Anda di halaman 1dari 24

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/365488727

Hakikat Bahasa dan Pembelajaran Bahasa

Chapter · November 2022

CITATIONS READS

0 2,192

1 author:

Muhammad Asip
Universitas Negeri Yogyakarta
29 PUBLICATIONS 4 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Literacy Media View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Asip on 18 November 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


COVER
BUNGA RAMPAI

PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DI SD
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DI SD
Muhammad Asip
Try Annisa Lestari
Maisura
Juliati
Lika Apreasta
Dwi Setyaningsih
Eka Rihan K.
Rina Devianty
Juliana
Indah Mutia
Raysyah Putri Sitanggang

Editor:
Maisarah

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA DI SD

Muhammad Asip
Try Annisa Lestari
Maisura
Juliati
Lika Apreasta
Dwi Setyaningsih
Eka Rihan K.
Rina Devianty
Juliana
Indah Mutia
Raysyah Putri Sitanggang
Editor :
Maisarah
Tata Letak :
Linda Setia K Zendrato
Desain Cover :
Syahrul Nugraha
Ukuran :
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman :
iv, 187
ISBN :
978-623-362-775-7
Terbit Pada :
November 2022

Hak Cipta 2022 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa karena memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga buku ini dapat dipublikasikan. Buku ini
merupakan buku nasional yang disusun oleh sejumlah
akademisi dan praktisi di bidang Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, maupun bidang Linguistik berasal dari
berbagai daerah di Indonesia. Penulis berkolaborasi untuk
menghasilkan buku dengan tema “Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di SD”. Buku ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif di bidang pendidikan,
khususnya mengenai materi dan praktik pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar.
Buku ini terdiri dari 11 bab, yaitu: (1) hakikat bahasa dan
pembelajaran bahasa; (2) hakikat sastra dan karya sastra;
(3) materi bahasa Indonesia di sekolah dasar; (4)
keterampilan dalam berbahasa; (5) kegiatan pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia; (6) media pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia; (7) penilaian pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia; (8) pelafalan dan penulisan
lambang bilangan yang benar; (9) penggunaan tata bahasa
yang benar; (10) materi cerita dan drama untuk anak-
anak; dan (11) materi puisi untuk anak-anak. Buku ini
masih jauh dari kata sempurna dan kemungkinan
pembaca akan menemukan beberapa kekurangan. Oleh
karena itu, kami menerima masukan dan saran dari
pembaca terkait penyempurnaan buku ini.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih yang tidak
terhingga kepada semua pihak yang mendukung proses
penyusunan dan publikasi buku ini, khususnya kepada
Penerbit Media Sains Indonesia sebagai inisiator program
buku. Semoga buku ini memberikan sumbangsih
pengetahuan yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah
bagi setiap orang yang memanfaatkan ilmunya.

Medan, Oktober 2022


Editor

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................ii
1 HAKIKAT BAHASA
DAN PEMBELAJARAN BAHASA ..............................1
Pengertian Bahasa ..................................................1
Perkembangan Bahasa Indonesia ...........................2
Makna dan Bentuk Bahasa Indonesia ....................3
Fungsi Bahasa Indonesia ........................................5
Konsep Belajar ........................................................6
Belajar Bahasa .......................................................7
Keterampilan Bahasa ..............................................8
Model Pembelajaran Bahasa ...................................9
2 HAKEKAT SASTRA DAN KARYA SASTRA ..............17
Konsep Sastra.......................................................17
Karya Sastra .........................................................19
Pemilihan Sastra untuk Anak ...............................19
Apresiasi Karya Sastra Anak .................................21
3 MATERI BAHASA INDONESIA
DI SEKOLAH DASAR ............................................27
Materi Bahasa Indonesia SD
Berdasarkan Kurikulum 2013 .............................27
Aspek-Aspek Pembelajaran
Bahasa Indonesia SD ............................................32
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Terpadu di SD.......................................................40

ii
4 KETERAMPILAN DALAM BERBAHASA..................45
Pengertian dan Manfaat
Keterampilan Berbahasa .......................................45
Keterampilan Menyimak
(Permulaan dan Lanjutan) ....................................46
Keterampilan Berbicara
(Permulaan dan Lanjutan) ....................................49
Keterampilan Membaca
(Permulaan dan Lanjutan) ....................................54
Keterampilan Menulis
(Permulaan dan Lanjutan) ....................................56
Keterampilan Antar Aspek
Keterampilan Berbahasa .......................................60
5 KEGIATAN PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ......................65
Teori Belajar Bahasa .............................................65
Pendekatan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar.................66
Model Pembelajaran Reseptif-Produktif
dalam Bahasa dan Sastra Indonesia
di Sekolah Dasar...................................................77
6 MEDIA PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD ............83
Pengertian Media Pembelajaran ............................83
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran .............84
Media Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di SD ......................86
Media Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di Era Digital ..........90

iii
7 PENILAIAN PEMBELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ......................95
Hakikat Penilaian Pembelajaran ...........................95
Penilaian Keterampilan Berbahasa Lisan ............102
Penilaian Keterampilan Berbahasa Tulisan .........107
8 PELAFALAN DAN PENULISAN
LAMBANG BAHASA YANG BENAR ......................113
Fonologi Bahasa Indonesia .................................113
Lambang Tulis Bunyi Bahasa ............................. 118
Morfologi Bahasa Indonesia ................................ 122
9 PENGGUNAAN TATA BAHASA YANG BENAR ......135
Pendahuluan ......................................................135
Pengertian Tata Bahasa Indonesia ......................136
Bidang dalam Tata Bahasa Indonesia .................137
Model Tata Bahasa Indonesia ............................. 141
Penggunaan Tata Bahasa di Sekolah ..................143
10 MATERI CERITA DAN DRAMA
UNTUK ANAK-ANAK ...........................................149
Hakikat Cerita Anak-Anak ..................................149
Unsur-Unsur Pembangun dan Struktur Cerita ...152
Analisis Cerita Anak-Anak ..................................163
11 MATERI PUISI UNTUK ANAK-ANAK ....................169
Pengertian Puisi ..................................................169

iv
1
HAKIKAT BAHASA
DAN PEMBELAJARAN BAHASA

Muhammad Asip, S.Pd., M.Pd.


Universitas Negeri Yogyakarta

Pengertian Bahasa

Dunia mempunyai banyak ragam bahasa. Setiap bahasa


dengan khas tersendiri yang membedakan antara bahasa
yang satu dengan bahasa yang lainnya. Bahasa adalah
alat komunikasi utama dan selalu terjadi dalam konteks
sosial (Kuiper & Allan, 2017). Bahasa secara ekslusif
hanya dimiliki manusia terdapat perbedaan yang jelas
dari sesi lingustik dan non-lingustik serta memiliki makna
(Burridge & Stebbins, 2019). Richards and Webber,
menyebutkan bahasa adalah sistem komunikasi manusia
yang dinyatakan melalui suara atau ungkapan tulis yang
terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar
seperti morfem, kata dan kalimat. Sedangkan menurut
Sapir, bahasa sebagai suatu naluriah yang dimiliki
manusia untuk mengkomunikasikan ide-ide, emosi dan
keinginan yang menggunakan simbol yang dibuat untuk
tujuan tertentu (Wiratno & Santosa, 2014). Bahasa adalah
alat komunikasi, bersifat arbitrer, konvensional dan
merupakan lambang bunyi (Suhandra, 2019). Bahasa
adalah alat komunikasi yang bermakna (Noermanzah,
2019). Bahasa dalam pengertian kamus besar Bahasa
Indonesia adalah sistem lambang bunyi berartikulasi yang
bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai
sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan
pikiran (Sugono, D., 2008).

1
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukan diatas maka
dapat ditarik sebuah kesimpulan pengertian bahasa yaitu
sikap alamiah manusia untuk berkomunikasi dengan
manusia lainnya dengan menggunakan simbol, bunyi dan
melibatkan panca indra dalam memberikan stimulus dan
respon terhadap lawan berkomunikasi, sehingga maksud
dan tujuan simbol, bunyi dan lambang dapat dipahami
dan dimengerti.

Perkembangan Bahasa Indonesia

Awal mula terbentuknya Bahasa Indonesia merupakan


Bahasa Melayu. Ketersebaran Bahasa Melayu dikawasan
Asia Tenggara menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa
perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan (Sujinah
et al., 2018). Bahasa Melayu terbagi menjadi dua jenis
yaitu Bahasa Melayu Tinggi dan Bahasa Melayu Pasar.
Bahasa Melayu Tinggi bersifat sulit, halus, penuh sindiran
dan kurang ekspresif, sedangkan Bahasa Melayu Pasar
bersifat sangat lentur, mudah dimengerti, dan ekspresif.
Bahasa Melayu Pasar inilah yang akan menjadi cikal
bakal Bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang
(Waraulia, A.M., 2018). Ada banyak bukti sejarah yang
mengungkapkan bagaimana ketersebaran Bahasa
Melayu, salah satunya dari peninggalan kerajaan
Sriwijaya abad ke-7 masehi bahwa Bahasa Melayu Kuno
digunakan sebagai bahasa kenegaraan. Bukti
penggunaan Bahasa Melayu Kuno terdapat dalam empat
prasasti yang ditemukan di Pulau Sumatera yaitu; 1)
prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 683 M
(Palembang), 2) prasasti Talang Tuo berangka tahun 684
M (Palembang), 3) prasasti Kota Kapur berangka tahun
686 M (Bangka Barat), 4) prasasti Karang Brahi berangka
tahun 688 M (Jambi), (Putrayasa, 2018). Semua prasasti
bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna
dengan campuran Bahasa Sanskerta. Sedangkan di Pulau
Jawa ditemukannya prasasti di Jawa Tengah berangka
abad ke-9 M dan prasasti Bogor berangka abad ke-10 M.
Bukti lainnya penemuan keping tembaga Laguna di dekat
Manila (Pulau Luzon) tahun 900 M yang merupakan milik
kerajaan Sriwijaya.

2
Ejaan resmi Bahasa Melayu pertama kali disusun Ch. A.
Van Ophuijsen dengan bantuan Moehammad Taib Soetan
Ibrahim dan Nawawi Soetan Ma’moer dalam kitab Logat
Melayu tahun 1801 (Putrayasa, 2018). Sebelum tahun
1928 telah melakukan pergerakan-pergerakan
kebangsaan yang dikenal dengan sebutan Indonesia.
Seiring berjalannya waktu maka tanggal 28 Oktober 1928
terjadi peristiwa yang melibat putra dan putri Indonesia
atau lebih dikenal dengan sebutan “sumpah pemuda”,
secara resmi dan diakui bahwa Bahasa Indonesia adalah
bahasa persatuan Indonesia. Beberapa alasan yang
menguatkan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia
yaitu; 1) Bahasa Melayu merupakan lingua franca, 2)
penyebaran Bahasa Melayu lebih luas dibandingkan
Bahasa Jawa, Sunda, Madura dan lainnya, 3) Bahasa
Melayu berkrabat dengan bahasa-bahasa di nusantara, 4)
Bahasa melayu memiliki sistem sederhana sehingga
mudah dipelajari, 5) Adanya kerelaan dan keinsafan
secara sadar dari selain Bahasa Melayu dan menerima
Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan, dan 6) Bahasa
Melayu dapat dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam
arti luas (Sujinah et al., 2018).

Makna dan Bentuk Bahasa Indonesia

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa untuk


memberikan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan
pada lawan berkomunikasi. Berbahasa yang baik adalah
berbahasa yang mempunyai makna. Sebenarnya makna
itu sendiri apa? Jika diberikan pertanyaan seperti ini
tentu akan dijawab dengan penjelasan yang berupa kata-
kata dan kalimat. Makna adalah sistem lambang atau
sistem tanda yang diwujudkan dalam satuan-satuan
bahasa seperti leksem, frasa, kalimat dan lain sebagainya
(Chaer & Muliastuti, 2014). Jika dikaji lebih jauh terkait
makna bahasa akan memberikan ulasan arti makna
berbahasa. Makna bahasa mengacu pada yang kita
artikan atau apa yang kita maksudkan (Amelia, F.,
Anggraeni, 2017). Berkomunikasi menjadi bermakna jika
yang dimaksudkan tersampaikan dan direspon lawan
komunikasi.

3
Makna yang disampaikan dalam bentuk pesan sering
terjadi salah pengertian atau terjadi tangkapan informasi
yang keliru. Kesalahan dalam memahami bahasa dapat
diminimalisir dengan mempelajari semantik atau ilmu
yang mengkaji makna bahasa (Amelia, F., Anggraeni,
2017). Pemaknaan kata-kata yang dipahami seseorang
disebabkan lingkungan sekitar individu itu sendiri.
Pengaruh bahan bacaan, intraksi sosial, gambar, video,
suara dan lain sebagainya. Beberapa alasan yang
menyebabkan makna sesuatu mengalami perbedan
seperti melihat dan mendengar dari media masa,
mendengar dari masyarakat, kebiasaan sehari-hari dan
melihat makna (kata) dalam kamus besar Bahasa
Indonesia atau KBBI (Ramadan & Mulyati, 2020).
Pemaknaan didasari dengan penamaan sesuatu objek
atau sesuatu yang lainnya. Ada faktor yang menyebabkan
penamaan direspon secara berbeda oleh lawan
komunikasi kita. Faktor penamaan bunyi, penyebutan
sifat khas, penyebutan bagian, penemu atau pembuat
pertama kali, tempat asal, bahan, keserupaan dan
pemendekan (Amelia, F., Anggraeni, 2017). Selain makna
bahasa juga memiliki tataran bentuk. Bentuk bahasa
merujuk pada wujud audio atau wujud visual suatu
bahasa, wujud audio dapat kita ketahui dari bunyi-bunyi
yang kita dengarkan sedangkan wujud visual dapat
diketahui dari lambang-lambang yang tampak jika
dituliskan (Mustakim, 2014). Bentuk bahasa yang kita
pahami terkait dengan bentuk kata, bentuk kalimat dan
bentuk-bentuk lainnya. Secara morfologis bentuk kata
dibedakan berdasarkan kelas kata. Adapun kelas kata
terbagi menjadi kata kerja atau verba, kata sifat atau
adjektiva, kata keterangan atau adverbial, kata benda
atau nomina, kata ganti atau pronominal, kata bilangan
atau numeralia, dan kata tugas (Pancabudi, 2018). Makna
dan bentuk bahasa mempunyai hubungan yang erat.
Relasi makna dan bentuk berkaitan dengan kesamaan
makna atau sinonim, kebalikan makna atau antonim,
perbedaan makna atau homonim, kegandaan makna atau
polisemi, ketercakupan makna atau hiponim, dan
kelebihan makna atau redudansi (Wahyudin, 2019).

4
Fungsi Bahasa Indonesia

Bahasa yang digunakan diwilayah Republik Indonesia


adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
kenegaraan. Landasan dasar Bahasa Indonesia tertuang
dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 24
tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara
dan lagu kebangsaan. Secara spesifik fungsi Bahasa
Indonesia termuat dalam bab III tentang bahasa negara
pasal 25 ayat 2 yang berbunyi, “Bahasa Indonesia
berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional,
sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana
komunikasi antar daerah dan antar budaya daerah”
(Undang-Undang, 2009). Bahasa Indonesia diera
globalisasi menghadapi berbagai tantang seperti teknologi
canggih, kurangnya rasa bangga untuk menggunakan
Bahasa Indonesia serta derasnya arus bahasa asing.
Kedisiplinan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar akan mempertahankan eksistensi Bahasa
Indonesia. Diperlukan sebuah kesadaran dari masyarakat
Indonesia, terutama masyarakat sebagai pengguna
Bahasa Indonesia dalam menggunakan Bahasa Indonesia
(Murti, 2015). Selain faktor kesadaran yang disiplin untuk
menggunakan Bahasa Indonesia. Pola pembiasaan
menggunakan Bahasa Indonesia diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari (Nimas Permata Putri, 2017).
Bahasa Indonesia adalah jati diri bangsa Indonesia
sebagaimana semangat sumpah pemuda 1928 dalam
mengakui Bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia
benar-benar harus memahami bahwa Bahasa Indonesia
adalah alat pemersatu. Fungsi Bahasa Indonesia sebagai
pemersatu bangsa sangatlah penting (Inda Puspita Sari,
2015). Untuk mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai
pemersatu terkhusus ditingkat perguruan tinggi maka
dosen bahasa dan sastra dapat mengambil peran di era
globalisasi sekarang, seperti; 1) menjadi model Bahasa
Indonesia baik lisan maupun tulisan, 2) menciptakan
pembalajaran yang kreatif dan berpikir kritis, 3)
memberikan kesempatan pengembangan industri
dibidang kebahasaan dan kesastraan, 4) menjadi
fasilitator komunitas ilmiah bahasa dan kesastraan, 5)

5
memberikan peluang publikasi ilmiah dan pertukaran
mahasiswa (Noermanzah, 2015). Bahasa Indonesia
hendaknya selalu dilakukan monitoring yang
berkelanjutan dari berbahasa dasar sampai berbahasa
tingkat lanjutan. Kegiatan membina bahasa Indonesia
harus dilakukan secara berkelanjutan agar Bahasa
Indonesia tetap menjadi prioritas utama dalam pemakaian
Bahasa Indonesia dan menumbuhkan sikap positif
terhadap bahasa Indonesia (Aziz, 2016).

Konsep Belajar

Konsep merupakan abstraksi pemikiran yang merinci


atau langkah-lakanh yang akan diambil saat melakukan
aktivitas. Konsep adalah sesuatu yang dikandung dalam
pikiran: prinsip, ide, pemikiran umum atau abstrak atau
gagasan (Safdar et al., 2012). Belajar merupakan suatu
keharusan yang mesti dilakukan insan agar tercipta
perubahan yang lebih baik, bermanfaat untuk diri sendiri
dan lingkungan sekitar. Konsep belajar yang baik adalah
belajar yang dilakukan dengan kesadaran, karena
kebutuhan akan ilmu untuk memecahkan semua
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan. Belajar
selayaknya terus dilakukan selagi masih bernafas dan
jiwa masih bersama raga. Menjalani kehidupan tanpa
ilmu akan mengalami banyak tantangan. Jika ingin
memperoleh kebahagian dunia dan akhirat hendaklah
berilmu, sejatinya ilmu didapatkan dengan proses belajar.
Belajar bukan lagi aktivitas internal individualistik untuk
mencari solusi permanen (Behlol, 2010). Belajar dapat
dilakukan dimana saja dan belajar juga bisa dilakukan
bersama siapa saja. Belajar tidak selalu berada diruang
kelas, menggunakan buku, pena dan komputer. Alam
semesta baik benda mati dan makhluk hidup merupakan
sumber belajar bagi semua orang. Kita tidak boleh
menganggap belajar sebagai gagasan sederhana tentang
intraksi sehari-hari antara guru dan siswa di sekolah
(Outcomes & Terms, 2007). Belajar menjadikan
perubahan sikap yang membawa pada perkembangan
keterampilan yang belum pernah dimiliki sebelumnya.

6
Belajar berprogres dalam kebaikan dan perubahan.
Belajar adalah tentang perubahan; perubahan yang
dibawah dengan mengembangkan keterampilan baru,
memahami hukum ilmiah dan mengubah sikap (Sequeira,
2018).

Belajar Bahasa

Berbahasa tidak datang tiba-tiba, selalu ada proses


didalamnya apapun bahasanya. Ada proses
mendengarkan, menirukan, melafalkan, pengulangan dan
lain sebagainya. Berbahasa terbagi menjadi dua aspek
besar yakni kompetensi berbahasa dan praktis berbahasa.
Belajar berbahasa dalam rangka melakukan kegiatan
berbahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tertentu.
Komunikasi terkategori dalam tataran praktis berbahasa.
Berkomunikasi yang baik dengan orang lain atau
lingkungan masyarakat sudah pasti butuh belajar agar
tidak ada miskomunikasi atau kesalahan memahami
stimulus yang diberikan. Dalam belajar bahasa
menggunakan pendekatan komunikatif menekankan
pada tujuan pembelajaran yang mengutamakan
penggunaan bahasa secara baik dan benar oleh peserta
didik di lingkungan pendidikan ataupun lingkungan
sosial (Mulyaningsih, 2017). Belajar bahasa dapat dikaji
dengan mendalam menggunakan teori Noam Chomsky.
“Chomsky’s UG is a significant theory in the field of
linguistics” (Md. Enamul, 2020). Berbahasa untuk
berkomunikasi yang bermakna. Perkembangan bahasa
seseorang melalui proses yang dipengaruhi berbagai hal,
misalnya perkembangan usia, lingkungan sekitar dan lain
sebagainya. Perkembangan bahasa terus berlangsung
sepanjang hayat dan dipengaruhi berbagai faktor seperti
biologis, kognitif dan sosial-emosional (Arnianti, 2019).
Belajar bahasa bukan hanya sekedar struktur berbahasa.
Namun, belajar berbahasa terkait dengan moral, norma,
nilai dan budaya. Bahasa sebagai sarana penghubung
dengan lingkungan yang lebih luas, maka muncul istilah
bahasa nasional dan bahasa internasional. Semakin
banyak bahasa yang dikuasai sesorang akan
memudahkan untuk berkomunikasi dan sarana

7
pergaulan yang luas. Manusia tidak dapat dipisahkan
dengan bahasa, maka belajar bahasa sepanjang usia
menjadi suatu kebutuhan.

Keterampilan Bahasa

Kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang akan


menentukan kualitas komunikasi orang itu sendiri.
Kemampuan berbahasa melibatkan telinga, lidah,
pemikiran dan mempraktikan dalam karya tulisan.
Didunia ini mempunyai beragam bahasa, namun secara
umum keterampilan berbahasa hanya empat saja.
Keterampilan berbahasa terdiri dari menyimak, berbicara,
membaca dan menulis (Husain, 2015). Namun, jika
terkait keterampilan Bahasa Indonesia berdasarkan
kurkikulum merdeka terdiri dari menyimak, membaca
dan memirsa, berbicara dan mempresentasikan, serta
menulis. Keterampilan berbahasa saling terikat dan tidak
bisa berdiri sendiri. Keterampilan berbahasa ada yang
bersifat pasif dan ada yang sifat aktif. Menyimak dan
membaca terkategori keterampilan berbahasa pasif,
sedangakan menulis dan berbicara berkategori
keterampilan berbahasa aktif. Berbicara dan menulis
adalah keterampilan produktif karena saat menggunakan
keterampilan ini pelajar tidak hanya aktif tetapi juga
menghasilkan suara dalam berbicara dan simbol dalam
menulis, sedangkan mendengarkan dan membaca adalah
keterampilan reseptif karena pelajar umumnya pasif baik
melalui mendengarkan maupun membaca (Husain, 2015).
Jika keterampilan berbahasa dihubungkan dengan
kegiatan belajar dan mengajar maka akan menuntut
kemampuan siswa dan guru dalam menggunakan bahasa
yang baik dan benar dalam belajar. Keterampilan
bertanya yang dilakukan siswa merupakan wujud nyata
keterampilan berbahasa. Semakin beragam keterampilan
bahasa yang dikuasai siswa, maka semakin lengkap
keterampilan berbahasa yang dimiliki siswa (Santosa et
al., 2019). Untuk mencapai keberhasilan dalam mengasah
keterampilan berbahasa perlu menggunakan materi atau
mata pelajaran lain sebagai pendukung keterampilan
belajar berbahasa.

8
Perkambangan dalam pengajaran empat keterampilan
berbahasa hanya dapat dicapai di dalam kelas melalui
pemusatan perhatian pada aspek pembelajaran lain
(Paran, 2012).

Model Pembelajaran Bahasa

Model pembelajaran tentu sudah tidak asing dalam


kegiatan belajar dan mengajar. Model pelajaran sebagai
cara yang dipilih guru untuk memudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran. Model pelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, misalnya; kategori mata
pelajaran, cakupan materi, usia, level sekolah lingkungan
sekitar dan lain-lain. Namun, jika salah memilih model
pembelajaran akan menjadi tidak oftimal atau tidak
berfungsi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
urutan logis, pengaturan dan budaya (Kemendikbud,
2014). Model pembelajaran berperan untuk membentuk
pola pembelajaran berpusat pada siswa. Model
pembelajaran merupakan prosedur sistematis dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Setiap pembelajaran akan
menggunaka model pembelajaran yang sesuai situasi,
kondisi dan kebutuhan siswa. Bahasa Indonesia sebagai
bidang ilmu yang dipelajari di semua level pendidikan
Indonesia mulai dari tingkat dasar sampai perguruan
tinggi. Empat keterampilan berbahasa yakni membaca,
menulis, berbicara dan menyimak. Model pembelajaran
membaca dapat dilakukan dengan pendekatan proses
menggunakan strategi anticipation guide, strategi DRTA
(directed, reading, thinking activity), strategi KWLA (know,
want, learned, affect), strategi directed inquiry activity,
strategi OH RATS (overview, headings, read, answer, test-
study), strategi SQ3R (survey, question, read, recite, and
review), strategi ECOLA (extending, concept, throught,
language, activity). Sementara model menulis dengan
pendekatan proses dapat dilakukan dengan strategi
sentence collection, sedangkan pembelajaran sastra
menggunakan model strata, induktif, analisis, sinektik,

9
bermain peran, sosiodrama dan simulasi (Syamsi, 2010).
Pada kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka ada tiga
model pembelajaran yang ditekankan untuk digunakan
dalam proses pembelajaran yakni; 1) Problem based
learning/PBL, 2) Project based learning/PjBL, dan 3)
Discovery learning/DL. Adapun sintak model
pembelajarannya sebagai berikut:
No Model Sintaks
1 Problem based 1. Merumuskan masalah
learning/PBL 2. Menganalisis masalah
3. Merumuskan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Pengujian hipotesis
6. Memberikan rekomendasi
2 Project based 1. Menentukan topik
learning/PjBL 2. Mengkaji informasi awal
3. Menentukan pertanyaan
mendasar
4. Mendesain perencanaan
proyek
5. Menyusun jadwal
6. Memonitor kemajuan proyek
7. Menguji hasil
8. Mengevaluasi pengalaman
3 Discovery 1. Pemeberian
learning/DL rangsangan/stimulasi
2. Identifikasi masalah
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Pembuktian
6. Menarik kesimpulan

Sumber: (Permendiknas, 2014)


Model-model pembelajaran selalu berkembang
menyesuaikan dengan tuntutan zaman. Para ahli dan
akademisi selalu berusaha untuk mengembangkan model
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran untuk
menciptakan kondisi belajar yang bermakna dan siswa
dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam
kehidupan nyata. Adapun model-model pembelajaran
yang popular dalam kondisi wabah diantaranya; 1) model
ASIIK, 2) model SOLE, 3) model Flipped Classroom, 4)
model Blended Learning, 5) Model Descovery-Inquiry, 6)
Model Game

10
Daftar Pustaka
Amelia, F., Anggraeni, A. W. (2017). Semantik; Konsep dan
Contoh Analisis. Madani, 203.
http://repository.unmuhjember.ac.id/3043/1/07250
68501_berkas buku lengkap.pdf
Arnianti. (2019). Teori Perkembangan Bahasa. PENSA :
Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 139–152.
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pensa
Aziz. (2016). Pembinaan Bahasa Indonesia. In N. Ayesha
(Ed.), Pena Indis (1st ed.).
http://eprints.unm.ac.id/15240/1/Pembinaan
Bahasa Indonesia_2016_buku_Azis.pdf
Behlol, M. G. (2010). Concept of Learning. 2(Desember),
231–239. https://doi.org/10.5539/ijps.v2n2p231
Burridge, K., & Stebbins, T. N. (2019). What is language?
For the Love of Language, 3–21.
https://doi.org/10.1017/cbo9781107445307.004
Chaer, A., & Muliastuti, L. (2014). Makna dan Semantik:
Semantik Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka, 1–
39.
Husain, N. (2015). What is Language ? English Language
Language as Skill. Language and Language Skills,
March, 1–11.
https://www.researchgate.net/publication/2743109
52
Inda Puspita Sari. (2015). Pentingnya Pemahaman
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai
Pemersatu Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa
UNIB, 143–148.
https://doi.org/10.1515/9783112372760-019
Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 103 Tahun
2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah. Permendikbud No.103
Tahun 2014. http://pgsd.uad.ac.id/wp-
content/uploads/lampiran-permendikbud-no-104-
tahun-2014.pdf

11
Kuiper, K., & Allan, W. S. (2017). Introduction: What is a
Language? An Introduction to English Language, 1–24.
https://doi.org/10.1057/978-1-137-49688-1_1
Md. Enamul, H. (2020). Noam Chomsky ’ s Contribution
to Second Language Acquisition : A Reflection on the
Universal Grammar Theory The EDRC Journal of
Learning and Teaching. The EDRC Journal of Learning
and Teaching, 6(3), 1–10.
Mulyaningsih, I. (2017). Teori belajar bahasa. IAIN Syekh
Nurjati Cirebon, 1–45.
Murti, S. (2015). Eksistensi Penggunaan Bahasa
Indonesia di Era Globalisasi. Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa UNIB, 1(2), 177–184.
http://repository.unib.ac.id/11123/1/18-Sri
Murti.pdf
Mustakim. (2014). Bentuk dan Pilihan Kata. Pusat
Pembinaan Dan Pemasyarakatan Badan
Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan, 53(9), 1689–1699.
Nimas Permata Putri. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia
Pada Genarasi Millenial. Wisyasastra, 05(juni), 61–67.
https://doi.org/10.1515/9783112372760-010
Noermanzah. (2015). Peran Dosen Bahasa dan Sastra
Indonesia dalam Mempertahankan Bahasa Indonesia
sebagai Alat Pemersatu Negara Kesatuan Republik
Indonesia Pada Era Globalilasi. Prosiding Seminar
Nasional Bulan Bahasa UNIB, 95–102.
https://doi.org/10.1515/9783112372760-013
Noermanzah. (2019). Bahasa sebagai alat komunikasi,
citra pikiran dan kepribadian. 306–319.
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba
Outcomes, L., & Terms, K. E. Y. (2007). What is learning?
Pancabudi. (2018). Mengelompokkan Kata, Bentuk Kata,
Ungkapan, dan Kalimat Berdasarkan Kelas Kata dan
Makna Kata A. Kelas Kata. Anonim, 13.
http://pancabudi.sch.id

12
Paran, A. (2012). Language skills: Questions for teaching
and learning. ELT Journal, 66(4), 450–458.
https://doi.org/10.1093/elt/ccs045
Permendiknas. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 60 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 956, 1–3910.
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Permendikbud
Nomor 59 Tahun 2014.pdf
Putrayasa, I. G. N. K. (2018). sejarah bahasa indonesia -
Universitas Udayana. Sejarah Bahasa Indonesia, 7–8.
https://simdos.unud.ac.id
Ramadan, S., & Mulyati, Y. (2020). Makna Kata dalam
Bahasa Indonesia (Salah Kaprah dan Upaya
Perbaikannya). Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 9(1), 90.
https://doi.org/10.26499/rnh.v9i1.1036
Safdar, M., Hussain, A., Shah, I., & Rifat, Q. (2012).
Concept Maps : An Instructional Tool to Facilitate
Meaningful Learning. 3(1), 55–64.
https://doi.org/10.12973/eu-jer.1.1.55
Santosa, T., Saputro, D., Sabardila, A., Markhamah, M., &
Ngalim, A. (2019). Language Skills in Bahasa
Indonesia Learning Textbook Class X Curriculum of
2013 Revised Edition. Education and Humanities
Research, 338(Prasasti), 298–302.
https://doi.org/10.2991/prasasti-19.2019.51
Sequeira, A. H. (2018). Introduction to Concepts of Teaching
and Learning. July.
https://doi.org/10.2139/ssrn.2150166
Sugono, D., dkk. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Pusat
Bahasa. ttps://oldi.lipi.go.id
Suhandra, I. R. (2019). Hubungan bahasa, sastra dan
ideologi (pp. 172–182). Cordova Jurnal.
https://journal.uinmataram.ac.id

13
Sujinah, Fatin, I., & Rachmawati, D. K. (2018). Buku Ajar
Bahasa Indonesia Edisi Revisi. In UM Surabaya
Publishing.
Syamsi, K. (2010). Inovasi Model pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia. FBS UNY, 1.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873960/pendi
dikan/Inovasi+Model+Pembelajaran+Bahasa+Indones
ia.pdf
Undang-Undang. (2009). UU No. 24 2009. JDIH.
https://jdih.mkri.id/mg58ufsc89hrsg/193fa997c831
9d8606f1747565e49cf2de73ddebe.pdf
Wahyudin, A. (2019). Modul belajar mandiri calon guru.
Kemendikbud, 37–64.
Waraulia, A.M., S. A. . (2018). Bahasa Indonesia: Untuk
Mahasiswa dan Umum. UNIPMA Prees, 1(November),
i–16. http://eprint.unipma.ac.id
Wiratno, T., & Santosa, R. (2014). Bahasa, Fungsi Bahasa,
dan Konteks Sosial. Modul Pengantar Linguistik
Umum, 1–19. http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/BING4214-M1.pdf

14

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai