YORY SUMULE
1801403004
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
YORY SUMULE
1801403004
i
PENGESAHAN PROPOSAL
NIM : 1801403004
Hari / Tanggal :
Tempat :
Menyetujui,
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Peningkatan keterampilan
menulis teks prosedur melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Palopo” guna memenuhi syarat dalam
menyelesaikan studi pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.
Yory Sumule
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... v
vi
3.3 Subjek Penelitian............................................................................................ 27
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 1. Aspek yang Dinilai ............................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 19
Gambar 2. Desain penelitian ............................................................................... 23
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Metode mengajar merupakan aspek yang harus dikuasai oleh seorang guru
untuk meningkatkan suasana yang nyaman dalam proses pembelajaran.
Diharapkan lewat metode yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Karena itu, tiap guru
hendaknya memilih atau mengkombinasikan beberapa model pembelajaran
ataupun pendekatan pembelajaran yang tepat guna menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif, dalam artian memotivasi peserta didik agar aktif dalam
proses belajar mengajar. Dengan keterlibatan peserta didik yang aktif dalam
proses pembelajaran dapat memberi makna yang pada akhirnya meningkatkan
kualitas pembelajaran dapat tercapai.
Dalam pembelajaran bahasa indonesia juga ditemukan keragaman masalah
pada saat penulis melakukan magang 3 di SMPN 1 Palopo pada tanggal 21 juni
2021 sebagai berikut: (1) pembelajaran bahasa Indonesia terlihat bahwa siswa
kurang aktif mengikuti pelajaran, (2) siswa dalam proses pembelajaran kurang
tertarik karena metode yang digunakan. (3) siswa kurang menguasai materi
pelajaran dengan baik. Salah satunya dalam pembelajaran menulis teks prosedur.
Dari hasil pengamatan penulis di SMP Negeri 1 Palopo, rata-rata siswa malas dan
merasa kesulitan dalam menuangkan ide mereka dalam bentuk tulisan. Terkadang,
27
siswa selalu meminta izin kepada guru untuk membuka akses internet sebagai
sumber mencari ide untuk menulis dan alhasil sebagian besar dari siswa hanya
melakukan plagiat dan hanya asal mencari sumber. Akibat hal tersebut,
berdampak pada cara berpikir siswa dalam menuangkan gagasan serta alokasi
waktu dalam pembelajaran menulis selalu dirasa kurang. Menurut Frince (2014 :
4) terkadang siswa sengaja mengulur waktu agar tugas menulis yang diberikan di
sekolah tersebut menjadi tugas rumah. Hal ini diperbuat agar tugas menulis
tersebut dapat disalin secara utuh dari internet atau media cetak bukan hasil
pikiran siswa itu sendiri. Padahal untuk menulis teks prosedur, siswa dapat
membaca, menggunakan pengalamannya dalam kegiatan sehari-hari, dan berlatih.
Dengan adanya asumsi dan permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan
tersebut, maka diperlukan desain pembelajaran untuk mendukung siswa mencapai
kualitas pembelajaran yang lebih baik.
Selain itu, guru diharapkan mampu menggunakan kreativitas dalam
membuat metode pembelajaran dan tidak hanya menggunakan metode yang
selama ini digunakan, tetapi menggunakan metode, pendekatan, model, dan
strategi yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Metode mengajar ada
bermacam-macam seperti: demonstrasi, inquiri, ceramah, kooperatif (kelompok)
dan masih banya lagi metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
menciptakan pembelajaran yang berkualitas bagi peserta didik. Peneliti tertarik
mengembangkan desain model pembelajaran kooperatif (kelompok) guna
meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik di mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Pembelajaran kooperatif akan menghasilkan keyakinan yang lebih kuat
bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa yang lain dan adanya
kerjasama dalam mengerjakan sesuatu. Peserta didik sebagai subyek yang belajar
merupakan sumber belajar bagi peserta didik lainnya yang bisa diwujudkan
melalui berbagai kegiatan-kegiatan misalnya pemberian umpan balik atau bekerja
sama, diskusi dalam melatih keterampilan-keterampilan tertentu peserta didik.
Slavin (1994) menyatakan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa
ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang yang
merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam.
27
itu, berimbang menurut jenis kelamin. Guru menyajikan materi lalu peserta didik
bersama-sama dengan tim mereka memastikan bahwa setiap anggota mereka
paham mengenai materi yang dipelajari, lalu peserta didik diberikan kuis untuk
mengerjakan secara individu tanpa bekerjasama. Tipe pembelajaran ini sangat
cocok untuk meningkatkan kerjasama dan menumbuhkan rasa tolong menolong
antara siswa.
Dari pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan suatu model pembelajaran yang diterapkan
dalam proses pembelajaran di kelas, dengan menggunakan kelompok-kelompok
beranggota 4-5 orang siswa secara heterogen. Koooperatif tipe STAD lebih
mementingkan sikap partisipasi peserta didik dalam rangka mengembangkan
potensi kognitif dan afektif kelebihan STAD ini, antara lain sebagai berikut : (1)
Relatif mudah menyelenggarakannya. (2) Mampu memotivasi peserta didik dalam
mengembangkan potensi individu terutama kreatifitas dan tanggungjawab dalam
mengangkat citra kelompoknya. (3) Melatih peserta didik untuk bekerja sama dan
saling tolong menolong dalam kelompok. (4) Peserta didik mampu meyakinkan
dirinya dan orang lain bahwa tujuan yang ingin dicapai bergantung pada kinerja
mereka, bukanlah karena keberuntungan (5) Peserta didik lebih mampu
berkomunikasi verbal dan nonverbal dalam bekerjasama. (6) Meningkatkan
keakraban peserta didik.
Diharapkan dengan penelitian menggunakan perangkat pembelajaran
bahasa Indonesia dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD peserta didik
menjadi lebih termotivasi dalam pelajaran tersebut dan lebih aktif, Siswa dapat
belajar dari siswa lainnya yang telah mengerti, sehingga rasa malu untuk bertanya
terhadap materi yang belum dimengerti siswa dapat berkurang.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut, maka peneliti bermaksud
merancang, membuat dan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada materi pelajaran bahasa Indonesia disekolah. Oleh karena itu, penulis
megadakan penelitian dengan judul “Peningkatan keterampilan menulis teks
prosedur melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Palopo.”
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
27
b. Tujuan Menulis
Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan
ditulisnya. Menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008:37), tujuan yangingin
dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut:
1. Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.
2. Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
3. Menjadikan pembaca beropini.
4. Menjadikan pembaca mengerti.
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
6. Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan
seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral,
nilai kemanusiaan dan nilai estetik.
Menurut Semi (2007:14-21), mengungkapkan bahwa secara umum tujuan
orang menulis, yaitu :
1. Untuk menceritakan sesuatu, menceritakan disini memiliki maksud agar orang
lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan,
maupun yang dipikirkan oleh si penulis.
2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, maksudnya bila seseorang
mengajari orang lain bagaimana cara mengerjakan, memberikan petunjuk,
maupun memberikan pengarahan dengan tahapan-tahapan yang benar, berarti
orang itu sedang memberi petunjuk atau pengarahan.
3. Untuk menjelaskan sesuatu, bahwa penulis berusaha menyampaikan
gagasannya dalam menjelaskan sesuatu melalui tulisan yang bertujuan
menjelaskan sesuatu itu kepada pembaca, sehingga pengetahuan si pembaca
menjadi bertambah serta pemahaman pembaca tentang topik yang kamu
sampaikan itu menjadi lebih baik.
4. Untuk menyakinkan, yaitu ada saat-saat tertentu bahwa orang yangmenulis itu
perlu menulis untuk menyakinkan orang lain tentang pendapat, buah
pikirannya ataupun pandangannya mengenai sesuatu.
5. Untuk merangkum, maksudnya dengan menuliskan rangkuman, pembaca akan
sangat tertolong dan sangat mudah dalam mempelajari isi buku yang panjang
dan tebal.
27
Tujuan yang dimaksud adalah berisi pembuatan teks prosedur atau hasil akhir
yang akan dicapai (dapat berupa judul). Sedangkan langkah-langkah yang
dimaksud terdapat pada bagian langkah-langkah berisi tentang langkah-langkah
atau urutan-urutan yang harus dilakukan agar tujuan yang diuraikan tersebut pada
bagian tujuan dapat tercapai. Langkah tersebut haruslah urut atau runtut dari yang
pertama hingga terakhir (tidak dapat diubah urutannya). Priyatni (2014: 87)
mengungkapkan struktur teks prosedur terbagi atas 4 bagian, yaitu:
1. Judul
a) Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan.
b) Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu.
2. Tujuan
a) Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan.
b) Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan.
3. Bahan atau alat
a) Dapat berupa daftar/rincian.
b) Dapat berupa paragraf.
c) Pada teks prosedur tertentu misalnya cara melakukan sesuatu, tidak
diperlukan bahan/alat.
4. Tahapan
a) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran.
b) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan
: pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
c) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan
waktu : sekarang, kemudian, setelah dan seterusnya.
d) Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah :
tambahkan aduk tiriskan, panaskan dan lain-lain.
e) Isi Teks Prosedur Isi secara keseluruhan tertuang dalam tujuan dan
langkah-langkah.
c. Kaidah Penulisan Teks Prosedur
tidak ada 9 siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka
yang terbaik.
e. Rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain
apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
2. Langkah-langkah pembelajaran STAD
Menurut Agus Suprijono (2009: 133) langkah-langkah pembelajaran
koopertif tipe STAD adalah:
a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).
b. Guru menyajikan pelajaran.
c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota
lainnya sampai semua anggota anggota dalam kelompok itu mengerti.
d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
kuis tidak boleh saling membantu.
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.
Lalu menurut menurut Asma (2006: 51-4), Tahap-tahap proses
pembelajaran kooperatif tipe STAD antara lain:
1. Tahap Persiapan Pembelajaran
Tahap-tahap dalam persiapan pembelajaran antara lain:
a. Materi
Materi yang akan disampaikan menggunakan model STAD dirancang
terlebih dahulu untuk pembelajaran secara berkelompok. Sebelum menyajikan
materi pelajaran, guru harus sudah membuat lembar kegiatan siswa (LKS) yang
akan dipelajari kelompok beserta dengan lembar jawabnya.
b. Menempatkan siswa dalam kelompok
Menempatkan siswa dalam kelompok maksudnya yaitu mengurutkan siswa
dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang
telah diurutkan tersebut dibagi menjadi empat bagian. Setelah itu, diambil satu
siswa dari tiap kelompok untuk dijadikan sebagai ketua kelompok.
27
pembelajaran akan sulit dilaksanakan jika guru tidak terbiasa untuk mengarahkan
siswa dalam pembelajaran dengan baik, karena sistem yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah kelompok.
perencanaan penilaian
Menulis
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Analisis
Temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
27
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Pada penelitian ini, model PTK yang digunakan yaitu model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart “alasan mengapa peneliti
menggunakan model ini karena model ini terkenal dengan proses siklus putaran
spiral refleksi diri yang dimulai dengan Rencana, Tindakan, Pengamatan,
Refleksi, dan Perencanaan Kembali yang merupakan dasar ancang-ancang
pemecahan masalah”.
Adapun alur PTK menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Arikunto, 2010)
dapat digambarkan sebagai berikut:
27
a. lokasi
b. Waktu
waktu penelitian ini berjalan pada semester genap tahun ajaran 2021\2022.
Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
1. Wawancara keadaan kelas dan siswa kepada guru.
2. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Pembuatan media pembelajaran
4. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan
5. Membuat lembar observasi
Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi belajar di kelas ketika
menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division), lembar observasi ini meliputi lembar observasi kegiatan
siswa dan guru.
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah
dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan belajar
mengajar yang mengacu pada skenario model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division (STAD). Adapun penjabaran rencana
tersebut adalah sebagai berikut:
d. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada
siklus selanjutnya. Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi serta analisis yang
mengacu pada hasil temuan pada saat pelaksanaan tindakan. Setelah dilakukan
analisis tersebut, peneliti mempertimbangkan rencana dengan segala perbaikannya
sebagai tindak lanjut untuk langkah pada siklus II.
Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama, siklus kedua ini juga terdiri dari empat
tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Tes
Tes adalah salah satu cara untuk dapat memperoleh data dalam penelitian,
menurut Sudjana (2012:35) menyatakan bahwa, “Tes pada umumnya digunakan
27
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran”. Jadi tes ini bertujuan untuk mengetahui nilai kognitif siswa
berdasarkan hasil belajarnya dan sejauhnya mana guru mampu menyampaikan
materi.
b. Nontes
1). Observasi
Observasi lebih menekankan pada sikap dan tingkah laku individu, hal ini
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sudjana (2013:84) bahwa ”Observasi
atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. Melalui kegiatan ini
peneliti dapat memperoleh gambaran hasil penelitian secara deskriptif, hal-hal
apa saja yang terjadi pada saat penelitian maka akan mempengaruhi hasil dari
catatan observasi, karena obsevasi yang dilakukan adalah obsevasi langsung.
Menurut Sudjana (2013:85) menjelaskan bahwa “Observasi langsung adalah
pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam
situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat”.
2) Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah gambaran atau bukti kongkrit yang terjadi dari
setiap pelaksanaan penelitian. Dengan adanya dokumentasi, peneliti memiliki
gambaran untuk membuat laporan penelitian.
3) Angket
Angket merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi
atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah, tanpa merasa khawatir bila responden
memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang
diminta.
27
1 Isi 4
2 Struktur Teks 4
3 Kaidah Penulisan 4
4 Ciri kebahasaan 4
16
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
2 B 80- 89 Mampu
3 C 70- 79 Kurang
Mampu
DAFTAR PUSTAKA