Penghilangan dikotomi antara ilmu agama (Islam) dan ilmu umum melalui konsep Pohon
ilmu.6 Relief pohon ilmu bisa kita saksikan langsung di dinding Rektorat UIN malang.1
Pendidikan karakter berbasis 3 hal: kitab suci, tempat ibadah dan ulama/cendekiawan.
Cara ini tidak sulit dilakukan dan bahkan juga pengukurannya.2
Seorang ulama intelektual profesional, harusnya memiliki ciri utama, yaitu: memiliki
kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan professional.3
Pintar tidaknya seseorang bisa diketahui dari 2 hal: gaya bicaranya dan karya tulisnya.4
Sebuah pesantren disebut hebat biasanya dilihat dari kualitas pengasuhnya. Sedangkan
kualitas pengasuh itu sendiri dilihat dari para alumninya.5
Orang Islam yang kemudian menjadi liberal akibat setengah-setengah memahami ajaran
Islam. Mereka ini digolongkan pada posisi yang „tidak jelas‟, bukan Muslim, bukan
kafir.6
Jadilah lulusan UIN yang ilmunya bermanfaat di berbagai Ormas Islam, Parpol bahkan
LSM.7
1
Lihat Imam Suprayogo, Universitas Islam Unggul, (Malang: UIN Press, 2009)
2
Imam Suprayogo, Aktualisasi dan Internalisasi Nilai-nilai Kenabian, hal. 4, Makalah dipresentasikan pada
Seminar ICIC, Auditorium Humbud, UIN Malang, tgl 29-31 agustus 2014
3
Imam Suprayogo, “Mari Menjadikan Perguruan Tinggi Sebagai Basis Pengembangan Peradaban Islami”,
dalam Laode M. Kamaluddin (ed), On Islamic Civilization: Menyalakan kembali Lentera Peradaban Islam Yang
Sempat Padam, (Tangerang: Republikata, 2010), hal 638
4
Silaturahmi Hari Raya Idul Fitri ke kediaman Prof Imam suprayogo, tahun 2013
5
Imam Suprayogo, Menghidupkan Jiwa Ilmu, (Elex media, 2014), hal 114
6
“Prof Dr Imam Suprayogo: Kaum Liberal tak Memahami Islam secara Utuh” hidayatullah.com, tgl 27 Juni
2014
7
Seminar Nasional bersama Prof Dr Ahmad tafsir, Auditorium Pascasarjana UIN Malang, tgl 6 November
2014