Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ALVISNAYNA AIDA MAHARANI

NPM : 20.0605.0023

MATA KULIAH : TUMBUHAN OBAT INDONESIA

S1 FARMASI SEMESTER 1

1. Sebutkan 6 langkah prosedur budidaya tanaman obat menurut B2P2TOOT! (20)


Jawab :
a. Pemilihan Lokasi Penanaman
b. Penyiapan Lahan
c. Penyiapan Bibit dan Penanaman
d. Pemberian Naungan
e. Pemeliharaan
f. Dokumentasi
2. Jelaskan perbedaan penanganan pascapanen simplisia daun dan rimpang dalam hal
pengeringan menurut pedoman kementan! (20)
Jawab :
a. SIMPLISIA RIMPANG (RHIZOMA)
Untuk irisan rimpang jahe dapat dikeringkan menggunakan alat pengering energi
surya dengan suhu antara 36-45°C dengan tingkat kelembaban 32,8-53,3% menghasilkan
kadar minyak atsiri lebih tinggi dibanding dengan pengeringan menggunakan sinar
matahari langsung/oven. Untuk irisan temulawak yang dikeringkan dengan sinar matahari
langsung, sebelum dikeringkan terlebih dahulu irisan rimpang direndam dalam larutan
asam sitrat 3% selama 3 jam untuk mencegah terjadinya degradasi kurkuminoid pada
simplisia dan mencegah penguapan minyak atsiri yang berlebihan. Selesai perendaman
irisan dicuci kembali sampai bersih dan ditiriskan, kemudian dijemur dipanas matahari.
Disamping menggunakan sinar matahari langsung, penjemuran juga dapat dilakukan
dengan menggunakan blower pada suhu 40-50°C. Kelebihan alat ini adalah waktu
penjemuran lebih singkat yaitu 8 jam. Untuk simplisia daun dan herba, pengeringan
menggunakan sinar matahari dalam tampah yang ditutup dengan kain hitam. Ciri waktu
pengeringan sudah berakhir apabila simplisia sudah dapat dipatahkan dengan mudah.
Simplisia yang sudah kering memiliki kadar air 8–10%, dengan jumlah kadar air tersebut
kerusakan bahan dapat ditekan, baik dalam pengolahan maupun pada saat penyimpanan.
b. SIMPLISIA DAUN
Pengeringan dapat menggunakan cahaya matahari yang ditutupi kain hitam
(proses pelayuan) agar menghasilkan warna yang lebih tajam. Setelah mengalami
pelayuan, daun diangkat kemudian dikering anginkan dalam ruangan. Suhu pengeringan
yang ideal adalah maksimal 50°C dengan ketebalan tumpukan 3-4 cm. Pengeringan dapat
juga dilakukan dengan alat pengering bertenaga sinar matahari (solar dryer) /
menggunakan mesin pengeringan rak (tray dryer). Hasil yang baik dari proses
pengeringan adalah simplisia daun yang mengandung kadar air maksimal 5% dan ketika
diremas akan hancur, ini menandakan daun telah kering optimal.
3. Apakah herbal antidiabetes lebih efektif dari obat kimianya? Berikan pendapat anda! (20)
Jawab : Iyaa, walau obat kimia terbilang lebih cepat untuk menurunkan kadar gula darah,
namun pamakaian jangka panjang tentu bisa menimbulkan efek samping lain pada tubuh.
Padahal penderita diabetes membutuhkan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah
sepanjang hidupnya. Kehadiran jenis obat herbal kini menjadi pilihan alternatif terbaik bagi
para penderita diabetes. Selain memiliki khasiat yang tidak kalah dari jenis obat kimia,
tentunya obat herbal dapat lebih dipastikan keamanannya. Bahan dasar yang terbuat dari
rempah-rempah atau tanaman, membuat obat herbal tidak memiliki efek samping yg lebih
besar dari obat kimia pada penderita diabetes saat digunakan dalam jangka panjang.
4. Tanaman Herbal apakah yang populer digunakan sebagai hand sanitizer? (5)
Jawab : Mimba, sere, daun sirih
5. Tanaman dan ramuan Herbal apakah yang paling sering digunakan sebagai anti diare di
masyarakat? (5)
Jawab : Anting-anting, mimba, secang, cocor bebek, kwalot, sirih
6. Apa perbedaan herbal dalam bentuk tunggal dan ramuan? Manakah yang lebih memiliki
prospek dikembangkan menjadi fitofarmaka? (30)
Jawab :
Herbal bentuk tunggal terdiri dari satu jenis tanaman misalnya dari tanaman kunyit atau jahe
saja. Herbal bentuk ramuan terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang dikonsumsi dalam
satu pemakaian. Menurut saya yang lebih memiliki prospek dikembangkan menjadi
fitofarmaka adalah herbal bentuk ramuan karena khasiatnya akan bertambah, jika ada efek
sampingnya maka salah satu tanamannya dapat menutup efek sampingnya. Ramuan diracik
menjadi obat yang memiliki manfaat berbeda-beda tergantung tanaman pendukung lainnya.
Maka diperlukan penelitian guna mendapatkan data-data yang dapat dibuktikan secara
ilmiah (evidence-based) terutama tentang keamanan dan khasiat bahan alam tersebut
sebagai obat.

Anda mungkin juga menyukai