Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH PROSES OSMOSIS PADA BUNGA MAWAR

DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNA MAKANAN


KARYA ILMIAH

Disusun Oleh
NAJWA
NIS 6117
KELAS XI MIPA4

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA PLUS NEGER 17 PALEMBANG
2020/2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Peserta Didik : Najwa


NIS : 6117
Kelas : XI MIPA 4
Nama Pembimbing : Dra. Ratna Sari Dewi
Judul Penelitian : Pengaruh Proses Osmosis Pada
Bunga Mawar dengan Menggunakan Pewarna Makanan

Palembang, 9 Februari 2021


Pembimbing,

Dra. Ratna Sari Dewi


NIP 196703311995121002

Mengetahui,
Kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang

Dra. Hj. Purwiastuti Kusumastiwi, M. M.


NIP 196805291994122001

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Proses Osmosis Pada Bunga Mawar Dengan Menggunakan
Pewarna Makanan”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas proposal
penelitian pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Plus Negeri 17 Palembang pada
tahun pelajaran 2020/2021
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini,
yaitu kepada:
1. Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
bugemm ini lancar dan tepat waktu.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan baik dalam bentuk doa maupun
material sehingga pembuatan proposal penelitian ini dapat berjalan dengan
baik.
3. Ibu Dra. Ratna Sari Dewi selaku guru pembimbing pelajaran bahasa
indonesia selama pembuatan proposal penelitian ini
4. Teman-teman SMA Plus Negeri 17 Palembang atas kerjasama dan
motivasinya dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan proposal penelitian ini masih


banyak kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu penulis mohon maaf atas
kekurangan dan kesalahan tersebut. Penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi diri penulis sendiri dan pembaca.

3
ABSTRAKI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pewarnaan terhadap mutu
bunga dan menentukan bunga yang terbaik konsentrasi pewarna dan kelembutan
perendaman dalam pewarnaan biru tuberose, anyelir, gladiol dan mawar. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2021 di rumah penguji.
Rancangan Acak Lengkap telah digunakan dengan dua faktor. Faktor pertama
adalah empat konsentrasi biru pewarna (0 ml / L, 8 ml / L, 40 ml / L, dan 80 ml /
L). Faktor kedua adalah lama perendaman (2, 4 dan 8 jam). Secara umum, file Hasil
penelitian menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi pewarna dan lama
perendaman secara umum tidak berpengaruh nyata terhadap volume memegang
diserap, persen mekar, dan vaselife. Menurut pengukuran absorban, waktu paling
optimal perendaman terjadi setelah 2 jam. Untuk menghasilkan warna biru tua
dengan cepat disarankan menggunakan konsentrasi yang lebih tinggi, dan untuk
membentuk kehalusan warna disarankan untuk memperpanjang perendaman.

Kata Kunci: Pewarnaan, Bunga Biru, Pewarna Makanan, Sedap Malam, Dianthus,
Gladiol, Mawar

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2
ABSTRAKSI..........................................................................................................3
KATA PENGANTAR...........................................................................................4
DAFTAR ISI..........................................................................................................5
DAFTAR ISI..........................................................................................................6
DAFTAR ISI..........................................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................8
1.2 Masalah Penelitian.............................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Osmosis............................................................................................................10
2.2 Difusi................................................................................................................10
2.3 Potensial Osmotik............................................................................................10
2.4 Anatomi Akar...................................................................................................12
2.5 Bunga Mawar...................................................................................................12
2.6 Pewarna Makanan............................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................14
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................14
3.3 Cara Kerja........................................................................................................14
3.4 Metode Penelitian............................................................................................15
3.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................15
3.6 Teknik Analisis Data.......................................................................................15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian................................................................................................16
4.2 Pembahasan.....................................................................................................18

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan .........................................................................................................20
5.2 Saran................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................21

5
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Perbandingan warna pada bunga mawar yang sudah dicelupkan ke
dalam pewarna yang berbeda-beda........................................................................16

6
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Mawar pada 30 menit percobaan....................................................17


Gambar 4.2. Mawar pada 1 jam percobaan.........................................................17
Gambar 4.3. Mawar pada 2 jam percobaan.........................................................17
Gambar 4.4. Mawar pada 3 jam percobaan.........................................................18

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman merupakan suatu organisme yang dapat dibilang paling banyak
melakukan penyerapan utamanya pada unsur air dan mineral tanah. Tanaman
melakukan penyerapan atau absorbs untuk menyebarkan hasil-hasil metabolisme
utamanya yaitu hasil fotosintesis dan transport energi ke seluruh tubuh. Zat-zat
yang ditransport ini termasuk unsur-unsur hara yang ada dalam tanah maupun hara
yang ditambahkan pada tanaman. Hara-hara ini diserap dalam bentuk ion-ion oleh
perakaran tanaman yang selanjutnya disebarkan ke seluruh tubuh untuk menyuplai
setiap aktivitas metabolisme tanaman.
Kebanyakan tumbuhan menyerap air dari tanah melalui akarnya. Tumbuhan
menyerap air melalui pipa kecil di akar dan batangnya. Air bergerak ke atas batang
tumbuhan,ke daun dan ke bunga. Sebagian air digunakan tumbuhan untuk membuat
makanan dan sebagian lagi akan menguap (perubahan air menjadi gas) melalui
lubang mikroskopik di daun dan bunga mereka. Air membantu tumbuhan tumbuh
dan menjaga sel sel dengan kuat,sehingga tumbuhan tidak layu.
Proses penyerapan pada tanaman terjadi karena adanya proses difusi,
osmosis, transport aktif dan imbibisi sebagai sistem transport air, mineral dan hasil
metabolisme. Air berdifusi masuk ke bulu akar, pada dinding sel masuk ruang bebas
melewati membran plasma secara osmosis dan kembali berdifusi memasuki
plasma. Osmosis merupakan proses perpindahan molekul-molekul zat pelarut (air)
dari tempat yang berkonsentrasi rendah menuju ke tempat yang berkonsentrasi
tinggi dengan melewati membran semipermeabel.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan air untuk melakukan difusi. Disamping potensial air
dan potensial tekanan, komponen yang juga penting adalah potensial osmotik (atau
potensial linarut), yang terjadi karena adanya unsur terlarut. Potensial osmotik dari
suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan dalam satuan
konsentrasi, satuan tekanan atau satuan energi.
Tanaman bunga mawar termasuk ke dalam tumbuhan berbiji dengan biji
tertutup dan berkeping dua. Mawar memiliki akar dengan sistem perakaran

8
tunggang. Meskipun demikian, jika dikembangbiakkan dengan stek atau cangkok,
tumbuhan tersebut memiliki akar serabut. Warna-warni bunga mawar sangat
didominasi warna merah, putih, dan kuning. Untuk mengetahui pengaruh proses
osmosis maka peneliti akan menggunakan bunga mawar sebagai objek yang
digunakan.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh air yang diserap oleh bunga mawar melalui proses osmosis dan air
yang berwarna apa yang lebih cepat diserap oleh bunga mawar pada proses osmosis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh air yang diserap oleh bunga mawar melalui
proses osmosis?
2. Air yang berwarna apa yang lebih cepat diserap oleh bunga mawar pada
proses osmosis?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh air yang diserap oleh bunga mawar melalui
proses osmosis.
2. Untuk mengetahui warna air yang lebih cepat diserap oleh bunga mawar
pada proses osmosis.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
1. Bagi pembaca, bugemm ini diharapkan dapat memberi informasi tentang
seberapa besar pengaruh air yang diserap oleh bunga mawar melalui
proses osmosis bagi siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang.
2. Bagi penulis, penilitian ini dibuat agar penulis mengetahui seberapa besar
pegaruh air yang diserap oleh bunga mawar melalui proses osmosis dan
warna air apa yang lebih cepat diserap oleh bunga mawar.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osmosis
Osmosis adalah proses berpindahnya pelarut dari sebuah larutan yang mana
mempunyai daya konsentrasi yang rendah ataupun pelarut yang murni dengan
melewati membran semipermeabel ke larutan yang mempunyai daya konsentrasi
yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya tercapai keseimbangan untuk laju
pelarutnya. Alat ukur osmosis disebut osmometer. Osmosis sangat ditentukan oleh
potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan air unruk
melakukan difusi. Disamping potensial air dan potensial tekanan, komponen yang
juga penting adalah potensial osmotik, yang terjadi karena adanya unsur terlarut.
Menurut Hasnunisah dan Suwandi (2016:22), bahwa hal yang paling
berguna yang dapat diukur dari sistem tanah-tumbuhan-udara adalah potensial air.
Potensial air bukan saja penentu akhir dari proses pergerakan air secara difusi, tapi
juga menjadi penentu tak langsung perpindahan massa air yang terjadi akibat
gradien tekanan. Gradien tekanan timbul akibat pergerakan secara difusi.

2.2 Difusi
Difusi adalah proses yang menyebabkan senyawa kimia tertentu di transport
dari satu daerah ke daerah lain sehingga terjadi keseimbangan. Pada umumnya, air
dan bahan yang larut di dalamnya masuk dan keluar sel satu per satu molekul setiap
kali. Proses ini terjadi akibat adanya mobilitas dan energi kinetik dari molekuk atau
ion yang mengadakan difusi tersebut. Menurut teori kenetika, partiker dasar (atom,
molekul, dan ion) bergerak secara konstan pada suhu di atas nol absolut. Energi
rata-rata partikel dalam suatu zat homogen akan meningkat dengan naiknya suhu,
tetapi akan konstan pada suhu tertentu. Makin tinggi suhu makin cepat gerakan
partikel. Makin kecil partikel, makin cepat pada gerakan suhu tertentu.

2.3 Potensial osmotik


Potensial osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan
osmosis, yaitu gerakan molekul pelarut melewati membran semipermeabel ke

10
larutan yang lebih pekat. Potensial osmotik dari suatu larutan lebih menyatakan
status larutan yang dinyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan tekanan atau satuan
energi. Jika cairan disetiap jaringan tumbuhan berada dalam kesetimbangan
osmotik dengan larutan luar disekelilingnya pada tekanan atmosfer sama dengan 0,
dan tak ada tegangan atau tekanan di dalam jaringan, maka potensial osmotik cairan
tersebut akan sama dengan potensial osmotik larutan sekitar.
Menurut Hasnunidah dan Suwandi (2016:24), bahwa metode untuk
mengukur potensial osmotik ini adalah dengan mengamati plasmolisis insipien.
Plasmolisis insipien terjadi pada jaringan yang separuh jumlah selnya baru saja
mulai mengalami plasmolisis (protoplas baru mulai terlepas dari dinding sel), berati
tekanan dalamnya sama dengan nol. Dengan demikian potensial osmotik larutan
penyebab plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel,
sesudah kesetimbangan dengan larutan tercapai.
Faktor-faktor yang memengaruhi potensial osmotik adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi
Meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurunkan nilai potensial
osmotiknya. Apabila zat terlarut bukan elektrolit dan molekulnya tidak mengikat
air hidrasi, maka potensial osmotik larutan tersebut hampir pasti akan sebanding
dengan konsentrasi molekulnya.
b. lonisasi Molekul Zat Terlarut
Potensial osmotik suatu larutan ditentukan oleh jumlah partikel yang
terdapat dalam larutan tersebut. Partikel yang dimaksud dapat berbentuk ion,
molekul, atau partikel koloid (micelle).
c. Hidrasi Molekul Zat Terlarut
Air yang berasosiasi dengan partikel zat terlarut disebut sebagai air hidrasi.
Air dapat berasosiasi dengan ion, molekul atau partikel koloid. Dampak air
hidrasi terhadap suatu larutan dapat menyebabkan larutan menjadi lebih pekat
dari yang kita perkirakan, sehingga nilai potensial osmotik lebih rendah.
d. Suhu
Potensial osmotik suatu larutan nilainya akan menurun bila ada kenaikan suhu.
Pada larutan sukrosa 1-molal pada 0°C nilai potensial osmotiknya -24,85 atm
pada suhu 400C turun menjadi -27,70 atm dan pada suhu 80°C turun lagi menjadi

11
-28,82 atm.

2.4 Anatomi akar


Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara
yang terlarut di dalamnya, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman, terutama
daun, melalui pembuluh xilem. Pembuluh xilem pada akar, batang, dan daun
merupakan suatu sistem yang berhubungan satu sama lain
Menurut Lakitan (2015:43), bahwa untuk dapat diserap oleh tanaman,
molekul-molekul air harus berada pada permukaan akar. Dari permukaan akar air
ini (bersama bahan bahan yang terlarut) diangkut menuju pembuluh xilem. Lintasan
permukaan air dari permukaan akar menuju pembuluh xilem ini disebut lintasan
radial pergerakan air.
Pada awalnya, diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adanya
tekanan dari akar. Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong
dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam
selang akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil
pengukuran yang intensif pada berbagai jenis tanaman, maka besarnya tekanan
tersebut umumnya tidak lebih dari 0.1 MPa (mega pascal). Selain itu tekanan akar
hanya teramati pada kondisi tanah yang berkecukupan air dan kelembapan udara
relatif tinggi, atau dengan kata lain pada saat laju transpirasi sangat rendah.
Menurut Lakitan (2015:47) jadi dapat disimpulkan, bahwa tekanan akar
adalah relatif rendah dan tidak terjadi pada semua spesies tanaman dan juga hanya
terjadi pada kondisi lingkungan yang menghambat laju transpirasi. Dengan
demikian tekanan akar bukan merupakan mekanisme yang andal untuk menjelaskan
pergerakan vertikal air di dalam pembuluh xilem.

2.5 Bunga mawar


Mawar adalah tanaman semak genus rosa sekaligus nama bunga yang
dihasilkan oleh tanaman ini. Suku mawar-mawaran atau rosaceae adalah keluarga
tumbihan yang besar, terdiri dari 3.000-4.000 spesies di dalam 100-200 marga.
Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau memanjat
yang tingginya bisa mencapat 2 sampai 5 meter.

12
Menurut TIM Karya Tani Mandiri (2010:11) bahwa tanaman bunga mawar
termasuk ke dalam tumbuhan berbiji dengan biji tertutup dan berkeping dua.
Tanaman bunga mawar juga berupa pohon yang batangnya berkayu. Sebagai
tumbuhan dikotil, tanaman bunga mawar mempunyai sistem akar tunggang. Batang
dan akar mempunyai kambium sehingga dapat membesar. Sebagai tumbuhan
berbiji tertutup, tanaman bunga mawar juga dianggap sebagai golongan tumbuhan
dengan tingkat perkembangan yang tinggi. Warna bunga mawar bermacam-macam,
mulai dari putih, salem, kuning, merah jambu, dan merah tua. Jenis dan varietas
bunga mawar secara umum digolongkan menjadi tiga kelompok besar yaitu wild
rose (mawar liar), old garden roses (mawar kuno), dan modern garden roses
(mawar modern).

2.6 Pewarna makanan


Pewarna makanan merupakan benda berwarna yang memiliki afinitas kimia
terhadap makanan yang di warnainya. Tujuan pemberian warna dimaksudkan agar
makanan terlihat lebih berwarna sehingga, menarik perhatian konsumen. Bahan
pewarna umumnya berwujud cair dan bubuk yang larut di air.
Pewarna makanan banyak jenisnya dari yang buatan maupun alami.
Kelebihan pewarna buatan dibanding pewarna alami adalah dapat menghasilkan
warna yang lebih kuat dan stabil meski jumlah pewarna yang digunakan hanya
sedikit. Warna yang dihasilkan dari pewarna buatan akan tetap cerah meskipun
sudah mengalami proses pengolahan dan pemanasan, sedangkan pewarna alami
mudah mengalami degradasi atau pemudaran pada saat diolah dan disimpan.
Misalnya kerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan
segera pudar ketika mengalami proses penggorengan.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di rumah peneliti yang beralamat di jalan Srigunting
nomor 2, kecamatan 9 ilir, kelurahan Ilir Timur, Palembang, Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Gelas plastik ( 3 buah )
b. Perekat/selotip
c. Pengaduk
d. Bunga mawar (Mawar yang digunakan adalah mawar putih)
e. Pewarna makanan (warna biru, hijau, dan kuning)
f. Air

3.3 Cara Kerja


Langkah kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Isi masing-masing gelas dengan air 200 ml
c. Masukkan 3 tetes pewarna yang berbeda pada setiap gelas.
d. Aduk sampai air berubah sesuai pewarna makanan yang diberikan.
e. Letakkan bunga mawar pada gelas yang sudah diisi air yang tercampur dengan
pewarna makanan.
f. Rekatkan bagian atas batang pada mulut gelas dengan menggunakan selotip.
Bertujuan agar tidak goyang dan rubuh.
g. Setelah selesai, simpan di tempat yang sejuk dan terkena sinar matahari agar
bunga tetap bisa hidup dan ber-fotosintesis.
h. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi pada bunga mawar setiap satu
hari sekali.

14
3.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan metode pengamatan. Percobaan atau eksperimen
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh air yang diserap oleh bunga
mawar melalui proses osmosis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi dan dokumentasi. Dalam observasi peneliti akan mengamati secara
langsung perubahan warna pada kelopak bunga mawar. Dalam dokumentasi
peneliti akan mengambil foto perubahan warna pada kelopak bunga mawar.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah analisis
kualitatif untuk mengamati perubahan warna yang terjadi pada kelopak bunga
mawar. Teknik data secara kualitatif adalah metode pengumpulan data dengan
mendeskripsikannya melalui kata-kata.

15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bunga Mawar
Waktu Mawar 1 Mawar 2 Mawar 3
(Warna Merah) (Warna Biru) (Warna Ungu)
30 Warna bunga belum Warna bunga belum Warna bunga belum
Menit berubah. berubah. berubah.

1 Jam Ujung kelopak Kelopak bunga Kelopak bunga


bunga terlihat bercak berubah menjadi belum terlihat
merah. warna kebiruan. perubahan warna.
2 Jam Ujung kelopak Kelopak bunga dan Ujung kelopak
bunga dan kelopak ujung kelopak bunga bunga terlihat bercak
bunga berubah berubah menjadi ungu.
warna menjadi warna biru,
jingga. batangnya terdapat
bercak biru.
3 Jam Kelopak bunga Kelopak bunga Ujung kelopak
mawar banyak mawar berwarna bunga mawar
bercak merah, pada biru dan bercak biru berubah warna
batang muncul pada batangnya menjadi ungu
bercak merah. mulai menyebar.

Tabel 4.1. Perbandingan warna pada bunga mawar yang sudah dicelupkan ke
dalam pewarna yang berbeda-beda.

16
Gambar 4.1. Mawar pada 30 menit percobaan

Gambar 4.2. Mawar pada 1 jam percobaan

Gambar 4.3. Mawar pada 2 jam percobaan

17
Gambar 4.4. Mawar pada 3 jam percobaan

4.2 Pembahasan
Tabel 4.1 memaparkan perbandingan warna pada bunga mawar yang telah
dicelupkan kedalam masing-masing pewarna makanan yang berbeda-beda.
Terdapat 3 jenis pewarna yang digunakan dalam percobaan ini. Pada mawar 1
pewarna makanan yang digunakan adalah warna merah. Mawar 2 pewarna
makanan yang digunakan adalah warna biru. Sedangkan pada mawar 3 pewarna
makanan yang digunakan adalah warna ungu.
Pada percobaan 30 menit pertama, ketiga bunga mawar belum terlihat
perubahan yang jelas. Warna pada bunga mawar masih sama seperti bentuk
awalnya.
Pada percobaan 1 jam kemudian, ujung kelopak bunga pada mawar 1
terlihat bercak berwarna merah walaupun belum merata, dan kelopak bunga pada
mawar 2 berubah menjadi warna biru muda, sedangkan mawar 3 belum terlihat
perubahan warna yang terjadi.
Percobaan 2 jam kemudian, ujung kelopak bunga dan kelopak bunga pada
mawar 1 berubah warna menjadi warna jingga, dan pada mawar 2 kelopak bunga
dan ujung kelopak bunga berubah menjadi warna biru serta pada batang mawar 2
terdapat bercak-bercak warna biru, sedangkan pada mawar 3 baru terlilhat
perubahan pada ujung kelopak bunga yang terlihat bercak-bercak berwarna ungu.
Percobaan 3 jam terakhir, pada mawar 1 kelopak bunga mawar berwarna
jingga disertai bercak merah serta pada batang muncul bercak berwarna merah, dan

18
pada mawar 2 juga warna sudah mulai berubah secara utuh menjadi biru dan pada
bercak biru pada batang sudah mulai menyebar, sedangkan pada mawar 3 bercak
ungu baru mulai menyebar walau belum merata.
Dapat kita ketahui bahwa tumbuhan memerlukan air dalam kelangsungan
hidupnya. Dapat dilihat dari tabel hasil penilitian warna yang paling cepat
melakukan osmosis adalah warna biru, dimana dalam satu jam percobaan sudah
terlihat perubahan yang jelas. Sedangkan warna merah baru terlihat perubahan yang
jelas setelah dua jam dan warna ungu baru terlihat perubahan yang jelas setelah 3
jam percobaan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa peristiwa osmosis dapat
terjadi pada suatu sel melalui membran sel. Membran sel bersifat permeabel
terhadap zat-zat yang mudah melewati membran. Peristiwa osmosis terjadi karena
perpindahan molekul ion dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah melalui suatu
membran. Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis pada sel adalah tekanan tugor
sel, konsentrasi sel terlarut dan zat terlarut, pH larutan,suhu dan ukuran molekul.
Dimana pewarna makanan memiliki molekul yang mempunyai keterlarutan yang
tinggi dan dapat meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah.

19
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Dari percobaan ini dapat kita beri kesimpulan bahwa selain membutuhkan
cahaya matahari yang cukup, tumbuhan memerlukan air untuk kelangsungan
hidupnya. Tumbuhan mengambil makanan berupa air dan mineral dari
lingkungannya. Pengambilan dan pengangkutan makanan terjadi melalui proses
difusi, osmosis dan transportasi aktif.
Terbukti pada bunga percobaan tadi. Warna kelopak yang tadinya putih, lama
kelamaan berubah menjadi warna pada air. Itu berarti, memang terjadi osmosis pada
tumbuhan yaitu, perpindahan molekul-molekul air dari larutan yang mengandung
molekul air tinggi menuju ke tempat yang molekul airnya rendah. Dapat
disimpulkan pula bahwa warna air yang lebih cepat melakukan proses osmosis
adalah warna biru.

5.2 Saran
Dari percobaan yang telah dilakukan, peniliti berharap bahwa agar pada
penilitian berikutnya dapat menampilkan presentase waktu yang sesuai untuk
melakukan proses osmosis pada umunnya. Peneliti menyarankan juga untuk dapat
mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan metode yang berbeda
sehingga dapat memperbaiki dan menyempurnakan karya tulis ini.

20
DAFTAR PUSTAKA
Hasnunidah dan Suwandi. 2016. Fisiologi Tumbuhan. Lampung: Innosain.
Lakitan, Benyamin. 2015. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers.

Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Bunga Mawar. Bandung: Nuansa
Aulia.

21

Anda mungkin juga menyukai