DISUSUN OLEH:
di
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Tjuk Nyak Dhien Medan
Disusun Oleh:
Novi Ratnasari, S.Farm 2229013021
Mislatul Jannah, S.Farm 2229013046
Maya Sari, S.Farm 2229013042
Muhammad Azaki, S.Farm 2229013060
Pembimbing,
apt. Alya Mahira Kudri, S.Farm apt. Salmah Handayani Lubis, S.Farm, M.Si
NIP: 199804112022032006 NIDN: 0107108303
Puji dan syukur selalu terucap atas kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala
yang telah melimpahkan begitu banyak kasih sayang dan karunia-Nya, sehingga
(PKPA) Farmasi Rumah Sakit di RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aceh ini.
Pelaksanaan kegiatan PKPA ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Dr. apt. Nilsya Febrika Zebua, S.Farm., M.Si selaku Dekan Fakultas
Farmasi Univesitas Tjut Nyak Dhien Medan, Bapak apt. Sumardi, S.Si., M.Sc selaku
Tjut Nyak Dhien Medan, Bapak dr. Isra Firmansyah, Sp.A(K), Ph.D., sebagai
Direktur RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang telah memberikan fasilitas
Instalansi Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang telah memberikan
fasilitas, bimbingan serta arahan kepada penulis selama melakukan PKPA, Ibu a pt.
Salmah Handayani Lubis., S.Farm M.Si sebagai pembimbing dari Fakultas Farmasi
Universitas Tjut Nyak Dhien Medan dan Ibu apt. Alya Mahira Kudri, S.Farm
sebagai pembimbing dari Instalansi Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama
melakukan PKPA dan proses penyusunan laporan ini serta ucapan terimakasih
penulis ucapkan kepada Bapak dan Ibu Apoteker, staf dan karyawan Instalasi
Farmasi RSUD dr. Zainoel AbidinBanda Aceh yang telah memberikan arahan dan
iii
Terima kasih khusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis yang
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna mendapat perbaikan positif
yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bidang Farmasi.
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan PKPA..................................................................................................3
1.3 Manfaat PKPA................................................................................................3
1.4 Pelaksanaan Kegiatan.....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................4
2.1 Definisi...........................................................................................................4
2.1.1 Definisi Rumah sakit...................................................................................4
2.2 Pengelolaan sediaan farmasi, alat farmasi dan bahan medis .........................5
2.2.1 Pemilihan.....................................................................................................5
2.2.2 Perencanaan.................................................................................................7
2.2.3 Pengadaan....................................................................................................8
2.2.4 Penerimaan..................................................................................................8
2.2.5 Penyimpanan...............................................................................................9
2.2.6 Pendistribusian ..........................................................................................11
2.2.7 Pemusnahan dan Penarikan........................................................................12
2.2.8 Pengendalian...............................................................................................13
2.2.9 Administrasi...............................................................................................14
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................16
3.1. Sejarah dan Perkembangan RSUD dr. Zainoel Abidin................................16
3.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin.............17
3.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin...................17
3.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin..........18
3.5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin..............20
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................37
4.1 KESIMPULAN ............................................................................................37
4.2 SARAN..........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................38
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu
dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik
(Permenkes, 2016).
pasien. Untuk itu kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar
hak pasien agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk tuntutan hukum.
Dengan demikian, para Apoteker Indonesia dapat berkompetisi dan menjadi tuan rumah di
bagi tenaga kefarmasian; dan (c) melindungi pasien dan masyarakat dari
penggunaan Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient
(Permenkes, 2016).
1
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar: (a)
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
(b) pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Rumah Sakit, maka mahasiswa calon
Apoteker perlu diberikan pembekalan dalam bentuk Praktik Kerja Profesi Apoteker
di Rumah Sakit. Sebagai tenaga kesehatan profesional, maka calon Apoteker perlu
memahami dan mengenal peran Apoteker di Rumah Sakit, khususnya pada instalasi
farmasi. Hal ini sangat penting sebagai bekal bagi lulusan Apoteker apabila bekerja
di Rumah Sakit. Dengan pertimbangan ini, Fakultas Farmasi Tjut Nyak Dhien
Medan bekerjasama dengan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh mengadakan
Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober
2
1.2 Tujuan PKPA
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker
a. Mengetahui peran dan tugas Apoteker dalam pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di instalasi farmasi RSUD dr.
Medis Habis Pakai (BMHP) di instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh.
Manfaat yang ingin dicapai dalam kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di instalasi farmasi RSUD dr.
Medis Habis Pakai (BMHP) di instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh.
1.4. PelaksanaanKegiatan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Presiden RI, 2009).
kesehatan.
yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD).
1. Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan
lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan
3. Obat-Obat sitostatika
2.2.1 Pemilihan
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. pemilihan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai ini berdasarkan atas:
a. Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah
ditetapkan;
b. Pola penyakit;
e. Mutu;
f. harga;
5
g. ketersediaan di pasaran.
berdasarkan bukti ilmiah mutakhir oleh Komite Nasional Penyusunan Fornas. Obat
yang masuk dalam daftar obat Fornas adalah obat yang paling berkhasiat, aman,
dan dengan harga terjangkau yang disediakan serta digunakan sebagai acuan untuk
medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang ditetapkan oleh
c. Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite/Tim Farmasi dan Terapi, jika
melakukan monitoring.
6
b. Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling menguntungkan
penderita;
h. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
Rumah Sakit, maka Rumah Sakit harus mempunyai kebijakan terkait dengan
2.2.2 Perencanaan
periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat
c. Sisa persediaan;
f. Rencana pengembangan.
2.2.3 Pengadaan
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus mempunyai
d. Masa kadaluarsa (expired date) minimal 2 (dua) tahun kecuali untuk sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu (vaksin, reagensia,
dan lain-lain), atau pada kondisi tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan.
obat yang secara normal tersedia di Rumah Sakit dan mendapatkan obat saat
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
2.2.5 Penyimpanan
dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai
penggolongan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka,
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada
kurang hati-hati.
d. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang dibawa oleh
9
e. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
benar dan diinspeksi secara periodik. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO)
dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan
dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan
a. Jumlah dan jenis obat sesuai dengan daftar obat emergensi yang telah ditetapkan;
2.2.6 Pendistribusian
pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien dengan tetap
menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah Sakit harus
pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di unit
pelayanan.
1) Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi.
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang disimpan di
ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola (di
ruangan.
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada
11
5) Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi
Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi Farmasi.
Pakai berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau
ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan
c. Sistem Kombinasi
habis pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b + c
atau a + c.
pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat
dapat diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floor stock
pasien dengan mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada
medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
12
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penarikan
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan terhadap produk yang izin
b. Telah kadaluwarsa
a. Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
2.2.8 Pengendalian
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dapat
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Komite/Tim Farmasi dan
c. Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai.
b. Melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
2.2.9 Administrasi
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan Instalasi Farmasi dalam
4) Dokumentasi farmasi.
Farmasi; dan
3) Laporan tahunan.
b. Administrasi Keuangan
kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam periode
c. Administrasi Penghapusan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak terpakai
karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat
usulan penghapusan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
15
BAB III
PEMBAHASAN
Pada mulanya Rumah Sakit ini dikenal sebagai Rumah Sakit Umum
Daerah Banda Aceh terhitung sejak tanggal 7 Mei 1979 sebagai Rumah Sakit
istimewa aceh No 445/173.1979, Rumah Sakit Umum Daerah Banda Aceh diubah
namanya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Pemberian
nama ini adalah untuk mengenang putera Aceh pertama yang menjadi Dokter
pertama.
pelayanan di RSUD dr. Zainoel Abidin maka RSUD dr. Zainoel Abidin berubah
16
sebagai Rumah Sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2011.
Daerah dr. Zainoel Abidin dan ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2011.
3.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
kesehatan.
RI, 2009).
17
3.3. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
A. Visi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh terkemuka dalam
B. Misi
pengelolaan keuangan.
3.4. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
a. Direktur
b. Wakil Direktur:
3.5. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
oleh seorang Apoteker yang berada bawah bidang logistic dan fasilitas. Instalasi
Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh merupakan fasilitas untuk
melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat Kesehatan, dan bahan medis habis
Permenkes No. 72 tahun 2016, kepala instalasi dibantu oleh wakil kepala instalasi,
pelayanan farmasi yaitu lima belas (15) depo farmasi dan 1 gudang farmasi.
yang berlaku.
Wakil kepala instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin mempunyai tugas
C. Administrasi
Tata usaha farmasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung
kepada kepala instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
D. Gudang Farmasi
Gudang Farmasi sebagai salah satu unsur pelaksana utama dipimpin oleh
dan mendistribusikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP ke depo farmasi-
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang kadaluarsa dan
rusak serta administrasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medishabis
instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh terdiri dari 16 depo
farmasi, yaitu: Depo Farmasi Rawat Jalan, Depo Farmasi IGD, Depo Farmasi
Intensif, Depo Farmasi OK, Depo Farmasi Raudhah 1,2,3, Depo Farmasi Raudah
4,5, Depo Farmasi Raudhah 6,7, Depo Farmasi Shafa – Nabawi, Depo Farmasi
Arafah, Depo Farmasi Mina, Depo Farmasi Aqsha, Depo Farmasi Marwah, Depo
Farmasi Tursina, Depo Farmasi Poli Pinere, Depo Farmasi Pinere Rawat Inap,
1. Pemilihan
kesehatan.
disepakati staf medis, disusun oleh komite/Tim Farmasi dan Terapi, dimana
Komite/Tim Farmasi dan Terapi dapat diketuai oleh seorang dokter atau
seorang Apoteker,
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Komite Farmasi dan Terapi diketuai oleh
berikut:
1. Obat yang dikelola di rumah sakit merupakan obat yang memiliki Nomor Izin
Edar (NIE);
penderita;
6. Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
terjangkau.
Pemilihan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di RSUD dr.
2. Pola penyakit
Pemilihan obat di instalasi farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin yang akan
Kelompok Staf Medis (KSM) dengan Komite Farmasi danTerapi (KFT). Hasil
diskusi diputuskan oleh KFT dan disetujui oleh Pimpinan Rumah Sakit untuk
23
Formularium Rumah Sakit yaitu mengcakup ada Formularium Nasional, pola
Formularium Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dapat dilihat pada
Lampiran 2.
2. Perencanaan
habis pakai di RSUD dr. Zainoel Abidin dilakukan oleh Instalasi Farmasi dan depo
epidemiologi dari data yang diperoleh pada penggunaan obat, alat kesehatan dan
farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang dilakukan di
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) beberapa bulan sebelumnya dan tahun
sebelumnya.
BMHP kepada bidang Bina Program dan Pemasaran RSUD dr. Zainoel Abidin.
e. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) beserta kebutuhan rumah sakit lainnya direkapitulasi oleh Bidang
Bina Program dan Pemasaran RSUD dr. Zainoel Abidin selanjutnya diserahkan
24
kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
f. Setelah dilakukan persetujuan dari KPA, selanjutnya Bidang Bina Program dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sesuai dengan kebutuhan masing - masing
depo farmasi.
Medis Habis Pakai (BMHP) kepada apoteker penanggung jawab depo farmasi.
3. Pengadaan
serta dilaksanakan sesuai kebijakan Rumah Sakit. Pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dilakukan oleh bagian pengadaan.
obat dan bahan medis habis pakai di Depo Farmasi Rawat Jalan dan Depo Farmasi
dua kali dalam seminggu melalui aplikasi SIMRS (Sistem Informasi Manajemen
pengamprahan.
Apabila terjadi kekosongan obat, pihak Rumah Sakit bekerja sama dengan
Apotek Kimia Farma yang berada di lingkungan RSUD dr Zainoel Abidin. Dimana
saat terjadi kekosongan obat pihak Depo farmasi membuat permintaan dengan
4. Penerimaan
a) Gudang Farmasi
yang meliputi:
b) Kondisi fisik.
c) Tanggal kadaluarsa.
2. Bila telah memenuhi syarat, barang akan diterima oleh tim penerima barang
masing-masing barang.
diganti.
5. Apoteker penanggung jawab akan merekapitulasi stok yang telah dibuat oleh
masing-masing penanggungjawab
26
b) Depo Farmasi
habis pakai di Depo Farmasi baik Rawat Jalan maupun Rawat Inap adalah
sebagai berikut:
meliputi:
b) Kondisi fisik.
c) Tanggal kadaluarsa.
5. Penyimpanan
Abidin Banda Aceh, sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
maka disimpan dan disusun sesuai dengan aturan. Penyimpanan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan persyaratan untuk
menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
1) Bentuk sediaan.
2) Alfabetis.
3) FIFO (First In First Out) dan FEFO (First expired First Out), dimana
barang yang baru diterima disimpan di bagian belakang dari barang yang
kadaluarsa barang.
27
4) Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan suhu. Untuk sediaan yang termolabil disimpan dalam
lemari pendingin disertai alat pengukur suhu (suhu 2–8 °C), suhu dicek
tiga kali dalam sehari sedangkan sediaan yang stabil pada suhu ruangan
kelembaban.
MgSO4 40%, NaCl 3% diberi tanda High Alert dan obat LASA (Look a
Like, Sound a Like) seperti injeksi ephinefrin dan ephedrin diberi tanda
gudang farmasi disimpan dalam lemari khusus dan diberi stiker garis
28
3%, meliseptol, formaline, surfenios premium, alkacide, formal-fixx,
syariah, maka untuk obat yang haram diletakkan terpisah dan diberi label
“Haram”.
6. Distribusi
a) Pendistribusian
unit terkait seperti depo farmasi yaitu yaitu: Depo farmasi Rawat Jalan, Depo
farmasi IGD, Depo farmasi Intensif, Depo farmasi OK, Depo farmasi Raudhah
1,2,3, Depo farmasi Raudah 4,5, Depo farmasi Raudhah 6,7, Depo farmasi Shafa
– Nabawi, Depo farmasi Arafah, Depo farmasi Mina, Depo farmasi Aqsha, Depo
farmasi Marwah, Depo farmasi Tursina, Depo farmasi Poli Pinere, Depo farmasi
Poli HD, Depo farmasi IGD Pinere dan 1 Gudang Farmasi, poliklinik, dan ruang
rawatan.
Instalasi farmasi dalam hal ini bertanggung jawab terhadap efektifitas dan
keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang ada di
depo farmasi, dimana pada masing- masing depo farmasi mempunyai seorang
Obat dan BMHP diserahkan kepada pasien berdasarkan resep Dokter. Resep
pasien rawat jalan dibedakan berdasarkan kronis dan tidaknya penyakit. Untuk
pasien dengan penyakit kronis biasanya Dokter meresepkan jumlah obat untuk 30
29
hari pemakaian, sedangkan untuk pasien biasa Dokter meresepkan obat tidak lebih
dari
10 hari pemakaian.
Depo farmasi rawat jalan melayani pasien yang datang ke poliklinik RSUD
farmasi rawat jalan, kemudian pasien diberi nomor antrian dan nomor antrian
tersebut juga dicatat pada lembaran resep. Pemberian nomor antrian bertujuan
untuk menghindari kesalahan pemberian obat kepada pasien karena jumlah pasien
rawat jalan di RSUD dr. Zainoel Abidin ± 700 orang setiap harinya. Setelah obat
disiapkan sesuai resep, obat diserahkan kepada pasien beserta informasi yang
diperlukan.
Semua obat yang digunakan oleh pasien rawat jalan dengan penyakit kronis
(hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan pembuluh) dan non- kronis
dilakukan secara komputerisasi, hal ini dapat mencegah pemberian obat yang
berulang untuk pasien dengan penyakit kronis dalam bulan yang sama.
Depo Farmasi Rawat Inap menerapkan sistem distribusi UDD (Unit Dose
berdasarkan DIMF dan menyiapkan obat, alat kesehatan, dan BMHP. Sistem
distribusi UDD dimana pasien mendapat obat dalam dosis satu kali pemakaian.
dimana hijau untuk pagi hari, kuning untuk siang hari, dan merah untuk malam
hari. Kemudian petugas meletakkan obat yang telah disiapkan pada masing-masing
sebagai berikut:
a. Kepala Instalasi Farmasi membuat laporan obat yang akan dimusnahkan kepada
d. Direktur RSUD dr. Zainoel Abidinmembuat Surat Perintah Tugas (SPT) untuk
sebagaiberikut:
a. Petugas depo farmasi mencatat jika ada sediaan farmasi, alat kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang akan dikembalikan ke gudang farmasi
meliputi nama, jumlah dan alasan penarikan (rusak atau mendekati tanggal
b. Petugas gudang farmasi menyimpan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan
karantina) dan merekap catatan. Penarikan juga dapat dilakukan apabila BPOM
melakukan Recall terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis
31
Pemusnahan dan Penarikan dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No.72 tahun 2016 tentang standar
pelayanan kefarmasian di rumah sakit yaitu pemusnahan resep oleh pihak Rumah
Sakit setiap 5 tahun sekali dengan membuat berita acara pemusnahan dan
meliputi:
a. Untuk obat yang sudah mendekati kedaluwarsa, obat tersebut diberi label sesuai
dengan warna. Untuk obat yang 3 bulan mendekati kedaluwarsa. diberikan label
farmasi.
b. Untuk depo farmasi rawat jalan, obat yang tidak diambil oleh pasien pada hari
dimana dia menebus resep akan dilakukan penarikan dan pengembalian obat ke
IPSLRS menangani semua limbah hasil kegiatan dari semua instalasi, unit-
unit dan ruangan di RSUD dr. Zainoel Abidin meliputi limbah padat (limbah padat
medis dan limbah padat non medis), limbah cair dan limbah gas. Pengelolaan
limbah medis di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin sudah sesuai dengan Kepmenkes
Rumah Sakit.
32
a) Limbah Padat
Limbah padat Rumah Sakit terdiri dari limbah padat medis dan limbah
padat non medis. Limbah padat medis terdiri dari limbah infeksius, limbah benda
tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi dan limbah radioaktif
sedangkan limbah padat non medis terdiri dari limbah dapur, limbah perkantoran
dan limbah taman. Pengelolaan limbah medis yang dilakukan di RSUD dr.
plastik warna kuning dan limbah benda tajam dimasukkan ke dalam safety box
isi 5 Liter.
limbah medis, dan di masukkan pada tong sampah medis berwarna kuning
33
a. Sampah umum dimasukkan kedalam tong sampah non-medis yang
Zainoel Abidin dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banda Aceh.
660 liter.
b) Limbah Cair
Pengolahan air limbah yang berasal dari semua aktivitas Rumah Sakit
umum dr. Zainoel Abidin mempunyai karakteristik infeksi dan non infeksi. Pada
Pengolahan Air Limbah (IPAL), limbah cair dan tinja dari semua unit pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dialirkan ke bak sumpit (bak
pengumpulan utama) dengan sistem gravitasi. Khusus limbah cair dari Instalasi
Gizi sebelum dialirkan kebak sumpit terlebih dahulu ke bak penangkapan lemak.
Bak sumpit dibagi dua bagian yang dibatasi dengan bak skren yang
pompa distribusi. Air limba dari bak sumpit (bak penampung utama di pompa ke
bufer reaktor dengan sistem over flow. Lalu masuk ke bak an-aerobic filter dengan
sistem over flow yang dilengkapi dengan biodex. Dari bak an-aerobic filter air
limbah tersebut dipompakan ke bak aerasi. Dari bak aerasi setelah proses
penguraian air masuk ke bak sedimentasi dengan sisitem over flow. Dari bak
sedimentasi air yang telah bersih masuk ke bak kaporisasi. Dari bak kaporisasi
masuk ke bak uji biologis, baru dibuang kesaluran umum/ drainase kota.
Pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin sudah sesuai
ini dapat dilihat dari adanya pemeriksaan keamanan oleh laboratorium Kesda
NAD setiap enam bulan sekali terhadap limbah cair yang di buang ke drainase
kota.
c) Limbah Gas
dilakukan di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin mengacu pada Keputusan menteri
(emisi) sumber tidak bergerak. Pemeriksaaan limbah gas dilakukan oleh PT.
8. Pengendalian
Aceh dengan melakukan stock opname dilakukan secara periodik dan berkala yaitu
setiap akhir bulan pada tanggal 30. Tujuan pengendalian untuk memastikan
35
kerusakan kadaluarsa, kehilangan serta pengendalian pesanan sediaan farmasi alat
sitostatika.
d. Sock opname yang dilakukan secara periodik dan berkala yaitu setiap bulan.
9. Administrasi
36
BAB IV
KESIMPULANDAN SARAN
4.1.Kesimpulan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).
- Sistem pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis
4.2 Saran
DAFTARPUSTAKA
38
Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
39
Lampiran 2. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD dr. Zainoel Abidin
40
Lampiran 2. Formularium Rumah Sakit
41
Lampiran 3. Surat Permintaan Barang
42
Lampiran 4. Form Pemantauan Suhu Lemari Pendingin Obat
43
Lampiran 5. Penyimpanan di Gudang Farmasi
Menggunakan rak
44
Lampiran 5. (Lanjutan)
45
Lampiran 6. Penyimpanan Obat di Depo Farmasi
Penyimpanan Obat
LASA dan Multiple Strengh
46
Lampiran 7. Penyimpanan Obat di Ruangan
47
Lampiran 8. Form Salinan Resep
47