Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

UJI IDENTIFIKASI TUMBUHAN HERBA DAN CORTEX


SECARA MIKROSKOPIS

DOSEN PENGAMPU :
Apt.LUCKY JAYADI,S. Farm, M. Farm

DISUSUN OLEH :
P17120223024_MUH AKMAL ASHARI
P17120223024_LISTY OKTAVIA AGUSTIN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN DIPLOMA TIGA ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

PRODI DIPLOMA TIGA ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
tentang Uji Identifikasi Amilum Secara Mikroskopik ini dengan baik meskipun masih
terdapat banyak kekurangan.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam Mata Kuliah Farmakognosi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik atau saran untuk
memperbaiki laporan yang telah kami buat di masa yang akan dating. Mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga laporan praktikum ini dapat di fahami bagi setiap orang yang
membacanya dan juga dapat berguna bagi kami sendiri maupun bagi orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan.

Penulis

i
Daftar isi
KATA PENGANTAR..........................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................
1 Latar belakang...................................................................................................................1
2 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUNA PUSTAKA..........................................................................................3
BAB 3 METODE KERJA ....................................................................................................
1. Alat dan bahan..................................................................................................................5
2. Prosedur kerja...................................................................................................................5
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................
1. Hasil pengamatan..............................................................................................................6
2. Pembahasan...........................................................................................................................7
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................................
Kesimpulan........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan, sehingga jumlah dan
jenis obat harus cukup perlu bermanfaat. Selain obat sintetik, membutuhkan obat
tradisional sebagai salah satu obat yang didapat dari bahan alam. Ternyata obat
tradisional juga berperan penting dalam upaya menjaga dan memulihkan
Kesehatan orang (Hidayati and Perwitasari 2011).
Indonesia juga dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Salah satu dari
warisan budaya Indonesia adalah budaya pengobatan tradisional.orang Indonesia
menggunakan bahan alam sebagai obat abad yang lalu dibuktikan dengan adanya
naskah kuno pada daun lontar di Husodo (Jawa), Usada (Bali) . Lontarak pabbura
(Sulawesi Selatan), Dokumen Primbon Serat Jampi, Serat Kodok Boreh Wulang
Dalem dan Relief Candi Borobudur, menggambarkan orang berbagi obat (jamu)
dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya (Herpetofauna Dalam Pengobatan
Tradisional Di Sumatera Barat et al. 2013).
Obat tradisional didefinisikan sebagai ramuan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, mineral, ekstrak (galena), atau campuran dari bahan-bahan
tersebut, yang telah digunakan secara turun-temurun untuk mengobati berdasarkan
pengalaman 2 obat tradisional Indonesia atau obat Indonesia , lebih oke dikenal
dengan jamu, biasanya merupakan campuran obat herbal, yaitu obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang,
daun, umbi atau mungkin seluruh bagian tanaman (R. H 2007).
Penggunaan obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan penggunaan obat
tradisional, jadi sekarang makin banyak penggemar Kelebihan lainnya adalah Obat
tradisional memiliki efek samping relatif rendah, di rerumputan dengan konten yang
berbeda memiliki efek sinergis, sangat banyak Tanaman yang dapat memiliki lebih
dari efek farmakologis dan banyak lagi terhadap berbagai penyakit metabolic
generatif Kelemahannya adalah dampaknya farmakologi lemah, bahan baku tidak
standar, dan Belum ada tes yang dilakukan memastikan efisiensi dan keamanan
(Ningsih 2016)

1
1.2 Tujuan
Setelah melakukan percobaaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat
mengidentifikasi thyme dan cinnamon secara makroskopik maupun mikroskopik.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Herbal itu unik ukuran komponen hutan jauh lebih kecil dibandingkan Semak atau
pohon dengan batang basah dan bukan dari kayu Herbal juga punya daya saing yang
kuat dan daya adaptasi yang tinggi untuk tanaman di sekitarnya (mis semak, perdu,
bahkan pohon).dapat tumbuh di ruang kosong (Aisyah 2018).
Beberapa jenis tenaman herba yang kerap di gunakan sebagai pearawatn atau
penanganan keluhan Kesehatan yang terbilang ringan, yaitu :

 Ginseng. Akar ginseng digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan


dan berfungsi meningkatkan imunitas tubuh, fungsi otak, hingga tingkat energi.
 Ginkgo Biloba. Ginkgo biloba telah dipercaya ratusan tahun menjadi obat
herbal yang bisa digunakan untuk menjaga kesehatan jantung dan otak.
 Kunyit. Kunyit dikenal sebagai obat herbal yang memiliki kandungan anti
inflamasi untuk mengatasi rasa sakit yang terkait dengan nyeri sendi.
 Chamomile. Bunga tanaman ini dimanfaatkan untuk mengatasi diare,
konstipasi, infeksi kandung kemih, hingga mengatasi luka. Obat ini banyak
kamu temukan dalam bentuk teh atau bunga yang dikeringkan.

Kayu manis adalah rempah-rempah yang umum di Indonesia.Barang ini biasanya


dijual dalam bentuk kulit kayu kering dan mentega digunakan sebagai bumbu masak
bumbu. Bau kulit Kayu manis membentuk tanaman rempah ini sangat ideal sebagai kue
dan minuman. Isi Kulit kayu manis mengandung alkaloid, flavonoid,Tanin dan minyak
esensial yang terdiri Kamper, Safrole, Eugenol, Cinnamaldehyde, cinnamyl acetate,
terpene, cineole, citral, sitronelal, polifenol dan benzaldehida (Gagola, Suryanto, and
Wewengkang 2014).

Jenis Produk kayu manis dibagi menjadi beberapa Golongan yaitu damar, minyak
atsiri, minyak Lemak, pati dan buah-buahan, tanin, bahan pewarna dan gusi, tanaman
obat, dll Tanaman hias, pohon palem, bambu, alkaloid, dll dan produk hewani lainnya.
berdasarkan standar klasifikasi yang ada untuk kayu Masnis 2 kelompok kecuali kayu,
Kelompok I terdiri dari hasil hutan bukan kayu tumbuhan, hewan, dan mineral
Kelompok II adalah jasa. Hasil hutan tidak terbuat dari kayu herbal, termasuk rempah-
rempah dan bumbu. Tanaman kayu manis termasuk dalam kelompok rempah-rempah
dan bumbu (Baguna and Kaddas 2021).

Adapun tumbuhan yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah Serbuk Thyme
(Herba) dan Serbuk Kayu Manis (Cortex). Berikut adalah monografi lebih mengenai
Tumbuhan yang di gunakan pada praktikum :

3
1. Herba (Serbuk Thyme)
Nama lain : Herba Timi
Tanaman asal : Thymus vulgaris(L)
Famili : Lamiaceae
Zat berkhasiat : Minyak atsiri yang mengandung timol, terdapat pula
karvokal, pinen,linalool dan bornil asetat.
Kegunaan : Obat Batuk (Ekspektoransia)

2. Cortex (serbuk kayu manis)


Nama lain : Cinnamomum aromaticum
Tanaman asal : kayu manis
Famili : Lauraceae
Zat berkhasiat : pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut
kembung
Kegunaan : pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut
kembung.

4
BAB III ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat

a. Mikroskop
b. Object glass
c. Cover glass
d. Pipet
e. Rak tabung

Bahan

a. Thyme herba
b. Kayu manis (Cortex)
c. Larutan iodine
d. Aquades

3.2 Cara Kerja

1. Ambil sampel cinnamon dan thyme herba, amati argonoleptisnya ( bau,


rasa, dan warna).
2. Buatlah sediaan dalam media aquadest dari masing- masing sampel.
3. Amati di bawah mikroskop dan perhatikan bentuk, ada atau tidaknya
hillus dan lamella dari thyme herba dan cinnamon.
4. Tambahkan sol-iod pada thyme herba dan cinnamon 1 tetes .
5. Amati warnanya di bawah mikroskop.

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Herba Dan Cortex Secara Organoleptis

Nama simplisia Hasil Pengamatan


Herba Warna : Hijau
Bau : Bau khas herba
Rasa : Pahit
Cortex Warna : Coklat muda
Bau : Bau khas kayu manis
Rasa : Pahit

4.2 Identifikasi Herba Dan Cortex Secara Mikroskopis


N Nama amylum Perlakuan Hasil Keterangan
o
1. Herba (tyme) -Ditambahkan Mikroskopis :
dari uji
satu tetes
makroskopis
aquadest dapat6 di lihat
herba timi
-Diamati pada
memiliki warna
pembesaran 4x
coklat muda
pada permukaan
daunnya bentuk
batannya
persegi empat,
bentuk tepi daun
rata, bentuk
permukaan daun
berambut, serta
susunan tulang
yang menyirip.
-Ditambahkan
satu tetes
aquadest
-Diamati pada
pembesaran 10x

6
-Ditambahkan
satu tetes Iodine
-Diamati pada
pembesaran 4x

-Ditambahkan
satu tetes Iodine
-Diamati pada
pembesaran 10x

2. Cortex -Ditambahkan Pada mikroskop


Memiliki sel
satu tetes
batu, sklerenkim
aquadest lepas, serat-
serat, kristal
-Diamati pada
prisma, dan sel-
pembesaran 4x
sel berisi pati.

-Ditambahkan
satu tetes
aquadest
-Diamati pada
pembesaran 10x

7
-Ditambahkan
satu tetes iodin
-Diamati pada
pembesaran 4x

-Ditambahkan
satu tetes iodin
-Diamati pada
pembesaran 10x

4.3 Pembahasan Hasil Pengamatan Secara Organoleptis dan Mikroskopis

Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan mikroskopis dan organoleptik


serbuk herba dan cortex. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati warna,
bau dan rasa. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan memeriksa
anatomi jaringan serbuk herba dan cortex yang dibubuhi akuades/yodium.
Pengamatan kemudian dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran
rendah dan perbesaran tinggi.

Dalam mengamati thyme dalam mikroskop waktu dalam campuran


aquadest terlihat beberapa serat serat dalamm thyme sehingga terlihat jelas .
Sedangkan thyme dalam campuran iodin itu agak tidak terlihat serat dalam
thyme tersebut sehingga pada thyme campuran iodin hanya terlihat dengan
bayangan hitam saja. Dan sel sel seperti bulu pada thyme

8
Dalam mengamati cinnamon dalam mikroskop waktu dalam campuran
aquadest terlihat seperti kepingan kecil keriing dan dasar dari cinnamon saat
tercampur kelihatan jelas . Sedangkan untuk cinamon waktu dalam
pencampuran iodin cinamon terlihat hitam dan tidak keliahatan dasar
kepingannya melainkan hanya serpihan kecil yang terlihat pada cinamon.
Pemeriksaan mikroskopis dilakukan dengan mikroskop yang
perbesarannya disesuaikan dengan kebutuhan. Di lab ini kami menggunakan
perbesaran 4x dan 10x. Sebelum melakukan pemeriksaan mikroskopis, perlu
dipahami bahwa setiap jaringan tumbuhan memiliki bentuk yang berbeda
bentuknya.
Pengamatan Mikroskopik serbuk herba dan cortex bertujuan untuk
memastikan kebenaran herba dan cortex dengan mengamati ciri-ciri
mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah mikroskop.

9
BAB V PENUTUP
Pada saat yang sama, masalah dengan pemeriksaan mikroskopis adalah ketika Anda
memberikan larutan yodium, jika terlalu banyak yodium yang menetes, objek di
bawah mikroskop akan menjadi buram, karena warna yodium cukup pekat.

Pengamatan Mikroskopik serbuk Simplisia bertujuan untuk memastikan kebenaran


simplisia dengan mengamati ciri-ciri mikroskopiknya dengan pemeriksaan di bawah
mikroskop

10
Daftar Pustaka
Aisyah, Melfa. 2018. “Keanekaragaman Tumbuhan Herba Di Cagar Alam Sibolangit.”
KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan 1(2): 69–77.
Baguna, Firlawanti Lestari, and Fatmawati Kaddas. 2021. “Analisis Rantai Nilai Dan
Kontribusi Pendapatan Terhadap Pemanfaatan HHBK Kayu Manis Di Pulau
Tidore.” Jurnal Inovasi Penelitian 1(9): 1787–94.
Gagola, Christami, Edi Suryanto, and Defny Wewengkang. 2014. “Perbandingan
Metode Ekstraksi Maserasi Dan Terhadap Kadar Fenolik Dari Ekstrak Tongkol
Jagung (Zea Mays L).” PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi 3(2): 127–33.
Herpetofauna Dalam Pengobatan Tradisional Di Sumatera Barat, Potensi et al. 2013.
“Potential of Herpetofauna on Tradisional Medicine in West Sumatera.” Jurnal
Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.) 2(2): 110–17.
Hidayati, Ana, and Dyah Aryani Perwitasari. 2011. “PERSEPSI PENGUNJUNG
APOTEK MENGENAI UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA Abstrak.” : 119–
28.
Ningsih, Indah Yulia. 2016. “Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku
Tengger Di Kabupaten Lumajang Dan Malang, Jawa Timur.” Pharmacy 13(01):
10–20.
R. H, Dewoto. 2007. “Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi
Fitofarmaka.” Majalah Kedokteran Indonesia 57(7): 205–210.

11

Anda mungkin juga menyukai