Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN AKHIR STASE

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N DENGAN

PERSALINAN LETAK SUNGSANG

DI VK BERSALIN RUMAH SAKIT H. ABDUL AZIS MARABAHAN

Disusun oleh:
Nama : Lisa Purwani
NIM : 11194992210159

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Akhir Stase Asuhan Kebidanan Pada Ny. N
Dengan Persalinan Letak Sungsang di VK Bersalin (Ruang
Mawar) Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan
NAMA MAHASISWA : Lisa Purwani
NIM : 11194992210159

Barito Kuala,
Juni 2023

Menyetujui,

RS Abdul Azis Marabahan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klnik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Rahmawati, SST , Bdn Laurensia Yunita ,SST,M.Kes


NIP. 19790808 200604 2 029 NIK. 1166012011034

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Laporan Kasus Akhir Stase Asuhan Kebidanan Pada Ny. N
Dengan Persalinan Letak Sungsang di VK Bersalin (Ruang
Mawar) Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan
NAMA MAHASISWA : Lisa Purwani
NIM : 11194992210159

Barito Kuala, Juni 2023

Menyetujui,

RS Abdul Azis Marabahan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Klnik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Rahmawati, SST., Bdn Laurensia Yunita ,SST,M.Kes


NIP. 19790808 200604 2 029 NIK. 1166012011034

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Penguji Universitas Sari Mulia
Banjarmasin

Sarkiah, S. S.T.,M.Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST.,


M.Kes
NIK 1166012011039 NIK. 1166122009027

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang


Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan kasus yang
berjudul “Laporan Kasus Akhir Stase Asuhan Kebidanan Pada Ny. N
dengan Persalinan Letak Sungsang di VK Bersalin (Ruang Mawar)
Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan”.
Atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dari
berbagai pihak tersebut maka penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Rektor Universitas Sari Mulia
Banjarmasin.
2. Dr. Dede Mahdiyah, M.Si selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Sumber Daya.
3. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Sitem Informasi dan
Keuangan.
4. Dr. Adriana Palimbo, S.Si.T., M.Kes selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan
dan Kemitraan
5. Apt. Noval, M.Farm., selaku Dekan Fakultas Kesehatan.
6. Ika Mardiatul Ulfa, S.S.T., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Fakultas
Kesehatan.
7. Laurensia Yunita, SST., M.Kes Selaku Preseptor Pendidik (PP) yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan kasus akhir stase.
8. Rahmawati, SST., Bdn Selaku Preseptor Klinik (PK) RS Abdul Azis Marabahan yang
bersedia memberikan Bimbingan, Saran, dan arahan dalam proses laporan kasus Akhir
Stase.
9. Sarkiah, S. S.T.,M.Kes selaku penguji di RS Abdul Azis Marabahan yang bersedia
memberikan bimbingan, saran, dan arahan dalam proses laporan kasus Akhir Stase.

iv
Penulis menyadari adanya ketidaksempurnaan dari laporan
akhir stase ini, karenanya penulis mengharapkan kritik maupun saran
yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan laporan kasus
akhir stase ini. Semoga hasil-hasil yang dituangkan lewat laporan
kasus akhir stase ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan
umumnya dan khususnya dalam kebidanan.
Barito
Kuala, Juni 2023
Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iv
DAFTAR ISI................................................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan.................................................................................................. 3
1) Umum........................................................................................... 3
2) Khusus........................................................................................... 3
D. Manfaat................................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
A. Pengertian............................................................................................ 4
B. Etiologi/Penyebab................................................................................ 5
C. Patofisiologi/Mekanisme..................................................................... 7
D. Clinical Pathway................................................................................. 8
E. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala.................................................. 9
F. Komplikasi.......................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan Medis........................................................................ 10
H. Penatalaksanaan Kebidanan................................................................ 17
BAB 3 TINJAUAN KASUS.............................................................................. 22
A. Subjektif Data...................................................................................... 22
B. Objektif Data....................................................................................... 26
C. Analisa Data........................................................................................ 29
D. Penatalaksaan....................................................................................... 30
BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................... 39
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 41

vi
A. Kesimpulan.......................................................................................... 41
B. Saran.................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 43

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin
(Saifuddin, 2014).
Angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi.
Padahal jumlah pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup banyak.
Asuhan bersalin Normal (APN) diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama (Saifuddin,
2014).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015, menegaskan setiap
tahun sejumlah 358.000 ibu meninggal saat bersalin di mana 355.000 (99%) berasal dari
negara berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara berkembang merupakan
peringkat tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika
dibandingkan dengan AKI di negara maju yaitu 14 kematian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. AKI tahun 2015 di dunia yaitu 303.000 meunurun sekitar 44 % di bandingkan
dengan tahun 1990. AKB usia 0- 11 bulan yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup (Astuti,
2018).
Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan tercatat AKI
pada tahun 2019 sebesar 92 per 100.000 kelahiran hidup dan angka ini meningkat tahun
2018 yang mencapai 108 per 100.000 kelahiran hidup ( profil Dinkes Kalsel,2019),
sedangkan di Kabupaten Barito Kuala angka kematian ibu pada tahun 2021 adalah 133
per 100.0000 kelahiran hidup (profil Dinkes Batola, 2022) .
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan mordibitas dan mortalitas pada ibu
dan janin yaitu persalinan sungsang. Persalinan sungsang adalah dimana posisi kepala
bayi berada di fundus uteri dan bagian terbawah janin yaitu bokong. Malpresentasi yaitu
presentasi yang bukan presentasi belakang kepala, malpresentasi meliputi presentasi
puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka, presentasi bokong, presentasi bahu.
Malposisi merupakan presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil tidak berada di
segmen atau di depan, malposisi meliputi ubun-ubun kecil belakang, ubun-ubun kecil
kiri belakang, ubun-ubun kecil melintang. Letak sungsang atau presentasi bokong
merupakan letak memanjang dengan kepala janin di fundus dan bokong di bagian kavum
uteri.
Kejadian letak sungsang pada janin aterm kira-kira 3%, jauh lebih tinggi pada
permulaan masa kehamilan kira-kira 40% daripada kehamilan sebelum 28 minggu antara
17 sampai 31 minggu. Janin letak sungsang berada pada resiko morbiditas dan mortalitas
prenatal yang lebih tinggi tidak hanya akibat partus tetapi juga karena presentasi. Dalam
persalinan terdapat beberapa presentasi di antaranya : presentasi kepala 96,8%, letak
sungsang 2,7%, letak lintang 0,3%, letak muka 0,05% dan letak dahi 0,01%. Letak
sungsang terjadi pada 25% persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu,
7% persalinan sungsang terjadi pada umur kehamilan 32 minggu dan 1,3% persalinan
sungsang yang terjadi pada kehamilan aterm.
Adapun komplikasi yang dapat terjadi meliputi terjadinya impaksi bokong,
prolaps tali pusat cidera lahir, hipoksia janin dan plasenta terlepas sebelum waktunya.
Oleh karena itu peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan seperti
memberikan informasi seputar kehamilan dan dukungan moril. Pertolongan pada
persalinan sungsang ini dapat dilakukan secara pervaginam dan perabdominal (sectio
caesarea). Persalinan sungsang ini jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
resiko atau 5 komplikasi pada ibu dan bayi. Resiko yang dapat terjadi pada ibu yaitu
perdarahan, robekan jalan lahir, infeksi. Sedangkan resiko yang dapat terjadi pada bayi
yaitu edema dan memar pada genetalia bayi dapat terjadi akibat tekanan pada serviks,
asfiksia, fraktur humerus, klavikula atau femur atau dislokasi bahu atau pinggul, Trauma
organ internal, Kerusakan medula spinalis atau fraktur tulang, hipoksia janin.
Menururt data di RSUD H. Abdul Azis Marabahan kasus persalinan letak
sungsang selama bulan januari sampai mei 2023 berjumlah 14 kasus dari 379 jumlah
pasien ibu bersalin (3,69%) di Ruang VK Bersalin RSUD H. Abdul Azis Marabahan.
Karena masih banyaknya kasus persalinan letak sungsang oleh sebab itu penulis tertarik
untuk mengambil laporan kasus dengan judul “Laporan akhir stase Asuhan Kebidanan
Pada Ny. N Dengan Persalian Letak Sungsang Di VK Bersalin (Ruang Mawar) Rumah
Sakit H. Abdul Azis Marabahan”.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah yaitu
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Dengan Persalinan Letak Sungsang Di VK
Bersalin (Ruang Mawar ) Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan”
C. Tujuan
1. Umum
Setelah melakukan praktik klinik kebidanan mahasiswa mampu melakukan asuhan
kebidanan pada Ny. N Dengan Persalinan Letak Sungsang Di VK Bersalin (Ruang
Mawar ) Rumah Sakit H. Abdul Azis Marabahan”
2. Khusus
a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengkajian data subjektif secara sistematis
kepada Pada Ny. N dengan Persalinan Letak Sungsang.
b) Mahasiswa mampu mengidentifikasi data objektif kepada Ny. Ny. N dengan
Persalinan Letak Sungsang.
c) Mahasiswa mampu menginterpretasi data dan menetapkan diagnose kebidanan,
masalah dan kebutuhan kepada Ny. Ny. N dengan Persalinan Letak Sungsang.
d) Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan dan penatalaksanaan Ny. N dengan
Persalinan Letak Sungsang.
D. Manfaat
1. Bagi Tenaga kesehatan
Meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanan yang
profesional oleh tenaga kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kepada ibu
bersalin dengan Persalinana Letak Sungsang.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan referensi untuk bahan laporan selanjutnya pada pasien dengan
persalinan Letak Sungsang.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang profesional dan dapat memberikan
informasi tenaga kesehatan khususnya bidan, tentang pentingnya memberikan
pelayanan yang komprehensif kepada ibu bersalin dengan Persalinan Letak
Sungsang.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan peneliti dapat mengerti dan memahami tentang persalinan Letak
Sungsang sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara komprehensi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim dengan

kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam, 2011). Persalinan pada bayi dengan

presentasi sungsang dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada

fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau di bagian pintu atas panggul.

Pada letak sungsang berturut-turut lahir bagian-bagian yang makin lama makin besar,dimulai

dari lahirnya bokong, bahu kemudian kepala.

Pertolongan persalinan sungsang masih menjadi diskusi yang menarik, karena ada yang

berpendapat bahwa operasi seksio sesarea merupakan cara terbaik untuk melahirkan sungsang

sedangkan pendapat lain percaya bahwa melahirkan pervaginam masih menjadi pilihan pertama

yang dilakukan. Dari beberapa penelitian melaporkan bahwa kematian perinatal pada persalinan

sungsang secara pervaginam lebih tinggi dibanding persalinan melalui operasi bedah Sesar,

namun pada penelitian lain melaporkan bahwa pemilihan operasi seksio sesarea pada letak

sungsang tidak selalu menjamin bahwa bayi yang dilahirkan akan selalu baik sedangkan di sisi

lain risiko dan komplikasi operasi bedah sesar teradap ibu lebih tinggi dibanding persalinan

pervaginam. Sehingga dalam pemilihan tindakan persalinan pada letak sungsang mesti

dipertimbangkan secara bijaksana. Komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarga

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan apakah dilakukan persalinan pervaginam atau seksio

sesarea (Umoh et al, 2015).


B. Etiologi/Penyebab
Letak janin tergantung pada proses adaptasinya didalam rahim. Jadi tidak perlu khawatir

jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan dibawah 32 minggu. Pada usia kehamilan ini,

jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari posisi

sungsang berputar menjadi posisi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala dibagian

bawah rahim. Sehingga frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi pada kehamilan beluh

cukup bulan.

Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, letak sungsang sudah sulit untuk berubah

karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Tetapi seharusnya di

trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya lebih besar dari kepala

janin akan menempati ruangan yang lebih besar yaitu dibagian atas rahim (fundus uteri),

sedangkan kepala menempati ruangan yang lebih kecil, disegmen bawah rahim ibu.

Masalahnya, mengapa posisi sungsang masih dapat terjadi hingga kehamilan cukup bulan?

Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu.

1. Dari faktor janin, antara lain :

a. Gemeli (kehamilan ganda)

Kehamilan dengan dua janin atau lebih dalam rahim, sehingga menyebabkan terjadinya

perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga

ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian

bawah rahim.

b. Hidramion (kembar air)

Didefinisikan jumlah air ketuban melebihi normal (lebih 2000 cc) sehingga hal ini bisa

menyebabkan janin bergerak lebih leluasa walau sudah memasuki trimester ketiga.

5
c. Hidrocepalus

Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam ventrikel otak,

sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.

Karena ukuran kepala janin terlalu besar dan tidak dapat berakomodasi dibagian bawah

uterus, maka sering ditemukan dalam letak sungsang.

2. Dari Faktor Ibu, diantaranya :

a. Plasenta praevia

Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen

bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (osteum

uteri internal). Akibatnya keadaan ini menghalangi turunnya kepala janin ke dalam pintu

atas panggul sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian atas

rahim.

b. Panggul sempit

Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya menjadi sungsang.

c. Multiparitas

Adalah ibu/ wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (lebih dari 4 kali),

sehingga rahimnya sudah sangat elastis, keadaan ini membuat janin berpeluang besar

untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya.

d. Kelainan uterus (seperti uterus arkuatus, uterus bikornis, mioma uteri) Adanya kelainan

didalam uterus akan mempengaruhi posisi dan letak janin dalam rahim, janin akan

berusaha mencari ruang / tempat yang nyaman.

6
C. Patofisiologi/Mekanisme
Menurut Sarwono (2007) letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin

terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai lebih kurang 32 minggu, jumlah air

ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan

demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak

lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban

relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada

kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri,

sedangkan kepala berada dalam ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.

7
D. Clinical Pathway

LETAK SUNGSANG

Pikirkan kemungkinan dilakukan


persalinan pervaginam.

 Apakah syarat memenuhi:


1. Jumlah Skor Zatuchni >4, bila
= 4, evaluasi ulang.

Syarat terpenuhi, Syarat tidak terpenuhi


SZ <4
Skor Zatuchni ≤ 4

Partus Sungsang
Pervaginam

Spontan Bracht Persiapan


Sectio cesaeria
Partial Extraction
(Manual aid):
a. Melahirkan
bahu:
-Perasat Muller
-Perasat Loevset
-Perasat Klasik
b. Melahirkan
kepala:
-Perasat
Mauriceau

Full Extraction:
- Ekstraksi Bokong
- Ekstraksi Kaki

8
E. Manifestasi Klinik
Pada persalinan sungsang, akan didapatkan presentasi bagian terbawah janin sebagai
berikut:
1. Frank breech. Pantat bayi (janin) terletak terlebih dulu untuk keluar selama persalinan.

Kaki lurus di depan tubuh, dengan kaki di dekat kepala. Jenis ini merupakan jenis posisi

sungsang paling umum.

2. Complete breech. Pantat bayi di bawah dekat saluran persalinan. Kaki tertekuk dan

terletak di dekat bokongnya.

3. Footling breech. Salah satu atau kedua kaki menjuntai di bawah bokong. Salah satu atau

kedua kaki terletak untuk keluar lebih dulu saat persalinan.

F. Komplikasi Persalinan letak sungsang

1. Komplikasi pada ibu

a. Perdarahan

b. Robekan jalan lahir

c. Infeksi

2. Komplikasi pada bayi

a. Asfiksia bayi, dapat disebabkan oleh : Kemacetan persalinan kepala (aspirasi air

ketuban-lendir), Perdarahan atau edema jaringan otak, Kerusakan medula oblongata,

Kerusakan persendian tulang leher, kematian bayi karena asfiksia berat.

b. Trauma persalinan, dapat disebabkan oleh : Dislokasi-fraktur persendian, tulang

ekstremitas. Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung. Dislokasi fraktur

persendian tulang leher : fraktur tulang dasar kepala ; fraktur tulang kepala ; kerusakan

9
pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada jaringan otak.

c. Infeksi, dapat terjadi karena : Persalinan berlangsung lama, Ketuban pecah pada

pembukaan kecil, Manipulasi dengan

pemeriksaan dalam.

G. Penatalaksanaan Medis
Dalam memilih metode pertolongan persalinan pada letak sungsang apakah akan

dilakukan operasi seksio sesarea atau akan dilakukan persalinan normal pervaginam diperlukan

beberapa pertimbangan. Tidak semua letak sungsang dilakukan operasi seksio sesarea karena

proses persalinan pervaginam juga masih aman dengan perencanaan yang baik dan dilakukan

oleh petugas yang kompeten dan terlatih. Seorang bidan dan dokter umum harus mendapatkan

pelatihan agar dapat melakukan pertolongan persalinan pada letak sungsang, terutama bila

menghadapai kasus pasien letak sungsang dengan inpartu kala II yang datang ke IGD sebuah

rumah sakit. Bila masih memungkinkan untuk pilihan section cesarea, biasanya dokter

kandungan akan memilih untuk dilakukan nya SC.

Cara pertolongan partus sungsang:

a. Spontan Bracht

b. Partial Extraction/Manual Aid:

1). Melahirkan bahu dengan cara/teknik:

- Muller

- Klasik

- Lovseet

2). Melahirkan kepala dengan cara/teknik:

- Mauriceau

10
c. Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau

memperingan kala II) :

1). Ekstraksi bokong

2). Ekstraksi kaki

Perasat Brach

Gambar 3. Menolong Persalinan dengan cara Brach

- Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua tangan, sedemikian hingga

kedua ibu jari + sejajar pada pangkal paha dan 4 jari lainnya menggenggam bokong; disertai

ekspressi Kristeller oleh asisten.

- Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut itu untuk menambah lordose.

Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan dapat menjungkit ke atas. Ekspressi

dari luar tetap.

- Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.

- Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa kepala

dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.

11
Cara melahirkan bahu:

1.Perasat Mueller

2. Perasat Lovset

3. Perasat Klasik/Deventer

Di makalah ini akan dijelaskan hanya tentang Perasat Lovset, karena cara ini yang mudah dilakukan

dan penulis sering menggunakan perasat ini untuk melahirkan bahu dan cukup berhasil.

Cara Lovset

 Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan

 Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah penunjuk

jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di bawah simfisis (depan).

 Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta menarik

tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan lengan depan lahir.

 Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang berlawanan ke kiri/ke

kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan lahir di depan.

12
Gambar 4. Manuver Lovset

Melahirkan kepala (dengan cara Mauriceau Smellie Veit)

- Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.

- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-oleh menunggang kuda

(untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan kanan).

- Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tengah di dalam mulut

bayi.

- Tangan kanan memegang/mencengkam tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong

oksipital sehingga kepala menjadi fleksi.

- Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan gerakan

memutar sesuai dengan jalan lahir.

13
Gambar 5. Melahirkan kepala secara Mauriceau
Sumber: Benson & Pernoll’s. Handbook of Obstetrics &Gynecology. Tenth edition. McGraw-Hill
Company. New York 2001.

Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu dilakukan tindakan atau manuver-

manuver sebagai berikut :

a. Forceps Piper

b. Noujok: Bila kepala masih tinggi

c. Wigand Martin wingkel

14
Melahirkan dengan Forceps piper :

Gambar 6. Melahirkan kepala dengan Cunam Piper


(O'Grady JP, Gimovsky ML, McIlhargie CJ [eds]: Operative Obstetrics. Baltimore,
Williams & Wilkins, 1995.)
Kedua kaki janin dipegang oleh seorang pembantu dan diangkat keatas. Kemudian cunam

dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Setelah dengan tarikan pada

cunam batas rambut kepala janin tampak di bawah simfisis, dengan batas tersebut sebagai titik

pemutaran, lambat laun muka bayi dilahirkan melalui perineum, disusul oleh bagian kepala yang

berambut.

Indikasi dilakukan Seksio Sesarea:

- Primigravida dengan disertai salah satu faktor X (Ketuban pecah dini, Serotinus, riwayat

infertilitas, usia tua dll)

- Gemelli anak pertama letak sungsang

- Bayi prematur < 34 minggu

- Presentasi kaki

15
- Riwayat Obstetri jelek

- Taksiran berat janin > 3500 gr

Kriteria dilakukan persalinan pervaginam:

a. Kriteria Janin:

- Frank breech presentation (diutamakan)

- Berat janin 2000 – 3500 gr

- Usia kehamilan ≥ 34 minggu

- Kepala fleksi

b. Kriteria ibu

- Panggul normal

- Tidak ada indikasi dilakukan seksio sesarea

- Tidak ada kontra indikasi

Bila direncanakan dilakukan persalinan pervaginam, ada skoring untuk memprediksi keberhasilan

pada persalinan sungsang yaitu dengan Zatuchni Andros score.

Tabel Zatuchni Andros

Keterangan 0 1 2
Paritas Primi Multi
Usia Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ ≥ 3630 3629 - 3176 ≤ 3176
Riwayat pres. Bokong - 1 kali 2 kali
Station -3 -2 -1/lebih rendah
Pembukaan ≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm

Bila skor > 4 bisa dipertimbangkan untuk dilakukan partus pervaginam

16
H. Penatalaksanaan Kebidanan

Pada penatalaksaan kebidanan seperti yang tercantum pada SOP pertolongan persalinan

dengan letak sungsang dari RS. Pelita Insani Martapura tahun 2017:

1. TEKNIK MELAHIRKAN BAHU SECARA KLASIK (DEVENTER)

a. Melahirkan lengan belakang dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas

(sacrum), baru melahirkan lengan depan, tetapi bila lengan depan sulit dilahirkan maka

lengan depan diputar menjadi lengan belakang yaitu punggung diputar melewati

sympisis.

b. Kedua kaki janin di pegang dengan tangan penolong pada pergelangan kaki, ditarik ke

atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.

c. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong yaitu jari telujukdan jari tengah masuk ke

jalan lahir menelusuri bahu, vosa cubiti, lengan dilahirkan seolah-olah mengusap muka

janin.

d. Untuk melahirkan bahu depan kaki janin di pegang dengan tangan kanan ditarik curam

kebawah ke arah punggung ibu kemudian dilahirkan.

e. Bila lengan depan sulit dilahirkan maka harus diputar menjadi lengan belakang yaitu

lengan yang sudah lahir di sekam dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa

sehingga kedua ibu jari penolong terletak di punggung dan sejajar dengan sumbu badan

janin sedang jari yang lain mencengkeram dada, kemudian di putar punggung melewati

sympisis sehingga lengan depan menjadi lengan belakang lalu lengan dilahirkan dengan

teknik tersebut di atas.

17
2. TEKNIK MELAHIRKAN BAHU DAN LENGAN MENJUNGKIT
SECARA LOVSET
Prinsip : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolakbalik sambil dilakukan traksi

curam ke bawah, sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di

bawah sympisis

a. Badan janin dipegang secara femuropelvik sambil dilakukantraksi curam ke bawah

badan janin di putar setengah lingkaran sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.

Kemudian sambil dilakukan traksi badan janin di putar kembali ke arah yang

berlawanan setengah lingkaran sehingga bahu belakang tampak di bawah sympisis dan

lengan dapat di lahirkan

b. Bila lengan janin tidak bisa lahir dengan sendirinya maka lengan janin dapat di lahirkan

dengan kedua jari penolong

3. TEKNIK MELAHIRKAN KEPALA SECARA MAURECEAU

a. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin(tangan yang dekat dengan perut janin)

dimasukkan ke dalam jalan lahir yaitu jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, jari

telunjuk dan jari manis pada vosa canina, sedangkan jari yang lain mencekam leher,

kemudian badan bayi ditunggangkan pada lengan bawah.

b. Kedua tangan penolong menarik curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan

kristeller ringan. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh tangan penolong yang

mencekam leher janin. Bila oksiput tampak di bawah sympisis kepala janin dielevasi ke

atas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga lahir berturut-turut dagu,

mulut,hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.

18
4. TEKNIK EKSTRAKSI KAKI BILA KAKI DEPAN LAHIR LEBIH DULU
a. Kaki ditarik keluar diusahakan betis menghadap ke atas, hingga punggung anak juga

menghadap ke depan untuk memudahkan ekstraksi

b. Tungkai bawah yang sudah lahir dipegang dengan kedua ibu jari sejajar pada betis,

jari yang lain di sebelah belakang 3. Pegangan dipindahkan pada pangkal paha

setinggi mungkin dengan kedua ibu jari sejajar pada sumbu paha dan jari lainnya di

belakang paha, ditarik curam ke bawah sampai trochanter mayor depan lahir

c. Kedua pangkal paha dengan pegangan yang sama ditarik ke atas sehingga trochanter

belakang lahir

d. Setelah lipatan paha kelihatan lalu dikait dengan jari telunjuk tangan kiri

e. Setelah bokong lahir dipegang dengan ibu jari sejajar pada sacrum, jari-jari lain pada

masing-masing paha ditarik curam ke bawah sampai pusat kelihatan lalu tali pusat

dikendorkan. Lalu ditarik terus curam ke bawah hingga ujung scapula depan di bawah

sympisis.

f. Bahu dan lengan dilahirkan secara klasik dan kepala dilahirkan secara mauriceau.

5. TEKNIK EKSTRAKSI KAKI BILA KAKI BELAKANG LAHIR LEBIH DAHULU


Dengan cara yang sama kaki belakang ditarik lebih dulu. Berhubung kaki belakang

lahir lebih dulu, maka bokong depan tersangkut pada tepi atas symphisis. Untuk

menghindari kesulitan tersebut maka tungkai belakang ditarik lebih curam ke bawah hingga

pusat kelihatan kemudian tali pusat dikendorkan. Tarikan terus ke bawah sampai ujung

scapula depan kelihatan di bawah symphisis

a. Tarik terus ke bawah sampai trochanter mayor depan berada di bawah symphisis, ditarik

lagi curam ke bawah hingga bokong depan lahir

19
b. Lipatan paha depan dikait dengan satu jari yaitu jari telunjuktangan kanan

c. Pegangan beralih, kedua ibu jari sejajar pada sacrum, jari-jari yang lain masing-masing

pada paha, ditarik ke bawah hingga pusat kelihatan kemudian tali pusat dikendorkan.

Tarik terus ke bawah sampai ujung scapula depan kelihatan di bawah symphisis . Kedua

bahu dan lengan dilahirkan secara klasik dan kepala dilahirkan secara maureciau

5. TEKNIK KOMPLEMENTER YANG DILAKUKAN UNTUK MERUBAH POSISI

JANIN MENJADI LETAK KEPALA DAN MENGURANGI SAKIT SAAT

KONTRAKSI.

Asuhan yang diberikan untuk mengatasi kehamilan dengan letak sungsang adalah

gerakan anti sungsang atau disebut posisi Kneechest yang dilakukan sebanyak 3 – 4 kali

selama 10 – 15 menit setiap hari selama 7 hari. Geraan knee chest yang dapt merangsang

kembalinya posisi bayi dari sungsang menjadi posisi yang normal. Perubahan presentasi

janin selama kehamilan dipengeruhi oleh gaya fisik yang bekerja pada uterus dan janin.

Gaya isik yang bekerja pada janin dalam uterus termasuk gaya gravitasi, gaya apung, da

gaya gesek. Melalui gaya gravitasi pada janin bekerja pada berbagai bagian tubuh janin

dengan kekuatan gaya berbeda bedasarkan densitas dan massa dari bagian tubuh janin.

Untuk melengkapi atau menyempurnakan terapi konvensional (posisi knee chest) ada

beberapa terapi komplementer yang dapat diajarkan kepada ibu dan keluarga serta bisa

tenaga kesehatan lakukan kepada ibu dengan kehamilan posisi letak sungsang. Menurut

Eisenberg dalam jurnal septiani (2020), berbagai jenis terapi yang populer

direkomendasikan bidan adalah terapi pijat, obat herbal, teknik relaksasi, suplemen nutrisi,

prenatal yoga, aromaterapi, homeopati dan akupunktur.

Hal mudah yang dapat diajarkan oleh bidan adalah pijat pada titik akupesure (BL 67

20
dan Sp 6) dan prenatal yoga. Titik akupresure BL 67 atau Zhi Yin di kaki menghasilkan

energi Yang (energi pemanasan) pada dasar panggul. Titik BL 67 terletak pada bagian kaki,

tepatnya di luar ujung jari kelingking dekat dengan tepi kuku kaki. Adanya stimulus panas

pada titik – titik akupunktur BL 67 bisa meghasilkan stimulus adrenocortical

mengakibatkan peningkatan dalam estrogen plasenta. Adanya sensitivitas yang lebih besar

dari miometrium dan perubahan prostaglandin maka akan terjad peningkatan energi

kontraktilitas uterus, sehingga akan menyebabkan stimulasi gerakan janin berupa gerakan

dan probabilitas yang lebih tinggi untuk versi jann, sehingga efeknya bayi bergerak

memutar serta bebalik. Menurut Zita West dalam bukunya The essential Guide to

Acupuncture in Cildbirth and Pregnancy, akupresure pada titik SP6 bermanfaat untuk

merangsang kontraksi rahim serta mengurangi rasa sakit selama kontraksi berlangsung.

Titik SP 6 adalah titik yng terletak empat jari di atas mata kaki. Titik limpa 6 (spleen

point/SP 6) digunakan sebagai titik akupresure dalam segala kondisi termasuk untuk

mempercepat persalinan.

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

NY. N UMUR KEHAMILAN 38 - 39 MINGGU, INPARTU KALA I FASE AKTIF JANIN


TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DENGAN LETAK SUNGSANG PERSALINAN
PATOLOGIS

Hari / Tanggal Pengkajian : Jumat / 16 juni 2023

Tempat/Ruangan : RSUD H. Abdul Azis


Marabahan
Jam Pengkajian : 03.00 WITA

A. Subjective Data
1. Identitas

Istri (pasien)

Nama : Ny. N

Umur : 21 tahun

Agama : Islam Suami (penanggung jawab)

Suku : Banjar Nama : Tn. J

Pendidikan : SMA Umur : 23 tahun

Pekerjaan : IRT Agama : Islam

Alamat : Desa Danda Suku :Banjar


Jaya
Pendidikan : SMA

Pekerjaan :Karyawan swasta

22
Alamat :Desa danda
jaya

23
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit dari bagian bawah menjalar
kepinggang mulai dari jam 17.00 wita dan jam 22.00 wita semakin sakit sehingga tidak
bisa melakukan aktivitas seperti biasa lagi, ada keluar air atau pecah ketuban sekitar 15
menit yang lalu.

3. Riwayat perjalanan Penyakit


Ibu mengatakan pagi jam 08.00 wita periksa ke poli kandungan untuk beUSG
selama di poli kandungan tidak ada keluhan sakit di perut dan atas saran dokter untuk
dilakukan MRS pada tanggal 17 juni 2023, sekitar jam 17.00 wita mengeluh sakit-sakit
tapi rasa sakitnya masih hilang timbul dan ibu masih bisa istirahat seperti biasanya,
jam 21.00 wita ada keluar lendir darah dan jam 22.00 wita sakitnya semakin lama
bertambah sering sampai menjalar kepinggang sehinga suaminya membawa ibu ke
Poskesdes terdekat, setelah diperiksa bidan ternyata bidan merujuk Ke RSUD H.
Abdul Azis dikarenakan teraba bagian terkecil janin.

4. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 20 tahun, dengan suami sekarang sudah
1 tahun.

5. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 7 hari
c. Teratur/ tidak : teratur
d. Lamanya : 3-5 hari
e. Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : tidak
g. HPHT : 24-9-2022
h. Taksiran partus : 1-7-2023
i. Usia kehamilan : 38 - 39 minggu

24
6. Riwayat Obstetri
G1 P0 A0

No Tah Kehamilan Persalinan Bayi Keada Penyul


un UK Penyulit UK Cara Tempat/ Penyul BB PB Seks an it
Penolong it Lahir Nifas
1 Ha
mil
ini

8. Riwayat Keluarga Berencana

a. Jenis : tidak berKB


b. Lama :-
c. Masalah :-

9. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan : Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit


ibu menurun seperti asma hipertensi dan diabetes
militus, dan tidak ada penyakit menular, dan
tidak ada penyakit menular seksual.
b. Riwayat kesehatan
: Dari pihak keluarga ibu dan suami tidak ada
keluarga
riwayat penyakit menurun seperti asma
hipertensi dan diabetes militus, dan tidak ada
penyakit menular, dan tidak ada penyakit
menular seksual

Ibu mengatakan tidak pernah mengalami


c. Riwayat Kesehatan
penyakit yang berhubungan dengan alat
Gynecologi kandungannya seperti, kanker rahim, mioma,
kista, tumor dan tidak pernah mengalami

25
operasi pada alat kandungannya.

10. Keadaan Kehamilan Sekarang


a. Selama hamil ibu periksa di : Bidan, Dokter, PKM
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 8 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 2 kali

Trimester II : 4 kali

Trimester III : 4 kali

d. TT I : saat caten TT II :lupa


tanggal
e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu :

11. Data Kebutuhan Sehari-hari


a. Nutrisi
Terakhir makan dan minum : 3 jam yang lalu

Banyaknya : porsi sedang

b. Eliminasi
BAB

Terakhir BAB : 2 jam yang lalu

Konsistensi : lembek

Warna : kuning

BAK

Terakhir BAK : 2 jam yang lalu

Banyaknya : 6x sehari

26
Warna : kuning jernih

c. Personal hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : 6 jam yang lalu

d. Aktifitas
Ibu melakukan aktifitas ringan disela sela rasa mules seperti menyapu

e. Tidur dan istirahat


ibu tidak tidur sejak mules dirasakan

f. Data seksual
ibu malam tadi melakukan hubungan seksual

12. Data Psikososial dan Spiritual

a. Ibadah yang diinginkan ibu saat ini : bedzikir


b. Perasaan ibu saat ini dalam proses persalinan yang akan dilaluinya: cemas
c. Pengetahuan ibu tentang proses persalinan : ibu mengetahui tanda-tanda
persalinan
d. Pendamping persalinan yang diharapkan ibu : suami dan orang tua
f. Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
13. Objective Data
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : compos mentis
3. Berat badan
Sebelum hamil : 65 kg

Sekarang : 76,9 kg

4. Tinggi badan : 164 cm


5. LILA : 26 cm
4. Tanda vital : TD 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,7 oC, respirasi 20
x/menit.

27
14. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1. Kepala : Tampak bersih dan tampak tidak ada benjolan.

2. Muka : Tidak tampak pucat dan tidak tampak oedema

3. Mata : Conjungtiva tidak pucat dan sclera putih

4. Telinga : Tampak bersih dan tidak tampak keluar cairan


serumen.

5. Hidung : Tampak bersih dan tidak tampak polip.

6. Mulut/Gigi : Bibir tampak tidak pucat, lidah bersih,tidak


tampak stomatitis dan tampak gigi caries.

7. Leher : Tidak tampak adanya benjolan abnormal

8. Dada / mamae : Simetris, tidak tampak benjolan yang abnormal


dan tampak puting susu menonjol

9. Abdoment : Tidak tampak stetmac, linea alba dan tidak tampak


luka bekas operasi.

10. Tungkai : Tidak tampak oedem pada kaki, tangan dan tidak
tampak adanya varises.

11. Genetalia : Tampak keluar cairan lendir bercampur darah

b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis dan tidak
teraba pembesaran kelenjar tyroid

Dada / mamae : Tidak teraba benjolan abnormal, air susu sudah


keluar cairan susu berwarna kuning jernih

Abdomen

Leopold I : 3 jari dibawah prosesus xipoideus, teraba bulat dan

28
melenting

Leopold II : teraba tahanan besar, keras dan memanjang pada

bagian kanan. Teraba bagian kecil janin di bagian kiri

Leopold III : teraba bulat, lunak dan tidak melenting

Leopold IV : divergen

His : Frekuensi 3 kali dalam 10 menit, selama 40 detik.

Tungkai: Tidak teraba oedem dan varices pada tangan dan

Kaki

c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas, frekuensi 136 x/menit

d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, (+)/ (+)

Cek ginjal : Kiri/ kanan, (-)/ (-)

Boleh diisi berdasarkan hasil dari Buku KIA.

e. Periksa dalam
Keadaan vagina : tidak ada massa

Arah serviks : anterior

Pendataran serviks : positif

Pembukaan serviks : 10 cm

Selaput ketuban : Negatif

Presentasi : bokong

Posisi titik penunjuk : sacrum

Penurunan presentasi : Hodge 3-4

29
Keadaan panggul dalam

Promontorium : tidak teraba

Spina ischiadika : tidak menonjol

Lengkung sacrum : tidak teraba

Dinding samping panggul : tidak teraba

Arkus pubis dan os pubis : lebih dari ≥ 90°

15. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

HB : 11,8 gr%

Albumin : negatif

Reduksi : negatif

Sars Cov : Non Reaktif

B. Assessment
1. Diagnosa Kebidanan : G1 P0 A0, hamil 38-39 minggu dengan inpartu kala I fase
aktif janin tunggal hidup intra uteri dengan Letak Sungsang
2. Masalah : Cemas menghadapi persalinan
3. Kebutuhan : KIE

Skor Ztuchi-Androw
Skor 0 1 2 jumlah
paritas Primi Multi 0
Pernah Tidak 1 ≥2 0
lutsu
PBB >3500 3000- <3000 2

30
3500
UK >39 38 <37 1
minggu minggu minggu
Penurunan -3 -2 -1 1
bokong
pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm 2
jumlah 6

C. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan
TD 130/80 mmhg, N 80 x/m, R 20 x/m, T 36,7 °C, Pembukaan 10 cm, Djj 136 x/m, His 3 x
10’ 40”, secara umum keadaan ibu baik namun adanya kontrasi yang membuat ibu ingin
mengedan,maka ajarkan kepada ibu cara mengedan dengan baik dan benar di sela – sela
istirahat kontraksi maka ibu dianjurkan untuk miring kiri dan melakukan tehnik relaksasi
ketika datang his.

Rasional tindakan : agar ibu dan keluarga memahami keadaannya dan memberikan
dukungan yang dapat mengurangi kecemasan dan siap menghadapi persalinan (Valery M.P.
Siringoringo et al, 2017)

”ibu dan keluarga mengetahui penjelasan tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan”.

2. Memberikan kebutuhan nutrisi ibu dengan menganjurkan ibu makan dan minum diantara rasa
nyeri, hal ini berguna untuk tenaga ibu saat proses persalinan
Rasional tindakan : memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan
dasar manusia yang sangat penting, merupakan sumber energi untuk segala aktifitas (Aziz
Alimul Hidayat, 2005)

”Ibu mengikuti anjuran bidan untuk makan dan minum untuk menambah tenaga”.

3. Menghadirkan suami untuk memberikan dukungan psikologi pada ibu seperti memberikan
kata-kata semangat pada ibu, bahwa ibu bisa melalui masa ini, dengan sentuhan lembut

31
Rasional tindakan : Kehadiran suami , sentuhan tangannya , do'a dan kata - kata penuh
motivasi yang diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi
rasa sakit dan berjuang untuk melahirkan bayinya . (Ummi, 2002)

”ibu merasa tenang dengan kehadiran suami dan motivasi dari keluarga”.

4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang benar seperti ibu menarik nafas melalui hidung dan
keluar melalui mulut selama timbul kontraksi
” Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan anjurannya”
Rasional tindakan: untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi dan mengontrol intensitas
reaksi ibu terhadap rasa nyeri (Taqwin, 2018)
”ibu mengikuti anjuran bidan untuk melakukan teknik relaksasi”.
5. Melakukan terapi komplementer kepada ibu dan mengajarkan kepada keluarga yaitu terapi
pijat atau akupresure di titik BL 67 dan Sp 6.
Rasional Tindakan : melakukan teknik akupresure di titik BL 67 dan Sp 6 dapat membantu
untuk merubah posisi janin dan mengurangi nyeri saat kontraksi serta dapat mempercepat
persalinan. untuk titik BL 67 terletak pada bagian kaki, tepatnya di luar ujung jari kelingking
dekat dengan tepi kuku kaki. Titik SP 6 adalah titik yng terletak empat jari di atas mata kaki.
“ ibu bersedia untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.”
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOg, Advis :
- Infus RL 20 tp
- Partus percobaan pervaginam
Rasional tindakan: untuk menjaga kecukupan cairan selama proses persalinan dan sebagai
media untuk pemberian obat melalui intravena (Dini, 2017)
”ibu bersedia untuk dilakukan penanganan lebih lanjut”.

7. Persiapan alat partus dan obat-obatan


Rasional tindakan: untuk persiapan kondisi gawat darurat yang memerlukan tindakan segera
atau memastikan semua alat lengkap dan siap pakai (Yustiawan, 2019)
Catatan Perkembangan

No. Hari/ Catatan Perkembangan

32
Tanggal/

Jam

1 16-06-2023 Subjektif

Jam 03.18 Keluar air-air (+), mules perut rasa seperti hendak bab (+)

Objective:

a. TD : 130/80 mmHg, N: 85 x/menit, T: 36,5 oC, R: 24 x/menit


b. His : 4 x / 10 mnt / 40 dtk.
c. DJJ: 148 x/mnt
d. VT: pembukaan 10 cm, ket (-) teraba bokong, penurunan
bagian terbawah hodge 3.
Assesment

Ny N G1 P0 A0, hamil 38-39 minggu dengan inpartu kala I fase aktif


janin tunggal hidup intra uteri dengan letak sungsang

Penatalaksanaan

Observasi kemajuan persalinan

Lanjutkan advis dokter

Subjektif
2. Jam 03.19
Ibu ingin mengedan.

Objektif:

Ibu terlihat mengejan. Tampak bokong bayi keluar di depan vulva

Assesment

33
Kala II

Penatalaksaan

1. Menyiapkan pertolongan persalinan


a. Menyiapkan alat pertus set dan obat-obatan
b. Menyiapakn alat resusitasi
c. Menyiapkan suntikan oksitosin 1 ampl
d. Menggunakan baries protektif (sarung tanganm hazmat,
celemek, dan pelindung kepala, sepatu boat)
2. Memberitahu ibu bahwa sudah lengkap dan keadaan janin baik,
apabila sudah ada rasa sakit dan adanya dorongan yang kuat
untuk mengedan maka ibu meneran pada saat kontraksi
3. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu agar ibu tidak
merasa khawatir dan mengajarkan ibu teknik meneran yang baik,
yaitu :
a. Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran
b. Berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
c. Lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan di dada
d. Tidak mengangkat bokong saat meneran
4. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran, melakukan episiotomy dan melakukan
manuver klasik dan muller untuk mengeluarkan bahu belakang
dan bahu depan. Serta menggunakan manuver moriceu untuk
melahirkan kepala.
5. Melakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Saat seluruh kepala bayi lahir, penolong membersihkan muka
bayi dengan kain bersih yang dilipat 1/3.
b. Bayi lahir spontan dengan letak bokong, segera menangis pada
pukul 03.22 wita. BB : 2700 gram, PB : 52 cm,As 7-8-9, jenis
kelamin perempuan.
6. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal.

34
Memberitahu ibu bahwa ibu akan di suntik oktitosin.
Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada bagian luar paha
kanan 1/3 atas, setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh darah
kemudian potong tali pusat dengan meletakkan klem tali pusat 
3cm dari pangkal lalu dorong isi tali pusat kearah ibu dan
letakkan klem kedua  2cm dari klem pertama, kemudian potong
sambil melindungi bayi dari gunting , setelah itu ikat tali pusat
dan bungkus dengan kassa steril.
7. Mengeringkan dan menghangatkan bayi
8. Mengganti kain pembungkusnya dan setelah lahir bayinya
langsung diserahkan ke ibu, untuk melakukan IMD (Inisiasi
Menyusu Dini)
2. 03.25 Subjektif:

Ibu mengatakan perutnya terasa sakit dan mules

Objektif:

a. TD : 130/80 mmHg, N: 88 x/menit, T: 36,4oC, R: 25 x/menit


b. Tinggi fundus uteri : pusat
c. Kontraksi uterus: baik
d. Genitalia: Tampak pengeluaran darah dalam jumlah yang
normal  100cc dan tali pusat nampak di depan vulva.
Assesment:

P1A0, Kala III (Pengeluaran Plasenta)

Penatalaksanaan:
1. Melakukan management aktif kala III.
Melakukan peregangan tali pusat terkendali sejajar klem
dengan tangan kiri dan tangan kanan menahan fundus secara
dorsal kranial. Plasenta lahir spontan lengkap dengan
selaputnya pada pukul 03.25 wita.

35
2. Melakukan rangsangan taktil uterus selama 15 detik untuk
merangsang kontraksi uterus.
3. Segera menilai perdarahan pada jalan lahir serta kelengkapan
plasenta.
3. 03.30 Subjektif:

Ibu mengatakan merasa lelah dan perutnya masih terasa mules

Objektif:

a. TD : 130/70 mmHg, N: 88 x/menit, T: 36,4oC, R: 23 x/menit


b. Tinggi fundus uteri : 2 jari dibawah pusat
c. Kontraksi uterus: baik
d. Genitalia: tampak pendarahan dalam jumalh normal , tidak
ada luka perenium
Assesment:
P1A0 Kala IV

Penatalaksanaan:

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga


bahwa kondisi ibu dan bayi sehat
2. Ada laserasi derajat 2
3. Melakukan heacting perineum dengan menggunakan
anastesi lokal.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan alat
kelamin
5. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit selama 1
jam pertama post partum dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua post partum, untuk melakukan observasi terhadap :
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Suhu
d. TFU

36
e. Kontraksi Uterus
f. Kandung kemih
g. Perdarahan
6. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama post
partum.

a. 15 menit I
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu : 37,2C
4. TFU : 3 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

b. 15 menit II
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

c. 15 menit III
1. Tekanan darah : 130/80 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik

37
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

d. 15 menit IV
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
a. 30 menit I
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

b. 30 menit II
1. Tekanan darah : 130/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal

38
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada hari jumat tanggal 16 juni 2023 pukul 03.00 datang ibu hamil rujukan Poskesdes Danda

Jaya Ny. N G1P0A0 mengeluh perut terasa sakit dari bagian bawah menjalar sampai kepinggang dan

merasakan ingin mengedan, ada keluar lender darah dan air-air jam 21.00 wita. Menurut teori

Praworohardjo (2010) tanda dan gejala persalinan adanya rasa sakit dikarenakan his yang dating

lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lender darah, kadang-kadang ketuban pecah sendiri dan pada

waktu pemeriksaan dalam terdapat pembukaan serviks, hal ini sejalan dengan penelitian Metti (2016)

dari data subjektif dan objektif yang diperoleh pada pengkajian anamnesa didapatkan hasil ibu

mengeluh perutnya sakit dan menjalar dipinggang sedangkan pada pemeriksaan objektif ada keluar

lender darah , pada pemeriksaan dalam pembukaan 10 cm.

Setelah diperiksa oleh petugas kesehatan didapatkan hasil pemeriksaan fisik abdomen leopol

I: TFU teraba 3 jari bawah presesus xypoideus, fundus uteri teraba keras, bulat dan melenting

(kepala), leopold II: bagian kanan perut ibu teraba keras memanjang (punggung) dan bagian kiri

perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstermitas), leopoldIII: bagian terbawah janin teraba lunak,

bulat dan tidak melenting (bokong), leopold IV: bokong sudah masuk PAP, TFU 30 cm, His 4 x 10

menit durasi 40 detik/menit, DJJ 138x/menit, pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 10

cm, ketuban (-), hodge III, titik penunjuk sakrum. Dilihat dari data objektif Ny. N suatu keadaan

dimana letak bayi memanjang dengan kepala janin di fundus sedangkan dibagian bawah terdapat

bokong disebut sungsang (persentasi bokong), seperti penelitian Agnes Isti Harjanti (2019),

Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diperoleh pada pengkajian bahwa ibu

merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan pada pemeriksaan leopold di dapatkan

bagian terbawah janin teraba bulat, lunak, tidak melenting maka diperoleh Ny.N mengalami

39
kehamilan letak sungsang karena ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga. Berdasarkan

data yang diperoleh dari pengkajian data subjektif dan objektif maka Ny.N didiagnosa kebidanan

G1P0A0 hamil 38-39 minggu inpartu kala I fase aktif dengan persentase bokong. Asuhan yang

diberikan adalah memberitahu hasil pemeriksaan kepada pasien dan memberitahu kepada pasien

bahwa ibu bisa bersalin pervaginam dikarenakan menurut skor Ztuchi-Androw boleh bersalin

pervaginam jika skor >5, Ny N skor 6 hal ini juga sejalan dengan penelitian Navillah (2017) yang

dimana Ny.S menurut skor Ztuchi-Androw boleh bersalin normal dikarenakan skornya 8. Setelah

didapatkan hasil pemeriksaan kemudian dilakukan kolaborasi dengan dokter obgyn, Pasien Ny N

mendapatkan terapi pasang infus RL 20 tpm, dan partus percobaan. Karena ibu datang sudah

pembukaan 10 cm, dan bokong terlihat didepan vulva, his juga sangat baik, hanya dalam waktu 16

menit pembukaan lengkap dan ibu dipimpin untuk persalinan. Memberikan dukungan psikologis

kepada ibu agar ibu tidak merasa khawatir, mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan cara seperti

ibu menarik nafas melalui hidung dan keluar melalui mulut selama timbul kontraksi, pemeriksaan

alat partus dan obat-obatan. Pada jam 03.19 wita ibu mengatakan ingin mengedan setelah

dipereiksa oleh petugas, hasil pemeriksaan pembukaan lengkap, hoodge IV, lalu Bidan menyuruh

ibu untuk meneran setelah bokong sudah lahir, bidan melonggarkan tali pusat dan penolong

menolong persalinan dengan secara maneuver klasik, muller dan mauriceu lahir bayi laki-laki jam

03.22 wita segera menangis AS 7-8-9. Dari penatalaksanaan asuhan persalinan yang dilakukan

tenaga kesehatan kepada Ny.N antar teori dan dilahan praktik tidak ada kesenjangan. Sehingga

ditarik kesimpulan Ny.N mengalami persalinan patologis yang aman.

Pada perbandingan praktek lahan dengan teori dalam kasus persalinan sungsang dari tanda

gejala hingga penanganan tidak memiliki perbedaan, ruang VK bersalin RSUD H. Abdul Azis

sudah melakukan penanganan dengan sangat baik.

40
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada kasus ny. N usia 21 tahun di ruang VK RSUD H. Abdul Azis Marabahan. Tgl 16

Juni 2023. Pasien mengatakan usia kehamilan sudah 9 bulan, dan ada keinginan untuk bab,

serta ada keluar air-air sejak pukul 21.00 wita. Di ketahui hasil pemeriksaan usia

kehamilan 38-39 minggu minggu, his 4 x 10’40”, pembukaan 10 cm, ketubahn (-),

tampak bokong depan vulva

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan data subjektif dan objektif dapat disimpulkan bahwa pasien

dapat didiagnosis persalinan sungsang

3. Menganjurkan pasien untuk:

a. Baring dengan miring kiri dan lakukan tehnik relaksasi

b. tetap memenuhi kebutuhan nutrisi baik makan dan minum

c. menghadirkan suami untuk memberikan rasa tenang

4. melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn, dan melaksanakan advis untuk memberikan

terapi : pasang infus RL, dan lakukan partus percobaan.

5. Berdasarkan hasil lapangan dan teori dari berbagai macam sumber, penerapan tidak ada

perbedaan, di ruang VK RSUD H. Abdul Azis Marabahan sudah memberikan mutu

pelayanan yang baik

41
B. Saran

1. Bagi Instansi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan pasien persalinan dengan letak

sungsang

2. Bagi Pasien dan keluaga

Diharapkan bisa memberikan pengetahuan kepada pasien dengan persalinan letak

sungsang serta agar dapat mengidentifikasi sejak dini, sehingga ibu tahu akan kondisi bayi

didalam raim, dan melahirkan di tempat fasilitas pelayanan Kesehatan.

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menerepakan ilmu yang didapat terhadap praktik lapangan pada pasien

dengan persalinan letak sungsang sesuai dengan ranah bidan.

4. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan bisa menjadi wahana informasi bagi mahasiswa, pasien dan seluruh staf

Kesehatan lahan praktik sehingga bisa menambah wawasan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada persalinan dengan letak sungsang.

42
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham F.G, Leveno K.J, Bloom S.L, et al. Williams Obstetrics. 22th edition.McGraw-Hill

Company, New York 2007

Devi Yulianti,Wuri Praptiani,dkk. Oxford Handbook Of Midwifery. Jakarta : Perpustakaan


Nasional,2014.
Hala Phipps, Chistine L. Roberts, Natasha Nassar et al. The management of breech pregnancies in

Australia and New Zealand. Australian and New Zealand Journal of Obstetrics and

Gynecology 2003; 43:294-291

Kassam Mahomed, Poornima Amaranarayana, Ibinabo Ibiebele. External Cephalic Version: A

Single Center Experience. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2014, 4, 294-299.

Manuaba, I. B. G. F. and Manuaba, I. A. C. (2012) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.

monica est. Edited by M. Ester. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Pramana C. Ilmu Phantom Obstetri Dalam Praktik Klinik. Sagung Seto. Jakarta. 2018

Prawirohardjo, S. (2016) Ilmu Kebidanan. kelima. Edited by T. Rachimhadni and G. H.

Wiknjosastro. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sari, M. Y. (2016) ‘Asuhan Kebidanan Komprehensif Standart Pelayanan Kebidanan’, Asuhan

Kebidanan Komprehensif Kebidanan DIII UMP, 2016, (Universitas Muhammadiyah

Purwokerto), pp. 10–82

Umoh A.V, Abah M.G, Umoiyoho A.J. Breech Presentation-An Overview. Ibon Medical Journal.

27th May 2015

Wiknyosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan Bina

43
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1991

Y. Berhan, A Haileamlak.The risks of planned vaginal breech delivery versus planned caesarean

section for term breech birth: a meta-analysis including observational studies. BJOG

2016;123:49-57.

44

Anda mungkin juga menyukai