Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN TUGAS AKHIR

INVENTARISASI TANAMAN OBAT TRADISIONAL


SEBAGAIPENGOBATAN DIABETES MELITUS
DI DESA MASSULOWALIE KECAMATAN
MATTIRO SOMPE KABUPATEN
PINRANG

Oleh :

SRI MUTMAINNAH NUR RAHMAH


PO.71.3.251.20.1.093

PRODI D-3 FARMASI

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2023

i
ii

INVENTARISASI TANAMAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI


PENGOBATAN DIABETES MELITUS DI DESA
MASSULOWALIE KECAMATAN MATTIRO
SOMPE KABUPATEN PINRANG

Laporan Tugas Akhir Ini Diajukan Sebagai Salah Satu


Syarat Untuk Menyelesaikan Tugas Akhir Program
Pendidikan Ahli Madya Farmasi

Oleh:

SRI MUTMAINNAH NUR RAHMAH


PO.71.3.251.20.1.093

PRODI D-3 FARMASI


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2022
iii

HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir dengan Judul:

INVENTARISASI TANAMAN OBAT TRADISIONAL SEBAGAI


PENGOBATAN DIABETES MILITUS DI DESA
MASSULOWALIE KECAMATAN MATTIRO
SOMPE KABUPATEN PINRANG

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Ujian Seminar


Hari Tanggal 2023

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Sisilia T.R.Dewi.,M.Kes.,Apt.) (Raimundus Chaliks, S.Si.,M.Sc.,Apt.)


NIP. 197010031994032002 NIP. 197701012001121002

Mengetahui
Ketua Program Studi D-3 Farmasi

(Arisanty M.Si.,Apt.)
NIP. 198004242005012004
iv

LEMBAR PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Laporan Tugas Akhir Ini Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji Laporan Tugas
Akhir Jurusan Farmasi Poltekkes Makassar Pada Tanggal …

TIM PENGUJI

No. Nama Dosen TTD

1.

2.

3.

Mengetahhui,
Ketua jurusan farmasi poltekkes kemenkes Makassar

Ida Adhayanti, S.Si., M.Sc., Apt


NIP. 19840829 200801 2 005
v

PERNYATAAN KEASLIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Sri Mutmainnah Nur Rahmah
NIM : PO.71.3.251.20.1.093

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan tugas akhir yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian keseluruhan laporan tugas akhir ini
merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak
terpuji tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan sama sekali.

Makassar, 2023

Yang membuat pernyataan,

Penulis
vi

ABSTRAK
Inventarisasi tanaman berkhasiat sebagai obat diabetes melitus adalah suatu
kegiatan pencatatan dan pengumpulan data tentang tanaman yang berkhasiat obat
dan pemanfaatnnya sebagai pengobatan diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan
di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah menginventarisasikan tanaman dan cara
pengolahannya untuk pengobatan Diabetes Melitus di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif berdasarkan pengalaman empiris dan kearifan lokal
masyarakat setempat, tanaman yang paling sering digunakan terdapat 15 jenis
yakni, Buah Pinang (Areca catechu)sebenyak 27%, Ciplukan(Physalis)25%,
Daun insulin(Smallanthus sonchifolia) 20%, Jambu Biji(Psidium guajava)13%,
Sirih(Piper betle linn) 11%, Kelor(Morinaga oleifera)10%, Salam(Syzygium
polyanthum)9%, Kayu Manis(Cinnamomum verum)9%, Lidah Buaya(Aloe
berbadensis milleer) 9%, Pare (Momordica charantia L)9%, Kersen(Muntingiae
folium)8%, Kumis Kucing(Orthosiphon aristatus) 8%, Bliva(Porophyllum
ruderale cass)7%, Sirsak (Annona muricata)5%, dan Jahe(Zingiber
Officinale)5%.Bagian tanaman yang sering digunakan yakni Buah, Daun,
Rimpang dan Gell.5 cara pengolahan yang berbeda-beda dan yang paling sering
antara lain direbus (58%), dibelinder (56%), ditumbuk (27%), dikeringkan (20%)
dan diparut (5%).

Kata Kunci:Inventarisasi, Tanaman Obat, Diabetes Melitus,


vii

ABSTRACT

Inventory of efficacious plants as diabetes melitus medicine is an activity of


recording and collecting data on medicinal plants which are efficacious and their
use as a treatment for diabetes mellitus. This research was conducted in
Massulowalie Village, Mattiro Sompe District, Pinrang Regency. The purpose of
this research was to inventory plants and how to process them for the treatment of
Diabetes Mellitus in Massulowalie Village, Mattiro Sompe District, Pinrang
Regency. This research is a descriptive research based on empirical experience
and wisdom of the local community, there are 15 types of plants that are most
often used, namely, areca nut (Areca catechu) 27%, ciplukan (Physalis) 25%,
insulin leaves (Smallanthus sonchifolia) 20%, Guava(Psidium guajava) 13%,
Betel(Piper betle linn) 11%, Moringa(Morinaga oleifera) 10%, Salam(Syzygium
polyanthum) 9%, Cinnamon(Cinnamomum verum) 9%, Aloe Vera(Aloe
berbadensis milleer) 9%, Pare (Momordica charantia L) 9%, Kersen(Muntingiae
folium) 8%, Cat's Whiskers(Orthosiphon aristatus) 8%, Bliva(Porophyllum
ruderale cass) 7%, Soursop (Annona muricata) 5%, and Ginger(Zingiber official)
5%. The parts of the plant that are often used are fruit, leaves, rhizomes and gel. 5
different ways of processing and the most common include boiling (58%),
belinder (56%), pounding (27%), drying (20%) and shredding (5%).

Keywords :Inventory, Medicinal Plants, Diabetes Melitus


viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul“ Inventarisasi Tanaman Obat
Tradisional Sebagai Pengobatan Diabetes Melitus di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang”.
Melalui Laporan Tugas Akhir ini, perkenankan penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta
Lakatutu dan Ibunda tercinta Hadjirahatas segala kasih sayang yang diberikan
selama ini serta do’a yang tidak ada hentinya untuk penulis, serta senantiasa
memberikan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesepatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Dr. Sisilia Teresia Rosmala Dewi, M.Si., Apt. selaku pembimbing I dan
Kepada Bapak Raimundus Chaliks, S.Si.,M.Sc.,Apt. selaku pembimbing II yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan
perbaikan, saran, serta kesabarannya dari awal hingga selesainya Laporan Tugas
Akhir ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Drs. Rusli, Sp.FRS.,Apt. selaku direktur politeknik kesehatan
kemenkes Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di politeknik kesehatan kemenkes Makassar.
2. Ibu Ida Adhayanti, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Ketua jurusan farmasi
politeknik kesehatan kemenkes Makassar atas kesempatan dan fasilitas
yang diberikan kepada penulis selama mengikuti dan menyelesaikan
program pendidikan di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar.
3. Ibu Arisanty, S.Si., M.Si., Apt. selaku ketua prodi DIII Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar.
4. Ibu Alfrida Monica Salasa, S.Si., M.Kes selaku Pembimbing Akademik
yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama penulis
menuntut ilmu di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Makassar.
5. Bapak/ibu Dosen Dan Staf Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Makassar yang telah banyak membantu, memberikan ilmu
ix

pengetahuan, memberikan motivasi dan arahan selama mengikuti


pendidikan.
6. Bapak Ir. Sudartono selaku Kepala Desa Massulowalie beserta seluruh
Staf Desa Massulowalie atas dukungannya selama penelitian yang
dilakukan oleh penulis
7. Saudara kandung penulis Noer Aisyah, dan Muhammad Nur Alief atas
dukungan dan do’anya.
8. Teman-teman angkatan ALPRA20LAM khusunya DIII Farmasi kelas
B yang senantiasa memberikan tangannya sebagai genggaman, pegangan
dan rangkulan kepada penulis selama menjalani kebersamaan.
9. Sahabat seperjuangan Sharmila Sul dan Syamhijrah Awaliah Sari
yang selalu memberi semangat kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala


kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semua laporan tugas akhir ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis juga
menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
sebagai pembelajaran kedepannya.

Makassar, 2023

Penulis
x

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 23
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….iv

PERNYATAAN KEASLIAN……………………………………………………..v

ABSTRAK………………………………………………………………………..vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………..…viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... x


DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................Error! Bookmark not defined.
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............Error! Bookmark not defined.
B. Inventarisasi Tanaman Obat .........................Error! Bookmark not defined.
1. Inventarisasi ...............................................Error! Bookmark not defined.
2. Tanaman Obat .............................................................................................. 6
C. Kerangka Konsep ........................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 24
A. Jenis Penelitian ............................................................................................... 24
B. Lokasi Data Waktu Penelitian....................................................................... 24
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 24
D. Definisi Operasional ...................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 27
F. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 27
xi

BAB IV HASIL DAN


PEMBAHASAN…………………………………………………………………28

A. Hasil………………………………………………………………………..28

B. Pembahasan………………………………………………………………..36

BAB V PENUTUP……………………………………………………………….45

A. Kesimpulan………………………………………………………………..45

B. Saran……………………………………………………………………….45

DAFTAR PUSTAKA ..............................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..………49
xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………..26


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin…………………………………………………………..…...28
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur…..28
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan ……………………………………………………………28
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat
Keluarga Yang DM…………………………………………………...29
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama
Menderita DM………………………………………………………...29
Tabel 4.6 Presentase Penduduk Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang Yang Mengonsumsi Obat Kimia dan Obat
Tradisional Sebagai Pengobatan Diabetes Melitu…………………….29
Tabel 4.7 Herbal Yang Digunakan Oleh Penduduk Desa Massulowalie Kecamatan
Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang Untuk Penyakit………………….30
Tabel 4.8 Karakteristik Penggunaan Obat Tradisional Untuk Diabetes Melitus di
Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang…32
Tabel 4.9 Cara Pengolahan Obat Tradisional Secara Umum Pada Penduduk Desa
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang……….36
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian……………………………………………………...48


Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden …..…………………….49

Lampiran 3 Lembar Pengajuan Ikut Penelitian………. …………………………50


Lampiran 4. Lembar Pedoman Wawancara…….………………………………..51

Lampiran 5. Lembar Kuesioner Penelian…. ……………………….…….…….52

Lampiran 6. Gambar Tanaman Yang Berkhasiat Sebagai Obat Penyakit

Diabetes Melitus…………………………………………………...55
Lampiran 7. Grafik Bagian Tanaman Obat Tradisional Yang Paling Sering
Digunakan…………………………………………………………59

Lampiran 8. Grafik Tanaman Obat Tradisional Yang Paling Sering Digunakan


Berdasarkan Nama Familinya……………………………………...59
Lampiran 9. Hasil Kuesioer……..……..………………………………………...60

Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan Wawancara dengan Responden….............75


Lampiran 11. Surat Izin Penelitian……………………………………..………..76
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki berjuta ragam tanaman obat yang berpotensi
dikembangkan untuk menambah nilai industry obat berbahan herbal
(Jamu, Obat Herbal Terstandar/OHT, dan Fitofarmaka) yang jauh lebih
besar disbanding negara lain. Sebagai negara yang memiliki tidak kurang
dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut, tentunya tidak
aneh jika Indonesia dapat menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar
di dunia.Namun faktanya, sekitar 9.600 spesies tanaman dan hewan yang
diketahui memiliki khasiat obat belum dimanfaatkan secara optimal
sebagai obat herbal (Badan POM, 2020).
Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan
dalam berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang diturunkan dan
dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenerasi berdasarkan
tingkat pemahaman manusia terhadap pengetahuan dari masa ke masa
(Mutmainnah, 2022).
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan
tingginya kadar glucose darah (hyperglikemia) sebagai akibat dari
kekurangan sekresi insulin, gangguan aktifitas insulin atau keduanya,
(Bulu et al., 2019).
Dari hasil penelitian (Asrini,2022 ) menjelaskan hasil riset bahwa
diabetes tidak hanya menyebabkan kematian premature di seluruh dunia.
Penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutuhan, penyakit jantung,
dan gagal ginjal. Organisasi Internasional Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun
di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama.
Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes di
tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi
2

diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur


penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 66-79 tahun.
Angka diprediksi terus meningkat mencapai 578 juta di tahun 2030 dan
700 juta di tahun 2045 (Kemenkes RI, 2020).Negara di wilayah Arab-
Afrika Utara, dan Pasifik Barat menempati peringkat pertama dank e-2
dengan prevalensi diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun teringgi di
antara 7 regional di dunia, yaitu sebesar 12,2% dan 11,4%. Wilayah Asia
Tenggara dimana Indonesia berada, menempati peringkat ke-3 dengan
prevalensi sebesar 11.3%.IDF juga memproyeksikan jumlah penderita
diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di dunia
yang telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi.
Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan tiga teratas dengan
Jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta. Indonesia
menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara pada daftar tersebut,
sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap
prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020).
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes
melitus di Indonesia sebesar 2%. Angka tersebut menunjukkan
peningkatan jika dibandingkan dengan prevalensi diabetes melitus pada
hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5% (Kemenkes,2020). Peningkatan
prevalensi di tahun 2013-2018 terjadi pada kelompok umur 44-45 tahun,
55-64 tahun, 65-74 tahun, dan ≥ 75 tahun (Kemenkes RI,2019)
Telah dilakukan penelitian mengenai inventarisasi Tanaman Obat
untuk penderita Diabetes Melitus dan hasil penelitian ini ditemukan 11
jenis tanaman obat untuk Diabetes Militus yang digunakan oleh
masyarakat di Desa Minanga Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa,
bagian tumbuhan yang dominan digunakan adalah daun bagian lain yang
digunakan yaitu akar, dan buath. Adapun cara pengolahan yang paling
dominan adalah dengan merebus bagian tanaman (Herman,dkk.2019).
3

Desa Massulowalie Kemacatan Mattiro Sompe terletak di


Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah penduduk
laki- laki sebanyak 502jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 542 jiwa
jadi total penduduk di Desa Massulowalie sebanyak 1.044 jiwa. Dari
sekian banyaknya penduduk desa tersebut masih banyak menggunakan
bahan alam sebagai obat untuk penyakit- penyakit yang sering timbul di
masyarakat, anatara lain dalam penyembuhan penyakit diabetes.Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul inventarisasi tanaman
obat tredisional sebagai pengobatan diabetes melitus di Desa
Massulowalie karena desa tersbut juga jauh dari fasilitas kesehatan yaitu
puskesmas dan masih banyak masyarakat yang menggunakan tanaman
obat tradisional sebagai pengobatan berbagai penyakit termasuk penyakit
diabetes melitus karena efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit
dibandingkan dengan obat yang berbahan kimia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas diperoleh rumusan masalah :
1. Tanaman obat apa saja yang digunakan masyarakat Desa
Massulowalie Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang sebagai
anti diabetes?
2. Bagaimana cara pengelolaan tanaman obat yang digunakan oleh
masyarakat Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinran sebagai Anti Diabetes
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman herbal yang dapat digunakan
untuk penderitaan diabetes di Desa Massulowalie Kecamatan
Mattirosompe Kabupaten Pinrang.
2. Untuk mengetahui cara pengolahantanaman obat yang digunakan oleh
masyarakat Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinrang sebagai anti diabetes.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media
pembelajaran bagi masyarakat di Desa Massulowalie Kecamatan
Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang tentang penggunaan obat herbal
pada penderita diabetes.
2. Manfaat institusi
Memberikan masukan bagi wilayah setempat tentang penggunaan
obat herbal pada penderita diabetes .
3. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan pengalaman berharga dan
nilai tambah dalam mencermati berbagai masalah dalam pelaksanaan
penelitian.Serta penelitian ini diharapkan dapat menambah
perbendaharaan pustaka dan sekaligus tambahan informasi menelaah
dan mengembangkan penelitian di waktu mendatang.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Desa Massulowalie merupakan salah satu dari Sembilan Desa yang
terdapat di wilayah Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang. Secara
umum keadaan fotografi Desa Massulowalie adalah daerah dataran rendah
yang memiliki 5 lorong , dan sebalah barat berbatasan dengan Desa
Langnga dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sekkang, Sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Mattombong dan sebelah Timur berbatasan
dengan Desa Barang Palie. Jumlah penduduk Desa Massulowalie
sebanyak 1.044 jiwa dengan jumlah keluarga 334 KK.

B. Inventarisasi Tanaman Obat


1. Inventarisasi
Inventarisasi merupakan serangkaian kegiatan untuk
melakukan pencatatan, pendataan, pendokumentasian, dan pelaporan
hasil pencatatan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku
(SAFITRI, 2020). Inventarisasi tanaman obat merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mencatat dan mengelompokkan jenis-
jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional (Lyany,
2019). Inventarisasi tanaman obat tradisional adalah pencatatan,
pendaftaran dan pendataan tentang tanaman obat tradisional.
Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu
aktivitas dalam bentuk tulisan. Pendaftaran adalah proses pembuatasn
daftar nama, alamat dan sebagainya. Pendataan adalah proses
pencarian data atau pengumpulan data. Inventarisasi tanaman obat di
Indonesia sangat besar manfaatnya dalam rangka mendukung
penyelenggaraan kesehatan masyarakat serta melestarikan
kenekaragaman hayati yang ada di berrbagai daerah (Siki & Daniel,
2018).
6

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inventarisasi


adalah pencatatan atau pengumpulan data (tentang kegiatan, hasil yang
dicapai, pendapat umum, persurat kabaran, kebudayaan, dan
sebagainya). Inventarisasi merupakan kegiatan pengumpulan dan
penyususnan data dan fakta mengenai sumber daya alam untuk
perencanaan pengelolaan sumber daya tersebut (NK.NS, 2019).
Menurut PP No.27 2014 : Inventarisasi adalah kegiatan untuk
melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan
Barang Milik Negara atau Daerah.
2. Tanaman Obat
a. Pengertian tanaman obat
Tanaman obat atau dikenal dengan nama biofarmaka adalah
jenis- jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai
obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun mencegah
berbagai penyakit. Berkhasiat obat sendiri mempunyai arti
mengandung zat aktif yang bias mengobati penyakit tertentu atau
jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki
kandungan efek resultan/sinergi dari berbagai zat yang mempunyai
efek mengobati. Penggunaan tanaman obat sebagai obat bias
dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga kegunaannya
dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima
senyawa kimia atau rangsangan tanaman obat (Biofarmaka) yang
dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun
tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat
untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan
penyakit (Sarno, 2019).
Tanaman merupakan tumbuhan yang hidup dimana saja
baik itu dilingkungan rumah, kebun, maupun hutan.Pada dasarnya,
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, sandang, dan
juga sebagai obat.Dalam kehidupan masyarakat tanaman
dimanfaatkan sebagai obat untuk pengobatan segala jenis
7

penyakit.Pemanfaatan tanaman sebagai obat sejak dulu diminati


oleh masyarakat desa, hal itu ditandai dengan banyaknya tempat
pengobatan tradisional serta banyak beredar produk obat
tradisional di tengah-tengah masyarakat, yang biasa disebut herbal
(Harefa, 2020)
Etnobotani merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji
tentang pemanfaatan tumbuhan dan interaksi dari tradisi
social.Dalam berinteraksi masyarakat menggunakan berbagai
media dan objek untuk menyampaikan sebuah pesan.Pesan tidak
hanya didapatkan melalui ucapatan atau tulisan tetapi dapat
disampaikan melalui benda-benda yang ada dilingkungan seperti
tumbuhan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etnobotani
yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan yang dimanfaatkan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari seperti peralatan rumah
tangga, peralatan masak, peralatan berburu, peralatan bertani,
hingga tanaman yang digunakan sebagai obat.Obat merupakan
suatu bahan campuran yang digunakan untuk mngobati suatu
penyakit baik di dalam maupun diluar tubuh.Bahan campuran yang
dimaksud berasal dari tumbuh-tumbuhan, dimana tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai obat disebut tanaman obat. Pemanfaatan
tanaman obat sebagai obat merrupakan salah satu kajian didalam
ilmu etnotobani (Ziraluo, 2020)
Menurut pendapat (Lamasigi et al., 2020)Tanaman obat
tradisional merupakan jenis tanaman yang mengandung zat aktif
yang berfungsi mengobati ataupun mencegah dari berbagai macam
penyakit. Sedangkan menurut pendapat (Nova & Zuhtiana,2020),
tanaman obat addlah semua tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang
Nampak dibawah mikroskop. Tanaman obat adalah seluruh jenis
tanaman obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat
obat yang dikelompokka menjadi :
8

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu jenis tumbuhan obat yang diketahui


atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat dan telah
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat
obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu jenis tumbuhan obat ynag diduga
mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi
belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat
tradisional sulit ditelusuri.
Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan yang sebagian, seluruh
tumbuhan atau sel tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat, bahan atau
ramuan obat-obatan.Tumbuhan obat dipakai untuk penyembuhan suatu
penyakit atau pencegahan penyakit.Pengobatan dilaksanakan dengan
meracik sendiri ataupun dari dukun kampung (Suraida et al., 2020).
b. Pemanfaatan Tanaman Obat
Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut
simplisia terdiri dari (Nova & Zuhriana, 2020) :
1. Kulit (Cortex), kulit bagian terluar dari tumbuhan tingkat tinggi
yang berkayu
2. Kayu (Lignum), merupakan jenis simplisia yang paling umum
digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun
minyak atsiri.
3. Daun (Folium), merupakan jenis simplisia yang paling umum
digunakan sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun
minyak atsiri.
4. Bunga (Flos), bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga
tunggal atau majemuk, bagian bunga majemuk serta komponen
penyusun bunga.
9

5. Akar (Radix), akar tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk


bahan obat dapat berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya
berbatang lunak dan memiliki kandungan air yang tinggi.
6. Umbi (Bulbus), umbi atau bulbi adalah produk berupa
potongan rajanagn umbi lapis, umbi akar, atau umbi batang.
Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantung dari jenis
tumbuhannya.
7. Rimpang (Rhizoma), rimpang adalah produk tumbuhan obat
berupa potongan-potongan atau irisan rimpang.
8. Buah (Fructus), simplisia buah ada yang lunak da nada pula
yang keras. Buah yang lunak akan menghasilkan simplisia
dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda, khususnya biala
buah masih dalam keadaan segar.
9. Kulit buah (Perikarpium), sama halnya dengan simplisia buah,
simplisia kulit buah pun ada yang lunak, keras bahkan adapula
yang ulet dengan bentuk bervariasi.
10. Biji (Semen), diambil dari buah yang telah masak sehingga
umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun
bermacam-macam tergantung dari jenis tumbuhan.
Menurut (Ibrahim, 2016)menjelaskan pada masing-masing
daerah, penggunaan tanaman sebagai obat memiliki tradisi atau
cara tersendiri. Misalnya dalam pengambilan bagian tanaman harus
memperhatikan beberapa aturan, yaitu sebagai berikut :
1. Bagian daun, dipilih daun yang telah dewasa dengan perubahan
warna yang telah menjadi hijau tua. Pengambilan daun juga
dapat dilakukan pada daun yang letaknya berada dipertengahan
ranting tanaman, bukan pada pucuk atau pangkal ranting
tanaman.
2. Bagian bunga, dipilih bunga yang kuntumnya sudah dalam
keadaan mekar dan sempurna.
10

3. Bagian buah, dipilih buah yang sudah tua dan matang


sempurna yang ditandai dengan perubahan warna menjadi
kuning kemerahan atau kuning cerah.
4. Bagian biji, dipilih biji dari buah yang telah matang sempurna
dan bebas dari hama maupun penyakit.
5. Bagian akar, diambil dari bagian pangkal dan tengah dari akar
tanaman tersebut.
6. Bagian rimpang, diambil pada saat tanaman sudah kering.
7. Bagian batang, diambil pada saat batang berwarna coklat.
c. Teknik Mengolah Tanaman Obat
Beberapa cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengolah tanaman sebagai obat yaitu direbus, diremuk,
diasap/dipanaskan, diperas, dipotong dan direbus, dipanaskan dan
ditumbuk, dijemur dan direbus, direndam/diseduh dan tanpa
diramu. Cara-cara pengolahannya yaitu sebagai berikut(Wulandari,
2019) :
1. Direbus
Perebusan biasanya dilakuakan pada daun, akar, batang dan
kulit kayu. Beberapa tanaman obat yang digunakan dengan
rebusan yaitu asem jawa (Tamarindus indica), alang-
alang(Imperata cylindrical), brotowali (Physalis angulata),
celupkan (Physalis angulata), katuk (Sauropus androgynus),
jahe (Zingiber officinale), kumis kucing (Orthosiphon
aristatus), kayu manis (Cinnamomum burmanni), kunyit
(Curcuma domestica), manggis (Garcinia mangostama), lidah
mertua (Sansevieria trifasciata), sungkai (Peronema
cenescens), sirih (Piper betle), dan sirih merah (piper
crocatum).
2. Dikeruk
Pengerukan biasa digunakan untuk kulit bagian dalam.Kulit
dikupas lalu dikeruk pada bagian dalamnya untuk pengobatan
11

luka bakar dan keseleo, misalnya tumbuhan medek (Pomestica


pinnata).
3. Diasap/dipanaskan
Salah satu cara meramu bagian tanaman yaitu dengan cara
diasap atau dipanaskan. Bagian tanaman yang diramu dengan
cara diasap atau dipanaskan yaitu daun, bunga, dan pucuk
muda. Bagian-bagian ini terlebih dahulu telah dibersihkan dan
selanjutnya dipanaskan dengan asap atau api. Adapun tanaman
yang manggunakan metode ini adalah papaya (Carica papaya)
dan jarak (Jathropa multipida).
4. Diperas
Bagian tanaman yang diolah dengan cara diperas yaitu daun
dan buah. Pertama-tama bagian yang akan digunakan dari
tanaman dicuci bersih dan kemudian dipres untuk mengekstrak
cairan yang terkandung didalamnya. Adapun tanaman yang
biasa digunakan dengan cara dipres yaitu bangle (Zingiber
montanum), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan cocor bebek
(Bryophyllum pinnatum).
5. Ditumbuk dan ditabur
Bagian tanaman yang biasanya mengalami proses ini yaitu
daun. Daun ditumbuk sampai halus dan ditaburkan pada luka,
borok, bisul, dan bagian tubuh yaitu naun nangka (Artocarpus
heteropylus), daun jambu biji (Psidium guajava), daun
sambiloto (Andrografis paniculata).
6. Dikeruk dan diperas
Bagian tanaman yang digunakan dalam proses ini yaitu
kulit batang dan buah. Bagian yang diambil yaitu pada bagian
dalam kulit setelah dikeruk, hasil kerukannya diperas untuk
mendapatkan cairan yang akan digunakan.
12

7. Dipotong dan direbus


Bagian tanaman yang mengalami proses ini yaitu buah,
daun, dan batang. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan zat-
zat dari tumbuhan.
8. Dipanaskan dan ditumbuk
Bagian yang biasanya digunakan dalam proses ini yaitu
pangkal daun yang masih muda dan memiliki tekstur berair.
Terlebih dahulu bagian pangkal daun dipanaskan agar menjadi
lunak dan cair, kemudia ditumbuk untuk mengobati keseleo,
memar, bengkak, dan luka. Tanman yang menggunakan cara
ini dalam pengolahannya yaitu sereh (Cymbopogon vytrates).
9. Direndam atau direbus
Bagian tanaman yang dimanfaatkan yaitu kulit kayu dan
daun.Kulit kayu yang digunakan terlebih dahulu dikupas dari
pohon dan diseduh dengan air panas, setelah itu direndam.
10. Tanaman diramu
Beberapa bagian tanaman yang dapat dikonsumsi atau
digunakan secara langsung yaitu buah, daun, getah, dan
batang.Hal ini karena bagian ini bisa langsung bereaksi, bisa
langsung digunakan tanpa diolah antara lain rambutan
(Nephelium lappaceum), belimbing (Averrhoa carambola),
jambu buju (Psidium guajava), kelapa (Cocos mucifera),
mangga (Mangifera indica), pisang (Musa paradisiacal),
papaya (Carica papaya), dan nanas (Ananas comosus).
d. Aturan Penggunaan Obat Tradisional
Dalam penggunaan atau mengkonsumsi obat tradisional
terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan agar terhindar
dari hal yang tidak di inginkan, baik dalam pembuatannya maupun
dalam penggunaannya (Darmawan Harefa, 2020), yaitu :
13

1. Ketepatan bahan obat


Sebab, tanaman obat terdiri dari beragam spesies yang
kadang-kadang sulit dibedakan (memiliki kemiripan).Ketepatan
bahan sangat menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi
yang diinginkan.Selain itu, pada satu jenis tenaman umumnya
dapat ditemukan beberapa zaat aktif yang berkhasiat dalam
terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang
timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis
tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.
2. Ketepatan Dosis
Obat tradisional juga sama seperrti halnya obat buatan
pabrik, tanaman obat ini tidak bias dikonsumsi sembarangan.
Tetapi ada dosis yang harus dipatuhi.Misalnya, mahkota dewa
hanya boleh dikonsumsi dengan perbandingan 1 buah dalam 3
gelas.
3. Ketepatan Waktu Penggunaan
Ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan
tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan. Contohnya, kunyit
jika dikonsumsi saat datang bulan bias mengurangi rasa nyeri
haid. Namun, jika dikonsumsi pada awal masa kehamilan,
dapat menyebabkan keguguran.
4. Ketepatan Telaah Informasi
Ketidaktauan mengenai fungsi dan manfaat tanaman obat
bias menyebabkan obat tradisional menjadi bahan yang
membahayakan bagi tubuh.
5. Ketepatan Cara Penggunaan
Banyak zat aktif yang berkhasiat didalam tanaman
obat.Setiap zat tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda
dalam penggunaannya. Misalnya daun kecubung, jika diisap
seperti rokok, bias digunakan sebagai obat asma. Namun jika
14

diseduh dan diminum, dapat menyebabkan keracunan atau


mabuk.
6. Mengenali Jenis Obat Tradisional
Ada tiga jenis obat tradisional, yaitu jenis jamu, bahan
ekstrak alami, dan fitofarmaka.Ketiganya memiliki perlakuan,
sifat, dan khasiat yang berbeda-beda.
7. Keamanan Obat Tradisional
Ada kalanya obat tradisional yang beredar sudah dicampur
bahan kimiawi.Maka, perlu diperhatikan reaksi, kandungan dan
dosis obat tersebut serta tanggal kadaluarsanya.Dalam skala
produksi, perlunya penanganan pascapanen yang tepat guna
menghasilkan bahan yang aman dari beberapa mikroba dan
aflatoksin.
e. Tanaman Obat untuk Diabetes Melitus
Tanaman obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
diabetes melitus (Herman, 2020) yaitu:
1) Daun Sambiloto (Andragraphis paniculata)
Daun sambiloto adalh salah satu tanaman obat yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat
antidiabetes karena daun sambiloto sangat ampuh dalam
menurunkan kadar gula darah selain itu daun sambiloto
juga mudah ditemukan. Daun sambiloto biasanya tumbuh
disekitar tempat yang lembab bertangkai pendek, warna
hijau tua, tepian daun rata dan ujung daun beserta pangkal
daunnya meruncing.Kandungan zat aktif pada daun
sambiloto beserta pangkal daunnya meruncing.Kandungan
zat aktif pada daun sambiloto yaitu Andrographholide dan
glikosida di terpen.Andrographholide merupakan senyawa
aktif anti bakteri, dan anti diabetes. Andrographholide ini
adalah senyawa utama dalam daun sambiloto yang
memiliki fungsi dalam menurunkan kadar glukosa dalam
15

darah. Cara pengolahannya pun sangatlah mudah dengan


menyediakan daun sambiloto agar beberapa helai, rebus 1
liter air yang sudah berisi sambiloto hingga mendidih
tunggu hingga tersisa satu gelas dan tidak terlalu panas,
kemudian konsumsi secara rutin.Cara penggunaannya yaitu
tunggal.
2) Daun Sirih Merah (Piper ornatum)
Daun sirih merah merupakan salah satu tanaman
obat yang paling banyak digunakan sebagai obat
antidiabetes karena masyarakat meyakini khasiat dari
tanaman ini dapat menurunkan kadar gula darah dan telah
diakui oleh masyarakat sebagai obat antidiabetes yang
paling ampuh. Daun sirih merah mengandung alkaloid,
saponin, tannin, dan flavonoid. Senyawa alkaloid dan
flavonoid mempunyai aktivitas hipoglikemik atau penurun
kadar glukosa darah. Cara pengolahannya yaitu siapkan 3
lembar daun sirih merah setengah tua, cuci bersih kemudian
iris kecil-kecil.Rebus dengan air sebanyak tiga gelas sampai
mendidih minum tiga kali sehari sebelum makan.Cara
penggunaannya yaitu tunggal.
3) Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpha)
Tanaman obat yang juga diguakan sebagai obat
antidiabetes oleh Masyarakat yaitu mahkota dewa karena
dianggap sangat ampuh menurunkan kadar gula darah.
Buah mahkota dewa mengandung senyawa golongan
alkaloid, saponin, flavonoid, dan polifenol.Senyawa safonin
inilah yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Cara
pengolahannya yaitu ambil 3 buah mahkota dewa lalu
bersihkan kemudian tumbuk sampai halus kemudian
ditambahkan dua gelas air lalu disaring, jika sudah disaring
16

ambil airnya lalu diminum. Cara penggunaannya yaitu


tunggal tidak memadukan obat dari dokter.
4) Daun Binahoang (Basella Ruba Linn)
Tanaman ini juga digunakan oleh masyarakat
sebagai obat antidiabeteskandunganyang terdapat dalam
daun binahong diantaranya saponin, alkaloid, asam
olenanotik, minyak atsiri, asam askorbat, dan antioksidan.
Zat yang berfungsi enurunkan kadar gula darah dalam
tubuh adalah alkaloid. Cara pengolahannya yaitu ambil 11
lembar daun binahong yang masih segar, cuci bersih, rebus
didalam panic dengan air tiga gelas, jika mendidih dan
tersisa dua gelas kemudian didinginkan setelah setalah itu
diminum dapat dikonsumsi 1 kali sehari. Cara
penggunaannya yaitu campuran dari obat modern atau obat
doter yaitu obat modern diminum terlebih dahulu setelah 1
sampai 2 jam kemudian diminum obat tradisional.
5) Buah Pare (momordica charantia)
Buah pare merupakan salah satu tanaman yang juga
digunakan masyarakat sebagai obat antidiabetes. Zat aktif
yang terdapat dalam buah pare yaitu charantin, alkaloid,
vicine, dan peptide dapat memicu aktivitas pelepasan
insulin yang lebih baik sekaligus melawan resistensi
insulin. Cara penggunaannya yaitu ambil dua buah pare,
kemudian disisihkan satu gelas dan diminum dua kali
sehari. Cara penggunaannya yaitu campuran dari obat
modern atau obat dokter yaitu obat modern diminum
terlebih dahulu setelah 1 sampai 2 jam kemudian diminum
obat tradisional.
6) Daun Kelor (Moringa oleifera)
Daun kelor merupakan salah satu tanaman yang
digunakan masyarakat sebagai obat antidiabetes,
17

kandungannya yaitu vitamin C, kalsium, flavonoid, vitamin


A, alkaloid, protein, kolkisin, vitamin B12, potassium. Cara
pengolahannya yaitu siapkan satu genggam daun kelor cuci
dengan air hingga bersih tambahkan air tiga gelas rebus
hingga mendidih satu gelas, kemudian saring, lalu minum
air rebusan tersebut 3 kali sehari masing-masing satu gelas.
Cara penggunaannya yaitu tunggal tidak memadukan obat
dari dokter.
7) Daun Bandotan (Ageratum conyzoides)
Daun badotan adalah salah satu tanaman yang
digunakan masyarakat sebagai obat antidiabetes, adapun
cara penggunaannya yaitu ambil daun badotan 3 lembar,
kemudian cuci bersih, lalu rebus sampai mendidih,
kemudian ambil air yang sudah direbus lalu minum 2 kali
sehari masing-masing satu gelas. Cara penggunaanya yaitu
campuran dari obat modern atau obat dokter yaitu obat
modern diminum terlebih dahulu setelah 1 sampai 2 jam
kemudian diminum obat tradisional.
8) Daun Kemangi (Ocium basilicum)
Daun kemangi dapat digunakan untuk penyakit
diabetes melitus dengan cara pengolahannya yaitu siapkan
daun kemangi yang segar, cuci bersih, tambahkan air satu
gelas lalu rebus hingga mendidih, setelah mendidih saring
dan minum air yang sudah direbus 1 kali sehari. Cara
penggunaannya yaitu campuran dari obat modern atau obat
dokter yaitu obat modern diminum terlebih dahulu setelah
satu sampai dua jam kemudian diminum obat tradisional.
9) Daun salam (Sizygium polyanthum)
Tanaman obat lainnya yang digunakan untuk
antidiabetes yaitu daun salam. Cara pengolahan yaitu ambil
7 lembar daun salam cuci hingga bersih, rebus daun salam
18

hingga mendidih, angkat air rebusan, saring, dan minum 2


kali sehari. Cara penggunaannya yaitu tunggal tidak
memadukan obat dari dokter.
10) Buah mengkudu (Morinda citrifolia)
Cara pengolahannya yaitu bersihkan buah
mengkudu dengan air bersih setelah itu rebus buah
mengkudu dengan air tiga gelas sampai mendidih dan
jumlah air berkurang menjadi satu gelas lalu airnya
diminum.Cara penggunaannya yaitu tunggal tidak
memadukan obat dari dokter.
11) Daun murbei (Morus alba L)
Cara pengolahannya yaitu ambil daun murbei,
kemudian bersihkan, lalu rebus hingga mendidih, lalu ambil
airnya yang sudah direbus lalu diminum 1 kali dalam
sehari. Cara penggunaannya yaitu campuran dari obat
modern atau obat dokter yaitu obat modern diminum
terlebih dahulu setelah satu sampai dua jam kemudian obat
tradisional di minum.
f. Diabetes Melitus (DM)
1. Definisi Diabetes Melitus
Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2012,
jumlah pasien dengan penyakit Diabetes Melitus (DM) di dunia
mencapai 347 juta orang dan lebih dari 80% kematiian akibat
penyakit DM berasal dari negara miski dan berkembang. Pada
tahun 2030 nanti, diperkirakan terdapat 197,4 juta penduduk
Indonesia yang berusia diatas 20 tahun dengan asumsi
prevalensi DM sebesar 10,8%, yaitu sekitar 21,3 juta orang
yang akan menderita penyakit ini(Kementrian Republik
Indonesia, 2019). Kehadiran penyakit ini tentu akan menjadi
masalah utama karena akan meningkatkan angka kematian
serta penurunan pada (CHANDRA, 2021).
19

Dibetes melitus merupakan penyakit dengan sekolompok


gangguan dengan tingginya kadar gula dalam darah yang
disebabkan dengan adanya kerusakan pada sekresi insulin,
kerja insulin, dab gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan
protein. Diabetes hiperglikemik kronik dapat menyebabkan
kegagalan fungsi dan kerusakan beberapa organ lainnya(World
Health Organization, 2019)
Diabetes Melitus (DM) atau sering dikenal dengan kencing
manis adalah penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan
kurangnya hormon insulin. Diabetes melitus diartikan pula
sebagai penyakit metabolisme yang termasuk dalam kelompok
gula darah yang melebihi batas normal atau hiperglikemia
(lebih dari 120 mg/dl atau 120 mg%), karena itu penyakit ini
disebut juga penyakit gula. Menurut Suiraoko penyakit diabetes
melitus merupakan penyakit degeratif, penyakit degeneratif ini
menunjukkan proses penghancuran sel yang lebih hebat dan
adanya penuruanan daya tahan sel saraf dan mengakibatkan
kematian sel lebih cepat.
Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular dengan
gangguan metabolism tubuh dalam waktu yang ditandai dengan
tingginya kadar gula di dalam darah (Ratih.dkk,2020).
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi diabetes ada 4 jenis, yaitu:
1) Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes melitus tipe 1 biasa juga disebut sebagai
Diabetes tergantung insulin. Diabetes disebabkan kerusakan
sel beta pankreas dikarenakan proses autoimun. Umumnya,
gejala klinis terjadi pada saat kerusakan sel-sel pankreas
mencapai > 90%. Resiko untuk mengalami DM tipe-1
berkaitan dengan kerusakan gen. Gehjala DM tipe 1 antara
20

lain seperti kesemutan, lemas, luka yang sukar sembuh, dan


gangguan perilaku (Sari Pediatri,2019)
2) Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2adalah penyakit metabolic
yang memiliki ciri seperti hiperglekimia.Ini dikarenakan
kelainan sekresi insulin dari keduanya didalam tubuh
manusia.penderita DM tipe 2 ini memiliki resiko terkena
penyakit jantung. Penderita DM tipe 2 juga memiliki resiko
terkena penyakit hipertensi, DM tipe 2 juga berdampak
terjadinya komplikasi ulkus kaki diabetik dan penyakit
ginjal diabetic, hal ini biasanya terjadi pada usia > 30 tahun,
dan obesitas (Santi Oktaviani, dkk. 2022).
3) Diabetes pada Kehamilan (Gestasional Diabetes)
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah
diabetes yang hanya ditemukan pada masa kehamilan
hingga persalinan, tetapi berpotensi meningkatkan resiko
morditas dan bahkan mortalitas pada ibu dan anakyang
dikandung.Angka lejadian DMG di Indonesia diperkirakan
berkisaran > 1% dan sering tidak bergejala sehingga sering
luput dari pemantauan khusunya pada kehamilan pertama.
Faktor resiko DMG diantaranya usia ibu yang cukup tua
saat hamil, obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes,
riwayat polycystic ovarium stndrome (PCOS), dan riwayat
melahirkan (F Dany, dkk. 2022)
3. Gejala Diabetes Melitus
Seorang yang menderita DM dapat memiliki gejala
antara lain polyuria (sering kencing), polydipsia (sering
merasa haus), dan polifagia (sering merasa lapar), sert
penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
Selain hal-hal tersebut, gejala penderita DM lain adalah
keluhan lemah badan dan kurangnya energy, kesemutan di
21

tangan atau kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau


jamur, penyembuhan luka yang lama, dan mata kabur.
Namun, pada beberapa kasus, penderita DM tidak
menunjukkan adanya gejala.
Apabila seseorang merasakan gejala-gejala
tersebut, hendaknya memeriksakan diri ke dokter. Apabila
terdapat kecurigaan terdapat DM, dokter akan menyarankan
pemeriksaan gula darah. Pemeriksaan gula darah terdiri atas
gula darah setelah berpuasa (minimal 8 jam), gula darah 2
jam setelah makan, dan gula darah sewaktu. Selain ketiga
pemeriksaan tersebut, dokter dapat merekomendasikan
pemeriksaan laboratorium lainnya. Dari hasil pemeriksaan
dan didukung oleh hasil laboratorium, dokter akan
menentukan apakah pasien terkena DM atau tidak (Marathe
et al., 2017)
4. Pengendalian Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) memang penyakit yang
tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan
sehingga penderita dapat menjalani hidupnya dengan
normal. Pengendalian tersebut meliputi pengaturan pola
makan (diet), olahraga, dan pengobatan pemeriksaan gula
darah (Suciana et al., 2019).
1) Pengaturan makan
Pengaturan makan atau diet pada penderita DM
prinsipnya hampir sama dengan pengaturan makanan pada
masyarakat umumnya yaitu dengan mempertimbangkan
jumlah kebutuhan kalori serta gizi yang seimbang.
Penderita DM ditekankan pada pengaturan dalam 3 J yakni
keteraturan jadwal makan, jenis makan, dan jumlah
kandungan kalori. Komposisi makanan yang dianjurkan
terdiri dari karbohidrat yang tidak lebih dari 45-65% dari
22

jumlah total asupan energi yang dibutuhkan, lemak yang


dianjurkan 20-25% kkal dari asupan energi, protein 10-
20% kkal dari asupan energi.
2) Olahraga
Olahraga atau latihan jasmani seharusnya dilakukan
secara rutin yaitu sebanyak 3-5 kali dalam seminggu selama
kurang lebih 30 menit dengan jeda latihan tidak lebih dari 2
hari berturut-turut.Kegiatan sehari-hari atau aktivitas
sehari-hari bukan termasuk dalam olahraga meskipun
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari2. Olahraga selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat
badan guna untuk memperbaiki sensitivitas insulin,
sehingga dapat mengedalikan kadar gula darah. Olahraga
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat
aerobik seperti: jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang3. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani.Kegiatan yang kurang
gerak seperti menonton televisi perlu dibatasi atau jangan
terlalu lama1. Apabila kadar gula darah < 100 mg/dl maka
pasien DM dianjurkan untuk makan terlebih dahulu, dan
jika kadar gula darah > 250 mg/dl maka latihan harus
ditunda terlebih dahulu. Kegiatan fisik sehari-hari bukan
dikatakan sebagai latihan jasmani.
3) Pengobatan
Pengobatan pada penderita DM diberikan sebagai
tambahan jika pengaturan diet serta olahraga belum dapat
mengendalikan gula darah.Pengobatan disini berupa
pemberian obat hiperglikemi oral (OHO) atau injeksi
insulin.Dosis pengobatan ditentukan oleh dokter.
23

4) Pemeriksaan gula darah


Pemeriksaan gula darah digunakan untuk memantau
kadar gula darah. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi
pemeriksaan kadar gula darah puasa dan glukosa 2 jam
setelah makan yang bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan terapi. Selain itu pada pasien yang telah
mencapai sasaran terapi disertai dengan kadar gula yang
terkontrol maka pemeriksaan tes hemoglobin terglikosilasi
(HbA1C) bisa dilakukan minimal 1 tahun 2 kali. Selain itu
pasien DM juga dapat melakukan pemeriksaan gula darah
mandiri (PGDM) dengan menggunakan alat yang sederhana
serta mudah untuk digunakan (glukometer).Hasil
pemeriksaan gula darah menggunakan alat ini dapat
dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan
teratur serta pemeriksaan menggunakan sesuai dengan
standar yang telah dianjurkan.

C. Kerangka Konsep
Variable Independen Veriable dependen

1. Jenis-Jenis
Tanaman Obat
Tanaman Obat Tradisional Sebagai Anti
Untuk Penyakit Diabetes Diabetes Melitus
Melitus Di Desa Massulowalie (DM)
Kecamatan Mattiro Sompe 2. Cara Pengolahan
Kabupaten Pinrang Tanaman Obat
Sebagai Anti
Diabetes Melitus
(DM)
24

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif
yaitu dengan mendiskripsikan tanaman obat tradisional untuk penyakit
diabetes melitus di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang.

B. Lokasi Data Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s.d Mei 2023.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang memenuhi
kriteria yang telah diterapkan.Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh masyarakat yang berada di Desa Massuwalie Kecamatan
Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang sebanyak 1.044 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subjek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi.Sampel dalam penelitian ini
adalah masyarakat di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang yang memiliki kriteria inklusi. Sampel dipilih
dengan mengguakan metode purposive sampling
Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling peneliti
menentukan pengembalian sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri
khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan
dapat menjawab permasalahan peneliti. Untuk menentukan jumlah
25

sampel yang dihitung dengan metode Slovin menggunakan rumus


(Firdaus,2021)
Jumlah Sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin dengan
nilai kritis sebesar 10%.
𝑁
Rumus Slovin :n =
1+𝑁(𝑒)2

Dimana :
n = besaran sampel
N = besaran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan
Sehingga diperoleh jumlah sebanyak 100 orang.
3. Kriteria inklusi dan eksklusi
a. Kriteria inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria yang akan menjadi sampel
penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini bersifat
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan ciri
ciri sebagai berikut :
a) Masyrakat Desa Mmassulowalie Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang yang menderita diabetes melitus
berdasarkan catatan rekam medis
b) Perna menggunakan obat tradisional
c) Bersedia menjadi responden
d) Bisa berbahasa Indonesia
b. Kriteia ekslusi
a) Pengisian identitas maupun jawaban dalam lembaran kuisioner
tidak lengkap
b) Tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus
c) Tidak pernah menggunakan obat tradisional
26

D. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Indikator Definisi Cara ukur
Inventarisasi Tanaman Kegiatan mencatat Kuesioner
Obat berbagai jenis tanaman
berkhasiat obat untuk
penyakit dibetes melitus
yang digunakan
masyarakat di Desa
Massulowalie
Kecamatan Mattiro
Sompe.
Jumlah dan Jenis Jumlah dan jenis Kuesioner
tanaman obat untuk
penyakit diabetes
melitus hasil penelitian
Khasiat Manfaat yang didapat Kuesioner
setelah menggunakan
tanaman obat untuk
penyakit diabetes
melitus yang mampu
memberikan efek
penyembuhan
Bagian yang Bagian dari tanaman Kuesioner
digunakan yang dijadikan sebagai
obat untuk penyakit
Diebetes melitus,
misalnya daun, batang,
kulit, kayu, dan lain-
lain.
27

Cara pengolahan Cara pengolahan Kuesioner


tanaman obat yang
digunakan untuk
penyakit diabetes
melitus seperti direbus,
ditumbuk, dipotong dan
direbus, dijemur dan
direbus, dipanaskan dan
ditumbuk
Cara penggunaan Cara penggunaannya Kuesioner
yaitu di minum
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket
(kuisioner) yang merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan lembaran kuisoner yang berisikan beberapa pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisoner penelitian ini
merupakan pertanyaan tertutup dengan ,menyediakan jawaban yang dapat
menggambarkan tentang tanaman obat tradisional yang digunakan untuk
penyakit diabetes melitus pada masyarakat di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang.

F. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh akan dikelompokkandan ditabulasi dalam
bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jenis, khasiat, bagian yang
digunakan, cara pengolahan, dan cara pemakaian.
28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada bulan Maret 2023 di
Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang melalui
wawancara langsung menggunakan lembar kuisioner terhadap masyarakat
diolah dan disajikan dalam tabel di bawah ini.
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-laki 32 32
2. Perempuan 68 68
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah (2023)
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
umur
No Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 30-40 7 7
2. 41-50 22 22
3. 51-60 32 32
4. 61-70 26 26
5. 71-80 12 12
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah (2023)
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. SD 40 40
2. SMP 20 20
3. SMA 24 24
4. Perguruan Tinggi 16 16
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang dioleh (2023)
29

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


riwayat keluarga yang DM
No. Riwayat Keluarga Jumlah Persentase (%)
Yang DM
1. Ada 47 47
2. Tidak ada 53 53
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang dioleh (2023)
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
lama menderita DM (tahun)
No. Lama Menderita Jumlah Persentase (%)
DM (tahun)
1. 0-5 tahun 89 89
2. 6-10 tahun 7 7
3 >10 tahun 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang dioleh (2023)

2. Persentase Penduduk Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe


Kabupaten Pinrang yang mengonsumsi obat kimia dan obat tradisional
sebagai pengobatan Diabetes Melitus.
Berdasarkan hasil wawancara responden, sebanyak 100 orang
Banyaknya penduduk yang hanya mengonsumsi obat kimia untuk
mengobati penyakit diabetes melitus sebanyak 83 orang, dan yang
menggunakan obat tradisional sebagai pengobatan diabetes melitus
yaitu sebanyak 100 orang. Jadi dari 100 responden tersebut banyaknya
orang yang mengonsumsi obat kimia dan obat tradisional sebagai
pengobatan diabetes melitus yaitu sebanyak 83 orang.
Tabel 4.6 Persentase penduduk Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro
Sompe Kabupaten Pinrang yang mengonsumsi obat kimia
dan obat tradisional sebagai pengobatan diabetes melitus.
Obat yang Ya Persentas Tidak Persentase Total
dikonsumsi e (%)
(%)
obat kimia 83 83% 17 17% 100
obat 100 100 0 0 100
tradisional
(sumber: Data Primer, 2023)
30

No Jenis Penyakit Jumlah Persentase


Tanaman Responden (%)
yang memilih

1. Pinang Diabetes 27 27

2. Ciplukan Diabetes 25 25
Hipertensi
3. Daun Diabetes 20 20
Insulin
4. Jambu Biji Diare 13 13
Diabetes

5. Sirih Diabetes 11 11
Kolesterol
6. Kelor Diabetes 10 10
Kolesterol
Asam Urat
7. Salam Diabetes 9 9
Kolesterol

8. Kayu Diabetes 9 9
Manis
9. Lidah Diabetes 9 9
Buaya Kolesterol
10. Pare Diabetes 9 9
Kolesterol
11. Kersen Diabetes 8 8
Hipertensi
Kolesterol
12. Kumis Diabetes 8 8
31

Kucing Hipertensi
13. Bliva Diabetes 7 7 3. J
enis
14. Sirsak Diabetes 5 5 herbal
Asam Urat yang
digunak
15. Jahe Diabetes 5 5 an oleh
Kolesterol Pendud
uk Desa
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang untuk
pengobatan Diabetes Melitus
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, didapatkan data
bahwa terdapat 15 jenis herbal yang digunakan oleh penduduk Desa
Massulowalie untuk mengobati suatu penyakit.Data tersebut disajikan
pada table berikut.
Tabel 4.7 Herbal yang digunakan oleh Penduduk Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang untuk
mengobati penyakit.

(Sumber: Data Primer,2023)

4. Karakteristik penggunaan obat tradisional untuk penyakit Diabetes


Melitus di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten
Pinrang
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden tentang
karakteristik penggunaan obat tradisioanl untuk penyakit Diabetes
Melitus di Desa Massulowalie Massulowalie Kecamatan Mattiro
Sompe Kabupaten Pinrang berupa jenis tanaman, bagian tanaman,
dosis penggunaan, dan cara pengolahannya didapatkan data pada tabel
berikut ini.

Tabel 4.8 Karakteristik Penggunaan Obat Tradisional Untuk Penyakit


Diabetes Melitus di Desa Massulowalie Kecamatan
Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang.
32

Jenis Bagian Dosis


No Tanaman Tanaman Penggunaan Cara Pengolahan Tanaman

1. Buah Buah 5 Buah Diambil sebanyak 5 biji buah


Pinang pinang dicuci terlebih dahulu
(Areca lalu di tumbuk, kemudian di
catechu) rebus dalam air 100 ml
hingga mendidih, setelah itu
sudah bisa diminum
2. Pare Buah 1-2 buah Diambil 1-2 buah pare
(Momordic secukupnya lalu dibelah dan
a charantia dipisahkan bijinya. Lalu
L) dibersihkan dengan air
mengalir hingga bersih,
selanjutnya di blinder dan di
saring, lalu hasil saringnya
bisa dikonsumsi.
3. Daun Daun 7-10 Diambi daun insulin sebanyak
insulin/Yak Lembar 7-10 lembar lalu di cuci
on terlebih dahulu hingga bersih,
(Smallanth kemudian di keringkan
us sampai benar-benar kering.
sonchifolia Setelah itu sudah dapat
) dikonsumsi dengan cara
menyiramnya dengan air
panas.
4. Daun Daun 7 Lembar Ambil 7 lembar daun jambu
jambu biji Pucuk biji bagian pucuknya, dicuci
(Psidium terlebih dahulu dengan air
guajava) bersih, lalu di belinder setelah
33

Jenis Bagian Dosis


No Tanaman Tanaman Penggunaan Cara Pengolahan Tanaman

itu disaring. Hasil


saringannya bisa di minum 1
kali sehari.
5. Daun sirih Daun 5 lembar Diambil sebanyak 5 lembar
(Piper daun sirih cuci bersih semua
betle linn) daun lalu iris kecil-kecil.
Rebus dengan air sebanyak 3
gelas (600 ml) sampai
mendidih hingga tersisa ½
gelas.
6. Daun kelor Daun Secukupnya Ambil beberapa tangkai daun
(Morinaga kelor, dipisahkan dengan
oleifera) tangkainya, lalu dicuci hingga
bersih setelah panaskan air
secukupnya hingga mendidih
lalu turunkan daun kelor yang
sudah dibersihkan tadi. Bisa
dikonsumsi sebagai sayur
7. Daun Daun Secukupnya Diambil beberapa helai daun
salam salam cuci hingga bersih, lalu
(Syzygium di blinder dan disaring, hasil
polyanthu penyaringannya bisa langsung
m) diminum. Bisa dikonsumsi 2x
sehari

8. Ciplukan Daun 7 Lembar Diambil daun ciplukan


(Physalis) sebanyak 7 lembar lalu
34

Jenis Bagian Dosis


No Tanaman Tanaman Penggunaan Cara Pengolahan Tanaman

dibersihkan dan di blinder,


kemudian di saring, hasil
saringan bisa di minum .
9. Daun Daun 10 Lembar Diambil daun kersen
Kersen sebanyak 10 lembar, cuci
(Muntingia terlebih dahulu, lalu di masak
e folium dengan air ± 200 ml hingga
mendidih. Dapat dikonsumsi
2x1
10. Kumis Daun 7 Lembar Ambil beberapa lembar daun
kucing kumis kucing cuci terlebih
(Orthosiph dahulu lalu rebus dalam air
on 100 ml hingga mendidih. Bisa
aristatus diminum 1 kali sehari
11. Daun bliva Daun Secukupnya Diambil daun bliva
(Porophyll secukupnya lalu dibersihkan
um hingga bersih, kemudian di
ruderale rebus hingga mendidih dalam
cass) air 200ml.
12. Daun Daun 8 Lembar Ambil beberapa helai daun
sirsak sirsak yang muda/pucuknya
(Annona lalu di cuci terlebih dahulu
muricata hingga bersih lalu di rebus
dalam air ±100.
13. Lidah Gell Secukupnya Ambil daun lidah buaya
buaya secukupnya dikupas dan
(Aloe ambil gelnya. Masukka gel
35

Jenis Bagian Dosis


No Tanaman Tanaman Penggunaan Cara Pengolahan Tanaman

berbadensi lidah buaya ke dalam segelas


s milleer) teh hijau panas. Diaduk
sampai rata lalu minum
sekaligus.
14. Kayu Batang 3 Batang Batang kayu manis direbus
manis sampai mendidih dan
(Cinnamo mengeluarkan warna merah.
mum Kemudian angkat dan
verum) tuangkan dalam gelas
kemudian diminum.
15. Jahe Rimpang 1 Tongkol Diambil 1 tongkol rimpang
(Zingiber jahe dicuci terlebih dahulu
Officinale) lalu di kupas kulitnya,
kemudian diparut, dan rebus 4
gelas air. Biarkan jahe
meresap selama sekitar 5-10
menit. Air jahe dapat
diminum.
(Sumber: Data Primer, 2023)

5. Cara pengolahan obat tradisional secara umum pada Penduduk Desa


Massulowalie Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang
Tabel 4.9 Cara pengolahan obat tradisional secara umum pada
Penduduk Desa Massulowalie Kecamatan Mattirosompe
Kabupaten Pinrang
36

No Cara Pengolahan Jumlah responden Persentase


yang memilih
1. Direbus 58 58%
2. Dibelinder 56 56%
3. Ditumbuk 27 27%
4. Dikeringkan 20 20%
5. Diparut 5 5%
(Sumber: Data Primer, 2023)
B. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro
Sompe Kabupaten Pinrang pada bulan Maret 2023, dengan membagikan
kuesioner dan wawancara langsung ke masyarakat mengenai tanaman
obat yang digunakan sebagai pengobatan diabetes melitus.
Berdasarkan (INFODATIN) Pusat Data dan Informassi Kementerian
Kesehatan RI, Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun
di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka
prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Dari 10
negara dengan jumlah penderita diabetes (juta) tertinggi di tahun 2019
Indonesia berada pada urutan ke-7 dengan penderita diabetes sebesar 10,7
juta. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara pada daftar
tersebut, sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia
terhadap prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara.
Sebanyak 100 responden mengalami penyakit diabetes melitus di Desa
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, hal ini
disebabkan banyaknya masyarakat yang tidak mengatur pola makan yang
sehat, kurang olahraga, berat badan berlebihan, serta ada juga yang
beranggapan bahwa faktor keturunan dan faktor lingkungan. Artinya,
faktor keturunan yang dimaksud bukan sekedar peran genetik, melainkan
dipengaruhi gaya hidup bersama di dalam keluarga. Ada pengaruh riwayat
keturunan terhadap kejadian diabetes melitus pada pra lansia, sehingga
37

masyarakat khususnya yang berusia > 45 tahun diharapkan dapat


menerapkan gaya hidup yang sehat dalam kehidupan sehari-harinya,
mengurangi makanan dengan lemak dan karbohidrat tinggi, olahraga yang
teratur, rutin melakukan pemeriksaan laboratorium kadar gula darah
terutama yang mempunyai riwayat keturunan diabetes melitus (Yusnanda
F, dkk.2018).
Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa dari 100 responden jumlah
responden terbanyak berdasarkan jenis kelaminnya yaitu responden yang
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 68 orang (68%) sedangkan
responden laki-laki hanya 32 orang (32%).
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak berdasarkan kelompok umurnya yaitu kelompok 51-60 tahun
dengan jumlah 32 orang (32%), kelompok umur 61-70 tahun berjumlah 26
orang (26%), kelompok umur 41-50 tahun berjumlah 22 orang (22%),
kelompok umur 71-80 tahun berjumlah 12 orang (12%), dan kelompok 30-
40 tahun berjumlah 7 orang (7%).
Pada tabel 4.3 jumlah responden terbanyak berdasarkan tingkat
pendidikannya yaitu responden yang berpendidikan SD dengan jumlah 40
orang (40%), SMA berjumlah 24 orang (24 %), SMP berjumlah 20 orang
(20%), dan yang paling sedikit yaitu responden yang berpendidikan
sampai ke perguruan tinggi dengan jumlah 16 orang (16%).
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang tidak ada riwayat
keluarga yang Diabetes Melitus sebanyak 53 orang (53%) sedangkan yang
ada riwayat keluarga yang Diabetes Melitus yaitu sebanyak 47 orang
(47%).
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah responden
terbanyak berdasarkan kelompok umurnya yaitu kelompok 0-5 tahun
dengan jumlah 89 orang (89%), kelompok umur 6-10 tahun dengan
jumlah 7 orang (7%), dan yang paling sedikityaitu kelompok umur >10
tahun dengan jumlah 4 orang (4%).
38

Dan dari hasil data tersebut dapat dilihat dari tingkat pendidikannya,
dimana tingkat pendidikannya masih rendah. Secara teori, seseorang
dengan pendidikan yang tinggi akan mempunyai kesempatan untuk
berperilaku baik. Orang yeng berpendidikan tinggi lebih mudah
memahami dan mematuhi perilaku diet dibandingkan dengan orang yang
berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,
hkususnya dalam mematuhi pengelolaan diet Diabetes Melitus.
Berdasarkan tabel 4.6 Penduduk lebih banyak mengonsumsi tanaman
obat tradisional sebagai pengobatan diabetes melitus yaitu sebanyak 100%
dimana semua responden pernah mengonsumsi tanaman obat tradisional
sebagai pengobatan diabetes melitus, dibandingkan obat kimia hasil
persentase yang didapatkan yaitu sebayak 83% . Hal ini dikarenakan efek
samping dari tanaman obat tradisional lebih rendah dibandingkan dengan
obat kimia dan juga dapat dilihat dari masalah ekonomi masyarakat yang
sangat minim jadi masyarakat lebih memilih tanaman obat tradisional
sebagai pengobatan diabetes melitus.
1. Jenis Herbal Yang Digunakan Oleh Penduduk Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang Sebagai Pengobatan
Diabetes Melitus
Terdapat 15 jenis herbal yang digunakan penduduk untuk
pengobatan diabetes melitus,dari tanaman tersebut, 10 teratas yang
paling banyak penduduk gunakan yaitu, Pinang(Areca catechu) 27%,
Ciplukan (Physalis) 25%, daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) 20%,
Jambu Biji (Psidium guajava) 13%, Sirih (Piper betle linn) 11%,
Kelor(Morinaga oleifera)10%, Salam (Syzygium polyanthum)9%,
Kayu Manis(Cinnamomum verum) 9%, Lidah Buaya(Aloe berbadensis
milleer) 9%, dan Pare (Momordica charantia L)9%.
2. Karakteristik penggunaan obat tradisional sebagai pengobatan
diabetes melitus oleh penduduk desa massulowalie kecamatan mattiro
sompe kabupaten pinrang.
39

Terdapat 15 jenis tanaman obat dengan karakteristik


penggunaannya untuk penyakit diabetes yang digunakan oleh
penduduk desa massulowalie kecamatan mattiro sompe kabupaten
pinrang, yaitu
1. Pinang (Areca catechu),
hasil analisis Fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak buah
pinang yaki (Areca catechu) mengandung senyawa tannin,
flovanoid dan triterpenoid. Salah satu senyawa yang diduga
memiliki aktivitas sebagai antidiabetes adalah flavonoid.
Flovanoid secara umum diduga dapat meregenerasi kerusakan
sel beta pankreas akibat induksi aloksan dan dapat menurunkan
kadar glukosa darah dengan merangsang sel beta pankreas
untuk memproduksi insulin.
Berdasarkan penelitian (Ludong M.R, dkk.2019)
melakukan pengujian eksperimen laboratorium menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak buah pinang yaki dosis 400mg
dan 800mg memiliki aktivitas menurunkan kadar gula darah.
2. Ciplukan (Physalis)
Penelitian yang dilakukan di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang dengan
membagikan kuesioner dan wawancara langsung banyak
masyarakat yang menggunakan tanaman herbal sebagai
pengobatan diabetes melitus diantaranya yaitu Ciplukan
sebanyak 25%.
Dimana tanaman ciplukan juga pernah diteliti oleh
(Maliangkay, dkk. 2019).Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak etanol herba ciplukan (Physalis)dapat
menurunkan glukosa darah. Dosis 150 mg/kg BB memiliki
presentase penurunan kadar glukosa darah pada hari ke-7 dan
hari ke-14 masing-masing sebesar 14.1% dan 70.5%. dosis 300
40

mg/kg BB memiliki presentase penurunan kadar glukosa darah


padad hari ke-7 dan hari ke-14 masing-masing sebesar 21.8%
dan 69.5%. dosis 150 mg/kg BB lebih efektif sebagai
antidiabetes dibandingkan dengan dosis 300 mg/kg BB.
Pemberian ekstrak etanol herrba ciplukan (Physalis)juga
memiliki aktivitas untuk memperbaiki kerusakan sel-sel β-
pankreas pada tikus putih (Rattus norvergicus) yang diinduksi
aloksan.
3. Insulin/Yakon (Smallanthus sonchifolia)
WHO menyarankan penggunaan obat tradisional untuk
penyakit kronik dan degenerative dalam menjaga kesehatan
serta ikut mendukung peningkatan kemanan dan khasiatnya.
Umbi Tanaman Yakon (SS) mengandung FOS
(Fruktooligosakarida) sebagai penurun kadar gula darah.
Dari hasil penelitian (Nurmawati, dkk.2022) hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh air
rebusan umbi Ykon. Air rebusan umbi Yakon dapat
diimplementasikan sebagai alternative dalam penataalaksaan
gula darah pada kondisi diabetes melitus.
4. Jambu Biji (Psidium guajava)
Dari hasil penelitian dengan cara mebagikan kuesioner dan
wawancara langsung ke masyarakat di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, didapatkan
hasil presentase masyarakat yang mengonsumsi daun jambu
biji sebagai pengobatan diabetes melitus yaitu sebanyak 13%.
Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Zurhayati.2022).daun Jambu Biji mengandung tannin dan
kaksium dimana tannin menghambat enzim a glukosidase
sehingga melambatkan perlepasan glukosa dalam darah.
Analisa univariat dan bivariate data menggunakan Uji T
Dependen didapatkan hasil 0,000 < 0,05 Ho ditolak Ha
41

diterima, artinya ada pengaruh rebusan daun jambu biji


terhadap kadar glukosa darah lansia pada penderita diabetes
melitus tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandah Indragiri
Hilir Tahun 2020.
5. Sirih (Piper betle linn)
Dari hasil penelitian dengan cara mebagikan kuesioner dan
wawancara langsung ke masyarakat di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, didapatkan
hasil presentase masyarakat yang mengonsumsi daun sirih
sebagai pengobatan diabetes melitus yaitu sebanyak 11%.
Dari hasil penelitian (Listiana Devi, dkk.2019) Dari 16
penderita diabetes melitus terdapat 9 orang (56.2%) dengan
kadar gula darah kurang dari 200mg/dl. Hasil uji Wilcoxon Sign
Rank didapat nilai Z = -3,517 dengan p = 0,000 < 0,05 berarti
signifikan. Jadi kedua variabel memiliki median yang berbeda,
ada perbedaan kadar GDS pasien Diabetes Melitus sebelum
dan setelah pemberian air rebusan daun sirih merah.
Kesimpulan, air rebusan daun sirih merah efektif secara
signifikan terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus.
Pengaruh air rebusan daun sirih merah terhadap glukosa
darah post prandial orang normal terlihat tidak konsisten.
Dalam 3 kali perlakuan, pengaruh air rebusan terhadap glukosa
darah tampak pada hari kedua, sedangkan hari pertama dan
ketiga tidak tampak adanya pengaruh (Mindayani, dkk.2019).
6. Kelor (Morinaga oleifera)
Penelitian yang dilakukan di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kbupaten Pinrang, dengan
membagikan kuesioner dan wawancara langsung, banyak yang
menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan diabetes
melitus diantaranya yaitu daun kelor sebanyak 10% .
42

Diabetes melitus (DM) dikenal sebagai gangguan


metabolism karbohidrat yang ditandai dengan tingginya kadar
gula dalam darah (hiperglikemia). Salah satu alternatif
pengobatan untuk menanggulangi penyakit diabetes yaitu
tanaman herbal diantaranya daun kelor (Moringa oleifera) yang
kaya akan nutrisi, seperti Phytochemical, karoten, senyawa
flavonoid, senyawa phenoid, kalsium, besi, protein,vitamin
serta memiliki kandungan antioksidan yang dapat menstabilkan
radikal bebas sehingga dapat dijadikan proteksi terhadap
diabetes melitus.
Daun kelor (Moringa oleifera) berpotensi sebagai penurun
kadar glukosa darah yang sangat efektif, selain itu daun kelor
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap profil lipid,
resistensi insulin, penurunan glukosa darah, dan penurunan
berat badan secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
daun kelor terbukti memiliki efek dapat menurunkan kadar
glukosa dalam darah (Kusuma, dkk.2020).
7. Salam (Syzygium polyanthum
Penelitian yang dilakukan di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, dengan
membagikan kuesioner dan wawancara langsung, banyak yang
menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan diabetes
melitus diantaranya yaitu daun salam sebanyak 9%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Rissa Mutia,
2022) terdapat 5 artikel yang sesuai dan dilakukan review.
Hasil review artikel menunjukkan ekstrak daun salam memiliki
aktivitas menurunkan kadar gula darah melalui beberapa
mekanisme, menghambat radikal bebas ROS (Reactive Ocygen
Species) melalui transfer electron serta menghambat reaksi
perkosidasi.
43

8. Kayu Manis (Cinnamomum verum),


Kayu manis merupakan suatu bahan alami yang sangat
kaya manfaat, pada penelitian kali ini yang dilakukan di Desa
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang,
dengan membagikan kuesioner dan wawancara langsung,
banyak yang menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan
diabetes melitus diantaranya yaitu kayu manis sebanyak 9%.
Kandungan yang terdapat dalam kayu manis yaitu
Flavonoid terbukti dapat memberikan efek menguntungkan
dalam melawan penyakit diabetes melitus, baik melalui
kemampuan mengontrol kadar gula darah serta
mengoptimalkan kerja organ pankreas (Qurrohman,dkk.2023)
9. Lidah Buaya (Aloe berbadensis milleer)
Penelitian yang dilakukan di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang, dengan
membagikan kuesioner dan wawancara langsung, banyak yang
menggunakan tanaman herbal sebagai pengobatan diabetes
melitus diantaranya yaitu Lidah Buaya sebanyak 9%.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik dimana
kadar gula darah tinggi di dalam tubuh karena tidak
memproduksi insulin yang cukup. Diabetes melitus Tipe II
merupakan jenis diabetes melitus yang paling banyak di
temukan yaitu lebih dari 90- 95% (American Diabetes
Asoctiation,2011).
Salah satu caramenurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes melitus Tipe II adalah dengan menggunakan tenaman
herbal yaitu lidah buaya (Aloe vera). Artikel diambil dari
Google Scholar melewati 2015-2021.Didapatkan 6 jurnal untuk
dianalisis. Hasil berrdasarkan penelitian dari 6 artikel yang
dianalisis menunjukkan bahwa pengaruh pemberian lidah
44

buaya (Aloe vera) terhadap penurunan kadar gula darah pada


penderita diabetes melitus Tipe II (Putri,dkk.2022).
10. Pare (Momordica charantia L)
Pada penelitian kali ini yang dilakukan di Desa
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang
dengan membagikan kuesioner dan wawancara langsung
didapatkan masyarakat yang mengonsumsi buah
Pare(Momordica charantia L) sebagai pengobatan diabetes
melitus yaitu sebanyak 9%.
Dimana diketahui bahwa buah pare(Momordica charantia
L) mengandung senyawa antidiabetes diantaranya charatin dan
polipeptida-p. buah pare baik dadlam bentuk ekstrak maupun
non ekstrak dan dalam sediaan tunggal maupun kombinasi
terbukti menurunkan kadar glukosa darah, meningkatkan
sensivitas dan kadar insulin, menormalkan kadar HbA1c,
memperbaiki profil lipid serta mengurangi stress oksidatif.
Kesimpulan penelitian ini adalah buah pare sangat berpotensi
sebagai herbal antihiperglikemia pada kondisi diabetes
(Kusuma, Maessaroh. 2020).
3. Cara Pengolahan Obat Tradisional Secara Umum Pada Penduduk
Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang
Ada 5 cara pengolahan obat tradisional yang dipilih oleh
responden yaitu direbus, ditumbuk, dibelinder, diparut, dan
dikeringkan. Dari 5 cara tersebut 3 teratas yang paling banyak dipilih
oleh responden yaitu direbus sebanyak 58%, dibelinder sebanyak 56%,
dan ditumbuk sebanyak 27%.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
45

Dari hasil penelitian tentang Inventarisasi Tanaman Obat Tradisional


Sebagai Pengobatan Diabetes Melitus di Desa Massulowalie Kecamatan
Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Terdapat 15 jenis tanaman obat yang digunakan oleh penduduk Deda
Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang untuk
pengobatan diabetes melitus, yaitu, Pare (Momordica charantia L),
kersen (Muntingiae folium), Bliva (Porophyllum ruderale cass), Salam
(Syzygium polyanthum), sirih (Piper betle linn), Kayu Manis
(Cinnamomum verum), Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus), Jahe
(Zingiber Officinale), Ciplukan (Physalis), Daun Insulin (Smallanthus
sonchifolia), Kelor (Morinaga oleifera), Pinang (Areca catechu), Sirsak
(Annona muricata), Jambu Biji (Psidium guajava), Lidah Buaya (Aloe
berbadensis milleer).
2. Cara pengolahan yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus di
Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang yaitu
direbus 58%, dibelinder 56%, ditumbuk 27%, dikeringkan 20%,
dandiparut 5%.
B. Saran
1. Bagi masyarakat Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro Sompe
Kabupaten Pinrang diharapkan dapat menerapkan gaya hidup yang sehat
dalam kehidupan sehari-harinya, mengurangi makanan dengan lemak dan
karbohidrat tinggi, olahraga yang teratur, rutin melakukan pemeriksaan
laboratorium kadar gula darah terutama yang mempunyai riwayat
keturunan diabetes melitus .
2. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk
membuktikan tanaman obat untuk diabetes melitus melalui uji
laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, M. (2021). Kombinasi Ekstrak Daun Gedi (Abelmoschus Manihot L.)
Dan Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Dalam Pembuatan Kopi Herbal
46

Sebagai Terapi Alternatif Penyakit Diabetes Mellitus. Universitas


Hasanuddin.
Fahriza, M. R. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Penyebab Diabetes Mellitus
(Dm). Tetrahedron Letters, 11(3), 2–10.
Https://Osf.Io/V82ea/Download/?Format=Pdf
Harefa, D. (2020). Pemanfaatan Hasil Tanaman Sebagai Tanaman Obat
Keluarga (Toga). Madani: Indonesian Journal Of Civil Society, 2 (2), 28–36.
Ibrahim, I. (2016). Inventarisasi Tumbuhan Obat Tradisional Masyarakat Suku
Dayak Bakumpai Di Kecamatan Murung Kabupaten Murung Raya. Iain
Palangka Raya.
Imelda, S. I. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Diabetes
Melitus Di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Scientia Journal, 8(1),
28–39. Https://Doi.Org/10.35141/Scj.V8i1.406
Kementerian Kesehatan Ri. (2020). Infodatin Tetap Produktif, Cegah, Dan Atasi
Diabetes Melitus 2020. In Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan Ri (Hal. 1–10).
Lamasigi, Z. Y., Hasan, M., & Lasena, Y. (2020). Local Binary Pattern Untuk
Pengenalan Jenis Daun Tanaman Obat Menggunakan K-Nearest Neighbor.
Ilkom Jurnal Ilmiah, 12(3), 208–218.
Ludong, R. M., De Queljoe, E., & Simbala, H. E. I. (2019). Uji Efektivitas
Ekstrak Buah Pinang Yaki (Areca Vestiaria) Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Di
Induksi Aloksan. Pharmacon, 8(2), 416.
Https://Doi.Org/10.35799/Pha.8.2019.29308
Lyany, M. Y. (2019). Inventarisasi Tanaman Berkhasiat Obat Untuk Ibu Pasca
Melahirkan Di Desa Lamalera Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata.
Poltekkes Kemenkes Kupang.
Maliangkay, H. P., Rumondor, R., & Kantohe, M. (2019). Skrining Fitokimia Dan
Potensi Antidiabetes Ekstrak Etanol Herba Ciplukan (Physalis Angulata L)
Pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Yang Diinduksi Aloksan. Bio-Edu:
Jurnal Pendidikan Biologi, 4(3), 98–107.
47

Https://Doi.Org/10.32938/Jbe.V4i3.422
Marathe, P. H., Gao, H. X., & Close, K. L. (2017). American D Iabetes A
Ssociation S Tandards Of M Edical C Are In D Iabetes 2017. Wiley Online
Library.
Mathematics, A. (2016). no Title No Title No Title. 1–23.
Petersmann, A., Nauck, M., Müller-Wieland, D., Kerner, W., Müller, U. A.,
Landgraf, R., Freckmann, G., & Heinemann, L. (2018). Definition,
Classification And Diagnostics Of Diabetes Mellitus. Journal Of Laboratory
Medicine, 42(3), 73–79. Https://Doi.Org/10.1515/Labmed-2018-0016
Safitri, I. (2020). Aplikasi Inventarisasi Dan Pengadaan Peralatan (Equipment)
Berbasis Website Pada Pt. Pp London Sumatera Wilayah Sei Lakitan Estate.
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Sarno, S. (2019). Pemanfaatan Tanaman Obat (Biofarmaka) Sebagai Produk
Unggulan Masyarakat Desa Depok Banjarnegara. Abdimas Unwahas, 4(2).
Suciana, F., Daryani, D., Marwanti, M., & Arifianto, D. (2019). Penatalaksanaan
5 Pilar Pengendalian Dm Terhadap Kualitas Hidup Pasien Dm Tipe 2. Jurnal
Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah Stikes Kendal, 9(4), 311–318.
Suraida, S., Susanti, T., & Muhamad Sholichin, T. (2020). Pengetahuan
Tumbuhan Obat Oleh Suku Bali & Jawa Di Desa Simpang Bayat Sumatera
Selatan. Jivaloka.
Witna, E. (2019). Pengobatan Tradisional Di Desa Padang Merbau Kecamatan
Seluma Selatan. 1–75.
Wulandari, R. M. (2019). Inventarisasi Tanaman Berkhasiat Obat Untuk Penyakit
Kulit Di Desa Piga Kecamatan Soa Kabupaten Ngada. Poltekkes Kemenkes
Kupang.
Yosmar, R., Almasdy, D., & Rahma, F. (2018). Jurnal Sains Farmasi Dan Klinis.
Survei Risiko Penyakit Diabetes Melitus Terhadap Kesehatan Masyarakat
Kota Padang, 5(Agustus 2018), 134–141.
Yusnanda, F., Rochadi, R. K., & Maas, L. T. (2019). Pengaruh Riwayat
Keturunan Terhadap Kejadian Diabetes Mellitus Pada Pra Lansia Di Blud
Rsud Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2017. Journal Of Healthcare
48

Technology And Medicine, 4(1), 18.


Https://Doi.Org/10.33143/Jhtm.V4i1.163
Ziraluo, Y. P. B. (2020). Tanaman Obat Keluarga Dalam Perspektif Masyarakat
Transisi (Studi Etnografis Pada Masyarakat Desa Bawodobara). Jurnal
Inovasi Penelitian, 1(2), 99–106.
49

LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur Penelitian

Jurusan Farmasi Poltekkes


Kemenkes Makassar

Desa Massulowalie Kecamatan


Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang

Pembagian Kuesioner dan Wawancara

Pengumpulan Data

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Skema Kerja : Inventarisasi Tanaman Obat Tradisional Sebagai Pengobatan


Diabetes Melitus di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro
Sompe Kabupaten Pinrang.
50

Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

INFORMED CONSENT
(LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN)

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Mutmainnah Nur Rahmah

NIM : PO713251201093

Adalah mahasiswa Program Studi D-3 Farmasi Poltekkes Kemenkes


Makassar yang akan melakukan penelitian tentang “Inventarisasi Tanaman Obat
Tradisional Sebagai Pengobatan Diabetes Melitus di Desa Massulowalie
Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang”.

Sehubung dengan penelitian yang akan dilakukan, maka dengan ini saya
memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi responden padapenelitian
ini. Semua informasi dan identitas responden akan dirahasiakan dan hanya untuk
kepentingan penelitian. Saya mohon kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab
pertanyaan yang saya ajukan pada saat wawancara dengan sejujur-jujurnya.
Apabila dalam penelitian ini Bapak/Ibu/Saudara merasa tidak nyaman dengan
kegiatan yang dilakukan, maka Bapak/Ibu/Saudara dapat mengundurkan diri.

Hormat Saya

(Sri Mutmainnah Nur Rahmah)


51

Lampiran 3. Lempar Persetujuan Ikut Penelitian

INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :

Telah mendapatkan keterangan secara terinci mengenai :


1. Penelitian yang berjudul “Inventarisasi Tanaman Obat Tradisional Sebagai
Pengobatan Diabetes Melitus di Desa Massulowalie Kecamatan Mattiro
Sompe Kabupaten Pinrang”

2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek


3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian

4. Bahaya yang akan timbul


5. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai


segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu, saya
bersedia/tidak bersedia *) secara sukarela untuk menjadi subjek penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.

Pinrang, 2023

Peneliti Responden

(Sri Mutmainnah Nur Rahmah) (…………………………...)

*)coret salah satu


52

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Penelitian


Pedoman Wawancara Penelitian
Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan
keikhlasan bapak/ibu dalam meluangkan waktu untuk menjawab wawancara ini.
Besar harapan saya, Bapak/Ibu menjawab sesuai apa yang Bapak/Ibu ketahui,
karena apapun hasilnya sedikitpun tidak mempengaruhi Bapak/Ibu. Atas
bantuannya, saya ucapkan terima kasih.

Identitas Responden :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Pekerjaan Terakhir :

Pertanyaan :

1) Sudah berapa lama Bapak/Ibu menggunakan pengobatan tradisional untuk


penyakit Diabetes Melitus ?
2) Apakah Bapak/Ibu merasa sembuh setelah menggunakan tanaman obat
untuk mengobati penyakit Diabetes Melitus?
3) Apakah anda menggabungkan obat tradisional dengan obat kimia jika
mengalami penyakit Diabetes Melitus ?
4) Sebutkan nama tanaman yang pernah Bapak/Ibu gunakan untuk mengobati
penyakit Diabetes Melitus.
5) Bagian tanaman apa saja yang digunakan untuk penyakit Diabetes
Melitus?
6) Bagaimana cara pengolahan tanaman obat untuk mengobati penyakit
Diabetes Melitustersebut ?
7) Dari mana Bapak/Ibu memperoleh informasi tentang tanaman obat untuk
mengobati penyakit Diabetes Melitus?
53

Lampiran 5. Lembar Kuesioner

KUISIONER PENELITIAN
INVENTARISASI TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK
PENYAKIT DIABETES MILITUS DI DESA MASSULOWALIE
KECAMATAN MATTIRO SOMPE KABUPATEN PINRANG
I. IDENTITAS UMUM RESPONDEN
Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin : Pria
Wanita
Pendidikan Terakhir : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
II. PERTANYAAN
1. Apakah Anda memiliki riwayat diabetes melitus?
a. Ya
b. Tidak
2. Sejak kapan Anda mengalami diabetes melitus?
a. >1 tahun
b. <1 tahun
3. Apakah Anda mengonsumsi obat kimia untuk mengobati penyakit diabetes
melitus?
a. Ya
b. Tidak
c.
4. Apakah Anda juga mengonsumsi obat tradisional untuk mengatasi
penyakit diabetes melitus?
a. Ya
b. Tidak
54

5. Bagaimanakah cara Anda menentukan jumlah tanaman obat yang


digunakan untuk membuat obat tradisional sendiri? (Silahkan pilih lainnya
jika Anda membeli sediaan obat tradisional)
a. Genggaman
b. Lembar daun
c. Tidak menentu
d. Lainnya
6. Bagaimana cara Anda mengolah obat tradisional?
a. Direbus terlebih dahulu
b. Diseduh
c. Dikonsumsi langsung
d. Lainnya, sebutkan…
7. Apakah jenis tanaman obat yang anda gunakan?
a. Daun sirsak
b. Jambu Biji
c. Daun salam
d. Kayu manis
e. Lainnya (tuliskan tanaman yang anda gunakan)
8. Berapa kali dalam sehari Anda mengonsumsi obat tradisional
a. 1 x sehari
b. 2 x sehari
c. 3 x sehari
d. Tidak teratur
9. Tanaman obat apa saja yang pernah anda gunakan untuk mengobati
penyakit selain penyakit diabetes militus?
55

Lampiran 6. Gambar Tanaman yang Berkhasiat Sebagai Obat Penyakit


Diabetes Melitus

NO JENIS TANAMAN GAMBAR


1. Nama : Pinang
Nama Latin : Areca catechu
Kegunaan : Diabetes
Bagian yang digunakan : Buah

Sumber : gdmagri.com
2. Nama : Ciplukan
Nama Latin :Physalis
Kegunaan : Diabetes dan
Hipertensi
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : Merdeka.com
3. Nama : Insuline/ Yakon
Nama Latin :Smallanthus
sonchifolia
Kegunaan : Diabetes
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : Halodoc.com
4. Nama : Jambu Biji
Nama Latin : Psidium guajava
Kegunaan : Diabetes dan Diare
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : Kompas.com
56

5. Nama : Sirih
Nama Latin :Piper betle linn
Kegunaan : Diabetes dan
Kolesterol
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : yankes.kemkes.go.id
6. Nama : Kelor
Nama Latin :Morinaga oleifera
Kegunaan : Diabetes, Kolesterol
dan Asam Urat
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : djkn.kemenkeu.go.id
7. Nama : Salam
Nama Latin :Syzygium
polyanthum
Kegunaan : Diabetes dan
Kolesterol
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : Bibit Bunga


8. Nama : Kayu Manis
Nama Latin :Cinnamomum
verum
Kegunaan : Diabetes
Bagian yang digunakan : Batang

Sumber : Detikcom
57

9. Nama : Lidah Buaya


Nama Latin :Aloe berbadensis
milleer
Kegunaan : Diabetes dan
Kolesterol
Bagian yang digunakan : Gell

Sumber : umsu.ac.id
10. Nama : Pare
Nama Latin :Momordica
charantia L
Kegunaan : Diabetes dan
Kolesterol
Bagian yang digunakan : Buah
Sumber : Kesehatan.com
11. Nama : Kersen
Nama Latin :Muntingiae folium
Kegunaan : Diabetes, Hipertensi
dan Kolesterol
Bagian yang digunakan :Daun

Sumber : Linisehat.com
12. Nama : Kumis Kucing
Nama Latin :Orthosiphon
aristatus
Kegunaan : Diabetes dan
Hipertensi
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : Liputan6.com
58

13. Nama : Bliva


Nama Latin :Porophyllum
ruderale cass
Kegunaan : Diabetes
Bagian yang digunakan : Daun

Sumber : panbelog.wordpress.com
14. Nama : Sirsak
Nama Latin :Annona muricata
Kegunaan : Diabetes dan Asam
Urat
Bagian yang digunakan : Daun
Sumber : Medcom.id
15. Nama : Jahe
Nama Latin :Zingiber officinale
Kegunaan : Diabetes dan
Kolesterol
Bagian yang digunakan :
Rimpang Sumber : Kompas.com
59

Lampiran 7. Grafik Bagian Tanaman Obat Tradisional Yang Paling Sering


Digunakan

Bagian Tanaman Yang Paling Sering Digunakan

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Daun Buah Batang Rimpang Gel

Lampiran 8. Grafik Tanaman Obat Tradisional Yang Paling Sering


Digunakan Berdasarkan Nama Familinya

Jenis Tanaman Yang Paling Banyak Digunakan


Berdasarkan Nama Familinya
30
25
20
15
10
5
0
28

Lampiran 9. Tabulasi Tanaman Obat dan Penyakit Diabetes

No. Nama Tanaman Nama Latin Khasiat Bagian Cara Pengolahan Cara Penyajian
Tanaman Tanaman yang
Digunakan
1. Pinang Areca catechu Diabetes Buah Ditumbuk Diambil sebanyak 5
biji buah pinang dicuci
terlebih dahulu lalu di
tumbuk, kemudian di
rebus dalam air 100 ml
hingga mendidih,
setelah itu sudah bisa
diminum
2. Ciplukan Physalis Diabetes dan Daun Belinder Diambil daun ciplukan
Hipertensi sebanyak 7 lembar lalu
dibersihkan dan di
blinder, kemudian di
saring, hasil saringan
bisa di minum .
29

3. Insuline/ Yakon Smallanthus Diabetes Daun Dikeringkan Diambi daun insulin


sonchifolia sebanyak 7-10 lembar
lalu di cuci terlebih
dahulu hingga bersih,
kemudian di keringkan
sampai benar-benar
kering. Setelah itu
sudah dapat
dikonsumsi dengan
cara menyiramnya
dengan air panas.
4. Jambu Biji Psidium guajava Diabetes dan Daun Belinder Ambil 7 lembar daun
Diare jambu biji bagian
pucuknya, dicuci
terlebih dahulu dengan
air bersih, lalu di
belinder setelah itu
disaring. Hasil
saringannya bisa di
30

minum 1 kali sehari.


5. Sirih Piper betle linn Diabetes dan Daun Rebus Diambil sebanyak 5
Kolesterol lembar daun sirih cuci
bersih semua daun lalu
iris kecil-kecil. Rebus
dengan air sebanyak 3
gelas (600 ml) sampai
mendidih hingga
tersisa ½ gelas.
6. Kelor Morinaga Diabetes, Daun Direbus Ambil beberapa
oleifera Kolesterol dan tangkai daun kelor,
Asam Urat dipisahkan dengan
tangkainya, lalu dicuci
hingga bersih setelah
panaskan air
secukupnya hingga
mendidih lalu turunkan
daun kelor yang sudah
dibersihkan tadi. Bisa
31

dikonsumsi sebagai
sayur
7. Salam Syzygium Diabetes dan Daun Direbus Diambil beberapa helai
polyanthum Kolesterol daun salam cuci hingga
bersih, lalu di blinder
dan disaring, hasil
penyaringannya bisa
langsung diminum.
Bisa dikonsumsi 2x
sehari
8. Kayu Manis Cinnamomum Diabetes Kulit Direbus Batang kayu manis
verum direbus sampai
mendidih dan
mengeluarkan warna
merah. Kemudian
angkat dan tuangkan
dalam gelas kemudian
diminum.
9. Lidah Buaya Aloe Diabetes dan Gell Ambil daun lidah
32

berbadensis Kolesterol buaya secukupnya


milleer dikupas dan ambil
gelnya. Masukka gel
lidah buaya ke dalam
segelas teh hijau panas.
Diaduk sampai rata
lalu minum sekaligus.
10. Pare Momordica Diabetes dan Buah Dibelinder Diambil 1-2 buah pare
charantia L Kolesterol secukupnya lalu
dibelah dan dipisahkan
bijinya. Lalu
dibersihkan dengan air
mengalir hingga
bersih, selanjutnya di
belinder dan di saring,
lalu hasil saringnya
bisa dikonsumsi.
11. Kersen Muntingiae Hipertensi dan Daun Direbus Diambil daun kersen
folium Kolesterol sebanyak 10 lembar,
33

cuci terlebih dahulu,


lalu di masak dengan
air ± 200 ml hingga
mendidih. Dapat
dikonsumsi 2x1
12. Kumis Kucing Orthosiphon Diabetes dan Daun Direbus Ambil beberapa lembar
aristatus Hipertensi daun kumis kucing
cuci terlebih dahulu
lalu rebus dalam air
100 ml hingga
mendidih. Bisa
diminum 1 kali sehari
13. Bliva Porophyllum Diabetes Daun Direbus Diambil daun bliva
ruderale cass secukupnya lalu
dibersihkan hingga
bersih, kemudian di
rebus hingga mendidih
dalam air 200ml.
34

14. Sirsak Annona Diabetes dan Daun Direbus Ambil beberapa helai
muricata Asam Urat daun sirsak yang
muda/pucuknya lalu di
cuci terlebih dahulu
hingga bersih lalu di
rebus dalam air ±100.
.15. Jahe Zingiber Diabetes dan Rimpang Diparut Diambil 1 tongkol
officinale Kolesterol rimpang jahe dicuci
terlebih dahulu lalu di
kupas kulitnya,
kemudian diparut, dan
rebus 4 gelas air.
Biarkan jahe meresap
selama sekitar 5-10
menit. Air jahe dapat
diminum.
35

Lampiran 10. Hasil Kuesioner

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Direbus Daun Sirsak
1 54 L SMA Ya 6 Tahun Ya Ya Dibelinder Buah Pare
Ditumbuk Buah Pinang
2 44 P SMA Ya 2 Tahun Ya Ya Dikeringkan Daun Insulin
Di Rebus Daun Bliva
3 49 P SMA Ya 3 Tahun Tidak Ya
Dibelinder Daun salam
Di Rebus Daun Kersen
4 51 P SMA Ya 2 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Di Rebus Kayu Manis
Dibelinder Daun jambu
5 42 P SD Ya 1 Tahun Tidak Ya
Dikeringkan Daun Insulin

Di Rebus
Daun Sirih
6 56 L SMP Ya 3 Tahun Ya Ya Ditumbuk
Buah Pinang
Di Rebus Daun Sirih
7 40 P SD Ya 5 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
36

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Di Rebus
Daun Sirih
8 71 P SMP Ya 3 Tahun Ya Ya Diparut
Jahe
Dibelinder Daun jambu
9 51 P SD Ya 2 Tahun Tidak Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Pergurua Di Rebus Daun Sirsak
10 67 L Ya 1 Tahun Ya Ya
n Tingi Dibelinder Daun jambu
11 63 P SD Ya 4 Tahun Ya Ya Diparut Jahe
Di Rebus Daun Sirih
12 51 P SMA Ya 2 Tahun Ya Ya
Diparut Jahe
13 58 L SMA Ya 2 Tahun Ya Ya Di Rebus Kayu Manis
Pergurua Diparut Jahe
14 75 P Ya 6 Tahun Tidak Ya
n Tinggi Ditumbuk Buah Pinang
Daun Kersen
Di Rebus
Daun
15 60 L SMP Ya 1 Tahun Ya Ya Dibelinder
Ciplukan
Dikeringkan
Daun Insulin
Pergurua Di Rebus Daun Sirsak
16 53 P Ya 2 Tahun Ya Ya
n Tinggi Dibelinder Daun jambu
37

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Pergurua
17 69 P Ya 4 Tahun Ya Ya Dibelinder Daun jambu
n Tinggi
18 72 L SMP Ya 6Tahun Ya Ya Dibelinder Daun jambu
Di Rebus Kayu Manis
19 50 P SMA Ya 5 Tahun Tidak Ya Dibelinder Buah Pare
Ditumbuk Buah Pinang
Diparut Jahe
20 56 P SMA Ya 2 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Di Rebus Kayu Manis
21 70 P SMP Ya 4 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Daun
22 62 P SD Ya 3 Tahun Ya Ya Dibelinder
Ciplukan
Kayu Manis
Pergurua Di Rebus
23 69 P Ya 5 Tahun Tidak Ya Daun
n Tinngi Dibelinder
Ciplukan
Di Rebus Daun Kersen
24 76 L SD Ya 2 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
25 60 P SD Ya 2 Tahun Ya Ya Dikeringkan Daun Insulin
26 47 P SMP Ya 3 Tahun Tidak Ya Ditumbuk Buah Pinang
38

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Pergurua Di Rebus Daun Kersen
27 72 L Ya 10 Tahun Ya Ya
n Tinngi Dibelinder Daun jambu
Ditumbuk Buah Pinang
28 57 L SD Ya 3 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Pergurua Di Rebus Daun Kersen
29 66 P Ya 2 Tahun Ya Ya
n Tinggi Dibelinder Buah Pare
Ditumbuk Buah Pinang
30 53 P SMA Ya 3 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Diparut
31 49 L SMA Ya 1 Tahun Tidak Ya
Dibelinder Daun jambu
Daun Sirih
Pergurua Di Rebus
32 37 P Ya 1 Tahun Ya Ya Daun
n Tinggi Dibelinder
Ciplukan
Daun Sirih
Di Rebus
33 65 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Ditumbuk Buah Pinang
34 56 P SMP Ya 2 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
39

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Daun Kersen
Di Rebus
35 54 L SMA Ya 1 Tahun Tidak Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Daun
36 61 P SMP Ya 1 Tahun Ya Ya Dibelinder
Ciplukan
Ditumbuk Buah Pinang
37 48 L SD Ya 3 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Ditumbuk Buah Pinang
38 51 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Daun Kersen
Pergurua Di Rebus
39 67 P Ya 4 Tahun Tidak Ya Daun
n Tinggi Dibelinder
Ciplukan
Di Rebus
Buah Pinang
40 70 P SMA Ya 7 Tahun Ya Ya Dibelinder
Daun jambu
Ditumbuk
Di Rebus Daun Kersen
41 68 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Daun
Pergurua Dibelinder
42 55 P Ya 5 Tahun Ya Ya Ciplukan
n Tinngi Dikeringkan
Daun Insulin
40

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Daun Bliva
Di Rebus
Daun
43 37 P SD Ya 1 Tahun Tidak Ya Dibelinder
Ciplukan
Dikeringkan
Daun Insulin
Ditumbuk Buah Pinang
44 60 P SMA Ya 4Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun jambu
Di Rebus Daun Bliva
45 65 P SMP Ya 1 Tahun Tidak Ya
Dibelinder Daun jambu
Ditumbuk Buah Pinang
46 58 L SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Daun Bliva
Pergurua Di Rebus
47 46 P Ya 14 Tahun Ya Ya Daun
n Tinggi Dibelinder
Ciplukan
48 71 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya Diparut Jahe
Buah Pinang
Ditumbuk
49 62 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Ditumbuk Buah Pinang
50 53 P SMA Ya 2 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
51 69 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya Di Rebus Daun Kelor
41

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Dibelinder Daun
Ciplukan
Daun Kelor
Di Rebus
52 50 L SMP Ya 5 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Daun Kelor
Di Rebus
53 58 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Daun Bliva
Pergurua Di Rebus
54 43 P Ya 1 Tahun Tidak Ya Daun
n Tinggi Dibelinder
Ciplukan
Di Rebus Daun Bliva
55 42 L SD Ya 5 Tahun Ya Ya
Dibelinder Buah Pare
Ditumbuk Buah Pinang
56 72 P SD Ya 4 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Buah Pinang
Ditumbuk
57 64 L SD Ya 1 Tahun Tidak Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Ditumbuk Buah Pinang
58 35 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
42

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Di Rebus Daun Kelor
59 48 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Lidah Buaya
Pergurua Ditumbuk Buah Pinang
60 46 P Ya 1 Tahun Ya Ya
n Tinggi Dikeringkan Daun Insulin
Di Rebus Kayu Manis
61 59 L SMP Ya 3 Tahun Ya Ya Dibelinder Buah Pare
Dikeringkan Daun Insulin
62 57 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya dibelinder Buah pare
Di Rebus Daun Kelor
63 52 L SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Lidah Buaya
Di Rebus Daun Bliva
64 65 P SMP Ya 2 Tahun Ya Ya
Ditumbuk Buah Pinang
Di Rebus Daun Kelor
65 43 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Lidah Buaya
66 68 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya Di Rebus Daun Bliva
Daun
67 48 L SD Ya 2 Tahun Ya Ya Dibelinder
Ciplukan
Ditumbuk Buah Pinang
68 71 P SMP Ya 8 Tahun Ya Ya
Dibelinder Buah Pare
43

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Di Rebus Daun Kelor
69 69 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Lidah Buaya
Di Rebus Kayu Manis
70 58 L SD Ya 1 Tahun Ya Ya Dibelinder Lidah Buaya
Dikeringkan Daun Insulin
Ditumbuk Buah Pinang
71 56 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dikeringkan Daun Insulin
Pergurua
72 42 L Ya 5 Tahun Ya Ya Dikeringkan Daun insulin
n Tinggi
Di Rebus Daun Kelor
73 49 P SMP Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
Ditumbuk Buah Pinang
74 58 L SD Ya 4 Tahun Ya Ya
Dibelinder Buah Pare
Daun Sirsak
Di Rebus
75 62 P SMP Ya 1 Tahun Tidak Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
76 58 L SD Ya 6 Tahun Ya Ya Direbus Daun kersen
Di Rebus Daun Sirih
77 61 P SMP Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
78 39 L SD Ya 1 Tahun Ya Ya Di Rebus Daun Kelor
44

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Dibelinder Daun Salam
79 46 P SMA Ya Tahun Ya Ya Direbus Kayu manis
Ditumbuk Buah Pinang
80 34 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Buah Pare
Kayu Manis
Pergurua Di Rebus
81 38 L Ya 1 Tahun Tidak Ya Daun
n Tinggi Dibelinder
Ciplukan
Di Rebus Daun Kelor
82 56 P SMP Ya 3 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
83 59 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya Di belinder Pare
Kayu Manis
Di Rebus
84 71 L SD Ya 2 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
85 69 P SMP Ya 1 Tahun Ya Ya Ditumbuk Buah Pinang
Ditumbuk Buah Pinang
86 49 L SMP Ya 1 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
Pergurua
87 58 P Ya 2 Tahun Ya Ya Direbus Daun Kelor
n Tinggi
88 44 L SMP Ya 3 Tahun Ya Ya Di Rebus Kayu Manis
45

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Dibelinder Daun
Ciplukan
Di Rebus Kayu Manis
89 46 P SD Ya 3 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
90 68 P SMA Ya 1 Tahun Ya Ya Ditumbuk Buah Pinang
Daun Sirsak
Di Rebus
91 68 P SMP Ya 4 Tahun Ya Ya Daun
Dibelinder
Ciplukan
Di Rebus Daun Sirih
92 37 L SD Ya 3 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
Di Rebus Daun Kelor
93 56 P SMA Ya 12 Tahun Ya Ya
Dibelinder Daun Salam
Pergurua
94 46 P Ya 2 Tahun Ya Ya Dibelinder Lidah Buaya
n Tinggi
Di Rebus Daun Sirih
95 72 L SMP Ya 2 Tahun Ya Ya
Dibelinder Buah Pare
96 54 P SD Ya 11 Tahun Ya Ya Ditumbuk Buah Pinang
Di Rebus Daun Sirih
97 60 L SD Ya 9 Tahun Tidak Ya
Dibelinder Daun Salam
98 72 P SMP Ya 1 Tahun Ya Ya Di Rebus Daun Sirih
46

Mengkonsums
Mengkonsum i obat
Memiliki
Lama si obat kimia tradisional jenis
Jenis riwayat
Pendikan menderita untuk untuk cara mengolah tanaman obat
No Umur Kela penyakit
Terakhir Diabetes penyakit mengatasi obat tradisonal yang
min Diabetes
Melitus diabetes penyakit digunakan
Melitus
melitus diabetes
melitus
Dibelinder Daun
Ciplukan
99 65 L SD Ya 2 Tahun Ya Ya Direbus Daun Kelor
Daun Sirih
Di Rebus
Daun
100 68 P SD Ya 1 Tahun Ya Ya Dibelinder
Ciplukan
Dikeringkan
Daun Insulin
28

Lampiran 11. Dokumentasi Kegiatan Wawancara dengan Responden


29

Lampiran 12. Surat Izin Penelitian

Anda mungkin juga menyukai