Anda di halaman 1dari 67

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

BAHASA INDONESIA

DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KELAS VB SEMESTER GENAP

SDK SOROWAJAN YOGYAKARTA

Proposal Skripsi

Untuk memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Disusun Oleh :

R. ARTIKA METALIA

081134057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011/2012

1
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

BAHASA INDONESIA

DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KELAS VB SEMESTER GENAP

SDK SOROWAJAN YOGYAKARTA

Proposal Skripsi

Disusun Oleh :

R. ARTIKA METALIA

081134057

Yogyakarta, 20 Desember 2011

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Gregorius Ari N.

2
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 6

PENDAHULUAN............................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 6

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 10

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 11

1.5 Definisi Operasional ............................................................................................... 13

BAB II .............................................................................................................................. 15

LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 15

2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................................... 15

2.1.1 Media Pembelajaran ........................................................................................ 15

2.3 Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran .......................................................... 17

2.5 Jenis-jenis Media .................................................................................................... 20

2.5.1 Media Audio ..................................................................................................... 20

2.5.2 Media Visual ................................................................................................... 20

5.2.3 Media Audio Visual ......................................................................................... 21

2.1.2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD ................................................................. 22

2.1.3 Motivasi Belajar ............................................................................................... 28

3
2.1.4 Prestasi Belajar ............................................................................................. 29

2.2 Penelitian-penelitian Sebelumnya ......................................................................... 31

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................. 36

2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................................. 36

BAB III ......................................................................................................................... 38

METODE PENELITIAN............................................................................................. 38

3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................................... 38

3.2 Setting Penelitian .................................................................................................... 39

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................................. 39

3.2.2 Subjek Penelitian .............................................................................................. 40

3.2.4 Objek Penelitian ................................................................................................ 40

3.3 Rancanangan Penelitian ......................................................................................... 40

3.3.1 Persiapan.......................................................................................................... 40

3.3.2 Rencana Setiap Siklus ...................................................................................... 41

3.4 Instrumen Penelitian .............................................................................................. 45

3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................... 51

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................................. 58

3.6.1. Uji Normalitas .................................................................................................. 59

3.6.2. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 60

3.7 Indikator Keberhasilan.............................................................................................. 61

4
3.8 Jadwal Penelitian .................................................................................................... 61

DAFTAR REFERENSI ................................................................................................... 63

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 67

5
BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam bab ini akan peneliti uraikan mengenai latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, beberapa manfaat penelian dan juga

mengenai definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan

sejak sekolah dasar, mata pelajaran ini penting karena merupakan alat untuk

mempelajari pelajaran lainnya. Karena itu kemampuan menguasai pelajaran ini

sangat berpengaruh pada penguasaan pengetahuan dan pelajaran lainnya.

Semakin tinggi penguasaan pelajaran Bahasa Indonesia, diharapkan akan

semakin tinggi penguasaan pelajaran lainnya, oleh karena itu pelajaran bahasa

Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada siswa

di sekolah dasar. Hal ini terbukti dengan diberikannya mata pelajaran Bahasa

Indonesia sejak Sekolah Dasar (SD) hingga lulus dari SMA.

Pelajaran bahasa Indonesia dikemas dalam empat aspek atau disebut standar

kompetensi yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan

yang satu dengan yang lainnya saling mendukung, saling mempengarui dan

saling berhubungan walaupun masing-masing mempunyai pengertian yang

berbeda-beda, yakni; menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan bunyi

bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan menilai dan mereaksi terhadap makna

6
wacana lisan bila mengikuti suatu kegiatan akan dengan sengaja dan dengan

penuh perhatian akan memahami kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.

Berbicara mempunyai pengertian bercakap-cakap antara satu dengan yang lain.

Membaca adalah perilaku seseorang yang terpelajar untuk mencari ilmu. Dengan

membaca, seseorang akan memperoleh wawasan baru, sedangkan menulis

mempunyai pengertian suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Melalui menulis, siswa

dapat menuangkan gagasan-gagasan atau ide-ide yang ada dalam pikirannya,

sehingga mampu membuat sebuah buku.

Berdasarkan pengamatan langsung di kelas VB SDK Sorowajan tanggal 20

September 2011, tampak bahwa para siswa yang sedang mengikuti proses

pembelajaran tidak tertarik dengan materi yang sedang dipelajari, beberapa siswa

tidak tertarik untuk memperhatikan materi yang diterangkan gurunya, mereka

justru asyik dengan kegiatannya sendiri seperti mengobrol dan bermain dengan

teman sebangkunya, hanya beberapa siswa saja yang aktif memperhatikan

materi, mereka tidak bersemangat untuk aktif menjawab dan mengerjakan

pertanyaan yang diberikan oleh guru, jika disuruh maju mengerjakan soal harus

ditunjuk oleh guru itupun mereka tidak langsung mau, tetapi harus dengan

menghabiskan cukup banyak waktu untuk menyuruh mereka maju. Jawaban

mereka terpaku pada teks, walaupun penulisan yang ada di teks itu salah.

Penulisan bahasa baku dan non baku serta EYD mereka belum terlalu mengerti.

Keadaan motivasi belajar terkait erat dengan struktur pembelajaran yang

digunakan guru di kelas. Guru harus dapat mengambil bagian-bagian yang baik

7
dari setiap struktur pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa,

bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar

karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam

dirinya ataupun yang datang dari luar. Kegiatan itu dilakukan dengan

kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan. Guru harus

mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan memperhatikan cara

penyampaian materi kepada peserta didik agar peserta didik lebih termotivasi

untuk memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan.

Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media sangat penting.

Media dapat membantu guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara

menarik dan mudah dimengerti oleh siswa. Media dapat digunakan sebagai alat

bantu untuk pembelajaran anak didik demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Media sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Media perlu

diperhatikan karena dapat digunakan sebagai alat untuk perantara atau penghantar

pesan. Dengan menggunakan media anak dapat secara aktif menerima pesan

(materi) yang disampaikan oleh guru, sebagian besar dengan mengunakan media

anak dapat menangkap pesan dengan baik. Gunanya media adalah pembelajaran

akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

peserta didik dalam belajar. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maksud dan

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan

menguasai pembelajaran. Siswa akan lebih banyak melakukan aktivitas dalam

pembelajaran, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi

melakukan suatu aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

8
mendemonstrasikan dan memerankan. Dari uraian tentang kegunaan media

peneliti menyimpulkan dengan adanya media sangat berguna bagi peserta didik

terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar

menanggapi peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru perlu

merencanakan dan mempersiapkan alternatif atau solusinya misalnya dengan

media pembelajaran akan memperkembangkan anak dalam keterlibatan

pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Kreativitas guru sangat

diperlukan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat lebih menarik,

dan peserta didik dapat dengan bebas menuangkan ide atau gagasan sendiri.

Penggunaan media audio-visual adalah salah satu media yang menarik bagi

siswa, karena dalam pembelajaran anak tidak hanya diam dan mendengarkan

ceramah dari guru, tetapi anak akan lebih menpergunakan indera-indera mereka

untuk melihat dan mendengarkan dari apa yang mereka lihat dan dengar.

Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah menyerap materi pelajaran dan

akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini mencoba

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik pada siswa kelas VB

semester genap SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012.

9
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1.2.1 Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa pada pelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar “menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” pada siswa

kelas VB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

1.2.2 Apakah penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada pelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar “menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” pada siswa

kelas VB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2011/2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan penelitiannya

adalah:

1.3.1 Meningkatkan motivasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar “menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” mata pelajaran

bahasa Indonesia bagi siswa kelas VB semester genap SD Kanisius Sorowajan

tahun pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan media audio-visual .

1.3.2 Meningkatkan prestasi belajar siswa pada Kompetensi Dasar “menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” mata pelajaran

bahasa Indonesia bagi siswa kelas VB semester genap SD Kanisius Sorowajan

tahun pelajaran 2011/2012 dengan penggunaan media audio-visual.

10
1.4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Sekolah

1.4.1.1 Memberi masukan bagi sekolah dalam penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

1.4.1.2 Dapat meningkatkan SDM baru demi kemajuan pendidikan terutama dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

1.4.1.3 Data dan karya anak akan meningkatkan kualitas sekolah diwujudkan melalui

nilai yang diperoleh siswa.

1.4.2 Bagi Guru

1.4.2.1 Memberi masukan bagi guru dalam penggunaan media audio-visual sebagai

salah satu media pembelajaran.

1.4.2.2 Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi belajar siswa melalui media tertentu.

1.4.2.3 Sebagai suatu masukan untuk menerapkan suatu media pembelajaran selain

hanya menggunakan ceramah yang biasa dilakukan oleh guru ketika

pembelajaran di kelas.

1.4.2.4 Dengan adanya media pembelajaran ini maka akan mempermudah guru

dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif,

afektif, maupun psikomotorik dan guru menjadi lebih mudah menjelaskan

karena anak akan lebih cepat paham.

11
1.4.2.5 Dengan demikian media ini juga berguna bagi pengembangan profesionalitas

guru untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar yang sedang

berlangsung.

1.4.3 Bagi Siswa

1.4.3.1 Mempermudah siswa dalam meningkatkan motivasi dalam menanggapi suatu

cerita. Dapat lebih mudah menangkap materi pelajaran yang diberikan oleh

guru.

1.4.3.3 Dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran bahsa

Indonesia, karena media itu tidak hanya guru yang dapat membuat, namun

guru juga dapat menyuruh anak untuk membuatnya sendiri dan guru dapat

mengarahkannya

1.4.3.4 Dapat menumbuhkan semangat anak, dan anak akan lebih aktif untuk

membuat, dengan begitu apa yang di kerjakannya akan lebih lama untuk

mereka ingat.

1.4.4 Bagi Peneliti

1.4.4.1 Sebagai pengalaman yang baru menggunakan media atau alat dalam

pembelajaran.

1.4.4.2 Mengetahui perkembangan pembelajaran yang dilakukan guru terutama

pembelajaran bahasa Indonesia setelah menggunakan media dalam

pelaksanaan pembelajaran.

1.4.4.3Dapat menambah pengalaman secara langsung sebagaimana penggunaan

media pembelajaran yang baik dan menyenangkan yang baik digunakan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

12
1.4.4.4 Peneliti dapat memperkaya wawasan dan memberi sumbangan bagi

pengembangan ilmu pendidikan.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang dapat

digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk

menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun

sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik atau warga belajar).

1.5.2 Media audio visual adalah alat-alat yang digunakan untuk memudahkan

pengertian tentang kata-kata yang ditulis maupun yang diucapkan seperti

yang digunakan oleh siswa-siswi kelas VB SD Kanisius Kadirojo.

1.5.3 Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran wajib bagai siswa SD,

khususnya dalam aspek menyimak terkait materi menanggapi peristiwa yang

terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan.

1.5.4 Kemampuan menyimak adalah menyimak merupakan kegiatan mendengarkan

dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, dan interpretasi untuk

memproleh informasi. Menangkap ide atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau

bahasa lisan seperti yang dilakukan oleh siswa kelas VB SD Kanisius

Kadirojo.

1.5.5 Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi dapat juga

dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

13
suka maka, akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan

tidak suka itu. Sejauh yang di ukur dengan soal tes pada siswa kelas V

semester genap SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012 dengan

penggunaan media audio-visual.

1.5.6 Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui hasil

tes objektif yang mengukur tingkat pemahaman siswa kelas V semester genap

SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012 terkait materi

menanggapi peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan

14
BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab II ini peneliti akan membahas mengenai Kajian Pustaka, Penelitian

yang sebelumnya, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Media Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Media

Dalam Azhar (2007:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius

yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, “pengantar”. Dalam bahasa

Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada

penerima.

Dalam Arsyad Azhar, Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian

yang membangun kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan

keterampilan atau sikap.

AECT (Assosciation of Education and Communication Tehnology, 1997)

memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

2.1.1.2 Pengertian Media Pembelajaran

Gagne dan Bringggs (1975) dalam Arsyad Azhar, mengatakan bahwa

media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antra lain buku, tape

15
recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai),

foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Media adalah komponen sumber

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan

siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Hamalik (1986) dalam Arsyad Azhar mengemukakan bahwa, pemakaian

media pembelajran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

keinginan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan

kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi

pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan

penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu.

2.1.1.3 Ciri-ciri Media

Gerlach dan Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apasaja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien)

melakukannya:

1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini sangat

penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam

atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

2. Ciri Manipulatif ( Manipulatif Property)

16
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki

ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan

kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengembilan

gambar time-lapse recording, demikian pula dapat direkam dengan foto

kamera untuk foto.

3. Ciri Distributif ( Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

relatif sama mengenai kejadian itu.

2.3 Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang media pembelajaran

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (1996:24-25) yang mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar yaitu:

2.3.1 Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan

motivasi belajar.

2.3.2 Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh

siswa dan memungkinkannya menguasai tujuan pembelajaran.

2.3.3 Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehisan tenaga.

17
2.3.4 Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemostrasikan, memerankan dan lain-lain.

Menurut Kemp dan Dayton (1985;3-5) dampak positif dari penggunaan media

sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama

langsung adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku

Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media

menerima pesan yang sama.

2.3.1.2 Pembelajaran bisa lebih menarik

Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap

terjaga dan memperhatikan.

2.3.1.3 Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan

prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan

balik, dan penguatan.

2.3.1.4 Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kebanyakan

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan dan isi isi

pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat

diserap oleh siswa.

2.3.1.5 Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar

sebagai media pembelajaran dapat mengkombinasikan elemen-elemen

pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan

jelas.

18
2.3.1.6 Pembelajran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan

terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara

invidu.

2.3.1.7 Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan tehadap proses

belajar dapat ditingkatkan.

2.3.1.8 Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk

menjelaskan berulang-ulang mengenai isi pembelajaran dapat dikurangi

bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek

penting lain dalam proses belajar mengajar misalnya sebagai konsultan atau

penasehat siswa.

Dari uraian tentang beberapa manfaat media, dapat peneliti simpulkan

bahwa dengan adanya media sangat bermanfaat bagi peserta didik. Dalam

melakukan pembelajaran peserta didik akan lebih mudah untuk mengerti

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, terlebih peserta didik yang banyak

dan aktif melakukan aktivitas belajar.

2.4 Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Sanjaya (2006:173) meyampaikan bahwa media pembeljaran benar-benar

dapat membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus

diperhatikan yaitu:

2.4.1 Media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarhkan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

2.4.2 Media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.

2.4.3 Media yang digunakan harus ssuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.

19
2.4.4 Media yang digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi.

2.4.5 Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam

mengoperasikannya.

Dari uraian tentang prinsip-prinsip media dapat peneliti simpulkan,

guru harus mampu mempergunaka media sesuai dengan minat peserta didik

dan efektif, sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat tercapai

dengan baik.

2.5 Jenis-jenis Media

2.5.1 Media Audio

Media audio adalah segala jenis media yang hanya bisa dinikmati

dengan indra pendengar. Media audio sendiri berfungsi sebagai penyalur

pesan audio dari sumber penerimaan pesan. Pesan dapat berupa lambang-

lambang auditif verbal, non verbal, maupun kombinasinya. Kelebihan dari

media audio adalah; meningkatnya komunikasi audio, mengembangkan

kemampuan apresiasi dan imajinasi yang cocok untuk pembelajaran bahasa

musik dan dapat mengatasi ruang dan waktu. Kelemahan dari media audio

adalah; hanya menggunakan medium audio saja, pengadaannya lebih mahal

dan daya jangkauannya terbatas.

2.5.2 Media Visual

Media visual adalah semua media yang bisa dinikmati oleh indera mata

dan mampu menimbulkan rangsangan untuk berefleksi.

20
Kelebihan dari media visual adalah; harganya murah, mudah didapat, mudah

digunakan, dapat memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat membantu

mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Kelemahan dari media visual adalah: hanya menggunakan medium saja,

ukuran gambar serii sering kali kurang tepat untuk pembelajaran dalam

kelompok besar, memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan serta

kejadian guru dalam memanfaatkannya.

5.2.3 Media Audio Visual

Media audio-visual adalah semua media yang dapat dinikmati dengan

menggunakan indera mata dan pendengaran. Kelebihan media audio visual

adalah: harganya murah, mudah di dapat, mudah digunakan, dapat

memperjelas suatu masalah, lebih realistis, dapat membantu mengatasi

keterbatasan ruang dan waktu.

Kelemahan audio visual adalah: ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk

pengajaran dalam kelompok besar, memerlukan ketersediaan sumber dan

keterampilan dan kejelian guru untuk memanfaatkannya.

Dari uraian tentang jenis-jenis media, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa dalam proses pembelajaran jenis-jenis media juga sangat menentukan

supaya proses pembelajaran berjalan sesuai yang diharapakan peserta didik,

maka dipilih jenis media yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

Jenis media tidak harus mahal namun dapat terjangkau oleh guru dan lebih

lagi agar mudah di dapat dan guru dapat menggunkannya. Selain itu peserta

21
didik dengan adanya media, mereka tidak hanya mendengarkan saja tetapi

ikut aktif dan terlibat di dalamnya.

Rinanto (Susanna 2003:38) media audio visual adalah suatu media yang

terdiri atas media visual yang disinkronkan dengan media audio, yang sangat

memungkinkan terjalinnya komunikasi dua arah antara guru dengan anak

didik di dalam proses belajar mengajar. Dapat diartikan juga bahwa media

audio visual merupakan perpaduan yang saling mencakup antara gambar dan

suara yang dapat menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang menonton.

Menurut Suleiman (1981:11) media audio-visual adalah: alat-alat

“audible” artinya dapat didengarkan dan alat-alat yang “visible” artinya

dapat dilihat. Alat-alat audio-visual gunanya untuk membuat cara

berkomunikasi menjadi efektif.

Alasan diperlukannya alat-alat audio-visual:

5.2.3.1 Alat-alat audio-visual mempermudah orang menyampaikan dan menerima

penjabaran atau informasi serta dapat menghindari salah pengertian

5.2.3.2 Alat-alat audio-visual mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak.

5.2.3.3 Alat-alat audio-visual mengekalkan pengertian yang didapat.

2.1.2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Berikut ini adalah penjabaran dari pengertian bahasa Indonesia,

pengertian mata pelajaran bahasa Indonesia SD, tujuan mata pelajaran bahasa

Indonesia SD, dan mata pelajaran bahasa Indonesia SD aspekpada menyimak.

22
2.1.2.1 Pengertian bahasa Indonesia

Bahasa adalah sistem dari lambang (tanda/ bunyi), bersifat

konvensional (persetujuan bersama), untuk melahirkan pikiran dan perasaan

(kekayaan batin seseorang), dan bernilai komunikatif (Samana, 1982: 1).

Bahasa merupakan hal paling penting yang dapat digunakan manusia untuk

bersosialisasi dengan orang lain. Seperti dikemukakan oleh Arsjad (1988: 10-

11) bahwa bahasa sebagai sarana komunikasi, bahasa merupakan sarana

berpikir, dan manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki

bahasa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan sarana

berpikir yang pertama dan mungkin yang utama.

2.1.2.2 Pengertian mata pelajaran bahasa Indonesia SD

Sufanti (2010: 12) mengemukakan bahwa mata pelajaran Bahasa

Indonesia dianggap penting untuk diajarkan di sekolah, karena bahasa

memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional

siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

bidang studi.

Menurut Widharyanto (2009: 5.3), bahasa memiliki peran utama

dalam perkembangan aspek kognitif, psikomotorik, afektif, dan sosial dari

peserta didik, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

semua mata pelajaran. Khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di

SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi

dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun

23
tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan maupun

Indonesia.

2.1.2.3 Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia SD

Mata pelajaran di SD, menurut Permen No 22 Th 2006, bertujuan agar

siswa memiliki enam kemampuan sebagai berikut.

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal 4 (empat) aspek

keterampilan bahasa yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu mendengar,

membaca, brbicara dan menulis. Kedua aspek yang pertama menentukan

kemampuan seseorang untuk memahami sebuah pesan berwujud teks /

24
audiovisual, sementara kedua aspek lainnya menentukan kemampuan

seseorang memproduksi pesan tersebut.

2.1.2.4 Mata pelajara bahasa Indonesia SD aspek mendengarkan/menyimak

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berhasa diantara empat

keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca dan berbicara. Menyimak

mempunyai pengertian suatu kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menafsirkan, menilai dan mereaksi terhadap makna wacana

lisan bila mengkuti suatu kegiatan akan dengan sengaja dan dengan penuh

perhatian akan memahami kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya.

Menyimak merupakan suatu keterampilan berbahasa yang melibatkan

aspek kognitif. Informasi yang diterima penyimak tidak begitu saja dapat

dipahami dan ditindaklanjuti dengan cepat. Penyimak harus mengerahkan

respon atas hal-hal yang disimaknya. Menyimak menjadi salah satu focus

pembelajaran dalam kurikulum 2004. Hal ini terlihat dari standar kompetensi

kajian bahasa Indonesia untuk keterampilan menyimak.

Pemilihan teknik pembelajaran menyimak haruslah sesuai dengan

kondisi dan keadaan siswa. Pemilihan teknik harus dilakukan secara cermat

dan teliti. Dalam menerapkan teknik-teknik tersebut guru perlu memperhatikan

syarat-syarat teknik pembelajaran keterampilan menyimak.

Tarigan D & H.G. Tarigan (1987:43) menyebutkan bahwa syarat

teknik yang baik adalah sebagai berikut.

1. Memikat, menantang atau merangsang siswa untuk belajar.

25
2. Memberi kesempatan yang luas dan mengaktifkan siswa secara mental

dan fisik dalam belajar.

3. Tidak menyulitkan guru dalam penyusunan, pelaksanaan dan penilaian

dalam program pembelajaran.

4. Dapat mengarahkan kegiatan belajar ke arah tujuan pembelajaran.

5. Tidak menuntut peralatan yang rumit, mahal dan sukar pengoprasianya.

6. Mengembangkan kreativitas siswa.

7. Mengembanngkan penampilan siswa siswa secara individual ataupun

secara kelompok.

8. Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.

9. Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Menurut Tarigan (198:28) terdapat delapan tujuan menyimak, yaitu:

1. Menyimak untuk belajar. Menyimak yang dimaksud adalah memperoleh

pengetahuan dari pembicaraan. Misalnya siswa menyimak cerita “ Bawang

Merah dan Bawang putih “

2. Menyimak untuk menikmati suatu keindahan melalui indera pendengaran.

Menyimak ini lebih ditekankan pada kenikmatan terhadap suatu dari materi

yang diperdengarkan dalam bidang seni. Misalnya mendengarkan

sandiwara radio

3. Menyimak untuk mengevaluasi materi simakan. Menyimak yang dimaksud

adalah agar siswa dapat menilai hal-hal apa saja yang disimak

26
4. Menyimak untuk mengapresiasikan materi simakan. Menyimak yang

dimaksud agar siswa dapat menilai hal-hal apa saja yang disimak

5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide –ide sendiri. Menyimak yang

dimaksudka agar siswa dapat mengkomunikasikan idei-ide atau gagasan-

gagasan, perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar.

6. Menyimak dengan maksud dan tujuan agar orang itu dapat membedakan

bunyi-bunyi dengan tepat.

7. Menyimak agar siswa mampu memecahkan masalah secara kreatif dan

analisis

8. Menyimak persuasif, menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu

masalah atau pendapat yang selama ini siswa ragukan.

Menurut Norton (Setyaningsih 2000:17), mengemukakan beberapa

kegiatan untuk mengembangkan kemampuan menyimak, yaitu:

a) Menyimak untuk menangkap ide pokok

Pembelajaran dapat berupa kegiatan siswa untuk mrngungkapkan kembali

dnegan menggunakan kata-kata sendiri dalam ide pokok dari informasi

yang telah disimak.

b) Menyimak untuk menangkap detail-detail penting

Kegiatan menyimak ini membutuhkan konsentrasi yang baik dari

penyimak. Pengembangan kemampuan menyimak ini menuntut

kemampuan untuk mengingat, menghubungkan, dan menganalissis secara

baik informsi-informasi yang disimak.

27
c) Menyimak untuk memahami urutan peristiwa

Kegiatan menyimak dapat dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk

menemukan urutan peristiwa, menemukan antar peristiwa secara berurutan.

d) Menyimak untuk membuat prediksi

Kegiatan menyimak ini dilakukan dengan cara mengembangkan daya

imajinasi siswa. Kreativitas siswa digali untuk membuat prediksi yang

sesuai dengan informasi yang disimak

2.1.3 Motivasi Belajar

Dalam pembelajran diharapkan siswa mempunyai semangat untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat. Menurut Hamzah

(2007:1) motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

sebelumnya atau dapat diartikan motivasi adalah dorongan mental

terhadapperorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi

juga dapat diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau

orang-orang yang dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan

sesuai dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Maslow dalam Djali (2002:101-102) mengungkapkan bahwa

sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari timbulnya

motivasi. Bagi manusia kepuasan sifatnya sementara. Setelah kebutuhan

terpenuhi orang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih

tinggi tingkatannya.

28
Menurut Sardiman (2011:75) motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan dan memberikan arahan

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

dapat tercapai.

2.1.4 Prestasi Belajar

2.1.4.1 Pengertian Prestasi

Tu’u (2004) prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika

mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu.

Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) menyebutkan

bahwa prestasi merupakan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan,

hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Arifin (1990: 3) prestasi adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap

seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Selain itu, prestasi merupakan hasil

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan sesuatu aktivitas tertentu.

2.1.4.2 Pengertian Belajar

Dalam Arsyad Azhar (2007:1) belajar adalah suatu hal yang kompleks

yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu

terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

29
Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Beliau juga merumuskan ciri-ciri perubahan tingkah

laku dalam pengertian belajarada enam, yakni (1) perubahan terjadi secara

sadar; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional; (3)

perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif; (4) perubahan dalam belajar

bukan bersifat sementara; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah;

dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Hilgard (1948) dalam Tanlain (2009: 11) merumuskan bahwa belajar

(learning) adalah proses yang di dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi

perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan. Objek belajar ada dua

hal, yaitu tiap orang belajar tentang dirinnya atau berlatih diri, dan tiap orang

belajar tentang lingkungannya.

Dari tiga pengertian di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa pengertian

belajar adalah hasil yan di peroleh seseorang setelah menyelesaikan suatu hal,

proses perubahan seseorang tersebut berupa tingkah laku yang baru yang

belum di kuasai sebelumnya.

2.1.4.3 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Wploan (2011) Dalam Kamus besar bahasa Indonesia,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah

“penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

30
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru”.

Menurut Ipotes (2008) Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil

yang dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam

jangka waktu tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan

maksimal yang dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan

pengetahuan atau nilai – nilai kecakapan.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa prestasi

adalah suatu hasil yang dicapai siswa yang berupa sebuah nilai keberhasilan.

2.2 Penelitian-penelitian Sebelumnya

Berikut ini akan jabarkan beberapa penelitian terdahulu yang juga

menggunakan media dalam pembelajaran:

Munde (2009) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan

media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita siswa

kelas IV SD Kanisius Kadirojo Kalasan Sleman Yogyakarta tahun ajaran

2008/2009. Hasil yang diperoleh dalam penelitian yakni pada keadaan awal

nilai yang dicapai siswa 163,3 dan pada siklus satu 202,15 sedangkan pada

siklus dua 223,3.

Pardiyono (2009) media audio visual untuk keterampilan menyimak

kelas X SMA Bopkri Banguntapan Bantul. Berdasarkan hasil analisis data

dapat diketahui bahwa media pembelajaran bahasa yang sesuai dengan

kompetensi dasar menyimak melas X SMA adalah media audio dalam bentuk

31
rekaman dan media audio audiovisual dalam bentuk perpaduan gambar dan

suara. Hasil penelitian ini berupa produk menyimak media audio dan

audiovisual yang sesuai dengan kompetensi dasar pembelajran menyimak

kelas X (media sastra dan non sastra).

Nuraini (2009) penelitian ini bertujuan untuk pengembangan silabus

ldan materi pembelajaran keterampilan menulis dengan media audio-visual

untuk siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius

Sedayu yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran bahasa

Indonesia. Permasalhan yang di angkat dalam penelitian ini adalah:

2.2.1 Materi menulis apa yang sesuai dengan setiap kompetensi dasar untuk siswa

kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu?

2.2.2 Bagaimana pengembangan silabus dan materi pembelajaran keterampilan

menulis dengan media audio-visual untuk siswa kelas VII semester II SMP

Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu?

Hasil uji coba nenunjukkan bahwa model pembelajaran keterampilan menulis

bahsa Indonesia dengan media audio-visual sangat disukai siswa dan dapat

lebih memaksimalkan proses pembelajran serta mempermudah siswa untuk

memahami materi pembelajaran.

Putra, Wicaksana (2009) hasil penelitian menunjukkan bahwa factor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

2.2.1.1 39 siswa (100%) menyatakan bahawa factor metode mengajar guru

memotivasi belajar siswa

32
2.2.1.2 26 siswa (66,67%) menyatakan bahwa factor mata pelajaran memotivasi

belajar siswa

2.2.1.3 17 siswa (43,59) menyatakan bahwa factor orang tua menjadi salah satu factor

yang memotivasi belajar siswa

2.2.1.4 16 siswa (41,02%) menyatakan bahwa factor cita-cita mempengaruhi

memotivasi belajar siswa

2.2.1.4 10 siswa ( 25,64%) menyatakan bahwa tugas terlalu banyak kurang

memotivasi belajar siswa

2.2.1.5 1 siswa (2,56%) menyatakan bahwa factor belum menemukan tujuan belajar

kurang memotivasi belajar siswa

Rigianawati (2010) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peningktan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akutansi dengan

pokok bahasan siklus akutansi perusahaaanjasa melalui penerapan metode

pembelajaran role playing. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan

bahwa perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa sebelum penelitian =

52, 89 dan hasil perhitungan nilai rata-rata motivasi belajar siswa sesudah

pebelitian = 62,21. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode role playing pada mata pelajaran akutansi dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

Maryudani (2010) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran mengenai penggunaan teknik mind mapping agar pembelajaran

dapat efisien dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajarr siswa.

Berdasarkan data distribusi nilai tes prestasi belajar akhir siklus kedua, data

33
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius

Kintelan I dengan nilai rata-rata dapat mencapai 80,00 dengan KKM 6,1.

Dalam penelitian-penelitian di atas belum ada satupun yang meneliti

tentang media audio-visual, motivasi dan prestasi belajar secara

bersamaan. Melihat kekurangn diatas kami berusaha untuk memenuhinya .

34
Bagan 1. Literatur Map penelitian-penelitian terdahulu

Media Audio-visual, Motivasi dan Prestasi


Belajar

Media Audio Visual Motivasi dan Prestasi


Belajar

1. Munde (2009) 1. Putra (2009)


Media gambar seri Faktor-faktor yang memotivasi
2. Pardiyono (2010) belajar siswa
Media audio-visual untuk 2. Rigianawati (2010)
keterampilan menyimak Peningkatan motivasi belajar
3. Nuraini (2009) melalui Role Playing
Keterampilan menulis dengan 3. Maryudani (2010)
media audio visual Peningkatan prestasi belajar
melalui Mind Mapping

35
2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan deskripsi teori yang telah dikemukakan, maka peneliti

ingin menerapkan pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio-

visual dalam pembelajaran. Dimana media pembelajaran audio-visual ini

nantinya akan membantu siswa dalam menumbuhkan motivasi yang ada pada

diri siswa. Jika media audio-visual digunakan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, maka motivasi belajar siswa juga akan meningkat.

Motivasi dan prestasi belajar siswa sangat bergantung pada bagaimana

cara guru mengajarkan suatu materi dan media yang digunakan dalam

penyampaian materi tersebut pada siswa. Motivasi dan prestasi belajar siswa

akan meningkat ketika siswa belajar dengan penuh semangat dan tertarik pada

kondisi pembelajarannya. Untuk itu penulis berasumsi jika guru

menggunakan media audio-visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas

VB semester genap SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2011/2012 pada

KD menanggapi peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara

lisan, motivasi dan prestasi belajar siswa akan meningkat.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:

2.4.1 Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar “menanggapi

peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” pada siswa

kelas VB SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

36
2.4.2 Penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran bahasa Indonesia Kompetensi Dasar “menanggapi peristiwa

yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan” siswa kelas VB SD

Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini akan peneliti uraikan metode penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian terdiri

dari delapan bagian, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, rencana

penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis

data, indikator keberhasilan, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian ini merupakan suatu penelitian suatu proses

penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam

situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran

yang telah dilakukan guru. Menurut Arifin (2011: 98) PTK dilaksanakan

dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahapan, yaitu planing, action,

observation/ evaluation, dan reflection. Dalam hal ini masalah yang dihadapi

yaitu masih rendahnya motivasi dan prestasi belajar siswa dalam bahasa

Indonesia kompetensi dasar “Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi

di sekitar yang disampaikan secara lisan”. Untuk itu, guru dan peneliti

bermaksud meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD SD

Kanisius Sorowajan Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Indonesia

dengan menggunakan media audio-visual.

38
Bagan 2. Siklus Penelitian Tinadakan Kelas menurut Kemmis

Sumber:

http://4.bp.blogspot.com/_6tsiCxfAJSM/TPWzuF1MzeI/AAAAAAAABTY/cau3bXoCib

A/s1600/M-PTK-3.jpg

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang di gunakan peneliti untuk melakukan penelitian

adalah SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang akan dilakukan pada bulan

Februari-Maret 2012.

39
3.2.2 Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Kanisius Sorowajan

Yogyakarta yang berjumlah 40 orang. Mereka terdiri atas 18 laki-laki dan 22

perempuan. Menurut Arikunto (1986: 107), apabila jumlah populasi kurang

dari 100, semua dijadikan sampel penelitian. Jadi, jumlah sampel penelitian

adalah 40 orang.

3.2.4 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan di angkat adalah peningkatan motivasi dan

prestasi belajar bahasa Indonesia dengan media audio-visual pada mata

pelajaran bahasa Indonesia khusunya pada kompetensi dasar “menanggapi

cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan”

kelas VB semester genap SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta tahun ajaran

2011/2012.

3.3 Rancanangan Penelitian

3.3.1 Persiapan

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan

beberapa persiapan sebagai berikut:

Permintaan izin kepada kepalas sekolah SD Kanisius Sorowajan untuk,

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut, melakukan pengamatan atau

observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran sepintas mengenai

siswa, melakukan wawancara pada guru kelas V untuk mengetahui gambaran

40
sepintas mengenai keterlibatan siswa dalam pembelajaran, dan juga

mempersiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

Siklus I

1. Perencanaan

Pada siklus I, peneliti terlebih dahulu merancang instrumen

pembelajaran, mulai dari membuat silabus, RPP, LKS dan media

pembelajaran yang akan peneliti gunakan dalam pembelajaran. Pada siklus

pertama ini, peneliti menggunakan media berupa video yang berjudul

“Desa Mina dan Sungainya”

2. Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran terlebih dahulu diawali dengan salam

pembuka, doa, dan absensi. Kemudian sisiwa memperhatikan penjelasan

dari guru bahwa pada pelajaran pada hari ini akan belajar bagaimana cara

menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang

disampaikan secara lisan.

Selanjutnya, pada kegiatan inti, siswa diajak untuk melihat video yang

berjudul “Desa Mina dan Sungainya” dengan seksama. Kemudian setelah

selesai melihat video, siswa di bagai dalam beberapa kelompok, masing-

masing kelompok berjumlah 6 siswa. Kemudian, dalam kelompok siswa

mendiskusikan mengenai video yang baru saja mereka untuk memberikan

komentar dan penjelasan yang terjadi dalm video tersebut. Setelah diskusi

41
selesai, perwakilan siswa maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

diskusi mereka, dan dari kelompomlain bisa memberikan tanggapan.

Kegiatan pembelajaran di tutup dengan penarikan kesimpulan,

refleksi, doa dan salam penutup.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Dari observasi ini, peneliti dapat mengamati secara langsung

perkembangan yang dialami siswa selama proses pembelajaran.

4. Refleksi:

Peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I,yang meliputi:

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan hambatan dan kejadian-kejadian khusus pada siklus I.

2) Membuat perbandingan skor yang diperoleh pada kondisi awal dan

target akhir.

3) Melakukan penilaian apakah dalam siklus I peningktan motivasi dan

prestasi belajar belajar sudah mencapai indikator keberhasilan atau

belum.

Jikabelum, maka dapat peneliti lanjutkan dengan siklus II.

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

42
5) Menganalisis motivasi siswa saat guru melakukan pembelajaran

menggunakan video.

6) Merancang proses pembelajaran untuk selanjutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Sama halnya seperti pada siklus I, pada siklus II peneliti juga

merancang silabus, RPP, LKS, dan media yang akan digunakan dalam

pembelajaran. Karena konteks yang diteliti adalah menanggapi cerita

tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan ,

maka media yang digunakan adalah gambar-gambar aktivitas manusia

dalam sehari-hari yang sering dijumpai dalam lingkungan sekitar. Jika

pada siklus I video yang dipakai menceritakan ssuatu peristiwa yng sering

dilakukan manusia yang dapat mempengaruhi terjadinya bencana, dan

kerugian dibanyak hal, maka pada siklus II ini peneliti menggunakan

sebuah gambar aktivitas manusia untuk dibandingkan dan kemudian

diceritakan secara lisan di depan kelas.

2. Pelaksanaan

Untuk memulai kegiatan pembelajaran terlebih dahulu selalu

diawali dengan salam pembuka, doa dan absensi. Selanjutnya siswa

mendengarkan penjelasan dari guru bahwa hari ini masih melnjutkan

43
materi kemarin untuk memberikan tanggapan mengenai peristiwa yang

terjadi di sekitar.

Selanjutnya, siswa duduk kembali bersama dengan kelompok yang

sama pada pelajaran yang lalu, kemudian guru membagikan masing-

masing kelompok mendapatkan 2 gambar untuk dibicarakan dalam

kelompok mengenai keterkaiatan gambar tersebut dan memberikan

tanggapan secara lisan. Setelah selesai mengerjakan bersama kelompok,

kemudian dua siswa perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk

memberikan penjelasan mengenai gambar yang mereka dapatkan, dan

selanjutnya kelompok-kelompok berikutnya. Kelompok lain dapat

memberikan komentar pada kelompok yang maju memberikan penjelasan.

Kegiata pembelajaran ditutup dengan penarikan kesimpulan, refleksi,

evaluasi, doa dan salam penutup.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang

berlangsung. Dari observasi ini, peneliti dapat mengamati secara langsung

perkembangan yang dialami siswa selama proses pembelajaran.

44
4. Refleksi

Peneliti melakukan analisa hasil tindakan terhadap pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II,yang meliputi:

1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi

kesulitan hambatan dan kejadian-kejadian khusus pada siklus II.

2) Membuat perbandingan skor yang diperoleh pada kondisi awal dan

target akhir.

3) Melakukan penilaian apakah dalam siklus II peningktan motivasi dan

prestasi belajar belajar sudah mencapai indikator keberhasilan atau

belum. Jika belum, maka dapat peneliti lanjutkan dengan siklus II

berikutnya.

4) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

5) Menganalisis motivasi siswa saat guru melakukan pembelajaran

menggunakan media gambar aktivitas manusia.

6) Merancang proses pembelajaran untuk selanjutnya.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis instrumen penelitian, yaitu

tes dan non tes.

45
3.4.1 Non Tes

Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur keaktifan siswa.

Dalam penelitian ini, meneliti menggunakan triangulasi data yang meliputi

angket, lembar observasi wawancara. Lembar observasi digunakan peneliti

untuk pedoman pengamatan siswa ketika pembelajaran di kelas. Angket akan

diberikan pada seluruh siswa satu kelas untuk mengetahui kondisi sebenarnya

siswa. Lembar wawancara diberikan pada guru agar peneliti dapat mengetahui

data dari guru. Untuk memperoleh data dari variabel ini, maka dikembangkan

instrumen yang merupakan pengembangan dari indikator motivasi belajar

siswa.

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Angket

No Variabel Indikator No

Siswa termotivasi untuk menjawab minimal 2 pertanyaan


1 1
dari guru

2 Siswa termotivasi untuk mengajukan minimal 2 pertanyaan 2


Motivasi
3 Siswa termotivasi untuk memberikan komentar 3

4 Siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas individu 4

5 Siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas kelompok 5

46
Penskoran digunakan dengan skala likert dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 2. Pedoman skoring lembar observasi dan angket

Alternatif Jawaban Skor


Sangat tinggi 5
Tinggi 4
Cukup 3
Rendah 2
Sangat rendah 1

Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi di Kelas

No Variabel Indikator No
1 Siswa termotivasi untuk menjawab minimal 2 pertanyaan 1

2 Siswa termotivasi mengajukan minimal 2 pertanyaan 2

3 Motivasi Siswa termotivasi untuk memberikan komentar 3

4 Siswa atermotivasi mengerjakan tugas individu 4

5 Siswa termotivasi mengerjakan tugas kelompok 5

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara (Guru)

No Indikator penilaian Nomor Soal

1 Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran 1

2 Perilaku siswa selama proses pembelajaran 2

3 Media yang digunkan yang dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran 3

47
4 Metode yang dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran 4

5 Tanggapan guru terhadap proses pembelajaran 5

3.4.2 Tes

Instrumen penelitian tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar

siswa. Dalam penelitian ini, meneliti menggunakan 30 soal objektif dan 5 soal

essay untuk setiap siklus

Tabel 5. Kisi – kisi Soal Siklus I dan II

No Item
No soal pilihan
Nomor soal essay
No Variabel Aspek Indikator ganda
Siklus Siklus Siklus Siklus
1 2 1 2
Memberikan tanggapan
1, 20 1
singkat
Menjelaskan penyebab
10
pencemaran sungai
Menjelaskan masalah
yang akan timbul
apabila penduduk desa 2, 17 3 2
membuang sampah ke
Prestasi
1. Menyimak sungai
Belajar
Menjelaskan penyebeb
sampah-sampah 3
berserakan
Menyebutkan beberapa
hal untuk pencegahan 4 4
pencemaran sungai
Menjelaskan yang
5 4
bukan beberapa manfaat

48
No Item
No Variabel Aspek Indikator No soal pilihan
Nomor soal essay
ganda
air sungai
Menyebutkan judul
6 5
cerita dari video
Menjelaskan timbulnys
6 7
suatu masalah
Menyebutkan tokoh-
7,11,16, 9,10, 53 9
tokoh dalam cerita
Menjelaskan latar
8,15 13,34
terjadinya cerita
Menjelaskan amanat
12, 14
dalam cerita
Menjelaskan watak
18, 33 19, 54 9
pemain dalam cerita

Siswa mencari ide


pokok pada suatu 20,31 22,55
paragraf
Melengkapi kalimat 24,29,35
23,25,32
rumpang ,27
Mencari makna kata
yang bergaris miring 26, 57 30,58
pada kalimat
Menentukan peribahasa
yang sesuai dengan 28,38 37,52
2. Motivasi Meyimak cerita
Mengidentifikasi sebuah
39 40
gambar
Menemukan pikiran
pokok pada awal
41 59,21
paragraf (paragraph
deduktif)
Menemukan pikiran
pokok pada akhir
42
paragraph (paragraph
induktif)

49
No Item
No Variabel Aspek Indikator No soal pilihan
Nomor soal essay
ganda
Menentukan kata
36
hubung yang sesuai
Mengurutkan kalimat
untuk membentuk suatu 43
paragraph yang baik
Penggunaan tanda baca
51 60
dalam kalimat
Menunjukkan kalima t
46
luas
Menunjukkan kalimat
47
sederhana
Menunjukkan kalimat
44 48
langsung
Menunjukkan kalimat
45
tidak langsung
Membuat pertanyaan
yang sesuai dengan 49 56
jawaban
Mengurutkan kata
50
secara alfabetis

Soal-soal tes di atas telah diujikan pada siswa kelas VB di SD Kanisius

Gayam Yogyakarta. Dari 60 soal yang diujikan, peneliti telah memilih

sebanyak 18 soal yang benar-benar valid, karena pada siklus I ada 9 soal yang

valid dan pada siklus 2 ada 21 soal yang valid, maka peneliti menggunakan

diantaranya 9 soal untuk siklus I dan 9 soal untuk siklus II. Berikut hasil

perhitungan PASW dari soal-soal yang telah diujikan tersebut.

50
Tabel 6. Hasil uji validitas soal-soal siklus I

No. item r hitung r tabel Keterangan

1 .219 0.361 Valid

2 .579 0.361 Valid

3 .410 0.361 Valid

4 .137 0.361 Valid

5 .283 0.361 Valid

6 .784 0.361 Valid

7 .451 0.361 Valid

8 .729 0.361 Valid

9 .445 0.361 Valid

51
Tabel 7. Uji daya beda soal siklus I

1 7 9 √
2 8 9 √
3 8 9 √
4 8 9 √
5 9 8 √
6 8 8 √
7 9 8 √
8 8 8 √
9 8 8
10 7 8
11 7 8
12 9 8
13 6 8
14 5 8
15 7 8
16 8 8
17 5 7
18 8 7
19 7 7
20 7 7
21 1 7
22 7 7
23 1 6 √
24 8 5 √
25 8 5 √
26 8 4 √
27 4 2 √
28 9 1 √
29 2 1 √
30 1 1 √

Keterangan: 27% dari 30 responden adalah 8,1 dibulatkan menjadi 8.

52
Tabel 8. Uji reliabilitas soal siklus I

Cronbach's Alpha
Cronbach's
Based on N of Items
Alpha
Standardized Items

.856 .872 9

Dari perhitungan reliabilitas soal siklus I menggunakan program PASW,

diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach adalah 0,856.

Tabel 9. Hasil uji validitas soal-soal siklus II

No. item r hitung r tabel Keterangan


1 .655 0.361 Valid
2 .606 0.361 Valid
3 .584 0.361 Valid
4 .302 0.361 Valid
5 .732 0.361 Valid
6 .171 0.361 Valid
7 .101 0.361 Valid
8 .524 0.361 Valid
9 .735 0.361 Valid

Keterangan: 27% dari 30 responden adalah 8,1 dibulatkan menjadi 8.

53
Tabel 10. Uji Daya Beda Soal Siklus II

1 6 9 √
2 9 9 √
3 4 9 √
4 0 8 √
5 5 7 √
6 7 7 √
7 1 7 √
8 4 7 √
9 2 6
10 2 6
11 7 5
12 3 5
13 6 4
14 4 4
15 4 4
16 0 4
17 4 4
18 1 4
19 7 4
20 4 3
21 5 3
22 2 3
23 7 2 √
24 3 2 √
25 4 2 √
26 2 2 √
27 8 1 √
28 9 1 √
29 9 0 √
30 3 0 √

54
Tabel 11. Uji reliabilitas soal siklus I

Cronbach's Alpha
Cronbach's
Based on N of Items
Alpha
Standardized Items

.856 .872 9

Dari perhitungan reliabilitas soal siklus I menggunakan program PASW,

diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach adalah 0,856.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan berkaitan dengan subyek yang diteliti dalam rangka mencapai

tujuan penelitian. Data diperoleh dengan tes menyimak. Tes menyimak

dilakukan dengan menggunakan media audio visual.

Pengumpulan data dilakukan pembelajaran menyimak video

menggunakan media audio visual yang dilakukan di SDK Sorowajan kelas

VB semester genap tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan data dari siswa

dilakukan sebanyak 2 siklus.

Tahap – tahap dalam tes menyimak yaitu:

Soal tes yang diberikan kepada siswa, berupa perintah untuk menjawab butir-

butir soal yang diterima. Siswa menyimak video yang ditayangkan kemudian

55
menjawab butir-butir soal yang telah diterima. Siswa menjawab pertanyaan-

pertanyaan sesuai dengan informasi yang telah disimak.

Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan angket yang

dibagikan kepada siswa untuk mengetahui antusias pada pembelajaran

menyimak dengan menggunakan media audio visual dan menggunakan

wawancara kepada guru bahasa Indonesia kelas VB SDK Sorowajan. Data

yang ada dalam instrumen merupakan data yang masih mentah dan

memerlukan pengolahan yang perlu dianalisis melalui pengolahan akan

diperoleh data yang akuarat.

Tabel 12. Instrumen Motivasi Siswa

Siklus 1 Siklus 2

No Motivasi observasi wawancara angket observasi wawancara angket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Siswa mempunyai

motivasi untuk menjawab

minimal 2 pertanyaan

secara lisan.

2 Siswa termotivasi untuk

mengajukan minimal 2

pertanyaan

3 Siswa mampu

memberikan komentar.

56
4 Siswa mampu

mengerjakan tugas

kelompok dengan baik

5 Siswa mampu

mengerjakan tugas

individu dengan baik

Jumlah

Tabel 13. Pedoman Penilaian Setiap Siklus

Jenis Skor per item Jumlah skor


Tes Bila benar mendapat skor 1
30 soal x 1 = 30
Objektif Bila salah mendapat skor 0
Skor 2 jika siswa menjawab
dengan logis dan menggunakan
pilihan kata yang baku.
Essay 5 soal x 2 = 10
Skor 1 jika siswa menjawab tidak
logis dan tidak menggunakan kata
yang baku

Pedoman nilai akhir Jumlah skor PG + Essay x 10


5

57
3.6 Teknik Analisis Data

Teknik yang peneliti gunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah teknik deskripsi kualitatif dan kuantitatif. Terdapat dua data yang perlu

dianalisis yaitu data keaktifan siswa dalam pembelajaran dan data nilai siswa

dalam menjawab 30 soal objektif dan 5 soal essay yang terkait dengan materi

pada setiap siklusnya.

1. Analisis Motivasi Siswa

Indikator yang digunakan untuk menganalisis keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran yaitu:

a. Siswa termotivasi untuk menjawab pertanyaan dari guru

b. Siswa termotivasi untuk mengajukan pertanyaan

c. Siswa termotivasi untuk mampu memberikan komentar

d. Siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas individu dengan baik

e. Siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas kelompok dengan baik

Dalam pembelajaran, siswa akan digolongkan dalam kategori siswa

teribat siswa yang mempenyai motivasi belajar. dan terlibat sangat antusias

berdasarkan ketentuan (1) jika siswa hanya terlibat atau memenuhi 1-2

indikator, maka termasuk siswa yang tidak termotivasi untuk belajar (2)

Apabila siswa memenuhi 3-4 indikator keterlibatan, maka siswa itu tergolong

siswa yang memiliki motivasi belajar, dan (3) jika siswa itu memenuhi 5-6

indikator, maka siswa tersebut termasuk siswa yang sangat sangat termotivasi

untuk belajar.

2. Analisis Prestasi Belajar Siswa

58
Analisis terhadap prestasi belajar dilakukan dengan cara menghitung nilai

jawaban benar dari 30 butir soal objektif dan 5 soal essay yang diberikan pada

siswa. Untuk soal objektif, skor diperoleh dari jumlah jawaban siswa yang

benar, skor maksimal 10. Sedangkan soal essay dinilai berdasarkan (1) skor 4

jika siswa menjawab secara lengkap dan benar dan menggunkan kata yang

baku; (2) skor 3 jika siswa menjawab denganbenar dan lengkap namun tidak

menggunakan kata yang baku; (3) skor 2 jika siswa menjawab dengan benar

namun kurang lengkap, serta belum menggunakann pilihan kata yang sesuai

(kurang baku); (4) skor 1 jika siswa menjawab kurang tepat dan tidak

menggunkan pilihan kata yang sesuai.

Untuk penilaian tes prestasi belajar, peneliti telah mengujicobakan

kevalidan dari soal-soal yang akan digunakan pada siklus I dan II. Soal

diujikan kepada 30 siswa kelas VB SD Kanisius Gayam Yogyakarta. Dari

hasil ujicoba tersebut, peneliti telah memilih soal pilihan ganda yang benar-

benar valid untuk tiap siklusnya.

Analisis data meliputi uji Normalitas, menggunakan uji Z /

Kolomogorov-Smirnov Z Test. (Untuk melihat distribusi data normal / tidak

normal). Normal : Statistik parametris uji-T, paired T-test. Tidak Normal :

Statistik non parametris, mann whitsey test.

3.6.1. Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data dari masing-masing

variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan terhadap

59
data nilai prestasi belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2 dengan menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi dengan normal, digunakan

statistik parametris untuk uji hipotesis, dalam hal ini Paired sample t-test. Jika

data terdistribusi secara tidak normal, digunakan statistic non-parametris,

dalam hal ini Wilcoxon test Uji normalitas dianalisis dengan program PASW

18.0. Kriteria yang digunakan adalah apabila harga sig. (2- tailed) > 0,05,

maka hipotesisi nol (H0) diterima atau data terdistribusi normal dan sebaliknya

jika harga sig. (2- tailed) < 0,05, maka H0 ditolak atau data tidak terdistribusi

normal.

3.6.2. Uji Hipotesis


Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang

signifikan dari data prestasi belajar dari siklus 1 ke siklus 2. Uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan Paired Sample t-test. Berikut ini hipotesis

statistiknya Hi: ada perbedaan yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2, H 0:

tidak ada perbedaan yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2. Untuk itu

digunakan kriteria sebagai berikut: Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, H0

diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara siklus 1 dan siklus

2. Dengan kata lain tidak ada peningkatan yang signifikan dari siklus 1 ke

siklus 2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, H0 ditolak. Artinya ada perbedaan

yang signifikan antara siklus 1 dan siklus 2. Dengan kata lain ada peningkatan

yang signifikan dari siklus 1 ke siklus 2.

Azwar (2010:77) menyatakan bahwa formula alfa dapat digunakan untuk

menguji skor dengan item-item dikotomis yaitu yang skornya 0 dan 1. Ghozali

60
(2009) mengutip Nunnally mengatakan bahwa suatu konstruk / variable

dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang digunkan pada PTK ini adalah pencapaian nilai

rata-rata ulangan kelas di akhir semester. Kriteria Ketuntasan Minimal mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas VB SD Kanisius Sorowajan adalah 6,8.

Sebagai indikator keberhasilan penelitian tidakan kelas ini adalah sebagai

berikut.

Tabel 16. Indikator Keberhasilan Siswa

No Variabel Kondisi Awal Siklus 1 Siklus II

1 Motivasi 68% 75% 85%

2 Prestasi Belajar 68% 77% 88%

3.8 Jadwal Penelitian

Kegiatan penelitian akan dilakukan pada tahun 2012 dengan pemetaan sebagai

berikut:

61
Tahun 2012
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jui Agus

1 Penyusunan proposal

2 Pengajuan proposal

Penyusunan rancangan
3
penelitian

4 Pelaksanaan penelitian

Pembuatan laporan
5
hasil penelitian

6 Ujian skripsi

7 Revisi

62
DAFTAR REFERENSI

Arifin, Z. (1990). Evaluasi instruksional: prinsip-teknik-prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru.

Surabaya: Usaha Nasional.

Latuheru, J. D. (1988). Media pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Munde, Lusia. 2009. Peningkatan kemampuan menulis cerita siswa kelas IV

tahun ajaran 2008/2009 SD kanisius kadirojo kalasan sleman

Yogyakarta dengan menggunakan media gambar seri.

Maryudani. 2010. Peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS

dengan teknik mind mapping siswa kelas V SDK Kintelan I

Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010.

Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha

Nasional.

Nuraini. 2009. Pengembangan silabus dan materi pembelajaran keterampilan

menulis dengan media audio-visual untuk siswa kelas VII semester II

SMP Pangudi Luhur Santo Vincentius Sedayu.

63
Pardiyono. 2010. Pengembangan media audio dan audiovivual untuk

keterampilan menyimak kelas X SMA Bopkri Banguntapan Bantul

Yogyakarta.

Putra, Wicaksana. 2010. Faktor yang memotivasi belajar siswa kelas xi sma

stella duce bantul tahun pelajaran 2009/2010 yang diungkap melaliuo

metode fokus group discussion dan implikasinya dalam penyusunan

modul peningkatan motivasi belajar siswa.

Rigiananwati. 2010. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa melalui

penerapan metode pembelajaran role playing pada mata pelajaran

akutansi.

Sadiman dkk. (2008). Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suleiman, H. A. (1981). Media audio-visual untuk pengajaran dan

penyuluhan. Jakarta: Gramedia.

Sardiman, A. M. (1986). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta:

CV Rajawali.

Sudjana, Nana. (2009). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

64
Tanlain, Wens. (2009). Modul mata kuliah strategi belajar mengajar.

Universitas Sanata Dharma.

Tarigan, H.G.1987. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa

Uno, Hamzah B. . (2007). Model pembelajaran: menciptakan proses belajar

mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Waney, Max H, dkk. (1980). Kerangka pembelajaran IPS dengan metode role

playing. Jakarta: Depdikbud.

Widharyanto, B. . (2009). Modul: Bahasa Indonesia SD. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

65
Sumber dari internet:

Kasika, Kadar. 2011. Peningkatan Kemampuan Menyimak Dengan Metode

Integratif.

http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2011/04/peningkata

n-kemampuan-menyimak-dengan.html. Diunduh pada tanggal, 2

Oktober 2011.

Mustofa, Saiful. 2010. Strategi Pembelajaran Kemampuan Menyimak.

http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=ar

ticle&id=1338:strategi-pembelajaran-kemampuan-

menyimak&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210. Diunduh pada

tanggal, 3 Oktober 2011

Hakim, Rahman. 2009.Peningkatan kemampuan menyimak siswa dengan

video podcast. http://www.scribd.com/doc/19516016/Meningkatkan-

Kemampuan-Menyimak-Siswa. Diunduh pada tanggal, 3 Oktober

2011

66
LAMPIRAN

67

Anda mungkin juga menyukai