Dosen pengampu:
Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini yang
berjudul “Melalui Permainan Bahasa untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa
Kelas 2 MI Manbaut Tholibin”. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam makalah ini
maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada sebuah pihak yang sudah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah SWT selalu meridhai semua usaha kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Hakikat Membaca..........................................................................7
B. Membaca Permulaan......................................................................8
C. Kemampuan Membaca..................................................................9
D. Teknik Permainan Bahasa............................................................10
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Metode PTK.................................................................................12
KESIMPULAN...........................................................................................13
SARAN.........................................................................................................13
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
Viktor Lambe’ Tanggulungan, Muh. Tahir, dan Ulfah. “Peningkatan Kemampuan
Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Kata Siswa Kelas I SD Inpres 1 Kamarora”, Jurnal
Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X
1
Membaca merupakan jendela dunia. Ungkapan ini secara jelas
menggambarkan manfaat membaca, yakni membuka, memperluas wawasan dan
pengetahuan individu. Membaca membuat individu dapat meningkatkan
kecerdasan, mengakses informasi dan juga memperdalam pengetahuan dalam diri
seseorang. Semakin sering membaca buku, semakin luas pengetahuan yang
individu miliki. Sebaliknya, semakin jarang membaca buku, pengetahuan yang
individu miliki semakin terbatas. Menurut Muchlisoh (1992:119), empat aspek
keterampilan berbahasa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
Ilham Nur Triatma, “Minat Baca pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Delegan 2
2
Prambanan Sleman Yogyakarta”, Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan, Vol. V Nomor 6 Tahun
2016
2
tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan
buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan
kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Metode dijadikan suatu kunci bagi terlaksananya peningkatan minat baca
disetiap jenjang pendidikan. Salah satu metode yang bisa ditempuh adalah dengan
menggunakan strategi mengajar yang diselipkan dengan bentuk media permainan.
Media permainan dijadikan sebagai konsepsi bagi stimulus, untuk memperbaiki
dan meningkatkan minat baca, terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar.3
“Tujuan membaca permulaan di kelas rendah adalah agar siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat” (Depdikbud,
1994/1995: 4). Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar
membaca permulaan dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas guru yang
mengajar di kelas rendah. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang
strategis dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa. Peranan strategis
tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, sumber belajar, dan
organisator dalam proses pembelajaran. Guru yang berkompetensi tinggi akan
sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli.
Menurut Badudu (1993: 131) “Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di MI
ialah guru terlalu banyak menyuapi, tetapi kurang menyuruh siswa aktif
membaca, menyimak, menulis dan berbicara”.
Kenyataan di lapangan, khususnya di kelas II MI Manbaut Tholibin masih
terdapat siswa yang kemampuan membacanya kurang. Hal ini terbukti dari hasil
belajar siswa dalam kemampuan membaca hanya mencapai 50, sedangkan KKM
pelajaran bahasa Indonesia di kelas II MI Manbaut Tholibin sebesar 65. Faktor
penyebab dari kemampuan membaca siswa masih kurang, diantaranya kefasihan
3
Acep Saepul Rahmat, “Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi”, Jurnal of Primary Education, Vol. 1 Nomor 1
Tahun 2017. Hal. 33
3
dalam membaca kurang lancar, pelafalan, dan intonasi dalam membaca belum
tepat. Selain itu faktor penyebab lain diantaranya minat baca siswa kurang,
bimbingan dari keluarga masih kurang, motivasi yang diberikan kepada siswa
baik dari guru maupun keluarga masih kurang, serta teknik pembelajaran yang
digunakan secara konvensional.
Secara fisik, bermain memberikan peluang bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan motoriknya. Permaian seperti dalam olahraga
mengembangkan kelenturan, kekuatan serta ketahanan otot pada anak. Permaian
dengan kata-kata (mengucapkan kata-kata) merupakan suatu kegiatan melatih otot
organ bicara sehingga kelak pengucapan kata-kata menjadi lebih baik. Diaz, A.
(1992:142) mengemukakan pula bahwa dalam bermain, anak juga belajar
berinteraksi secara sosial, berlatih untuk saling berbagi dengan orang lain,
menignkatkan tolerasi sosial, dan belajar berperan aktif untuk memberikan
kontribusi sosial bagi kelompoknya.4
Melalui bermain, anak juga berkesempatan untuk mengembangkan
kemampuan nalarnya, karena melalui permainan serta alat-alat permainan anak-
anak belajar mengerti dan memahami suatu gejala tertentu. Kegiatan ini sendiri
merupakan suatu proses dinamis di mana seorang anak memperoleh informasi dan
pengetahuan yang kelak dijadikan landasar dasar pengetahuannya dalam proses
belajar berikutnya di kemudian hari.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul: Melalui Teknik Permainan Bahasa untuk Memajukan
Minat Baca di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas pada
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas II MI Manbaut Tholibin
Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar).
B. Rumusan Masalah
4
Asyhar, R. 2012. Kreatif mengembangkan media pembelajaran. Jakarta: CV Abadi Jaya
4
1. Bagaimana rencana pelaksanaan pembelajaran dalam memajukan
kemampuan minat baca siswa melalui teknik permainan bahasa di Kelas II
MI Manbaut Tholibin?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran dalam memajukan
kemampuan minat baca siswa melalui teknik permainan bahasa di Kelas II
MI Manbaut Tholibin?
3. Bagaimana memajukan kemampuan minat baca siswa melalui teknik
permainan bahasa di Kelas II MI Manbaut Tholibin?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rencana pelaksanaan pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan membaca siswa melalui teknik permainan
bahasa melengkapi di Kelas II MI Manbaut Tholibin.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan membaca siswa melalui teknik permainan bahasa di Kelas II
MI Manbaut Tholibin.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa melalui
teknik permainan bahasa di Kelas II MI Manbaut Tholibin.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara umum manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang terkait digunakannya teknik permainan bahasa
untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa Madrasah Ibtitaiyah.
2. Manfaat Praktis
Secara khusus manfaat dari penelitian ini adalah bermanfaat bagi siswa,
a. Bagi Siswa
5
1) Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal
menyenangkan.
membaca siswa.
sedang dipelajari.
b. Bagi Guru
siswa.
c. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memotivasi peneliti lain untuk
BAB II
6
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Membaca
Menurut Vacca (1991:172), “Membaca adalah proses aktif dari pikiran
pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna.
membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat
membaca permulaan. Para ahli telah mendefiniskan tentang membaca dan tidak
ada kriteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling benar.
yang memberikan respon makna secara tepat terhadap lambang verbal yang
tercetak atau tertulis”. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari
interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis dan keterampilan bahasa serta
kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampikan oleh penulis dan
interaksi antara pembaca dengan teks bacaan. Pembaca berusaha memahami isi
7
ramalan-ramalan berdasarkan sistem semantik, sintaksis, grafologis, dan konteks
situasi yang kemudian diperkuat atau ditolak sesuai dengan isi bacaan yang
diperoleh.
B. Membaca Permulaan
permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan
decoding”. Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis.
Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual.
bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.
Menurut La Barge dan Samuels (dalam Downing and Leong, 1982: 206),
bahwa : Proses membaca permulaan melibatkan tiga komponen, yaitu (a) Visual
Memory (VM), (b) Phonological Memory (PM), dan (c) Semantic Memory (SM).
6
Lambang-lambang fonem tersebut adalah kata, dan kata dibentuk menjadi
6
Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC. Hal 8
8
fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang
fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat.
C. Kemampuan Membaca
komponen, yaitu : (1) pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca, (2)
formal, dan (3) hubungan lebih lanjut dari (1) dan (2) dengan makna atau
meaning.”7
Hubungan lebih lanjut dari (1) dan (2) dengan makna atau meaning pada
unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang
membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks karena terdiri atas beberapa
aksara, kata-kata, dan tanda baca yang biasanya dipelajari pada kelas permulaan,
7
Semiawan, Conny. R. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta:
PT Ikrar Mandiri Abadi. Hal 3-4
9
dan (2) pemahaman terhadap kata, kelompok kata, dan kalimat untuk kemudian
yang tidak dikenali sampai pada yang diketahui, dan dari yang tidak dapat
bahwa: Bermain bagi anak memiliki nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan
memiliki resiko. Ada resiko bagi anak untuk belajar misalnya naik sepeda sendiri,
nuansa yang berbeda. Dengan cara ini anak memperoleh pengalaman tambahan
bahasa tertentu, tetapi tidak ada unsur kesenangan maka bukan disebut permainan
8
Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 2
10
bahasa. Dapat disebut permainan bahasa, apabila suatu aktivitas tersebut
anak pada usia 6 – 8 tahun masih memerlukan dunia permainan untuk membantu
mudah merasa jenuh belajar di kelas apabila dijauhkan dari dunianya yaitu dunia
dengan jenis dan sifat permainan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin,
bakat dan minat masing-masing. Tujuan utama permainan bahasa bukan semata-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode PTK
Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kenanga Kabupaten Cirebon,
PGSD Kampus Sumedang. Hal 3-4
11
Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
sederhana, sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh peneliti. Dengan kata
lain, model dan teknik PTK tidak bersifat kaku, sehingga sesuai dengan
benar. Diimplementasikan dengan baik dan benar disini berarti pihak yang terlibat
tingkat keberhasilannya.
PTK model Kemmis dan Mc.Taggart pada hakikatnya terdiri dari empat
tahap dalam tiap siklus, yaitu perencanaan tindakan dalam bentuk pembelajaran
dan sekaligus observasi, analisis dan refleksi yang dapat diulang sebagai siklus.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru harus diawali dulu
dengan suatu tahapan pra penelitian tindakan kelas yang meliputi : Identifikasi
12
Tindakan Kelas ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana
KESIMPULAN
SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti
sebagai berikut. Guru kelas harus mendorong siswa agar minat bacanya lebih baik
lagi (1) dorongan anak bercerita tentang apa yang telah didengar atau dibacanya,
(2) membeli buku yang menarik minat baca, (3) nukar buku dengan teman, (4)
berikan buku sebagai hadiah, dan (5) Menyediakan waktu membaca. memberikan
tugas dirumah untuk membaca dan siswa kelas 2 maka rata-rata akan membaca.
DAFTAR RUJUKAN
13
Kelas V SD Negeri 2 Kenanga Kabupaten Cirebon, PGSD
Kampus Sumedang.
Rahmat, Acep Saepul. 2017. “Games Book sebagai Media Peningkatan Minat
Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi”,
Jurnal of Primary Education, Vol. 1 Nomor 1
Triatma, Ilham Nur. 2016. “Minat Baca pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta”, Jurnal Prodi
Teknologi Pendidikan, Vol. V Nomor 6
Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Semiawan, Conny. R. (2002). Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini.
Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.
Suyatno. (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC.
14