Disusun Oleh:
NPM : 20.0602.0010
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh:
Pembimbing I Tanggal
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Dewan Penguji,
Penguji I Penguji II Penguji III
(apt. Herma Fanani Agusta, M.Sc.) (apt. Puspita Septie Dianita, M.P.H.) (apt. Ratna Wijayatri, M.Sc.)
NIDN. 0622088504 NIDN. 0622048902 NIDN. 0505128501
Mengetahui,
Dekan, Ka. Prodi D III Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
Dr. Heni Setyowati ER., S.Kep., M.Kes. apt. Widarika Santi Hapsari, M.Sc.
NIDN. 06251127002 NIDN. 0618078401
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
E. Keaslian Penelitian........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Teori Masalah yang diteliti...........................................................................6
B. Kerangka Teori...........................................................................................20
C. Kerangka Konsep........................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................22
A. Desain Penelitian.........................................................................................22
B. Variabel Penelitian......................................................................................22
C. Definisi Operasional...................................................................................22
D. Populasi dan sampel....................................................................................23
E. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................................24
F. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data.................................................25
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................................26
H. Jalannya Penelitian......................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………….…………..29
A. Hasil Penelitian …………………………………………………………….29
B. Pembahasan ……………………………………………………….……..…30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….45
iv
A. Kesimpulan …………………….………………………………….………..45
B. Saran ……………………………………………………………….……….45
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
LAMPIRAN...........................................................................................................51
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang sering
diperhatikan. Di usia mereka lebih mudah terpengaruh pada produk
perawatan wajah, karena mereka sudah mulai memperhatikan terhadap
penampilan wajahnya sendiri yang memiliki tujuan untuk terlihat lebih
menarik dari teman sebayanya dan menarik perhatian lawan jenisnya
(Fadila et al., 2020)
. Banyak remaja yang berusaha menjaga penampilan dengan
keinginan memiliki kulit yang putih, sehingga terbentuknya suatu keinginan
untuk menggunakan produk skin care pemutih wajah. Dampak negatif dapat
timbul dari penggunaan produk yang tidak memenuhi syarat keamanan,
dengan skin care yang mengandung bahan berbahaya. Maraknya produk skin
care pemutih wajah yang muncul di pasaran memicu keinginan untuk
memiliki kulit yang putih agar dianggap menarik. Maka mereka cenderung
menggunakan produk skin care pemutih wajah untuk memutihkan kulit yang
kebanyakan didalamnya mengandung bahan berbahaya. Perilaku tersebut
dapat berisiko dalam mengambil keputusan penggunaan skin care tanpa
mempertimbangkan efek samping yang ditimbulkan (Balqis et al., 2022).
Penggunaan produk pemutih kulit wajah secara terus menerus akan
memberikan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga
kebiasaan menggunakan produk pemutih kulit wajah akan terus langgeng dan
bertahan lama. Padahal belum tentu produk pemutih kulit wajah yang
digunakan adalah produk yang mendapat izin resmi dari pemerintah dan tidak
berbahaya. Pada umumnya, masalah yang ditimbulkan dari efek samping
penggunaan skin care pemutih wajah dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor di luar perilaku. Faktor perilaku ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun
masyarakat. Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
1
2
pengetahuan, sikap dan tindakan. Selain itu, perilaku juga dapat didefinisikan
sebagai semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Susanti, 2013).
Suatu produk skin care dapat memberikan pengaruh positif maupun
pengaruh negatif terhadap kulit wajah, tergantung bahan yang terkandung
dalam suatu produk serta cara pemakaiannya. Dampak atau pengaruh yang
ditimbulkan skin care terhadap kulit ada dua macam yaitu pengaruh positif
dan negatif. Dalam penggunaan skin care tentunya menginginkan pengaruh
positif dan menghindari yang negatif. Penggunaan skin care sebaiknya
dilakukan sesuai dengan kondisi kulit wajah. Sekarang sudah banyak produk
skin care wajah yang sesuai dengan jenis kulit. Perawatan kulit wajah (skin
care) pada umumnya bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan dan fungsi kulit serta meremajakan bentuk luar kulit, yakni agar
kulit wajah terasa nyaman, lembut, bersih, putih, halus, lembab dan bersinar.
Sekarang ini semakin meningkatnya ketertarikan dan daya minat remaja
terhadap penggunaan skin care wajah, hal ini juga harus diimbangi dengan
semakin selektifnya keputusan pembelian dalam memilih produk skin care
yang aman jika digunakan (Nindya Dwiana et al., 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap
peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat dalam penggunaan skin care pemutih
wajah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat tentang
penggunaan produk skin care pemutih wajah?
2. Bagaimana sikap peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat dalam
menggunakan produk skin care pemutih wajah?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap peserta didik
SMA Negeri 1 Pringsurat dalam penggunaan skin care pemutih wajah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik SMA Negeri 1
Pringsurat tentang penggunaan produk skin care pemutih wajah.
b. Untuk mengetahui sikap peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat
dalam penggunaan skin care pemutih wajah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat berguna untuk memperluas pemahaman
pembaca serta dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya mengenai
gambaran pengetahuan dan sikap dalam penggunaan produk skin care
pemutih wajah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang penggunaan
skin care pemutih wajah.
b. Bagi responden
Diharapkan dapat memberikan edukasi kepada peserta didik SMA
Negeri 1 Pringsurat agar lebih memahami dan lebih memperhatikan
tentang pentingnya sikap selektif dalam membeli dan menggunakan
produk skin care pemutih wajah.
4
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil kajian pada penelitian sebelumnya, penelitian tentang
gambaran pengetahuan dan sikap dalam penggunaan produk skin care
pemutih wajah pada peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat belum pernah
dilaksanakan. Namun sebagai bahan pembanding dan referensi, ditemukan
penelitian yang memiliki relevansi yaitu dapat dilihat pada Tabel 1.
6
7
b. Sikap
Menurut Merike & Mervi (dalam (Munawar & Supriatna, 2018) )
sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespon suatu stimulus
atau objek dengan cara tertentu atau memberikan penilaian secara positif
atau negatif. Sikap juga diartikan sebagai perasaan, pikiran dan
kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenai
aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Sikap berasal dari keyakinan
terhadap suatu perilaku (behavioral beliefs) dan evaluasi seseorang.
Menurut Notoatmodjo (dalam (Azlika, 2021) ) sikap mempunyai
empat tingkatan, antara lain :
1) Menerima (receiving) diartikan bahwa orang (subjek) mau
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding) adalah memberikan jawaban apabila ditanya,
kemudian mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
sebagai suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, akan
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah yang berarti bahwa
seseorang itu telah menerima ide tersebut.
3) Menghargai (value) artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah yang merupakan suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible) adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dilakukan, baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa serta harus siap menerima segala resiko yang merupakan sikap
paling tinggi.
8
2. Skin Care
a. Pengertian Skin Care
Perawatan kulit (skin care) adalah prosedur atau langkah-langkah
merawat kulit yang dilakukan dengan menggunakan rangkaian suatu
produk tertentu yang memiliki kandungan bahan dan digunakan sesuai
dengan jenis kulit wajah masing-masing individu (Maarif et al., 2019).
b. Jenis-Jenis Skin Care
Rangkaian skin care yang umumnya digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Facial Wash
Facial wash (sabun cuci muka) merupakan salah satu produk
skin care yang digunakan sebagai pembersih wajah serta sarana
untuk mengangkat kulit mati, kotoran, dan sebum. Facial wash ini
juga berperan penting di luar perawatan kulit seperti dalam perbaikan
psikologis dan membantu memberikan rasa peremajaan pada kulit.
Facial wash adalah sediaan yang dapat membersihkan dan
menyegarkan kulit dengan cara menghilangkan kotoran pada kulit
untuk membantu menjaga kondisi fisiologis kulit agar tetap normal
(Diah & Hanifa, 2019).
2) Toner
Toner wajah merupakan sediaan yang biasanya berbentuk
cairan berfungsi untuk menyegarkan kulit wajah dan membersihkan
kotoran, dipakai setelah mencuci wajah dengan sabun pembersih.
Toner memiliki kemampuan menembus kulit sehingga membuat
kulit menjadi lebih halus karena terdapat zat aktif dalam toner yang
dapat mengelupaskan sel-sel kulit mati saat pengaplikasiannya
(Ahda et al., 2022)
.
3) Serum
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat radikal bebas terutama
dari paparan UV sinar matahari pada kulit wajah membuat produksi
kolagen menurun, kulit kasar, kusam dan mulai muncul kerutan.
9
Serum merupakan salah satu produk skin care yang digunakan untuk
menangkal radikal bebas pada kulit wajah (Kusumawati et al., 2022).
4) Moisturizer
Moisturizer merupakan salah satu produk skin care yang
digunakan untuk memperbaiki kondisi kulit yang kering. Fungsi
utama dari moisturizer adalah untuk membuat kulit wajah yang
kering menjadi lebih lembab. Akan tetapi moisturizer juga tersedia
untuk kulit wajah yang berminyak, sehingga dapat membuat wajah
lebih kenyal dan cerah, serta terhindar dari kesan wajah kusam.
Menurut Wasitaatmadja (dalam (Saputra et al., 2022) tujuan dari
moisturizer juga untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit
dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, usia
lanjut, dan berbagai penyakit kulit maupun penyakit di dalam tubuh
yang dapat mempercepat penguapan air sehingga mengakibatkan
kulit menjadi lebih kering. Mekanisme kerja dari moisturizer ini
dengan cara mempertahankan ikatan air di dalam kulit dan
melindungi lipid atau lipoprotein yang terdapat dalam membran sel.
5) Masker Wajah
Pemakaian masker pada wajah bertujuan untuk membersihkan
pori-pori yang tersumbat dan memperbaiki kulit wajah dengan cara
memberikan nutrisi, kelembapan dan mengencangkan kulit.
Pemakaian masker wajah secara rutin dapat membantu pencegahan
penuaan dini, mengurangi garis-garis halus dan keriput pada wajah
(Fujiko et al., 2022).
6) Sunscreen
Sunscreen merupakan suatu produk yang mengandung zat
atau material yang dapat melindungi kulit terhadap radiasi sinar UV.
Sediaan yang mengandung tabir surya biasanya dinyatakan dalam
label dengan kekuatan SPF (Sun Protecting Factor) tertentu. Nilai
SPF berkisar antara 2-60, angka ini menunjukkan seberapa lama
produk tersebut mampu melindungi atau memblok sinar UV yang
10
ginjal, kanker darah dan kanker sel hati. Oleh karena itu, Badan
POM menetapkan ambang batas kandungan hidroquinon di bawah
2%.
2) Monobenzyl Ether Hidroquinon
Menurut James (dalam (Susanti, 2013) ) Monobenzyl Ether
Hidroquinon (MBEH) sama dengan hidroquinon yang termasuk agen
kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hampir selalu
menyebabkan terjadinya depigmentasi irreversible pada kulit. Sisa
dari MBEH telah ditemukan dalam desinfektan, germisida, selotif
dan apron karet. Dalam dermatologi seharusnya digunakan untuk
menghilangkan daerah yang tersisa dari kulit normal pada pasien
untuk vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme kerja yang
diduga terjadi pada proses pigmentasi kulit oleh MBEH yaitu dengan
menghancurkan melanosit selektif melalui pembentukan radikal
bebas dan menghambat kompetitif sistem enzim tirosinase.
3) Merkuri
Merkuri termasuk logam berat yang berbahaya, dalam
konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun. Pemakaian merkuri dapat
menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, yang
akhirnya dapat menyebabkan bintik hitam, alergi, iritasi kulit,
kerusakan permanen pada susunan saraf, otak, ginjal dan gangguan
perkembangan janin. Bahkan penggunaan merkuri pada paparan
jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan diare, muntah-
muntah, kerusakan ginjal, dan dapat menyebabkan kanker.
4) Arbutin
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu
sering digunakan oleh bangsa Jepang. Namun daya pemutih arbutin
tidak sebanding dengan hidroquinon, daya pemutih hidroquinon
lebih kuat daripada arbutin. Produk yang mengandung bahan arbutin
dapat dijual bebas tanpa resep dokter. Selain ekstrak bearberry,
arbutin juga ditemukan pada tanaman gandum dan kulit buah pear.
13
7) Hasil instan
Jangan pernah mengharapkan hasil yang instan tanpa proses
karena pastinya tidak akan permanen dan juga memiliki berbagai
efek samping. Biasanya, hasil yang instan disebabkan karena adanya
bahan berbahaya pada produk tersebut.
8) Menyebabkan ketergantungan
Produk pemutih berbahaya biasanya akan menimbulkan efek
ketergantungan bagi pemakainya. Saat dipakai, wajah akan tampak
putih tapi begitu pemakaian dihentikan maka wajah akan menggelap.
Hal ini sangat berbahaya karena ketergantungan yang timbul akan
membuat pemakai tanpa sadar menumpuk timbunan racun dalam
jaringan kulit.
B. Kerangka Teori
Kerangka teori pada penelitian ini sebagai berikut :
Pengetahuan
1. Pengetahuan
Penggunaan Skin Care
karakteristik produk
2. Pengetahuan manfaat Pemutih Wajah
produk 1. Bahan yang
3. Pengetahuan dampak terkandung
penggunaan produk dalam pemutih
wajah
2. Pemilihan
produk pemutih
wajah
3. Ciri-ciri
pemutih wajah
Sikap
yang berbahaya
Faktor-faktor yang 4. Reaksi negatif
mempengaruhi sikap penggunaan
produk pemutih
(Sunardi & Maftukhah, 2015)
: wajah
1. Faktor budaya
(keinginan)
2. Faktor sosial
(seseorang yang bisa
dijadikan contoh,
seperti keluarga,
teman, dll)
3. Faktor pribadi (usia,
pekerjaan, gaya hidup)
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :
Penggunaan skin
care pemutih
wajah peserta didik
SMA Negeri 1
Pringsurat
Skor ≤ 55% : Pengetahuan kurang baik Skor ≤ 55% : Sikap kurang baik
Skor 56-75 % : Pengetahuan cukup baik Skor 56-75 % : Sikap cukup baik
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilakukan
dengan pendekatan secara kuantitatif. Menurut Sugiyono (dalam
(Nova et al., 2021)
) metode deskriptif merupakan metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap suatu objek yang
diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau yang dapat
dihitung, karena data penelitian yang berupa angka dan data yang diperoleh
akan dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan data primer sebagai
sumber data. Data primer diambil langsung dari responden (Sitompul, 2021).
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil
kuesioner dari responden. Kuesioner tersebut disebar kepada responden
secara online melalui Google Formulir.
B. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel penelitian adalah sebagai atribut seseorang atau
subjek dengan “perubahan” diantaranya seseorang ke orang lain atau dari
objek ke objek lainnya (Ulfa, 2021) . Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel bebas, yaitu pengetahuan dan sikap dalam
penggunaan skin care pemutih wajah pada peserta didik SMA Negeri 1
Pringsurat.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu istilah untuk memberikan
penjelasan terhadap semua variabel, dengan tujuan memberikan arti atau
menspesifikasikannya (Dewi et al., 2019).
1. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan yaitu suatu hasil dari pengetahuan mengenai
penggunaan produk skin care pemutih wajah.
22
23
2. Sikap
Sikap yaitu perilaku dalam menggunakan suatu produk skin care
pemutih wajah.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan salah satu instrumen pengumpulan data yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam jumlah yang besar. Dalam hal
ini terdapat 10 pernyataan untuk tingkat pengetahuan dan 10 pernyataan
untuk sikap responden.
4. Responden
Responden adalah orang yang dijadikan subjek penelitian, yaitu
peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat.
penelitian ini yaitu peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat kelas X, XI, dan
XII dengan perhitungan sebagai berikut :
N
n= 2
1+ N e
Keterangan :
n = jumlah sampel yang dicari
N = jumlah populasi
e = margin error yang ditoleransi (10% = 0,1)
Maka,
N
n= 2
1+ N e
741
n=
1+741(0 ,1¿¿ 2)¿
741
n=
1+741(0 ,01)
741
n=
1+7 , 41
741
n=
8 , 41
n=88 , 1 (dibulatkan menjadi 88)
Jadi, jumlah sampel minimal dari 741 populasi adalah 88 orang.
Adapun kriteria responden sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
i. Menggunakan skin care pemutih wajah
ii. Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Ekslusi
i. Tidak menggunakan skin care pemutih wajah
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10-
17 Maret 2023.
a. Editing data
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan jawaban dari hasil
kuesioner disesuaikan dengan pernyataan, serta dilakukan pengecekan
kelengkapan jawaban.
b. Coding data
Kegiatan pemberian kode-kode pada hasil jawaban responden
untuk mempermudah pengolahan data.
c. Entry data
Hasil jawaban dari setiap responden kemudian dimasukkan ke
dalam Microsoft Excel.
d. Analizing data
Menghitung nilai persentase yang kemudian disusun dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, selanjutnya dilakukan analisis. Pada
tahap ini dengan melakukan analisis data sebagai dasar dari penarikan
kesimpulan. Hasilnya nanti akan disesuaikan dengan kategori tingkat
pengetahuan dan sikap responden yang baik, cukup baik, maupun
kurang baik dalam penggunaan skin care pemutih wajah.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan terhadap masing-masing variabel dari hasil
kuesioner responden. Hasil isian kuesioner responden akan menghasilkan
persentase setelah dilakukan perhitungan dari tiap variabel. Sehingga
hasil analisanya menjadi deskripsi mengenai hasil data statistik,
kemudian dikategorikan dan dapat ditarik kesimpulan. Selanjutnya
dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang relevansi. Analisa
tersebut guna untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap dalam
penggunaan skin care pemutih wajah pada peserta didik SMA Negeri 1
Pringsurat.
28
H. Jalannya Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Pelaksanaan Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pringsurat selama 1 minggu
yaitu pada tanggal 10-17 Maret 2023 yang dilaksanakan dengan membagikan
link kuesioner. Jumlah hasil isian data kuesioner responden sebanyak 128.
Hasil kuesioner tersebut sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang telah
ditentukan sebelum melakukan pengambilan data yaitu 88. Data diperoleh
dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah disusun dalam bentuk
kuesioner berbasis Google Formulir dan dibagikan kepada responden yang
telah memenuhi kriteria tertentu yaitu peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat
baik perempuan maupun laki-laki yang menggunakan skin care pemutih
wajah dan bersedia mengisi pernyataan yang ada pada kuesioner.
1. Karakteristik Responden
Dari hasil penelitian untuk karakteristik responden diperoleh data
mengenai jenis kelamin, usia, dan kelas responden.
a. Jenis Kelamin
Tabel 2. Karakteristik Jenis Kelamin
29
30
c. Kelas
Tabel 4. Karakteristik Kelas
2. Tingkat Pengetahuan
Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden
3. Tingkat Sikap
Tabel 6. Tingkat Sikap Responden
B. Pembahasan
Pada penelitian ini akan diketahui bagaimana pengetahuan dan sikap
dalam penggunaan skin care pemutih wajah pada peserta didik SMA Negeri 1
31
penelitian menyebutkan bahwa saat pertama kali atau kurang lebih dalam
jangka waktu 1 bulan penggunaan skin care, baik sesuai dengan kondisi
kulit maupun tidak, kulit pada wajah akan menimbulkan ruam kemerahan.
Hal ini sebagai bentuk alergi dengan mengeluarkan toksin dan kotoran
yang menyumbat pori-pori kulit pada wajah. Kebanyakan produk-produk
skin care akan memberikan hasil yang memuaskan pada awal pemakaian,
dan efek samping baru akan terjadi setelah beberapa kali pemakaian
(Rahmawaty, 2020).
Begitu pula dengan pengetahuan responden mengenai
penyimpanan skin care pemutih wajah dengan skor persentase 89,06%
dalam kategori baik. Produk skin care pemutih wajah harus disimpan di
dalam wadah tertutup yang terlindung dari cahaya. Apabila skin care
pemutih tersebut dibuka dari tutup kemasan maka akan terkena udara yang
dapat memberikan kontaminasi bakteri pada sediaan, sehingga
penyimpanan skin care pada tempat tertutup akan mencegah kontaminasi
silang sediaan dengan bakteri. Suhu penyimpanan skin care harus pada
suhu dingin (< 8°C). Skin care pemutih wajah apabila disimpan pada suhu
yang panas akan cepat rusak dan mengalami perubahan warna menjadi
lebih gelap atau kecoklatan (Haerani, 2017).
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik berjumlah 103 responden (80,47%),
cukup baik berjumlah 24 responden (18,75%), dan kurang baik berjumlah
1 responden (0,78%). Dari hasil perhitungan persentase keseluruhan
tingkat pengetahuan mengenai penggunaan skin care pemutih wajah
dengan skor 87,5% kategori baik. Dari 10 item pernyataan tingkat
pengetahuan, perolehan skor paling sedikit pada item pernyataan mengenai
kandungan bahan hidroquinon dan merkuri. Pada hasil penelitian lain yang
sejalan dengan penelitian ini menyatakan bahwa hanya sedikit responden
yang mengetahui tentang hidroquinon dalam krim pemutih . Hal ini
disebabkan karena kurangnya responden dalam membaca maupun
menonton berita terkait permasalahan yang seringkali muncul pada
38
komposisi bahannya
terlebih dahulu.
2. Saya akan 83,39%
menggunakan produk
skin care pemutih
wajah yang
mengandung merkuri
karena dapat
mencerahkan kulit Rata-rata
dengan cepat. 82,12%
4 Efek Samping 1. Menurut saya, semua 74,60%
Penggunaan Skin produk skin care
Care Pemutih pemutih wajah dapat
Wajah menyebabkan kanker.
2. Jika kulit wajah saya 81,83%
terkena iritasi setelah
menggunakan skin
care pemutih wajah,
saya tetap akan
memakainya yang
penting wajah saya Rata-rata
putih. 78,21%
5 Alasan Pemilihan 1. Saya tertarik 58,20%
Skin Care menggunakan produk
Pemutih Wajah skin care pemutih
wajah setelah melihat
hasilnya pada kulit
orang lain.
2. Saya hanya perlu 72,26%
melihat iklan dalam
mempertimbangkan
pemilihan skin care Rata-rata
pemutih wajah. 65,23%
Sumber : Data Primer, 2023
label tanggal kadaluwarsa pada kemasan skin care pemutih wajah dan
tidak akan membeli skin care pemutih wajah apabila produk tidak terdaftar
di BPOM, dengan perolehan skor responden sebesar 81,63%. Hal ini
menunjukkan responden menerapkan pengetahuan mereka bahwa dalam
melakukan pemilihan skin care pemutih wajah perlu memperhatikan label
tanggal kadaluwarsa dan nomor BPOM yang tertera pada kemasan produk.
Berdasarkan tujuan penggunaan skin care pemutih wajah
mayoritas responden menggunakan skin care pemutih wajah agar kulit
wajahnya terlihat cerah dan bersih. Banyak responden yang menyukai
produk skin care pemutih wajah yang memiliki efek mencerahkan secara
instan, hal ini dibuktikan pada tingkat sikap responden 54,49% dalam
kategori kurang baik. Menurut Sandriana tahun 2020, bahwa setiap orang
tergiur dengan produk skin care pemutih instan yang memberikan hasil
dengan sangat cepat tanpa memperhatikan bahan yang terkandung dalam
produk tersebut (Sandriana, 2020) . Selain untuk membuat penampilan
menarik, skin care juga penting untuk kesehatan kulit wajah. Sehingga
tujuan penggunaan skin care bukan hanya untuk terlihat cerah dan bersih,
akan tetapi menggunakan produk skin care juga agar kulit tetap sehat
sehingga dapat menunjang kepercayaan diri (Amanda et al., 2023).
Mayoritas responden dalam melakukan pemilihan skin care
pemutih wajah memperhatikan komposisi bahannya terlebih dahulu dan
tidak menggunakan skin care pemutih wajah apabila mengandung
merkuri, dimana hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan rata-rata
perolehan skor responden sebesar 82,12% dalam kategori baik. Hal ini
dapat dikatakan mayoritas responden memiliki kesadaran bahwa tidak
semua bahan yang terkandung dalam produk skin care pemutih itu aman
untuk digunakan.
Adapun sikap responden terhadap efek samping yang ditimbulkan
pada skin care pemutih wajah memperoleh skor 78,21% dengan kategori
baik. Sebagian besar responden menerapkan pengetahuan mereka bahwa
mereka mengetahui akan efek samping yang ditimbulkan pada produk
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat tentang
penggunaan skin care pemutih wajah dalam kategori baik berjumlah 103
responden (80,47%), cukup baik berjumlah 24 responden (18,75%), dan
kurang baik berjumlah 1 responden (0,78%). Berdasarkan hasil
perhitungan rata-rata persentase keseluruhan tingkat pengetahuan
mengenai penggunaan skin care pemutih wajah sebesar 87,5% dengan
kategori baik.
2. Sikap peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat dalam menggunakan skin
care pemutih wajah dalam kategori baik berjumlah 63 responden
(49,22%), cukup baik berjumlah 46 responden (35,93%), dan kurang baik
berjumlah 19 responden (14,85%). Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata
persentase keseluruhan sikap dalam penggunaan skin care pemutih wajah
sebesar 72,34% dengan kategori cukup baik.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan maka dapat diberikan saran kepada pihak-pihak
sebagai berikut :
1. Diharapkan peserta didik SMA Negeri 1 Pringsurat dapat menerapkan
pengetahuan baik yang telah dimiliki dalam penggunaan skin care pemutih
wajah. Dalam menggunakan skin care pemutih wajah tidak hanya
berdasarkan keinginan dan pengaruh lingkungan, akan tetapi lebih kepada
pengetahuan terhadap dampak baik dan buruknya produk yang digunakan.
2. Pada penelitian ini kuesioner tidak disebarkan langsung oleh peneliti yang
menyebabkan hasil jawaban bias, dikarenakan kemungkinan responden
yang mengisi kuesioner terdapat unsur keterpaksaan untuk mengisi,
47
DAFTAR PUSTAKA
Afiati, L., & Muslimin, K. (2018). Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam
Keputusan Pembelian HP Oppo di Kabupaten Pohuwato. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Kontemporer, 2(02), 1–25.
Ahda, A., Setyaningsih, D., Rosalia, R., Aziz, S., Lutfiah, S. L., Apriani, V. D., & Yuniarsih, N.
(2022). Aktivitas Antioksidan dan Formulasi Toner Wajah Berbagai Bahan Aktif Alami:
Review Jurnal. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(6), 1–13.
Amanda, S. N. S., Ayuni, A., & Sudrajat, A. (2023). Pengaruh Harga dan Celebrity Endorser
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare Skintific. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 9(12), 505–514. https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Asmiati, E., Atmadani, R. N., Damayanti, F. D., & Setiawan, R. A. (2021). Edukasi Pentingnya
Penggunaan Sunscreen pada Kalangan Remaja di SMA Islam Sabilillah Malang. Jurnal
Pengabdian UNDIKMA, 2(2), 189–194. https://doi.org/10.33394/jpu.v2i2.4135
Azlika, Y. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Penggunaan Produk
Pemutih Wajah Pada Ibu-Ibu di Desa Purwasari Kecamatan Pelepat Ilir.
Balqis, A. Y., Sholih, M. G., & Salman. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Keputusan Penggunaan Produk Skincare Pemutih Wajah Yang Mengandung Merkuri
Pada Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 8(10), 301–309. https://doi.org/10.5281/zenodo.6820141
BPOM RI. (2018). Kosmetika Mengandung Bahan Berbahaya. Public Warning No. B-
HM.01.01.1.44.11.18.5410.
BPOM RI. (2020). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 30 Tahun 2020
Tentang PersyaratanTeknis Penandaan Kosmetika (pp. 1–16). BPOM RI.
Dewi, N. L. P. A., Endiana, I. D. M., & Arizona, I. P. E. (2019). Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage dan Rasio Profitabilitas Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan
Manufaktur. Kumpulan Hasil Riset Mahasiswa Akuntansi (Kharisma), 1(1), 322–333.
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/kharisma/article/view/537
Diah, P. L., & Hanifa, R. (2019). Pengaruh PEG terhadap Stabilitas Fisik Formula Pembersih
yang Mengandung Nanoemulsi Minyak Biji Anggur (Vitis vinifera). In POLTEKKES DEPKES
BANDUNG (Vol. 11, Issue 1).
Fadila, I., Minerva, P., & Astuti, M. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN KOSMETIKA DENGAN
PEMILIHAN KOSMETIK PERAWATAN KULIT WAJAH SISWA KELAS XI JURUSAN TATA
KECANTIKAN SMK NEGERI 7 PADANG. http://jitrk.ppj.unp.ac.id/index.php/jitrk
Fujiko, M., Siahaan, D. N., Dachi, K., & Julianty, S. M. (2022). EDUKASI PEMBUATAN MASKER
WAJAH DARI KOMBINASI BAHAN ALAMI BAGI SISWA/SISWI SMA IT KHAIRUL IMAM
MEDAN PADA TAHUN 2022 (Vol. 1, Issue 2).
49
Haerani, A. (2017, March 24). Krim Pemutih dan Penyimpanannya. Majalah Farmasetika,
Vol.2 No.2, 1–4. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Hafidhah, Z. (2014). GAMBARAN RESPON SISWA SMP GLOBAL ISLAMIC SCHOOL JAKARTA
TERHADAP PAPARAN IKLAN PASTA GIGI DI MEDIA MASSA TAHUN 2014. 1–94.
Herawati, H., & Mulyani, D. (2016). PENGARUH KUALITAS BAHAN BAKU DAN PROSES
PRODUKSI TERHADAP KUALITAS PRODUK PADA UD. TAHU ROSYDI PUSPAN MARON
PROBOLINGGO. Prosiding Seminar Nasional, 462–482.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosiding/article/view/3677
Herlina, H., & Vestabilivy, E. (2019). Pengaruh Pengetahuan dan Penggunaan Kosmetik
Pemutih Terhadap Kulit Wajah Pada Mahasiswi STIKes Persada Husada Indonesia. Jurnal
Persada Husada Indonesia, 6(20), 30–40.
http://jurnal.stikesphi.ac.id/index.php/kesehatan
Hilmi, I., Rianoor, N., & Gatera, V. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap
Perilaku Pemilihan Skincare Wajah melalui Media Sosial pada Salah Satu Universitas di
Karawang Jawa Barat. In Jurnal Farmasi Indonesia (Vol. 19, Issue 2).
http://journals.ums.ac.id/index.php/pharmacon
Kusumaningrum, S. D. (2021). Kajian Pustaka Dalam Penentuan Tipe dan Permasalahan Kulit
Wajah. Jurnal SNATi, 1(1), 17–21.
Kusumawati, A. H., Oktavia, D. N., Wahyudi, D., Sandini, M., Romli, N. R., Gunarti, N. S.,
Maharani, S. N., Sarifah, S., & Dewi, S. Y. (2022). Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan
Serum Wajah Ekstrak Beras Merah (Oryza Nivara L.). In Journal of Pharmacopolium (Vol.
5, Issue 2). http://ejurnal.universitas-bth.ac.id/index.php/P3M_JoP
Lidyawati, L., Mardiana, R., Rejeki, D. P., Dita, S. F., Verawati, V., Nurjannah, N., Zarwinda, I.,
Elfariyanti, E., & Nelyza, F. (2022). Penyuluhan tentang Zat Kimia Berbahaya yang
Terkandung di dalam Kosmetik Bagi Kader PKK di Desa Doy Ulee Kareng Banda Aceh.
Jurnal Mitra Pengabdian Farmasi, 2(1), 32–35.
https://ejurnal.akfar-mandiri.ac.id/index.php/abdimas
Maarif, V., Nur, H. M., & Septianisa, T. A. (2019). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN SKINCARE YANG SESUAI DENGAN JENIS KULIT WAJAH MENGGUNAKAN
LOGIKA FUZZY. Jurnal Sains Dan Manajemen, 7(2), 73–80.
Moudy, J., & Syakurah, R. A. (2020). Pengetahuan terkait Usaha Pencegahan Coronavirus
Disease (COVID-19) di Indonesia. HIGEIA JOURNAL, 4(3), 333–346.
https://doi.org/10.15294/higeia/v4i3/37844
Munawar, A., & Supriatna, N. (2018). PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI TERHADAP MINAT
BERWIRAUSAHA SISWA. Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 2(1), 14–
23.
50
Nova, Chotimah, N., & Kholiq, A. (2021). PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK WARDAH PADA KALANGAN MAHASISWI IKIP
MUHAMMADIYAH MAUMERE. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 3(3), 54–60.
Nurlarasati, E. D. (2021). Formulasi Krim Nanopartikel Sediaan Kosmetik Pemutih Kulit yang
Mengandung Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill.) dan Ekstrak Akar Manis
(Glycyrrhiza glabra).
Pradika, Y., Seftiwan Pratami, D., & Christiani, T. (2022). EDUKASI CARA MEMILIH KRIM
PEMUTIH DAN KANDUNGAN YANG AMAN UNTUK KULIT WAJAH KEPADA MASYARAKAT.
In Jurnal ABDIMAS KESOSI (Vol. 5, Issue 2).
https://ejournal.stikeskesosi.ac.id/index.php/abdimas
Pranatawijaya, V. H., Widiatry, W., Priskila, R., & Putra, P. B. A. A. (2019). Pengembangan
Aplikasi Kuesioner Survey Berbasis Web Menggunakan Skala Likert dan Guttman. Jurnal
Sains Dan Informatika, 5(2), 128–137. https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185
Pranoto, A. (2018). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap
Preferensi Pembelian Antara Produk Kosmetik Ramah Lingkungan dan Konvensional.
Arthavidya Jurnal Ilmiah Ekonomi, 19(2), 133–151. https://doi.org/10.37303/a.v19i2.88
Pratiwi, A. Y., Suryani, D., Sunarji, S., & Hendrawan, A. (2018). KELELAHAN DAN KESEHATAN
KERJA NELAYAN. Jurnal Saintara, 2(2), 27–32.
Rini, T. A. (2016). Hubungan Antara Penggunaan Krim Pemutih Wajah Dengan Terjadinya
Telangiektasis Pada Para Model Sanggar Insix di Pontianak. 1–15.
51
Saputra, P. Y. A., Faidah, M., Dwuyanti, S., & Puspitorini, A. (2022). Perbedaan Antara Base
Makeup dan Moisturizer Pada Hasil Tata Rias Wajah Pengantin Tradisional. E-Jurnal,
11(1), 95–103.
Sepriyani, H., Sidoretno, W. M., & Elfia, M. (2021). Identifikasi Merkuri pada Urine Pengguna
Krim Malam di Program Studi Kebidanan Universitas Abdurrab. Indonesian Journal
Pharmaceutical Research, 1(2), 48–51. www.jurnal.umsb.ac.id/index.php/IJPR
Sunardi, S., & Maftukhah, A. (2015). Pengetahuan Konsumen dan Keputusan Menjadi
Nasabah (Kasus BSM Kan.Cab Pembantu BSD Tangerang Selatan). Jurnal Islaminomic,
6(2), 36–51.
Ulfa, R. (2021). Variabel Penelitian Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Keislaman, 342–
351.
Warsi, N., Stevani, H., Jumain, J., & Setiawati, H. (2022). Perbandingan Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Dalam Penggunaan Krim Pemutih Berbahaya Diantara Remaja Putri dan
Wanita Dewasa. Media Farmasi, 18(2), 122. https://doi.org/10.32382/mf.v18i2.3060
Wulansari, R., & Deshilma, D. A. (2022). Analisa Produk Skincare Pria Ditinjau dari Perspektif
Maqoshid Syariah. IJIEB: Indonesian Journal of Islamic Economics and Business, 7(1), 38–
46. http://e-journal.lp2m.uinjambi.ac.id/ojp/index.php/ijoieb
Yuliana, A., Rahmiayani, I., Pebiansyah, A., & Shaleha, R. R. (2022). Sosialisasi dan Edukasi
Penggunaan Skincare Berbahan Alami untuk Perawatan Kulit Wajah di PC PERSISTRI
Tawang Kota Tasikmalaya. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 13(4), 670–674.
http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas
Yusriyani, Sukirawati, & Ismawati. (2022). Studi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa
Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone Terhadap Bahaya Penggunaan Krim Pemutih.
Jurnal Kesehatan Yamasi Makassar, 6(1), 89–97. http://journal.yamasi.ac.id
52
LAMPIRAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
o Perempuan
o Laki-laki
Usia :
o 15
o 16
o 17
o 18
o > 18
53
Kelas :
o X (Sepuluh)
o XI (Sebelas)
o XII (Dua Belas)
Keterangan :
4 = Sangat Tidak Setuju
3 = Tidak Setuju
2 = Setuju
1 = Sangat Setuju
55
1. Sebelum saya membeli produk skin care pemutih wajah, saya tidak perlu
memperhatikan tanggal kadaluarsanya terlebih dahulu
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
2. Saya akan membeli produk skin care pemutih wajah yang tidak terdaftar di
BPOM karena mendapatkan penilaian yang baik dari banyak orang
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
3. Tujuan penggunaan skin care pemutih wajah agar saya terlihat lebih cerah dan
bersih
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
4. Saya menyukai produk skin care pemutih wajah yang memiliki efek
mencerahkan secara instan
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
5. Sebelum saya membeli produk skin care pemutih wajah, saya tidak perlu
memperhatikan komposisi bahannya terlebih dahulu
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
56
o Sangat Setuju
6. Saya akan menggunakan produk skin care pemutih wajah yang mengandung
merkuri karena dapat mencerahkan kulit dengan cepat
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
7. Menurut saya, semua produk skin care pemutih wajah dapat menyebabkan
kanker
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
8. Jika kulit wajah saya terkena iritasi setelah menggunakan skin care pemutih,
saya tetap akan memakainya yang penting wajah saya putih
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
9. Saya tertarik menggunakan produk skin care pemutih wajah setelah melihat
hasilnya pada kulit orang lain
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
o Setuju
o Sangat Setuju
10. Saya hanya perlu melihat iklan dalam mempertimbangkan pemilihan skin care
pemutih wajah
o Sangat Tidak Setuju
o Tidak Setuju
57
o Setuju
o Sangat Setuju