Anda di halaman 1dari 133

HASIL PENELITIAN

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DARING PADA


MASA PANDEMI COVID-19 DI SMA NEGERI 4 ENREKANG
KECAMATAN MAIWA KABUPATEN ENREKANG

NITA ADIANTI
1551042021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
MOTTO

“ Jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain karena tidak semua


bunga tumbuh mekar secara bersamaan ”

“ Gagal hanya terjadi jika kita menyerah ”


( Bacharuddin Jusuf Habibie )

“ Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang”

ii
ABSTRAK

Abstrak- Problematika pembelajaran bahasa Indonesia berbasis daring pada kelas


XI di SMA Negeri 4 Enrekang. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis daring
pada kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang. (2) mendeskripsikan problematika
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis daring pada kelas XI di SMA Negeri 4
Enrekang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik yang
digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu pada evaluasi pembelajaran berupa
memberikan penugasan kepada siswa, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran
daring tersebut belum terlaksana secara maksimal karena terdapat beberapa
problem atau masalah dalam pembelajaran yaitu, kurangnya motivasi belajar,
perbedaan pemahaman siswa, keterbatasan kuota dan jaringan internet, kurangnya
minat belajar, dan keterbatasan dalam mengontrol pembelajaran dan proses
penilaian pembelajaran masih kurang efektif seperti motivasi bejar siswa,tingkat
pemahaman siswa dan jaringan internet dan kuota masih menjadi persoalan.
Kata kunci: Pelaksanaan Pembelajaran Daring, Penilaian Pembelajaran,
Problematika, Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

iii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur atas kehadirat

Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berbasis Daring di SMA Negeri 4 Enrekang”. Salawat serta salam dihaturkan

kepada junjungan Nabi besar yatu Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

kita dari alam yang gelap menuju alam yang menderang seperti sekarang. Skripsi

ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bahasa dan Sastra

Idonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Universitas Negeri Makassar.

Penulis menyadari bahwa, penyusunan skripsi ini masih terdapat beberapa

kekurangan dalam penulisan skripsi. Penulisan tugas akhir skripsi ini tidak lepas

dari kerjasama, bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis

menyampaikan terima kasih kepada Dr Syamsudduha, M.Hum. selaku pembing 1

dan juga kepada Dr. Sultan, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan nasihat saat

penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada penguji, yaitu

Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng, M.Hum. selaku penguji I dan Sakinah Fitri, S.S.,

S.Pd., M.Pd. selaku penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran kepada

penulis sehingga skripsi ini lebih baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada:

1.Prof. Dr. Husain Syam, M.TP., sebagai Rektor Universitas Negeri Makassar.

iv
2.Prof .Dr. Syukur Saud, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra.

3.Dr. Mayong, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr.
Sultan, S.Pd., M.Pd., sebagai Sekretaris Jurusan. Dr. Usman, S.Pd., M.Pd.,
sebagai Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Bapak/Ibu
dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Staf Tata Usaha Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
4.Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Enrekang, Drs. Mahmud, yang telah

memberikan izin dan waktu kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SMA

Negeri 4 Enrekang sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5.Ibu Sri Marwani, S. Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI, beserta staf

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

6.Siswa SMA Negeri 4 Enrekang atas kesediaannya menjadi objek penelitian

dalam skripsi ini.

7.Bapak Supardi dan Yuniarti selaku orang tua tercinta dan keluarga besar.

Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan motivasi selama menempuh

pendidikan.

8.Kepada seluruh teman-teman Punisher angkatan 2015 terima kasih telah berbagi

kisah, motivasi, serta memberikan bantuan kepada peneliti dalam kesusahan

menyusun skripsi ini.

9. Kepada seluruh senior dan adik adik HPMM KOMISARIAT UNM, yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang terus memberikan dukungan,

motivasi, serta selalu menemani peneliti dari awal menginjakkan kaki di

Universitas Negeri Makassar hingga menyelesaikan studi.

v
10. Kepada sahabat kampus peneliti, Nur Hijrah Mustamin, Resky Amalia Tahir,

Yuniar Hidayah Sanusi, Mulianti, Bio Tholiezta Mustafa, yang selalu

menemani baik suka maupun duka, memberikan motivasi, semangat dan saran

yang sangat membangun dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada semua pihak yang tak sempat saya sebutkan namanya, namun telah

membantu penulis dalam penyelesaian studi, saya ucapkan terima kasih.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang-orang terlibat dalam

penyusunan skripsi penulis, semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis

mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-

Nya kepada kita semua. Penulis dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran

yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa

bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, Agustus 2022

Penulis,
Nita Adianta

DAFTAR ISI

MOTTO...................................................................................................................ii

vi
ABSTRAK..............................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN.........................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................9
1. Manfaat Teoretis......................................................................................9
2. Manfaat Praktis........................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................11
A. Tinjauan Pustaka........................................................................................11
1. Defenisi Pembelajaran...........................................................................11
2. Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia.................................................22
3. Pembelajaran bahasa Indonesia Secara Daring.....................................23
4. Sistem Pembelajaran Daring.................................................................26
5. Penyelenggaraan Pembelajaran Daring.................................................27
6. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Daring............................29
7. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring.................................30
8. Proses Penilaian dalam Jaringan (Daring)............................................32
B. Kerangka Pikir...........................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................36
A. Jenis penelitian...........................................................................................36
B. Fokus Penelian...........................................................................................36
C. Deskripsi Fokus..........................................................................................36
D. Desain Penelitian........................................................................................37
E. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................37
F. Data dan Sumber Data...............................................................................38
G. Instrumen Penelitian...................................................................................38
H. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................39

vii
I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................40
J. Keabsahan data...........................................................................................41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................43
A. Hasil Penelitian..........................................................................................43
B. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................60
1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Daring.............................................60
2. Hasil Penilaian Pembelajaran Masa Pandemi.......................................62
3. Dampak Pembelajaran Daring...............................................................65
BAB V PENUTUP................................................................................................68
A. KESIMPULAN..........................................................................................68
B. SARAN......................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................70
Pedoman Wawancara Guru....................................................................................74
Pedoman Wawancara Siswa 2...............................................................................78
Pedoman Wawancara Siswa 3...............................................................................79
Pedoman Wawancara Siswa 4...............................................................................80
Pedoman Wawancara Siswa 5...............................................................................81
Pedoman Wawancara Siswa 6...............................................................................81
Pedoman Wawancara Siswa 7...............................................................................82
Pedoman Wawancara Siswa 8...............................................................................83
Pedoman Wawancara Siswa 9...............................................................................84
Pedoman Wawancara Siswa 10.............................................................................85
Transkripsi Hasil Wawancara Guru.......................................................................86
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 2...................................................................93
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 3...................................................................94
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 4...................................................................96
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 5...................................................................98
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 6...................................................................99
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 7.................................................................101
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 8.................................................................103
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 9.................................................................104

viii
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 10...............................................................105
Dokumentasi Wawancara Guru dan Siswa..........................................................107

DAFTAR SINGKATAN

1. SMA : Sekolah Menengah Atas

2. RPP : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

ix
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pekembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini tidak

diragukan lagi. Kemajuan teknologi pada saat ini dapat dirasakan oleh semua

lapisan masyarakat tidak terkecuali pada bidang pendidikan dimana teknologi

dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang mana orang dapat belajar

dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Adapun beberapa jenis media

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi seperti Whatsapp,

facebook, telegram hingga yang paling popular untuk saat ini ialah Zoom. Sejak

merebaknya virus di kalangan masyarakat banyak cara yang dilakukan oleh

pemerintah untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Salah satu caranya adalah

melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No. 1 tahun 2020

tentang pencegahan penyebaran Virus Disease (Covid-19) diperguruan tinggi

maupun di sekolah-sekolah. Sebagai usaha pencegahan penyebaran Covid-19,

WHO merekomendasikan untuk menghentikan sementara kegiatan-kegiatan

yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Maka dari itu pembelajaran

untuk sementara ini dilakukan secara jarak jauh disebut dengan daring. Dalam

pembelajaran dengan cara ini cukup efektif untuk mencegah penyebaran dan

pembelajaran terus berjalan hingga semua kembali dengan normal.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan

jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan

kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.

1
2

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan

mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan

bantuan internet (Kuntarto, E. 2017 ) dalam tataran pelaksanaanya

pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile

seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan

iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja

dan di mana saja (Gikas & Grant, 2013 dalam Oktamaroza dkk, 2021).

Proses pembelajaran jarak jauh merupakan solusi yang dalam

pelaksanaanya belum optimal secara keseluruhan. Ada hal yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran jarak jauh diantara lain, sumber daya

guru yang harus ditingkatkan kualitasnya, baik dari segi konten maupun

metodologi juga dalam pemanfaatan teknologi informasi. Selain itu,

peserta didik juga kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh

ini, baik itu disebabkan jaringan internet yang kurang stabil maupun dari

segi penyediaan kuota internet yang terbatas. Selain itu juga motivasi

belajar siswa menjadi problematika yang sangat mempengaruhi

kompetensi guru, penggunaan metode pembelajaran yang efektif.

Permasalahan-permasalahan di atas lebih cenderung tentang

permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar di kelas. Kini

dunia sedang dilanda wabah secara global, termasuk Indonesia.

Munculnya permasalahan baru di bidang pendidikan dilatarbelakangi oleh

wabah yang menyebar hampir di seluruh negara di dunia, tidak terkecuali

Indonesia. Penyebarannya yang masih berdampak pada kegiatan belajar-


3

mengajar sejak dikeluarkannya Surat Edaran dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tanggal 13 Maret 2020

terkait pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka

pencegahan Covid-19. Surat edaran tersebut merupakan respon pendidikan

dalam menyikapi Covid-19. Sejak surat edaran dikeluarkan, proses

pembelajaran di kelas dialihkan pada pembelajaran daring yang biasa kita

sebut dengan study from home bagi siswa dan Work from home bagi

guru. Selama pembelajaran daring, guru dan siswa menemui banyak

kendala dalam pembelajaran daring seperti akses internet, kuota data, dan

penyampaian materi yang tidak lengkap. Menurut Subakti dalam

Handayani (2020) dalam pembelajaran daring, kemampuan belajar bahasa

Indonesia harus dimaksimalkan dalam ini. Menurut Mukhlison (2021)

mengemukakan kendala pembelajaran daring pada masa Covid 19 yaitu

yang banyak dihadapi adalah keterbatasan SDM, keterbatasan sarana

prasarana seperti laptop atau HP yang dimiliki orangtua peserta didik,

kesulitan akses internet, kondisi listrik yang tidak stabil, dan keterbatasan

kuota internet yang bisa disediakan oleh orangtua. Waktu pembelajaran

menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi beban jam

mengajarnya.

Kedua, guru mengalami kesulitan komunikasi dengan orangtua

sebagai pembimbing peserta didik di rumah. Ketiga, belum semua

orangtua bersedia dan mampu mendampingi anak belajar di rumah karena

ada tanggung jawab yang lain seperti urusan kerja, urusan rumah, dan
4

sebagainya. Keempat, orangtua mengalami kesulitan dalam memahami

pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah.

Kelima Peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar

dari rumah dan mengeluhkan banyaknya penugasan soal dari guru.

Keenam, meningkatnya rasa stress dan jenuh akibat isolasi di rumah

secara berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi

anak, akses ke sumber belajar baik disebabkan karena masalah jangkauan

listrik atau internet, maupun dana untuk aksesnya. Dalam hal ini

Pembelajaran dalam jaringan (daring) dipilih sebagai salah satu cara untuk

mengurangi potensi penyebaran Covid-19. Guru harus memastikan

kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah.

Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai

inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Pembelajaran daring

akan berjalan dengan baik dengan ditunjang media teknologi

pembelajaran.

Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang

memungkinkan tersampaikannya maksud dan tujuan isi materi

pembelajaran secara maksimal. Dunia Pendidikan di Indonesia saat ini

khususnya Lembaga Pendidikan formal baik tingkat taman kanak-kanak

(TK) hingga perguruan tinggi menerapkan pembelajaran daring/jarak jauh

atau dikenal dengan istilah e-learning melalui aplikasi online pendukung

seperti whatsapp, google classroom, zoom out dan sebagainya. Begitu pula

pembelajaran ini juga diterapkan di SMA Negeri 4 Enrekang. Melalui


5

wawancara terhadap salah satu guru Bahasa Indonesia di sekolah tersebut,

dari bulan Februari 2021 sampai dengan waktu yang tidak bisa ditentukan,

mengikut dengan peraturan pemerintah mengenai school from home serta

work from home sehingga siswa diharuskan untuk tetap dirumah untuk

mencegah penularan tetapi tetap melaksanakan pembelajaran daring di

rumah. Tentunya dengan adanya pembelajaran daring banyak kendala-

kendala yang di dapatkan terutama masalah penilainya tiap-tiap siswa.

Sutrisno dan Siswanto (2016) menyimpulkan pendapat dari Sudijono yang

menyatakan mengungkapkan hasil belajar merupakan sebuah tindakan

evaluasi yang dapat mengungkapkan aspek proses berpikir (cognitive

domain) juga dapat menggungkap aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek

nilai atau sikap (affective domain) dan aspek keterampilan (psychomotor

domain) yang melekat pada diri setiap individu peserta didik. Di SMA

Negeri 4 Enrekang dengan adanya pembelajaran daring terdapat kendala

terkait pelaksanaan pembelajaran daring seperti akses jaringan yang

kurang baik pada saat pembelajaran daring berlangsung, materi pelajaran

terkadang susah dimengerti siswa karena materi pembelajaran biasanya

dijelaskan secara langsung oleh guru, keterbatasan kuota internet serta

dalam pembelajaran daring kendala yang ditemukan adalah mengenai

aplikasi dalam pembelajaran daring yang terlalu banyak sehingga siswa

bingung dalam pemakaiannya seperti guru selalu menggunakan aplikasi

yang berbeda.
6

Alasan peneliti mengambil objek penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dengan daring pada

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang dikarenakan sekolah ini pernah

melaksanakan pembelajaran daring pada masa pandemi. Dengan demikian peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia

dengan daring pada masa pandemi Covid- 19 saat sekarang. Dalam melihat proses

dan hasil penilaian pembelajaran bahasa Indonesia.Untuk menghindari duplikasi,

penulis perlu melakukan penelusuran terhadap penelitian terdahulu. Dari hasil

penelusuran tersebut, diperoleh informasi beberapa penelitian yang relevan.

Penelitian relevan yang penulis kaji sesuai dengan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Pertama penelitian yang dilakukan Simatupang (2020) tentang

“Pelaksanaan Pengajaran Online Pada Masa pandemi Covid-19 dengan Metode

Survey” dengan hasil masih diperlukan usaha ekstra dari pemerintah dan segala

pihak yang berkaitan agar guru terbiasa menggunakan teknologi dalam proses

pembelajaran. Selain itu sarana dan prasarana untuk pelaksanaan pembelajaran

online juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan pihak terkait.

Persamaan penelitian ini dengan penulis adalah pada variabel yang hendak

diamati yaitu pelaksanaan pembelajaran daring di masa Covid-19. Perbedaan

penelitian ini dengan penulis adalah pada penelitian ini menggunakan metode

survey dan angket dalam pengumpulan datanya, sedangkan penulis menggunakan

teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.


7

Penelitian yang kedua dilakukan Amalia (2021). “Efektivitas

Pembelajaran Daring Pada Masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4

Enrekang Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang” dengan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran daring pada

masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan Maiwa

Kabupaten Enrekang yaitu berdasarkan hasil analisis data secara

keseluruhan hasil persentase menunjukkan 76,28 persen dengan kategori

efektif, dan hasil tersebut sejalan dengan penelitian di lapangan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan

adalah pada variabel dan tempat penelitian. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah jenis penelitian. Pada penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kuantitatif sasaran penelitian ini adalah

seluruh siswa SMA Negeri 4 Enrekang. Penulis menggunakan jenis

penelitian kualitatif dengan objek penelitian guru bahasa Indonesia dan

siswa SMA Negeri 4 Enrekang.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Wiguna (2020) tentang

“Analisis Proses Pembelajaran Siswa Berbasis Daring di Kelas Rendah

pada Masa Pandemi Covid-19”. Hasil penelitian tersebut menjelaskan

bahwa proses pembelajaran berbasis daring selama pandemi Covid-19

belum diadakan secara efektif sepeti pembelajaran tatap muka. Banyak

faktor yang menjadi penghambat dalam proses pembelajaran daring yaitu

keterbatasan alat komunikasi informasi, terbatasnya jaringan internet, dan

pemahaman siswa kurang dalam mengaplikasikan buku teks disebabkan


8

tidak bertemu langsung dengan guru di kelas. Persamaan penelitian ini,

hampir memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yakni mengkaji

tentang pembelajaran daring bahasa Indonesia selama pandemi. Adapun

perbedaan dari penelitian ini yaitu terdapat pada subjek penelitian. Subjek

pada penelitian tersebut yaitu siswa kelas III SD, sedangkan subjek

penelitian ini yaitu guru bahasa Indonesia dan siswa kelas XI di SMA

Negeri 4 Enrekang.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk menggali lebih

dalam dan meneliti mengenai pembelajaran bahasa Indonesia dengan

daring oleh guru pada masa di SMA Negeri 4 Enrekang sebagai objek.

Sebab di lokasi penelitian ini banyak tantangan yang akan dialami oleh

guru maupun peserta didik sebab di daerah penelitian masih banyak desa

yang belum terakses internet (Black Spoot). Dari 22 desa dan kelurahan

hanya 4 desa dan 1 kelurahan yang bisa dikatakan memadai penggunaan

akses internet dan 7 desa yang masih sangat kesulitan dalam mengakses

internet. Siswa yang ingin mengikuti kelas online harus ke gunung atau

bahkan ada yang memanjat di atas pohon. Fenomena inilah yang menjadi

salah satu dasar yang mesti dikaji lebih aktual mengingat pembelajaran

daring sudah menjadi suatu keharusan yang mesti diikuti oleh guru dan

peserta didik.

Faktanya, dalam kegiatan pembelajaran daring khususnya di

Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang sendiri pada siswa SMA, tidak

semua siswa yang memiliki smartphone, laptop, dan notebook. Tantangan


9

yang dihadapi saat pembelajaran daring adalah terkadang siswa kesulitan

mengakses aplikasi-aplikasi yang digunakan, mengeluhkan jaringan yang

kurang bagus, dan yang paling meresahkan adalah ketidakpastian apakah

siswa dapat menerima materi-materi serta mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru atau tidak. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana “Pembelajaran Bahasa Indonesia

berbasis Daring Pada Masa di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan

Maiwa Kabupaten Enrekang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah yaitu:

a. Bagaimanakah proses pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis daring

pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan

Maiwa Kabupaten Enrekang?

b. Bagaimanakah penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis daring

pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan

Maiwa Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui proses pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis daring

pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan

Maiwa Kabupaten Enrekang.


10

b. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis

daring pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang

Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

tentang proses pembelajaran Bahasa Indonesia di masa pandemic Covid-

19. Selain itu, peneliti berharap penelitian ini dapat membantu

memperkaya teori-teori terkait pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi sumber masukan bagi pihak sekolah

untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran daring pada masa, sehingga

dapat dijadikan pedoman dan masukan untuk melaksanakan pembelajaran

daring yang lebih baik.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber dalam

mengupayakan dan menambah pengetahuan guru tentang pembelajaran

daring Bahasa Indonesia.

3. Bagi Siswa
11

Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi siswa mengenai

pelaksanaan pembelajaran daring sehingga dapat tetap aktif belajar

meskipun pembelajaran dilakukan secara daring.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar untuk

memperoleh pengetahuan dan memberikan pedoman bagi penelitian

selanjutnya, tentang pembeIajaran daring bahasa Indonesia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

B. Defenisi Pembelajaran

Menurut Achjar Chalil (2016) berpendapat bahwa pembelajaran

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam penjelasan ini ingin

meyampaikan bahwa dalam proses belajar mengajar seorang guru tidak

boleh untuk menjadikan siswanya sebagai subjek tetapi seorang siswa

harus ikut berperan aktif dalam berinteraksi pada proses transpormasi ilmu

pengetahuan bersama dengan pendidik. Proses pembelajaran merupakan

usaha membuat siswa untuk belajar, sehingga situasi tersebut dinamakan

peristiwa belajar (event of learning) yaitu usaha untuk mengubah tingkah

laku siswa. Menurut Gagne dalam (Sunhaji, 2014) perubahan tingkah laku

terhadap siswa bergantung pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan

faktor dari luar. Faktor dari dalam seperti keadaan jasmani dan rohani

siswa. Faktor-faktor jasmani (seperti tonus (tegangan otot), kesehatan

tubuh siswa), faktor rohani (seperti motivasi, kecerdasan, bakat dan sikap

siswa). Sedangkan, faktor dari luar yaitu faktor lingkungan sosial dan

non sosial. Faktor sosial (seperti guru dan teman-teman sekolah), faktor

non sosial (seperti letak geografis sekolah, gedung sekolah, cuaca,

lingkungan keluarga dan waktu belajar).

Selain itu, proses pembelajaran juga dianggap sebagai proses

11
12

adanya hubungan interaksi antara guru dan siswa yang berIangsung secara

internal di lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan dari suatu

pembeIajaran. DaIam proses pembeIajaran, guru dan siswa tidak boleh

terpisahkan. Kedua komponen tersebut harus saling berinteraksi untuk

mendukung proses pembeIajaran agar hasil belajar siswa dapat tercapai

dengan baik. Proses pembelajaran menuntut guru untuk mengetahui

kemampuan dasar yang dimiIiki oIeh siswa yakni kemampuan dasar,

motivasi, Iatar beIakang akademis, Iatar beIakang ekonomi. Selain itu,

proses pembelajaran yang baik akan membentuk kecerdasan, berpikir

kritis dan munculnya kreativitas dan perilaku atau perubahan pribadi

Menurut praktik atau pengalaman tertentu. Menurut Kirom (2017)

pembeIajaran diartikan sebagai aktivitas guru dalam mengajar dan

mendidik siswa menuju proses pendewasaan. Pengertian tersebut

menekankan pada proses pendewasaan, yang berarti pengajaran dalam

bentuk penyampaian materi tidak hanya menyampaikan materi (transfer of

knowledge), tapi bagaimana mentransfer dan memperoleh niIai dari materi

yang akan diajarkan. Dalam pembelajaran, guru dapat mendorong

pembelajaran siswa.

Berdasarkan dari berbagai pendapat para ahli pendidikan bahwa

pembelajaran mempunyai arti yang lebih konstruktif , yaitu

mengupayakan peserta didik mampu belajar, merasa butuh belajar,

termotivasi untuk belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus-menerus

belajar sehingga menekankan peserta didik aktif dalam pembelajaran dan


13

diharapkan mampu memberikan stimulus untuk memperoleh hasil

maksimal dalam proses pembelajaran. Menjadikan peserta didik untuk ikut

terlibat serta aktif dalam proses pembelajaran dan tidak merasa monoton

adalah sebuah harapan kepada pada pendidi. Prinsip-prinsip pembelajaran

dan teori merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dalam dunia pend

idikan. Pemahaman prinsip pembelajaran dari pada ahli pakar pendidikan

ada yang memiliki kesamaan dan juga perbedaan. Peristiwa ini merupakan

hal wajar sebab mengingat keberagamaan yang ada pada para ahli yang di

mulai dari latar belakang pendidikan, sosial, agama dan perbedaan lainnya.

a. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat

kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar

(Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa

merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua

komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar

hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Menurut pendapat

Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha

atau proses belajar mengajar dalam rangka terciptanya proses belajar

mengajar yang efektif dan efisien”. Sejalan dengan itu, Jogiyanto

(2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat

reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari


14

perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan

kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-

perubahan sementara.

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh

pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual

para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan

mereka (Dahar,1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga

kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan

moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat

Blomm yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: 1)

Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik (Nasution, 1998:25). Tujuan kognitif

berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang

meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai

perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan

moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan

keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa

mengalami perkembangan yang maju dan positif.

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku

dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik

setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh

karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat
15

bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut

dapat tercapai secara optimal.

c. Komponen – Komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila

tidak didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena

antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling

berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat

penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan perilaku

siswa akan berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya

proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri

siswa. Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan

indikator pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga

bimbingan belajar, sehingga dalam proses pembelajaran guru dituntut

untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala

kreatifitasnya dengan bantuan guru. Peranan guru di sini sangatlah

penting, yaitu guru harus menyiapkan materi dan metode pembelajaran,

serta guru juga harus mengetahui dan memahami keadaan siswanya demi

kelancaran pembelajaran.

Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses

pembelajaran menurut Zain dkk (1997:48), dalam kegiatan belajar

mengajar terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi


16

pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5) media pembelajaran, 6) evaluasi

pembelajaran. Beberapa komponen pembelajaran tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat

berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang

peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi,

menyampaikan materi, serta mengatur semua kegiatan belajar

mengajar dalam proses pembelajaran.

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Zain dkk

(1997:50), menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar, siswa

memerlukan seorang guru sebagai suatu sumber bahan dalam

menyampaikan materi serta sejumlah ilmu pengetahuan guna

berkembangnya pendidikan siswa dan sumber daya manusia.

2) Siswa

Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya suatu

kegiatan belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut dengan

peserta didik. Siswa sebagai individu adalah orang yang tidak

bergantung pada orang lain dalam arti bebas menentukan sendiri dan

tidak dipaksa dari luar, maka daripada itu dalam dunia pendidikan

siswa harus diakui kehadirannya sebagai pribadi yang unik dan

individual (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:39).


17

Setiap siswa memiliki karakteristik individual yang khas dan terus

berkembang meliputi perkembangan emosional, moral, intelektual dan

sosial. Perkembangan ini berpengaruh terhadap kemampuan siswa

sebagai subjek pendidikan (Sunarto dan Hartono, 2002:181).

3) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen

pembelajaran yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam

kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Dalam hal ini Mukmin (2004:47) berpendapat:

“Materi pembelajaran atau sering disebut materi pokok adalah


pokok- pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari
mahasiswa/ siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan
yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang
disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi”

Nana dan Ibrahim (2003:100) mengatakan “materi pembelajaran

merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian

dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan

intruksional yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

materi pembelajaran merupakan isi yang akan diberikan kepada siswa

pada proses pembelajaran, materi pembelajaran yang akan

mengarahkan siswa kepada tujuan yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

d. Metode Pembelajaran
18

Metode pembelajaran merupakan komponen yang diperlukan oleh

guru setelah menentukan materi pembelajaran. Berbagai macam metode

dapat digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran

itu. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia,

metode sangat dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan

untuk mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran tersebut.

Sebelum metode itu diaplikasikan, terlebih dahulu harus dipahami

arti dari metode itu sendiri. Definisi tentang metode sangat bermacam-

macam namun pada dasarnya memiliki makna yang sama, di antaranya

definisi metode menurut Djamarah (1991:72) mengemukakan metode

adalah cara yang digunakan pada saat berlangsungnya pengajaran dengan

mengatur sebaik- baiknya materi yang disampaikan agar memperoleh

pembelajaran yang terencana untuk mencapai tujuan. Pendapat lain

mengungkapkan Metode adalah “cara yang di dalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metodenya diharapkan

makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut” (Suryobroto, 1986:3).

Dalam proses pembelajaran, macam-macam metode pembelajaran

menurut Nana dan Ibrahim (2003:105), metode yang biasa digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar antara lain seperti metode tanya jawab,

metode diskusi, metode ceramah, metode demonstrasi, dan metode latihan

( drill ). Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar siswa

menggunakan beberapa metode tersebut, adapun penggunaan metode

dalam yang digunakan dapat dijelaskan sebagai berikut:


19

1) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah suatu metode di mana guru

menggunakan/memberi pernyataan kepada murid dan murid menjawab,

atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan

murid itu (J.J.Hasibuan & Moedjiono, 2010:150).

2) metode diskusi

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive berisikan

pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan problematic (Sagala,

2005:208). Sedangkan menurut pendapat Suryosubroto (1997:179), yang

mengemukakan bahwa metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan

pengajaran dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa atau

kelompok-kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah untuk

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan dalam memecahkan suatu

masalah.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, peneliti menarik kesimpulan

bahwa metode diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran

pendapat mengenai bahan pengajaran yang diberikan guru kepada siswa

untuk mengumpulkan pendapat serta membuat kesimpulan guna

memecahkan suatu masalah. Metode diskusi ini dimaksudkan untuk

menampung sejumlah pendapat kemudian memecahkan masalah yang

sedang dihadapi dengan beberapa pendapat dari anggota kelompok

diskusi.

3) metode ceramah
20

Metode ceramah menurut Sanjaya (2008:147) dapat diartikan

sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau

penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Pengertian senada juga

diungkapkan oleh Hasibuan (2002:13), metode ceramah adalah cara

penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan yang ekonomis

dan efektif untuk informasi dan pengertian.

Metode ini baik digunakan apabila disiapkan dengan baik, serta

didukung dengan alat dan media.

4) metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat

efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan

mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, selain itu pada metode ini

guru memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana

keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru.

Menurut Sudjana (1989:83) metode demonstrasi merupakan

metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk

memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa

tertentu, selain itu pada metode ini guru memperlihatkan bagaimana proses

terjadinya sesuatu, di mana keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak

guru.

5) metode latihan (drill)

Menurut Sagala (2005:217), metode latihan atau drill adalah

metode pembelajaran dengan cara mengulang-ulang, metode ini pada


21

umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan dan

keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Jadi metode latihan atau drill

merupakan penanaman kebiasaan-kebiasaan tertentu guna memperoleh

keterampilan, ketangkasan, kesempatan serta ketepatan.

e. Media Pembelajaran

Suatu proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal

apabila tidak didukung oleh media sebagai sarana untuk memudahkan

seorang guru untuk berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang

digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan

siswa atau peserta didik (Danim, 1995:7).

Nurfadillah, dkk (2021:14) berpendapat bahwa Pembuatan media

pembelajaran seharusnya memperhatikan beberapa hal berikut: (1) tujuan

pembelajaran; (2) keefektifan media; (3) kemampuan peserta didik; (4)

ketersediaan sarana dan prasarana; (5) kualitas media; (6) biaya; (7)

fleksibilitas; (8) kemampuan menggunakannya serta alokasi waktu.

Arsyad dalam Darmadi (2017:89) mengemukakan enam kriteria

dalam pemilihan media pembelajaaran di antaranya: (1) media

pembelajaran hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai; (2) mendukung materi yang sifatnya fakta, konsep, luwes, atau

generalisasi; (3) Praktis, bertahan dan luwes; (4) Guru terampil

menggunakannya; (5) pengelompokan sasaran; (6) mutu teknis.

f. Evaluasi Pembelajaran
22

Komponen yang terakhir pada bagian proses pembelajaran

adalah evaluasi. Evaluasi menurut pendapat Suryobroto (1986:12)

mengatakan:

“Evaluasi merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses


interaksi, dengan mengadakan evaluasi dapat mengontrol hasil belajar
siswa dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh
guru sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat dioptimalkan”

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sudjana

(2003:148), bahwa evaluasi bertujuan untuk melihat atau mengukur

belajar para siswa dalam hal penguasaan materi yang telah dipelajari

sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

C. Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar komunikasi.

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan mahasiswa berkomunikasi dengan baik, benar, dan tepat

secara tertulis maupun lisan. Pembelajaran bahasa Indonesia juga

diharapkan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia

(Muhammad Yusi Kamhar dan Erma Lestari, 2019)

Dalam proses pembelajaran, harus bisa menggunakan bahasa yang

baik. Karena bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, salin

g berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain. Bahasa Indonesia adal

ah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa.

Dan pengajar sebagai tenaga kependidikan. Pengajar sebagai tenaga kepe

ndidikan adalah seseorang yang berprofesi untuk mengelola kegiatan pem


23

belajaran yang lebih efektif. Dari pendapat pembelajaran di atas, dapat disi

mpulkan bahwa pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu proses interak

si antara siswa (peserta didik) dengan lingkungannya dalam rangka mengu

bah pengetahuan dan pemahaman melalui proses pemberian makna terhad

ap pengalamannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih

baik. Guru sebagai pendidik dan pengajar bertugas menggugah dan memb

antu terjadinya gejala belajar dikalangan siswa. Belajar adalah proses

aktivitas yang dilakukan dengan sengaja untuk melakukan perubahan

sikap dan perilaku yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu

berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa

dan yang bersifat menetap ( Setiawati, 2018).

D. Pembelajaran bahasa Indonesia Secara Daring

Menurut Moore dkk, dalam Alfonsius (2021) pembelajaran daring

adalah pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet dengan

aksesibilitas, fleksibilitas, konektivitas, dan kemampuan untuk

menciptakan beragam jenis interaksi pembelajaran. Menurut Bilfaqih

dalam Fernanda (2020) dalam pembelajaran daring siswa diberikan materi

berupa rekaman video atau slideshow, dengan tugas mingguan yang harus

diselesaikan siswa dengan batas waktu yang telah ditentukan.

Pembelajaran daring memilki kelebihan mampu menumbuhkan sikap

mandiri pada siswa saat belajar (self regulated learning).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat di simpulkan pembelajaran

daring atau dalam jaringan adalah pembelajaran yang dalam penerapannya


24

memanfaatkan jaringan internet, intranet dan ekstranet atau komputer yang

terhubung langsung dan cakupannya luas. Dalam pembelajaran secara

daring siswa belajar menggunakan aplikasi online sehingga mampu

meningkatkan kemandirian siswa saat belajar.

Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar

mengajar, misalnya menggunakan aplikasi whatsapp, zoom, web blog,

edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam menangani

ketimpangan kegiatan belajar selama Covid-19 ini. Melansir laman resmi

Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses pelajar

untuk belajar di rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando;

(4) Indonesiax; (5) Google for education; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft

office 365; (8) Quipper school (9) Ruang guru; (10) Sekolahmu; (11)

Zenius; (12) Cisco webex.

Tantangan dari adanya pembelajaran daring salah satunya adalah

keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun peserta

didik. Dabbagh dalam Hasanah dkk, (2020:3) menyebutkan bahwa ciri-

ciri peserta didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu :

Pertama, semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau

tinggi guna pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria

ketuntasan pemahaman materi dalam pembelajaran ditentukan oleh pelajar

itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan sendiri serta mahasiswa harus

mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa menjadikan

pebedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.


25

Kedua, literasi terhadap teknologi, selain kemandirian terhadap

kegiatan belajar,tingkat pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi.

Ketika pembelajaran online/daring merupakan salah satu keberhasilan dari

dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran daring/online

siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknologi yang akan

digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/

daring ialah komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan

teknologi di era 4.0 ini menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang

digunakan sebagai sarana pembelajaran daring/online.

Ketiga, kemampuan berkomunikasi interpersonal. Dalam ciri-ciri

ini pelajar harus menguasai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan

interpersonal sebagai salah satu syarat untuk keberhasilan dalam

pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna menjalin

hubungan serta interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial

tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran

online dilaksanakan secara mandiri. Maka dari itu kemampuan

interpersonal dan kemampuan dalam komunikasi harus tetap dilatih dalam

kehidupan bermasyarakat.

Keempat, memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan

kolaborasi. Pelajar harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun

dengan dosen pada sebuah forum yang telah disediakan, karena dalam

pembelajaran daring yang melaksanakan adalah pelajar itu sendiri.

Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami kesulitan


26

dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga

guna untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan

anti sosial tidak terbentuk didalam diri pelajar. Dengan adanya

pembelajaran daring juga pelajar mampu memahami pembelajaran dengan

kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu berkolaborasi baik

dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung

pembelajaran daring.

Kelima, keterampilan untuk belajar mandiri. Salah satu

karakteristik pembelajaran daring adalah kemampuan dalam belajar

mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat diperlukan dalam

pembelajaran daring. Karena ketika proses pembelajaran, Pelajar akan

mencari, menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia

pelajari. “Pembelajaran mandiri merupakan proses dimana siswa

dilibatkan secara langsung dalam mengidentifikasi apa yang perlu untuk

dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses pembelajaran”

Kirkman dalam Hasanah (2020). Ketika belajar secara mandiri,

dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran

secara daring.

Prinsip dari pembelajaran daring adalah terselenggarakannya pemb

elajaran yang bermakna, yaitu proses pembelajaran yang beriorentasi pada

interaksi dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran bukan terpaku pada pe

mberian tugas-tugas belajar kepada siswa. Tenaga pengajar dan yang diaja

r harus tersambung dalam proses pembelajaran daring.


27

Munawar dalam Pohan (2021) perancangan sistem pembelajaran d

aring harus mengacu pada tiga prinsip yang harus dipenuhi yaitu:

1. Sistem pembelajaran harus sederhana sehingga mudah untuk dipelajari

2. Sistem pembelajaran harus dibuat personal sehingga pemakai system tidak sali

ng tergantung.

3. Sistem harus cepat dalam proses pencarian materi atau menjawab soal dari hasi

l perancangan system yang di kembangkan.

E. Sistem Pembelajaran Daring

Pendidikan jarak jauh atau daring dilaksanaakan dalam berbagai

bentuk pembelajaran yang pada dasarnya membutuhkan ketersediaan

berbagai sumber belajar. Menurut Rahmawati (2020) pola pembelajaran

ini mencakup penyelenggaraan program pembelajaran melalui pendidikan

tertulis atau korespondensi, bahan cetak (modul), radio, audio/ video, TV,

berbantuan komputer, dan atau multimedia melalui jaringan computer.

Menurut Warsita (2021) sistem pembelajaran dalam pendidikan

jarak jauh atau daring adalah:

1. Peserta didik belajar mandiri baik secara individual maupun kelompok

dengan bantuan minimal dari orang lain,

2. Materi pembelajaran disampaikan melalui media yang sengaja dirancang

untuk belajar mandiri. internet dimanfaatkan sebagai media untuk

penyampaian materi pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh atau

Daring,
28

3. Untuk mengatasi masalah belajar diupayakan komunikasi dua arah antara

peserta didik dengan tenaga pengajar atau lembaga penyelenggara.

Komunikasi dua arah ini dapat berupa tatap muka maupun komunikasi

melalui media elektronik atau sering disebut sebagai tutorial elektronik,

4. Untuk mengukur hasil belajar secara berkala diadakan evaluasi hasil

belajar, baik yang sifatnya mandiri maupun yang diselenggarakan di

institusi belajar,

5. Pada dasarnya peserta pendidikan jarak jauh dituntut untuk belajar

mandiri, belajar dengan kemauan dan inisiatif sendiri.

F. Penyelenggaraan Pembelajaran Daring

PembeIajaran daring pada dasarnya realisasi virtual pembeIajaran

melalui aplikasi virtual yang tersedia. Dalam pandemi ini, semua guru

harus mampu melakukan pengajaran jarak jauh dengan menggunakan

teknologi. Guru harus membuat sistem pembelajaran, silabus dan metode

pembelajaran dengan model pembelajaran digital atau online.

Pembelajaran daring tidak hanya menggunakan aplikasi digital untuk

menggerakkan proses tatap muka, tetapi juga disertai dengan tugas (Fauzi,

2020).

Menurut Mulyana (2020) Guru harus memahami bahwa

pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat kompleks karena

melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan.

Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan hanya pembelajaran yang

memindahkan materi melalui media internet, dan guru bukan hanya


29

sekedar memberikan tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi

sosial media (online), pembelajaran daring harus tetap dipersiapkan,

dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya dengan pembelajaran tatap

muka. Dalam pembelajaran daring guru harus tetap menjelaskan materi

yang akan dipelajari oleh peserta didik meskipun tidak secara maksimal,

oleh karena itu penggunaan metode ceramah perlu diterapkan dalam

pembelajaran daring.

Pembelajaran jarak jauh sangat dibutuhkan pada masa pandemi di

muIai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, tidak hanya di

lndonesia, tetapi hampir semua negara di dunia menerapkan pembeIajaran

melalui daring. OIeh karena itu, pembeIajaran daring bukan hanya materi

yang disampaikan meIaIui internet tapi juga tidak hanya tugas dan

permasalahan sosial yang dikirim meIaIui apIikasi media sosiaI.

PembeIajaran daring perIu direncanakan, diIaksanakan, dan dievaIuasi

dengan cara yang sama seperti pembeIajaran di keIas.

Guru harus terlebih dahulu mempersiapkan bahan pembeIajaran

yang sesuai. Bahan pembeIajaran berasal dari indikator pencapaian

kemampuan, yang menyebabkan kombinasi materi yang dikenalkan oIeh

guru akan menerapkan standar pada kurikuIum 2013. HaI pertama yang

mesti diIakukan seorang guru daIam pembeIajaran iaIah mempersiapkan

bahan dan mengatur bahan ajar yang teIah disesuai (Syarifudin, 2020).
30

G. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Daring

Menurut Tafonao (2018:105) menjelaskan bahwa media

pembelajaran memiliki peranan penting dalam menunjang kualitas proses

belajar mengajar dan dapat membuat pembelajaran lebih menarik serta

menyenangkan. Media adalah alat bantu dalam proses pembelajaran yang

mana dengan adanya media dapat merangsang peserta didik melakukan

sesuatu, memotivasi pola pikir, kemampuan dalam diri, serta keterampilan

yang dimiliki sehingga dapat mendorong proses belajar. Menurut Yohana

dkk, dalam Taradisa (2020 ) salah satu media yang bisa digunakan dalam

pembelajaran adalah media daring, pembelajaran daring (online learning)

merupakan model pembelajaran yang berbasis ICT (Information

Communication Technology). Pembelajaran daring termasuk model

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian, siswa dituntut

mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya. Dengan

demikian, jelas bahwa keaktifan peserta didik dalam belajar daring sangat

menentukan hasil belajar yang mereka peroleh. Semakin ia aktif, semakin

banyak pengetahuan atau kecakapan yang akan diperoleh. Biasanya media

yang banyak digunakan dalam belajar daring adalah menggunakan media

Smartphone berbasis Android, Laptop ataupun komputer.

Salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan dalam

proses pembelajaran daring adalah video pembelajaran. File video

diberikan kepada siswa/i secara langsung atau video tersebut diletakkan di

Youtube yang ditonton siswa/i secara daring ( Manik, 2021)


31

Media pembeIajaran mesti digunakan untuk meningkatkan kuaIitas

pembelajaran, oleh karena itu semakin bagus media pembeIajaran yang

digunakan guru maka semakinn tinggi puIa motivasi beIajar siswa.

Umumnya media yang banyak digunakan daIam pembelajaran daring

iaIah gawai, laptop atau media komputer berbasis android.

H. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

Menurut Suhery dkk, dalam Taradisa (2020) pembelajaran secara

daring memiliki kelebihan diantaranya:

a) Pengajar dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui internet

secara kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi

oleh jarak, tempat, dan waktu.

b) Pengajar dan siswa dapat menggunakan bahan ajar yang teratur dan

terjadwal melalui internet.

c) Siswa dapat mengulang materi setiap saat dan dimana saja apabila

diperlukan. Siswa akan lebih mudah mendapatkan tambahan informasi

yang berkaitan dengan bahan ajar yang dipelajarinya dengan mengakses

internet.

d) Pengajar maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang

bisa diikuti dengan jumlah siswa yang banyak.

e) Siswa yang pasif bisa menjadi aktif.

f) Pembelajaran menjadi lebih efisien karena dapat dilakukan kapan saja

dan dimana saja terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya yang lebih

jauh.
32

Menurut Suhery dkk, dalam Taradisa (2020) adapun kelebihan

pembelajaran daring juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan, yaitu

sebagai berikut:

a) Interaksi secara tatap muka yang terjadi antara pengajar dan siswa

menjadi atau bahkan antara siswa itu sendiri.

b) Pembelajaran daring lebih banyak ke aspek bisnis daripada sosial dan

akademik.

c) Pembelajaran yang dilakukan cenderung lebih ke tugas yang diberikan

guru melalui buku yang diberikan.

d) Pengajar dituntut untuk lebih menguasai teknik pembelajaran dengan

menggunakan ICT (Information Communication Technology).

e) Siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar cenderung gagal.

f) Belum meratanya fasilitas internet yang tersedia di tempat yang

bermasalah dengan listrik, telpon dan komputer.

Pembelajaran daring terkadang juga ada kelebihan dan kekurangan

yang dialami oleh peserta didik. Kekurangan yang paling menonjol adalah

pengajar dan siswa tidak terbiasa dengan pembelajaran daring. Apalagi

dalam pembelajaran daring menggunakan aplikasi melalui Smarthphone

ataupun Laptop karena tidak semua peserta didik bisa menggunakannya

terutama untuk anak tingkat Sekolah Dasar yang masih minim

pengetahuan menggunakan media elektronik.


33

I. Proses Penilaian dalam Jaringan (Daring)

Pembelajaran daring merupakan proses penilaian yang dilakukan

oleh peneliti untuk menilai proses dan hasil belajar siswa yang belajar

melalui pembelajaran daring.

Pada kurikuIum 2013 pembeIajaran bahasa Indonesia difokuskan

pada pengetahuan dan keterampiIan, berbagai macam teks dengan

menggabungkan empat unsur peristiwa kebahasaan di daIamnya. Selain

itu, kurikuIum 2013 daIam pembeIajaran bahasa Indonesia juga berbasis

teks dan pembelajarannya berfokus pada jenis teks yang memiliki

kemampuan dasar daIam aspek kognitif (misalnya, mengenali dan

menganaIisis bentuk teks) dan aspek psikomotor (misaInya menuIis teks)

(Nurmaliah, 2020).

Penerapan pembelajaran berbasis teks dilakukan karena bahasa

digunakan sebagai media dalam menyampaikan gagasan, kemudian

gagasan-gagasan tersebut diungkapkan menggunakan bahasa berupa teks.

Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator -

indikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih.

Berdasarkan indikator ini dapat ditentukan cara penilaian yang sesuai,

apakah dengan penugasan perseorangan, obsevasi, tes praktek, tes tertulis

atau kelompok. Pada penilaian kelas terdapat tujuh teknik yang dapat

digunakan, yaitu penilaian tes tertulis/lisan, penilaian unjuk kerja,

penilaian sikap, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan

portofolio, dan penilaian diri. Penilaian tes tertulis/lisan menggunakan tes,


34

sedangkan keenam teknik penilaian lain (nontes) menggunakan lembar

observasi, kuesioner.

J. Kerangka Pikir

Pembelajaran bahasa Indonesia termasuk salah satu mata pelajaran

yang wajib dilaksanakan dalam pendidikan di Indonesia, mulai dari

jenjang pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa

Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki

siswa, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan benar, peran guru

sangatlah penting. Namun, sejakkadanya Covid-19 di lndonesia pada

Maret 2020, pemerintah melaIui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

telah menerbitkan Pemberitahuan Nomor 4 Tahun 2020

tentangppenerapan kebijakan pendidikan untuk penyebarannCovid-19

daIam situasi darurat.

Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan sistem

pembelajaran secara daring, yang mengharuskan guru dan siswa

menggunakan platform untuk mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran

daring tugas guru yaitu mampu menyesuaikan keadaan pembelajaran

dengan menggunakan strategi atau metode pembelajaran agar siswa

tertarik dan mudah memahami materi yang akan diajarkan walaupun

secara daring.

Di masa sekarang ini SMA Negeri 4 Enrekang tetap melaksanakan

proses pembelajaran, proses pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan


35

secara langsung atau tatap muka di dalam sebuah ruangan kelas, kini dilak

sanakan secara virtual atau daring atau e-learning yakni kegiatan belajar y

ang tidak terikat waktu, tempat, dan ritme kehadiran guru atau pengajar re

ndah dan menggunakan sarana media elektronik dan telekomunikasi untuk

tetap menjaga kesehatan peserta didik dan juga tenaga pendidik.

Selain itu, siswa mengalami masalah pada saat pembelajaran

daring seperti kuota internet yang terbatas, jaringan yang lemah membuat

pembelajaran terganggu dan kurang memahami materi yang disampaikan.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru untuk menyampaikan materi

pembelajaran atau menyajikan materi dengan sebaik mungkin agar siswa

dapat memahami materi pembelajaran dengan baik.

Dari uraian sebelumnya, maka peneliti mengklarifikasikan

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan daring pada masa pandemi Covid-

19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut.

Kerangka Pikir Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan


daring pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang
Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang
Pembelajaran Bahasa

Indonesia

COVID-19

Pembelajaran Daring
Bahasa Indonesia

Tahapan Pembelajaran
36
Analisis

Temuan

Gambar 1. Kerangka Pikikir


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian

Jenis peneIitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif. PeneIitian

kuaIitatif digunakann untuk memperoIeh data yang mendaIam dan bermakna

Sugiyono (2018). PeneIitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

menggunakan metode deskriptif yang mengumpulkan, mengolah, mereduksi,

menganalisis dan menyajikan data secara objektif atau sesuai kenyataan di

lapangan untuk memperoleh data. Pendekatan ini cocok dilakukan untuk

mendeskripsikan dengan detail tentang pembelajaran bahasa Indonesia dalam

melaksanakan proses pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19.

B. Fokus Penelian

Fokus penelitian dalam peneIitian ini yaitu pada pembelajaran

bahasa Indonesia di masa pandemi dan penilaian pembelajaran selama

proses pengajaran secara daring. Sehingga, penelitian ini memfokuskan

pada dua masalah penelitian yaitu : (1) proses pelaksanaan pembelajaran,

(2) hasil penilaian pembelajaran bahasa Indonesia pada masa pandemi

Covid-19.

C. Deskripsi Fokus

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka untuk memperjelas

deskripsi fokus yang berkaitan dengan judul ini yaitu sebagai berikut:

1. Proses pelaksanaan pembelajaran daring adalah prosedur atau langkah-

langkah taktis yang dilakukan oleh tenaga pendidik atau guru. Dalam

68
69

proses belajar mengajar untuk mencapai hasil yang maksimal sesuai

dengan harapan pada pembelajaran bahasa Indonesia, dengan

memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh.

2. Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebuah indikator tolak

ukur belajar bahasa Indonesia, dalam hal ini proses pemberian nilai akhir

selama pembelajaran daring. Sehingga guru dapat mengukur pengetahuan

dan kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar yang ada.

D. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam peneIitian ini adalah deskriptif kuaIitatif.

Deskriptif kuaIitatif ini dilakukan untuk mengumpulkan suatu informasi yang

bersifat aktual dan faktual untuk menjelaskan suatu fenomena. PeneIitian ini

mendeskripsikan tentang pembelajaran Bahasa Indonesia dengan daring pada

masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan Maiwa

Kabupaten Enrekang .

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan Maiwa

Kabupaten Enrekang. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan ialah setelah

diterbitkannya surat izin penelitian, dan lokasi penelitian ini dilakukan di SMA

Negeri 4 Enrekang Jl. Jeruk Manis KM. 0,75 Kecamatan Maiwa Kabupaten

Enrekang Kode Pos 91761.


70

F. Data dan Sumber Data

1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah proses pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi tentang pembelajaran bahasa Indonesia, serta

bentuk-bentuk penilaian pada saat proses pembelajaran berlangsung dan

proses pengumpulan dokumen-dokumen penunjang lainnya yang

digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia

yang pernah/masih mengajar secara daring selama masa pandemi

Covid-19 berjumlah 1 subjek dan siswa kelas XII berjumlah 10 subjek

siswa di SMA Negeri 4 Enrekang Kecamatan Maiwa Kabupaten

Enrekang.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti itu sendiri atau human instrument (perencana, pengumpul data,

penerjemah data, penganalisis data, dan penyusun laporan hasil penelitian)

dan pedoman wawancara sebagai instrument pembantu untuk mengetahui

permasalahan yang ada di rumusan masalah. Selanjutnya subjek penelitian ini

adalah informan kunci (key informant) yang terkait langsung dengan

pemberian informasi tentang situasi dan kondisi tempat atau objek penelitian.

Informan utama penelitian ini yaitu guru bahasa Indonesia dan siswa kelas
71

XII. Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

pedoman observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kesesuaian

dengan instrument penelitian tersebut. Dikembangkan sesuai teknik

pengumpulan data, yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan

dokumentasi. Dengan demikian, penelitian ini memerlukan pedoman dari

setiap teknik pengumpulan data baik observasi, wawancara dan

dokumentasi penelitian sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan mengamati

secara langsung objek penelitian mengenai permasalahan yang akan

diteliti yakni pembelajaran daring pada masa di SMA Negeri 4 Enrekang

Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Data yang diperoleh dari

observasi ini merupakan data yang dijadikan pelengkap dalam penelitian

ini.

Dalam hal observasi, peneliti menggunakan semua kemampuan

yang informan miliki untuk memperoleh data informasi dan data informasi

tersebut dapat diperoleh melalui interaksi secara langsung dalam hal yang

menyangkut penelitian mengenai Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan

daring.

2. Wawancara
72

Teknik wawancara merupakan salah satu bentuk teknik

pengumpulan data dengan cara memberi pertanyaan kepada informan.

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dan

dilakukan secara tatap muka dengan pihak yang bersangkutan untuk

memberikan informasi sehubungan dengan pelaksanaan pembelajaran

daring di SMA Negeri 4 Enrekang. Informan yang nantinya akan

diwawancarai yaitu guru bahasa Indonesia dan siswa. Melihat kondisi

sekarang ini yakni sekolah sudah mulai menggelar pembelajaran tatap

muka yang dilakukan secara bertahap, maka peneliti akan melakukan

wawancara kepada informan secara langsung ataupun secara tidak

langsung. Teknik wawancara dalam penelitian ini, berkaitan dengan

permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan gambar, arsip atau data-data yang

lain dibutuhkan untuk melengkapi kelengkapan data. Data yang diambil

melalui teknik dokumentasi yaitu data gambaran langsung.

I. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Ada tiga teknik yang penulis gunakan untuk mengolah dan menganalisis

data dalam penelitian ini yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu suatu proses pemilihan dan pemusatan perhatian untuk

menyederhanakan data (menerjemahkan kata) yang diperoleh di lapangan.


73

Kegiatan ini dilakukan peneliti secara berkesinambungan berkala sejak awal

kegiatan pengamatan hingga akhir pengumpulan data.

2. Penyajian data (Data Display)

Peneliti melakukan penyajian data, penyajian data yang dimaksudkan

adalah menyajikan data yang sudah direduksi dan diorganisasikan secara

keseluruhan dalam bentuk naratif deskriptif.

3. Kesimpulan (Conclusion)

Peneliti melakukan penarikan kesimpulan, yakni merumuskan kesimpulan

dari data-data yang sudah direduksi dan disajikan dalam bentuk naratif deskriptif.

Penarikan kesimpulan tersebut dilakukan dengan pola induktif, yakni kesimpulan

khusus yang ditarik dari pernyataan yang bersifat umum (Tiro, 2005:95). Dalam

hal ini peneliti mengkaji sejumlah data spesifik mengenai masalah yang menjadi

objek penelitian, kemudian membuat kesimpulan secara umum.

J. Keabsahan data

Keabsahan data data daIam peneIitian kuaIitatif ini, bisa dilakukan

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan daIam

peneIitian, diskusi bersama teman sejawat, dan anaIisis kasus negatif

(Sugiyono, 2018). Keabsahan data yang peneliti gunakan daIam peneIitian

ini adaIah trianguIasi.

TrianguIasi adalah teknik pengumpuIan data, teknik ini bersifat

mengkoreIasikan dari berbagai teknik pengumpuIan data dan sumber data

yang ada. DaIam peneIitian ini, penuIis akan memeriksa data yang teIah
74

diperoleh dari berbagai sumber data. Kemudian teknik trianguIasi

diIakukan dengan mengecek data ke sumber yang sama tetapi teknik

yang digunakan berbeda. Teknik triangulasi yang digunakan yaitu teknik

triangulasi metode, data informasi yang diperoleh berdasarkan teknik

pengumpulan data berdasarkan informasi yang didapatkan dari kegiatan

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

Data penelitian ini diperoleh dari beberapa percakapan peneliti dengan

guru dan siswa. Temuan penelitian yang disajikan merupakan hasil

penelitian di lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data

yang digunakan melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Pada penelitian ini, data disajikan dalam bentuk uraian yang disertai

dengan keterangan-keterangan diselesaikan dengan urutan permasalahan

yang ada. Berikut merupakan uraian hasil wawancara dan observasi yang

peneliti lakukan dengan guru dan siswa kelas XII di SMA Negeri 4

Enrekang tentang pembelajaran bahasa Indonesia berbasis daring pada

masa pandemi Covid-19

1. Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Daring pada Kelas


XI di SMA Negeri 4 Enrekang

Adanya Covid-19 sekolah menerapkan sistem pembelajaran daring

dari rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, sebelum adanya Covid-

19 pembelajaran dilakukan secara tatap muka di sekolah. Selain itu, guru


75

dapat memberikan materi secara langsung tanpa media perantara, tapi

karena Covid-19 pembelajaran dilakukan menggunakan berbagai aplikasi

untuk mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah

mengubah sistem pembelajaran dari yang tatap muka berubah menjadi

pembelajaran daring sesuai dengan surat yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Pada proses pembelajaran daring, ada beberapa aspek dalam

pelaksanaannya terdapat penggunaan bahan ajar, media pembelajaran,

strategi pembelajaran, metode pembelajaran, interaksi guru dan siswa,

rana penialian dan bentuk penilaian.

a. Bahan Ajar

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan,

guru S sudah membuat bahan ajar yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum 2013 pembelajaran

bahasa Indonesia selama pandemi Covid-19 yang digunakan untuk

pelaksanaan pembelajaran. Guru S membuat RPP daring dengan melihat

referensi dari internet, RPP daring yang dibuat guru bahasa Indonesia

kelas XI tersebut terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan guru S untuk

mengetahui data yang akan diperoleh. Selanjutnya, peneliti melakukan

wawancara dengan guru S untuk mengetahui data yang akan diperoleh.

Berikut pernyataan guru S mengenai perangkat pembelajaran yang

digunakan, yaitu:
76

“Bahan ajar yang digunakan selama pembelajaaran daring itu RPP daring,
buku paket bahasa Indonesia dan video pembelajaran. Tapi kalau sudah tatap
muka, yang digunakan buku wajib dan banyak buku referensi yang dipakai
dari perpustakaan” ( Wawancara guru S. Rabu, 20 Juli 2022 ).

Berdasarkan pernyataan guru S, bahan ajar yang digunakan saat proses

pembelajaran selama daring yaitu berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), menjadi suatu acuan dan dasar pelaksanaan

pembelajaran, buku paket bahasa Indonesia kelas XI dan video

pembelajaran yang berhubungan dengan materi pembelajaran, sehingga

proses pembelajaran daring dapat berjalan secara sistematis. Adapun

format RPP yang telah disusun oleh guru bahasa Indonesia kelas XI di

SMA Negeri 4 Enrekang yaitu: satuan pendidikan, kelas/semester, alokasi

waktu, materi, kompetensi dasar, indikator penyampaian kompetensi,

tujuan, langkah pembelajaran, dan penilaian (evaluasi). Adapun RPP

daring yang dibuat oleh guru S yang dijadikan sebagai acuan selama

proses pembelajaran daring. Berdasarkan data dokumentasi yang diketahui

oleh peneliti, berikut bentuk RPP yang telah dipersiapkan oleh ibu Sri

Marwani selaku guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 4

Enrekang, yaitu sebagai berikut:

Bahan Ajar Dapat Diliat Dalam RPP Berikut

Identitas sekolah : SMAN 4 ENREKANG


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : XI/2
Materi pokok : DRAMA
Alokasi waktu : 3 x 45 menit (3 pertemuan)
I. Menganalisis Isi dan Kaidah Drama
77

A. Kompetensi Dasar
3.7 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton

B. Tujuan Pembelajaran
Dengan bahasan ini, siswa dapat menganalisis isi dan kebahasaan drama
yang dibaca atau yang disimaknya.

C. Indikator Ketercapaian Kompetensi


1. Menjelaskan isi dari suatu drama.
2. Menentukan kaidah kebahasaan drama.

D. Materi Pelajaran
1. Fakta
(Contoh drama dengan penjelasan tentang isi dan kaidah-kaidah
kebahasaannya)

3. Konsep
a) Isi drama berupa cerita tentang kehidupan sehari-hari yang disusun dalam
bentuk dialog.
b) Kaidah kebahasaan merupakan tata aturan, ketentuan penggunaan bahasa yang
mendai pembentukan suatu teks drama.

3. Prinsip Mengalisis Teks Drama


a. Menganalisis drama harus dilakukan secara terperinci dan objektif.
b. Mengalaisis drama dilakukan terhadap isi, karakteristik struktur, dan
bahasa dalam dalam drama itu.

4. Menganalisis Isi dan Kaidah Behasaan Drama


a. Membaca teks drama dengan cermat.
b. Menganali isi dan ciri-ciri kebahasaan dari teks drama.
c. Menjelaskan isi dan kebahasaan drama secara jelas.

Contoh RPP tersebut membuktikan bahwa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia kels XI di sekolah SMA NegerI 4 Enrekang, bahwa obyek

penelitian strategi, media dan sumber belajar telah direncanakan guru

sebelum melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan fungsi, situasi

dan kondisi Covid-19. Pada perencanaan pembelajaran yang terdapat

dalam RPP tersebut yang telah dibuat oleh guru S, materi yang dibahas

sebelum melaksanakan proses pembelajaran yaitu materi tentang drama.


78

Walaupun pembelajaran dilakukan secara daring, guru bahasa Indonesia

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang tetap membuat RPP sama halnya

dengan tatap muka yaitu dengan membuat RPP, dengan adanya RPP yang

digunakan sebagai acuan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran

yang bertujuan agar proses pembelajaran nantinya bisa terlaksana dengan

secara sistematis dan terarah sesuai dengan situasi dan kondisi Covid-19.

b. Media Pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan wawancara yang peneliti lakukan, pada

pelaksanaan pembelajaran daring, guru dan siswa menggunakan aplikasi

whatsapp dan google classrom. Whatsapp digunakan untuk berkomunikasi

antara guru dengan siswa, guru memberikan informasi dan arahan

mengenai pelaksanaan pembelajaran daring dan juga menyampaikan

materi kepada siswa dengan cara mengarahkan siswa untuk membuka file

dan video pembelajaran kemudian dijelaskan melalui pesan suara.

Sedangkan Classroom digunakan untuk mengirim tugas dengan waktu

yang telah ditentukan oleh guru. Berikut hasil wawancara tentang

pembelajaran daring, guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 4

Enrekang tentang penggunaan aplikasi pada pelaksanaan pembelajaran

daring, yaitu:

“Aplikasi yang digunakan itu Whatsapp dan Google Classroom. Tapi yang
sering digunakan itu hanya WA karna kalau google classroom bagus
sebenarnya di pakai, kadang ada siswa yang tidak mendukung jenis
androidnya dan jaringan. Awal awalnya memakai aplikasi Zoom dan Google
Meet tapi, banyak siswa yang jaringan tempat tinggalnya tidak memadai untuk
menggunakan aplikasi Zoom” ( Wawancara guru S. Rabu, 20 Juli 2022 )
79

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, pelaksanaan pembelajaran

daring menggunakan aplikasi Whatsapp dan Google Classrom. Whatsapp

digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa dan classroom

digunakan untuk mengirim tugas. Tetapi, beberapa kendala yang ditemui

siswa di antaranya jenis android yang tidak mendukung dan akses internet

yang tidak memadai sehingga aplikasi google classroom tidak digunakan

lagi. Sehingga guru memfokuskan untuk menggunakan aplikasi Whatsapp

sebagai media pembelajaran selama daring. Selain itu, pembelajaran tatap

muka berbeda dengan pembelajaran daring karena guru belum mampu

sepenuhnya mengontrol aktivitas siswa pada saat pembelajaran

berlangsung karena setiap siswa memiliki tingkat pemahaman yang

berbeda, ada yang mudah menerima materi pembelajaran dengan mudah

dan ada juga yang sulit untuk menerima materi dengan baik. Begitu juga

dengan tugas yang diberikan, beberapa siswa tidak mengerjakan tugas

karena tidak memahami tugas yang diberikan oleh guru. Berbeda dengan

tatap muka, guru bisa mengontrol langsung siswa pada saat mengerjakan

tugas tanpa adanya media perantara.

Berdasakan pernyataan hasil wawancara guru bahasa Indonesia

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang tersebut, didukung oleh hasil

wawancara siswa kelas XI mengenai pelaksanaan pembelajaran daring

yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi whatsapp dan classroom,

sebagai berikut:

“Aplikasi yang digunakan khususnya belajar bahasa Indonesia yaitu


Whatsapp dan classroom. Pengumpulan tugasnya biasa melalui classroom
80

dan daftar hadir biasanya melalui whatsapp. (Wawancara siswa AJFM.


Rabu, 20 Juli 2022)

Berdasarkan pernyataan dari wawancara siswa AJFM tentang penggunaan

aplikasi menyatakan bahwa Whatsapp digunakan untuk mengisi daftar

hadir sedangkan Classroom digunakan untuk mengirim tugas dengan

waktu yang telah ditentukan oleh guru. Selain itu, adapun pernyataan lain

dari siswa kelas XI yang menyatakan bahwa :

“Terutama Whatsapp untuk alat komunikasi dan di awal pembelajaran,


karna tidak paham memakai google classroom. lama-lama sudah tidak
terpakai ” ( Wawancara siswa CA. 20 Juli 2022)

Pernyataan lain dari siswa CA menyatakan bahwa meskipun pada

awal pembelajaran menggunakan aplikasi classroom, ada beberapa siswa

yang kurang paham menggunakan aplikasi tersebut. Namun, lama-

kelamaan aplikasi classroom tidak digunakan lagi dalam proses

pembelajaran.

c. Strategi Pembelajaran

a. Panggilan telpon secara selangsung terhadap siswa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, strategi

yang digunakan selama pembelajaran daring adalah guru melakukan

panggilan langsung terhadap siswa . Berikut adalah hasil wawancara guru

bahasa Indonesia kelas XI di SMA 4 Enrekang mengenai strategi yang

digunakan pada saat pelaksanaan pembeljaraan daring:

“Selama daring, guru dan siswa tidak pernah melakukan pembelajaran


tatap muka menggunakan aplikasi. Tidak tatap muka tapi kita telfon
langsung. Jika ada siswa yang tidak mengerti jadi guru mengirimkan
rekaman suara. Jadi setiap guru menjelaskan dengan cara di rekam dan
dikirim di grup kelas. kadang ada siswa yang kurang mengerti, itu materi
81

difoto dan dikirim lewat whatsapp. Biasa ini yang kurang aktif disuruh
datang kesekolah karna ada siswa yang diberikan tugas tapi tidak di
kerjakan. Makanya di panggil untuk kesekolah dibimbing dan diberikan
arahan tersendiri” ( wawancara guru S Rabu, 20 Juli 2022)

Berdasarkan pernyataan wawancara guru S mengenai strategi yang

digunakan pada saat pembelajaran daring yaitu guru S melakukan

panggilan telepon secara langsung kepada siswa kelas XI dalam proses

pembelajaran.

b. Mengirim Rekaman Suara

Ketika ada beberapa siswa yang kurang mengerti tentang materi yang

di berikan oleh guru S pada saat proses pembelajaran berlangsung guru S

mengirim rekaman suara yang berisi tentang materi yang menjadi bahan

pembelajaran saat itu. Apabila ada siswa kurang aktif dan mengabaikan

tugasnya maka siswa tersebut dipanggil ke sekolah untuk dibimbing dan

diberikan arahan terkait pembelajaran.

Berdasakan pernyataan hasil wawancara guru bahasa Indonesia

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang tersebut, didukung oleh hasil

wawancara siswa kelas XI tentang strategi pelaksanaan pembelajaran

daring yang dilakukan guru S sebagai berikut:

“Menurut saya khususnya pembelajaran bahasa Indonesia mungkin beda


dengan kelas-kelas yang lain karna guru yang mengajar di kelas itu
sefrekuensi dengan siswanya. Guru yang mengajar di kelas itu bagus
caranya menjelaskan dan dimengerti. Tugas tidak sekedar dikirim saja
lewat chat tapi juga dijelaskan lewat rekaman suara. Jadi tidak
membosankan” ( Wawancara siswa KWP. Rabu, 20 Juli 2022 ).
c. Mengirimkan materi atau screenshot tugas lewat grup Whatsapp

Berdasarkan pernyataan dari wawancara siswa KWP mengenai strategi

pembelajaran yang digunakan guru pada saat pembelajaran daring


82

menyatakan bahwa menurut siswa KWP menyatakan bahwa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia guru yang mengajar di kelas memiliki

frekuensi yang sama dengan siswanya dan tugas tidak sekedar dikirim

lewat chat tapi juga dijelaskan melalui rekaman suara. Hal ini menurut

siswa KWP bahwa strategi pembelajaran ini menarik dan tidak

membosankan.

Selain itu, adapun pernyataan lain dari siswa kelas XI yang

menyatakan bahwa guru mengirim tugas di grup Whatsapp sebagai

berikut:

“Kalau terkhusus bahasa Indonesia kak, guru biasa kirim materi atau
screenshot tugas yang ingin di kerjakan, guru biasanya kirim di grup Wa”
(wawancara siswa AD Rabu, 20 Juli 2022)

Berdasarkan pernyataan dari siswa AD mengenai strategi pembelajaran

yang digunakan guru yaitu terkhusus pembelajaran bahasa Indonesia guru

biasa mengirimkan materi atau screenshot tugas lewat grup Whatsapp.

Berdasarkan penyataan siswa KWP dan siswa AD maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pernyataan siswa KWP dan siswa AD sejalan dengan

pernyataan guru S yang menyatakan bahwa guru mengirim materi melalui

grup Whatsapp dan jika ada materi yang tidak dimengerti oleh siswa maka

guru menjelaskan melalui pesan suara.

d. Metode Pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, metode

yang digunakan dalam pembelajaran daring yaitu metode diskusi dan

penugasan. Berikut adalah hasil wawancara guru bahasa Indonesia kelas


83

XI di SMA Negeri 4 Enrekang mengenai metode yang digunakan pada

saat pelaksanaan pembeljaraan daring:

“Metode yang saya gunakan dalam pembelajaran daring itu yaitu metode
diskusi dan penugasan. Kalau diskusi itu anak-anak disuruh berkelompok.
Misalnya siswa yang sama-sama satu kampung mereka membuat
kelompok untuk memudahkan. Jadi diskusi tetap berjalan. Kalau evaluasi
biasannya di buatkan soal. Kalau kekurangan itu kita tidak bisa pantau
langsung siswa dan juga tidak efektif”
(Wawancara guru S. Rabu, 20 Juli 2022 )

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu diskusi dan penugasan

dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk membentuk

kelompok diskusi dan mengerjakan tugas yang diberikan agar proses

pembelajaran tetap berjalan serta menjelaskan materi pembelajaran kepada

siswa, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Setelah guru memberikan materi kepada siswa,

diakhir pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa sebagai bentuk

latihan dan evaluasi dari materi yag telah disampaikan. Metode diskusi

dan penugasan yang digunakan oleh guru S, untuk membantu

memudahkan siswa memahami materi dalam pelaksanaan pembelajaan

daring.

e. Interaksi Guru dan Siswa

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru bahasa

Indonesia mengenai interaksi guru dan siswa pada saat pelaksanaan

pembelajaran daring pada kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang, yang

menyatakan bahwa:

“Mengenai pemantauan kepada siswa, kita tidak bisa pantau siswa


sepenuhnya. Alasannya karna tempat tinggal siswa yang jauh. Kalau
84

komunikasi antara guru dan siswa, Iya aktif, tapi tidak semua siswa
merespon. Paling yang rajin saja. Untuk pemahaman siswa tentang
penyampaian materi itu kurang, tapi kadang yang pintar saja yang
mengerti. Tatap muka saja menjelaskan ada siswa yang belum mengerti.
Terkadang siswa takut dan tidak berani menjawab pertanyaan dari guru.
Mengenai penyampaian materi supaya siswa mengerti, kalau dari guru
sendiri mampu dan berusaha memberikan penjelasan, tapi beda – beda
cara siswa menerima materi. Keadaan juga tidak memungkinkan.
Ditambah siswa yang tidak aktif. Contohnya saja, siswa diberikan absen
tapi ada yang sampai malam belum mengisi kadang sampai berminggu –
minggu baru mengisi absen” ( Wawancara guru S. Rabu 20 Juli 2022)

Hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas XI SMA

Negeri 4 Enrekang menyatakan bahwa guru tidak dapat memantau siswa

sepenuhnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada saat daring selama

pandemi Covid-19 dikarenakan jarak rumah siswa dan sekolah jauh.

Sementara itu siswa dan guru mampu berkomunikasi secara aktif, tetapi

hanya beberapa siswa yang merespon dalam mengikuti proses

pembelajaran daring. Sementara itu dalam hal pemahaman siswa dalam

menyerap materi kurang hal ini dikarenakan proses pembelajaran darin

kurang efektif, dibandingkan dengan proses pembelajaran tatap muka

belum tentu siswa mengerti yang disampaikan oleh guru. Namun dalam

hal ini guru berusaha memberikan penjelasan semaksimal mungkin agar

siswa mengerti materi yang di sampaikan. Permasalahan lain juga yang

menghambat siswa dalam proses pembelajaran yakni ada beberapa siswa

yang malas mengikuti proses pembelajaran darin seperti dalam kasus yang

di sampaikan oleh Guru S yang menyatakan bahwa beberapa siswa yang

diberikan kesempatan untuk mengisi absen tapi pada kenyataanya ada

siswa yang tidak mengisi absen selama berminggu minggu.


85

2. Hasil penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis daring

pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang.

A. Rana Penilaian

a) Rana pengetahuan

Pada pelaksanaan pembelajaran daring di kelas XI SMA Negeri 4

Enrekang, terdapat tiga rana penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran

daring. Adapun rana penilaian yang digunakan guru bahasa Indonesia

yaitu berupa penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berikut hasil

wawancara peneliti terhadap guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA

Negeri 4 Enrekang mengenai penilaian pengetahuan, yang menyatakan

bahwa:

“Untuk aspek pengetahuan itu sendiri. Kemampuannya anak-anak menerima


materi pelajaran sesuai standar kompetensi. Untuk proses penilaian
pengetahuan yang dilakukan guru dilakukan melalui Tes dan kuis. Anak-
anak dibuatkan soal baru dikirimkan linknya. Kalau misalnya siswa tidak bisa
membuka file baru dikirimkan ulang fotonya. untuk pemahaman siswa sendiri
Jelas tidak, kurang sekali. Sebagian memang siswa yang bisa tapi hanya yang
pintar, rajin dan dominan di kelas. Rata-rata anak sekarang itu ketergantungan
dengan google kalau mencari jawaban. Itu kesulitan siswa sekarang karena
jawaban bukan hasil pemikirannya sendiri. Apa lagi selama pandemi yang
tidak di pantau” ( Wawancara guru S. Rabu 20 Juli 2022 )

Berdasarkan pernyataan wawancara guru S mengenai penilaian pengetahuan

selama pembelajaran bahasa Indonesia menyatakan bahwa siswa memahami

pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang ada melalui proses tes dan

kuis yang dikirim ke siswa dalam bentuk link soal. Namun, jika siswa tidak

mampu membuka file yg didkirimkan aka dikirim ulang dalam bentuk foto.

Untuk pemahaman siswa sendiri masih kurang, hanya sebagian siswa yang

mampu memahami di kelas. Rata-rata siswa mengandalkan google sebagai


86

refrensi dalam mencari jawaban yang bukan merupakan hasil nalar sendiri dan

kurangnya pendampingan selama pandemi.

b) Rana Sikap

Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran siswa bukan hanya

dilakukan pada pengetahuannya saja, tetapi juga penilaian

keterampilan dan penilaian sikap. Penilaian sikap merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakter atau

perilaku siswa di kelas atau luar kelas, dalam sosial maupun spiritual.

Penilaian sikap juga menjadi hasil pendidikan untuk mengontrol atau

membimbing perkembangan sikap siswa selama belajar di sekolah.

Sikap berasal dari perasaan seseorang dalam merespon sesuatu atau

objek lainnya. Sikap dikategorikan sebagai suatu ekspresi dari nilai-

nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh setiap orang. Sikap bisa

dibentuk karena perilaku ini terjadi sesuai dengan tindakan yang

diinginkan. Sehingga tidak ada sikap baik dari lahir, yang ada belajar

dan membiasakan diri untuk bersikap baik. Adapun kompetensi sikap

yang dimaksud dalam sebuah pendidikan atau pembelajaran yaitu

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki seseorang,

yang diwujudkan dalam tindakan atau perilaku. Penilaian kompetensi

sikap yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran merupakan

serangkaian kegiatan untuk mengukur sikap siswa selama di kelas

sebagai hasil program pembelajaran.

Berikut hasil wawancara guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA


87

Negeri 4 mengenai penilaian sikap , yang menyatakan bahwa:

“Untuk penilaian aspek sikap itu dilihat dari ketepatan waktu, apakah rajin
mengerjakan tugasnya dan cara menjawab. kesulitan penilaian sikap itu
sendiri kalau berpatokan di RPP itu saya tidak tahu apakah siswa perhatikan
betul penjelasan dari guru. Guru tidak mengetahui apakah siswa betul- betul
melihat atau dia hanya mencontek pekerjaan temannya’’
(Wawancara Guru S. Rabu 20 Juli 2022)

Berdasarkan pernyataan wawancara guru S mengenai aspek sikap selama

pembelajaran bahasa Indonesia menyatakan bahwa guru menilai siswa dari

ketepatan waktu, kerajinan mengumpulkan tugas dan cara menjawab pertanyaan

dari guru. Adapun kesulitan dalam penilaian aspek sikap yaitu ketika guru

menilai dan berpatokan di RPP saat proses pembelajaran, kadang guru sulit

untuk menilai batas kemampuan siswa. Guru tidak mengetahui siswa tersebut

mengerjakan tugas atau melihat pekerjaan temannya.

c) Rana Keterampilan

Berikut hasil wawancara guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA

Negeri 4 mengenai penilaian keterampilan, yang menyatakan bahwa:

“Kalau penilaian pada aspek keterampilan itu ada praktek dan portofolio .
Kalau kesulitannya itu sendiri, kita tidak bisa melihat langsung. Misalnya
drama , kita tidak bisa melihat langsung ekspresinya. Jelas beda kalau di
videokan dan artikulasinya kurang jelas. (Wawancara guru S. Rabu 20 Juli
2022)

Berdasarkan pernyataan wawancara guru S mengenai aspek keterampilan

selama pembelajaran bahasa Indonesia menyatakan bahwa pada penilaian aspek

keterampilan, guru memberikan tugas praktek dan portofolio. Adapun kesulitan

guru dalam penilaian keterampilan yaitu guru tidak bisa melihat langsung proses

latihan siswa. Contohnya pada latihan drama, guru hanya menerima video dari

siswa dan guru tidak bisa melihat langsung ekspresi setiap siswa dan artikulasi
88

kadang tidak jelas.

3. Bentuk Penilaian

Guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang melakukan

evaluasi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam pelaksanaan

pembelajaran. Adapun bentuk penilaian yang digunakan guru bahasa Indonesia

yaitu berupa tes dan non tes untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa

dan juga memberikan penugasan kepada siswa untuk meningkatkan tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah disampaikan dalam proses

pembelajaran.

a. Bentuk Penilaian Berupa Tes

Berikut hasil wawancara guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 4

Enrekang mengenai evaluasi pembelajaran, yang menyatakan bahwa:

“untuk penilaian tes yang digunakan yaitu penilainnya dengan portofolio,


dan memberikan tugas kepada siswa. Untuk pemahamannya sendiri
dengan cara menguji. Kalau untuk penilaian lisannya misalnya, sementara
menerangkan, disitu guru langsung memberikan penilaian bagi siswa yang
mampu menjawab” ( Wawancara guru S. Rabu 20 Juli 2022)

Berdasarkan pernyataan wawancara guru S mengenai bentuk

penilaian menyatakan bahwa bentuk penilaian tes yang digunakan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia selama daring yaitu penilaiannya

menggunakan portofolio dan memberikan tugas kepada siswa.

b. Bentuk Penilaian Berupa Non Tes

Berikut hasil wawancara guru bahasa Indonesia kelas XI di SMA


89

Negeri 4 Enrekang mengenai evaluasi pembelajaran, yang menyatakan

bahwa:

‘Misalnya sementara menerangkan, disitu guru langsung memberikan


penilaian bagi siswa yang mampu menjawab. Itu untuk penilaian lisannya’.
( Wawancara guru S. Rabu, 20 Juli 2022)

Selain itu cara guru mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang disampaikan dalam pelaksaan pembelajaran yaitu dengan cara

menguji siswa. Adapun bentuk penilaian non tes yang digunakan guru

bahasa Indonesia selama pembelajaran daring yaitu pada saat guru

menerangkan dan langsung memberikan penilaian bagi siswa yang mampu

menjawab pertanyaan yang diberikan.

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Masa pandemi Covid-19 penelitian yang dilakukan di kelas XI

SMA Negeri 4 Enrekang, pihak sekolah telah menerapkan sistem

pembelajaran daring sesuai dengan ketetapan surat edaran dari

pemerintah bahwa prose pembelajaran dilakukan dari rumah melalui

sistem pembelajaran daring agar siswa tetap menjalani pelaksanaan

pembelajaran seperti tatap muka walaupun harus dilakukan secara

daring. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti akan

menghubungkan antara temuan pada saat penelitian dengan teori

sebelumnya. Teori tersebut yaitu tentang problematika pembelajaran

bahasa Indonesia berbasis daring pada kelas XI di SMA Negeri 4


90

Enrekang. Pelaksanaan pembelajaran daring pada mata pelajaran bahasa

Indonesia kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang telah menggunakan

sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring yang dilakukan

dengan menggunakan jaringan internet.

Pelaksanaan pembelajaran daring guru telah membuat

perencanaan pembelajaran berupa perangkat pembelajaran yaitu RPP

daring dengan melihat di internet, RPP daring yang telah dibuat guru

terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Selanjutnya, guru menjelaskan materi melalui grup whatsapp kelas

sesuai dengan materi yang diajarkannya, dalam pembelajaran jarak jauh

(RPP) dijelaskan bahwa sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu

mengucapkan salam kemudian memeriksa kehadiran siswa. Oleh karena

itu, Perencanaan pembelajaran yaitu komponen penting dalam

pelaksanaan pembelajaran karena dengan adanya perencanaan

pembelajaran yang baik maka proses pembelajaran akan menjadi lebih

terarah dan sistematis. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran daring

dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi whatsapp. dan classroom.

Whatsapp digunakan untuk mengisi daftar hadir dan guru memberikan

penjelasan materi pembelajaran, sedangkan classroom digunakan siswa

untuk mengirim tugas.

Sebelum proses pembelajaran daring dilakukan, guru telah

memberikan penjelasan terhadap siswa alasan dilaksanakannya

pembelajaran daring. Sebelum pembelajaran dimulai dengan guru


91

memberikan materi sebelum diberikanya penugasan kepada siswa,

apabila ada siswa yang kurang mengerti mengenai materi pembelajaran

maka guru tersebut memberikan penjelasan kepada siswa, dan

selanjutnya siswa mempelajari materi pembelajaran yang dikirim oleh

guru dan siswa dapat melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran

bahasa Indonesia melalui media online jika masih ada materi atau tugas

yang kurang jelas dari materi yang diberikan oleh guru. Pelaksanaan

pembelajaran daring guru menggunakan metode pembelajaran yaitu

metode ceramah dan penugasan. Metode ceramah digunakan karena

mudah dan paling efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran

kepada siswa. Menurut (Amaliah et al., 2014) metode ceramah adalah

cara penyampaian materi pelajaran melalui proses penuturan lisan secara

langsung ataupun perantara lain untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran. Proses penyampaian materi tersebut dibantu dengan

menggunakan alat bantu seperti gambar, video, pesan suara dan yang

lainnya. Selain itu, metode penugasan adalah metode yang digunakan

guru untuk memberikan tugas kepada siswa, yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disampaikan (Handayani & Subakti, 2020b). Penugasan diberikan oleh

guru bahasa Indonesia sesuai dengan jadwal pelajaran, setelah siswa

selesai mengerjakan kemudian tugas tersebut difoto lalu dikirim melalui

google classroom.
92

B. Hasil Penilaian Pembelajaran Masa Pandemi


Bentuk penilaian dan evaluasi siswa masa pandemi Covid-19

menggunakan aplikasi google classroom, pada saat siswa telah mengirim

tugas langsung diberikan penilaian oleh guru dan memiliki batas waktu

pengumpulan. Misalnya, harus menyelesaikan tugas pada pukul 09.00

untuk siswa yang lambat mengirim tugas otomatis nilainya berkurang,

berbeda dengan siswa yang cepat mengirim tugasnya. Bagi siswa yang

jarang mengumpulkan tugas tidak diberikan tugas tambahan tetapi

sebelum ujian siswa tersebut harus melengkapi semua tugas-tugas dari

awal sampai pelajaran terakhir yang telah diberikan oleh guru.

Menurut Fitrianti (2018) menyatakan bahwa proses evaluasi yang

dilakukan oleh guru, untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu

tujuan pembelajaran. Selain itu, dalam pelaksanaan pembelajaran daring

juga terdapat beberapa problem atau masalah yang dihadapi baik itu guru

maupun siswa. Problematika pembelajaran merupakan permasalahan

atau kendala pada saat proses pembelajaran yang belum dipecahkan

sehingga menghambat, mempersulit atau mengakibatkan kegagalan

dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran daring

pada kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang, belum sepenuhnya berjalan

dengan baik karena ada masalah atau problem yang masih dihadapi oleh

beberapa guru dan siswa. Berikut masalah-masalah yang dialami siswa

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang pada saat proses pembelajaran

daring, diantaranya yaitu:

Pertama, kurangnya motivasi belajar: Pada saat pembelajaran


93

daring, siswa mengalami kejenuhan saat mengikuti pembelajaran daring,

karena mereka telah mengikuti pembelajaran dari rumah sudah cukup

lama yang dimulai sejak pertengahan Maret 2020 Wahyuningsih (2021).

Beberapa siswa juga mengatakan bahwa mereka juga sudah merasa

bosan dan malas mengikuti pembelajaran daring yang sudah cukup

begitu lama, mereka juga tidak dapat bertemu dengan teman-temannya

dan juga gurunya secara langsung. Menurut Hamdu & Agustina (2011)

salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu karena adanya

motivasi belajar, dengan adanya motivasi belajar dalam diri siswa

membuat siswa akan lebih rajin belajar, tekun dan memiliki tingkat

konsentrasi tinggi pada saat proses pembelajaran.

Kedua, perbedaan pemahaman siswa: Siswa kelas XI di SMA

Negeri 4 Enrekang mempunyai karakter dan tingkat pemahaman yang

berbeda tergantung dari pemahaman siswa tersebut. Beberapa siswa

mudah mengerti materi yang diberikan guru dengan mendengarkan pesan

suara atau mengirim materi pada grub kelas namun ada juga beberapa

siswa yang sulit untuk memahami materi yang diberikan, mengenai

materi atau penugasan yang diberikan oleh guru. Pada proses

pembelajaran daring saat ini, guru langsung memberikan tugas dan

kurang memberikan penjelasan materi kepada siswa, sehingga siswa

terkadang kurang mengerti dengan tugas yang diberikan oleh guru pada

saat pembelajaran dan hal tersebut yang menyebabkan siswa jarang

mengerjakan dan mengumpulkan tugasnya, karena setiap siswa


94

mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.

Ketiga, terkendala jaringan internet dan kuota, siswa yang

bersekolah di SMA Negeri 4 Enrekang, tidak semua bisa mengakses

internet dengan cukup baik karena beberapa siswa terkendala pada

jaringan internet pada saat pelaksanaan pembelajaran daring apalagi letak

geografi siswa berbea beda . Hal tersebut terjadi karena letak rumah

siswa berbeda-beda ada yang berada pada pelosok yang susah untuk

dijangkau oleh jaringan ada juga yang letak rumahnya mudah dijangkau,

tetapi ada juga yang letak rumahnya mudah dijangkau jaringan tapi

jaringannya tidak stabil sehingga beberapa siswa tidak mengikuti proses

pembelajaran karena terkendala pada jaringan. Selain internet siswa juga

memiliki kendala lain yaitu keterbatasan kuota yang dimiliki oleh siswa

tersebut, karena keterbatasan ekonomi yang dimiliki oleh keluarga.

Keempat, kurangnya minat belajar: Minat belajar siswa

cenderung berkurang pada proses pembelajaran yang dilakukan secara

daring, terlebih lagi pembelajaran daring sudah dilaksanakan sudah

beberapa semester. Hal tersebut membuat siswa minat belajarnya

berkurang dan lebih fokus untuk bermain game online, membuka sosial

media dan tidak bisa dipungkiri bahwa siswa akan merasa bosan

ditambah lagi dengan siswa yang kurang memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran tatap muka, beberapa siswa

juga memang minat belajarnya kurang apalagi pembelajaran daring yang

dilakukan dari rumah tanpa bertemu langsung.


95

Kelima, Keterbatasan dalam mengontrol pembelajaran:

Pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang dilakukan secara tidak

langsung tetapi menggunakan sistem pembelajaran daring (Asmuni,

2020). Pada proses pembelajaran daring terdapat problem atau masalah

yang dihadapi oleh siswa sehingga menghambat proses pembelajaran,

seperti guru kurang mengontrol siswanya pada saat pembelajaran karena

proses pembelajarannya dilakukan secara daring berbeda dengan tatap

muka, guru bisa mengontrol langsung siswanya.

C. Dampak Pembelajaran Daring


a) Dampak Terhadap Guru Dan Orang Tua Proses Pembelajaran Daring

Dampak yang dirasakan pengajar yaitu seluruh mahir memakai

teknologi internet atau media umum menjadi wahana pembelajaran,

beberapa pengajar senior belum sepenuhnya sanggup memakai perangkat

atau fasilitas buat penunjang aktifitas pembelajaran online & perlu

pendampingan & training terlebih dahulu. Dan kompetensi pengajar pada

memakai tegnologi akan mensugesti kualitas acara belajar mengajar

karenanya sebelum diadakan acara belajar online para pengajar harus

diberikan training terlebih dahulu.

Beberapa impak yang dirasakan pengajar yaitu dalam proses belajar

mengajar online pada tempat tinggal tanpa wahana & prasarana memadai

pada tempat tinggal. Fasilitas ini sangat krusial buat kelancaran proses

belajar mengajar, buat pmbelajaran online pada rumahnya seharusnya

disediakan dulu fasilitasnya misalnya laptop, computer ataupun


96

handphone yang akan memudahkan pengajar buat menaruh materi belajar

mengajar secara online. Kendala selanjutnya yaitu para pengajar belum

terdapat budaya belajar jeda jauh lantaran selama ini sistem belajar

dilaksanakan merupakan melalui tatap muka, para pengajar terbiasa

berada pada sekolah buat berinteraksi bersama murid-murid, menggunaka

adanya metode pembelajaran jarak jauh menciptakan para pengajar perlu

mengikuti keadaan & mereka menghadapi perubahan baru yang secara

eksklusif akan mensugesti kualitas output belajar.

Disisi lain, bagi pengajar yaitu sekolah libur telalu lama

menciptakan para pengajar jenuh, pengajar terbiasa berada pada sekolah

buat berinteraksi menggunakan teman-temannya. Kemudian pengajara

akan kehilangan jiwa sosial bila pada sekolah mereka mampu bermain

berinteraksi dengan pengajar-pengajar lain para siswa namun kali ini

mereka biasa & hanya sendiri dirumah. Adanya pandemi covid-19

memaksa para pengajar wajib memakai teknologi, sebagai akibatnya para

pengajar wajib belajar & siap mengajar melalui jeda jauh menggunakan

teknologi. Setiap sekolah menyiapkan indera & sistem pembelajaran jarak

jauh & melakukan bimbingan teknis pada para pengajar supaya mampu

memakai teknologi modern pada pembelajaran buat

Kendala yang dirasakan orang tua yaitu sama halnya dengan para

pengajar yakni adanya penambahan biaya pembelian kuota internet.

Kendala selanjutnya yang dirasakan orang tua yaitu para orang tua harus

meluangkan waktu lebih ekstra kepada anak-anaknya untuk mendapingi


97

saat belajar online, para orang tua harus mampu membagi waktu mereka

antara pekerjaan dengan mendampingi anak saat belajar online.

Pembelajaran online juga memaksa orang tua harus mampu menggunakan

teknologi dalam mendampingi anak saat pembelajaran online dirumah.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas XI SMA Negeri 4 Enrekang

pada masa pandemi Covid-19, pihak sekolah telah menerapkan sistem

pembelajaran daring sesuai dengan ketetapan surat edaran dari pemerintah

bahwa proses pembelajaran dilakukan dari rumah melalui sistem

pembelajaran daring agar siswa tetap menjalani pelaksanaan pembelajaran

seperti tatap muka walaupun dalam pelaksanaan pembelajaran tidak

berjalan secara maksimal karena terdapat beberapa problem atau masalah

yang dihadapi selama pembelajaran daring. Adapun problem atau masalah

yang dihadapi siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran dari pada

kelas XI di SMA Negeri 4 Enrekang, yaitu: Kurangnya motivasi belajar:

Kurangnya motivasi belajar yang dimiliki siswa membuat siswa tersebut

merasa bosan mengikuti pembelajaran daring. Mereka lebih memilih tatap

muka daripada pembelajaran daring.selain itu, orang tua juga kurang

memberi dukungan kepada anaknya. Perbedaan pemahaman siswa: Pada

saat pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, ada beberapa siswa yang


98

kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru dan ada juga siswa

yang langsung menangkap materi yang diberikan guru. Hal tersebut terjadi

karena guru tidak menjelaskan secara keeluruhan materi yang diberikan.

Terkendala jaringan dan kuota internet: Beberapa siswa terkendala pada

kuota dan jaringan internet bagi siswa yang kurang mampu, sehingga

mereka tidak mengikuti proses pembelajaran. Selain itu, juga terkendala

pada jaringan internet karena berada jauh pada jangkauan jaringan.

Kurangnya minat belajar: Kurangnya minat belajar siswa membuat siswa

malas mengikuti proses pembelajaran, terlambat mengumpulkan tugas

bahkan tidak mengumpulkan tugas. Keterbatasan dalam mengontrol

pembelajaran: Pada pelaksanaan pembelajaran daring, guru sulit untuk

mengontrol satu-persatu siswanya.

2. Hasil penilaian pembelajaran

Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran dilakukan di kelas XI SMA

Negeri 4 Enrekang pada masa pandemi Covid-1 diuraikan sebagai berikut.

(1) Pemahaman siswa sendiri masih kurang dan terbatas, hanya sebagian

siswa yang mampu memahami di kelas. Rata-rata siswa mengandalkan

google sebagai refrensi dalam mencari jawaban yang bukan merupakan

hasil nalar sendiri dan kurangnya pendampingan selama pandemi. (2)

Masih sulitnya guru dalam menilai keterampilan karena guru tidak bisa

melihat langsung proses latihan siswa. Contohnya pada latihan drama,

guru hanya menerima video dari siswa dan guru tidak bisa melihat

langsung ekspresi setiap siswa dan artikulasi kadang tidak jelas. (3)
99

Penilaian dalam bentuk penilaian tes yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia selama daring masih sulit mengukur tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan dalam pelaksaan pembelajaran.

Selain itu, penilaian non tes yang digunakan selama pembelajaran daring

yaitu pada saat guru menerangkan dan langsung memberikan penilaian

bagi siswa yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan belum

maksimal. (4) Terkendala jaringan internet dan kuota, siswa yang

bersekolah di SMA Negeri 4 Enrekang, tidak semua bisa mengakses

internet dengan cukup baik karena beberapa siswa terkendala pada

jaringan internet pada saat pelaksanaan pembelajaran daring apalagi letak

geografi siswa berbea beda.

B. SARAN
Setelah melaksanakan penelitian ada beberapa saran yang diajukan oleh

peneliti, antara lain :

a. Bagi pihak sekolah Dalam pelaksanaan pembelajaran daring sebaiknya guru

meningkatkan kreatifitas, atau mencari referensi pembelajaran daring yang

menyenangkan dan efektif agar siswa tidak jenuh dalam melaksanakan

pembelajaran, guru memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya atau

dioptimalkan. Penggunaan teknologi dengan baik misalnya menggunakan

aplikasi-aplikasi penunjang pembelajaran dengan sebaik-baiknya seperti

Google Classroom, Zoom, atau Rumah Belajar yang sudah disediakan oleh

Kemdikbud. Selain itu, jika kondisi memang tidak memungkinkan untuk

menghadirkan siswa ke sekolah satu kali dalam seminggu, maka pembelajaran

tatap muka dapat diganti dengan video call atau panggilan video.
100

b. Bagi peneliti mengingat penelitian ini jauh dari kata sempurna, maka

diharapkan ada penelitian dengan tema seperti ini yang dikaji lebih dalam lagi

oleh peneliti selanjutnya. agar mengembangkan dan memberikan inovasi lain

terhadap pembelajaran dengan sistem daring. Terutama dalam penggunaannya

terkait kajian lain mengenai pembelajaran dengan sistem daring


DAFTAR PUSTAKA

Amelia C, Johni A, Betty H. (2016). The Application of Active Learning Strategy


Type of Verbal Football to Improve Student Learning Achievments on
the Subject Redoks Reaction in Class X SMA Negeri 1 Rengat. Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Riau: Riau
Amelia R. (2021). Efektivitas pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19
di sma negeri 4 enrekang kecamatan maiwa kabupaten enrekang. Skripsi
Jurusan Ilmu Administrasi : Makassar
Asmuni, A. (2020). Problematika Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-
19 dan Solusi Pemecahannya. Jurnal Paedagogy, 7(4), 281–288.
Dewi RS, Ajeng P. (2021). Kesiapan Guru Pembelajaran Daring dengan Media
Digital. Jurnal Pendidikan Tambusai:Bekasi
Fernanda EP, Rika PFA, Tauik H. (2020). Analisis proses pembelajaran dalam
jaringan (daring)pada mata pelajaran ekonomi di tengah pandemi covid -
19 di smpn 1 padangan (studi kasus pada guru ips): Bojonegoro
Fitrianti, L. (2018). Prinsip kontinuitas dalam evaluasi proses pembelajaran. Al-
Ishlah: Jurnal Pendidikan, 10(1), 89–102.
Handayani, Eka Selvi dan Hani Subati. 2020. Analisis Pembelajaran Daring
Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Basataka, 3 (2),
81-89.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap
prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1),
90–96.
Harjono DK, Tim Penulisan Karya Ilmiah Dosen Panitia Dies Natalis ke 67 UKI.
(2020). Bunga Rampai Karya Ilmiah Dosen “Digitalisasi dan
Internasionalisasi Menuju APT Unggul dan UKI Hebat” Dies Natalis ke
67 Universitas Kristen Indonesia. UKI Press: Jakarta Timur.
Hasanah,dkk.2020.Analisis Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi Covid-
19.Jurnal Pendidikan. Volume 1, No. 1.
Kamhar MY, Lestari E. (2019). Pemanfaat Sosial Media Youtube Sebagai Media
Pembelajaran Bahasa Indonesia DI Perguruan Tinggi. INTELIGENSI:
Jurnal Ilmu Pendidikan p-ISSN: 2656-8675 e-ISSN: 2656-601X: Malang
Kirom, Askhabul. 2017. Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses
Pembelajaran Berbasis Multikultural. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3,
69-80.
Kuntarto, E. (2017). Keefektifan Model Pembelajaran Daring dalam Perkuliahan
Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Indonesian Language Education
and Literature, 3(1), 99-110. 10.24235/ileal. v3i1.1820
Manik E. (2021). Menimbang Kompetensi Calon Guru Matematika dalam
Penyelenggaraan Pembelajaran Daring. JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika): Medan.
Mukhlison. (2021). Kendala pembelajaran jarak jauh dan solusinya. Di akses 24
Desember 2021.https://www.stit-alkifayahriau.ac.id/kendala-
pembelajaran-jarak-jauh-dan-solusinya/

70
71

Oktamaroza, Amirul M, Syahrial (2021). Problematika guru terhadap


pembelajaran tematik terpadu berbasis daring pada masa pandemi covid-
19 di
kelas iii sekolah dasar negeri 206/iv kota jambi. Jurnal Tematik DIKDAS
: Jambi.
Safitri. Nawang Galuh, dkk. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Penerapan
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. 2020.
Setiawati SM. (2018). Telaah teoritis: apa itu belajar ? . “HELPER” Jurnal
Bimbingan dan Konseling FKIP UNIPA: Surabaya.
Sugiyono, 2018. Memahami penelitian Kuantitatif kualitatif dan
R & d. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata &Nana Syaodih. (2004)Landasan Psikologi, : Proses Pendidikan.
Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2020 Tentang Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) di Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan
Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease (COVID-19).
Sutrisno, Sutrisno, V. L. P., dan Siswanto, B. T. (2016). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Praktik
Kelistrikan Otomotif SMK di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 6 (1), 111-120.
Sutrisno, Sutrisno, V. L. P., dan Siswanto, B. T. (2016). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Praktik
Kelistrikan Otomotif SMK di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan
Vokasi, 6 (1), 111-120.
Taradisa N, Nida J, Emalfida. (2020). Kendala yang dihadapi guru mengajar
daring pada masa pandemi covid-19 di min 5 Banda Aceh. Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Jl. Syech Abdur Rauf Kopelma
Darussalam Banda Aceh: Banda Aceh.
Wahyuningsih, K. S. (2021). Problematika Pembelajaran Daring Di Masa
Pandemi Covid-19 Di Sma Dharma Praja Denpasar. Pangkaja: Jurnal
Agama Hindu, 24(1), 107–118.
72

LAMPIRAN
73

Lampiran 1
Pedoman Wawancara Guru

Responden : Sri Marwani, S.Pd.


Status : Guru bahasa Indonesia
Hari / Tanggal : Rabu, 20
Juli 2022
Tempat : Sekolah
Waktu :09.00 – 10.00

No. Aspek Indikator Pertanyaan


1. Penggunaan - 1. Seperti apa bahan ajar yang
Bahan Ajar digunakan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dengan daring
selama pandemi Covid-19 ?
mengapa !
2. Apakah bahan ajar yang
digunakan sesuai dengan
standard kompetensi dan
kompetensi dasar dalam
kurikulum 2013 pembelajaran
bahasa Indonesia dengan daring
selama pandemic Covid-19 ?
3. Apakah bahan ajar yang
disajikan mudah dipahami
siswa dalam pembelajaran
bahasa Indonesia dengan
74

daring?

2. Media - 1. Aplikasi apa yang digunakan


Pembelajaran pada saat pembelajaran daring ?
Apa alasannya ?
2. Apakah media yang digunakan
mudah diakses oleh siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
selama pandemi?
3. Apakah kelebihan dan
kekurangan aplikasi yang
digunakan ?
3. Strategi 1. Bagaimana strategi
pembelajaran pembelajaran yang diterapkan
dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dengan daring?
2. Apakah strategi pembelajaran
tersebut sudah efektif
diterapkan pada pembelajaran
bahasa Indonesia secara daring?
3. Bagaimana strategi menghadapi
siswa yang kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran daring?

4. Metode - 1. Metode apakah yang digunakan


pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran
daring ?
2. Bagaimana sistem pembelajaran
selama daring yang di gunakan
dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana proses pelaksanaan
75

evaluasi belajar pada metode


pembelajaran daring?
4. Apakah kelebihan dan
kekurangan metode
pembelajaran daring yang
dilakukan saat ini?

5. Interaksi guru - 1. Apakah guru dapat memantau


dan siswa siswa sepenuhnya dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
dengan daring selama pandemi
Covid-19?
2. Apakah guru dan siswa mampu
berkomunikasi secara aktif ?
3. Apakah materi yang
disampaikan guru mampu
diterima oleh siswa ?
4. Apakah siswa tidak takut untuk
menyampaikan atau menjawab
pertanyaan dari guru ?
5. Apakah guru dapat memberikan
penjelasan supaya mudah
dipahami siswa ?
4. Rana 1. Pengetahuan 1. Apakah yang di nilai pada
Penilaian aspek pengetahuan ?
2. Bagaimana proses penilaian
pengetahuan yang dilakukan ?
3. Apakah siswa mampu
memahami materi yang
disajikan oleh guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
76

dengan daring selama pandemi


Covid-19?
4. Kesulitan apa yang dihadapi
dalam melakukan penilaian
pengetahuan pada pembelajaran
bahasa Indonesia di masa
pandemi Covid- 19 ini ?
2. Sikap 1. Apakah yang di nilai pada
aspek sikap ?
2. Apakah pembelajaran bahasa
Indonesia dengan daring
mampu mengontrol sikap siswa
selama pandemi Covid-19 ?
3. Bagaimana proses penilaian
sikap yang dilakukan guru
terhadap siswa dalam
pembelajaran bahasa
Indonesia ?
4. Kesulitan apa yang di hadapi
dalam melakukan penilaian
sikap pada pembelajaran bahas
Indonesia di masa pandemi ?
3. Keterampilan 1. Apakah yang di nilai pada
aspek keterampilan ?
2. Apakah pembelajaran bahasa
Indonesia dengan daring dapat
meningkatkan keterampilan
belajar siswa ?
3. Bagaimana bentuk penilaian
keterampilan yang dilakukan
pada pembelajaran bahasa
77

Indonesia ini?
4. Kesulitan apa yang di hadapi
dalam melakukan penilaian
keterampilan pada
pembelajaran bahas Indonesia
di masa pandemi ?
1. Tes 1. Bagaimana bentuk penilaian tes
yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
selama daring ?
2. Bagaimanakah cara mengukur
tingkat pemahaman siswa
Bentuk
5. terhadap materi yang
Penilaian
disampaikan dalam pelaksaan
pembelajaran ?
3. Non Tes 1. Bagaimana bentuk penilaian
non tes yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
dengan daring ?
Pedoman Wawancara Siswa 2
Responden : Adriani

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu,

20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 10.38 – 11.45


78

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?

Pedoman Wawancara Siswa 3


Responden : Nur Aisyah Sarif

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.06 – 14.15

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?


79

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?

Pedoman Wawancara Siswa 4

Responden : Chandra Andaya

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu,

20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.18 – 11.25

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya


80

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?


Pedoman Wawancara Siswa 5

Responden :Luthfiah Latifah

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu,

20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.28– 11.35

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?


2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya dengan
tatap muka?
3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?
4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang
disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?
81

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?
6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran
daring?
7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?
Alasannya?
8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?
Pedoman Wawancara Siswa 6

Responden : Khairunnisa Winda Pratiwi

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu,

20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.37– 11.45

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?
82

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?


Pedoman Wawancara Siswa 7

Responden : Muh. Hidayat Situru

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu,

20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.47– 11.55

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?
83

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?

Pedoman Wawancara Siswa 8

Responden : Rizky Indra Syaputra

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.56– 12.00

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?
84

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?

Pedoman Wawancara Siswa 9

Responden : Alfian Yunus

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 12. 01 – 12.15

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?
85

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?


Pedoman Wawancara Siswa 10

Responden : Rezky Kurniarahma

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 12. 17 – 12.21

Daftar Pertanyaan:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran daring bahasa Indonesia?

2. Apakah pembelajaran daring berjalan efektif sama halnya

dengan tatap muka?

3. Apakah kamu terlibat aktif dalam pembelajaran daring?

4. Pada proses pembelajaran daring, apakah materi yang

disampaikan guru mudah dimengerti atau tidak?

5. Pada saat guru memberikan tugas, apakah kamu langsung


mengerjakan?

6. Menurut kamu, aplikasi apa yang kamu sukai dalam pembelajaran


daring?

7. Apakah kamu lebih suka pembelajaran daring atau tatap muka?


Alasannya?

8. Apa saja kendala pada saat mengikuti pembelajaran daring?


86

Lampiran 2

Transkripsi Hasil Wawancara Guru

Kode Responden :S
Status : Guru bahasa Indonesia
Hari / Tanggal : Rabu, 20
Juli 2022
Tempat : Sekolah
Waktu :09.00 – 10.00

Pertanyaan Hasil

1. Seperti apa bahan ajar yang digunakan - Bahan ajar yang digunakan selama daring
itu buku paket bahasa Indonesia. Tapi kalau
dalam pembelajaran bahasa Indonesia
sudah tatap muka, yang digunakan buku
dengan daring selama pandemi Covid-19 ? wajib dan banyak buku referensi yang
dipakai dari perpus.
mengapa !
2. Apakah bahan ajar yang digunakan sesuai - Iya
dengan standard kompetensi dan kompetensi
dasar dalam kurikulum 2013 pembelajaran
- Iya, kapan mudah nanti tidak terpecahkan
bahasa Indonesia dengan daring selama itu
pandemic Covid-19 ?
3. Apakah bahan ajar yang disajikan mudah
dipahami siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dengan daring?

1. Aplikasi apa yang digunakan pada saat - Aplikasi yang digunakan itu Whatsapp dan
google classroom. Tapi yang sering
pembelajaran daring ? Apa alasannya ?
digunakan itu hanya Wa karna kalau google
2. Apakah media yang digunakan mudah classroom bagus sebenarnya di pakai,
kadang ada siswa yang tidak mendukung
diakses oleh siswa dalam pembelajaran
jenis androidnya dan jaringan .
bahasa Indonesia selama pandemi? Awal awalnya memakai aplikasi zoom dan
google meet tapi, banyak siswa yang
3. Apakah kelebihan dan kekurangan aplikasi
jaringan tempat tinggalnya tidak memadai
yang digunakan ? untuk menggunakan aplikasi zoom.
87

Whatsapp digunakan untuk menyampaikan


materi dan classroom digunakan untuk
mengirim tugas.Tapi fokus di Whatsapp
saja. Proses pembelajaran daring berbeda
dengan tatap muka, karena tatap muka itu
kita betul-betul bisa mengontrol siswa
sedangkan kalau daring disitulah
kendalanya daring karena kita tidak bisa
mengontrol siswa.
1. Bagaimana strategi pembelajaran yang - Selama daring, guru dan siswa tidak pernah
melakukan pembelajaran tatap muka
diterapkan dalam pembelajaran bahasa
menggunakan aplikasi. Tidak tatap muka
Indonesia dengan daring? tapi kita telfon langsung. Jika ada siswa
yang tidak mengerti jadi guru mengirimkan
2. Apakah strategi pembelajaran tersebut sudah
rekaman suara. Jadi setiap guru menjelaskan
efektif diterapkan pada pembelajaran bahasa dengan cara di rekam dan dikirim di grup
kelas. kadang ada siswa yang kurang
Indonesia secara daring?
mengerti, itu materi di foto dan dikirim
3. Bagaimana strategi menghadapi siswa yang lewat whatsapp.
- Biasa ini yang kurang aktif disuruh datang
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran
kesekolah karna ada siswa yang di berikan
daring? tugas tapi tidak di kerjakan. Makanya di
panggil untuk kesekolah untuk di bimbing
dan di berikan arahan tersendiri.

1. Metode apakah yang digunakan pada - Metode membaca, diskusi . kalau diskusi itu
anak anak di suruh berkelompok. Misalnya
pelaksanaan pembelajaran daring ?
siswa yang sama- sama satu kampung
2. Bagaimana sistem pembelajaran selama mereka membuat kelompok untuk
memudahkan. Jadi diskusi tetap berjalan.
daring yang di gunakan dalam mata
- Kalau evaluasi di buatkan soal.
pelajaran bahasa Indonesia?
- Kalau kekurangan itu kita tidak bisa pantau
3. Bagaimana proses pelaksanaan evaluasi
langsung siswa dan juga tidak efektif.
belajar pada metode pembelajaran daring?
4. Apakah kelebihan dan kekurangan metode
pembelajaran daring yang dilakukan saat
ini?

1. Apakah guru dapat memantau siswa - Tidak,kita tidak bisa pantau siswa
sepenuhnya. Alasannya karna tempat
sepenuhnya dalam pembelajaran bahasa
tinggal siswa yang jauh.
Indonesia dengan daring selama
- Iya aktif, tapi tidak semua siswa merespon.
88

pandemi Covid-19? Paling yang rajin saja.


2. Apakah guru dan siswa mampu
- kurang, tapi kadang yang pintar saja. Tatap
berkomunikasi secara aktif ? muka saja menjelaskan ada siswa yang
belum mengerti
3. Apakah pesan yang disampaikan guru
- takut dan tidak berani
mampu diterima oleh siswa ?
- kalau dari guru sendiri mampu dan berusaha
4. Apakah siswa tidak takut untuk
memberikan penjelasan, tapi dari beda –
menyampaikan atau menjawab beda cara siswa menerima materi. Keadaan
juga tidak memungkinkan. Ditambah siswa
pertanyaan dari guru ?
yang tidak aktif.contohnya saja, siswa
5. Apakah guru mampu memberikan diberikan absen tapi ada yang sampai
malam belum mengisi kadang sampai
penjelasan supaya mudah dipahami
berminggu – minggu baru mengisi absen.
siswa ?

1. Apakah yang di nilai pada aspek - Untuk aspek pengetahuan itu sendiri.
Kemampuannya anak – anak menerima
pengetahuan ?
materi pelajaran sesuai standar kompetensi.
2. Bagaimana proses penilaian pengetahuan - Tes dan kuis. Anak- anak di buatkan soal
baru dikirimkan linknya. Kalau misalnya
yang dilakukan ?
siswa tidak bisa membuka file baru
3. Apakah siswa mampu memahami materi dikirimkan ulang fotonya.
- Jelas tidak, kurang sekali. Sebagian
yang disajikan oleh guru dalam
memang siswa yang bisa tapi hanya yang
pembelajaran bahasa Indonesia dengan pintar, rajin dan dominan di kelas.
- Rata- rata anak sekarang itu ketergantungan
daring selama pandemi Covid-19?
dengan google kalau mencari jawaban. Itu
4. Kesulitan apa yang dihadapi dalam kesulitan siswa sekarang karna jawaban
bukan hasil pemikirannya sendiri. Apa lagi
melakukan penilaian pengetahuan pada
selama pandemi yang tidak di pantau.
pembelajaran bahasa Indonesia di masa
pandemi Covid- 19 ini ?

1. Apakah yang di nilai pada aspek sikap ? - Untuk penilaian aspek sikap itu dilihat dari
ketepatan waktu, rajin mengerjakan
2. Apakah pembelajaran bahasa Indonesia
tugasnya, cara menjawab
dengan daring mampu mengontrol sikap - kesulitan penilaian sikap kalau berpatokan
di RPP itu saya tidak tahu apakah siswa
siswa selama pandemi Covid-19 ?
perhatikan betul penjelasan ku. Guru tidak
3. Bagaimana proses penilaian sikap yang mengetahui apakah siswa betul- betul
melihat atau dia hanya mencontek pekerjaan
dilakukan guru terhadap siswa dalam
temannya.
pembelajaran bahasa Indonesia ?
89

4. Kesulitan apa yang di hadapi dalam


melakukan penilaian sikap pada
pembelajaran bahas Indonesia di masa
pandemi ?

1. Apakah yang di nilai pada aspek - Kalau aspek keterampilan itu ada praktek,
portofolio .
keterampilan ?
- Kalau kesulitannya itu, kita tidak bisa
2. Apakah pembelajaran bahasa Indonesia melihat langsung. Misalnya drama , kita
tidak bisa melihat langsung ekspresinya.
dengan daring dapat meningkatkan
Jelas beda kalau di videokan dan
keterampilan belajar siswa ? artikulasinya kurang jelas.
3. Bagaimana bentuk penilaian keterampilan
yang dilakukan pada pembelajaran bahasa
Indonesia ini?
4. Kesulitan apa yang di hadapi dalam
melakukan penilaian keterampilan pada
pembelajaran bahas Indonesia di masa
pandemi ?

1. Bagaimana bentuk penilaian tes yang - Penilainnya dengan portofolio, dan


memberikan tugas
digunakan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia selama daring ? - Dengan cara menguji
2. Bagaimanakah cara mengukur tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan dalam pelaksaan
pembelajaran ?

1. Bagaimana bentuk penilaian non tes yang - Misalnya sementara menerangkan, disitu
guru langsung memberikan penilaian bagi
digunakan dalam pembelajaran bahasa
siswa yang mampu menjawab. Itu untuk
Indonesia dengan daring ? penilaian lisannya.
90

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 1

Kode Responden : AJFM

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :
91

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 10.30 – 10.36

No. Pert Hasil


any
aan
Bagaimana pelaksanan Menurut saya pembelajaran daring itu
1. pembelajaran daring bahasa kurang efektif karna mungkin banyak murid
Indonesia?
yang tidak memahami pelajaran karna di
pengalaman saya sendiri, guru saya cuman
memberikan catatan, absen dan selesai.

Apakah pembelajaran daring Menurut saya lebih efektif tatap muka.


2. terlaksana secara efektif sama Karna kalau tatap muka kita bisa melihat
halnya dengan tatap langsung guru yang menjelaskan di atas.
muka? Karna banyak murid yang tidak bisa
memahami pelajaran kalau tidak melihat
gurunya secara langsung menjelaskan.

Apakah kamu lebih suka Tatap muka, karena bisa bermain dengan
3. pembelajaran daring atau tatap teman-teman kalau daring sepi dan tidak
muka? Alasannya? ada teman ngobrol. Kalau tatap muka bisa
kumpul sama teman-
teman yang lain.

Aplikasi apa yang Aplikasi yang digunakan khususnya


4. digunakan pada belajar bahasa Indonesia yaitu Whatsapp
pelaksanaan pembelajaran dan classroom.Pengumpulan tugasnya
daring? biasa melalui classroom dan daftar hadir
biasanya melalui
whatsapp.
Apakah kamu terlibat aktif Iya, kalau masalah aktif di dalam kelas,
5. dalam pembelajaran daring? saya pribadi terbilang terlibat aktif Selama
pembelajaran daring.
Pada proses pembelajaran Iya, tapi mungkin sebagian teman saya
6. daring, apakah materi yang susah di pahami tapi kalau saya bisa
92

disampaikan guru mudah cerna sedikit.


dimengerti atau tidak?
Pada saat guru Kalau saya langsung di kerjakan. Kadang
7. memberikan tugas, juga di tunda sedikit tapi tidak pernah
apakah kamu langsung lewat batas waktu yang ditentukan.
mengerjakan?
Apa saja kendala pada saat kalau soal kendala, saya terkendala di
8. mengikuti pembelajaran daring? terlambat bangun. Persoalan jaringan
internet, kebetulan saya mempunyai
jaringan Wifi di rumah, walaupun tidak ada
data tapi masih bisa mengakses internet
untuk mengikuti pembelajaran.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 2


Kode Responden : AD

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 10.38 – 11.45

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Kalau terkhusus bahasa


1. daring bahasa Indonesia? Indonesia kak guru biasa kirim
materi atau screensot tugas yang
ingin di kerjakan, guru biasanya
kirim di grup.
Apakah pembelajaran daring terlaksana Tidak, karena kalau belajaran
93

2. secara efektif sama halnya dengan tatap daring biasanya terkendala pada
muka? materi yang disampaikan karena
susah dimengerti dan jaringan
juga. Kebanyakan siswa tidak
mempelajari pelajaran mereka
hanya sekedar mengerjakan tugas
dan bergantung di google.
Apakah kamu lebih suka pembelajaran Tatap muka. Lebih aktif orang
3. daring atau tatap muka? Alasannya? bertanya dan dimengerti kalau
dikasi pembelajaran dan lebih
mudah dipahami materinya
karena dijelaskan secara
langsung oleh guru kalau daring
biasanya melalui pesan suara
dari guru menjelaskan biasanya
kurang di mengerti.
Aplikasi apa yang digunakan pada Kalau untuk pembelajaran
4. pelaksanaan pembelajaran daring? bahasa Indonesia menggunakan
whatsapp dan classroom.
Apakah kamu terlibat aktif dalam Iya, bisa di katakan terlibat aktif.
5. pembelajaran daring?
Pada proses pembelajaran daring, Saya kadang mengerti kadang
6. apakah materi yang disampaikan guru juga tidak mengerti dengan
mudah dimengerti atau tidak? materi yang disampaikan guru.

Pada saat guru Kadang kalo pekerjaan rumah


7. memberikan tugas, sudah selesai jadi baru di
apakah kamu langsung mengerjakan? kerjakan.
Apa saja kendala pada saat mengikuti Kalau faktor jaringan dirumah
8. pembelajaran daring? itu lumayan bagus. Kalau
masalah lain, biasnya sebelum
kerjakan tugas saya bantu orang
tua dulu.

Kurang mudah dipahami, karena


penjelasan materinya kurang
saya pahami selain itu
penjelasan materi yang
disampaikan guru hanya
beberapa saja yang dijelaskan
94

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 3

Kode Responden : NAS

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.06 – 14.15

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan Kalau masalah pembelajaran daring bisa


1. pembelajaran daring dikatakan terkendala dalam beberapa faktor,
bahasa Indonesia? kalau saya pribadi terkendala di jaringan

Apakah pembelajaran Bisa dikatakan tidak efektif, karna banyak


2. daring terlaksana secara siswa yang curang dalam mengerjakan tugas.
efektif sama halnya
dengan tatap
muka?
Apakah kamu lebih suka Tatap muka, karna ada beberapa pelajaran
3. pembelajaran daring termasuk bahasa Indonesia yang menilai
atau tatap muka? dalam hal sikap, jadi guru mata pelajaran
Alasannya? bisa langsung menilai siswa, karna selama di
rumah belajar penilaian guru itu menilai
siswa yang paling cepat mengirim tugas di
grup kelas. Walapun kami pintar dan cepat
mengerjakan dan mengirim tugas, tapi
jaringan tidak mendukung.
95

Aplikasi apa yang Khusus pelajaran bahasa Indonesia itu hanya


4. digunakan di whatsapp saja. Karna lebih cepat di akses
pada
pelaksanaan
pembelajaran daring?
Apakah kamu Kadang tidak, karna masalah di rumah,
5. terlibat aktif kadang saya mau kerjakan tugas tapi di
dalam pembelajaran suruh orang tua. Setiap saya belajar sering
daring? terpotong- potong. Jadi biasa semangat saya
menurun.

Pada proses Kadang ada yang dipahami, kadang ada juga


6. pembelajaran daring, yang tidak dipahami. Karna saya pribadi
apakah materi yang biasanya ingin bertanya ke guru di grup
disampaikan guru kelas tapi kadang tidak di respon oleh guru.
mudah dimengerti atau Tidak seperti di dalam kelas kita langsung
tidak? bertanya. Kalau di grup kita baru mengetik
dulu. Itupun kalau guru membacanya. Guru
hanya sekedar memberikan materi dan
tugas. Kadang susah juga.
Pada saat guru Kalau batas pengumpulan itu hari kadang
7. memberikan langsung mengerjakan kadang juga beberapa
tugas, apakah hari baru mengerjakan. Selama
kamu langsung pembelajaran daring, banyak siswa saling
mengerjakan? menunggu, bisa di katakana satu jawaban
untuk satu kelas.
Apa saja kendala pada Kendala pada saat pembelajaran yang sering
8. saat mengikuti saya alami yaitu, terkendala pada jaringan
pembelajaran daring? dan kadang di suruh orang tua. Biasa
sementara belajar atau mengirim tugas
jaringan tiba-tiba jelek dan ada juga teman
yang rumahnya itu susah untuk dijangkau
jaringan.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 4

Kode Responden : CA
96

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.18 – 11.25

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Yang pastinya kurang efektif,


1. daring bahasa Indonesia? karna tidak ada pelatihan
kedisiplinan para siswa dan
berpengaruh ke efektifan belajar.
Apakah pembelajaran daring terlaksana Tidak karena kalau daring
2. secara efektif sama halnya dengan tatap malas-malasan kerja tugas,
muka? biasanya kalau di rumah
teralihkan pikiran.
Apakah kamu lebih suka pembelajaran Yang jelasnya tatap muka, karna
3. daring atau tatap muka? Alasannya? penjelasan yang diberikan lebih
efektif dan mudah di mengerti.
Dari segi persaingan juga
meningkatkan lagi minat belajar
untuk menjadi nomor satu.
Kalau tatap muka ada penilaian
akhlak, sikap dan pengetahuan
dan penilaian langsung dari
guru.
Aplikasi apa yang digunakan pada Terutama Whatsapp untuk alat
4. pelaksanaan pembelajaran daring? komunikasi dan di awal
pembelajaran memakai google
classroom. Tapi lama-lama sudah
tidak terpakai.
Apakah kamu terlibat aktif dalam Aktif
5. pembelajaran daring?
97

Pada proses pembelajaran daring, Untuk saya pribadi karna ada


6. apakah materi yang disampaikan guru bakat di bidang akademik dan
mudah dimengerti atau tidak? mudah memahami. Jadi jika ada
penjelasan yang di kirim guru
paling sedikit 50% saya mengerti
dari pembelajaran. Guru juga
terkendala saat menjelaskan,
itupun untuk siswanya ketika di
berikan video penjelasan pasti
ada yang tidak nonton dan ada
yang tidak pelajari. Dari kedua
sisi pasti punya kekurangan
masing- masing.

Pada saat guru memberikan tugas, Awal mulanya langsung


7. apakah kamu langsung mengerjakan? dikerjakan karna mungkin terlalu
terbiasa dengan internet jadi
kadang menunda nunda kalau ada
tugas.
Apa saja kendala pada saat mengikuti Kalau saya pribadi termasuk
8. pembelajaran daring? keluara dalam kategori ekonomi
rendah, awal mula pembelajaran
daring itu saya tidak mempunyai
android, jadi saya pakai laptop
dan itu agak susah karna laptop
tidak bisa di standbay kan 24
jam. Sedangkan komunikasi
antara siswa dan guru itu terjadi
di sekitaran jam 6 pagi sampai
jam 10 malam.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 5

Kode Responden : LL

Status :

Siswa kelas XI
98

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.28– 11.35

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan Terkhusus bahasa Indonesia kalau


1. pembelajaran daring bahasa saya pribadi lumayan lancar, karna
Indonesia? kebetulan jaringan di tempat saya
lumayan bagus. Jadi mudah
mengakses intenet.
Apakah pembelajaran daring Tidak efektif, karena kalau daring
2. terlaksana secara efektif sama lewat online sedangkan tatap muka
halnya dengan tatap muka? bisa bertemu
langsung.
Apakah kamu lebih suka Tatap muka, karena tatap muka lebih
3. pembelajaran daring atau tatap gampang kalau ada
muka? Alasannya? Masalah dan mudah di mengerti.
Aplikasi apa yang digunakan Kalau bahasa Indonesia memakai
4. pada pelaksanaan pembelajaran aplikasi whatsapp gurunya.
daring?
Apakah kamu terlibat aktif Iya, kadang aktif kadang tidak.
5. dalam pembelajaran daring?
Pada proses pembelajaran Tidak, karna terkadang materinya
6. daring, apakah materi yang kurang dipahami kalau tidak di
disampaikan guru jelaskan langsung .
mudah dimengerti atau tidak?
Pada saat guru Tidak. Kadang saya selesaikan dulu
7. memberikan tugas, tugas sebelumnya. Kalau sudah
apakah kamu langsung selesai baru saya mengerjakan tugas
selanjutnya.
mengerjakan?
Apa saja kendala pada saat kendalanya itu biasa jaringan,
8. kuota, terkadang juga banyak
mengikuti pembelajaran daring?
disuruhkan dirumah.
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 6
99

Kode Responden : KWP

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.37– 11.45

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Menurut saya khususnya


1. daring bahasa Indonesia? pembelajaran bahasa Indonesia
mungkin beda dengan kelas –
kelas yang lain karna guru yang
mengajar di kelas itu sefrekuensi
dengan siswanya. Guru yang
mengajar di kelas itu bagus
caranya menjelaskan dan di
mengerti. Tugas tidak sekedar
dikirim saja lewat chat tapi juga
di jelaskan lewat rekaman suara.
Jadi tidak membosankan.

Apakah pembelajaran daring terlaksana Tidak, karena kalau


2. secara efektif sama halnya dengan tatap pembelajaran daring susah
muka? untuk mengerti materinya. Lebih
efektif tatap muka supaya lebih
terasa persaingan di dalam kelas.

Apakah kamu lebih suka pembelajaran Lebih suka tatap muka, biar kita
3. daring atau tatap muka? Alasannya? pintar atau rajin tapi terlambat
kumpul tugas karna faktor
jaringan, yang dinilai itu yang
cepat kumpul tugas. Apa lagi
100

rata-rata teman kelas ku


lumayan pintar itu tempat
tinggalnya semua di daerah
pelosok yang kurang bagus
jaringannya.
Aplikasi apa yang digunakan pada Whatsapp
4. pelaksanaan pembelajaran daring?

Apakah kamu terlibat aktif dalam Aktif..


5. pembelajaran daring?
Pada proses pembelajaran daring, Kalau khusus pelajaran bahasa
6. apakah materi yang disampaikan guru Indonesia itu lumayan di
mudah dimengerti atau tidak? pahami. Tapi lebih di pahami
kalau tatap muka dan ketemu
langsung dengan gurunya.

Pada saat guru memberikan tugas, Biasa tidak.


7. apakah kamu langsung mengerjakan?
Apa saja kendala pada saat mengikuti Kalau kendala mungkin ke
8. pembelajaran daring? penyimpanan hp. Karna banyak
file, foto-foto dan video yang di
kirim oleh guru. Kalau jaringan
kebetulan di rumah itu pakai
wifi.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 7

Kode Responden : MHS

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah
101

Waktu : 11.47– 11.55

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Kalo saya pribadi kurang


1. daring bahasa Indonesia? efektif. Karna banyak materi
yang kurang di pahami apa lagi
tidak bisa menanyakan langsung
ke gurunya.

Apakah pembelajaran daring terlaksana Tidak. Hanya sebagian teman


2. secara efektif sama halnya dengan tatap yang ikut pembelajaran daring.
muka? Sedikit waktu untuk kerja tugas
dan lebih banyak waktu untuk
main game. Kadang dikerja
kadang juga tidak.
Apakah kamu lebih suka pembelajaran
Tatap muka, karena bisa
3. daring atau tatap muka? Alasannya?
komunikasi dengan teman-
teman. Beda kalau dirumah
biasa bosan. Tidak sepenuhnya
juga belajar. Kadang ada yang
sementara pembelajaran tapi
lain dikerja contohnya main
game.
Aplikasi apa yang digunakan pada Classroom, biasanya di foto
4. pelaksanaan pembelajaran daring? terus dikirim di classroom.
Kalau whatsapp untuk mengisi
daftar hadir dan penyampaian
materi.

Apakah kamu terlibat aktif dalam Tidak.


5. pembelajaran daring?
Pada proses pembelajaran daring, Menurut saya kurang di
6. apakah materi yang disampaikan guru mengerti. Karna penyampaiannya
mudah dimengerti atau tidak? kurang lengkap.
Pada saat guru memberikan tugas, Tidak langsung mengerjakan
7. apakah kamu langsung mengerjakan? tugas, biasa mau di kumpul baru
dikerja kalau ada waktu dan
102

semangat. Kadang main game


dulu. Biasanya juga meminta
tugas teman yang sudah selesai.
Apa saja kendala pada saat mengikuti Pas disuruh orang tua ke kebun.
8. pembelajaran daring? Jaringan biasa jelek dan kuota.
Selain itu, kalau ada tugas
ditunda-tunda terus nanti baru
dikerja karena biasa malas
mengerjakan tugas langsung.
Masalah penyimpanan itu aman.

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 8

Kode Responden : RIS

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 11.56– 12.00

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Menurutku pembelajarannya itu


1. daring bahasa Indonesia? kurang lancar dan efektif.
Kendala jaringan juga

Apakah pembelajaran daring terlaksana Tidak


2. secara efektif sama halnya dengan tatap
muka?
103

Apakah kamu lebih suka pembelajaran Tatap muka, karena guru


3. daring atau tatap muka? Alasannya? langsung menjelaskan di depan
siswa. Jadi bisa dipahami
materiya. Kalau daring hanya
dikirimkan soal dan catatan
terus dikerja baru dikumpul
tanpa di jelaskan.
Aplikasi apa yang digunakan pada Whatsapp dan Classroom.
4. pelaksanaan pembelajaran daring?
Apakah kamu terlibat aktif dalam Pernah aktif pernah juga tidak.
5. pembelajaran daring? Kadang bertanya kalau tidak di
pahami.
Pada proses pembelajaran daring, Menurut saya kurang di
6. apakah materi yang disampaikan guru mengerti. Karna penyampaiannya
mudah dimengerti atau tidak? kurang lengkap.
Pada saat guru memberikan tugas, Tidak, kadang ditunda dan
7. apakah kamu langsung mengerjakan? ditunggu menumpuk dulu. Baru
dikerja.

Apa saja kendala pada saat mengikuti Jaringan dan kuota yang habis.
8. pembelajaran daring? .

Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 9

Kode Responden : AY

Status :

Siswa kelas XI

Hari/Tanggal :

Rabu, 20 Juli 2022

Tempat :

Sekolah

Waktu : 12. 01 – 12.15

N Pertan Hasil
o. yaan
104

Bagaimana pelaksanan Menurut saya kurang efektif, ada


1. pembelajaran daring beberapa kendala seperti jaringan
bahasa Indonesia? dan kadang disuruh orang tua di
rumah.
Apakah pembelajaran daring Tidak
2. terlaksana secara efektif sama
halnya dengan tatap muka?
Apakah kamu lebih suka Tatap muka, karna bisa bertanya
3. pembelajaran daring atau tatap puas sama guru. Karna gurunya
muka? Alasannya? kalau daring itu susah
menjelaskan.

Aplikasi apa yang Classroom dan whatsapp


4. digunakan pada pelaksanaan
pembelajaran daring?
Apakah kamu terlibat aktif Kurang aktif, karna banyak juga
5. dalam pembelajaran daring? urusan di rumah. Kurang sekali
juga persaingan kalau daring.
Pada proses pembelajaran Kurang di mengerti karna guru
6. daring, juga cuek. Setelah memberikan
apakah materi yang disampaikan tugas ke siswa tidak buka lagi grup.
guru mudah dimengerti atau tidak?
Guru hanya menunggu tugas yang
dikumpul.
7. Pada saat guru Agak malas kalau di rumah dan
memberikan selalu menunda kalau ada tugas.
tugas, apakah kamu Mau dikerja tapi tidak di mengerti.
langsung mengerjakan?
Kadang juga mau bertanya tapi
tidak di respon sama guru.
Apa saja kendala pada saat Jaringan dan kuota yang habis.
8. mengikuti pembelajaran daring? .
Transkripsi Hasil Wawancara Siswa 10

Responden : RK

Status :Siswa kelas XI

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Juli 2022

Tempat : Sekolah

Waktu : 12. 17 –
105

12.21

No. Pertanyaan Hasil

Bagaimana pelaksanan pembelajaran Cukup lancar karna guru juga


1. daring bahasa Indonesia? selalu memberikan tugas.

Apakah pembelajaran daring terlaksana Kalau saya pribadi efektif, karna


2. secara efektif sama halnya dengan tatap nilaiku lebih tinggi dari
muka? sebelumnya.
Apakah kamu lebih suka pembelajaran Tatap muka
3. daring atau tatap muka? Alasannya?
Aplikasi apa yang digunakan pada Whatsapp, classroom, teams dan
4. pelaksanaan pembelajaran daring? google meet. Tapi yang sering di
pakai itu aplikasi Whatsapp
untuk mengumpul tugas.
Apakah kamu terlibat aktif dalam Iya
5. pembelajaran daring?
Pada proses pembelajaran daring, Ada yang tidak
6. apakah materi yang disampaikan guru
mudah dimengerti atau tidak?
Pada saat guru memberikan tugas, Iya, supaya hilang beban.
7. apakah kamu langsung mengerjakan?
Apa saja kendala pada saat mengikuti Jaringan saja.
8. pembelajaran daring? .

Lampiran 4
106

Dokumentasi Wawancara Guru dan Siswa

Gambar 1: Wawancara guru bahasa Indonesia kelas XII


107

Gambar 2: Wawancara siswa data 1

Gambar 3: Wawancara siswa data 2


108

Gambar 4: Wawancara siswa data 3

Gambar 5: Wawancara siswa data 4


109

Gambar 6: Wawancara siswa data 5

Gambar 7: Wawancara siswa data 6


110

Gambar 8: Wawancara siswa data 7

Gambar 9: Wawancara siswa data 8


111

Gambar 10: Wawancara siswa data 9

Gambar 11: Wawancara siswa data 10

Lampiran 5
BUKU PAKET BAHASA INDONESIA KELAS XI
112

Lampiran 6
SURAT PENGAJUAN JUDUL PROPOSAL
113

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN PEMBIMBING


114

SK DEKAN
115

SURAT PERSETUJUAN PROPOSAL


116

UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL


117

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SEMINAR


PROPOSAL
118

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN


119

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS PENANAMAN


MODAL DAN PERIZINAN SATU PINTU SULAWESI
SELATAN
120

SURAT PERNYATAAN SELESAI MELAKSANAKAN


PENELITIAN DARI SEKOLAH
121

RIWAYAT HIDUP

Nita Adianti, dilahirkan di Kabupaten Enrekang tepatnya

di Desa Bolli pada tanggal 2 Mei 1997. Peneliti merupakan


122

anak tunggal dari pasangan Bapak Supardi dan Ibu Yuniarti berasal dari Desa

Tuncung Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang. Penulis mengawali Pendidikan

di sekolah dasar di SDN 101 Batuapi dan tamat pada tahun 2009, kemudian pada

tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 2 Maiwa dan tamat pada tahun 2012. Selanjutnya peneliti

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 4 Enrekang dan tamat pada tahun 2015.

Setelah tamat di SMA Negeri 4 Enrekang peneliti melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi melalui jalur Mandiri. Dengan program Strata 1 (S1) dan

terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas Negeri Makassar Fakultas Bahasa dan

Sastra Indonesia Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berkat Rahmat Allah SWT dan doa restu serta dukungan orang-

orang terkasih, maka peneliti dapat menyelesaikan studi dan menyusun

sebuah skripsi yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis

daring pada masa pandemi Covid-19 di SMA Negeri 4 Enrekang

Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang”

Anda mungkin juga menyukai