Disusun Oleh
DINA RUNGGU SIBURIAN
NIM : 22100373
Laporan kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing, Clinical
Instruktur (CI) dan koordinator Stase Profesi pada Program Sarjana Fakultas
Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan pada Tanggal 26
November 2022.
Menyetujui,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. i
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI……................................................................................................ v
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................... 5
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................... 5
BAB 4 PEMBAHASAN...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja putri diharuskan mengkonsumsi Tablet Tambah Darah karena
mengalami menstruasi setiap bulan. Tablet Tambah Darah berguna untuk
mengganti zat besi yang hilang karena menstruasi dan untuk memenuhi
kebutuhan zat besi yang belum tercukupi dari makanan. Zat besi pada remaja putri
juga bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga kebugaran dan
mencegah terjadinya anemia pada calon ibu di masa mendatang (Dieny, 2014).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di
dunia. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia menderita anemia dan
sebagian besar di daerah tropis. World Health Organization (2011)
menyatakan prevalensi kejadian anemia remaja putri di Asia mencapai 191
juta orang dan Indonesia menempati urutan ke-8 dari 11 negara di Asia
setelah Sri Lanka dengan prevalensi anemia sebanyak 7,5 juta orang pada
usia 10-19 tahun
Kurangnya pengetahuan pada remaja tentang hal tersebut, maka remaja putri
sangat rentan terhadap perilaku makan yang negatif sehingga remaja putri merupakan
salah satu kelompok yang rawan menderita anemia defisiensi besi (Mary E, 2015).
Saat ini anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia khususnnya
anemia defisiensi besi, yang cukup menonjol pada anak-anak sekolah terutama pada
remaja (Gunatmaningsih, 2017).
Di negara yang sedang berkembang, sekitar 27 % remaja putra dan 26 %
remaja putri menderita anemia, sementara di negara maju angka tersebut hanya
berada pada bilangan 5% dan 7%. Secara garis besar, sebanyak 44% remaja di negara
berkembang (10 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia) mengalami anemia
defisiensi besi (Arisman, 2015). Prevalensi anemia di Indonesia menurut World
Health Organitation (WHO) pada tahun 2016 pada wanita tidak hamil atau produktif
adalah 33,1%. Menurut Riskedas 2007 anemia defisiensi besi remaja putri 14,8% dan
menurut acuan SK Menkes sebesar 11,9%. Terdapat 20 provinsi terkena anemia
defisiensi besi dan paling tinggi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Depkes RI, 2017
dalam Arumsari 2018).
Remaja putri beresiko lebih tinggi dari pada remaja putra karena kebutuhan
zat besi pada remaja putri 3 kali lebih besar dari pada laki-laki karena remaja putri
setiap bulannya mengalami siklus haid (mensturasi). Apabila darah yang keluar saat
mensturasi cukup banyak, berati jumlah zat besi yang hilang dari tubuh cukup besar
dan kehilangan tersebut dapat memicu timbulnya anemia (Wirakusumah, 2012 dalam
Arumsari, 2018). Wanita pada umumnya cenderung mempunyai simpanan zat besi
yang lebih rendah dibanding pria dan hal itu membuat wanita lebih rentang
mengalami defisiensi besi saat intake zat besi kurang atau kebutuhan meningkat saat
mensturasi (Cleason & Scrimshaw, 2012 dalam Arumsari, 2018).
Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan Program studi
pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas kesehatan Universitas Aufa
Royhan Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2023, adalah menyusun salah satu asuhan
dalam pelayanan kebidanan pada remaja dan perimenopause. Pelayanan ini dilakukan
di Puskesmas Pinangsori Tahun 2022.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada
remaja, menggunakan manajemen asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data
b. Mampu menilai diagnosa dan masalah potensial
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan yang memerlukan tindakan
segera, kolaborasi dan rujukan
d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan sesuai keadaan pasien
e. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan berupa asuhan kebidanan
sesuai keadaan pasien
f. Mampu mengevaluasi asuhan yang telah diberikan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian tablet Fe
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Besi
mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh sebagai alat angkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron didalam sel, dan sebagai
bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh (Almatzier, 2013).
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah
mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin) Selain itu,
mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein
yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang
rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim.
Tablet Fe (zat besi) adalah tablet besi yang setiap tablet mengandung 200
mg sulfas Ferosus (yang setara dengan 60 mg besi elemental) dan 0,25 mg Asam
Folat (Ningrum, 2014). Zat besi adalah unsur vital untuk pembentukan hemoglobin,
juga merupakan komponen penting pada system enzim pernafasan ( Aryani, 2010)
2.2 Kandungan dan Manfaat Tablet Tambah Darah
Menurut pedoman penanggulangan anemia gizi untuk remaja putri dan wanita
usia subur suplementasi TTD yang setiap tabletnya mengandung 200 mg ferosulfat
atau 60 mg besi elemental dan 0,25 ml asam folat secara mandiri adalah penting
untuk dilakukan oleh perempuan, hal ini disebabkan oleh:
1. Perempuan mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk menggantikan
darah yang hilang
2. Perempuan mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat
tinggi yang perlu disiapkan sedini mungkin semenjak remaja
3. Mengobati perempuan yang menderita anemia
4. Meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas sumber daya
manusia, serta generasi penerus.
5. Meningkatkan status gizi dan kesehatan perempuan
2.3 Spesifikasi Teknis Tablet Tambah Darah
Spesifikasi teknis tablet tambah darah berdasarkan Kemenkes RI No 88 tahun
2014 ialah:
1. Deskripsi Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil Tablet
tambah darah berbentuk bulat/lonjong warna merah tua
2. Komposisi
Setiap tablet tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil sekurangnya
mengandung :
a. Zat besi setara dengan 60 mg besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro
Sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro Gluconat); dan
b. Asam Folat 200 mg.
3. Spesifikasi Produk
a. warna : Merah tua
b. bentuk : Bulat atau lonjong
c. Tablet salut gula
4. Kemasan
Kemasan : sachet, blister, strip, botol dengan dimensi yang proporsional
dengan isi tablet. Kemasan harus dapat menjamin stabilitas dan kualitas tablet
tambah darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil.
2.4 Waktu dan cara minum tablet tambah darah
Waktu yang tepat untuk minum tablet Fe adalah malam hari menjelang tidur,
hal ini untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah meminumnya. Tablet Fe
sebaiknya di minum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena membantu
proses penyerapan zat besi, serta hindari meminum tablet tambah darah menggunakan
air teh, susu atau kopi, karena akan menghambat proses penyerapan zat besi
(Almatsier, 2014).
2.5 Makanan yang mengandung penyerapan tablet tambah darah
Bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi adalah jenis makanan
atau minuman yang mengandung vitamin C yang tinggi. Sayuran yang berwarna
hijau, kentang dan makanan yang mengandung B12 seperti hati, telur, ikan, keju, dan
daging (Kusmiyati, 2011).
2.6 Makanan yang menghambat penyerapan tablet tambah darah
Sebaiknya menghindari minum yang mengandung cafein (kopi), theofilin
(teh), susu, bromeni (coklat), kokain (ganja), minuman bersoda saat mengkonsumsi
zat besi karena akan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Disarankan untuk
tidak meminumnya setelah makan. Karena minum the, susu, dan minuman bersoda
setelah makan dapat menghambat penyerapan zat besi sebanyak 80%, padahal zat
besi sangat dibutuhkan oleh tubuh (Kusmiyati, 2014).
3.1 Pengkajian
No. Register Medik :
Ruang : Puskesmas Pinangsori
Tanggal Mrs : 21 maret 2023
Tanggal Di Data : 21 maret 2023
Diagnose Medis : Remaja
I. PENGUMPULAN DATA
A. .IDENTITAS
Aprilian, dkk. 2016. Efektifitas Massase Fundus Uteri Terhadap Volume Lochea
Rubra Pada Kala IV. Semarang : jurnal ilmu keperawatn dan kebidanan.
Elizabeth Walyani dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : Pustaka Barupress.
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Qonitun & Novitasari. 2018. Studi Persalinan kala IV pada ibu bersalin yang
melakukan inisiasi menyusu dini. Tuban : Jurnal Kesehatan Vol. 11 No.1.
Wahyuni, Sari. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC
LEMBAR KONSULTASI STASE REMAJA