Anda di halaman 1dari 56

Case Report Session

Adenokarsinoma Paru
Oleh :
Winda Muslira 2140312055
Putri Bhalqish Hasanah 2140312180

Preseptor :
Dr. Dewi Wahyu Fitrina, Sp.P(K), FISR
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia,
mencapai hingga 13 persen dari semua diagnosis kanker.
Amerika Serikat, diperkirakan
Faktor Risiko terbanyak : terdapat sekitar 213.380 kasus
Jenis terbanyak :
Laki-laki, usia >40 th, baru dan 160.390 kematian
perokok
adenokarsinoma akibat kanker paru pada tahun
2007

Penyebab pertama memerlukan penanganan


kematian akibat kanker pada laki-laki RSUP Persahabatan, > 50 %
dan tindakan yang cepat →
(21.8%) dan penyebab kematian kasus → kanker paru,
Penemuan kanker paru
kedua akibat kanker pada perempuan mencapai 1000 kasus per
pada stadium dini akan
(9.1%) setelah kanker payudara tahun, dan datang pada
memperoleh kualitas hidup
(21.4%) stadium lanjut (IIIB/IV) yang lebih baik
Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan mengenai definisi,
etipidemiologi, etiologi, faktor risiko,
patogenesis, diagnosis, penatalaksanaan,
komplikasi dan prognosis kanker paru

Batasan Masalah
Laporan kasus ini membahas tentang
kanker paru

Metode Penulisan
Merujuk dari berbagai literatur
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Definisi

● Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak


terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh
sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok.
Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru
merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok
kanker baik pada pria maupun Wanita
● Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri
(primer) dan metastasis tumor di paru.
○ Metastasis tumor di paru adalah tumor yang tumbuh
sebagai akibat  penyebaran (metastasis) dari tumor
primer organ lain. 
○ Kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal
dari epitel bronkus.
Epidemiologi
• Berdasarkan data WHO, kanker paru merupakan jenis
kanker terbanyak, 13 persen dari semua diagnosis kanker
• Insiden puncak kanker paru terjadi pada usia antara 55 dan
65 tahun; saat ini perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah 2:1

Amerika Serikat (2007)


213.380 kasus baru dan
160.390 kematian

Indonesia (2020)
Berdasarkan data Globocan,
jumlah kasus baru kanker paru
menempati urutan ke-3 (8,8%),
setelah kanker payudara (16,6%),
dan kanker serviks (9,2%)
RS Dr. M.Djamil Padang periode tahun
2004-2013 didapat 275 kasus kanker
paru yang sudah diketahui jenis selnya
Etiologi dan Faktor Risiko
01 02 03
Merokok Polusi Udara Akibat Kerja
kendaraan bermotor, pabrik, dan sumber Paparan asbes, paparan
Zat rokok yang bersifat lain, Gas yang paling berbahaya bagi arsenik, kromium nikel,
karsinogenik paru-paru adalah SO2 dan NO2 → nama hidrokarbon aromatic,
CNSRD (chronic non spesific respiratory pajanan cat semprot, dll
disease) seperti asma dan bronchitis →
gangguan fungsi paru

03 05 06
Penyakit Paru Radiasi Genetik
Mutasi gen : Proto-oncogen,
TBC, PPOK Radon pose exsposure Tumor suppressor gene dan
Gene encoding enzyme
Patofisiologi
Klasifikasi
Klasifikasi WHO

Epithelial Tumors Malignant:


Squamos cell Ca: Papillary,
Benign: Papilloma, adenoma
clear cell, basaloid
Preinvasive Lesions: Squamos Small Cell Ca: Combined small
dysplasialcarcinoma in stu, atypical cell Ca
adenomatous hyperplasia, Diffuse Adeno Ca: Acinar, papillary,
idiopathic pulmonary neuroendocrine cell Bronchoalveolar, dll
hyperplasia Large cell Ca:
Others: Soft tissue tumors Adenosquamos Ca
Mesothelial tumors Ca woth pleiomorphic
Miscellaneous tumors sarcomatoid elements
Lymphaproliferative diseases Carcinoid Tumors
Secondary tumors Ca of salicary gland type
Unclassified Tumors
Tumor-like lesions
Klasifikasi patologi

SCLC (SMALL
CELL LUNG NSCLC (NON SMALL
CANCER) CELL LUNG CANCER):

Karsinoma sel
skuamosa/karsinoma bronkogenik
Adenokarsinoma
Karsinoma Bronchoalveolar

Karsinoma sel besar


Diagnosis
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
 DETEKSI DINI
Sasaran untuk deteksi dini terutama ditujukan pada subyek dengan risiko tinggi yaitu:
a) Laki -laki, usia lebih dari 40 tahun, perokok
b) Paparan industri tertentu
c) dengan satu atau lebih gejala: batuk darah, batukkronik, sesak napas,nyeri dada dan berat badan menurun.
 GAMBARAN KLINIK
5. Metastase jauh :
 Metastase ke serebral
1. Tumor itu sendiri  batuk, nyeri dapat menimbulkan kejang
dada, dan hemoptisis  Metastase ke medula
2. Obstruksi tumor pada bronkus  spinalis parese dan
mengi, (whezing), stridor, atelektasis
atau dispnea
“Back Pain”
3. Pertimbuhan tumor ke pleura nyeri 6. Keluhan yg termasuk di dlm
pleura dan gx efusi pleura sindroma paraneoplastik 
4. Metastase ke kelenjar mediastinum : gejala yg sistematik
 Suara serak mempunyai hub. Dg semua
 Sindroma vena cava superior organ tubuh sprt : sindroma
 Hemiparese diafragma cushing, hiperkalsemia,
 Disfagia hypertrophic pulmonary
 Efusi perikardial
osteoartheopathy, trombosis
 Bronkialgia
vena perifer dan neuropatia.
PEMERIKSAAN FISIK

Penemuan abnormal pada pemeriksaan fisik paru


seperti :

1. suara napas yang abnormal


2. benjolan superfisial pada leher, ketiak atau
dinding dada
3. tanda pembesaran hepar atau tanda asites,
dan nyeri ketok di tulang
PEMERIKSAAN Diagnosis Pemeriksaa
lanjutan
PENUNJANG Pmrx Radiologis
n Histo PA :
Biopsi jarum
bronkoskopi
Pungsi paru
Lesi intra
torakal
Tumor Tumor
Jinak Ganas
Bertujuan u/
menentukan cara
Letak lesi pengambilan jar
sentral/perifer tumor

Lesi perifer: Lesi sentral:


Biopsi dg bronkoskopi Sitologi sputum
Sikatan bronkus
Bilasan bronkus
Transtorakal
biopsi/aspirasi
STAGE STADIUM T N M NSCLC
Occult Tx  N0  M0
Stage  kanker paru jenis Ca
karsinoma sel kecil SCLC
0 Tis  N0  M0
IA T1  N0  M0
Stage terbatas (limited) jika IB T2  N0  M0
hanya melibatkan satu sisi IIA T1  N1  M0
paru (hemitoraks)
IIB T2  N1  M0, T3 N0  M0
IIIA T1  N2  M0, T2 N2  M0, T3  N1 M0, T3
Stage luas (extensived) jika N2  M0
sudah meluas dari satu
hemitoraks atau menyebar IIIB Sebarang T  N3  M0, T4  sebarang N  M0
ke organ lain.
Sebarang T  sebarang N  M1
IV
International Staging System for Lung Cancer 1997, berdasarkan
sistem TNM.
KATEGORI TNM UNTUK KANKER PARU :
T    :     Tumor Primer   
To    :     Tidak ada bukti ada tumor primer N    :    Kelenjar getah bening regional
Tx    :     Tumor primer sulit dinilaipenemuan sel tumor ganas pada (KGB)
sekret bronkopulmoner tetapi radiologis atau bronkoskopis (-) Nx    :     Kelenjar getah bening regional
Tis    :     Karsinoma in situ tak dapat dinilai
T1    :     Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, No    :    Tak terbukti keterlibatan kelenjar
dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara getah bening
bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum N1    :    Metastasis pada kelenjar getah
sampai ke bronkus utama). Tumor sembarang ukuran dengan bening peribronkial dan/atau hilus
komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke ipsilateral, termasuk perluasan tumor
proksimal bronkus utama. secara langsung
T2    :    Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai N2    :    Metastasis pada kelenjar getah
berikut : bening mediatinum ipsilateral dan/atau
-    Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm
KGB subkarina
-    Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari
N3    :    Metastasis pada hilus atau
karina, dapat mengenai pleura viseral
mediastinum kontralateral atau KGB
-    Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif 
yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru. skalenus/supraklavikula
T3    :    Tumor sembarang ukuran, dengan perluasan langsung pada ipsilateral/kontralateral
dinding dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura
mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang M    :    Metastasis (anak sebar) jauh
dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan Mx    :    Metastasis tak dapat dinilai
dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru. Mo    :    Tak ditemukan metastasis jauh
T4    :    Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau M1    :    Ditemukan metastasis jauh.
jantung, pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, Nodul ipsilateral di luar lobus tumor
tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit primer dianggap sebagai M1
nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
Tatalaksana

KPKBSK KPKSK

Karsinoma bukan sel Karsinoma sel kecil


kecil
Kanker paru jenis Karsinoma Bukan Sel
Kecil (KPKBSK)
Modalitas penanganan yang tersedia adalah bedah, radiasi, kemoterapi, dan terapi
target
1. Modalitas utama sebagian besar KPBSK (stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat
direseksi setelah kemoterapi neoadjuvan) adalah pembedahan
2. Reseksi bedah dapat dilakukan setelah kemoterapi neoadjuvan dan/atau dengan
kemoterapi adjuvant pada pasien stadium IB, II, IIIA, dan IIIB
3. Pilihan utama pembedahan adalah lobektomi, tetapi pada pasien dengan komorbiditas
kardiovaskular atau kapasitas paru yang lebih endah, pembedahan segmentektomi dan
reseksi sublobaris paru dilakukan
4. Flexible bronchoscopy dilakukan untuk menilai sebab dan luas stenosis saluran
pernapasan, dan permeabilitas saluran bronchial distal dari stenosis [rekomendasi A].
5. Radiasi diberikan pada lesi primer dengan tujuan kuratif pada stadium IA, IB, IIA, dan IIIA,
jika terdapat kontraindikasi pembedahan
6. Regimen Continuous hyperfractionated accelerated radiotherapy (CHART) merupakan
pilihan utama regimen terapi radiasi
7. Pada pasien dengan KPBSK stadium IIB, diberikan terapi radiasi tunggal pada lesi primer
dan lesi metastasis ipsilateral dan KGB supraklavikula.
8. Terapi kemoterapi adjuvan diberikan pada KPBSK stadium IIA, IIB dan IIIA, sedangkan pada
stadium lanjut, kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika tampilan umum
pasien baik (Karnofsky >60%; WHO 0-2).
9. Pada terapi stadium IV, pasien dengan tampilan umum 0-1 dapat diberikan kombinasi 2 obat
kemoterapi, sedangkan pada pasien dengan tampilan umum 2, dapat diberikan 1 obat
kemoterapi.
10. Pada keganasan adenokarsinoma dengan hasil pemeriksaan uji mutasi gen EGFR positif,
Geflitinib dan Erlotinib merupakan obat kemoterapi lini pertama sebagai monoterapi.
11. Terapi kombinasi, kemoterapi dan terapi radiasi, diberikan dengan tujuan pengobatan pada
pasien dengan tampilan umum baik (Karnofsky >60%) dengan kontraindikasi bedah
12. Regimen terapi kombinasi terbaik adalah concurrent therapy
Kanker paru jenis Sel Kecil (KPKSK)

1. Stadium terbatas, kombinasi dari kemoterapi berbasis- platinum dan terapi radiasi toraks

adalah pilihan utama. Regimen terapi kombinasi yang memberikan hasil paling baik adalah

concurrent therapy, dengan terapi radiasi dimulai dalam 30 hari setelah awal kemoterapi.

2. Stadium lanjut, modalitas utama adalah terapi kombinasi. Alternatif lain adalah terapi radiasi

paliatif pada lesi primer dan lesi metastasis.


Komplikasi
1. Efusi pluera dengan cairan hemotosanguinus dalam jumlah besar yang
cepat terproduksi.
2. Infark vaskuler  pertumbuhan proses keganasan ini begitu cepat
sehingga melampaui kemampuannya untuk membuat suplai pembuluh
darah baru setempat  infeksi sekunder  abses paru setempat.
3. Hemoptisis  sedikit sampai profus.
4. Di luar paru  metastase pada tulang punggung atau tulang pinggang
maupun ekstremitas yang selalu disertai rasa nyeri  fraktur patologis.
5. Ikterus, mual, dan rasa penuh di perut atas  komplikasi ke hati.
6. Gangguan susunan syaraf pusat  metastase intrakranial. Seperti nyeri
kepala berat, dengan muntah proyektil, hemiplegi/hemiparese, gangguan
kesadaran dan keseimbangan, gg pernapasan jika pusat pernapasan
terkena.
Prognosis
Secara umum prognosis Ca Paru adalah malam.

NO Jenis Ca Paru 5 Years Survival Rate


1 Small Cell Lung Secara umum 5 years survival rate 6%.
Cancer Tanpa terapi harapan hidup 2-4 bulan,
dengan terapi harapan hidup 6-12 bulan.

2 Non-Small Cell Lung Stadium 1: 60-80%


Cancer Stadium 2: 40-50%
Stadium 3A: 23%
Stadium 3B: 10%. 50% pasien dengan
terapi meninggal setelah 13 bulan.
Bab 3
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
No. MR : 01.15.71.99
Jenis kelamin : Laki laki
Umur : 60 tahun
Alamat : Karang Pauh dusun Karang
pauh gunung panjang
Negeri asal : Indonesia
Tanggal pemeriksaan : 13 Desember 2022
Keluhan utama
Sesak nafas yang memberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu, memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, sesak nafas dirasakan setiap saat, dipengaruhi aktivitas, tidak dipengaruhi
cuaca, dan makanan
• Batuk ada sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, batuk setiap saat tidak
dipengaruhi cuaca maupun aktivitas, berdahak (+)sejak 2 minggu, berwarna kuning,
dapat dikeluarkan
• Batuk berdarah ada, 1x, darah berbentuk bercak bercak
• Keringat malam ada dirasakan sejak batuk
• Demam sejak 2 minggu yang lalu, naik turun, biasanya pada malam hari, suhu tidak
diukur
• Nafsu makan menurun sejak 1 bulan yang lalu
• Mual muntah tidak ada
• Penurunan berat badan dari 59 kg- 55 kg dalam 1 bulan ini
• BAB dan BAK dalam batas normal
• Pasien telah dikenal dengan adenokarsinoma paru dari hasil biopsi tanggal 13
Desember 2022. sudah dilakukan radiotrapi Emergensi h-1. Pasien sudah pernah
dilakukan thorakosintesis, TTNA, dan TTB pada tanggal 6 Desember 2022
• Sudah dilakukan radioterapi emergensi hari pertama
Riwayat Penyakit Dahulu
-ada riwayat Hipertensi
-Tidak ada riwayat Diabetes Mellitus
-Tidak ada riwayat keganasan
-Tidak ada riwayat alergi
Riwayat Pengobatan Sebelumnya
-pasien dibawa ke puskesmas untuk pengobatan, 2x, tetapi tidak ada perbaikan. Karena
tidak ada perbaikin pasien dibawa ke RSUD M Zein Painan dilakukan TCM dengan hasil
MTB not Detected
Riwayat Penyakit Keluarga
•Riwayat DM tidak ada.
•Riwayat hipertensi tidak ada.
•Riwayat keganasan di keluarga tidak ada.
Riwayat Kebiasaan, Sosial, Pekerjaan
Pasien berkerja sebagai pengelola ikan air tawar. Pasien merokok sejak 35 tahun yang
lalu. Merokok 48 batang per hari (IB: berat ), tidak ada riwayat mengkonsumsi narkoba,
mengkonsumsi alcohol, maupun seks bebas.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Keadaan Umum : Berat
Kesadaran : Komposmentis
Suhu : 36,8ºC
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Frekuensi napas : 28 x/menit
Frekuensi nadi : 100 x/menit
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 55 kg
1. Kepala : Normocephal, rambut hitam dan rontok
2. Mata : Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Pupil 3mm/3mm.
3. Leher : JVP 5+0 cmH2O, trakea dalam batas normal, tidak ada pembesaran
KGB
4. KGB : Tidak ada ada pembesaran
5. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas atas: RIC II sinistra, kanan: linea sternalis dextra, kiri: 1jari
medial LMCS RIC V
Auskultasi : S1-S2 Reguler, murmur (-), gallop (-)
1. Dada
Inspeksi :
Statis : asimetris, kanan lebih cembung dari kiri
Dinamis : asimetris pergerakan dinding dada tertinggal
dinding kiri
Palpasi : Fremitus kanan kurang dari kiri
Perkusi :
Kanan :atas sampai RIC V redup, RIC V kebawah pekak
Kiri :sonor
Auskultasi :
Kanan : SN bronkovesikuler, Ronkhi (+), Wheezing (-), suara
nafas basal menurun
Kiri: SN bronkovesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
1. Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), venektasi (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Tidak dilakukan karena nyeri
Auskultasi : Bising usus (+) normal
2. Genitalia : tidak diperiksa
3. Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai (+/+), CRT< 2 detik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (13/12/22) 15. Sel MN : 60
1. Hb/Ht/Leu/Tro : 10,3/31/15.620/181.000 16. Kimia
2. Total protein : 7.3 17. Glukosa : 99
3. Alb/Glo : 3,5/3.8 18. LDH : 873
4. LDH : 945 19. Albumin : 1,9
5. GDS : 114 20. Rivalta :positif
ANALISA CAIRAN TUBUH 21. Kesan : Eksudat
6. Pemeriksaan cairan tubuh 22. Kesimpulan:
7. Jenis sampel : cairan pleura Anemia ringan
8. Makroskopis Total protein dan albumin menurun, globulin
9. Volume : 6 mL meningkat
10. Kekeruhan : positif LDH meningkat
11. Warna : kuning Berdasarkan kriteria Light, cairan pleura saat ini
Mikroskopis adalah eksudat.
12. Jumlah sel : 1675
13. Hitung jenis
14. Sel PMN : 95
2. Rontgen thorak

30 November 2022 02 Desember 2022


1. 03 Desember 2022 1. 12 Desember 2022
Community acquired pneumonia+
Adenokarsinoma paru kanan
T4N0M1a (pleura) stage IV B PS
ECOG dengan sindrom
paraneoplastik ( anemia,
hiperkoagulopati, hiponatremia)+
sindrom vena cava superior grade 3
on radioterapi emergensi H-1+ deep
vein thrombosis+efusi pleura
perbaikan
Diagnosis Kerja
Tatalaksana
1. Pantau tanda vital dan balance cairan
2. IVFD NaCl 0,9% 12 jam/kolf
3. Inj meropenem 3x 1 gr(iv) H1
4. Nebu ventolin 4x1 respul
5. Flumusil granul 2x200 mg
6. Inj furosemide 1x20 mg
7. Inf levofloxacin 1x750mg
8. Inf metronidazole 3x500mg
9. MST 2x20 mg
04
Diskusi
Enter a subtitle here if you need it
• Seorang pasien laki laki usia 60 tahun dirawat di RSUP Dr. M. Djamil dengan keluhan
utama Sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu, memberat sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit, sesak nafas dirasakan setiap saat, dipengaruhi aktivitas, tidak dipengaruhi
cuaca, dan makanan
• Pasien telah dikenal dengan adenokarsinoma paru dari hasil biopsi tanggal 13
Desember 2022. sudah dilakukan radioterapi Emergensi h-1. Pasien sudah pernah
dilakukan thorakosintesis, TTNA, dan TTB pada tanggal 6 Desember 2022. Sudah
dilakukan radioterapi emergensi hari pertama
• Sesak nafas dirasakan hilang timbul sejak 2 bulan
yang lalu. Keluhan batuk ada sejak 1 bulan yang
lalu, batuk darah ada, demam ada sejak 2 minggu.
Mual dan muntah tidak ada, saat ini tidak ada
muntah. Penurunan berat badan ada sebanyak 4 kg
(59-55kg) dalam 1 bulan ini disertai penurunan
nafsu makan ada. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Keringat malam ada dirasakan sejak batuk
1. Karsinoma paru  keganasan rongga toraks dengan angka kejadian tertinggi
2. Karsinoma paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru maupun luar paru (metastasis tumor di paru).
3. Gambaran klinis  keluhan subjektif dan objektif.
4. Keluhan utama: batuk-batuk dengan/tanpa dahak, batuk darah, sesak napas, suara
serak, nyeri dada, sulit/sakit menelan, benjolan dipangkal leher.
5. Gejala dan keluhan tidak khas: berat badan berkurang, nafsu makan hilang, demam
hilang timbul.
1. Pemeriksaan fisik umum didapatkan tanda-tanda vital tidak dalam batas normal,
didapati peningkaatan pernapasan yaitu lebih dari 30x/ menit . Pada status lokalis,
inspeksi paru pada keadaan statis ditemukan dada kanan lebih cembung dari kiri,
dinamis pergerakan dada kanan tertinggal dari kiri. Perkusi dilakukan dan diapatin
fremitus kanan berkurang dari pada kiri. Auskultasi paru ditemukan suara nafas
kanan melemah sampai menghilang, sementara kiri suara nafas bronkovesikuler,
rhonki (+), wheezing (-).
1. Pemeriksaaan fisik  dilakukan secara menyeluruh dan teliti  Hasil sangat
bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan.
2. Ekstrimitas atas kanan dan kiri pada pasien didapati membengkak, edem pada
ekstrimitas terjadi karena adanya penekakanan pada vena cava superior
3. Pemeriksaan fisik:
- memberikan data untuk penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB atau
tumor diluar paru
- Metastasis ke organ lain  pemeriksaan fisik spesifik organ tertentu: palpasi hepar,
funduskopi untuk mata, pemeriksaan JVP
1. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan total protein dan albumin menurun,
globulin meningkat, LDH meningkat dan berdasarkan kriteria Light, cairan pleura
adalah eksudat. Pada pemeriksaan rontgen thoraks tampak perselubungan semiopaq
homogen di hemithorax dextra dengan kesan efusi pleura dextra
2. Pemeriksaan penunjang  pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemeriksaan
khusus (contoh: bronkoskopi).
3. Pemeriksaan radiologi  penunjang yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan
lokasi tumor primer dan metastasis, serta penentuan stage penyakit berdasarkan
sistem TNM.
1. Pilihan terapi harus dapat segera dilakukan, mengingat cepatnya masa pertumbuhan
sehingga menyebabkan perburukan penyakit jika tidak mendapat pengobatan.
2. Dalam beberapa kasus penderita kanker paru membutuhkan penanganan sesegera
mungkin meski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan.
3. Pengobatan kanker paru  multimodalitas terapi:
- Pengobatan bedah dan radioterapi adalah pengobatan lokal
- kemoterapi dan target terapi merupakan pengobatan sistemik. 1
1. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru dengan syarat utama
harus ditentukan jenis histologis tumor. Pada pasien ini sudah menjalani radiasi
emergensi karena kondisi pasien yang memberuk dalam waktu yang cepat, dan
didapati hasil yang bagus pada pasien
Terima kasih
• Bagaimana prognosis pada pasien
Prognosis pada pasien ini untuk ad vitam, functionam dan sanationam yaitu malam, karena pasien dengan adenokarsinoma
paru stage Ivb untuk angka survival ratenya hanya <10%, pasien sudah mengalami metastasis , ke pleuradan dengan
sindrom paraneoplastik ( anemia, hiperkoagulopati, hiponatremia), sindrom vena cava superior, hal ini memungkinkan
terjadinya penurunan fungsi organ.
• Bagaimana tindakan pencegahan yan biasa dilakukann untuk pasien dengan kanker paru
Dengan menghindari etiologi yang menjadi penyebab terjadinya kanker paru seperti yg paling terbanyak yaitu merokok
dan paparan asap rokok, 85% ca paru karena rokok, dimana terjadi biasanya 30 th setelah orang merokok, dan paparan asap
rokok bila seseorang terpapar terus menerus >4 jam/hari

• Kenapa pada pasien ini dilakukan radicterapi emerensi


• Kennapa pada pasien ini terjadi svcs
• Kenapa dilakukan ttna dan ttb pada pasien

• Indikasi radioterapi emergensi

• Pada pemeriksaan apa ttna dan tnb dilakukan

• Svcs pada pasien apakah berpengaruh pada kanker

Anda mungkin juga menyukai