Anda di halaman 1dari 40

PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI OBAT

TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT DI DUSUN


KARANGANYAR KECAMATAN KEPIL KABUPATEN
WONOSOBO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya
Farmasi Pada Prodi D III Farmasi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Magelang

Disusun Oleh :

Laras Indra Fani

NIM : 19.0602.0006

PROGAM STUDI D III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I...........................................................................Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN.......................................................Error! Bookmark not defined.

A. Rumusan Masalah.............................................Error! Bookmark not defined.

B. Manfaat Penelitian.............................................Error! Bookmark not defined.

C. Keaslian Penelitian............................................Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................Error! Bookmark not defined.

A. Teori Masalah....................................................Error! Bookmark not defined.

B. Kerangka Teori..................................................Error! Bookmark not defined.

C. Kerangka Konsep..............................................Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN..............................Error! Bookmark not defined.

A. Desain Penelitian...............................................Error! Bookmark not defined.

B. Definisi Operasional..........................................Error! Bookmark not defined.

C. Populasi dan Sampel.........................................Error! Bookmark not defined.

D. Tempat dan Waktu Penelitian...........................Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian Metode Pengumpulan Data.............................................

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data.............................................................

G. Jalannya Penelitian............................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Variabel Demografi..............................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Persepsi Masyarakat terhadap Tumbuhan Obat.......Error! Bookmark


not defined.

Tabel 4.3 Sumber informasi.................................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat..............Error! Bookmark not


defined.

Tabel 4.5 Bagian yang digunakan.........................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Cara Pengolahan..................................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.6 Cara pemakaian....................................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.7 Frekuensi Pengobatan...........................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Lama Pengobatan.................................Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Tabel RFC Tumbuhan Obat .................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori.......................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep....................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. 3 Jalannya Penelitian..................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1 Sumber informasi.....................................Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2 Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat.................Error! Bookmark not


defined.

Gambar 4.3 Bagian yang digunakan untuk Pengobatan Tradisional..................Error!


Bookmark not defined.

Gambar 4.4 Cara Pengelolahan Tumbuhan untuk Pengobatan Tradisional.......Error!


Bookmark not defined.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman hayati dengan


kekayaan tertinggi di dunia. tumbuhan obat merupakan spesies tumbuhan
yang dipercayai serta diketahui oleh masyarakat memiliki khasiat obat
serta digunakan sebagai bahan untuk pengobatan tradisional (Mustayyib et
al., 2017).

Keuntungan obat tradisional yang dirasakan langsung oleh


masyarakat karena kemudahan untuk memperoleh bahan bakunya dapat
ditanam di pekarangan sendiri dan dapat diramu sendiri dirumah. Menurut
UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Obat Tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
(Zein, 2005).

Pemanfaatan obat tradisional pada tahun 1970-an mulai digantikan


dengan obat-obatan modern dikarenakan masyarakat cenderung
menggunakan obat-obat kimia. Jika masyarakat tidak diberi wawasan
pengetahuan terhadap pengobatan tradisioanl dikhawatirkan masyarakat
akan semakin banyak tumbuhan obat tradisional di Indonesia yang
semakin punah karena ketidaktahuan akan manfaat dan perannya untuk
kesehatan manusia. Pendekatan awal yang dapat digunakan untuk
mengantisipasi hal tersebut adalah dengan menyediakan jenis-jenis
tumbuhan yang masih dan pernah dimanfaatkan oleh masyarakat
tradisional untuk kepentingan pengobatan (Utami & Asmaliyah, 2010).
Masyarakat mempercayai bahwa pengobatan tradisional ditegakkan danya
keyakinan bahwa pengobatan tradisional memiliki efek samping lebih
sedikit dibandingkan dengan pengobatan modern.

Berdasarkan hasil kajian beberapa referensi yang telah dilakukan,


penelitian kali ini melakukan kajian pemanfaatan tumbuhan obat
tradisional oleh masyarakat di Dusun Karanganyar Kecamatan Kepil
Kabupaten Wonosobo (Usaha et al., 2017).

B. Rumusan Masalah
Jenis-jenis tumbuhan obat tradisional apa saja yang digunakan
masyarakat di Dusun Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui jenis tumbuhan obat tradisional apa saja yang ada
di Dusun Karanganyar?

D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan,penyakit dan
manfaat tumbuhan obat tradisional di Dusun Karanganyar.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pemanfaatan berbagai tumbuhan sebagai bahan obat-obatan secara
langsung dan pemanfaatannya terhadap berbagai macam penyakit.

E. Keaslian Penelitian
Berikut ini tabel yang perbandingan hasil penelitian terdahulu
Tabel 1.1 Perbandingan hasil penelitian terdahulu

No. Nama dan Judul Metode Hasil Perbedaan


Tahun Penelitian
1. Yusri La Usaha, Pemanfaatan Wawancara Cara Lokasi
Euis F.S. Tumbuhan Obat Oleh dan pemanfaatan penelitian: Suku
Pangemanan & Suku Mange Di Observasi tumbuhan Mange Di
Marthen T. Kecamatan Taliabu obat oleh Kecamatan
Lasut (2016) Utara Kabupaten suku Mange Taliabu Utara
Pulau Taliabu di Kecamatan Kabupaten
Provinsi Maluku Taliabu Utara Pulau Taliabu
Utara dilakukan Provinsi Maluku
dengan cara Utara
direbus,
diberikan
langsung,
diminum
tanpa direbus
dan dalam
bentuk
ramuan.

No. Nama dan Judul Metode Hasil Perbedaan


Tahun Penelitian
2. Ridho Affan Pemanfaatan Metode Pola Lokasi
Mustayyib , Tumbuhan Obat purposive pemanfaatan penelitian:
Defri Yoza , Tradisional Oleh sampling tumbuhan Kabupaten
Tuti Arlita Masyarakat Sekitar obat banyak Kuantan
Hutan Lindung penggunaann Singingi
Sentajo Kabupaten ya dilakukan Provinsi Riau
Kuantan Singingi pada waktu
Provinsi Riau kapan saja,
pagi, siang,
malam dan
dini hari,
penggunaan
tumbuhan
tergantung
dari jenis
penyakit
yang diderita
dan pada
pengolahan
banyak
digunakan
dengan cara
direbus.

No. Nama dan Judul Metode Hasil Perbedaan


Tahun Penelitian
3. Nisa Studi Kasus Wawancara Hasil Lokasi
Nurmalasari, Pemanfaatan dan Obsevasi penelitian Penelitian :
Sukarsa, dan Tumbuhan sebagai menunjukkan Kampung Naga
Hexa Apriliana Obat-Obatan bahwa di Kabupaten
Hidayah (2012) Tradisional oleh tumbuhan Tasikmalaya
Masyarakat Adat yang
Kampung Naga di dimanfaatkan
Kabupaten sebagai obat-
Tasikmalaya obatan
tradisional
tercatat ada
108 jenis
tumbuhan
yang
termasuk ke
dalam 50
familia. Cara
pemanfaatan
tumbuhan
obat ada yang
direbus,
hanya
ditempelkan,
dimakan
langsung dan
dikukus.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Masalah
1. Pengertian Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik atau beberapa
bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan
penyakit (Gunadi et al., 2017).

Pengertian berkhasiat obat adalah mengandung zat aktif yang


befungsi mengobati penyakit tertentu atau tidak mengandung zat aktif
tertentu tapi mengandung efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang
berfungsi menyembuhkan. Hal ini membuat banyak orang memilih
untuk menggunakan tumbuhan obat tradisional dengan proses
pengobatan yang murah dan mudah untuk memperolehnya.
Penggunaan tumbuhan sebagai obat dapat dilakukan dengan cara
diminum, ditempel, untuk mandi atau dihirup, sehingga dapat
memenuhi konsep kerja reseptol tubuh dalam menerima senyawa
kimia atau rangsang (Shanthi et al., 2014).

Obat tradisional adalah suatu produk budaya disarikan sesuai


pengetahuan intutif yang diperoleh dari pemahaman terhadap konsep
hubungan alam semesta termasuk manusia menggunakan Tuhan,
sehingga penggunaan obat dalam proses pengobatan tradisional tidak
lepas dari asal pemahaman spiritual masyarakat tersebut. Kepercayaan
terhadap obat tradisional oleh masyarakat juga didukung oleh
kepercayaan bahwa obat tradisional memiliki efek samping lebih
sedikit dibanding obat konvensional serta keyakinan bahwa produk
alam itu lebih aman dan lebih baik dibanding produk sintetik sebagai
akibatnya kata back to nature yang semakin terkenal dikalangan
masyarakat sebab memberi jaminan yang lebih baik. Dengan
demikian penggunaan obat tradisional yang diklaim aman oleh
masyarakat perlu menjadi perhatian karena setiap bahan atau zat
mempunyai potensi bersifat toksik tergantung takarannya dalam tubuh
(Shanthi et al., 2014).
Metode pengobatan tradisional ini bahan bakunya dapat
ditemukan di lingkungan sekitar kita, seperti apotik hidup pada
halaman tempat tinggal, ataupun dari dapur di rumah sendiri (Fitria,
S., Susi, W., & Ire, 2016).

2. Jenis Jenis Tumbuhan Obat Tradisioal

Pemanfaatan tumbuhan obat tradisional, masyarakat perlu


mengetahui khasiat dan manfaat dari tumbuhan tersebut, jika tidak
maka banyak sekali dijumpai tumbuhan yang berkhasiat obat tetapi
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga diperlukan
pengetahuan tentang khasiat tanaman obat agar masyarakat
memahami cara meramu dan meracik tumbuhan obat tersebut untuk
digunakan pada pengobatan penyakit tertentu. Jenis tumbuhan obat
yang banyak digunakan masyarakat sebagai obat adalah lengkuas
famili Zingiberaceae. Famili Zingiberaceae mudah dalam
budidayanya, selain itu juga dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan
rempah-rempah. Menurut Platel (1995) dalam Hernani (2010), famili
Zingiberaceae berguna untuk mengatasi radang tenggorokan, rematik,
sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan
stamina, meredakan asma, mengobati pusing, nyeri otot. Famili
Zingiberaceae juga dapat mengurangi mual sebagai efek samping dari
pengobatan kemoterapi, bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
famili Zingiberaceae dapat mengurangi sel kanker (Mustayyib et al.,
2017).

Tabel Jenis Tumbuhan Obat di Dusun Karanganyar

No Nama daerah Nama ilmiah


1. Kejibeling Strobilanthes crispa
2. Belimbing Averhoa bilimbi
3. Cocor bebek Kalanchoe pinnata
4. Kemangi Ocium basilicum
5. Kelor Moringa oleifera
6. Pepaya Carica papaya
7. Ciplukan Phycalis angulata
8. Binahong Anredera cordifolia
9. Kumis kucing Orthosiphon aristatus
10. Daun sirih cina Peperomia pellucida
11. Sambung nyawa Gynura procumbens
12. Sikar bolong -

3. Penggolongan Tumbuhan Obat

Tanaman obat dapat diklasifikasikan sebagai obat yang aman


jika memiliki aktivitas, efek farmakologis, dosis, efek samping dan
tingkat kebersihan produksi setelah melakukan penelitian, Menurut
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI, 2019)
mengklasifikasikan tanaman obat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a Jamu
Jamu merupakan ramuan bahan hewan, bahan mineral, sediaan
bahan galenic atau campuran bahan tersebut secara turun-temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu
adalah sejenis hewan, tumbuhan atau campuran bahan-bahan yang
telah digunakan untuk mengobati selama beberapa generasi dan
belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti
keampuhannya.
b Herbal terstandar
Herbal terstandar adalah obat yang terbuat dari bahan alami yang
telah diuji penelitian ilmiah, meliputi pengujian khasiat, manfaat
dan bahan baku.
c Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah produk yang mengandung bahan berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenic)
atau campuran dari bahan tersebut yang telah terbukti keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinis dan bahan
bakunya telah distandarisasi.

4. Khasiat Tumbuhan Obat dan cara Pemakaian Obat


Tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat mempunyai
bermacam-macam khasiat. Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
oleh masyarakat memiliki kegunaan untuk mengobati penyakit
dan ada beberpa jenis digunakan untuk mengobati penyakit dalam,
mengobati demam dan panas tinggi, mengobati malaria, mengobati
batuk dan tenggorokan berlendir, mengobati panas dalam,
mengobati wasir (ambeien), mengobati kencing batu, dan penyakit
lainnya masing-masing. Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat adalah akar, batang, daun dan buah.
Dalam membuat ramuan dari tumbuhan tersebut sebagian ada yang
digunakan secara tunggal tanpa dicampur dengan tumbuhan
lainnya, sedangkan lainnya dicampur dengan rempah-rempah
seperti kencur, kunyit, jahe dan temulawak (Usaha et al., 2017).

5. Cara Pemanfaatan tumbuhan Obat


Berbagai cara pemanfaatan tumbuhan obat dalam mengobati
penyakit telah dikenal dan membudaya karena adanya pola
pewarisan pengetahuan/pengalaman dari generasi ke generasi. Cara
pemanfataan tumbuhan obat sangat tergantung dari jenis tumbuhan
dan manfaat tumbuhan itu sendiri (Merdekawati, 2016).

Tabel. Jenis dan Cara pemanfaatan tumbuhan sebagai obat di masyarakat

No Nama Manfaat & Cara pengobatan Dosis


. Tumbuhan Kegunaan
1. Akar ginjal Penyakit dalam Daun sebanyak 10-20 lembar direbus 1 gelas diminum 3x
dengan air 4 gelas. Air rebusnya sehari (pagi, siang &
diminum. malam)
2. Blande Sakit perut Kulit batang direbus dengan air 3 1 gelas diminum 2x
gelas. Air rebusnya diminum sehari (pagi & malam)
3. Daun tumbuh Panas dalam Daun sebanyak 5-7 lembar diremas ½ gelas diminum 1x
daun atau ditumbuk. Airnya diminum sehari
4. Jarak Sakit gigi Getah pada tangkai daun diambil 3x sehari (pagi,siang
dengan kapas, lalu ditempelkan pada & malam)
lubang gigi yang sakit.
5. Kapas Panas dalam Daun kapas 3 lembar dikuce atau ½ gelas diminum
diremas dengan sedikit air hngat, sehari sekali.
kemudian disaring, airnya diminum
6. Kelor Keseleo Kulit batang dikikis halus, lalu Dilakukan 2x sehari
ditempelkan pada bagian yang sakit. (pagi & sore)
Apabila bagian yang ditempelkan
terasa pedas, tempelan langsung
dilepaskan.
7. Johar Obat cacingan & Daun johar segenggam direbus dalam 3 ¾ gelas diminum 3x
diabetes gelas air,biarkan air rebusannya sehari (pagi, siang &
mendidih, airnya diminum malam)
8. Meniran Meredakan Daun meniran ½ genggam direbus ¾ gelas diminum 3x
asam urat & dalam 3 gelas air, kemudian disaring, sehari (pagi,siang &
mengatasi tukak airnya diminum. malam)
lambung
9. Kemange Otitis media Daun sebanyak 5-10 lembar diremas, Diteteskan 2x sehari
air remasanya diteteskan langsung (pagi & sore)
pada telinga anak-anak.
10. Kapayandong Malaria Daun kapayandong direbus yang sudah 1 gelas diminum 3x
tua direbus dengan 3 gelas air. Air sehari (pagi, siang &
rebusannya diminum. malam)
11. Langsa Batuk & Kulit buah langsa dijemur hingga 1 gelas diminum 3x
tenggorokan kering, direbus degan 3 gelas air. Air sehari (pagi, siang &
berlendir rebusannya diminum. malam)
12. Nangka Sakit tulang Daun 25 lembar direbus dengan air 2- 1 gelas diminum 3x
blanda 3gelas. Air rebusannya dminum sehari (pagi, siang &
malam)
13. Daun sirih Penyakit ginjal Rebus tanaman , dengan 1,5 gelas air 1 gelas diminum 2x
cina (300 ml) hingga tersisa 1 gelas. Air sehari.
rebusannya diminum.
14. Daun Meredakan Rebus beberapa helai daunnya & air Diminum 1x sehari
sambung demam rebusannya diminum.
nyawa
15. Cocor bebek Nyeri lambung, - Rebus 5 helai dihaluskan Diminum 2x sehari
Mengobati wasir ditambah air secukupnya (pagi & sore)
tambahkan sedikit garam
kemudian disaring. Airnya
diminum.
- Tumbuk halus cocor bebek Diminum 3x sehari
secukupnya, keringkan hingga (pagi, siang & malam)
sebagaimana bubuk teh lalu,
ambil 1 std nunul itu dicampur
dengan 1 std mau seduhlah
dengan air panas.

B. Kerangka Teori
Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat
Tradisional Oleh Masyarakat Di Dusun
Karanganyar Kecamatan Kepil

Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Yang


Di Dusun Karanganyar Kecamatan Kepil

Manfaat Tumbuhan Obat Tradisional

Cara Pemanfaatan Tumbuhan Obat


Tradisional

Dokumentasi Terkait Pemanfaatan


Tumbuhan Obat Tradisional

Gambar 2. 1 Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Kepercayaaan masyarakat terhadap


pengobatan turun temurun
Penerapan tumbuhan tradisional harus
berdasarkan kepada temuan empiris

Dilakukan penelitian tumbuhan


tradisional

Pemahaman Masyarakat Mengenai Obat


Tradisional

Memberikan Informasi Ilmiah Untuk


Pengembangan Model Penelitian
Selanjutnya

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitataif. Pengambilan
sampel penelitian menggunakan Teknik simple random sampling.

B. Definisi Operasional
1. Penggunaan Obat : merupakan kegiatan dan usaha untuk
memanfaatkan obat maupun bahan obat tradisional untuk
pengobatan yang dilakukan masyarakat Dusun Karanganyar
Kecamatan Kepil, Kabupaten WonosoboCyang dapat dilihat dari
tujuan penggunaan OT, tempat mendapatkan OT, bentuk sediaan
OT yang sering digunakan, tanaman OT yang sering digunakan,
produk OT yang sering digunakan, lama penggunaan OT, sumber
informasi mendapatkan OT, alasan menggunakan OT, waktu
pemakaian OT, dosis penggunaan OT, efek samping dari
penggunaan OT dan tindakan jika belum sembuh dalam
mengkonsumsi OT.
2. Obat Tradisional : sediaan obat berupa jamu, obat herbal terstandar
(OHT), atau fitofarmaka yang terbuat dari bahan alam yang telah
diketahui keamanan dan khasiatnya. (Sari, 2020)

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dari penelitian yaitu seluruh masyarakat Dusun
Karanganyar
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah masyarakat yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Kriteria sampel:
Kriteria Inklusi
a. Masyarakat yang bersedia menjadi responden.
b. Masyarakat yang tinggal di Dusun Karanganyar dan Dusun
Mungaran.
c. Masyarakat sekitar yang berusia 30 tahun ke atas.
d. Masyarakat sekitar yang memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai pengobatan tradisional.

Kriteria Ekslusi

a. Responden tidak bersedia sebagai objek penelitian.


b. Tidak menjawab lengkap kuesioner.

Sampel diambil dari populasi dengan menggunakan


presentase tingkat kesalahan yang dapat ditolelir sebesar 0,05%.
Menurut Sugiyono 2017 untuk menentukan ukuran sampel
responden menggunakan rumus Slovin.
Perhitungan rumus Solvin sebagai berikut:
N
n= 2
1+ Ne

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = ukuran populasi
E = presentase kelongaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel
yang masih bisa ditolelir 0,05%

Berikut perhitungannya :
N
n=
1+ N e ²
90
n=
1+ 90 ¿ ¿
90
n=
1,225
n = 73 responden
Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel yang diperoleh
yaitu sebesar 73 sampel.

e. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Tempat
Dusun Karanganyar, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo
2. Waktu

f. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui


observasi yang dilakukan dengan cara melihat serta mengamati secara
langsung keadaan masyarakat dan daerah tempat penelitian kemudian
dilakukan wawancara kepada masyarakat yang bersedia menjadi
responden, wawancara dilakukan untuk mengumpulkan seluruh
informasi tentang tumbuhan obat, jenis ramuan, cara pengobatan
secara spesifik. Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data
penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan mengambil
gambar ketika informan melakukan pengobatan tradisional,
mengambil gambar tumbuhan yang dipergunakan menjadi obat
tradisional, cara meramu obat tradisional selama penelitian
berlangsung sebagai bukti adanya penelitian.

g. Metode Pengolahan dan Analisis Data


Teknik analisis data dari Dusun Karanganyar, Kecamatan
Kepil Kabupaten Wonosobo menggunakan hitungan yaitu RFC.

Fc
Rumus RFC yaitu: RFC=
N

Fc = jumlah informan yang menyebutkan kegunaan suatu jenis


tumbuhan

N = jumlah seluruh informan

RFC memiliki nilai sebesar 0-1 (Silalahi, 2018).

Analisis Relative Frequency of citation (RFC) adalah nilai


setiap jenis tumbuhan secara lokal. Nilai RFC 0 dapat diartikan bahwa
tidak ada manfaat yang disebutkan masyarakat dan nilai RFC 1 jika
suatu tumbuhan memiliki banyak manfaat di masyarakat (Moekti
Wardoyo et al., 2015)

h. Jalannya Penelitian
Rancangan

Penentuan

Pengumpulan

Informan

Observasi Wawancara

Data yang diperoleh : jenis-jenis penyakit, jenis


tanaman obat, cara meramu, dan cara pengobatan

Pengolahan

analisis Data

Kesimpulan

BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional oleh masyarakat di
Dusun Karanganyar Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo dilakukan di dusun
Kranganyar pada bulan juli 2023. Hasil survei jumlah masyarakat yang berada di
dusun karanganyar berjumlah 130 orang. Sampel yang digunakan sejumlah 98
responden dengan menggunakan metode simple random sampling.

A. Karakteristik Responden
1. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaan peran, fungsi, dan tanggung
jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontruksi
sosial dan dapat berubah dengan perkembangan jaman (hartika nining
ayu, 2018). Data hasil karakteristik responden jenis kelamin terlihat
pada tabel 4

Table 4 data karakteristik jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
L 49 50.0 50.0 50.0
Valid P 49 50.0 50.0 100.0
Total 98 100.0 100.0

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan pada gambar 4 data karakteristik responden Masyarakat


dusun Karanganyar dapat diketahui bahwa presentase perempuan dan laki-laki
memiliki jumlah yang sama yaitu 49 responden atau 50%.

2. Usia
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau makhluk. Semakin tinggi usia seseorang maka semakin
bertambah pengetahuan yang dimiliki, sehingga usia merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Umur
seseorang yang bertambah dapat membuat perubahan pada aspek
psikologi, dalam aspek taraf berfikir semakin matang dan dewasa
(rahayu, 2010). Hasil penelitian terkait usia masyarakat di dusun
Karanganyar data hasil penelitian dapat dilihat dari tabel 5 dibawah
ini.

Tabel 5. Data Karakteristik Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
30-35 26 26.5 26.5 26.5
36-40 13 13.3 13.3 39.8
41-45 31 31.6 31.6 71.4
Valid 46-50 10 10.2 10.2 81.6
51-55 17 17.3 17.3 99.0
56-60 1 1.0 1.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Sumber : data yang diolah

Berdasarkan gambar 5 apabila ditinjau dari karakteristik responden


berdasarkan usia tampak bahwa mayoritas usia masyarakat di dusun Karangayar
adalah 30-35 tahun sebanyak 26 masyarakat atau 26,5%.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah "kegiatan sosial” di mana individu atau kelompok


menempatkan upaya selama waktu dan ruang tertentu, kadang-kadang
dengan mengharapkan penghargaan moneter (atau dalam bentuk lain),
Yaktiningsasi (1994) bekerja sebagai suatu kegiatan yang
menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi orang lain, dan dalam
pelaksanaannya mereka harus berafiliasi dengan organisasi kerja yang
formal.

Table 6. Data Karakteristik Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
PETANI 24 24.5 24.5 24.5
BURUH 20 20.4 20.4 44.9
IBU RUMAH 24 24.5 24.5 69.4
TANGGA
KARYAWAN 10 10.2 10.2 79.6
WIRASWASTA 5 5.1 5.1 84.7
Valid
PENDAMPING 1 1.0 1.0 85.7
DESA
PEDAGANG 10 10.2 10.2 95.9
PNS 3 3.1 3.1 99.0
PENSIUNAN 1 1.0 1.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel 6 data karakteristik responden dapat diketahui


presentase Petani dan Ibu Rumah Tangga memiliki jumlah presentase yang sama
yaitu 24 responden atau 24,5%.

Tabel 7. Karakteristik Data Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
SD 36 36.7 36.7 36.7
SMP 32 32.7 32.7 69.4
Valid SMA 29 29.6 29.6 99.0
D3 1 1.0 1.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 7 dapat diljihat persentase jumlah responden pada


jenjeang Pendidikan. jumlah terbanyak yaitu SD sebanyak 36 responden dengan
persentase 36,7% dan jumlah terendah pada D3 sebanyak 1 responden dengan
persentase 1% di dusun Karanganyar.

B. Persepsi Masyarakat Terhadap Tumbuhan Obat

Tabel 8. Persepsi Masyarakat Terhadap Tumbuhan Obat

Pengetahuan Tentang Tumbuhan Untuk Pengobatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid YA 98 100.0 100.0 100.0

Keberadaan Tumbuhan Obat Di Sekitar Tempat Tinggal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid YA 98 100.0 100.0 100.0

Informasi Yang Pernah Didapat Tentang Pemanfaatan Tumbuhan Obat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid YA 98 100.0 100.0 100.0
Frekuensi Penggunaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
SELALU 13 13.3 13.3 13.3
SERING 31 31.6 31.6 44.9
Valid KADANG- 54 55.1 55.1 100.0
KADANG
Total 98 100.0 100.0

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa masyarakat telah mengetahui


tentang pemanfaatan tumbuhan obat sebagai pengobatan. Sebanyak 98 responden
atau 100% menyebutkan bahwa terdapat tumbuhan obat di sekitar tempat tinggal
mereka. Semua responden telah mendapat informasi mengenai pemanfaatan
tumbuhan obat sebagai pengobatan. Dari semua responden, kebanyakan
masyarakat menyebutkan (kadang-kadang) sebanyak 54 responden dengan
presentase 55.1 % untuk frekuensi penggunaan tumbuhan obat sebagai
pengobatan, sedangkan frekuensi paling sedikit yaitu dengan pilihan selalu
sebanyak 13 responden dengan presentase 13.3 %.

Tabel 9. Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
KELUARGA 75 76.5 76.5 76.5
TETANGGA 18 18.4 18.4 94.9
Valid PETUGAS 5 5.1 5.1 100.0
KESEHATAN
Total 98 100.0 100.0
Sumber Informasi

5,1%
Keluarga
Tetangga
18,4%
Petugas Kesehatan

76,5%

Gambar 4.1 Sumber Informasi

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kebanyakan masyarakat


memperoleh sumber informasi mengenai tumbuhan obat yang digunakan sebagai
pengobatan yaitu dari keluarga sendiri sebanyak 76,5 % dan tetangga 18,4 %.
Jadi, dapat dikatakan bahwa sumber informasi yang diperoleh adalah dari nenek
moyang atau disebut juga turun temurun. Diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Raodah (2019), mengatakan bahwa faktor pengetahuan yang
berkaitan dengan pengobatan tradisional berasal dari nenek moyang secara turun
temurun, serta berdasarkan pengalaman dan bimbingan orang lain yang
memahami pengobatan trasional.
Tabel 4.4 Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat

Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
PERKARANGAN 70 71.4 71.4 71.4
SENDIRI
TETANGGA 13 13.3 13.3 84.7
Valid
KEBUN TOGA 3 3.1 3.1 87.8
PASAR 12 12.2 12.2 100.0
Total 98 100.0 100.0

Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat

3%
Pekarangan Sendiri
12,2%
Tetangga
Pasar
Kebun Toga
13,3% 71,4%

Gambar 4.2 Tempat Mendapatkan Tumbuhan Obat

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa masyarakat Dusun Karanganyar


ini lebih memilih menanam tumbuhan obat di pekarangan rumah sendiri,
diperoleh presentase 71,4 % dan mendapatkan tumbuhan obat dari tetangga
diperoleh presentase 13,3 %. Dalam penelitian lain mengatakan bahwa kebiasaan
menanam tumbuhan obat di pekarangan sendiri dan memanfaatkan hasil tanaman
tersebut sudah lama dilakukan dikarenakan dengan menggunakan tumbuhan obat
yang ditanam sendiri tidak memerlukan biaya banyak. Tujuan menanam
tumbuhan obat di pekarangan sendiri yaitu untuk pengobatan sendiri atau
keperluan pengobatan atau sakit yang mendesak sebagai langkah pertolongan
awal sebelum dibawa ke dokter atau fasilitas kesehatan (Raodah, 2019).

C. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Tumbuhan

Bagian Yang Digunakan

Frequenc Percent Valid Percent Cumulative


y Percent
DAUN 51 52.0 52.0 52.0
BATANG 5 5.1 5.1 57.1
Valid AKAR 7 7.1 7.1 64.3
RIMPANG 35 35.7 35.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
Bagian Yang Digunakan

5,1% Daun
7,1% Rimpang
Akar
Batang

35,7% 52%

Gambar 4.3 Bagian Tumbuhan Yang Digunakan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa erdapat 4 bagian tumbuhan yang
digunakan masyarakat untuk pengobatan alternatif yang mempunyai presentase
paling banyak yaitu daun (52 %), kemudian rimpang (35,7 %), dan yang
mempunyai presentase kecil yaitu batang (5,1 %), dan akar (7,1 %).

Cara Pengolahan

Frequenc Percent Valid Percent Cumulative


y Percent
DITUMBUK 19 19.4 19.4 19.4
DIBALUR 72 73.5 73.5 92.9
Valid
DIKUNYAH 7 7.1 7.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
Tabel 4.3Cara Pengolahan
Cara Pengolahan

7,1%
Digodok / Direbus
Ditumbuk
19,4%
Dikunyah / Dilumatkan

73,5%

Gambar 4.4 Cara Pengolahan

Masyarakat di Dusun Karanganyar ini dalam mengolah tumbuhan untuk


membantu pengobatan tradisional yaitu, dengan cara ditumbuk, digodog / direbus,
dikunyah / dilumatkan. Pengolahan tumbuhan sebagai obat tradisional dengan
presentase paling banyak yaitu pengolahan dengan cara digodog / direbus
(73,5%), kemudian pengolahan dengan cara dikunyah / dilumatkan (7,1%).

Alasan masyarakat memilih cara pengolahan dengan direbus adalah cara


tersebut merupakan turunan dari nenek moyang atau generasi sebelumnya sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mabel et al., 2016). Proses perebusan juga
dapat mengangkat zat-zat yang terkandung dalam tumbuhan dan ketika diminum
memiliki reaksi lebih cepat dibandingkan dengan cara lainnya (Deny Gunaldi,
2017).
Cara pemakaian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
DIMINU 79 80.6 80.6 80.6
M
DIBALU 6 6.1 6.1 86.7
Valid
R
DIOLES 13 13.3 13.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
Tabel 4.4 Cara Pemakaian

Cara pemakaian tumbuhan obat secara umum dilakukan adalah dengan


cara diminum dengan presentase sebesar 80,6 % sedangkan presentase paling
sedikit yaitu cara pengolahan dengan di balur 6,1% dan dioles 13,3% .
Pemakaiaan ramuan dengan cara diminum diyakini memiliki reaksi lebih cepat
dibandingkan dengan cara lainnya (Deny Gunaldi, 2017).

Frekuensi Pengobatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
1X 53 54.1 54.1 54.1
SEHARI
2X 30 30.6 30.6 84.7
Valid SEHARI
3X 15 15.3 15.3 100.0
SEHARI
Total 98 100.0 100.0
Tabel 4.5 Frekuensi Pengobatan

Hasil penelitian ini diperoleh presentase frekuensi pengobatan yang paling


mendominasi yaitu 1 x sehari sebesar 54,1 %.
Lama Pengobatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
SELAMA SAKIT 87 88.8 88.8 88.8
SAJA
Valid
SEMINGGU 11 11.2 11.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
Tabel 4.6 Lama Pengobatan

Berdasarkan tabel di atas, lama pengobatan tradisional di masyarakat


menggunakan obat tradisional hanya selama sakit saja dengan presentase sebesar
88,8% % sedangkan presentase paling sedikit penggunaan seminggu (11,2 %).
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat menggunakan obat
tradisional untuk pengobatan hanya ketika sakit saja. Lama pengobatan
menggunakan tumbuhan obat sama seperti ketika menggunakan obat-obat kimia.
Faktor yang mempengaruhi lama pengobatan yaitu faktor pikiran, ketika
melakukan pengobatan jangan stress, karena akan bertambah lama pengobatan
yang dijalani, faktor makanan yang dikonsumsi, asupan nutrisi harus tercukupi.
Jika faktor pikiran dan makanan tidak diperhatikan dapat mempengaruhi
pengobatan yang dijalani.
Berikut tabel RCF jenis tumbuhan obat

Tabel 4.7 Tabel RCF Jenis Tumbuhan Obat

No Nama Nama Latin Bagian Manfaat Cara pengolahan RCF


Tanaman
1 Kumis Orthosiphon -Batang Diabetes Digodog/Direbus 0,053
Kucing Stamineus -Daun 0,548
2 Binahong Anredera Daun Asam Urat Digodog/Direbus 0,548
cordifolia
3 Kencur Kaempferia Rimpan Batuk Digodog/Direbus 0,357
galanga g
4 Seledri Apium Batang , Hipertensi Digodog/Direbus 0,053
Graveolens Daun 0,548
5 Kunyit Curcuma Rimpan Menurunkan Ditumbuk 0,357
Domestica L. g Darah
Tinggi
6 Temulawa Curcuma Rimpan Menambah Ditumbuk,Digodog/Direbus 0,357
k zanthorrhiza g nafsu makan
7 Kayu Cinnamomum Akar, Diabetes Digodog/Direbus 0,075
Manis Verum Batang 0,053
8 Sambung Gynura Daun ,B Demam Digodog/Direbus 0,548
Nyawa procumbens atang 0,053
9 Jahe Zingiber Rimpan Nyeri Sendi Digodog/Direbus, 0,357
officinale g Ditumbuk
10 Daun Daun Diare Ditumbuk, , 0,548
Jambu Digodog/Direbus
11 Daun Kelor Moringa Daun Diabetes Digodog/Direbus 0,548
oleifera
12 Bawang Allium Rimpan Hipertensi Dikunyah/Dilumatkan 0,357
Putih Sativum g
13 Kapulaga Elettaria Rimpan Hipertensi Ditumbuk, Direbus 0,357
Cardamomu g
m
14 Sirsak Annona Daun, Asam Urat Digodog/Direbus 0,548
Muricata
15 Sirih Piper betle Daun Pereda nyeri Dikunyah/Dilumatkan 0,548
16 Serai Cymbopogon Batang Kolestrol Ditumbuk,Digodog/Direbus 0,053
citratus
17 Ciplukan Physalis Batang Hipertensi Digodog/Direbus, 0,053
Angulata L. Ditumbuk
18 Salam Syzygium Daun Hipertensi Digodog/Direbus, 0,548
polyanthum Ditumbuk
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa
Karanganyar yaitu diketahui terdapat 18 spesies tumbuhan yang
imanfaatkan sebagai bahan pengobatan tradisional.
2. Bagian yang digunakan atau dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa
Karanganyar sebagai obat tradisional yaitu daun , akar , batang dan
rimpang.

B. Saran

Adapun saran yang diajukan setelah melaksanakan penelitian yaitu :

1. Perlu Upaya melestarikan penngetahuan tentang tanaman obat ini pada


generasi muda sebagai budaya pengobatan leluhur.
2. Perlu peningkatan upaya budidaya tanaman yang berpotensi sebgai
obat tradisional.
3. Perlu adanya pengujian kandungan yang terdapat pada tumbuhan obat
yang digunakan sebagai pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Deny Gunaldi. (2017). Studi tumbuhan obat pada etnis dayak di desa gerantung
Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari, 5(2),
425–436.

Fitria, S., Susi, W., & Ire, P. W. (2016). Rancangan Program Aplikasi Informasi
Ramuan Etnomedisin Obat Tradisional Indonesia Berbasis Android. Jurnal
Ilmiah KOMPUTASI, 15(1), 71–80.

Gunadi, D., Oramahi, H. A., & Tavita, G. E. (2017). Studi Tumbuhan Obat pada
Etnis Dayak di Desa Gerantung Kecamatan Monterado Kabupaten
Bengkayang. Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 425–436.

Hardianti. (2021). Tradisional Oleh Masyarakat Di Desa Sumillan. SKRIPSI, 7–


13.

Hariani, N. M. M. (2018). Jenis Dan Pemanfaatan Tanaman Obat Di Desa Budi


Mukti Sulawesi Tengah Dan Pengembangannya Sebagai Media
Pembelajaran. Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan
Kebudayaan Hindu, 9(1), 11–19.
https://doi.org/10.36417/widyagenitri.v9i1.229

Mabel et al. (2016). Identifikasi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Suku Dani a
Jurusan. 5(2), 103–107.

Merdekawati. (2016). Gambaran dan tingkat pengetahuan penggunaan obat


tradisional sebagai alternatif pengobatan pada masyarakat RW 005 Desa
Sindurjan Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Karya Tulis Ilmiah.

Moekti Wardoyo, M., Abdul Kodir, R., & Iskandar, Y. (2015). Etnofarmasi Dan
Ulasan Bioprospektif Tumbuhan Obat Liar Dalam Pengobatan Tradisional
Kampung Adat Cikondang, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung,
Jawa Barat. Etnofarmasi, 15, 26–44.

Mustayyib, R. A., Yoza, D., & Arlita, T. (2017). Pemanfaatan Tumbuhan Obat
Tradisional Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Sentajo Kabupaten
Kuantan Singingi Provinsi Riau. JOM Faperta Vol.4 No.2 Oktober 2017,
4(2), 2–7.

Nasution, A., Chikmawati, T., Walujo, E. B., & Zuhud, E. A. M. (2018).


Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara Empiris Pada Suku Mandailing Di
Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara. Jurnal Bioteknologi &
Biosains Indonesia (JBBI), 5(1), 64.

Raodah. (2019). Pengetahuan Lokal Tentang Pemanfaatan Tanaman Obat Pada


Masyarakat Tolaki Di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.
Pangadereng : Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial Dan Humaniora, 5(1),
46–63. https://doi.org/10.36869/.v5i1.25

Sari, A. kartika. (2020). Gambaran Pengunaan Obat Tradisional Pada Masyarakat


Di Desa Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Karya
Tulis Ilmiah, 21(1), 1–9.

Shanthi, V. R., Jumari, & Izzati, M. (2014). Ethnobotanical Study on Traditional


Treatment for Women in The Surakarta Hadiningrat Royal Palace
Community. Biosaintifika : Journal of Biology & Biology Education, 6(2),
86–93. https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v6i2.3101

Silalahi, M. (2018). Studi Etnobotani Tumbuhan Pangan Yang Tidak


Dibudidayakan Oleh Masyarakat Lokal Sub-Etnis Batak Toba, Di Desa
Peadungdung Sumatera Utara, Indonesia. Journal of Natural Resources and
Environmental Management, 8(2), 241–250.
https://doi.org/10.29244/jpsl.8.2.241-250

Situmorang, T. S., & Sihombing, E. S. R. (2018). Kajian Pemanfaatan Tumbuhan


Obat Pada Masyarakat Suku Simalungun Di Kecamatan Raya Desa Kajian
Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Simalungun Di
Kecamatan Raya Desa Raya Baru Dan Huluan Kabupaten Simalungun.
(n.d.).Raya Bayu Dan Raya Huluan Kab. BIOLINK (Jurnal Biologi
Lingkungan Industri Kesehatan), 4(2), 112–120.

Usaha, Y. L. U., Pengemanan, E. F. ., & Lasut, M. T. (2017). Pemanfaatan


tumbuhan obat oleh Suku Mange di Kecamatan Taliabu Utara Kabupaten
Pulau Taliabu Provinsi Maluku Utara. Jurnal Kesehatan, 1(5), 1–9.

Zein, U. (2005). Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Pemeliharaan


Kesehatan. Univ Sumatra Utara, Medan, 23, 1–7.
http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar7.pdf

Anda mungkin juga menyukai