Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL BOOK

REPORT
KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA
INDONESIA SD
Dan
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SD
PENDEKATAN TEKNIS
Disusun sebagai syarat kelulusan salah satu mata kuliah Keterampilan Berbahasa dan
Apresiasi Sastra Indonesia
Dosen Pegampu Mata Kuliah:
Dr. Edizal Hatmi M. Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
ADELIA PUTRI LUBIS 1223311078
ANGGUN PRASASTI RITONGA 1223311178
JOSUA IFANDER LUMBANTORUAN 1223311057
NURUL KHOVIFA 1223311075

PRODI PPSD JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan tugas Critical Book Report dari buku
yang berjudul Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra Indonesia SD . yang dapat saya
selesaikan sesuai dengan tuntutan proses pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Dan juga saya berterimakasih kepada Bapak Dr. Edizal, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Keterampilan Berbahasa Dan Apresiasi Sastra Indonesia SD yang telah
memberikan tugas ini.
Semoga tugas Critical Book Report ini dapat dipahami bagi siapa saja yang
membacanya, agar para pembaca mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran, dan usulan, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, 01 November 2023

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I IDENTITAS BUKU ..................................................................................................................... 4
A. Buku Utama................................................................................................................................. 4
B. Buku Pembanding........................................................................................................................ 4
BAB II RINGKASAN ISI BUKU............................................................................................................ 5
A. Buku Utama................................................................................................................................. 5
BAB I HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA ............................................... 5
BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK ....................................................... 5
BAB III PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA.......................................................... 6
BAB IV KETERAMPILAN MEMBACA ........................................................................................ 7
BAB V MENINGKATKAN KETERAMPILAN KHUSUS ............................................................. 8
BAB VI MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERSASTRA ................................................... 10
BAB VII PENERAPAN MODEL, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA .......................................................................... 11
BAB VIII EVALUASI DALAM KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA ....................... 12
BAB IX PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI DAN KELAS RENDAH
...................................................................................................................................................... 13
B. Buku Pembanding...................................................................................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................................... 17
A. KELEBIHAN BUKU UTAMA.................................................................................................. 17
B. KELEMAHAN BUKU UTAMA ............................................................................................... 17
A. KELEBIHAN BUKU PEMBANDING ...................................................................................... 17
B. KELEMAHAN BUKU PEMBANDING .................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP............................................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 18
B. SARAN ..................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 19
BAB I IDENTITAS
BUKU

A. Buku Utama
Judul Buku : Keterampilan Berbahasa Dan Apresiasi Sastra
Indonesia SD Tahun : 2023 Edisi Revisi
Tim penulis : Faisal, S.Pd., M.Pd. – Dr. Halimatussakdiah, S.Pd., M.Hum., -
Dra. Erlinda Simanungkalit, M.Pd., - Dr. Edizal Hatmi, M.Pd., - Masta Marselina
Sembiring, S.Pd., M.Pd Cover :

B. Buku Pembanding

Judul Buku : Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD

(Pendekatan dan Teknis)ISBN : 978-602-8847-87-2


Tahun terbit : 2018

Penerbit :

Media Maxima

Cover :
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

A. Buku Utama

BAB I HAKIKAT KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA


Hakikat keterampilan berbahasa Indonesia merupakan inti sari atau dasar dari kecakapan
seseorang unuk memakai bahasa dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbahasa Indonesia adalah keterampilan seseorang untuk mengungkapkan sesuatu
dan memahami sesuatu dari hasil ia menyimak, kemudian dilanjutkan dengan kemampuan
berbicara, membaca dan menulis yang kemudian dapat dijadikan sebagai berkomunikasi baik
secara lisan maupun tulisan. Dalam hakikat keterampilan berbahasa Indonesia terdapat empat
aspek yang harus dipahami dan dikuasai yaitu menyimak. mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis.
Kalau kita tidak menguasai keterampilan berbahasa maka kita tidak dapat
mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan
fakta-fakta yang kita amati. Selain itu, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan,
dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam
melakukan interaksi dan komunikasi dalam masyarakat.
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat yang memungkinkan peraturan
berbagai masyarakat yang berbeda-beda, latar belakang sosial, budaya, politik, dan ekonomi,
serta bahasanya kedalam kesatuan berbahasa Indonesia, alat pengembangan kebudayaan dan
pengetahuan serta teknologi modern.

BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK


Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi dan
evaluasi. Dalam proses menyimak, diawali dengan kegiatan mendengarkan bahan simakan oleh
siswa (penyimak), selanjutnya bahan simakan dipahami berdasarkan tingkat pemahaman siswa
yang dimaksud, kemudian dalam proses pemahaman tersebut terjadi proses evaluasi
menghubungkan antara topik yang disimak dengan pengalaman dan/atau pengetahuan yang
dimiliki siswa. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah mendapatkan fakta,
menganalisis fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri. Jenis menyimak dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: menyimak ekstensif, dan menyimak intensif.
Teknik atau cara pengajaran menyimak di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif
untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru di Sekolah Dasar.
Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam menjadikan pembelajaran lebih
menarik bagi siswa. Adapun beberapa teknik menyimak yang dapat digunakan guru dalam
proses belajar mengajar di Sekolah Dasar, di antaranya teknik ulang- ucap (menirukan), teknik
informasi beranting, teknik satu mulut satu kelas, teknik satu rekaman satu kelas, teknik group
cloze, teknik paraphrase, teknik simak libat cakap, teknik bahas libat cakap. Strategi menyimak
a. Strategi Linguistik Strategi Bahan/Isi
b. Kata-kata apa yang harus saya perhatikan?
c. Apakah bahan simakan sejalan dengan dapat saya tebak? Apa yang dapat saya prediksi?
d. Kata-kata dan ekspresi-ekspresi apa yang pengetahuan yang telah saya miliki?

BAB III PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA


Keterampilan berbicara dilakukan dalam mengadakan interaksi dengan orang lain.
Dengan belajar berbicara siswa dapat berlatih berkomunikasi. Ahmad Rofi"uddin & Darmiyati
Zuhdi (1998/1999: 11), berpendapat bahwa kegiatan berbicara dilakukan untuk mengadakan
hubungan sosial dan untuk melaksanakan suatu layanan. Misalnya, guru dengan siswa saat
proses pembelajaran, siswa dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan kepala sekolah dan
sebagainya.
Kesulitan dalam berbicara, seperti halnya kesulitan dalam menyimak, disebabkan oleh
berbagai faktor, salah satu factor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah yang
datang dari teman berbicara (Ahmad Rofi"uddin & Darmiyati Zuhdi, 1998/1999: 12). Apabila
lawan bicara tidak mampu mengungkapkan makna pembicaraan yang ingin disampaikan maka
komunikasi terputus dengan kata lain tujuan komunikasi tidak tercapai. Ada tiga maksud umum
dalam berbicara, yaitu: (a) memberitahu dan melaporkan (to inform), (b) menjamu dan
menghibur (to entertain), dan (c) membujuk, mengajak, mendesak, serta meyakinkan (to
persuade) (Henry Guntur Tarigan, 2008: 16-17).
Jenis-jenis berbicara berdasarkan lingkup situasinya, Menurut tujuannya, berdasarkan
metode penyampaian,berdasarkan jumlah penyimak. berdasarkan peristiwa khusus. Dalam
proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan kemampuan secara vertikal tidak
hanya horizontal. Maksudnya, mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap
meskipun belum lengkap secara strukturnya menjadi benar, pilihan katanya semakain tepat,
kalimat-kalimatnya semakin bervarias, dan sebagainya. Dengan kata lain, perkembangan tersebut
tidak secara horizontal mulai dari fonem, kata, frase, kalimat, dan wacana seperti halnya jenis
tataran linguistik. Bentuk aktivitas yang dapat dilakukan di dalam kelas untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa lisan siswa antara lain: memberikan pendapat atau tanggapan pribadi,
bercerita, menggambarkan orang atau barang menggambarkan posisi, menggambarkan proses,
memberikan penjelasan, menyampaikan atau mendukung argumentasi. Adapun strategi lain yang
dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa antara lain ulang- ucap,
lihat-ucap, memerikan, menjawab pertanyaan, bertanya, pertanyaan menggali, melanjutkan
cerita, menceriakan kembali, percakapan, para frase, reka cerita gambar, member petunjuk,
melaporkan, bermain peran, wawancara, diskusi, bertelepon, dramatisasi.

BAB IV KETERAMPILAN MEMBACA


Membaca pada hakikatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses
yang berupa fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses
mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut berlanjut dengan proses psikologis yang
berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi. Proses psikologis itu dimulai ketika indera
visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf.
Melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi,
diuraikan, dan diberi makna. Proses decoding berlangsung dengan melibatkan knowledge of the
world dalam skemata yang berupa kategorisasi sejumlah pengetahuan dan pengalaman yang
tersimpan dalam gudang ingatan. Jadi, pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua
bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses
mengacu pada aktifitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca, dapat disimpulkan bahwa membaca
adalah proses pengucapan tulisan untuk mendapatkan isinya. Pengucapan tidak selalu dapat
didengar, misalnya membaca dalam hati. Selanjutnya, membaca merupakan aktivitas yang tidak
bisa dilepaskan dari menyimak, berbicara, dan menulis. Sewaktu membaca, pembaca yang baik
akan memahami bahan yang dibacanya. Selain itu, dia bisa mengkomunikasikan hasil
membacanya secara lisan atau tertulis. Dengan demikian, membaca merupakan keterampilan
berbahasa yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Jadi, membaca merupakan
salah satu keterampilan berbahasa, proses aktif, bertujuan, serta memerlukan strategi tertentu
sesuai dengan tujuan dan jenis membaca.
Hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan.
Pembaca yang mempunyai tujuan yang sama, dapat mencapai tujuan dengan cara pencapaian
berbeda-beda. Tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam membaca
karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca.
Ada dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan membaca tidak bersuara. Membaca
bersuara meliputi: membaca nyaring, membaca teknik, membaca indah. Membaca tidak bersuara
(membaca diam)meliputi: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide membaca kritis,
mem- baca telaah bahasa, membaca skimming (sekilas), membaca cepat.
Manfaat membaca antara lain adalah sebagai berikut. (1) Menambah kosakata,
tatabahasa, dan sintaksis. (2) Mengalami perasaan dan pemikiran yang paling dalam. (3) Memicu
imajinasi. (4) Memaksa nalar, pengurutan keteraturan dan pemikiran logis untuk dapat mengikuti
jalan cerita atau memecahkan suatu misteri.
Membaca dapat dilihat sebagai proses dan sebagai hasil. Membaca sebagai proses
memiliki beberapa tahap, yaitu dari pengenalan huruf sampai dengan pemahaman. Kegiatan
setidaknya meliputi, pengenalan huruf atau aksara, bunyi dari huruf atau rangkaian huruf, makna
atau maksud pemahaman berdasarkan konteks wacana.
Membaca sebagai hasil berupa tercapainya komunikasi pikiran dan perasaan pembaca
dengan penulis, yang diperoleh melalui proses membaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat
kesesuaian ilmu pengetahuan dan asumsi antara pembaca dengan penulis. Pengalaman dan
pengetahuan pembaca, baik kebahasaan maupun non kebahasaan menentukan keberhasilan
kegiatan membaca. Sebab, pada hakikatnya penulis pun mengungkap kan gagasannya
menggunakan alur berpikir tertentu, dan kaidah bahasa yang berlaku.

BAB V MENINGKATKAN KETERAMPILAN KHUSUS


a.Menulis pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir yang teratur, sehingga apa yang
ditulis mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki ciri-ciri, antara
lain bermakna, jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah gramatika.
b. Kemampuan menulis adalah kemampuan seseorang untuk menuangkan buah pikiran,
ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Kemampuan
menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki: (a) kemampuan untuk
menemukan masalah yang akan ditulis, (b) kepekaan terhadap kondisi pembaca, (c) kemampuan
menyusun perencanaan penelitian, (d) kemampuan menggunakan bahasa Indonesia, (e)
kemampuan memulai menulis, dan (1) kemam-puan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan
tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegiatan membaca dan kekayaan kosakata
yang dimilikinya.
c. menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin dicapai seorang
penulis bermacam-macam sebagai berikut.
1 Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar
2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan
3. Menjadikan pembaca beropini.
4. Menjadikan pembaca mengerti
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai
kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan. nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai
estetika.
d. Keterampilan memiliki beberapa jenis menulis yaitu sebagai berikut:
1. Menulis deskripsi
2. Menulis narasi
3. Menulis ekposisi
4. Menulis argumentasi
e. Adapun manfaat menulis dapat kita lihat dari berbagai segi yaitu.
1. Secara psikologis menulis sangat bermanfaat dan bisa membuat kita sehat bahkan mampu
membuat kita untuk mampu mengontrol diri. Melepaskan segala persoalan hidup
2. Secara metodologis menulis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara teratur untuk
melakukan suatu tindakan yang sesuai yang dikehendaki, bahkan untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
3. Secara filosofis bermanfaat untuk melatih kita berpikir secara radikal atau berpikir secara
mendalam
4. Secara pendidikan mampu mempengaruhi kita untuk melakukan proses belajar. Maka sesering
kali kita menulis atau seberapa banyak kita menulis, maka sesering itu pula kita telah melakukan
proes pendidikan atau proses belajar.
Kegiatan menulis Menyusun karangan bersama
1. Menyusun kembali karangan yang diacak
2. Menyelesaikan cerita tertulis
3. Meringkas (sinopsis) bacaan
4. Reka cerita gambar
5. Memerikan atau mendeskripsikan sesuatu
6. Mengembangkan judul

BAB VI MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERSASTRA


Sastra adalah hasil karya seni para pengarang atau sastrawan, yang antara lain berupa
prosa (cerita pendek dan novel), puisi dan drama (naskah drama atau pementasan drama). Sastra
yang masuk dalam pengertian ini disebut karya sastra atau sastra kreatif. Dalam kehidupan
masyarakat, sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat
atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pemba- canya karena nilai-
nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan penikmat/ pembacanya karena sifat
keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca/peminatnya
sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral
yang tinggi
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghadirkan karya-karya yang mengandung ajaran agama
yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra. Adapun bidang kajian sastra yaitu prosa,
puisi dan drama.
BAB VII PENERAPAN MODEL, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
Pendekatan merupakan seperangkat asumsi yang aksiomatik tentang hakikat bahasa,
pengajaran dan belajar bahasa yang dipergunakan sebagai landasan dalam merancang,
melaksanakan dan menilai proses belajar- mengajar bahasa. Ada beberapa pendekatan yang
selayaknya difahami oleh guru-guru sekolah dasar, baik guru kelas maupun guru bidang studi,
yaitu pendekatan behaviorisme, pendekatan nativisme, pendekatan kognitif, pendekatan interaksi
sosial, pendekatan tujuan, pendekatan struktural, pendekatan komunikatif, pendekatan
pragmatik, pendekatan "Whole Language", pendekatan kontekstual, pendekatan terpadu
pendekatan CBSA dan keterampilan proses.
Metode adalah rencana penyajian bahan secara menyeluruh dengan urutan yang
sistematis berdasarkan pendekatan atau approach tertentu. Metode meliputi, pemilihan bahan,
penentuan urutan bahan, pengembangan bahan, rancangan evaluasi dan remedial. Dewasa ini ada
beberapa metode pembelajaran bahasa yang masih dipergunakan, baik secara terpisah-pisah
maupun digabungkan beberapa metode dalam pelaksanaannya, diantaranya adalah: metode
langsung, metode alamiah, metode tatabahasa, metode terjemahan, metode pembatasan bahasa,
metode linguistik, metode SAS,metode bibahasa, dan metode unit. Teknik pembelajaran
merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar yang telah disusun berdasarkan metode dan
pendekatan yang dipilih guru.
Dalam pembelajaran bahasa ada beberapa teknik yang dapat digunakan, diantaranya:
teknik ceramah, teknik tanya jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas, teknik
bermain peran, sinektik dan teknik karyawisata. Model pembelajaran bahasa menyeluruh (Whole
Language) pada hakikatnya pembelajaran yang mengutamakan pengintegrasian kemampuan
berbahasa (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dan komponen kebahasaan (tata bunyi,
tata bentuk, tata kalimat, tata makna) dengan latar yang alami, holistik (tidak parsial) dan
bermakna. Dalam pendekatan ini siswa didorong menggunakan bahasa, baik lisan(bercakap-
cakap, bercerita) maupun tulisan (mengarang cerita, puisi atau drama sederhana). Ciri-ciri
pendekatan bahasa menyeluruh (Whole Language) sebagai berikut;
1. Menyeluruh (Whole/Coorperative Eksperances)
2. Bermakna (Meaningful)
3. Berfungsi (Function)
4. Alamiah (Natural/Authentic)

BAB VIII EVALUASI DALAM KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA


Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan dari kegiatan belajar-
mengajar khususnya, dan dalam bidang pendidikan pada umumnya. Tanpa evaluasi para
pengambilan keputusan pendidikan tidak dapat atau sangat sulit menentukan kebijaksanaan.
Dalam hal ini, evaluasi berguna sebagai pemberi informasi faktual tentang proses dan hasil
pendidikan. Peran evaluasi dalam pendidikan berkembang bersama dan sesuai dengan peranan
pendidikan. Evaluasi juga berperan sebagai alat untuk memilih-milih siswa antara yang mampu
dan yang tidak mampu, antar yang pintar dengan yang tidak pintar, dan sebagai sarana dan
wadah untuk pengembangan individu. Dalam hal ini, evaluasi berperan sebagai pemberi
informasi tentang tidak adanya perubahan yang terjadi pada siswa dan berapa besarnya
perubahan. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran bahasa dapat pada awal pembelajaran, tengah dan
akhir program. Selain itu, evaluasi dapat pula di laksanakan secara klasikal, individual atau
evaluasi di laboraturium.
Evaluasi dalam pembelajaran membaca disekolah dasar merupakan pembelajaran
membaca permulaan. Tujuan pembelajaran ini terutama di tekankan pada kemampuan membaca
teknik pada kewajaran lafal dan intonasi. Di dalam kurikulum tujuan pembelajaran membaca
permulaan yaitu anak dapat mengenal, membaca, kata-kata dengan lafal dan intonasi yang wajar.
Dari tujuan pembelajaran diatas dapat dilihat bahwa tekanan tujuan terletak pada aspek teknis
membaca. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka alat evaluasi yang digunakan haruslah dapat
mengukur kemampuan- kemampuan itu. Yang perlu di perhatikan dalam mengevaluasi pembe-
lajaran membaca mencakup: ketepatan menyuarakan tulisan, kewajaran lafal, kewajaran intonasi,
kelancaran, kejelasan suara, pemahaman kata/ makna kata.
Evaluasi dalam pembelajaran menulis anak di SD merupakan pembelajaran menulis
tahap awal atau menulis. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran menulis
permulaan adalah sebagai berikut: anak dapat menggambar/mencontoh huruf-huruf, anak dapat
menggambar/mencontoh suku kata atau kata-kata, anak dapat menggambar/ mencontoh kalimat
sederhana. Evaluasi menulis diadakan agar siswa mampu memperoleh informasi tentang
kemampuan siswa dalam menulis lambang-lambang bunyi dalam hubungan kata atau kalimat.
Evaluasi dalam pembelajaran berbicara dan menyimak aspek-aspek yang digunakan
dalam evaluasi pembelajaran berbicara yaitu sebagai berikut :pengulangan, digunakan melalui
rekaman yang diperdengarkan pada kalimat pendek dan siswa diminta untuk mengulang, hafalan
siswa mengucapkan suatu sajak yang sudah dihafalkan. Guru menilai dengan menggunakan
pedoman penilaian yang sudah dipersiapkan, percakapan terpimpin guru menceritakan situasi
percakapan, misalnya antar guru dan siswa. Dua orang siswa diminta melakukan percakapan,
untuk membatu ingatan, penilaian diberikan terkait lafal, urutan kata, struktur kalimat, kelogisan,
dan lain sebagiannya, percakapan bebas/wawancara, penilaian jenis ini berbentuk percakapan
antar siswa dan guru atau dengan pewawancara. Guru berada di belakang pewawancara agar
dapat menilaia siswa secara objektif dan cermat.

BAB IX PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI DAN


KELAS RENDAH
Pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas rendah mencakup perkembangan bahasa anak,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan, pembelajaran sastra, pembelajaran terpadu
(pendekatan pembelajaran bahasa), evaluasi pembelajaran membaca-menulis kelas rendah. Di
Indonesia, rentang usia siswa SD, yaitu antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada
kelompok kelas rendah, yaitu 6 atau 7 sampai 8 atau 9 tahun. Siswa yang berada pada kelompok
ini termasuk dalam rentangan anak usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek
tetapi sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi
yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar
memiliki tiga ciri, yaitu:konkrit, integrative,hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak
belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih
kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis,
keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas rendah mencakup: perkembangan bahasa anak,
pembelajaran membaca dan menulis permulaan, pembelajaran sastra. Pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan yang dalam pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa. Dalam
pembelajaran keterampilan berbahasa antara aspek keterampilan tidak boleh dipisah-pisah,
keempat aspek tersebut dapat dipadukan.
Evaluasi pembelajaran membaca dan menulis atau penilaian merupakan alat ukur
pencapaian tujuan. Penilaian dapat berbentuk tes dan nontes. Evaluasi pembelajaran membaca
permulaan mencakup butir-butir : ketepatan menyuarakan kalimat, kewajaran lafal, kewajaran
intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan pemahaman makna atau isi bacaan. Evaluasi
pembelajaran menulis permulaan yang menjadi tujuan adalah menulis kata dan kalimat
sederhana, menuliskan kegiatan sehari-hari dengan kalimat sederhana dan menceritakan dan
menulis benda-benda yang dikenal di sekitar dengan kalimat sederhana.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi mencakup: kebahasaan, keterampilan


berbahasa, kesusastraan. Macam-macam metode pembelajaran di kelas rendah dan Tinggi antara
lain: metode eja, metode suku kata dan metode kata, metode global, metode Structural Analisis
Sintesis (SAS), metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode ceramah plus.
Adapun teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia:
teknik ceramah, teknik tanya jawab, teknik diskusi kelompok, teknik pemberian tugas, teknik
bermain peran, teknik bermain peran, teknik karyawisata, teknik wawancara, teknik penyelesaian
masalah, teknik permainan, teknik pembelajaran diluar kelas.

B. Buku Pembanding
1. Pendekatan Formal

Pendekatan formal merupakan pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran


bahasa. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan bahwa pembelajaran bahasa merupakan
kegiatan rutin yang konvensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan
berdasar pengalaman. Oleh karena itu, pendekatan ini tidak memiliki latar belakang teoritis
Prosedur pembelajarannya pun hanya mendasarkan pada pengalaman pengajar dan apa yang
dianggap baik oleh umum. Menurut pendekatan ini, yang dikemukakan oleh Semi, pembelajaran
dimulai dengan rumusan rumusan teoritis kemudian diaplikasikan dengan contoh-contoh
pemakaiannya. Metode pembelajaran bahasa yang relevan dengan pendekatan ini adalah metode
terjemahan tata bahasa dan metode membaca.

2. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh


asumsi yang menganggap bahwa bahasa adalah seperangkat kaidah. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa.
Dalam hal ini, pembelajaran lebih menekankan pada pengetahuan tentang fonologi, morfologi,
dan sintaksis. Dengan demikian pengetahuan bidang kognitif bahasa lebih diutamakan.
Kelebihan pendekatan ini adalah siswa akan semakin cermat dalam menyusun kalimat, karena
mereka memahami kaidahnya.

3. Metode Pengajaran Bahasa Indonesia

Sedangkan metode-metode mengajar dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang digunakan paling awal karena sejak
dimulainya pendidikan sudah digunakan metode ini Ceramah adalah penerangan atau penjelasan
secara lisan oleh guru kepada kelas. Dalam ceramah mungkin guru menyelipkan pertanyaan-
pertanyaan, akan tetapi kegiatan siswa yang tama mendengarkan dan mencatat pokok -pokok
penting yang dikemukakan guru.

Penggunaan metode ceramah dia antaranya:

1) Jika guru ingin menyampaikan fakta tetapi tidak ada buku ysg mendukung bahan
tersebut,

2) Jika guru mengajar dengan jumlah siswa besar (misalnya 50 orang atau lebih),

3) Bila guru bersemangat dan mampu memberi motivasi kepada siswa untuk melakukan
tugas, menggerakkan hati siswa untuk belajar, Kalau guru akan menyimpulkan pokok-
pokok penting yang telah diajarkan,

4) Bila guru menjelaskan hal-hal baru dalam pembelajaran.

Kelebihan metode ceramah antara lain guru dapat menguasai arah pelajaran kelas,
organisasi kelas sederhana sehingga pengelolaannya juga relatif sederhana. Sedangkan
kelemahannya adalah guru tidak dapat mengontrol pemahaman siswa terhadap pembelajaran,
kata- kata yang diucapkan guru mungkin ditafsirkan berbeda oleh siswa.

Model pembelajaran dapat diartikan dengan istilah sebagai gaya atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. dalam penerapan
nya i itu gaya yang dilakukan tersebut mencakup beberapa hal prosedur agar tujuan yang ingin
dikehendaki dapat tercapai. Banyak para ahli pendidikan mengungkapkan berbagai pendapatnya
mengenai pengertian model pembelajaran.

Model Pembelajaran

Model pembelajaran tidak terlepas dari kata strategi atau model pembelajaran identik
dengan istilah strategi. model pembelajaran dan strategi merupakan satu yang tidak dapat
dipisahkan. Keduanya harus beriringan, sejalan, dan saling memengaruhi. Istilah strategi itu
sendiri dapat diuraikan sebagai taktik atau sesuatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain itu
strategi dalam pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat materi dan prosedur
pembelajaran yang digunakan secara bersama- sama, terpadu untuk menciptakan hasil belajar
yang diinginkan guru pada siswa agar tujuan pendidikan yang telah disusun dapat secara optimal
tercapai, maka perlu suatu metode yang diterapkan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan tersebut.

Dengan demikian dapat dijabarkan bahwa dalam satu strategi pembelajaran


menggunakan beberapa metode. Contohnya bila ingin melaksanakan sebuah strategi ekspositori
misalnya, dapat menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, atau. metode diskusi
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mudah didapatkan di sekitar sekolah yaitu bisa
dengan menambahkan media pembelajaran. Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan metode.
Strategi lebih menunjukkan pada sebuah perencanaan atau yang biasa dikenal dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran, tentu dengan maksud untuk mencapai sesuatu. Sedangkan metode
adalah suatu cara tersendiri yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata
lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in
echieving something
BAB III PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU UTAMA


 Terdapat soal-soal evaluasi materi yang berbentuk pilihan berganda dan essay dan
disertakan kunci jawaban, untuk meningkatkan pemahaman pembaca terkait materi yang
sedang dibahas
 Terdapat rangkuman pada setiap bab
 Bahasa yang digunakan mudah di pahami
 Daftar pustaka yang terdiri dari referensi buku ,dan jurnal yang disertakan link nya
 Terdapat glosarium di akhir bab terkait kata-kata yang sulit dipahami
 Penjelasan cukup jelas, meskipun di beberapa pembahasan dibahas dengan bahasa yang
cukup ringkas namun padat
 Di setiap bab di sampaikan apa yang menjadi capaian kompetensi dan latar belakang dari
setiap bab, menjelaskan mengapa hal itu penting untuk dibahas dan apa manfaat
mengetahui hal tersebut.

B. KELEMAHAN BUKU UTAMA


 Tidak terdapat tabel atau gambar sebagai pendukung dalam penjelasan
 Tampilan buku kurang menarik

A. KELEBIHAN BUKU PEMBANDING


 Materi yang disampaikan sangat jelas dan terperinci
 Bahasa yang digunakan mudah di pahami
 Tampilan buku menarik

B. KELEMAHAN BUKU PEMBANDING


 Tidak terdapat glosarium sebagai penjelas untuk kata-kata yang masih asing bagi para
pembaca awam
BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar pada hakikatnya adalah mengajarkan anak agar
dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
Dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Sekolah Dasar mempunyai tujuan yaitu menciptakan
atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. SARAN
Saya merekomendasikan kedua buku ini untuk menjadi referensi bagi mahasiswa jurusan
pendidikan untuk membahas materi terkait bahasa indonesia, dan menjadi buku pegangan bagi
mahasiswa/i.
DAFTAR PUSTAKA
Faisal., Halimatussakdiah., Erlinda simaungkalit., Edizal., Masta Marselina. 2023. Keterampilan

Berbahasa Dan Apresiasi Sastra Indonesia SD. Medan: Edisi Revisi.


Apri Damai. 2018. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SD (Pendekatan dan Teknis). Jakarta:

Media Maxima.

Anda mungkin juga menyukai