Proposal Penelitian
Oleh
Peneliti mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa yang
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Nilai Sosial dalam Umpasa Tradisi Adat
bimbingan dan arahan dari beberapa pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr Agung Dhamar Syakti, S. Pi, DEA. Rektor Universitas Maritim Raja
Ali Haji yang telah mendukung kegiatan akademik di Universitas maritim Raja
Ali haji;
2. Assist. Prof. Satria Agust, S.S., M.Pd. Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu
Ali Haji;
3. Assist. Prof. Legi Elfitra, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji, yang selalu
i
4. Prof. Dr. Drs. H. Abdul Malik, M.Pd, Dosen Pembimbing I, yang telah
5. Dr. Zaitun. Ss. M.Ag, Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan masukan,
6. Assit. Prof. Drs. Suhardi, M.Pd, Dosem Pembimbing Akademik yang telah
7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
skripsi ini, beliau juga memang tidak sempat merasakan bangku persekolahan
ii
11. Sahabat dan teman seperjuangan Maria, Rosida, Sara yang mendukung dan
12. keluarga besar Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semonga proposal ini bermanfaat
bagi peneliti maupun yang lain yang memerlukan, khususnya Program Studi
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Fokus Penelitian.................................................................................................6
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoretis.............................................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis...............................................................................................7
1.6 Definisi Istilah....................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
2.1 Landasan Teori.................................................................................................10
2.1.1. Sosiologi Sastra............................................................................................10
2.1.2 Nilai-Nilai Sosial...........................................................................................12
2.1.2.1 Jenis-Jenis Nilai Sosial...............................................................................14
2.1.2.2 Fungsi Nilai Sosial.....................................................................................16
2.1.3 Umpasa (Pantun)...........................................................................................17
2.1.3.1 Ciri-Ciri Umpasa (Pantun).........................................................................19
2.1.3.2 Fungsi Umpasa..........................................................................................20
2.1.4 Tradisi Adat...................................................................................................23
2.1.4.1 Fungsi Tradisi Adat....................................................................................24
2.1.5 Mangongkal Holi..........................................................................................28
2.1.5.1 Fungsi dan Makna Mangongkal Holi.........................................................30
2.2 Asumsi.............................................................................................................31
2.2.1 Asumsi Filosofis...........................................................................................31
2.2.2 Asumsi Subtantif...........................................................................................31
2.2.3 Asumsi Prosedural........................................................................................32
iv
2.3 Penelitian Relevan............................................................................................32
2.4 Kerangka Berpikir............................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................36
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................................36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................37
3.2.1 Tempat penelitian..........................................................................................37
3.2.2 Waktu Penelitian...........................................................................................37
3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................39
3.4 Data dan Sumber data......................................................................................43
3.4.1 Data...............................................................................................................43
3.4.2 Sumber Data..................................................................................................43
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................44
3.6 Teknik Analisis Data........................................................................................45
3.7 Teknik Keabsahan Data….......………………………………………...…….46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
v
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki banyak kelompok dengan ciri khas suku yang berbeda-beda dan
Indonesia memiliki 1.340 Suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke
(dikutip dari laman indonesia.go.id). Setiap budaya mempunyai acara ritual atau
upacara adat yang berbeda-beda, budaya merupakan salah satu hal yang di
Setiap kebudayaan mempunyai ciri khas tertentu, mulai dari peristiwa atau
ritual yang terjadi pada saat ritual atau tradisi. Kebudayaan sangatlah penting
memilikinya. Oleh karena itu, budaya adalah dasar komunikasi. Jika budaya
Masyarakat etnis batak toba salah satu kelompok suku yang mendiami wilayah
sumatera utara wilayah persebaran utama kelompok etnis batak toba meliputi
1
2
Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Saat ini
suku batak toba sudah menyebar keseluruh dunia. Budaya dan tradisi adat yang
tinggi menjadi ciri khas masyarakat Batak Toba salah satunya adalah sastra lisan
umpasa (pantun).
digunakan setiap acara adat batak. Pengunaan umpasa dalam masyarakat Batak
namun, umpasa yang digunakan berbeda-beda setiap acara adat tetapi tetap
kepada Tuhan agar hidup damai dan sejahtera dikenal dengan 3H hamoraon
dianggap sebagai ungkapan atau permintaan kepada Tuhan dalam ritual adat.
Umpasa adalah salah satu sastra lisan yang masih dilestarikan di masyarakat
batak toba. Umpasa merupakan jenis kesusastraan yang sangat terkenal pada suku
batak toba. Tradisi mangongkal holi merupakan sebuah upacara atau ritual yang
sakral yang dipercayai oleh masyarakat etnis batak toba. Tradisi adat Mangongkal
Holi merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat etnis
Batak Toba, Tradisi ini merupakan salah satu bentuk ungkapan kebudayaan yang
diucapkan dengan tujuan tertentu, baik dalam konteks upacara adat maupun dalam
3
dalam peti kecil setelah itu ditempatkan dalam sebuah tugu yang dilakukan sesuai
ritual upacara adat. Tradisi ini bisa terjadi jika arwah leluhur yang sudah
meninggal datang ke salah satu anggota keluarga baik dalam mimpi maupun
mangokal holi karena mahalnya biaya prosesi adat. tradisi mangokal holi yang
berlangsung selama 3 hingga 7 hari ini pasti akan dihadiri banyak orang Keluarga
besar, kerabat dan perwakilan gereja semuanya ada di sini Penyelenggara harus
menyiapkan dana dalam jumlah besar. Waktu pelaksanaan sangat lama diperlukan
persiapan yang matang, meminta izin pihak gereja dan keinginan warga
karya sastra terhadap masyarakat. Melalui Sosiologi sastra ini masyarakat etnis
batak toba dapat mengetahui identifikasi nilai nilai sosial yang terkandung dalam
sosial yang dijunjung tinggi oleh masyarakat batak toba. Nilai-nilai sosial adalah
nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa
yang dianggap buruk oleh masyarakat. Nilai sosial dalam karya sastra sangat
4
penting digunakan dalam kehidupan masyarakat karena, nilai yang terdapat pada
karya sastra tidak jauh beda dengan peristiwa yang terjadi di kehidupan
masyarakat. nilai- nilai sosial ini mencakup berbagai aspek kehidupan seperti
mangongkal holi sangatlah penting. Umpasa tidak hanya menjadi sebuah ucapan
Toba. Dalam keseluruhan tradisi adat mangongka holi, Umpasa menjadi inti dan
hidup masyarakat Batak yang secara turun temurun dicantumkan dalam pantun
atau mantra yang diucapkan. Umpasa juga menjadi sarana untuk mengenalkan
dan memperkenalkan budaya Batak Toba kepada generasi muda, sehingga tidak
dilupakan dan tetap terjaga keasliannya di tengah perubahan zaman. Namun, nilai
sosial dalam pantun tradisi adat mangongkal holi ini perlahan-lahan hilang karena
adanya perubahan sosial, budaya dan gaya hidup yang semakin modern.
Dalam konteks sosial, nilai yang terkandung dalam tradisi ini memegang
toleransi, dan kebersamaan dalam masyarakat Batak Toba. Oleh karena itu,
5
tradisi adat mangongkal holi, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan
melestarikan kebudayaan mereka. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan
masyarakat Batak Toba, serta memberikan pemahaman yang lebih luas tentang
peran penting dalam kehidupan bermasyarakat dalam konteks sosial. Oleh karena
penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui nilai sosial dalam umpasa
tradisi adat mangongkal holi. Peneliti tertarik untuk menjadikan umpasa dalam
tradisi adat mangongkal holi sebagai objek penelitian karena umpasa merupakan
budaya batak yang memiliki keunikan melalui kata-kata bahasa batak toba.
berjudul "Nilai Sosial dalam Umpasa Tradisi Adat Mangongkal Holi Masyarakat
ini adalah nilai sosial dalam umpasa tradisi adat mangongkal holi masyarakat
1. Apa sajakah umpasa (pantun) yang ada dalam tradisi adat mangongkal holi
Sumatera Utara?
2. Apa sajakah nilai sosial yang terkandung dalam umpasa (pantun) tradisi
Sumatera Utara.
7
(pantun) tradisi adat mangongkal holi masyarakat etnis Batak Toba di Desa
Penelitian ini secara teoretis untuk menambah teori yang berkaitan dengan
sosiologi sastra yang berkaitan dengan nilai sosial dalam sastra berbasisis tardisi
a. Generasi muda
Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan tentang budaya dan tradisi
nilai-nilai sosial yang terkandung dalam umpasa tradisi adat Mangongkal Holi,
generasi muda dapat merespons tradisi ini dengan penghargaan dan rasa
b. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam kajian budaya dan
sosial dalam umpasa tradisi adat masyarakat Etnis Batak Toba serta
sejenis atau kajian sastra dan budaya lainnya. Penelitian ini juga dapat
1. Nilai Sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa
yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat. Nilai sosial merupakan
masyarakat. Nilai ini menjadi pedoman hidup bagi anggota masyarakat yang
2. Umpasa adalah sastra lisan yang berasal dari suku Batak Toba yaitu pantun
toba yang digunakan dalam setiap upacara adat Batak Toba. Makna yang
kecil setelah itu ditempatkan dalam sebuah tugu yang dilakukan sesuai dengan
9
upacara adat. Tradisi ini bisa terjadi jika arwah leluhur yang sudah meninggal
datang ke salah satu anggota keluarga, baik dalam mimpi maupun secara
4. Masyarakat Etnis Batak Toba adalah salah satu kelompok suku yang
TINJAUAN PUSTAKA
tentang kawan. Kata "Sosio" berasal dari kata "Socious" dalam bahasa Yunani
yang berarti bersama-sama, bersatu, kawan, atau teman. Sedangkan kata "logi"
berasal dari "logos" dalam bahasa Yunani yang berarti sabda, perkataan,
pengertian masyarakat dalam sosiologi memiliki arti yang lebih luas dari pada
dalam pengertian sehari-hari. tidak hanya merujuk pada hubungan antara dua
orang atau lebih yang bekerja atau berusaha bersama. Dalam sosiologi,
10
11
tentang hubungan sastra dan masyarakat yaitu (1) pengarang ciptakan agar
anggota penulis masyarakat terikat oleh status sosial, (3) bahasa yang digunakan
merupakan ciptaan sosial, (4) karya sastra bermula dari gagasan Penulis dari
Sosiologi Sastra adalah disiplin ilmu yang sulit didefinisikan secara pasti
karena bentuknya yang tidak tetap. Ini melibatkan penelitian empiris dan
percobaan dengan teori yang lebih umum. Yang satu ini memiliki kesamaan
manusia dalam masyarakat, bahkan telaah tentang lembaga dan proses sosial.
Sehingga terdapat masalah sosial seperti halnya ekonomi, agama, budaya dan
politik. Novel tidak terlepas dari realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Pada
menyedihkan
merupakan masyarakat. sosiologi adalah ilmu yang berasal dari kata-kata Yunani
dan peran dalam struktur sosial. Pemahaman ini juga didukung oleh peran sastra
merupakan ciptaan sosial. Dengan demikian, sosiologi dan sastra memiliki peran
sosialnya.
kehidupan bersama, yang dijunjung tinggi, dihormati atau ditaati oleh seluruh
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu dan berkualitas yang berguna
bagi masyarakat. Nilai adalah konsep yang menggambarkan prinsip atau standar
masyarakat. Nilai-nilai tersebut mencakup keyakinan tentang apa yang benar dan
apa yang salah, apa yang dianggap penting, dan apa yang dianggap sebagai tujuan
yang baik.
13
masyarakat. Yang melibatkan aspek interpersonal atau interaksi sosial yang terjadi
antar individu atau kelompok dalam lingkungan sosialnya. Sosial merupakn cara
sosial dimana manusia tidak bisa hidup seorang diri tanpa berhubungan dengan
manusia yang lainnya, bahkan urusan sekecil apapun kita tetap membutuhkan
Nilai sosial mengacu pada kriteria atau norma yang digunakan oleh
nilai sosial merupakan paduan atau aturan yang dipegang oleh suatu kelompok
atau masyarakat untuk menentukan kebenaran, keadilan, moralitas, atau cara yang
segala sesuatu yang benar, signifikan, mulia, sesuai, dan bermanfaat untuk
Nilai sosial dalam membangun masyarakat yang serasi dan adil. Nilai-nilai
sosial yang positif harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok pada masa sebelumnya tidak
selamanya identik dengan nilai-nilai yang berlaku pada masa saat ini atau yang
akan datang. Perubahan dalam budaya, teknologi, serta dinamika sosial yang
14
terjadi dalam masyarakat adalah faktor yang memengaruhi perubahan dalam nilai-
menganalisis evolusi nilai-nilai sosial dan ikut serta dalam memahami perubahan
pemikiran, dan karakter yang dianggap masyarakat sebagai positif dan benar,
hasilnya diharapkan, dan patut dijadikan contoh oleh orang lain. Nilai sosial juga
mencerminkan sikap dan perasaan yang diterima secara umum oleh masyarakat
dan digunakan sebagai dasar dalam menilai apa yang benar dan berarti. Penentuan
apakah sesuatu itu dianggap baik atau buruk, sesuai atau tidak sesuai, melibatkan
proses pertimbangan yang kuat, yang jelas dipengaruhi oleh budaya yang dianut
oleh masyarakat.
Dapat disimpulkan nilai sosial adalah nilai yang diambil oleh masyarakat
sebagai paduan yang memiliki nilai atau menghargai perilaku, tindakan, atau
sikap sosial yang dianggap penting dan diinginkan dalam kehidupan sosia atau
nilai sosial berfungsi sebagai panduan dalam kehidupan masyarakat untuk menilai
baik dan buruknya suatu tindakan serta kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan
norma masyarakat. Setiap kelompok masyarakat memiliki nilai sosial yang unik
dalam menilai berbagai isu, dan ini dipengaruhi oleh perbedaan budaya yang
(a) Hasad dengki atau iri hati adalah perasaan tidak senang saat melihat
(b) Ketulusan hati adalah karakter yang sangat dihargai. Setiap individu memiliki
ketulusan hati, tetapi terkadang jujur itu sulit diterapkan dan sering
disalahgunakan. Orang jujur adalah mereka yang selalu berkata jujur, tulus hati,
(c) Kesabaran adalah sifat penting dalam manusia. Semua orang pada dasarnya
memiliki rasa kesabaran, tetapi tingkat kesabaran tersebut bervariasi untuk setiap
individu. Kesabaran adalah tanda sifat mulia yang dimiliki oleh manusia. Orang
yang dapat dengan tabah menghadapi segala masalah atau penderitaan yang
mencakup sifat pemurah, tidak mudah marah, dan mampu menghindari konflik.
sebagai berikut.
dan buruk atau harga suatu benda yang diukur dengan alat ukur tertentu
b) Nilai keindahan, yang berasal dari perasaan, seperti daya tarik suatu objek,
sehingga nilai keindahan atau pesona yang dimiliki oleh objek tersebut
sangat dihargai.
c) Nilai etika (moral), yang berasal dari kehendak, terutama dalam perilaku
manusia, dan termasuk penilaian tindakan yang dianggap baik atau buruk,
mulia atau rendah menurut norma sosial yang berlaku dalam kelompok
tersebut.
Nilai berfungsi sebagai landasan alasan atau motivasi dalam tingkah laku
bermasyarakat demi terwujudnya hak dan kewajiban. Berikut secara umum fungsi
sosial yang berlaku. Bahkan, individu yang baru datang ke suatu kumpulan
berlaku di sana, termasuk apa yang dianggap positif dan negatif. Ini diperlukan
agar mereka bisa berintegrasi dengan norma sosial, perilaku, dan pandangan yang
diharapkan oleh masyarakat. Norma sosial juga berfungsi sebagai perekat yang
Dengan kekuatan pelindung yang besar, individu harus berjuang untuk menjaga
nilai-nilai tersebut.
3. Sebagai Pendorong
tinggi sebagai cita-cita bagi individu yang berperilaku baik dan bangsa yang
yang dianggap negatif dan tidak pantas oleh masyarakat sekitar, dengan tujuan
18
mencegah isolasi sosial dan penghakiman atas perilaku yang tidak sesuai dengan
biasanya digunakan setiap acara adat batak. Pengunaan umpasa dalam masyarakat
sebaginya. namun, umpasa yang digunakan berbeda-beda setiap acara adat tetapi
kepada Tuhan agar hidup damai dan sejahtera dikenal dengan 3H hamoraon
dianggap sebagai ungkapan atau permintaan kepada Tuhan dalam ritual adat.
toba yang digunakan dalam setiap upacara adat. Umpasa adalah pantun Batak
Toba, bagian sastra lisan yang masih hidup dan berperan dalam berbagai aspek
permohonan kepada Tuhan pada saat upacara adat yang sedang berlangsung
Umpasa hanya diberikan oleh individu yang lebih tetua atau kerabat dekat yang
pemikiran, sikap, dan nilai-nilai budaya. Sebagai media ekspresi pemikiran, sikap,
dan budaya, umpasa mencerminkan filosofi hidup, peraturan dan hukum, tata cara
tradisional, etiket dalam hubungan antar pribadi, nasihat dan panduan, serta
Oleh karena itu, dapat disimpulkan umpasa diidentifikasi dengan adat dan
berikutnya. Untuk meneruskan tradisi umpasa kepada keturunan, para orang tua
harapan dan aspirasi ini dianggap lebih bijaksana dan efektif jika diungkapkan
melalui umpasa. Ini disebabkan oleh peran umpasa sebagai sarana komunikasi dan
permohonan kepada Tuhan. Ini terjadi karena masyarakat Batak Toba yakin
bahwa umpasa yang diucapkan berisi elemen-elemen positif, seperti doa restu,
Ciri-ciri Umpasa (pantun) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Batak Toba
sementara pantun dalam bahasa Batak Toba menggunakan bahasa Batak Toba.
20
tidak selalu sepenuhnya identik atau serupa dalam kedua bahasa tersebut. Tetap
saja pemaknaan bahasa Batak Toba tersebut lebih jelas artinya jika dibaca atau
dimaknai langsung oleh penutur aslinya yaitu masyarakat Batak Toba. (Pasaribu,
d. Dua baris pertama disebut sampiran, sementara dua baris terakhir adalah
isi
f. Umpasa memiliki pola rima akhir yang bisa berupa a-b-a-b, a-b-b-a, atau
a-a-a-a
impian bersama masyarakat. Memahami esensi dan nilai karya sastra, terutama
ada hubungan yang signifikan antara konten karya sastra, tujuan yang terkandung
di dalamnya, dan aspek-aspek lain yang tersemat dalam karya sastra itu sendiri,
yang juga terkait dengan permasalahan sosial. Begitu juga dengan Umpasa,
sebagaimana halnya dengan sastra, juga memiliki peran penting sebagai alat untuk
kepada orang lain. Umpasa sering digunakan dalam upacara sakral, baik untuk
menyatakan duka maupun sukacita. Sampai hari ini, masyarakat Batak Toba tetap
bahasa sehari-hari, istilah umpasa ini juga dikenal dengan istilah umpama.
Bascom (1965) dan Alan Dundes (1965) tentang fungsi sastra secara umum,
bersama dengan pandangan para ahli di atas mengenai umpasa, maka fungsi
dengan fungsi yang umumnya terdapat dalam sastra pada umumnya, sebagaimana
2. Fungsi Didaktif, Isi dan makna umpasa dapat memberikan arahan dan
rima.
tua.
Hal ini karena umpasa berfungsi sebagai perantara antara manusia dan
tuhan, atau mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan pedoman oleh
mencerminkan ajaran untuk masyarakat Batak Toba tetapi juga untuk masyarakat
secara umum. Contohnya, agar tercipta kerukunan dalam setiap keluarga, suami
23
dan istri diharapkan untuk selalu seia sekata. Mereka diingatkan agar
fungsi yang mencakup aspek rekreatif, didaktif, estetis, moralitas, dan religius.
kebaikan dalam adat istiadat, dan merangkum elemen religius seperti doa.
aspirasi, dan pandangan kolektif masyarakat. Terlebih lagi, umpasa juga memiliki
fungsi didaktis yang bisa mengarahkan perilaku positif, tidak hanya bagi
masyarakat Batak Toba tetapi juga masyarakat luas. Contohnya, umpasa dapat
dan istri untuk selalu bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama secara
harmonis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tradisi merujuk pada adat yang
diturunkan dari nenek moyang dan keyakinan bahwa cara yang sudah ada adalah
yang terbaik dan baik-baik saja untuk tetap dilakukan oleh masyarakat. Secara
sederhana, tradisi dapat diartikan sebagai hal-hal yang telah dilakukan sejak lama
dan merupakan bagian dari kelompok masyarakat, agama, budaya, dan negara
24
pada saat yang sama. Secara umum, tradisi dianggap memiliki sejarah yang tua,
dan banyak tradisi dibentuk secara sengaja, baik oleh faktor politik maupun
budaya, dalam waktu yang cukup singkat. Dalam literatur, istilah tradisi
aturan-aturan yang terkait satu sama lain, dan kemudian membentuk suatu sistem
atau peraturan yang sudah stabil serta mencakup semua konsep sistem budaya dari
kepercayaan yang secara turun-temurun dapat dijaga. Dalam arti lain, tradisi
adalah adat istiadat atau kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun dan
yang ada adalah cara terbaik untuk memecahkan masalah. Tradisi adat juga
Bahasa Indonesia, merujuk pada adat dan keyakinan yang diturunkan dari nenek
moyang, dianggap sebagai cara terbaik yang telah ada sejak lama dan tetap
unsur keagamaan dan membentuk sistem budaya yang mengatur norma, hukum,
dan aturan dalam suatu budaya. Dalam perspektif sosiologi, tradisi mengacu pada
25
mereka merasa tidak puas terhadap tradisi mereka. Menurut Sztompka, (dalam
masyarakat:
1. Tradisi adalah warisan yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan ini
tercermin dalam keyakinan, norma, dan nilai yang kita anut saat ini serta
ini, tradisi adalah gagasan dan materi yang bisa digunakan oleh individu
dalam tindakan mereka saat ini dan untuk membangun masa depan.
peraturan, dan tata tertib yang sudah ada dalam masyarakat. Semua ini
lokal maupun nasional memiliki peran penting dalam mengikat warga atau
mengingatkan pada masa lalu yang lebih bahagia bisa menjadi sumber
masyarakat.
Fungsi tradisi adat secara umum adalah Tradisi memiliki peran penting
rasa kebersamaan.
upacara dan yang datang sebagai penonton bisa berasal dari komunitas
setempat (yang merayakan upacara) dan dari luar komunitas (yang hanya
dalam masyarakat dan memperkuat norma dan prinsip moral yang dipegang oleh
stabilitas sosial dan keamanan, dengan memberikan pedoman bagi interaksi sosial
persahabatan dan kerja sama Perayaan dan ritual tradisional dapat menumbuhkan
28
masyarakat.
Mangokal holi adalah istilah dalam bahasa Batak Toba yang merujuk pada
hal ini terjadi karena tempat pemakaman asalnya telah terdesak oleh pertanian,
Oleh karena itu, keluarga atau keturunan dari yang telah meninggal
dianggap lebih layak. Dalam pelaksanaan mangkokal holi, proses penggalian atau
dalam unsur dalihan natolu (3 unsur) termasuk dongan sabutuha (satu kampung)
boru/bere (tuturan keluarga) dan hula-hula (keluarga pihak istri dan suami). Lebih
baik lagi jika dongan sahuta juga hadir sebagai saksi (Simatupang, 2020:247).
dan leluhur. Ini dilakukan dengan cara mengangkat dan meletakkan tulang-
masyarakat Batak Toba dan melibatkan proses yang panjang, mulai dari
penggalian hingga perayaan yang berlangsung dalam periode waktu yang sangat
lama, bahkan berhari-hari. Selama proses ini, sistem kekerabatan dijalin kembali
kecil setelah itu ditempatkan dalam sebuah tugu yang dilakukan sesuai ritual
upacara adat. Tradisi ini bisa terjadi jika arwah leluhur yang sudah meninggal
datang ke salah satu anggota keluarga baik dalam mimpi maupun secara
yang telah ada sebelum agama-agama diperkenalkan. Dalam tradisi ini, setiap
Batak Toba telah memeluk agama Kristen Protestan, kepercayaan kepada nenek
moyang masih penting dalam budaya mereka. Namun, penting untuk dicatat
tidak boleh dianggap sebagai penyembahan terhadap roh-roh yang masih ada
Upacara ini juga berfungsi sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi dan status
keluarga dalam komunitas. mangokal holi, dalam bahasa Batak Toba, mengacu
telah meninggal.
masyarakat Batak Toba terhadap leluhur dan memiliki tujuan utama untuk
yang kuat ini tercermin dalam praktik horja (kerja), yang juga mencerminkan
nilai-nilai kasih sayang. Selama upacara ini, keluarga melakukan tarian tor-tor
bersama dan saling bertegur sapa, bahkan dengan sentuhan kasih sayang.
Selain fungsi ini, upacara mangokal holi juga menjadi kesempatan untuk
kewajiban, upacara ini juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan martabat
sebuah marga. Melalui upacara ini, hasangpon atau kebanggaan Batak dapat
dicapai dan menjadi bukti bahwa seseorang telah memberikan kehormatan bagi
marga mereka.
1.2 Asumsi
satu pendapat sementara, atau bisa dikatakan juga sebagai teori sementara yang
belum dibuktikan.
2018). Asumsi filofis dalam penelitian ini yaitu umpasa yang memiliki nilai
ekstrinsik sastra.
32
(Malik, 2018). Asumsi subtantif dalam penelitian ini adalah Umpasa tradisi adat
sosial dalam umpasa tradisi adat mangongkal holi masyarakat etnis Batak Toba,
penelitian ini adalah fokus penelitian dalam konteks budaya dan tradisi
lisan mangongkal holi metode yang digunakan juga sama yaitu metode
adat mangongkal holi suku Batak Toba sebagai sumber sejarah lokal
sedangkan objek kajian peneliti yaitu nilai sosial dalam Umpasa tradisi adat
Sumatera Utara”. Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
terdapat makna sosial yaitu makna pengakuan sosial dan makna religi
penelitian ini mengkaji tentang makna sosial yang terkandung dalam tradisi
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Haji Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memahami peran, makna, dan nilai dari umpasa dalam
terdapat dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari, diantaranya: tema, tokoh
dan penokohan, alur, latar (tempat, waktu, suasana, dan sosial), sudut
pandang, dan gaya bahasa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menemukan
nilai sosial yang terkandung dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari.
penelitian ini sama-sama meneliti tentang nilai sosial pada karya sastra
penelitian ini adalah penelitian ini meneliti Nilai Sosial Dalam Novel
sosial dalam Umpasa tradisi adat mangongkal holi masyarakat etnis Batak
Kerangka perpikir adalah konsep dasar atau struktur inti yang digunakan
konsep satu dengan konsep yang lainnya, dari masalah yang diteliti sehingga
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan meyang akan digunakan peneliti untuk mengetahui objek yang akan
pengumpulan deskripsi kata dan kalimat secara rinci serta sistematis, dimulai dari
informasi tentang keadaan atau status gejala pada saat penelitian dilakukan.
Penelitian ini dilakukan secara sistematis, baik dengan atau tanpa pengujian
(Malik, 2016:3)
37
38
Batak Toba di desa tersebut. Desa ini adalah lokasi di mana tradisi adat
Mangongkal Holi masyarakat Etnis Batak Toba ditelusuri untuk memahami nilai
sosial yang tercermin dalam umpasa atau pantun-pantun yang digunakan dalam
tradisi ini. Lokasi penelitian ini menjadi pusat untuk memahami budaya dan
Peneliti diberikan rentang waktu yang dimulai pada bulan september 2023,
proposal. Untuk informasi yang lebih terperinci, dapat dilihat dalam tabel berikut.
39
TABEL 3.1
Bulan
1 Pengajuan Judul
proposal
2 Penulisan Proposal
3 Bimbingan proposal
4 Seminar Proposal
5 Revisi Proposal
7 Bimbingan Skripsi
8 Sidang Skripsi
9 Revisi skripsi
40
utama (Sugiyono, 2014: 59). Dengan kata lain, peneliti menjadi alat yang
adalah alat atau metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Instrumen ini dapat beragam tergantung pada jenis penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
2015: 9).
setelah itu fokus penelitian lebih jelas, maka kemungkinan akan di perluaskan
dan dapat dibandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui mendengarkan
dan mencatat. Agar memperoleh data yang diperlukan, peneliti melihat perlunya
TABEL 3.2
manusia.
spiritual.
TABEL 3.3
Kisi-kisi Nilai-Nilai Sosial Yang Akan Dianalisis dalam Umpasa Tradisi Adat
Mangongkal Holi.
dalam Umpasa
2 Nilai Vital a. Nilai kemanusiaan yang adil dan
Tradisi Adat
beradab
Mangongkal Holi
b. Nilai persetuan
b. Nilai keindahan
c. Nilai moral
d. Nilai Religius
3.4.1 Data
berupa angka. Menurut Moleong (2010: 157), sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah informasi yang berasal dari kata-kata yang diucapkan dan
tindakan yang diamati. Informasi ini diperoleh melalui observasi langsung atau
wawancara dengan pihak terkait. Peneliti ini mengambil data dari wawancara
langsung terhadap penatua acara adat mangongkal holi masayarakat etnis batak
yang Anda peroleh dari sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya dan
untuk mengumpulkan informasi atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian
atau studi. Teknik pengumpulan data yang tepat dipilih berdasarkan jenis
penelitian, tujuan penelitian, dan sumber data yang akan digunakan. Berikut
1. Observasi
sangat signifikan dan digunakan karena berbagai alasan tertentu. Ada beberapa
tergantung pada pendekatan yang digunakan dan variasi yang ada (Moleong,
2009: 242).
2. Wawancara
pandangan mereka tentang tradisi ini, makna nilai-nilai sosial, dan sejarahnya.
3. Dokumentasi
bentuk catatan, baik yang berwujud tertulis maupun yang tidak, yang disusun
foto, video, catatan harian, dan catatan lainnya. Dalam konteks penelitian,
dokumentasi merujuk kepada semua jenis catatan yang disusun oleh peneliti
yang bisa disampaikan kepada orang lain (Moleong, 2014: 248). Dengan melalui
proses analisis ini, hasilnya akan berupa data yang memiliki dasar ilmiah, sesuai
1. Pengumpulan Data
pendukung lainnya.
2. Reduksi Data
hal-hal yang penting, serta mengidentifikasi tema dan pola. Dengan cara ini,
data yang telah direduksi akan menghasilkan gambaran yang lebih terfokus dan
3. Penyajian Data
47
memberikan kesimpulan.
4. Penarikan kesimpulan
dikumpulkan dan dianalisis. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menyimpulkan
didasarkan dari kriteria tertentu. Kriteria itu adalah kredibilitas atau kepercayaan,
1. Memeriksa ulang data nilai-nilai sosial dalam tradisi adat mangongkal holi
Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022).
Metode penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan,
6(1), 974-980.
Baiduri, Ratih, & Wuriyani, E. P. (2021). Model Pola Pengasuhan Anak Laki-
Laki Dan Perempuan Etnis Batak Toba Berdasarkan Umpasa.
Dinda, P., Rejeki, S., Ningsih, V., Nabilla, W., Barus, F. L., & Simanjuntak, E. E.
(2023). Analisis Makna Simbolik Dan Makna Komunikasi NonVerbal
Tradisi Adat Mangongkal Holi Dalam Suku Batak Toba Di Sumatera
Utara. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan Dan Bahasa, 2(3), 150-
160.
febriani (2023). Tradisi Mangokal Holi Suku Batak Toba Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Lokal (Doctoral dissertation, Universitas Jambi).
https://indonesia.go.id//profil/suku-bangsa/kebudayaan/suku-bangsa?lang=1
Husna, R., Harliyana, I., & Pratiwi, R. A. (2023). Analisis nilai sosial dalam novel
selembar itu berarti karya suryaman amipriono. Kande Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 123-136.
Lumbantoruan Wilda Maya. 2022. Makna Sosial Tradisi Mangokal Holi di Dusun
Panji Porsea Kecamatan Sitinjo I Kabupaten Dairi Provinsi Suku Batak
Toba. Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sriwijaya
49
50
Miladiyah, Siti Humaeroh.(2014) "Nilai Sosial dalam Novel Kubah Karya Ahmad
Tohari dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di
SMA."
Nopitasari. (2020). Nilai-Nilai Desa yang Harus Kita Pelihara: Sosial, Moral,
Agama. Yogyakarta: Hijaz Pustaka Mandiri.
Nurul Hidayah, Alfia, and Siti Isnaniah. Kajian Sosiologi Sastra Dalam Novel
Mata Di Tanah Melus Karya Okky Madasari Dan Relevansinya Dengan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Madrasah Tsanawiyah. Diss. IAIN
SURAKARTA, 2019.
Oktarila, L.,Wardarita, R., & Wardiah, D. (2023). Nilai-nilai Moral dan Nilai-
nilai Sosial dalam Novel Guru Aini Karya Anadrea Hirata. Journal On
Teacher Education, 4(4), 139-145.
Pangaribuan, helena . M.,suhardi, s., & irawan, d. (2022). Analisis peran, makna,
dan nilai umpasa dalam upacara adat pernikahan batak toba serikat
tolong menolong dosroha kavling kamboja kota batam kepulauan riau
(Doctoral dissertation, Universitas Maritim Raja Ali Haji).
Rasnah, M., & Nurlela, M. (2023). Maddoa: Tradisi Pesta Panen Masyarakat Di
Desa Samaenre Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang. Jurnal
Kajian Sosial dan Budaya: Tebar Science, 7(2), 75-82.
Risdi, Ahmad. (2019). Nilai-Nilai Sosial Tinjauan dari Sebuah Novel. Lampung:
IQRO.
Risdi, Ahmad. 2019. Nilai-Nilai Sosial: Tinjauan dari Sebuah Novel. Lampung:
Cv.Iqro.Sasmika, Mira. Dkk. 2022. Masalah Sosial Dalam Novel
La Muli Karya Nunuk Y. Kusmiana. Jurnal Onoma:
Pendidikan, Bahasa dan Sastra, Universitas Cokroaminoto
Palopo, Vol 8 No. 1, Hlm. 1-12.
Sitorus, L. (2022). Nilai-Nilai Luhur Budaya Batak Toba: Studi Kasus dalam
Masyarakat Ugamo Malim. NALAR: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,
1(2), 52-58.
Tradisi Mangokal Holi Suku Batak Toba Sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal
(Doctoral dissertation, Universitas Jambi).
Wellek, Rene dan Austin Werren. 2000. Teori Kesusastraan. Terj. Melani
Budianta. Jakarta: Gramedia