Anda di halaman 1dari 26

i

“ Inovasi Pengembangan Sediaan Mikrokapsul Sinbiotik dari Fermentasi


Air Nira dan Tepung Buah Pisang Sebagai Imunomodulator dalam
Mencegah Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular di Indonesia ”

Diusulkan Oleh :

NUR ZENITHA N111160002/Angkatan 2016


NUR SAMSI H111140000/Angkatan 2014
AMRIANTO N111140002/Angkatan 2014

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Inovasi Pengembangan Sediaan


Mikrokapsul Sinbiotik dari Fermentasi

Air Nira dan Tepung Buah Pisang


Sebagai Suplemen Imunomodulator
dalam Mencegah Penyakit Menular
dan Tidak Menular di Indonesia.
2. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
3. Subtema : Kesehatan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nur Zenitha
b. NIM : N111 16 002
c. Jurusan : Farmasi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
e. Alamat Rumah dan No. HP : BTN. Bumi Lestari Blok B4/12, Kec.
Bajeng, Gowa.
f. Alamat Email : nurzenitha@gmail.com
5. Anggota Kelompok /Penulis : 1) Nur Samsi
2) Amrianto
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt.
b. NIP : 198905182 201504 1 001
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Jalan Toddopuli raya, Perm. Taman
Sari B28 No.9. Makassar/
085255604390
Makassar, 6 Oktober 2017

Dosen Pendamping, Ketua Kelompok,

(Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt) (Nur Zenitha)


NIP. 198905182 201504 1 001 NIM. N11116002
Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
iii

(Dr. Sartini, M.Si., Apt.)


NIP. 19611111 198703 2 001

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah


SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nyalah karya tulis ilmiah (KTI) ini berjudul
“Inovasi Pemanfaatan Teknologi Fermentasi dari Kefir, Sari Srikaya dan Tepung
Kulit Pisang Sebagai Suplemen Suportif Antihiperkolesterolemik dalam Mendukung
Program Kesehatan Sustanable development Goals 2030” sehingga dapat
diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, dorongan dan doadari semua


pihak, maka penulisan KTI ini tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu kepada:

1. Bapak Rangga Meidianto Asri, S.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan-masukan yang
membangun kepada penulis selama penyusunan KTI ini.
2. Orang tua yang sangat membantu dan selalu memberikan doanya serta nasehat
yang sangat bermanfaat selama penyusunan KTI ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dengan segala kekurangan yang ada pada penulis, maka segala kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan KTI dan dalam penyusunan karya tulis
selanjutnya, sangat penulis harapkan. Semoga KTI ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat Indonesia sebagai salah satu pilihan suplemen imunomodulator.

Makassar, 7 September 2017


iv

Penulis,

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Daftar Gambar.................................................................................................. v
Ringkasan.......................................................................................................... vi
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................. 4
BAB III Metode Penulisan................................................................................ 8
BAB IV Analisis dan Sintesis........................................................................... 11
BAB V Penutup................................................................................................ 17
Daftar Pustaka................................................................................................... 18
Lampiran- Lampiran......................................................................................... 21
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Buah Pisang...................……...……………………………………....5

Gambar 2 : Buah Srikaya…………………………. .........................................… 6


vi

RINGKASAN

Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai perlindungan dari


bahaya berbagai bahan dalam lingkungan yang dianggap asing bagi tubuh seperti
bakteri, virus, jamur, parasit dan protozoa . Salah agen dalam meningkatkan
pertahanan tubuh ialah imunomodulator. Imunomodulator dapat diperoleh dari
tanaman, hewan ataupun mikroba. Bakteri asam laktat (BAL) akan berinteraksi
dengan sel-sel leukosit komponen immunitas di lapisan epithel dan/ atau komponen
immunitas pada bagian PP maka BAL dikenali sebagai antigen oleh M (mikrofold)
sel, dibawa ke sel B dan sel T, sehingga terjadi proliferasi sel B dan sel T dan
bermigrasi melalui sistem sirkulasi limfatika efferent menuju sistem sikulasi sistemik
melalui saluran di daerah dada sehingga akan berada di semua lapisan mukosa usus,
pernafasan, urogenital, mamae dan kelenjar liur. Salah satu bahan pangan yang
mengandung BAL yaitu air nira. Kombinasi air nira dengan bahan pangan yang
mengandung prebiotic mampu meningkatkan viabilitas dari jumlah bakteri probiotik
pada air nira sehingga memiliki hubungan mutualisme yang disebut dengan interaksi
sinbiotik. Untuk mengoptimalkan kedua bahan tersebut maka diformulasi menjadi
sediaan mikrokapsul. Sediaan mikrokapsul melindungi zat aktif terhadap lingkungan,
mengurangi iritasi lambung, menutupi bau dan rasa yang tidak enak, memisahkan zat-
zat dari inkompatibilitas mengontrol dan mengendalikan aksi dari bahan aktif dan
meminimalkan atau menghilangkan efek samping

Kata Kunci : Sistem Imun, BAL, Air Nira, Tepung Pisang, Mikrokapsul
1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersusun dari 17.508 pulau
beriklim tropis heterogen berada di antara dua benua dan dua samudra juga kaya
akan fauna dan flora. Iklim tropis juga sangat cocok untuk pertumbuhan berbagai
makhluk hidup termasuk bakteri dan agen pembawa penyakit lainnya. Adanya agen
pembawa penyakit ini menyebabkan sistem imun melemah sehingga menimbulkan
berbagai penyakit (Sukowati, 2010). Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan
tubuh sebagai perlindungan dari bahaya berbagai bahan dalam lingkungan yang
dianggap asing bagi tubuh seperti bakteri, virus, jamur, parasit dan protozoa
(Schifferli, D. M., and E.H. Beachey. 1988).
Ketika daya tahan tubuh lemah maka agen infektif akan dengan mudah
menembus pertahanan tubuh dan menyebabkan penyakit seperti penyakit autoimun
misalnya diabetes, lupus campak dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan sistem imun menjadi penting untuk dilakukan, salah satunya adalah
dengan menggunakan imunomodulator khususnya yang bersifat imunostimulan.
Imunomodulator merupakan senyawa yang dapat mempengaruhi sistem imun dengan
cara meningkatkan atau menekan faktor-faktor yang berperan dalam sistem imun
(Stites & Terr, 1990). Imunomodulator membantu tubuh untuk mengoptimalkan
fungsi sistem imun yang merupakan sistem utama yang berperan dalam pertahanan
tubuh di mana kebanyakan orang mudah mengalami gangguan sistem imun
(Suhirman & Winarti, 2007).
Salah satu contoh imunomodulator yang sering digunakan ialah bakteri
probiotik. Bakteri probiotik diketahui memiliki efek sebagai imunostimulat. Menurut
Michael et al, 2014 menjelaskan bahwa salah satu manfaat yang paling penting dari
bakteri probiotik ialah modulasi sistem imun. Berdasarkan penelitian bahwa probiotik
membuat lingkungan kompetitive bakteri patogen untuk tumbuh di jaringan vital
(Garriques & Arevalo, 1995). Bakteri probiotik mampu bertindak sebagai agen
2

kemoterapi dengan cara menaikkan respon imun untuk melawan mikroorganisme


pathogen (Andlid, 1995). Selain itu akteri probiotik meningkatkan system imun
seperti allergen-spesifik IgG, IgA mukosa, Th 1 sitokin, dan interferon ɣ (Zheng
Quan, 2012).
Salah satu bahan pangan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
Bakteri Asam Laktat adalah tuak hasil dari fermentasi nira aren. Nira merupakan
cairan manis yang mengucur dari tandan kelapa atau pun aren. Nira yang belum
difermentasi menjadi tuak pada dasarnya mengandung sejumlah mikroba baik berupa
ragi maupun bakteri. Mikroba dalam nira ini berasal dari tandan maupun udara bebas
ketika proses penyadapan berlangsung. Untuk kualitas organoleptik tuak sendiri
bergantung pada ramuan yang ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit
manis, agak masam atau pahit, dengan bau yang tajam dan warna yang sangat keruh
(Lingga. A, 2008).
Agar viabilitas probiotik lebih optimal, maka perlu ditambahkan prebiotik dan
interaksi kedua senyawa ini disebut sinbiotik. Sinbiotik merupakan susu hasil
fermentasi oleh mikroba probiotik serta ditambah prebiotik yang berfungsi sebagai
media makanan dari probiotik tersebut (Panesar, et al, 2009). Prebiotik adalah bahan
pangan yang tidak dapat dicerna sepanjang saluran pencernaan manusia dapat
menstimulasi pertumbuhan satu atau sejumlah probiotik dalam kolon (Manning dan
Gibson, 2004). Salah satu prebiotic adalah inulin. Inulin tipe fructan dapat ditemukan
di berbagai tanaman salah satunya ialah buah pisang.
Buah pisang merupakan salah satu buah favorit dikalangan masyarakat,
kandungan gula yang tinggi membuat pisang terasa manis dan enak dikonsumsi.
Buah pisang mengandung senyawa frutktooligosakarida (FOS) sebesar 0,3 %.
fruktooligosakarida (FOS) yang ada pada pisang dipandang sebagai suatu potensi
yang perlu dikembangkan menjadi pakan additive yang mampu mengurangi jumlah
bakteri pathogen dan meningkatkan morfologi usus dan ketebalan mucus (Murwani,
2009). Fruktooligosakarida juga dapat bertindak Bifidogenic (mampu menjaga
pertumbuhan Bifidiobacterium di usus besar) (Kaur, 2002).
3

Air nira dan buah pisang merupakan salah satu contoh interaksi sinbiotik.
Salah satu upaya dalam mengotimalkan kemanfaatan kedua bahan tersebut ialah
dengan mengolah dan membuatnya menjadi sediaan farmasi yaitu sediaan
mikrokapsul.
Mikrokapsul atau microbeads adalah partikel kecil (cairan, padatan, larutan,
atau dispersi) yang mengandung bahan aktif yang yang disalut oleh polimer sintesis
atau alam dengan variasi ketebalan. Alasan sediaan dibuat mikrokapsul adalah untuk
melindungi zat aktif terhadap lingkungan, mengurangi iritasi lambung, menutupi bau
dan rasa yang tidak enak, memisahkan zat-zat dari inkompatibilitas mengontrol dan
mengendalikan aksi dari bahan aktif dan meminimalkan atau menghilangkan efek
samping. (Wise, 2000).
Berdasarkan informasi diatas, pemanfaatan air nira dan buah pisang
berpotensi dikembangkan dengan menggunakan teknologi sediaan farmasi yang
mutakhir sebagai suplement imunomodulator dengan bentuk sediaan mikrokapsul.

1.2. Perumusan Masalah


Bagaimana memberikan gagasan bahwa air nira dan buah pisang dapat dijadikan
sebagai supplement imunomodulator yang baik dalam mencegah berbagai macam
penyakit menular dan tidak menular yang diformulasi dalam sediaan farmasi yaitu
mikrokapsul.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan penulisan
Untuk memberikan gagasan bahwa air nira dan buah pisang yang diformulasi
menjadi sediaan farmasi berupa mikrokapsul yang memiliki manfaat sebagai
supplemen imunomodulator.
1.3.2 Manfaat penulisan
1. Bagi masyarakat
Dapat memberikan tawaran produk yang memiliki efek, mutu dan
keamanan yang terjamin pencegahan berbagai macam penyakit menular
maupun penyakit yang tidak menular. Pengembangan bahan alam Indonesia
4

juga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap khasiat tanaman


Indonesia dan produk olahan bangsa.
2. Bagi mahasiswa
Membuka wawasan berpikir bagi mahasiswa untuk turut serta dalam
pengembangan bahan alam di Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan bangsa. Sehingga akan turut membantu terwujudnya kemandirian
dalam swasembada kesehatan.
3. Bagi Pemerintah
Membantu pemerintah dalam mewujudkan program Indonesia sehat
serta turut menyumbangkan pemikiran terhadap penggunaan obat-obat
tradisional khususnya di Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Air Nira
5

Nira pada dasarnya merupakan air yang keluar dari bunga aren atau kelapa.
Nira adalah suatu minuman alami yang terasa manis karena mengandung glukosa.
Kandungan glukosa pada nira menyebabkan nira banyak diolah sebagai gula
tradisional oleh kebanyakan masyarakat di beberapa daerah (Hidayati, 2009).
Nira aren yang mengandung gula antara 10-15 % ini dihasilkan dari usaha
penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina
(Hasbullah, 2001). Nira aren cepat mengalami perubahan menjadi asam karena terjadi
proses fermentasi. Proses fermentasi muali terjadi pada saat nira keluar dari tandan
pohon aren, karena nira memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Menurut Pontoh
(2007), nira segar mengandung sukrosa 13,9 % - 14,9 %, abu 0,04 %, protein 0,2 %
dan kadar lemak 0,02%.
Setelah nira menetes dan keluar dari tandan bunga, nira langsung
berhubungan dengan udara bebas, kemudian nira menetes jatuh ke wadah
penampungan. Nira yang baru menetes dari tandan bunga mempunyai derajat
keasaman (pH) sekitar 7, tetapi karena pengaruh keadaan sekitarnya cairan itu mudah
mengalami kontaminasi oleh mikroba dan terjadi proses fermentasi sehingga pH nira
menurun (Sardjono dan Dachlan, 1998).
Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak berwarna.
Nira aren mengandung beberapa zat gizi anatara lain karbohidrat, protein, lemak dan
mineral. Rasa manis pada nira disebabkan karena kandungan gulanya mencapai 11,8
% (Rumokoi, 1990).

II.2 Tepung Pisang


Pisang (Musa sp.) merupakan tanaman sepanjang musim yang tumbuh subur
di daerah tropis. Pisang juga merupakan tanaman yang biasa menjadi tanaman rumah
tangga penduduk Indonesia. Produktivitas pisang merupakan tertingggi kedua di
antara jenis buah-buahan lainnya, yaitu 510.30 kuintal/Ha pada tahun 2005 (Deptan,
2007).
Pemanfaatan buah pisang kebanyakan masih sebatas konsumsi dalam bentuk
asli dan pengolahan dari buah segarnya. Peningkatan pemanfaatan pisang dapat
6

dilakukan dengan membuat tepung pisang. Tepung pisang mempunyai sifat mudah
dicerna dan cocok digunakan sebagai bahan makanan u ntuk anak-anak. Tepung
pisang di Eropa dimanfaatkan sebagai campuran dengan bubuk kakao sebagai bahan
puding. Tersedianya tepung pisang dalam jumlah cukup dan kualitas simpan yang
baik akan membantu persediaan makanan sumber kalori dan menambah nilai variasi
penyediaan makanan sebagai sumber karbohidrat. Dengan demikian tepung pisang
dapat membantu memperingan beban penyediaan kalori dalam bentuk beras
(Hardiman, 1982).

Tabel 1. Komponen gizi pisang per 100 gram


Komponen Jumlah
Energi (Kal) 146
Protein (gram) 2.0
Lemak (gram) 0.2
Karbohidrat (gram) 38.2
Kalium (mg) 10
Phospor (mg) 28
Fe (mg) 0.9
Vitamin A (SI) 75
Vitamin B1 (mg) 0.05
Vitamin C (mg) 3
Air (g) 59.1

II.3 Bakteri Asam Laktat (Probiotik)


Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan famili yang bersifat heterogenus,
gram positif, anaerob, tidak berspora, dan merupakan bakteri yang tahan terhadap
asam. Bakteri asam laktat dapat memfermentasi berbagai jenis zat gizi baik secara
homofermentatif maupun heterofermentatif terutama menghasilkan asam laktat,
Selain itu, BAL juga dapat menghasilkan asam asetat, asam format, etanol dan CO2.
7

BAL tidak hanya dapat mengubah rasa makanan menjadi asam dalam waktu singkat
tetapi juga akan mengubah tekstur dan kandungan zat gizi makanan tersebut. BAL
secara alami ditemukan pada tanaman, daging, susu dan hasil olahannya (Liu et al.,
2006).
Probiotik adalah mikroba yang menguntungkan pada hewan dan kesehatan
manusia (Rajput, dkk, 2012). Probiotik terdiri dari bakteri asam laktat yang memiliki
kemampuan memelihara microflora normal usus, menghambat bakteri pathogen dan
meningkatkan system imun (Rolfe, 2000). Bakteri yang tergolong dari bakteri asam
laktat adalah Corinobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,
Leuconostoc, Pediococcus, Streptococcus, Propionibacterium yang mempunyai
potensi untuk digunakan sebagai probiotik (Netles dan Barefoot, 1993). Oleh karena
itu, probiotik ikut berperan dalam mengatur keseimbangan mikroba saluran
pencernaan, dapat meningkatkan kekebalan tubuh, mendukung pertumbuhan,
meningkatkan efeisensi, dan konversi ransum serta membantu mengoptimalkan
penyerapan zat makanan (Suryo, dkk, 2012).

II.4 Mikrokapsul
Mikrokapsul adalah suatu proses penyalutan secara langsung terhadap zat
aktif dalam bentuk partikel halus dari zat padat, tetesan cairan, dan bentuk terdispersi.
Dalam bidang farmasi Mikrokapsul bertujuan mengubah bentuk zat aktif, melindungi,
menutupi rasa dan melepaskan zat aktif secara terkendali. Proses mikrokapsul dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu metode fisika kimia, metode kimia, dan metode
fisika. Evaluasi mikrokapsul in vitro yang harus dilakukan meliputi morfologi
mikrokapsul, sifat mikromeritik, kandungan mikrokapsul, faktor perolehan kembali,
tebal dinding mikrokapsul dan profil disolusi dari mikrokapsul (Chaerunisaa 2004).
Mikrokapsul bertujuan untuk melindungi komponen bahan pangan yang
sensitif, mengurangi kehilangan nutrisi, menambah komponen bahan pangan bentuk
cair ke bentuk padat yang lebih mudah ditangani (Dziezak, 1988).
8

BAB III
METODE PENULISAN

Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa latin yang terdiri dari kata
meta dan hodos. Meta berarti menuju, melalui, mengikuti, sesudah, sedangkan hodos
berarti jalan, cara, arah. Dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai
cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk
memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Adapun metode yang digunakan
9

dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental yaitu metode


pengumpulan data primer berupa hasil penelitian dan membandingkannya dengan
data sekunder berdasarkan penelitian para ahli sebelumnya.

III.1 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data


Dalam menyelesaikan Karya ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data
primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan sekunder peneliti
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu
1. Studi pustaka
Mengumpulkan informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang sesuai
dengan pembahasan yang diperoleh dari buku- buku ilmiah, Jurnal Penelitian,
skripsi dan tesis, Ensiklopedia Kesehatan, dam sumber- sumber tertulis yang
bersifat valid baik dalam media cetak maupun elektronik.
2. Wawancara/ Diskusi
Untuk lebih memahami Secara langsung permasalahan yang ada maka
dilakukan diskusi langsung dengan pihak- pihak terkait dalam hal ini Dosen-
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin yang mengetahui mengenai
pokok pembahasan tersebut serta observasi secara langsung .

III.2 Analisis Data


Data dilakukan dengan Mengumpulkan beberapa data- data valid Yang ada
dalam berbagai buku- buku ilmiah, Jurnal Penelitian, Ensiklopedia Kesehatan, dam
sumber- sumber tertulis yang bersifat valid baik dalam media cetak maupun
elektronik. Data yang didapatkan kemudian dikaji dan dihubungkan dengan
beberapa Penelitian- penelitian sebelumnya, guna memperkuat penelitian tersebut
serta mengoptimalkan hasil penelitian tersebut.
Berdasarkan Hasil Analisis data yang dilakukan, Tim peneliti mencoba
mengkaitkan beberapa hasil penelitian yang valid dengan inovasi baru yakni berupa
produk Mikrokapsul dari
10

BAB IV
PEMBAHASAN

Tingginya tingkat polusi dan perubahan cuaca yang tidak menentu akhir-akhir
ini dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun. Daya tahan tubuh berhubungan
dengan kemampuan tubuh untuk menghindari penyakit. Ketika daya tahan tubuh
lemah maka agen infektif akan dengan mudah menembus pertahanan tubuh dan
menyebabkan penyakit seperti penyakit autoimun misalnya diabetes, lupus campak
dan berbagai penyakit lainnya (Sukowati, 2010). Oleh karena itu perlu upaya dalam
11

meningkatkan sistem pertahanan tubuh agar tetap maksimal. Salah satunya ialah
dengan memanfaatkan senyawa imunomodulator.
Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat mempengaruhi kualitas
dan intensitas respon imun. Fungsi imunomodulator adalah memperbaiki sistem imun
dengan cara mengembalikasn fungsi sistem imun yang terganggu (imunorestorasi),
stimulasi (imunostimula) atau dengan menekan/menormalkan reaksi imun yang
abnormal (imunosupresan) (Subowo, 2009). Imunorestorasi bekerja mengembalikan
sistem imun yang terganggu dengan memberikan komponen sistem imun. Saat fungsi
dan jumlah sel imun kurang memadai, maka upaya peningkatan melalui pemberian
imunostimula menjadi sangat penting. Imunostimula digunakan sebagai terapi
tambahan untuk penyakit yang disebabkan oleh organisme pathogen, membantu
meringankan gejala penyakit infeksi, serta mempercepat proses penyembuhan
(Bellanti, 1993). Imunostimula dapat mempengaruhi sistem komplemen, granulosit,
makrofag, limfosit T dan limfosit B (Wagner, 1989). Beberapa senyawa yang
tergolong berbobot molekul besar yang telah dilaporkan memiliki efek
imunostimulasi adalah beberapa senyawa dari golongan protein, glikoprotein dan
polisakarida (Wagner, 1989). Adapun imunosupresan merupakan senyawa yang
bertujuan untuk menekan respon imun (Bellanti, 1993).
Agen imunomodulator dapat diperoleh dari tanaman, hewan, mikroba atau
secara sintetik. Salah satu contoh imunomodulator dari mikroba ialah probiotik
bakteri asam laktat. Probiotik adalah salah satu mikroorganisme dan substansi yang
bertujuan memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam usus yang mampu
mengaktifkan sistem imunitas tubuh serta melawan bakteri dan virus patogen dengan
cara meningkatkan aktivitas sistem imun. Dengan begitu berbagai penyakit infeksi
bisa dicegah (Soeharsono dkk., 2010).
Probiotik yang saat ini dikembangkan umumnya menggunakan Bakteri Asam
Laktat (BAL). BAL mempunyai peran penting dalam fermentasi makanan yang
menyebabkan perubahan aroma dan tekstur bersamaan dengan pengaruh pengawetan
dengan hasil peningkatan daya awet pada produk akhir (Hutkins, 2006).
12

Bakteri asam laktat ada dalam saluran cerna karena konsumsi susu fermentasi
akan berinteraksi dengan sel-sel leukosit komponen immunitas di lapisan epithel dan/
atau komponen immunitas pada bagian PP maka BAL dikenali sebagai antigen oleh
M (mikrofold) sel, dibawa ke sel B dan sel T, sehingga terjadi proliferasi sel B dan
sel T dan bermigrasi melalui sistem sirkulasi limfatika efferent menuju sistem sikulasi
sistemik melalui saluran di daerah dada sehingga akan berada di semua lapisan
mukosa usus, pernafasan, urogenital, mamae dan kelenjar liur. Ini berarti bahwa BAL
atau antigen tersebut berhasil meningkatkan immunitas (Perdigon et al., 2001).
Wold (2001) manyatakan bahwa beberapa bakteri asam laktat dapat
mengaktifasi komponen sel immunitas. Lb. Rhamnosus, Lb. johnsonii dapat
mengaktifkan aktivitas fagositosis, kemampuan aktifasi kedua BAL ini masih di
bawah Lactococcus lactis. BAL ini mengaktifasi proliferasi sel yang membentuk Inter
leukin-10 (IL-10).
Salah satu bahan pangan yang mengandung bakteri asam laktat ialah air nira
yang berasal dari pohon aren. Nira merupakan cairan manis yang mengucur dari
tandan kelapa atau pun aren. Nira yang belum difermentasi menjadi tuak pada
dasarnya mengandung sejumlah mikroba baik berupa ragi maupun bakteri. Mikroba
dalam nira ini berasal dari tandan maupun udara bebas ketika proses penyadapan
berlangsung. Untuk kualitas organoleptik tuak sendiri bergantung pada ramuan yang
ditambahkan, tuak yang dihasilkan dapat berasa sedikit manis, agak masam atau
pahit, dengan bau yang tajam dan warna yang sangat keruh (Lingga. A, 2008).
Aktivitas bakteri asam laktat dapat ditingkatkan dengan mengkombinasikan
dengan bahan tambahan yaitu prebiotik. Salah satu contoh prebiotik dapat ditemukan
di buah pisang. Buah pisang diketahui mengandung senyawa frutktooligosakarida
(FOS) sebesar 0,3 %. Prebiotic merupakan bahan pangan yang didak dapat dicerna
oleh inang tetapi memberikan efek keuntungan bagi inang dengan cara merangsang
pertumbuhan microflora normal di dalam saluran pencernaan inang (Schezenmir &
Vrese, 2001).
Kombinasi probiotik dan prebiotic dalam peningkatan kesehatan tubuh
disebut sinbiotik. Sinbiotik dapat memperbaiki keseimbangan bakteri dan
13

menyediakan substrat yang spesifik untuk fermentasi (..). Mengkonsumsi probiotik,


prebiotic dan sinbiotik berpengaruh terhadap komposisi microflora yaitu
mengembalikan keseimbangan mikroba, sehingga asupan ini sangat berpotensi untuk
kesehatan. Selain itu kombinasi probiotik dan prebiotic mampu mengatur sistem
imun inang melawan pathogen dengan meningkatkan produksi antibodi dan
mengaktifkan makrofag, limfosit dan sel-sel sistem dan lainnya (…)
Dalam mengoptimalkan kemanfaatan kedua bahan tersebut, maka perlu
dilakukan sebuah pengembangan yang potensial yaitu dengan cara mengolah dan
membuatnya menjadi sediaan farmasi yakni sediaan mikrokapsul. Mikrokapsul
adalah bentuk sediaan yang mengalami mikroenkapsulasi dengan proses pada
masing-masing partikel atau tetesan cairan zat aktif, disebut bahan inti yang
merupakan bahan obat dikelilingi atau dilapisi dengan suatu lapisan tipis dari bahan
polimer (bahan penyalut) yang menghasilkan kapsul berukuran micrometer sampai
millimeter (Murtaza et al, 2010, Jaya et al 2007). Sediaan ini bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas bahan aktif dalam sediaan selama penyimpanan, melindungi
zat aktif dari penguraian dalam cairan lambung dan dapat digunakan untuk
melindungi saluran pencernaan terutama lambunf dari iritas yang disebabkan oleh
bahan obat (Wise, 2000)
Untuk membuat sediaan mikrokapsul maka dilakukan pembuatan tepung pisang
terlebih dahulu dengan cara diiris kecil-kecil, kemudian direndam dengan asam
askorbat 1 % lalu selama 5 menit. Kemudian setelah perendaman dilakukan blanshing
selama 5 menit dengan air menidih. Lalu keringkan Tepung kulit pisang dengan oven
suhu 60 0c selama 5-6 jam lalu digiling dengan disc mill dan kemudian diayak dengan
ukuran 60 mesh.

Setelah pembuatan tepung pisang, selanjutnya dilakukan pengambilan air nira


yang terdapat pada pohon aren. Air nira yang diperoleh lalu dimasukkan 10 % tepung
pisang dan dilakukan fermentasi di suhu ruangan selama 1 x 24 jam. Produk
simbiotik dari kombinasi probiotik dari air nira dan prebiotic dari tepung pisang
selanjutnya dilakukan liofilisasi (diserbukkan) menggunakan instrument Freeze dryer
vacuum 0.06 mbar, T ice condenser -45°C, 36 jam. Hasil tersebut berupa bubuk.
14

Selanjutnya dilakukan pembuatan sediaan mikrokapsul dengan formula


sebagai berikut :
Tabel 2. Formulasi Sediaan Mikrokapsul

Bahan Jumlah

Sampel (g)* 5

Etil Selulosa (g) 1

Aseton (ml) 30

Parafin cair (g) 60

Tween 80 (ml) 1,2

N-Heksan (ml 50

* Hasil liofilisasi air nira dan tepung pisang


Etil selulosa dilarutkan dengan pelarut aseton di dalam beaker glass. Ekstrak
Aseton Liofilisat Yoghurt dan Kefir Rosella dilarutkan ke dalam larutan etil selulosa
(M1 ). Di dalam beaker glass lain masukkan parafin cair dan tween 80 (M 2 ). M1
ditambahkan tetes demi tetes dan diemulsikan dalam M2. Emulsi diaduk dalam
homogenizer dengan kecepatan 700 rpm pada temperatur ruang selama 6 jam.
Mikrokapsul dikumpulkan dengan cara enap tuang kemudian dicuci dengan n-heksan
sampai semua parafin tercuci, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 60 OC selama
30 menit.
Produk sediaan mikrokapsul yang diperoleh selanjutnya dilakukan evaluasi
sediaan yang meliputi evaluasi distribusi partikel, bentuk dan morfologi partikel
menggunakan instrument SEM (Scanning Electron Microscope), profil disolusi, dan
efisiensi penjerapan.
15

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi literatur dapat disimpulkan bahwa kombinasi air nira yang
mengandung probiotik dan tepung pisang mengandung prebiotic berpotensi
digunakan sebagai suplemen imunomodulator dalam mencegah penyakit menular dan
tidak menular yang diformulasi dalam sediaan mikrokapsul.
V.2 Saran
Sebaiknya gagasan ini dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan
hipotesis yang ada.
16

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, MMB., P Henrique Machoda de Sousa, A Martha Campos Arriaga, G


Matias do Prado, C Emanuel de Caevalho, G Arreas, et al. 2011. Bioactive
Compounds and Antioxidant activity of Fresh Exotic Fruits from Norheastern
Brazil. J Food Research Internasional ,44: 2155-2159
Bhatnagar, D., Soran, H., Durrington. 2008. Hypercholesterolaemia and its
management. BMJ ;337:993.
Boakye AA, FD Wireko-Manu, JK Agbenorhevi, I Oduro. 2014. Dietary fiber,
ascorbic acid and proximate composition of tropical underutilised fruits.
African Journal of Food Science. 8(6): 305-310
Bouhnik Y, Achour L, Paineau D, 2007. Four-week short chain fructo-
oligosaccharides ingestion leads to increasing fecal bifidobacteria and
cholesterol excretion in healthy elderly volunteers. Nutr J. 6:42
Dasgupta, A and K Klein. 2014. Antioxidants in Food, Vitamins and Supplements
Prevention and Treatment of Disease. Elsevier. p 230-231
Dorland, W.A.N. 2010. Kamus kedokteran dorland, edisi 31. EGC. hlm 1238- 1239
17

Hatma, R.D. 2012. Sosial determinan dan faktor risiko kardiovaskuler (analisa data
sekunder Riskesda 2007). Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan,
2(2):15-21.
Jungae J, Sukyung K, Sung-Yu C, Hee-jin J, Hyun-ji P, Jae-Gu S, Myung-Jun C,
Sung-Joon L. 2010. Hypocholesterolemic effects of Lactobacillus plantarum
KCTC3928 by increased bile acid extraction in C57BL/6 mice. Nutrition 26 :
321-330
Kurtoglu, G and S. Yildiz. 2011. Extraction of frocto-oligosacaride componetnts
from banana peels. Gazi University J. Sci. 24(4): 877-882.
Lee, D.K., S. Jang, E.H. Baek, M.J. Kim, K.S. Lee, H.S. Shin, M.J. Chung, J.E. Kim,
K.O. Lee, and N.J. Ha. 2009. Lactic acid bacteria affect serum cholesterol
levels, harmful fecal enzyme activity, and fecal water content. Lipids in Health
and Disease. 8:21
Li Fu, B Tao Xu, X Rong Xu, R You Gan, Y Zhang, E Qin Xia, et al. 2011.
Antioxidant capacities and total phenolic contents of 62 fruits. J of Food
Chemistry . 129: 345-350
Macfarlane G, Steed H, Macfarlane S. 2008. Bacterial metabolism and health-related
effects of galactooligosaccharides and other prebiotics. J. Appl Microbiol. 104:
305-3440.
Mendes, P., Robles, P., Mathur, S. 2014. Statin-induced rhabdomyolysis : a
comprehensive review of case reports. Spring : 66(2): 124-32.

Murray, R.K, Graqnner, D.K., Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper, edisi 27,
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 248-249

Murwani, Retno. 2009. Aditif Pakan ( Aditif Alami Pengganti Antibiotika). Unnes
Press: Semarang
Omar, M., James, P. 2002. FDA Adverse Event Reports on Statin- Associated
Rhabdomyolysis, Ann Pharmacother February 2002 vol. 36 no. 2 288-295. US
18

Ooi, L.G. and M. T. Liong. 2010. Cholesterol-Lowering Effects of Probiotics and


Prebiotics: A Review of in Vivo and in Vitro. Int. J. Mol. Sci. 11(6): 2499–
2522
Phoebe SA, Goodwill AG, James ME, Robert. 2010. Dysfunction. International
Strategies. Journal of Inflammation , 7:54.
Puspitasari, M. 2010. Pembuatan nata de banana menggunakan ekstrak kulit pisang.
Program Studi Mikrobiologi SITH. Institut Teknologi Bandung. (Abstr).
Qin Y, Xia M, Ma J, Hao Y, Liu J, Mou H, et al. Anthocyanin supplementation
improves serum LDL and HDL cholesterol concentrations associated with the
inhibition of cholesteryl ester transfer protein in dyslipidemic subjects. Am J
Clin Nutr 2009;90:485-92.
Reiner, Z., Catapano, AL., De Backer G. 2011. European Asosiaction for
Cardiovascular Prevention & Rahabilition. ESC/EAS guidelines for the
management of dyslipidemias : the Task Force for the managemenr of
dyslipidemia of the European Society of Cardiology (ESC) and the European
Atherosclerosis Society (EAS), Eur Heart J. Europe.

Smith, SC., Jr., Benjamin EJ., Bonow, RO., Braun, LT., Creager, MA., Franklin, BA.
2011. Secondary Prevention and Risk Reduction Therapy for Patients with
Coronary and other Atherosclerotic Vascular Disease . Update AHA/ACCF.
US

Soeharto I. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Edisi kedua. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.p.51-5
Suyanti dan Ahmad Supriyadi. Pisang, Budi Daya, Pengolahan dan Prospek Pasar.
Jakarta: Penebar Swadaya, 2008
Uto-Kondo, H., Ayaori M, Ogura M, Nakaya K, Ito M, Suzuki A, Takiguchi SI,
Yakushiji E, Terao Y,Ozasa H, Hisada T, Sasaki M, Ohsuzu F and Ikewaki K.
2010. Coffee consumption enhances high-density lipoprotein–mediated
cholesterol efflux in macrophages. Circ Res. 106:779 –787.
19

Wells, B., G., J.T., iPiro, T.L., Schwinghammer, C.V., DiPiro. 2009.
Pharmacotherapy Handbook. Seventh edition, McGraw Hill. New York

WHO, 2009. Cardiovascular Diseases, Factsheet N°317, Geneva, Switzerland,


September, Available at :http://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs317/en/print.html (accessed on 1 Maret 2017).
World Health Organization. 2011. Noncommunicable diseases (NCD) Country
Profiles Indonesia.
Zhuang G, Xiao M, Qiu-X, Zhan FW, Hao Z, He-PZ, Wei C. 2012. Review :
Research advances with regards to clinical outcome and potential mechanisms
of the cholesterol-lowering effects of probiotics, J. Clin Lipidology. 7(5) : 501-
507.

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata ketua dan anggota kelompok

a. Biodata ketua
Nama : Amrianto
NIM : N111 14 002
Jurusan/Fakultas : Farmasi/Farmasi
Angkatan : 2014
Universitas : Hasanuddin
Tempat dan tanggal lahir : Sungguminasa, 5 Juli 1996
Alamat : Jl. Poros Limbung Desa Panciro Kecamatan Bajeng
No.telepon : 082138860161
Alamat Email : amrianto.amin@gmail.com
Prestasi ilmiah:

1. Juara 2 Tanoto Student Research Award 2015 Tingkat Universitas Hasanuddin


20

2. Finalis LKTI Pami Bali 2016


Karya tulis ilmiah:

1. Pengembangan Formulasi Transdermal Liposom Krim dari Ekstrak Buah


Mengkudu dalam Menurunkan Prevalensi Hipertensi di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai