
Waru (Hibiscus tiliaceus L.) Dan Sari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
Swingle.). Falkutas Farm Univ Muslim Indones. 2012;04(01):98–111.
13. Molantang M, Fatimawali, Supriati SH. Formulasi dan Uji Efektivitas
Sediaan Sirup Ekstrak Etanol Daun Waru ( Hibiscus tiliaceus L .) Sebagai
Antipiretik Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi
43
44
Tikus Putih Dari Sediaan Hair Tonic Yang Mengandung Ekstrak Etanol
Daun Pare (Momordica charantia). Fmipa Ui. 2012.
28. Tranggono ISR, Latifah F. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. edisi 2.
Djajadisastra J, Adimukti P, editors. on 2013 Gramedia Pustaka Utama;
2014. 244 p.
29. Yuliana N. Pengaruh Penggunaan Seledri (Apium Graveolens Linn)
Sebagai Hair Tonic Untuk Perawatan Rambut Rontok. Univ Negeri
Padang. 2018;(September):14.
30. Nurhasanah S, Santoso H. Identifikasi Nemamoda Parasit Pada Saluran
Pencernaan Marmut (Cavia cobaya) Sebagai Sumber Belajar Biologi Pada
Materi Invetebrata. Pendidik Bioligi FKIP Univ Muhammadiyah Metro.
2017;5(1).
31. Lusiana K, Soetjipto H, Hastuti dewi k. A. Aktivitas Antibakteri Dan
Kandungan Fitokimia Ekstrak Daun Waru Lengis (Hibiscus tiliaceus L.)
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Sampo. Progr Stud Kim Fak Sains dan
Mat Univ Kristen Satya Wacana, Salatiga, Indones. 2013;(April):631–8.
32. Ayukawa T. United States Patent. 1985;(19):65.
33. Sona FR. Formulasi Hair Tonic Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera(L.)
Burm.f.) dan Uji Aktivitas Pertumbuhan Rambut Pada Tikus Putih Jantan.
2018;94.
34. Sari U, Indonesia M. Penggunaan Daun Kelor ( Moringao oleifera) Sebagai
Sediaan Hair Tonic. 2009;1–9.
46
a. Daun waru
e. maserasi
f. proses penyaringan
49
blanko
(F0)
20 %
(F1)
51
25%
(F2)
30%
(F3)
52
blanko
(F0)
20 %
(F1)
53
25%
(F2)
30%
(F3)
54
Blanko
Formula 1 (20%)
Formula 2 (25%)
Formula 3 (30%)
Kontrol positif
56
Blanko
Formula 1 (20%)
Formula 2 (25%)
Formula 3 (30%)
(kontrol positif)
57
Blanko
Formula 1 (20%)
Formula 2 (25%)
Formula 3 (30%)
kontrol positif
58
Blanko
Formula 1 (20%)
Formula 2 (25%)
Formula 3 (30%)
kontrol positif
59
Jangka sorong
Timbangan analitik
N 15 15 15
Mean 6.6900 10.2560 15.3167
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .82063 2.18617 2.28839
Absolute .196 .254 .169
Most Extreme Differences Positive .124 .254 .134
Negative -.196 -.179 -.169
Kolmogorov-Smirnov Z .760 .984 .655
Asymp. Sig. (2-tailed) .610 .288 .785
Descriptives
Multiple comparisons
Mean
Difference (I- Std.
Dependent Variable (I) panjang rambut (J) panjang rambut J) Error
F2 -.97333* .10252
F3 -1.97667* .10252
F1 F0 .96333* .10252
F2 -.01000 .10252
F3 -1.01333* .10252
F2 F0 .97333* .10252
F1 .01000 .10252
F3 -1.00333* .10252
F3 F0 1.97667* .10252
72
Homogeneous Subsets
panjang rambut hari ke-7
Tukey HSD
F0 3 5.4733
F1 3 6.4367
F2 3 6.4467
F3 3 7.4500
KONTROL POSITIF 3 7.6433
Sig. 1.000 1.000 .383
F0 3 8.2700
F1 3 8.6767
F2 3 9.1433
F3 3 11.3600
KONTROL POSITIF 3 13.8300
Sig. .179 1.000 1.000
75
1 2 3 4 5
F0 3 12.0600
F1 3 14.1167
F2 3 14.9433
F3 3 17.2633
KONTROL POSITIF 3 18.2000
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Descriptive Statistics
HARI KE-21
N 15
Mean .127347
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .0189825
Absolute .218
Most Extreme Differences Positive .217
Negative -.218
Kolmogorov-Smirnov Z .845
Asymp. Sig. (2-tailed) .472
HARI KE-21
8.212 4 10 .003
76
ANOVA
HARI KE-21
Total .005 14
Multiple Comparisons
Tukey HSD
(I) BOBOT (J) BOBOT Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
RAMBUT RAMBUT Difference Lower Upper
(I-J) Bound Bound
KONTROL
-.0453000* .0030697 .000 -.055403 -.035197
POSITIF
F0 .0046000 .0030697 .585 -.005503 .014703
F2 -.0125333* .0030697 .015 -.022636 -.002431
F1 F3 -.0342667* .0030697 .000 -.044369 -.024164
KONTROL
-.0407000* .0030697 .000 -.050803 -.030597
POSITIF
F0 .0171333* .0030697 .002 .007031 .027236
F1 .0125333* .0030697 .015 .002431 .022636
F2 F3 -.0217333* .0030697 .000 -.031836 -.011631
KONTROL
-.0281667* .0030697 .000 -.038269 -.018064
POSITIF
F0 .0388667* .0030697 .000 .028764 .048969
F1 .0342667* .0030697 .000 .024164 .044369
F3 F2 .0217333* .0030697 .000 .011631 .031836
KONTROL
-.0064333 .0030697 .293 -.016536 .003669
POSITIF
F0 .0453000* .0030697 .000 .035197 .055403
Homogeneous Subsets
HARI KE-21
Tukey HSD
1 2 3
F0 3 .106167
F1 3 .110767
F2 3 .123300
F3 3 .145033
KONTROL POSITIF 3 .151467
Sig. .585 1.000 .293