Anda di halaman 1dari 58

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA


DENGAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III
SD NEGERI 1 MATA

HASIL PENELITIAN

FATIMA WARIA
NIM: 031801041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2022
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK


MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA
DENGAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III
SD NEGERI 1 MATA

Nama : Fatima Waria


Nim : 031801041
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji:

Baubau, Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ratna Said, S.S.,M.Pd Safaruddin Yahya, S.Pd.I.,M.Pd.I


NIDN: 0931078502 NIDN: 928089002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 6


A. Kajian Pustaka................................................................................... 6
1. Bahasa Indonesia............................................................................ 6
2. Keterampilan Membaca................................................................. 10
3. Minat.............................................................................................. 18
4. Media Cerita Bergambar................................................................ 19
B. Penelitian Yang Relevan................................................................... 24
C. Kerangka Pikir................................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 27

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 28


A. Tempat dan Waktu ............................................................................. 28
B. Subjek Penelitian ............................................................................... 28
C. Prosedur Penelitian............................................................................. 28
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 32
E. Instrument Penelitian.......................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data.......................................................................... 34
G. Indikator Keberhasilan....................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidkan menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003, “pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik sercara aktif mengembangankan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masayarakat bangsa dan Negara”. Dalam pengertian yang sederhana

dan umum makna pendidikan sebagai “usaha manusia untuk menumbuhkan

dan mengembangkan potensi-potensi yang baik jasmani maupun rohani sesuai

dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayan.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang utama. Dengan bahasa kita

dapat berkomunikasi dengan sesama yang hampir tanpa batas. Kita dapat

mengutarakan keinginan kepada orang lain sehingga orang lain mengetahui

keinginan kita, serta kita dapat menjelaskan ide, pikiran, gagasan kepada orang

lain sehingga orang lain memahami pikiran dan gagasan kita.

Menurut Zulela, (2012: 1) bahasa adalah sarana dan alat komunikasi

yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui bahasa kita dapat mengetahui

kecermatan, kelogisan pola pikir seseorang serta mengungkapkan segala ide

atau gagasan. Guna menanggapi kemajuan masa kini dan yang akan datang,

bangsa indonesia perlu memosisikan dirinya menjadi bangsa yang berbudaya

1
2

baca tulis. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan, baik melalui jalur

pendidikan formal maupun nonformal.

Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar, berfungsi sebagai alat

pemahaman guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam

berbahasa terdapat empat keterampilan diantaranya keterampilan menyimak,

menulis, berbicara, dan membaca. Keterampilan membaca sangat diperlukan

dan sangat besar kegunaannya, tidak saja dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia, tetapi juga meliputi semua mata pelajaran, terutama yang dianjurkan

di sekolah. Dengan memiliki kemampuan ini, para siswa akan dapat berbahasa

dengan baik dan benar. Adanya keseragaman pemahaman membaca pada

pelajaran Bahasa Indonesia akan membawa rasa persatuan dan kesatuan

melalui bahasa.

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong diri seseorang untuk

melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih, ketika seseorang

menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat

kemudin hal tersebut akan mendatangkan kepuasan, ketika kepuasan menurun

maka minatnya juga akan menurun sehingga minat tidak bersifat permanen

tetapi bersifat berubah-ubah. Minat erat kaitannya dengan perasaan terutama

perasaan senang, karena itu dapat dikaitankan minat terjadi karena sikap

senang kepada sesuatu, orang yang berminat kepada sesuatu berarti ia sikapnya

senang kepada sesuatu itu.

Membaca erat sekali hubungannya dengan menyimak karena keduanya

merupakan alat untuk berkomunikasi. Dengan membaca kita akan mendapat


3

banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman. Keterampilan membaca merupakan

pengetahuan keterampilan dan kemampuan untuk memaknai lambang-lambang

bahasa tulis. Keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat membaca dan

memahami isi bacaan atau pesan yang disampaikan oleh penulis.

Dengan melaksanakan tugasnya secara profesional, guru memerlukan

wawasan yang matang dalam kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus

mengetahui dan memiliki gambaran mengenai bagaimana proses belajar

mengajar menjadi menyenangkan, dan langkah-langkah apa yang perlu

dipersiapkan sehingga tugas keguruannya dapat dilakukan dengan baik dan

memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Menurut Desmita, (2010: 35) kegiatan belajar mengajar merupakan

suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kembali pada persoalan yang dihadapi

seperti Pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Mata, terutama

membaca sangat kurang digemari oleh siswa. Dalam pembelajaran membaca

guru menggunakan metode yang kurang menyenangkan, serta masih monoton,

sehingga siswa menjadi jenuh serta proses belajar mengajar menjadi tidak

efektif. Guru kurang kreatif dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa

pasif dalam pembelajaran. Di samping itu, inovasi guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran bahasa Indonesia kurang, sehingga pada saat belajar

mengajar kurang menyenangkan. Semua itu menyebabkan menurunnya minat

siswa dalam membaca buku-buku yang mengandung pengetahuan. Anak-anak

pada usia ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
4

usianya lebih dewasa. Mereka senang bermain, bergerak senang bekerja dalam

kelompok, dan senang melakukan atau merasakan sesuatu secara langsung.

Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang

mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak,

bekerja dan belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk

terlibat langsung dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang di laksanakan di kelas III SD Negeri 1

Mata Kabupaten Buton Utara terdapat permasalahan yang dihadapi siswa

dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada keterampilan

membaca dimana terdapat 13 siswa di kelas III. Siswa yang minat

membacanya tinggi berjumlah 4 siswa dengan menempuh waktu hanya 10

menit dalam sehari sedangkan minat membaca siswa yang masih rendah

berjumlah 9 siswa dengan menempuh waktu 30 menit dalam sehari. Hal ini

dilihat ketika pada proses pembelajaran guru menyuruh siswa membaca namun

hanya sebagian siswa yang merespon.

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Cerita Bergambar

untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dengan Minat dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton

Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana penggunaan media cerita

bergambar dapat meningkatkan keterampilan membaca dengan minat dalam


5

pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton

Utara”?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

untuk penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan keterampilan

membaca dengan minat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD

Negeri 1 Mata Kabupaten Buton Utara.

D. Manfaat Penelitian

Peniliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian tindakan kelas ini antara

lain:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman.

2. Bagi Siswa, membatu meningkatkan keterampilan membaca dngan minat

dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam

kelas serta memotivasi dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

3. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai bahan ajar.

4. Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi

guru untuk melaksanakan proses pembelajaran.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh

masyarakat untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama

dan berinteraksi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan

bahasa resmi di Indonesia. Bahasa Nasional adalah bahasa yang menjadi

bahasa standar di negara multitingual karena perkembangan sejarah,

kesepakatan bangsa, atau ketepatan perundang-undangan. Sebagai bahasa

nasional, bahasa Indonesia tidak mengikat pemakaiannya untuk sesuai

dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara nonresmi,

santai dan bebas, bahasa Indonesia memiliki fungsi tertentu berdsarkan

kebutuhan pemakainnya, sebagai alat untuk mengekspresikan diri,

sebagai alat untuk berkounikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi

dan beradaptasi sosial dalam lingkungan.

Menurut Subana Sunarti, (2011:20) pembelajaran Bahasa

Indonesia merupakan suatu kegiatan yang berencana dan bertujuan. Oleh

karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan teknik dan metode

pembelajaran agar pembelajaran Bahasa Indonesia dapat tercapai.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara bertahap agar kegiatan

belajar mengajar lebih teratur dan bermakna.

6
7

Menurut Evelin Siregar dkk. (2011:78) Strategi pembelajaran pada

dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan. Strategi

pembelajaran tersebut terdiri dari metode dan prosedur yang mampu

menjamin peserta didik dapat mencapai tujuan diakhir kegiatan

pembelajaran.

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia adalah

suatu kegiatan berencana agar dapat tercapainya suatu tujuan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran

bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan

perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa

tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitif dan

imaginative yang ada dalam dirinya.

Bahasa Indonesia adalah sarana berkomunikasi, untuk saling

berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk

meningkatkan kemampuan intelektual dan kesastraan Indonesia. Adapun

harapan pelajaran bahasa Indonesia agar siswa mampu mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan bersikap positif terhadap

bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.


8

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Isah

Cahyani, 41).

c. Standar Kompetensi Pelajaran Bahasa Indonesia

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mengambarkan

penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif

terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan

dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi local,

regional, nasional, dan global. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi

dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun

tulisan.

Menurut Isah Cahyani, standar kompetensi mata pelajaran Bahasa

Indonesia ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai

berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang

berlaku secra lisan maupun tulisan

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan dan bahasa Negara


9

c. Menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat

dan kreatif untuk berbagai tujuan

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

e. Meninkmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan

dan kemampuan berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan inlektual manusia Indonesia.

Berdasrkan kesimpulan di atas maka standar kompetensi mata

pelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik berkomunikasi secara

efektif dan efesien, menghargai dan bangga mengunakan bahasa

Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat, meningkatkan

kemampuan intelektual, memperluas wawasan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membangakan

sastra Indonesia.

d. Nilai Penting Bahasa Indonesia

Bagi Siswa SD, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang

terpenting di kawasan Republik Indonesia. Kedudukan bahasa Indonesia

sangat penting. Bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di

antara berates-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting

bagi penuturanya sebagai bahasa ibu. Selain itu, penting tidaknya suatu

bahasa dapat didasari juga dengan ketentuan seperti jumlah penuturan,


10

luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan

pengungkapan budaya.

Menurut Isah Cahyani, bahasa Indonesia sangat penting dipelajari

anak- anak sekolah dasar antara lain:

a. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi

dengan lingkungan.

b. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak.

c. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak.

d. Sebagai dasar untuk mempelajari berbagai ilmu dan tingkat

pendidikan selanjutnya.

Belajar bahasa Indonesia merupakan salah satu sarana yang dapat

mengakses berbagai informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk

itu, kemahiran berkomunikasi dalam bahasa Indonesia secara lisan dan

tertulis harus benar-benar dimiliki dan ditingkatkan dalam pembelajaran.

Selain itu bahasa bahasa Indonesia digunakan sebagai sarana

komunikasiKeterampilan Membaca

2. Keterampilan Membaca

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan membaca memiliki beberapa pengertian menurut

pandangan beberapa ahli. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan

pendapat para ahli yang berkaitan dengan kemampuan atau keterampilan

membaca.
11

Istilah keterampilan memiliki banyak makna, menurut

Poerwadarminta (2001:628) keterampilan mempunyai arti kesanggupan,

kecakapan, kekuatan dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Jhonson yang dikutip Cece Wijaya dan

A. Tabrani Rusyan (2002:8) menjelaskan bahwa “kemampuan

merupakan perilaku rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan.”

Berdasarkan pendapat para pakar diatas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan dalam

melakukan suatu tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (rasional).

b. Pengertian Membaca

Menurut Dechant yang dikutip Darmiyati Zuhdi (2007:21)

membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai

dengan maksud penulis. Lebih lanjut Smith mendefinisikan membaca

sebagai proses komunikasi yang berupa pemperolehan informasi dari

penulis oleh pembaca (Darmiyati Zuhdi, 2007:21). Menutur Farida

Rahim (2007:2), membaca adalah proses menerjemahkan simbol tulisan

(huruf) ke dalam kata-kata lisan.

Berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat disimpulkan bahwa

membaca adalah proses komunikasi menerjemahkan simbol tulisan

(huruf) dalam pemberian makna terhadap tulisan untuk memperoleh

informasi, sesuai dengan maksud penulis ke dalam kata-kata lisan.


12

Apabila dalam sekolah permulaan, siswa tidak memiliki

kemampuan membaca, maka anak tersebut akan mengalami kesulitan

untuk mata pelajaran yang lain, sebagaimana yang dikemukakan oleh

Lerner sebagai berikut: Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan

tidak segera memiliki kekamampuan membaca, maka ia akan mengalami

banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-

kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia

dapat membaca untuk belajar (Lerner dalam Mulyono Abdurrahman,

1999:200).

Membaca bukan hanya mengucapakan bahasa tulisan atau

lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi

bahan tulisan. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan

suatu bentuk komunikasi tertulis.

1) Manfaat Membaca

Membaca memberikan banyak manfaat. Beberapa ahli

memberikan pandangan yang bervariasi tentang manfaat membaca.

Berikut manfaat membaca menurut beberapa ahli.

Menurut Farida Rahim (2007:1), “masyarakat yang gemar

membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan

semakin meningaktkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu

menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Adapun

manfaat membaca adalah:


13

a) Dapat menemukan sejumlah informasi dan pengetahuan yang

sangat berguna dalam kehidupan;

b) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

mutakhir di dunia;

c) Dapat mengayakan batin, meluaskan cakrawala kehidupan;

d) Isi yang terkandung dalam teks yang dibacanya dapat segera

dikethaui;

e) Membaca intensif dapat menghemat energi, karena tidak

terpancang pada suatu situasi, tempat dan waktu karena tidak

menggangu orang di sekelilingnya.

Kemampuan membaca merupakan tuntutan realitas kehidupan

sehari-hari baik bagi guru maupun siswa. Beribu judul buku dan

berjuta koran diterbitkan setiap hari. Ledakan informasi ini

menimbulkan tekanan pada guru untuk menyiapkan bacaan yang

memuat informasi yang relevan untuk siswa-siswanya. Walupun tidak

semua informasi perlu dibaca, tetapi jenis-jenis bacaan tertentu yang

sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan guru dan siswa tentu perlu

dibaca.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh kemampuan

dan kesempatannya dalam membaca, karena membaca merupakan

kunci seseorang meraih berbagai ilmu pengetahuan, teknologi dan

wawasan kebudayaan yang ada di dunia.

Menurut penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca

memiliki banyak manfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang
14

lain. Dengan membaca kita akan memiliki banyak pengetahuan dan

dapat menularkan ilmu yang telah kita peroleh kepada orang lain.

2) Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena siswa yang

membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami

dibandingkan dengan siswa yang tidak mempunyai tujuan. Kegiatan

membaca yang dilakukan seseorang, memiliki beberapa tujuan.

Tujuan utama membaca adalah untuk memperoleh informasi dan

memahami makna bacaan. Menurut Suwaryono Wiryodijoyo (1999:1)

tujuan membaca sebagai berikut:

a) Membaca untuk kesenangan, materi bacaan berupa roman, novel,

komik.

b) Membaca untuk penerapan praktis, materi bacaan berupa buku

petunjuk praktis, buku resep makanan, modul keterampilan.

c) Membaca untuk mencari informasi khusus, materi bacaan berupa

ensiklopedia, kamus, buku petunjuk telepon.

d) Membaca untuk mendapatkan gambaran umum, materi bacaan

berupa buku teori, buku teks, esay.

e) Membaca untuk mengevaluasi secara umum, materi bacannya

berupa roman, novel, maupun puisi.

Dalam hubungannya dengan tujuan membaca, Djago Tarigan

(2005:37) mengemukakan bahwa tujuan utama membaca adalah

memperoleh kesuksesan, pemahaman penuh terhadap argumen-

argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau polapola teks, pola-


15

pola simbolisme, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan

sosial, pola-pola sikap dan tujuan sang pengarang juga sarana-sarana

linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan menurut Burn yang dikutip Farida Rahim (2007:11),

tujuan membaca mencakup:

a) kesenangan.

b) menyempurnakan membaca nyaring.

c) menggunakan strategi tertentu.

d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik.

e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah

diketahuinya.

f) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

g) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi

yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan

mempelajari tentang struktur teks

i) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Membaca semakin penting dalam kehidupan masyarakat yang

semakin kompleks. Setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan

membaca. Misalkan pengusaha katering tidak perlu harus pergi ke

pasar untuk mengetahui harga bahan-bahan yang akan dibutuhkan.

Dia cukup membaca surat kabar untuk mendapatkan informasi

tersebut. Kemudian, dia bisa merencanakan apa saja yang harus

dibelinya.
16

Menurut uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca adalah memahami maksud keseluruhan yang terkandung

dalam teks bacaan sampai hal yang paling mendetail.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membacaa.

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri

pembaca. Faktor inernal meliputi motivasi, sikap dan minat

membaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi dan kesehatan

pembaca, pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki sebelumnya,

pengetahuan tentang cara membaca, ketertarikan terhadap bacaan,

kebermanfaatan bagi pembaca, dan tingkat intelegensi pembaca.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar pembaca.

Faktor eksternal meliputi latar belakang sosial ekonomi keluarga,

tidak tersedianya bahan bacaan, suasana lingkungan dan waktu,

teks, pengaruh budaya lisan media elektronik, dalam hal ini telivisi.

Dari berbagai faktor di atas, faktor yang mempengaruhi

dalam membaca adalah faktor yang tumbuh dan bersumber dari diri

sendiri (internal).

Tujuan membaca, tentu saja berkaitan erat dengan motivasi

dalam membaca dan minat terhadap materi bacaan. Jika motivasi

dan minat sangat rendah atau bahkan sama sekali tidak ada,

menetapkan tujuan yang jelas sering kali tidak menciptakan


17

motivasi dan meningaktkan minat baca, walaupun sedikit,

kehadirannya sangat berarti.

Kemampuan membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor yang ada dalam diri pembaca meliputi kemampuan

linguistik (kebahasaan), minat, motivasi, dan kumpulan membaca

(seberapa baik pembaca dapat membaca), sedangkan faktor dari

luar diri pembaca salah satunya adalah faktor kesiapan guru dalam

pembelajaran (Darmiyati Zuhdi (2007:23-24).

Ketepatan guru dalam mendiagnosis hal-hal yang diduga

sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa seperti yang

penulis uraikan tersebut di atas dapat menjadi petunjuk bagi guru

bahasa Indonesia menangani permasalahan dalam pengajaran

membaca. Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi

membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka

mengkonstruk makna ketika membaca.

Mengenai berbagai faktor penentuan kemampuan membaca,

menurut Yap yang dikutip Darmiyati Zuhdi (2007:25), bahwa

kemampuan membaca seseorang sangat ditentukan oleh faktor

kuantitas membacanya, maksudnya adalah kemampuan membaca

seseorang itu sangat dipengaruhi oleh jumlah waktu yang

digunakan untuk melakukan aktivitas membaca. Semakin bayak

waktu membaca setiap hari, besar kemungkinan semakin tinggi

tingkat komprehensinya atau semakin mudah memahami bacaan.


18

3. Minat

a. Pengertian Minat

Menurut Slamento (2015:180) minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Menurut Sukardi dalam Susanto (2013:57) minat dapat

diartikan sebagai suatau kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan

sesuatu. Menurut Sudirman (2013:77) minat adalah suatu kondisi yang

terjadi apabila seseorang apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti

sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

dengan kebutuhan-kebutuhab sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang

dilihat seseorang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa dilihat

itu mempunyai hubungan dengan kepentingan sendiri. Hal tersebut

menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang

terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang.

Menurut Idris (2014:9) minat merupakan sumber motivasi

seseoran sehingga minat itu besar pengarunya terhadap kegiatan yang

dilakukan sesorang, bahkan kegiatan yang menarik minat seorang anak

akan dilakukannya dengan senang hati tanpa adanya paksaan dari orang-

orang diluar. Sedangkan menurut Hurlock dalam Idris (2014:7)

menyatakan bahwa pada semua usia, minat memainkan perang yang

penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang besar

atas prilaku dan sikap terutama selama masa kanak-kanak.


19

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulksn bahwa

minat merupakan kecenderungan jiwa terhadap suatu objek, biasanya

disertai dengan perasaan senang dan dapat berhubungan dengan suatu

keinginan seseorang dan juga dapat berhubungan erat dengan

kepribadian, motivasi serta ekspresi diri.

b. Ciri-Ciri Minat

Menurut Hurlock dalam Susanto (2013:62) menyebutkan ada 7

ciri-ciri minat , sebagai berikut:

1) Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental.

2) Minat bergantung pada kegiatan belajar

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar

4) Perkembanfan minat mungkin terbatas

5) Minat dipengaruhi budaya

6) Minat berbobot emosional (berhubungan dengan perasaan)

7) Minat berbobot egosentris (jika sesorang senang terhdap sesuatu maka

akan timbul hasrat untuk memiliki)

4. Media Cerita Bergambar

a. Pengertian Media Cerita Bergambar

Menurut Madyawati, (2016: 174) media buku bergambar adalah

buku yang dipilih untuk dibesarkan memiliki karakteristik kusus yaitu

adanya perbesaran baik teks maupun gambarnya. Hal ini sengaja

dilakukan supaya terjadi kegiatan membaca bersama antara guru dan

murid atau orang tua bersama anak. buku ini mempunyai kata yang dapat
20

diulang-ulang, mempunyai plot yang mudah ditebak dan memiliki pola

teks yang berirama untu dapat dinyanyikan.

Menurut Kasihani, (2009:104) buku bergambar merupakan media

yang disenangi anak- anak dapat dibuat sendiri oleh guru, buku dengan

ukuran besar ini biasanya untuk anak kelas rendah didalamnya ditulis

wacana sederhana, singkat, dengan huruf besar dan diberi atau ditempeli

gambar-gambar berwarna yang sesuai dengan pemikiran anak pada tahap

pra-operasional yaitu pemikiran yang simbolis. Media bercerita dalam

bentuk konkret dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan

bahasa pada anak, anak sambil membaca atau mendengarkan cerita

mereka juga melihat gambar-gambar yang dibuat berwarna dengan

ukuran cukup besar agar pengunaanya lebih komunikatif dan mudah

dilihat oleh anak. Media cerita bergambar untuk tujuan memperkenalkan

tata bahasa dan kosakata dapat dikemas dalam bentuk cerita pola-pola

kalimat tertentu dalam cerita sebaiknya diulang-ulang agar siswa menjadi

biasa mendengarnya.

b. Manfaat Media Cerita Bergambar

Menurut Madyawati, (2016:176) Cerita Bergambar memberikan

banyak manfaat, anak termotivasi untuk belajar membaca lebih cepat,

menumbuhkan rasa percaya pada diri anak karena anak telah merasa

sukses menjadi pembaca pemula, anak dapat belajar dengan cara yang

menyenangkan, mendorong anak untuk lebih menyukai cerita dengan


21

tema dan cerita yang berbeda, secara perlahan menumbuhkan kebiasaan

anak untuk dapat membaca cerita secara mandiri.

Cerita sangat bermanfaat bagi pengembangan anak. Berikut ini

dapat disimak beberapa pandangan mengenai manfaat cerita sangat

efektif membentuk pribadi dan moral anak, melalui cerita, anak dapat

memahami nilai dan buruk yang berlaku pada masyarakat, menyalurkan

kebutuhan imajinasi dan fantasi, cerita dapat dijadikan sebagai media

menyalurkan imajinasi dan fantasi anak, pada saat menyimak cerita,

imajinasi anak mulai dirangsang.

Imajinasi yang dibangun anak saat menyimak cerita memberikan

pengaruh positif terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan

masalah secara kreatif, memacu kemampuan verbal anak, cerita dapat

memacu kecerdasan linguistik anak, cerita mendorong anak bukan saja

senang menyimak cerita tetapi juga senang bercerita atau berbicara, anak

belajar tata cara berdialog dan bernarasi.

c. Contoh Media Cerita Bergambar

Gambar 2.1 : Udin dan teman-temannya sedang bermain tanah. Mereka


asik menggorek-gorek tanah dengan ranting dan tangan
mereka.
(Sumber : https://images.app.goo.gl/357B48Eu3k8Qe7Ka8)
22

Gambar 2.2 : Udin mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.


Tetapi salah satu teman uding langsung mengambil
makanan tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
(Sumber : https://images.app.goo.gl/357B48Eu3k8Qe7Ka8)

Gambar 2.3 : Udin danteman-temannya makan bersama-sama


(Sumber : https://images.app.goo.gl/357B48Eu3k8Qe7Ka8)

Gambar 2.4 : salah satu teman Udin yang tidak mencuci tangan terbaring
sakit.
(Sumber : https://images.app.goo.gl/357B48Eu3k8Qe7Ka8)
23

d. Kelebihan dan Kelemahan Media gambar

Menurut Azhar Arsyad, (2013:28) cerita bergambar tergolong

kedalam media visual, dimana media visual memiliki kelebihan sebagai

berikut:

1) Peran pokok dari cerita bergambar dalam instruksional adalah

kemampuan dalam menciptakan minat peserta didik.

2) Membimbing minat membaca yang menarik pada peserta didik.

3) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal yang bersifat abstrak.

4) Cerita bergambar dapat mengatasi ruang dan waktu serta dapat

mengatasi keterbatasan pengamatan karena media ini memuat cerita

yang telah terjadi atau telah dialami.

5) Cerita bergambar memperjelas materi yang disampaikan yaitu cerita

berdasarkan pengalaman.

6) Cerita bergambar murah harganya dan mudah di dapat serta

digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

Cerita bergambar tergolong kedalam media visual, dimana media

visual memiliki kelemahan sebagai berikut:

1) Gambar hanya menekankan persespsi indra mata.

2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif buat gerakan

pembelajaran.

3) Ukurannya teramat terbatas untuk grup besar.

4) Gambar tidak memperlihatkan gerak seperti gambar hidup.


24

Media cerita bergambar merupakan kombinasi gambar dan

tulisan/cerita yang menceritakan peristiwa atau cerita tertentu.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan media cerita bergambar

diatas, dapat disimpulkan bahwa peran pokok dari cerita bergambar dapat

meningkatkan kemampuan dalam menciptakan minat peserta didik,

sehingga dapat mempermudah anak didik menangkap hal-hal yang

abstrak.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian menurut Puji Lestari, yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Siswa Kelas II Pada Tema Peristiwa Dengan Buku

Cerita Beragmabar di Perpustakaan SD Negeri 04 Getas Kaloran Temanggung

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahap

pra siklus ketuntasan siswa mencapai 40% dan yang tidak tuntas mencapai 60 .

Pada tahap siklus I siswa yang tuntas mencapai 60% dan yang tidak tuntas

mencapai 40%. Sedangkan pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 86, 7%

dan yang tidak tuntas 13, 3%. 35. Penelitian ini dilakukan peneliti sama dengan

peneliti diatas yaitu sama-sama membahas tentang kemampuan membaca yang

membedakan adalah peneliti terdahulu diatas membahas tentang membaca

dengan menggunakan media cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan membaca. Sedangkan peneliti membahas tentang Penerapan

Media Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton

Utara.
25

Penelitian menurut Annisa Nurjannah, yang berjudul “Upaya

Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Menggunakan Media Kartu

Gambar Program Studi PGSD FIP Universitas Yogyakarta Pada Siswa Kelas I

SD Negeri Winongo Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan membaca pada siswa kelas I SD Negeri

Winongo dengan menggunakan media kartu gambar sebagai alat pengumpulan

data adalah lembar untuk kerja dan lembar observasi. Hasil penelitian

menunjukan adanya peningkatan keterampilan membaca. ditunjukkan dengan

peningkatan nilai rata-rata dari setiap siklus. Pada kondisi awal ketuntasan

belajar secara klasikal hanya 38, 46% dengan nilai rata-rata kelas 62,5

meningkat menjadi 66,44 pada siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II

meningkatkan menjadi 75,76.34 Penelitian yang dilakukan peneliti sama

dengan peneliti diatas yaitu sama-sama membahas tentang keterampilan

membaca dengan menggunakan media cerita bergambar. Perbedaannya terletak

pada lokasi dan subjek penelitiannya yang terletak di SD Negeri 1 Mata

Kabupaten Buton Utara.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dikemukakan

sebelumnya, maka dapat diambil kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu proses atau kegiatan

pendidik mengajarkan pelajaran bahasa indonesia kepada peserta didik,

yang didalamnya terkandung upaya pendidik menciptakan suasana dan

pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat dan kebutuhan peserta didik


26

tentang pelajaran bahasa indonesia agar menjadi pembelajaran yang optimal

antara pendidik dan peserta didik atau antara peserta didik dengan peserta

didik dengan mempelajari bahasa Indonesia. Dengan demikian setiap

pendidik harus bisa menciptakan suasana yang menyenangkan dan peserta

didikpun dapat memahami konsep atau materi yang disampaika oleh

pendidik salah satunya dengan menggunakan media cerita bergambar yang

lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan

efisien, serta tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dan kemampuan

peserta didikpun meningkat.

2. Metode pembelajaran yang dilakukan pendidik dalam materi bahan ajar

kepada peserta didik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

kemampuan siswa, sehingga pemilihan media pembelajaran yang tepat

sangat diperlukan. Metode bercerita melalui media gambar dapat

meningkatkan minat siswa dalam membaca serta mengaktifkan siswa dalam

belajar dan berinteraksi dengan siswa lainnya, sehingga proses pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan serta meningkatkan kemampuan siswa dalam

keterampilan membaca dengan minat.

Pernyataan diatas dapat dilihat pada bagan berikut:


27

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Minat membaca
Kondisi Awal
siswa masih
rendah.

Menerapkan media cerita bergambar


Tindakan untuk meningkatkan keterampilan
membaca siswa.

Keterampilan membaca
Kondisi akhir
dengan minat membaca
yang
siswa meningkat dikelas
diharapkan
III SD Negeri 1 Mata

A. Hipotesis Tindakan

Dengan penggunaan media cerita dapat meningkatkan keterampilan

membaca dengan minat serta pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia, bagi siswa kelas III SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton Utara.

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang, kajian teori, penelitian yang

relevan, dan kerangka pikir, maka dapat diajukan hipotesis yaitu :

Penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan keterampilan

membaca dengan minat pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III

SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton Utara.


28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian yaitu di SD Negeri 1 Mata Kabupaten Buton Utara.

Penelitian ini dilakukan pada semester genjil tahun ajaran 2022/2023.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri I Mata.

Dengan jumlah siswa 13 orang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan.

Tabel 3.1 Daftar Hadir Siswa

Nomor Nama Siswa L/P


Urt Induk
1 1377 TFA L
2 1383 AD L
3 1387 FA L
4 1388 IND P
5 1391 LOS L
6 1392 MT L
7 1393 NA L
8 1394 NS P
9 1398 RL L
10 1396 RR L
11 1401 YF P
12 1400 WOF P
13 1390 JFT P
29

C. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan dalam penelitian terdiri dari dua siklus dan

masing-masing siklus memuat empat (4) kali pertemuan. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto. Ada beberapa tahap dalam penerapan PTK.

Arikunto dalam Dimyati (2013: 122) menjelaskan bahwa prosedur

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang terdiri

dari empat kegiatan, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

2. Pelaksanaan (Action)

3. Pengamatan (Observation)

4. Refleksi (Reflection)

Apabila peneliti sudah mengetahui letak keberhasilan dan hambatan

dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama, maka peneliti

menentukan rancangan tindakan selanjutnya pada siklus kedua.

Siklus I dan II terdiri dari empat kali pertemuan, adapun rincian tahapan

penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Perencanaan
Pelaksanaan I
RefleksiI SIKLUS I Pertemuan I-IV

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan II
RefleksiII Pertemuan I-IV

Pengamatan
30

Gambar 3. 1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas.

Siklus I

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan mencakup semua langkah-langkah

tindakan yang dilakukan peneliti secara rinci dimulai dengan membuat

Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM), tema, alat peraga

yang digunakan, rancangan pemebelajaran yang dilakukan, metode atau

teknik mengajar, pendekatan pembelajaran, mengalokasikan waktu,

teknik observasi yang digunakan, penilaian dan evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti melaksanakan atau

mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dalam rangkaian

satuan kegiatan pembelajaran dengan tema kendaraan. Dimana proses

pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan rancangan pelaksanaan yang

telah dibuat sehingga hasil yang diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan anak dalam membaca. Pelaksanaan siklus I akan

dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan.

c. Observasi

Pada tahap observasi ini, peneliti melakukan pengamatan

terhadap anak tentang kemampuan anak dalam membaca mengunakan


31

media bergambar. Observasi ini dilakukan agar peneliti mendapatkan

data yang diinginkan. Data yang didapatkan nantinya bersumber dari

anak, guru dan kepala sekolah. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi

dengan guru SD Negeri 1 Mata Desa Mata Kecamatan Kambowa

Kabupaten Buton Utara dalam meningkatkan kemampuan membaca pada

pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media bergambar.

d. Refleksi (reflection)

Pada tahap refleksi ini, peneliti dan guru kelas III SD Negeri 1

Mata Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara

menganalisis dan mengolah nilai yang telah didapatkan dari hasil

observasi. Setelah peneliti melakukan analisis tersebut, hasil analisis

kemudian ditafsirkan sebagai bahan refleksi peneliti terhadap penelitian

yang dilakukan agar peneliti mengetahui apa saja yang perlu dilakukan

dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Siklus II

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan dalam siklus II

adalah merumuskan keunggulan yang dicapai pada siklus I dan meninjau

kembali skenario pembelajaran berdasarkan refleksi siklus I. Selanjutnya,

melakukan langkah perbaikan dalam siklus II agar kekurangan-

kekurangan yang terjadi pada tindakan siklus I dapat diminimalisir.


32

Dalam perencanaan tindakan peneliti kembali menyiapkan hal-hal

yang akan dilakukan dalam pembelajaran dimulai dari membuat Rencana

Program Pembelajaran Mingguan (RPPM), Rencana Program

Pembelajaran Harian (RPPH), tema, alat peraga yang digunakan,

rancangan pembelajaran yang dilakukan, metode atau tehnik mengajar,

pendekatan pembelajaran, mengalokasikan waktu penelitian, tehnik

observasi yang digunakan, penilaian dan evaluasi.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Tindakan pada siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu. Pada tahap ini, tindakan penelitian

dilaksanakan pada siswa kelas III SD Negeri 1 Mata Desa Mata

Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara yang berjumlah 19 anak.

Pelaksanaan tindakan siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan siklus

I ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan.

c. Observasi

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan

scenario pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaannya, peneliti

dibantu oleh guru yang bertugas untuk mengamati pelaksanaan scenario

pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Secara

umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan yaitu mengaktifkan

pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang sudah dirancang.

d. Refleksi (reflection)
33

Refleksi merupakan proses atau tahap dalam penelitian tindakan

kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada

setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi

pada pelaksanaan tindakan siklus II sesuai rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya. Hal ini berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru

kelas III yang bertindak sebagai observer dimana terlihat bahwa

penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan keterampilan

membaca dengan minat dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas III

SD Negeri 1 Mata Desa Mata Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton

Utara.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Wina Sanjaya, (2016:86) dalam pengumpulan data peneliti

perlu metode yang tepat, teknik dan alat pengumpulan data yang relevan,

penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan

diperolehnya data yang objektif.

1. Teknik pengumpulan data

a. Observasi

Menurut Kunandar, (2008:73) observasi merupakan teknik

mengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal

yang akan diamati atau diteliti. Lembar observasi terdiri dari lembar

observasi guru dan lembar observasi siswa digunakan untuk melihat

aktivitas siswa dan guru dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar


34

Bahasa Indonesia dengan menggunakan media pembelajaran buku

cerita bergambar saat proses belajar mengajar berlangsung.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto,

gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan

lainlain.
35

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data, agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis. Instrument yang digunakan oleh peneliti yaitu:

a. Lembar Observasi

Observasi yang dilaksanakan dengan mengisi lembar observasi

dengan cara pemberian skor.

b. Tes Tertulis

Pemberian tes dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik

apakah mengalami peningkatan pada pemahaman tentang apa yang

diajarkan. Teknik tes yang dilakukan peneliti menggunakan tes tertulis. Tes

yang diberikan sebelum penelitian tindakan kelas untuk mengetahui sejauh

mana pemahaman peserta didik terhadap materi Bahasa Indonesia Membaca

Nayaring dengan menggunakan Media Cerita Bergambar pada siklus I dan

II.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara mengelolah data yang telah diperoleh

dari lapangan. Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pertanyaan

masalah. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis data dibagi menjadi dua macam

teknik, yakni teknik analisis data secara kualitatif dan teknik analisis data

secara kuantitatif, teknik analisis data kuantitatif menggunakan rumus-rumus

statistik dalam mengelolah data. Teknik analaisis data kualitatif menggunakan

analisis kualitatif atau nonstatistik.


36

Teknik analisis data ini menggunakan rumus statistik sederhana untuk

mencari nilai rata-rata dan presentasi ketuntasan belajar siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus. Adapun

rumus yang digunakan sebagai berikut:

1. Untuk mencari nilai rata-rata siswa menggunakan rumus sebagai


berikut:



❑X
X=
n

X = Nilai rata-rata siswa


∑X = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
N = Jumlah seluruh siswa
2. Menghitung daya serap dan ketuntasan belajar (secara klasikal)
fx
P¿ ×100 %
n
Keterangan:
P = Presentase Keberhasilan
fx = Jumlah yang berhasil
n = Jumlah keseluruhan siswa di kelas
Sumber :Mia Kusumawati : 2015
F. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri

1 Mata, nilai yang harus di capai oleh siswa dan dinyatakan lulus apabila

mencapai 75. Sesuai dengan ketentuan Kurikulum 2013, suatu kelas dikatakan

sukses secara klasikal apabila 75% dari jumlah siswa mencapai nilai KKM

yang ada yaitu 75.


37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri I Mata
Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini dilakukan
mulai dari tahap prasiklus, siklus I dan kemudian siklus II. Sebelum
melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan pertemuan
dengan ibu kepala sekolah Mariati, S.Pd.,SD selaku kepala sekolah SD
Negeri I Mata. Pertemuan ini dilaksakan pada hari sabtu, 10 september
2022 dengan tujuan peneliti memberikan surat izin penelitian dan
menyampaikan keinginan untuk melakukan peneliti dikelas III SD Negeri
I Mata dan pada hari tersebut kepala sekolah memberikan izin kepada
peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri I Mata.

1. Data Pratindakan
Pada hari senin
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
A Tabarani, Cece Wijaya. 1994. Kemampuan Dasar dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Azhar Arsyad. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajag Rafindo.
Cahyani Isah. 2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia
Darmiyati Zuhdi. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Depdikbud.
Desmita 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
https://images.app.goo.gl/357B48Eu3k8Qe7Ka8
Idris dan Ramdani. 2014. Menumbuhkan Minat Membaca Anak Usia Dini.
Jakarta:PT. Luxima Metro Media.
54

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa pada Anak. Jakarta:
Premadamedia Group.
Poerwadarminta, W.J.S 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
___________. 2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Siregar Evelin dkk, 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Slamento. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka Cipta.

Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta:Kencana.

Suyanto, Kasihani. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidarjo: Mas


Media Buana Pustaka.

Subhana dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.


Bandung: CV. Pustaka Setia.
Tarigan. 2005. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1999. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
55

Anda mungkin juga menyukai