Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR


S H E R E ( TP S ) P A D A M A T E R I S I S T E M
ALAT INDRA MANUSIA DI SMA
NEGERI 18 LUWU UTARA

IMELDA BURE
1601412079

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2022
PROPOSAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR
S H E R E ( TP S ) P A D A M A T E R I S I S T E M
ALAT INDRA MANUSIA DI SMA
NEGERI 18 LUWU UTARA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian Program Studi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo

IMELDA BURE
1601412079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2022
PENGESAHAN PROPOSAL

Judul : PeningkatkanHasil Belajar Siswa


Menggunakan Model Think Pair Share(TPS)
Pada Materi Sistem Alat Indra Manusia Di
SMA Negeri 18 Luwu Utura
Nama : Imelda Bure
NIM : 1601412079
Program Studi : Pendidikan Biologi
Tanggal Ujian :

Menyetujui,
Pembimbing II, Pembimbing I,

Khaerati, S.pd.,M.Pd. Prof. Dr. Arsi, M.Pd.

Mengesahkan,
Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi,

Fitrah Al Anshori, S.Pd., M.Pd


Tanggal:

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esaatas berkat
dan rahmat yang dilimpahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan baik. Proposal ini disusun guna memenuhi syarat menyusun skripsi pada
Program Studi Pendidikan Biologi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, penulis
mencoba untuk menerapkan ilmu yang telah penulis dapat dibangku kuliah
kedalam bentuk karya tulis yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Think Pair Share Pada Materi Sistem Alat Indra Manusia
di SMA Negeri 18 Luwu Utara”.
Selama penyusunan poposal ini, penulis telah banyak memperoleh bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Rahman Hairuddin, S.P.,M.Si. selaku Rektor Universitas Cokroaminoto
Palopo,
2. Dr. Saleh, M,Pd., selaku Dekat Fakulitas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminooto Palopo, Fitra Al Anshori, S.Pd., M.Pd. selakun
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang selama ini banyak membantu
penulis dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam berbagai hal.
3. Prof. Dr. Arsi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, arahan dan masukan selama penyusunan Proposal.
4. Khaerati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna dalam penyusunan
proposal ini.
5. Kepada seluruh dosen Universitas Cokroaminoto Palopo khususnya Dosen
Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah memberikan ilmunya yang
sangat bermanfaat bagi penulis selama dibangku perkuliahan dari semester
pertama hingga akhir.
6. Kepada semua keluarga besar yang memberikan dukungan, doa serta
perhatianya yang sangat berarti bagi penulis.
7. Teman-Teman angkatan 2016 dan 2018 yang membantu penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proposal ini banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat
konstruktif.Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap agar
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Palopo, Maret 2022

Imelda bure

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujun Penelitian.............................................................................. 3
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................. 5
2.2 Hsil Penelitian yang Relevan........................................................... 11
2.3 Kerangka Pikir................................................................................. 12
2.4 Hipotesis Penelitian.......................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 14
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 14
3.2 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................. 14
3.3 Teknik Pengumpuan Data................................................................ 18
3.4 Instrumen Penelitian........................................................................ 20
3.5 Teknik Analisis Data........................................................................ 20
3.6 Indikator Keberhasilan Penelitian................................................... 21
Daftar Pustaka.............................................................................................. 22
DAFTAR TABEL
halaman
1. Indikator Keberhasilan Penelitian........................................................... 21

vi
DAFTAR GAMBAR

halaman
1. Kerangka pikir......................................................................................... 13
2. Jenis Dan Desain Penelitian ................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah usaha sadar yang di lakukan oleh seorang pendidik untuk
membimbing peserta didiknya agar dapat mengembangkan segala potensi yang
ada di dalam dirinya, pengertian tersebut sependapat dengan beberapa ahli yang
mengemukakan pendapat tentang pendidikan. Menurut Hasbullah (2009)
pendidikan adalah suatau proses bimbingan,tuntunan atau pimpinan yang di
dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan
sebagainya. Aspek-aspek paling di pertimbangkan antara lain yaitu penyadaran,
pencerahan, pemberdayaan dan perubahan perilaku.
Menurut Elfachmi (2015) tujuan pendidikan adalah untuk memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk
kehidupan. Oleh karena itu pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan
arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan sebagai sutatu yang ingin dicapai
oleh segenap kegiatan pendidikan.
Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang dianggap sulit,
membosankan, dan terlalu banyak materi yang harus dihafal sehingga
menyulitkan siswa. Dalam pembelajaran biologi siswa sering di hadapkan dengan
konsep-konsep yang bersifat abstrak, istila-iatilah asing dan nama-nama ilmiah.
Hal-hal tersebut membuat pembelajaran biologi lebih sulit di pelajari oleh siswa,
bahkan teradang guru juga kesulitan dalam menyampaikan materi tersebut,
Nafisah (2011). Guru masih sering menyampaikan materi pembelajaran
menggunakan metode ceramah yang kurang mengoptimalkan kemampuan siswa,
Haryadi (2016).
Berdasarkan pengamatan observasi dan hasil wawancara dengan guru
biologi di kelas X IPA 1 di SMA Negeri 18 Luwu Utara, yang berjumlah 26 siswa
guru menggunakan model pebelajaran ceramah di mana menurut guru Pada proses
pembelajaran di kelas,kemampuan peserta didik untuk bertanya atau meminta
bantuan dari guru masih kurang. Peserta didik malas untuk bertany abila diberi
pertanyaan oleh guru, hanya sedikit yang menjawab. Dengan kata lain,proses
pembelajaran di dominasi oleh guru, peserta didik hanya mengeluarkan pendapat
apabila di minta, bahkan jarang ada pertanyaan dari peserta didik. Hal ini
menunjukan siswa kurang aktif berperan dalam proses pembelajara. Di lihat dari
keadaan tersebut maka model yang di gunakan masih kurang baik sehingga
terlihat aktifitas guru lebih banyak dari pada aktivitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Solusi dari fokus masalah ini peneliti merealisasikan Pembelajaran model
ThinkPairShare (TPS) karena siswa dapat mendiskusikan hasil pemikirannya
masing-masing dengan pasangan kemudian berbagai jawaban dengan teman
sekelasnya.Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan khususnya pada sistem alat indra pada manusia.
Model pembelajaran Think Pair Share adalah model pembelajaran yang
memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespon serta saling
bantu satu sama lain. Think pPair Share memberi siswa kesempatan untuk
bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain sehingga siswa bertanggung
jawab dalam perolehan nilai individu dan kelompok sehinga berdampak pada
peningkatan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Salah satu keunggulan dari pembelajaran ini adalah optimalisasipartisipasi peserta
didik.Manfaat model pembelajaran Think Pair Share menurut Huda (2014:)
adalah: 1) peserta didik dapat bekerja sendiri dan bekerja sama dengan anggota
kelompok; 2) partisipasi peserta didik lebih optimal;3) memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat
Pada orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswakelas X IPA 1Sma Negeri 18 Luwu
Utarasebelum di ajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair
Shar?
2. Bagaimanahasil belajar siswakelas X IPA 1Sma Negeri 18 Luwu Utarasetelah
di ajar dengan menggunakan modelpembelajaran Think Pair Share?
3. Apakah penerapan model pembelajaranThink Pair Sharedapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 18 Luwu Utara?
3

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan peneliti adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana hasil belajar siswakelas X IPA 1Sma Negeri 18 Luwu Utara
sebelum di ajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share.
2. Bagaimana hasil belajar siswakelas X IPA 1Sma Negeri 18 Luwu Utara
setelah di ajar dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share.
3. Apakah penerapan model pembelajaran Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 18 Luwu Utara.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan pengembangan untuk peningkatan hasil belajar Biologi melalui
model pembelajaran ThinkPair Share.
b. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan oleh guru dalam peningkatkan
hasil belajar siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, dengan model pembelajaran Think Pair Sharebisa berperan
penting dalam peningkatanhasil belajar serta pemahaman siswa dalam
pembelajaran Biologi pada Materi sisem alat indra pada mansia.
b. Bagi sekolah, dengan penelitian ini dapat memeberikan referensi ilmu
pengetahuan kepada sekolah, tempat meneliti dalam rangka mengembangkan
sekolah yang unggul, baik prestasi maupun berkarakter.
c. Bagi pendidik, dengan modelpembelajaran Think Pair Share juga
mengembangkan kemampuan pendidik dalam peningkatan hasil belajar siswa
dan memudahkan pendidik dalam proses pembelajaran.
4
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


1. Model pembelajaran Think Pair Share
a. Pengertian model pembelajaran Think Pair Share
Model pembelajaranThink Pair Share atau berfikir berpasangan berbagai
adalah jenispembelajaran kooperatif yang di rancang untuk mempengaruhi pola
interaksisiswa. Think Pair Share menghendaki siswa bekerja saling membantu
dalamkelompok kecil ( Djumingin,2011:148). Model think pair share menurut
Trianto(dalam safitri 2012:3) adalah model pembelajaran yang terdiri dari 3
tahapan,yaituThink (berfikir), Pair (berpasangan), danShare (berbagai) yang dapat
digunakan untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Model pembelajaran
ThinkPair Share pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman di
UniversitasMaryland pada tahun 1981.
Menurut Arrends (dalam Meri, 2018:12) model pembelajaran Think PairShare
atau berfikir, berpasangan, berbagai adalah jenis pembelajaran kooperatifyang
dirancang untukmempengaruhi pola interakasi siswa. Proses yangdigunakan
dalam Think Pair Share ini dapatmembantu siswa lebih banyak berfikiruntuk
merespon dan saling membantu. Guru hanyamenyajikan secara singkatatau siswa
membaca tugas sekaligus kemudian mereka lebih banyak menjelaskanhal yang
mereka pikirkan dan alami. Model pembelajaran ini tergolong tipekooperatif
dengan sintaks: guru menyajikan materi klasikal, berikan persolankepada siswa
dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku(Think Pair),
presentasi kelompok (Share), kuis individual, buat skorperkembangan tiap siswa,
umumkan hasil kuis dan berikan reward Meri(2018:12).
Model pembelajaran Think Pair Share di gunakan untuk menciptakaninteraksi
yang dapat mendorong rasa ingin tahu, ingin mencoba, bersikap mandiri, dan ingi
maju. Guru memberi informasi, hanya informasi yang mendasar saja,sebagai
dasar pijakan bagi siswa dalam mencari dan menemukan sendiri informasilainnya.
Guru menjelaskan materi dengan mengaitkannya dengan pengalamanatau
pengetahuan siswa sehingga memudahkan mereka menanggapi danmemahami
6

pengalaman yang baru bahkan membuat siswa mudah memusatkanperhatian.


Guru sangat perlu memperhatikan pengalaman dan pengetahuan siswayang
didapatinya dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan model pembelajaran Think Pair Share di harapkan siswa
dapatmengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi
antarasatu denganyang lain,serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.
Halini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think Pair Share itu
sendiri.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Savitri (2012:3) bahwa, Think Pair
Shareialah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
danbekerjasama dengan orang lain. Hal ini, guru sangat berperan penting
untukmembimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar
yanglebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Modelpembelajaran
Thik Pair Share (TPS) siswa diberikan waktu untuk berpikir (Think) secara
individu.Setelah berpikir secara individu, siswa dapat mendiskusikan bagian yang
tidakdipahami bersama pasangannya (Pair). Berdasarkan diskusi siswa
diperolehbahwa setelahberpasangan siswa dapat menyelesaikan soal latihan
bersamapasangannya. Setelah soal selesai dikerjakan, siswa bersama
pasangannyamempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas (Share). Pada
saat sharesiswa dapat menanyakan bagian yang tidak dipahami, mengoreksi
bagian yangkeliru dan mengeluarkan pendapatnya terhadap jawaban pasangan
yangpresentasi, dengan demikian siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.Berdasarkan pendapat ahli-ahli di atas,peneliti menyimpulkan
bahwa modelThink Pair Share memberi waktu lebih banyak kepada siswa untuk
berfikir sendiridalam memecahkan masalah yangdiberikan guru serta memberi
kesempatanuntuk bekerja sama didalam kelompok dan saling membantu satu
sama lain.
b. Langkah- langkah model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think Pair Share menurut
Ibrahim(dalam Marlaena, 2015: 311) seperti berikut ini:
1) Tahap 1: Think (berfikir)
Tahap ini guru mengawali dengan menyampaikan inti atau tujuanpembelajaran.
Guru mengajukan pertanyaan atau soal yang berhubungandengan pelajaran.
7

Selanjutnya siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan atau soal
tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahapberfikir menuntut siswa untuk
lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari refrensi agar lebih mudah dalam
memecahkan masalah atau soal yangdiberikan guru.
2) Tahap 2: pair (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain
untukmendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi
pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban atau ide. Biasanya gurumemberi
waktu 5-10 menit untuk berpasangan. Tahap diskusi merupakantahap menyatukan
pendapat masing-masing siswa guna memperdalampengetahuan mereka. Diskusi
dapat mendorong siswa untuk aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan
pendapat orang lain dalam kelompok serta mampu bekerja sama dengan orang
lain.
3) Tahap 3: share (berbagi)
Pada tahap akhir ini, guru meminta kepada pasangan siswa yang ada dimintauntuk
berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama pasangannyamasing-
masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi menuntut siswa untukmampu
mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab, sertamampu
memepertahankan pendapat setelah disampaikannya.
Berdasarkan langkah-langkah diatas, proses pembelajaran dikelas
denganmodel Think Pair Share (TPS) langkah pelaksanaannya:
1. Pendahuluan .
Guru melakukan apersepsi, Guru menjelaskan pembelajaran Think Pair
Share(TPS), Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, Guru
memberikanmotivasi.
2. Kegiatan Inti
a) Fase Pelaksanaan pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS),
Gurumenyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
akandisampaikan, Siswa memper-hatikan dan mendengarkan dengan
aktifpenjelasan dan pertanyaan dari guru,
b) Berpikir : siswa diberikan waktu untuk berpikir secara individual,
Gurumemberikankesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawaban
8

daripermasalahan yang disampaikan oleh guru. Pada tahap ini guru


dapatmeminta kepada masing-masing siswa untuk menuliskan hasil
pemikiranmereka.
c) Berpasangan : tahap di mana siswa berpasangan dengan teman sebangku
dandiminta untuk saling menyampaikan hasil pemikiran dan
mendiskusikannya,Gurumengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan
memberikan waktuuntukmendikusikan pemikiran mereka masing-masing,
selain itu guru jugamemotivasisiswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok.
Selain berdiskusimengenai pemikiran masing-masing, di tahap ini setiap
kelompok diberikanLKS yang berisikan soallatihan yang harus dikerjakan
secara bersamapasangan dalam kelompok.
d) Berbagi : beberapa kelompok dipersilahkan untuk maju didepan
kelasmenyampaikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka masing-
masing, Kelompok yang maju diberikan waktu untuk mempresentasikan
hasil diskusidan kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya
maupunmemberikan pendapat dari hasil diskusi yang disampaikan oleh
kelompokyang maju, Guru dalam tahap ini membantu siswa untuk
merefleksi hasil daripemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
Selain itu guru jugamemberikan pujian bagi kelompok yang berhasil
menjawab dengan benar danmemberikan motivasi bagikelompok yang
masih belum tepat dalammenjawab.
3. Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang
telahdidiskusikan.
b) Guru memberikan evaluasi yaitu berupa latihan soal yang harus
dikerjakanmandiri (individual).
c) Guru memberikan PR kepada siswa dan harus dikerjakan untuk dibahas
padapertemuan mendatang.
2. Hasil Belajar
Abdurrahman (2009) menjelaskan bahwa hasil belajar ialah
kemampuanyang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar . menurutnya
juga siswayang berhasildalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-
9

tujuanpembelajaran atau tujuanintruksional. Lebih luas lagi Subroto


(2010)mendefinisikan belajar ialah “(1) membawa kepada perubahan, (2)
bahwaperubahan itu pada pokoknya adalah di dapatkannya kecakapan baru, (3)
bahwaperubahan itu terjadi karena ada usaha”.
Berdasarkan definisi di atas, terlihat para ahli menggunakan istilah“perubahan”
yang berarti setelah seseorang belajar akan mengalami perubahan.Untuk lebih
jelas Mardianto(2012) memberikan kesimpulan tentang pengertianbelajar.
a. Belajar adalah usaha, yang berarti perubahan yang di lakukan secarasungguh-
sungguh, sistematis, dengan mendayagunakan semua potensi yangdi miliki,
baik fisik maupun mental.
b. Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri antara
lain,perubahantingkah laku di harapkan kearah positif dan ke depan.
c. Belajar juga bertujuan untuk mengadakan perubahan sikap, dari sikap
negativemenjadi positif, dari sikap tidak terhormat menjadi terhormat dan
lainsebagainya.
d. Belajar juga bertujuan mengadakan perubahan kebiasaan dari kebiasaanburuk,
menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk yang dirubah tersebut untukmenjadi
bekal hidup seseorang agar ia dapat membedakan mana yangdianggap baik di
tengah-tengah masyarakat untuk dihindari dan mana yangharus dipelihara.
e. Belajar bertujuan mengadakan perubahan pengetahuan tentang berbagaibidang
ilmu, misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu membaca, tidak tahu menulis
jadi tahu menulis,tidak tahu berhitung menjadi tahu berhitung, danlain
sebagainya.
f. Belajar dapat mengadakan perubahan dalam hal keterampilan,
misalnyaketerampilabidang olahraga, bidang kesenian, bidang tekhnik
dansebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar ialahsebuah
perubahan perilaku secara pasif serta kemampuan yang dimiliki siswa darisuatu
interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual,strategi
kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik.Perubahan
tersebut dapat terjadinyapeningkatan dan pengembangan yang lebihbaik
dibanding dengan sebelumnya.
10

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar


Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interkasi antaraberbagai
faktor yang mempengaruhi. Berhasil atau tidaknya seseorang dalambelajar di
sebabkan oleh beberapafaktor, yaitu yang berasal dari dalam siswa(faktor
internal ) dan ada pula yang berasal dari luar siswa (faktor eksternal) Sabri(2010):
1. Faktor internal (berasal dari diri siswa).
a) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan kebugaran fisik,
sertakondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran.
b) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi, motivasi,
dankemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi,
ingatan,berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan yang dimiliki.
2. Faktor eksternal (berasal dari luar diri siswa)
a) Keluarga
Keadaaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, keluarga
yangmorat-maritkeadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian
orangtua yang kurang terhadapanaknya, serta kebiasaan sehari-hari
berperilaku yang kurang baik.
b) Sekolah
Keadaan sekolah atau tempat belajar turut mempengaruhi tingkatkeberhasilan
belajar.Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaiankurikulum dengan
kemampuan anak,keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah, dan
sebagainya semua itu turutmempengaruhi keberhasilan belajaranak.
c) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila di sekitar
tempattinggal keadaanmasyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikanterutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan
moralnya baik, hal iniakan mendorong anak lebih giat belajar.
Tetapisebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal,
tidak bersekolah dan pengangguranmaka hal ini akan mengurangi semangat
belajar atau dapat dikatakan tidak
menunjang sehingga motivasi belajar berkurang.Berdasarkan uraian di atas,
penelitimenyimpulkan bahwa yang menjadifaktor-faktor yang mempengaruhi
11

hasil belajar terdiri dari faktor internal berupajasmaniah, psikologis,


kesehatan dan faktor eksternal beruupa lingkungan,keluarga, sekolah dan
masyarakat termasuk di dalamnya model pembelajaran.
b. Ciri-ciri hasil belajar terhadap siswa
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yangoptimal
cenderung menunjukkan hasil yang sebagaimana dikemukakan olehSudjana
(2010) sebagai berikut:
1) Kepuasaan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajarinstrinsik pada dirisiswa. Motivasi instrinsik adalah semangat juang
untukbelajar yang tumbuh dari dalam dirisiswa itu sendiri.
2) Menambahkan kenyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya, ia
tahukemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak
kalahdari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana seharusnya.
3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan
lamadiingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari
aspeklain.
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komperhensif),
yaknimencakup ranah kognitif, psikomotorik dan sikap.
5) Kemampuan siswa mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinyaterutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai
danmengendalikan proses usaha belajarnya.

2.2 Hasil penelitian yang relavan


1. Hasil penelitian Raditya (2015) menurut kesipulan setelah menggunakan
model Think Pair Share (TPS) SD Gugus Ledta Made Putra Kecamatan
Dempasar Utara Tahun Ajaran 2014/2015 menunjukan hasil belajar yang
meningkat di banding dengan metode konvensional.
2. Hasil penelitian Yunus (2012) menurut kesimpulan hasil belajar siswa IPA
pada siswa kelas IV SD Negeri 012 Gading Sari Kecamatan Tapung
Kabupaten Kampar Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah menggunakan model
Thing Pair Share (TPS) terjdi peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa
12

selama proses pembelajaran karena siswa di untuk banyak berfikir dan saling
bertukr pendapat bai teman sebangku ataupun dengan temn kelas siswa.
3. Hasil penelitian Nurhikmah (2020) menurut kesimpulan setelah
menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Tematik Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi”
menunjukan hasi belajar siswa mengaami peningkatan.
2.3 Kerangka Pikir

Model Think Pair Share (TPS) memberi waktu lebih banyak kepada peserta
didik untuk berpikir, menjawab, berdiskusi dengan pasangannya dan memberikan
kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. metode pembelajaran TPS memberi kesempatan kepada siswa
untuk bekerja sendiri dan mengoptimalkan partisipasi peserta didik.
Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi mencerminkan
bahwa masih rendahnya pengetahuan atau kemampuan siswa. Melihat betapa
pentingnya pencampaian hasil belajar siswa pada bembelajaran biologi, maka
kurangnya hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi merupakan
permasalahan yang harus diperhatikan guru, dimana permasalah tersebut di
sebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, siswa bertanya dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa.
Model pembelajaran Think Pair Share adalah salah satu faktor yang dapat
meningkatkan kualitas pelajaran dalam kelas dan sekaligus meningkatkan hasil
belajar siswa, karena dalam model ini siswa akan akan mengelurkan pendapat
individu,selanjutnya akan berdiskusi untuk mendiskusikan hasil pemikiran
individu masing-masing, kemudian siswa akan berbagi dengan kelompok lain dari
hasil diskusi dengan teman kelompok. Dengan Pemilihan dalammodel
pembelajaran Think Pair Share di tentuakan memengaruhi proses belajar
mengajar dalam kelas, karena dengan begitu pembelajaran akan sangat membantu
guru dalam menjelaskan materi. Selain menjelaskan materi juga dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Untuk
lebih jelasnya, digamabarkan pada bagan berikut ini:
13

Siswa Kelas X IPA 1 SMA Negeri 18


Luwu Utara

1. Siswa kurang aktif dalam


pembelajaran
2. Siswa kurang bertanya dalam
pembelajaran

Model Think Pair Share

Hasil belajar

Gambar 1.Kerangka Pikir

2.4 Hipotitis Penelitian


Berdasarkan teori penelitian yang relevan dan kerangka pikir yang telah
diuraikan di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: “Terdapat
pengaruh Model pembelajaran ThinkPairShare (TPS) terhadap hasil belajar
siswa di kelas X IPA 1 di SMA Negeri 18 Luwu Utara”.
14

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 18 Luwu Utara. Alasan
penelitimelaksanakan penelitian ini yang tepatnya diKelas X IPA 1SMA Negeri
18 Luwu Utara karenainginmeningkatan hasil belajar siswa, penelitian ini akan
dilaksanakan pada semesterganjiltahun ajaran 2022/2023.

2.3 Jenis Dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan merupan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK bertujuanuntuk memperbaiki danpeningkatan layanan prefesional guru
dalam menangani kegiatan belajar- mengajar dalam proses pembelajaran. Menurut
Tampubolon (2014:18),PTK adalah suatu penelitian reflektif dalam bentuk siklus
untuk memecahkan masalah pembelajaran (kualitas pembelajaran, hasil belajar
baik akademik maupun nonakademik, dan lain-lain) dikelas. Selanjutnya PTK
menurut Salahudin (2015:24), adalah penelitian praktik untuk memperbaiki
pembelajaran di dalam kelas.Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk bebagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu model penelitian yang
dikembangkan di kelas. Ide tentang penelitian tindakan pertama kali
dikembangkan oleh Kurt dan Lewin pada tahun 1946. Menurut Stephen Kemmis
dan David Hopkins (Suryadin, A. 2011:10-11), penelitian tindakan kelas adalah
suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi diri dilakukan oleh peserta
kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial. Untuk memeperbaiki
rasionalisme dan kebenaran dari (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang
mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka terhadap praktik-praktik tersebut,
dan (c) situasi di tempat praktik dilaksanakan.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini secara skematis dapat
dilihat pada gambar, sebagai berikut:
15

SIKLUS PROSES PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Pelaksanaan Prencanaan Pelaksanaan


tindakan Tindakan I

Siklus I
Perencanaan Pengamatan
tindakan I Pengumpulan Data
I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


baru hasil tindakan II tindakan II
Refleksi

Siklu II
Refleksi II Pengamatan/
pengumpulan data
II

Bila permaslahan
belum Dilanjutkan Ke Siklus
terselesaikan Berikunya............

Gambar 2.Siklus Proses Penelitian Tindakan Kelas Suhardjono (2009:24)

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang


dilakasanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan disusun untuk dijadikan pedoman seutuhnya dalam proses
pembelajaran. Perencanaan yang disusun oleh peneliti, yakni perencanaan awal
diturunkan dari berbagai asumsi perbaikan hasil dari kajian studi pendahuluan,
sedangkan perencanaan lanjutan disusun berdasarkan hasil refleksi setelah peneliti
mempelajari berbagai kelemahan yang harus diperbaiki.
16

2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan peneliti
berdasarkan perencanaan yang telah disusun.Tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sesuai dengan fokus masalah. Artinya, tindakan itu tidak direkayasa untuk
kepentingan penelitian, akan tetapi dilaksanakan sesuai dengan program
pembelajaran seharian.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai dengan tindakan yang telah disusun.
Melalui pengumpulan informasi, observer dapat mencatat kelemahan dan
kekuatan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tindakan, sehingga
hasilnya dapat dijadikan masukan bagi peneliti untuk perbaikan pada siklus
berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan
oleh guru selama tindakan. Refleksi dilakukan oleh peneliti dalam bentuk diskusi
dengan observer atau teman sejawat.Dari hasil refleksi, peneliti dapat mencatat
berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam
penyusunan rencana ulang.

Siklus I
1. Perencanaan tindakan
Berdasarkan tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan beberapa
kalipertemuan dengan guru kelas membahas dan menganilisis pembelajaran
kemudian peneliti:
a. Menentukan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan sesuai dengan
silabus dan kurikulum yaitu mata pelajaran Biologi.
b. Membuat rencana pelaksanaan (RPP) sesuai dengan mata pelajaran dan materi
pelajaran dengan model pembelajaran think pair share agar pelajaran aktif dan
menarik.
c. Menyusun format dan lembaran observasi yang akan digunakan.
d. Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar siswa selama tindakan penelitian
diterapkan.
17

2. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini, mengajar harus dilakukan secara benar dan sesuai dengan
skenario yang telah dirancang. Skenario pembelajaran yang telah dirancang
sedemikian rupa dengan mengutamakan tindakan yang ingin diterapkannya dalam
peningkatkan hasil belajar Biologi dengan menggunakan model pembelajaran
think pair share. Dalam melaksanakan tindakan maka perlu menyusun langkah-
langkah operasional atau skenario pembelajaran dari tindakan yang dilakukan.
3. Observasi
Melakukan pengamatan, peneliti diamati oleh pengamat (observer) yaitu
rekan mahasiswa yang mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam
proses pembelajaran peneliti meminta pengamat untuk mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan memakai lembar observasi
yang telah dirancang. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan untuk
mengetahuisejauh mana kemampuan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran
Biologi.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar
yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan
dalam pembelajaran, untuk itu dilakukan refleksi atas adanya kekurangan atau
kelemahan tindakan yang telah dilaksanakan yang berguna untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus II.

Siklus II
Dilakukan evaluasi dan analisis pada tindakan pertama bertujuan untuk
menemukan permasalahan yang muncul pada siklus I. Setelah menemukan
permasalahan pada siklus I, maka selanjutnya diperbaiki pada siklus II dengan
kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan masih sama yaitu:
1. Perencanan tindakan
Berdasarkan tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan beberapa
kali pertemuan dengan guru kelas membahas teknik penelitian tindakan kelas.
Pada pertemuan ini, peneliti membahas dan menganilis pelajaran kemudian
peneliti:
18

a. Menetukan mata pelajaran dan materi yang akan diajarkan sesuai dengan
silabus dan kurikulum yaitu mata pelajaran Biologi.
b. Membuat Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) sesuai dengan mata
pelajaran dan materi pelajaran dengan model pembelajaran think pair share
agar pelajaran aktif dan menarik.
c. Menyusun format dan lembaran observasi yang akan digunakan.
d. Menyusun tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa selama tindakan
penelitian diterapkan.
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair share yang
sesuai dengan rencana pembelajaran. Tujuan pelaksanaan tindakan yaitu untuk
mengupayakan perubahan kearah perbaikan dan peningkatan kualitas proses dan
hasil belajar dengan melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah
dirancanakan diawal.
3. Observasi
Melakukan pengamatan, peneliti diamati oleh pengamat (observer) yaitu
rekan mahasiswa yang mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam
proses pembelajaran peneliti meminta pengamat untuk mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dirancang. Pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan untuk
mengetahuisejauh mana kemampuan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran
biologi.
4. Refleksi
Hasil yang diperoleh dari tahap tindakan dan observasi dikumpulkan lalu
dianalisis sehingga bisa mendapat kesimpulan mengenai tinggi rendahnya hasil
belajar siswa selama penggunaan model pembelajaranthink pair share dalam
proses pembelajaran. Peneliti mengharapkan tidak ada lagi kesulitan yang dialami
siswa sehingga tercapai tujuan baik secara individu maupun klasikal. Jika masih
ada kesulitan yang dialami siswa, maka lanjutannya siklus berikutnya yang tahap
pelaksanaanya sama dengan tahap pelaksanaan pada tahap tindakan siklus II.
19

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data peneliti. Berdasarkan alat atau instrumen ini mencerminkan
juga cara pelaksanaanya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian.
Penelitian sebagai suatu cara ilmiah dalam memecahkan masalah termasuk PTK,
selamanya berhubungan dengan instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen
yang tepat, peneliti tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tertentu. Jenis
metode yang dipilih dan digunakan dalam proses pengumpulan data tergantung
terhadap sikap dan karakteristik penelitian yang dilakukan. Agar data yang
dikumpulkan memenuhi persyaratan atau dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, maka petugas pengumpulan data dan alat bantu (instrumen) pengumpulan
data haruslah memenuhi kreteria yang diperlukan.
1. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang situasi belajar
mengajar. Observasi terbuka adalah apabila sang pengamat atau observar
melakukan pengamatan dengan mengambil kertas dan pensil kemudian mencatat
segala sesuatu yang terjadi di kelas.
2. Angket
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan tertulis
untuk dijawab dengan tertulis pula dengan responden. Angket merupakan
kumpulan-kumpulan pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memeperoleh
hasil berupa informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang ia
ketahui. Angket yang digunakan adalah angket untuk siswa, dimaksudkan untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar siswa terhadap pembelajaran khusunya
biologi dengan menggunakan lembar pertanyaan tindakan dilaksanakan dengan
menggunakan model pembelajaran think pair share.
3. Dokumentasi
Selama proses belajar berlangusng peneliti akan mengabadikan berbagai
peristiwa yang dianggap penting dan mendukung hasil penelitian. Dokumentasi
dilakukan dengan jalan mengambil gambar atau foto kegiatan belajar maupun
20

diluar kegiatan belajar itu sendiri.Pendokumentasian kegiatan penelitian


menggunakan kamera atau alat pengambil gambar lainnya.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data peneliti. Berdasarkan alat atau instrumen ini mencerminkan
juga cara pelaksanaannya. Adapun beberapa instrumen peneliti yang digunakan
yaitu lembar observasi, angket dan dokumentasi. Secara terperinci lembar
observasi tindakan kelas yang digunakan sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan bertujuan untuk mengetahui seberapa baik
keterlaksanaan pembelajaran pada model pembelajaran think pair sharepada saat
pembelajaran berlangsung. Butir-butir instrumen ini mengacu pada langkah-
langkah pembelajaran masing-masing yang disesuaikan dengan RPP.Pengamatan
dilakukan sejak kegiatan awal hingga kegiatan akhir dan dibantu oleh observer.
Sedangkan lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
bagaimana aktivitas siswa pada tiap siklus.
2. Angket
Peneliti menggunakan angket yang berisi pertanyaan dan bentuknya
menggunakan kalimat positif dan negatif. Tujuannya yaitu untuk mengetahui
bagaimana respon siswa selama proses pembelajaran dan urutan pertanyaannya
dimulai dari umum menuju hal yang lebih spesifik.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu informasi yang diperoleh berupa gambar, catatan harian,
video aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan dalam kelas, identitas
siswa, prestasi belajar (nilai) siswa dan data sekolah berupa profil sekolah.

3.5Teknik Analisis Data


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan analisis data deskriftif, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.Analisis data secara kualitatif mengikuti
prosedur analisis data secara kuantitatif. Sebagaimana pada umumnya, analisis
data secara kualitatif dilakukan dengan tahap-tahap: pemaparan data , reduksi
data, dan penyimpulan hasil analisis Tempubolon, (2014:33). Data yang
21

dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dianalisis secara deskriftif dengan


menggunakan teknik persentasedengan menggunakan rumus:
F
P= X 100 %
N
Keterangan :
P = Persentasi
F = Frekuensi
N= Jumlah Keseluruhan Siswa

3.6 Indikator Keberhasilan Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diasumsikan berhasil bila dilakukan
tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap
perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Indikator keberhasilan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar bila ≥75% siswa berada pada kategori minimal B
atau baik.

Tabel 1. Konversi nilai keberhasilan indikator hasil belajar dan kualitas


pembelajaran.
Interval nilai Kategori Makna
85-100 A Sangat baik
75-84 B Baik
65-74 C Cukup baik
55-64 D Kurang baik
0-54 E Jelek/sangat tidak baik
Sumber: dimodifikasi dari tampubolom (2014)

Model pembelajaran kooperatif think pair share dapat menigkatkan hasil


belajar biologi siswa kelas X IPA I di Sma Negeri 18 Luwu Utara dengan
indikator keberhasilan perbaikan perilaku siswa kualitas proses pembelajaran
minimal berkriteria “baik”.
22

DAFTAR PUSTAKA

Anita rahmati.2020. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share


(TPS)dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar SiswaPada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SDN 7 Ponjalae.palopo: Universitas Cokroaminoto
Palopo.

Anas Sudijono.2021.Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.Cet.


XXIV,hlm. 83.

Dr. Mualimin M.pd.I, Rahmad Arofah Hari Cahyadi S.pd.M.pd.I.2014.Penelitian


Tindak Kelas dan Teori Praktek.Ganding Pustaka.

Marwan fahrozi.2017.Penetapn Metode Think Pair Share(TPS) Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa IPA Vdi MI AL-KHAIRIYAH
KALIAWIBANDAR LAMPUNG.Lampung. universitas islam negri raden
lampung.

Muhammad Reza.2020.Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Menurut Para Ahli


PTK. Mandandi.com All Right Reserved.

Nana Syaodih Sukmadinata.2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT


RemajaRosdakarya, Cet ke-9, h. 54.

Nusa Putra.2021.Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers,


h. 247-252

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sri Megawati.2019 .Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMK Negeri 1


ParigiPada Mata Pelajaran IPA Biologi Melalui Pembelajaran
KooperatifModel ThinkPair Share (TPS).

Suhaeni.2015.Peningkatan Hasil Belajar Biolog Melalui Penerapan Model


Pembelajaran Koperatif Think Pair Share.palopo. Universitas Cokroaminoto
Palopo, Vol. 06. No. 1

Suhardi.2007.Pengertian Pembelajaran Biologi.IAIN Kendari

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung :


Alfabeta.hlm. 244

Anda mungkin juga menyukai