Di susun oleh :
Fatimah (2021A1H062)
5B/PGSD
2023
KATA PENGANTAR
Penulis penyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari dosen
pengampu mata kuliah PTK Nursina Sari M.Pd.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian Tindakan kelas ini jauh dari
kriteria sempurna, baik dalam penulisan maupun penyusunan maka untuk itu
penulis mohon atas kritik dan saran yang membangun demi terciptanya
kesempurnaan proposal ini. Penulis berharap semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal penelitian
Tindakan kelas ini.
Fatimah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 5
D. Manfaat penelitian.................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................7
A. Pengertian menulis................................................................................... 7
B. Aspek-aspek menulis................................................................................7
C. pengertian motivasi belajar......................................................................8
D. Pengertian model Konstektual (CTL) .....................................................9
E. Komponen-komponen model Konstektual (CTL) ...............................10
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 15
A. Jenis penelitian..................................................................................... 15
B. Sasaran Penelitian.................................................................................... 16
C. Desain PTK.............................................................................................. 16
D. Rencana Tindakan.................................................................................... 17
E. Jenis Instrumen Dan Cara Penggunaanya ............................................ 18
F. Pelaksanaan tindakan...............................................................................19
G. Cara Pengamatan......................................................................................21
H. Siklus PTK................................................................................................23
I. Analisis data dan refleksi........................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Namun, dalam praktiknya, masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam menulis Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah rendahnya motivasi belajar siswa dalam
aspek menulis Bahasa Indonesia di kelas 3 SDN 35 AMPENAN
2
kompetensi. Kemampuan berfikir bersifat imajinatif belum berkembang
dengan baik, lebih banyak emosional saja. Bagi anak-anak corak prilaku
pribadinya pada masa depan dan corak tingkah lakunya sekarang berbeda.
Kemampuan inilah yang akan berperan dalam perkembangan
kepribadiannya.
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran
bahasa indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan
dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam
aspek menulis. siswa menganggap bahwa mata pelajaran bahasa indonesia
adalah mata pelajaran yang selalu menulis, menulis, dan menulis.
peristiwa itu bisa dilihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah
karangan sederhana atau puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat
bingung dengan apa yang ingin mereka tulis. kebosanan, kejenuhan, serta
kebingungan siswa dalam hal menulis dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain :
2. kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun lingkungan
belajar.
3
prestasi belajar (hasil belajar) siswa kurang mencapai target yang
diharapkan. SEKOLAH DASAR NEGERI 35 AMPENAN adalah salah satu
satuan pendidikan dengan jenjang SD di Tanjung Karang, Kec. Sekarbela,
Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Dalam menjalankan kegiatannya,
SD NEGERI 35 AMPENAN berada di bawah naungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk menulis karangan, hanya beberapa
anak yang menulis tanpa kesalahan ejaan,sementara lebih dari 30% anak
yang dikategorikan menulis dengan kesalahan ejaan terparah, dan hanya
beberapa anak isi tulisannya dapat dinilai baik, karena gagasan yang
diungkapkan jelas dengan urutan yang logis. Dengan permasalahan yang
telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus mengambil tindakan, yakni
dengan mencari dan menggunakan suatu model pembelajaran yang efektif,
inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga
meningkatkan minat,motivasi, dan sikap siswa terhada pembelajaran
menulis. Dengan demikian guru dapat menggunakan pendekatan
kontestual (Contextual Teaching Learning (CTL)).
B. RUMUSAN MASALAH
4
1. Apakah Penerapan model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching
Learning (CTL)) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas 3 SDN 35
Ampenan, Tanjung karang Kecamatan sekarbela,kota Mataram,nusa tenggara
Barat. dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
C. TUJUAN PENILITIAN
1. Bagi Siswa
5
dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa
Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian, siswa dapat
menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam
menuangkan berbagai ide, gagasan, serta pengalamannya dalam sebuah tulisan
imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.
2. Bagi Guru
3. Bagi Peneliti
4. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolak ukur dalam peningkatan dan
perbaikan mutu pembelajaran di sekolah SD 35 Ampenan.
6
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Menulis
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh
proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
memerlukan keterampilan diperlukan latihan-latihan Menulis karena yang
berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah
1997:68). Secara garis besar menulis adalah bentuk dari komunikasi yang
membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik. Tujuan
yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta
memiliki kegemaran menulis (Depdikbud, 1994).
1. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya.
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri melakukan seseorang
aktivitas-aktivitas untuk tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri sesesorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
B. Aspek-aspek menulis
1. Ejaan: Aspek ejaan sangat penting dalam menulis, karena ejaan yang benar
akan membuat tulisan lebih mudah dipahami dan terlihat lebih profesional. Siswa
diharapkan mampu menguasai ejaan yang benar dalam menulis.
8
2. Tata Bahasa: Aspek tata bahasa juga sangat penting dalam menulis. Siswa
diharapkan mampu menguasai tata bahasa yang benar, seperti penggunaan tanda
baca, kata ganti, kata kerja, dan lain-lain.
4. Struktur Teks: Aspek struktur teks meliputi penggunaan pengantar, isi, dan
penutup dalam menulis. Siswa diharapkan mampu memahami dan
mengaplikasikan struktur teks yang benar dalam menulis.
5. Gaya Bahasa: Aspek gaya bahasa meliputi penggunaan bahasa yang sesuai
dengan tujuan dan pembaca yang dituju. Siswa diharapkan mampu menggunakan
gaya bahasa yang tepat dan bervariasi agar tulisan menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami.
6. Konteks: Aspek konteks meliputi pemahaman terhadap topik atau tema yang
ditulis. Siswa diharapkan mampu memahami topik atau tema yang ditulis dan
mampu mengembangkan ide-ide yang relevan dan menarik.
9
Motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk.
Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu
tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Jenis
motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan
dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut "motivasi murni", atau
motivasi yang sebenarnya, yang timbul dari siswa, misalnya keinginan
untuk mendapatkan keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk
berhasil, dan sebagainya.
10
D. Pengertian Kontekstual (contextual Teaching Learning (CTL).
11
2. Menemukan (Inquiry) Guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang
merajuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya.
1) observasi (observation)
2) bertanya (questioning)
kegiatan bertanya
a) merumuskan masalah,
5) penyimpulan (conclussion)
12
siswa sendiri bertanya merupakan bagian penting dalam pembelajaran,
yaitu menggali informasi, mengkonfirmasika apa yang sudah diketahui,
dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya (Zinal
Aqib, 2014:7),
13
kelompok belajar yang anggotanya heterogen sehingga sehingga akan
terjadi kerja sama antara siswa yang pandai dengan siswa yang lambat.
Kegiatan masyarakat belajar difokuskan pada aktivitas berbicara dan
berbagai pengalaman dengan orang lain. Priyatni (2002:3) menyebutkan
bahwa aspek kerja sama dengan orang lain untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih baik adalah tujuan pembelajaran yang
menerapkan learning community.
6. Refleksi (Reflection)
14
keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu persalahan ke
permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain (Suara Merdeka, 16
Februari 2004).
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
16
Selain itu, penelitian tindakan kelas juga memungkinkan guru
untuk melibatkan siswa dalam proses pengambilan keputusan dalam
pembelajaran di kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, siswa dapat diajak
untuk berpartisipasi aktif dalam merancang tindakan atau intervensi yang
akan dilakukan untuk meningkatkan praktik pembelajaran di kelas.
Dalam era digital saat ini, penelitian tindakan kelas juga dapat
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,
seperti penggunaan platform pembelajaran online atau aplikasi
pembelajaran berbasis teknologi. Hal ini dapat membantu guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan
teknologi yang tersedia.
penelitian tindakan harus dilakukan secara kritis dan partisipatif, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
B. Sasaran Penelitian
C. Desain PTK
17
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah yang ingin diselesaikan dalam penelitian tindakan kelas ini,
yaitu rendahnya motivasi belajar siswa pada aspek menulis bahasa Indonesia.
2. Perencanaan
3. Pelaksanaan
5. Refleksi
6. Tindakan perbaikan
18
Melakukan tindakan perbaikan berdasarkan hasil refleksi yang
telah dilakukan. Tindakan perbaikan ini dapat berupa perubahan model
pembelajaran, penggunaan instrumen evaluasi yang lebih baik, atau
perubahan teknik pengumpulan data.
7. Pengamatan ulang
8. Penyusunan laporan
D. Rencana penelitian
1. Tes tulis
19
(CTL). Tes tulis dapat berupa soal esai atau tugas menulis yang
memerlukan kemampuan menulis yang lebih kompleks. Tes tulis dapat
digunakan untuk mengukur perubahan kemampuan menulis siswa setelah
penerapan model pembelajaran Kontekstual (CTL).
20
1. Tes tulis dapat diberikan sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran
Kontekstual (CTL) dan hasilnya dapat dianalisis untuk mengetahui perubahan
kemampuan menulis siswa.
2. Angket motivasi belajar dapat diberikan sebelum dan setelah penerapan model
pembelajaran Kontekstual (CTL) dan hasilnya dapat dianalisis untuk mengetahui
perubahan motivasi belajar siswa.
F. Pelaksanaan Tindakan
21
Pada langkah ini, guru harus mengajarkan materi menulis bahasa
Indonesia dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini
dapat membantu siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Guru harus memilih
topik yang menarik dan relevan dengan kehidupan siswa agar siswa dapat
lebih tertarik dalam belajar menulis.
4. Memberikan umpan balik dan memberikan motivasi kepada siswa untuk terus
meningkatkan kemampuan menulis bahasa Indonesia.
G. Cara Pengamatan
22
1. Mengamati dan mencatat motivasi belajar siswa pada aspek menulis bahasa
Indonesia sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Kontekstual (CTL).
H. Siklus PTK
a. Perencanaan Siklus I
23
Pelaksanaan : Siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok
belajar. Siswa mengamati rangkaian gambar seri disusun yang telah secara
bersama-sama. Secara berkelompok siswa menceritakan gambar dalam
tersebut bentuk karangan sederhana. Siswa membacakan hasil karyanya.
Karya dipajangkan, dan memdapatkan komentar dari kelompok lain. Guru
dan menetapkan kelompok dengan hasil karya terbaik dan kelompok
terkompak. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok
siswa yang terpilih.
b. Perencanaan Siklus II
24
diharapkan bentuk ataupun Dengan siswa memilih karyanya, siswa merasa
senang dan lebih meningkatkan keterampilan menulisnya sesuai dengan
kemampuan siswasiswa.
-Analisis data
1. Mengevaluasi hasil tugas menulis siswa sebelum dan setelah penerapan model
pembelajaran Kontekstual (CTL). Guru dapat membandingkan hasil tugas
menulis siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Kontekstual
(CTL) untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kemampuan menulis siswa
setelah penerapan model pembelajaran ini.
25
3. Melakukan wawancara dengan siswa. Guru dapat melakukan wawancara
dengan siswa untuk mengetahui perubahan motivasi belajar mereka setelah
penerapan model pembelajaran Kontekstual (CTL).
Pada langkah ini, guru harus merefleksikan hasil pengamatan dan menentukan
langkah selanjutnya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada aspek
menulis bahasa Indonesia. Guru dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa, seperti metode pembelajaran, topik
pembelajaran, dan lingkungan belajar. Guru dapat membuat perencanaan tindakan
yang lebih baik untuk siklus berikutnya.
26
efektif atau tidak. Jika model pembelajaran ini efektif, guru dapat menerapkannya
pada pembelajaran selanjutnya. Jika tidak, guru dapat mencari model
pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
aspek menulis bahasa Indonesia.
27
DAFTAR PUSTAKA
Kemmis, S., & McTaggart, R. (1988). Communicative Action and the Public
Sphere. In M. J. Peters & P. B. McLaren (Eds.), Critical Theory and Education:
Renewing the Dialogue (pp. 185-206). New York: Bergin & Garvey.
28