Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL

NILAI SOSIAL DALAM MITE TRAGEDI JEMBATAN PENGANTIN


KOTA LUBUKLINGGAU

Oleh
Nama : Nurlina (2019024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya serta pertolongan-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “Nilai Sosial Dalam
Mite Tragedi jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau”.

Dalam pembuatan proposal ini penulis juga menyampaikan terima kasih


untuk semua pihak yang telah membantu menyusun proposal ini. Semoga
dengan terselesaikannya proposal ini dapat menjadi manfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan proposal ini,
maka untuk itu kritik dan saran yang membangun semangat penulis harapkan
guna penyempurnaan proposal ini.

Lubuklinggau, September 2022

Penulis
ABSTRAK
Fokus penelitian ini bertujuan agar dapat mengetahui tentang nilai sosial dari
buku cerita rakyat karya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kepustakan yang mana menggunakan telaah pustaka dan metode ini
memusatkan kajiannya pada telaah terhadap informasi yang berupa dokumen,
arsip data maupun informasi literatur media cetak ataupun media perekam dan
sejenisnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisis mulai dari menyiapkan
dokumen, membaca dokumen, melakukan kegiatan analisis pada buku cerita
rakyat dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-
nilai sosial yang terdapat dalam cerita rakyat yaitu Nilai Kasih Sayang, Nilai
tanggung jawab, dan nilai keserasian hidup. Sehingga dalam buku ini sudah
banyak mencakup nilai sosial yang terkandung pada berbagai macam cerita rakyat
didalamnya.
Kata kunci: analisis, nilai sosial, cerita rakyat

Abstract
The focus of this research is to find out about the social The method used in this
research is the library method that uses literature review and the search method
on the study of information in the form of documents, data archives and
information on print media or media recorders and the like. The data obtained is
then analyzed starting from preparing documents, reading documents, conducting
analysis activities on folklore books and drawing conclusions. The results of this
study indicate that the social value contained in the collection of, namely the
value of compassion, the value of responsibility, and the value of harmony in life.
So that in this book there are many that cover various kinds of folk stories in it
Keywords: analysis, sociak values, folklor
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian................................................................. 2
D. Manfaat Penelitian............................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORITIK................................................... 4

A. Hasil Penelitian Yang Relevan............................................ 4


B. Kajian Pustaka...................................................................... 5
1. Pengertian Cerita Rakyat................................................... 5
2. Jenis - Jenis Cerita Rakyat................................................. 6
3. Cerita Rakyat di Kota Lubuklinggau................................. 8
4. Klasifikasi Nilai Sosial ...................................................... 13
5. Kerangka Pemikiran........................................................... 15

BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 16

1. Jenis Penelitian..................................................................... 16
2. Jenis Data dan Sumber Data............................................... 16
3. Instrumen Penelitian............................................................ 16
4. Teknik Pengumpulan Data.................................................. 16

BAB IV PENUTUP........................................................................... 18

1. Kesimpulan............................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Karya sastra merupakan hasil karya dari penciptaan dalam bentuk tulisan
maupun lisan tentang kehidupan yang bersifat imajinatif dan kreatif. Imajinasi
serta kreativitas tersebut lahir dari pengalaman atau kehidupan manusia. Sastra
imajinatif adalah karya sastra yang mengungkapkan perasaan seseorang secara
bebas, tidak terikat pada suatu kenyataan atau fakta yang sudah terjadi, mungkin
akan terjadi, atau bahkan mungkin tidak akan terjadi. Sedangkan kreatif
merupakan sebuah proses yang dilalui seorang pengarang dalam menghasilkan
sebuah karya sastra.
Seorang pengarang membuat karya sastra melalui tahapan proses
penciptaannya seperti pengumpulan ide, pengembangan ide, dan penyempurnaan
ide. Melalui karya sastra, seorang pengarang menyampaikan pandangannya
tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya
sastra artinya berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam
karya sastra. Salah satunya ialah prosa lama atau prosa klasik berjenis uraian,
buku, puisi, dan pada umumnya bersifat naratif. Prosa lama tertua di nusantara
ditemukan dalam bentuk cerita rakyat. Cerita rakyat yang dalam bahasa umum
juga sering disebut dongeng.
Cerita rakyat merupakan warisan yang dimiliki Indonesia, khususnya Kota
Lubuklinaggau. kota Lubuklinggau merupakan salah satu kota di Indonesia yang
sejak dulu memiliki kekayaan cerita rakyat atau legenda yang menjadi tradisi lisan
di tengah masyarakat. Sejumlah cerita rakyat yang diperoleh memiliki hubungan
dengan kepercayaan terhadap lingkungan alam dan mendiami daerah tertentu.
Bahkan ada yang memercayai sebagai bagian tradisi dari leluhur yang sangat erat
kaitan dengan beberapa upacara tradisi dan sejarah sosial budaya masa lampau.
Cerita rakyat merupakan beberapa bagian dari tradisi lisan yang hidup dalam
masyarakat sebagai hasil budaya. Cerita rakyat tersebut memiliki fungsi sebagai
pengungkapan alam pikiran, sikap dan nilai-nilai kehidupan yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Dari cerita rakyat, masyarakat tahu seperti apa awal mula suatu tempat
atau apa yang terjadi di masa lampau. Cerita rakyat merupakan cermin kehidupan
masyarakat lama, baik yang berbentuk mitos, legenda. Fungsi dari cerita rakyat itu
sendiri dapat melestarikan beragam budaya atau kisah yang ada di Nusantara ini
dan dapat mengambil nilai-nilai atau pesan moral yang terkandung di dalamnya
yang berguna bagi perkembangan mata rantai kebudayaan yang
ada di masa dulu dan masa kini. Budaya masa dulu sangat berguna dan
dibutuhkan di masa sekarang dan masa yang akan datang sebagai warisan budaya.
Dalam cerita rakyat terdapat nilai-nilai yang terkandung yang terdiri atas
nilai religius, nilai pendidikan, nilai moral, nilai sosial, dan nilai budaya. Nilai
merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Sementara
nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yakni nilai yang
menyangkut hubungan antar masyarakat. Nilai sosial menjadi sangat penting
karena dapat melihat cara bertingkah laku yang terbaik dalam memenuhi peranan
sosial seperti tolong-menolong, kepedulian, disiplin, toleransi, kerja
sama,demokrasi dan lain-lain. Dalam penelitian ini memfokuskan penelitiannya
terhadap nilai sosial yang terkandung dalam dalam cerita Tragedi Jembatan
Pengantin Kota Lubuklinggau.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini akan membahas cerita rakyat
di Kota Lubuklinggau Peneliti tertarik untuk meneliti cerita rakyat tersebut karena
banyak mengandung nilai-nilai sosial, karena nilai-nilai sosial saat ini
sudahsemakin pudar khususnya di kalangan masyakat. Selain itu, kelestarian
cerita rakyat di Kota Lubuklinggau sendiri terancam punah yang disebabkan oleh
sumber cerita rakyat berasal dari masyarakat terdahulu yang sebagian besar sudah
meninggal dan disampaikan atau diwariskan kepada anak cucu mereka.Oleh
karena itu, peneliti memilih melakukan penelitian terhadap ”Nilai Sosial Dalam
Mite Tragedi Jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang ditentukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah nilai sosial dalam cerita rakyat Tragedi Jembatan Pengantin
Kota Lubuklinggau?
2. Bagaimanakah kaitan hasil analisis nilai sosial dalam cerita rakyat Tragedi
Jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau dengan masyarakat setempat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan nilai sosial dalam cerita rakyat Tragedi Jembatan
Pengantin Kota Lubuklinggau.
2. Mendeskripsikan hasil analisis nilai sosial dalam cerita rakyat Tragedi
Jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau dengan masyarakat setempat.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis dan praktis sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
a. Manfaat teoretis yang diharapkan pada penelitian ini adalah diharapkan
menjadi referensi bagi mahasiswa untuk apresiasinya di bidang sastra.
b. Sebagai tambahan dalam pengkajian karya sastra khusunya di bidang
sastra.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat menambah minat baca dalam mengapresiasikan
karya sastra.
b. Sebagai bahan masukan khususnya bagi masyarakat kota Lubuklinggau
dalam mengetahui nilai-nilai sosial yang terdapat dalam cerita rakyat kota
Lubuklinggau.
c. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat kota Lubuklinggau untuk
meningkatkan pengetahuan dalam memahami nilai-nilai sosial yang
terdapat dalam cerita rakyat kota Lubuklinggau yang sesungguhnya.
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini relevan dengan yang pernah dilalukan Nur Azizah (2017)
dengan judul penelitiannya Nilai Sosial Dalam Cerita Rakyat Klek dan Kwok
Serta kaitannya Dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Adapun nilai sosial yang
dibahas dalam penelitian yang dilakukan Nur Azizah yaitu membahas mengenai
nilai kebersamaan dalam keadaan apapun, kesetiaan terhadap keluarga merupakan
sifat yang sangat baik untuk ditiru, empati, ketabahan dalam menjalani kehidupan
serta kepasrahan dengan ketetapan hidup yang sudah diatur.
Rusmiati A’ Ban (2019) dengan berjudul penelitiannya Nilai Sosial Dalam
Cerita Rakyat Toraja Seredukung. Pada penelitian ini, disimpulkan bahwa nilai
sosial yang dibahas mengenai nilai kasih sayang seperti pengabdian seseorang
untuk melakukan suatu kegiatan dalam masyarakat, menolong, kesetiaan untuk
tidak melanggar janji bersama, dan kepedulian terhadap sesama. Kemudian nilai
tanggung jawab seperti nilai rasa memiliki terhadap suatu pekerjaan, sehingga
dapat bekerja sama dengan baik dan disiplin empati. Dan nilai keserasian hidup
seperti keadilan, sikap toleransi menunjukkan sikap saling menghormati, kerja
sama dengan orang lain untuk `mencapai tujuan bersama serta demokrasi.
Sari (2014) dalam penelitian Makna Cerita Rakyat Oi Mbora dan
Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Penelitian ini menyimpulkan
makna yang terkandung dalam cerita rakyat Oi Mbora ada tiga macam, yaitu (1)
makna refrensial, (2) makna ideasional, dan (3) makna behavioral.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, terdapat persamaan dan
juga perbedaan. Persamaan dari penelitian yang dilakukan sama-sama meneliti
mengenai nilai sosial dalam rakyat cerita. Perbedaan dari ketiga penelitian dengan
penelitian yang diteliti adalah objek dan sumber data penelitian yang berbeda juga
fokus permasalahan yang diangkat dalam penelitian yang berbeda juga fokus
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini pun berbeda. Walaupun banyak
yang meneliti tentang cerita rakyat, tetapi nilai sosial dalam cerita rakyat secara
khusus belum pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya.
B. Kajian Pustaka
1. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita rakyat merupakan salah satu bentuk folklor. Danandjaja dalam
Sulistyorini dan Andalas (2017:2) mengemukakan bahwa folklor adalah sebagian
kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-menurun di antara
kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam
bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu
pengingat.
Himawan dkk (2017:132) Cerita rakyat adalah sesuatu yang dianggap
sebagai kekayaan milik rakyat yang kehadirannya atas dasar keinginan untuk
berhubungan sosial dengan orang lain. Dahulu cerita rakyat diwariskan secara
turun-temurun dari generasi satu ke generasi berikutnya. Pada umumnya cerita
rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal mula suatu
tempat.
Purwanto dalam Asiyah (2015: 5) menjelaskan bahwa cerita rakyat juga
berfungsi menumbuhkan rasa persahabatan diantara warga masyarakat. Selain itu
cerita sebagai pengokoh nilai-nilai sosial budaya yang belaku dalam masyarakat.
Hal ini sejalan dengan fakta bahwa dalam cerita mengandung ajaran-ajaran etika
dan moral bisa dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Sehingga cerita rakyat
bagi warga masyarakat pendukungnya bisa menjadi tuntunan tingkat laku dalam
pergaulan.
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat Indonesia yang
telah diwarisi secara lisan. Cerita ini menjadi satu set dari sikap, perilaku, dan
nilai-nilai yang dimiliki masyarakat Indonesia yang terus berlanjut ke generasi
seterusnya melalui tradisi tutur. Cerita tersebut umumnya memiliki nilai-nilai
kearifan lokal yang berhubungan erat dengan terjadinya suatu hal (peristiwa,
kejadian, dan sebagainya).
Kearifan lokal tersebut biasanya tercermin dari kesenian, mata
pencaharian, bahasa, kekerabatan, dan teknologi dan pengetahuan alam. Cerita
rakyat Indonesia menyebar hampir di setiap daerah atau pulau di Indonesia.
Beberapa cerita terkadang memiliki kesamaan namun tetap memiliki sisi kekhasan
warga setempat. Cerita rakyat Indonesia menjadi salah satu tradisi tutur yang
harus dijaga agar tidak punah. Keanekaragaman cerita ini menjadi salah satu bukti
tentang beragam kebudayaan di Indonesia. Cerita rakyat adalah salah satu sastra
lama yang ada di kota Lubuklinggau. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup di kalangan
rakyat dan diwariskan secara lisan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat adalah
cerita tentang asal mula suatu daerah terbentuk atau berbagai kisah pada zaman
dahulu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat dan diwariskan atau
disampaikan kepada anak cucu melalui mulut ke mulut.
2. Jenis-jenis Cerita Rakyat
Nurgiyantoro (2013:171) mengemukakan sastra tradisional terdiri berbagai
jenis seperti mitos, legenda, fabel, cerita rakyat, nyanyian rakyat, dan lain-lain.
Banyak yang akrab dengan berbagai cerita tradisional tersebut, bahkan tidak
sedikit cerita yang dihafal. Namun, perbedaan jenis sastra tradisional tersebut,
sebagaimana dikemukakan Mitchell dalam Nurgiyanotoro (2013:171)
tidak pernah jelas; karakteristik tentu yang dipandang membedakan antara satu
jenis cerita dan cerita yang lain tidak pasti. Ada unsur ketumpangtindihan
karateristik di antara berbagai jenis sastra tradisional. Misalnya sesuatu yang
dikatakan sebagai mitos di dalam juga terdapat hal-hal yang merupakan
karateristik legenda. Demikian juga sebaliknya. Atau, ceritacerita yang
dikategorikan sebagai cerita rakyat itu juga termasuk di dalamnya mitos, legenda,
dan lain-lain.
a. Mitos
Menurut Bascom dalam Komariah, (2008: 104) bahwa cerita rakyat dapat
dibagi dalam tiga kategori yaitu mitos, legenda, dan dongeng. Defenisi mitos
menurut KBBI (2008: 922) adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan
zaman dahulu mengandung penafsiran tentang asal-usul semestra alam, manusia,
bangsa tersebut.
Mitos (myths) adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan
dengan dewa-dewa atau kekuatan-kekuatan supranatural yang lain melebihi batas-
batas kemampun manusia. Menurut Lukens dalam Nurgiyantoro (2013:172) mitos
merupakan sesuatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu yang pada
intinya menghadirkan kekuatan-kekuatan supranatural.
Kebenaran cerita mitos itu sendiri patut dipertanyakan, terutama sedut
pandang rasionalitas dewasa ini, tetapi masyarakat pada umumnya menerima
kebenaran itu tanpa memepertanyakan kembali. Mitos hadir untuk memenuhi dan
memuaskan rasa ingin tahu, memenuhi kebutuhan religi yang dipergunakan untuk
mengatur kehidupan. Oleh karena itu, mitos paling tidak pada awalnya dipandang
sebagai sesuatu yang keramat dan baru kemudian menjadi cerita rakyat yang
diwariskan turun-temurun.
1. Mitos Penciptaan
Mitos penciptaan atau disebut juga mitos asli adalah mitos yang
menceritakan atau menjelaskan awal mula kejadian sesuatu.Tiap masyarakat yang
berlatar belakang budaya tertentu pada umumnya memiliki mitos yang berkisah
tentang awal mula dan penciptaan itu, seperti cerita tentang bagaimana kejadian
dunia, manusia, binatang, matahari, dan bulan, dan lain-lain.
2. Mitos Alam
Mitos alam adalah cerita yang menjelaskan hal-hal yang bersifat alamiah
seperti formasi bumi, pergerakan matahari dan bumi, perbintangan, perubahan
cuaca, karakteristik binatang, dan lain-lain.
3. Mitos Kepahlawanan
Mitos kepahlawanan adalah mitos yang mengisahkan seorang tokoh yang
menjadi pahlawan karena kualifikasi dirinya memiliki keajaiban tertentu di luar
nalar kemanusiaan. Jadi, tokoh cerita yang ditampilkan adalah tokoh yang
memiliki kekuatan supranatural, keajaiban, atau kualifikasi lain sebagaimana yang
dimiliki dewa-dewa, atau manusia setengah dewa, yang dikisahkan dalam
perjalanan hidupnya yang luar biasa.
b. Legenda
Sama halnya dengan mitos, legenda juga termasuk bagian dari cerita
rakyat. Mitchell dalam Nurgiyantoro (2013:182) legenda dapat dipahami sebagai
cerita magis yang sering dikaitkan dengan tokoh, peristiwa, dan tempat-tempat
yang nyata. Oleh karena itu, orang sering menganggap legenda sebagai fakta
walaupun kadar kesejarahannya masih sering dipertanyakan. Berbagai cerita yang
diangkat menjadi legenda adalah tokoh dan peristiwa yang memang nyata, ada
dan terjadi di dalam sejarah.
Legenda diartikan KBBI (2008: 803) adalah cerita rakyat pada zaman
dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Sarumpaet dalam
Komariah (2008: 104) menambahkan bahwa legenda memiliki tokoh utama
dengan karakteristik yang sangat kuat dan menjadi pembela. Karakter
digambarkan memiliki nilai positif dimana cenderung membela orang yang
dianiaya. Selanjutnya adalah rakyat jenis dongeng yang dianggap benar terjadi
dan diceritakan terutama untuk hiburan.
1. Legenda Tokoh
Legenda tokoh yang dimaksudkan sebagai cerita legenda yang
mengisahkan seorang tokoh karena kehebatan, kesaktian, kebijakan, atau
kualifikasi jati dirinya yang lain yang menyebabkan kekaguman orang atasnya.
2. Legenda Tempat Peninggalan
Legenda tempat peninggalan atau cerita asal-usul yang dimaksudkan
sebagai cerita yang berkaitan dengan adanya peninggalan-peninggalan tertentu
dan asalusul terjadinya sesuatu dan penamaan tempat-tempat tertentu.
3. Legenda Peristiwa
Legenda peristiwa adalah adanya peristiwa-peristiwa besar tertentu yang
kemudian menjadi legenda karenanya. Legenda yang berkaitan dengan peristiwa
besar tersebut tidak dapat dipisahkan dengan tokoh-tokoh besar yang
dilegendakan. Artinya, tokoh-tokoh besar yang melegenda itulah yang sering
menjadi pelaku peristiwa besar yang dimaksud.
3. Cerita Rakyat di Kota Lubuklinggau
Cerita rakyat Kota Lubuklinggau merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat Lubuklinggau yang diwariskan secara turun-menurun dalam bentuk
lisan. Cerita rakyat yang diangkat dalam penelitian ini adalah Mite Tragedi
Jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau termasuk ke dalam jenis cerita rakyat
yang berbentuk mitos.
1. Pengertian Nilai Sosial
Menurut Aisah (2015) nilai sosial merupakan sesuatu yang dapat menjadi
ukuran dan penilaian atas pantas atau tidak pantasnya suatu sikap yang
diperlihatkan dalam kehidupan bermasyarakat, nilai inilah yang dapat
memperlihatkan sejauh mana hubungan antar individu terjalin sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Robert M. Z Lawang dalam muin (2013: 102) mengemukkan
bahwa nilai sosial adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yamg pantas,
yang berharga, dan memengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
Selanjutnya menurut Kimball Young dalam Muin (2013: 102) menjelskan bahwa
nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang
baik dan benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
Sementara A.W Green dalam Muin (2013: 102) mengemukakan bahwa
nilai sosial adalah kesadaran yang secara efektif berlangsung disertai emosi
terhadap objek, ide, dan individu.
Dapat dikatakan dari pengertian ahli diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
sosial adalah kualitas perilaku, pikiran, dan karakte ryang dianggap masyarakat
baik dan benar, hasilnya diinginkan, dan layak ditiru oleh orang lain. Nilai-nilai
sosial seseorang atau kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala
aktivitasnya.
2. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Menurut Muin (2013: 101) ada beberapa ciri-ciri nilai sosial, diantaranya
sebagai berikut:
a. Diterapkan melalui proses interaksi antar manusia yang terjadi secara
intensif dan bukan perilaku yang dibawa sejak lahir.
b. Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi,
enkulturasi, dan difusi.
c. Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial.
d. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia.
e. Memiliki efek yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia.
f. Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat.
g. Memiliki pengaruh berbeda antar warga masyarakat, dan
h. Cenderung berkaitan satu sama lain.
Muin (2013: 104) mengklasifikasi nilai sosial menurut Kluckhon
mencakup lima masalah pokok, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai hakikat hidup manusia, terdiri atas.
b. Masyarakat yang menganggap hidup itu baik.
c. Masyarakat yang menganggap hidup itu buruk.
d. Masyarakat yang menganggap hidup itu buruk, namun manusia wajib.
e. Berikhtiar (berusaha) supaya hidup menjadi lebih baik.
3. Jenis Nilai Sosial
Zubaedi (2013:13), menyatakan jenis nilai sosial yang dibagi menjadi
kategori sebagai berikut:
a. Nilai Kasih Sayang
Nilai kasih sayang, dimana rasa yang tulus dalam hati dan mengandung
sebuah keinginan untuk mencintai dan memberikan kasih sayang. Kasih sayang
dapat diberikan kepada siapa saja yang dikasihi seperti orang tua, sahabat, dan
lain kasih sayang terdiri dari.
b. Pengabdian
Pengabdian merupakan perbuatan yang tulus, rela berkorban dan dedikasi
tinggi. Bagaimana cara untuk berusaha mencintai orang lain seperti mencintai diri
sendiri. Apa yang tidak patut diperlakukan bagi dirinya dan tidak patut pula
diperlakukan terhadap pihak lain.
c. Tolong Menolong
Sebagai seorang manusia yang tentu memiliki jiwa sosial, manusia tidak
hanya seorang diri atau mengasingkan diri dikehidupan bermasyarakat (Abdillah,
2007). sikap tolong menolong merupakan kebiasaan yang mengarah pada
kebaikan dan hari seseorang. Sebagai seorang manusia yang baik tentu harus
membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan.
Ketika kita mau untuk menolong orang lain, maka kita akan mendapatkan
rasa puas dan bangga yang sangat besar dan kebahagian yang tiada berguna untuk
orang lain.
d. Kekeluargaan
Jiwa kekeluargaan tentu ada didalam anggota keluarga sendiri, perasaan
kekeluargaan yang kita rasakan dan tertuang dalam diri kita sendiri dalam
keluarga kita sendiri. Namun, jika kita keluar dari lingkup sendiri mungkin akan
susah untuk mendapatkannya.Rasa kekeluargaan sangat menjadi perhatian khusus
bagi semua orang.
e. Kesetiaan
Sifat yang paling harus ditiru adalah kesetiaan dimana menjadi hal yang
wajar dilakukan. Kesetiaan merupakan sifat yang teguh pada janji ataupun
komitmen yang sudah disebutkan agar dapat membangun relasi dalam suatu
hubungan. Nilai kesetiaan diperlukan agar dapat menjaga kesejahteraan hidup,
contohnya dalam keluarga. Perbuatan ataupun perilaku yang menunjukkan
kesetiaan terhadap keluarga dengan kita tidak menghianati ataupun mengingkari
perintah yang sudah diterima walaupun perintah tersebut merugikan dirinya
sendiri.
f. Kepedulian
Peduli merupakan perbuatan seseorang yang dapat iku persoalan maupun
masalah yang ada di sekitar kita. Jika seseorang melakukan kepedulian terhadap
orang lain, maka dia sudah terpanggil untuk melakukan kebaikan dan ikut
memberi teladan dan inspirasi terhadap sekitarnya.
7. Nilai Tanggung jawab
Kita manusia selalu dituntut agar dapat memiliki sikap tanggung jawab. Nilai
tanggungjawab merupakan seseorang yang sadar terhadap perbuatan yang telah
dia lakukan. Tanggung jawab juga adalah suatu tingkah laku dan sifat manusia
dalam tujuan maupun wujud kesadaran terhadap perbuatannya.

Adapun nilai tanggung jawab sebagai berikut:


a. Nilai Rasa Memiliki
Manusia mempunyai keinginan dalam rasa memiliki. Rasa memiliki
merupakan tingkah laku seseorang yang peka terhadap sesuatu yang dia punya
yang dapat menimbulkan seseorang tersebut sayang maupun cinta terhadap
sesuatu.
b. Disiplin
Dalam nilai ketanggung jawaban, disiplin merupakan bagiannya. Disiplin
yang dijelaskan disini merupakan strategi dalam mendidik anak tentang sifat dan
tingkah laku moral yang diterima oleh kelompok atau golongan. Adapun maksud
utama yakni mendidik anak tentang tingkah laku maupun sifat mana yang baik
maupun buruk yang dapat memotivasinya untuk melakukannya.
c. Empati
Seseorang yang memiliki sifat empati merupakan seseorang yang mampu
memahami apa yang dialami orang lain ataupun mampu memahami perasaan
orang lain tanpa harus turut maupun ikut serta dalam hanyut dalam hal tersebut.
d. Nilai Keserasian Hidup
Nilai keserasian hidup merupakan manusia yang dapat berinteraksi
maupun memberikan hubungan timbal baik terhadap manusia lain karena manusia
adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup jika tidak ada hidup dengan
makhluk lainnya. Tentunya dalam kehidupan sehari-hari menggunakan aturan dan
norma-norma yang tentunya telah disepakati bersama.
Berikut adalah jenis nilai keserasian hidup yang terdiri dari:
1. Nilai Keadilan
Nilai keadilan merupakan salah satu bagian dari nilai keserasian hidup. Dimana
nilai ini sangat menitikberatkan norma maupun kebiasaan berdasarkan
keseimbangan ,tidak berpihak, dan pemerataan pada suatu hal. Jadi, adil
merupakan keseimbang antara hak dan kewajiban.
2. Toleransi
Dalam suatu keberagaman, toleransi sangat diperlukan. Dimana adanya
kebebasan dalam berpendapat, menerima orang lain memberikan pendapat yang
berbeda-beda dan selalu sabar dalam mengghadapi keberagaman dan juga
mengakui adanya kebebasan serta hak-hak asasi.
3. Kerja Sama
Adapun yang menjadi pengertian dari kerjasama adalah suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan
untuk mencapai tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di
kemudian hari mempunyai nilai guna atau manfaat bagi orang-orang. Semangat
kerja sama ini haruslah diajarkan secara berkesinambungan. Jangan melakukan
aktifitasaktifitas yang mendorong adanya semangat berkompetisi. Tapi sebaiknya
menggunakan bentuk-bentuk aktifitas dan permainan yang bersifat saling
membantu.
4. Demokrasi
Demokrasi adalah komunitas warga yang memiliki kebebasan dan bersifat
egaliteran, sebuah masyarakat dimana setiap indivdu amat dihargai dan diakui
oleh suatu masyarakat yag tidak terbatas oleh perbedaan-perbedaan keturunan,
kekayaan, atau bahkan kekuasaan yang tinggi. Salah satu cirri penting demokrasi
sejati adalah adanya jaminan terhadap hak memilih dan kebebasan menentukan
pilihan.
4. Klasifikasi Nilai Sosial
Nilai sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi nilai sosial menurut Clyde Kluckhohn
a) Nilai hakikat hidup manusia, terdiri atas:
1. Masyarakat yang menganggap hidup itu buruk.
2. Masyarakat yang menganggap hidup itu baik.
3. Masyarakat yang menganggap itu buruk, namun manusia wajib berikhtiar
(berusaha) supaya hidup manusia lebih baik.
b) Nilai hakikat karya manusia, terdiri atas:
1. Masyarakat yang menganggap karya manusia diperlukan untuk
memungkinkannyahidup.
2. Masyarakat yang menganggap karya manusia diperlukan untuk
memberikan kedudukan yang penuh kehormatan.
3. Masyarakat yang menganggap karya manusia sebagai gerak hidup untuk
menghasilkan karya berikutnya.
c) Nilai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu. terdiri atas:
1. Masyarakat yang memandang penting untuk berorientasi ke masa lalu.
2. Masyarakat yang memandang penting masa sekarang.
3. Masyarakat yang memandang penting masa depan.
d) Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar, terdiri atas:
1. Masyarakat yang memandang alam sebagai suatu hal yang dahsyat sebagai
suatu hal yang dahsyat sehingga manusia hanya bisa pasrah.
2. Masyarakat yang memandang alam sebagai suatu yang bisa ditaklukkan
manusia .
3. Masyarakat yang mengganggap manusia bisa berusaha mencari
keselarasan dengan alam.
e) Nilai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya, terdiri atas:
1. Masyarakat yang sangat mementingkan hubungan vertical antara manusia
dan sesamanya, Pola perilaku akan lebih berpedoman pada tokoh
pemimpin, senior, atau atasan.
2. Masyarakat yang lebih mementingkan hubungan horizontal dengan
sesamanya. Orang-orang dalam masyarakat ini sangat bergantung atau
sama lain dan berusaha menjaga hubungan baik dengan sesamanya
sebagai hal yang sangat penting dalam hidup.
3. Masyarakat yang beranggapan bahwa bergantung kepada orang lain
adalah tidak benar. Masyarakat tipe ini menilai tinggi manusia yang bisa
berdiri sendiri dan mencapai tujuannya dengan hanya sendikit
mendapatkan bantuan dari orang lain.

5. Kerangka Pemikiran
Peneliti melakukan penelitian nilai sosial dalam cerita rakyat yang
berjudul “Mite Tragedi Jembatan Pengantin Kota Lubuklinggau”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu
teknik wawancara, teknik baca, teknik catat.

BAB III
METODE PENELITIAN
1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2013:4) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu data yang
berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Peneliti mendeskripsikan nilai-nilai sosial yang ada dalam kumpulan cerita rakyat
kota Lubuklinggau.
2 Jenis Data dan Sumber Data
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kalimat, kata-
kata, dan kutipan percakapan serta wacana yang menyangkut nilai-nilai sosial apa
saja yang ada di dalam cerita rakyat di kota Lubuklinggau. Sumber data yang
diperoleh jurnal ilmu budaya oleh Andi Inayah Soraya, volume 10, Nomor 1,
Tahun 2022 yang berjudul Nilai-Nilai Sosial Dalam Cerita Rakyat Pengeran
Parasa.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri. Manusia sebagai
instrumen utama dalam penelitian kualitatif dikatakan lebih sepadan karena
terlibat langsung dalam penelitian sehingga secara langsung objek penelitiannya.
Adapun alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpulan data yaitu (1)
Wawancara, (2) Alat tulis berupa kertas dan pulpen untuk mencatat semua data
nilai sosial dalam cerita rakyat Mite Tragedi Jembatan Pengantin Kota
Lubuklinggau.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan teknik sebagai
berikut:
1. Teknik rekaman dan pencatatan, digunakan untuk mendapatkan datanya utama
penelitian berupa cerita yang berkembang daerahnya. Teknik pencatatan bisa
dipergubakan untuk menstranskripsikan hasil rekaman menjadi bahan tulis dan
mencatat berbagai aspek yang berkaitan dengan susasana penceritaan dan
informsi-informasi lain yang dipandang perlu selama wawancara dan
pengamatan.
2. Teknik Pengamatan (observasi), dilakukan untuk melihat langsung tempat dan
sosial yang ada pada masyarakat tersebut.
3. Teknik wawancara, dilakukan terhadap pencerita maupun kepada pembuka itu,
masyarakat yang dianggap patut memberikan keterangan mengenai tradisi atau
kebiasaan masyarakat setempat. Dalam wawancara ada dua tahap penting.
Tahap pertama wawancara bebas yang memberikan kebebasan seluas-luasnya
kepada informan untuk berbicara. Tahap kedua wawancara terarah yakni
mengajukan pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya untuk memperoleh
gambaran utuh dan mendalam .
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Mencatat kutipan-kutipan yang terindikasi mempunyai nilai sosial
b. Mengumpulkan data-data dari sumber data tertulis.
c. Selanjutnya sumber tertulis itu dilakukan pembacaan dengan seksama lalu di
pilih tuturan yang relevan sebagai data yang dianalisis.
d. Data dicatat dalam tebel kerja.
e. Data-data yang telah dikumpulkan lalu diperiksa sesuai dengan rumusan yang,
ada dalam masalah untuk dianalisis.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Nilai sosial tentu bukan kata yang asing di masyarakat, nilai sosial pasti
disangkutkan dengan kehidupan dalam masyarakat itu sendiri, baik atau jelek
dalam masyarakat itu sendiri. Dimana nilai sosial merupakan anugrah yang
diserahkan oleh masyarakat bagi segala unsur yang memiliki daya guna untuk
seluruh masyarakat.
Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai di masyarakat karena
mempunyai nilai guna fungsional yang dikaitkan dengan kehidupan masyarakat
itu sendiri. Berdasarkan riset mini yang sudah tim penulis lakukan, maka, nilai-
nilai sosial yang terdapat dalam cerita rakyat Tragedi Jembatan Pengantin Kota
Lubuklinggau yaitu Nilai Kasih Sayang, Nilai tanggung jawab, dan nilai
keserasian hidup. Sehingga dalam buku sudah banyak mencakup nilai sosial yang
terkandung pada berbagai macam cerita rakyat didalamnya.
Saran
Diharapkan miniriset ini bisa memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
untuk penyusun dalam menentukan nilai sosial dalam buku yang berisi cerita
rakyat. Pembaca juga diharapkan dapat membangun untuk menyempurnakan
kegiatan dan penulisan mini riset ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyorini, D. dan Eggy, F. 2017. Sastra Lisan. Malang: Madani. Jahuri, Heri.
Yulianti, Mira. (2018). Pendidikan Nilai Sosial dalam Kegiatan Korps Sukarela
Palang Merah Indonesia di Unit kegiatan mahasiswa KSR-PI Unit IAIN Ponorogo
Nurgiyantoro. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Sulistyorini, D. dan Eggy, F. 2017. Sastra Lisan. Malang: Madani.
Susanto, Dwi, 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Mu’in, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai