DESAIN PENELITIAN
Oleh
RESIE HESDIYANTI
NIM : 311910134
DESAIN PENELITIAN
Oleh
RESIE HESDIYANTI
NIM : 311910134
Desain penelitian ini diajukan sebagai syarat untuk menempuh seminar Desain
penelitian Pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP PGRI) Pontianak
Disetujui Oleh
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan desain
penelitian ini dengan judul “Peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape Dialek Binua
Sakanis Desa Bagak Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak”. Desain Penelitian
ini disusun sebagai salah satu syarat yang diajukan sebagai persyaratan
menempuh seminar proposal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP PGRI Pontianak. Keberhasilan desain penelitian ini tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat,
penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Dewi Leni Mastuti, M.Pd sebagai dosen pembimbing utama yang banyak
memberikan masukan dan saran serta bimbingan secara intensif dan penuh
kesabaran kepada penulis selama proses penyusunan desain penelitian ini
sehingga desain penelitian ini dapat terselesaikan.
2. Indriyana Uli, M.Pd sebagai dosen pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan serta bimbingan secara intensif
dan penuh kesabaran kepada penulis selama proses penyusunan desain
penelitian ini.
3. Muhamad Firdaus, M.Pd sebagai Rektor IKIP-PGRI Pontianak yang telah
memberikan dorongan dan sarana dalam proses perkuliahan.
4. Muhammad Lahir, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni IKIP PGRI Pontianak yang telah memberikan kesempatan dan
persetujuan dalam penulisan desain penelitian ini.
5. Al Ashadi Alimin, M.Pd sebagai Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa
dan Seni IKIP PGRI Pontianak yang telah memberikan kesempatan dan
persetujuan dalam penulisan desain penelitian ini.
6. Muhammad Thamimi, M.Pd sebagai ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia yang telah membantu dan memberikan masukan dan
arahan kepada penulis.
i
7. Hariyadi, M.Pd sebagai Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak, yang telah memberikan kemudahan
dalam penyusunan desain penelitian ini.
8. Dr. Elva Sulastriana, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik yang telah
membantu dan memberikan arahan dalam proses perkuliahan dan proses
pengajuan judul.
9. Bapak dan ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP-PGRI Pontianak yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama
penulis menempuh perkuliahan.
10. Staf Prodi dan Akademik Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan dukungan dan pelayanan kepada penulis.
11. Orang tua tercinta, Bapak Silpanus Dino dan Ibu Yuliana Nita Cian yang
selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis selama penulisan desain
penelitian ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, khususnya kelas A sore angkatan 2019 dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan
dorongan kepada penulis sehingga terselesaikannya desain penelitian ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan desain
penelitian ini, apa bila terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
segala kekurangan dalam penyusunan desain penelitian ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................iv
BAGIAN I RENCANA PENELITIAN...............................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian..................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................6
E. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................7
F. Metodologi Penelitian..................................................................8
1. Jenis dan Bentuk Penelitian...................................................8
2. Latar Penelitian....................................................................11
3. Data dan Sumber Data.........................................................11
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................14
5. Teknik Analisis Data...........................................................18
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data..................................22
G. Jadwal Penelitian.......................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAGIAN I
RENCANA PENELITIAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan warna lokal atau identitas suatu daerah yang
berkembang dan dilestarikan turun temurun sehingga dapat dijadikan
lambang atau identitas bangsa. Begitu pula halnya dengan bahasa dan sastra
yang dimiliki suatu daerah yang juga patut untuk dijaga dan dilestarikan agar
tetap menjadi jati diri bangsa dan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan,
guna perkembangan suatu bangsa, dengan bahasa masyarakat dapat saling
berkomunikasi dan berinteraksi.
Bahasa merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia
dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi yang
digunakan untuk berinteraksi, baik dalam keluarga, masyarakat maupun
pendidikan, bahasa merupakan sistem lambang yang berwujud bunyi sebuah
lambang tentu melambangkan sesuatu, yaitu suatu pengertian, suatu konsep,
suatu ide, atau pikiran, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna,
oleh karena itu bahasa dikatakan sebagai alat komunikasi manusia, baik lisan
maupun tulisan. Dengan bahasa, manusia dapat mengatur kehidupannya
sehingga timbul kebudayaan, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan
masyarakat, begitupun halnya dengan bahasa daerah yang merupakan bentuk
kebudayaan dan alat komunikasi yang pertama dimiliki oleh setiap penutur
bahasa sehingga bahasa tersebut harus tetap dijaga dan dilestarikan guna
dapat menunjukan lambang identitas masyarakat penutur bahasa tersebut. Di
dalam tuturan bahasa daerah pastilah terdapat peribahasa yang menggunakan
bahasa daerah itu sendiri.
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu
maksud, keadaan seseorang atau hal-hal yang mengungkapkan kelakuan,
perbuatan mengenai diri seseorang. Berkaitan dengan hal ini Wisesa (2015:1)
mengemukakan bahwa peribahasa merupakan ayat atau kelompok kata yang
mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal,
1
2
cakupannya dari sub suku dayak yang lainnya. Dayak Kanayatn ini mayoritas
ada di Kabupaten Landak, Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis
merupakan salah satu sub suku dan tuturan bahasa yang ada di Kabupaten
Landak lebih tepatnya di Desa Bagak. Alasan penulis mengambil suku Dayak
Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis merujuk kepada besarnya jumlah
cakupan dayak Kanayatn yang ada di Kabupaten Landak dan penulis juga
salah satu orang yang menjadi penutur asli bahasa Dayak Kanayatn
Ba’Ngape Dialek Binua Sakanis.
Alasan penulis memilih Desa Bagak Kecamatan Menyuke Kabupaten
Landak sebagai lokasi penelitian karena Pertama mayoritas penutur bahasa
Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis ada di Desa Bagak
Kecamatan Menyuke. Kedua penggunaan peribahasa masih digunakan
masyarakat Desa Bagak Kecamatan Menyuke sebagai bahasa tambahan atau
biasanya peribahasa disisipkan dalam berkomunikasi untuk mengumpamakan
sesuatu. Ketiga penulis juga termaksud penduduk asli Desa Bagak sehingga
dapat mempermudah penulis dalam berinteraksi dan berkomunikasi saat
melakukan penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini yaitu mendeskripsikan dan mengetahui
peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis Desa Bagak
Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak. Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan jenis-jenis peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape
dialek Binua Sakanis Desa Bagak Kecamatan Menyuke Kabupaten
Landak?
2. Mendeskripsikan makna dalam peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape
dialek Binua Sakanis Desa Bagak Kecamatan Menyuke Kabupaten
Landak?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoretis maupun secara praktis bagi semua pihak dan semua kaum
cendekiawan dalam menjaga dan melestarikan peribahasa daerah khususnya
peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis. Manfaat
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk mendukung teori kajian linguistik
khususnya bidang semantik, yaitu kajian makna. Penelitian ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan ilmu kebahasaan, khususnya peribahasa
daerah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat terlebih khususnya bagi masyarakat Dayak
Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua Sakanis tentang peribahasa guna
sebagai pemertahanan budaya.
b. Bagi Pendidik
Setiap temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan yang dapat mempermudah pemahaman setiap pendidik
7
b. Dayak Kanayatn Ba’Ngape adalah salah satu dari sekian banyak sub
suku Dayak yang menghuni pulau Kalimantan, tepatnya di daerah
Kabupaten Landak Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak.
c. Dialek adalah variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada
pada suatu tempat, wilayah atau daerah tertentu, selain itu dialek juga
dapat digunakan untuk membedakan tuturan dari sudut pandang kelas
sosial dan kelompok yang berbeda dengan kelompok lain atau sebagai
ciri khas dari daerah mana penutur bahasa berasal.
d. Binua Sakanis adalah pengelompokan tempat atau perkampungan
menjadi satu daerah atau benua (secara suku Dayak) dengan tradisi,
adat istiadat, budaya, serta bahasa yang sama.
2. Konseptual Sub Fokus Penelitian
a. Jenis-jenis peribahasa Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua
Sakanis terdapat lima jenis peribahasa, yaitu peribahasa pepatah,
perumpamaan, ibarat, tamsil, dan pameo.
b. Makna adalah hubungan lambang bunyi dengan acuannya guna untuk
memberikan penjelasan
c. dari setiap lambang dan bahasa yang diutarakan atau disampaikan
oleh penutur bahasa.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Bentuk Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian atau jenis metode penelitian merupakan aspek
yang sangat berpengaruh terhadap hasil suatu penelitian. Jenis metode
penelitian merupakan pendekatan atau cara ilmiah yang dilakukan
untuk mendapatkan informasi dan data dengan tujuan tertentu.
Sejalan dengan hal ini Siswantoro (2021:55) mengatakan bahwa
metode berarti cara yang dipergunakan seorang peneliti di dalam usaha
memecahkan masalah yang diteliti. Sejalan dengan pendapat di atas
Sugiyono (2013:6) mengatakan bahwa metode penelitian pada
9
1) Nama : Janteng
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun Date Nanga
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : Strata 1 (S1)
2) Nama : Sujono Abir
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dusun Date Nanga
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : SMA
3) Nama : Sungki
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Dusun Date Nanga
Pekerjaan : Guru
Pendidikan : Strata 1 (S1)
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data, metode menunjukan suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan melalui teknik yang dipilih dalam melakukan penelitian.
Sedangkan alat pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data yang akan diperolehnya. Pengumpulan
data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah
penelitian. Oleh karena itu, pemilihan teknik dan alat pengumpul data
yang sesuai perlu diperhatikan. Adapun teknik dan alat pengumpul data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan
dalam mengumpulkan data dengan alat pengumpul data yang cocok
15
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penarikan Kesimpulan
(Conclusions:Drawing/
Verifying)
sore hari, mengingat sumber data sulit untuk ditemui pada pagi hari,
namun untuk menguji keabsahan data maka penulis akan
menggunakan waktu di pagi hari untuk melakukan wawancara dan
akan diatur kembali pertemuannya dengan informan atau sumber data.
A. Hakikat Peribahasa
1. Pengertian Peribahasa
Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang
menyatakan suatu maksud, keadaan seseorang, atau hal-hal yang
mengungkapkan kelakuan, perbuatan mengenai diri seseorang. Peribahasa
juga merupakan kalimat singkat yang didalamnya mempunyai makna
yang sangat dalam artinya, peribahasa juga bisa digunakan dalam
berkomunikasi yaitu dapat disisipkan dalam pembicaraan gunanya untuk
menyampaikan sesuatu, karena penggunaan peribahasa dalam
pembicaraan lebih cepat dimengerti orang lain dari pada dengan
mengungkapkannya secara langsung.
Berkaitan dengan hal ini Indriawan (2013:1) mengemukakan
bahwa peribahasa merupakan ungkapan yang tidak langsung, namun
secara tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh
pendengar atau pembaca karena sama-sama hidup dalam suatu
lingkungan budaya yang sama. Wisesa (2015:1) menyatakan bahwa
peribahasa juga bisa diartikan sebagai ayat atau kelompok kata yang
mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu,
bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu
perbandingan makna yang sangat jelas. Ungkapan atau kalimat ringkas
padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau
aturan tingkah laku. Dalam budaya Melayu peribahasa merupakan bagian
dari bahasa kiasan. Chaer (2013:77) mengemukakan bahwa “peribahasa
ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan maka lazim juga
disebut dengan nama perumpamaan”. Hartati (2015:258) mengemukakan
bahwa “Peribahasa merupakan tuturan tradisional yang bersifat tetap
pemakaiannya mengandung makna kias”.
28
29
orang Ba’kati’, istilah Kanayatn ini berasal dari nama salah satu jenis rotan
untuk menjemur pakaian. Sedangkan pada orang Ba’nana’, Ba’ahe,
Ba’damea, Ba’jare, istilah Kanayatn diperoleh dari kata Nganayatn
(persembahan kepada Jubata karena pekerjaan telah selesai). Jika melihat dua
versi istilah ini, maka pada orang Ba’kati, istilah tersebut merujuk pada nama
tempat, sedangkan pada orang Ba’nana’, Ba’ahe, Ba’jare, Ba’damea merujuk
pada budaya khususnya religi dan sastra lisan. Namun, dalam sastra lisannya,
semua suku, baik Ba’kati’/Ba’nyadu’ maupun Ba’nana’, Ba’ahe, Ba’jare,
Ba’ngape dan Ba’damea masih mengarahkan tempat persembahan kepada
Jubata.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa suku
Dayak Kanayatn merupakan suku yang ada di pulau Kalimantan yang
bermukim di pedalaman pulau Kalimantan dan saat ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu signifikan sehingga mampu bersaing di
masyarakat luas. Dayak Kanayatn Ba’Ngape merupakan sub suku Dayak
yang ada di daerah Kabupaten Landak Kecamatan Menyuke, bahasa yang
digunakan yaitu bahasa Dayak Kanayatn Ba’ahe dan Ba’nana’ atau
Ba’ngape yang saat ini masih tetap digunakan.
C. Dialek
Dialek merupakan ragam bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif yang berada pada suatu tempat, wilayah atau daerah
tertentu. Para penutur dalam suatu wilayah tertentu memiliki ciri khas
tersendiri yang membedakannya dengan penutur lainnya, artinya dialek juga
merupakan variasi bahasa atau ragam bahasa berdasarkan faktor atau letak
geografis.
Sejalan dengan hal ini, Tyasrinestu dkk (2016:16) mengemukakan
bahwa “dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang
jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu”.
Sejalan dengan pendapat tersebut Chaer (2014:55) “dialek adalah variasi
bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu
34
tempat atau suatu waktu”. Kemudian hal ni juga dikemukakan oleh Alek
(2018:197) “dialek merupakan variasi bahasa yang berbeda-beda menurut
pemakai, variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok bahasawan di tempat
tertentu”. Sejalan dengan ini Siswanto dkk (2015:9) mengemukakan bahwa
“dialek itu membedakan juga atas dialek yang bersifat horisontal dan yang
bersifat vertikal. Dialek bersifat horisontal menunjukan variasi bahasa yang
bersifat geografis, perbedaan satu daerah dengan daerah bahasa yang lain
dalam lingkungan suatu masyarakat bahasa”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
dialek merupakan variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada
pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu, dialek digunakan untuk
membedakan tuturan dari sudut pandang kelas sosial dan kelompok yang
berbeda dengan kelompok lain atau sebagai ciri khas dari daerah penutur
berasal.
D. Binua Sakanis
Binua adalah pengelompokan suatu tempat atau kampung menjadi
satu tempat atau satu benua dengan bahasa dan dialek yang sama serta adat
istiadat yang sama. Binua Sakanis merupakan salah satu sub suku dayak yang
ada di Kalimantan Barat, yang terletak di Kabupaten Landak, Kecamatan
Menyuke tepatnya di Desa Bagak, bahasa yang digunakan di Binua Sakanis
adalah bahasa Ba’ngape/Ngalampa’.
Sejalan dengan hal ini Chandra dkk (2022:194) mengemukakan
bahwa binua merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa kampung
(dulunya Radakng/Bantang). Masing-masing binua punya otonominya sendiri
sehingga komunitas binua yang satu tidak dapat mengintervensi hukum adat
di binua lain. Setiap binua dipimpin oleh seorang timanggong (kepala desa).
Timanggong memiliki jajaran-bawahan yaitu pasirah (pengurus adat) dan
pangaraga (pengacara adat). Ketiga pilar ini menjadi lembaga adat Dayak
Kanayatn.
35
E. Hakikat Semantik
1. Pengertian Semantik
Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji
tentang makna bahasa, dengan kata lain semantik adalah pembelajaran
atau ilmu tentang makna yang terkandung dalam suatu bahasa, kode atau
lambang, atau representasi lain. Maka berarti makna adalah arti dari
sebuah bahasa baik yang diucapkan maupun yang tertulis
Sejalan dengan hal ini Tarigan (2015:7) “semantik adalah telaah
makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang
menyatakan makna, huungan makna yang satu dengan yang lain, dan
pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat”. Menurut Chaer (2013:2)
kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari
bahasa Yunani sema yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya
adalah samaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan”. Yang
dimaksudkan dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata
sema itu adalah tanda linguistik (Prancis: signe linguistique). Kata
36
atau makna umum dan makna khusus. Menurut Amilia dan Anggraeni
(2017:7) “kata makna mengacu pada pengertian yang sangat luas.
Walaupun makna ini adalah persoalan bahasa, tetapi kaitan dan
keterikatannya dengan segala segi kehidupan manusia sangat erat. Alek
(2018:93) mengemukakan bahwa pemakaian makna disejajarkan dengan
arti. Perhatikanlah makna berikut dengan keberadaannya yang tak pernah
dikenali secara cermat sehingga dianggap sejajar arti, gagasan, konsep,
pernyataan, pesan, informasi, dan firasat isi pikiran. Arti sebenarnya
memiliki pengertian yang paling dekat dengan makna, meskipun bukan
merupakan sinonim mutlak (saling menyulih). Sedangkan pikiran, ide,
gagasan, dalam bahasa Inggris sama dengan thought, merupakan aktivitas
mental, meliputi konsep maupun pernyataan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa makna
dibedakan menjadi beberapa jenis, makna mengacu pada pengertian yang
luas dan pemakaian makna disejajarkan dengan arti, gagasan, konsep,
pernyataan, pesan, informasi, dan firasat isi pikiran. Dalam rencana
penelitian ini penulis hanya memfokuskan makna peribahasa berdasarkan
jenis-jenis peribahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Aloy, dkk. (2008). Mozaik Dayak Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak Di
Kalimantan Barat. Pontianak : Institut Dayakologi.
Amalia, F & Anggraeni, Asti W. (2017). Semantik Konsep dan Contoh Analisis.
Malang : MADANI.
Hartati, S. (2015). Jenis Makna dan Fungsi Peribahasa Maanyan (Type, Meaning,
and Function Of The Maanyan Prover). Journal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran, 5 (2) 255-273.
38
39
LAMPIRAN I
Data Informan
1. Nama : Janteng
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 62 Tahun
Alamat : Dusun Date Nanga Desa Bagak
Pekerjaan : Tani
Agama : Khatolik
Pendidikan : S.Pg
Jabatan : pasirah/Pengurus Adat
41
3. Nama : Sungki
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 59 Tahun
Alamat : Dusun Date Nanga Desa Bagak
Pekerjaan : Guru
Agama : Khatolik
Pendidikan : S.Pg
Jabatan : pasirah/Pengurus Adat
43
LAMPIRAN II
Panduan Wawancara
No Instrumen Pertanyaan
1 Apa 1. Apa yang dimaksud dengan peribahasa yang bapak ketahui yang
ada dimasyarakat Dayak Kanayatn Ba’Ngape dialek Binua
Sakanis?
2. jenis-jenis peribahasa apa saja yang sering diucapkan masyarakat
di daerah Binua Sakanis ini?
3. Bisakah bapak sebutkan peribahasa-peribahasa yang ada di daerah
Binua Sakanis ini?
2 Di mana 1. Dimana saja kita bisa mendengarkan peribahasa daerah ini?
3 Kapan 1. Kapan peribahasa tersebut dapat digunakan?
4 Siapa 1. Siapa saja yang boleh mengucapkan peribahasa daerah Binua
Sakanis ?
5 Mengapa 1. Mengapa di zaman generasi muda sekarang ini peribahasa sudah
jarang digunakan di daerah ini?
6 Bagaimana 1. Bagaimana makna peribahasa yang ada di daerah Binua Sakanis
ini?
44
LAMPIRAN III
Kartu Data
2 Peribahasa
Perumpamaan
3 Peribahasa
Ibarat
4 Peribahasa
Tamsil
5 Peribahasa
Pameo
LAMPIRAN IV
46
LAMPIRAN V
47
LAMPIRAN VI
48
LAMPIRAN VII
49
LAMPIRAN VIII
50