Anda di halaman 1dari 59

PENGARUH METODE SILABA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA SISWA

KELA II SD MUHAMMADIYAH 25 MEDAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Seminar Masalah Aktual di Sekolah Dasar

Dosen Pengampu : Chairunnisa Amelia, S.Pd., M.Pd

Kelompok 7

Anis Susilowati (2002090126)

Najiha (2002090108)

Alfira Agustin (2002090119)

Asi Fitriani (2002090124)

Sri Mulyana Siregar (2002090103)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
Tugas yang berjudul ‘Pengaruh Metode Silaba Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca
Siswa Kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan’ tepat waktu. Tugas ini disusun guna memenuhi
pada mata kuliah Seminar Masalah Aktual di Sekolah Dasar di (Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara). Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terimaksih sebesar-besarnya kepada Ibu Chairunnisa Amelia, S.Pd, M.Pd,
selaku dosen mata kuliah. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................

A. Latar belakang masalah ...............................................................................................


B. Identifikasi masalah .....................................................................................................
C. Batasan masalah ..........................................................................................................
D. Rumusan masalah ........................................................................................................
E. Tujuan penelitian .........................................................................................................
F. Manfaat penelitian .......................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................

A. Kajian teori ..................................................................................................................


a. Model pembelajaran .......................................................................................
b. Metode Pembelajaran Silaba ......................................................................
c. Kemampuan Membaca ...................................................................................
B. Penelitian relevan ........................................................................................................
C. Kerangka berpikir ........................................................................................................
D. Hipotesis ......................................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................

A. Tempat dan waktu penelitian .......................................................................................


B. Populasi dan sampel ....................................................................................................
C. Variabel penelitian ......................................................................................................
D. Definisi Operasional ....................................................................................................
E. Intrument Penelitian.....................................................................................................
F. Teknik Analisis Data....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

LAMPIRAN…………………………………………………………………………..

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
bertanggung jawab.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum
2013 yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasarhingga sekolah menengah atas. Hal
ini dimaksudkan agar semua peserta didikmampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang menunjukkan pentingnya bahasa adalah fungsinya sebagai pemersatu
Bahasa di Nusantara, maka pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan pada tercapainya
keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Membaca pada hakikatnya
adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan,
juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses
visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam katakata
lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. proses
pembelajaran membaca permulaan yang diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi,
bu, be, be, bo, ca, ci, cu, ce, co dan seterusnya selanjutnya suku kata tersebut dirangkaikan
menjadi sebuah kata.
Adapun permasalah-permasalahan yang temui di lapangan saat PLP 1 dan PLP 2, di
ketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia masih menggunakan paradigma lama yang
dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa pasif. Guru masih mengajar dengan
menggunakan metode konvensional yaitu metode pembelajaran yang terpusat pada guru,
yang bersifat ceramah sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi monoton dan kurang
menarik pada siswa. Siswa masih banyak yang kurang mengenal huruf-huruf alfabetis, siswa
kesulitan membaca kata yang berakhiran konsonan, membaca suku kata, siswa sering
menghilangkan huruf ketika membaca kalimat sederhana, minat membaca pada siswa masih
sangat kurang karenakan masa-masa tersebut masanya anak bermain sehingga anak kurang
aktif memperhatikan pembelajaran yang berlangsung, sarana prasarana pendukung kegiatan

1
membaca juga sangat kurang. Dari pernyataan -pernyataan permasalahan diatas, maka
berdampak pada kemampuan membaca anak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan peneliti pada saat PLP 1 dan PLP 2 yang
dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2022-4 Juni 2022 dan 5 September 2022-17 September
2022 di kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan, berdasarkan dukumen nilai membaca pada
pelajaran bahasa Indonesia kelas II di semester 1 terlihat masih banyak siswa yang belum
mampu untuk membaca, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan
membaca pada anak diantaranya yaitu masih banyak siswa yang kurang mengenal huruf,
guru tidak menggunakan media untuk pembelajaran, siswa sulit untuk membedakan huruf-
huruf abjad, membaca masih terbata-bata, ketika siswa diminta untuk membaca beberapa
kalimat sederhana yang disajikan oleh guru di depan kelas, siswa membutuhkan waktu cukup
lama untuk membaca dan kurang lancar dan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru
dengan menggunakan metode ceramah.
Untuk menumbuhkan kemampuan membaca siswa maka perlu adanya strategi yang
relevan yang dapat dijadikan suatu solusi untuk pemecahan masalahnya. Penerapan metode
pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sekolah dasar yang
operasional konkrit dapat mampu memeberikan proses pembelajaran yang efektif, maksimal
dan optimal sehingga tujuan pembelajaran dan penelitian dapat tercapai dengan maksimal.
Metode silaba merupakan metode suku kata yang menyajikan kata menjadi suku kata
kemudian merangkai suku kata menjadi kata dengan tujuan siswa yang belum mampu
membaca kata dapat membaca kata. keunggulan metode silaba dibandingkan dengan metode
membaca yang lain adalah “metode silaba akan mempermudah anak yang mengalami
kesulitan dalam membaca untuk mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis
dengan bunyinya serta pengenalan kata secara tepat. Metode silaba menjadi pilihan yang
paling memungkinkan di antara metode-metode lainya untuk diterapkan atau di harapkan
dapat meningkatkan kemampuan membaca. Pertimbanganya adalah metode ini mudah di
pasangkan dengan strategi maupun media lain. Proses pembelajaranya dimulai dari beberapa
suku yang di baca siswa, mengingat mereka telah masuk fase pertama yang mengenal huruf
serta mampu membaca suku kata dengan baik. Beban siswa setelah bertemu kata-kata yang
panjang dapat teratasi dengan metode silaba yang menampilkan kata-kata menjadi beberapa
suku-suku kata.melalui pengalaman saat pembelajaran, siswa yang kesulita membaca,
mampu membaca dengan metode silaba sedikit demi sedikit persuku kata hingga akhir
bacaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Metode Silaba terhadap Kemampuan Membaca Siswa Kelas II SD
Muhammadiyah 25 Medan"

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam membaca masih rendah

2
2. Kurang berminatnya siswa membaca sehingga menghambat pembelajran yang
berlangsung
3. Bacaan yang siswa ketahui masih sangat terbatas
4. Cara mengajar guru yang kurang bervariasi
5. Guru cenderung menggunakan metode ceramah

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis ini hanya akan membatasi masalah
pada penggunaan metode silaba pada pembelajaran Bahasa Indonesia Tema 7 Merawat
Hewan dan Tumbuhan Subtema 1 Hewan di Sekitarku.

D. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah metode silaba dapat berpengaruh terhadap kemampuan membaca pada siswa
kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan?
2. Bagaimanakah pengaruh metode silaba dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa
kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan?
3. Apa saja langkah-langkah yang digunakan dalam metode pembelajaran silaba?

4. Apa fungsi metode silaba terhadap kemampuan membaca siswa?

5. Apa saja yang terdapat didalam metode silaba terhadap kemampuan membaca siswa?

E. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui apakah metode silaba dapat berpengaruh terhadap kemampuan
membaca pada siswa kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan ?
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca siswa kelas II SD
Muhammadiyah 25 Medan setelah menggunakan metode silaba
3. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah yang digunakan dalam metode
pembelajaran silaba
4. Untuk mengetahui apa fungsi metode silaba terhadap kemampuan membaca siswa
5. Untuk mengetahui apa saja yang terdapat didalam metode silaba terhadap kemampuan
membaca siswa

3
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya wawasan pengetahuan tentang
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas II SD Muhammadiyah 21 Medan dengan
menggunakan metode silaba

2. Secara Praktis
a. Bagi kepala sekolah
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas mutu
pendidikan dan kemampuan membaca siswanya.
b. Bagi guru
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam rangka meningkatkan
kompetensinya.
c. Bagi peneliti
Dapat memberi pengalaman dan menambah wawasan peneliti tentang meningkatkan
kemampuan membaca siswa kelas II SD Muhammadiyah 21 Medan dengan menggunakan
metode silaba.

d. Bagi peneliti selanjutnya


Dapat mengetahui kemampuan membaca siswa dengan menggunakan metode silaba.

4
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teori
1.Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut (Bayoe, Kouwagam and Tanyit, 2019) Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya sebagai
seorang pengajar dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang di mana strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk mencapai tujuan yang
terdiri dari metode, teknik, dan prosedur untuk menjamin peserta didik bisa mencapai
tujuan akhir kegiatan pembelajaran
Menurut (Anjani, Syapitri and Lutfia, 2020) metode adalah cara kerja sistematis
artinya dapat memudahkan pelaksanaan agar kondusif dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan.6 Jadi dengan adanya metode tujuan tertentu akan berjalan dengan
lebih struktur dan lebih mudah untuk melaksanakannya.
Menurut Menurut Sudjana (2005), “metode pembelajaran ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan
Sutikno (2009) menyatakan “metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada
diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Menurut (‘METODE PEMBELAJARAN: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Abdul Halik’, 2012) metode pembelajaran sebagai suatu keputusan praktis
yang diambil oleh pendidik dalam menyajikan program pembelajaran pada waktu
tertentu
Uno & Mohamad (2012: 7) dalam (lutvaidah) Lutvaidah, Ukti (2015)
mengemukakan pendapatnya yaitu “Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara
yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran”
Jadi dapat disimpulkan metode pembelajran adalah suatu cara yang dapat
digunakan untuk melaksanakan pembelajran oleh guru agar tercapainya suatu
pembelajaran.

b. Fungsi Metode Pembelajaran


Metode pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Melalui penggunaan metode dapat membantu guru untuk membuat siswa memahami
matet. Pada umumnya pembelajaran yang dilakukan hanya monoton. Hal tersebut
dapat menurunkan gairah siswa dalam menangkap pesan pada saat proses
5
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, metode berperan penting dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terdapat pada
fungsi dari penggunaan metode pembelajaran pada proses belajar mengajar.Bukan
tanpa tujuan, metode pembelajaran dibentuk dan diciptakan dengan fungsi dan tujuan
tertentu. Pertama, metode pembelajaran berfungsi untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik (siswa) memperoleh kemudahan
dalam belajar. Kedua, berfungsi untuk mewujudkan dan menyajikan bahan ajar
berupa media yang relevan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran dapat dicapai
dengan baik oleh peserta didik (siswa). Fungsi selanjutnya, yaitu ketiga, sebagai
pedoman teoritis yang logis dan rasional yang disusun oleh guru bagi para siswa.
Selanjutnya, pedoman tersebut dapat dijadikan model sehingga proses belajar
mengajar dapat berhasil mencapai tujuan. Terakhir atau keempat, metode
pembelajaran berfungsi sebagai sarana komunikasi penting. Tentang bagaimana
proses mengajar di kelas, atau bagaimana praktik dalam mengawasi siswa saat belajar

2. Metode Pembelajaran Silaba

a. Pengertian Metode Pembelajaran Silaba


Dalam Anif Isnatunnikmah dan Edy Rianto Metode silaba menurut Tarigan adalah
“proses pembelajaran membaca permulaan yang diawali dengan pengenalan suku
kata seperti ba, bi, bu, be, be, bo, ca, ci, cu, ce, co dan seterusnya selanjutnya suku
kata tersebut dirangkaikan menjadi kata – kata bermakna”. Metode silaba
merupakan metode suku kata yang menyajikan kata menjadi suku kata kemudian
merangkai suku kata menjadi kata .dengan tujuan siswa yang belum mampu
membaca kata dapat membaca kata. Wolf, Miller, & Donnely (Kumara,2014:60)
menjelaskan keunggunlan metode silaba dibandingkan dengan metode membaca yang
lain adalah “metode silaba akan mempermudah anak yang mengalami kesulitan
dalam membaca untuk mempelajari hubungan antara gabungan huruf yang tertulis
dengan bunyinya serta pengenalan kata secara tepat”.
Metode silaba merupakan metode pembelajaran membaca permulaan yang dalam
pelaksanaannya mengenalkan kata terlebih dahulu kemudian membentuk silaba dan
dikupas menjadi huruf, selanjutnya dari huruf dirangkai kembali menjadi silaba,
kemudian menjadi kata dan membentuk kalimat. ( Nur Syamsiyah ; 2020). Menurut
pendapat Rinja Efendi ; 2017 Metode Silaba adalah salah satu metode yang
berlandaskan pendekatan sistem penulisan didasarkan atas suku kata.
Jadi dapat disimpulkan metode silaba merupakan metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca, metode suku kata yang
menyajikan kata menjadi suku kata kemudian merangkai suku kata menjadi kata
dengan tujuan siswa yang belum mampu membaca kata dapat membaca kata.

6
b.Langkah -Langlah Metode Silaba

Metode ini tidak dilakukan begitu saja, ada langkah-langkah yang harus disusun
dan dilakukan agar lebih sistematis. Menurut Mulyati (2011 dalam Mustasin, 2012:3)
ada tiga t ahapan yang harus ditempuh dalam pembelajaran dengan metode silaba,
antara lain:

1. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata


2. Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata
3. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana
Penggunaan metode silaba dapat dimodifikasi oleh guru disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Pengaplikasian dari tahapan-tahapan dari metode silaba
dilakukan dengan cara sistematis agar berjalan dengan baik.
Metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12) adalah suatu metode yang
memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah
dirangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata
yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Sedangkan pendapat Muhammad
Amin (1995:207) metode suku kata adalah “Suatu metode yang di mulai dengan
mengajar suku-suku kata kemudian suku kata di gabungkan menjadi kata dan
diuraikan menjadi huruf”. Dengan demikian, ada dua macam metode suku kata.
Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai dan
merangkaikan. Penerapan Metode Kupas Rangka Suku Kata menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut: Guru mengenalkan huruf kepada siswa. Merangkaikan suku
kata menjadi huruf.
Metode silaba didefinisikan sebagai proses pembela-jaran MMP yang diawali
dengan pengenalan suku kata, seperti a) ba, bi, bu, be, bo, b) ca, ci, cu ce, co, dan
seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan menjadi ka-ta-kata
bermakna. (Mulyati, 2011). Metode silaba terdiri dari tiga tahap yakni tahap per-
tama, pengenalan suku-suku kata, tahap ke-dua, perangkaian suku-suku kata menjadi
ka-ta, tahap ketiga, perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana.

c. Kelebihan dan Kekuurangan Metode Silaba

Berdasarkan telaah landasan teori diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa metode
silaba memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan yaitu sebagai berikut:

1) Kelebihan penerapan metode silaba :

a) Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi demi huruf sehingga
mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaaan.
b) Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau
menguraikan suku kata suku kata yang di pergunakan dalam unsur-unsur
hurufnya.

7
c) Penyajian tidak memakan waktu yang lama.
d) Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata.

2) Kelemahan penerapan metode silaba :


a) Bagi anak kesulitan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami
kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata
b) Siswa akan sulit bila disuruh membaca kata-kata lain, karena mereka akan
condong mengingat suku kata yang ajarkan saja.

3. Kemampuan Membaca
Menurut (Nafiah, 2016) Kemampuan siswa membaca dengan tepat dan
lancar merupakan dasar utama pada tahap membaca permulan. Kemampuan di
tahap membaca permulaan ini akan sangat berpengaruh terhadap tahap membaca
lanjut. Dapat dikatakan bahwa kemampuan membaca permulaan merupakan dasar
bagi kemampuan membaca lanjut. Apabila dasar itu tidak kuat, maka pada tahap
membaca berikutnya siswa akan kesulitan untuk memiliki kemampuan membaca
yang memadai.
Membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa
karena melalui membaca siswa dapat belajar banyak tentang berbagai bidang
studi (Abdurrahman, 2003). Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan
kemampuan membaca mereka (Juel, 1988 dalam Washburn dkk, 2011). Meskipun
membaca dan menulis merupakan kemampuan dasar akademis yang penting,
ternyata cukup banyak siswa sekolah dasar di Indonesia yang belum
menguasainya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca
siswa sekolah di tingkat sekolah dasar saat ini memiliki kecenderungan rendah.
Hasil survei yang dilakukan Widyana (2006, dalam Ruhaena, 2008) terhadap 17
sekolah dasar di wilayah kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman DIY didapatkan
12% dari 170 siswa sekolah dasar kelas satu dan dua belum dapat membaca
kalimat sederhana dengan lancar. Selain itu, dari penelitian yang dilakukan oleh
Balitbang Depdiknas 2005-2006 (dalam Noor, 2008), ditemukan beberapa
permasalahan berkaitan dengan kemampuan baca tulis siswa seperti untuk siswa
kelas satu masih sulit membedakan ng dan ny, serta masih sulit untuk membaca
lancar dan untuk siswa kelas dua masih kesulitan mengenali suku kata dan
merangkainya menjadi kata. Penelitian awal yang dilakukan penulis di salah satu
Sekolah Dasar Negeri di Surabaya juga menghasilkan temuan adanya sebagian
siswa kelas satu yang belum mampu membaca dan menulis dengan lancar.
Kegiatan yang berkaitan dengan masalah membaca dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia di SD/MI diupayakan dalam pembelajaran membaca permulaa
khususnya pada jenjang kelas satu atau kelas dua sekolah dasar. Disebut
permulaan karena pembelajaran ini merupakan peralihan dari masa bermain di TK
atau lingkungan rumah ke dunia sekolah. Hal ini disebabkan oleh anggapan
bahwa ciri-ciri.dari anak yang mulai menduduki bangku sekolah adalah
munculnya kemampuan membaca dan menulis (Wardani, 1995). Membaca
merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang reseptif karena
seseorag dapat memperoleh informasi ilmu pengetahuan dan pengalaman –

8
pengalaman baru.pendapat ini meningkatkan kita kembali tentang arti petingnya
keggiatan lain.membaca adalah kegiatan reseptif yang melibatan berbagai
aktivitas secara serentak (melafalkan tulisan visual,berpikir psikplinguistik dan
metakognitif ),dalam melihat rangkaian simbol-simbol bahasa atau tulisan.
Menurut Salamah (2012 : 15) menyampaikan indikator yang ingin dicapai pada
aspek membaca permulaan adalah sebagai berikut :
a. Anak dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain.
b. Anak dapat menyebutkan macam-macam huruf konsonan.
c. Anak dapat menyebutkan macam-macam huruf vokal.
d. Anak dapat memasangkan /menghubungkan suku kata yang sama dengan yang
lainnya sehingga membentuk kata.

a. Manfaat Membaca
Membaca merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai anak dalam
proses pembelajaran. Ada dua manfaat besar membaca yaitu :
a) pembaca mampu menggunakan bacaannya untuk meningkatkan
pemahamannya dan menemukan wawasan baru.
b) membaca memberikan kontribusi ide-ide yang membantu orangorang
menjernihkan nilai-nilai dan merumuskan keputusankeputusan. Besarnya manfaat
membaca dapat digunakan guru untuk memberikan dorongan lebih bagi siswa
dalam menguasai keterampilan ini.
Dan dengan membaca seseorang dapat:
a) berkomunikasi dengan orang lain,
b) memberikan informasi kepada orang lain,
c) menangkap isi bacaan dengan cepat dan tepat,
d) menumbuhkan sikap positif terhadap bacaan,
e) bersifat kritis terhadap informasi yang diterima,
f) menghargai nilai-nilai luhur yang ada dalam masyarakat,
g) memasuki dunia keilmuan yang penuh pesona dan memahami khasanah
kearifan yang banyak hikmah,
h) mengembangkan berbagai keterampilan yang berguna untuk mencapai sukses
dalam hidup,
i) membukakan jendela pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang
dalam, dan lorong keahlian yang lebar di masa depan, dan
j) memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik.
Pendapat para ahli diatas memberikan gambaran bahwa kegiatan membaca
memberikan banyak manfaat bagi para pelakunya, tetapi memerlukan peran serta
guru dalam merangsang dan menggali manfaat membaca agar peserta didik dapat
mendapatkan dan merasakan manfaatnya. Dengan kata lain, besarnya manfaat
membaca yang dapat diperoleh atau dirasakan siswa merupakan hasil dari
efektifnya kegiatan membaca yang dilakukan siswa maupun baiknya kualitas
pembelajaran membaca yang dilakukan guru, sehingga dapat menjadi salah satu
indikator dalam kemampuan membaca yang menjadi fokus penelitian ini.

b. Tujuan Membaca

9
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari dan memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan mengemukakan tujuan
membaca sebagai berikut :
a) Reading for details or facts, membaca untuk memperoleh rincian atau fakta-
fakta.
b) Reading for main ideas, membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c) Reading or sequence or organization, membaca untuk mengetahui urutan atau
susunan organisasi cerita.
d) Reading for inference, membaca untuk menyimpulkan.
e) Reading to classify, membaca untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasikan.
f) Reading for evaluate, membaca untuk menilai atau mengevaluasi
g) Reading to compare of contrast, merupakan tujuan membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan, contohnya menemukan bagaimana
cara tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda, bagaimana tokoh menyerupai
pembaca.
Seseorang cenderung akan mudah memahami bacaannya jika disertai atau
mempunyai tujuan tertentu. Sehingga guru dapat menetapkan tujuan membaca
sesuai silabus yang berlaku, denga harapan siswa mampu menguasai keterampilan
membaca sesuai fase perkembangannya. Adapun tujuan membaca mencakup
antara lain :
a) kesenangan,
b) menyempurnakan membaca nyaring,
c) menggunakan strategi tertentu,
d) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik,
e) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya,
f) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,
g) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi,
h) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan nformasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks, dan
i) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca


Menurut (Rahim, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
membacanpermulaan yaitu faktor fisiologis, intelektual, lingkungan, dan
psikologis.
1.Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis ini berhubungan dengan kesehatan fisik, pertimbangan
neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan dapat mempengaruhi kondisi fisik
sehingga tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khususnya belajar
membaca. Ada beberapa gangguan yang dapat menghambat anak untuk membaca
yaitu seperti gangguan pada alat bicara, alat penglihatan, dan alat pendengaran.
Meskipun tidak memiliki gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak
mengalami kesulitan dalam belajar membaca. Hal tersebut dapt dikarenakan

10
belum berkembangnya kemampuan dalam membedakan simbol, huruf, angka,
dan kata, misalnya membedakan b, d, dan p.

2. Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mepengaruhi berhasil
atau tIdaknya anak dalam membaca permulaan. Tetapi, faktor mengajar guru juga
berperan penting dalam berhasil atau tidaknya anak dalm mmbaca. Faktor
metode, prosedur, dan kemampuan guru juga dapat mempengaruhi kemampuan
membaca permulaan pada anak.

3.Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca anak.
Faktor lingkungan tersebut yaitu, (1) latar belakang dan pengalaman siswa
dirumah, lingkungan dapat membentuk sikap, pribadi, nilai, dan kemampuan
bahasa anak.anak yang tinggal dalam keluarga yang harmonis dan penuh cinta
kasih, orang tua yang selalu menemani dan membimbing anaknya dalam belajar
tidak akan menemukan kesulitan yang berarti dalam belajar membaca, (2) faktor
sosial konomi, orang tua pada kelas menengah keatas cenderung merasa bahwa
anak-anak mereka siap lebih awal untuk membaca permulaan. Namum, usaha
orang tua hendaknya tidak berhenti pada membaca permulaan saja. Orang tua
harus melanjutkan kegiatan membaca anak secara terus-menerus, anak-anak lebih
membutuhkan perhatian dan kasih sayang daripada uang.

4.Faktor Fsikologis
Faktor yang juga dapat mempengaruhi kemajuan kemapuan membaca
anakyaitu faktor psikologis. Faktor psikologis ini mencakup (1) motivasi, (2)
minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan percaya diri.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


Penelitian dengan topic ini bukanlah hal yang pertama kali dilakukan. Ada
beberapa hasil yang serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Oleh karena itu,
penelitian ini pun bnnyak diilhami dari penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini,
penulis mengawali dengan mempelajari skripsi dan jurnal yang berkaitan dengan judul
penelitia yang dappat dijadika referemsi.
a. Penelitian tindakan kelas yang dilakukakan oleh Rahmat Hidayat (2009),
ditemukan bahwa kemampuan membaca siswa masih minim sehingga
mempengaruhi kemampuan membaca dari siswa itu sendiri, teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes,
sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang
terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan
kesimpulan verifikasi.
b. Penelitian Siswanto, ditemukan bahwa masih kurangnya keterampilan
membaca seperti masih banyak ditemui ketidakmampuan siswa mengenal huruf-
huruf alfabet, siswa sering menghilangkan kata yang berakhiran konsonan, siswa
11
sering menghilangkan huruf ketika membaca kalimat sederhana sehingga
mempengaruhi keterampilan membaca dari siswa itu sendiri, teknik analisis data
menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen
analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan verifikasi.
Persamaan penelitian yang di lakukan dengan kedua penelitian yang relevan di
atas/sebelumnya adalah pada bagian bidang studi yakni bidang studi (mata
pelajaran) Bahasa Indonesia dengan materi membaca permulaan, dan upaya
meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya dilakukan pada sebelum
pandemi cpvid 19 sedangkan pada penelitian ini dilakukan setelah pandemi cpvid
19.

C. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran bahasa
Indonesia

Kemampuan membaca
permulaan

Belum menggunakan
Menggunakan metode
metode silaba
silaba

Pretest Posttest

Analisis

Temuan/hasil

D. HIPOTESIS

12
Berdasarkan pemilihan pokok masalah yang diajukan dengan kerangka berfikir di atas
maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah:
Ha : Terdapat pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca siswa
Ho : Tidak terdapat pengaruh metode silaba terhadap kemampuan membaca siswa

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada SD Muhammadiyah 25 Medan yang
beralamatkan di Jl. Pukat I No.19, Bantan Tim., Kec. Medan Tembung, Kota Medan,
Sumatera Utara 20224. dipilihnya sekolah tersebut, karena telah dilaksanakan observasi
pada saat pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP).
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2022.

B. POPULASI DAN SAMPEL


Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di teliti
oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011 : 80) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.” Pendapat di atas menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk
menentukan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas II SD Muhammadiyah
25 Medan.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan bagian dari populasi
yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus menggunakan cara tertentu yang
didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan yang ada. Sampel dalam penelitian ini
adalah kelas seluruh siswa kelas II SD Muhammadiyah 25 Medan berjumlah 25 siswa (1
kelas).

C. VARIABEL PENELITIAN
Secara teoritis, variabel dapat ddefinisikan sebagai atribbut seseorang atau objek yang
mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau ebjek dengan objek yang
yang lain ( Hatch dan Fathardy dalam Sugiyono 2013 ; 60).
Pada penelitian ini variable yang diguunakan yaitu kemampuan membaca.
a. Variabel bebas (Independen)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variable terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
metode silaba, yang dilambangkan (X)
14
b. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variable bebas (independen). Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kemampuan membaca, yang dilambangkan (Y)

D. DEFINISI OPERASIONAL
Variabel penelitian merupakan suatu bagaian yang yang mendefinisikan sebuah konsep
ataupun variable agar dapat diukur dengan cara mellihat indicator penilaian yang
digunakan peneliti terdapat dua variabel. Melihat dari pernyataan diatas, dalam penelitian
ini teerdapat dua variable yang akan dijabarkan sebagai berikut :
a.Metode Silaba
Metode silaba merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu
memudahkan siswa dalam kemampuan membaca. Metode silaba ini digunakan untuk
membantu siswa dalam membaca.
b. Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca pada siswa kelas II yang ada di Sd Muhammadiyah 25 Medan
masih rendah.

E. INSTRUMEN PENELITIAN
Penyusunan dan pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
penelitian.Jika instrumen penelitian tidak dapat dipercaya.Pada penelitian ini,penelitian
dibantu dengan instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai alat dalam
pengumpulan data ialah lembar observasi.
1.Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan.
Observasi terhadap proses tindakan yang dilaksanakan untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan yang berorientasi pada masa yang akan datang, dalam hal ini adalah
kegiatan selanjutnya, serta digunakan sebagai dasar untuk kegiatan refleksi yang lebih
kritis. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Hal yang
dicatat dalam kegiatan observasi ini antara lain proses tindakan, pengaruh tindakan yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, situasi tempat dan tindakan, dan kendala yang
dihadapi. Semua hal tersebut dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara
fleksibel dan terbuka. Untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan evaluasi. Selain itu
juga bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang
diharapkan.(Suratno Arif, 2014)
Observasi adalah merupakan alat untuk mengumpul kan data melalui observasi langsung
di lapangan

15
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Uji validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen yang dipakai, maka perlu
dilakukan uji instrumen. Instrumen penilaian berupa perintah kerja untuk melakukan
kegiatan membaca permulaan, maka validitas instrument menggunakan validitas
kontruksi. Untuk menguji validitas kontruksi, dapat digunakan pendapat para ahli
(judgment experts). Setelah instrumen di kontruksi tentang aspek-aspek yang diukur
dengan teori-teori tertentu, maka dikonsultasikan dengan para ahli. Validitas kontruksi
sama dengan logical validity atau validity by definition. Instrumen yang mempunyai
validitas kontruksi jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai
dengan yang didefinisikan. Instrumen penilaian berupa perintah kerja untuk membaca
dengan menggunakan aspek membaca permulaan yaitu kelancaran, kejelasan suara,
pelafalan dan intonasi. Keempat aspek tersebut merupakan aspek yang digunakan untuk
mengukur kemampuan membaca permulaan peserta didik. Nilai setiap aspek berskala 1-
4, jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap aspek penilaian
yang diperoleh peserta didik.

2. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari data yang
berdistribusi normal. Jadi, diperlukan uji normalitas dengan metode liliefors dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Rumusan hipotesis H0 = Sampel berasal dari data yang berdistribusi normal H1
= Sampel berasal dari data yang berdistribusi tidak normal.
2) Taraf signifikasi α = 0,05
3) Statitiska uji L0 = Maks |F(Zi)-S(Zi)|

( xi−x )
Zi =
x

16
Zi = (Xi – X) s F(Zi) = P(Z ≤ Zi), Z~N (0,1), Zi = skor standar untuk Xi S(Zi) =
proporsi banyaknya Z ≤ Zi terhadap banyaknya Zi. S merupakan standar deviasi.
4) Daerah kritik Dk = { L| L >Ltabel}
5) Kepetusan uji H0 ditolak jika Lhitung ada di dalam daerah kritis.

3. Uji Homogenitas
Uji kesamaan dua varians dilakukan untuk mengetahui apakah data mempunyai dua
varians yang berebeda. Pada penelitian ini, Fisher-test atau dua selisih digunakan untuk
mendapatkan hasil uji homogenitas dengan rumus sebagai berikut:

Dengan kriteria: Ho diterima jika Fh < Ft (Ho: data homogen) Ho ditolak jika Fh > Ft
(Ha: data tidak homogen).

4. Uji t
Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif yakni dengan melakukan beberapa
pengujian, baik uji normalitas data, uji homogenitas data yang telah dikemukakan
sebelumnya.

Keterangan:
M: Nilai rata-rata hasil perkelompok
N: Banyaknya subjek
X: Deviasi setiap nilai X2 dan X1
Y: Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1
N1: jumlah peserta didik kelompok eksperimen
N2: Jumlah peserta didik kelompok kontrol. 37

17
DAFTAR PUSTAKA

Anjani, A., Syapitri, G.H. and Lutfia, R.I. (2020) ‘Analisis Metode Pembelajaran di Sekolah
Dasar’, Fondatia, 4(1), pp. 67–85. Available at:
https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.442.
Bayoe, Y.V., Kouwagam, M.L. and Tanyit, P. (2019) ‘Metode Pembelajaran Melalui Film
Superbook dan Minat Belajar Firman Tuhan Pada Anak Usia 6-8 Tahun’, Jurnal Jaffray,
17(1), p. 141. Available at: https://doi.org/10.25278/jj71.v17i1.327.

‘METODE PEMBELAJARAN: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Abdul Halik’


(2012), I(1), pp. 45–57.

Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan karakter.

Alex, A. H. P. (2010). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.

Amna Putri, Yosfan Axwandi, M. Y. (2013). E-JUPEKhu E-JUPEKhu. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Khusus, 2(September), 854–862.

Djam, & arah Bahri, S. dan A. Z. (1997). Strategi Belajar Mengajar.

Huda, M. (2014). model-model pengajaran dan pembelajaran.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru dalam menentukan Model

Pembelajaran).

Nafiah, A. C. (2016). Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sctamble

Kalimat Siswa Kelas II SDN Sedayu. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 24, 2289–

2296.

Rahim, F. (2011). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.

Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

18
Sudarmi, S., & Burhanuddin, B. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Scramble Dalam Keterampilan Menulis Kalimat Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi Sma

Negeri 11 Makassar. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 1(1), hal 73.

https://doi.org/10.26858/eralingua.v1i1.2991

Sumira, D. Z., Deasyanti, D., & Herawati, T. (2018). Pengaruh Metode Scramble dan Minat

Baca terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Indonesian

Journal of Primary Education, 2(1), 62. https://doi.org/10.17509/ijpe.v2i1.11673

Suratno Arif. (2014). Peningkatan kemampuan membaca pemahaman menggunakan teknik.

Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Menggunakan Teknik, April.

Swastika, B., Purnanto, A. W., & Triana, P. M. (2021). Pengaruh Penggunaan Metode

Pembelajaran Scramble Berbantuan Media Kereta Huruf terhadap Kemampuan Membaca

Siswa Kelas 1 SD. Borobudur Educational Review, 1(2), 80–85.

Wulansari, E., Hetilaniar, & Nurhasana, P. D. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Scramble

terhadap Kemampuan Membaca Siswa Kelas III SDN 138 Palembang. Jjote : Journal on

Teacher Education, 4(1), 118–125.

19
LAMPIRAN-LAMPIRAN

20
SILABUS TEMATIK KELAS II
Tema 7 : Kebersamaan
Subtema 1 : Kebersamaan di Rumah
Semester :2

KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
PP 1.3. 1.3.1  Keberagam  Mencermat  Religius Sikap: 28 JP  Buku
Kn Meneri Bersi an i isi teks  Nasionalis Guru
ma kap karakteristi serta  Mandiri  Juju  Buku
kebera k individu penjelasan  Gotong r Siswa
tolera
gaman disekolah guru, siswa Royong  Disi  Internet
karakte nsi plin
 Sikap-sikap dapat  Integritas  Lingkun
ristik dalam dalam mengelomp  Tan gan
individ keber keberagam okkan ggu
u agam an. siswa ng
sebagai an berdasarka Jaw
anuger karak n a
ah

21
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
Tuhan teristi perbedaan  San
Yang k jenis tun
Maha indivi rambut dan  Ped
Esa di menggunak uli
du
sekolah an  Per
. sebag kacamata. cay
2.3 ai  Mengamati a
Menam anuge gambar diri
pilkan rah kegiatan  Ker
kebersa Tuha silaturahmi ja
maan n keluarga di Sa
dalam rumah Siti. ma
Yang
kebera  Mencari
gaman Maha
informasi Jurnal:
karakte Esa di tentang
ristik Sekol warna  Cata
individ ah. kesukaan tan
u di dengan pend
sekolah 1.3.2 melakukan idik
. Menu wawancara tenta
3.3 njukk . ng
Mengi an  Berdiskusi sika
dentifi menentuka p
sikap
kasi n sikap pese
jenis- tolera
terhadap rta
jenis nsi teman yang didi
kebera dalam memiliki k
gaman keber

22
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
karakte agam warna saat
ristik an kesukaan di
individ karak berbeda. seko
u di  Mengamati lah
teristi
sekolah gambar mau
. k pun
kegiatan di
4.3 indivi rumah Siti. infor
Mengel du  Mencermat masi
ompok sebag i isi teks dari
kan ai kegiatan oran
jenis- anuge Siti di g
jenis rumah, lain
rah
kebera siswa
gaman Tuha
mengetahui
karakte n kegiatan Penilaia
ristik Yang teman di n
individ Maha rumah Diri:
u di Esa di berkaitan
sekolah Sekol dengan  Pese
. kebersamaa rta
ah.
n didi
2.3.1 menjalanka k
n agama. men
Menj
 Mengamati gisi
alank dafta
gambar
an kegiatan r cek
sikap Siti, siswa tenta
keber ng

23
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
samaa dapatmene sika
n ntukan p
dalam sikap pese
toleransi rta
keber
beragama. didi
agam k
 Berdiskusi
an tentang saat
karakt sikap di
eristik terhadap rum
indivi teman atau ah,
du di sahabat. dan
 Mencari di
sekol
informasi seko
ah. lah
tentang
2.3.2 kegemaran
teman. Pengeta
Menu huan:
 Berdiskusi
njukk tentang Tes
an sikap tertulis
sikap terhadap  Me
keber teman yang mah
samaa memiliki ami
kegemaran perb
n
berbeda. eda
dalam an
 Mencermat
keber i isi teks kara
agam serta kter
an istii

24
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
karakt penjelasan ndiv
eristik guru, siswa idu.
indivi dapat  Me
memahami nget
du di
perbedaan ahui
sekol karakteristi sika
ah. k. p
 Mendengar tole
3.3.1
kan rans
Mem dongeng. i
ahami  Mengamati terh
jenis- gambar ada
jenis atau teks p
keber bacaan. tem
 Mengajuka an
agam
n di
an rum
pertanyaan
karakt berkaitan ah.
eristik dengan isi  Me
indivi dongeng mbe
du di  Mencari dak
sekol informasi an
ah mengenai kara
isi kter
denga
dongeng. istik
n tem
 Mendiskusi
tepat. kan isi an

25
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
3.3.2 dongeng. berd
Menj  Mencermat asar
elaska i isi kan
dongeng war
n
dari na
jenis- kes
membaca
jenis dongeng. uka
keber  Menemuka an.
agam n rasa  Me
an kebersamaa mba
karakt n dari ndin
eristik dongeng gka
melalui n
indivi kara
diskusi.
du di  Menyampa kter
sekol ikan isi istik
ah dongeng di indi
denga depan vidu
n kelas. berd
 Menceritak asar
tepat.
an kembali kan
4.3.1 cerita Ular keg
dan Tikus ema
Meny
secara ran
ebutk
bergantian  Me
an di kelas. mah
jenis-  Menjawab ami
jenis isi

26
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
keber pertanyaan don
agam berkaitan gen
an dengan isi g.
dongeng.  Me
karakt
 Menuliskan nget
eristik
kembali ahui
indivi dengan isi
du di bahasa don
sekol sederhana gen
ah dongeng g
denga Ular dan den
n Tikus. gan
 Mencermat men
benar. ulis
i isi
dongeng kan
4.3.2
melalui kem
Mem bali.
membaca,
prese siswa dapat  Me
ntasik Menulis nent
an kembali uka
jenis- cerita n
jenis dongeng pec
keber fabel. aha
 Mendengar n
agam
kan cerita sete
an dongeng nga
karakt fabel dari h,
eristik pec

27
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
indivi guru. aha
du di  Mengamati n
sekol gambar kue sepe
puding rtig
ah
untuk a,
denga dan
memahami
n  Mengajuka pec
benar. n aha
pertanyaan n
Ba 3.8 3.8.1  Teks tentang sepe
has Mengg Mem dongeng pecahan. rem
a ali ahami  Menyebutk pat.
Ind inform an nilai  Me
isi
one asi dari pecahan nent
sia dongen donge
setengah. uka
g ng
 Mengarsir n
binatan tentan pec
pecahan
g g aha
setengah.
(fabel) sikap n
 Menuliskan
tentang rukun sete
hasil
sikap nga
darti diskusi
hidup h,
teks tentang
rukun sepe
lisan pecahan
dari rtig
dan setengah.
teks a,
lisan  konsep
tulis dan
dan pecahan
denga sepertiga. sepe
tulis n rem
dengan  Mengarsir

28
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
tujuan baik. gambar pat.
untuk yang  Me
kesena 3.8.2 menunjukk nent
ngan. Menj an pecahan uka
4.8 elask sepertiga. n
Mencer an isi  Mengamati kuat
itakan gambar kue dan
donge
kembal martabak, lem
i teks ng
siswa ah
dongen tentan menentuka bun
g g n pecahan yi.
binatan sikap seperempat  Me
g rukun . mah
(fabel) darti  Menentuka ami
yang n pecahan lagu
teks
mengg seperempat berb
ambark lisan
dengan ira
an dan mengarsir ma
sikap tulis gambar. dua.
hidup denga  Mengamati  Me
rukun n gambar, nye
yang baik. siswa dapat butk
telah menentuka an
dibaca 4.8.1 n pecahan cara
secara Menu setengah. berj
nyaring  Mengamati alan
sebagai liskan
gambar, di
bentuk isi

29
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
ungkap donge siswa dapat air.
an diri. ng menentuka  Me
tentan n pecahan mah
sepertiga. ami
g
 Mengamati gera
sikap
gambar, kan
rukun siswa dapat berl
darti menentuka ari
teks n pecahan di
lisan seperempat air.
dan  Mengajuka
tulis n
pertanyaan Ketera
denga
berbagai mpilan:
n bunyi.
baik.  Membuat Praktik/
birama dua. Kinerja
4.8.2Mempre  Me
 Menyanyik
sentas an lagu nga
ikan berbirama mati
isi dua. kegi
donge  Mengamati atan
teks dan di
ng
gambar rum
tentan ah.
yang
g  Me
disajikan,
sikap siswa ngel
rukun omp

30
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
darti mampu okk
teks memahami an
lisan panjang indi
dan pendek vidu
dan
bunyi. berd
tulis asar
 Mengamati
denga teks dan kan
n gambar kegi
baik. yang atan
disajikan, aga
Ma 3.7 3.7.1  Pecahan siswa ma.
te Menjel Mene setengah, mampu  Me
ma askan ntuka pecahan memainkan ngel
ti- pecaha sepertiga, suara omp
n
ka dan birama dua. okk
n , , pecah
pecahan  Memainka an
dan seperempat n musik perb
mengg an  Gambar- ritmis eda
unakan gambar berbirama an
benda- , , benda mati dua. indi
benda  Mencermat vidu
konkret dan i gambar berd
dalam permainan asar
kehidu kucing dan kan
pan tikus di air jeni
sehari- meng serta s
hari. gunak penjelasan ram
4.7 an guru, siswa but

31
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
Menyaj benda dapat dan
ikan - memahami men
pecaha benda gerakan ggu
berlari di nak
n , , konkr
air. an
et kac
dan  Mencermat
dalam i gambar ama
yang
bersesu kehid permainan ta.
aian upan menjaring  Me
dengan sehari ikan dan isi ngel
bagian -hari teks serta omp
dari degan penjelasan okk
keselur guru, siswa an
benar. dapat tem
uhan
suatu memahami an
3.7.2
benda gerakan berd
Menj berjalan di asar
konkret
elask air. kan
dalam
kehidu an pili
pan pecah han
sehari- war
hari. an na
kes
uka
, , an.
 Me
dan

32
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
ngel
omp
meng okk
an
gunak
kara
an kter
benda istik
- indi
benda vidu
konkr berd
et asar
kan
dalam
keg
kehid ema
upan ran.
sehari  Me
-hari mba
degan ca
benar. teks
dan
4.7.1 men
Meny ulis
kan
ebutk
isi
an teks
pecah .
 Me
an

33
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
mba
, , ca
dan
dan Me
nuli
ska
n
yang kem
berses bali
uaian cerit
denga a isi
don
n
gen
bagia g
n dari fabl
kesel e
uruha  M
n embagi gambar yang menunjukkan
suatu pecahan setengah, sepertiga, dan
benda
 Me
konkr
ngar
et sir
dalam gam
kehid bar
upan pec
sehari aha
-hari n

34
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
denga sete
n nga
tepat. h,
pec
4.7.2 aha
Mem n
sepe
prese
rtig
ntasik a,
an dan
hasil pec
identi aha
fikasi n
pecah sepe
rem
pat.
an  Me
mbu
, , at
bun
dan yi
bira
ma
dua.
yang
 Me
berses nya
uaian

35
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
denga nyik
n an
bagia lagu
berb
n dari
ira
kesel ma
uruha dua.
n  Me
suatu mpr
benda akti
konkr kan
et berj
alan
dalam di
kehid air
upan dan
sehari per
-hari mai
denga nan
men
n
jari
tepat ng
ikan
Se 3.2 3.2.1  Pola irama .
ni Menge Mem dalam lagu
 Mel
Bu nal ahami  Lagu aku
day pola berirama
kuat kan
a irama dua
lemah gera
dan sederha  Musik

36
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
Pra na bunyi ritmis kan
kar melalui pada berl
ya lagu lagu. ari
anak- di
anak. 3.2.2 air.
4.2 Menj
Menam
elask Portofo
pilkan
pola an lio
irama kuat
sederha lemah  Me
na bunyi nil
melalui pada ai
lagu lagu has
anak- il
denga
anak. bel
n aja
tepat. r
pes
4.2.1 ert
Mene a
ntuka did
n kuat ik
lemah pa
da
bunyi
asp
pada ek
lagu

37
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
denga tert
n ent
tepat. u
dar
4.2.2 i
Mem tah
ap
ainka
aw
n kuat al
lemah sa
bunyi mp
pada ai
lagu tah
denga ap
ak
n
hir
tepat. dal
am
Pe 3.7 3.7.1  Gerakan me
ndi Memah Mengi manipulatif ma
dik ami dentifi dalam ha
an prosed bentuk
kasi mi
Jas ur permainan
prosed ma
ma penggu  Gerakan di
ur teri
ni, naan dalam air ata
Ola gerak pengg
u
hra dasar unaan pra
ga, lokomo gerak kti
dan tor,

38
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
Ke nonlok dasar k
seh omotor lokom ya
ata , dan otor, ng
n manipu ter
dalam
latif kai
dalam permai t
bentuk nan su
permai “Menj b
nan, aring te
dan Ikan” ma
menjag dalam
a
aktivit
kesela
matan as air
diri/ora dengan
ng lain benar.
dalam
aktivita 3.7.2
s air. Menjel
4.7 askan
Mempr prosed
aktikka ur
n
pengg
penggu
naan unaan
gerak gerak
dasar dasar
lokomo lokom

39
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
tor, otor,
non- nonlok
lokomo omotor
tor, dan
, dan
manipu
latif manip
dalam ulatif
bentuk dalam
permai permai
nan, nan
dan “Menj
menjag
aring
a
kesela Ikan”
matan dalam
diri/ora aktivit
ng lain as air
dalam dengan
aktivita benar.
s air.
4.7.1
Berlat
ih
dalam
pengg
unaan
gerak

40
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
dasar
loko
motor
dalam
perm
ainan
“Men
jaring
Ikan”
dalam
aktivi
tas air
denga
n
benar.

4.7.2
Mem
prakti
kkan
pengg
unaan
gerak
dasar
loko

41
Ma Indikator Pendidikan
ta Penguatan
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaia Alokasi Sumber
Pel Karakter
Dasar Pembelajaran Pembelajaran n Waktu Belajar
aja
ran
motor
dalam
perm
ainan
“Men
jaring
Ikan”
dalam
aktivi
tas air
denga
n
benar.

42
Bahasa 3.8 Menggali 3.8.1 Memahami  Teks
Indonesi informasi isi dongeng donge
a dari dongeng tentang ng
binatang  Kata
sikap rukun
(fabel) sapaa
tentang sikap darti teks
n
hidup rukun lisan dan
dari teks tulis dengan
lisan dan baik.
tulis dengan
tujuan untuk 3.8.2 Menjelaskan
kesenangan. isi dongeng
4.8 Menceritakan tentang
kembali teks sikap rukun
dongeng
darti teks
binatang
(fabel) yang lisan dan
menggambar tulis dengan
kan sikap baik.
hidup rukun
yang telah 4.8.1 Menuliskan
dibaca secara isi dongeng
nyaring tentang
sebagai sikap rukun
bentuk darti teks
ungkapan
diri. lisan dan
3.9 Menentukan tulis dengan

43
kata sapaan baik.
dalam
dongeng 4.8.2
secara lisan Mempresent
dan tulis. asikan isi
4.9 Menirukan dongeng
kata sapaan
tentang
dalam
dongeng sikap rukun
secara lisan darti teks
dan tulis. lisan dan
tulis dengan
baik.

3.9.1
Mengidentif
ikasi kata
sapaan
dalam
dongeng
secara lisan
dan tulis
dengan
benar.

3.9.2 Menjelaskan
kata sapaan
dalam
dongeng
secara lisan
dan tulis

44
dengan
benar.

4.9.1 Mencari kata


sapaan
dalam
dongeng
secara lisan
dan tulis
dengan
benar.

4.9.2 Menirukan
kata sapaan
dalam
dongeng
secara lisan
dan tulis
dengan
benar.

Matemat 3.7 Menjelaskan 3.7.1 Menentukan  Pecah


i- ka an
pecahan , seteng
pecahan
, dan ah,
menggunaka sepert
, dan
n benda- iga,
benda dan
konkret sepere
dalam menggunak mpat
kehidupan an benda-  Gamb

45
sehari-hari. benda ar
4.7 Menyajikan konkret pecah
dalam an
pecahan ,
kehidupan
, dan sehari-hari
yang
degan
bersesuaian
dengan benar.
bagian dari
3.7.2 Menjelaskan
keseluruhan
suatu benda
konkret pecahan
dalam
kehidupan , dan
sehari-hari.

menggunak
an benda-
benda
konkret
dalam
kehidupan
sehari-hari
degan
benar.

4.7.1
Menyebutka

n pecahan

46
,

dan
yang
bersesuaian
dengan
bagian dari
keseluruhan
suatu benda
konkret
dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan
tepat.

4.7.2
Mempresent
asikan hasil
identifikasi

pecahan

, dan

yang
bersesuaian
dengan

47
bagian dari
keseluruhan
suatu benda
konkret
dalam
kehidupan
sehari-hari
dengan tepat

Seni 3.3 Mengenal 3.3.1 Memahami  Gerak


Budaya gerak gerak an
dan keseharian bagian keseh
Prakarya dan alam arian
anggota
dalam tari. dalam
4.3 Meragakan tubuh
tarian
gerak dalam  Gerak
keseharianda bentuk an
n alam dalam tarian dalam
tari. dengan “Tari
tepat. Kijan
g”
3.3.2 Menjelaskan
gerak
bagian
anggota
tubuh
dalam
bentuk
tarian
dengan

48
tepat.

4.3.1 Melatih
gerak
bagian
anggota
tubuh dalam
bentuk
tarian
dengan
tepat.

4.3.2
Menampilka
n gerak
bagian
anggota
tubuh dalam
bentuk
tarian
dengan tepat

Pendidik 3.7 Memahami 3.7.1 Mengetahui  Gerak


an prosedur prosedur an
Jasmani, penggunaan penggunaan nonlo
Olahrag gerak dasar komot
gerak dasar
a, dan lokomotor, or
Kesehat nonlokomoto nonlokomoto
 Varia
an r, dan r (menekuk si
manipulatif dan berputar) gerak
dalam bentuk dalam an

49
permainan, permainan memu
dan menjaga dalam tar
keselamatan aktivitas air dan
diri/orang mene
dengan
lain dalam kuk
aktivitas air. benar.
4.7
3.7.2 Menjelaskan
Mempraktikk
an prosedur
penggunaan penggunaan
gerak dasar gerak dasar
lokomotor, nonlokomoto
non- r (menekuk
lokomotor, dan berputar)
dan
dalam
manipulatif
dalam bentuk permainan
permainan, dalam
dan menjaga aktivitas air
keselamatan dengan
diri/orang benar.
lain dalam
aktivitas air. 4.7.1 Berlatih
dalam
penggunaan
gerak dasar
nonlokomot
or (menekuk
dan
berputar)
dalam
permainan

50
dalam
aktivitas air
dengan
benar.

4.7.2
Mempraktikk
an
penggunaan
gerak
nonlokomoto
r (menekuk
dan berputar)
dalam
permainan
dalam
aktivitas air
dengan benar

Mengetahui, ............, ...............

Kepala Sekolah Guru Kelas 2

……………………………

NIP. ---------------------- NIP. --------------------------------------------

51
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD/MI

Kelas / Semester : 2 /2

Tema : Kebersamaan (Tema 7)

Sub Tema : Kebersamaan di Rumah (Sub Tema 1)

Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, Matematika, SBDP

Pembelajaran ke : 1

Alokasi waktu : 1 Hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mendengarkan dongeng dan mengamati teks bacaan, siswa dapat menyebutkan isi
dongeng fabel dengan percaya diri.

Dengan menjawab pertanyaan, siswa dapat memahami isi dongeng dengan percaya diri.

Dengan kegiatan diskusi, siswa dapat mengetahui isi dongeng dengan percaya diri.

Dengan memperhatikan gambar dan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan pecahan dengan
percaya diri.

Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat menuliskan pecahan1/2 secara cermat.

Dengan memperhatikan gambar, siswa dapat menentukan pecahan 1/2 secara cermat.

Dengan mengamati gambar, siswa dapat memahami kuat lemah bunyi pada lagu secara cermat.

Dengan mengamati gambar, siswa dapat menyuarakan kuat lemah bunyi pada lagu dengan
percaya diri.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Kegiatan Pendahuluan

53
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahulu  Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan Membaca 10


an Doa (Orientasi) menit
 Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan dipelajari dan
diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)
 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan Ayo Mengamati (Sintak Model Discovery Learning) 150

Inti menit

 Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar kebersamaan di rumah.


 Siswa mengamati gambar kebersamaan di rumah Siti (mengamati).
 Siswa mencermati teks kebersamaan di rumah Siti (mengamati).
 Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengecek pemahaman
siswa.
 Pertanyaan-pertayaan tersebut mengarah kan pemahaman siswa tentang
kebersamaan di rumah. (Hots)

Ayo Berdiskusi

 Guru membacakan dongeng “Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan”.


 Siswa mendengarkan dongeng “Kecerdikan Menumbuhkan Kebaikan” yang
disampaikan oleh guru.(Collaboration)

Ayo Mengamati

 Siswa diminta mengamati gambar dan membaca teks.


 Guru mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi tentang pecahan dari
isi teks.

Ayo Berdiskusi

 Siswa memandingkan dua gambar yang masing-masing menunjukkan dua


bagian donat.
 Guru membimbing siswa untuk mendiskusikan alasan mengapa bagian
donat pada gambar pertama disebut setengah, sedangkan bagian donat pada
gambar kedua tidak disebut setengah.
 Siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi. (Collaboration, Critical
Thingking and Problem Solving)

54
Ayo Berlatih

 Siswa mengerjakan soal latihan, dengan cara melengkapi pernyataan dengan


jawaban yang tepat.
 Guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa. (Critical Thingking and Problem
Solving)

Ayo Mencoba (Sintak Model Discovery Learning)

 Siswa mempraktikan bunyi birama dua.


 Guru meminta siswa untuk melakukan rangkaian bunyi yang pertama. Pilih
bunyi yang kuat untuk nomor 1. tong-tek …
 Guru meminta siswa untuk melakukan rangkaian bunyi yang kedua. Pilih
bunyi yang kuat untuk nomor 1. duk-prok
 Kemudian guru meminta kedua bunyi dikombinasikan untuk mengiringi
lagu cicak.
tong-tek duk-prok
Pedoman: Bunyi kuat diletakkan pada hitungan pertama. (Creativity and
Innovation)

Penutup Kerjasama dengan Orang Tua 15


menit
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mencari dua contoh bunyi di sekitar
rumah. Kemudian, siswa membandingkan antara bunyi kuat dan bunyi
lemah. (Mandiri)

 Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-


point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi
yang baru dilakukan.
Guru :

 Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa.

C. PENILAIAN (ASESMEN)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan
sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric
penilaian.

55
Mengetahui

Kepala Sekolah,
Guru Kelas 2

.......................... ...............
.............

56

Anda mungkin juga menyukai