OLEH:
1. PENDAHULUAN
Data WHO menunjukkan bahwa kanker paru merupakan penyebab kematian
utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki-laki tetapi
juga pada perempuan, dengan mortalitas kira-kira 1,2 juta pertahun. Di Amerika
Serikat pada tahun 2007, ditemukan 215,000 kasus baru dan 162,000 kematian
akibat kanker paru sedangkan di Inggris prevalensi kejadiannya mencapai 40.000
/tahun.1,2,3,4 Di Indonesia kanker paru menduduki peringkat 4 kanker terbanyak,
dimana sebagian besar mengenai pria (65%) dengan life time risk 1:13 dan pada
perempuan 1:20.4
Tulisan ini membahas prosedur diagnostik dalam rangka penentuan staging dan
penatalaksanaan kanker paru khususnya pada jenis bukan sel kecil (NSCLC).
2.3. Klasifikasi
Untuk menentukan jenis histologi, lebih rinci dipakai klasifikasi menurut WHO
tahun 1999 (tabel 1), tetapi untuk kebutuhan klinis cukup hanya atas 4 kelompok besar
yaitu; skuamosa atau epidermoid, adenokarsinoma, karsinoma sel besar (large cell
carcinoma) dan karsinoma sel kecil (small cell carcinoma).1,4,5
The International System for Staging Lung Cancer membagi kanker paru
berdasarkan perjalanan alami penyakit dan respon terhadap terapi, yaitu: 4,6,20
1. Kanker paru jenis karsinoma sel kecil (SCLC) merupakan 20% dari seluruh
kanker paru, bersifat lebih agresif tetapi sangat responsif dengan pengobatan
meskipun lebih sering berulang dan menjadi refrakter dengan pengobatan.
2.
Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (NSCLC) yang terbanyak yaitu
sekitar 80% dari kanker paru-paru.
c. Sindroma paraneoplastik; terdapat pada 10% kanker paru dengan gejala terlihat
pada tabel 2.
2.5. Staging
Staging yang benar sangat penting untuk pilihan terapi dan prognosis kanker paru.
Oleh karena itu sedikitnya diperlukan pemeriksaan CT scan thorak, USG abdomen (atau
CT scan abdomen), CT scan otak dan bone scanning.
Pada tahun 1973, The International System for Staging Lung Cancer membuat
sistem staging yang disetujui oleh The American Joint Committee on Canceer (AJCC)
dan The Union Internationale Controle Cancer (UICC) dan telah direvisi tahun 1986,
1997, 2002 dan terakhir 2007.4,8
Sistem ini membagi kanker paru menjadi 2 tipe yaitu NSCLC dan SCLC. Staging
NSCLC dibagi berdasarkan sistem TNM yaitu tumor primer (T), nodus regional (N) atau
metastase jauh (M). Kombinasi T, N dan M menentukan staging penyakit secara
keseluruhan (tabel 4).3,4,6,7,8,10,13,15,18
TABEL 4. Definisi sistem staging T, N dan M pada kanker paru menurut AJCC
(edisi ke-6, 2002)8
Primary tumor (T)
T1 - Tumor <3 cm diameter without invasion more proximal than lobar bronchus
T2 - Tumor >3 cm diameter OR Tumor of any size with any of the following:
Invades visceral pleura
Atelectasis of less than entire lung
Proximal extent at least 2 cm from carina
T3 - Tumor of any size with any of the following:
Invasion of chest wall
Involvement of diaphragm, mediastinal pleura, or pericardium
Atelectasis involving entire lung
Proximal extent within 2 cm of carina
T4 - Tumor of any size with any of the following:
Invasion of mediastinum
Tumor derajat I terbatas pada paru dan pleura visceral tanpa nodus dan metastase
jauh (Gambar 2). Jika tumor tidak melibatkan bronkus utama, berarti tumor berada >2cm
di belakang karina trakea. Derajat I dibagi atas A dan B tergantung apakah tumor T1 atau
T2.
Tumor derajat IIA (T1N1M0) sama dengan IA tetapi telah menyebar secara
langsung pada nodus ipsilateral peribronkial, hilar dan atau intrapulmonal. Tumor derajat
IIB dapat sama dengan derajat IB tetapi dengan penyebaran nodus ipsilateral hilar atau
tumor T3 dimana terjadi invasi pada dinding dada, diafragma, pleura parietal atau
visceral tanpa metastase nodus atau jauh.
Derajat IIIA melibatkan tumor T3 dengan keterlibatan nodus ipsilateral hilar (N1)
dan tumor T1-T3 dengan nodus ipsilateral mediastinum dan atau subkarina. Tumor
derajat IIIB adalah tumor T4 atau berbagai tumor yang telah menyebar pada nodus
kontralateral. Sedangkan derajat IV menandakan telah terjadi metastase jauh.6,18
Oleh karena beberapa penelitian menemukan bahwa sistem staging TNM edisi ke-
6 ini tidak optimal menentukan prognosa maka diajukanlah revisinya yaitu sistem
staging TNM edisi ke-7 (tabel 5).3,13
2.6. Penatalaksanaan
Oleh karena perangai biologis NSCLC sangat berbeda dengan SCLC maka
pengobatannya pun harus dibedakan. Pilihan terapi pada NSCLC dapat dilihat pada
tabel 7.
Pemilihan obat.
Kebanyakan obat sitostatik mempunyai aktivitas cukup baik pada NSCLC dengan
tingkat respon antara 15-33%. Kombinasi beberapa sitostatik telah banyak diteliti
untuk meningkatkan respon pengobatan mengingat penggunaan obat tunggal tidak
mencapai remisi komplit. Beberapa obat yang digunakan pada pengobatan kanker
paru terlihat pada tabel 8.
2.7. Prognosa
Harapan hidup seorang penderita kanker paru dapat diprediksi dengan sistem
staging(tabel 9). Misalnya pada NSCLC derajat I yang secara bedah dapat direseksi dan
potensial untuk sembuh, ternyata harapan hidup 5 tahun setelah operasi hanya 50-80%,
III. KESIMPULAN
Kanker paru primer yakni tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
atau karsinoma bronkus. Penyebab pastinya belum diketahui, namun paparan
atau inhalasi berkepanjangan pada zat karsinogenik merupakan faktor penyebab
utama disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh, genetik dll.
Penentuan jenis histologi secara rinci dipakai klasifikasi menurut WHO
tahun 1999, namun untuk kepentingan terapi dan prognosa dibagi atas kanker
paru jenis karsinoma sel kecil (SCLC) dan kanker paru jenis karsinoma bukan sel
kecil (NSCLC).
Anamnesa yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, merupakan
kunci terhadap diagnosis yang tepat, sedangkan pemeriksaan penunjang penting
17