Anda di halaman 1dari 19

TEHNIK EVALUASI EKONOMI KESEHATAN

Cost
Cost
Minimization Cost Benefit Cost Utility
Effectiveness
Analysis Analysis(CBA) Analysis(CUA)
Analysis(CEA)
(CMA)

Teknik analisis Teknik analisis


ekonomi untuk ekonomi untuk
membandingkan menilai “utilitas (daya
Teknik untuk biaya dan hasil guna)” atau kepuasan
Teknik analisis ekonomi menghitung rasio
untuk membandingkan (outcomes) relatif atas kualitas hidup
antara biaya yang diperoleh dari
dua pilihan (opsi, option) intervensi dari dua atau lebih
intervensi atau lebih intervensi kesehatan. suatu intervensi
kesehatan dan
yang memberikan hasil manfaat (benefit) Pada CEA, hasil kesehatan. Kegunaan
(outcomes) kesehatan yang diperoleh, diukur dalam jumlah
setara untuk diukur dalam unit
dengan outcome tahun dalam keadaan
mengidentifikasi pilihan non-moneter,
(yaitu manfaat) sehat sempurna,
yang menawarkan biaya diukur dengan unit
lebih rendah. bebas dari kecacatan,
moneter (rupiah). (QALY).
MENGHITUNG BIAYA INTERVENSI
PELAYANAN KESEHATAN

RINI ANGGRAENI
Tabel Jenis Biaya Menurut Perspektif

Perspektif
Komponen biaya Masyarakat Pasien Penyedia yankes Pembayar

Biaya Langsung Medis:


- Biaya pelayanan + + + +
kesehatan
- Biaya pelayanan + + − +
kesehatan lainnya
- Biaya cost sharing − + − −
patient
Biaya Langsung Non Medis:
- Biaya transportasi + + − +
- Biaya pelayanan informal + − − −
[tambahan]
Biaya Tidak Langsung:
- Biaya hilangnya + + − −
produktivitas

Keterangan: + disertakan + disertakan [bila ada] − tidak disertakan


Diadaptasi dari Rascati et al., 2009 dan Shafie, 2011.
DIAGRAM EFEKTIVITAS-BIAYA
STUDI KASUS

Skenario:
• Asma merupakan penyakit kronis yang ditandai oleh bronkokonstriksi [penyempitan saluran nafas].
Inhalasi kortikosteroid telah menjadi cara pengobatan rutin. Tetapi, pengobatan inhalasi kortikosteroid
tunggal kadang tidak cukup efektif untuk mengontrol gejala asma. Dua pengobatan baru digunakan sebagai
terapi penunjang, yaitu BreatheAgain® dan AsthmaBeGone®.

• Pada kasus ini akan dibandingkan efektivitas-biaya pengobatan dari:


• Pemberian inhalasi kortikosteroid tunggal (A)
• Pemberian kombinasi inhalasi kortikosteroid + BreatheAgain® (B)
• Pemberian kombinasi inhalasi kortikosteroid + AsthmaBeGone®©
• Diadaptasi dari Sculpher and Price, ____
Diketahui :

 Efektivitas Pengobatan A = 35%


 Efektivitas Pengobatan B = 60%
 Efektivitas Pengobatan C = 61%

Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya medikasi , biaya


kunjungan tak terjadwal, biaya kunjungan ke unit gawat darurat,
biaya rawat inap:
 Biaya rerata Pengobatan A = Rp320.000/pasien
 Biaya rerata Pengobatan B = Rp537.000/pasien
 Biaya rerata Pengobatan C = Rp381.000/pasien

Manakah yang lebih cost effective?


JAWABAN
LANGKAH PERHITUNGAN ANALISIS
EFEKTIVITAS-BIAYA
No. Langkah Contoh
1. Tentukan tujuan. Membandingkan biaya dan efektivitas dua terap penunjang baru
bagi pasien asma yang mendapat pengobatan inhalasi
kortikosteroid, yaitu terapi penunjang BreatheAgain® dan
AsthmaBeGone®
2. Buat daftar cara untuk Membandingkan:
mencapai tujuan  Inhaler kortikosteroid + Plasebo [A]
tersebut.  Inhaler kortikosteroid + BreatheAgain® [B]
 Inhaler kortikosteroid + AsthmaBeGone® [C]
Membandingkan jumlah pasien dari masing-masing terapi yang
meningkatkan FEV [forced-expiration volume]-nya > 12%
3. Identifikasi tingkat Hasil studi literatur menunjukkan:
efektivitas.  Efektivitas Pengobatan A = 35%
 Efektivitas Pengobatan B = 60%
 Efektivitas Pengobatan C = 61%
CONTD
4. Identifikasi dan hitung biaya Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya medikasi , biaya
pengobatan. kunjungan tak terjadwal, biaya kunjungan ke unit gawat darurat, biaya
rawat inap:
 Biaya rerata Pengobatan A = Rp320.000/pasien
 Biaya rerata Pengobatan B = Rp537.000/pasien
 Biaya rerata Pengobatan C = Rp381.000/pasien

5. Hitung dan lakukan interpretasi a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
efektivitas-biaya dari pilihan Rumus: Biaya / Efektivitas
pengobatan.
REB Pengobatan A = Rp 320.000 / 0,35 = Rp 914.286
REB Pengobatan B = Rp 537.000 / 0,60 = Rp 890.000
REB Pengobatan C = Rp 381.000 / 0,61 = Rp 624.590
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram Efektivitas-
Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata efektivitas-
biaya.
c. Hitung rasio inkremental efektivitas-biaya [RIEB] setiap pengobatan:
Untuk Pengobatan C terhadap B, atau sebaliknya, tidak dilakukan
perhitungan RIEB.
RIEB Pengobatan B terhadap A
= [Rp 537.000 – Rp 320.000] / [0,60 – 0,35] = Rp 868.000
REB Pengobatan C terhadap A
= [Rp 381.000 – Rp 320.000] / [0,61 – 0,35] = Rp 234.615
CONTD
6. Interpretasi. a. Antara Pengobatan B dan C harus dipilih
Pengobatan C, karena dengan efektivitas yang sama
Pengobatan C lebih murah.
b. Antara Pengobatan A dan B, bila dipilih
Pengobatan B harus dikeluarkan biaya lebih sebesar
Rp 868.000 untuk peningkatan 1 unit efektivitas.
c. Antara Pengobatan A dan C, bila dipilih Pengobatan
C harus dikeluarkan biaya lebih sebesar Rp 234.615
untuk peningkatan 1 unit efektivitas.
d. Bila Pengobatan B atau C akan dipilih, pengambil
kebijakan di fasilitas pelayanan kesehatan harus
mempertimbangkan apakah biaya lebih yang harus
dikeluarkan sebanding dengan peningkatan
efektivitas yang diperoleh.

7. Lakukan analisis Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas
sensitivitas dan ambil setiap pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya
kesimpulan. satuan dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang
digunakan.
STUDI KASUS

COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGOBATAN


DEMAM TIFOID ANAK
MENGGUNAKAN SEFOTAKSIM DAN
KLORAMFENIKOL

Cari yang paling cost


Efektif !
Diketahui Rata-rata Biaya pada pasien Demam Tifoid :

Rata-rata biaya pada pasien demam


tifoid anak yang menggunakan sefotaksim
sebesar Rp 1.075.500,00

Ratarata biaya pada pasien demam tifoid anak yang


menggunakan kloramfenikol
sebesar Rp 714.200,00.
Untuk Efektifitas, diketahui adalah :
Rata-rata Lama Hari Rawat pada pasien demam tifoid
anak yang menggunakan sefotaksim adalah 5,84 hari.

Rata-rata lamanya hari rawatinap pada pasien demam


tifoid anak yang menggunakan kloramfenikol adalah
4,38 hari

Antibiotik Biaya P value Lama hari P value


rawat
Sefotaksim Rp 1.075.500,00 0.041 5.84 0.001
Kloramfenikol Rp 714.200,00 4.38

Buktikan dengan langkah – langkah kajian


farmakoekonomi, manakah antibiotik yang lebih cost
effective ?
JAWABAN
COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS PENGOBATAN
DEMAM TIFOID ANAK
MENGGUNAKAN SEFOTAKSIM DAN
KLORAMFENIKOL
.
1 Tentukan Membandingkan biaya dan
. tujuan. efektivitas dua terapI bagi
pasien demam tifoid yang
mendapat pengobatan
antibiotik sefotaksim dan
kloramfenikol

2 Buat daftar Membandingkan:


. cara untuk 1. Sefotaksim
mencapai 2. Kloramfenikol
tujuan Membandingkan biaya dan
tersebut. efektifitasnya (lama rawat)

3 Identifikasi
tingkat
. Antibiotik Rata- rata lama harirawat Biaya perawatan
efektivitas.

5.84 Rp 1.075.500,00
Sefotaksim

4.38 Rp 714.200,00
Kloramfenikol
4. Identifikasi dan hitung biaya Biaya yang teridentifikasi dan diukur adalah biaya albumin, biaya
pengobatan. kunjungan dokter, biaya laboratorium, biaya rawat inap: CONTD
 Biaya rerata Albumin A = Rp. 1.843.470
 Biaya rerata Albumin B = Rp. 1.813. 792
 Biaya rerata Albumin C = Rp. 1.878.401
5. Hitung dan lakukan interpretasi a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
efektivitas-biaya dari pilihan Rumus: Biaya / Efektivitas
pengobatan.
REB Pengobatan Sefotaksim = Rp. 1.075.500 /5.84 =
184.161
REB Pengobatan Kloramfenikol = Rp. 714.200/4.38=
163.059
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram
Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan, bukan rerata
efektivitas-biaya.

Efektivitas-biaya Biaya lebih < Biaya sama Biaya lebih >


A
Efektivitas < [Perlu perhitungan) B [Didominasi]
(RIEB] Sefotaksim
Efektivitas = D E F

Efektivitas > [Dominan] H [Perlu perhitungan


Kloramfenikol RIEB]
6. Interpretasi. •Antara pengobatan dengan menggunakan Sefotaksim dan Kloramfenikol
pada kasus demam tifoid, kloramfenikol adalah dominan, artinya
pengobatan dengan kloramfenikol akan didapatkan biaya lebih rendah dan
lama hari rawat yang lebih singkat.

7. Lakukan analisis sensitivitas Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas setiap
dan ambil kesimpulan. pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya satuan dengan
mempertimbangkan variasi volume obat yang digunakan.

KESIMPULAN
•Kloramfenikol merupakan terapi paling efektif dalam
kasus demam tifoid ini , dengan pengeluaran biaya
yang paling sedikit dan lama hari rawat yang lebih
singkat.

Anda mungkin juga menyukai