TAHUN 2020
Proposal
OLEH :
170209069
MEDAN
2020
1
LEMBAR PERSETUJUAN
TAHUN 2020
Oleh :
170209069
Mengetahui Menyetujui
2
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan Proposal ini, guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai Gelar
Diploma di Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu demi sempurnanya proposalini,
penulis sangat membutuhkan dukungan dan Pendapat pikiran yang berupa kritik dan saran
Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Berkat dan Anugrahnya selalu. Akhir kata,
penulis berharap semoga Proposal ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis pada khususnya
maupun bagi yang memerlukan bagi umumnya Amin....
Penulis
3
Daftar isi
Contents
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................6
PENDAHULUAN.........................................................................................6
1.1 latar belakang...........................................................................................9
1.2 rumusan masalah.....................................................................................9
1.3 tujuan penelitian......................................................................................9
1.4 manfaat penelitian...................................................................................9
BAB II.........................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................10
2.1 AIR........................................................................................................10
2.1.1 Defenisi Air..............................................................................................10
2.3 kesadahan................................................................................................19
2.3.1 jenis jenis kesadahan............................................................................19
kesadahan sementara....................................................................................19
kesadahan tetap.............................................................................................19
2.3.2 kesadahan total.....................................................................................20
2.3.3 Dampak dari kesadahan air......................................................................20
2.3.4 Titrasi........................................................................................................20
4
BAB III metode penelitian..............................................................................24
3.1 Jenis penelitian..........................................................................................24
3.2 Lokasi dan waktu penelitian.....................................................................24
3.2.1 lokasi penelitian.....................................................................................24
3.2.2 waktu penelitian.....................................................................................24
3.3 populasi dan sampel..................................................................................24
3.3.1 populasi......................................................................................................24
3.3.2 sampel........................................................................................................24
3.4.1 Dokumentasi..............................................................................................24
3.4.2 Wawancara................................................................................................24
3.5.2 Bahan.........................................................................................................25
3.5.3 Reagensia...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................28
BAB I
5
PENDAHULUAN
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup
yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel
hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan ataupun pada hewan (termasuk di dalamnya pada
manusia) akan terkandung sejumlah air, yaitu lebih dari 75% kandungan sel tumbuh -
tumbuhan atau lebih dari 67% kandungan sel hewan, terdiri dari air. Jika kandungan
tersebut berkurang, misalnya dehidrasi pada manusia yang diakibatkan oleh penyakit
yang disebabkan oleh bakteri, jika tidak cepat ditanggulangi akan mengakibatkan
kematian. Sama seperti dengan tanaman yang lupa tidak disiram pun akan layu dan
kalau dibiarkan akan mati. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari di
lingkungan rumah tangga, ternyata berbeda untuk tiap tempat, tiap tingkatan
kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan,
semakin meningkat pula kebutuhan manusia terhadap air (Suriawiria, 2005).
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia
karena diperlukan terus-menerus dalam kegiatan sehari-harinya untuk bertahan hidup.
Oleh karena itu, manusia memerlukan sumber air bersih yang diperoleh dari air tanah dan
air permukaan. Namun tidak semua air dapat digunakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan air minum, hanya air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum yang
dapat digunakan untuk air minum (Meidhitasari,2007).
Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah
ketika dibuang ke alam atau tercemar karena penggunaannya yang melebihi
kapasitas untuk dapat diperbaharui. Jika tidak melakukan perubahan radikal dalam
cara memanfaatkan air, maka air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan
khusus, dimana akan meningkatkan kualitas sumber daya ekonomi bagi bangsa dan
negara ( Sanim,2011).
Air di alam sangat jarang ditemukan dalam keadaan murni. Sekalipun air hujan,
meskipun awalnya murni, telah mengalami reaksi dengan gas-gas di udara yang
turun ke bumi dan selanjutnya terkontaminasi selama mengalir di atas permukaan
bumi dan dalam tanah. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap
6
penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk
memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau
pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi (Suripin,2002).
Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai ke permukaan bumi dan
menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan
tempat air tanah, air hujan akan menembus beberapa lapisan tanah dan menyebabkan
terjadinya kesadahan pada air (hardness of wafer). Kesadahan pada air ini menyebabkan
air mengandung zat zat mineral dalam konsentrasi. Zat zat mineral tersebut, antara lain
kalsium, magnesium, dan logam berat,seperti Fe dan Mn. Akibatnya, apabila kita
menggunakan air sadah untuk mencuci, sabun yang kita gunakan tidak akan berbusa dan
bila diendapkan akan terbentuk endapan semacam kerak. Secara umum air tanah disebut
juga air sumur yang merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang
tinggal di daerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. (Chandra,2005).
Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter, air
sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dari permukaan tanah. Dipergunakan untuk
mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah rumah perorangan sebagai air
minum, mencuci, memasak dll.
7
Kesadahan dalam air sebagian besar berawal dari kontak air langsung dengan
tanah dan dari pembentukan batuan dan dari pembentukan batuan. Air yang sadah
bermula dari daerah dimana lapisan tanah atas tebal dan adanya pembentukan kapur.
(Astuti et al., 2015) menurut who air yang bersifat sadah akan menimbulkan dampak,
terhadap kesehatan dapat menyebabkan cardiovasculer (penyakit penyumbatan jantung)
dan urolithiasis (batu ginjal), menyebabkan pengerakan pada peralatan logam untuk
memasak sehingga penggunaan energi menjadi boros. (wulandari, 2017).
Permasalahan yang sering dijumpai pada pelayanan air bahwa kualitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air
bersih yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk digunakan. Air
yang layak digunakan, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisik,
kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga apabila
ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk
digunakan. Salah satu parameter kimia dalam persyaratan kualitas air adalah jumlah
kandungan unsur Ca2+ dan Mg2+dalam air yang keberadaannya biasa disebut kesadahan
air. Pada umumnya kesadahan menunjukkan jumlah kalsium karbonat dalam milligram
perliter atau bagian perjuta. Kesadahan dalam air sangat tidak dikehendaki baik untuk
penggunaan rumah tangga maupun untuk penggunaan industri. Berdasarkan tentang
persyaratan kualitas air bersih PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990, kadar
maksimum kesadahan (CaCO3) yang diperbolehkan adalah 500 mg/L.
Kebutuhan air yang digunakan diperumahan mandala medan Sebagian besar
masyarakat masih memanfaatkan air tanah (sumur) gali untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Mereka menggunakan air untuk mencuci, mandi dan memasak. Air
tanah diperoleh dengan cara membuat sumur. Pada saat direbus, air akan menghasilkan
kerak di sekitar panci. Hal tersebut diduga kesadahan air cukup tinggi. Oleh karena itu,
air harus diendapkan dan disaring terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai air minum
atau memasak. Gejala kesadahan air yang tinggi juga dapat diamati dari sabun yang sulit
berbusa. Akibatnya, masyarakat menambahkan detergent cukup banyak untuk keperluan
mencuci, air minum, dan lainnya.
Berdasarkan penelitian yang telah ada, maka penelitian ini dilakukan untuk
menentukan kesadahan total (CaCO3) yang terkandung dalam air sumur gali
diperumahan mandala medan. Analisa penentuan kandungan kesadahan total pada
sampel air sumur mennggunakan kompleksometri.
8
Berdasarkan penelitian yang telah ada dan latar belakang diatas maka penulis ingin
melakukan penelitian tentang “Analisa Kesadahan Total Pada Air Sumur Gali Di
Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang Tahun 2020 ”
Berdasarkan latar belakang diatas Apakah kadar kesadahan total dalam air sumur
gali sesuai dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 mg/L
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui seberapa besar kadar kesadahan total dalam air sumur gali
1.4 manfaat penelitian
1. Hal penelitian ini memberi informasi ke masyarakat tentang kadar
kesadahan total dalam air sumur gali
2. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penentuan
kesadahan total dalam air sumur gali
3. Sebagai tambahan refrensi bagi peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.1.1 Defenisi Air
9
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar
tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang pun dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan
untuk memasak, mencuci, mandi dan membersihkan kotoran yang ada disekitar
rumah. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran,
tempat rekreasi, transportasi, dan lain-lain. Volume air dalam tubuh manusia rata-
rata 65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada
masingmasing orang. Bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang.
Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak
74,5%, tulang 22%. ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. ( Chandra, 2005).
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus menerus
meningkat dengan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber
daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan dan
perlindungan sumber daya air untuk mengurangi dari kondisi yang menimbulkan
kerusakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung pada air, dan
kualitas kesehatan juga sangat ditentukan oleh kualitas air untuk keperluan sehari
hari. Untuk mendapatkan air yang baik, yaitu air dengan kualitas tertentu, pada saat
ini dibeberapa tempat terutama pada daerah yang padat pemukiman sudah mulai sulit
karena adanya pencemaran air yang disebabkan oleh kegiatan manusia.Untuk
menetapkan kualitas air yang bersih sangat sulit karena ditentukan oleh banyak
faktor, seperti ditinjau dari kegunaan dan sumber air itu sendiri. Kegunaan air dapat
berupa untuk air minum, keperluan rumah tangga, keperluan industri, irigasi
pertanian, perikanan, dan lain-lain. Sedangkan kualitas air berdasarkan sumbernya
dapat berasal dari mata air di pegunungan, air danau, air sungai, air sumur (air
tanah), air hujan, dan lain-lain (Manihar situmorang, 2007).
2.2 kualitas air
Kualitas air adalah karakteristik mutu yang dibutuhkan untuk pemanfaatan
tertentu dari sumber sumber air. Dengan adanya standar kualitas air, setiap jenis air
10
dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum didalam standar kualitas
sehingga dapat diketahui syarat kualitasnya. Standar kualitas air bersih dapat berarti
sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI
No.416/MEN/KES/PER/IX/1990 pernyataan yang menunjukkan persyaratan yang
harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Peraturan ini dibuat dengan maksud syarat kesehatan mempunyai peranan
penting dalam pengawasan kualitas air bersih. Air yang digunakan sebagai
kebutuhan air bersih sehari-hari sebaiknya tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, jernih, dan mempunyai suhu yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
sehingga menimbulkan rasa nyaman. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia,
dan mikrobiologis. Kualitas air dapat di analisa dengan parameter kualitas air,
Berikut syarat-syarat kualitas air.
2.2.1 Penggolongan air
11
menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan pencemar.
COD (Chemical Oxygen Demand) merupakan uji yang lebih cepat daripada
uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia untuk menentukan jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik yang terdapat didalam air.
c) Suhu
Kenaikan suhu air akan mengakibatkan menurunnya oksigen terlarut didalam
air, meningkatnya kecepatan reaksi kimia, terganggunya kehidupan ikan dan
hewan air, dan lainnya.
d) Warna, rasa dan bau
Air normal yang tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak
berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya
polusi di suatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau
air dapat disebabkan oleh bahan-bahan air dan hewan air, baik yang masih
hidup maupun yang mati.
e) Jumlah padatan
Padatan yang dapat mencemari air, berdasarkan ukuran partikel dan sifat-
sifatnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap (sedimen), padatan
tersuspensi dan padatan yang terlarut. Padatan yang mengendap terdiri dari
partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat. Padatan tersuspensi
adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
mengendap langsung. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa
anorganik dan organik yang larut dalam air seperti garam-garam mineral
hasil buangan industri kimia.
f) Kehadiran mikroba tercemar
Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba, seperti protozoa, dan bakteri.
Jenis mikroba yang bersifat patogen atau merugikan manusia, ada beberapa
jenis mikroba yang sangat tidak dikehendaki kehadirannya karenamikroba
tersebut berasal dari kotoran manusia dan hewan.
g) Kandungan minyak dan lemak
Meskipun minyak mengandung senyawa volatil yang mudah menguap.
Namun masih ada sisa minyak yang dapat menguap. Karena minyak tidak
12
dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap mengapung di air , kecuali
minyak tersebut terdampar ke pantai atau tanah disekeliling sungai.
h) Kandungan bahan radioaktif
Meskipun jarang terjadi, namun pada perairan yang dekat dengan industri
peleburan dan pengolahan logam sering kali ditemukan bahan-bahan
radioaktif seperti uranium, radium. Komponen-komponen tersebut dapat
larut dalam air hujan dan masuk ke sumber-sumber air yang ada.
i) Kandungan logam berat
Logam berat atau logam toksik adalah termiologi yang umumnya digunakan
untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam yang kebanyakan
tergolong berbahaya bila masuk dalam tubuh makhluk hidup. Logam berat
yang terdapat baik dilingkungan maupun didalam tubuh manusia dalam
konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai tace metals seperti
cadmium, (cd), timbal (pb), dan merkuri (hg) mempunyai berat jenis
sedikitnya 5 kali lebih besar daripada air.
2.2.3 Sumber – sumber air
a) Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tak memenuhi syarat untuk
air minum.
b) Air angkasa ( air hujan )
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi.walau pada
saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang
berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.
c) Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini hanya mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran industri kota dan
sebagainya. Beberapa pengotoran ini untuk masing – masing air permukaan
akan berbeda – beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini.
Jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia, dan
bakteriologi. Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam
13
sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian
besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut
kemudian akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun
lainnya.
Air permukaan ada 2 macam yakni:
1. Air sungai
Dalam penggunaanya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada
umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada
umumnya dapat mencukupi.
2. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-
zat organik yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut
dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya
pembusukan kadar zat organik tinggi, maka umumnya kadar Fe dan
Mn akan tinggi dan dalam keadaan kelarutanO2 kurang sekali
(anaerob), maka unsur – unsur Fe dan Mn ini akan larut. pada
permukaan air akan tumbuh algae (lumut) karena adanya sinar
matahari dan O2. Jadi untuk pengambilan air, sebaiknya pada
kedalaman tertentu di tengah – tengah agar endapan – endapan Fe
dan Mn tak terbawa.
14
pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringan lebih
sempurna dan bebas dari bakteri.
3. Mata air
Air tanah yang keluar sendirinya ke permukaan tanah mata air yang
berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitas/kuantitas sama dengan keadaan air dalam.
Berdasarkan keluarnya (munculnya permukaan tanah ) terbagi atas:
- Rembesan, dimana air ke luar dari lereng – lereng
- Umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran
(Sutrisno, 2006).
- Air tercemar perkotaan bersumber dari hasil sampah rumah tangga, pusat
perbelanjaan, industri kecil, industri berat, hotel, restoran, tempat
keramaian.
2. Air bersih
Air bersih adalah air yang sudah terpenuhi syarat fisik, kimia, namun
bakteriologi belum terpenuhi. Air bersih ini diperoleh dari sumur gali, sumur bor,
air hujan, air dari sumber air.
Secara umum dapat dikatakan penggunaan air bersih yaitu: akan diolah menjadi
air siap minum, untuk keperluan keluarga (cuci, mandi), sarana pariwisata (sarana
pendingin), sebagai alat pelarut (dalam bidang farmasi/kedokteran), pelarut
obatobatan dan infus, sebagai sarana irigasi, sebagai sarana peternakan, sebagai
sarana olahraga (kolam renang).
15
coliform yang diperkenankan dalam batas – batas aman. Lebih jelas lagi,
bahwa air siap minum/ air minum yang berkualitas harus terpenuhi syarat
sebagai berikut:
• Harus jernih, transparan dan tidak berwarna
• Tidak dicemari bahan organik maupun bahan anorganik
• Tidak berbau, tidak berasa, enak bila diminum
• Mengandung mineral yang cukup sesuai dengan standar
• Bebas kuman coliform dalam batas aman
16
Tabel 3.1.perbedaaan antara sumur dangkal dan sumur dalam
Sumur dangkal Sumur dalam
Sumber air Air permukaan Air tanah
Kualitas air Kurang baik Baik
Kualitas bakteriologis Kontaminasi Tidak
terkontaminasi
Persediaan Kering pada musim Tetap ada sepanjang
Kemarau Tahun
Dari segi kesehatan penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya
tidak benar – benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya pencemaran dapat diupayakan pencegahannya, pencegahan ini dapat
dipenuhi dengan syarat – syarat fisik sumur tersebut yaitu :
- Dikerjakan secara manual dengan 2 orang, mengali tanah dengan alat
cangkul
- Lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar
- Lantai sumur sekurang kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding
sumur dan kedap air
- Saluran pembuangan air limbah minimal 10 meter dan permanen
- Tinggi bibir sumur 0,8 meter
- Memiliki cincin ( dinding ) sumur minimal 3 meter dan memiliki tutup
sumur yang kuat dan rapat
2.2.6 Pencemaran air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat,energi atau komponen lain kedalam air atau berubahnya tatanan air oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air menurun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air berkurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai kegunaanya.
17
lainnya. Berbagai cara dan usaha telah banyak dilakukan agar kehadiran pencemar
terhadap air supaya dapat dihindari, dikurangi atau minimal dapat di kendalikan.
( Fardias,S.1992).
2.3 Kesadahan
18
1. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan bikarbonat.
2. Persenyawaan dari kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat, dan
klorida
3. Garam-garam besi, zink, dan silika.
19
Derajat Kesadahan CaCO3 Ion Ca-
(ppm) (ppm)
( Kristanto,2002).
Kation-kation penyebab utama dari Ca++ , Mg++, Sr++, Fe++ dan Mn,
Sedangkan anion-anion yang biasa terdapat dalam HCO3-, SO4, CI, NO3.
Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya air
tanah yang mengandung kapur. Kesadahan dalam air alam adalah
disebabkan oleh dua kation Ca2+ dan Mg2+ (effendi,2003).
2.3.4 Titrasi
Titrimetri atau analisis volumetrik adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat
kimia yang luas pemakiannya. Pada analisa titrimetri sangat menguntungkan karena
pelaksanaanya mudah dan cepat, ketelitian, ketetapannya cukup tinggi serta dapat
20
digunakan untuk menentukan kadar dari berbagai zat yang mempunyai sifat yang
berbeda-beda.
Penggolongan berdasarkan pertidaksamaan kimia dapat dibedakan menjadi
empat bagian, yaitu:
b. Titrasi Kompleksometri
Titrasi yang didasarkan zat- zat pengompleks organik tertentu dengan ion-ion
logam, menghasilkan senyawa kompleks yang mantap. Zat pengompleks yang
paling sering digunakan adalah asam etilendiaminatera asetat (EDTA), yang
membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan beberapa ion logam. Titik
akhir titrasi ditetapkan dengan indikator logam secara potensimetri dan
spektrofotometri.
c. Titrasi Pengendapan
Titrasi yang didasarkan pada reaksi pembentukan endapan yang sukar larut.
Misalnya ion-ion halida (kecuali florida), sering ditentukan dengan cara titrasi
dengan larutan perak nitrat. Titik akhir titrasi di tentukan dengan bantuan
indikator khusus atau secara potensiometri.
d. Titrasi Oksidasi-Reduksi
Titrasi yang didasarkan pada proses perpindahan elektron antara zat
pengoksidasi dengan zat pereduksi. Zat pengoksidasi dititrasi dengan larutan
baku zat pereduksi kuat, misalnya Na2SO3, asam askorbat. Sebaliknya zat
pereduksi dititrasi dengan larutan baku zat pengoksidasi kuat, misalnya
KMnO4, KBrO3. Titik akhir titrasi ditentukan dengan indikator oksidasi reduksi
yang sesuai atau secara potensiometri. Sedangkan pada titrasi iodometri (salah
satu metode oksidasi reduksi) digunakan larutan kanji sebagai indikator khusus.
Analisa
Pemeriksaan laboratorium
Kesadahan total
24
1. Neraca analitik
2. Labu ukur 250 ml
3. Labu Erlenmeyer 300 ml
4. Pemanas listrik
5. Gelas Ukur
6. Pipet Ukur 50 ml
7. Pipet volume 10 ml
8 Pipet tetes
9 Biuret 50 ml
10 Statif dan klem
11 Karet penghisap
12 Batang pengaduk
3.5.1 Bahan dan Reagensia
3.5.2 Bahan
Air sumur gali
3.5.3 Reagensia
1. Larutan standart CaCO3 0,01 M (kalsium karbonat)
2. Indicator EBT
3. Larutan penyangga Ph 10 ± 0,1
4. Larutan baku dinatrium Etilen Tetra asetat Dihidrat (Na2EDTA.2H2O) 0,01 M
5. Aquadest
6. HCL 1 : 1
Keterangan :
MEDTA : adalah moralitas larutan baku Na2 EDTA ( mmol/mL )
VEDTA : adalah volume rata rata larutan baku Na2EDTA ( mL )
VCaCO3 : adalah volume rata rata larutan CaCO3 yang digunakan (mL)
MCaCO3 : adalah molaritas CaCO3 yang digunakan (mmol/mL)
3.7 Cara kerja
3.7.1 pengambilan sampel air sumur gali
26
pengambilan sampel air pada sumur gali dengan cara diambil dengan botol
timba atau botol gelas secara langsung. Botol dilengkapi dengan tali dan
seluruhnya dibungkus dengan kertas, kemudian disterilkan. Sebelum
pengambilan tangan diaseptik dengan menggunakan kapas alkohol 70 % agar
mencegah terjadinya kontaminasi dari tangan.
1. Pipet 25 ml sampel air sumur gali, dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml,
diencerkan dengan air suling sampai volume 50 ml (pengenceran 2 kali).
2. Ditambahkan seujung spatula indikator EBT.
3. Dilakukan titrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,01 M secara perlahan sampai
terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru.
4. Dicatat volume larutan baku EDTA yang digunakan.
Catatan :
a. Proses titrasi dilakukan dalam waktu 5 menit setelah penambahan larutan
penyangga PH 10±0,1
b. Sampel dengan kadar kesadahan lebih kecil dari 5 mg/L harus menggunakan
volume sampel yang lebih besar (100 ml s/d 1000 ml)
Perhitungan :
1000
Kesadahan total (mgCaCO3/L) = Volume Sampel × V EDTA × M EDTA × berat
eqiuvalen CaCO3
Dengan pengertian :
27
DAFTAR PUSTAKA
Suriawiria, U. 2005. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Bandung :
28
Penerbit P.T. Alumni Suripin,M. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit
Andi Yogyakarta
Sutrisno, C. T. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Cetakan Keenam. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Soemarto, S. 2006. Biondikator Kualitas Air. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti
29
BUKTI LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL ILMIAH MAHASISWA/I PROGRAM STUDI D-III ANALIS
KESEHATAN FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Nim : 170209069
Judul : Analisa kesadahan total pada air sumur gali di Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan
Deli Serdang Tahun 2020
DOSEN PEMBIMBING
Proposal
30
Medan, Juni 2020
Ketua Program Studi
(Yunita Purba,S.Si,Msi)
31
25/05/2020 (perbaikan 3) 28/05/2020 (perbaikan 4)
32
BUKTI TANDA PEMBAYARAN UAP (uang akhir perkuliahan)
33