Anda di halaman 1dari 13

Dr.

Rachmat Gunadi Wachjudi SPPD-KR


Spesialis Penyakit Dalam-Reumatologi
Jl. Salemba Tengah 24-28
Jakarta Pusat
Klinik Well Soon
Jakarta, 20 Maret 2015
R/ Methotrexat tab 2,5

no. XL

S .5 x / minggu
R/ Folic Acid

tab

no. XVI

S. 2 tab/minggu
R/ Kenacort tab 4

no. XL

S .3 x/minggu
R/ Cavit D3

no. LX

S. 0.0.1
R/ Meloxicam 15 no. LX
S .0.1.0
Pro

: Ibu Rama (52 tahun)

Alamat

: Jl. MH Thamrin 93

Methotrexate

Indikasi: diindikasikan untuk penatalaksanaan rheumatoid arthritis (RA) yang parah pada
orang dewasa yang tidak dapat diatasi dengan terapi lini pertama, termasuk obat golongan
antiinflamasi non-steroid
Dosis: Dosis tunggal 7.5 mg sekali dalam seminggu. 2.5 mg setiap 12 jam dalam 3 interval
dosis dalam seminggu
Efek Samping: Mual, muntah, diare, demam dan menggigil,
Interaksi Obat: Methotrexate berinteraksi serius dengan NSAID, memiliki interaksi minor
dengan asam folat

Asam Folat
Indikasi: mengatasi keracunan methotrexate
Dosis: Untuk mengatasi efek samping methotrexate: 1 mg perhari atau perminggu.
Interaksi: Memiliki interaksi minor dengan methotrexate karena dapat menurunkan efek
methotrexate.

Kenacort
Komposisi: Triamcinolone 4 mg
Indikasi: sebagai terapi tambahan untuk pasien rheumatoid arthritis
Efek samping: ulkus peptic, fraktur spontan, vertigo, sakit kepala, emboli, kemerahan pada
muka, berkeringat, berjerawat, nekrosis aseptik, pankreatitis akut, esofagotitis ulseratif.
Dosis: 4-48 mg perhari atau perminggu
Interaksi: -

Cavit D3
Komposisi: Kolekalsiferol 133 IU, Kalsium hidrogenfosfat dihidrat 500 mg
Indikasi: sebagai suplemen penambah kalsium

Dosis: 1 tablet sehari


Interaksi: -

Hasil Pemeriksaan Data Laboratorium


KU : muka pucat, terlihat capek
HEENT : pucat pasi dan moon facies
Tanda vital : BP 128/84 mmHg, HR 70, RR 20, T 37,3C, BB 61 kg, TB 168 cm
Rheumatoid factor titer = 1: 65
Hasil pemeriksaan laboratorium lain :
CRP
= positif
(normal : negatif)
Hb
= 10 g/dl
(normal untuk wanita : 12-16 g/dl)
Hct
= 29%
(normal : 36-48%)
LED
= 30 mm/jam
(normal : 20 mm/jam)
MCV
= 65 U3
(normal : 80-90 U3)
ANA
= positf
(normal : negatif)
Anti CCP
= positif
(normal : negatif)
Pemeriksaan DXA
Kultur bakteri
Sinar X

= T score -2,5 SD
= negatif
= masih normal

Pada suatu pagi yang cerah di kota Jakarta, tersebutlah seorang ibu bernama Ibu Rama (52
tahun) yang hendak pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya. Pada awalnya Ibu
Rama mengidap penyakit sebelumnya sejak 1,5 tahun yang lalu dan berkembang hingga
mengidap Rheumatoid Athritis. Rheumatoid arthritis adalah jenis peradangan sendi kronis
yang biasanya terjadi pada sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau
lutut. Ibu Rama mengalami sakitnya dibagian persendian jari-jari tangan. Gejala yang
dialaminya yakni nyeri sendi dan bengkak, kekakuan terutama di pagi hari dan kelelahan.
Sebelumnya Ibu Rama telah melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kodisi penyakit
rematiknya.
Ibu Rama

: Papah, bisa tolong anter ibu ke dokter Amat?

(Dokter yang dimaksud adalah Dr. Rachmat Gunadi Wachjudi yang merupakan dokter ahli
rematik terkenal di Bandung yang membuka praktik dokter jam 08.00-10.00 di Klinik
Pengobatan Well Soon)
Bapak Rama : Oke siap mah, sekalian papah siap-siap mau ke kantor dulu. Mah, emang
udah abis obatnya? Baru 2 minggu yang lalu kan kita pergi ke sana?

Ibu Rama

: Ini pah, tangannya agak sakit nih. Terus ini tangannya agak bengkak dikit.

Bapak Rama : Oh gitu mah. Iya, ini harus segera dikonsultasikan lagi ke dokter Amat.
Ibu dan Bapak Rama pergi ke klinik Well Soon, tempat berobat Ibu Rama selama kurang
lebih 1 tahun. Setibanya di klinik, Ibu dan Bapak Rama langsung ke loket pendaftaran. Klinik
Well Soon sangat lengkap dan modern. Disana terdapat apotek dan alat-alat kesehatan yang
sudah canggih. Suasana klinik nya pun nyaman dan hampir setara dengan pelayanan di rumah
sakit. Di klinik tersebut selain terdapat konsultasi dokter terdapat konsultasi Apoteker.
Petugas

: Ibu Rama....giliran Anda. Silahkan masuk keruang dokter

Ibu Rama

: Terimakasih mba.

(Ibu dan Bapak Rama masuk)


Dokter

: Selamat datang. Ibu Rama, bagaimana kabarnya bu?

Ibu Rama

: Alhamdulillah dok. Ini dok data hasil lab kemarin.

Dokter

: Bagaimana bu, apakah ada keluhan?

Ibu Rama

: Begini dok sekarang-sekarang kok sakitnya agak sedikit bertambah ya dok

itu kenapa ya dok? Padahal saya rutin kok meminum obatnya.


Dokter memeriksa Ibu Rama
Dokter

: Iya begini Bu, Pak&Ibu Rama ini sepertinya penyakit rematiknya sedikit
berkembang sehingga obatnya perlu ditambah.

Ibu Rama

: Bagaimana penyakit ini bisa berkembang?

Dokter

: Bisa bu, karena faktor kekebalan tubuh ibu yang menurun. Tangan ibu
sekarang terasa bengkak nya bertambah ya bu?

Ibu Rama

: Iya betul bu

Dokter

: Nah iya bu, di persendian dibawah kulit (nodul rheumatoid) itu mengalami
benjolan, dan kalau tidak segera diobati khawatir akan semakin besar
benjolannya. Ibu dan Bapak tenang saja, penyakit ini bisa disembuhkan namun
butuh waktu yang cukup lama, sehingga butuh kesabaran menghadapinya.
Obat yang sebelumnya rutin diminumnya ya bu?

Ibu Rama

: Iya rutin kok dok, tapi masih suka bingung dok karena obatnya ada waktuwaktu tertentu diminumnya. Nah saya kadang lupa.

Dokter

: Kalau begitu ini resepnya, obatnya bisa dibeli di apotek. Apabila ibu masih
bingung tentang cara meminum obatnya, saya rekomendasikan agar ibu
berkonsultasi dengan apoteker di ruang sebelah setelah mendapatkan obatnya.

Ibu dan Bapak Rama : Baik dok, terimakasih.


Ibu dan Bapak Rama pergi ke apotek untuk menebus resep yang diberikan oleh dokter.
Asisten Apoteker

: Selamat pagi bu, pak. Selamat datang di apotek Well Soon. Ada

yang bisa saya bantu?


Bapak Rama

: Ini mba, saya mau menebus resep yang diberikan oleh dokter Amat.

(resep diberikan ke apoteker, Ibu Rama menunggu di ruang tunggu).


Asisten Apoteker

: (Asisten apoteker menerima resep) Oh ini obatnya untuk istri bapak

ya?
Bapak Rama

: Iya mba, seperti biasa obat rematik.

Asisten Apoteker

: Oh iya betul pak. Saya minta waktu sebentar untuk mengecek

terlebih dahulu obatnya di apotek ini.


Asisten Apoteker mengecek ketersediaan obat dan memeriksa kembali resep yang diberikan
dokter dan melakukan konfirmasi kepada Apoteker.
Asisten Apoteker

: Pak Rama dan Ibu Rama.....

Ibu dan Bapak Rama menghampiri

Ibu Rama

: Iya mba ada apa ya mba?

Asisten Apoteker

: Ketersediaan obat yang diresepkan dokter ada semua di apotek ini.

Namun begini bu, setelah resepnya dilihat-lihat ternyata ada yang harus didiskusikan terlebih
dahulu mengenai obat yang di resepkan oleh dokter. Untuk lebih jelasnya lagi ibu dan bapak
bisa masuk ke ruang konsultasi apoteker. (asisten apoteker menunjuk ke arah ruang
konseling apoteker)
Bapak Rama

: Oh begitu ya, baiklah

Ibu dan Bapak Rama memasuki ruang apoteker.


Apoteker

: Selamat pagi bu, pak. Silahkan duduk. Nama saya Wahyuni,

apoteker yang bertugas pagi hari ini. Ibu baru periksa ke dokter pagi ini ya bu? Terkahir
periksa ke dokter kapan ya bu?
Ibu Rama

: Iya betul, saya terakhir ke dokter amat 2 minggu yang lalu.

Sebenarnya kata dokter periksanya 1 bulan sekali saja. Tapi kemarin saya merasakan tangan
saya lebih sakit dibandingkan kondisi sebelumnya dan terasa lebih bengkak. Sehingga saya
sesegera mugkin untuk memeriksakan diri ke dokter.
Apoteker

: Kira-kira sudah berapa lama ya bu keluhannya?

Ibu Rama

: Kalau rematiknya dan gejala-gejalanya udah sekitar 1,5 tahun, tapi

sakitnya biasa aja mba. Kalau yang sekarang itu sakit banget, tangan saya juga nambah
bengkak.
Apoteker

: Oh begitu ya bu, boleh saya liat data hasil labnya?

Ibu Rama

: Ini mba (sambil memberikan data hasil labnya)

Apoteker

: Hmm(sambil melihat hasil lab). Bagaimana dengan obat sebelumya

bu? Ibu rutin meminumnya?


Ibu Rama

: Obatnya rutin diminum mba, tapi terkadang suka lupa waktu

pemakaian minumnya. Soalnya agak bingung gitu, kata dokter nanti dikonsultasikan ke
mba.

Apoteker

: Ibu tidak ada keluhan dengan obatnya?

Ibu Rama

: Paling awal-awal agak mual, terus kadang perut terasa kembung.

Tapi kata dokter itu memang efek dari obatnya, tidak terlalu mengganggu kok mba.
Selebihnya biasa-biasa saja.
Apoteker

: Iya bu memang benar, obat yang ibu minum itu memiliki efek

samping seperti itu. Nama obatnya meloxicam.


Ibu Rama

: Kalau resep yang sekarang sama dengan yang sebelumnya mba?

Apoteker

: Nah ini yang kita akan diskusikan bu, melihat kondisi sakit ibu yang

berbeda dengan sebelumnya maka dokter memberikan obat tambahan didalam resepnya bu.
Ada obat tambahan yaitu metotreksat dan beberapa vitamin.
Ibu Rama

: Apakah obat itu efeknya sama mba? Bahaya ga sih?

Apoteker

: Methotreksat merupakan obat untuk penyakit ibu ini, hanya saja

menurut data yang saya dapatkan bahwa pemberian obat methotreksat tidak boleh bersamaan
dengan obat meloxicam. Kemungkinan dokter memberikan resep obat ini dimaksudkan untuk
mengurangi rasa sakit yang ibu alami. Menurut saya, harus ada salah satu obat yang
dihilangkan untuk menjaga interaksi obat dan untuk menghindari resiko yang tidak
diinginkan.
Bapak Rama

: Oh begitu ya mba, saya setuju saja mba. Saya ingin istri saya bisa

aman dalam melakukan pengobatan.


Apoteker

: Baik pak, saya akan coba menghubungi dokter amat. Ibu dan Bapak

ada waktunya sebentar untuk menunggu konfirmasi dari dokter?


Ibu Rama

: Iya ada mba, hari ini memang saya khususkan untuk pergi berobat.

Tenang saja mba, yang penting saya ingin pengobatan yang terbaik dan aman untuk saya.
Apoteker

: Baik bu.

Apoteker menghubungi dokter amat untuk mengkonfirmasi kejelasan resep Ibu Rama.

Apoteker

: Dok, saya Wahyuni, apoteker di Apotek Well Soon, apakah benar

ibu Rama pasien dokter amat?


Dokter

: Iya benar, ada apa ya mba?

Apoteker

: Begini dok, setelah saya amati resep Ibu Rama ada sedikit yang saya

ingin tanyakan. Pertimbangan dokter memilih metotreksat dengan meloksikam untuk


pengobatan ibu ini bagaimana ya dok?
Dokter

: Oh iya mba, ibu itu sudah 1,5 tahun mengidap reumatik dan

sekarang peyakitnya sudah berkembang, karena kondisi sistem imun yang terus menurun.
Dan beliau mengeluh saat ini lebih sakit dibandingkan sebelumnya, sehingga saya tambahkan
obat untuk mengatasi nyerinya dan inflamasi yang terjadi.
Apoteker

: Iya benar, sesuai dengan yang beliau ceritakan pada saya. Namun

dok, saya mau mengkoreksi penggunaan obat methotreksat yang bersamaan dengan
meloksikan, menurut literatur yang saya dapatkan bahwa kedua obat itu sangat bahaya ketika
digunakan bersama-sama, akan terjadi interaksi yang cukup serius.
Dokter

: Oh begitu ya. Kalau meloxicamnya diganti sama NSAID yang lain

bagaimana? Misalnya saja diklofenak?


Apoteker

: Sebentar ya, dok (Sambil buka referensi lagi). Wah, sepertinya tidak

bisa. Metotreksat memiliki interaksi serius dengan hamper semua NSAID, dok. Jadi saran
saya pasien lebih baik tidak diberikan NSAID apapun yang bersamaan dengan
metotreksatnya, dok.
Dokter

: Lah, kalo gak dikasih NSAID gimana caranya ngilangin inflamasi

sama nyerinya dong? Masa iya saya gak ngasih sama sekali?
Apoteker

: Sebentar ya, dok. (Sambil baca resep dan referensi) Apakah dokter

meresepkan obat kortikosteroid?


Dokter

: Iya, saya meresepkan kenacort. Apakah itu ada interaksi juga dengan

metotreksatnya? (dengan nada agak sedikit kesal).

Apoteker

:Tidak, dokter. Kenacort tidak memiliki interaksi dengan metotreksat.

Menurut saya, peresepan kenacort sudah tepat. Kenacort merupakan obat kortikosteroid yang
juga dapat bekerja sebagai obat anti-inflamasi. Jadi menurut saya tidak perlu ditambah obat
golongan NSAID lagi, dok
Dokter

: Oh, gitu ya?

Apoteker

: Iya, dokter.

Dokter

: Oh, Baiklah. Kalau begitu Ibu Rama tidak usah diberikan NSAID

saja. Terima kasih atas sarannya ya, Bu Ratna


Apoteker

: Iya, sama sama dokter Amat.

Setelah mendapatkan kepastian tentang pengobatan yang terbaik, apoteker kembali


menjelaskan kepada Ibu Rama
Apoteker

: Bu, pak...setelah saya berdiskusi dengan dokter, obat yang akan ibu

gunakan metotreksat, asam folat, kenakort dan cavit semuanya ada di apotek ini. Penggunaan
meloksikan dihilangkan karena adanya interaksi yang cukup serius ketika digunakan
bersamaan dengan metotreksat. Bapak bisa membayar obatnya dikasir (apoteker
menunjukkan tempat kasir) ibu tunggu disini saja dahulu. Setelah mendapatkan obatnya,
bapak dan ibu ada waktunya sebentar? Ada beberapa informasi yang akan saya sampaikan
berkaitan dengan cara penggunaan obat ibu?
Bapak Rama

: Oh begitu ya mba, oke kalau begitu saya akan membayarnya terlebih

dahulu. Iya bisa mba.


Bapak rama memberikan semua obat kepada apoteker.
Apoteker

: iya bu, jadi ini obat yang akan diminum ibu selama kurang lebih

delapan minggu. (untuk kenacort sekitar 13 minggu, Cavit D3 sekitar 60 hari)


Ibu Rama

: Apakah obat ini diminum bersama-sama mba?

Apoteker

: Jadi begini bu, obat tablet ini (methotreksat) digunakan selama lima

kali dalam seminggu. Saran saya obat ini digunakan mulai malam ini sekitar jam 7 malam,

kemudian dilanjutkan esok hari jam 7 pagi dan 7 malam dan dua hari kemudian pada jam 7
pagi masing masing satu tablet saja. Obat ini kemudian dilanjutkan minggu depan dengan
jam yang sama. Sedangkan obat tablet ini adalah asam folat. Penggunaan obat ini hanya
seminggu sekali sebanyak dua tablet, sebaiknya diminum setelah hari terakhir penggunaan
metotreksat. Untuk kenacort (sambil nunjuk obatnya) diminumnya selama tiga kali dalam
satu minggu sebanyak satu tablet. Mulai malam ini bisa diminum sebanyak 1 tablet,
kemudian dilanjutkan esok pagi dan malam. Nah, obat yang ini diminum pada saat makan bu.
Yang terakhir ini Cavit D3 bu, diminumnya setiap hari sebanyak satu tablet pada malam hari
bu. Ibu paham apa yang saya jelaskan?
Ibu Rama

: Oh baik-baik, saya paham mba.

Apoteker

: Nah ibu, ketika ibu meminum obat ini (methotreksat) mungkin ibu

akan sedikit mengalami rasa mual-mual, karena memang wajar bu. Itu efek samping dari
obatnya.
Ibu Rama

: Oiya mba, tapi tetap aman kan mba.

Apoteker

: Iya bu, ini sudah sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Insya Allah

tidak apa-apa.
Ibu Rama

: Sekarang jadi banyak ya mba minum obatnya.

Apoteker

: Iya bu, tapi tenang saya akan memberikan keterangan yang jelas

untuk setiap obatnya. Klo boleh saya tau ibu sehari-hari makannya bagaimana ya bu?
Ibu Rama

: Semenjak saya sakit persendian ini makan saya dijaga banget mba,

saya sudah tidak makan-makanan yang aneh-aneh. Udah gak lagi makan jeroan, yang
bersantan dan juga yang berlemak.
Apoteker

: Sudah baik ya bu pola makannya, nah mungkin makan nya selalu

dikontrol ya bu supaya berat badannya tetap terkontrol. Mungkin saya sarankan untuk tidak
memakan daging terutama daging kambing, seafood. Sebaiknya ibu menambahkan porsi
sayuran didalam makanan ibu, tapi sayuran yang rendah kadar purinnya semacam buncis,
selada, jagung, kentang, wortel. Sebaiknya ibu juga membatasi mengkonsumsi ikan-ikan atau
kacang-kacangan dan melinjo. Jangan lupa bu untuk tetap mengkonsumsi buah-buahan.

Ibu Rama

: Oh iya baik mba.

Apoteker

: Kalau gejala seperti sakit di persendiannya itu biasanya muncul pada

saat kapan ya bu?


Ibu Rama

: Saat pagi hari mba.

Apoteker

: Oh pagi ya bu, memang rata-rata seperti iu. Apakah ibu sering

melakukan aktifitas fisik dirumah, misalnya sering jalan kaki atau kegiatan lainnya?
Ibu Rama

: Hmm....agak jarang sih mba. Apalagi semenjak sakitnya makin

terasa.
Apoteker

: Nah ibu justru untuk mengurangi rasa sakitnya itu sebaiknya badan

nya digerakan bu, misalnya dengan menggerak-gerakan tangannya bu, supaya menghindari
kekakuan. Dicoba juga setiap pagi ibu olahraga ringan seperti misalnya jalan pagi atau senam
ringan. Mungkin ibu bisa melakukan ini (gambar)

Ibu Rama

: Begitu ya mba, nanti saya akan coba praktekan

Apoteker

: Atau untuk mengurangi rasa sakitnya, tangan ibu bisa dikompres

dengan handuk hangat, bisa juga ibu berendam di pemandian panas.


Ibu Rama

: oiya mba, baik-baik.

Apoteker

: Bu, kalau tadi menurut dokter bagaimana tentang penyakit ibu dan

ketika ibu sudah menggunakan obat ini?


Ibu Rama

: Kata dokter penyakit saya ini akan sembuh, hanya saja butuh proses

pengobatan yang kemungkinan lama. Kata dokter ketika saya menggunakan obat ini rasa
sakit yang saya alami lama-kelamaan akan hilang dan juga mengobati bengkaknya.
Apoteker

: Iya memang benar bu, ibu harus rutin berobat ke dokter dan

meminum obat secara rutin. Ibu sudah paham apa yang saya jelaskan tadi mengenai
pemakaian obatnya? Ada yang mau ditanyakan bu?
Ibu Rama

: Oh iya, jelas kok mba. Obat tablet ini (methotreksat) digunakan

mulai malam ini sekitar jam 7 malam, kemudian dilanjutkan esok hari jam 7 pagi dan 7
malam dan dua hari kemudian pada jam 7 pagi masing masing satu tablet saja. Obat ini
kemudian dilanjutkan minggu depan dengan jam yang sama. Sedangkan obat tablet ini adalah
asam folat. Penggunaan obat ini hanya seminggu sekali sebanyak dua tablet, diminum setelah
hari terakhir penggunaan metotreksat. Untuk kenacort (sambil nunjuk obatnya) diminumnya
selama tiga kali dalam satu minggu sebanyak satu tablet. Mulai malam ini bisa diminum
sebanyak 1 tablet, lalu dilanjutkan esok pagi dan malam. Obat yang ini diminum pada saat
makan. Yang terakhir ini Cavit D3, diminumnya setiap hari sebanyak satu tablet pada malam
hari. (Ibu Rama menjelaskannya dengan tepat)
Apoteker

: Iya benar sekali bu, jadi sudah paham ya bu penggunaannya. Jika

ibu rutin dan teratur meminum obatnya maka sakit persendian ibu akan hilang.
Ibu Rama

: Makasih banyak ya mba infonya, saya sekarang lebih banyak tau

tentang penyakit saya dan cara mengatasinya disamping menggunakan obat.


Apoteker

: Baik bu sama-sama, semoga ibu lekas sembuh ya.

Ibu Rama

: Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai