Anda di halaman 1dari 45

ANALISIS NILAI NASIONALIS DALAM NOVEL LAUT

BERCERITA KARYA LEILA S. CHUDORI SERTA


IMPILIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA DI SMA

PROPOSAL
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Penyusunan Skripsi

Dania Fitriana
032119075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 3

BAB I ........................................................................................................................................ 5

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 5

B. Fokus Permasalahan ................................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 8

D. Kegunaan Penelitian.................................................................................................... 8

BAB II ..................................................................................................................................... 10

KAJIAN TEORI .................................................................................................................... 10

A. Karya Satra ................................................................................................................ 10

B. Novel............................................................................................................................ 10

C. Nilai Nasionalis .......................................................................................................... 18

D. Sosiosastra .................................................................................................................. 27

E. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dalam Kurikulum 2013 ....................... 27

BAB III ................................................................................................................................... 30

METODE PENELITIAN ...................................................................................................... 30

A. Metode Penelitian ...................................................................................................... 30

B. Data dan Sumber Data .............................................................................................. 31

C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 36

D. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................................... 37

E. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 39

F. Tahap-Tahap Penelitian............................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 43

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Penelitian dengan judul
Analisis Nilai Nasionalis Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori Serta
Impilikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SMA. Selawat
serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya,
sahabat, dan seluruh pengikutnya. Semoga kita senantiasa diberi kesehatan untuk
mengikuti petunjuknya hingga akhir hayat. Proposal Penelitian ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk mengerjakan skripsi pada program Strata-1 di Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan.

Mencintai bangsa dapat kita pelajari dari memahami nilai-nilai nasionalis yang
ada di sekitar kita. Menghargai bangsa dan budaya, sikap peduli sosial juga cinta tanah
air terkandung dalam nilai nasionalis. Dalam pembelajaran di SMA, indikator-
indikator yang berada di dalam nilai nilai nasionalis dapat menjadi jembatan mereka
untuk belajar tentang kebangsaan beserta faktor-faktor yang ada di dalamnya.

Pada kesempatan kali ini, tidak lupa peneliti mengucapkan terima kasih ucapan
terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan Dr. Eka
Suhardi, M.Si, dan segenap jajarannya.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. H Aam
Nurjaman, M.Pd, dan segenap jajarannya.

3
3. Dra. Tri Mahajani, M.Pd, selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan arahan agar proposal penelitian ini berjalan dan mendapatkan
hasil yang baik.

4. Sandi Budiana, M.Pd selaku dosen pembimbing kedua yang telah


memberikan arahan agar proposal penelitian ini berjalan dan mendapatkan
hasil yang baik.

5. Dr. H. Aam Nurjaman, M.Pd selaku dosen wali dosen yang telah
membimbing saya hingga di titik ini.

6. Keluarga saya yang telah medukung saya untuk menyelasaikan proposal


penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal penelitian ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari proposal penelitian ini tidak
luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
dikembangkan lagi lebih lanjut.

Bogor, 04 Desember 2022

Dania Fitriana

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya merupakan suatu bentuk tulis dari kreativitas pengarang yang memuat
beragam gambaran kehidupan manusia di lingkungan sosial masyarakat. Umumnya
karya sastra berisi tentang kehidupan pengarang, mengambil dari kisah nyata yang
dialami oleh seseorang atau cerita fiksi yang di dasarkan dari apa-apa yang ingin
didapatkan oleh si pengarang. Melalui karya sastra, pengarang berusaha menghidupkan
cerita yang ia buat, contohnya dalam sebuah novel, cerpen, puisi, drama dan lain-lain.
Dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan.

Novel nasionalis kebanyakan muncul karena adanya peristiwa hukum besar


yang terjadi. Kejadian-kejadian yang dapat menggambarkan semangat kebangsaan dan
cinta tanah air. Dalam novel tersebut mengajarkan kita banyak hal tentang bagaimana
menghargai sebuah proses dan perjuangan. Melalui tokoh yang diceritakan, nilai-nilai
nasionalis yang terkandung dapat memberikan kita sebuah motivasi untuk sesuatu yang
akan kita lakukan di masa depan. Seperti novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori,
yang bercerita tentang kejadian dan sisi gelap tahun 1998.

Alasan penulis memilih novel Laut Bercerita, karena novel ini menarik banyak
sekali simpati bagi para pembaca. Novel ini juga berisi tentang perjuangan yang
dilakukan oleh para aktivis pada krisis moneter tahun 1998 yang masih menuai banyak
kontroversi dan perdebatan, tentang perlawanan yang diberikan untuk menentang
berbagai kebijakan yang mencekik sebelum memasuki orde baru. Novel ini
mengajarkan banyak sekali nilai nasionalis bagi para pembacanya.

Terjadi berbagai peristiwa penting di dalam novel Laut Bercerita karya Leila
S. Chudori. Salah satunya adalah peristiwa Blangguan yang berisi tentang pembelaan
para petani jagung yang lahannya dirampas oleh pemerintah. Berbagai aksi-aksi lain

5
seperti penculikan dan penyekapan para aktivis pada 1998, dan beberapa diantaranya
hilang tanpa jejak. Gambaran kekecewaan dari keluarga aktivis atas tindak kekerasan
dan ketidakadilan dari sudut pandang keluarga tokoh Biru Laut yang merupakan salah
satu korban penculikan dan penyekapan menjadi sorotan dalam novel ini.

Menurut buku The Question of Nationalities and Social Democracy, Otto


Bauar, pengertian nasionalisme adalah suatu sikap persatuan yang timbul karena
adanya perasaan senasib. Dalam hal ini, perasaan senasib merupakan perasaan yang
sama di dalam diri seseorang karena berada dalam suatu negara dengan kondisi tertentu
dengan orang lain. Dengan membaca novel dan memahami tentang nilai nasionalisme
yang ada, dapat meningkatkan minat baca siswa juga rasa cintanya terhadap tanah air.

Menurut kompas.com, novel ini dikemas dengan alur yang baik, dengan
penggunaan bahasa yang mudah dipahami. Ditambah cerita yang menarik dan
permasalahan yang kompleks juga epilog yang menjadikan semua cerita terasa
menyedihkan, pengalaman membaca novel ini terasa seru dan sangat cocok untuk
mengisi waktu luang.

Salah satu penelitian tentang nilai nasionalis pernah dilakukan oleh Nasirudin
Al Mustofa, dk. (2022) yang berjudul ”Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Novel 5 Cm
Karya Donny Dhirgantoro.” Tujuan penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan
bahwa bahwa nilai-nilai nasionalisme di dalam novel 5 cm digunakan untuk mengajak
para pembaca memiliki jiwa nasionalisme dan rasa cinta terhadap bangsanya dari
perjuangan para tokohnya.

Penelitian lain mengenai nilai nasionalis yang berjudul ”Nilai-Nilai


Nasionalisme Tokoh Eliana dalam Novel Si Anak Pemberani Karya Tere Liye,”.
Dengan hasil penelitian lima bentuk penerapan nilai-nilai nasionalisme dalam novel.
Lima bentuk nilai nasionalisme meliputi: nasionalisme sipil, nasionalisme budaya,
nasionalisme etnis, nasionalisme negara, nasionalisme agama.

6
Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah objek
penelitian yang berbeda. Penelitian pertama dan kedua menekankan pada para tokoh
utama dalam novel. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti menekankan kepada aspek
nilai nasionalis dari alur cerita yang dimiliki oleh tokoh yang berjuang di dalamnya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ini akan menganalisis novel Laut Bercerita
karya Leila S. Chudori dengan mengungkapkan nilai-nilai nasionalis yang terkandung
pada novel serta implikasinya terhadap pembelaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Menengah Atas. Alasan peneliti memilih melakukan penelitian ini, karena
Sekolah Menengah Atas dimana usia anak yang harus tetap mempunyai jiwa dan sikap
nasionalis yang akan membantu mereka mengetahui sejarah bangsa dan meningkatkan
rasa cinta tanah air juga menjaga rasa persatuan dan kesatuan, mengajarkan pendidikan
moral kepada anak-anak usia SMA agar tetap menjaga ketertiban dan kerukunan
dimana pun mereka berada juga tetap sikap dan rasa hormat terhadap para sesama dan
menghargai jasa para pahlawan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti
menerapkan judul “Analisis Nilai Nasionalis Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila
S. Chudori Serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Di
SMA.”

B. Fokus Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi fokus peneliti
ini yaitu :

a) Analisis nilai-nilai nasionalis yang terkandung di dalam novel Laut


Bercerita karya Leila S. Chudori

b) Implikasi nilai-nilai nasionalis yang terkandung dalam novel Laut Bercerita


karya Leila S. Chudori terhadap pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia
di SMA.

7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, tujuan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

a) Untuk mendeskripsikan nilai-nilai nasionalis yang terkandung dalam novel


Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

b) Untuk mendeskripsikan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah


Menengah Atas.

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut :

a) Kegunaan bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki menjadi pembelajaran bagi siswa


dalam menangkap nilai nasionalis yang terdapat pada novel Laut Bercerita
karya Leila S. Chudori serta memiliki pengaruh yang nyata dalam kehidupan
sehari-hari.

b) Kegunaan bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pengembangan bahan


ajar yang ada pada Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya dalam menangkap
dan memahami nilai-nilai nasionalis yang ada di dalam novel bagi para peserta
didik.

8
c) Kegunaan bagi Pembaca

Hasil penelitian ini pembaca diharapkan dapat lebih memahami isi dari
novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori dan mempelajari bagaimana sikap
nasionalis yang terkandung dalam novel tersebut.

d) Kegunaan bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti untuk


lebih mendalami nilai-nilai nasionalis yang terkandung dalam novel Laut
Bercerita karya Leila S. Chudori, serta menerapkan nilai-nilai nasionalis
tersebut dalam kehidupan sehari-hari

9
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karya Satra
Sastra merupakan sebuah karya imajinatif manusia yang berkaitan dengan
kehidupan dan objeknya berupa manusia dan kehidupan yang penyampaiannya
melalui media tulis. Sastra adalah sebuah pekerjaan seni kreatif yang merupakan
hasil ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat dan keyakinan yang membangkitkan suasana dengan bahasa sebagai
mediumnya. Menurut Eagleton (2010:4) sastra merupakan karya tulisan indah
(belle letters) yang mencatatkan sesuatu dalam bentuk bahasa yang dipadatkan,
didalamkan, diletakkan, dipanjang pendekan dan diputar balikan, dijadikan ganjil
atau cara penggubahan estetis lainnya melalui alat bahasa.

Berdasarkan definisi karya sastra dari para ahli di atas, penulis menyimpulkan
karya sastra adalah sebuah gambaran kehidupan sosial, yang memiliki efek positif
bagi kehidupan manusia, dimana dalam karyanya, mengandung kenyataan yang
bersifat seni dan dapat direpresentasikan dalam khayalan penikmatnya.

B. Novel

1. Pengertian Novel

Menurut Nurgiyantoro (2009:9) Istilah novel berasal dari bahasa Itali


novella yang mengandung makna harfiah sebuah barang baru yang kecil, yang
kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Deanty
Rumandang Bulan 2019). Dalam kutipan lain Nurgiyantoro (2009:10) ia
menambahkan bahwa dewasa ini novel dideskripsikan sebagai sebuah karya

10
prosa fiksi yang cukup panjang tidak terlalu panjang namun tidak terlalu
pendek.

Berhubungan dengan pendapat yang telah dijabarkan, menurut Kosasih


(2012:60) novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas
problematika kehidupan seseorang atau beberapa tokoh. Cerita yang ada di
dalam novel dikemas dalam bentuk cerita pendek atau prosa dengan bacaan
yang tidak terlalu panjang atau pendek.

Selain itu, Susanto (2012:32) menyatakan bahwa karya sastra (novel,


cerpen menurut dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan
ekspresi pengarang. Dimana novel dapat dibuat berdasarkan pengalaman
penulisnya, yang dituangkan dalam bentuk cerita lain yang bisa di
representasikan oleh pembacanya di dalam pikiran. Novel juga dapat berbentuk
fiksi atau khalayan, yang berisi tentang cerita yang dibuat-buat sesuai dengan
keinginan penulis.

Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa novel


adalah karya sastra yang berbentuk prosa fiksi, ditulis berdasarkan fiksional dan
pengalaman penulis, mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik yang tidak
terlalu panjang atau pendek. Dengan adanya unsur intrinsik dan eksrinsik,
membuat novel menjadi salah satu karya sastra yang memiliki kekuatan saling
memberikan timbal balik secara literasi. Maksudnya adalah semua unsur yang
ada di dalam novel saling berkaitan dan bergantungan untuk alur cerita dan
semua yang ada di dalamnya.

2. Jenis-Jenis Novel

Jenis-jenis novel dibagi menjadi beberapa bagian. Yaitu :

11
a. Berdasarkan nyata atau tidaknya suatu cerita.

1) Novel Fiksi

Sesuai namanya, novel berkisah tentang hal yang fiktif dan tidak
pernah terjadi, tokoh, alur maupun latar belakangnya hanya rekaan penulis
saja.

Contoh: Twillight, Harry Potter.

2) Novel Non Fiksi

Novel ini kebalikan dari novel fiksi yaitu novel yang bercerita tentang
hal nyata yang sudah pernah terjadi, lumrahnya jenis novel ini berdasarkan
pengalaman seseorang,kisah nyata atau berdasarkan sejarah.

Contoh : Laskar Pelangi, 99 Cahaya di Langit Eropa.

b. Novel berdasarkan genre

1) Novel Romantis

Novel yang berkisahkan tentang percintaan dan kasih sayang. Biasanya


disertai intrik-intrik yang menimbulkan konflik.

Contoh : Summer In Seoul, Spring In London

2) Novel Horror

Memiliki cerita yang menegangkan, seram, dan membuat pembacanya


berdebar-debar. Berhubungan dengan makhluk- makhluk gaib dan berbau
supranatural.

Contoh : Danur, Kisah Tanah Jawa

12
3) Novel Misteri

Jenis novel ini lebih rumit dan dipenuhi teka-teki yang harus
dipecahkan. Biasanya disukai pembaca karena membuat rasa penasaran dari
awal sampai akhir.

Contoh : Sherlock Holmes

4) Novel Komedi

Dilihat dari namanya novel ini memiliki unsur-unsur lucu dan humor.
Sehingga bisa membuat pembacanya terhibur dan sampai tertawa terbahak-
bahak.

Contoh : Manusia Setengah Salmon

5) Novel Inspiratif

Jenis novel yang dapat menginspirasi banyak orang. Banyak


mengandung nilai-nilai moral dan hikmah yang dapat diambil dalam novel
ini.

Contoh : Khairul Tanjung Si Anak Singkong

c. Jenis Novel berdasarkan isi, tokoh dan pangsa pasar

1) Teenlit

Berasal dari kata teen yang berarti remaja dan lit dari kata literature
yang berarti tulisan atau karya tulis. Jenis novel ini bercerita seputar
permasalahan para remaja umumnya, tentang cinta atau persahabatan.
tokoh dan pangsa pasarnya novel ini adalah anak usia remaja, usia yang di
anggap labil dan memiliki banyak permasalahan.

Contoh : Me vs heighells, Dealova.

13
2) Chicklit

Chick adalah bahasa slang dari amerika yang berarti wanita muda, jadi
jenis novel yang satu ini bercerita tentang seputar kehidupan atau
permasalahan yang di hadapi oleh seorang wanita muda pada umumnya.
Jenis buku novel ini sebenarnya bisa di nikmati oleh siapa saja, namun
umumnya cerita dari novel ini lebih kompleks, rumit bahkan kadang
mengandung unsur dewasa yang tidak terlalu mudah di tangkap oleh
pembaca usia remaja singkat.

Contoh : Miss jutek, Testpack

3) Songlit

Novel ini di tulis berdasarkan sebuah lagu contohnya ruang rindu, di


mana judul novel adalah judul sebuah lagu ciptaan letto group band
Indonesia yang terkenal lewat lagu ini yang menjadi soundtrack sinetron
Intan yang melambungkan nama Naysila Mirda dan Dude Harlino, buku ini
bisa dinikmati oleh siapapun baik remaja maupun orang dewasa.

4) Novel Dewasa

Novel jenis ini tentu saja hanya di peruntukkan bagi orang dewasa
karena umumnya ceritanya bisa seputar percintaan yang mengandung unsur
sensualitas orang dewasa.

Contoh : Saman dan Larung penulis Ayu Utam

3. Unsur-Unsur Novel

Menurut Nurgiyanto (2019:32) unsur-unsur dalam novel antara lain


sebagai berikut :

14
a. Unsur Intrinsik

Unsur Instrinsik adalah merupakan unsur pembangun karya sastra yang


berasal dari dalam karya itu sendiri. Sedangkan unsur Ekstrinsik adalah unsur
yang berada di luar karya fiksi yang mempengaruhi lahirnya karya namun tidak
menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri. Unsur Intrinsik antara lain:

1) Tema

Tema merupakan inti sari atau ide dasar sebuah cerita. Tema suatu novel
menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik ini berupa
masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya.

2) Alur atau Plot

Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalannya cerita. Alur


dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa
bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita.
Alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa
yang sedang berlangsung.

Menurut E. Kosasih dalam kompetensi kebahasaan hlm. 251, secara umum


jalan cerita terbagi ke dalam bagian-bagian berikut :

a) Pengenalan Situasi Cerita (Eksposition)

Dalam bagian ini pengarang memperkenalkan para tokoh, menata adegan


dan hubungan antar tokoh.

b) Pengungkapan Peristiwa (Complication)

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai


masalah, pertentangan atau pun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

15
c) Menuju Pada Adanya Konflik (Rising Action)

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun


keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran
tokoh.

d) Puncak Konflik

Bagian ini disebut juga bagian klimaks. Inilah bagian cerita yang paling
besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib
beberapa tokohnya.

e) Penyelesaian (Ending)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib
yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu.

3) Latar

Latar atau setting adalah pelukisan keadaan tempat, waktu dan sosial.
Keadaan tempat adalah Latar tempat adalah suatu unsur latar yang mengarah
pada lokasi dan menjelaskan dimana peristiwa itu terjadi. Latar waktu
merupakan unsur latar yang mengarah pada kapan terjadinya suatu peristiwa-
peristiwa di dalam sebuah cerita fiksi. Latar sosial adalah latar yang
menjelaskan tata cara kehidupan sosial masyarakat yang meliputi masalah-
masalah dan kebiasan-kebiasaan pada masyarakat tersebut.

4) Penokohan

Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-
unsur yang lain. Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan
tokoh-tokoh dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para

16
tokoh. Unsur penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana
penempatan dan pelukisannya dalam cerita.

5) Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi


pengarang terdiri atas dua macam, yaitu sudut pandang persona ketiga: dia dan
sudut pandang persona pertama : aku.

6) Amanat

Merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang


kepada pembaca melalui karyanya itu. Bisa disimpulkan, pesan yang dibawa
pengarang untuk dihadirkan melalui keterjalinan peristiwa di dalam cerita agar
dapat dijadikan pemikiran maupun bahan perenungan oleh pembaca.

7) Gaya Bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada


atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan
hubungan dan interaksi antara sesama tokoh.

Dari uraian diatas, bahasa dapat digunakan pengarang untuk menandai


karakter seorang tokoh. Misalnya karakter bijak dapat digambarkan dengan
jelas melalui kata-kata yang digunakannya.

b. Unsur Ekstrinsik Novel

"Unsur ektrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita,
namun turut menentukan bentuk dan isi suatu karya atau cerita". Unsur
ekstrinsik meliputi agama, politik, sejarah, budaya" (Aminuddin, 2004:85).

Adapun unsur-unsur ekstrinsik menurut Aminuddin (2004:85) :

17
1) Nilai Agama

Nilai agama adalah nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan aturan
atau ajaran yang bersumber dari agama tertentu.

2) Nilai Moral

Nilai moral adalah nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak
atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula
nilai moral yang buruk atau jelek.

3) Nilai Budaya

Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan kebiasaan atau


tradisi adat-istiadat yang berlaku pada suatu daerah.

4) Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan tata pergaulan atau
antara individu dalam masyarakat.

C. Nilai Nasionalis

1) Pengertian

Nation berasal dari bahasa Latin natio, yang dikembangkan dari kata
nascor (saya dilahirkan), maka pada awalnya nation (bangsa) dimaknai sebagai
“sekelompok orang yang dilahirkan di suatu daerah yang sama” (group of
people born ini the same place).

Nasionalisme merupakan suatu situasi kejiwaan dari kesetiaan seseorang


secara total yang diabadikan langsung kepada negara atas nama sebuah bangsa.
Menurut Aman ada 6 indikator yang menunjukkan sikap nasionalisme yaitu
bangga sebagai bangsa indonesia, cinta tanah air dan bangsa, rela berkorban

18
demi bangsa, toleransi, bangga pada budaya yang beraneka ragam, menghargai
jasa para pahlawan, dan peduli sosial.

Nasionalisme sebagai ideologi perlu menjiwai seluruh warga negara.


Senada dengan pernyataan di atas, Rukiyati menambahkan bahwa
Nasionalisme adalah perasaan satu sebagai bangsa suatu bangsa dan satu
dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat. Rasa satu yang demikian
kuatnya, maka timbul rasa cinta bangsa dan tanah air.

Smith (2003:10) dalam memaknai nasionalisme sebagai gerakan ideologis


untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi dan individualitas bagi satu
kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya untuk
membentuk atau menentukan satu bangsa yang sesungguhnya atau yang berupa
potensi saja. Sementara itu memaknai nasionalisme sebagai satu emosi yang
kuat yang telah mendominasi pikiran dan tindakan politik kebanyakan rakyat
sejak revolusi Perancis. Ia tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan satu
gejala sejarah, yang timbul sebagai tanggapan terhadap kondisi politik,
ekonomi dan sosial tertentu.

Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan


mempertahankan kedaulatan sebuah Negara dengan mewujudkan suatu
identitas bersama untuk sekelompok manusia (Bambang Gandhi, 2015:157).
Nasionalisme digunakan agar budaya-budaya dan identitas bangsa tetap terjaga,
bangga akan budaya sendiri merupakan salah satu sikap nasionalisme yang
dapat kita tanamkan di diri kita sebagai bangsa Indonesia. Hal-hal tersebut juga
dilakukan untuk membantu budaya dan adat istiadat dikenal oleh bangsa asing
dan menjadi sesuatu yang membanggakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah suatu paham kesadaran


untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa karena adanya kebersamaan

19
kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghadapi masa lalu dan
masa kini serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan
cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan kesadaran tersebut
dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan yang tinggi, serta
demokratisasi dan kebebasan berpikir sehingga akan mampu menumbuhkan
semangat persatuan dalam masyarakat pluralis.

1) Bentuk-Bentuk Nasionalisme

Menurut Synder (dalam Adisusilo:2009), ada empat bentuk nasionalisme


yang bisa terjadi, yaitu sebagai berikut :

a) Nasionalisme Kewarganegaraan yang terjadi apabila elite politik yang ada


tidak terancam oleh proses demokratisasi. Nasionalisme ini didasarkan
pada usaha mempertahankan proses demokratisasi karena dianggap
memberikan keadilan. Di sini orang dipersatukan atas dasar
kewarganegaraan untuk mempertahankan demokrasi bangsa dan penduduk
negara dianggap sama tanpa dibeda-bedakan.

b) Nasionalisme Etnik adalah solidaritas yang dibangkitkan berdasarkan


persamaan budaya, bahasa, agama, sejarah, dan sejenisnya.

c) Nasionalisme Revolusioner merupakan usaha untuk mempertahankan


politik yang melahirkan sebuah rezim baru yang dianggap lebih baik dari
rezim sebelumnya.

d) Nasionalisme Kontra-Revolusioner merupakan upaya membangun


solidaritas untuk mempertahankan kelembagaan negara yang ada terhadap
perubahan-perubahan yang mau diadakan.

20
2) Prinsip-Prinsip Nasionalisme

Sartono Kartodirjo dalam dalam Sejarah Kebudayaan Indonesia. Diktat


Kuliah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada mengungkapkan, bahwa ada
lima prinsip dalam nasionalisme, di mana yang satu dengan yang lainnya saling
terkait untuk membentuk wawasan nasional. Kelima prinsip tersebut antara
lain:

a) Kesatuan (unity), yang dinyatakan sebagai conditio sine qua non, syarat
yang tidak bisa ditolak;

b) Kemerdekaan (liberty), termasuk kemerdekaan untuk mengemukakan


pendapat;

c) Persamaan (equality), bagi setiap warga untuk mengembangkan


kemampuannya masing-masing;

d) Kepribadian (personality) yang terbentuk oleh pengalaman budaya dan


sejarah bangsa;

e) Performance, dalam arti kualitas atau prestasi yang dibanggakan kepada


bangsa lain.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh bahwa nilai-nilai Pancasila yang


berhubungan dengan nilai-nilai Nasionalisme antara lain, sebagai berikut :

a) Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung keyakinan dan pengakuan yang
diekspresikan dalam bentuk perbuatan terhadap Zat Yang Maha Tunggal.

b) Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung makna kesadaran sikap
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas
dasar tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya. Hal yang perlu diperhatikan dan merupakan dasar

21
hubungan semua umat manusia dalam mewujudkan nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia.

c) Nilai persatuan Indonesia merupakan usaha ke arah bersatu dalam kebulatan


rakyat untuk membinan nasionalisme dalam negara. Nilai Persatuan Indonesia
yang demikian itu merupakan suatu proses untuk terwujudnya nasionalisme.
Dengan modal dasar nilai persatuan, semua warga negara Indonesia baik yang
asli maupun keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat
menjalin kerja sama yang erat dalam terwujudnya gotong royong dan
kebersamaan.

d) Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan mengandung makna bahwa suatu pemerintahan
rakyat dengan cara melalui badan-badan tertentu yang dalam menetapkan
sesuatu peraturan ditempuh dengan jalan musyawarah untuk mufakat atas dasar
kebenaran dari Tuhan dan putusan akal sesuai dengan rasa kemanusiaan yang
memperhatikan dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk mencapai
kebaikan hidup bersama.

e) Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam wujud


pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga negara harus mengembangkan
sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan,
antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.

Berdasarkan pendapat yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa


nilai-nilai nasionalisme terdiri dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
ikut membela negara sebagai cerminan dari warga negara yang baik dan cinta
tanah air.

22
3) Indikator Nilai Nasionalisme

Menurut Aman (2011:11) ada 6 indikator yang menunjukkan sikap


nasionalisme yaitu bangga sebagai bangsa indonesia, cinta tanah air dan
bangsa, rela berkorban demi bangsa, toleransi, bangga pada budaya yang
beraneka ragam, menghargai jasa para pahlawan, dan peduli sosial.

a. Bangga Sebagai Bangsa Indonesia

Bangga, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai


berbesar hati atau merasa gagah karena mempunyai keunggulan. Kata kuncinya
adalah pemilikan keunggulan. Bila kita memiliki suatu keunggulan, maka
keunggulan itu akan membuat kita berbesar hati, membuat kita bangga. Lalu,
apa saja milik kita yang kita anggap sebagai unggul, mana yang tidak unggul.
Apa yang harus kita perbuat dengan apa yang kita nilai sebagai unggul dan apa
yang kita perbuat dengan yang tidak unggul.

Kebanggaan seorang warga masyarakat terhadap bangsanya merupakan


salah satu unsur nasionalisme. Soeprapto, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga selaku
mantan Kepala BP Pusat di masa pemerintahan Orde Baru, menyatakan bahwa
bentuk loyalisme warga terhadap negaranya adalah: 1) Menyatakan diri sebagai
warganegara Indonesia, 2) mengusahakan agar cita-cita dan tujuan bangsa
terlaksana, 3) bangga sebagai bangsa Indonesia, dan 4) mengembangkan
solidaritas sosial. Dan, pada hakikatnya loyalitas warga terhadap negaranya
adalah wujud dari nasionalisme, di mana nasionalisme adalah rasa menjadi
bagian dari satu komunitas bangsa.

23
b. Peduli Sosial

Menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Anas Salahudin dan


Irwanto Alkrienciehie, menjelaskan bahwa kepedulian sosial merupakan sikap
dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.

Sedangkan menurut kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan


dengan kemanusiaan pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota
komunitas manusia. Menurut Adler (1927:72) kepedulian sosial merupakan
kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat
secara bersama-sama.

Seiring berjalanannya waktu, khususnya pada era globalisasi, kepedulian


sosial di lingkungan masyarakat terus mengalami penurunan akibat banyaknya
budaya dan kebiasaan baru yang menjadi kebiasaan khususnya pada generasi
muda. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif
seperti mengikuti PMR (Palang Merah Remaja), kegiatan tersebut dilakukan
untuk membantu sesama dalam segi kesehatan, yang akan
menumbuhkembangkan kepedulian sosial dalam diri seseorang.

c. Bangga Pada Budaya yang Beraneka Ragam

Indikator dari sikap bangga pada budaya yang beraneka ragam ialah
menjaga kelestarian budaya yang dimiliki dan saling menghormati akan budaya
yang beraneka ragam. Salah satu cara bangga terhadap budaya yang beraneka
ragam contohnya, mengenakan batik saat hari batik sebagai bentuk apresiasi
terhadap batik di Indonesia.

24
d. Toleransi

Menurut Tillman (2004:205) toleransi adalah metode menuju


kedamaian. Toleransi di sebut sebagai faktor esensi untuk perdamaian. Pada
intinya toleransi berarti sifat dan sikap saling menghargai.

Selanjutnya, pengertian toleransi menurut Kemendiknas yaitu sikap dan


tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Pendapat kemendiknas tersebut
menjelaskan bahwa toleransi yaitu sikap saling menghargai setiap perbedaan
yang ada diantara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.
Dengan adanya sikap toleransi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup
berdampingan diantara perbedaan yang ada.

Indikator dari sikap toleransi ialah: memberikan kebebasan pendapat,


pandangan dan hak orang lain selama tidak melanggar norma-norma yang ada.
Selain memahami dan menghargai perbedaan pendapat juga bagian penting dari
toleransi.

e. Cinta Tanah Air dan Bangsa

Cinta tanah air menurut Suyadi (2013:9) cinta tanah air merupakan sikap
dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan
tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya.

1) Adanya Rakyat

Rakyat merupakan unsur terpenting demi terbentuknya sebuah negara,


karena rakyatlah orang yang pertama kali berkehendak untuk membentuk suatu
negara. Rakyat adalah semua orang yang hidup di wilayah suatu negara.
Menurut pasal 26 ayat 1 UUD 1945 menyebutkan bahwa “Yang menjadi warga

25
negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara”.

2) Adanya Wilayah

Wilayah merupakan kawasan yang dijadikan tempat tinggal oleh rakyat


dan menjadi tempat bagi terselenggaranya pemerintahan. Wilayah juga
merupakan sebuah unsur negara yang harus terpenuhi karena tak mungkin ada
negara tanpa ada batas-batas teriteorial yang jelas.

3) Adanya Pemerintahan

Pemerintahan merupakan alat kelengkapan negara yang bertugas


memimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya
sebuah negara. Pemerintahan sebagai aparat yang mengatur jalannya roda
pemerintahan untuk melaksanakan tugas-tugas pokok suatu negara.

Unsur pengakuan negara lain hanya bersifat menerangkan adanya suatu


negara. Untuk menjadi sebuah negara yang diakui oleh dunia, maka diperlukan
sebuah pengakuan dari negara lain mengenai keberdaannya baik negara yang
berdiri sendiri maupun ataupun negara yang memerdekakan diri dari
penjajahan. Karena hal ini termasuk dalam tata hubungan internasional.

4) Mengenang Jasa Para Pahlawan

Mengucapkan syukur dan terima kasih untuk jasa para pahlawan yang
sudah memberikan kita kebebasan dan kemerdekaan atas jajahan dari bangsa
lain, merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengenang jasa
para pahlawan.

26
D. Sosiosastra
Sosiologi sastra adalah ilmu adalah ilmu tentang hubungan kelompok dalam
kehidupan manusia. Tujuan sosio sama dengan ilmu sosial lainnya, tetapi orang
melihat kejadian sosial dengan cara yang berbeda-beda. Dari pemahaman
materi materi dan budaya masuk ke dalam esensi pembentukan, kerjasama, dan
kehidupan semua golongan (Bouman dan Wahyuningtias dalam santoso,
2011:20).

Secara definitif menurut Ratna (2011:24) sosiologi sastra adalah analisis,


pembicaraan terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan aspek-aspek
kemasyarakatannya. Bersifat luas karena memberikan kemungkinan untuk
menganalisis karya sekaligus dalam kaitanya dengan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik, aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung dalam karya
demikian juga sebagai aspek-aspek kemasyarakatan sebagai latar belakang
sosial proses kreatif.

Ratna (2003:25) mengatakan, sosiologi sastra adalah penelitian terhadap


karya sastra dan keterlibatan struktur sosialnya. Dengan demikian penelitian
sosiologi sastra dilakukan dengan cara pemberian makna pada sistem dan latar
belakang suatu masyarakat serta dinamika yang terjadi di dalamnya. Pada
dasarnya karya sastra bercerita tentang persoalan-persoalan manusia.
Pengarang secara langsung atau tidak langsung telah mengungkapkan
persoalan sosial di dalam karyanya.

E. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dalam Kurikulum 2013


Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, curiculum yang berarti
bahan pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi suatu istilah yang
digunakan untuk menunjukan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
untuk mencapai suatu gelar atau ijazah Menurut Sukmadinata, kurikulum

27
mencakup semua pengalaman yang dilakukan siswa, dirancang, diarahkan,
diberikan bimbingan dan dipertanggungjawabkan oleh sekolah.

Sanjaya (2010:32) menjelaskan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga


konsep, yaitu :

a) Kurikulum sejumlah mata pelajaran

Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak
didik, dalam proses perencanaan biasanya menggunakan judgement ahli bidang
studi untuk menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa,
tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan strategi pembelajaran
yang memungkinkan anak didik dapat menguasai materi pelajaran.

b) Kurikulum sebagai pengalaman belajar

Kurikulum sebagai pengalaman belajar, mengandung makna bahwa seluruh


kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah merupakan
kegiatan dari kurikulum.

c) Kurikulum sebagai program belajar

Kurikulum sebagai program belajar tidak hanya berisi tentang program


kegiatan, akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.

Dengan melakukan analisis novel, siswa akan memperoleh manfaat dari isi
novel yang dibaca, juga mendapatkan nilai-nilai positif serta menambah
pengetahuan. Dengan demikian, karakter yang dimiliki siswa perlahan akan
tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, analisis novel digunakan dalam
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Berhubungan dengan mata pelajaran

28
Bahasa dan Sastra Indonesia kompetensi dasar pada kelas XII yang relevan dengan
penelitian ini yaitu:

1) Mengidentifikasi nilai-nilai yang terdapat dalam senuah buku pengayaaan (non


fiksi) dan sebuah buku drama (fiksi).

2) Menulis refleksi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah buku


pengayaan (non fiiksi) dan satu buku drama (fiksi).

Melalui kompetensi dasar tersebut, dapat dimasukan materi pembelajaran kelas


XII SMA nilai-nilai dalam novel dengan menulis reflesi hasil membaca buku. Dapat
disimpulkan bahwa novel adalah pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang
terdapat pada KD dan cocok untuk di analisis menggunakan nilai-nilai nasionalis Novel
yang berjudul Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

29
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Menurut Darmadi (2013:153) metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri- ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistemati.
Menurut Darmadi (2013:153) metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciriciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah
suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Menurut Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang


bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif
menurut Hendryadi, et. al, (2019:218) merupakan proses penyelidikan naturalistik
yang mencari pemahaman mendalam tentang fenomena sosial secara alami.

Adapun metode-metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah


menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif yang digunakan peneliti dalam
menganalisis nilai nasionalis dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yaitu
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dengan kata lain, data-data yang
dikumpulkan berupa kata-kata yang diamati, tidak berupa angka. Tujuan dari metode
penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat.

30
B. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data dalam penelitian ini yaitu

1. Data

Data dalam penelitian ini diambil berdasarkan isi cerita atau alur berbentuk
kata-kata, kalimat-kalimat, dan dialog-dialog. Data tersebut digunakan untuk
menganalisis nilai nasionalis dalam novel Laut Bercerita karya Leila S.
Chudori.

2. Sumber Data

Sumber data yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah novel
Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.

Gambar 1

Berikut ini identifikasi novel lebih lengkap:

31
Judul : Laut Bercerita

Penulis : Leila S. Chudori

Penerbit : KPG (Kepustakaan Popular Gramedia)

Tempat Terbit : Jakarta

Cetakan ke : Satu

Warna Sampu l: Biru

Bahasa : Indonesia

Tebal Buku : 379 Halaman

3. Biografi Pengarang

Leila S Chudori, lahir 12 Desember 1962 adalah seorang penulis


berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa
novel dan cerita pendek, juga skenario drama televisi. Leila merupakan salah
satu sastrawan yang mengawali debutnya sejak anak-anak.

Contoh buku karya Leila S. Chudori :

a) Kelopak-kelopak yang Berguguran (1984)

b) Malam Terakhir: Kumpulan Cerpen (1989) diterbitkan kembali oleh Penerbit


KPG pada tahun 2009

c) Menagerie 2 (Editor) (1993)

32
d) Bahasa! Kumpulan Tulisan di Majalah Tempo oleh Amarzan Loebis,
Goenawan Mohamad, Leila S. Chudori (Editor), Bambang Bujono (Editor)
(2008)

e) 9 dari Nadira (2009)

f) Pulang: Sebuah Novel (2012)

g) Laut Bercerita (2017)

4. Sinopsis

Laut Bercerita menceritakan terkait perilaku kekejaman dan kebengisan yang


dirasakan oleh kelompok aktivis mahasiswa di masa Orde Baru. Tidak hanya
itu, novel ini pun merenungkan kembali akan hilangnya 13 aktivis, bahkan
sampai saat ini belum juga ada yang mendapatkan petunjuknya.

Cerita dalam novel Laut Bercerita terbagi menjadi dua bagian dengan jarak
waktu yang jauh berbeda. Adapun bagian pertama diceritakan melalui sudut
pandang tokoh bernama Biru Laut beserta para kawan sesama aktivisnya
seraya menyelesaikan visi atau tujuan mereka. Sementara pada bagian kedua,
kisahnya diambil dari sudut pandang Asmara Jati, adik dari Laut yang
mempunyai tujuan atau visi yang cenderung berlainan dengan Laut.

Kisah dan narasi akan diceritakan melalui perspektif Biru Laut. Laut adalah
seorang mahasiswa program studi Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Ia sangat menggeluti dunia sastra dan tentunya tidak sedikit buku
sastra klasik yang dimilikinya, baik itu buku sastra bahasa Indonesia maupun
bahasa Inggris.

Laut gemar membaca berbagai buku karangan Pramoedya Ananta Toer yang
ketika itu peredarannya dilarang di Indonesia. Hal itu yang menekatkan dirinya

33
secara diam-diam untuk memfotokopi buku-buku tersebut di salah satu tempat
yang disebut sebagai fotokopi terlarang. Mulai dari sana, dirinya bertemu
dengan Kinan, salah satu mahasiswa FISIP yang memperkenalkan Laut akan
organisasi Winatra dan Wirasena.

Setelah ikut bergabung dengan organisasi Winatra, Laut jadi semakin


menggiatkan aktivitas diskusi buku bersama rekan-rekan seorganisasinya.
Bukan hanya buku, melainkan beberapa konsep yang hendak mereka lakukan
untuk menentang doktrin pemerintah di negara ini yang telah dipimpin oleh
satu presiden selama lebih dari 30 tahun.

Kegiatan Laut tidak hanya berdiskusi di organisasinya, ia juga gemar menulis.


Laut kerap menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan, kemudian tulisan
itu ia kirim agar dapat dimuat oleh media cetak harian. Laut juga beberapa kali
bekerja sebagai translator, misal, penerjemah dari novel bahasa Inggris ke
bahasa Indonesia.

Dalam novel ini, diceritakan bahwa Laut beserta rekan-rekannya


melaksanakan beberapa aksi atau gerakan untuk membela rakyat yang telah
diambil haknya oleh pemerintah, salah satunya “Aksi Tanam Jagung
Blangguan”.

Akan tetapi, jauh sebelum mereka melakukan aksi tersebut, Laut bersama
teman-temannya berdiskusi terlebih dahulu yang dikenal sebagai diskusi
Kwangju. Dari situlah, awal mula Laut dan rekan-rekannya mengetahui dan
mengenal arti dari sebuah pengkhianatan.

Diskusi Kwangju yang semestinya berlangsung baik dan lancar justru


terhambat karena adanya intel yang secara tiba-tiba mendatangi markas
mereka. Namun, tidak ada yang tahu pelaku yang membocorkan diskusi

34
mereka. Beberapa anggota dari organisasi Winatra sedikit menaruh curiga
pada Naratama sebab dirinya tidak pernah tampak saat penangkapan
dilakukan, tetapi itu hanyalah dugaan mereka. Belum diketahui kebenaran
yang sesungguhnya seperti apa.

Sesudah melancarkan aksi tanam jagung di Blangguan, Laut beserta rekan-


rekannya kembali ke terminal. Mereka berpisah-pisah, ada yang ke Pacet,
kemudian ada yang ke Yogyakarta. Saat berada di ruang tunggu bis, terdapat
sekelompok orang mencurigakan yang mengintai mereka. Hingga akhirnya,
Laut, Bram, dan Alex, sementara yang lainnya entah melarikan diri ke mana.

Laut, Bram, dan Alex dibawa ke suatu tempat, semacam markas tentara. Di
markas, sekelompok orang itu menginterogasi Laut, Bram, dan Alex. Tidak
hanya diinterogasi, mereka pun diperlakukan secara tidak manusiawi, seperti
disiksa, diinjak, dipukul, dan disetrum. Pertanyaan sekelompok orang tersebut
tidak lain adalah siapa dalang atas aktivitas yang mereka lakukan.

Setelah kurang lebih dua hari satu malam, penganiayaan dan penyekapan itu
pun berakhir. Laut, Bram, dan Alex dikembalikan ke terminal Bungurasih. Di
terminal Bungurasih, Laut, Bram, dan Alex dijemput oleh kedua kakak dari
Anjani. Mereka bertiga dibawa dan ditempatkan ke sebuah tempat yang aman
di Pacet. Di sana ada Daniel, Kinan, Anjani, beserta teman-teman yang lain
menunggu mereka.

Singkatnya, Laut diringkus lagi oleh sekelompok orang yang tidak dikenal,
tepatnya tanggal 13 Maret 1998. Semenjak mereka menjadi buronan di tahun
1996 sebab organisasi Winatra dan Wirasena dikatakan berbahaya bagi
pemerintah kemudian Sunu, Mas Gala, dan Narendra secara tiba-tiba hilang.
Kemudian, lambat laun beberapa rekan-rekan yang lain pun hilang entah ke
mana. Lalu, sekarang Laut disusul oleh Alex dan Daniel yang menghilang.

35
Saat penculikan dan penyekapan itu, mereka memperoleh siksaan yang sangat
tidak manusiawi, bisa dikatakan sangat sadis dan biadab. Mereka semua
dipukuli, disiram dengan air es, disetrum, digantung dengan kaki yang berada
di atas dan kepala berada di bawah, ditelentangkan di atas batangan es yang
sangat dingin, serta penyiksaan lainnya.

Di bagian pertama, tidak hanya membicarakan terkait aktivitas Laut dan


teman-temannya dalam pergerakan yang hendak mereka jalani, melain ada
pula sisipan kisah antara Laut dan anggota keluarganya. Saat Laut dan teman-
temannya menghilang, semua kehidupan mereka dan orang-orang terdekat
mereka pun senantiasa berubah.

Sejak Laut kuliah di Yogyakarta, ia dengan bapak, ibu, dan Asmara (adiknya
Laut) semakin jarang berkumpul bersama. Oleh sebab itu, bapaknya
memutuskan bahwa hari Minggu adalah hari bersama untuk keluarga mereka,
tidak boleh ada yang mengganggu. Saat makan malam adalah hal yang paling
menarik bisa dikatakan menjadi sebuah ritual bagi mereka. Di sana adanya
kebersamaan dan kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah mereka.

Tak hanya itu, novel Laut Bercerita juga menyisipkan kisah antara laut dengan
kegiatan kuliahnya, yakni sebagai seorang mahasiswa Sastra Inggris. Laut
memang aktif di organisasi Winatra itu, tetapi dirinya tidak lupa akan pelajaran
kuliahnya. Hal itu terbukti bahwa dia masih menyusun skripsi dan dapat
menuntaskannya.

C. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tidak langsung atau studi
dokumen. Studi dokumen merupakan merupakan teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

36
gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dokumen yang diperoleh kemudian
dianalisis, dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu kajian yang
sistematis, terrpadu dan utuh. Oleh karena itu, peneliti menggunakan novel Laut
Bercerita karya Leila S. Chudori sebagai sumber data, maka teknik pengumpulan
data dengan studi dokumen dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:

a. Membaca secara kritis dan cermat novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori
sehingga diperoleh pemahaman tentang nilai nasionalis yang ada di dalamnya.

b. Mengidentifikasi data sesuai dengan permasalahan yaitu nilai nasionalis dilihat


dari nilai sikap bangga kepada bangsa dan budaya, toleransi, cinta tanah air dan
juga peduli sosial.

c. Mencatat data yang telah sudah diidentifikasi sesuai dengan permaslahan yaitu
nilai naionalis yang dilihat dari sikap bangga kepada bangsa dan budaya,
toleransi, cinta tanah air dan juga peduli sosial.

D. Pengecekan Keabsahan Data


Pengecekan keabsahan data perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik
dan tidak terjadi kekeliruan dalam mengolah dan menganalisis data. Pengecekan
data pada penelitian kali ini menggunakan triangulasi, yaitu harus dicek
kebenarannya oleh sumber lain.

Menurut Denzin seperti yang dikutip Tohirin ada empat macam triangulasi
yang digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu triangulasi sumber, triangulasi
metode, triangulasi peneliti dan trangulasi teori.

a. Triangulasi sumber. Caranya antara lain : membandingkan data hasil


pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan
orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi,
membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan

37
apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa, orang yang berpendidikan rendah, menengah dan tinggi, oang
berada dan orang pemerintahan, membandingkan hasil wawancara dengan isi
suatu dokumen yang berkaitan.

b. Triangulasi peneliti dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari melalui


orang lain yang bukan peneliti

c. Triangulasi metode. Caranya adalah pengecekan derajat kepercayaan


penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data,
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang
sama

d. Triangulasi dengan teori. Makna lainnya adalah penjelasan banding (rival


expalanation). Caranya antara lain mengecek kembali temuannya dengan
membandingkan dengan sumber, metode dan teori. Jalan yang bisa ditempuh
adalah mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan
berbagai sumber data dan memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan
kepercayaan data dapat dilakukan.

Dari keempat jenis triangulasi di atas, peneliti menggunakan triangulasi


jenis peneliti, yaitu dengan pengecakan data melalui orang yang bukan peneliti.
Dalam kesempatan kali inipeneliti melakukan diskusi kepada tiga orang
narasumber yang masing-masing memiliki keterkaitan dengan bidang ilmu
kebahasaan dan kesastraan yang cukup kompeten untuk meneliti data yang penulis
sajikan kepada objek peneliti tersebut.

38
TABEL 1

DAFTAR NAMA TRINGULATOR

No Nama Peneliti Kode


1. Mukodas M.Pd Dosen Bahasa dan Sastra M
Indonesia
2. Alfat Fadlurrahman Sastrawan AF
3. Wiwi Guru Sastra Indonesia WW
Widyaningsih S.Pd

TABEL 2

FORMAT PENILAIAN TRINGULATOR

Kuti Hala Nilai Nasionalis Ana Setu Tidak Ala


Pan man lisis ju Setuju san
SBB T PS CT SBD

E. Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan menurut
Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

39
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif kualitatif. Karena data memerlukan penjelasan secara deskriptif. Data
yang diperoleh kemudian di klasifikasi dan klasifikasi sesuai dengan kategori yang
telah ditentukan. Dilakukan juga inferensi, yaitu menyimpulkan data-data yang
kemudian dibuat kajian deskripsinya dengan kajian penelitian,.

Analisis data dengan mengkaji, mengklasifikasi, menganalisis dan


mendeskripsikan sumber data penelitian yang berasal dari novel Laut Bercerita
karya Leila S. Chudori.

TABEL 3

TEMUAN ANALISIS DATA NILAI NASIONALIS

Kutipan Halaman Nilai Nasionalis Analisis


SBB T PS CT SBD

Keterangan:

SB: Sikap Bangga Terhadap Bangsa

T: Toleransi

PS: Peduli Sosial

CT: Cinta Tanah Air

40
SBD: Sikap Bangga Terhadap Budaya

F. Tahap-Tahap Penelitian
Tahapan penelitian dalam penelitian kali ini terdiri dari tiga unsur yaitu tahap
masukan, proses dan keluaran. Ketiga tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Awal Penelitian

a. Mencari dan membaca novel untuk penelitian

b. Menemukan permasalahan yang akan diteliti

c. Menemukan judul penelitian yang akan dijadikan fokus penelitian yaitu


terdiri dari latar belakang penelitian, fokus permasalahan, tujuan
penelitian kegunaan penelitian, dan manfaat penelitian

d. Pengajuan judul kepada dosen pembimbing dengan cara mengajukan


judul yang sudah ditentukan untuk disetujui oleh dosen pembimbing.
Kemudian mengikuti seminar proposal, penulis dapat melanjutkan
penelitian apabila dinyatakan lulus.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Penulis mencari referensi buku-buku yang sesuai dengan kajian teori


yang mendukung penelitian.

b. Penulis mengutip teori yang terdapat dalam referensi untuk dijadikan


landasan teori.

c. Penulis membaca kembali novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori


untuk memperoleh gambaran tentang nilai nasionalis dalam novel
tersebut dengan menandai kutipan-kutipan serta mengklasifikasikan
data yang ditemukan.

41
d. Penulis menganalisis data yang ditemukan dalam novel Laut Bercerita
karya Leila S. Chudori.

e. Penulis memasukan hasil analisis ke dalam analisis data sesuai dengan


yang didapatkan.

f. Melakukan pengecekan keabsahan setiap data kepada triangulator


dengan menyerahkan data temuan.

g. Menyusun setiap bab yang ditulis untuk diserahkan kepada pembimbing


untuk mendaptkan arahan dan masukan agar peneliti lebih terarah.

h. Melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing setiap bab untuk


mendapatkan arahan dan masukan.

3. Tahap Penyelesaian

Analisis data dalam penelitian tersebut akan menemukan hasil dari fokus
penelitian yang telah direncanakan. Pada tahap penyelesaian, setelah peneliti
melakukan pengecekan keabsahan data dengan mengikuti arahan pembimbing
selama melakukan penyusunan setiap bab dan melakukan analisis data, peneliti
menyimpulkan hasil penelitian yang dilakukan dan menyusun penelitian ini ke
dalam bentuk tugas akhir atau skripsi secara utuh. Arahan dan masukan dari
pembimbing diterima dan diikuti dengan baik oleh penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian sampai akhir dengan hasil yang baik dan
maksimal.

42
DAFTAR PUSTAKA

Deanty Rumandang Bulan, Sri Ayu Dewi. 2019. “Analisis Unsur Intrinsik Novel Patah
Hati Terindah Karya Aguk Irawan Serta Pemanfaatannya Sebagai Salah Satu
Alternatif Bahan Ajar Di SMP Kelas VIII.” jurnal Bahasa Sastra Indonesia dan
Pengajarannya 12 Nomor 1(4): 27–34.
Fabiana Meijon Fadul. 2019. “済無No Title No Title No Title.” : 392–403.
Hermawan, Dani dan Shandi. 2019. “Pemanfaatan Hasil Analisis Novel Seruni Karya
Almas Sufeeya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.” Jurnal Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya 12(1): 11–20.
https://ejournal.unibba.ac.id/index.php/metamorfosis/article/download/125/127/
468.
Kesetiaandalam, D A N, Gottlieb Tinjauan, and Sosiologi Sastra. “Novel Perempuan
Berwajah Seribu Karya Eli.”
Kusumawardani, Anggraeni, and Buletin Psikologi. 1951. “CONVENTION Générale
Entre La France et Le Grand-Duché de Luxembourg Sur La Sécurité Sociale.”
Archives de médecine sociale 7(1): 38–48.
Lestari, Sri Uji; Saraswati, Ufi; Muntholib, Abdul. 2018. “Penanaman Nilai-Nilai
Nasionalisme Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Perjuangan Rakyat Sukorejo
Kelas XI Di SMA Negeri 1 Sukorejo.” ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu
Sejarah 13(2): 205–15.
Literate, Syntax, and Jurnal Ilmiah Indonesia. 2020. “Penanaman Nilai Cinta Tanah
Air Disekolah.” : 274–82.
Liye, Tere et al. 2020. “NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL HUJAN KARYA
TERE LIYE SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KAJIAN PROSA PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI DIKSATRASIADA UNIVERSITAS
MATHLA ’ UL ANWAR BANTEN Oleh Sopyan Sauri Program Studi
Diksatrasiada Universitas Mathla ’ Ul Anwar Banten.” V(1): 69–83.
Masyarakat, Era. 2022. Sastra Dan Anak Di Era Masyarakat 5.0.
Pratiwi, Nuning Indah. 2017. “(DATA PRIMER SEKUNDER) Penggunaan Media
Video Call Dalam Teknologi Komunikasi.” Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial 1(2):
212. http://journal.undiknas.ac.id/index.php/fisip/article/view/219/179.
Prosiding, Tim. 2000. “W W Id W W W . M.”

43
Rahma, Khofifa, and Eka Airlangga. 2020. “JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 4 No. 3
Juli 2020.” Jurnal Ilmiah Kohesi 4(3): 149–55.
Stilistika, Kajian et al. 2021. “Intan Ari Gita Saraswati, 2021 KAJIAN STILISTIKA
DALAM KUMPULAN CERPEN ORANG-ORANG PINGGIRAN KARYA
LEA PAMUNGKAS DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR
MODUL DI KELAS XI SMA Universitas Pendidikan Indonesia |
Repository.Upi.Edu | Perpustakaan.Upi.Edu.” : 1–7.
Suhandi, Rahmad, Herman J Waluyo, and Nugraheni Eko Wardani. 2018. “Kajian
Sosiologi Sastra Pada Cerpen-Cerpen Karya Eka Kurniawan.” Seminar Nasional
Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0 2(7): 317–
22.
Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, and Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas
XI SMA/MA/SMK/MAK.
Sumampir, S D Negeri. 2014. Mata Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas Iv Mata Pelajaran
Ips Pada Siswa Kelas Iv.
Wiyatmi. 2013. “Sosiologi Sastra: Teori Dan Kajian Terhadap Sastra Indonesia.”
Kanwa Publiser: 1–159.
staffnew.uny.ac.id/upload/131873962/pendidikan/Bahan+ajar+Sosiologi+Sastra.
pdf.
Yanti, Windar, M Taufik, Indhira Asih, and Viviani Yandari. 2022. “PRIMARY :
JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR VOLUME 11 NOMOR 4
AGUSTUS 2022 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAJALAH
PINTAR EDUKATIF IPS DEVELOPMENT OF SOCIAL SCIENCE
LEARNING SUBJECT ’ S EDUCATIVE SMART MAGAZINE AS
LEARNING MEDIA FOR STUDENTS AT GRADE I.” 11(4): 1055–62.

44
LEMBAR PROPOSAL PENELITIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS PAKUAN

Nama : Dania Fitriana


NPM : 03211075
Judul Skripsi : Analisis Nilai Nasionalis Dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S.
Chudori Serta Impilikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Dan
Sastra Indonesia Di SMA

Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dra. Tri Mahajani, M.Pd. Sandi Budiana, M.Pd.


NIK : 0109.89025136 NIK : 1.1006025469

Diketahui Oleh :
Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. H. Aam Nurjaman, M.Pd.


NIP : 19651161992031002

Anda mungkin juga menyukai