PROPOSAL
OLEH:
IRTIYAH ADILAH
NPM 174301011
PROPOSAL
OLEH:
IRTIYAH ADILAH
NPM 174301011
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
OLEH:
IRTIYAH ADILAH
NPM. 174301011
Disetujui oleh :
Panitia Penguji :
Pembimbing,
Disahkan Oleh :
Dekan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha
Hidrogel Dari Cmc Kulit Durian (Durio zibethinus) Dan Asam Sitrat Dengan
Metode Ikat Silang”. Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
melaksanakan tugas akhir Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Tjut
Nyak Dhien.
Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien Apt. Yessi Febriani S.Farm., M.Si. , yang
telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan. Bapak Prof. Dr.
tulus dan ikhlas selama penulisan proposal ini berlangsung. Ibu Dra. Hj.
Juwairiah, M. Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Bapak dan Ibu staf
pengajar Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien yang telah mendidik
selama perkuliahan dan Ibu Dra. Sudewi., M.Si., Apt., selaku penasehat akademik
perkuliahan.
doa, dukungan, semangat, dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati,
penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata
Penulis,
Irtiyah Adilah
NPM. 174301011
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa proposal yang saya buat adalah asli karya sendiri
dan bukan plagiat. Apabila di kemudian hari diketahui proposal saya tersebut
terbukti plagiat karena kesalahan sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun
oleh Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak
Dhien. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam
keadaan sehat.
Penulis,
Irtiyah Adilah
NPM. 174301011
v
PEMBUATAN HIDROGEL DARI CMC KULIT DURIAN
(Durio zibethinus) DAN ASAM SITRAT DENGAN METODE
IKAT SILANG
ABSTRAK
vi
SYNTHESIS OF HYDROGEL FROM DURIAN RIND’S CMC (Durio
zibethinus) AND CITRIC ACID WITH CROSSLINKING METHOD
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN..........................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR GAMBAR DALAM LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri dari jaringan tiga dimensi rantai polimer dan air yang mengisi ruang antara
serta pada sifat dan massa jenis sambungan jaringan, struktur tersebut dalam
bengkak, fraksi massa air dalam hidrogel jauh lebih tinggi daripada fraksi massa
Seperti yang telah diketahui bahwa hidrogel yang berasal dari polimer sintetik
memiliki sifat yang tidak dapat terurai, tidak biokompatibel, serta efek toksik yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan polimer alam (Shang dkk., 2008). Hal ini
hidup alam yang dapat menyerap kandungan air yang tinggi dan bersifat
Hidrogel berbasis polimer alami dapat dibuat dengan proses ikat silang
fisika atau kimia. Hidrogel hasil ikat silang secara fisika lemah secara mekanis
dan lemah pada perubahan dalam parameter lingkungan seperti pH, suhu atau
Hidrogel yang berikatan silang secara kimia kuat tetapi zat pengikat silang yang
1
Produksi durian di Indonesia dari 2012 hingga 2016 adalah 888,127,
Utara dari 2012-2016 adalah 102.767, 79.993, 80.442, 65.529, dan 74.811 ton
Kandungan durian dapat diklasifikasikan menjadi 20-25% dari total bobot durian
adalah bagian dari biji durian dan 75-80% merupakan bagian dari kulit durian.
Kulit durian adalah produk sampingan dari konsumsi durian (Penjumras dkk.,
2014). Pada praktik umum di lapangan, residu durian dibakar atau dikirim ke
Sementara itu kulit durian ditemukan menyediakan sumber yang baik untuk
Berlimpahnya serat durian dan dapat dibudidayakan, potensi besar ini dapat
terurai secara hayati dan mudah didapat, ia dianggap sebagai kandidat yang ideal
sebagai bahan pembuatan hidrogel karena daya serapnya yang tinggi. Ia memiliki
gugus hidrofilik karboksilat dalam rantai utama polimernya (Capitani dkk., 2000).
2
Dalam beberapa tahun terakhir, asam sitrat telah muncul sebagai zat
pengikat silang yang tidak beracun untuk pembuatan hidrogel (Franklin dan
anhidrida siklik dan esterifikasi gugus hidroksil yang ada pada rantai polimer yang
berdekatan. Ini mengarah pada pembentukan ikat silang (Mali dkk., 2018).
Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan pembuatan hidrogel dari
CMC kulit durian (Durio zibethinus) dengan menggunakan asam sitrat sebagai
sebagai berikut:
(Durio zibethinus)?
dapat dibuat dalam bentuk sediaan hidrogel dengan pengikat silang asam
sitrat?
1.3 Hipotesis
dibuat dalam bentuk sediaan hidrogel dengan pengikat silang asam nitrat.
3
1.4 Tujuan Penelitian
zibethinus) dapat dibuat dalam bentuk sediaan hidrogel dengan pengikat silang
asam sitrat.
dengan proses Pembuatan Hidrogel dari CMC Kulit Durian (Durio zibethinus)
4
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kulit Durian
1. Swelling Ratio
2. Fraksi Gel
3. Pengukuran pH
Selulosa Kulit
4. Pengukuran
Durian
Ketebalan
5. Uji FTIR
CMC Kulit Konsentrasi 6. Uji SEM-EDS
Asam Sitrat
Durian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Durian
Menurut Sobir dan Napitupulu (2010) klasifikasi tanamana durian adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Classs : Magnoliopsida
Family : Bombacaceae
Genus : Durio
tumbuhan dikotil, tanaman durian memiliki sistem akar tunggang.Batang dan akar
Durian merupakan salah satu dari marga Durio. Durian yang dapat
6
Tanaman durian merupakan jenis pohon tahunan, (pengguguran daun
tidak tergantung musim), tetapi ada saat tertentu untuk menumbuhkan daun-daun
baru (periode flushing atau peronaan) yang terjadi setelah masa berbuah
sampai lancet (lanceolatus), dasar daun runcing (acutus) atau tumpul (obtutus)
tersebut berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau
pada umumnya muncul pada cabang cabang lateral dan membentuk dompolan
sekitar 3-30 tangkai, deciduous, dan bunganya berbentuk bulat telur dan cembung.
Bunga lebih banyak muncul pada bagian tengah-tengah dahan dari pada dibagian
Buah durian bertipe kapsul berbentuk bulat, bulat telur hingga lonjong,
dengan panjang hingga 25 cm dan diameter hingga 20 cm. Kulit buahnya tebal,
7
permukaannya, berwarna hijau kekuning-kuningan, kecoklatan, sampai keabu-
Menurut Badan Pusat Statistik (2015) daerah yang menjadi sentra durian di
Sumatera Utara pada umumnya adalah daerah dataran rendah yaitu kabupaten
Tapanuli Tengah dengan persentase produksi 25.75 persen, diikuti oleh Dairi
14.50 persen , Tapanuli Selatan 14.02 persen, Humbang hasundutan 5.19 persen,
Tapanuli Utara 4.95 persen, Langkat 4.93 persen, dan Simalungun 4.90 persen
Utara dari 2012-2016 adalah 102.767, 79.993, 80.442, 65.529, dan 74.811 ton
dari total bobot durian adalah bagian dari biji durian dan 75-80% merupakan
bagian dari kulit durian. Kulit durian adalah produk sampingan dari konsumsi
durian (Penjumras dkk., 2014). Pada praktik umum di lapangan, residu durian
8
lingkungan sekitar. Sementara itu kulit durian ditemukan menyediakan sumber
Berlimpahnya serat durian dan dapat dibudidayakan, potensi besar ini dapat
2.2 Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tumbuhan, sedangkan katun
yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa tidak larut dalam air,
dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi. Jika dihidrolisis dalam suasana asam
Selulosa umumnya terdiri dari sekitar 300.000 satuan monomer dan mempunyai
berat molekul berkisar dari 250.000 sampai lebih dari 1.000.000 g/mol, dengan
paralel. Oleh karena itu, di antara pita-pita polimer tersebut terdapat banyak
tumbuhan (Riswiyanto, 2016). Selulosa adalah salah satu polimer alam dan
9
merupakan sumber daya terbarukan yang jumlahnya sangat melimpah di bumi dan
akan menjadi sumber daya kimia utama di masa depan (Eichhorn dkk., 2005).
glukosa dimana terdiri dari satuan glukosa anhidrida tersusun dalam bentuk fibril-
fibril yang saling berikatan melalui atom karbon pertama dan keempat. Selulosa
dalam daerah kristalin dengan berkas yang rapat dan ikatan antar rantai yang kuat
mungkin tidak dapat dicapai sama sekali. Pembengkakan awal selulosa diperlukan
2. tidak larut dalam air maupun pelarut organik, tetapi sebagian larut dalam
larutan alkali.
3. dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopik, keras dan rapuh. Bila
selulosa cukup banyak mengandung air maka akan bersifat lunak. Jadi fungsi
10
Gambar 2.1 Struktur Selulosa (Rowe, 2009).
α selulosa adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH
17,5% atau larutan basa kuat dengan DP 600-1500. alpha selulosa dipakai
β selulosa adalah selulosa berantai pendek, larut dalam NaOH 17,5% atau basa
Jenis dari selulosa ini mudah larut dalam larutan NaOH yang mempunyai kadar
17,5% pada suhu 20oC dan akan mengendap bila larutan tersebut berubah
dari 15. Selulosa jenis ini mudah larut dalam larutan NaOH yang mempunyai
11
kadar 17,5% pada suhu 20°C dan tidak akan terbentuk endapan setelah larutan
tersebut dinetralkan.
berbentuk butiranatau bubuk yang dapat larut dalam air tetapi,tidak dapat larut
minyak. Na-CMC merupakan rantai polimer yang terdiri dari unit molekul
Selulosa adalah polimer berbobot linier dan berbobot molekul tinggi serta
alami, terbarukan dan biodegradable. Namun, karena kristalinitas yang tinggi dan
ikatan hidrogen antar dan intra-molekul yang kuat, selulosa tidak meleleh atau
larut dalam pelarut organik yang paling umum, oleh karena itu, mengurangi
selulosa (CMC) melalui reaksi derivasi kimia (Singh dan Singh, 2013).CMC
penting untuk sifatnya yang larut dalam air di mana aplikasi besar diterapkan di
seluruh industri makanan, deterjen, kosmetik, farmasi, tekstil, kertas, perekat serta
12
Adapun reaksi yang terjadi pada prosesalkalisasi dan karboksimetilasi
adalahsebagaiberikut:
natrium karboksimetil selulosa dari limbah kulit kacang tanah dengan varibel
berbentuk butiran atau bubuk yang dapat larut dalam air tetapi, tidak dapat larut
13
Gambar 2.2Mekanisme Reaksi CMC (Eliza dkk., 2015).
14
Gambar 2.3 Struktur natrium karboksimetil selulosa (Singh dan Khatri, 2012).
terurai secara hayati dan mudah didapat, ia dianggap sebagai kandidat yang ideal
sebagai bahan pembuatan hidrogel karena daya serapnya yang tinggi. Ia memiliki
gugus hidrofilik karboksilat dalam rantai utama polimernya (Capitani dkk., 2000).
2.4 Hidrogel
terdiri dari jaringan tiga dimensi rantai polimer dan air yang mengisi ruang antara
serta pada sifat dan massa jenis sambungan jaringan, struktur tersebut dalam
bengkak, fraksi massa air dalam hidrogel jauh lebih tinggi daripada fraksi massa
Seperti yang telah diketahui bahwa hidrogel yang berasal dari polimer sintetik
memiliki sifat yang tidak dapat terurai, tidak biokompatibel, serta efek toksik yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan polimer alam (Shang dkk., 2008). Hal ini
15
dikarenakan, hidrogel berbasis polimer alam memiliki kemiripan dengan jaringan
hidup alam yang dapat menyerap kandungan air yang tinggi dan bersifat
Hidrogel berbasis polimer alami dapat dibuat dengan proses ikat silang
fisika atau kimia. Hidrogel hasil ikat silang secara fisika lemah secara mekanis
dan lemah pada perubahan dalam parameter lingkungan seperti pH, suhu atau
Hidrogel yang berikatan silang secara kimia kuat tetapi zat pengikat silang yang
polimerisasi.
16
b. Hidrogel kopolimer terdiri dari dua atau lebih spesies monomer
a. Amorf (non-kristal).
c. Kristalin.
Hidrogel dapat dibagi menjadi dua kategori berdasarkan sifat kimia atau
rantai polimer atau interaksi fisik seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen,
17
e. Klasifikasi berdasarkan tampilan fisik
a. Nonionik (netral).
perlu dicuci dengan air suling untuk menghilangkan monomer, oligomer, zat
pengikat silang, inisiator, polimer yang larut dan dapat diekstraksi, dan pengotor
lainnya. Pemisahan fase terjadi dan hidrogel heterogen terbentuk ketika jumlah air
selama polimerisasi lebih dari kadar air yang sesuai dengan pembengkakan
termasuk air, etanol, campuran air-etanol, dan benzil alkohol. Pelarut sintesis
18
2.5 Asam Sitrat
Dalam beberapa tahun terakhir, asam sitrat telah muncul sebagai zat
pengikat silang yang tidak beracun untuk pembuatan hidrogel (Franklin dan
anhidrida siklik dan esterifikasi gugus hidroksil yang ada pada rantai polimer yang
berdekatan. Ini mengarah pada pembentukan ikat silang (Mali dkk., 2018).
adalah agen pengikat silang yang sangat baik. Asam sitrat, tersebar luas di alam
fermentasi glukosa oleh jamur. Asam sitrat dan garamnya, dengan afinitas yang
baik untuk ion logam, digunakan dalam berbagai aplikasi: dalam minuman ringan
dan garam efervesen, sebagai antioksidan dalam makanan, sebagai zat pengasing
untuk ion logam, sebagai pembersih, dan pemolesan agen untuk logam, sebagai
mordan dalam pewarnaan. Selain itu, asam sitrat dan garamnya memiliki fungsi
biologis yang mendasar. Misalnya, asam sitrat terlibat sebagai zat antara dalam
'siklus Krebs' di semua sel hidup, juga dikenal sebagai ‘siklus asam sitrat’, untuk
Baru-baru ini, asam sitrat digunakan sebagai agen pengikat silang dalam
berbagai sistem turunan selulosa dan mekanisme yang berbeda telah diusulkan
jagung dan reaksi asam sitrat untuk menghasilkan pati resisten dan mempelajari
stabilitas termal produk pati sitrat. Para penulis melaporkan bahwa ketika asam
19
siklik yang bereaksi dengan pati; berturut-turut fungsi anhidrida siklik lainnya
dapat dicapai ke dalam struktur asam sitrat melalui dua gugus karboksilat yang
Gambar 2.4 Kemungkinan mekanisme reaksi ikatan silang dari asam sitrat
20
Dua tahap utama dari reaksi asam karboksilat polifungsional dengan
silang antara rantai selulosa. Mekanisme ini didasarkan pada formasi antara
anhidrida. Lampiran dari gugus asam karboksilat pada gugus selulosa hidroksil
melalui reaksi esterifikasi dari anhidrida siklik pertama akan mengekspos unit
asam karboksilat baru dalam asam sitrat, yang memiliki konektivitas kimia yang
tepat untuk membentuk gugus anhidrida intra molekuler baru dengan unit asam
rantai lain kemudian dapat mengarah pada pengikatan silang (Zhou dkk., 1995).
per unit anhydro Glucose. Perbedaan nilai DS yang dihasilkan berkaitan erat
dengan peran media reaksi selama proses sintesis CMC. Pengaruh dari media
reaksi yang digunakan dilihat dari nilai polaritas pelarut yang digunakan. Semakin
kecil polaritas dari suatu media pelarut maka akan meningkatkan efektivitas reaksi
larutan alkali. Selain itu, semakin kecil polaritas media reaksi juga akan
meyebabkan rendahnya kelarutan NaOH dalam sistem karena sifat sistem yang
non polar. Pada sistem ini, NaOH yang berbentuk larutan akan membentuk
lapisan di sekitar selulosa dan akan menyebabkan semakin banyak jumlah NaOH
21
2.7 FTIR
spektroskopi inframerah adalah dalam kisaran 4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5
– 5 μm) atau lebih rendah. Hasil analisa dicatat dalam modus pemancar (%T) atau
pemeriksaan, spektrum tampak ikatan O-H pada bilangan gelombang 3453 cm-1.
Pada daerah sidik jari yaitu terletak pada bilangan gelombang 1500 cm-1 – 400 cm-
1
. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan natrium karboksimetil selulosanya
menunjukkan adanya gugus C-H pada bilangan gelombang 2920 cm-1 dan gugus
O-H pada bilangan gelombang 3432 cm-1. Selain itu juga terdapat puncak pada
bilangan gelombang 1605 cm-1 menunjukkan adanya gugus COO- yang terikat.
22
Pada bilangan gelombang 1420 cm-1 dan 1320 cm-1 menunjukkan adanya ikatan
memungkinkan untuk mengetahui gambar skala horizontal, tapi tidak tentu skala
vertikalnya, tidak seperti mikroskop lain seperti atom mikroskop. Fungsi dari hasil
yang diperoleh dapat kita lihat berupa topografi, morfologi, dan komposisinya
atom pada permukaan yang mengandung multi atom.Sebagian besar alat SEM
dilengkapi dengan kemampuan ini, namun tidak semua SEM memiliki fitur
komposisinya. Maka setelah ditembakkan pada posisi yang diinginkan maka akan
Dengan EDS kita juga bisa membuat elemen mapping (pemetaan elemen). EDS
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2020 di
3.3 Alat-alat
termometer.
3.4 Bahan-bahan
Bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan kimia
berkualitas pro analis produksi PT. Smart Lab yaitu etanol, isopropanol, metanol,
NaOH pellet, natrium monokloroasetat, dan asam asetat glasial. Bahan kimiayang
24
tidak berkualitas pro analis adalah akuades.hidrogen peroksida, dan asam sitrat.
sampel yang diambil dengan sampel yang sama dari daerah lain. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kulit durian yang diambil dari Si Bolang
suhu ±40ºC hingga rapuh. Lalu dihaluskan sampai berbentuk serbuk. Diayak
melalui ayakan mesh 40. Disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat yang
25
3.6.3 Isolasi Alpha Selulosa
Sampel sebanyak 200 gram ditambahkan dengan NaOH 2M (1:10) pada suhu
sampai pH netral. Dikeringkan pada suhu 50oC selama 12 jam (Wijaya dkk.,
2017).
b. Bleaching
NaOH 4% sampai tenggelam, dipanaskan dengan hotplate pada suhu 50oC ditetesi
dengan aquadest sampai pH netral lalu dikeringkan pada suhu 50oC selama 24 jam
NaOH 10% sebanyak 20 ml selama 1 jam pada suhu ruang. Ditambahkan Na-
Monokloroasetat 4 gram. Lalu distirer selama 3 jam pada suhu 55oC. Disaring
residunya didalam oven dengan suhu 60oC hingga beratnya konstan (Tasaso,
2015).
26
dan bening, tambahkan Asam Sitrat denga variasi konsentrasi 10%, 15%, 20%
dan didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang. Lalu dikeringkan hidrogel pada
Timbang berat tiap sampel sebelum dan sesudah direndam pada air
distilat selama 1 jam pada suhu ruang. Setelah itu, air distilat yang berlebih pada
permukaan hidrogel dihilangkan dengan kertas saring (blotting) dan berat hidrogel
𝑊𝑊𝑊𝑊 − 𝑊𝑊𝑊𝑊
𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 (𝑆𝑆𝑆𝑆) = × 100%
𝑊𝑊𝑊𝑊
Dimana,
Untuk menentukan fraksi gel, polimer kering direndam dalam ethanol 96%
selama 14 jam dan diganti 2 kali untuk menghilangkan komponen seperti agen
pengikat silang yang tidak bereaksi. Kemudian gel dikeringkan dan ditimbang.
27
3.6.6.3 Pengukuran Ketebalan
menjadi bentuk film) diukur pH menggunakan pH meter (Pathel dan Diaz, 2017).
film hasil campuran pada tempat sampel.Kemudian film diletakkan pada alat ke
mengamati morfologi permukaan dalam skala mikro dan nano. Teknik analisis
obat.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Franklin, D.S., Guhanathan, S. 2014. Synthesis and characterization of citric acid-
based pH-sensitive biopolymeric hydrogels.Polym. Bull.71(1): 93– 110.
Glusker, J.P. 1980. Citrate conformation and chelation: Enzymic implications.
Acc. Chem. Res. 13(10): 345–352.
Hariyati, T., Kusnadi, J., Arumingtyas, E.L. 2013. Genetic diversity of hybrid
durian resulted from cross breeding between Durio kutujensis and Durio
zibethinus based on random amplified polymorphic DNAs (RAPDs).
American Journal of Molecular Biology. 3(3): 153-154.
Hashem, M., Sharaf, S., El-Hady, M.M.A, Hebeish, A. 2013.Synthesis and
characterization of novel carboxymethylcellulose hydrogels and
carboxymethyl cellulose-hydrogel-ZnO-nanocomposites.Carbohydrate
Polymers. 95(1): 421-427.
Hattori, K., Abe, E., Yoshida, T., Cuculo, J.A. 2004.New solvents for cellulose.
II. ethylenediamine/thiocyanate salt system. Polymer Journal. 36(2):
123-126.
Li, Y., Yin, Q., Deng, M., Cui, J., Jiang, B. 2009. Synthesis and characterization
of amphoteric hydrogels based on n-carboxyethylchitosan. ChineseJournal
of Polymer Science. 27(3): 335-336.
Lubis, R., Saragih, S.W., Wirjosentono, B., Eddyanto, E. 2018. Characterization
of durian rinds fiber (Durio zubinthinus, murr) from North
Sumatera.Proceedings.Medan:Universitas tjut nyak dhien. Halaman 1-2.
Mali, K.K., Dhawale, S.C., Dias, R.J., Dhane, N.S., Ghorpade, V.S. 2018. Citric
acid crosslinked carboxymethyl cellulose-based composite hydrogel films
for drug delivery. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences. 80(4): 657-
667.
Mishara, R.K., Datt, M., Banthia, A.K. 2008.Synthesis and characterization of
pectin/PVP hydrogel membranes for drug delivery system.AAPS Pharm
SciTech. 9(2): 395-396.
Nosya, M.A. 2016. Pembuatan mikrokristal selulosa dari tandan kosong kelapa
sawit.Proposal.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 23-28 dan 45.
Patel, S., Dias, R. 2017. Formulation and evaluation of carboxy methyl cellulose
based hydrogel for controlled drug delivery of anti hypertensive drug.
International Journal of Scientific & Engineering Research. 8(7): 2489.
Penjumras, P., Rahman, R.B.A., Talib, R.A., Abdan, K. 2014. Extraction and
characterization of cellulose from durian rind.Proceeding. Malaysia:
Universiti Putra Malaysia. Halaman: 237–243.
Pitaloka, A.B., Hidayah, N.A., Saputra, A.H., Nasiklin, M. 2015. Pembuatan
CMC dari selulosa eceng gondok dengan media reaksi campuran larutan
isopropanol-isobutanol untuk mendapatkan viskositas dan kemurnian
tinggi. Jurnal Integrasi Proses.5(2): 108 – 114.
Pudjaatmaka, A.H. (Penyadur). 1982. Kimia Organik. Edisiketiga.Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. Halaman 317 dan 324.
Pushpamalar, V., Langford, S.J., Ahmad, M., Lim, Y.Y. 2006. Optimization of
reaction condition for preparing carboxymethyl cellulose from sago waste.
Carbohydrate Polymer. 64(2): 312-318.
30
Rachtanapun, P., Luangkamin, S., Tanprasert, K., Suriyatem, R.
2012.Carboxymethyl cellulose film from durian rind.LWT-Food Science
and Technology. 48(1): 52-58.
Riswiyanto. 2016. Kimia organik. Jakarta: Erlangga. Halaman 382.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E. 2009. Carboxymethylcellulosesodium.
Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. Washington:
American Pharmacist Association. Halaman 120-122.
Saputra, A.H., Hapsari, M., Pitaloka, A.B., Wulan, P.P.D.K. 2015. Synthesis and
characterization of hydrogel from cellulose derivatives of water hyacinth
(Eichhornia crassipes) through chemical cross-linking method by using
citric acid.Journal of Engineering Science and Technology. 10(2): 11-14.
Shang, J., Shao, Z., Chen, X. 2008. Chitosan-based electroactive
hydrogel.Polymer. 49(25): 5520–5522.
Singh, R.K., Khatri, O.P.2012. A scanning electron microscope based new
method for determiningdegree of substitution of sodium carboxymethyl
cellulose. Journal ofMicroscopy.246(1): 43–52.
Singh, R.K., Singh, A.K. 2013. Optimization of reaction conditions for preparing
carboxymethyl cellulose from corn cobic agricultural waste. Waste
Biomass Valor. 4(1);129-130.
Sinurat, H.L. 2018. Karakterisasi selulosa mikrokristal dari pelepah kelapa sawit
dan tandan kosong kelapa sawit. Proposal. Fakultas Farmasi. Universitas
tjut nyak dhien. Medan. Halaman 2, 12, 16, 20.
Sobir, Napitupulu, R.M. 2010.Berkebun durian unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 6-7.
Subhadrabandhu, S., Kaiviparkbunnyay, K. 1998.Effect of paclobutrazol on
flowering, fruit setting and fruit quality of durian (Durio zibethinus Murr.)
CV. Chanee. Kasesart J. (Nat. Sci). 32(1) : 73-74.
Tasaso, P. 2015. Optimizing of reaction conditions for synthesis of carboxymethyl
cellulose from oil palm fronds. International Journal of Chemical
Engineering and Application. 6(2): 102.
Wijaya, C.J., Saputra, S.N., Soetaredjo, F.E., Putro, J.N., Lin, C.X., Kurniawan,
A., dkk. 2017. Cellulose nanocrystals from passion fruit peels waste as
antibiotic drug carrier. Carbohydrate Polymers. 175: 4-5.
Yang, X.H., Zhu, W.L. 2007.Viscosity properties of sodium carboxymethyl
cellulose solutions.Cellulose. 14(5): 409-410.
Zhou, Y.J., Luner, P., Caluwe, P. 1995. Mechanism of crosslinking of papers with
polyfunctional carboxylic acids.Journal of Applied Polymer
Science.58(9): 1523–1534.
Zuraida, I. 2016. Sintesis natrium karboksimetil selulosa dari mikrokristalin
selulosa kayu sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) dengan
pelarut campuran isopropanol-etanol. Proposal. Jurusan Kimia. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.
Semarang. Halaman 11-16
31
Lampiran 1.Gambar Sampel dan Hasil
32
Lampiran 2.Gambar Alat
33
Gambar 4.Centrifuge Hitaci
34
Gambar 6.Heater dan Stirrer
35
Gambar 8. Indikator Universal
Gambar 9.pHmeter
36
Lampiran 3. Bagan Kerja
← Disaring
Filtrat Residu
← Dicuci dengan aquadest sampai pH netral
Serbuk
37
Bleaching
Serbuk
habis
38
Sintesis CMC
Selulosa Kulit Durian
ruang
← Disaring campuran
Filtrat Residu
← Disaring
Filtrat Residu
konstan
CMC
39
Sintesis Hidrogel
Hidrogel
40
Lampiran 4. Rencana Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3
1. Persiapan Sampel dan Simplisia
2. Pembuatan Sediaan dan Formulasi
3. Pengujian dan Pengamatan
41
13/04/2020
PROPOSAL PENELITIAN
“PEMBUATAN HIDROGEL DARI CMC KULIT
DURIAN (Durio zibethinus) DAN ASAM SITRAT
DENGAN METODE IKAT SILANG”
IRTIYAH ADILAH
174301011
PENDAHULUAN
Hidrogel telah didefinisikan sebagai sistem dua atau multikomponen yang terdiri
dari jaringan tiga dimensi rantai polimer dan air yang mengisi ruang antara
makromolekul.Berdasarakan pada sifat‐sifat polimer (polimer) yang digunakan,
serta pada sifat dan massa jenis sambungan jaringan, struktur tersebut dalam
kesetimbangan dapat mengandung berbagai jumlah air; biasanya dalam
keadaan bengkak, fraksi massa air dalam hidrogel jauh lebih tinggi daripada
fraksi massa polimer
1
13/04/2020
PENDAHULUAN
Karboksilmetil selulosa (CMC) adalah turunan selulosa yang mudah terurai secara hayati
dan mudah didapat, ia dianggap sebagai kandidat yang ideal sebagai bahan pembuatan
hidrogel karena daya serapnya yang tinggi. Ia memiliki gugus hidrofilik karboksilat dalam
rantai utama polimernya. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan pembuatan
hidrogel dari CMC kulit durian (Durio zibethinus) dengan menggunakan asam sitrat
sebagai pengikat silang.Dengan menggunakan selulosa kulit durian untuk kemudian
disintesis menjadi karboksimetil selulosa.
RUMUSAN MASALAH
•Apakah karboksimetil selulosa dapat disintesis dari selulosa kulit durian (Durio
zibethinus)?
•Apakah karboksimetil selulosa dari selulosa kulit durian (Durio zibethinus) dapat
dibuat dalam bentuk sediaan hidrogel dengan pengikat silang asam sitrat?
2
13/04/2020
HIPOTESIS
•Karboksimetil selulosa dapat disintesis dari kulit durian (Durio zibethinus)
•Karboksimetil selulosa dari selulosa kulit durian (Durio zibethinus) dapat dibuat
dalam bentuk sediaan hidrogel dengan pengikat silang asam nitrat.
TUJUAN PENELITIAN
a. Mengetahui bahwa karboksimetil selulosa dapat disintesis dari kulit
durian (Durio zibethinus).
3
13/04/2020
MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan
proses Pembuatan Hidrogel dari CMC Kulit Durian (Durio zibethinus) dan Asam
Sitrat dengan Metode Ikat Silang.
TINJAUAN PUSTAKA
Durian merupakan tanaman batang yang keras dan berkayu.Sebagai tumbuhan
dikotil, tanaman durian memiliki sistem akar tunggang.Batang dan akar
mempunyai kambium, sehingga dapat membesar.Sebagai tumbuhan biji
tertutup (Angiospermae) maka tanaman durian juga dianggap sebagai golongan
tumbuhan dengan tingkat perkembangan yang tertinggi. Indonesia merupakan
salah satu dari delapan pusat keanekaragaman genetik tanaman di dunia,
terutama untuk buah‐buahan tropis seperti durian
4
13/04/2020
TINJAUAN PUSTAKA
Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tumbuhan, sedangkan
katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa tidak larut
dalam air, dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi. Jika dihidrolisis dalam
suasana asam akan menghasilkan banyak molekul D‐galaktosa.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nosya (2016) Selulosa adalah polimer β‐glukosa dengan ikatan β‐1,4 di antara satuan glukosanya.
Selulosa mempunyai sifat‐sifat sebagai berikut:
1. Dapat terdegradasi oleh hidrolisa, oksidasi, fitokimia maupun secara mekanik sehingga berat molekulnya
menurun.
2. Tidak larut dalam air maupun pelarut organik, tetapi sebagian larut dalam larutan alkali.
3. Dalam keadaan kering, selulosa bersifat higroskopik, keras dan rapuh. Bila selulosa cukup banyak
mengandung air maka akan bersifat lunak. Jadi fungsi air disini adalah sebagai pelunak.
4. Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika dibandingkan dengan bentuk amorfnya.
5
13/04/2020
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2020 di Laboratorium Penelitian
Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien. Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode eksperimental yang meliputi pengambilan sampel, identifikasi
sampel, pengolahan sampel, isolasi selulosa, sintesis karboksimetil selulosa dan
karakterisasi karboksimetil selulosa dan pembuatan hidrogel dari karboksimetil selulosa kulit
durian serta karakterisasinya. Metode yang digunakan untuk isolasi selulosa dan sintesis
CMC adalah delignifikasi dan alkalisasi. Metode ikat silang secara kimiawi digunakan pada
sintesis hidrogelnya.