SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
DisetujuiOleh:
Pembimbing I, Panitia Penguji
Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt.
NIP195011171980022001 NIP 195111021977102001
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
ini.Tidak lupa pula shalawat beriring salam untuk Rasulullah Muhammad SAW
sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Skripsi dengan judul “Pembuatan Tablet
Sebagai Bahan Penghancur” disusun untuk melengkapi salah satu syarat mencapai
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc.,Apt.
selaku dosen pembimbing I dan Bapak Drs. Suryanto, M.Si, Apt. selaku dosen
saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ibu Prof. Dr. Julia
Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., Bapak Drs. Agusmal Dalimunte., M.S.,
Apt., dan Ibu Djendakita Purba, M.Si., Apt. selaku dosen pengujiyang telah
memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Bapak/Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi USU yang telah mendidik selama
perkuliahan dan Bapak Drs. Rasmadin Muchtar, M.S., Apt. selaku penasehat
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus tiada terhingga kepada
AyahandaMastur dan Ibunda Warni yang telah memberikan cinta dan kasih
iv
sayang yang tidak ternilai dengan apapun, motivasi serta doa yang tulus yang
tidak pernah berhenti. Saudaraku tersayang Kakak Dian atas pengorbanan dan
waktunya, Kakak Fit, Try dan Uuth serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada asisten lab.
Infita, ka Sita, ka Tika dan keluarga besar kos 84 AB atas dukungan, bantuan dan
semangat yang luar biasa, serta teman-teman ekstensi farmasi angkatan 2012.
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik
dan saran yang membangun pada skripsi ini.Akhirnya, penulis berharap semoga
v
PEMBUATAN TABLET KALSIUM LAKTAT DENGAN METODE
CETAK LANGSUNG MENGGUNAKAN MALTODEKSTRIN
SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR
ABSTRAK
vi
PREPARATION OF CALCIUM LACTATE TABLET
USING MALTODEXTRIN AS A DISINTEGRANT
BY DIRECT COMPRESSION METHOD
ABSTRACT
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ................................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................. vi
viii
2.2 Maltodekstrin ......................................................................... 13
3.1.Bahan-bahan ........................................................................... 21
ix
3.3.4.4 Uji kekerasan tablet .......................................... 26
LAMPIRAN ............................................................................................ 47
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Hasil persen kumulatif rata-rata uji disolusi tablet ................ 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3 Bagan proses disolusi hingga respons klinis suatu zat
aktif dari sediaan tablet atau kaplet.................................... 18
Gambar 4.2 Diagram batang hasil uji waktu alir massa serbuk tiap
formula ............................................................................... 31
Gambar 4.3 Diagram batang hasil uji sudut diam massa serbuk
tiap formula ....................................................................... 31
Gambar 4.4 Diagram hasil penetapan kadar tablet kalsium laktat ....... 33
Gambar 4.5 Diagram hasil uji keragaman bobot tablet kalsium laktat . 34
Gambar 4.6 Diagram hasil uji kekerasan tablet kalsium laktat ............ 36
Gambar 4.7 Diagram hasil uji waktu hancur tablet kalsium laktat ....... 37
Gambar 4.8 Diagram hasil uji friabilitas tablet kalsium laktat ............. 37
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 9. Data hasil uji sifat fisik tablet kalsium laktat ................. 57
Lampiran 12. Data hasil penetapan kadar tablet kalsium laktat ............ 64
Lampiran 14. Data hasil uji keragaman bobot tablet kalsium laktat ...... 69
Lampiran 15. Contoh perhitungan uji disolusi tablet kalsium laktat .... 71
Lampiran 16. Contoh hasil uji disolusi tablet kalsium laktat ................ 72
xiii
PEMBUATAN TABLET KALSIUM LAKTAT DENGAN METODE
CETAK LANGSUNG MENGGUNAKAN MALTODEKSTRIN
SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR
ABSTRAK
vi
PREPARATION OF CALCIUM LACTATE TABLET
USING MALTODEXTRIN AS A DISINTEGRANT
BY DIRECT COMPRESSION METHOD
ABSTRACT
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Tablet merupakan bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih
zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan
tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan
sifat antilekat), dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin
tablet (Siregar dan Wikarsa, 2010). Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling
untuk berbagai tujuan dengan zat aktif dalam formulasi. Hal ini untuk
(Farmakope) dan persyaratan industri yang dapat diterima serta untuk membantu
ditambahkan zat pengisi, pengikat, disintegran, lubrikan, glidan, zat warna dan
unit glukosa per molekulnya. Maltodekstrin merupakan salah satu turunan pati
yang dihasilkan dari hidrolisis parsial oleh enzim �-amilase yang memiliki nilai
Dextrose Equivalent (DE) kurang dari 20. DE menyatakan jumlah total gula
pereduksi hasil hidrolisis pati. Maltodekstrin memiliki kelarutan yang lebih tinggi
1
mampu membentuk film, memiliki higroskopis rendah, mampu sebagai pembantu
pengikat dan pengisi, sebagai penyalut pada tablet salut film, juga meningkatkan
pangan, bahkan farmasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anwar, dkk.,
pengikat dan penghancur dalam tablet yang diproses cara cetak langsung, dan
asetat dan asam propionat. Asetat dan asam propionat yang diproduksi oleh
model obat digunakan kalsium laktat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah maltodekstrin dapat digunakan sebagai bahan penghancur pada tablet yang
dibuat secara cetak langsung dan pengaruh variasi maltodekstrin terhadap tablet
yang dihasilkan.
2
1.2 Perumusan Masalah
sebagai berikut:
1.3 Hipotesis
bahan penghancur pada tablet kalsium laktat yang dibuat dengan metode
cetak langsung.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tablet
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Sediaan tablet
lain. Tablet merupakan suatu sediaan utuh dan praktis diberikan secara oral
dengan dosis yang tetap dan variasi minimal.Tablet merupakan bentuk sediaan
oral dengan biaya produksi paling murah, juga paling ringan dan paling
kompak.Tablet terdiri dari zat aktif dan bahan tambahan.Bahan tambahan dapat
pengisi, pengikat, lubrikan, antiadheren dan glidan. Kedua bahan tambahan yang
zatpengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat pewarna,
Zat berkhasiat atau zat aktif jarang diberikan dalam keadaan murni,
4
yangmempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk menjadi sediaan tablet
(Anief,1994).
2. Zat pengisi
adalahpati (amilum), laktosa, manitol, sorbitol dan lain-lain (Siregar dan Wikarsa,
2010).
3. Zat pengikat
Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dan
1994).Ada dua golongan bahan pengikat yaitu bahan gula atau zat polimerik.
Bahan polimerik terdiri atas dua kelas yaitu (1) polimer alam seperti pati, atau
gom mencakup akasia, tragakan dan gelatin; dan (2) polimer sintetis seperti
tidak saja menjadi granul yang dikempa, tetapi juga menjadi partikel serbuk yang
berasal dari granul. Mekanisme kerja zat disintegran sebagai penghancur tablet
5
1. Disintegran membentuk lorong-lorong kecil di seluruh matriks yang
tablet melalui celah antar partikel atau jembatan hidrofil yang terbentuk.
Dengan adanya air maka bahan penghancur akan mengembang dimulai dari
terutama jika diperlukan disintegrasi ekstra cepat atau suatu formulasi segera
Mekanisme umum yang paling luas diterima untuk zat disintegran tablet
tingkat tertentu. Dalam hal ini, disintegran berfungsi menarik air ke dalam tablet
Jenis zat disintegran yang biasa digunakan antara lain: pati alam, Sodium starch
5. Zat pelicin
6
lubangkempa dan untuk mencegah tablet melekat pada dinding lubang kempa. Zat
stearat,natrium stearat, polietilen glikol, dan lain-lain (Siregar dan Wikarsa, 2010).
penyampaian obat yang disesuaikan dengan cara pemberiaan tersebut, dan benruk
No Golongan Jenis
1. Tablet oral untuk dimakan a. Tablet kempa atau tablet kempa standar
b. Tablet multikempa atau tablet kempa lapis
ganda
c. Tablet aksi diperlama atau tablet salut
enterik
d. Talet salut gula
e. Tablet salut lapis tipis
f. Tablet kunyah
2. Tablet yang digunakan dalam g. Tablet bukal
rongga mulut h. Tablet sublingual
i. Troche atau Lozenges
j. Dental cones
3. Tablet yang diberikan k. Tablet implantasi
dengan rute lain l. Tablet vaginal
4. Tablet yang dipergunakan m. Tablet effervescen
untuk membuat larutan n. Tablet dispensing
o. Tablet hipodermik
p. Tablet triturat
a. Tablet kempa atau tablet kempa standar, yaitu tablet oral tidak bersalut yang
dibuat dengan pengempaan dan biasanya terdiri atas zat aktif tunggal atau
7
dalam kombinasi dengan eksipien. Metode umum yang digunakan dengan
b. Tablet multikempa atau tablet kempa lapis ganda, adalah tablet yang dibuat
dengan lebih dari satu siklus kempa tunggal. Ada dua kelompok tablet ini
c. Tablet aksi diperlama atau tablet salut enterik, bentuk sediaan ini
setelah tablet telah melewati satu bagian dari GIT ke yang lain. Tablet salut
enterik adalah tablet kempa konvensional disalut dengan suatu zat seperti
selak atau suatu senyawa selulosa, yang tidak terdisolusi dalam lambung
d. Talet salut gula, adalah tablet kempa konvensional yang disalut dengan
beberapa lapisan tipis larutan gula berwarna atau tidak berwarna. Tujuan
e. Tablet salut lapis tipis, adalah tablet kempa konvensional disalut dengan film
tipis polimerik larut-air diberi warna atau tidak diberi warna yang
g. Tablet bukal, tablet berukuran kecil, datar, dan dimaksudkan untuk tertahan di
antara pipi dan gigi. Obat yang digunakan melalui rute ini memiliki aksi
8
sistemik cepat. Tablet ini dirancang untuk tidak hancur namun perlahan-lahan
larut.
bawah lidah.
i. Troche atau Lozenges, tablet yang digunakan dalam rongga mulut untuk
untuk mengobati sakit tenggorokan atau mengontrol batuk pada saat flu.
Dapat berisi obat bius lokal, antiseptik, agen antibakteri, astringent dan
antitusif.
j. Dental cones, Cone gigi, tablet yang dirancang untuk ditempatkan pada
socket kosong yang ada setelah pencabutan gigi. Tujuan utamanya adalah
perdarahan.
k. Tablet implantasi, adalah tablet yang didesain dan dibuat secara aseptik untuk
memberikan efek zat aktif yang diperlama, sekitar satu bulan sampai satu
tahun.
l. Tablet vaginal, tablet yang dirancang utuk terdisolusi lambat dan pelepasan
obatnya dalam rongga vagina. Tablet lebar atau berbentuk buah pir,
tablet ini dimasukkan ke dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam
9
dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan
o. Tablet hipodermik, adalah tablet kempa yang dibuat dari bahan yang mudah
larut atau larut sempurna dalam air. Tablet ini umumnya untuk membuat
p. Tablet triturat, adalah tablet kempa yang fungsinya sama dengan tablet
mengandung zat aktif yang sangat toksik atau sangat berkhasiat keras
i. Keragaman bobot, Pengujian keragaman bobot dilakukan jika tablet yang diuji
mengandung 50 mg atau lebih zat aktif tunggal yang merupakan 50% atau
jumlah zat aktif kurang dari 50 mg per tablet atau kurang dari 50% dari bobot
10
dikirim dan waktu penyimpanan tetapi tablet juga harus cukuplunak untuk hancur
dan melarut dengan sempurna begitu digunakan ataudapat dipatahkan dengan jari
bila tablet perlu dibagi dalampemakaiannya. Tablet diukur kekuatannya dalam kg,
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet
tablet dengan kekerasan kurang dari 4 kg akan didapatkan tablet yang cenderung
rapuh, tapi bila kekerasan tablet lebih besar dari 8 kg akan didapatkan tablet yang
Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm, tablet dijatuhkan setinggi 6 inci pada
sesudah diputar, kehilangan beratyang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,8%
partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Ujiwaktu hancur
tablet mempunyai prosedur uji waktu hancur danpersyaratan tertentu. Uji waktu
hancur tidak dilakukan jika pada etiketdinyatakan tablet kunyah, tablet isap, tablet
11
dengan pelepasan zat aktifbertahap dalam jangka waktu tertentu (Siregar dan
Wikarsa, 2010).Waktu hancur untuk tablet tidak bersalut yaitu 5 – 30 menit dan
e. Uji disolusi
Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu sediaandalam
medium. Hal ini berlaku untuk obat-obat yang diberikan secaraoral dalam bentuk
harus dipantau pada setiap tablet atau batch (Lachman, dkk, 1994).Dalam
struktur kristal kubik seperti natrium klorida, natrium bromida, atau kalium
bromida) menjadi suatu padatan tanpa penambahan zat-zat lain. Hanya sedikit
bahan kimia yang mempunyai sifat alir, kohesi, dan lubrikasi di bawah tekanan
untuk membuat padatan seperti ini (Siregar dan Wikarsa, 2010). Sekarang istilah
12
langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai (termasuk
pengisi, disintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke dalam
lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kokoh. Tidak ada prosedur
praperlakuan granulasi basah atau kering yang diperlukan pada campuran serbuk
apabila proses itu dapat digunakan untuk memproduksi produk jadi bermutu
tinggi. Kempa langsung merupakan metode pembuatan tablet yang paling tepat
karena metode ini menggunakan penanganan bahan-bahan paling sedikit dan tidak
melibatkan tahap pengeringan. Oleh karena itu, metode ini paling efisien energi,
paling cepat, dan paling ekonomis untuk memproduksi tablet (Siregar dan
langsung dari bahan bubuk tanpa memodifikasi sifat fisik bahan. Metode ini dapat
ketermampatan dan sifat alir yang baik seperti: garam kalium, natrium klorida,
amonium klorida dan lain-lain (Sahoo, 2007). Bahan yang sensitif terhadap
kelembaban dan panas, yang tidak cocok menggunakan granulasi basah, juga
metode ini tidak mengharuskan pemilihan eksipien yang sangat kritis karena
bahan baku yang menunjukkan kompresibilitas dan sifat alir yang baik dapat
2.2 Maltodekstrin
dan terdiri dari unit glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan α-1,4-
13
glikosidik. Maltodekstrin dapat dibuat dengan dua cara yaitu hidrolisis enzimatik
memasak pati, yang biasa disebut hidrolisis pati. Selama proses hidrolisis, enzim
dan asam akan memecah pati lebih lanjut (Marianski dan Marianski, 2011).
nutritive dari polimer yang terdiri dari unit D-glukosa, dengan nilai dextrose
equivalent (DE) kurang dari 20.Nilai DE adalah ukuran besarnya polimer pati
yang terhidrolisis dan dapat didefinisikan sebagai kekuatan mereduksi zat yang
dinyatakan dalam gram D-glukosa per 100 g bahan kering. Unit D-glukosa
sebagian besar dihubungkan oleh ikatan α-1,4 tetapi ada bagian bercabang yang
14
Maltodekstrin digunakan pada formulasi tablet sebagai pengikat dan
pengisi pada cetak langsung dan granulasi basah atau proses aglomerasi.
Maltodekstrin tidak memiliki efek buruk pada laju disolusi formulasi tablet dan
Maltodekstrin juga dapat digunakan pada pembuatan tablet salut film pada proses
2.3.1 Kalsium
Kalsium adalah salah satu unsur penting dalam tubuh. Jumlah kalsium di
dalam tubuh berkisar 1,5-2%. Fungsi utama kalsium adalah mengisi kepadatan
terkonsentrasidijaringankerasyaitutulang rawandangigi,sisanya
terdapatdalamcairantubuhdanjaringanlunak.Didalam cairanekstraselulerdan
intraselulerkalsium memegangperananpentingdalam
intraseluler dan cairan ekstraseluler. Kalsium membantu aktivitas saraf dan otot
diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi (Kee dan Hayes, 1996). Menurut
Suhardjo dan Kusharto (2000), kalsium memegang peranan penting pada berbagai
proses fisiologik dan biokemik di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah,
15
eksitabilitas syaraf otot, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel,
terjadi selama puncak masa pertumbuhan cepat pada remaja, maka asupan
kalsium sangat vital pada saat ini untuk menjamin mineralisasi tulang yang
KalsiumLaktat anhidrat
Pemerian :Serbukataugranulputih;praktistidakberbau;bentuk
pentahidratmengembang padasuhu120oCmenjadibentuk
anhidrat.
dalametanol.
16
Syarat Kadar :KalsiumLaktatmengandungtidakkurangdari98,0%
TabletKalsium LaktatmengandungKalsiumLaktat,C6H10CaO6.5H2O,
(Ditjen POM, 1995). Kalsium laktat digunakan untuk mencegah dan mengobati
defisiensi kalsium. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati kondisi yang
hipoparatiroidisme, dan penyakit otot tertentu (tetani laten). Obat ini juga dapat
1. Dosis dewasa untuk hipokalsemia: 325-650 mg, 2-3 kali sehari sebelum
makan.
2. Dosis dewasa untuk hipoparatiroidisme: 325 mg, 3 kali sehari sebelum makan.
3. Dosis dewasa untuk osteomalacia: 325-650 mg, 2-3 kali sehari sebelum makan.
makan.
5. Dosis dewasa untuk osteoporosis: 325-650 mg, 3 kali sehari sebelum makan.
dosis terbagi setiap 4-6 jam; bayi, 400-500 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi
setiap 4-6 jam; dan anak-anak 45-65 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis
(Anonim, 2010).
17
Kontra indikasi: gangguan fungsi ginjal atau riwayat batu saluran kemih.
(konstipasi), bradikardia, malas, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, haus, dan
menambah sekresi gastrin dan asam lambung. Peringatan dan perhatian: hati-hati
pada gangguan ginjal, riwayat batu saluran kemih (Tjay dan Rahardja, 2007).
2.4 Disolusi
suatu solid melarut (Siregar dan Wikarsa, 2010). Menurut Ansel (1989), proses
melarutnya suatu obat disebut disolusi. Bentuk sediaan farmasetik padat dan
bentuk sediaan sistem terdispersi solid dalam cairan setelah dikonsumsi kepada
seseorang akan terlepas dari sediaannya dan mengalami disolusi dalam media
biologis, diikuti dengan absorpsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan
Gambar 2.3 Bagan proses disolusi hingga respons klinis suatu zat aktif dari
sediaan tablet atau kaplet
18
Metode uji disolusi untuk menetapkan laju disolusi zat aktif dari
sediaannya yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV, yakni metode
bergerak menyumbat basket, sangat peka terhadap zat terlarut dalam media
basket dan mengapung dalam media.Metode basket disebut juga metode Alat 1
Metode dayung pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang
merupakan dayung berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius bagian
basket, metode ini sangat baik untuk sistem otomatis.Metode dayung disebut juga
kimia sederhana (Day dan Underwood, 2006). Dalam analisis titrimetri dengan
mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku
(standar) yang kadar (konsentrasi)-nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya
berlangsung kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2010). Salah satu tipe reaksi kimia
19
kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi (Day dan
Underwood, 2006).
garam logam.Etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran yang sering
EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam
kecuali logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam-logam alkali tanah
seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan
Untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator
zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan
titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam.
Pada saat titik akhir titrasi (ada sedikit kelebihan EDTA) maka kompleks
yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain: hitam eriokrom
(Eriochrom Black T, Mordant Black II, Solochrom Black I), mureksid, jingga
pirokatekol, jingga xilenol, asam kalkon karbonat, kalmagit, dan biru hidroksi
20
BAB III
METODE PENELITIAN
formulasi sediaan dan evaluasi terhadap tablet kalsium laktat yang dihasilkan.
3.1 Bahan-bahan
Starch), primojel, avicel PH 102 (Gujarat Microwax PVT., Ltd), talkum, Mg.
sulfat (Merck).
3.2Alat-alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, mortir dan
3.3Prosedur Penelitian
bobot tablet 650 mg dan diameter 13 mm. Adapun cara pembuatannya yaitu
ditimbang semua bahan yang diperlukan, kemudian bahan baku kalsium laktat
21
dimasukkan ke dalam mortir lalu ditambahkan bahan pengisi, bahan pengembang
dan bahan pelicin sedikit demi sedikit sampai habis dan dihomogenkan.
Dilakukan uji preformulasi dan massa dicetak menjadi tablet. Formula tablet
kalsium laktat dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan contoh perhitungan pembuatan
Jumlah (mg)
Komposisi
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Kalsium laktat 500 500 500 500 500 500
Maltodekstrin - 13 26 39 52 65
Primojel 26 - - - - -
Mg. Stearat 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Talk 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5
Avicel PH102 111 124 111 98 85 72
Bobot tablet 650 650 650 650 650 650
Keterangan:
F1 : Formula tablet kalsium laktat dengan primojel 4%
F2 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 2%
F3 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 4%
F4 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 6%
F5 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 8%
F6 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 10%
2h
tg θ = D
θ = arc tg θ
22
Granul kering dituang perlahan lewat corong, sementara bagian bawah
luar.Diukur tinggi dan jari-jari kerucut yang terbentuk, kemudian ditentukan sudut
Kedalam gelas ukur 100 ml, dimasukkan sejumlah granul hingga 100 ml.
V0 − Vtap
I= × 100%
V0
1979).
23
Pembakuan dinatrium edetat, ditimbang seksama ± 250 mg kristal zink
3.3.4Evaluasi tablet
indikator EBT. Kocok larutan hingga homogen. Titrasi dengan larutan dinatrium
edetat 0,05 N sambil dikocok sampai titik akhir titrasi berwarna biru.
V × N × 15,42 × BR
Kadar kalsium laktat =
NS × BS × BK
24
1 ml dinatrium edetat 0,05 N setara dengan 15,42 mg C6H10CaO6.5H2O.
Syarat, tablet kalsium laktat mengandung kalsium laktat, tidak kurang dari
94,0% dan tidak lebih dari 106,0% dari yang tertera pada etiket (Ditjen POM,
1995).
Timbang seksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Dari
hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-masing
monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan
masing monografi, persyaratan keragaman bobot dipenuhi jika jumlah zat aktif
dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara
keragaman bobot terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada
etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0% (Ditjen
POM, 1995).
masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat. Digunakan air bersuhu
37° ± 2℃ sebagai media. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada lagi tablet yang
tertinggal pada kawat kasa. Semua tablet harus hancur sempurna. Bila tidak
hancur ulangi dengan 12 tablet, syarat dipenuhi jika dari 18 tablet tidak lebih dari
2 tablet yang tidak hancur (Ditjen POM 1995).Syarat, kecuali dinyatakan lain
kurang dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut (Ditjen POM, 1979).
25
3.3.4.4 Uji kekerasan tablet
Satu tablet diletakkan tegak lurus diantara anvil dan punch, tablet dijepit
dengan memutar skrup pengatur hingga tanda lampu ’stop’ menyala, lalu ditekan
tombol sampai tablet pecah, pada saat tablet pecah angka yang ditunjukkan jarum
pada skala dibaca. Kekerasan tablet adalah angka yang ditunjukkan jarum pada
kemudian kerapuhannya diuji di dalam alat uji friabilitas dengan putaran 25 rpm
ditimbang (W2).
W1 − W2
Friabilitas tablet = × 100%
W1
Uji disolusi dilakukan menggunakan alat Disolution tester dengan alat tipe
I (tipe keranjang), medium disolusi yang digunakan yaitu 500 ml akuades dan
media disolusi hingga suhu 37° ± 0,5℃ dan angkat termometer. Masukkan 1
tablet ke dalam alat, hilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan yang
diuji dan segera jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam
26
monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan, ambil cuplikan pada daerah
pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas basket atau dayung,
tidak kurang dari 1cm dari bagian dalam wadah.Lakukan penetapan seperti yang
Toleransi kalsium laktat yang terlarut yaitu dalam waktu 45 menit harus
larut tidak kurang dari 75% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket, persyaratan
yang dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dalam sediaan yang diuji sesuai
dengan tabel penerimaan. Lanjutkan pengujian sampai 3 tahap kecuali bila hasil
pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Kriteria penerimaan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Kadar zat aktif sebenarnya yang terkandung dalam sampel dapat diketahui
27
∑(X − �
X)2
SD = �
n−1
Keterangan:
SD = standar deviasi
X = kadar sampel
� = kadar rata-rata sampel
X
n = jumlah perlakuan
penolakan data adalah-t tabel> t hitung> t tabel dan dasar penerimaan -t tabel< t hitung< t
tabel.
(x − x�)
t hitung =
SD/√n
Keterangan:
x = kadar sampel
x� = kadar rata-rata sampel
SD = standar deviasi
n = jumlah perlakuan
Menurut Sudjana (2005), untuk menghitung kadar zat aktif dengan tingkat
Keterangan:
x� = kadar rata-rata sampel
SD = standar deviasi
dk = derajat kebebasan (dk = n-1)
α = interval kepercayaan
n = jumlah pengulangan
28
BAB IV
dicetak. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan meliputi indeks tap, waktu alir
dan sudut diam. Pengujian ini dilakukan agar dapat diketahui apakah massa
Uji preformulasi
Formula Indeks tap Waktu alir Sudut diam
(%) (detik) (°)
F1 1,60 ± 2,29 4,66 ± 0,06 24,55 ± 3,97
F2 0,67 ± 1,32 4,40 ± 0,03 22,68 ± 3,01
F3 0,93 ± 1,32 4,20 ± 0,03 22,76 ± 2,77
F4 1,07 ± 1,32 4,40 ± 0,03 23,08 ± 0,61
F5 0,67 ± 1,32 4,41 ± 0,06 23,20 ± 2,12
F6 0,67 ± 1,32 4,16 ± 0,06 24,12 ±3 ,11
Syarat
< 20% < 10 detik 20°< θ < 40°
Keterangan:
F1 : Formula tablet kalsium laktat dengan primojel 4%
F2 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 2%
F3 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 4%
F4 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 6%
F5 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 8%
F6 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 10%
4.1.1Indeks tap
Hasil penentuan indeks tap dari semua massa serbuk seperti yang tertera
pada tabel 4.1, berkisar antara 0,67% dan 1,60%. Hal ini menunjukkan bahwa
semua massa serbuk memiliki sifat alir yang baik. Menurut Lachman dkk, serbuk
dikatakan memiliki sifat alir baik jika indeks tapnya kurang dari 20%. Indeks tap
29
Besar kecilnya indeks kompresibilitas dipengaruhi oleh bentuk granul, kerapatan
dan ukuran granul (Lachman, dkk., 1994).Pengujian indeks tap memiliki peran
yang sangat penting dalam hal daya tahan granul terhadap daya kompresi yang
diberikan oleh alat pencetak tablet. Semakin rendah presentase indeks tap
menunjukkan kualitas yang lebih baik dari sifat fisikmassaserbuk yang akan
kerapatan massa serbuk meningkat akibat getaran dan hentakan, hal ini
disebabkan oleh jenis bahan tambahan yang digunakan dan distribusi ukuran
partikel pada massa serbuk yang akan dicetak. Contoh perhitungan dapat dilihat
Indeks tap
2 1,6
Indeks tap (%)
1,5
0,93 1,07
1 0,67 0,67 0,67
0,5
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
Gambar 4.1 Diagram batang hasil penentuan indeks tap massaserbuk tiap
formula
Hasil pengamatan terhadap waktu alir massa serbuk yang dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2, menunjukkan waktu alir yang beragam yaitu
berkisar antara 4,36 detik sampai 4,66 detik. Walaupun demikian waktu alir tiap
formula masih memenuhi syarat yaitu < 10 detik (Cartensen, 1977). Menurut
30
Siregar dan Wikarsa (2010), dalam pencetakan tablet kecepatan aliran serbuk
Serbuk/granul harus dapat mengalir dengan baik ke dalam ruang cetak agar bobot
tablet yang dihasilkan tidak terlalu bervariasi. Data waktu alir dapat dilihat pada
Waktu alir
4,66 4,4 4,2 4,4 4,41 4,16
5
Waktu alir (detik)
4
3
2
1
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
Gambar 4.2 Diagram batang hasil uji waktu alir massaserbuk tiap formula
Sudut diam adalah sudut permukaan bebas dari tumpukkan serbuk dengan
Sudut diam
30 24,55 22,68 22,76 23,08 23,2 24,12
sudut diam (°)
25
20
15
10
5
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
Gambar 4.3 Diagram batang hasil uji sudut diam massaserbuk tiap formula
31
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sudut diam dari variasi konsentrasi
maltodekstrin semakin meningkat dari F2-F6, yaitu 22,68° - 24,12°. Hal ini
maka sifat kohesif massa serbuk meningkat. Menurut Siregar dan Wikarsa (2010),
sudut diam yang besar menunjukkan kalau serbuknya bersifat kohesif. Walau
demikian sudut diam massa serbuk dari variasi konsentrasi maltodekstrin dan
Sudut diam serbuk/granul yang baik adalah antara 20°- 40º.Contoh perhitungan
Tablet kalsium laktat yang dihasilkan berbentuk bulat pipih, putih dengan
permukaan yang rata. Bentuk tablet yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 5
halaman 52.
Keterangan:
F1 : Formula tablet kalsium laktat dengan primojel 4%
F2 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 2%
F3 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 4%
F4 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 6%
F5 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 8%
F6 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 10%
32
Setelah tablet dicetak dilakukan evaluasi terhadap tablet kalsium laktat
bobot dan uji disolusi. Hasil evaluasi tablet kalsium laktat dapat dilihat pada Tabel
pentiter) dan sebagai indikator digunakan eriokrom black T, titik akhir titrasi
ditandai dengan berubahnya warna larutan uji menjadi biru, perubahan warna
larutan uji dapat dilihat pada Lampiran 6 halaman 53. Diagram batang hasil
penentuan kadar tablet kalsium laktat dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Penetapan kadar
99,00 98,15
98,00 97,48 97,39 97,51
Kadar (%)
formula seperti pada Gambar 4.4, dapat dilihat untuk formula 1 yaitu sebesar
1,31%; formula 4 sebesar 96,06 ± 0,69%; formula 5 sebesar 97,51 ± 0,55%; dan
33
kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia edisi IV yaitu tablet kalsium laktat
mengandung kalsium laktat tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih dari 106,0%
dari jumlah yang tertera pada etiket. Contoh perhitungan penetapan kadar kalsium
yang mengandung zat aktif 50 mg atau lebih, yang merupakan 50% atau lebih dari
bobot satuan sediaan (Siregar dan Wikarsa, 2010).Hasil uji keragaman bobot
Keragaman bobot
99 98,15
Konsentrasi (%)
Gambar 4.5 Diagram hasil uji keragaman bobot tablet kalsium laktat
97,49± 1,60%; formula 6 sebesar 98,15 ± 1,04%. Dari hasil tersebut dapat dilihat
bahwa terdapat perbedaankadar zat aktif dalam tiap formula, hal ini dikarenakan
34
kadar zat aktif. Bobot tablet yang dicetak ditentukan oleh banyaknya granul di
dalam ruang cetak dan distribusi ukuran granul sebelum pencetakkan. Karena itu
walaupun volume didalam diesama banyak, perbedaan proporsi partikel besar dan
kecil dapat mempengaruhi berat dari isi masing-masing die, sehingga selisih
sedikit saja dari biasanya dapat mengakibatkan variasi berat (Lachman, dkk.,
Farmakope Indonesia edisi IV yaitu keragaman bobot terletak antara 85% - 115%
dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif (SBR) kurang dari atau
sama dengan 6,0%. Nilai SBR masing-masing formula dapat dilihat pada Tabel
3.2 halaman 15, dimana nilai SBR masing-masing formula berkisar antara 0,12-
halaman 66 dan data hasil uji keragaman bobot dapat dilihat pada Lampiran 14
halaman 69.
4.2.3Kekerasan tablet
perlakuan berlebihan dari konsumen (Lachman, dkk., 1994). Diagram batang hasil
uji evaluasi kekerasan tablet kalsium laktat dapat dilihat pada Gambar 4.6.
pada Tabel 4.2, dan Gambar 4.6 di atas, menunjukkan angka yang bervariasi yaitu
pada tablet formula 1 adalah 5,24 kg; formula 2 sebesar 7,37 kg; formula 3
sebesar 5,55 kg; formula 4 sebesar 6,47 kg; formula 5 sebesar 7,42 kg dan
formula 6 sebesar 7,58 kg. Walaupun hasil uji kekerasan tablet pada tiap formula
35
bervariasi tapi semua masih memenuhi syarat kekerasan tablet yaitu 4-8 kg
(Parrot, 1970). Data hasil uji kekerasan tablet dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 57.
6 5,24
4
(kg)
2
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan
obatnya ke dalam cairan tubuh, daya hancur tablet memungkinkan partikel obat
menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh (Ansel, 1989).
Hasil uji waktu hancur seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 dan Gambar
4.7, menunjukkan waktu yang dibutuhkan tablet kalsium laktat untuk hancur
paling lama pada tablet formula 6 dan paling cepat tablet formula 2. Waktu hancur
tablet pada formula 1 yaitu 3,51 menit; formula 2 selama 1,84 menit; formula 3
selama 1,99 menit; formula 4 selama 2,20 menit; formula 5 selama 5,55 menit;
dan formula 6 selama 10,89 menit. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa waktu
36
10%, hal ini karena ketika berada dalam lingkungan yang penuh air, maltodekstrin
membentuk lapisan gel pada sekitar tablet sehingga menghalangi penetrasi air ke
dalam tablet (Gonnissen,dkk., 2008). Waktu hancur tablet F3 dan F4 lebih cepat
hasil uji waktu hancur tiap formula masih memenuhi syarat yaitu kurang dari 30
menit (Ditjen POM, 1979).Data hasil uji waktu hancur dapat dilihat pada
5,55
5 3,52
1,84 1,99 2,2
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
4.2.5 Friabilitas
Berikut dapat dilihat diagram hasil uji friabilitas tablet kalsium laktat.
Uji friabilitas
0,38
0,4 0,32 0,32 0,314 0,317 0,306
0,3
Friabitas
(%)
0,2
0,1
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6
Formula tablet kalsium laktat
37
Kekerasan tablet bukanlah indikator yang absolut dari kekuatan tablet,
karena pada beberapa formulasi, bila dikempa menjadi tablet sangat keras,
atas, karena itu cara lain untuk mengukur kekuatan tablet, yaitu friabilitas. Tablet
menimbulkan variasi pada berat dan keseragaman isi tablet (Lachman, 1994).
Nilai friabilitas yang besar menunjukkan tablet yang rapuh. Hasil evaluasi
friabilitas tablet kalsium laktat yaitu: pada formula 1 sebesar 0,38%; formula 2
≤ 0
dari semua formula memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu ,8%
(Voight, 1995). Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 56.
Uji disolusi tablet kalsium laktat dilakukan dengan alat disolusi tipe 1 atau
sebanyak 500 ml sesuai dengan yang tertera pada FI edisi IV (Ditjen POM, 1995).
suhu 37°±0,5°C dan kecepatan putaran 100 rpm. Hal ini dilakukan karena bila
energi kinetika molekul obat yang besar kaitannya dengan difusi, sehingga
Toleransi kalsium laktat yang terlarut yaitu dalam waktu 45 menit harus larut
38
tidak kurang dari 75% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket (Ditjen POM,
1995). Persen kumulatif rata-rata hasil uji disolusi tablet kalsium laktat dapat
Keterangan:
F1 : Formula tablet kalsium laktat dengan primojel 4%
F2 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 2%
F3 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 4%
F4 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 6%
F5 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 8%
F6 : Formula tablet kalsium laktat dengan maltodekstrin 10%
Pada Tabel 4.3, dapat dilihat kadar zat terlarut tablet kalsium laktat pada
menit ke-45 semua tablet dari masing-masing formula memenuhi syarat seperti
yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu pada formula 1 persen
sebesar 96,61%. Contoh perhitungan uji disolusi dapat dilihat pada Lampiran 15
halaman 71.
39
Grafik hasil persen kumulatif rata-rata disolusi tablet dari berbagai
formula tablet kalsium laktat dapat dilihat pada Gambar 4.9 Sebagai berikut:
100
Persen kumulatif
80
F1
60 F2
F3
40 F4
F5
20 F6
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Waktu (menit)
Pada grafik profil disolusi tablet kalsium laktat yang dapat dilihat pada
Gambar 4.9, menunjukkan bahwa kecepatan disolusi tablet kalsium laktat yang
formula 5 dan formula 6 lebih besar dibandingkan dengan formula lainnya dan
karena sifat maltodekstrin yang membentuk lapisan gel di sekitar tablet ketika
berada dalam lingkungan yang penuh air, sehingga menghalangi penetrasi air ke
dalam tablet dan menyebabkan terlarutnya zat aktif lebih lambat (Gonnissen,dkk.,
2008), dan saat pengembangan terjadi dengan cepat sehingga menutupi pori-pori
tablet sebelum tablet kemudian hancur dan larut yang berakibat terhalangnya
40
disolusi obat ke dalam pelarut.Sehingga semakin besar konsentrasi maltodekstrin
yang digunakan pada formulasi maka disolusi awal zat aktif lebih kecil.Walau
demikian, pelepasan zat aktif pada masing-masing formula telah memenuhi syarat
yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi IV yaitu pada menit ke-45 zat aktif
Hasil uji pada masing-masing formula baik uji preformulasi yang meliputi
indeks tap, waktu alir dan sudut diam; maupun uji evaluasi tablet yang meliputi
uji waktu hancur, uji kekerasan tablet dan uji friabilitas, uji keragaman bobot,
penetapan kadar dan uji disolusi, menunjukkan hasil yang beragam tetapi masih
sifat fisik bahan aktif yaitu kelarutannya dalam air, pengaruh bahan pengisi,
pengaruh bahan pengikat dan pengaruh lubrikan. Tetapi, kecepatan waktu hancur
Komposisi formula dalam penelitian ini yaitu kalsium laktat sebagai bahan
formula tersebut, waktu hancur tablet kemungkinan besar dipengaruhi oleh bahan
aktif juga avicel. Karena sifat hidrofilik kalsium laktat dan konsentrasinya yang
41
besar sehingga waktu hancur tablet didominasi oleh kalsium laktat. Maltodekstrin
digunakan sebagai pengikat tablet pada konsentrasi kurang dari 3-10% dan Avicel
pengisi/pengikat tablet.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
digunakan sebagai bahan penghancur pada tablet kalsium laktat yang dibuat
dengan metode cetak langsung, dan pada konsentrasi dibawah 6% memiliki waktu
kalsium laktat namun hasil uji disolusi kalsium laktat tetap memenuhi syarat.
5.2 Saran
43
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta:
UI-Press. Halaman 244-247.
Barasi, M.E. (2007). At a Galance Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman
52.
Day, R.A., dan Underwood, A.L. (2006). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga. Halaman 46, 193-194.
Gohel, V., Gang, D., dan Maisuria, V. (2013). Industrial Enzyme Applications in
Biorefineries for Starchy Materials dalam Advances in Enzyme
Biotechnology. Editor Pratyoosh Shukla dan Brett I. Pletschke. India:
Springer. Halaman 164-165.
Gonnissen, Y., Remon, J.P., dan Vervaet, C. (2008). Effect of Maltodextrin and
Superdisintegrant in Direcly Compressible Powder Mixtures Prepared Via
Co-Spray Drying. Eur. J. Pharm. And Biopharm.68(2): 277-282.
44
Kee, J.L., dan Hayes, E.R. (1996). Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 164-165.
Lachman, L., Liebermann, H.A., dan J.I. Kanig. (1994). Teori dan Praktek
Farmasi Industri, Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 651-654, 657-
660, 706-718.
Miyazato, S., Nakagawa, C., Kishimoto, Y., Tagami, H., dan Hara, H.
(2010).Promotive Effects of Resistant Maltodextrin on Apparent
Absorption of Calcium, Magnesium, Iron and Zinc in Rats.Europe Journal
Nutrition.1(49): 165-171.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman 92-93,
242-243, 418-420.
45
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Halaman 228.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting Edisi VI. Jakarta: PT
ElexMedia Komputindo. Halaman 871-872.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceuticsl
Excipients,Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman 92-93,
242-244, 418-420.
Voigt,R.,(1995).BukuPelajaranTeknologiFarmasi. EdisiKelima.Yogyakarta:
GadjahMada UniversityPress.Halaman200,221-222.
Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. Halaman 153-154.
Wirakusumah, E.S. (2000). Buah dan Sayur untuk Terapi. Jakarta: Penebar
Swadaya. Halaman 18.
46
Lampiran 1. Sertifikat analisis maltodekstrin
47
Lampiran 2. Sertifikat analisis kalsium laktat
48
Lampiran 3.Gambar alat yang digunakan
Alat pencetak tablet Alat uji waktu alir dan sudut diam
49
Lampiran 3 (Lanjutan)
pH meter
50
Lampiran 4. Gambar bahan yang digunakan
Maltodekstrin
51
F1 F2
F3 F4
F5 F6
52
Lampiran 6.Gambar penentuan titik akhir titrasi
53
Lampiran 7.Contohperhitungan pembuatan tablet kalsium laktat
2% (Formula 2).
Dibuat formula untuk 100 tablet dengan bobot tablet 650 mg dan berdiameter 13
Maltodekstrin 2%
Mg. stearat 1%
Talk 1%
Perhitungan formula
= 65000 mg - 52600 g
= 12400 mg
54
Lampiran 8. Data hasil uji preformulasi
a. Indeks tap
V0−V1
Rumus: I= V0
× 100%
Rata-rata I
Fomula V0 Vtap I (%)
(%)
F1 25 24,5 2 1,60 ± 2,29
25 24,7 1,2
25 24,6 1,6
F2 25 24,8 0,8 0,67 ± 1,32
25 24,8 0,8
25 24,9 0,4
F3 25 24,7 1,2 0,93 ± 1,32
25 24,8 0,8
25 24,8 0,8
F4 25 24,8 0,8 1,07 ± 1,32
25 24,7 1,2
25 24,7 1,2
F5 25 24,8 0,8 0,67 ± 1,32
25 24,8 0,8
25 24,9 0,4
F6 25 24,9 0,4 0,67 ± 1,32
25 24,8 0,8
25 24,8 0,8
b. Sudut diam
55
Lampiran 8 (Lanjutan)
θ = 25,3469°
Rata-rata θ
h (cm) d (cm) tan θ θ (°)
Fomula (°)
2,7 11,4 0,4737 25,3469
F1 2,6 11,6 0,4483 24,1467 24,55 ± 3,97
2,6 11,6 0,4483 24,1467
2,3 11 0,4182 22,6947
F2 2,4 11,2 0,4286 23,2000 22,68 ± 3,01
2,3 11,3 0,4071 22,1512
2,4 11,6 0,4138 22,4798
F3 2,5 11,6 0,4310 23,3160 22,76 ± 2,77
2,4 11,6 0,4138 22,4798
2,4 11,2 0,4286 23,2000
F4 2,4 11,3 0,4248 23,0158 23,08 ± 0,61
2,4 11,3 0,4248 23,0158
2,4 11 0,4364 23,5765
F5 2,4 11,2 0,4286 23,2000 23,20 ± 2,12
2,4 11,4 0,4211 22,8360
2,6 11,4 0,4561 24,5177
F6 2,5 11,5 0,4348 23,4994 24,12 ± 3,11
2,6 11,5 0,4522 24,3325
c. Waktu alir
56
Lampiran 9. Data hasil uji sifat fisik tablet
a−b
Friabilitas = × 100%
a
57
Lampiran 9 (Lanjutan)
d. Ukuran tablet
58
Lampiran 10.Perhitungan pembakuan dinatrium edetat
Rumus:
Perhitungan:
224,4
N1 = = 0,0527 N
14,8 × 287,54
224,7
N1 = = 0,0498 N
15,7 × 287,54
223,8
N1 = = 0,0499 N
15,6 × 287,54
Jadi, normalitas dinatrium edetat yang digunakaan sebagai larutan pentiter yaitu
0,0508N
59
Lampiran 11. Contoh perhitungan penetapan kadar tablet kalsium laktat
2% (Formula 2).
12795 ,7 mg
Bobot rata-rata tablet kalsium laktat = = 639,785 mg
20
200 mg
Bobot setara 200 mg kalsium laktat = ×12795,7 mg = 255,914 mg
10000 mg
a. Pengujian 1
V × N × 15,42 × BR
Kadar Ca. laktat =
NS × BS × BK
12,5×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = × 100%
0,05×255,8×500
= 97,9606%
b. Pengujian 2
60
Lampiran 11 (Lanjutan)
12,35×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = × 100%
0,05×256,1×500
= 96,6717%
c. Pengujian 3
12,5×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = ×100%
0,05×256,4×500
= 97,7314%
d. Pengujian 4
12,4×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = ×100%
0,05×255,9×500
= 97,1390%
e. Pengujian 5
12,5×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = ×100%
0,05×256,2×500
= 97,8077%
f. Pengujian 6
61
Lampiran 11 (Lanjutan)
12,4×0,0508 ×15,42×639,785
Kadar = ×100%
0,05×256,2×500
= 97,0252%
Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; dk = n-1; diperoleh nilai
�)
(xi −X
thitung = � SD �
�
√n
0,5714
thitung 1 = �0,5155 � = 2,7150 (data diterima)
�
√6
−0,7175
thitung 2 = �0,5155 � = -3,4096 (data diterima)
�
√6
0,3421
thitung 3 = �0,5155 � = 1,6257 (data diterima)
�
√6
−0,2503
thitung 4 = �0,5155 � = -1,1894 (data diterima)
�
√6
62
Lampiran 11 (Lanjutan)
0,4184
thitung 5 = �0,5155 � = 1,9882 (data diterima)
�
√6
−0,3640
thitung 6 = �0,5155 � = -1,7299 (data diterima)
�
√6
Karena -ttabel <thitung< ttabel, maka semua data tersebut diterima, kadar kalsium
µ =�
X ± (tα/2, dk × SD/√n)
= 97,3893 ± 0,8485%
Dengan cara yang sama di hitung kadar tablet pada formula yang lainnya.
63
Lampiran 12. Data hasil penetapan kadar tablet kalsium laktat
Bobot N
Bobot zat Bobot N
rata- dinatrium V kadar
Formula berkhasiat serbuk dinatrium Rata-rata SD t hitung µ
rata edetat titrasi (%)
(mg) (mg) edetat
(mg) standar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14
626,255 500 251,4 0,05 0,0508 12,40 96,7867 97,4818 0,3785 -4,4981 0,6231
626,255 500 250,6 0,05 0,0508 12,45 97,4872 0,0351
626,255 500 250,9 0,05 0,0508 12,50 97,7617 1,8113
F1
626,255 500 250,8 0,05 0,0508 12,50 97,8007 2,0636
626,255 500 250,9 0,05 0,0508 12,45 97,3706 -0,7193
626,255 500 251,1 0,05 0,0508 12,50 97,6838 1,3074
639,785 500 255,8 0,05 0,0508 12,50 97,9606 97,3893 0,5155 2,7150 0,8485
639,785 500 256,1 0,05 0,0508 12,35 96,6717 -3,4096
639,785 500 256,4 0,05 0,0508 12,50 97,7314 1,6257
F2
639,785 500 255,9 0,05 0,0508 12,40 97,1390 -1.1894
639,785 500 256,2 0,05 0,0508 12,50 97,8077 1,9882
639,785 500 256,2 0,05 0,0508 12,40 97,0252 -1,7299
615,930 500 246,5 0,05 0,0508 12,10 94,7344 96,0328 0,7973 -3,9888 1,3125
615,930 500 246,9 0,05 0,0508 12,30 96,1443 0,3425
F3 615,930 500 246,6 0,05 0,0508 12,30 96,2612 0,7018
615,930 500 246,8 0,05 0,0508 12,40 96,9652 2,8645
64
Lampiran 12(Lanjutan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14
615,930 500 246,8 0,05 0,0508 12,35 96,5742 1,6634
615,930 500 246,5 0,05 0,0508 12,20 95,5174 -1,5835
641,360 500 256,2 0,05 0,0508 12,20 95,6953 96,0625 0,4167 -2,1581 0,6860
641,360 500 256,2 0,05 0,0508 12,30 96,4797 2,4524
641,360 500 256,3 0,05 0,0508 12,20 95,6580 -2,3775
F4
641,360 500 256,2 0,05 0,0508 12,20 95,6953 -2,1581
641,360 500 256,4 0,05 0,0508 12,30 96,4044 2,0101
641,360 500 256,3 0,05 0,0508 12,30 96,4421 2,2312
634,805 500 253,9 0,05 0,0508 12,50 97,9255 97,5145 0,3342 3,0118 0,5502
634,805 500 254,0 0,05 0,0508 12,45 97,4954 -0,1404
634,805 500 253,9 0,05 0,0508 12,45 97,5338 0,1411
F5
634,805 500 253,9 0,05 0,0508 12,40 97,1421 -2,7297
634,805 500 253,9 0,05 0,0508 12,40 97,1421 -2,7297
634,805 500 254,1 0,05 0,0508 12,50 97,8484 2,4469
653,915 500 261,6 0,05 0,0508 12,55 98,2959 98,1467 0,3407 1,0730 0,5608
653,915 500 261,6 0,05 0,0508 12,60 98,6875 3,8889
653,915 500 261,9 0,05 0,0508 12,50 97,7921 -2,5492
F6
653,915 500 261,6 0,05 0,0508 12,50 97,9043 -1,7429
653,915 500 261,6 0,05 0,0508 12,55 98,2959 1,0730
653,915 500 261,6 0,05 0,0508 12,50 97,9043 -1,7429
65
Lampiran 13.Contoh perhitungan uji keragaman bobot tablet kalsium laktat
2% (Formula 2).
1 640 mg 6. 650 mg
2 640 mg 7. 630 mg
3 640 mg 8. 630 mg
4 640 mg 9. 640 mg
6380 mg
Bobot rata-rata = = 638,0 mg
10
= 486,9465 mg
Bobot tablet
a. Kadar tablet 1 = × Kadar kalsium laktat
Bobot rata −rata
640 mg
= × 97,3893%
638,0 mg
= 97,6946%
= 488,4729 mg
486,9465 mg −488,4729 mg
% penyimpangan = × 100%
486,9465 mg
= 0,3135%
66
Lampiran 13 (Lanjutan)
% penyimpangan = 0,3135%
% penyimpangan = 0,3135%
% penyimpangan = 0,3135%
% penyimpangan = 0,3135%
% penyimpangan = 1,8809%
% penyimpangan = 1,2540%
% penyimpangan = 1,2539%
67
Lampiran 13 (Lanjutan)
% penyimpangan = 0,3135%
% penyimpangan = 1,2540%
Selisih berat
Bobot kalsium
terhadap rata-
Tablet laktat dalam
rata (%) x − x� (x − x�)2
tablet (mg)
X
1. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
2. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
3. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
4. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
5. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
6. 496,1053 1,88 1,33 1,2769
7. 480,8405 1,25 0,5 0,25
8. 480,8405 1,25 0,5 0,25
9. 488,4729 0,31 -0,44 0,1936
10. 480,8405 1,25 0,5 0,25
Jumlah 4869,4642 7,49 3,1885
Rata-rata 486,95 0,75
∑(x−x� )2 3,1885
SD =� =� = 0,5952
n−1 10−1
0,5952
RSD = × 100% = 0,1222%
486,95
Keragaman bobot formula yang lain dihitung dengan cara yang sama.
68
Lampiran 14.Data hasil uji keragaman bobot tablet kalsium laktat
Selisih
Bobot berat
Bobot Kadar per
F kalsium terhadap SD RSD
tablet (mg) tablet (%)
laktat (mg) rata-rata
(%)
F1 630 97,3273 486,6364 0,1585 0,74 0,15
640 98,8722 494,3608 1,4263
630 97,3273 486,6364 0,1585
640 98,8722 494,3608 1,4263
630 97,3273 486,6364 0,1585
640 98,8722 494,3608 1,4263
620 95,7824 478,9121 1,7433
630 97,3273 486,6364 0,1585
620 95,7824 478,9121 1,7433
630 97,3273 486,6364 0,1585
Rata-rata 631 97,4818 487,4089 0,8558
F2 640 97,6946 488,4729 0,3135 0,59 0,12
640 97,6946 488,4729 0,3135
640 97,6946 488,4729 0,3135
640 97,6946 488,4729 0,3135
640 97,6946 488,4729 0,3135
650 99,2211 496,1053 1,8809
630 96,1681 480,8405 1,2539
630 96,1681 480,8405 1,2539
640 97,6946 488,4729 0,3135
630 96,1681 480,8405 1,2540
Rata-rata 638 97,3893 486,9464 0,7524
F3 620 96,6564 484,2819 0,6494 0,16 0,03
620 96,6564 484,2819 0,6494
620 96,6564 484,2819 0,6494
610 95,0974 475,4871 0,9740
620 96,6564 484,2819 0,6494
620 96,6564 484,2819 0,6494
610 95,0974 475,4871 0,9740
610 95,0974 475,4871 0,9740
620 96,6564 484,2819 0,6494
610 95,0974 475,4871 0,9740
Rata-rata 616 96, 0328 480,1640 0,7792
69
Lampiran 14 (Lanjutan)
70
Lampiran 15.Contoh perhitungan uji disolusi tablet kalsium laktat
2% (Formula 2).
Pengujian 1
0,5 �� ×0,0508�×15,42��
2 Kadar dalam 25 ml =
0,05�
= 7,8334 mg
= 156,668 mg
= 156,668 mg + 0
= 156,668 mg
Kadar terlepas
6 Persen kumulatif = × 100%
Kadar teoritis
156,668 mg
= × 100%
492,3077 mg
= 31,82%
Hasil uji disolusi pengujian 2 sampai pengujian 6 dan pada formula lainnya
71
Lampiran 16.Contoh hasil uji disolusi tablet kalsium laktat
Formula 2
Kadar
Bobot Kadar Vol. Kadar Kadar Persen
Waktu dalam
tablet teoritis Titrasi dalam 25 FP terlepas kumulatif
(menit) 500 ml
(mg) (mg) (ml) ml (mg) (mg) (%)
(mg)
640 0 492,3077 0 0 0 0 0 0
640 0 492,3077 0 0 0 0 0 0
640 0 492,3077 0 0 0 0 0 0
72
Lampiran 16(Lanjutan)
640 0 492,3077 0 0 0 0 0 0
73
Lampiran 17.Tabel distribusi t
74