Anda di halaman 1dari 88

;MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI

MODEL KOOPERATIF METODE SCRAMBLE


PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS I
DI SDN JOGLO 05 JAKARTA BARAT

Disusun oleh
NURBAITI

SDN JOGLO 05 TAHUN PELAJARAN 2022/2023


Alamat jalan Komplek DKI RT 002 / 008
JOGLO JAKARTA BARAT

2
i

2
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirahim, alhamdulillahirobbi’alamin

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, bimbingan,
karunia dan izin-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan PTK ini yang berjudul
“Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis melalui model kooperatif metode
scramble pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas 1 di SDN JOGLO 05
Jakarta Barat”.

Tidak lupa sholawat dan salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, semoga kita akan selalu menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan
kali ini, saya dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan PTK ini, karena tanpa
dukungan dan bimbingannya peneliti tidak akan mampu menyelesaikan proposal ini.
Perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah telah membantu saya baik materi maupun spiritual. Semoga proposal ini
dapat lebih bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi peneliti khususnya. Amiin.

Jakarta , 5 November 2020

NURBAITI

ii

2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B. Identtifikasi Masalah.............................................................................................................. 2
C. Pembatasan Masalah.............................................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian................................................................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................................5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar..........................................................................................................................6
a. Hakikat Hasil Belajar................................................................................................................7
b. Pengertian mata pelajaran Bahasa Inonesia ............................................................................10
c. Hasil belajar Bahasa Indonesia................................................................................................11
d. Pengertian pembelajaran kooperatif.........................................................................................12
e. Alasan penting pembelajaran kooperatif.................................................................................13
f. Tujuan Pembelajran kooperatif...............................................................................................14
g. Jenis-jenis pembelajaran kooperatif.........................................................................................15
B. Bahasan Hasil-Hasil Penetian Yang Relevan.........................................................................20
C. Pengembangan Konseptual Perencana Tindakan....................................................................20
D. Hipotesis Tindakan..................................................................................................................21
BAB III
A. Tujuan Khusus Penelitian........................................................................................................ 22

iii

2
B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................21
C. Metode dan Intervensi Tidakan...............................................................................21
D. Subyek Partisipan Dan Penelitan............................................................................21
E. Peran dan Posisi Penetian.......................................................................................22
F. Tahapan Intervensi tindakan...................................................................................23
G. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan............................................................23
H. Data dan sumber data.............................................................................................24
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil
Penetian..................................................................................................................30
1. Kondisi Awal....................................................................................................31
2. Hasil Temuan....................................................................................................31
3. Observasi...........................................................................................................32
4. Refleksi.............................................................................................................32
B. Temuan Penelitian
1. Rencana.............................................................................................................33
2. Tindakan............................................................................................................33
3. Observasi...........................................................................................................34
BAB V
1. Kesimpulan..........................................................................................................38
2. Saran.....................................................................................................................39
Daftar Pustaka.............................................................................................................40
Lampiran- Lampiran...................................................................................................41

iv

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fokus utama tujuan pengajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketrampilan berbahasa ya
ketrampilan menyimak, ketrampilan berbicara, ketrampilan membaca dan menulis. Keempat aspek kemampu
berbahasa tersebut saling berkaitan erat, sehingga merupakan satu kesatuan dan bersifat hirarkis, artin
ketrampilan berbahasa yang satu akan mendasari ketrampilan berbahasa yang lain.
Di sekolah pembelajaran bahasa Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting dibandingk
dengan pembelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan Akhadiah dalam Darmiyati Zuchdi dan Budia
(2001:57), bahwa pembelajaran membaca, guru dapat berbuat banyak dalam proses pengindonesiaan an
anak Indonesia.
Dalam pembelajaran membaca, guru dapat memilih wacana yang berkaitan dengan tokoh nasion
kepahlawanan, kenusantaraan dan kepariwisataan. Selain itu, melalui pembelajaran membaca, guru dap
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kreativitas anak didik.
Pembelajaran membaca di kelas I merupakan pembelajaran membaca tahap awal, salah satu
adalah membaca nyaring. Dengan membaca nyaring siswa akan mengenali huruf-huruf dan membacan
sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana.
Kemampuan membaca nyaring siswa SD Negeri Keden 1 belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yan
di tetapkan yaitu sebesar 6,5 dan indicator keberhasilan 75 % jumlah siswa mencapai KKM. Pada Kompetensi Da
3.1 membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat, nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya menca
57,50. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dari 32 siswa kelas I SD Negeri Joglo 05

1 xiv

2
3, 2 anak mendapat nilai 80sebanyak 10%, 8 anak mendapat nilai 70 sebanyak 25%, 6 anak mendapat n
60 sebanyak 20%, 8 anak mendapat nilai 50 sebanyak 25%, dan 6 anak mendapat nilai 40 sebanyak 20
dan aktivitas belajar siswa rendah.
Setelah peneliti mencermati ternyata siswa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengik
pembelajaran membaca nyaring. Hal ini disebabkan oleh guru yang dalam pembelajaran membaca nyari
sering menggunakan metode ceramah, dan belum menggunakan metode, sehingga siswa mendap
pemahaman yang masih abstrak.
Upaya meningkatkan kemampuan membaca nyaring merupakan kebutuhan yang mendesak un
dilakukan. Langkah yang peneliti tempuh adalah menyediakan alat peraga kongkrit yaitu kartu huru
Media kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan pengalaman kongk
meningkatakan motivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap siswa serta siswa dapat memusatk
perhatiannya dalam belajar. Melalui penggunaan media kartu huruf diharapkan taraf kesukaran d
kompleksitas dari pembelajaran Bahasa Indonesia yang memberi pengaruh yang cukup besar dalam pros
belajar sehingga hasilnya akan lebih baik.
Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas I SD Negeri Joglo 05 yang belum lancar membaca, g
memberikan ulangan atau tes tentang membaca. Melalui tes membaca dapat diketahui baik tidaknya kemampu
membaca nyaring. Pengaruh penggunaan media pada proses pembelajaran memberikan dorongan pada guru dal
menyampaikan pembelajaran membaca nyaring. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran membaca nyar
adalah penggunaan media kartu huruf. Penggunaan media tersebut harus disesuaikan dengan materi atau pok
bahasan yang akan disampaikan misalnya kartu nama, kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata atau kartu kalim
Media tersebut digunakan dalam pembelajaran membaca pada siswa kelas I Sekolah Dasar.

2
2
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar berlakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut:
• Cara mengoptimalkan perkembangan potensi siswa dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar dapat melalui pembelajaran kooperatif metode
Scramble,
• Cara guru harus menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa pada pembelajaran kooperatif metode Scramble,
• Penggunaan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran di sekolah dasar
dapat meningkatkan hasil belajar anak,
• Guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif metode scramble sesuai
dengan karakteristik anak,
• Pembelajaran kooperatif metode scramble dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I.

C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan luasnya ruang lingkup permasalahan yang diuraikan di atas,
maka penelitian ini akan dibatasi yang bertujuan untuk memfokuskan masalah yang
akan diteliti sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan terarah.
Untuk mengefektifkan hasil dari penelitian tindakan ini, maka peneliti membatasi
masalah pada “Meningkatkan hasil belajar melalui model tipe Kooperatif STAD
pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kembangan Utara 01 Jakarta Barat”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah


yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut:
3

2
“ Bagaimana meningkatkan hasil belajar melalui model tipe Kooperatif STAD pada
mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kembangan Utara 01 Jakarta Barat ?”.
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang
bersifat teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dasar. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan keilmuan pada umumnya dan khususnya bagi peningkatan proses
pembelajaran di sekolah dasar.
2. Secara Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Lembaga pendidikan dan instansi terkait
Sebagai bahan acuan bagi sekolah dan instansi terkait untuk dipergunakan dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan, khususnya pembelajaran IPA di sekolah dasar.
b. Guru dan Peneliti
Untuk dipergunakan dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah dasar. Bagi peneliti sebagai acuan
pengetahuan
c. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA.

2
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori
1. Hakikat Hasil Belajar IPA
a. Hakikat Belajar
Nana Sudjana , dalam Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar
Mengajar mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
suatu perubahan pada diri seseorang.1
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning seperti dikutip Purwanto
mengemukakan belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan
melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor
yang tidak termasuk latihan.2
W.S. Winkel, dalam Psikologi Pengajaran mengatakan belajar adalah aktivitas
mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas . 3
b. Hakikat Hasil Belajar.
Menurut Hamzah B.Uno, bahwa kualitas pembelajaran dapat diukur melalui
strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran dan
strategi pengelolaan pembelajaran. 4
Menurut Winkel dalam Dimyati, tugas guru dalam pembelajaran yaitu
membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
bertindak mengajar atau mengajarkan, mengevaluasi hasil belajar. Sedangkan peran
siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil
belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring.
Dengan belajar maka kemampuan mental semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan
perkembangan siswa yang beremansipasi diri sehingga ia menjadi utuh dan mandiri.5

(1) Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.(Bandung : Sinar Baru Offset1989),h.5
(2) NgalimPurwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung : Remaja Rosda Karya 2000),h.84
5

2
(3) W.S.Winkel , Psikologi Pengajaran.(Jakarta : PT. Grasindo1991),h.36
(4) Ibid, h. 159
(5) Dimyati dan Mudjiono,op.Cit,h.5

Untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, perlu diperhatikan pula unsur-
unsur dalam proses pembelajaran, yang meliputi tujuan pengajaran, pengalaman
(proses) belajar mengajar, dan hasil belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia


menerima pengalaman belajarnya. Howard Kingsky dalam Nana Sudjana membagi
tiga macam hasil belajar yaitu; (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian, (c) sikap dan cita-cita.6

Sementara itu Bloom dalam Asri Budingsih mengklasifikasikan hasil belajar


menjadi tiga domain atau ranah, yaitu: (1) Ranah Kognitif, menaruh perhatian pada
pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, (2) Ranah Psikmotorik,
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau keterampilan motorik, (3) Ranah Afektif atau
sikap, berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai, dan emosi.7 Ketiga
aspek tersebut dapat diukur secara bersamaan. Namun apabila tidak memungkinkan,
pengukuran terhadap aspek kognitif siswa sudah dapat mewakili penilaian terhadap
hasil belajar. Pengukuran aspek kognitif ini menurut Oemar Hamalik dapat dilakukan
dengan suatu jenis tes yang disebut tes prestasi belajar. 8

Hasil belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Bentuk kongkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi
yang dimasukkan dalam nilai raport. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa
dilakukan evaluasi. Hasil belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha
belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan
lingkungannya. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk
angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode
tertentu dalam belajar.

6
Ibid,h.22

7
Asri Budingsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2005),op.cit…,h.75

2
8
Oemar Hamalik, Proses Belajar, (Bandung:Bumi Aksara, 2003),h.30

c. Pengertian IPA.
Kata IPA adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang sekarang disebut
sains yang diambil dari bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat disebut
“science”. “Natural” artinya alamiah atau berhubungan dengan alam sekitar. Maka
“science” dapat disimpulkan sebagai ilmu tentang alam dan peristiwa yang terjadi di
alam ini. 9

Purnell’s: Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi “Science


the board field of human knowledge, acquired by systematic observation and
experiment, and explained by means of rules, laws, principles, theories, and
hypotheses”. Yang artinya kurang lebih bahwa ilmu pengetahuan alam adalah
pengetahuan manusia, yang didapatkan dengan cara observasi dan experiment yang
sistematik, serta dijelaskan dengan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip, teori dan
hipotesis. 10

James Conant (1992:12), mendefinisikan bahwa sains adalah sebagai konsep


serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai
hasil eksperimen dan observasi serta berguna untuk diamati dan dieksperimenkan
lebih lanjut. 11

Menurut Whitehead AN dalam Usman Somatuwa menyatakan bahwa sains


dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman yaitu orde observasi yang
didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/ fakta dan orde konseptual yang
didasarkan pada konsep-konsep manusia mengenai alam. 12 Pendapat tersebut sama
dengan pengertian sains yang tercantum dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yaitu
sains adalah sebagai suatu cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
mengetahui fakta-fakta, konsep-konsep, prinsi-prinsip yang diperoleh melalui proses
penemuan secara ilmiah.13 Sementara struktur kognitif anak-anak tidak dapat
dibandingkan dengan struktur kognitif ilmuwan, pada anak-anak perlu diberi
kesempatan untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses pembelajarn

11
Drs. Usman Samawoto, M.Pd., Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar (Jakarta, Depdikbud, 2006), hal.1.

12
Ibid.

13.
Depdikbudnas Kurikulum 2004 (Jakarta, Diknas, 2003), hal. 3

2
Tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran IPA di SD antara lain:

(1). Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan keindahan dan keteraturan alam ciptaannya. 2). Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3). Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA
lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4).Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah yang membuat keputusan. 5).
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. 6). Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7). Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP . 14

d. Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah


mengikuti pembelajaran yang mencakup pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi
tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang
teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah yang
dilakukan secara terkontrol dan sistematik.

Pada intinya ada tiga hal yang diperoleh siswa sebagai hasil belajar IPA, yaitu siswa
paham terhadap konsep-konsep IPA yang dipelajarinya, meningkatnya kemampuan
berpikir, serta mencerdaskan dirinya. Hasil belajar IPA adalah taraf kemampuan yang
dimiliki siswa setelah mengikuti program pembelajaran IPA yang mencakup
pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), Analisis (C4), mengevaluasi (C5),

Mengaplikasi (C6).

2
e. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning merupakan frase yang terdiri dari dua kata, yaitu cooperative
dan learning. Kata cooperative secara sederhana dapat diartikan sebagai mengerjakan
sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu
tim atau kelompok.

Menurut Hasan kooperatif memiliki arti bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama. Cooperative learning dalam padanan bahasa Indonesia sering diterjemahkan
menjadi pembelajaran kooperatif. Dengan demikian, secara harfiah pembelajaran
kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama saling membantu antara satu dengan
yang lain sebagai satu tim atau kelompok untuk mencapai tujuan atau tugas yang
ditentukan sebelumnya.

Sedangkan, Sanjaya menjelaskan bahwa kelompok dalam konteks pembelajaran dapat


diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara
tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari
kelompoknya sehingga mereka saling ketergantungan secara positif yang digunakan
untuk mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Jadi, dalam kegiatan kooperatif siswa secara individual mencari hasil
yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.

Menurut Slavin dalam Koes , pembelajaran kooperatif adalah suatu model


pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Dalam pembelajaran kooperatif, anggota kelompok harus heterogen. Slavin
menyebutkan bahwa anggota tim heterogen itu terdiri dari siswa berprestasi tinggi,
sedang, dan rendah, iaki-laki dan perempuan, dan berasal dari latar belakang etnik
yang berbeda. Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif,
para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang
untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Jadi, pada pembelajaran
kooperatif siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 untuk
saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Di dalam

2
9
kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan
dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Santrock dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyebutkan bahwa belajar


kooperatif adalah pembelajaran yang terjadi ketika murid bekerja sama dalam
kelompok kecil untuk saling membantu dalam belajar. Kelompok belajar ini
bervariasi dalam ukuran, meskipun biasanya terdiri dari empat orang, Menurutnya,
pembelajaran kooperatif dapat menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan
prestasi, terutama jika dua syarat dipenuhi, yaitu: (1) disediakan perhargaan pada
kelompok dan (2) individu dimintai pertanggungjawaban. Pembelajaran kooperatif
menjadi efektif bila memenuhi dua syarat di atas. Lebih lanjut Santock mengatakan
pengakuan atau penghargaan diberikan kepada kelompok sehingga kelompok itu
dapat memahami bahwa membantu orang lain adalah demi kepentingan diri mereka
juga. Perlu digunakan mengevaluasi kontribusi individual, seperti dengan tes
individual. Tanpa akuntabilitas atau tanggung jawab individual, beberapa murid
mungkin akan "bermalas-malasan" (membiarkan murid lain mengerjakan
pekerjaannya sendiri) dan mungkin ada yang merasa diabaikan karena merasa dirinya
tidak banyak memberi kontribusi. Jika kondisi penghargaan dan akuntabilitas
individual di atas terpenuhi, pembelajaran kooperatif akan meningkatkan prestasi
pada tingkat yang berbeda-beda, dan meningkatkan prestasi di bidang keterampilan
dasar seperti pemecahan masalah.

f. Alasan Pentingnya Pembelajaran Kooperatif

Ada banyak alasan mengapa begitu penting pembelajaran kooperatif


memasuki jalur utama praktik pendidikan. Menurut Slavin alasan pembelajaran
kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan adalah berdasarkan penelitian
dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan
pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat
mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang
lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Slavin
menambahkan alasan lainnya adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu
belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta

10

2
mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal-hat yang semacam
itu.

Selanjutnya, Slavin menyebutkan pula salah satu alasan terpenting mengapa


pembelajaran kooperatif dikembangkan adalah bahwa para pendidik dan ilmuwan
sosial telah lama mengetahui tentang pengaruh yang merusak dari persaingan yang
sering digunakan di dalam kelas. Oleh karena itu, Slavin memandang perlunya
pembelajaran kooperatif, di dalam pembelajaran kooperatif terjadi interaksi dan saling
bekerja sama antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa
yang berkemampuan tinggi dapat mengajari siswa yang berkemampuan sedang dan
rendah. Sementara itu, Lie mengungkapkan banyak penelitian menunjukkan bahwa
pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada
pengajaran oleh guru. Ternyata, keberhasilan dalam belajar tidak semata-mata
diperoleh dari guru saja, tetapi dapat juga dilakukan melalui teman lain, dalam hal ini
teman sebaya. Motivasi teman sebaya dapat digunakan secara efektif di kelas untuk
meningkatkan, baik pembelajaran kognitif siswa maupun pertumbuhan efektif siswa.

Menurut Lie, sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak


didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas berstruktur disebut
sebagai sistem "pembelajaran gotong royong" atau cooperative learning. Lie
menambahkan ada beberapa atasan penting sistem pembelajaran ini dipakai di
sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi tranformasi sosial,
ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk
menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru untuk bisa ikut
berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat.

Sementara itu, menurut Sanjaya, pembelajaran kooperatif dapat digunakan jika


(1) guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dafam
belajar, (2) jika guru menghendaki siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam
belajar, (3) jika guru ingin menanamkan bahwa siswa dapat belajar dari teman
lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain, (4) jika guru menghendaki meningkatnya
motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka, dan (5) jika guru
menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan

11

2
menemukan berbagai solusi pemecahan. Lebih lanjut dikatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki
sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. Selain itu, pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik (student achievement),
dampak pengiring (relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap
lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, suka memberi
pertolongan pada yang lain.

Terakhir, Muijs menjelaskan bahwa kerja kelompok kecil kolaboratif


(pembelajaran kooperatif) memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan utama terletak
pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu pengembangannya. Salah satu
keuntungannya terletak pada kontribusi yang dapat diberikan metode ini bagi
pengembangan keretampilan sosial. Bekerja dengan murid-murid lain dapat
membantu murid mengembangkan kemampuan empatik mereka dengan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk melihat sudut-sudut pandang orang Iain, yang pada
gilirannya dapat membantu mereka menyadari bahwa setiap orang memiliki keiebihan
dan kekurangan.

g. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk


memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang
mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan
memberikan kontribusi. Selain itu, tujuan utama dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara kelompok
bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara kelompok. Jadi, di dalam pembelajaran
kooperatif dibutuhkan partisipasi dan kerja sama dalam kelompok.

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara belajar


siswa menuju ke arah yang lebih baik. Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah
usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda

12

2
latar belakangnya. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa memiliki peran
ganda, yaitu sebagai siswa dan sebagai guru. Dalam pembeiajaran kooperatif siswa
bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama. Akibatnya, akan terjadi
proses pembelajaran yang dilakukan oleh teman sebaya.

Slavin mengemukakan ada tiga konsep penting bagi pembelajaran tim yaitu:
(1) penghargaan bagi tim, (2) tanggung jawab individual, dan (3) kesempatan sukses
yang sama. Tim akan mendapat sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim bila
mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Tanggung jawab individual maksudnya adalah bahwa kesuksesan tim


bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab
difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar
dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk
penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya. Kesempatan
sukses yang sama maksudnya bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya
dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Dengan demikian,
siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang
untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada
nilainya.

Penghargaan tim dan tanggung jawab individual sangat penting untuk


meningkatkan kemampuan dasar. Bahkan, jika para siswa diberi penghargaan karena
melakukan lebih baik dari apa yang mereka lakukan sebelumnya, mereka akan lebih
termotivasi untuk berusaha daripada apabila mereka baru diberi penghargaan jika
lebih baik dari yang lain, karena penghargaan atas kemampuan untuk meraih sukses
bukanlah sesuatu yang terlalu sulit atau terlalu mudah untuk dilakukan siswa.

Ada beberapa konsep dasar yang harus diperhatikan oleh guru dalam
menggunakan model pembelajaran kooperatif di kelas. Menurut Stahl konsep-konsep
tersebut adalah: (1) kejelasan rumusan tujuan belajar, (2) penerimaan siswa secara
menyeluruh tentang tujuan belajar, (3) saling membutuhkan sesama anggota
kelompok, (4) keterbukaan dalam interaksi pembelajaran, (5) tanggung jawab
individu, (6) heterogenitas, (7) sikap dan perilaku sosial yang positif, (8) dephefing
(refleksi), dan (9) kepuasan dalam belajar.

13

2
Menurut Slavin ada 6 karakteristik prinsipal dalam metode pembelajaran
kooperatif, yaitu : (1) tugas kelompok, (2) tanggung jawab individual, (3) kesempatan
sukses yang sama, (4) kompetisi tim, (5) spesialisasi tugas, dan (6) adaptasi terhadap
kebutuhan kelompok

h. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa model pembelajaran kooperatif antara lain: Jigsaw 1, Jigsaw 2,


Team-Game Tournamenst (TGT), Student Teams Achievement Divisions (STAD),
Group Investigation (Kelompok Investigasi), Learning Together (Belajar Kelompok).

a. Pengertian Student Teams-Achievement Division (STAD)

STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling tua dan paling
banyak diteliti, diaplikasikan di berbagai tingkatan dan pada berbagai mata pelajaran.
Hal ini dapat dimengerti karena STAD merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model paling baik untuk permulaan
bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.

Gagasan utama dari STAD adalah memotivasi siswa supaya dapat saling
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan guru. Jika timnya ingin mendapatkan penghargaan tim mereka harus saling
membantu teman satu timnya untuk mempelajari materinya. Mereka harus
mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik. Para siswa bekerja
sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka bekerja sama,
membandingkan, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, saling membantu satu sama
lain jika ada yang salah dalam memahami, bekerja dengan teman satu timnya, menilai
kekuatan dan kelemahan mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kuis. Akan
tetapi, mereka tidak boleh saling bantu dalam mengerjakan kuis. Tanggung jawab
individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu
sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat
semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan. Skor tim
didasarkan pada kemajuan yang dibuat anggotanya dibandingkan hasil yang dicapai
sebelumnya.

14

2
Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen. Siswa merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, suku. Di dalam pendekatan tipe
STAD guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim mereka
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Setelah
itu siswa diberikan tes mengenai materi yang bersangkutan. Di dalam pelaksanaan tes
mereka tidak diperkenankan untuk saling membantu, mereka harus bekerja sendiri-
sendiri.

Di dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD sebelum kegiatan pembelajaran


dilaksanakan diperlukan persiapan-persiapan. Persiapan-persiapan itu antara lain: (1)
perangkat pembelajaran, (2) membentuk kelompok kooperatif, (3) menentukan skor
awal, (4) pengaturan tempat duduk, dan (5) kerja kelompok.

b. Komponen STAD

Menurut Slavin STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi
kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan recognisi tim. Untuk lebih jelasnya
akan penulis paparkan sebagai berikut:

a). Presentasi Kelas. Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam


presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga
memasukkan presentasi audiovisual. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari
bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas,
karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan
skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b). Tim. Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal
kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama tim adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi
adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah
guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan
atau materi lainnya.Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap

15

2
poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk

tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.
Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam
pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual
yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa
harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.

c). Kuis. Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi
dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis
individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam
mengerjakan kuis. Sehingga, setiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk
memahami materinya.

d). Skor Kemajuan Individual. Gagasan di balik skor kemajuan individual adalah
untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap
siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem
skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha
mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata
kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa
selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan
skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

e). Rekognisi Tim. Tim akan mendapat setifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabiia skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga
digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

c. Langkah-Langkah STAD

Isjoni dalam bukunya Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia


menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD diawali dengan guru menyajikan materi pelajaran, dilanjutkan dengan siswa
bekerja dalam kelompok yang terdiri dart 4 atau 5 orang anggota kelompok.
Selanjutnya setelah kegiatan kelompok dtlakukan maka setiap siswa akan

16

2
mengerjakan kuis/tes individual. Dalam mengerjakan tes individual siswa tidak
diperkenankan untuk bekerja sama. Setelah itu difakukan penghitungan skor, skor
perkembangan individual dan diakhiri dengan penghargaan kelompok berdasarkan
pada rata-rata skor perkembangan siswa dalam tiap kelompok.

Untuk lebih jelasnya peneliti uraikan sebagai berikut. (1) Penyajian materi, sebelum
menyajikan materi pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus,
memotivasi siswa, menjelaskan kiat-kiat yang akan dilakukan dalam kerja kelompok.
(2) Kerja Kelompok, dalam setiap kelompok siswa diberikan lembar kerja (LKS)
berisi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan berkaitan dengan materi yang telah
diberikan guru, di dalam kerja kelompok siswa saling bantu, (3) Kuis/Tes Individual,
dalam mengerjakan kuis ini siswa harus bekerja secara individu sekalipun skor yang
ia peroleh nanti digunakan untuk menentukan keberhasilan kelompoknya, kepada
setiap individu guru memberikan skor dan digunakan dalam menentukan skor
bersama bagi setiap kelompok (4) Perhitungan Skor, skor yang diperoleh setiap
individu akan berkontribusi pada kelompok mereka dan ini didasarkan pada sejauh
mana skor mereka meningkat dibanding skor rata-rata awal yang mereka capai pada
kuis yang lalu. Setelah guru melakukan tiga tes atau lebih gunakan skor rata-rata
sebagai skor awal. Skor kelompok atau tim dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor
perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota
kelompok.

Rata-rata skor peningkatan digunakan untuk menentukan penghargaan bagi


kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok 3 kategori
penghargaan, seperti tercantum pada table berikut ini :

Tabel 1 Tingkat Penghargaan Kelompok

Criteria (Rata-rata Tim) Predikat/penghargaan

0≤x≤5 -

5 ≤ x ≤ 75 Tim Baik

75 ≤ x ≤ 90 Tim Hebat

90 ≤ x ≤ 100 Tim Super

17

2
Tabel langkah-langkah STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1 Menyampaikan semua tujuan


belajar yang ingin dicapai pada
Menyampaikan tujuan dan
pelajaran tersebut dan memotivasi
memotivasi siswa
siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi kepada


siswa dengan jalan demonstrasi
Menyajikan informasi
atau lewat bahan bacaan.
/menyampaikan informasi

Fase 3 Menjelaskan kepada siswa


bagaimana caranya membentuk
Mengorganisasikan siswa
kelompok belajar dan membantu
ke dalam kelompok
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efesien.

Fase 4 Membimbing kelompok-kelompok


belajar pada saat mereka
Membimbing kelompok
mengerjakan tugas mereka.
bekerja dan belajar

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang


materi yang telah dipelajari atau
Evaluasi
masing-masing kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya

Fase 6 Mencari cara untuk menghargai


baik upaya maupun hasil belajar
Memberikan penghargaan
individual dan kelompok.

18

2
Ada beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan model STAD dalam

pembelajaran IPA di kelas IV SD, antara lain: (1) tipe STAD cocok dengan materi

makhluk hidup di kelas IV, yaitu membahas tentang Menghubungkan gaya dengan

gerak pada peristiwa di lingkungan sekitar., (2) Langkah-langkah pembelajaran

STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,

dan merupakan model paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru

menggunakan pendekatan kooperatif.

Dari uraian diatas yang dimaksud dengan pembelajaran Kooperatif tipe STAD

terdiri dari 6 fase, yaitu: Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, Fase 2

Menyajikan informasi /menyampaikan informasi, Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok, Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar, Fase 5 Evaluasi,

dan Fase 6 Memberikan penghargaan.

C. Bahasan Hasil-hasil penelitian yang relevan

Kajian penelitian mengenai kooperatif learning Sugiati dengan judul skripsi

“Meningkatkan hasil belajar IPS dengan menggunakan model pembelajaran

cooperative learning TIPE STAD”. Uraian hasil penelitiannya yaitu dengan

menggunakan pendekatan kooperatid learning siswa dapat belajar secara optimal dan

termotivasi melalui tutor sebaya (dimana siswa sewaktu-waktu dapat menjadi guru

dan siswa)

Isnawaty dengan judul skripsi “Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap motivasi belajar IPA kelas IV di kelurahan Palmeriam Matraman Jakarta

Timur”. Uraian hasil penelitiannya yaitu dengan adanya metode yang menyenangkan

bagi siswa diharapkan dalam pembelajaran IPA terjadi peningkatan motivasi belajar

peserta didik, selain itu siswa dapat bekerja sama dalam situasi semangat kooperatif.

19

2
Mengkaji beberapa temuan di atas tampaknya model pembelajaran kooperatif

tipe STAD menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi baik kualitas dan hasil belajar

siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun

dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan bekerjasama yang sangat

bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya.

D. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan

Berdasarkan analisis acuan teori dikatakan bahwa kemampuan berkomunikasi.

Kemampuan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor

eksternal. Salah satu faktor yang turut mempengaruhi kemampuan berkomunikasi

siswa adalah metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru. Pembelajaran yang

didesain dengan mengupayakan pengembangan potensi siswa secara optimal tentunya

akan berpengaruh pada kemampuan menulis yang optimal pula.

Salah satu desain pembelajaran tersebut adalah pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA, disinyalir dapat

mengoptimalkan potensi siswa, mengingat dalam pembelajaran kooperatif siswa

dilatih untuk mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui pembelajaran kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk

meningkatkan pencapaian prestasinya melalui kerja sama dengan teman sebayanya,

juga dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman

sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Di

dalam pembelajaran kooperatif terjadi interaksi dan saling bekerja sama antara siswa

yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi

dapat mengajari siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Dengan kata lain,

pembelajaran kooperatif dapat menanamkan kesadaran bahwa siswa dapat belajar dari

20

2
teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain. Model pembelajaran kooperatif

memungkinkan meningkatnya motivasi siswa, menambah tingkat partisipasi mereka,

dan dapat memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. Banyak

penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching) ternyata

lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diduga pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Kembangan Utara 01 Jakarta Barat. Selain itu, dapat

pula meningkatkan kegairahan belajar, suasana belajar menjadi menyenangkan,

motivasi belajar, interaksi dan partisipasi, aktivitas belajar, dan keterampilan sosial

siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan acuan teori rancangan alternatif tindakan atau desain alternatif

tindakan yang dipilih dan pengajuan konseptual perencanaan tindakan sebagaimana

telah diuaraikan di atas, maka rumusan hipotesis penelitian tindakan ini dirumuskan

sebagai berikut:

“Diduga siswa kelas IV SDN Kembangan Utara 01, jika dibelajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka hasil belajar IPA akan

meningkat.”

21

2
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari cara yang lebih baik dalam

memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA

melalui pembelajaran Kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN Kembangan Utara

01.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian 1.Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Kembangan Utara 01 yang berlokasi di Jalan

Raya Kembangan Utara no 83 RT 001 RW 002 Kembangan Jakarta Barat.

2.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2018/ 2019 yang

dimulai pada bulan Mei-Juli

C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan

1.Metode Intervensi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (action

Research), yaitu sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik

sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan

kurikulum, pengembangan sekolah, dan pengembangan keahlian mengajar. Menurut

Stringer dalam E.Mulyana bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah “disciplined

incuiri (research) which seeks focused effort to improve the quality of people

organizational, community and family live.”1

1
E.Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2006),h. 151

2
Metode proses yang digunakan dalam PTK ini adalah Metode Proses Siklus

(putaran/spiral) yang mengacu pada model PTK Kemmis and Mc.Taggart, yang

dalam satu siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan (planning),

aksi/tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflection).

Berikut ini disajikan gambar model PTK menurut Kemmis dan Mc.Taggart

BAGAN KEMMIS AND TAGGART

Perencanaan : Merencanakan RPP Alat


Refleksi :
Diskusi hasil belajar peraga/ media LKS
Diskusi Proses Instrumen penilaian
pembelajaran
Tindak Lanjut

Pelaksanaan :
Observasi : Melakukan tersesuai dengan
Penggunaan metode RPP, LKS
Pelaksanaan
Cooperatif Learning
Membuat catatan
lapangan
Membuat catatan

Penelitian ini merupakan action research yang dilaksanakan di dalam kelas,

sehingga disebut penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki

efektifitas dan efisiensi praktik pendidikan, terutama

yang terjadi di sekolah dasar. Dalam arti berdasarkan hasil refleksi / renungan,

peneliti melihat ada sebuah masalah yang harus segera dipecahkan. Dengan demikian
21

2
peneliti harus segera melakukan tindakan/ action untuk melakukan perbaikan.

Menurut Carr dan Kemmis yang dikutip oleh I.G.A.K Wardani, penelitian tindakan

kelas adalah Action research is a form selfreflective enquiry undertaken by

participants (teacher, students of principals, for example) in social (including

educational) Situations in order to improve the rationality and justice of 1) their own

social pr educational practice,2)their understanding of these practional, and the

situations (and Institutions) in which the practices are carried out.2

Perbaikan dimaksud adalah adanya peningkatan kualitas setelah adanya action /

tindakan. Penelitian dimaksud disini adalah dilakukan dalam dunia pendidikan,

khususnya di Sekolah Dasar. Penelitian dalam dunia pendidikan ini merupakan suatu

strategi pemecahan masalah yang berguna mencari tindakan yang dianggap tepat,

untuk memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah, khususnya di kelas-kelas yang

belum mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Desain Intervensi Tindakan

Intervensi tindakan/ rancangan siklus penelitian ini merupakan siklus yang meliputi

perencanaan (planning), tindakan (action), pengamat (observing), dan refleksi

(reflection) dan seterusnya sampai terselesaikannya refleksi dan tindakan berikutnya

(replanning). Penelitian ini akan dilaksanakan sampai mencapai target, dan setiap

siklus kemungkinan terdiri satu atau beberapa kali pertemuan, tergantung dari tingkat

ketercapaian dari kriteria keberhasilan yang ditetapkan.

D. Subyek/ Partisipan dalam Penelitian

Subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN

Kembangan utara 01 yang berjumlah 25 orang .

2
I.G.A.K Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Pusat Penerbit Universitas Terbuka, 2004),h.13-14
22

2
Sedangkan partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah rekan sejawat

yang dinilai memahami tentang metode penggunaan pembelajaran kooperatif tipe

STAD dalam penelitian tindakan kelas.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan

pembelajaran, memperbaiki kekurangan dan menangani masalah yang timbul dalam

proses pembelajaran dengan alternatif tindakan yang mungkin dilaksanakan dengan

berkolaborasi dengan teman sejawat.

Posisi peneliti dalam penelitian tersebut adalah pelaku utama. Artinya, keikutsertaan

peneliti dikatagorikan pada peran aktif sebagai pelaksana pembelajaran/tindakan.

Dengan terlibat langsung sebagai pelaksana penelitian, diharapkan data yang

diperoleh lebih optimal.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Barometer keberhasilan tindakan ini ditentukan berdasarkan pada pertimbangan yang

masak oleh peneliti. Oleh karena itu disamping perlu didukung oleh data yang akurat,

juga dukungan pertimbangan dari mitra kerja guru, ahli pembelajaran, dan ahli

pendidikan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif kuantitatif.

Setelah siklus berakhir secara rinci bahwa target akhir yang diharapkan untuk hasil

belajar dan target yang ditetapkan telah tercapai

Untuk hasil penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan: (1)

terjadi peningkatan perosentase pada setiap item disetiap siklus (2) terjadi

peningkatan skor pada setiap siklusnya (3) hasil skor akhir mencapai batas minimal

yang ditentukan.

Ditetapkannya kriteria keberhasilan dengan 75% dari siswa mendapat nilai 70 untuk

23

2
data hasil belajar siswa dan data penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

disesuaikan dengan teori belajar tuntas (Mastery Learning), bahwa hasil tes diukur

dengan jalan membandingkan keberhasilan yang ditandaskan.

G. Hasil Intervensi tindakan yang diharapkan

Pencapaian tindakan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran IPA di kelas IV yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe STAD adalah adanya perubahan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPA,

dimana siswa yang awalnya kurang atau bahkan tidak menyukai mata pelajaran IPA

karena mata pelajaran IPA cenderung sangat membosankan dan menjenuhkan, tetapi

kini siswa jadi menyenangi mata pelajaran IPA. Selain itu hasil intervensi tindakan

yang diharapkan adalah adanya perubahan terhadap hasil belajar IPA per siklus,

dimana perubahan tersebut terjadi cenderung positif kearah yang lebih baik lagi dari

waktu ke waktu.

Tindakan penelitian dianggap berhasil apabila pada siklus tindakan menunjukkan

peningkatan mutu kemampuan siswa pada pelajaran IPA sampai mencapai target

pencapaian 75 % dari seluruh siswa.

H. Data dan Sumber

Data 1.Data Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tujuan untuk

mengetahui peningkatan kemajuan hasil belajar . Oleh karena itu data yang

dikumpulkan ada dua jenis: (1) data pemantau tindakan (action), yaitu data yang

diperoleh untuk mengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana yang

telah dibuat sebelumnya. Jenis data ini bersifat kualitatif yaitu data yang diperoleh

dari lembar pengamatan guru dan siswa yang dituangkan dalam bentuk catatan

24

2
lapangan dan data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil

pengukuran non test yaitu lembar pembelajaran kooperatif tipe STAD. (2) data

penelitian (research) merupakan data hasil dari tindakan yang diberikan, yaitu data

tentang peningkatan hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) sumber data pemantau tindakan

(proses kegiatan pembelajaran) dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

STAD, (2) sumber data penelitian (hasil belajar dengan pembelajaran kooperatif

tipe STAD di kelas IV SDN Kembangan Utara 01).

I. Instrumen-instrumen pengumpul data yang digunakan

Untuk memperoleh data penelitian (research) maka digunakan butir soal yang

disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Sebelum digunakan pada situasi

sebenarnya, butir soal ini akan diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui

kesahihan soal tersebut. Adapun untuk memperoleh data pemantau tindakan (action)

digunakan instrument lembar pengamatan, catatan lapangan dan dokumen.

Dalam peneltian ini ada dua variable yang digunakan peneliti, yaitu

menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan hasil belajar melalui

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.

a. Definisi Konseptual dan Operasional Pembelajaran kooperatif type STAD

1. Definisi Konseptual

Pembelajaran Kooperatif type STAD trdiri dari 6 fase, yaitu: Fase

1.Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, Fase 2.Menyajikan informasi

/menyampaikan informasi, Fase 3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, Fase

4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar, Fase 5 Evaluasi, dan Fase 6

Memberikan penghargaan.

25

2
2. Definisi Operasional

Pembelajaran melalui Kooperatif type STAD adalah skor yang diberikan oleh

observer kepada guru dan siswa selama proses pembelajaran berdasarkan pada

komponen-komponen yang telah ditentukan dengan pilihan opsi “ya” dan “tidak”.

3. Kisi-kisi instrumen

Instrumen yang digunakan untuk menilai pencapaian proses pembelajaran belajar IPA

guru setelah memberikan pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif

tipe STAD gaya mempengaruhi gerak benda sekitar.

Kisi-kisi pemantau tindakan langkah-langkah STAD

Fase Kegiatan Guru No. Pernyataan

Fase 1 Menyampaikan semua tujuan 1,2,

Menyampaikan tujuan dan belajar yang ingin dicapai

memotivasi siswa pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi kepada 3, 4, 5

Menyajikan informasi siswa dengan jalan

/menyampaikan informasi demonstrasi atau lewat bahan

bacaan.

Fase 3 Menjelaskan kepada siswa 6,7,8

Mengorganisasikan siswa bagaimana caranya

ke dalam kelompok membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap

kelompok agar melakukan

transisi secara efesien.

2
Fase 4 Membimbing kelompok- 9,10,11

Membimbing kelompok kelompok belajar pada saat

bekerja dan belajar mereka mengerjakan tugas

mereka.

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar 12,13,14

Evaluasi tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing

kelompok mempersentasikan

hasil kerjanya

Fase 6 Mencari cara untuk 15,16

Memberikan penghargaan menghargai baik upaya

maupun hasil belajar

individual dan kelompok.

b. Definisi Konseptual dan Operasional Hasil Belajar IPA

1. Definisi Konseptual Hasil Belajar IPA

Hasil Belajar IPA adalah perubahan tingkah laku berupa perubahan

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menetap pada diri siswa setelah

mengalami proses belajar mengajar setelah berinteraksi degan lingkungan yang

terkondisi dalam suasana belajar.

Hasil belajar berbentuk kinerja unjuk kerja yang di tampilkan selesai

mengikuti proses pembelajaran atau latihan.

2. Definisi Operasi Hasil Belajar IPA

Hasil belajar IPA adalah skor tes hasil belajar IPA yang diperoleh oleh siswa

setelah ia melakukan pengalaman belajar sesuai dengan materi yang disampaikannya

26

2
yaitu tentang makhluk hidup

3. Kisi-kisi instrumen Hasil Belajar IPA

Kisi-kisi dibuat untuk membuat rancangan tes mengukur hasil belajar IPA

setelah siswa mengikuti pembelajaran tentang makhluk hidup melalui pembelajaran

kooperatif tipe STAD

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tes dan non tes untuk

mendapatkan data penelitian kelas ini. Teknik tes, yaitu untuk menjaring data

penelitian berupa hasil belajar Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Tes ini

dipergunakan untuk mengukur kemampuan seperti kemampuan awal, selama

tindakan, dan akhir siklus tindakan. Tes kemampuan awal dilakukan untuk

memperoleh informasi awal sebelum tindakan diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui kemajuan kemampuan selama diberikan tindakan. Tes yang dilakukan

pada akhir tindakan, dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan akhir dari hasil

siklus tindakan sebagai akibat dari tindakan yang diberikan. Dalam hal ini digunakan

tes tertulis dalam bentuk objektif tes.

Adapun teknik non tes yaitu untuk menjaring data pemantau tindakan (action)

dari proses pembelajaran selama tindakan diberikan. Data pemantau tindakan didapat

melalui (1) pengamatan langsung/ observasi guru menggunakan Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh kolaborator saat siswa belajar melalui

penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. (2) catatan lapangan, yaitu observer

catatan peneliti selama pelaksanaannya, baik berupa kekurangan atau yang perlu

ditambah dan dipertahankan

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi

Untuk menguji tingkat Keterpercayaan dan keabsahan data yang diperoleh

27

2
dalam penelitian ini, maka dilakukan teknik triangulasi dengan sumber data.

Triangulasi ini dilakukan dengan membandingkan tentang apa yang dilakukan

informasi yang dilakukan orang lain dengan cara kroscek bersama teman sejawat,

dengan orang yang dipandang ahli maupun dengan responden yang diteliti.

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan

kualitas pembelajaran IPA melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Teknik

analisis yang digunakan dalam menganalisa data yang telah terkumpul dengan cara

perhitungan prosentase kemampuan siswa dalam menjawab soal tes. Jika pada

tindakan siklus I belum tercapai target, maka akan dilakukan tindakan siklus II dan

seterusnya sampai target yang ditentukan tercapai. Sebaliknya jika mengalami

peningkatan atau telah mencapai standar yang telah ditentukan maka penelitian tidak

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Setelah dilakukan analisis data langkah selanjutnya dilaksanakan

interpretasi hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Hasil data

disajikan dalam bentuk tampilan data berupa diagram batang. Dari diagram yang

ditampilkan dapat dilihat hasil prosentase yang diperoleh dari setiap siklus.

M. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya adalah melakukan

siklus berikutnya menggunakan refleksi dari siklus I sebagai acuannya. Hal ini

dilakukan jika tidak terjadi perubahan yang signifikan pada hasil belajar IPA siswa

kelas IV SDN Kembangan Utara 01

28

2
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kembangan


Utara 01 , penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus untuk menentukan
“Meningkatkan hasil belajar melalui model tipe Kooperatif STAD pada mata
pelajaran IPA kelas IV SDN Kembangan Utara 01 Jakarta Barat”.
Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan tindakan siswa terlihat kurangnya

kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu mengungkapkan suatu

materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami, memberikan interpretasi

dan mampu mengaplikasikannya. Peserta didik tidak dapat memberikan kesimpulan

dalam suatu materi atau dalam proses pembelajaran berlangsung dan peserta didik

dapat mempraktekannya kepada orang lain. Lebih banyak mendengarkan dan

menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan serta

keterampilan sehingga nilai yang dicapai tidak maksimal dan masih dibawah KKM.

Ketuntasaan yang ditetap dari sekolah adalah 70 untuk mata pelajaran IPA,

sedangkan hanya 45% siswa yang mencapai KKM.

Berdasarkan hal di atas, maka perlu adanya suatu pembelajaran yang dapat menjadi

siswa lebih menyenangkan, kreatif dan dapat memahami pembelajaran yang

dipelajari. Tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu melakukan penelitian

dengan menggunakan metode Kooperatif STAD, sehingga siswa mampu bekerja sama

dengan teman untuk memecahkan masalah. adapun indikator keberhasilan dilihat dari

hasil dari kemampuan siswa yang akan dilakukan pada 2 siklus yaitu siklus I dan

siklus II.

2. Hasil temuan

30

2
Sasaran penelitian ini adalah aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang berhubungan
dengan materi pokok penelitian ini adalah tentang gaya dan gerak. Data tindakan,
temuan dan refleksi diperoleh melalui hasil pengamatan, wawancara, data dan
dokumentasi. Penelitian ini meliputi 2 siklus yaitu :
a. Siklus Pertama (2 Pertemuan)
Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei dan 9 Mei 2019, adapun tahap yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1) Rencana
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan mengajukan rancangan
pembelajaran siklus I. Adapun rencana yang akan dilakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut :
a) Menyiapkan RPP untuk 2 pertemuan mengenai gaya dan gerak dengan
menggunakan model Kooperatif STAD.
b) Menyiapkan alat peraga untuk proses pembelajaran.
c) Membuat lembar observasi aktivitas pembelajaran siswa dan guru
d) Menyiapkan lembar instrumen tes sebanyak 10 soal

2) Tindakan
a) Pertemuan I ( Rabu 8 Mei 2019 )
Pelaksanaan pada pertemuan I dialokasikan untuk 3 kegiatan. Pertama adalah
kegiatan awal, kegiatan awal merupakan kegiatan pertama dengan waktu 10 menit,
pada kegiatan awal ini guru melakukan apersepsi dan menyampaikan indikator dan
tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kedua adalah kegiatan inti,
kegiatan inti ini melakukan tanya jawab dan diskusi sehubung dengan materi yang
akan diajarkan dengan menggunakan alat peraga dalam kehidupan sehari-hari. Pada
kegiatan ini dilakukan pembelajaran dengan 3 tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap
elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Tahap eksplorasi, pada kegiatan ini guru melakukan eksplorasi pada kemampuan
pemahaman konsep IPA pada siswa terutama pada materi yang akan dibahas yaitu
tentang gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan siswa
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran gaya dan gerak.
Tahap elaborasi dalam kegiatan ini siswa diberikan permasalahan tentang kegunaan
31

2
gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari sampai mendapatkan suatu kesimpulan.
Tahap konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang tidak dimengerti oleh
siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab
meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan materi
yang telah dibahas.
Setelah itu adalah kegiatan penutup, guru memberikan refleksi mengenai materi yang
telah disampaikan untuk meluruskan kesalah pamahaman tentang materi, serta
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
b) Petemuan II ( Kamis 9 Mei 2019 )
Pelaksanaan pada pertemuan II dialokasikan 3 kegiatan.pertama adalah kegiatan awal.
Kegiatan awal merupakan kegiatan pertama dengan waktu 10 menit, pada kegiatan
awal ini guru melakukan apersepsi dan menyampaikan indikator dan tujuan yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Kedua kegiatan inti, kegiatan inti melakukan tanya jawab dan diskusi bersama siswa
sehubungan dengan materi yang kemarin sudah dijelaskan. Kegiatan inti dilakukan
pembelajaran dengan 3 tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap
konfirmasi.
Tahap eksplorasi, pada kegiatan ini guru melakukan eksplorasi kemampuan
pemahaman konsep siswa terutama pada materi yang akan dibahas dengan
menggunakan alat peraga disekitar kelas, yaitu tentang gaya dan gerak dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
Kedua tahap elaborasi, pada kegiatan ini siswa diberikan permasalahan tentang
kegunaan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari samapai mendapatkan suatu
kesimpulan.
Ketiga adalah tahap konfirmasi, guru bertanya tentang hal yang tidak dimengerti oleh
siswa, setelah itu guru bersama siswsa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan materi yang telah dibahas
bersama-sama.
Selanjutnya guru memberikan soal untuk mengerjakan tes formatif berupa tes untuk
mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa, jumlah soal yang diujikan
sebanyak 10 soal dan dibagikan ke 25 siswa yang hadir. Selanjutnya adalah kegiatan
penutup, guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
31

2
3) Observasi
Observasi adalah proses pengamatan kegiatan belajar mengajar berlangsung, dan hasil
implementasi terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti, lembar
observasi, tersebut mencakup lembar observasi siswa dan lembar observasi guru.
a) Observasi Siswa
Kegiatan observasi siswa diawali pada pertemuan pertama siklus I, yaitu hari Rabu 8
Mei 2019. Pada pertemuan ini dihadiri 25
siswa yang hadir. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, observer melakukan
pengamatan.
Berdasarkan hasil perhitungan observasi aktivitas siswa, rata- rata aktivitas siswa
kelas IV SDN Kembangan Utara 01 pada pertemuan pertama siklus I yaitu 67%
tergolong sedang, karena pada saat menganalisis masalah masih ada 4 kelompok yang
masih kurang aktif dan pada saat mencari informasi siswa pun masih kurang aktif
untuk memberikan pendapat tentang materi yang di pelajari. Dalam menghargai
pendapat yang berbeda pun kurang menemukan solusi tentang masalah yang menjadi
topik diskusi tersebut maka dari itu kemampuan pemahan konsep siswa melalui
model Kooperatif STAD pada pertemuan pertama siswa mulai menyukainya .

4) Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung, kemampuan siswa dalam
pemahaman konsep sudah mengalami peningkatan dan cukup baik dari pada observer
awal, akan tetapi belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan nilai rata-rata siswa yang sudah mencapai KKM yaitu sebesar 56% atau 16
siswa dari 25 siswa. Sedangkan yang belum mencapai KKM yaitu 44% atau sekitar
11 siswa. Adapun target KKM pada pelajaran IPA di SDN Kembangan Utara 01
adalah 70. Pada siklus I rata-rata pemahaman pokok bahasan materi Gaya dan gerak
dengan menggunakan model Kooperatif STAD hanya mencapai 56%. Adapun
perolehan secara rinci hasil keberhasilan siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

32

2
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Konsep Siklus I
No Nilai (x) Frekuensi Rata Persen
rata
1 50 5 250 20%
2 60 6 360 24%
3 70 8 420 32%
4 80 3 240 12%
5 90 2 180 8%
6 100 1 100 4%
Jumlah 25 1550 100%

Untuk menghitung rata-rata hasil belajar siswa digunakan rumus :

Rata nilai =1550 = 62


25
Jika dilihat dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, maupun
kemampuan pemahaman konsep siswa, peneliti merasa dalam pembelajaran siklus I
ini belum optimal. Hal ini perlu ditingkatkan kembali oleh peneliti untuk membuat
kegiatan pembelajaran yang efektif, dan melibatkan siswa agar hasilnya pun akan
lebih baik lagi. Hal ini belum sesuai dengan harapan dalam penelitian ini, maka
observer dan peneliti memutuskan penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.

B. Temuan Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran, yang berhubungan dengan materi pokok penelitian ini adalah tentang
gaya dan gerak. Data tindakan, temuan dan refleksi diperoleh melalui hasil
pengamatan, wawancara, data dan dokumentasi. Penelitian ini meliputi 2 siklus yaitu :
a. Siklus Kedua (2 Pertemuan)
Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 15 Mei dan 16 Mei 2019, adapun tahap yang
dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Rencana
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan mengajukan rancangan
pembelajaran siklus II. Adapun rencana yang akan dilakukan pada siklus II adalah
sebagai berikut :
33

2
a) Menyiapkan RPP untuk 2 pertemuan mengenai gaya dan gerak dengan
menggunakan model Kooperatif STAD.
b) Menyiapkan alat peraga untuk proses pembelajaran.
c) Membuat lembar observasi aktivitas pembelajaran siswa dan guru
d) Menyiapkan lembar instrumen tes sebanyak 10 soal
2. Tindakan
a) Pertemuan I ( Rabu 15 Mei 2019 )
Pelaksanaan pada pertemuan I dialokasikan untuk 3 kegiatan. Pertama adalah
kegiatan awal, kegiatan awal merupakan kegiatan pertama dengan waktu 10
menit, pada kegiatan awal ini guru melakukan apersepsi dan menyampaikan
indikator dan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kedua
adalah kegiatan inti, kegiatan inti ini melakukan tanya jawab dan diskusi
sehubung dengan materi yang akan diajarkan dengan menggunakan alat peraga
dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan ini dilakukan pembelajaran dengan 3
tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap elaborasi, dan tahap konfirmasi.
Tahap eksplorasi, pada kegiatan ini guru melakukan eksplorasi pada kemampuan
pemahaman konsep IPA pada siswa terutama pada materi yang akan dibahas yaitu
tentang gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan siswa
memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran gaya dan
gerak.
Tahap elaborasi dalam kegiatan ini siswa diberikan permasalahan tentang
kegunaan gaya dan gerak dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mempresentasikan di depan kelas sampai mendapatkan suatu
kesimpulan.
Tahap konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang tidak dimengerti oleh
siswa. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan materi yang telah dibahas.
Setelah itu adalah kegiatan penutup, guru memberikan refleksi mengenai materi
yang telah disampaikan untuk meluruskan kesalah pamahaman tentang materi,
dan memberikan pekerjaan rumah, serta menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya.
b) Petemuan II ( Kamis 16 Mei 2019 )
Pelaksanaan pada pertemuan II dialokasikan 3 kegiatan.pertama adalah
34

2
kegiatan awal. Kegiatan awal merupakan kegiatan pertama dengan waktu 10
menit, pada kegiatan awal ini guru melakukan apersepsi dan menyampaikan indikator
dan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
Kedua kegiatan inti, kegiatan inti melakukan tanya jawab dan diskusi bersama
siswa sehubungan dengan materi yang kemarin sudah dijelaskan. Kegiatan inti
dilakukan pembelajaran dengan 3 tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap elaborasi, dan
tahap konfirmasi.
Tahap eksplorasi, pada kegiatan ini guru melakukan eksplorasi kemampuan
pemahaman konsep siswa, yaitu tentang gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan seksama.
Kedua tahap elaborasi, pada kegiatan ini siswa diberikan pertanyaan
permasalahan tentang kegunaan gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari samapai
mendapatkan suatu kesimpulan.
Ketiga adalah tahap konfirmasi, guru bertanya tentang hal yang tidak
dimengerti oleh siswa, setelah itu guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan materi yang telah
dibahas bersama-sama.
Selanjutnya guru memberikan soal untuk mengerjakan tes formatif berupa tes
untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa, jumlah soal yang diujikan
sebanyak 10 soal dan dibagikan ke 25 siswa yang hadir. Selanjutnya adalah kegiatan
penutup, guru memberikan refleksi mengenai materi yang telah disampaikan dan
menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
3) Observasi
Observasi adalah proses pengamatan kegiatan belajar mengajar berlangsung,
dan hasil implementasi terhadap rencana pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti,
lembar observasi, tersebut mencakup lembar observasi siswa dan lembar observasi
guru.
a) Observasi Siswa
Kegiatan observasi siswa diawali pada pertemuan pertama siklus II, yaitu hari
Rabu 8 Mei 2019. Pada pertemuan ini dihadiri 25 siswa yang hadir. Pada saat
pelaksanaan pembelajaran, observer melakukan pengamatan.
Berdasarkan hasil perhitungan observasi aktivitas siswa, rata- rata aktivitas siswa

35

2
kelas IV Kembangan Utara 01 pada pertemuan pertama siklus II yaitu 92% tergolong
sangat tinggi, karena pada saat menganalisis masalah semua kelompok sangat aktif
dan pada saat mencari informasi, siswa aktif untuk memberikan pendapat tentang
materi yang di pelajari, serta mampu mempresentasikan dan memberikan kesimpulan
dengan topik masalah yang dia hadapi. Dalam menghargai pendapat yang berbeda,
dapat menemukan solusi tentang masalah yang menjadi topik diskusi tersebut maka
dari itu kemampuan pemahan konsep siswa melalui model Kooperatif STAD pada
pertemuan kedua siswa sangat menyukainya .

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata observasi aktivitas siswa, rata-rata aktivitas


siswa kelas IV SDN Kembangan Utara 01 yaitu 92% tergolong sangat tinggi. Karena
siswa mulai mampu pada saat menganalisis masalah dan siswa sudah dapat
memfokuskan masalah pada saat mencari informasi, siswa pun dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep untuk memberikan pendapat tentang topik masalah.
Dalam menghargai pendapat yang berbeda pun sudah bisa menemukan solusi tentang
masalah yang menjadi topik diskusi tersebut maka dari itu aktivitas siswa dalam
kemampuan pemahaman konsep melalui model Kooperatif STAD mulai meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas siswa kelas IV SDN Kembangan Utara
01 pada siklus II tergolong sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan dengan
menggunakan model Kooperatif STAD mampu membuat siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Tidak hanya itu siswa juga menjadi lebih fokus pada
pembelajaran dan lebih aktif. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas siswa yang
tergolong sangat tinggi, jika dipersentasekan keaktivan siswa yaitu 92%
c) Observasi Guru
Kegiatan observasi guru diawali pada pertemuan pertama siklus II, yaitu hari Rabu 15
Mei 2019. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, observer melakukan pengamatan.
Hasil yang didapatkan dari observasi guru pada pertemuan pertama siklus II ini adalah
peneliti sudah sangat baik dalam melaksanakan
pembelajaran. Sudah sangat bagus cara memberi tindak lanjut kepada siswa. Rata-rata
aktivitas guru yang diperoleh pada pertemuan pertama siklus II yaitu 100%.
8) Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama siklus II berlangsung, kemampuan siswa dalam
pemahaman konsep sudah mengalami peningkatan yang sangat baik dan lebih baik
36

2
dari pada observer awal, sudah sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan nilai rata-rata siswa yang sudah mencapai KKM yaitu sebesar
92% atau 23 siswa dari 25 siswa. Sedangkan yang belum mencapai KKM yaitu 8%
atau sekitar 2 siswa. Adapun target KKM pada pelajaran IPA di SDN Kembangan
Utara 01 adalah 70. Pada siklus II rata-rata pemahaman konsep pokok bahasan materi
Gaya dan gerak dengan menggunakan model Kooperatif STAD sangat tinggi
mencapai 88.
Adapun perolehan secara rinci hasil keberhasilan siswa dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel hasil belajar Siklus II

No Niali (x) Frekuensi Persen


1 50 1 1,49%
2 60 2 3,57%
3 70 2 4,17%
4 80 5 11,90%
5 90 7 40,18%
6 100 8 38,69%
Jumlah 25 100%

Nilai rata-rata = 2.140 = 85,6


25
Maka dengan diadakan siklus 1 dan 2 nilai anak mengalami kenaikan secara

signifikan, Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

Kooperatif STAD maka pemahaman konsep materi gaya dan gerak pada siswa kelas

IV SDN Kembangan Utara 01 meningkat.

37

2
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, dan pembahasan, maka hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa melalui model Kooperatif STAD dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa SDN Kembangan Utara 01. Pelaksanaan penelitian ini terdiri 2 siklus.
Pada siklus I meliputi proses perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
merupakan hasil kegiatan dari siklus I. Pada siklus I peneliti melakukan pembelajaran
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat tetapi hasilnya masih jauh dari harapan,
masih terdapat 13 siswa yang dibawah KKM. Pada siklus I keaktivan siswa hanya 56%
sedangkan pada siklus II keaktivan siswa meningkat menjadi 92%. Keaktivan siswa
pada siklus I yang hanya 44% dikarenakan masih ada beberapa siswa yang masih tidak
fokus pada kelompoknya, dan kurang memahami materi yang telah diajarkan.
Pada siklus II aktivitas siswa meningkat yaitu mencapai 92%. Peningkatan ini
terjadi karena siswa sudah fokus dan aktif dalam kelompoknya, tidak hanya itu siswa
dapat mempresentasikan dan memberikan pendapat dari masalah yang dia dapatkan.
dibanding siklus I. meliputi tahap perencanaan yang berdasarkan hasil refleksi dari
siklus I yaitu dengan menjalin komunikasi dengan siswa. Selanjutnya peneliti
melakukan pembelajaran sesuai dengan perrencanaan dan hasilnya pun sangat
baik, kegembiraan terlihat di wajah siswa selama mengikuti pembelajaran, sehingga
siswa memiliki kemampuan dalam memahami sebuah konsep yang tinggi, saat diberi
pertanyaan pun siswa tidak ragu untuk mengacungkan tangan untuk menjawab soal
yang diberikan.
Jika dilihat dari pemahaman konsep siswa, siklus I penelitian tindakan kelas ini
belum berhasil sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Rata-rata hasil belajar siswa baru
58% yang diantaranya ada siswa yang belum tuntas. Tetapi pada akhir siklus II terjadi
peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik yaitu rata-rata pemahaman konsep
siswa menjadi 92%. Pada siklus ini terdapat 3 siswa yang belum tuntas.
B . SARAN
Agar kemampuan pemahaman konsep siswa terus meningkat sebaiknya siswa
sering dilatih dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari. Kepada guru dalam mengajar lebih baiknya siswa diajak untuk melihat
fakta dengan lebih teliti dan memberikan kesempatan kepada siswa dalam
38

2
berpendapat serta mengajak siswa untuk bisa mengambil kesimpulan yang tepat.
Dalam pemilihan metode dan model pun harus sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Karena tidak semua materi bisa menggunakan model Kooperatif STAD .
Yang tidak kalah penting adalah bagaimana guru bisa menciptakan suasana kelas dan
dapat menguasai kelas sehingga pembelajaran kondusif dan menyenangkan.

39

2
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2016). Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Bandung:


PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aunurrahman. (2016). Belajar & Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Huda,

M. (2017). Model-Model Pengajaran & Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Priansa, D. J. (2017). Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran. Bandung:


CV Pustaka Setia.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada. Sagala, S. (2013). Konsep & Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, U. (2016). Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks


Permata Puri Media.
Sardiman. (2014). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada

40

2
Lampiran –
lampiran

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
SOAL SIKLUS I
Lampiran 15 Soal Siklus
I

Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang tepat dan benar !


1. Mengapa ketika rem sepeda di rem saat berjalan kencang akan panas?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
2. Apa yang terjadi ketika Dua kutub magnet yang sama jika didekatkan?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
3. Mengapa pensil dan kertas saat dilempar atas maka tidak jatuh
secara bersamaan?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
4. Ketika kita sedang percobaan bermain tarik tambang , bahwa kita
dapat mengetahui ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
5. Apa yang terjadi ketika ujung magnet yang berbeda kutubnya jika
didekatkan maka akan ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
6. Benda yang memanfaatkan gaya gesek adalah ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
7. Buah kelapa jatuh selalu ke bawah, hal itu menunjukkan adanya gaya
? Jawaban
:………………………………………………………………………..
8. Ban sepeda saat berjalan di jalan raya maka terjadi gaya
? Jawaban
:………………………………………………………………………..
9. Contoh benda yang bersifat elastis adalah?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
10. Menutup pintu dari dalam ruang membutuhkan gaya ?
Jawaban
:…………………………………………………………………

2
2
SOAL SIKLUS II
Jawablah pertanyaan ini dengan jawaban yang tepat dan benar !
1. Saat bermain ketapel maka kita membutuhkan gaya ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
2. Saat kita bermain tanah liat untuk membuat vas bunga, itu
membuktikan gaya dapat?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
3. Contoh gaya pegas dalam kehidupan sehari-hari adalah ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
4. Dari percobaan penggaris yang sudah di gosokan ke rambut maka kita
mendapatkan kesimpulan ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
5. Gaya pegas terjadi karena adanya benda yang bersifat?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
6. Semakin ditarik busur panah maka akan terhempas semakin ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
7. Gaya bisa berupa gaya tarikan dan ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
8. Gaya gesakan yang bermanfaat untuk manusia adalah ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
9. Gaya gesek dapat menimbulkan energi ?
Jawaban
:………………………………………………………………………..
10. Benda yang dapat di tarik oleh magnet adalah ?
Jawaban
:………………………

2
Catatan lapangan Siklus 1
Pertemuan ke 1

Hari / Tanggal : Rabu, 8 Mei

2019 Waktu : 07.00-08.10

Tempat : SDN Kembangan Utara 01

Materi : Gaya dan Gerak

Observer : Siti Khadijah, S.Pd

Waktu Deskripsi
Setelah mendengar bel berbunyi,
seluruh siswa berbaris didepan kelas
lalu memasuki kelas, kemudian guru
menkondisikan siswa untuk duduk
yang rapi. Guru bersama siswa
melakukan rutinitas yang bisa
dilakukan sebelum memulai pelajaran
07.00-07.10 seperti, membaca doa sebelum belajar,
mengisi daftar hadir, menanyakan
seputar kegiatan siang hari yang siswa
lakukan apa saja, dan menanya siswa
bagaimana kabarnya. Selanjutnya guru
menjelaskan materi kegiatan yang kan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru melakukan
07.00-08.00
tanya jawab terkait materi yang akan

2
disampaikan. Guru bertanya kepada
siswa “siapa yang tahu pengertian
tentang gaya?” ada beberapa siswa
yang sudah tahu dan menjawabnya
dan ada juga yang belum tahu.
Kemudian guru bertanya RK “Gaya
memiliki macam-macamnya, coba
sebutkan ada apa saja?” dan NR
menjawab “gaya gesek, gaya
gravitasi, gaya listrik”. Kemudian MS
menambahkan “ada gaya pegas, gaya
magnet dan gaya otot. Karna dalam
kurikulum 2013 cara belajar SDN
Kembangan Utara 01 sudah
berkelompok jadi guru tidak
membagi kelompok lagi karna itu
sudah sesuai belajar mereka dalam
sehari-hari. Kelompok tersebut terbagi
menjadi 4- 5 kelompok. Setelah
kelompok sudah dibuat, guru
memberikan tugas yang ada pada buku
. Dan guru memberi waktu selama 30
menit untuk mengerjakannya. Dan
setelah selesai tiap kelompok harus
maju kedepan untuk mengisi salah
satu contoh gaya yang dilakukan dan
mempraktikannya di depan kelas.
Guru pun memberi penjelasan, bahwa
gaya itu merupakan suatu tarikan atau
dorongan atau juga bisa perpindahan
tempat yaitu dari
tempat satu ke tempat lain. Dari

2
pengamatan yang dilakukan ternyata
gaya biasa dilakukan dalam kehidupan
sehari hari misalkan pada saat kita
membuka atau mendorong pintu itu
termasuk gaya gesek atau gaya otot
karna di pintu itu terdapat gesekan
yang ada pada ubin serta gaya ototnya
yaitu pada saat kita menarik atau
mendorongnya kita membutuhkan
tangan kita untuk melakukannya
sesuai tenaga.
Pada kegiatan penutup, guru
mereview kegiatan yang telah
dilakukan, melakukan tanya jawab
pada siswa. Sebelum guru menutup
kegiatan guru bertanya kepada siswa
“Apakah kalian senang dengan
pembelajaran hari ini?” siswa
menjawab “Senang sekali pak”. RK
08.00-08.10
menambahkan “Tapi tadi saya ketika
mendorong meja sangat berat pak,
makanya agak sulit pas memindahkan
meja tersebut, tetapi saya sangat
senang melakukan kegiatan tersebut”.
Baiklah sebelum kita menutup
pembelajaran hari ini kita berdoa
pulang.
Pada siklus I pertemuan pertama,
Refleksi siswa melakukan pengamatan
disekitar kelas secara berkelompok

2
dan mendiskusikannya. Keterampilan
sains yang dialami siswa pada
kegiatan ini yaitu siswa mengamati,
mengajukan pertanyaan, dan melatih
siswa untuk berkomunikasi dengan
baik. Walaupun masih ada siswa yang
kesulitan dalam melakukan kegiatan
ini.
Pada pertemuan ini belum terlihat
seluruh aspek yang berkaitan dengan
kemampuan pemahaman konsep.
Dengan demikian, pemahman konsep
siswa masih perlu ditingkatkan agar
seluruh aspek yang berkaitan dengan
pemahaman konsep dapat tercapai.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
harus lebih dalam membantu siswa
dengan aktivitas yang lebih dalam
membantu siswa dengan aktivitas
yang lebih menarik dan menstimulus
kemampuan yang siswa miliki, agar
seluruh indikator dapat tercapai oleh
semua siswa.

2
Catatan lapangan Siklus I
Pertemuan ke II

Hari / Tanggal : Kamis, 9 Mei

2019 Waktu : 07.00 : 08.10

Tempat : SDN Kembangan Utara 01

Materi : Gaya dan Gerak

Observer : Siti Khadijah , S.Pd

Waktu Deskripsi
Setelah mendengar bel berbunyi,
seluruh siswa berbaris didepan kelas
lalu memasuki kelas, kemudian guru
menkondisikan siswa untuk duduk
yang rapi. Guru bersama siswa
melakukan rutinitas yang bisa
dilakukan sebelum memulai pelajaran
07.00-07.10 seperti, membaca doa sebelum belajar,
mengisi daftar hadir, menanyakan
seputar kegiatan siang hari yang siswa
lakukan apa saja, dan menanya siswa
bagaimana kabarnya. Selanjutnya guru
menjelaskan materi kegiatan yang kan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa
07.10-08.00
“anak-anak kemarin kan kita sudah
mempraktikan bagaimana gaya

2
bekerja, sekarang kita masih
mempelajari materi yang masih
berkaitan dengan gaya. Apa kalian
masih ingat ?” sebagian siswa “iya,
ingat pak”. Guru bertanya “anak-anak,
dalam gaya ada beberapa macam?”
siswa menjawab “ada 6 bu”. AF
menambahkan “ada gaya otot, gaya
gesek, gaya listrik, gaya gravitasi,
gaya pegas, dan gaya magnet”. Guru
menjelaskan “iya yang kalian sebutkan
tadi benar, coba kalian sebutkan sama-
sama, dalam gaya “gaya otot, gaya
gravitasi, gaya listrik, gaya pegas,
gaya listrik dan gaya magnet.
Guru membuat siswa menjadi 4-5
kelompok. “Anak-anak hari ini pak
akan memberikan kalian soal dan
dikerjakan sesuai kelompok kalian.
Kalian boleh berdiskusi sesama teman
kelompok tetapi tetap mengerjakan
soal tersebut masing-masing karena
penilaiannya pun ini per invidu bukan
per kelompok. Siswa diberi waktu 30
menit untuk mengerjakan soal.
Pada kegiatan penutup, guru
mereview kegiatan yang telah
dilakukan, melakukan tanya jawab
08.00-08.10
pada siswa. Sebelum guru menutup
kegiatan guru bertanya kepada siswa
“Apakah kalian senang dengan

2
pembelajaran hari ini?” siswa
menjawab “Senang sekali pak”.
“Anak-anak coba sebutkan macam-
macam gaya?” AM menjawab “ Gaya
otot, listrik, pegas, gravitasi, gesek,
dan magnet”
Guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk lebih giat lagi dalam
belajar. Baiklah sebelum kita menutup
pembelajaran hari ini kita
berdoa pulang.
Pada siklus I pertemuan kedua,
siswa melakukan diskusi secara
berkelompok. Keterampilan sains yang
dialami siswa pada kegiatan ini yaitu
siswa mengidentifikasi masalah,
mengeksplorasi masalah,
mengaplikasi, menganalisis ,
memberikan kesimpulan tentang topik
masalah, menghargai pendapat yang
berbeda, memberikan alternatif solusi
Refleksi
tentang masalah yang menjadi topik
diskusi, dan siswa memilih solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah,
Walaupun masih ada siswa yang
kesulitan dalam melakukan kegiatan
ini.
Pada pertemuan ini belum terlihat
seluruh aspek yang berkaitan dengan
pemahaman konsep. Dengan
demikian, pemahaman konsep siswa

2
masih perlu ditingkatkan agar seluruh
aspek yang berkaitan dengan aspek
pemhaman konsep dapat tercapai.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
harus lebih dalam membantu siswa
dengan aktivitas yang lebih dalam
membantu siswa dengan aktivitas
yang lebih menarik dan menstimulus
kemampuan yang siswa miliki, agar
seluruh indikator dapat tercapai oleh
semua siswa.

2
Catatan lapangan Siklus II
Pertemuan ke I

Hari / Tanggal : Rabu, 15 Mei

2019 Waktu : 07.00-08-10

Tempat : SDN Kembangan Utara 01

Materi : Gaya dan Gerak

Observer : Siti Khadijah S.Pd

Waktu Deskripsi
Setelah mendengar bel berbunyi,
seluruh siswa berbaris didepan kelas
lalu memasuki kelas, kemudian guru
menkondisikan siswa untuk duduk
yang rapi. Guru bersama siswa
melakukan rutinitas yang bisa
dilakukan sebelum memulai pelajaran
07.00-07.10 seperti, membaca doa sebelum belajar,
mengisi daftar hadir, menanyakan
seputar kegiatan siang hari yang siswa
lakukan apa saja, dan menanya siswa
bagaimana kabarnya. Selanjutnya guru
menjelaskan materi kegiatan yang kan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai.
Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa
“anak-anak kemarin kan kita sudah
07.10-08.00
mempraktikan bagaimana gaya
bekerja, sekarang kita masih
mempelajari materi yang masih

2
berkaitan dengan gaya. Apa kalian
masih ingat ?” sebagian siswa “iya,
ingat Bu”. Guru bertanya “anak-anak,
dalam gaya ada beberapa macam?”
siswa menjawab “ada 6 bu”. RN
menambahkan “ada gaya otot, gaya
gesek, gaya listrik, gaya gravitasi,
gaya pegas, dan gaya magnet”. Guru
menjelaskan “iya yang kalian sebutkan
tadi benar, coba sekarang bapak minta
salah satu kegiatan dari tiap macam-
macam gaya, yang pertama gaya otot
contohnya itu seperti melakukan
olahraga yaitu berlari, gaya gesek
seperti halnya kita memindahkan meja
kelas dari belakang ke depan, karna
terdapat gesekan pada ubin, gaya
listrik contohnya gosok-gosokkan
penggaris plastik pada rambut kalian,
siapkan juga kertas yang disobek-
sobek halus, setelah digosokkan
berulang kali pada rambut , dekatkan
penggaris pada potongan-potongan
kertas. kalian akan melihat potongan
kertas tertarik ke arah penggaris.
Penggaris bisa menarik potongan
kertas dengan gaya listrik statis, gaya
gravitasi contohnya seperti buah yang
jatuh dari pohonnya, gaya pegas
contohnya seperti bermain ketapel,
dan gaya magnet contohnya seperti

2
menarik jarum, peniti, atau paku.
Dan setelah selesai tiap kelompok
harus maju kedepan untuk mengisi
salah satu jawaban yang telah dijawab.
Pada kegiatan penutup, guru
mereview kegiatan yang telah
dilakukan, melakukan tanya jawab
pada siswa. Sebelum guru menutup
kegiatan guru bertanya kepada siswa
“Apakah kalian senang dengan
pembelajaran hari ini?” siswa
menjawab “Senang sekali pak”.
08.00-08.10 “Anak-anak coba sebutkan macam-
macam gaya?” RN menjawab “ Gaya
otot, listrik, pegas, gravitasi, gesek,
dan magnet”
Guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk lebih giat lagi dalam
belajar. Baiklah sebelum kita menutup
pembelajaran hari ini kita
berdoa pulang.
Pada siklus II pertemuan pertama,
siswa melakukan pengamatan
disekitar kelas secara berkelompok
dan mendiskusikannya. Keterampilan
Refleksi sains yang dialami siswa pada
kegiatan ini yaitu siswa mengamati,
mengajukan pertanyaan, dan melatih
siswa untuk berkomunikasi dengan
baik. Walaupun masih ada siswa yang

2
kesulitan dalam melakukan kegiatan
ini.
Pada pertemuan ini sudah terlihat
seluruh aspek yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis. Namun
guru masih harus terus pemahaman
konsep. kemampuan-kemampuan
siswa dalam memahami sebuah
konsep
. Dengan demikian, kemampuan
pemahaman konsep siswa akan terus
berkembang sehingga siswa tidak
kesulitan lagi dalam mengingat
materi yang telah diajarkan.

2
Catatan lapangan Siklus II
Pertemuan ke II

Hari / Tanggal : Kamis, 16 Mei

2019 Waktu : 07.00-08.10

Tempat : SDN Kembangan Utara 01

Materi : Gaya dan Gerak

Observer : M. Lutfi Fauzan, S.Pd

Waktu Deskripsi
Setelah mendengar bel berbunyi,
seluruh siswa berbaris didepan kelas
lalu memasuki kelas, kemudian guru
menkondisikan siswa untuk duduk
yang rapi. Guru bersama siswa
melakukan rutinitas yang bisa
dilakukan sebelum memulai pelajaran
seperti, membaca doa sebelum belajar,
mengisi daftar hadir, menanyakan
seputar kegiatan siang hari yang siswa
07.00-07.10
lakukan apa saja, dan menanya siswa
bagaimana kabarnya. Guru melakukan
apersepsi sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti, memberi motivasi
kepada siswa agar semangat dengan
melakukan tepukan. Selanjutnya guru
menjelaskan materi kegiatan yang kan
dilakukan hari ini dan apa tujuan yang
akan dicapai.

2
Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan sesuatu kepada siswa
“anak-anak kemarin kan kita sudah
mempraktikan bagaimana gaya dan
gerak bekerja, sekarang kita masih
mempelajari materi yang masih
berkaitan dengan gaya. Apa kalian
masih ingat ?” sebagian siswa “iya,
ingat bu”. Guru bertanya “anak-anak,
dalam gaya ada beberapa macam?”
siswa menjawab “ada 6 bu”. MH
menambahkan “ada gaya otot, gaya
gesek, gaya listrik, gaya gravitasi,
gaya pegas, dan gaya magnet”.
Guru membuat siswa menjadi 4
07.10-08.00 kelompok. “Anak-anak hari ini ibu
akan memberikan kalian soal seperti
pada pertemuan sebelumnya dan
dikerjakan sesuai kelompok kalian.
Kalian boleh berdiskusi sesama teman
kelompok tetapi tetap mengerjakan
soal tersebut masing-masing karena
penilaiannya pun ini per invidu bukan
per kelompok. Ibu akan menjelaskan
bagaimana cara menjawab soal
tersebut. Pertama kalian siapkan
gunting dan lem kemudian disoal
tersebut itu sudah ada jawabannya
tetapi jawaban tersebut masih tersusun
acak, kalian gunting jawaban itu
kemudian susun dan tempelkan

2
dengan lem pada kotak jawaban
tersebut.”
Siswa dan kelompoknya masing-
masing mulai mencari tahu dan
bediskusi secara kritis bagaimana cara
memecahkan susunan tersebut
menjadi benar sesuai jawaban yang
tepat pada materi gaya. Guru pun
membimbing siswa dalam melakukan
kegiatan tersebut.
Pada kegiatan penutup, guru
mereview kegiatan yang telah
dilakukan, melakukan tanya jawab
pada siswa. Sebelum guru menutup
kegiatan guru bertanya kepada siswa
“Apakah kalian senang dengan
pembelajaran hari ini?” siswa
menjawab “Senang sekali bu”. “Anak-
08.00-08.10 anak coba sebutkan macam-macam
gaya?” menjawab “ Gaya otot, listrik,
pegas, gravitasi, gesek, dan magnet”
Guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk lebih giat lagi dalam
belajar. Baiklah sebelum kita menutup
pembelajaran hari ini kita
berdoa pulang.

Pada siklus II pertemuan kedua,


Refleksi siswa melakukan diskusi secara
berkelompok. Keterampilan sains

2
yang dialami siswa pada kegiatan ini
yaitu siswa menganlisis masalah,
memfokuskan maslah, mencari
informasi, menkomunikasikan,
memberikan pendapat tentang topik
masalah, menghargai pendapat yang
berbeda, memberikan alternatif solusi
tentang masalah yang menjadi topik
diskusi, dan siswa memilih solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah,
Walaupun masih ada siswa yang
kesulitan dalam melakukan kegiatan
ini.
Pada pertemuan ini sudah terlihat
seluruh aspek yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis. Namun
guru masih harus terus menggali
kemampuan-kemampuan siswa dalam
berpikir secara kritis. Dengan
demikian, kemampuan berpikir kritis
siswa akan terus berkembang sehingga
siswa tidak kesulitan lagi dalam
mengingat materi yang telah diajarkan

2
2
2
Lampiran 22 Hasil Belajar Siklus I
Hasil Belajar IPA Siklus I kelas 4b
Rekap Nilai Ilmu pengetahuan Alam (4b) KKM : 70
Keterangan
No. No. Induk Nama Nilai

60 Belum Tuntas
1. 0074833383 AHMAD AKBAR
50 Belum Tuntas
2 0078893545 ALIYA KHOIRUNNISA
50 Belum Tuntas
3 0075354998 ARTIKA MILA
60 Belum Tuntas
4
0076601287 ASYIFA NUR'ALIFIA
70 Tuntas
5
0074014867 DENIZ EREN
70 Tuntas
6
00697770296 DIDI RIZQIA
70 Tuntas
7
0075295496 DONI ALENO SALEH
80 Tuntas
8
0065140377 ELVIANI RAHMAWATI
60 Belum Tuntas
9 0072206526 GILANG AL BARKAH
90 Tuntas
10
0073820343 HIBBAN AGUSTI ALVIANO
70 Tuntas
11
0071171913 HUDZAIFAH
50 Belum Tuntas
12
007484827 JABBARA HAMSYAH
50 Belum Tuntas
13
0069863351 JIHAN NESTA SAYIDINA
60 Belum Tuntas
14
0073803129 KEYSHA ONDRIEN JUNISTY
70 Tuntas
15
0065897936 LISTY BAHATI
80 Tuntas
16 0075521520 MUHAMAD AJI RAMADHAN
70 Tuntas
17
0075249323 MUHAMAD PUTRA SYAWAL
50 Belum Tuntas
18
0089223035 MUHAMMAD NAUFAL AN NASHIR
80 Tuntas
19
0078272847 NURUL INAYAH YULIANI
70 Tuntas
20 0072837157 SALMAN ALWI
60 Belum Tuntas
21
0075888531 TANIA PUTRI WULANDARI
60 Belum Tuntas
22 0064848210 WASALWA AZZAHRA AL-GOMAMA
90 Tuntas
23
0073684733 JESSEN
70 Tuntas
24
0074071730 NASYWA AGUSTINA
100 Tuntas
25
0071337432 NADIA LUBNA IZZATULLAH

2
Lampiran 22 Hasil Belajar Siklus I
Hasil Belajar IPA Siklus II kelas 4A
Rekap Nilai Ilmu pengetahuan Alam (4B) KKM : 70
Keterangan
No. No. Induk Nama Nilai

60 Belum Tuntas
1. 0074833383 AHMAD AKBAR
60 Belum Tuntas
2 0078893545 ALIYA KHOIRUNNISA
50 Belum Tuntas
3 0075354998 ARTIKA MILA
60 Belum Tuntas
4
0076601287 ASYIFA NUR'ALIFIA
70 Tuntas
5
0074014867 DENIZ EREN
70 Tuntas
6
00697770296 DIDI RIZQIA
80 Tuntas
7
0075295496 DONI ALENO SALEH
80 Tuntas
8
0065140377 ELVIANI RAHMAWATI
60 Belum Tuntas
9
0072206526 GILANG AL BARKAH
90 Tuntas
10
0073820343 HIBBAN AGUSTI ALVIANO
70 Tuntas
11
0071171913 HUDZAIFAH
50 Belum Tuntas
12 007484827 JABBARA HAMSYAH
50 Belum Tuntas
13
0069863351 JIHAN NESTA SAYIDINA
60 Belum Tuntas
14
0073803129 KEYSHA ONDRIEN JUNISTY
70 Tuntas
15
0065897936 LISTY BAHATI
80 Tuntas
16 0075521520 MUHAMAD AJI RAMADHAN
70 Tuntas
17
0075249323 MUHAMAD PUTRA SYAWAL
50 Belum Tuntas
18
0089223035 MUHAMMAD NAUFAL AN NASHIR
80 Tuntas
19
0078272847 NURUL INAYAH YULIANI
70 Tuntas
20 0072837157 SALMAN ALWI
60 Belum Tuntas
21
0075888531 TANIA PUTRI WULANDARI
60 Belum Tuntas
22 0064848210 WASALWA AZZAHRA AL-GOMAMA
90 Tuntas
23
0073684733 JESSEN
80 Tuntas
24
0074071730 NASYWA AGUSTINA
100 Tuntas
25
0071337432 NADIA LUBNA IZZATULLAH

2
Lampiran Hasil Belajar Siklus II
Hasil Belajar IPA Siklus I kelas 4B
Rekap Nilai Ilmu pengetahuan Alam (4B) KKM : 70
Keterangan
No. No. Induk Nama Nila
i
60 Belum Tuntas
1. 0074833383 AHMAD AKBAR
50 Belum Tuntas
2
0078893545 ALIYA KHOIRUNNISA
70 Tuntas
3 0075354998 ARTIKA MILA
60 Belum Tuntas
4
0076601287 ASYIFA NUR'ALIFIA
70 Tuntas
5
0074014867 DENIZ EREN
70 Tuntas
6
00697770296 DIDI RIZQIA
80 Tuntas
7
0075295496 DONI ALENO SALEH
100 Tuntas
8
0065140377 ELVIANI RAHMAWATI
60 Belum Tuntas
9
0072206526 GILANG AL BARKAH
90 Tuntas
10
0073820343 HIBBAN AGUSTI ALVIANO
70 Tuntas
11
0071171913 HUDZAIFAH
50 Belum Tuntas
12
007484827 JABBARA HAMSYAH
50 Belum Tuntas
13 0069863351 JIHAN NESTA SAYIDINA
60 Belum Tuntas
14
0073803129 KEYSHA ONDRIEN JUNISTY
70 Tuntas
15
0065897936 LISTY BAHATI
100 Tuntas
16 0075521520 MUHAMAD AJI RAMADHAN
70 Tuntas
17
0075249323 MUHAMAD PUTRA SYAWAL
50 Belum Tuntas
18
0089223035 MUHAMMAD NAUFAL AN NASHIR
80 Tuntas
19
0078272847 NURUL INAYAH YULIANI
70 Tuntas
20
0072837157 SALMAN ALWI
60 Belum Tuntas
21
0075888531 TANIA PUTRI WULANDARI
60 Belum Tuntas
22
0064848210 WASALWA AZZAHRA AL-GOMAMA
90 Tuntas
23 0073684733 JESSEN
90 Tuntas
24
0074071730 NASYWA AGUSTINA
100 Tuntas
25
0071337432 NADIA LUBNA IZZATULLAH

2
Lampiran 22 Hasil Belajar Siklus II
Hasil Belajar IPA Siklus II kelas 4B
Rekap Nilai Ilmu pengetahuan Alam (4B) KKM : 70
Keterangan
No. No. Induk Nama Nilai

70 Tuntas
1. 0074833383 AHMAD AKBAR
50 Belum Tuntas
2 0078893545 ALIYA KHOIRUNNISA
70 Tuntas
3 0075354998 ARTIKA MILA
60 Belum Tuntas
4
0076601287 ASYIFA NUR'ALIFIA
80 Tuntas
5
0074014867 DENIZ EREN
80 Tuntas
6
00697770296 DIDI RIZQIA
90 Tuntas
7
0075295496 DONI ALENO SALEH
100 Tuntas
8
0065140377 ELVIANI RAHMAWATI
100 Tuntas
9 0072206526 GILANG AL BARKAH
100 Tuntas
10
0073820343 HIBBAN AGUSTI ALVIANO
90 Tuntas
11
0071171913 HUDZAIFAH
90 Tuntas
12
007484827 JABBARA HAMSYAH
80 Tuntas
13
0069863351 JIHAN NESTA SAYIDINA
90 Tuntas
14
0073803129 KEYSHA ONDRIEN JUNISTY
100 Tuntas
15
0065897936 LISTY BAHATI
100 Tuntas
16 0075521520 MUHAMAD AJI RAMADHAN
80 Tuntas
17
0075249323 MUHAMAD PUTRA SYAWAL
100 Tuntas
18
0089223035 MUHAMMAD NAUFAL AN NASHIR
80 Tuntas
19
0078272847 NURUL INAYAH YULIANI
70 Tuntas
20 0072837157 SALMAN ALWI
90 Tuntas
21
0075888531 TANIA PUTRI WULANDARI
90 Tuntas
22 0064848210 WASALWA AZZAHRA AL-GOMAMA
90 Tuntas
23
0073684733 JESSEN
100 Tuntas
0074071730 NASYWA AGUSTINA
100 Tuntas
0071337432 NADIA LUBNA IZZATULLAH

Anda mungkin juga menyukai