BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH:
COVER ............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 01. Variasi Volume Etanol dalam Ekstraksi Daun Lateng ……………. 8
Tabel 02. Anggaran Kegiatan.………………………………………………. 9
Tabel 03. Jadwal Kegiatan PKM-P.…………………………………………. 9
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati
yang tinggi. Indonesia sendiri terkenal dengan negara yang memiliki hutan
dengan urutan ketiga terluas di dunia dengan hutan tropis dan hutan hujan (rain
forest) di Kalimantan dan Papua. Menurut data sebuah Lembaga independent
pemantau hutan Indonesia, Forest Watch Indonesia (FWI), sebanyak 82 hektare
luas daratan Indonesia masih tertutup hutan (Arifin, 2018). Dengan luasnya hutan
tersebut terdapat banyak jenis flora yang ada di Indonesia. Dari sekian banyak
flora yang tumbuh di Indonesia, ribuan diantaranya dikenal sebagai tanaman
berkhasiat obat dan digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai
penyakit.
Penggunaan obat-obatan alami atau obat-obatan tradisional pada saat ini
mulai ditoleh kembali oleh negara-negara di seluruh dunia. Di Indonesia pada
tahun 2005 dicetuskan gagasan “Indonesia Back to Nature” oleh A. Riehard
Belougi, seorang pekerja social di pedalaman Indonesia, sebagai sebuah upaya
pelestarian lingkungan bertajuk “Dari Alam, Oleh Alam, dan Untuk Alam”.
Gerakan back to nature ini salah satunya disebabkan oleh adanya keyakinan
bahwa mengkonsumsi obat alami relatif lebih aman dibanding dengan obat
sintetik yang memiliki banyak efek samping negatif. Namun sayangnya, karena
bahan baku yang sulit di dapatkan atau peralatan yang digunakan dalam
pengolahannya, harga obat tradisional dipasaran tidak dapat dikatakan murah atau
bisa jadi lebih mahal dibandingkan dengan obat sintetik. Salah satu alternatif
strategi yang dapat dilakukan yaitu memberdayakan masyarakat agar dapat
mengolah obat tradisional alaminya secara mandiri, mulai menanam tumbuhan
obatnya sampai mengolahnya menjadi ramuan obat siap pakai dalam bentuk
sederhana. Ramuan obat yang diolah segar tentu memiliki khasiat lebih baik
dibandingkan dengan yang sudah disimpan lama (Sinaga, 2009: 1).
Tanaman Urtica gradidentata Miq. non moris atau yang biasa dikenal
tanaman Lateng telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat
berbagai penyakit. Tanaman ini juga dikenal sebagai salah satu tanaman yang
mampu membuat orang yang menyentuhnya gatal-gatal dalam beberapa waktu.
Bagian tanaman ini yang paling banyak digunakan adalah daun beserta akarnya.
Cara pengolahan daun maupun akarnya sebelum menjadi ramuan obat berbagai
macam, namun yang paling sederhana adalah menggunakan langsung dengan
menghancurkannya dan menempelkan pada tempat yang sakit. Atau juga dengan
merebus bagian akarnya untuk mengatasi penyakit gatal-gatal. Akar Lateng yang
telah dibersihkan direbus hingga air rebusan mendidih, air rebusan yang sudah
mendidih kemudian digunakan sebagai air mandi. Selain penyakit gatal-gatal,
penyakit yang dipercaya dapat diatasi dengan ramuan daun dan akar Lateng
meliputi encok atau rematik, terapi pada penyakit anemia, pendarahan pada
2
menstruasi berat, asam urat, alergi dan keluhan kulit serta akar tanaman Lateng
digunakan untuk mengurangi pembesaran prostat.
Tanaman ini memiliki ciri: Habitus berupa semak, tinggi 1-1,5 m, batang
berkayu berbentuk bulat, bercabang ungu ketika masih muda dan berwarna putih
ketika sudah tua, daun tunggal bulat telur ujung runcing, pangkal bulat, tepi
bergerigi, permukaan atas berwarna hijau tua dan permukaan bawah berwarna
ungu, pertulangan menyirip, tangkai bulat, panjang 1-3 cm berwarna ungu, bunga
majemuk, bentuk mahkota tidak jelas, tangkai berambul ungu, akar tunggang
berwarna putih kekuningan (Romadhoni, 2011).
Daun Lateng mengandung tanin, ilavonoida, dan saponin yang berpotensi
sebagai bahan obat, namun belum diketahui kadar kandungannya dalam daun
lateng. Tanin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam senyawa polifenol
(Denville et al dalam Sujarnoko., 2012). Tanin pada tanaman digolongkan tanin
terhidrolisis dan tanin terkondenasi. Tanin terhidrolisis merupakan jenis tanin
yang mempunyai struktur polyester yang mudah dihidrolisis oleh enzim, dan
sebagai hasil hidrolisisnya asam polifenolat dan gula sederhana. Sedangkan tanin
terkondensasi, yang sering disebut proantosianidin, merupakan polimer dari
katekin dan epikatekin (Maldonado dalam Sujarnoko, 2012). Menurut Susanti
(2000), sifat utama tanin pada tanaman tergantung pada gugus fenolik-OH yang
terkandung dalam tanin. Tanin alami larut dalam air dan memberikan warna pada
air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang sampai warna merah gelap
atau coklat, karena setiap tanin memiliki warna yang khas tergantung sumbernya
(Ahadi, 2003). Saponin merupakan suatu glikosida yaitu campuran karbohidrat
sederhana dengan aglikon yang terdapat pada bermacam-macam tanaman (Kirk
dan Othmer dalam Sujarnoko, 2012). Saponin dibedakan berdasarkan hasil
hidrolisisnya menjadi karbohidrat dan sapogenin, sedangkan sapogenin terdiri dari
dua golongan yaitu saponin steroid dan saponin triterpenoid.
Dengan kandungan-kandungan bahan kimia yang terdapat pada daun
maupun akar Lateng khususnya senyawa tanin, penulis ingin meneliti manfaat
dari tanaman Lateng bagi kesehatan khususnya sebagai antibiotik sehingga
penulis mengusulkan PKM dengan judul “Penentuan dan Pemanfaatan Senyawa
Tanin Daun Lateng (Urtica gradidentata Miq.non moris) Sebagai Anti BOD”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
1) Berapakah kadar senyawa tanin dalam daun Lateng (Urtica gradidentata
Miq.non moris?
2) Berapakah rasio optimal senyawa tanin dalam obat-obatan sebagai anti
bakteri, antioksidan, dan antidotum?
3) Bagaimana memanfaatkan senyawa tanin dalam daun Lateng (Urtica
gradidentata Miq.non moris) sebagai anti BOD (anti bakteri, antioksidan,
dan antidotum)?
3
Miq.non moris) sebagai salah satu sumber alternatif anti BOD (anti
bakteri, antioksidan, dan antidotum).
2. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya
masyarakat mengenai rasio optimal dari senyawa tanin dalam obat-obatan
sebagai anti bakteri, antioksidan, dan antidotum.
3. Menyediakan data teknis kandungan senyawa tanin dalam daun Lateng
(Urtica gradidentata Miq.non moris) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
alternatif anti BOD (anti bakteri, antioksidan, dan antidotum).
1.8 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa dalam
bentuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tersusun suatu hasil karya penelitian yang memanfaatkan kandungan
senyawa tanin daun Lateng (Urtica gradidentata Miq.non moris) sehingga
dapat digunakan sebagai alternatif anti BOD (anti bakteri, antioksidan, dan
antidotum).
2. Artikel ilmiah yang dipubikasikan dalam jurnal nasional mengenai
penentuan dan pemanfaatan senyawa tanin daun Lateng (Urtica
gradidentata Miq.non moris) anti BOD (anti bakteri, antioksidan, dan
antidotum).
Tabel 01. Variasi Volume Etanol 96% dalam Ekstraksi Daun Lateng
Volume Etanol 96% (Liter) Jumlah
Botol
I II III (Liter)
1 1,5 1,5 1,5 4,5
2 1,2 1,2 1,2 3,6
3 1,0 1,0 1,0 3,0
4 1,2 1,2 1,2 3,6
TOTAL 14,7
1 2 3 4 5
1. Pengajuan usulan PKM
2. Pengumuman diterima PKM
3. Bimbingan dengan dosen
4. Penyiapan alat dan bahan
5. Analisis kadar tanin dalam daun Lateng
(Urtica gradidentata Miq.non moris)
6. Analisis kandungan optimal tanin dalam
daun Lateng (Urtica gradidentata Miq.non
moris) dan anti bakteri, antioksidan, dan
antidotum.
7. Analisis data
8. Pembuatan Laporan Akhir, Revisi, dan
Penggandaan Laporan, Pengiriman Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Ahadi, M. R. 2003. Kandungan Tanin Terkondensasi dan Laju Dekomposisi pada
Serasah daun Rhizospora mucronate lamk pada Ekosistem Tambak
Tumpangsari, Purwakarta, Jawa Barat. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Arifin, Nurul. 2018. Bagaimana Hutan Indonesia Sebagai Paru-Paru Dunia di
Masa Depan? https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/01/12/
bagaimana-hutan-indonesia-sebagai-paru-paru-dunia-di-masa-depan.
Diakses pada 10 Oktober 2018.
Cintapohonku. 2016. Lateng: Mengenal dan Memahami Lateng.
https://www.cintapohonku.com/2016/09/latengmengenal-dan-memahami-
lateng.html?m=1. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.
10
Nuraini, Nurul. 2016. Penapisan Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etilasetat Dan N-Heksan Daun Jarak Pagar (Jatropa Curcas Linn)
Terhadap Shigella Flexneri Atcc 12022. Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Romadhoni, M. F. 2011. Obat Herbal Untuk Prostat-Pengobatan Alternatif yang
Lebih Baik, https://onie21.com/2011/obat-herbal-untuk-prostat-
pengobatan.html?m=1, Diakses pada tanggal 15 Oktober 2018.
Shafa Noer dkk., TT. Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia (Tanin, Saponin, dan
Flavonoid Sebagai Kuersetin) Pada Ekstrak Daun Inggu (Ruta angustifolia
L.). Jurnal Ilmu-Ilmu MIPA, (hlm, 19-29).
Sinaga, E., 2009. Mengenal dan Memanfaatkan Tumbuhan Obat untuk
Pemeliharaan Kesehatan Sehari-Hari. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tumbuhan Obat Universitas Nasional.
Sujarnoko, Tekad U. P. 2012. Studi Meta-Analisis Efek Senyawa Metabolit
Sekunder Tanin Terhadap Kualitas Silase. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Susanti, C. M. E. 2000. Autokondensat Tanin Sebagai Perekat Kayu Lamina.
Disertasi. Jurusan IPK. Bogor: Program Pasca Sarjana IPB.
Tristanti, Irma. 2013. Antihistamin, Antialergi dan Antidotum.
http://pharmaciststreet.com/2013/01/antihistamin-antialergi-dan-
antidotum_ 21.html, Diakses pada tanggal 12 Oktober 2018.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping,
Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap I Ketut Semarayanta
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Pendidikan Kimia
4. NIM 1613031044
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tukad Saang, 18 Juni 1998
6. Alamat E-mail semarayantanuspend45@gmail.com
7. Nomor Telepon/ HP 082266099364
I Ketut Semarayanta
NIM. 1613031044
Anggota Pelaksana I
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap I Gusti Putu Abdi Sucita S. Putra
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Pendidikan Kimia
4. NIM 1613031009
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tabanan, 08 Juni 1998
6. Alamat E-mail abdisucita01@gmail.com
7. Nomor Telepon/ HP 085792235748
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-Penelitian.
Singaraja, 11 Oktober 2018
Pengusul,
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Universitas Udayana Universitas Griffith
Institusi Singaraja Gadjah Mada University
Yogjakarta Brisbane
Australia
Jurusan Pend. Kimia Kimia Kimia
Tahun 1980-1984 1986-1989 1994-1998
Masuk-
Lulus
4. Lain-Lain
No. Material Justifikasi Kuantitas Harga Keterangan
Pemakaian Satuan (Rp)
(Rp)
1. Proposal Pengetikan, 3 85.000/ 255.000
pengadaan, eksemplar eksemplar
legalisir, dan
penjilidan
2. Laporan Pengetikan, 3 85.000/ 255.000
kemajuan pengadaan, eksemplar eksemplar
legalisir, dan
penjilidan
3. Laporan Pengetikan, 3 85.000/ 255.000
akhir pengadaan, eksemplar eksemplar
legalisir, dan
penjilidan
SUB TOTAL Rp.765.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas