APOTIK TWINS
Jl. Dongi, Kelurahan Tanrutedong Kec. Duapitue, Kab. Sidrap
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
NAMA NIM
SARIMADI 202206025
DOSEN PEMBIMBING
RAHMASIAH, S.Farm., M.Si
“Apotek Twins”
Jalan Dongi, Tanrutedong
03 Januari 2024 - 07 Februari 2024
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV
Laporan ini telah disetujui dan telah diseminarkan dihadapan tim penguji pada
Kamis, 22 Februari 2024
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Ketua Program Studi Sarjana
Kesehatan Dan Sains Farmasi
Apotek Twins
03 Januari 2023 – 07 Februari 2024
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
Laporan ini di setujui dan telah diseminarkan di hadapan tim penguji pada hari
Kamis, 22 Februari 2024
MENYETUJUI
Mengetahui,
Kelompok IV
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL.............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................ix
DAFTAR TABEL..............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
I.1 Latar Belakang.........................................................................................1
I.2 Tujuan Magang Apotek I.........................................................................3
I.3 Prinsip Dasar Magang Apotek I...............................................................4
I.4 Capaian Pembelajaran Magang Apotek I`...............................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
II.1 Tinjauan Umum.....................................................................................6
II.1.1 Pengertian Apotek..........................................................................6
II.1.2 Peraturan Yang Melandasi Praktek Kefarmasian Di Apotek.........6
II.2.3 Tugas Dan Fungsi Apotek..............................................................7
II.2.4 Persyaratan Apotek........................................................................8
II.1.5 Ketentuan Umum Dan Peraturan Perundang-Undangan Apotek...16
II.1.6 Surat Izin Apotek...........................................................................17
II.1.7 Pengelolaan Pembekalan Kefarmasian..........................................18
II.1.8 Pelayanan Farmasi Klinik Di Apotek.............................................27
II.1.9 Penggolongan Obat........................................................................37
II.2 Tinjauan Khusus....................................................................................42
II.2.1 Sejarah Apotek Twins....................................................................42
F. Produk/Proses/Jasa
1. Persyaratan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha meliputi:
a. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP dan komoditi
lain yang diserahkan terjamin keamanan, mutu dan
khasiat/manfaatnya.
b. Alat Kesehatan yang dikelola sebagaimana yang tercantum
dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri.
c. Apotek dapat menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
dan BMHP kepada pasien melalui:
1) Pelayanan resep.
2) Pelayanan swamedikasi, hanya untuk obat bebas terbatas,
obat bebas, sediaan farmasi lain, Alat Kesehatan dan
BMHP yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan dapat diserahkan oleh Apoteker tanpa
resep dokter.
d. Penyerahan kepada pasien disertai dengan pemberian
pelayanan farmasi klinis dalam rangka mencapai patient
outcome dan menjamin patient safety.
e. Pelayanan farmasi secara elektronik (telefarmasi) dapat
dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP
kecuali narkotika dan psikotropika, sediaan injeksi dan
implan KB.
f. Apotek dapat menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan BMHP kepada Apotek lain, puskesmas, Instalasi Farmasi
Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, dalam kondisi:
2. Pengawasan
a. Pengawasan dimaksudkan untuk review penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di Apotek.
b. Pengawasan dilakukan sejak izin apotek diperoleh.
c. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota termasuk Puskesmas
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Apotek,
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
d. Dalam melakukan pengawasan, dapat mengikutsertakan
kementerian atau lembaga terkait, organisasi profesi, dan
sektor terkait.
e. Pengawasan dilakukan melalui:
1) Pengecekan langsung lapangan secara rutin maksimal
sebanyak 1 (satu) kali dalam setahun.
2) Pengecekan langsung lapangan secara insidental jika ada
indikasi pelanggaran berdasarkan pengaduan masyarakat.
3) Pelaporan pelaku usaha.
4) Pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
penyelenggaraan pelayanan kefarmasian.
f. Dalam rangka pengawasan, penanggung jawab Apotek wajib
untuk:
1) Melakukan Registrasi Apotek paling lambat 3 (tiga) bulan
setelah mendapatkan Izin Apotek.
1. Pengendalian ketersediaan
Kekosongan atau kekurangan sediaan farmasi di apotek
dapat terjadi karena beberapa hal:
1) Perencanaan yang kurang tepat.
2) Perubahan kebijakan pemerintah (misalnya perubahan e-
katalog, sehingga sediaan farmasi yang sudah direncanakan
tahun sebelumnya tidak masuk dalam katalog sediaan farmasi
yang baru); dan
3) Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh apoteker
untuk mencegah/mengatasi kekurangan atau kekosongan
sediaan farmasi:
- Melakukan analisa perencanaan sebelum
pemesanan/pembelian sediaan farmasi.
- Mengganti obat merek dagang dengan obat generik yang
sama komponen aktifnya atau obat merek dagang lain atas
persetujuan dokter dan/atau pasien.
- Lakukan stock opname sediaan farmasi, BMHP dan alkes
secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam)
bulan. Khusus untuk Narkotika dan Psikotropika stock
a
d. Penyimpanan :
Di gudang
Di ruang racikan dan etalase
e. Pengendalian
f. Distribusi obat
g. Laporan : kartu stok, format dan caranya
a
BAB IV
PEMBAHASAN
a
2. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan profesinya sebagai Tenaga
Teknis Kefarmasian (TTK) seperti pelayanan obat tanpa resep dan
obat dengan resep.
3. Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat-obatan.
4. Menyusun resep-resep menurut urut dan tanggal yang disimpan.
5. Memelihara kebersihan gudang, rak obat, penyusunan obat dan kartu
stok yang rapi.
IV.3 Pencatatan
Pencatatan magang Apotek Twins di lakukan untuk antisipasi agar
terhindar dari kekosongan obat hal ini di harapkan agar pasien tetapi
terlayani. Pencatatan magang meliputi tentang perencenaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan.
IV.4 Pelayanan Kefarmasian Di Apotek
Penjualan meliputi obat bebas/obat bebas terbatas, kosmetik, alat
kesehatan, serta barang lain yang dapat dijual tanpa resep dokter, misalnya
jamu.
Dalam pelayanan resep apoteker mengikuti standar operasional
prosedur (SOP) yang telah ditentukan di Apotek Twins meliputi:
1. Pasien datang.
2. Memberikan sapaan kepada pasien dengan ramah dan menanyakan
kepada pasien terkait apa yang bisa di bantu.
3. Menanyakan terlebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian membantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat.
4. Memberikan informasi tentang bagaimana cara penyimpanan obat
dengan baik dengan benar
5. Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi mengenai
aturan pakai.
6. Menyiapkan obat yang sesuai dengan keluhan pasien, kemudian
menghitung harga obat.
a
IV.5 Pengelolaan Kefarmasian
1. Perencanaan
Perencanaan sediaan farmasi di apotek Twins dilakukan dengan
menggunakan metode :
a. Metode konsumsi
Metode konsumsi di apotek Twins berdasarkan pemakaian
kebutuhan pada periode sebelumnya atau data pemakaian pada tiga
bulan terakhir.
b. Metode pola penyakit/epidemologi
Metode perencanaan ini menyesuaikan dengan kondisi/situasi atau
pola penyebaran penyakit di masyarakat sekitar.
Perencanaan juga dilakukan dengan menghitung sisa stok yang
tersedia, melakukan pemeriksaan obat yang sering dikeluarkan atau fast
moving untu k menghindari terjadinya kekosongan. Jika jumlah stok
obat sudah hampir habis maka segera dilakukan pemesanan obat
dengan mempertimbangkan lead time (waktu tunggu) pengiriman obat.
2. Pengadaan
Pengadaan dilakukan sebagai bentuk realisasi dari perencanaan.
Pengadaan di Apotek Twins menggunakan 2 metode yaitu metode COD
dan Kredit. Pengadaan di Apotek Twins yaitu dilakukan dengan
memesan langsung pada PBF (Pedangan Besar Farmasi) atau distributor
obat yang resmi obat yang resmi. Pengadaan rutin dilakukan tiga kali
dalam sebulan. Pemesanan ini disertai dengan adanya SP (Surat
Pemesanan) yang berisi permintaan obat-obatan yang akan diadakan di
Apotek terdiri dari 2 rangkap, 1 rangkap untuk PBF dan 1 rangkap
untuk Arsip di Apotek lalu di tanda tangani oleh Apoteker Pengelolaan
Apotek (APA) dan diberi stempel apotek.
3. Penerimaan
Penerimaan di Apotek Twins dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal yaitu :
a. Memeriksa alamat tujuan pada faktur
a
b. Memeriksa kesesuaian jenis barang, jumlah barang yang masuk,
tanggal kedaluwarsa (minimal dalam dua tahun) Nomor bacth,
bentuk sediaan serta kondisi fisik barang, dan juga suhu untuk obat-
obatan yang bersifat termolabil. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menyesuaikan faktur yang dating dengan SP. Jika terdapat barang
atau obat yang tidak sesuai antara fisik dan faktur maka dapat diretur
ke PBF yang bersangkutan. Tetapi jika barang telah sesuai, maka
faktur ditanda tangani oleh Apoteker yang memiliki SIPA atau TTK
yang memiliki SIPTTK dan diberi stempel apotek. Faktur asli dan
Salinan faktur diserahkan ke PBF (sebagai bukti penagihan),
sedangkan satu salinan faktur sebagai arsip kemudian dihitung harga
jual obat dengan melihat harga satuan dan menambahkan PPN serta
margin yang telah ditentukan oleh Apotek Twins dan dilakukan
input faktur sistem komputerisasi menggunakan aplikasi tersendiri,
sehinggah stok obat akan bertambah.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat yang diterapkan di Apotek Twins
menggunakan beberapa metode yaitu metode First In First Out (FIFO)
yaitu barang yang pertama datang/masuk maka itu yang harus
didistribusikan terlebih dahulu dan metode First Expired First Out
(FEFO) yaitu barang yang memiliki tanggal kedaluwarsa lebih dekat
maka obat itu yang harus didistribusikan terlebih dahulu dan dalam hal
perbekalan obat masuk akan dikondisikan sesuai dengan penyimpanan
dan distribusinya nanti. Pada etalase pertama diisi dengan obat otisi
yang disusun secara FIFO dan FEFO. Pada etalase kedua diisi dengan
obat Paten dan Generik yang disusun secara alfabetis, FIFO dan FEFO.
Pada etalase ketiga diisi dengan Alat Kesehatan yang disusun secara
FIFO. Pada etalase keempat diisi dengan skincare bayi, obat ibu hamil
dan menyusui yang disusun secara FIFO dan FEFO. Etalase kelima
diisi dengan produk makanan dan minuman untuk bayi, ibu hamil dan
menyusui yang disusun secara FIFO dan FEFO. Etalase keenam diisi
a
dengan obat sediaan cair (liquid) yang disusun secara Farmakologis.
Etalase ketujuh diisi dengan salep yang disusun secara Farmakologis.
Kemudian untuk obat seperti suppositoria dan injeksi disimpan di
dalam lemari pendingin yang suhunya bisa dikontrol.
5. Pengendalian
Pengendalian di Apotek Twins dilakukan dengan melalui stok op
name obat dan kartu stok. Stok op name ini dilakukan setiap 3 bulan
sekali yang merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap persediaan
barang sebagai salah satu bentuk pengawasan apotek yang dilakukan
untuk mengetahui kesesuaian jumlah barang yang tersedia secara fisik
dengan jumlah yang ada di sistem komputer serta untuk mencegah
adanya kekurangan atau kelebihan stok. Jika, terdapat ketidaksesuaian
maka dilakukan penelusuran penyebab terjadinya dari ketidaksesuaian
tersebut.
6. Distribusi Obat
Pada Apotek Twins obat bebas dan obat bebas terbatas, maupun
OWA (Obat Wajib Apotek) akan didistribusikan langsung kepada
pasien, namun dengan memperhatikan jumlah yang diberi kepada
pasien, dengan membatasi jumlah obat yang ingin pasien beli agar
menghindari penyalahgunaan obat oleh pasien dan setiap obat yang
keluar/terdistribusi tercatat dalam kartu stocknya untuk memantau
pengeluaran obat dan mencegah terjadinya kekosongan obat. Di Apotek
Twins melayani resep yang mengandung obat bebas hingga obat keras,
hal ini dikarenakan letak Apotek berdekatan dengan Puskesmas
setempat.
7. Pemusnahan
Pemusnahan di Apotek Twins sendiri belum kami dapatkan
selama magang dan perlu diketahui juga bahwa Apotek Twins berdiri
belum cukup 1 tahun, sehingga selama magang di Apotek Twins kami
belum mendapatkan adanya obat kadaluarsa dan rusak.
a
8. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan obat adalah kegiatan dalam rangka
penatausahaan obat secara tertib baik obat yang diterima, disimpan,
maupun di distribusikan. Pencatatan ini merupakan sarana perhitungan
untuk mempertanggungjawabkan obat yang ada di apotek.
Pencatatan yang dilakukan di Apotek Twins meliputi pengadaan
(Surat Pesanan, Faktur), Penyimpanan (Kartu Stok, penyerahan nota
atau struk penjualan) dan Stok Opname yang dilakukan sekali dalam
satu bulan. Penggolongan Obat.
Obat yang ada di apotek telah ditetapkan oleh pemerintah
menjadi beberapa golongan. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mempermudah dalam memperoleh, menyimpan, sehingga penggunaan
menjadi tepat. Penggolongan obat tersebut terdiri dari:
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum
tanpa resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika,
psikotropika, obat keras ataupun obat bebas terbatas dan sudah
terdaftar di Depkes R.I.
Adapun obat bebas yang ada di Apotek Berkah Muhammad
meliputi, Paracetamol, bodrex, vitamin, dan lain sebagainya
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan
kepada pemakainya tanpa resep dokter. Syarat-syarat penyerahan
obat bebas terbatas sebagai berikut:
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari
pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus
dicantumkan tanda.
c. Tanda tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2
cm dan memuat pemberian berwarna putih.
a
Adapun obat Bebas Terbatas yang ada di Apotek Twins yaitu
Anakonidin OBH, Vicks Formula 44, dan lain sebagainya.
3. Obat Keras
Obat Keras atau daftar G menurut bahasa Belanda “G”
singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat
dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan
resep dokter. Adapun obat Keras yang ada di Apotek Twins yaitu
Allupurino, Amoxicilin, dan lain sebagainya.
a
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Magang Apotek 1 Prodi Sarjana Farmasi ITKES
Muhammadiyah Sidrap, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa :
1. Memberi kami wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek.
2. Memberikan gambaran nyata tentang pemasalahan pekerjaan
kefarmasian di Apotek dan bagaimana tindakan seorang Tenaga Teknis
Kefarmasian dalam memberikan solusi yang tepat atas permasalahan
tersebut.
3. Perencanaan di Apotek Twins dilakukan dengan metode konsumsi dan
epidemiologi/pola penyakit
4. Pengadaan barang di apotek Twins dilakukan oleh Apoteker. Dengan
menggunakan 2 metode yaitu metode COD dan Kredit.
5. Penerimaan barang yaitu melalui salesman membawa dua faktur, satu
untuk apotek dan satu untuk PBF, kemudian dicocokkan dengan surat
pesanan kemudian di tulis pada buku faktur barang masuk, dan
menambahkan jumlah obat masuk pada kartu stock
6. Pengedalian di apotek Twins dilakukan melalui stok op name yang
dilakukan sebanyak 3 bulan sekali dan kartu stok.
7. Penyimpanan obat di Apotek Twins didasarkan pada bentuk sediaan,
stabilitas, golongan obat dan farmakologinya dengan sistem FEFO dan
FIFO.
8. Distribusi obat lansung pada pasien dengan memperhatikan jumlah yang
diberikan pasien agar menghindari penyalagunaan obat
9. Dokumen pencatatan yang ada di apotek Twins yaitu kartu stok dan buku
penjualan. Cara pencatatan sementara masih manual dengan ditulis
tangan dilakukan setiap hari.
a
V.2 Saran
1. Untuk Institut
Diharapkan kepada pihak institut ITKES Muhammadiyah Sidrap
agar kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna memberikan
bekal tambahan bagi Mahasiswa/i ITKES Muhammadiyah Sidrap agar
mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu mencetak Mahasiswa/i
yang profesional dibidang kefarmasian sehingga membawa nama baik
kampus
2. Untuk Lahan Apotek
a. Untuk kedepannya agar memperhatikan sarana perapotekan terutama
di bagian computer untuk mempermudah mengimput obat di
computer.
b. Untuk kedepanya agar stok obat di apotek di perbanyak agar
mengurangi kekosongan stok obat.
3. Untuk Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa-mahasiswi magang apotek dapat lebih
disiplin waktu dan menjaga sikap serta mengikuti segala aturan yang
telah ditetapkan oleh intitusi yang menjadi ahan magang. Berperan aktif
dalam setiap kegiatan yang dilakukan, dan bekerja sama dengan baik
dengan seluruh staf yang ada, agar tercipta suasana kerja yang nyaman
a
DAFTAR PUSTAKA
1
Departemen Kesehatan RI. (2017). Sterkwerkende Geneesmiddelen
Ordonanntie , Staatsblad 1949:419); Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotik, 1–36.
2
DI, P. K. L. A., & NO, A. K. F. (2021). Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia.
3
Ema Dwi Sri Mulyani. (2021). Laporan Praktik Kerja Lapangan Di Apotek
Farza Farma Kunduran Periode 08 Februari - 10 April 2021 Diajukan.
April.
4
Indonesia, M. K. (2016). Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahu 2016 Tetang Stadar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
5
Kurniawan, H. (2019). Penggolongan Obat Berdasarkan Pada Kemasan Obat.
6
Lisdawati, E. (2015). Laporan praktik kerja lapangan pada PT. Kimia Farma
tbk. 1–74.
7
Maharani, K. (2022). Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Di Apotek Kimia
Farma Balongpanggang Gresik
8
Medika, K. (2019). Megenali Obat, Informasi dan Golongan Obat. Artikel KM.
9
Pardiela, F. (2021). Pengkajian Resep Di Apotek 7 Menit Margacinta Kota
Bandung Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana Program
Pendidikan Diploma 3 Program Studi Farmasi.
10
POM, B. (2015). Materi Edukasi Peduli Obat.
11
Permenkes. (2014). Permenkes. Peraturan Menteri esehatan Republik Indonesia
Nomor 35 Tahu 2014 Tetang Stadar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
12
Permenkes. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Apotek. Menkes RI,1-36
13
Permenkes. (2019). Petujuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
14
RI, P. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Be
rusaha Berbassis Pesiko Sektor Keseatan.
a
15
Styawan, A., Safriani, J., Husna, Q. R., Farmasi, P. S., Kedokteran, F., &
Tanjungpura, U. (2014). Praktek Kerja Lapangan Di Apotek Sahabat
Pontianak.
16
Tim Farmasi. (2023). Panduan Magang Apotek. ITKES Muhammadiyah Sidrap.
17
Wirda Anggraini, W. S. (2020). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
a
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Obat Yang Sering Keluar
a
5. Amlodipine Amlodipine besilate 10 Untuk menurunkan
besilate mg tekanan darah pada
penderita hipertensi
a
9. Hufagripp forte 1. Paracetamol 500 mg Untuk meringankan gejala
2. Pseudoephedrine flu seperti demam, bersin-
HCL 30 mg bersin, hidung tersumbat
3. Guaifenesin 50 mg
dan batuk
4. Chlorpheniramine
maleate 2 mg
a
14. Mefinal Mefenamic acid 500 Meredahkan nyeri ringan
mg sampai sedang
berhubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi.
a
19. Tera-F 1. Paracetamol 650 mg Untuk mengobati gejala
2. Guaifenesin 50 mg flu seperti demam, sakit
3. Phenylpropanolamin kepala, hidung tersumbat,
e HCL 15 mg
bersin-bersin disertai batuk
4. Chlorpheniramine
maleate 2 mg
a
23. Anastan Mefanamic acid 500 Meredahkan nyeri ringan
mg sampai sedang
berhubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi.
a
27. Alleron Chlorpheramine maleat Untuk mengobati gatal-
4 mg gatal akibat alergi
a
30. Hufamag Aluminium hydroxide Obat sakit maag untk
200 mg, Magnesium
mengurangi nyeri lambung
hydroxide 200 mg
yang disebabkan oleh
kelebihan asam lambung,
gastritis, ulkus gastritis
dan ulkus duodenal
dengan gejala seperti mual
dan perih.
a
Lampiran 2 Daftar Obat Di Lemari Pendingin
a
sakunder dan plasenta
adheren, pengobatan
absorsi tidak lengkap
untuk memperoleh
ekspulsi yang lebih cepat
guna menghindari
pendarahan sakunder
a
69
TANGGAL, 3 JANUARI - 7 FEBRUARI 2024
NAMA OBAT 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Grantusif 10 20 10 10 20 10
Maloxicam 15 20 50 30 10 10 40 30 30 30 20 40 30 40
Tera-F 10 50 40 30 20 30 30 60 30 40
Mixagrip flu 1 1 1 1
Tempra Drops 2 1 1 1 1 1 2
Mefinal 10 20 10 20 40 20
Hufagrip Forte 10 10 10 10 10 10
Anastan 10 10 20 10 10
Hufamag 10 70 30 30 50 10 40 30 30 30 20
Alleron 20 20 20 10 20 60 10
a
Tabel 3.1 Rekap obat yang sering keluar
a
Lampiran 5 Dokumentasi Struktur Organisasi Apotek Twins
a
Gambar 5.2 Surat Izin Tempat Usaha
a
Gambar 5.4 Surat Izin Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK)
a
Gambar 6.1 Bangunan Apotek Twins
Gambar 7.1 Rak penyimpanan obat paten disusun berdasarkan alfabetis dan
fakmakologi
a
Gambar 7.2 Rak penyimpanan obat generik disusun berdasarkan alfabetis
a
Gambar 7.4 Lemari penyimpanan obat Bebas disusun berdasarkan alfabetis
a
Gambar 7.5 Lemari Penyimpanan Sediaan Salep disusun berdasarkan farmakologi
a
Gambar 7.7 Lemari Penyimpanan Alkes
Gambar 7.8 lemari penyimpanan obat ibu hamil dan menyusui disusun
berdasarkan farmakologi
a
Gambar 7.9 Obat dilemari pendingin
a
Gambar 7.11 Gudang obat disusun berdasarkan alfabetis
a
Lampiran 8 Dokumentasi Kartu Stok Obat dan Faktur
a
Gambar 8.3 Kartu stok Obat Hufagesic di Apotek Twins
a
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan Praktek di Apotek Twins
a
Gambar 9.3 Melakukan penerimaan barang
a
Gambar 9.5 Menulis stok obat di kartu stok
a
Lampiran 10 Dokumentasi Penerimaan Dan Penarikan Di Lahan Apotek
a
Gambar 10.3 Penarikan di Apotek Twins