Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BAHAN ALAM


PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK INSTAN JAHE

DOSEN:
Maulana Z. Imansyah, S,Farm., M.Biomed.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II.2 REGULER A

SRI WAHYUNI 18.038.AF

MUNAWARAH AJEMAIN 18.032.AF

SYAMSIDAR 18.039.AF

NITA HAERANI 18.034.AF

NUR JAMILA 18.035.AF

PUTRI ROSMADI ALAM 18.037.AF

TENRY MUTHIA FIKRIA 18.040.AF

YOSITA AMBO RAMBA 18.041.AF

YUNIKA HARIS 18.042.AF

ZAKIATUL IZZA 18.043.AF

AKADEMI FARMASI YAMASI

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Serbuk Instan
Jahe”
Laporan praktikum ini disusun untuk menjadi petunjuk dan tuntunan
dalam pelaksanaan praktikum sekaligus untuk membantu pengadaan sarana
pendidikan terutama dalam praktikum Teknologi Farmasi. Praktikum teknologi
farmasi ini secara garis besar bertujuan untuk melatih calon ahli madya farmasi
dalam mengabdikan ilmu dan keahliannya dimasyarakat untuk melaksanakan
peracikan obat dibidang farmasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh Karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.

Makassar, 06 Februari 2020

Kelompok II.2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4


I.2 Tujuan praktikum ........................................................................................... 4
I.3 Manfaat praktikum ......................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

BAB III METODE KERJA .................................................................................. 8

III.1 Alat...............................................................................................................8
III.2 Bahan............................................................................................................8
III.3 Prosedur kerja...............................................................................................8

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ ...... ....10

IV.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................10


IV.2 Pembahasan................................................................................................13

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 14

V.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14


V.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 15


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Bumi Indonesia yang subur sangat cocok untuk tanaman jahe. Namun,
pada kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan jahe dengan kualitan dan
kuantitas yang dibutuhkan, baik kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Belum banyak masyarakat yang berminat untuk bertanam jahe.
Kemungkinana hal itu karena jahe membutuhkan perawatan yang cukup ketat,
pengawasan, waktu panen yang lama dan faktor keamanan. Hal itu tentu saja
karena jahe memiliki harga cukup tinggi.
Jahe merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang ada di
indonesia. Komoditas ini dikenal sejak zaman penjajahan belanda. Rimpang
jahe banyak dicari karena memiliki kelebihan dalam hal kesehatan, kesegaran,
dan campuran untuk membuat masakan.
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman rempah yang
dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan. Rasa jahe
yang pedas bila dibuat minuman memberikan sensasi sebagai pelega dan
penyegar tenggorokan.
Rimpang jahe juga berkhasiat sebagai obat selain sebagai penyedap
masakan/minuman. Jahe banyak dimanfaatkan untuk asupan makanan,
industri makanan/minuman atau bahan obat. Oleh karena itu, rimpang jahe
banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Tujuan Praktikum
a. Mahasiswa mampu membuat sediaan serbuk instan dengan memanfaatkan
bahan baku alam dari beberapa bagian tanaman seperti rimpang, buah,
daun dan lainnya yang masih segar sesuai dengan prosedur yang
memenuhi standar.
b. Mahasiswa mampu melakukan uji mutu produk jadi yang diproduksi yang
ditetapkan dalam standar mutu produk jadi.
c. Mahasiswa memiliki keterampilan membuat kemasan yang menarik dan
bernilai ekonomi.
3. Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan bahan yang digunakan untuk
diolah menjadi sediaan jadi
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan produk jadi dengan
prosedur yang memenuhi standar
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut badan POM RI defenisi bubuk minuman instan adalah produk


minuman dalam bentuk bubuk yang diperoleh dari campuran bahan pangan dengan
perisa (alami, identik alami, tiruan) dengan atau tanpa pemanis. Bubuk minuman
instan merupakan produk olahan minuman berbentuk butiran-butiran serbuk yang
dalam penggunaannya mudah larut dengan air dingin atau air panas. Minuman instan
disebut sebagai minuman yang tahan lama, cepat saji, praktis, dan mudah dalam
pembuatannya. Kita hanya perlu menambahkan air kemudian minuman instan bisa
langsung diminum. Perkembangan teknologi semakin maju dan menyentuh sektor
makanana dan minuman. Dengan adanya teknologi sebuah biji kopi, buah-buahan,
coklat, tanaman herbal dan bahan lainnya bisa diubah menjadi bentuk serbuk. Hal ini
semakin diikuti oleh para pebisnis lain untuk menggeluti usaha pembuatan bubuk
minuman instan.

Jahe (Zingeber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer


sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton
yang bernama zingeron. Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat
dibedakan menjadi 3 varietas, yaitu jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe empriy),
dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah dan jahe kecil banyak dimanfaatkan sebagai
bahan obat-obatan, sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai bumbu masak
(Matondang, 2005).

Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan
damar yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis
damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol,
paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Persenyawaan zingerone tidak
dalam bentuk persenyawaan keton bebas, melainkan dalam persenyawaan aldehid
alifatis jenuh, terutama senyawa n-heptanal (Ravindran et al., 2005).

Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti mual
dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut) dan sebagai obat
luar untuk mengobati gatal dan digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar
(Shukla, 2007).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan


dan antikanker. Mengkonsumsi jahe secara rutin sangat baik pengaruhnya bagi
kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa komponen utama dalam jahe seperti
gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan di atas Vitamin E. Selain itu,
jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel natural killer
(NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus
(Zakaria et al., 1999).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan.


Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingeron
memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E. Selain itu jahe juga mempunyai
aktivitas antimetik dan digunakan untuk mencegah mabuk perjalanan (Tien et al,.
2010).

Mengkonsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional


dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati diare. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang
direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon kekebalan inang
terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh (Radiati et al. 2003).
BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan bahan


1. Blender bahan basah dan kering
2. Oven/alat pengering
3. Panci/wajan teflon
4. Pengaduk kayu
5. Kompor
6. Baskom
7. Kain flanel
8. Ayakan
III.2 Bahan
1. Jahe 500 gram
2. Air 500 ml
3. Cengkeh 5 buah
4. Sereh 7 batang
5. Kayu manis 1 batang
III.3 Prosedur Kerja
1. Bersihkan sampel (jahe atau bahan lainnya) yang akan digunakan, buang
kulitnya kemudian iris secara melintang
2. Timbang jahe segar sebanyak 500 gram, kemudian masukkan dalam
blender bahan basah, tambahkan 500 ml air. Peras dengan menggunakan
kain yang bersih.
3. Tampung hasil perasan dalam wadah baskom, kemudian diamkan selama
1-2 jam
4. Saring dan ambil filtratnya (endapan dipisahkan dan dapat digunakan
untuk kebutuhan lain)
5. Filtrat dimasukkan dalam panci/wajan yang telah disiapkan diatas
kompor, tambahkan bahan tambahan seperti kayu manis, sereh, cengkeh,
nyalakan api
6. Masak hingga mengental kemudian angkat dan biarkan dingin. Setelah
dingin saring hingga bahan tambahan yaitu kayu manis, cengkeh dan
sereh.
7. Masukkan filtrat kedalam wajan, didihkan dan tambahkan gula pasir
sebanyak 1 kg sambil diaduk homogen gunakan api sedang
8. Lanjutkan pemanasan sambil diaduk hingga membentuk massa setengah
padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan hingga terbentuk
massa padat. Matikan api kompor dan teruskan pengadukan hingga kering
dan terbentuk massa serbuk.
9. Ayak serbuk dengan ayakan sesuai dan serbuk siap untuk dikemas.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Praktikum


Berdasarkan video praktikum yang telah dinonton, dapat diketahui bahwa,
cara pembuatan sabun transparan adalah sebagai berikut :
Gambar Keterangan
Disiapkan jahe sebanyak 500 gram yang telah
dicuci bersih

Buang kulit jahe dan keringkan

Iris secara melintang

Masukkan jahe kedalam blender bahan basah,


tambahkan air 500 ml

Peras dengan menggunakan kain yang bersih


Tampung hasil perasan dalam wadah baskom
kemudian diamkan selama 1-2 jaam

Saring sambil ambil filtrat nya (endapan


dipisahkan dan dapat digunakan untuk kebutuhan
lain).

Tambahkan bahan seperti kayu manis, sereh dan


cengkeh

Masak hingga mengental

Kemudian angkat dan biarkan dingin

Setelah dingin saring


Masukkan filtrat kedalam wajan dan didihkan
dan tambahkan gula pasir sebanyak 1 kg sambil
diaduk homogen dengan api sedang

Lanjutkan pemanasan hingga terbentuk massa


setengah padat. Matikan api kompor

Teruskan pengadukan hingga kering dan


terbentuk massa serbuk

Ayak serbuk dengan ayakan yang sesuai dan


serbuk siap untuk dikemas
IV.2 Pembahasan
Jahe instan merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari
ekstrak jahe yang ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Jahe memiliki
kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang
merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar
sebagai pembawa rasa. Jahe instan tidak berwarna putih tapi agak kekuning-
kuningan ini diperkirakan pengaruh dari warna jahe yang gunakan. Jahe instan ini
rasa nya masih terasa pedas, dan untuk rasa manisnya sudah bisa di katakan
cukup karena sudah ditambahkan gula pasir.
Pada proses pembuatan jahe instan menggunakan prinsip kristalisasi yang
didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa) yang dapat kembali
membentuk kristal setelah dicairkan. Secara umum, mekanismenya adalah
sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan bercampur dengan bahan
lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali menjadi butiran-butiran
padat. Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH larutan rendah (asam)
maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan menjadi liat. Jadi, semua
bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk instan asalkan larutannya
memiliki pH yang tidak asam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pH
optimum yang dapat menghasilkan produk yang baik sekitar 6,7 - 6,8. Pembuatan
jahe menjadi jahe instan dibutuhkan ketelitian dan kecepatan dalam mengaduknya
sampai menjadi bubuk kasar lalu diayak. Pengayakan ini di lakukan agar bubuk
halus dan bubuk kasar terpisah.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dari praktikum pembuatan jahe instan dapat disimpulkan bahwa jahe instan
merupakan produk pangan yang berbentuk serbuk, terbuat dari ekstrak jahe yang
ditambah gula dan atau rempah-rempah lain. Pada proses pembuatan jahe instan
menggunakan prinsip kristalisasi yang didasarkan pada pemanfaatan sifat gula
pasir (sukrosa) yang dapat kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Jahe
memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar
yang merupakan campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis
damar sebagai pembawa rasa.
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit
kepala, obat batuk, masuk angin, untuk mengobati gangguan pada saluran
pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat anti-
mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut).

V.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami panduan praktikum sebelum
melakukan praktikum. Dalam pembuatan jahe instan dibutuhkan ketelitian dan
kecepatan dalam mengaduknya sampai menjadi bubuk kasar.
DAFTAR PUSTAKA

Matondang, L. 2005. Zinngiber officinale L. Bandung: Pusat Penelitian dan


Pengembangan Obat Unas.

Radiati, L.E., et al,. 2003. Pengaruh ekstrak diklormetan jahe (Zingiber officinale)
terhadap pengikatan toksin koleraB-subunit conjugasi (FITC) pada reseptor
selhibridoma LV dan Caco-2. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan XIV(1):
59−67.

Ravindran et al., 2005. Ginger The Genus Zingiber, CRC Press, New Momentum.
Semarang : Fakultas Teknik 21 Universitas Wahid Hasyim.

Shukla, dan Sing M. 2007. Cancer Prevwntive Properties Of Ginger: A Brief Review.
J. Food And Chemical Toxicology.

Tien R. Muchtadi, Sugiyono, dan Fitriyono Ayustaningwarno. 2010. Ilmu


Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor: Alfabeta CV.

Zakaria FR, Rajab TM. 1999. Pengaruh ekstrak jahe (Zingeber


officinale) terhadap produksi radikal bebas makrofag mencit sebagai indikator
imunostimulan secara in vitro. Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional
Teknologi Pangan.

Anda mungkin juga menyukai