F201501056
Proposal ini telah kami setujui untuk disajikan pada Seminar Proposal Program
Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya Kendari dalam rangka
penyempurnaan Penulisan.
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Farmasi
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
Namun tidak lepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki proposal
ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini dapat di ambil hikmah dan
Kendari, 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
iii
D. Definisi Operational ……………………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN PERTANYAAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kedua di dunia dengan keanekaragaman hayati dan dikenal sebagai salah satu negara
Indonesia menyimpan potensi tumbuhan obat sebanyak 30.000 jenis, di antaranya 940
langsung dari hutan (Nugroho, 2010). Pengobatan tradisional awalnya dikenal dengan
ramuan jamu-jamuan, sampai saat ini jamu masih diyakini sebagai obat mujarab untuk
(Nurrani, 2013).
pewarisan yang dilakukan secara lisan, dan kehadiran pengobatan modern (Silalahi,
2014). Obat tradisional ialah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang
1
Menurut Asmino (1995) dan WHO (2000) dalam Dermawan (2013), pengobatan
adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan
Etnomedisin secara etimologi berasal dari kata ethno (etnis) dan medicine (obat).
Hal ini menunjukkan bahwa etnomedisin sedikitnya berhubungan dengan dua hal yaitu
etnis dan obat. Secara Ilmiah Etnomedisin merupakan studi tentang persepsi dan
konsepsi masyarakat lokal dalam memahami kesehatan atau studi yang mempelajari
sistem medis etnis tradisional (Bhasin, 2007; Daval, 2009) yang dilakukan melalui
Baceta et al., 2015). Studi Etnomedisin Tanaman Berkhasiat Obat penting dilakukan
pengetahuan tentang obat – obat tradisional mulai terabaikan, hal ini disebabkan
karena masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yaitu sudah
terdapat obat sintetik (non herbal) yang mudah dikonsumsi, sehingga pemanfaatan
daerah pulau Jawa khusunya Kasepuhan maupun Baduy, dan daerah Bali (Walujo,
2009).
2
Kecamatan Abuki memiliki potensi sumber daya alam seperti pegunungan,
18.749 hektar atau 5,84 persen dari luas Kabupaten Konawe, 10 desa dan 1 kelurahan,
kemungkinan masih banyak tanaman obat yang tumbuh liar di daerah tersebut.
Suku tolaki merupakan salah satu suku yang berada di Kecamatan Abuki Kabupaten
secara turun temurun, dan sebagian masyarakat suku tolaki dikecamatan abuki juga
masih menggunakan tanaman obat sampai sekarang karena masih kurangnya fasilitas
sebagai obat tradisional tetap terjaga, berdasarkan situasi diatas maka peneliti tertarik
Oleh Suku Tolaki Kecamatan Abuki Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
1. Tanaman apa saja yang di manfaatkan oleh masyarakat Suku Tolaki Kecamatan
pengobatan tradisional ?
3. Bagian tumbuhan apa saja yang di gunakan untuk di jadikan obat tradisional
3
dalam pengobatan ?
4. Apa saja khasiat dari tanaman obat yang di gunakan oleh masyarakat suku tolaki
di Kecamatan Abuki ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah:
4) Mengetahui khasiat tanaman obat yang di gunakan oleh masyarakat Suku Tolaki
di Kecamatan Abuki
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka manfaat dari
tumbuhan.
E. Keaslian Penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam memahami kesehatan atau studi yang mempelajari sistem medis etnis
tradisional (Bhasin, 2007; Daval, 2009) Lebih lanjut Walujo (2009) menyatakan
bahwa dalam studi etnomedisin dilakukan untuk memahami budaya kesehatan dari
sudut pandang masyarakat (emic), kemudian dibuktikan secara ilmiah (etic) (Walujo
ilmu antropologi kesehatan (Bhasin, 2007) yang mulai berkembang pada pertengahan
tentang asal mula penyakit, sebab-sebab, dan cara pengobatan menurut kelompok
Pertama penyakit yang disebabkan oleh agen (tokoh) seperti dewa, makhluk halus,
terganggunya keseimbangan tubuh karena unsur-unsur tetap dalam tubuh seperti panas
dingin dan sebagainya. Kajian tentang ini disebut kajian natural atau non-
supranatural. Di dalam realitas, kedua prinsip tersebut saling tumpang tindih, tetapi
sangat berguna untuk mengenal konsep-konsep dalam etnomedisin. Salah satu cabang
6
etnomedisin yang dapat dibahas mendalam adalah plant-medicine yaitu dengan
Selain untuk mengobati penyakit, tujuan lain dari penelitian etnomedisin adalah
untuk mencari senyawa baru yang memiliki efek samping lebih kecil, timbulnya efek
resisten dari obat yang sudah ada, dan juga untuk antisipasi munculnya penyakit baru.
negara yang kaya akan keanekaragaman hayati seperti Indonesia. Di Indonesia secara
sejak tahun 1983 dengan di resmikannya Museum Etnobotani di Bogor dan terus
hubungan antara manusia dan tanaman dengan segala kompleksitasnya, dan biasanya
masyarakat, termasuk semua kepercayaan dan praktik budaya yang berkaitan dengan
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang sebagian atau seluruh tumbuhan tersebut
mengadung zat aktif yang dapat menyebuhkan penyakit dan digunakan sebagai obat,
bahan atau ramuan obat – obatan. Tumbuhan obat juga dapat didefinisikan sebagai
segala jenis tumbuhan yang diketahui mempunyai khasiat baik dalam membantu
menurut (WHO dalam Pribadi, 2009). Tanaman obat adalah tanaman yang
7
mengandung bahan alami yang dapat digunakan untuk pengobatan dan bahan aktifnya
tertua di dunia. Setiap budaya di dunia memiliki sistem pengobatan tradisional yang
khas dan di setiap daerah dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat. WHO (World Healh Organization) pada tahun 1985
memprediksi bahwa sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat
dalam penyembuhan penyakit (Peters & Whitehouse, 1999 dalam Dorly, 2005).
Heyne pada tahun 1927 mencatat tidak kurang dari 1.040 jenis tumbuhan di
Bermanfaat Indonesia Jilid I-IV. Jumlah tersebut terus meningkat sehingga pada buku
Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya
percayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku
obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat tetapi
8
belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah – medis sebagai obat ( Wahyuni, et
al., 2016 ).
1. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu.
2. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat
(precursor).
mencari bahan baku pengobatan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki khasiat
dan hubungan sosial (Menendez-Baceta et al., 2015). Apabila khasiat tumbuhan obat
secara tradisional dinyatakan sama oleh berbagai etnis menunjukkan senyawa bioaktif
yang dimiliki tumbuhan tersebut memiliki khasiat seperti yang dinyatakan oleh
Tumbuhan adalah gudang bahan kimia yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk
9
obat pada berbagai penyakit. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat dan
jamu merupakan warisan turun temurun dan mengakar kuat di masyarakat. Kelebihan
ialah tidak adanya efek samping yang ditimbulkan seperti yang terjadi pada
Menurut Oktaviana (2008) pemanfaatan daun untuk bahan obat dilakukan paling
pemanfaatan bagian daun sebagai bahan obat tampak terkait dengan beberapa
keunggulan seperti jumlah ataupun produktivitas daun yang lebih banyak, lebih mudah
diperoleh dibandingkan dengan bagian lain dan penggunaannya yang relatif lebih
mudah karena banyak yang dapat digunakan secara langsung (Rahayu, et al., 2012).
sifat dan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara
pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah :
Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan
sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah
Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan
sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah
10
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah :
Pemanfaatan tanaman sebagai obat juga dilakukan oleh masyarakat Suku Tolaki,
Kecamatan Abuki dalam mengobati berbagai bentuk penyakit sejak dahulu sampai
sekarang mereka masih mempercayai tanaman sebagai obat tradisional hal ini
didukung dengan kekayaan hutan yang terdapat banyak tanaman diantaranya tanaman
obat yang dimanfaatkan masyarakat Suku Tolaki, Kecamatan Abuki. Oleh karena itu,
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak,
perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Selain itu,
pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif yang bisa
didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara
pengobatan tradisional menjadi pilihan ketika tubuh penderita tidak dapat menyerap
atau menolak mengkonsumsi obat konvensional (WHO 2000 dalam Dermawan 2013).
11
Pengetahuan mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam pengobatan menjadi salah
(Wijayakusuma, 2000).
ini jamu masih diyakini sebagai obat mujarab untuk mengobati berbagai penyakit
dipakai langsung tanpa pengolahan misalnya disadap dan dimakan atau diminum
langsung, dan ada yang melalui pengolahan diantaranya direbus, diparut, diremas,
masyarakat. Pengolahan yang dilakukan dengan cara yang berbeda memiliki efek yang
berbeda pula dalam hal mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit, dan perlu
diperhatikan juga, misalnya tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus
dengan api yang kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3 - 5 jam untuk
1) cara penyembuhan tradisional atau traditional healing yang terdiri dari pijatan,
12
2) Obat tradisional atau disebut traditional drugs yaitu menggunakan bahan-bahan
yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit
1) Sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun,
2) Obat yang diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-
3) Dari sumber mineral atau garam yang bisa didapatkan dari mata air yang keluar
Obat tradisional merupakan warisan turun -temurun dari nenek moyang yang
berakar kuat dalam budaya bangsa. Oleh karena itu baik dalam ramuan maupun dalam
diturunkan dari generasi ke generasi baik secara lisan maupun tulisan (Takarasel,
2010).
memperoleh hidup yang sehat adalah dengan menggunakan tumbuhan, dalam bentuk
2) obat tradisional memiliki efek samping yang relatif rendah, dalam suatu
13
3) Banyak tumbuhan yang dapat memiliki lebih dari satu efek farmakologis, dan
dan keamanannya.
Efek samping OT (Obat Tradisional) relatif kecil bila digunakan secara benar dan
tepat OT/TO (Obat Tradisional/Tanaman Obat) akan bermanfaat dan aman jika
digunakan dengan tepat, baik takaran, waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan
serta penyesuaian dengan indikasi tertentu. Dan inilah beberapa contoh dari uraian
Pada kata ‘secara tradisional’ tersirat makna bahwa segala aspeknya (jenis bahan,
cara menyiapkan, takaran serta waktu dan cara penggunaan) harus sesuai dengan
warisan turun-temurun sejak nenek moyang kita. Penyimpangan terhadap salah satu
menjadi tidak aman atau berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu perlu disadari pula
bahwa memang ada bahan ramuan OT yang baru diketahui berbahaya, setelah
bersifat keras dan jarang digunakan selain untuk penyakit-penyakit tertentu dengan
14
cara-cara tertentu pula. Secara toksikologi bahan yang berbahaya adalah suatu bahan
(baik alami atau sintesis, organik maupun anorganik) yang karena komposisinya
dalam keadaan, jumlah, dosis dan bentuk tertentu dapat mempengaruhi fungsi organ
samping TO/OT tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern. Pada
menetralkan efek samping tersebut, yang dikenal dengan SEES (Side Effect
Menular - Tuberkulosis
- Hepatitis A
- Poliomyelitis
- Measles
- Chickenpox
- Rabies
Tidak Menular - Osteoporosis
- Epilepsi
- Cancer
- Diabetes Militus
- Cirrhosis
- Penyakit Ginjal Kronis
15
BAB III
Studi tentang etnomedisin pada dasarnya untuk memahami budaya kesehatan dari
sudut pandang masyarakat, terutama sistem medis yang telah menjadi tradisi
pengobatan terhadap penyakit tertentu dan tidak dipengaruhi oleh kerangka obat
dari suatu kelompok masyarakat atau etnik mengenai keanekaragaman sumber daya
Variabel dependen
16
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
Jenis tanaman yang digunakan sebagai obat adalah hasil dari semua jenis
Cara pemanfaatan dan penggunaan tanaman obat di perolah dari dukun atau
peras, ata di seduh dengan air. dan apakah cara penggunaannya di minum, dimakan,
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat di peroleh dari dukun atau
masyarakat ( informan ) bagian tumbuhan apa saja yang di gunakan sebagai obat
oleh masyarakat Kecamatan Abuki, antara lain daun, buah, biji, batang kulit,
17
Khasiat tanaman obat di peroleh dari dukun atau masyarakat (informan) apa
saja khasiat untuk pengobatan penyakit dari semua tanaman yang sudah informan
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara sebagai obat (Sudjatno dalam Anam, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019, dilakukan di
- Kamera
- Handphone
- Alat tulis
- Golok/Parang
Bahan yang digunakan yaitu tanaman yang akan di ambil langsung di tempat
tumbuhnya.
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah informan biasa (masyarakat) dan informan
2. Sampel penelitian
19
Sampel penelitian ini adalah semua jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai
obat untuk mengobati penyakit yang diderita oleh masyarakat di Kecamatan Abuki.
Tahap pengambilan sampel diawali dengan peneliti mengambil surat ijin penelitian
masyarakat setempat untuk menggali informasi lebih lanjut, dari hasil observasi
tersebut dipilih informan kunci dan informan biasa yang akan di wawancarai dalam
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria ekslusi
obat.
E. Prosedur Penelitian
a. Penentuan Informan
pendekatan ini, beberapa responden yang potensial dihubungi dan ditanyai apakah
20
mereka mengetahui orang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk
Pengumpulan data ini terdiri dari observasi lokasi penelitian sebagai tahap
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan alat dan bahan, serta kelengkapan
penelitian.
1) Wawancara mendalam
yang diberikan yaitu merupakan garis – garis besar dari rumusan masalah
penelitian.
21
Identifikasi spesimen/determinasi dilakukan di UPT Fakultas Biologi Sumber
ilmiah dan familia tanaman berkhasiat obat yang belum di ketahui spesiesnya yang
Tenggara.
F. Analisis Data
Adapun analisis data diperoleh secara kualitatif, penelitian kualitatif analisis data
Pengumpulan data yang telah terkumpul melalui wawancara secara mendalam kepada
Tanaman Obat yang telah di data dianalisis untuk menghitung Frekuensi relative
𝑅𝐹𝐶 =𝐹𝐶
𝑁
Keterangan :
G. Etika Penelitian
22
Bulan
No Kegiatan penelitian
April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penentuan Informan
2. Observasi Wawancara
3. Pengumpulan Data
4. Dokumentasi
5. Identifikasi
Spesismen
(determinasi )
DAFTAR PUSTAKA
Adyana, M 2012, Cara Pengolahan Obat Tradisional Baik dan Bena, Diakses di
http://www.herbaltarupramana.com/artikel-18.
Dermawan 2013 dalam Almos dan Pramono, 2015, Leksikon Etnomedisin dalam
Pengobatan Tradisional Minangkabau, Jurnal Abitrer, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Andalas, Padang.
Katno 2008, Tingkat manfaat, keamanan dan efektifitas tanaman obat dan obat
tradisional, Karanganyar, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT), Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Pribadi, E, R 2009, dalam Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia serta
Arah Penelitian dan Pengembangannya, Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik Bogor, Perspektif Vol, 8 No 1 Juni 2009, Hlm 52-64, ISSN : 1412-
8004.