Oleh:
Fadhil Putra Ismeldi 2140312170
Taufik Rachman 2140312211
Putri Bhalqish Hasanah 2140312180
Afridel Fiane 2140312183
Preseptor
Dr. dr. Rosfita Rasyid, M.Kes
Penguji
Dr. dr. Yuniar Lestari, M.Kes
Mengetahui/Menyetujui
Pembimbing Penguji
Dr. dr. Rosfita Rasyid, M.Kes Dr. dr. Yuniar Lestari, M.Kes
NIP. 196912051998022001 NIP. 196706141997022001
I
KATA PENGANTAR
Penulis
II
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................3
1.4.1 Bagi Masyarakat......................................................................................3
1.4.2 Bagi Puskesmas.......................................................................................3
1.5 Metode Penulisan...........................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Vitamin A.......................................................................................................4
2.1.1 Definisi....................................................................................................4
2.1.2 Pemberian Vitamin A dan Permasalahannya..........................................5
2.1.3 Upaya Peningkatan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita..........10
2.2 Screening Kesehatan di Posyandu Bayi dan Balita......................................13
2.2.1 Definisi Posyandu Balita.......................................................................13
2.2.2 Tujuan Posyandu Balita.........................................................................13
2.2.3 Sasaran Posyandu Balita........................................................................14
2.2.4 Organisasi Posyandu Balita...................................................................14
2.2.5 Sumber Daya Manusia (SDM) Posyandu Balita...................................14
2.2.6 Tugas dan Fungsi...................................................................................15
2.2.7 Mekanisme Kerja Posyandu Balita........................................................16
2.3 Media Promosi.............................................................................................22
2.3.1 Metode dan Media Komunikasi Informasi Edukasi..............................23
III
2.3.2 Pelaksanaan kegiatan.............................................................................25
BAB 3 ANALISIS SITUASI.................................................................................27
3.1 Keadaan Geografis.......................................................................................27
3.2 Keadaan Demografi......................................................................................28
3.3 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi.........................................................28
3.4 Sarana Kesehatan.........................................................................................29
3.5 Ketenagaan...................................................................................................31
3.6 Pencapaian SPM di Puskesmas Ambacang Tahun 2022..............................33
3.7 Pencapaian Upaya Kesehatan Masyarakat...................................................34
3.8 Upaya Kesehatan Perseorangan...................................................................40
BAB 4 PEMBAHASAN MASALAH...................................................................41
4.1 Identifikasi Masalah.....................................................................................41
4.2 Analisis Prioritas Masalah............................................................................43
4.3 Analisis Sebab Masalah dan Solusi Masalah...............................................49
IV
DAFTAR GAMBAR
V
DAFTAR TABEL
VI
DAFTAR GRAFIK
VII
BAB 1
PENDAHULUAN
1
59 (lima puluh sembilan) bulan, dan ibu nifas.4 Posyandu merupakan salah satu
bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat yang dikelola dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar,
bagi ibu, bayi dan anak balita sehingga dapat mempercepat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Posyandu balita merupakan lini terdepan dari deteksi dini
tumbuh kembang balita yang dilakukan oleh masyarakat.5
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Ambacang Tahun 2022, capaian
pemberian vitamin A pada anak usia 6 sampai 59 bulan adalah sebesar 69% yang
termasuk tiga capaian terendah puskesmas pada tahun tersebut. Oleh karena itu
dibutuhkan upaya untuk optimalisasi pemberian vitamin A pada anak usia 6
sampai 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana identifikasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang?
2
3. Mengetahui penyebab masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja Puskesmas
Ambacang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vitamin A
2.1.1 Definisi
3
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama
di dalam pangan nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di
dalam lemaknya) dan mentega. Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua
serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna jingga, seperti daun singkong, daun
kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning,
papaya mangga, nangka masak dan jeruk (Almatsier, 2019).
Pemberian kapsul vitamin A biru (100.000 SI) diberikan pada bayi dan
kapsul vitamin A merah (200.000 SI atau bila tidak ada 2 kapsul vitamin A biru)
diberikan pada anak balita pertama kali setelah sasaran selesai di data dan
ditimbang. Pada bayi atau anak balita yang sedang menderita campak dapat
diberikan vitamin A kecuali sudah mendapat dalam 1 bulan terakhir.10
4
1. Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih.
2. Pencet kapsul dan pastikan bayi/anak balita menelan semua isi kapsul dan
tidak membuang sedikitpun isi kapsul.
3. Untuk anak yang sudah bisa menelan isi kapsul dapat diberikan langsung
satu kapsul untuk diminum.
5
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Fungsi
Manfaat
a. Bagi Masyarakat
6
b. Bagi Kader, Pengurus Posyandu, dan Tokoh Masyarakat
c. Bagi Puskesmas
7
yang berkedudukan di desa/ kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja
adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administratif,
keuangan, dan program dari Pokja.11
9
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup
penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi Menyusui Dini
(IMD), ASI eksklusif dan gizi, serta pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah
200.000 SI (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama), perawatan payudara, dan dilakukan pemeriksaan
kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim)
dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.11
Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembangnya. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup penimbangan berat badan,
penentuan status pertumbuhan, penyuluhan dan konseling, pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.11
Keluarga Berencana (KB)
Kader
11
balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang
timbangan berat badannya Naik.
3. Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang dan
sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan, serta memberitahukan
kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka.
4. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan
menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan.11
Petugas Puskesmas
13
Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Posyandu Pratama
Posyandu Purnama
14
menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya
masih terbatas, yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.11
Posyandu Mandiri
Waktu Penyelenggaraan
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih
sesuai dengan hasil kesepakatan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat
lebih dari satu kali sebulan.11
Tempat Penyelenggaraan
15
Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu,
yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada
setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut.11
Tabel 2.2 Penyelenggaraan Kegiatan
Langkah Kegiatan Pelaksana
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangam Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan kesehatan Kader atau kader bersama
1) Metode
16
hidup bersih dan sehat serta pelayanan kesehatan bagi masing-masing kelompok
usia. Edukasi artinya memberikan pendidikan agar penerima pesan dapat
berperilaku seperti yang diharapkan pemberi pesan.
Metode merupakan cara pemberi pesan menyampaikan pesan kepada
sasaran atau penerima pesan. Pemilihan metode tergantung kondisi sasaran,
pesan yang disampaikan, serta waktu yang tersedia.
17
Proses komunikasi
Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui tatap muka),
maupun secara tak langsung (lewat radio, televisi, CD, dll);
Media cetak, baik berupa gambar (foto, poster) dan atau tulisan (majalah,
leaflet, banner, dll) yang dibagikan, disebarkan, atau dipasang di tempat-
tempat strategis yang mudah dijumpai oleh sasaran penerima manfaat;
Media terproyeksi, berupa gambar dan atau tulisan lewat slide show power
point, film singkat, VCD/DVD, dll.
18
Pendekatan masal, jika fasilitator/ petugas berkomunikasi secara tidak
langsung atau langsung dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak, dan
bahkan mungkin tersebar tempat tinggalnya, misalnya:
pemberdayaan melalui penyebaran selebaran atau kampanye kesehatan;
19
BAB 3
ANALISIS SITUASI
20
Dilihat dari segi topografis dan geografis Puskesmas Ambacang yang
terletak di Jl. Raya By Pass Kel. Pasar Ambacang, Kec. Kuranji, Kota Padang (± 8
km dari pusat kota) dapat terjangkau dengan kendaraan roda dua atau roda empat
pribadi maupun sarana angkutan umum berupa angku-tan kota, ojek, dan becak
sehingga akses masyarakat ke puskesmas mudah.20
Total
Kelurahan Bayi Balita Bumil Bulin Bufas WUS PUS Lansia
Penduduk
Ps.Ambacang 317 1547 344 328 328 5527 3703 1395 19.559
Anduring 253 1.234 274 262 262 4415 2.932 1106 15.598
Lubuk Lintah 183 895 199 190 190 3216 2154 804 11.321
Ampang 131 638 142 136 136 2302 1.543 577 8.068
Jumlah 884 4314 959 916 916 15460 10358 3882 54.546
Dari tabel diatas diketahui angka kepadatan penduduk (jumlah penduduk dibagi
luas wilayah dalam kilometer persegi) di Kecamatan Kuranji sebesar 4.224 penduduk
setiap satu kilometer perseginya. Berdasarkan UU No.50/PRP/1960, angka ini
menunjukkan bahwa Kecamatan Kuranji tergolong dalam wilayah dengan kepadatan
penduduk sangat padat. Kepadatan penduduk pada masing-masing kelurahan dapat dilihat
pada tabel berikut.20
21
3.3 Kondisi Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang mayoritas beragama
Islam. Penduduk non muslim di wilayah ini merupakan kaum pendatang dari luar
provinsi. Walaupun terdapat perbedaan suku, agama dan budaya, dalam
melakukan aktivitas sosial serta peribadatan penduduk berjalan dengan baik. Suku
mayoritas yang terdapat di Kecamatan Kuranji adalah suku Minang.20
22
Tabel 3.4 Fasilitas Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Pasar Lubuk
Anduring Ampang
Ambacang Lintah
Puskesmas 1 - - -
Pustu - - - 1
Puskeskel 1 1 1 1
Roda 2/4 3/1 0 0 0
Klinik
1 2 0 1
Bersalin
RS Swasta 0 0 0 0
BPM 2 1 0 1
DPS 3 1 2 2
23
2. Posyandu Lansia : 29 Pos
3. Posbindu : 29 Pos
4. Prolanis : 29 Pos
5. Batra : 57 Pos
6. Poskestren : 1 Pos
7. Toga : 72 KK
8. Usaha Kesehatan Kerja : 2 UKK
9. Poskeskel : 4 unit
10. Pembinaan RT berPHBS : 9.664RT
3.5 Ketenagaan
Tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada
pasien yang berobat di Puskesmas Ambacang berjumlah 57 orang yang rincian
tercantum pada tabel 3.5 di bawah.20
24
Tabel 3.5 Tenaga Kesehatan Puskesmas Ambacang20
Status Pegawai Pendidikan Terakhir
No Jenis Petugas
PNS PTT Kontrak/ honor/Voluter/Sikarela S2 S1 D IV D III DI SLTA Jumlah
1 Dokter Umum 3 - 1 - 4 - - - - 4
2 Dokter Gigi 3 - - - 3 - - - - 3
3 Sarjana Kesmas 1 - - 1 - - - - 1
4 Bidan 15 - 5 - - 3 17 - - 20
5 Perawat 6 - 3 - 2 - 7 - - 9
6 Perawat Gigi 1 - - - - - 1 - - 1
7 Kesling 1 - - - - - 1 - - 1
8 Analis 2 - 1 - - - 3 - - 3
9 Epidemiologi (SKM) 1 - - - 1 - - - - 1
10 Apoteker 1 - - - 1 - - - 1
9 Asisten Apoteker 1 - - - - - 1 - - 1
10 Nutritionis (AKZI/SKM) 2 - - - 1 - 1 - - 2
11 RR 3 - 2 - - - 3 - 2 5
12 Akuntansi - - 1 - - - 1 - - 1
13 Sopir 1 1 1
12 Cleaning service - - 2 - - - - - 2 2
Jumlah 41 - 16 13 3 36 0 5 57
25
3.6 Pencapaian SPM di Puskesmas Ambacang Tahun 2022
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yaitu harus 100%, yang selanjutnya disingkat SPM
Bidang kesehatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Berikut hasil pencapaian kinerja Puskesmas Ambacang berdasarkan SPM.
Tabel 3.6 Daftar Pencapaian SPM di Puskesmas Ambacang20
Yang
Yang Dilayani
No Jenis Pelayanan GAP
Dilayani Sesuai %
Standar
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 778 774 99 -1%
26
3.7.1 Promosi Kesehatan
Sebagai pembangunan pilar utama visi Indonesia Sehat yang mandiri dan berkeadilan
yaitu Pilar Perilaku Sehat, Promosi Kesehatan menjadi program unggulan atau primadona
program sehat.
Promkes juga mencakup kegiatan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
Program ini ditujukan untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar
mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis
- Madya - - 4 84
- Purnama - - 25
- Mandiri - - -
Cakupan Penimbangan
27
5 Balita
- Cakupan D/S
- Cakupan N/D 3.889 85% 2.675 80,92 -4.08%
2.393 85% 2.034 93.02 +8.02%
6 Srata Poskeskel
Pratama
Madya
Utama 4 100 4 100 0%
7 TOGA
- Toga Percontohan 3 100 3 100 0%
- KK yang Memiliki 5031 100 3305 75,1 -24,9%
Toga
8 Poskestren 1 100 1 100 0%
9 SBH 1 100 0 0 -100%
PHBS dengan Indikator
- Linakes 9264 100 9264 100 0
- ASI ekslusif 9264 100 9078 98 -2%
- Timbang Bayi &Balita 9264 100 9078 98 -2%
- Sarana Air Bersih 9264 100 9171 99 -1%
- CTPS 9264 100 7782 84 -16%
- Jamban Keluarga 9264 100 8894 96 -4%
- Pembasmi Jentik 9264 100 8523 92 -8%
- MakanBuah&sayur 9264 100 8523 92 -8%
- Aktifitas Fisik 9264 100 8894 96 -4%
- Tidak merokok 9264 100 4468 48 -56%
dirumah
Dari tabel diatas dapat dilihat beberapa target yang belum tercapai yaitu gedung tempat
pelayanan posyandu yang ada diwilayah kerja Puskesmas Ambacang yang terbanyak yaitu
gedung di pinjam sebesar 84 % dari posyandu yang ada yaitu 25 pos, Strata posyandu
28
Purnama yaitu 84 %, dari 29 posyandu, sedangkan indikator PHBS pada umumnya belum
Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatian pada
lingkungan adalah faktor-faktor atau kondisi dalam lingkungan yang dapat meningkatkan resiko
cedera, penyakit atau kematian pada manusia. Salah satu kendali utama dalam menentukan
Tabel 3.8 Cakupan Kunjungan Pasien ke Pojok Klinik Sanitasi Dengan Jenis Penyakit Di
Puskesmas Ambacang Tahun 2022
Jumlah Kunjungan Pasien
NO Jenis Penyakit
ke Klinik Sanitasi
1 ISPA/ ILI 148
2 Penyakit Kulit 34
3 Diare 64
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kunjungan pasien ke Pojok Klinik
Sanitasi dengan diagnosa penyakit yang terbanyak adalah Infeksi Saluran Bagian Atas
(ISPA) sebesar 143 Kasus .yang paling sedikit dengan diagnosa penyakit Kulit 34 kasus.
29
Tabel 3.9 Cakupan Program KESLING Di Puskesmas Ambacang Tahun 2022
Memenuhi
NO Kegiatan Sasaran Target (%) GAP
Syarat
1 TPM 134 100 128(95%) -5%
2 TTU 132 100 103(78%) -22%
3 SAB 8015 100 5512(45%) -55%
4 Rumah 8015 100 5512(45%) -55%
5 Jamban 8015 100 5512(45%) -55%
6 SPAL 8015 100 5512(45%) -55%
7 Sampah 8015 100 5512(45%) -55%
8 Depot Air 40 100 16(40%) -60%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa cakupan kegiatan program kesling pada umumnya
belum mencapai target, ditandai masih banyak yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program pokok di
puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah merupakan kelompok yang sangat
30
Tabel 3.10 Pencapaian Program KIA di Puskesmas Ambacang Tahun 2022
N Sasara Pencapaian
PROGRAM Target GAP
o n Kum(Abs) %
III PROGRAM KIA & KB
1 KIA IBU
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
(K1)
871 100% 833 95,6 -4,4
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
(K4)
871 100% 782 89,8 -10,2
Cakupan Deteksi Dini Bumil
174 20% 156 100 0
Resti oleh Nakes
Cakupan Kunjungan Bumil,
Bulin, Bufas dengan 174 80% 124 71,26 -8,74
Komplikasi Yang ditangani
Cakupan Linakes Yang
831 100% 778 93,6 -6,4
Memiliki Kompetisi
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas
831 96% 767 92,3 -3,7
Lengkap
Screaning dan Pemeriksaan
784 90 790 100 0
hepatitis B dan HIV
Kelas Ibu Hamil 831 50 28 3,21 -46,79
2 KIA ANAK
Cakupan Kunjungan KN 1 778 100% 778 100 0
Cakupan KN Lengkap 773 100% 773 100 0
Cakupan Kunjungan Bayi 713 92% 713 100 0
Cakupan DDTK Kontak
713 92% 713 100 0
Pertama Bayi
Cakupan Kunjungan Balita 3889 100% 2406 61,9 -38,1
Pelayanan Balita Sakit dengan
1311 100% 1229 93,7 -6,3
MTBS
Cakupan Kunjungan Neonatal
132 15% 52 100 0
RESTI Yang Ditangani
3 KELUARGA BERENCANA
(KB)
Peserta KB Aktif 10,033 75 7.604 100 0
Peserta KB Pasca Persalinan 831 35 556 100 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Program Kesehatan Ibu dan Anak pada umum sudah
mencapai target dan yang belum mencapai target adalah kelas Ibu Hamil dengan capaian 3,21 %.
31
Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses digesti, absospsi, transformasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi. Ilmu gizi adalah pengetahuan tentang dalam hubungannya dengan kesehatan,
atau pengetahuan tentang cara memberikan makanan dengan benar agar tubuh berada dalam keadaan
sehat.
Tabel 3.11 Cakupan Pencapaian Program Gizi di Puskesmas Ambacang Tahun 2022
Target
NO Indikator Sasaran ABS Capaian
(%)
1 Persentase ibu hamil anemia 833 18 (150) 128 100
Persentase ibu hamil Kurang
2 833 13(108) 77 100
Energi Kronik (KEK)
Cakupan ibu hamil mendapat
3 TTD minimal 90 tablet selama 871 100 782 89.78
kehamilan
Cakupan ibu hamil KEK
4 77 100 77 100
mendapat makanan tambahan
Cakupan ibu nifas mendapat
5 831 90 778 100
kapsul Vit.A
Persentase bayi dengan BB 5
6 721 19 100
lahir rendah (BB <2500 gram) -36
Cakupan bayi baru lahir
7 791 100 773 97,72
mendapat IMD
Cakupan bayi 6 bulan
8 87 100 69 79,31
mendapat ASI Ekslusif
Cakupan balita 6-59 bulan
9 3.571 100 2.499 69,98
mendapat Vit.A
Jumlah balita yg mendapatkan
10 14 3500 14 100
suplemen gizi mikro
Jumlah balita yg ditimbang BB
11 3889 85 (3.306) 2675 80,92
nya (D/S)
Cakupan balita memiliki buku
12 3889 100 3491 89,77
KIA/KMS (K/S)
Cakupan balita ditimbang yg 85
13 2393 1892 93,02
naik BB nya (N/D’) (2.034)
Prevalensi BB kurang (BB
14 kurang dan sangat kurang) 2675 14 178 100
pada balita (Underweight)
32
Prevalensi stunting pada balita
15 2675 8 82 100
(pendek dan sangat pendek)
Prevalensi wasting (gizi
16 2675 5 110 100
kurang dan buruk) pada balita
Cakupan remaja putri menapat
17 1600 100 1593 99,56
Tablet Tambah Darah (TTD)
Cakupan rumah tangga
18 mengkonsumsi garam 110 90 109 100
beryodium
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Program Gizi pada umum yang belum mencapai target yang
terendah adalah Persentase bayi 6 bulan Asi Ekslusif 79,31 % , Persentase Balita ditimbang berat
badannya (D/S) 80,92 %, Persentase balita 6-59 bulan dapat Vitamin A 69,98 %.
3.7.5 Program P 2 P
Penyakit yang disebabkan oleh mikrobakteri yang menyerang tubuh manusia dan mikrobakteri
dapat menimbulkan penyakit. Penyebabnya yaitu: virus, bakteri, amuba atau jamur dan kuman
lainnya.
Tabel 3.14 Jenis Penyakit Pada Program P 2 P di Puskesmas Ambacang Tahun 2022
Diare 424
Filariasis 0
Jumlah 605
Dari tabel diatas dapat dilihat penyakit yang terbanyak yaitu penyakit Diare sebanyak 424
33
Kasus dan yang paling sedikit yaitu kasus filariasis dan malaria masing-masing 0 kasus.
Dari grafik diatas dapat dilihat kasus penyakit Diare tahun 2022 adalah 424 kasus dan yang
terbanyak terjadi di Pasar Ambacang yaitu 135 Kasus, Anduring 106 kasus , Lubuk Lintah 101 kasus
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 1284 target Kementrian Kesehatan hanya 72,4 % yang
tercapai sementara dari Target SPM 879 pencapaian penemuan kasus TB 100 %.
Tabel 3.16 Cakupan pencapaian program imunisasi di Puskesmas Ambacang Padang Tahun 2022
34
IMUNISASI KOM(ABS) %
BAYI
1 HB 0 795 95 % 779 98,5
BCG 795 95 % 777 98,2
2 DPT/HB1 795 95% 756 95,1
8 MR 95 % 34,9
9 Td 95 % 44,7
10 DT 95 % 37,2
Dari tabel diatas dapat dilihat cakupan imunisasi cakupan BIAN Sekolah yang belum
mencapai target yaitu MR pencapaian sebesar 34,9 % , Td Capaian 44,7 % dan DT 37,2 % dengan
target masing-masing 95 %.
BAB 4
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah
35
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara
dengan kepala puskesmas, pemegang program, petugas yang menjalankan program, dan
analisis laporan tahunan Puskesmas Ambacang tahun 2022. Masalah yang diidentifikasi
adalah semua permasalahan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Ambacang. Berikut
daftar identifikasi masalah di wilayah kerja Puskesmas Ambacang berdasarkan capaian
program terendah yang dijelaskan pada tabel.
1. Promosi Kesahatan
2. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan program kesling pada umumnya belum mencapai target, ditandai masih
banyak yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Terutama depot air minum yang tidak
memenuhi syarat dipatkan sebanyak 60%
Program KIA memiliki beberapa program yang belum tercapai yaitu: 1. Kunjungan
ibu hamil (K4) yang baru tercapai 89,8% dari 100%, 2. Kelas ibu hamil yang hanya
tercapai 3,21% dari target 50%, 3. Cakupan kunjungan ibu hamil, ibu bersalain, ibu
nifas dengan komplikasi yang ditangani tercapai 71,26% dari target 80%, 4. Cakupan
kunjungan balita yang hanya tercapai sebanyak 61,9% dari 100%
4. Gizi
36
f. Jumlah balita yg ditimbang BB nya (D/S)
g. Cakupan balita memiliki buku KIA/KMS (K/S)
Dari masalah masalah yang ditemukan diatas Gap terbesar yang ditemukan pada pemberian
vitamin A untuk balita 6-59 bulan yang hanya tercapai 69,98%
Masalah masalah yang ditemukan dari masing masing program puskemas ambacang
diambil masalah dengan gap tertinggi untuk dimasukan kedalam tabel daftar masalah yang
kemudian akan ditentukan prioritas masalah.
Tabel 4.1 Daftar Masalah di Puskesmas Ambacang
No UKM Program Masalah Target Capaian GAP
1 Promkes Tidak merokok Banyak orang tua yang 100% 48% -52%
di rumah masih merokok di dalam
lingkungan rumah
2 Kesling PHBS (depot Masih banyaknya depot air 100% 40% -60%
air) minum yang memenuhi
standar air layak konsumsi
37
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas masalah. Pada
metode Hanlon Kualitatif, indikator yang dinilai adalah USG (Urgency, Seriousness,
Growth).
Metode USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus
diselesaikan dengan membuat matriks untuk menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan
perkembangan isu dengan menentukan penilaian “matching” yaitu membandingkan lebih
penting dan kurang penting suatu masalah dengan tiap masalah yang lain. Isu yang memiliki
ranking prioritas tertinggi merupakan isu prioritas. Metode USG dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia
dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
isu tadi. Urgency dilihat dari waktu yang tersedia, mendesak atau tidak masalah tersebut
diselesaikan.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau kibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri
sendiri. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, dan membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth
Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan
masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
38
PHBS (depot air)
2 1 0 3 4
Kunjungan balita
1 2 3 6 3
39
insiden hipertensi dan DM masing-masing adalah 348 dan 101 kasus. Penyakit-penyakit
tersebut bersifat kronik progresif yang berarti bila lansia tidak mendapatkan perhatian
khusus, maka penyakit yang mereka derita akan semakin parah yang akan meningkatkan
angka morbiditas dan mortalitas.
a. Urgency : 5
Vitamin A atau retinol adalah suatu substansi yang larut dalam lemak dan tidak
dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Menurut WHO, sekitar
190 juta anak-anak < 5 tahun dan 19,1 juta wanita hamil memiliki retinol serum yang rendah
(SR) konsentrasi (<0,7 umol/L). Bulan Februari dan Agustus adalah bulan pemberian vitamin
A. Dikedua bulan ini anak bisa mendapatkan berupa suplementasi vitamin A kapsul biru
(dosis 100.000 IU) untuk bayi usia 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk
anak usia 12-59 bulan.
b. Seriousness : 4
Pencapaian kegiatan pemberian vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Puskesmas
Ambacang tahun 2022 belum mencapai target yang diharapkan. Vitamin A merupakan zat
penting untuk mensintesis pigmen selsel retina yang fotosintesis, dan diferensiasi normal
struktur epitel penghasil lendir. Kekurangan yang parah menyebabkan rabun senja, serosis,
dan keratinisasi konjungtiva dan kornea yang pada akhirnya menimbulkan ulkus serta
nekrosis kornea.
c. Growth : 4
Kekurangan vitamin A adalah penyakit sistemik yang merusak sel dan organ tubuh,
dan menyebabkan metaplasia keratinisasi pada epitel saluran pernapasan, saluran kemih, dan
saluran pencernaan. Perubahan pada ketiga saluran ini relatif lebih awal terjadi ketimbang
kerusakan yang mendeteksi pada mata.
40
tinggi, yaitu 90%, namun yang memberikan secara ekslusif selama 6 bulan masih rendah
sebesar 20%.
b. Seriousness : 4
Data pemantauan status gizi di Indonesia menunjukkan cakupan pemberian ASI
secara eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada bayinya masih sangat rendah.
Pengetahuan, sikap, dan motivasi Ibu masih menjadi faktor utama perilaku pemberian ASI
ekslusif. Selain itu, dukungan keluarga baik orang tua, mertua, dan suami, serta dukungan
tenaga kesehatan masih menjadi faktor eksternal penting dalam pemberian ASI secara
ekslusif.
c. Growth : 3
Banyak bukti ilmiah yang memperlihatkan bahwa ASI yang diberikan ekslusif
selama 6 bulan pertama kehidupan dapat pencukupi kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan
berkembang karena ASI memiliki faktor protektif dan nutrien yang dapat menjamin status
gizi bayi. Selain itu ASI juga berguna untuk mencegah bayi dari berbagai infeksi seperti
diare, otitis media, ISPA.
a. Urgency : 2
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab
kematian prematur di dunia. Pada tahun 2019, prevalensi hipertensi secara global pada orang
dewasa berusia 30–79tahun adalah 32% pada wanita dan 34% pada pria. Dari sejumlah
penderita tersebut, hanya kurang dari sepertiga yang melakukan pengendalian terhadap
tekanan darah yang dimiliki.23 Di Puskesmas Ambacang, pada tahun 2022, penderita
hipertensi berjumlah 1.362 orang. Masalah hipertensi adalah masalah yang senantiasa ada
setiap tahun, sehingga dari segi waktu, maka masalah hipertensi tidak terlalu mendesak.
b. Seriousness : 4
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) prevalensi hipertensi di
Indonesia sebesar34,1%. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang, sedangkan angkakematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.24
c. Growth : 3
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga
penderita tidak mengetahui dirinya menderita hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi
komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi hipertensi akan tergantung kepada
41
besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak
terdiagnosis dan tidak diobati, sehingga penyakit ini adalah penyakit yang kronik progresif.
42
A
Wawancara yang telah dilakukan kepada 20 Ibu yang datang ke Puskesmas
Ambacang, 60% diantaranya tidak mengetahui bulan pemberian vitamin A. Beberapa
diantara mengatakan bahwa pemberian vitamin A dilakukan setiap bulan. Selain itu,
sebanyak 80% Ibu tidak mengetahui terdapat dua jenis warna capsul vitamin A yang dapat
diberikan sesuai usia. Selanjutnya 20% Ibu tidak mengetahui bahwa vitamin A bisa
didapatkan di fasilitas kesehatan lain selain Posyandu.
43
Grafik 4.3 Persentase Ibu tau dimana lokasi bisa mendapatkan vitamin A selain di Posyandu
44
Grafik 4.4 Persentase kunjungan Kader door to door untuk menginformasikan jadwal
pemberian vitamin A
Rencana : Meminta kader untuk membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu
Pelaksana : Pemegang Program, Penanggung Jawab Wilayah Sasaran
: Kader di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Waktu
: Minggu ke-3 Agustus 2023 dan seterusnya
Hasil diskusi dengan pemegang program gizi dan penanggung jawab wilayah
didapatkan bahwa beberapa orangtua malas datang keposyandu dan hanya menunggu kader
kadang kerumah. Namun Ketika kader datang kerumah, terkadang orangtua sedang pergi
bekerja dan membawa anaknya.
Rencana Pelaksanaan pemberian materi dan motivasi terkait
dengan pemberian vitamin A pada balita usia 6-59
bulan.
Pelaksana : Pemegang Program Gizi, Penanggung Jawab Wilayah,
Kader
Sasaran :Ibu hamil dan Ibu yang mempunyai balita usia 6-59
bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Waktu :Minggu ke-3 Agustus 2023
Tempat : Posyandu Kampung Sikumbang
b) Metode
45
Kurang efektifnya sosialisasi jadwal pemberian vitamin A
Hasil wawancara dengan pemegang program gizi dan penanggung jawab wilayah
adalah terdapat Ibu yang tidak datang posyandu karena tidak mendapat informasi tentang
jadwal posyandu balita di daerah nya masing-masing.
Rencana Membuat leaflet tentang pemberian vitamin A
Mensosialisasikan pelaksanaan Posyandu balita
melalui toa masjid, door-to-door, grup whatsapp.
Pelaksana : Pemegang Program Gizi, Penanggung Jawab Wilayah,
Kader
Sasaran :Ibu hamil dan Ibu yang mempunyai balita usia 6-59
bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Waktu :Minggu ke-3 Agustus 2023
Tempat : Posyandu Balita Diseluruh Wilayah Kerja Puskesmas
Ambacang
Kurang menariknya media promosi dan edukasi yang dapat dipahami Ibu terkait
dengan pemberian vitamin A
Hasil wawancara dengan pemegang program Gizi di Puskesmas Ambacang, bahwa
untuk sosialisasi pemberian vitamin A selama ini hanya berdasarkan informasi melalui mulut
ke mulut saja sehingga penyebaran informasi masih kurang menarik dan merata.
c) Lingkungan
Kesalahpahaman masyarakat mengenai pemberian vitamin A yang disamakan dengan
Imunisasi dan Vaksin Covid-19
Hasil wawancara dengan pemegang program Gizi di Puskesmas Ambacang dan
beberapa Ibu yang datang ke puskesmas Ambacang, menyatakan bahwa sebagian orang tua
46
enggan untuk diberikan vaksin covid-19 pada anaknya yang mana menyebabkan penurunan
kunjungan orang tua ke posyandu sehingga pemberian vitamin A tidak dapat dilakukan
karena orang tua tidak mau membawa anaknya ke posyandu.
Rencana :Pemberian penyuluhan kepada orang tua tentang
perbedaan pemberian vitamin A dengan pemberian
Imunisasi dan vaksin.
Pelaksana: :Pemegang Program, Penanggung Jawab Wilayah,
Kader, Dokter Muda IKM
Sasaran: :Ibu hamil dan Ibu yang memiliki anak usia 6-59 bulan
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambacang
Waktu: :Minggu ke-3 Agustus 2023
47
BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
USG.
56
Program Gizi merupakan salah satu program pokok di Puskesmas yang
mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah merupakan kelompok yang
sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian sehingga asupan Gizi nya perlu
menjadi perhatian. Cakupan pemberian vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di
Puskesmas Ambacang masih belum mencapai target yaitu 69,98% dari target
100%.
57
c. Diskusi dengan Kepala Puskesmas dan Pembimbing Klinik serta
Pemegang Program Gizi
58
Andalas yang didatangkan untuk memberikan penyuluhan tentang pemberian
Vitamin A serta manfaat dan jadwal pemberian Vitamin A sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan Ibu mengenai kesehatan anak agar dapat
meningkatkan kualitas hidup anak dan dapat menghindari penyakit yang dapat
terhindar dari kekurangan Vitamin A. Selain itu juga kedatangan kader dan
anggota keluarga lain seperti suami dan perangkat perumahan setempat agar dapat
mendukung dan memberikan dukungan terhadap pemberian vitamin A.
Juli Agu
No Kegiatan stus
2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan (Plan)
59
pembimbing klinik
60
dan pemegang program serta
preseptor
Pelaksanaan (Do)
1 Survey awal
2 Pembuatan leaflet
Evaluasi (Check)
2 Terlaksananya penyuluhan
61
5.6 Rancangan Anggaran Kegiatan BUKA PETA
Tabel 5.2 Rancangan Anggaran Kegiatan BUKA PETA
Total 395.000
62
DAFTAR PUSTAKA
63