Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
1. Bapak Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan yang
membangun kepada penulis selama penyusunan KTI ini.
2. Orang tua yang sangat membantu dan selalu memberikan doanya serta nasehat
yang sangat bermanfaat selama penyusunan KTI ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dengan segala kekurangan yang ada pada penulis, maka segala kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan KTI dan dalam penyusunan karya tulis
selanjutnya, sangat penulis harapkan. Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia sebagai salah satu pilihan suplemen imunomodulator.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. v
Ringkasan.......................................................................................................... vi
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................. 4
BAB III Metode Penulisan................................................................................ 8
BAB IV Analisis dan Sintesis........................................................................... 11
BAB V Penutup................................................................................................ 17
Daftar Pustaka................................................................................................... 18
Lampiran- Lampiran......................................................................................... 21
v
DAFTAR GAMBAR
RINGKASAN
Kata Kunci : Sistem Imun, BAL, Air Nira, Tepung Pisang, Mikrokapsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
Air nira dan buah pisang merupakan salah satu contoh interaksi sinbiotik.
Salah satu upaya dalam mengotimalkan kemanfaatan kedua bahan tersebut ialah
dengan mengolah dan membuatnya menjadi sediaan farmasi yaitu sediaan
mikrokapsul.
Mikrokapsul atau microbeads adalah partikel kecil (cairan, padatan, larutan,
atau dispersi) yang mengandung bahan aktif yang yang disalut oleh polimer sintesis
atau alam dengan variasi ketebalan. Alasan sediaan dibuat mikrokapsul adalah untuk
melindungi zat aktif terhadap lingkungan, mengurangi iritasi lambung, menutupi bau
dan rasa yang tidak enak, memisahkan zat-zat dari inkompatibilitas mengontrol dan
mengendalikan aksi dari bahan aktif dan meminimalkan atau menghilangkan efek
samping. (Wise, 2000).
Berdasarkan informasi diatas, pemanfaatan air nira dan buah pisang
berpotensi dikembangkan dengan menggunakan teknologi sediaan farmasi yang
mutakhir sebagai suplement imunomodulator dengan bentuk sediaan mikrokapsul.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Air Nira
5
Nira pada dasarnya merupakan air yang keluar dari bunga aren atau kelapa.
Nira adalah suatu minuman alami yang terasa manis karena mengandung glukosa.
Kandungan glukosa pada nira menyebabkan nira banyak diolah sebagai gula
tradisional oleh kebanyakan masyarakat di beberapa daerah (Hidayati, 2009).
Nira aren yang mengandung gula antara 10-15 % ini dihasilkan dari usaha
penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina
(Hasbullah, 2001). Nira aren cepat mengalami perubahan menjadi asam karena terjadi
proses fermentasi. Proses fermentasi muali terjadi pada saat nira keluar dari tandan
pohon aren, karena nira memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Menurut Pontoh
(2007), nira segar mengandung sukrosa 13,9 % - 14,9 %, abu 0,04 %, protein 0,2 %
dan kadar lemak 0,02%.
Setelah nira menetes dan keluar dari tandan bunga, nira langsung
berhubungan dengan udara bebas, kemudian nira menetes jatuh ke wadah
penampungan. Nira yang baru menetes dari tandan bunga mempunyai derajat
keasaman (pH) sekitar 7, tetapi karena pengaruh keadaan sekitarnya cairan itu mudah
mengalami kontaminasi oleh mikroba dan terjadi proses fermentasi sehingga pH nira
menurun (Sardjono dan Dachlan, 1998).
Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak berwarna.
Nira aren mengandung beberapa zat gizi anatara lain karbohidrat, protein, lemak dan
mineral. Rasa manis pada nira disebabkan karena kandungan gulanya mencapai 11,8
% (Rumokoi, 1990).
dilakukan dengan membuat tepung pisang. Tepung pisang mempunyai sifat mudah
dicerna dan cocok digunakan sebagai bahan makanan u ntuk anak-anak. Tepung
pisang di Eropa dimanfaatkan sebagai campuran dengan bubuk kakao sebagai bahan
puding. Tersedianya tepung pisang dalam jumlah cukup dan kualitas simpan yang
baik akan membantu persediaan makanan sumber kalori dan menambah nilai variasi
penyediaan makanan sebagai sumber karbohidrat. Dengan demikian tepung pisang
dapat membantu memperingan beban penyediaan kalori dalam bentuk beras
(Hardiman, 1982).
BAL tidak hanya dapat mengubah rasa makanan menjadi asam dalam waktu singkat
tetapi juga akan mengubah tekstur dan kandungan zat gizi makanan tersebut. BAL
secara alami ditemukan pada tanaman, daging, susu dan hasil olahannya (Liu et al.,
2006).
Probiotik adalah mikroba yang menguntungkan pada hewan dan kesehatan
manusia (Rajput, dkk, 2012). Probiotik terdiri dari bakteri asam laktat yang memiliki
kemampuan memelihara microflora normal usus, menghambat bakteri pathogen dan
meningkatkan system imun (Rolfe, 2000). Bakteri yang tergolong dari bakteri asam
laktat adalah Corinobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,
Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus, Propionibacterium yang mempunyai
potensi untuk digunakan sebagai probiotik (Netles dan Barefoot, 1993). Oleh karena
itu, probiotik ikut berperan dalam mengatur keseimbangan mikroba saluran
pencernaan, dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mendukung pertumbuhan,
meningkatkan efeisensi, dan konversi ransum serta membantu mengoptimalkan
penyerapan zat makanan (Suryo, dkk, 2012).
II.4 Mikrokapsul
Mikrokapsul adalah suatu proses penyalutan secara langsung terhadap zat
aktif dalam bentuk partikel halus dari zat padat, tetesan cairan, dan bentuk terdispersi.
Dalam bidang farmasi Mikrokapsul bertujuan mengubah bentuk zat aktif, melindungi,
menutupi rasa dan melepaskan zat aktif secara terkendali. Proses mikrokapsul dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu metode fisika kimia, metode kimia, dan metode
fisika. Evaluasi mikrokapsul in vitro yang harus dilakukan meliputi morfologi
mikrokapsul, sifat mikromeritik, kandungan mikrokapsul, faktor perolehan kembali,
tebal dinding mikrokapsul dan profil disolusi dari mikrokapsul (Chaerunisaa 2004).
Mikrokapsul bertujuan untuk melindungi komponen bahan pangan yang
sensitif, mengurangi kehilangan nutrisi, menambah komponen bahan pangan bentuk
cair ke bentuk padat yang lebih mudah ditangani (Dziezak, 1988).
8
BAB III
METODE PENULISAN
Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata
meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos
berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai
cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk
memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Adapun metode yang digunakan
9
BAB IV
PEMBAHASAN
Tingginya tingkat polusi dan perubahan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir
ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Daya tahan tubuh berhubungan
dengan kemampuan tubuh untuk menghindari penyakit. Ketika daya tahan tubuh
lemah maka agen infektif akan dengan mudah menembus pertahanan tubuh dan
menyebabkan penyakit seperti penyakit autoimun misalnya diabetes, lupus campak
dan berbagai penyakit lainnya (Sukowati, 2010). Oleh karena itu perlu upaya dalam
11
meningkatkan sistem pertahanan tubuh agar tetap maksimal. Salah satunya ialah
dengan memanfaatkan senyawa imunomodulator.
Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat mempengaruhi kualitas
dan intensitas respon imun. Fungsi imunomodulator adalah memperbaiki sistem imun
dengan cara mengembalikasn fungsi sistem imun yang terganggu (imunorestorasi),
stimulasi (imunostimula) atau dengan menekan/menormalkan reaksi imun yang
abnormal (imunosupresan) (Subowo, 2009). Imunorestorasi bekerja mengembalikan
sistem imun yang terganggu dengan memberikan komponen sistem imun. Saat fungsi
dan jumlah sel imun kurang memadai, maka upaya peningkatan melalui pemberian
imunostimula menjadi sangat penting. Imunostimula digunakan sebagai terapi
tambahan untuk penyakit yang disebabkan oleh organisme pathogen, membantu
meringankan gejala penyakit infeksi, serta mempercepat proses penyembuhan
(Bellanti, 1993). Imunostimula dapat mempengaruhi sistem komplemen, granulosit,
makrofag, limfosit T dan limfosit B (Wagner, 1989). Beberapa senyawa yang
tergolong berbobot molekul besar yang telah dilaporkan memiliki efek
imunostimulasi adalah beberapa senyawa dari golongan protein, glikoprotein dan
polisakarida (Wagner, 1989). Adapun imunosupresan merupakan senyawa yang
bertujuan untuk menekan respon imun (Bellanti, 1993).
Agen imunomodulator dapat diperoleh dari tanaman, hewan, mikroba atau
secara sintetik. Salah satu contoh imunomodulator dari mikroba ialah probiotik
bakteri asam laktat. Probiotik adalah salah satu mikroorganisme dan substansi yang
bertujuan memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam usus yang mampu
mengaktifkan sistem imunitas tubuh serta melawan bakteri dan virus patogen dengan
cara meningkatkan aktivitas sistem imun. Dengan begitu berbagai penyakit infeksi
bisa dicegah (Soeharsono dkk., 2010).
Probiotik yang saat ini dikembangkan umumnya menggunakan Bakteri Asam
Laktat (BAL). BAL mempunyai peran penting dalam fermentasi makanan yang
menyebabkan perubahan aroma dan tekstur bersamaan dengan pengaruh pengawetan
dengan hasil peningkatan daya awet pada produk akhir (Hutkins, 2006).
12
Bakteri asam laktat ada dalam saluran cerna karena konsumsi susu fermentasi
akan berinteraksi dengan sel-sel leukosit komponen immunitas di lapisan epithel dan/
atau komponen immunitas pada bagian PP maka BAL dikenali sebagai antigen oleh
M (mikrofold) sel, dibawa ke sel B dan sel T, sehingga terjadi proliferasi sel B dan
sel T dan bermigrasi melalui sistem sirkulasi limfatika efferent menuju sistem sikulasi
sistemik melalui saluran di daerah dada sehingga akan berada di semua lapisan
mukosa usus, pernafasan, urogenital, mamae dan kelenjar liur. Ini berarti bahwa BAL
atau antigen tersebut berhasil meningkatkan immunitas (Perdigon et al., 2001).
Wold (2001) manyatakan bahwa beberapa bakteri asam laktat dapat
mengaktifasi komponen sel immunitas. Lb. Rhamnosus, Lb. johnsonii dapat
mengaktifkan aktivitas fagositosis, kemampuan aktifasi kedua BAL ini masih di
bawah Lactococcus lactis. BAL ini mengaktifasi proliferasi sel yang membentuk Inter
leukin-10 (IL-10).
Salah satu bahan pangan yang mengandung bakteri asam laktat ialah air nira
yang berasal dari pohon aren. Nira merupakan cairan manis yang mengucur dari
tandan kelapa atau pun aren. Nira yang belum difermentasi menjadi tuak pada
dasarnya mengandung sejumlah mikroba baik berupa ragi maupun bakteri. Mikroba
dalam nira ini berasal dari tandan maupun udara bebas ketika proses penyadapan
berlangsung. Untuk kualitas organoleptik tuak sendiri bergantung pada ramuan yang
ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau
pahit, dengan bau yang tajam dan warna yang sangat keruh (Lingga. A, 2008).
Aktivitas bakteri asam laktat dapat ditingkatkan dengan mengkombinasikan
dengan bahan tambahan yaitu prebiotik. Salah satu contoh prebiotik dapat ditemukan
di buah pisang. Buah pisang diketahui mengandung senyawa frutktooligosakarida
(FOS) sebesar 0,3 %. Prebiotic merupakan bahan pangan yang didak dapat dicerna
oleh inang tetapi memberikan efek keuntungan bagi inang dengan cara merangsang
pertumbuhan microflora normal di dalam saluran pencernaan inang (Schezenmir &
Vrese, 2001).
Kombinasi probiotik dan prebiotic dalam peningkatan kesehatan tubuh
disebut sinbiotik. Sinbiotik dapat memperbaiki keseimbangan bakteri dan
13
Bahan Jumlah
Sampel (g)* 5
Aseton (ml) 30
N-Heksan (ml 50
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur dapat disimpulkan bahwa kombinasi air nira yang
mengandung probiotik dan tepung pisang mengandung prebiotic berpotensi
digunakan sebagai suplemen imunomodulator dalam mencegah penyakit menular dan
tidak menular yang diformulasi dalam sediaan mikrokapsul.
V.2 Saran
Sebaiknya gagasan ini dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan
hipotesis yang ada.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hatma, R.D. 2012. Sosial determinan dan faktor risiko kardiovaskuler (analisa data
sekunder Riskesda 2007). Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan,
2(2):15-21.
Jungae J, Sukyung K, Sung-Yu C, Hee-jin J, Hyun-ji P, Jae-Gu S, Myung-Jun C,
Sung-Joon L. 2010. Hypocholesterolemic effects of Lactobacillus plantarum
KCTC3928 by increased bile acid extraction in C57BL/6 mice. Nutrition 26 :
321-330
Kurtoglu, G and S. Yildiz. 2011. Extraction of frocto-oligosacaride componetnts
from banana peels. Gazi University J. Sci. 24(4): 877-882.
Lee, D.K., S. Jang, E.H. Baek, M.J. Kim, K.S. Lee, H.S. Shin, M.J. Chung, J.E. Kim,
K.O. Lee, and N.J. Ha. 2009. Lactic acid bacteria affect serum cholesterol
levels, harmful fecal enzyme activity, and fecal water content. Lipids in Health
and Disease. 8:21
Li Fu, B Tao Xu, X Rong Xu, R You Gan, Y Zhang, E Qin Xia, et al. 2011.
Antioxidant capacities and total phenolic contents of 62 fruits. J of Food
Chemistry . 129: 345-350
Macfarlane G, Steed H, Macfarlane S. 2008. Bacterial metabolism and health-related
effects of galactooligosaccharides and other prebiotics. J. Appl Microbiol. 104:
305-3440.
Mendes, P., Robles, P., Mathur, S. 2014. Statin-induced rhabdomyolysis : a
comprehensive review of case reports. Spring : 66(2): 124-32.
Murray, R.K, Graqnner, D.K., Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper, edisi 27,
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 248-249
Murwani, Retno. 2009. Aditif Pakan ( Aditif Alami Pengganti Antibiotika). Unnes
Press: Semarang
Omar, M., James, P. 2002. FDA Adverse Event Reports on Statin- Associated
Rhabdomyolysis, Ann Pharmacother February 2002 vol. 36 no. 2 288-295. US
18
Smith, SC., Jr., Benjamin EJ., Bonow, RO., Braun, LT., Creager, MA., Franklin, BA.
2011. Secondary Prevention and Risk Reduction Therapy for Patients with
Coronary and other Atherosclerotic Vascular Disease . Update AHA/ACCF.
US
Soeharto I. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Edisi kedua. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.p.51-5
Suyanti dan Ahmad Supriyadi. Pisang, Budi Daya, Pengolahan dan Prospek Pasar.
Jakarta: Penebar Swadaya, 2008
Uto-Kondo, H., Ayaori M, Ogura M, Nakaya K, Ito M, Suzuki A, Takiguchi SI,
Yakushiji E, Terao Y,Ozasa H, Hisada T, Sasaki M, Ohsuzu F and Ikewaki K.
2010. Coffee consumption enhances high-density lipoprotein–mediated
cholesterol efflux in macrophages. Circ Res. 106:779 –787.
19
Wells, B., G., J.T., iPiro, T.L., Schwinghammer, C.V., DiPiro. 2009.
Pharmacotherapy Handbook. Seventh edition, McGraw Hill. New York
a. Biodata ketua
Nama : Amrianto
NIM : N111 14 002
Jurusan/Fakultas : Farmasi/Farmasi
Angkatan : 2014
Universitas : Hasanuddin
Tempat dan tanggal lahir : Sungguminasa, 5 Juli 1996
Alamat : Jl. Poros Limbung Desa Panciro Kecamatan Bajeng
No.telepon : 082138860161
Alamat Email : amrianto.amin@gmail.com
Prestasi ilmiah: