SKRIPSI
OLEH:
SEPTIA NARTI
NIM 081501002
SKRIPSI
OLEH:
SEPTIA NARTI
NIM 081501002
OLEH:
SEPTIA NARTI
081501002
Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt.
NIP 195404121987012001 NIP 195807101986012001
Bismillahirrohmaanirrohiim,
Lipstik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di
penyemangat bagi penulis, adik tersayang Muhammad Ilham dan kakak tercinta
Rahmiati, Risnawati dan Junhendri, terima kasih atas semua doa, kasih sayang,
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
2. Ibu Dra. Lely Sari Lubis, M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Suryanto, M.Si., Apt.,
3. Bapak/Ibu Pembantu Dekan, Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi
USU yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan dan Ibu Dra.
4. Ibu Prof. Dr. Julia Reveny M.Si., Apt., Ibu Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt.,
dan Ibu Dra. Anayanti Arianto M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memotivasi penulis.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda dan pahala
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis,
(Septia Narti)
ABSTRACK
Halaman
JUDUL ....................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. vi
LAMPIRAN ............................................................................................... 52
Halaman
Halaman
4.3 Data pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan .............. 43
ABSTRACK
PENDAHULUAN
Setiap orang selalu ingin tampil menarik, oleh karena itu bermacam-
macam cara dilakukan agar dapat tampil menarik di hadapan orang lain. Hal ini
telah digunakan dari dahulu hingga sekarang, karena kosmetik telah dipercaya
dunia. Kosmetik yang digunakan mulai dari kosmetik tradisional hingga kosmetik
kosmetik untuk badan seperti sabun, parfum dan sebagainya hingga kosmetik
untuk wajah seperti bedak, lipstik, eye shadow dan lainnya (Khasanah dan
Azhara, 2011).
perempuan, sejak lahir sampai meninggal dunia. Produk-produk itu dipakai secara
berulang setiap hari dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki,
2007).
Mulai awal abad ke-19, saat terjadi revolusi industri di Eropa atau
Amerika, ditemukan berbagai bahan baru yang dibuat secara sintetis untuk
bertenaga listrik yang menghemat waktu dan tenaga, produksi kosmetik secara
Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat
(stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Fungsinya adalah untuk
memberikan warna bibir menjadi merah semerah delima, yang dianggap akan
memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lain
pun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi
mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari
merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985).
sebagian wanita pada zaman modern ini, tanpa polesan pewarna bibir ini banyak
diantaranya wanita merasa kurang tampil percaya diri di depan umum. Kebutuhan
terhadap lipstik terus meningkat seiring dengan munculnya produk lipstik baru
baik dalam negeri maupun maupun dari luar negri yang terus mengikuti
Saat ini lipstik banyak dikemas dengan pilihan warnanya yang semakin
banyak dan menarik. Namun, banyak diantaranya yang menggunakan zat warna
digunakan sebagai zat warna kertas atau tekstil. Zat warna ini dapat menyebabkan
Antosianin adalah salah satu pigmen yang terdapat dalam tanaman yang
L.) Melastoma berasal dari bahasa Yunani yang artinya mulut hitam. Buah
senduduk diklasifikasikan sebagai beri, ketika masak buah akan merekah dalam
beberapa bagian, berwarna ungu tua, berasa manis dan memiliki biji berwarna
jingga. Buahnya dapat dimakan dan apabila dimakan akan meninggalkan warna
sebagai pewarna pada es krim, jelly dan sirup. Kandungan antosianin buah
senduduk stabil dan aman digunakan dalam produk makanan (Violalita, 2010).
memanfaatkan pewarna alami yang berasal dari buah senduduk untuk digunakan
sebagai pewarna pada sediaan lipstik. Dilakukan ekstraksi zat warna buah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.3 Hipotesis
adalah:
sediaan lipstik.
alami, seperti penggunaan pewarna dalam sediaan lipstik yang aman digunakan
oleh masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
Daun majemuk, menyirip, berbentuk bulat telur terbalik (tepi rata) dan
dengan tangkai yang pendek (0,2 cm), berukuran besar, lebarnya 4-6 cm, terdapat
pada ujung ranting pohon (3-12 bunga), memiliki lima kelopak bunga dan
berwarna ungu muda hingga ungu cerah. Tumbuhan senduduk ini memiliki
bulu bulu halus. Buah senduduk berbentuk oval, kecil kecil dan mempunyai
Buah senduduk mula-mula tertutup oleh kulit buah, tetapi ketika buah
sudah masak penutupnya akan terbuka dan menampakkan isi yang berwarna ungu
gelap. Di dalam isi terdapat biji yang banyak berbentuk butir butir halus
(Anonimc, 2007).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma
yang banyak menghasilkan antioksidan, jenis antosianin yang terdapat pada buah
2.1.5 Antosianin
berbentuk glikosida dan menjadi penyebab warna merah, biru, dan violet banyak
terdapat pada buah dan sayuran. Antosianin adalah senyawa yang bersifat
amfoter, yaitu memiliki kemampuan untuk bereaksi baik dengan asam maupun
dalam basa. Dalam media asam, antosianin berwarna merah seperti halnya saat
dalam vakuola sel dan berubah menjadi ungu dan biru jika media bertambah basa.
Jika bagian gula dihilangkan dengan cara hidrolisis, tersisa aglukon dan disebut
Antosianin yang terdapat dalam beberapa buah dan sayur adalah (Deman, 1997):
a. Apel : Sianidin
2.1.6 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut
cair. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang terkandung dalam simplisia akan
2000).
terhadap komponen lain dalam campuran dimana pelarut polar akan melarutkan
solute yang polar dan pelarut nonpolar akan melarutkan solute yang non polar
atau disebut dengan like dissolve like (Ketaren, 1986). Ada beberapa metode
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada
suhu rendah dan mendidih pada suhu 78o dan mudah terbakar (Ditjen POM,
1979).
Asam sitrat (citroen zuur). Dipasaran, asam sitrat sering disebut garam
asam. Senyawa ini berbentuk kristal putih seperti gula pasir. Fungsi utama asam
browning (pencokelatan produk) akibat proses pemanasan. Asam sitrat juga dapat
2.2 Kulit
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan ransangan
luar.
karena kosmetika dipakai pada epidermis. Lapisan epidermis terdiri atas stratum
suatu lapisan tipis lembab yang bersifat asam, sehingga ia menamakannya sebagai
mantel asam kulit. Tingkat keasamannya (pH) umumnya berkisar antara 4,5
membahayakan kulit.
2.3 Bibir
Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan
aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak
terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan kulit bibir sebelah dalam
terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarang
terdapat kelenjar lemak pada bibir, menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak,
sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan jangat akan cenderung
dan aliran darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit bibir, maka
bibir menunjukkan sifat lebih peka dibandingkan dengan kulit lainnya. Karena itu
2.4 Kosmetika
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud meningkatkan
daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Defenisi
tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk
4. Preparat wangi-wangian
1. Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
2. Kosmetik tradisional:
b. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama.
Kosmetik Dekoratif
untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terlihat sehingga tampak
Peran zat warna dan zat pewangi sangat besar dalam kosmetika dekoratif.
c. Tidak lengket
e. Tidak merusak atau mengganggu kulit, rambut, bibir, kuku, dan lainnya.
yang lama baru luntur. Misalnya: kosmetika pemutih kulit, cat rambut,
2.5 Lipstik
Lipstik adalah cat bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick),
dimana zat warna terdispersi di dalam campuran minyak, lemak dan lilin
sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang,
sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan
hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga,
e. Melembabkan bibir
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki. Suhu lebur lipstik
yang ideal adalah mendekati suhu bibir yaitu antara 36-38oC. Tetapi karena harus
suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih
sesuai diatur pada suhu 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC (Ditjen POM,
1985).
a. Sweating
b. bleeding
berpisahnya zat warna dari bahan dasar lipstik, sehingga distribusi zat
c. Blooming
d. Streaking
terbentuknya garis tipis atau pita pada permukaan lipstik dengan warna
yang berbeda.
e. Seams
f. Laddering
Latifah, 2007):
a. Lilin
b. Minyak
c. Lemak
Zat pewarna yang dipakai secara universal di dalam lipstik adalah zat
warna eosin yang memenuhi dua persyaratan sebagai zat warna untuk lipstik,
yaitu kelekatan pada kulit dan kelarutan dalam minyak. Pelarut terbaik di dalam
f. Surfaktan
padat.
g. Bahan pewangi
Bahan pewangi (fragrance) atau lebih tepat bahan pemberi rasa segar
(flavoring), harus mampu menutupi bau dan rasa kurang sedap dari lemak-lemak
dalam lipstik dan menggantinya dengan bau dan rasa yang menyenangkan.
i. Bahan pengawet
Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin
Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang
lebah Apis mellifera L. Suhu leburnya yaitu antara 62oC hingga 64oC (Ditjen
POM, 1979).
3. Lanolin
Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu
domba Bovis aries L. yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25%. Suhu leburnya yaitu antara 38oC hingga
4. Vaselin alba
diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Suhu leburnya antara 38oC hingga
5. Setil alkohol
Setil alkohol digunakan dalam formula lipstik karena punya sifat emolien
yang baik dan memiliki suhu leburnya yaitu antara 45oC hingga 50oC (Poucher,
1993).
Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang sangat keras karena
memiliki suhu lebur yang tinggi yaitu 85C. Biasa digunakan dalam jumlah yang
kecil untuk meningkatkan suhu lebur dan kekerasan lipstik. Carnauba wax tidak
kekerasan sehingga lipstik menjadi sukar dioleskan pada bibir (Lauffer, 1985).
7. Metil paraben
8. Parfum
9. Propilen glikol
Propilen glikol adalah pelarut yang lebih baik dari pada gliserin dan dapat
Pemeriannya hablur padat, putih, bau khas, lemah. Tidak larut dalam air dan
propilen glikol, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam eter
dan makanan. Biasanya digunakan untuk menunda atau mencegah oksidasi lemak
dan minyak menjadi tengik, dan juga untuk mencegah hilangnya aktivitas
2009).
pengopak yang tinggi. Dapat digunakan pada kosmetika, dan pelindung kulit
dari sinar UV (Rowe, et al., 2009). Titanium dioksida sangat aman digunakan.
minyak jernih, kuning, bau asam lemak dan khas. Mudah larut dalam air, etanol,
metanol dan sukar larut dalam parafin cair (Ditjen POM, 1979).
Ada dua metode yang biasanya digunakan yaitu metode melting point dan metode
drop point. Metode melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan drop
point menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode pipa kapiler
adalah 60C atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah di atas 50C
(Lauffer, 1985).
berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga minyak akan ke luar. Suhu
1985).
Secara otomatis evaluasi ini dapat dilakukan untuk mengetahui kekuatan lilin
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira inci dari tepi, digantungkan beban
dengan nilai yang spesifik pada interval waktu 30 detik dan berat dimana lipstik
c. Stabilitas Sediaan
penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari
d. Uji Oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
dengan perlakuan 5 kali pengolesan pada tekanan tertentu seperti biasanya kita
jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan merata
dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang menempel
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit
Iritasi dan kepekaan kulit adalah reaksi kulit terhadap toksikan. Jika
toksikan dilekatkan pada kulit akan menyebabkan kerusakan kulit. Iritasi kulit
adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan toksikan golongan iritan,
sedangkan kepekaan kulit adalah reaksi kulit yang terjadi karena pelekatan
pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi
tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut
setelah pelekatan kedua atau seterusnya pada kulit yang mengikuti pelekatan
sama, yaitu akan tampak hiperemia, eritema, edema, atau vesikula kulit. Reaksi
Panel uji tempel meliputi manusia sehat. Manusia sehat yang dijadikan
panel uji tempel sebaiknya wanita, usia antara 20-30 tahun, berbadan sehat
jasmani dan rohani, tidak memiliki riwayat penyakit alergi atau reaksi alergi, dan
menyatakan kesediaannya dijadikan sebagai panel uji tempel (Ditjen POM, 1985).
Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi
untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel
adalah bagian punggung, lengan tangan, lipatan siku, dan bagian kulit di belakang
Teknik uji tempel dapat dilakukan dengan uji tempel terbuka, uji tempel
tertutup, dan atau uji tempel sinar. Prosedur uji tempel dibedakan menjadi uji
tempel preventif, uji tempel diagnostik, dan uji tempel ramal (Ditjen POM, 1985).
sediaan atau tidak. Uji tempel preventif dilakukan dengan teknik uji tempel
Uji tempel diagnostik adalah uji tempel yang dilakukan untuk maksud
penyebab terjadinya reaksi kulit pada penderita peka. Uji tempel diagnostik
dilakukan dengan teknik uji tempel terbuka, uji tempel tertutup, dan atau uji
- Lokasi lekatan
- Umur panel
Uji kesukaan (hedonic test) merupakan metode uji yang digunakan untuk
penilaian. Data yang diperoleh dari lembar penilaian ditabulasi dan ditentukan
nilai mutunya dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat
kepercayaan 95%. Untuk menghitung interval nilai mutu rerata dari setiap panelis
berikut:
1. Berbadan sehat
pengujian
METODE PENELITIAN
uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan (Hedonic Test) terhadap variasi
3.1.1 Alat
dryer, oven, penangas air, pH meter, spatula, kain kasa, sudip, cawan penguap,
3.1.2 Bahan
lain: akuades, etanol 96%, asam sitrat, olium ricini, cera alba, vaselin alba, setil
senduduk yang masih segar yang terdapat di Desa Duku, Kecamatan Koto XI
telah dicampurkan dengan 20 gram asam sitrat, ditutup dan dibiarkan selama 1
malam terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, saring dengan kain kasa,
dengan kain kasa. Hasil yang diperoleh dicampur dengan filtrat pertama lalu
diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada temperatur 50oC sampai
2.4.1 Formula
Formula dasar lipstik yang dipilih dalam penelitian ini dengan komposisi
Lanolin 8,0
Pewarna secukupnya
Parfum secukupnya
Pengawet secukupnya
Ekstrak buah senduduk tidak dapat larut dalam oleum ricini sehingga perlu
propilen glikol yang biasa digunakan dalam formula lipstik adalah 5-15%.
Berdasarkan orientasi propilen glikol yang digunakan adalah 5%. Selain itu,
ekstrak buah senduduk kurang bersatu dengan dasar lipstik. Oleh karena itu
dalam sediaan lipstik diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%,
dan 10% warna tidak ke luar sehingga warna sediaan tidak dapat menempel saat
dioleskan pada kulit punggung tangan. Pada konsentrasi 12,5%, warna sediaan
sudah dapat menempel dengan baik saat dioleskan pada kulit punggung tangan
konsentrasi 15%, 17,5%, 20%, dan 22,5% Pada konsentrasi 25% konsentrasi zat
warna sudah terlalu banyak sehingga konsistensi lipstik menjadi kurang bagus.
Selain itu warna yang dihasilkan pada sediaan lipstik terlalu tua sehingga dari segi
senduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12,5%, 15%, 17,5%, 20%,
dan 22,5% karena warna dan konsistensi sediaan yang dihasilkan cukup baik.
banyaknya lemak dan minyak yang digunakan dalam formula lipstik membuat
adalah 0,1%.
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
R/ TiO2 0,5%
Propilen glikol 5%
Tween 80 1%
BHT 0,1%
Nipagin 0,1%
Basis lipstik ad 20
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
buah senduduk kemudian dilarutkan dalam campuran propilen glikol dan nipagin
tersebut, Butil hidroksitoluen yang telah digerus dilarutkan dalam oleum ricini.
glikol, lalu ditambahkan titanium dioksida yang telah digerus dan kemudian
diaduk hingga homogen (campuran A). Ditimbang cera alba, carnauba wax,
lanolin, vaselin alba dan setil alkohol, dimasukkan ke dalam cawan penguap,
Lalu ditambahkan tween 80 dan parfum, aduk hingga homogen. Selagi cair,
massa dikeluarkan dari cetakan dan dimasukkan dalam wadah (roll up lipstick).
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, pemeriksaan pH, uji
lipstik. Sediaan lipstik yang baik adalah sediaan lipstik dengan titik lebur dengan
Lipstik dimasukkan dalam oven dengan suhu awal 50oC selama 15 menit,
diamati apakah lipstik meleleh atau tidak, setelah itu suhu dinaikkan 1oC setiap
diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira inci dari tepi lipstik, digantungkan
lipstik patah, pada saat lipstik patah merupakan nilai kekuatan lipstiknya
Caranya:
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
ditimbang 1 g sediaan dan dilebur dalam cawan dengan 100 ml air suling di atas
pada suhu kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga hari
bentuk dari bentuk awal pencetakan atau tidak, pada perubahan warna
lipstik atau tidak, pada perubahan bau diperhatikan apakah lipstik masih berbau
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lipstik pada
oles yang baik jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan banyak dan
sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik jika warna yang
masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5
Caranya:
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
ditimbang 1 g sediaan dan dilebur dalam cawan dengan 100 ml air suling di atas
pada kulit punggung tangan. Sediaan dikatakan homogen jika warna menempel
dilanjutkan dengan uji iritasi dan uji kesukaan (Hedonic Test) terhadap sediaan
yang dibuat.
Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lipstik yang dibuat dari ekstrak buah
senduduk dengan maksud untuk mengetahui bahwa lipstik yang dibuat dapat
menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori,
yaitu iritasi primer yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau
penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa
jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada kulit (Ditjen POM, 1985).
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Patch
Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis. Uji tempel
terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan
terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua hari berturut-turut
untuk sediaan yang paling tinggi konsentrasi ekstrak buah senduduknya, yaitu
konsentrasi 22,5%, reaksi yang terjadi diamati. Reaksi iritasi positif ditandai oleh
adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan bawah bagian
dalam yang diberi perlakuan. Adanya kulit merah diberi tanda (+), gatal-gatal
(++), bengkak (+++), dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda (0).
1. Wanita
terhadap sediaan lipstik yang dibuat. Uji kesukaan ini dilakukan secara visual
pengujian
6. Berbadan sehat
Kemudian panelis menuliskan angka 9 bila amat sangat suka, 8 bila sangat suka, 7
bila suka, 6 bila agak suka, 5 bila netral, 4 bila agak tidak suka, 3 bila tidak suka,
2 bila sangat tidak suka, dan 1 bila amat sangat tidak suka (BSN, 2006).
lipstik, homogenitas dan intensitas warna sediaan lipstik saat dioleskan pada kulit
sediaan. Perhitungan hasil uji kesukaan dapat dilihat pada Lampiran 14.
Hasil ekstraksi dari buah senduduk diperoleh ekstrak kental sebanyak 390
gram.
ekstrak buah senduduk dengan konsentrasi 12,5% dan 15% berwarna merah
muda, konsentrasi pewarna ekstrak buah senduduk 17,5% dan 20% berwarna
merah, dan ekstrak buah senduduk 25% berwarna merah maron. Aroma lipstik
lipstik memiliki pengolesan yang merata pada kulit punggung tangan. Hasil uji
lipstik melebur pada suhu 52C. Lipstik yang baik memiliki titik lebur sebaiknya
Data pemeriksaan titik lebur dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
ekstrak buah senduduk dalam sediaan lipstik, maka semakin sedikit dasar lipstik
yang digunakan. Hal ini menyebabkan lipstik dengan ekstrak senduduk 22,5%
lebih mudah patah dibandingkan sediaan lipstik lain yang menggunakan ekstrak
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Lipstik pembanding
Sediaan 3 : Lipstik pembanding
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak senduduk 12,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak senduduk 15%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak senduduk 17,5%
Sediaan 7 : Formula dengan konsentrasi ekstrak senduduk 20%
Sediaan 8 : Formula dengan konsentrasi ekstrak senduduk 22,5%
patah pada penekanan dengan penambahan berat 80-86 gram. Hal ini
pada pengujian lipstik menggunakan ekstrak buah senduduk dengan dua sediaan
lipstik yang beredar di pasaran, dimana lipstik yang beredar dipasaran patah pada
Data pengamatan dari sediaan selama 30 hari dapat dilihat pada Tabel 4.3 di
bawah ini:
Tabel 4.3 Data pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan
yang dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 30 hari
pengamatan. Parameter yang diamati dalam uji kestabilan fisik ini meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Dari hasil pengamatan bentuk,
didapatkan hasil bahwa seluruh sediaan lipstik yang dibuat tidak terjadi perubahan
bentuk dari bentuk awal pencetakan sampai 30 hari pada penyimpanan suhu
bertambah pekat warna lipstik yang dihasilkan. Lipstik dengan konsentrasi ekstrak
buah sendududk 12,5% dan 15% memberikan warna merah muda, konsentrasi
memberikan warna merah maron. Bau yang dihasilkan dari seluruh sediaan lipstik
adalah bau khas dari parfum yang digunakan yaitu parfum stroberi. Bau sediaan
tetap stabil dalam penyimpanan selama 30 hari pengamatan pada suhu kamar.
Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang baik jika sediaan
memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat dioleskan pada kulit
punggung tangan. Berdasarkan uji oles diperoleh hasil bahwa sediaan yang
memiliki daya oles yang sangat baik adalah sediaan 3, 4 dan 5 yaitu lipstik dengan
konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%, 20%, 22,5%, hal ini ditandai dengan
empat kali pengolesan sediaan telah memberikan warna yang intensif, merata dan
homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Sedangkan, sediaan 1 dan 2
dengan konsentrasi 12,5% dan 15% memberikan warna yang intensif dan merata
setelah 6 kali pengolesan, karena warna sediaan terlalu muda sehingga dapat
disimpulkan bahwa sediaan 1 dan 2 memiliki daya oles yang kurang baik
4.3.6 Pemeriksaan pH
senduduk adalah 6,5 sedangkan sediaan yang dibuat dengan menggunakan ekstrak
Sediaan pH
1 6,5
2 3,9
3 3,8
4 3,8
5 3,8
6 3,7
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
Data hasil uji iritasi pada sediaan terhadap 10 orang panelis dapat dilihat pada
Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Data uji iritasi
Pengamatan Panelis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kulit kemerahan (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0)
Kulit gatal-gatal (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0)
Kulit bengkak (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0)
dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lipstik yang dibuat pada kulit lengan
bawah bagian dalam selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua
panelis memberikan hasil negatif terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati
yaitu adanya kulit merah, gatal-gatal, ataupun adanya pembengkakan. Dari hasil
uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan lipstik yang dibuat aman
Data uji kesukaan terhadap 30 orang panelis dapat dilihat pada Tabel 4.6 di
bawah ini:
Panelis Sediaan
1 2 3 4 5
1 5 7 9 6 8
2 6 7 9 8 7
3 3 5 6 7 8
4 7 5 8 7 8
5 7 5 8 6 8
6 3 5 9 9 7
7 6 9 9 9 8
8 7 8 8 8 7
9 4 4 8 5 4
10 2 5 8 5 4
11 9 8 7 8 9
12 6 9 7 8 7
13 5 8 9 9 9
14 9 7 8 9 8
15 9 8 9 9 8
16 9 7 8 3 9
17 9 8 6 9 9
18 5 9 9 9 7
19 7 7 7 8 8
20 7 9 8 8 7
21 5 9 7 8 9
22 7 8 9 8 9
23 8 5 9 9 9
24 3 6 6 8 9
25 8 7 9 8 9
26 7 8 9 9 6
27 7 8 8 9 8
28 6 5 9 9 7
29 5 5 4 9 8
30 8 7 3 9 9
Total 189 208 233 234 233
diperoleh bahwa:
diketahui bahwa sediaan lipstik dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
dan 20% dan 22,5% termasuk kategosri suka. Hal ini karena warna mudah ke luar
pada saat dioles dan memberikan warna yang merata. Konsentrasi ekstrak buah
senduduk 12,5% dan 15% termasuk kategori agak suka. Hal ini karena warna
yang dihasilkan terlalu muda dan sukar memberikan warna pada saat dioleskan.
5.1 Kesimpulan
lipstik.
yang dibuat stabil dalam penyimpanan selama 30 hari, tidak menunjukkan adanya
perubahan bentuk, warna dan bau, homogenitasnya baik, titik lebur 52C,
ekstrak buah senduduk 17,5%, 20% dan 22,5% termasuk kategori suka, dan
sediaan lipstik dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%, 15% dan
4.2 Saran
pewarna alami ekstrak buah senduduk untuk formulasi sediaan kosmetik lainnya,
Anonima. (2012). Lipstik Bukan Sekedar Warna. Diakses Tanggal 2 Maret 2012.
http: // www.chem-is-try.org/ lipstik-bukan-sekedar-warna.
Balsam, M.S. (1972). Cosmetic Science and Technology Second Edition. London:
Jhon Willy and Son Inc. Halaman 64, 367.
BSN. (2006). Petunjuk Pengujian Organoleptik dan atau Sensori. Diakses tanggal
11 Februari 2012. http://www.scribd.com/doc/65447618/SNI-01-2346-
2006.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 1, 5, 10-11.
Lauffer, G.I.P. (1985). Lipstick. In: Balsam M.S. Saragin E, Editor. Cosemetic
Science and Technology. Vol. I. Edisi Kedua. New-York: Wiley-
Interscience. Halaman 209.
Poucher W.A. (1993). Perfumes, Cosmetics and Soaps. Edisi Kesembilan. Vol 3.
London: Chapman and Hall. Halaman: 203.
Vishwakarma, B., Dwivedi, S., Dubey, K., dan Joshi, H. (2011). Formulation
and Evaluation of Herbal Lipstick. International Journal of Drug
Discovery & Herbal Research. 1(1): 18-19.
Young, A. (1974). Pratical Cosmetic Science. London: Mills & Boon Limited.
Halaman 86.
1 2 3 4 5
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5% dengan 5
kali pengolesan
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15% dengan 5
kali pengolesan
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5% dengan 5
kali pengolesan
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20% dengan 5
kali pengolesan
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5% dengan 5
kali pengolesan
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
Keterangan:
Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak buah senduduk
Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 12,5%
Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 15%
Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 17,5%
Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 20%
Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi ekstrak buah senduduk 22,5%
Basis lipstik
+ Zat pewarna)
Bahan Tambahan
= 0,5/100 20 g
= 0,1 g
= 5/100 20 g
=1g
= 1/100 20 g
= 0,2 g
= 0,5/100 20 g
= 0,1 g
= 0,1/100 20 g
= 0,02 g
= 0,1/100 20 g
= 0,02 g
= 1,44 g
= 18,56 g
= 2,5 g
= 16,06 g
=3g
= 15,56 g
= 3,5g
= 15,06 g
=4g
= 14,56g
= 4,5 g
= 14,06 g
SURAT PERNYATAAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama uji iritasi, panelis tidak akan
menuntut kapada peneliti.
(.................................)
Hedonic Test
Pilihlah lipstik mana yang saudara amat sangat suka sampai yang amat sangat
tidak suka berdasarkan homogenitas warna, kemudahan pengolesan dan
intensitas warnanya.
Sediaan
Nama Umur 12,5% 15% 17,5% 20% 22,5%
Rumus yang digunakan untuk menghitung uji kesukaan (Hedonic Test) adalah:
x = 189/30 = 6,3
s=
P(6,3-(1,96.1,94/ ) (6,3+(1,96.1,94/ )
P(6,3-0,69) (6,3+0,69)
P(5,61 6,99)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 5,61 dan dibulatkan menjadi 6 (agak
suka).
x = 208/30 = 6,93
s= =1,52
P(6,9-(1,96.1,52/ ) (6,9+(1,96.1,52/ )
P(6,9-0,54) (6,9+0,54)
P(6,38 7,47)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 6,38 dan dibulatkan menjadi 6 (agak
suka).
x = 233/30 = 7,76
s= =0,94
P(7,76-(1,96.0,94/ ) (7,76+(1,96.0,94/ )
P(7,76-0,33) (7,76+0,33)
P(7,43 8,09)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 7,43 dan dibulatkan menjadi 7
(suka).
x = 234/30 = 7,8
s= =1,64
P(7,8-0,86) (7,8+0,86)
P(6,94 8,66)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 6,94 dan dibulatkan menjadi 7
(suka).q
x = 233/30 = 6,76
s= =1,22
P(7,76-(1,96.1,22/ ) (7,76+(1,96.1,22/ )
P(7,76-0,43) (7,76+0,43)
P(7,33 8,19)
Nilai yang diambil adalah nilai terkecil yaitu 7,33 dan dibulatkan menjadi 7
(suka).