Anda di halaman 1dari 26

Pharmacy of Soedirman Competition

INOVASI PRODUK SEDIAAN “PAHE SEMAR” (Patch Herba Sebelas


Maret) UNTUK MENGATASI MASUK ANGIN

Sub Tema :
(Innovative Dossage Form/ Produk Sediaan Inovatif)

DisusunOleh :
Fathya Ulfa M0615015/2015
Qisty Aulia Khoiry M0615035/2015
Wening Wulandari M0615049/2015

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET


SURAKARTA
2017

i
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Judul Karya tulis “Inovasi Produk
Sediaan “Pahe Semar” (Patch Herba Sebelas Maret) untuk Mengatasi
Masuk Angin” dapat diselesaikan dengan baik. Harapan kami adalah bahwa
ide ini dapat direalisasikan menjadi sebuah karya yang bermanfaat serta
dapat memberikan solusi nyata dalam lingkungan.Karya tulis ini dapat
diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, ucapan terima
kasih kami haturkan kepada:
1. Jajaran pimpinan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
kesempatan kepada para mahasiswanya khususnya Bapak Prof. Dr. Ir.
Darsono, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni UNS, Dr. rer. nat.Saptono Hadi, S.Si., M.Si., Apt. Selaku
kepala Prodi S1 Farmasi UNS
2. Ibu Anif Nur Artanti, S.Farm., M.Si., Apt. Selaku dosen pembimbing
yang selama ini telah membimbing dan memberikan pengarahan
dalam penyempurnaan karya tulis ini
3. Seluruh jajaran dosen serta keluarga besar Farmasi UNS yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan karya tulis
ini
4. Ayah dan Ibu yang selalu memberi dukungan dalam menjalani
pendidikan di Universitas Sebelas Maret.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan, baik sahabat karib maupun sahabat di
organisasi yang secara langsung dan tidak langsung telah mendukung
penyelesaian karya tulis ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari
sempurna.Sehingga, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik
yang membangun demi kemajuan dan perbaikan karya tulis ini di masa
mendatang.

Surakarta, Agustus 2017


Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Herba ............................................................................... 3
2.1.1 Jahe ....................................................................................... 3
2.2.2 Adas ...................................................................................... 3
2.2.3 Daun Mint ............................................................................. 4
2.2 Inovasi Produk Patch Transdermal ................................................ 4
2.3Manfaat Produk Patch Transdermal ................................................ 5
BAB III : METODE PENULISAN
3.1 Pencarian Ide .................................................................................. 6
3.2 Pengumpulan Data dan Informasi ................................................. 6
3.3 Analisis Data ................................................................................... 6
3.4 Kesimpulan ..................................................................................... 6
BAB IV : PEMBAHASAN............................................................................ 7
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11
5.2 Saran ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
LAMPIRAN
1. Biodata Peserta dan Dosen Pembimbing ................................................. 17
2. Surat Pernyataan Orisinalitas ................................................................... 19
iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Matrix dari Patch Transdermal.................................... 6


Gambar 2. Penggunaan Patch Transdermal..............................................11

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Patch Transdermal................................................... 9

vi
ABSTRAK

Jahe merupakan salah satu jenis tanaman herba yang memiliki banyak khasiat
yang salah satunya untuk mengurangi masuk angin, tetapi saat ini pengolahannya
masih sebatas pada sediaan oral. Tanaman jahe memiliki banyak khasiat karena
mengandung oleorisin dan minyak atsiri. Kandungan oleorisin menyebabkan rasa
pada jahe getir. Selain jahe juga digunakan herba lain, yaitu adas sebagai
karminatif dan pappermint sebagai aromaterapi untuk merilekskan masuk angin.
Oleh karena itu diperlukan suatu inovasi yang tepat untuk mengolah jahe menjadi
produk berkhasiat yang disukai masyarakat, yaitu dengan dibuatnya produk
patchtransdermal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui patchtransdermal
berbahan herba dapat digunakan sebagai obat masuk angin, untuk mengetahui
inovasi baru obat masuk angin sediaan patch transdermal berbahan dasar herba,
dan untuk mengetahui potensi usaha yang dapat dikembangkan dari pembuatan
transdermal berbahan dasar herba. Metode penelitian yang digunakan adalah
pencarian ide dengan melihat kondisi alam berupa potensi yang belum
dimanfaatkan secara maksimal.Selain itu juga dengan pencarian melalui beberapa
buku dan jurnal baik nasional maupun internasional. Kemudian dilanjutkan
pengumpulan data dan analisis data. Pada penelitian ini sistem pembuatan patch
transdermal yang digunakan yaitu metode matrix dimana obat berada di adesiv.
Dalam pembuatan patch transdermal diperlukan bahan tambahan lain seperti
polimer dan enhancer untuk membantu penetrasi ke dalam stratum korneum.
Penghantaran obat transdermal dengan patch menjadi metode yang paling
menjanjikan untuk mempercepat jumlah obat yang masuk ke sirkulasi sitemik
melalui kulit. Keuntungan dari patch transdermal herba ini dapat digunakan
sebagai alternatif yang praktis untuk obat masuk angin karena kandungan jahe dan
bahan tambahan yang digunakan memliki efek yang sinergis. Patch transdermal
dapat digunakan sebagai peluang usaha di bidang kesehatan.

Kata Kunci : Jahe, patch transdermal, obat masuk angin, karminativum,


antiemetik

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan herba sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu oleh
masyarakat Jawa sebagai obat. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan
cara menyampur ramuan-ramuan dengan bahan dasar tumbuh-tumbuhan
dan segala sesuatu yang berada di alam. Sampai sekarang, pengobatan ini
masih diminati masyarakat karena bahan-bahannya mudah ditemukan di
lingkungan sekitar (Setyaningrum dan Saparinto, 2013).
Menurut Kementrian Pertanian tahun 2015, angka produksi tanaman
biofarmaka terbesar yaitu jahe (Zingeber oficinale) sebesar 37,98 % dari
total produksi tanaman biofarmaka di Indonesia atau sebanyak
226.114.189. Pada tahun 2014 menurut data SPH TBF produksi jahe
meningkat 9,97 % dibandingkan tahun 2013. Sentra produksi jahe terbesar
berada di Pulau Jawa terutama di Provinsi Jawa Timur. Sedangkan
produksi tanaman adas di Indonesia masih sedikit hanya sekitar 300
ton/tahun, padahal tanaman adas sangat cocok dikembangkan di Indonesia
karena khasiatnya yang banyak dan budidayanya yang mudah (Hasanah,
2004). Hampir sama seperti adas, produksi daun mint di Indonesia juga
masih sedikit, menurut UU No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya
tumbuhan, pemerintah sudah mulai melakukan tindakan untuk
melestarikan tumbuhan obat bersama masyarakat. Dengan
diberlakukannya UU ini setiap tahunnya produksi tanaman herba di
Indonesia terus meningkat seiring permintaan pasar.
Secara empiris, jahe, adas dan daun mint dikenal oleh masyarakat
sebagai ramuan untuk mengatasi masuk angin. Jahe mempunyai
komponen senyawa kimia salah satunya adalah oleorisin yang memberikan
rasa getir yang kuat (Winarti dan Nanan, 2005). Adanya rasa getir yang
kuat pada jahe menyebabkan tingkat ketertarikan konsumen terhadap
ramuan yang memiliki kandungan jahe menurun terutama pada pasien
yang mengalami mual dan muntah. Berdasarkan penelitian Rusviani
2

(2007,) tingkat ketertarikan responden terhadap jahe akan memberikan


pengaruh yang signifikan pada warna dan rasa yang diberikan. Di
Indonesia pengolahan jahe menurut Farry dan Murhananto (1999) , masih
sebatas pengolahan makanan dan minuman dengan diberikan pemanis.
Dengan pernyataan tersebut perlu adanya inovasi untuk mengolah tanaman
rimpang jahe menjadi produk yang dapat disukai masyarakat yaitu menjadi
produk patch transdermal herba dengan campuran adas dan daun mint.
Pembuatan produk patch transdermal ini untuk menghindari kesulitan
absorbsi obat melalui saluran cerna dan interaksi obat dengan makanan,
menghindari risiko ketidaksesuaian terapi secara parenteral maupun oral,
serta mampu menghentikan efek obat secara cepat apabila diperlukan
(Panwar, 2011).
Produk patch transdermal dari jahe dengan campuran adas dan daun
mint sangat potensial untuk mengatasi masuk angin dan diharapkan
mampu memberikan kemudahan bagi pasien yang sulit menelan obat
karena mual dan muntah yang disebabkan rasa getir. Dengan adanya
inovasi baru ini pasien mampu menikmati pengobatan secara mudah dan
merasakan bau yang aromatis segar dari paduan adas dan daun mint.
1.2 Rumusan Masalah
Sehubung dengan latar belakang masalah diatas, dapat disusun
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana inovasi sediaan baru untuk mengatasi masuk angin
berbahan dasar herba?
1.2.2 Apakah patch transdermal berbahan herba dapat digunakan untuk
mengatasi masuk angin?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Sehubung dengan rumusan masalah diatas, tujuan dan manfaat dari
karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui inovasi sediaan baru untuk mengatasi masuk angin
berbahan dasar herba
1.3.2 Mengetahui patch transdermal berbahan herba dapat digunakan
untuk mengatasi masuk angin
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Herba


2.1.1. Jahe
Jahe (Zingeber oficinale) merupakan salah satu rempah-rempah
yang telah dikenal di Indonesia sebagai bahan masakan, pemberi
aroma dan rasa pada makanan (Matondang, 2005), selain itu jahe
banyak digunakan sebagai obat herbal karena kandungan bahan-bahan
alaminya (Koswara, 2008). Bagian yang sering dimanfaatkan dalam
jahe yaitu rimpangnya (Rismunandar, 1988).
Jahe yang termasuk familia Zingiberaceae memiliki kandungan
oleoresin (non volatile oil) yang merupakan senyawa fenol (Nursal
dan Juwita, 2006). Dalam oleoresin mengandung gingerol, shogaol,
gingediol, gingediasetat, gingerdion, gingerenon (WHO, 1999). Pada
Jahe, kandungan gingerol, galanolakton, dan shogaol diketahui
mempunyai aktivitas sebagai antiemetik (Yamahara dkk., 1989).

2.2.2. Adas
Foeniculum vulgare (adas) termasuk suku Umbelifferae atau
Apaceae (Sastroamidjojo, 1988). Metabolit sekunder yang dikandung
oleh Buah adas (Foeniculum vulgare) yaitu golongan alkaloid,
glikosida, flavonoid, saponin, steroid/terpenoiddan tannin (Chatterjee
dkk., 2012) .Tidak kurang dari 1,40% minyak atsiri dalam buah adas
mengandung transanethole, fenchone, estragole mengandung 50-60 %
anetol, dan juga kumarin (Rather dkk., 2016).
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap buah adas antara
lain, sebagai sebagai perangsang pengeluaran gas dari lambung dan
karminatif (Sharma, 1984), analgetik, antipiretik, diuretik (Tanira
dkk., 1996), antijamur (Singh dkk., 2005), antiinflamasi (Nassar dkk.,
2010), hipolipedimia (Oulmouden dkk., 2014), antibakteri,
antioksidan, dan antidiabetes (Rather dkk., 2016).
4

2.2.3. Daun Mint


Minyak pappermint merupakan salah satu minyak essensial
yang mengandung minyak atsiri dari tanaman daun mint (Mentha
piperita). Pada penelitian Hindriyani (2007), minyak atsiri dari
peppermint mengandung mentol (50%), menton (10-30%), metil
asetat (10%), dan derivat monoterpen lain seperti pulegon, piperiton,
dan mentafuran.

2.3. Inovasi Produk Patch Transdermal


Produk patch transdermal merupakan sistem penghantaran obat secara
transdermal dengan memberikan sistem lepas lambat yang baik dengan
mempermudah pemakaian dan keuntungan terapi bagi pasien. Obat yang
digunakan untuk sistem transdermal ini harus memiliki berat molekul yang
kecil agar dapat melalui rute penghantaran. Selain itu obat yang digunakan
harus memiliki sifat fisiko kimia yang tepat agar dapat menembus permukaan
kulit dan molekul obat harus cukup poten untuk bekerja dengan dosis yang
relatif rendah dan mempunyai rentang terapi yang lebar (Williams, 2003).
Ada 2 jenis patch transdermal yaitu sistem membran dan sistem matrix.
Pada inovasi produk ini menggunakan patch transdermal sistem matrix yang
terdiri dari 2 komponen utama, yaitu backing layer dan matrix. Obat di dalam
eksipien seperti polimer, plasticizer, permeation enhancer dan perekat
diformulasikan menjadi satu, dan dibiarkan mengering hingga membentuk
matrix. Selanjutnya matrix ditempelkan pada backing layer (Venkartraman
dkk., 2002).

Gambar 1. Sistem Matrix dari patch transdermal (Venkatraman dkk., 2002).


5

2.4 Manfaat Patch Transdermal


Masuk angin adalah sebutan yang biasa dipakai untuk menggambarkan
rasa tidak enak di badan dengan gejala: mual, muntah, kembung, tidak napsu
makan, sakit kepala, panas, dingin, otot-otot pegal dan linu, serta lemah/ lesu
(Putra, 2005). Adanya angin yang bersifat dingin apabila masuk ke dalam
tubuh mengakibatkan otot-otot mengencang dan ini terlihat dari gejala pegal
linu serta otot-otot terasa kaku (Tamtomo, 2007). Akibat ketidakseimbangan
unsur di dalam tubuh, maka penderita merasakan angin yang ada di dalam
tubuh sulit untuk keluar. Hal ini dibuktikan dengan keluhan umum bahwa
penderita sulit kentut maupun bersendawa (Sciotino, 1999).
Secara farmakologi, jahe dapat berguna sebagai antiemetic dalam
kandungan oleoresinnya (Yamahara dkk., 1989). Menurut Huang dkk.
(1991), jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi sehingga timbul rasa mual. Adas berkhasiat
sebagai karminativum — untuk merangsang keluarnya gas dari perut karena
kandungan anetholnya (Sharma, 1984). Minyak peppermint memiliki
aromaterapi yang dapat digunakan untuk menurunkan rasa mual (Santi,
2013), selain itu peppermint juga memiliki khasiat sebagai karminativum
(Tiran, 2008).
Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan
minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan

psikologi sehingga menjadi lebih baik (Watt dan Janca, 2008). Ketika

minyak essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang


sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang memengaruhi emosi
dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis,
hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan
darah, stess, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan (Shah, 2011).
6

BAB III
METODE PENULISAN

Dalam pembuatan karya tulis yang berjudul: ― Inovasi Produk Sediaan


―PAHE SEMAR‖ (Patch Herba Sebelas Maret) Untuk Mengatasi Masuk Angin‖
dilakukan melalui beberapa tahap :
3.1 Penggalian Ide
Penggalian ide dilakukan dengan memperhatikan kondisi alam sekitar
dan potensi yang dapat dimanfaatkan. Selain itu juga melihat kondisi
masyarakat dan menggali dengan mencari beberapa buku dan internet.
3.2 Pengumpulan Informasi dan Data
Informasi dan data dikumpulan dengan studi literatur. Literatur
dikumpulkan dari berbagai jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal
internasional dan beberapa buku. Selain itu, informasi juga dikumpulkan
didapat dari dosen pembimbing.
3.3 Analisis Data
Informasi dan data yang sudah diperoleh kemudian didiskusikan bersama
dosen pembimbing
3.4 Kesimpulan
Kesimpulan dapat diambil dari hasil diskusi mengenai
pemanfaatan jahe dan penggunaannya serta sediaan terbaru yang dapat dibuat
sebagai inovasi produk.
7

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembuatan produk patch transdermal herba ini menggunakan campuran


jahe, adas (Foeniculum vulgare) dan daun mint (Mentha piperita). Jahe (Zingeber
oficinale) mempunyai aktivitas sebagai antiemetik (Yamahara dkk., 1989).
Menurut Masruroh dan Wulan (2016) jahe bekerja sebagai anti mual dan
muntah dengan mekanisme menghambat aktivasi 5-HT3, sehingga memiliki
efek yang mirip dengan antagonis 5-HT3, oleoresin dalam jahe juga
mengendurkan dan melemahkan otot-otot saluran pencernaan sehingga mual
dan muntah dapat berkurang. Sedangkan adas dan daun mint sebagai karminatif
yang dapat melawan perut kembung dengan menekan pembentukan gas di usus
dan meningkatkan pengusiran gas (Anton dkk., 2012) sehingga dapat mengurangi
rasa mual dan kembung. Sehingga patch transdermal herba campuran jahe, adas,
dan daun mint ini diharapkan dapat mengatasi gejala masuk angin.
Dalam pembuatan patch ini mengacu pada penelitian Saleem dkk. (2016),
dengan beberapa komposisi tambahan. Komposisi untuk pembuatan patch
transdermal berbahan herbal ini dapat ditunjukan pada tabel 2.
Bahan Jumlah
Minyak herba 1 ml

PEG 400 1 ml

Asam laktat 4% 5 ml

Kitosan 125mg

Etanol 40% dan air (1:1) 4%

Aquadest 1 ml

Tabel 2. Komposisi patch transdermal

Minyak herba yang digunakan sebagai zat aktif sebesar 5,75% dengan
perbandingan 2:1:1 pada oleoresin jahe, minyak daun mint, dan minyak adas.
PEG 400 dan asam laktat berfungsi sebagai enhancer yang memperbaiki fluks
obat dalam melewati membran. Kitosan berfungsi sebagai polimer.
8

Dalam pembuatan patch transdermal herba ini, hal yang perlu dilakukan
yaitu proses pengambilan komponen dari setiap bahan. Sebelumnya jahe, adas dan
daun mint perlu dilakukan penyortiran basah untuk menghilangkan kotoran lalu
jahe diiris tipis-tipis dan dikeringkan dengan diangin-anginkan. Jahe yang sudah
kering dihaluskan sampai ukuran 40 mesh dan dimasukkan dalam pelarut etanol
70% dengan perbandingan 1:5. Menurut Anam (2010), hasil yang optimal untuk
ekstraksi jahe yaitu pada suhu 400C selama 3 jam . Hasil ekstraksi kemudian
dipisahkan dengan rotary vacum evaporator pada suhu 400C pada tekanan 5 bar.
Destilat yang keluar merupakan oleoresin yang berkhasiat sebagai antiemetik (anti
mual). Untuk minyak adas diambil dari biji adas dengan cara destilasi uap dengan
hasil maksimal selama 4 jam (Prakosa dkk., 2013). Sedangkan minyak daun mint
menurut Aziza dkk. (2013), diambil dari daun mint dengan 3 macam metode
destilasi yaitu destilasi uap, destilasi air dan destilasi uap-air. Penelitian
Sastrohamidjojo (2004), melaporkan bahwa isolasi minyak mint dari daun mint
kering yang paling baik dengan umur 4 bulan menggunakan metode destilasi uap
dengan hasil rendemen 1,76%. Sehingga pengambilan minyak atsiri dari daun
mint dilakukan dengan menggunakan metode destilasi uap.
Pada pembuatan patch transdermal ini menggunakan metode matrix dimana
obat berada di adhesive sebagai dasar formulasi. Reservoir obat dibuat dengan
mendispersikan partikel obat dalam matriks polimer lipofilik (Bathe dan
Reni, 2015). Obat dan bahan tambahan diformulasikan menjadi satu ke dalam
larutan adhesive, lalu diuapkan membentuk film matrix dan ditempelkan pada
backing film (Venkrataman dkk., 2002). Menurut Saleem dkk (2016) patch
dibuat dengan teknik evaporation, larutan aquadest dengan etanol 40%(1:1) dan
asam laktat dipanaskan pada suhu 370C. Kemudian ditambahkan kitosan
menggunakan magnetic stirrer hingga larut dan ditambahkan aquadest dan
PRG400 dengan magnetic stirrer. Minyak herba yang terdiri dari minyak jahe,
minyak adas, dan minyak daun mint ditambahkan dicampur hingga homogen lalu
dituang dalam cetakan dikeringkan pada suhu ruang selama 1 hari. Matrix tersebut
ditempelkan pada backing patch dan siap dikemas.
Saat ini, penghantaran obat transdermal dengan patch menjadi metode
penggunaan obat yang paling menjanjikan untuk meningkatkan jumlah obat yang
9

disampaikan ke sirkulasi sistemik melalui kulit. Pada penelitian yang dilakukan


Prabhu dkk. (2011), melakukan uji perbandingan studi in vivo terhadap
ketersediaan obat di dalam tubuh tikus dengan cara oral secara suspense dan patch
transdermal, dengan dosis yang sama. Hasil studi menunjukkan bahwa pada
sediaan oral, obat mencapai kadar puncak setelah 6 jam dengan presentase 16%.
Sedangkan pada transdermal, terlihat bahwa setelah 6 jam bioavaibilitasnya
semakin meningkat. Artinya bioavaibilitas sediaan transdermal lebih baik
dibandingkan sediaan oral, karena pada sediaan patch transdermal bisa
menghindari efek metabolism di hati (Torres dkk., 2013). Selain itu pada gambar
2 terlihat grafik bioavaibilitas secara oral setelah 6 jam semakin menurun. Pada
patch transdermal bioavaibilitasnya semakin meningkat yaitu 33% hingga akhir
24 jam. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa patch transdermal dapat
memperpanjang pelepasannya obat selama berjam-jam dengan bioavailabilitas
yang lebih baik dibanding sediaan oral. Selain itu patch transdermal tidak hanya
memberikan keuntungan melepaskan bahan obat dengan kadar yang tetap dan
terkontrol, tapi juga memperpanjang aktivitas obat dengan waktu paruh yang
pendek (Shingade, 2012).

Gambar 2. Grafik bioavaibilitas oral dan transdermal

Aplikasi patch transdermal digunakan secara topikal dengan meletakan di


dekat pusar, seperti yang ditunjukan pada gambar 2. Penghantaran obatnya
dimulai dari stratum corneum menuju epidermis atau jaringan dermis kulit secara
difusi pasif dimana fraksi obat akan dihantarkan ke dalam saluran sirkulasi darah
(Milani dkk., 2003). Di kulit, stratum korneum adalah penghalang utama untuk
penetrasi obat. Obat dapat mempenetrasi kulit yang utuh setelah pemakaian
10

topikal melalui dinding folikel rambut, kelenjar keringat atau kelenjar lemak atau
antara sel-sel dari selaput tanduk (Patel dkk., 2012). Sementara itu, zat aktif
pada sediaan topikal akan diserap oleh vaskular kulit pada dermis dan hypodermis
(Wolf dkk., 2008), seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Gambar 4.
Penggunaan patch Penghantaran obat pada
transdermal. patch transdermal.

Kelebihan patch transdermal yang kami buat dapat menjadi inovasi


terobosan baru untuk mengatasi masuk angin dibanding sediaan oral yang telah
tersedia di pasaran. Dengan khasiat yang sama, sediaan patch transdermal lebih
panjang masa aktivitas obatnya. Sehingga inovasi baru ini dapat membuat pasien
mampu menikmati pengobatan secara mudah dan merasakan bau yang aromatis
segar dari paduan adas dan daun mint.
11

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Patch transdermal berbahan herba campuran jahe, adas dan daun mint
dapat digunakan untuk mengatasi masuk angin
2. Inovasi terbaru untuk mengatasi masuk angin dapat dibuat dalam bentuk
sediaan patch transdermal yang sangat praktis dan memiliki pelepasan
obat terkontrol

5.2 Saran
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas patch transdermal
berbahan herba
2. Dilakukan pengembangan produk patch transdermal berbahan herba
dengan menambah nilai estetika agar banyak diminati konsumen
12

DAFTAR PUSTAKA

Anam, C. 2010. Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale) Kajian dari


Ukuran Bahan, Pelarut,Waktu, dan Suhu. Jurnal Pertanian MAPETA, 12(2),
101-110.
Anton, R., Serafini, M., & Delmulle, L. (2012). Traditional Knowledge for the
Assessment of Health Effects for Botanicals—A Framework for Data
Collection. European Food and Feed Law Review, 74-80.
Aziza, S.A.N., Rurini, R., dan Suratmo. (2013). Isolasi dan Karakterisasi
Terhadap Minyak Mint dari Daun Mint Segar HAsil Destilasi Uap. Kimia
Journal Student, 2(2), 580-586.
Bathe, R. dan Reni, K. (2015). Transdermal drug delivery system:formulation,
development and evaluation-An overview. J. of Biomed. Adv. ISSN: 2229-
3809.
Chatterjee, S., Goswami, N., &Bhatnagar, P. (2012).Estimation of Phenolic
Components and in Vitro Antioxidant Activity of Fennel (Foeniculum
vulgare) and Ajwain (Trachyspermum ammi) Seeds.Advanced Biomedical
Research, 3(2), 109-18.
Farry B.P. dan Murhananto. (1999). Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Hasanah, M. (2004). Perkembangan Teknologi Budi Daya Adas (Foeniculum
vulgare Mill.). Jurnal Litbang Pertanian, 23(4), 139-144.
Hindriyani, R. (2007). Isolasi Minyak Atsiri Mint dari Daun Mint dan Sintesis
Metil Benzoat dan Mentol dengan Benzil Klorida. Skripsi. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang.
Huang, Q.R., Iwamoto, M., Aoki, S., Tanaka, N., Tajima, K., Yamahara, J.,
Takaishi, Y., Yoshida, M., Tomimatsu, T., & Tamai, Y. (1991). Anti-5-
Hydroxytryptamine 3 Effect of Galanolactone, Diterpenoid Isolated From
Ginger. Chemical and Pharmaceutical Bulletin, 39 (2), 397–399.
Kementrian Pertanian. (2015). Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014.
Jakarta : Direktorat Jendral Hortikultura.
Koswara, S. (2008). Jahe dan Hasil Olahannya. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
13

Masruroh, S., dan Wulan, A.J. (2016).Khasiat Jahe (Zingiber officinale) sebagai
Anti Mual dan Muntah pada Wanita Hamil. Majority, 5(1), 107-111.
Matondang, L. 2005. ZingiberOfficinale L. Bandung : Pusat Penelitian dan
Pengembang Obat.
Milani, M., Mofetta, S.A.D., Gramazio, .R, Fiorella, C., Frisario, C., Fuzio, E.,
Marzocca, V., Zurilli, M., Turi, G.D., Felice, G. (2003). Efficacy of
Betamethasone Valerat 0,1% Thermophobic Foam in Seborrhoeic
Dermatitis of The Scalp: An Open Label, Multicentre, Prospective Trial on
180 Patients. Curr Med Res Opin, 19(1), 342-345.
Nassar, M. I., Aboutabl, E. S. A., Makled, Y. A., El-Khrisy, E. D., & Osman, A.
F. (2010). Secondary Metabolites And Pharmacology of Foeniculumvulgare
Mill. Subsp. Piperitum. Revistalatinoamericana de química, 38(2), 103-112.
Nursal, W. S. danJuwita W.S. (2006).Bioaktif Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale
Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli
dan Bacillus subtillis. Jurnal Biogenesis, 2 (2): 64-66.
Oulmouden, F., Ghalim, N., El Morhit, M., Benomar, H., Daoudi, E. M., &
Amrani, S. (2014). Hypolipidemic and Anti-Atherogenic Effect of Methanol
Extract of Fennel (FoeniculumVulgare) in Hypercholesterolemic
Mice.International Journals of Scientific Knowledge, 3(1), 42-52.
Panwar, A.S., N. Upadhyay, M. Bairagi, S. Gujar, G>N. Darwhekar, D.K. Jain.
(2011). Emulgel: A Review. Asian Journal of Pharmacy and Life Science,
Patel, D., Chaudary, S.A., Parmar, B., danBhura, N. (2012).Transdemal Drug
Delivery System : A Review. Pharm Innov , 1(4), 78 – 87.
Prabhu, P., Shah, S., dan Gundad, S. (2011). Formulation Development and
Investigation of Domperidone Transdermal Patches. International Journal of
Pharmaceutical Investigation, 1(4), 240-246.
Prakosa, A.H., Pamungkas, I.D., & Ikhsan, D. (2013). Pengaruh Waktu pada
Penyulingan Minyak Adas (Fennel Oil) dari Biji dan Daun Adas dengan
Metode Uap dan Air. JurnalTeknologi Kimia dan Industri, 2(2), 14-17.
Putra, A., dan Shri, H. Masalah Kesehatan dalam Kajian Ilmu Sosial
Budaya.Yogyakarta : Keppel Press.
14

Rather, M. A., Dar, B. A., Sofi, S. N., Bhat, B. A., &Qurishi, M. A.


(2016).Foeniculumvulgare: A Comprehensive Review of its Traditional
Use, Phytochemistry, Pharmacology, and Safety. Arabian Journal of
Chemistry, 9(1), 1574-1583.
Rismunandar, (1988).Rempah-rempah :Komoditi Ekspor Indonesia. Bandung :
Penerbit Sinar Baru.
Rusviani, V. (2007). Reformulasi Produk Minuman Tradisional Berbasis Jahe
(Zingiber officinale Rosc.) Berdasarkan Kajian Penerimaaan dan Preferensi
Konsumen di Kota Bogor Terhadap Citarasa. Skripsi. Bogor : Fakultas
Pertanian ITB.
Saleem,M. N., dan Idris, M. (2016). Formulation Design and Development of a
Unani Transdermal Patch for Antiemetic Therapy and Its Pharmaceutical
Evaluation. Scientifica.
Santi, D.R. (2013). Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermint dan Ginger Oil
terhadap Rasa Mual pada Ibu Hamil Trimester Satu di Puskesmas Rengel
Kabupaten Tuban. Jurnal Sain Med, 5(2), 52–55.
Sastroamidjojo, S. S. (1988). Obat Asli Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.
Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : UGM Press.
Sciotino, R. (1999). Menuju Kesehatan Madani. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Setyaningrum, H.D. dan Saparinto, C. (2013). Jahe. Depok: Penebar Swadaya.
1(3), 334-337.
Shah, Y. R., Sen, D. J., Patel, R. N., Patel, J. S., Patel, A. D., & Prajapati, P. M.
(2011). Aromatherapy: The Doctor of Natural Harmony of Body & Mind.
International Journal of Drug Development & Research 3(1), 286-294.
Sharma, R., Chaturdevi, C., Tewari, P.V. (1984). Infantile Diarrhoea an Ayuwedie
Approach.Medicinal and Aromatic Plants Journal, 6(5) 378.
Shingade, G. (2012). Review on: Recent Trend on Transdermal Drug Delivery
System. Journal of Drug Delivery and Therapeutics, 2(1).
Singh, G., Maurya, S., De Lampasona, M. P., & Catalan, C. (2005).Chemical
Constituents, Antifungal and Antioxidative Potential of FoeniculumVulgare
Volatile Oil and its Acetone Extract.Food control, 17(9), 745-752.
15

Tamtomo, D.G. (2007). Efektivitas Pengobatan Tradisional Kerokan pada


Penanggulangan Nyeri Otot. Media Medika Indonesia, 42(1), 2-6.
Tanira, M. O. M., Shah, A. H., Mohsin, A., Ageel, A. M., &Qureshi, S. (1996).
Pharmacological and Toxicological Investigations on FoeniculumVulgare
Dried Fruit Extract in Experimental Animals.Phytotherapy Research, 10 (1),
33-36.
Tiran, D. 2008. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Torres, S. L., Mericq, V., Taboada, M., Unanue, N., Klein, K. O., Singh, R.,
Hossain, J., Santen, R. J., Ross, J.L., dan Mauras, N. (2013). Metabolic
Effects of Oral Versus Transdermal 17β-Estradiol (E2): A Randomized
Clinical Trial In Girls With Turner Syndrome. The Journal of Clinical
Endocrinology & Metabolism, 98(7), 2716-2724.
Venkatraman, Daar, Chester, dan Kleiner. (2002). An Overview of Controlled
Release System. Handbook of Pharmaceutical Controlled Release
Technology. New York : Marcel Dekker Inc.
Watt, G. V. D., & Janca, A. (2008). Aromatherapy in Nursing and Mental Health
Care. Contemporary Nurse, 30(1), 69-75.
Williams, A. (2003). Transdermal and Topical Drug Delivery From Theory to
Clinical Practise. London : Pharmaceutical Press.
Winarti, C. dan Nanan, N. (2005). Peluang Tanaman Rempah dan Obat Sebagai
Sumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 2(4), 47-53.
Wolf, K., Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B.A., Paller, A.S., Leff-el, D.J.,
dan Fitzpatrick. 2008. Dermatology in general medicine. New York: Mc
Graw-Hill.
WHO. 1999. WHO Monographs on selected medicinal plants Vol. 1. Geneva :
World Health Organization.
Yamahara, J., Rong, H.Q., Iwamoto, M., Kobayashi, G., Matsuda, H.,Fujimura,
H. (1989). Active Components of Ginger Exhibiting Antiserotinergic
Action. Phytotherapy Research 3(1), 70–71.
16

Lampiran 1. Biodata Peserta dan Dosen Pembimbing

BIODATA KETUA KELOMPOK

Nama Lengkap : Fathya Ulfa


NIM : M0615015
Program Studi/Jurusan : S1 Farmasi
Fakultas : MIPA
Tempat dan Tanggal Lahir : Pekalongan, 15 Februari 1997
Alamat : Desa Ambokembang Gg.5 RT.15 RW.07 Kec.
Kedungwuni Kab.Pekalongan
Email : fathyaulfa001@gmail.com
No.Telp/ HP : 085742297993
Karya Tulis Produk :
1. 2016 Sereal ―Wefar‖ Berbahan Dasar Rice
Bran (Bekatul) sebagai Alternatif Makanan
Kaya Gizi dan Serat dengan Metode
Pembuatan Freeze Drying
2. 2017 Smoking Cessation Therapy Berbasis
GUXILO QURANI (Gum Xylitol Qurani)
Penghargaan di Bidang Ilmiah :
1. 2016 Juara 2 LPPMFI PHARASOED 2016

BIODATA ANGGOTA 1

Nama Lengkap : Qisty Aulia Khoiry


NIM : M0615035
Program Studi/Jurusan : S1 Farmasi
Fakultas : MIPA
Tempat dan Tanggal Lahir : Surakarta, 9 November 1996
Alamat : Jl. Kawung 9 RT.03/ RW.09, Sondakan,
Laweyan, Surakarta
17

Email : qakhoiry@gmail.com
No.Telp/HP : 089657059429
Karya Tulis Produk :-
Penghargaan di Bidang Ilmiah : -

BIODATA ANGGOTA II

Nama Lengkap : Wening Wulandari


NIM : M061549
Program Studi/Jurusan : S1 Farmasi
Fakultas : MIPA
Tempat dan Tanggal Lahir : Pacitan, 22 Maret 1997
Alamat : RT.06 RW.02 Desa Tanjungpuro Kec.
Ngadirojo, Kab.Pacitan
Email : weningwulandari@student.uns.ac.id
No.Telp/HP : 082143143057
Karya Tulis Produk :

1. 2016 Sereal ―Wefar‖ Berbahan Dasar Rice


Bran (Bekatul) sebagai Alternatif Makanan
Kaya Gizi dan Serat dengan Metode
Pembuatan Freeze Drying
2. 2017 Smoking Cessation Therapy Berbasis
GUXILO QURANI (Gum Xylitol Qurani)
Penghargaan di Bidang Ilmiah :
1. 2016 Juara 2 LPPMFI PHARASOED 2016
18

BIODATA DOSEN PEMBIMBING

Nama Lengkap dan Gelar : Anif Nur Artanti, S.Farm., M.Si., Apt
NIDN : 0627048702
Tempat dan Tanggal Lahir : Sleman, 27 April 1987
Alamat : RT. 03/ RW. 02, Brujul, Jaten,
Karanganyar, Jawa Tengah
Email : aniph_q@yahoo.com
No.Telp/HP :08562563656
Penghargaan yang Pernah Diterima :
1. 2005 Juara 2 Panasonic Drawing and
Essay Competition
2. 2012 Juara 1 Tanoto Education Grant
Kategori Pengembangan Praktik dan
Konsep Belajar Inovatif/ Kreatif/
Kritis
3. 2015 Finalis Nasional Wirausaha
Muda Mandiri
19

Anda mungkin juga menyukai