Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH


BESAR
PERIODE 11 APRIL – 22 APRIL 2022

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi
Program Studi D-III Farmasi

Disusun Oleh:

Anisa Putri Yostika (P2.48.40.1.19.005)


Ivan Irdian Ananda (P2.48.40.1.19.034)
Maharani Salsabila (P2.48.40.1.19.0
M. Rizqi Ramadhan (P2.48.40.1.19.050)
Wigati Septiamumpuni (P2.48.40.1.19.093)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA
II 2021/2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar Periode 11 April – 22 April
2022

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Mengetahui:

Pembimbing PKL Pembimbing Lapangan


Poltekkes Kemenkes Jakarta II Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
Jurusan Farmasi

Desi Fajrianti, S.Farm Tri Handayani, S.Farm, Apt


NIP 19841217.201001.2.013 NIP 19841010.201101.2.026

Menyetujui,
Ketua Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Jakarta II

Dra. Yusmaniar, M.Biomed, Apt


NIP 19661203.199303.2.002

Poltekkes Kemenkes Jakarta II


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Periode 11 April – 22 April 2022
dengan lancar dan baik. Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi.
Kami menyadari banyaknya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari
berbagai pihak dalam menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh
karenaitu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra.Yusmaniar, M.Biomed Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Jakarta II.
2. Ibu Desi Fajrianti, S.Farm selaku dosen pembimbing PKL dari Poltekkes
Kemenkes Jakarta II jurusan Farmasi yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, dan saran selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3. Ibu Apt. Tri Handayani selaku pembimbing PKL di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar yang senantiasa memberikan pengarahan, saran, dan
bimbingan dalam menjalani PKL.
4. Seluruh kakak-kakak di instalasi farmasi Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar yang senantiasa mendukung dan membimbing kami dalam menjalani
PKL ini.
5. Seluruh karyawan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar atas bantuan dan
kerja sama selama Praktik Kerja Lapangan (PKL).
6. Kedua orang tua kami masing-masing atas segala doa, sarana, dan
dukungan yang telah diberikan sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan
ini dapat diselesaikan.
7. Kepada seluruh pihak yang membantu menyelesaikan laporan Praktik Kerja
Lapangan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga pengalaman
dan pengetahuan selama PKL dapat berguna bagi penulis dan juga Laporan
Praktik

Poltekkes Kemenkes Jakarta II


Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Jakarta, Mei 2022

Penulis

Poltekkes Kemenkes Jakarta II


DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................7
1.1 Latar Belakang.........................................................................................7
1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan............................................................8
1.2.1 Bagi Institusi..........................................................................................8
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................8
1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan..........................................................9
1.3.1 Bagi Mahasiswa.....................................................................................9
1.3.2 Bagi Institusi..........................................................................................9
1.3.3 Bagi Puskesmas......................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................10
2.1 Definisi Puskesmas.............................................................................10
2.2 Visi.......................................................................................................10
2.3 Misi......................................................................................................10
2.4 Tujuan Puskesmas.............................................................................11
2.5 Tugas Puskesmas...............................................................................12
2.6 Fungsi Puskesmas..............................................................................12
2.7 Lambang.............................................................................................13
2.8 Persyaratan Lokasi Pendirian Puskesmas......................................13
2.9 Program Kesehatan Puskesmas.......................................................14
2.10 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.............................15
2.10.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai......16
2.10.2 Pelayanan Farmasi Klinik.................................................................19
BAB III TINJAUAN UMUM PUSKESMAS.............................................20
3.1 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar....................20
3.1.1 Geografi dan Demografi.....................................................................20
3.1.2 Logo.......................................................................................................21
3.1.3 Sarana dan Prasarana.........................................................................21
3.1.4 Visi, Misi dan Tata Nilai.....................................................................22
3.1.5 Puskesmas Kelurahan.........................................................................23
BAB IV HASIL KEGIATAN PKL.............................................................24
4.1 Kegiatan Kefarmasian di Puskesmas.......................................................24
4.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi.............................................................24
4.3 Pelayanan Resep.........................................................................................24
4.3.1 Prosedur Penerimaan Resep.........................................................24
4.3.2 Prosedur Pengambilan Obat.........................................................25
4.3.3 Prosedur Peracikan Obat..............................................................25
4.3.4 Prosedur Penyerahan Obat...........................................................25
4.3.5 Prosedur Penginputan Data Pemakaian Obat Harian...............26
4.3.6 Prosedur Pencatatan dan Pengeluaran Stok Obat.....................26
4.3.7 Prosedur Penyimpanan Resep......................................................27
BAB V PEMBAHASAN...............................................................................28
5.1 Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.........28
5.1.1 Pelayanan Kefarmasian Rawat Jalan................................................28
5.1.2 Pengkajian dan Pelayanan Resep......................................................28
5.1.3 Pelayanan Informasi Obat (PIO).......................................................29
5.2 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat...................................30
5.3 Pemantauan Terapi Obat..........................................................................30
5.4 Evaluasi Penggunaan Obat Rasional.......................................................30
BAB VI...........................................................................................................32
6.1 Kesimpulan.................................................................................................32
6.2 Saran............................................................................................................32
DAFTAR ISI..................................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah suatu hal yang dibutuhkan oleh manusia, sebab
kesehatan merupakan kunci dari kesejahteraan dan pembangunan nasional.
Masyarakat yang sehat akan menciptakan sumber daya yang berkualitas dan
meningkatkan produktivitas. Definisi kesehatan ialah tidak hanya terhindar dari
penyakit, namun juga sehat secara psikis, fisik, dan spiritual. Demi mewujudkan
masyarakat yang sehat, diperlukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah
langkah sistematis yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan derajat
kesehatan yang maksimal untuk masyarakat. Salah satu tempat dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang paling mudah dijangkau oleh masyarakat yaitu Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di
wilayah kerjanya.1 Upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh pemerintah dan masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan masalah
yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi
Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).2 Dalam pelayanan kesehatan atau
kefarmasian dibutuhkan tenaga kesehatan yang terampil dan kompeten dalam
bidang masing-masing.
Banyaknya keahlian yang harus dipenuhi, tenaga kefarmasian dituntut untuk
memiliki kompetensi dan profesionalisme sehingga dapat melakukan tugas dengan
baik. Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan penunjang
proses penyelenggaraan pendidikan yang bertujuan unruk meningkatkan wawasan
pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan dan keterampilan, sehingga nantinya
mahasiswa dapat mengetahui gambaran sebelum terjun langsung di dunia kerja.
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Farmasi
adalah salah satu instansi pendidikan yang menghasilkan tenaga Ahli Madya
Farmasi yang mampu bekerja dalam bidang kesehatan, khususnya di bidang obat-
obatan.
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
mahasiswa dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas, maka Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Program Studi D-III Farmasi bekerja
sama dengan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Jakarta untuk menyelenggarkan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2022 - 08
April 2022.
Dengan adanya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) maka mahasiswa
sebagai calon Ahli Madya Farmasi dapat melihat secara langsung kondisi dan
situasi pada dunia kerja mengenai pelayanan farmasi dan pelayanan kesehatan yang
ada di puskesmas. sehingga mahasiswa dapat beradaptasi dalam menghadapi
berbagai tantangan dunia kerja dan belajar untuk mengatasi adanya suatu masalah
agar dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi bimbingan dan
pengarahan, serta menghasilkan lulusan ahli Madya Farmasi yang terampil dan
kompeten.

1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


1.2.1 Bagi Institusi
1. Mempersiapkan mahasiswa/i sebelum memasuki dunia kerja agar menjadi
tenaga kefarmasian yang terampil dan berkompeten.
2. Mampu melakukan dan memberikan pelayanan-pelayanan kefarmasian
dengan pendekatan Pharmaceutical Care sebagai Tenaga Teknis
Kefarmasian di Puskesmas.
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan DIII Farmasi
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu memahami peran atau fungsi Tenaga Teknis
Kefarmasian (TTK) di Puskesmas khususnya di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mempraktikkan kegiatan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
3. Mahasiswa mampu memahami alur pelayanan resep pada unit farmasi di
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
4. Mahasiswa mampu memahami kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pemusnahan, dan
pelaporan.

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


1.3.1 Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan
dan dipraktikan secara langsung di Puskesmas di bawah pengawasan
pembimbing lapangan dan petugas yang telah berpengalaman, serta
mendapatkan pengalaman baru sebagai bekal wawasan yang nantinya dapat
diterapkan secara nyata dalam dunia kerja, melatih soft skill dan menumbuhkan
sikap profesional dan problem solving dalam diri.
1.3.2 Bagi Institusi
Sebagai tambahan kepustakaan sehingga dapat menambah wawasan
bagi mahasiswa yang akan melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, serta
memberikan wawasan dan pengetahuan baru dalam mempelajari kegiatan
kefarmasian secara praktik serta dapat membentuk kerja sama antara institusi
dengan Puskesmas.
1.3.3 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi mengenai pelayanan kefarmasian di Puskesmas
sehingga dapat dijadikan referensi untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas


Menurut Permenkes RI No 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat
disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya.1 Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas adalah suatu
kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

2.2 Visi
Tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat
yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan
Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat. 1

2.3 Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya
di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan
teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan
dari yang bersangkutan.

2.4 Tujuan Puskesmas


Pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia. 1

2.5 Tugas Puskesmas


Mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.1

2.6 Fungsi Puskesmas


1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan,
upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. 3
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan
dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya
masyarakat setempat. 3

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.


Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab
puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut
adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan
rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai
program kesehatan masyarakat lainnya.3

2.7 Lambang
Lambang Puskesmas

2.8 Persyaratan Lokasi Pendirian Puskesmas

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, memenuhi persyaratan


lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium
klinik.1
1. Persyaratan lokasi meliputi:
a. Geografis;
b. Aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. Kontur tanah;
d. Fasilitas parkir;
e. Fasilitas keamanan;
f. Ketersediaan utilitas publik;
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. Tidak didirikan di area sekitar Saluran Udara Tegangan Tinggi dan
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Persyaratan Jenis Tenaga Kesehatan meliputi:
1. Dokter
2. Perawat;
3. Bidan;
4. Tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku;
5. Tenaga sanitasi lingkungan;
6. nutrisionis;
7. Tenaga apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian; dan
8. Ahli teknologi laboratorium medik.

2.9 Program Kesehatan Puskesmas

Agar dapat memberikan kontribusi dan distribusi terhadap masyarakat


dalam pelayanan kesehatan secara menyeluruh diwilayah kerjanya, puskesmas
memiliki atau menjalankan beberapa program pokok meliputi:4
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA);
2) Keluarga Berencana (KB);
3) Usaha Perbaikan Gigi;
4) Kesehatan Lingkungan (Kesling);
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM);
6) Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan;
7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (Promkes);
8) Kesehatan Sekolah;
9) Kesehatan Jiwa;
10) Laboratorium Sederhana;
11) Pencatatan Pelaporan dalam Rangka Sistem Imunisasi Kesehatan;
12) Kesehatan Olahraga;
13) Kesehatan Usia Lanjut;
14) Kesehatan Gigi dan Mulut;
15) Pembinaan Pengobatan Tradisional; dan
16) Perawatan Kesehatan Masyarakat.

2.10 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan satu kesatuan yang


tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas,
yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang
meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.2

Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan


tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat
akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya
perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical care).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan


pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Untuk keberhasilan
pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas ini diperlukan
komitmen dan kerja sama semua pemangku kepentingan terkait. Hal tersebut
akan menjadikan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas semakin optimal dan
dapat dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya
dapat meningkatkan citra Puskesmas dan kepuasan pasien atau masyarakat

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan untuk:

a) Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian;


b) Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
c) Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

2.10.1 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


a. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Perencanaan
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
setiap periode dilaksanakan oleh Ruang Farmasi di Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai yang mendekati kebutuhan;
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun
dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta menyediakan
data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

b. Permintaan
Permintaan adalah memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang
telah dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat.

c. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau
hasil pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai
dengan

kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan


memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk
Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO, ditandatangani oleh
Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila tidak
memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.

d. Penyimpanan:
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan
Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Bentuk dan jenis sediaan;

2. Kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan


Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;

3. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar;

4. Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan; dan

5. Tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk


penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

e. Pendistribusian;
Kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:


1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas,

2. Puskesmas Pembantu,

3. Puskesmas Keliling,

4. Posyandu, dan
5. Polindes.

f. Pemusnahan dan Penarikan


Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis
Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edar nya dicabut oleh
Menteri. Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai bila:
a) Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b) Telah kadaluwarsa;
c) Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan
atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
d) Dicabut izin edarnya.

g. Pengendalian
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
1. Pengendalian persediaan;

2. Pengendalian penggunaan; dan

3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kedaluwarsa.


h. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
Pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan,
didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
telah dilakukan;

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan

3. Sumber data untuk pembuatan laporan.

i. Pemantauan Dan Evaluasi Pengelolaan.

a) Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan


Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga
kualitas maupun pemerataan pelayanan;

b) Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan


Bahan Medis Habis Pakai; dan

c) Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

2.10.2 Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayanan farmasi klinik merupakan bagian dari Pelayanan
Kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien
berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. 2
Pelayanan farmasi klinik meliput:
a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat;
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);

c. Konseling;

d. Ronde/visit pasien (khusus Puskesmas rawat inap);

e. Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;

f. Pemantauan terapi Obat; dan

g. Evaluasi penggunaan Obat.


BAB III

TINJAUAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


3.1.1 Geografi dan Demografi

Gambar 3.1 Lokasi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.5


Puskesmas ini berada di wilayah kota administrasi Jakarta Pusat
yang memiliki luas wilayah 6,21 KM2 terbagi dalam 5 kelurahan.
Awalnya merupakan sebuah Rumah Bersalin yang terletak di Jalan Saman
Hudi Kelurahan Pasar Baru atau lebih dikenal dengan “Rumah Bersalin
Pintu Besi”. Selanjutnya pada tahun 1975 pindah ke Jalan Dwi Warna dan
berganti nama dengan “Puskesmas Sawah Besar” yang tidak hanya
melayani persalinan tetapi juga melayani rawat jalan. Bentuk bangunan
awal Puskesmas Sawah Besar berbentuk rumah tinggal kemudian
dilakukan renovasi total sehingga menjadi bangunan dengan 3 lantai
disertai pelayanan yang lebih lengkap.6
Pada bulan Juli 2012 dilakukan renovasi total kembali kemudian di
awal tahun 2014, Puskesmas Sawah Besar menempati gedung baru.
Gedung baru tersebut terdiri dari 6 lantai yang dilengkapi layanan poli,
perawatan bersalin, RB serta fasilitas yang lebih lengkap.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki 5 wilayah Kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Mangga Dua Selatan


b. Kelurahan Karang Anyar
c. Kelurahan Kartini
d. Kelurahan Pasar Baru
e. Kelurahan Gunung Sahari Utara
Batas Wilayah Kecamatan sawah Besar adalah Sebagai Berikut :
a. Sebelah Utara : Jl. Mangga Dua Raya / Rel KA Kemayoran-Kota /
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
b. Sebelah Timur : Kali Mati – Bekas lapangan udara Kemayoran, Jl.Angkasa,
Jl. Gunung Sahari Raya
c. Sebelah Barat : Rel KA Layang Gambir – Kota , kali ciliwung /
Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat
d. Sebelah Selatan : Jl. Kalileo, Jl. Abdul Rachman Saleh, Jl Taman Pejambon

3.1.2 Logo

Logo Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


3.1.3 Sarana dan Prasarana
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki 6 lantai. Unit
Didalam bangunan berlantai 6 ini dilengkapi dengan beragam layanan dan
fasilitas diantaranya lift, tangga, poli umum, poli gigi, poli anak (MTBS),
poli gizi, poli catin,poli kb, poli lansia, poli VCT/IMS, laboratorium, loket
pendaftaran Unit Rumah Bersalin dan Unit Gawat Darurat yang didukung
oleh manajemen Tata Usaha dan Keuangan. Dalam menunjang kesehatan

masyarakat, Puskesmas juga melaksanakan Pelayanan Kesehatan


Masyarakat Menular (PM), Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit
Tidak Menular (PTM), Pelayanan Kesehatan Masyarakat Gizi Komunitas
& Peningkatan peran Serta Masyarakat (PPSM), Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Surveilance,
Unit Farmasi, Unit Penunjang seperti Laboratorium, EKG dan USG.
Sedangkan pasien yang datang ke puskesmas ini, datang dari beragam
kalangan baik dari kalangan umum maupun mereka yang menjadi anggota
BPJS.
Menurut undang-undang tenaga kesehatan nomor 36 tahun 2014
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
keschatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan
dikelompokkan menjadi 13 jenis yaitu tenaga medis, tenaga psikologis
klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga
kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga
keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika,
tenaga kesehatan tradisional, dan tenaga kesehatan lain. Wilayah kerja
puskesmas Kecamatan Sawah Besar meliputi puskesmas Kelurahan
Karang Anyar dan puskesmas Kelurahan Mangga Dua Selatan,
dikarenakan kedua kelurahan tersebut belum memiliki bentuk fisik
puskesmas pada kelurahannya. 6

3.1.4 Visi, Misi dan Tata Nilai


a. Visi
“Menjadi Puskesmas Terbaik Kebanggan DKI Jakarta yang Bersama
Masyarakat Mewujudkan Budaya Sehat dan Mandiri.”
b. Misi
1. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan lintas
sektoral dan masyarakat dalam mewujudkan budaya sehat mandiri.
2. Meningkatkan akses dan mutu pelayan uang berorientasi pada
kepuasan masyarakat.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana dengan standar mutu berbasis


teknologi.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara
terus menerus.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan.
c. Tata Nilai
1. Integritas
2. Profesional
3. Akuntabel
4. Sinergi
5. Visioner

3.1.5 Puskesmas Kelurahan


Sawah Besar merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Luas wilayah Kecamatan
Sawah Besar yaitu 6,16 km2 terdiri dari 5 kelurahan dengan 36.163 KK,
600 RT, dan 49 RW.
No. Nama Puskesmas Alamat
1. Puskesmas Kecamatan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, Jl. Mangga
Sawah Besar Dua Dalam K No.13, RT.1/RW.12, Mangga Dua
Sel., Kecamatan Sawah Besar, Jakara Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10730
2. Puskesmas Kelurahan Pasar Jl. Krekot Bunda Raya No. 10. Jakarta Pusat, DKI
Baru Jakarta, Indonesia 10710. Phone: (021) 3440087.
3. Puskesmas Kelurahan Dalam No.6B, Jl. Kartini Raya No.8, RT.2/RW.8,
Kartini Kartini, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta
Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10750
4. Puskesmas Kelurahan Jl. Gunung Sahari 7A No.28, RT.12/RW.3, Gn.
Gunung Sahari Utara Sahari Utara, Kecamatan Sawah Besar, Kota
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10720

BAB IV

HASIL KEGIATAN PKL


4.1 Kegiatan Kefarmasian di Puskesmas
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar telah dilaksanakan mulai dari tanggal 11 April – 22 April 2022. Pada Bulan
Suci Ramadhan Kegiatan PKL berlangsung setiap hari kerja Senin – Kamis mulai
pukul 07.30 – 14.00 WIB dan untuk hari jumat dimulai pukul 07.30 – 14.30 WIB.
Dengan jumlah kloter 2 yaitu 5 orang maka penempatan 3 mahasiswa berada pada
tiap kelurahan dan 2 mahasiswa berada di kecamatan, yang di tempatkan di bagian
pelayanan resep

4.2 Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan perbekalan farmasi di puskesmas meliputi perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan,
monitoring dan evaluasi, administrasi. Tujuan dari pengelolaan perbekalan
farmasi, yaitu memelihara dan meningkatkan penggunaan obat secara rasional di
unit pelayanan melalui penyediaan perbekalan farmasi yang tepat waktu, tepat
jenis, tepat jumlah, dan tepat tempat.

4.3 Pelayanan Resep


4.3.1 Prosedur Penerimaan Resep
a. Pasien dari poli datang membawa lembar resep ke unit farmasi
lantai 2, dan khusus pasien ISPA pengambilan obat dilakukan di
gedung yang berbeda.
b. Pasien meletakkan lembar resep di kerajang yang sudah disediakan.
c. Memeriksa kelengkapan resep, yaitu skrinning admistrasi,
farmasetik dan klinis.
d. Jika terdapat ketidaksesuaian pada resepatau keraguan,
konsultasikan kepada dokter yang menulis resep, menggunakan
telepon yang tersedia dengan memberikan pertimbangan
alternatif, dan minta persetujuan dokter.

4.3.2 Prosedur Pengambilan Obat atau Non Racik


a. Mengambil obat di rak obat sesuai dengan nama dan jumlah yang
diminta pada resep.
b. Memeriksa mutu dan tanggal kadarluarsa obat yang akan
diserahkan kepada pasien.
c. Menulis etiket sesuai pemakaiannya yang tersedia di dalam resep.
d. Obat yang telah disiapkan bisa langsung diserahkan kepada pasien.

4.3.3 Prosedur Peracikan Obat


a. Untuk resep yang terdapat racikan
b. Membersihkan tempat dan peralatan untuk meracik.
c. Mengambil obat di rak obat sesuai resep.
d. Memeriksa mutu dan tanggal kadaluarsa obat sebelum diracik.
e. Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai dengan
kebutuhan.
f. Menggerus obat sampai halus dan homogen.
g. Tidak mencampur antibiotik di dalam puyer.
h. Membagi serbuk secara merata.
i. Lipat perkamen.
j. Untuk sediaan sirup kering, dicampur dengan air matang sesuai
dengan takaran pada etiket botol.
k. Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat yang tertulis pada resep.
l. Kemas, tempel etiket dan serahkan kepada pasien.
4.3.4 Prosedur Penyerahan Obat
a. Memeriksa kembali kesesuaian jenis, jumlah, dan cara penggunaan
obat dengan permintaan resep.

b. Memanggil, memastikannama pasien dan usia pasien, untuk pasien


ISPA penyerahan obat dilakukan menggunakan APD lengkap.
c. Orang yang menerima obat dipastikan adalah pasien itu sendiri,
keluarga atau wali pasien.
d. Menanyakan alamat tempat tinggal dan nomor telepon yang dapat
dihubungi.
e. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat dengan
bahasa yang mudah dipahami dan diingat oleh pasien.
f. Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar sesuai dengan
literatur, bahasa yang mudah di pahami, tidak bias, etis dan
bijaksana.
g. Meminta paraf/tanda tangan pasien/wali.

4.3.5 Prosedur Penginputan Data Pemakaian Obat Harian


a. Resep obat yang telah diserahkan didata manual terlebih dahulu,
setelah itu diinput ke komputer sesuai dengan jumlah obat yang
diberikan.
b. Khusus resep obat ARV dan TB, selain di input pada pengeluaran
stok harian juga diinput di sistem khusus pengeluaran obat ARV
dan TB (menginput nama pasien, obat beserta jumlah obat yang
diberikan).

4.3.6 Prosedur Pencatatan dan Pengeluaran Stok Obat


a. Setiap sediaan yang diambil dari gudang unit farmasi, ditulis pada
kartu stok obat dan buku pengeluaran obat.
b. obat yang masuk dan keluar dari unit farmasi puskesmas dicatat di
kartu stok harian dan form pemakaian obat harian di sistem
komputer.
4.3.7 Prosedur Penyimpanan Resep
a. Resep obat yang telah diserahkan dan didata, kemudian dihitung
totalnya lalu disimpan setiap hari untuk memudahkan pencarian
resep jika dibutuhkan. Setelah itu dijadikan dalam satu bundel.
b. Resep obat ARV, TBC, Vit C, psikotropika, dan telemedicine
disimpan terpisah.
c. Resep yang sudah dihitung dicatat di buku kemudian diinput ke
komputer.
d. Resep disimpan selama 5 tahun.

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


5.1.1 Pelayanan Kefarmasian Rawat Jalan
Pelayanan kefarmasian rawat jalan di Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar dilakukan pelayanan 24 jam (UGD), Rumah Bersalin, Poli
Anak (MTBS), Poli KB, Poli Gigi, Poli Gizi, Poli Catin, Poli Umum, Poli
Lansia, Poli VCT/IMS, Laboratorium, dan Loket Pendaftaran.

5.1.2 Pengkajian dan Pelayanan Resep


Pelayanan Resep dilakukan dengan penerimaan resep terlebih
dahulu, skrinning resep, peracikan/pengambilan obat, dan pemberian
informasi obat. Pasien dari Poli dating membawa lembar resep ke Unit
Pelayanan Farmasi di lantai 2, kemudian menaruh lembar resep pada
keranjang yang telah disediakan dan memencet bel. Resep yang telah
diterima dari pasien akan dilakukan skrinning resep oleh TTK, antara lain:
1. Skrinning Administratif
Skrinning administratif meliputi nama pasien, usia, jenis kelamin,
berat badan, nama dokter, paraf dokter, unit asal resep, dan tanggal
penulisan resep.
2. Skrinning Farmasetik
Skrinning farmasetik dilakukan dengan mengamati bentuk dan
kekuatan sediaan, dosis, jumlah obat, aturan, cara penggunaan,
ketersediaan obat di Unit Farmasi, inkompatibilitas.
3. Skrinning Klinis
Skrinning klinis dilakukan dengan mengisi kolom check list yang
ada di belakang lembar resep yaitu benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar cara (rute pemberian obat), benar waktu pemberian obat,
benar pemberian informasi obat, dan benar pendokumentasian.
Selain itu,

dalam resep dilihat interaksi obat dan kontraindikasi. Selesai


melakukan skrinning, TTK yang menerima resep kemudian
menuliskan etiket sesuai dengan tanggal, nama pasien, cara pakai obat,
dan khasiat obat. Setelah itu, lembar resep dan etiket diserahkan ke
bagian pengisian/peracikan untuk dilakukan pengambilan/peracikan
obat sesuai dengan yang ada pada lembar resep, kemudian diperiksa
kembali sebelum diserahkan ke pasien.

5.1.3 Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas,
dan terkini kepada dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya, dan pasien.
PIO bertujuan untuk memberikan informasi mengenai obat kepada tenaga
kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat,
menyediakan informasi untuk membuat kebijakan terkait obat, menunjang
penggunaan obat yang rasional. Kegiatan PIO yaitu memberikan dan
memenyebarkan informasi obat secara aktif dan pasif. Menjawab
pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat
atau tatap muka. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah
dinding, dan lain-lain.
Kegiatan PIO yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar diantaranya yaitu membuat poster, leaflet, dan penyuluhan kepada
ibu-ibu kader dari masing-masing kelurahan di wilayah Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar. Kegiatan PIO dilaksanakan oleh Apoteker atau
TTK senior, obat yang telah disiapkan kemudian diperiksa kembali
ketepatannya dan diserahkan kepada pasien sesuai antrian. Nama pasien,
nomor telepon, dan alamat pasien ditulis dengan jelas kemudian pasien
menandatangani kolom yang tersedia di belakang resep setelah menerima
obat.

5.2 Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat


Pemantauan dan pelaporan efek samping obat merupakan kegiatan
pemantauan setiap respon obat yang merugikan atau terjadinya efek yang
tidak diinginkan terjadi pada dosis normal manusia untuk tujuan profilaksis,
diagnosis, dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis. Tujuan
dilakukannya monitoring adalah untuk mencegah efek samping obat dengan
bertambahnya pengetahuan yang didapat dari kegiatan pemantauan aspek
keamanan obat pasca pemasaran. Pemantauan aspek keamanan obat harus
dilakukan secara terus menerus untuk melakukan evaluasi dan
mempertimbangkan manfaat harus lebih besar dari risiko.

5.3 Pemantauan Terapi Obat


Terapi pemantauan obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memastikan pasien mendapatkan terapi obat yang aman, efektif, rasional, dan
terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping
obat. Kegiatan ini meliputi: pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian
obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan
rekomendasi perubahan terapi. Pemantauan terapi obat harus dilakukan secara
berkelanjutan dan dievaluasi secara teratur pada periode tertentu, agar
keberhasilan maupun kegagalan terapi obat dapat diketahui. Beberapa kriteria
pasien yang seharusnya dilakukan pemantauan terapi obat, antara lain:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui
2. Menerima lebih dari 5 jenis
3. Adanya multidiagnosis
4. Pasien gangguan fungsi hati atau ginjal
5. Menerima obat dengan indeks terapi sempit
6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang
merugikan.

5.4 Evaluasi Penggunaan Obat Rasional


Evaluasi penggunaan obat rasional dilakukan secara terstruktur dan
berkesinambungan untuk menjamin keamanan, efektivitas serta harga yang

terjangkau dari suatu obat yang diberikan kepada masyarakat. Pelayanan


kesehatan harus memegang prinsip rasional yaitu selalu bertindak
berdasarkan bukti ilmiah terbaik (evidence based medicine) dan prinsip tepat
biaya (costeffective) serta tepat manfaat (cost-benefit) dalam pemanfaatan
obat agar memberikan hasil optimal. Alasan penggunaan obat rasional sangat
diperlukan antara lain:
1. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi belanja obat
2. Mempermudah akses masyarakat untuk memperoleh obat dengan
harga terjangkau
3. Mencegah dampak penggunaan obat yang tidak tepat yang dapat
membahayakan pasien
4. Meningkatkan kepercayaan masyarakat (pasien) terhadap mutu
pelayanan kesehatan.

Pemerintah mengeluarkan evaluasi penggunaan obat rasional di


Puskesmas secara nasional melalui penilaian terhadap ISPA Non-
Pneumonia, Diare Non-spesifik, Myalgia, dan rata-rata item obat per
lembar resep yang digunakan. Evaluasi penggunaan obat rasional di
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dilakukan oleh Apoteker
penanggung jawab dengan mengambil satu lembar resep untuk
disampling kemudian ditelaah.
BAB VI

PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Peran dan fungsi Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas yaitu
membantu Apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang
meliputi : pengelolaan obat (perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan, pelaporan), pelayanan
obat atas resep dokter, Pelayanan Informasi Obat

2. Pelayanan resep yang dilakukan dimulai dari penerimaan resep,


skrining resep, peracikan/pengambilan obat, hingga pemberian
informasi obat.
3. Pengelolaan perbekalan farmasi di puskesmas meliputi perencanaan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pencatatan dan
pelaporan, monitoring dan evaluasi, administrasi.
4. Mahasiswa mengetahui gambaran tentang kondisi di dunia kerja
serta dapat menerapkan ilmu yang sudah kami pelajari sebelumnya.
5. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Ahli Madya Farmasi yang
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yaitu membantu
apoteker dan dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian.
6.2 Saran
1. Sebaiknya dalam penyerahan resep perlu untuk diberitahukan cara
penyimpanan obat kepada pasien.
2. Sebaiknya disediakan nomor antrian pasien pada saat pasien
menaruh resep obat di keranjang yang sudah disediakan, agar tidak
terjadi kesalahan saat memanggil nama pasien dan tercipta
ketertiban saat pengambilan obat.
3. Sebaiknya penyimpanan obat khususnya pada penyimpan vaksin
diperhatikan lagi dan dibersihkan dengan rutin agar minimnya
vaksin yang mudah rusak.

Anda mungkin juga menyukai