Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA

EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI


SMA NEGERI 7 PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh

USSY BELLA SARI


NIM : 411810043

Program Studi : Pendidikan Jasmani

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP PGRI PONTIANAK
2022
ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA
EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI
SMA NEGERI 7 PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh

USSY BELLA SARI


NIM : 411810043

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kese-
hatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
(IKIP- PGRI) Pontianak

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP-PGRI PONTIANAK
2022

i
ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA
EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI
SMA NEGERI 7 PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh

USSY BELLA SARI


NIM : 411810043

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk menempuh gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Jasmani Falkultas Pendidikan Olahraga dan Kese-
hatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
(IKIP PGRI) Pontianak

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Rusdi, M.Pd Mira Fuzita, M.Pd


NPP. 202 2010 108 NPP. 202 2012 213

ii
ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA
EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI
SMA NEGERI 7 PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh

USSY BELLA SARI


NIM : 411810043

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk menempuh gelar sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Jasmani Falkultas Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia (IKIP PGRI) Pontianak

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Rusdi, M.Pd Mira Fuzita, M.Pd


NPP. 202 2010 108 NPP. 202 2012 213

Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
IKIP PGRI Pontianak

Ilham Surya Fallo, S.Or., M.Pd., AIFO


NPP. 202 2010 072

iii
SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DALAM SIDANG UJIAN
SKRIPSI PADA :

Hari : Rabu
Tanggal : 19 Oktober 2022
Tim Penguji

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Heri Rustanto, M.Pd Penguji I

2 Anang Qosim, S.Pd., M.Or Penguji II

3 Dr. Rusdi, M.Pd Penguji III

4 Mira Fuzita, M.Pd Penguji IV

Program Studi : Pendidikan Jasmani

Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
IKIP PGRI Pontianak

Ilham Surya Fallo, S.Or., M.Pd., AIFO


NPP. 202 2010 072

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2022
MOTTO

iv
‘’Berjuang untuk mencapai kesuksesan dan membanggakan
Kedua orang tua serta keluarga’’

Ussy bella sari

HALAMAN PERSEMBAHAN

v
Dengan penuh rasa syukur dan bahagia skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Ucapan syukur dan terimakasih kepada ALLAH SWT yang selalu memberikan
petunjuk dan memberikan kelancaran atas selesainya skripsi ini.
2. Orang tua saya yang saya cintai ayah (Kushendratno) dan ibu (Sri rezeki), se-
moga skripsi ini menjadi kado terindah untuk bapak dan ibu yang selalu menc-
intai saya skripsi ini adalah persembahan kecil saya tanpa restu dan doa mereka
saya tidak ada apa-apanya, dengan skripsi ini sedikit pun tidak terbalaskan atas
jasa mereka yang mana telah berjuang,keringat pun tidak pernah kering dari
pakaian mereka demi anak-anaknya, sungguh skripsi ini saya persembahkan
untuk ayah dan ibu ini tidak ada ternilai dibandingkan rasa cinta mereka ter-
hadap saya.
3. Terima kasih kepada abang kandung saya (Pratu Rizky kusuma) beserta
keluraga besar kedua pihak dari orang tua saya yang mendoakan dan mem-
berikan dukungan berupa materi dan nonmateri, sehingga saya bisa menyele-
saikan perkuliahan dan skripsi saya ini.
4. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya (Nanda Purnama,S.T) (Fitria Ra-
madania) (Pramesti Kurnia Wardani) (Yurike Prastika,S.Pd) (Deonesia,S.Pd)
(Risky Aulya Ningtyas) (Selvia) yang telah membantu dan menemani saya di
saat susah maupun di saat senang.

SURAT PERNYATAAN

vi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini dengan judul :
‘’Analisis tingkat kebugaran jasmani siswa ektrakurikuler futsal putri SMA
Negeri 7 Pontianak’’Beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam bermasyarakat keilmuan. Atas perny-
atan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatukan kepada saya apabila
kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya sayaini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Pontianak, 19 Oktober 2022


Yang Membuat Pernyatan

Ussy Bella Sari


NIM: 411810043

PERNYATAAN

vii
Dengan ini saya menyatakan bahwa dokumen persyaratan untuk mengikuti ujian
sidang skripsi ini dengan judul :
“ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA
EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI SMA NEGERI 7 PONTIANAK”

TELAH LENGKAP
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/ sanksi yang di jatuhkan kepada
saya apabila di kemudian hari ditemukan ada pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya in, atau klaim dari pihak lain keaslian karya saya ini.

Pontianak, 19 Oktober 2022


Yang membuat pernyataan

Ussy Bella Sari


Nim: 411810043

KATA PENGANTAR

viii
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas Kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul ‘’Analisis tingkat kebugaran jasmani
siswa ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak’’
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin memberikan ucapan terimakasih yang terhormat
kepada:
1. Dr. Rusdi, M.Pd selaku Pembimbing utama yang telah banyak memberikan
dorongan, masukan, bimbingan, petunjuk serta saran untuk dapat menyusun
skripsi ini.
2. Mira Fuzita, M.Pd selaku pembimbing pembantu yang telah banyak mem-
bantu serta memberikan motivasi, semangat, bimbingan, petunjuk yang baik
dan berguna dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Muhammad Firdaus,M.Pd sebagai Rektor IKIP-PGRI Pontianak yang telah
banyak memberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ilham Surya Fallo,S.Or.M.Pd.,AIFO., selaku Dekan Fakultas Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan IKIP-PGRI Pontianak.
5. Rajidin, M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Jasmani IKIP-PGRI Pontianak.
6. Awang Roni Effendi, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang selalu mem-
berikan masukan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen prodi pendidikan jasmani yang telah banyak memberikan
saran arahan dan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.
8. Ibrahim,M.Pd Selaku Kepala SMA Negeri 7 Pontianak yang telah mem-
berikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Guru-guru dan staff di SMA Negeri 7 Pontianak yang telah berpartisipasi
dalam memberikan informasi dalam penelitian ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan khususnya Program Studi Pendidikan
Jasmani IKIP-PGRI Pontianak angkatan 2018.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan

ix
dan kekurangan serta jauh dari sempurna baik dari isi dan penulisan ilmiahnya.
Untuk itu, peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun
guna memperbaiki kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Pontianak, September 2022

Peneliti,

ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA


EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI
SMA NEGERI 7 PONTIANAK

x
Ussy Bella Sari
Program Studi Pendidikan Jasmani IKIP PGRI Pontianak
Jalan Ampera No. 88 Pontianak 78116
E-mail:bellaussy22@gmail.com

ABSTRAK

Pada saat bermain futsal selama 2x20 menit Siswa Ekstrakurikuler Futsal
Putri di SMA Negeri 7 Pontianak mengalami kelelahan, sehingga dapat dilihat di
sini bahwa siswa mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang kurang. Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat
Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal Putri di SMA Negeri 7
Pontianak.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang
digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan datanya menggunakan tes
dan pengukuran TKJI umur 16-19 tahun. Subjek dalam penelitian ini adalah
Siswa Ekstrakurikuler Futsal Putri di SMA Negeri 7 Pontianak yang berjumlah 31
anak. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yang
dituangkan dalam bentuk persentase.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tingkat kebugaran
jasmani siswa peserta ektrakurikuler Futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak yang
berkategori baik sekali 0 %, yang berkategori baik sebesar 9,68 %, yang
berkategori sedang 70,97 %, yang berkategori kurang sebesar 19,35 % dan yang
berkategori kurang sekali 0 %. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tingkat kebugaran jasmani siswa ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7
Pontianak adalah sedang.

Kata kunci: Tingkat Kebugaran Jasmani, Ekstrakurikuler Futsal Putri, SMA


Negeri 7 Pontianak

RINGKASAN SKRIPSI

Penelitian ini berjudul ‘’Analisis tingkat kebugaran jasmani siswa ek-


trakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak’’Rumusan masalah dalam

xi
penelitian ini adalah “Seberapa Baik Tingkat Kebugaran Jasmani siswa Ek-
strakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak? Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui: Seberapa Baik Tingkat Kebugaran Jasmani siswa Ekstrakurikuler
Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu Analisis tingkat ke-
bugaran jasmani siswa ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak. Popu-
lasi pada penelitian ini adalah Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal putri
SMA Negeri 7 Pontianak Sampel yang digunakan adalah berjumlah 31 siswi ek-
trakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak.Pengumpulan data menggu-
nakan tes dan pengukuran. Teknik Analisa data mengunakan deskrisptif kuanti-
tatif dengan presentase.
Hasil penelitian ini adalah: hasil tingkat Kebugaran jasmani siswa peserta
ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak sebagian besar berkategori
sedang dengan persentase 70,97 %, yang berkategori kurang sebesar 19,35 %,
yang berkategori baik 9,68 %, yang berkategori kurang sekali 0 % dan yang
berkategori baik sekali 0 %. Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa
tingkat Kesegaran jasmani siswi ektrakurikuler futsal Putri SMA Negeri 7 Pon-
tianak adalah sedang Penelitian ini masih sangat jauh dari kata sempurna, namun
disisi lain peneliti meyakini bahwa skripsi ini juga dapat menjadi bermanfaat bagi
para pembacanya. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya dalam melakukan
penelitian dapat meneliti dengan keakuratan yang tepat, dan mendalami tentang
teori-teori yang sudah ada.

Kata Kunci : Tingkat Kebugaran Jasmani, Ekstrakurikuler Futsal Putri, SMA


Negeri 7 Pontianak

xii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iv
MOTTO................................................................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................ix
RINGKASAN SKRIPSI......................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................4
C. Pembatasan Masalah.............................................................................4
D. Rumusan Masalah.................................................................................4
E. Tujuan Penelitian..................................................................................4
F. Manfaat Penelitian................................................................................4
1. Teoritis..............................................................................................4
2. Manfaat Praktis................................................................................5

BAB II ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA


EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI SMA NEGERI 7
PONTIANAK
A. Deskripsi Teori......................................................................................6
1. Kebugaran Jasmani..........................................................................6
2. Ekstrakurikuler.................................................................................16
3. Hakikat Futsal..................................................................................18
4. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas...................................20
B. Penelitian yang Relevan........................................................................22
C. Kerangka Berpikir.................................................................................23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian..................................................................................25
B. Definisi Operasional Variabel...............................................................25

xiii
C. Populasi dan Sampel.............................................................................26
D. Instrument Penelitian............................................................................26
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................26
F. Teknis Analisis Data.............................................................................27
G. Jadwal Rencana Penelitian....................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................................30
B. Hasil Penelitian.....................................................................................31
1. Tes Lari 60 Meter.............................................................................31
2. Gantung Angkat Tubuh....................................................................32
3. Baring Duduk 60 Detik....................................................................33
4. Loncat Tegak....................................................................................34
5. Lari 1000 Meter................................................................................35
6. Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Peserta Ektrakurikuler Futsal SMA
Negeri 7 Pontianak................................................................................36
C. Pembahasan...........................................................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan...........................................................................................41
B. Implikasi...............................................................................................41
C. Keterbatasan Penelitian.........................................................................41
D. Saran.....................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................43
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram Hasil Penelitian Lari 60 meter Siswa Ektrakurikuler


Futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak..............................................32
Gambar 4.2. Diagram Hasil Penelitian Gantung Angkat Tubuh Ekstrakurikuler
Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak..............................................33
Gambar 4.3. Diagram Hasil Penelitian baring duduk 60 detik Siswa Peserta
Ektrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak..............................34
Gambar 4.4. Diagram Hasil Penelitian Lonncat Tegak Siswa Ektrakurikuler
Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak..............................................35
Gambar 4.5. Diagram Hasil Penelitian lari 1000 m Ektrakurikuler Futsal Putri
SMA Negeri 7 Pontianak.................................................................36
Gambar 4.6. Diagram Hasil Penelitian Tingkat Kesegaran Jasmani
Ektrakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak......................37

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nilai Kebugaran Jasmani Untuk Remaja Putri Umur 16-19 Tahun......28
Tabel 3.2 Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia............................................29
Tabel 4.1 Data hasil tes TKJI ekstrakurikuler futsal putri SMA N 7 Pontianak...30
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 meter Siswa Ektrakurikuler futsal
putri SMA Negeri 7 Pontianak..............................................................31
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Gantung Angkat Tubuh Ektrakurikuler
Futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak...................................................32
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Baring duduk 60 Detik Siswa
Ektrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak...................................33
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Loncat Tegak Ektrakurikuler Futsal Putri
SMA Negeri 7 Pontianak......................................................................34
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Lari 1000M Siswa Peserta Ektrakurikuler
Futsal SMA Negeri 7 Pontianak...........................................................35
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Data Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Peserta
Ektrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak...................................36

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS............................45


LAMPIRAN II SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS................................46
LAMPIRAN III SURAT IZIN PENELITIAN DI SMA N 7 PONTIANAK........48
LAMPIRAN IV BLANGKO TES INSTRUMENT PENELITIAN....................49
LAMPIRAN V DATA SISWA PENELITIAN......................................................83
LAMPIRAN PELAKSANAAN TES TKJI..........................................................92

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wahana pokok bagi pengembangan kualitas
sumber daya manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia semakin sadar
akan pentingnya proses berpikir untuk menentukan kualitas masa depannya.
Melalui pendidikan seseorang dapat menentukan masa depannya di mulai dari
bangku sekolah. Banyak pula yang meyakini bahwa pendidikan dan ilmu
pengetahuan merupakan hal yang mutlak dibutuhkan untuk bisa bertahan di era
persaingan global yang sedang terjadi di Indonesia. Pendidikan memang tidak
hanya diperoleh dari bangku sekolah melainkan dari berbagai sumber
diantaranya lingkungan pergaulan serta kegiatan ekstrakurikuler diluar jam
sekolah, lingkungan keluarga maupun dari media pemberitaan baik itu cetak
maupun elektronik.
Namun pendidikan formal tetaplah harus didapatkan di lingkungan
sekolah yang merupakan satuan pendidikan yang sistem pendidikan dan
pengajarannya telah dirancang secara teratur untuk menularkan pengetahuan
kepada siswa-siswinya. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan
perlu mendapat perhatian yang sungguh sungguh terutama di sekolah yang
merupakan pondasi bagi seluruh jenjang pendidikan, karena dasar-dasar ilmu,
kecakapan dan perilaku diberikan, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan
pembinaan yang seksama dengan senantiasa meningkatkan kualitasnya melalui
suatu pola pembinaan wawasan keunggulan.
Olahraga mempunyai banyak manfaat, Salah satunya memperbaiki dan
menjaga kebugaran jasmani jasmani. Dengan mengikuti kegiatan
ekstrakuikuler futsal seseorang seharusnya dapat menikmati manfaat
kesehatannya bagi diri sendiri shingga siswa tidak mudah terserang penyakit,
belajar menjadi lebih semangat, serta dapat berprestasi secara optimal karena
didukung oleh kebugaran atau kesehatan jasmani yang dimilikinya. Tetapi
sebaliknya menurut dari pengalaman guru penjaskes disekolah sering

1
2

ditemukan saat jam pelajaran disekolah beberapa yang mengikuti kegiatan


ekstrakurikuler futsal putri kelihatan lemas dan kurangnya minat belajar
sehingga pada saat jam belajar siswa sering mengantuk dan sering mengalami
pusing sehingga dengan berbagai alasan beberapa siswa meminta surat izin
pulang untuk istirahat dirumah. Beberapa faktor yang menjadi penyebab siswa
mengalami hal tersebut masih belum diketahui tingkat kebugaran jasmani nya.
Kebugaran jasmani merupakan aspek yang penting dimiliki oleh setiap
orang, hal ini disebabkan karena kebugaran jasmani menunjukkan kemampuan
seseorang untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan sehari-hari,
baik sebagai siswa, mahasiswa, pegawai, petani ataupun lainnya jadi setiap
manusia harus mempunyai kebugaran sehingga tetap selalu sehat.
Pengembangan kebugaran jasmani dalam pendidikan seharusnya
diberikan sejak usia dini di bangku sekolah dasar hingga ke tingkat menengah
atas melalui pendidikan jasmani, tetapi fakta dilapangan sebalik nya siswa
selalu berfikir bahwa kegiatan fisik selalu tidak disukai dikerenakan siswa
takut keletihan, padahal latihan fisik merupakan suatu tujuan untuk
meningkatkan kondisi kebugaran.
Menurut standar kompetensi mata pelajaran pendidikan jasmani
sekolah, Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas jasmani yang di rencanakan secara sistemik yang bertujuan untuk
meningkatkan kondisi fisik individu. Pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
Selain itu pendidikan jasmani juga bertujuan untuk mengembangkan
aspek kesehatan, Kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
3

serta perkembangan yang seimbang.


Melalui Kebugaran jasmani yang kurang baik, sudah pasti siswa tidak
akan mampu dalam menerima dan menyerap pelajaran yang diberikan oleh
guru sehingga tujuan untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang unggul
dalam segala aspek disekolah tidak akan dapat terwujudkan. Sehingga siswa
tidak dapat secara aktif terlibat dalam era persaingan global karena tidak ada
modal yang kuat dalam pembelajaran sehingga tidak dapat bertahan dan tidak
menjadi yang terbaik diantara siswa-siswa yang lain. Selain itu dikarenakan
tidak mempunyai Kebugaran jasmani yang baik, maka siswa ekstrakurikuler
futsal putri juga tidak akan memiliki rasa percaya diri dalam kegiatan menuntut
ilmu dikarena siswa mengalami tingkat kebugaran jasmani sangat rendah
sehingga mudah mengalami kelelahan, serta mudah kehilangan konsentrasi,
SMA Negeri 7 Pontianak memiliki berbagai macam kegiatan
ekstrakurikuler misalnya bola voli, futsal, sepak takraw, handball, pramuka
serta paskibra dan olahraga lain nya, bidang olahraga dalam 3 tahun belakang
ini mengalami penurunan prestasi olahraga, Karen dipengaruhi tingkat
kebugaran siswa tidak masksimal sehingga dalam mengikuti latihan serta
kejuaraan terlihat dari kondisi fisik saat dalam pertandingan berlangsung srta
dilihat dari prestasi yang saat ini sering mengalami kekalahan, maka dari itu
perlu dievaluasi kembali dalam kegiatan ekstrakurikuler futsal putri di SMA
Negeri 7 Pontianak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kebugaran jasmani,
dimana penelitian ini akan menceritakan dan menganalisa tingkat kebugaran
jasmani siswa ekstrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak. Apakah
faktor tersebut ada kaitanya.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi serta dikemukakan diatas
maka dari pada itu, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri
7 Pontianak dengan judul “Analisis Tingkat Kebugaran Jasmani siswa
Ekstrakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak”.
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Faktor kurangnya latihan pemain mempengaruhi kebugaran jasmani anggota
ekstrakurikuler dalam permainan futsal di SMA Negeri 7 Pontianak.
2. Kurangnya pengetahuan siswa tentang cara yang baik dan benar dalam lati-
han fisik.
3. Belum diketahui tingkat kebugaran jasmani pada siswa yang mengikuti ek-
strakurikuler futsal Putri di SMA Negeri 7 Pontianak.
C. Pembatasan Masalah
Karena dalam penelitian ini terdapat adanya keterbatasan waktu, dana
tenaga dan teori, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasi akan
diteliti. Maka dari itu, dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya pada
“Tingkat Kebugaran Jasmani siswa Ekstrakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7
Pontianak”.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka dalam penelitian
ini masalah pokok dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian seba-
gai berikut: “Seberapa Baik Tingkat Kebugaran Jasmani siswa Ekstrakurikuler
Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui Seberapa Baik Tingkat Kebugaran Jasmani siswa Ekstrakurikuler
Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai upaya peningkatan kreatifitas
yang harus dimiliki oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
olahraga. Selain itu, dapat bermanfaat pula sebagai bahan kajian disekolah.
5

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dorongan motivasi dan
minat siswa untuk dapat mengenali lebih jauh dalam pemahaman seber-
apa besar manfaat kebugaran jasmani disekolah sehingga bisa meraih
prestasi dibidang olahraga futsa dan prestasi dibidang akademik di seko-
lah.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam
rangka peningkatan kebugaran jasmani siswa ekstrakurikuler futsal putri
sehingga guru penjaskes dapat menerapkan metode latihan kebugaran
jasmani dan dapat memberikan manfaat kepada seluruh siswa – siswi di
SMA Negeri 7 Pontianak.
c. Bagi Sekolah
Informasi yang dihasilkan melalui penelitian ini diharapkan dapat
menjadi motivasi dalam rangka peningkatan mutu pengembangan
ekstrakurikuler cabang olahraga futsal putri disekolah. Upaya ini
dilakukan agar siswa memiliki prestasi olahraga serta akademik yang
maksimal.
BAB II
ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA
EKSTRAKURIKULER FUTSAL PUTRI
SMA NEGERI 7 PONTIANAK

A. Deskripsi Teori
1. Kebugaran Jasmani
a. Pengertian Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi
agar kita dapat menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan
baik. Definisi lainnya, kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh
untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berlebih.
Istilah kebugaran jasmani memiliki pengertian yang tidak berbeda dari
aspek fisik dalam total fitness atau yang dikenal sebagai physical fit-
ness.
Secara umum, pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan
ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti serta masih
mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain.
Makin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang, makin bagus pula
kemampuan kerja fisiknya. Kebugaran jasmani adalah kunci kesehatan
dan ketahanan tubuh yang sebenarnya.
Oleh karena itu, beberapa orang rutin melakukan berbagai lati-
han dan kegiatan fisik, seperti berolahraga. Tubuh akan menjadi lebih
fit dan tidak mudah terjangkit penyakit. Selain kondisi kesehatan yang
stabil, latihan kebugaran jasmani akan membuat tubuh terasa lebih
segar. Jadi, makin sering berolahraga justru membuatmu menjadi tidak
mudah lelah.
Djoko Pekik Irianto (2011:2) mengemukakan yakni kemampuan
seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efesien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat

6
7

menikmati waktu luangnya.


Jasmani yang bugar atau segar adalah jasmani yang memiliki
organ tubuh normal dalam keadaan istirahat dan bergerak atau bekerja
yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan (Y.S Santoso Giriwiyono,
2011:2).
Menurut Agusmandji yang dikutib oleh Yandhi Hidayat (2011:7)
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melaksanakan tugas
sehari-hari dengan semangat tanpa merasa lelah yang berlebihan. Hal
ini sejalan dengan pengertian Kebugaran jasmani Muhajir berpendapat
(2013: 57) Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan
tubuh untuk melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan
fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari)
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
Sedangkan Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Kadafi
(2014:52) berpendapat Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas mempertinggi daya
kerja tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani
memberikan kemampuan kepada seseorang untuk melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa adanya kelelahan yang berlebihan. Hal ini juga berarti
seseorang masih memiliki cadangan energi untuk menikmati waktu
senggangnya untuk melakukan pekerjaan yang mendadak dengan biak.
Semakin bugar/segar seseorang semakin besar kemampuan kerja
fisiknya dan semakin kecil kemungkinan terjadi kelelahan.
Lebih khusus lagi, pendapat Rusli Lutan, J. Hatoto dan
Tomoliyus (2016:7) Kebugaran jasmani (yang terkait dengan
kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik
yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.
Pendapat ini menunjukan bahwa seorang siswa dikatakan dalam
kondisi bugas atau segar bila siswa tersebut mampu melakukan
kegiatan fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas
8

yang baik
Menurut beberapa pendapat ahli di atas, Kebugaran jasmani
dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas sehari-hari secara efisien, tanpa mengalami kelelahan yang
berarti dan masih memiliki cadangan energi yang dapat digunakan
untuk menikmati waktu luang. Oleh karena itu Kebugaran jasmani
sangatlah penting untuk menunjang aktivitas seseorang sehari-hari.
b. Komponen Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani disusun atas berbagai komponen-komponen
sebagai indikator ketercapaian Kebugaran jasmani secara menyeluruh.
Rusli Lutan (2015: 8) berpendapat bahwa, Kebugaran jasmani
mencangkup dua aspek yaitu: Kebugaran jasmani yang berkaitan
dengan kesehatan dan Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan
peforma. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan
mengandung empat unsur pokok yaitu: daya tahan aerobik, kekuatan
tubuh, daya tahan otot, fleksibilitas. Kebugaran jasmani yang berkaitan
dengan peforma mengandung unsur-unsur: koordinasi, keseimbangan,
kecepatan, agilitas, kekuatan (power), waktu reaksi. Endang Rini S dan
Fajar Sri W (2013: 2) mengemukakan bahwa komponen Kebugaran
dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1) Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance)
Daya tahan merupakan faktor utama dalam kebugaran fisik.
Adapun yang dimaksud dengan daya tahan adalah sebagaimana yang
telah dikemukakan oleh: kemampuan seseorang dalam
mempergunakan jantung paru dan peredaran darahnya secara efektif
dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang
melibatkan sejumlah kontraksi otot-otot dengan intensitas tinggi
dalam waktu yang cukup lama. Dikutip dari departemen pendidikan
nasional, daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk
mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan yang
berlangsung relatif lama.
9

Djoko Pekik (2011: 4) mengemukakan bahwa yang dimaksud


daya tahan jantung-paru adalah kemampuan paru-paru dan jantung
mensuplai oksigen untuk kerja otot dalam waktu yang lama.
Pendapat lain menjelaskan bahwa daya tahan kardiovaskuler yaitu
kapasitas sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
mengalami kelelahan yang berarti (Sutiryo Utomo dan Suwandi,
2012: 61)
Ketahanan jantung dan peredaran darah dapat diukur
kemampuan melalui tugas yang berat secara terus-menerus yang
mengikutsertakan golongan otot-otot yang besar dalam waktu yang
lama. Dalam hal ini, peredaran darah kita harus dapat mensuplai
oksigen yang cukup kepada otot-otot agar dapat mensuplai oksigen
yang cukup kepada otot-otot agar dapat menjalankan fungsinya.
Semakin baik ketahanan jantung dan peredaran darah kita, otot-otot
semakin dapat bertahan lebih lama menjalankan fungsinya.
Berdasarkan dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa
daya tahan jantung paru merupakan komponen utama dalam
kebugaran jasmani. Daya tahan paru jantung adalah kemampuan
organ paru-paru dan jantung dalam menyuplai oksigen untuk kerja
otot tubuh dalam jangka waktu yang lama (Djoko Pekik Irianto,
2011: 8). Semakin baik daya tahan jantung paru seseorang maka
akan semakin baik juga kebugaran jasmaninya.
2) Kekuatan (strength)
Strength atau kekuatan, yaitu suatu kemampuan kondisi fisik
manusia yang diperlukan dalam peningkatan prestasi belajar gerak.
Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat
penting dalam berolahraga karena dapat membantu meningkatkan
komponen-komponen seperti kecepatan, kelincahan dan ketepatan.
Kekuatan berarti kemampuan untuk mengeluarkan tenaga
secara maksimal dalam satu usaha, kemampuan kekuatan berarti
10

terjadinya kontraksi otot pada manusia, bahwa kontraksi otot


manusia terdapat tiga jenis kontraksinya yaitu; statis, konsentris dan
eksentris. Latihan-latihan kekuatan cepat yang khusus dapat juga
diberikan paralel atau bersamaan dengan latihan-latihan untuk
meningkatkan kekuatan maksimal. Semua pengendalian latihan
kekuatan selain menuntut latihan kekuatan yang khusus juga
membutuhkan latihan pelengkap di bagian.
a) Daya tahan dasar (dari Faal yang dimaksud adalah penyediaan
energi aerobe dan anaerob
b) Latihan kelentukan/peregangan otot
Djoko Pekik (2011: 4) mengatakan bahwa kekuatan otot
melawan beban dalam satu usaha. Pendapat lain menjelaskan bahwa
kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat
dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi
dengan beban maksimal (Sutriyo Utomo dan Suwandi, 2013: 61).
Kekuatan adalah kemampuan maksimal seseorang untuk
mengangkat suatu beban. Anggapan yang salah adalah pemikiran
bahwa jika dari golongan otot-otot kita kuat, maka ini mencerminkan
kekuatan seluruh tubuh kita. Oleh karena itu agar jasmani kita segar,
maka semua otot harus dilatih, kemampuan otot menjadi maksimal,
jika kita melakukan latihan, sebaiknya mengikutsertakan semua otot
tubuh.
3) Ketahanan otot (mascular endurance)
Daya tahan atau (endurance) ialah kemampuan organ tubuh
olahragawan untuk menghindari dari kelelahan selama
berlangsungnya aktivitas olahraga atau kerja dalam jangka waktu
yang cukup lama (Sukadiyanto, 2011: 60). Daya tahan selalu
berkaitan dengan (durasi) dan intensitas kerja, semakin lama waktu
latihan dan semakin tinggi intensitas aktivitasnya yang dilakukan
seorang olahragawan, berarti dia memiliki daya tahan yang baik
Daya tahan dalam dunia olahraga merupakan kemampuan
11

yang dimiliki oleh jaringan otot dalam tubuh selama berkatifitas


yang memanfaatkan kemampuan daya tahan untuk mencegah
kelelahan selama aktivitas tubuh berlangsung. Daya tahan sangat
berkaitan dengan lamanya aktifitas yang dilakukan, yakni semakin
tinggi aktivitas, maka semakin meningkat juga kemampuan system
kerja otot setiap olahragawan. Oleh karena itu, kemampuan daya
tahan yang baik sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
olahragawan. Penyusunan program latihan harus disesuaikan dengan
kemampuan yang di latih agar kemampuan tersebut meningkat dan
penyusunan tersebut tidak lepas dari adanya tujuan dari program
latihan Sukadiyanto (2011: 87).
Istilah ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga
dikenal sebagai kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan
untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya aktivitas atau
kerja. Ketahanan selalu berkaitan erat dengan lama kerja (durasi) dan
intensitas kerja, semakin lama durasi latihan dan semakin tinggi
intensitas kerja yang dapat dilakukan seorang olahragawan, berarti
dia memiliki ketahanan yang baik.
Djoko Pekik (2011: 72) mengemukakan bahwa daya tahan
merupakan kemampuan melakukan kerja dalam jangka waktu lama.
Sedangkan Widiastuti (2014: 150) berpendapat daya tahan 14 otot
untuk melakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat
intensitas sub maksimal. Ketahan otot sangat erat hubunganya
dengan kekuatan, ketahanan otot adalah kemampuan otot untuk
melakukan suatu pekerjaan yang berulang atau berkontraksi pada
waktu yang lama. Apabila kita ingin memperbaiki ketahanan otot,
kita harus melakukan latihan beban, dengan beban ringan tetapi
sering diulang.
4) Kelenturan (fleksibility)
Kelenturan adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak
melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara
12

maksimal.Bentuknya latihan peregangan/stretching, seperti


peregangan leher, bahu, lengan, punggung, panggul, tungkai.
Ismaryati (2015: 101) berpendapat bahwa, kelenturan adalah
kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas
mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot. Sedangkan
Djoko Pekik (2011: 74) berpendapat kelenturan adalah kemampuan
persendian untuk melakukan gerakan-gerakan untuk melalui
jangkauan yang luas.
Kapasitas fungsional persendian kita untuk gerak pada daerah
gerak yang maksimal, bergantung pada otot, tendo dan ligamen
persendian. Untuk memperbaiki kelenturan tubuh kita harus
menggerak-gerakkan persendian secara teratur. Jadi kita 15 dapat
dikatakan segar bila jantung dan peredaran darah baik sehingga
tubuh menjalankan fungsinya secara berulang, tanpa mengalami
lelah yang berlebihan, juga persendian dapat bergerak pada daerah
geraknya masing-masing secara normal. Agar Kebugaran jasmani
kita baik, maka kita tidak dapat hanya melakukan latihan untuk salah
satu komponen saja, tetapi harus dilatih untuk semua komponen.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani yang baik merupakan interaksi dari berbagai
faktor yang mempengaruhi baik secara langsung atau tidak langsung
bagi tiap individu. Irianto (2011: 7- 10) mengemukakan bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Kebugaran jasmani
seseorang meliputi 3 faktor, yaitu :
1) Makan
Untuk dapat mempertahankan hidup manusia memerlukan
makanan yang cukup. Makanan yang cukup dan memenuhi syarat
yang sehat seimbang, cukup energi, 21 cukup nutrisi dan gizi
bermanfaat untuk mendapatkan Kebugaran jasmani yang baik.
Untuk mendapatkan Kebugaran yang prima selain memperhatikan
makan sehat berimbang juga dituntut meninggalkan kebiasaan tidak
13

sehat, seperti: merokok, minum alkohol dan makan berlebihan serta


tidak teratur.
2) Istirahat
Tubuh manusia tersusun atas organ jaringan dan sel yang
memiliki kemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu
bekerja terus menerus sepanjang waktu tanpa berhenti. Kelelahan
adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk
itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempata
melakukan recovery (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja
atau aktivitas sehari-hari dengan nyaman.
3) Olahraga
Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mendapatkan Kebugaran jasmani, missalnya dengan melakukan
massage, mandi uap, dan berlatih olahraga. Berolahraga adalah salah
satu alternatif yang paling efektif dan aman untuk memperoleh
Kebugaran jasmani karena memiliki multi manfaat, antara lain
manfaat jasmani (meningkatkan Kebugaran jasmani), manfaat psikis
(lebih tahan terhadap stress dan lebih mampu untuk berkonsentrasi)
dan manfaat sosial (dapat menambah rasa percaya diri, sarana
berinteraksi dan bersosialisasi). Adapun manfaat lain dari latihan
Kebugaran jasmani adalah penambahan kekuatan dan daya tahan
membantu dalam melaksankan tugas seharihari karena tidak lekas
lelah, latihan membantu memelihara kesehatan jantung dan
pembuluh darah, gerak yang baik bermanfaan bagi tubuh manusia.
Rusli Lutan (2014: 20-24) mengemukakan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi Kebugaran jasmani seseorang,
antara lain:
a) Faktor pribadi yang mempengaruhi perilaku aktif.
Perlu adanya pemahaman terhadap pribadi anak ditinjau dari
faktor kejiwaan mengapa anak aktif dan mengapa kurang aktif
14

b) Faktor Psikologis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterlibatan siswa
ditinjau dari faktor psikologis, seperti:
(1) Pengetahuan tentang bagaimana berlatih.
(2) Hambatan terhadap aktivitas jasmani.
(3) Rambu-rambu petunjuk untuk aktif.
(4) Niat untuk aktif.
(5) Sikap terhadap kegiatan.
(6) Norma yang dianut.
(7) Rasa percaya diri mampu melakukan kegiatan
c) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan sosial sekitar anak juga berpengaruh
dalam pembentukan kebiasaan hidup aktif seperti orang tua,
saudara, keluarga, teman, guru, media masa ataupun lingkungan
sosial lainnya.
d) Faktor Fisikal
Faktor fisikal seperti keadaan tempat tinggal, kondisi
lingkungan (misalnya daerah pegunungan, perkotaan atau
pedesaan) juga mempengaruhi pilihan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan.
Sedangkan, Brian J. Sharkey (2015: 80-85) berpendapat
bahwa faktor yang mempengaruhi Kebugaran jasmani adalah:
(1) Hereditas Setiap manusia membutuhkan dukungan yang
sangat natural dan bertahun-tahun latihan untuk mencapai
tingkat daya tahan yang tinggi.
(2) Latihan Potensi untuk meningkatkan Kebugaran aerobik
dengan latihan memiliki keterbatasan,
(3) Jenis Kelamin Sebelum puber, anak laki-laki dan perempuan
memiliki Kebugaran aerobik yang sedikit berbeda, tetapi
setelah itu anak perempuan jauh tertinggal.
(4) Usia Walaupun kemampuan latihan dapat menurun seiring
15

dengan usia, ahli gerontologi olahraga, Herb de Vries telah


menunjukan bahwa Kebugaran dapat ditingkatkan, bahkan
setelah usia 70 tahun dan tidak pernah ada kata terlambat
untuk memulai.
(5) Lemak tubuh Ingatlah bahwa Kebugaran dihitung per unit
berat badan, jadi jika lemak meningkat, Kebugaran anda
menurun. Kira-kira satu setengah penurunan Kebugaran
karena usia dapat disimpulkan sebagai peningkatan lemak
tubuh.
(6) Aktivitas Ingatlah bahwa apa yang anda lakukan hari demi
hari, tahun demi tahun, akan membentuk kesehatan, vitalitas
dan kualitas hidup anda.
d. Prinsip Latihan Kebugaran Jasmani
Latihan adalah proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk
mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban fisik, teknik,
taktik, dan mental secara teratur, terarah, meningkat, bertahap dan
berulang ulang. Latihan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam proses kepelatihan untuk mencapai prestasi maksimal
suatu cabang olahraga.
Prinsip-prinsip latihan Kebugaran jasmani adalah, sebagai
berikut:
1) Latihan harus berlangsung sepanjang tahun (kontinyu)
Latihan harus dilakukan secara terprogram dengan perencanaan yang
baik dan memperhitungkan siklus tahap pembinaan yang disebut
dengan periodesasi. Prinsip dasar periodesasi adalah pentahapan
latihan yang disesuaikan dengan waktu yang tersedia.
2) Kenaikan beban secara teratur
Hal ini sangat penting untuk mencegah overtraining serta proses
adaptasi atlet terhadap beban latihan terjamin keteraturannya.
3) Prinsip stress/overload
Stress adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor psikososial
16

(tekanan mental/beban kehidupan Priyoto, 2014). Sedangkan


overload memiliki makna beban atau jumlah yang berlebihan, istilah
ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika usaha suatu
objek tidak mampu lagi untuk mengakomodasi beban atau jumlah
yang melebihi kemampuannya.

2. Ekstrakurikuler
a. Pengertian Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diselenggarakan
untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran
dengan alokasi waktu yang diatur tersendiri berdasarkan pada
kebutuhan (Depdiknas 2011: 16). Ekstrakurikuler dilaksanakan sebagai
pedoman mengenai suatu materi yang belum dikuasai dengan tambahan
waktu khusus di luar jam pelajaran sekolah.
Prihatin (2011: 164) mengungkapkan kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan di luar jam biasa dan waktu libur sekolah yang
dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai
mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.
Shaleh dalam Said (2012: 16) juga berpendapat bahwa kegiatan
ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan diluar pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar
meniliki pengetahuan dasar penunjang. Ekstrakurikuler merupakan
sebuah kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar jam belajar seperti
sekolah pada umumnya. Selaras dengan pengertian yang disampaikan
oleh Yudha M.S dalam Armia (2014: 25), mengungkapkan bahwa
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam biasa yang bertujuan agar
siswa lebih memperdalam dan menghayati apa yang yang dipelajari
dalam kegiatan intrakulikuler.
17

b. Hakikat Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran (tatap muka) baik dilakukan di sekolah maupun di luar
sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas
wawasan dan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dari
berbagai bidang studi, Ektrakurikuler dapat dijadikan sebagai wadah
bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui
pelatihan dan bimbingan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat
membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para
siswa. menurut Rohinah M. Noor, MA ekstrakurikuler yaitu:
Di Indonesia ekstrakurikuler bukan hal baru lagi. Mulai dari
Sekolah Dasar hingga perguruan tinggi, semua lapisan pendidikan pasti
mengenal kegiatan ekstrakurikuler.
Dari berbagai penjelasa diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang memfokuskan kepada
kebutuhan dan sarana penyaluran bakat siswa guna menabah wawasan,
sikap dan ketrampilan siswa diluar jam pelajaran. Ekstrakulikuler
tersebut diharapkan berguna untuk mengisi waktu luang setelah selesai
jam pelajaran sekolah agar waktu luang siswa tersebut diisi dengan hal-
hal yang positif agar membantu siswa dalam memecahkan masalah
kebosanan belajar di ruang kelas yang pada akhirnya memicu siswa
bersemangat dalam pencapaian prestasi belajar yang baik
c. Tujuan Ekstrakurikuler
Tujuan Ekstrakurikuler Dalam setiap kegiatan yang dilakukan
pastilah memiliki tujuan. Kegiatan yang dilakukan tanpa jelas tujuannya
akan sia-sia. Begitu juga dengan kegiatan ekstrakurikuler pasti memiliki
tujuan tertentu. Mengenai tujuan dalam kegiatan ektrakurikuler
dijelaskan oleh Departemen pendidikan dan Kebudayaan sebagai
berikut:
1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan
18

keterampilan, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya


pembinaan manusia seutuhnya.
2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta
mengaitkan pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum
dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.
3) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang
meliputi bakat, minat dan kreativitas.
3. Hakikat Futsal
Justinus Lhaksana dan Ishak H. Pardosi (2013) berpendapat “futsal
merupakan olahraga beregu yang cepat dan dinamis dengan passing yang
akurat yang memungkinkan terjadinya banyak gol”. Murhananto (2014: 1)
berpendapat bahwa “futsal adalah sangat mirip dengan sepakbola hanya
saja dimainkan oleh lima lawan lima dalam lapangan yang lebih kecil”.
Asmar Jaya (2014: 4) mengemukakan “Futsal adalah suatu jenis
olahraga yang memiliki aturan tegas tentang fisik”. Sliding tackle
(menjegal dari belakang), body charge (benturan badan), dan aspek
kekerasan lain seperti dalam permainan sepakbola tidak diizinkan dalam
futsal.
Murhananto (2013 6) berpendapat “futsal adalah permainan yang
sangat cepat dan dinamis”. Dari segi lapangan yang relatif kecil hampir
tidak ada ruang untuk membuat kesalahan. Diperlukan kerja sama antar
pemain lewat passing yang akurat, bukan mencoba untuk melewati lawan.
Kerja sama antar pemain merupakan faktor yang sangat diperlukan untuk
menunjang permainan tim yang baik. Dalam bermain futsal tidak lagi
penting siapa yang mencetak gol, namun kerjasama dan kolektivitas tim
yang tinggi akan mengangkat prestasi sebuah tim. Menang dan kalah akan
selalu terjadi dalam sebuah permainan olahraga.
Dengan bermain futsal, pemain bisa mengembangkan kemampuan
dengan baik. Peraturannya sangat keras, yaitu pemain dilarang melakukan
tackling dan sliding keras. Dengan begitu, pemain bisa tampil lepas tanpa
berpikir resiko diciderai lawan (John D.Tenang, 2013: 15). Asmar Jaya
19

(2013: 80) berpendapat ada indikator yang membantu pemain


mengembangkan kemampuan teknik dan taktik bermain bola dengan baik :
a. Intelegensi
Futsal adalah suatu permainan yang kompleks. Jika kita
menganalisis setiap pertandingan dari keseluruhan yang terekam dalam
sejarahnya, kita tidak akan menemukan situasi yang identik dengan
futsal. Futsal merupakan suatu permainan yang mengalir begitu saja
tanpa ada persiapan khusus. Artinya, seorang pemain harus melakukan
improvisasi untuk menghadapi situasi yang bakal berubah dalam
pertandingan. Futsal merupakan medium ideal untuk mengembangkan
intelegensi.
b. Keahlian Teknik
Futsal lebih menekankan (skill) dibandingkan dengan fisik. Bola
yang lebih kecil dan ringan menjadi instrument yang bagus dalam
membantu mengembangkan teknik individu. Pemain bisa lebih matang
dalam melakukan penguasaan bola dibandingkan dengan sepakbola
konvensional. Itu memudahkan pemain untuk meningkatkan kecepatan
dan kelincahan kedua kaki saat melakukan gerakan dengan atau tanpa
bola (foot work) secara matang. Penguasaan bola saat menerima dan
mengoper serta perubahan gerakan tubuh akan sangat berguna saat
bermain bola dilapangan.
1) Total Soccer
Jumlah pemain yang sedikit dalam sebuah tim futsal menjadi
sangat krusial bagi seluruh pemain dalam bertahan dan menyerang.
Tidak ada pembagian posisi, tapi seluruh pemain saling membantu
dan harus memiliki mental serta karakter bertahan dan menyerang.
Ini membantu pemain untuk menyesuaikan dengan segala posisi
sesuai tuntutan sepak bola modern dan mengatasi berbagai masalah
taktik dan strategi permainan. Pemain sadar, mereka tidak boleh
santai, tapi harus aktif karena permainan futsal butuh peran aktif dari
seluruh pemain.
20

2) Permainan cepat
Futsal modern memiliki ciri khas yang spesifik lewat
permainan yang cepat. Dalam futsal, karena ruang gerak yang
sempit, bola akan bergulir dengan cepat diantara kaki pemain. Hal
ini membentu pemain untuk mengembangkan permainan cepat
secara individu dan tim. Dengan cara ini, pemain bisa memutuskan
teknik dan taktik permainan secara cepat. Tentu akan sangat
bermanfaat untuk diterapkan dalam permainan di luar lapangan.
3) Hiburan
Futsal adalah permainan cepat dan exciting, ketika pemain
terus bergerak ketimbang menunggu datangnya bola. Dengan kondisi
lapangan yang kecil, maka sering terjadi gol dalam jumlah yang
banyak dicetak oleh para pemain.
4. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Atas
Menurut Sukintaka (2015: 45-46) dalam Rori lanun (2016: 19-20)
karakteristik anak SMA umur 16-18 tahun antara lain :
a. Jasmani
1) Kekuatan otot dan daya tahan otot berkembang baik.
2) Senang pada ketrampilan yang baik, bahkan mengarah pada gerak
akrobatik.
3) Anak laki-laki keadaan jasmaninya sudah cukup matang.
4) Anak perempuan posisi tubuhnya akan menjadi baik.
5) Mampu menggunakan energi dengan baik.ampu membangun
kemauan dengan semangat mengagumkan.
b. Psikis atau Mental
1) Banyak memikirkan dirinya sendiri.
2) Mental menjadi stabil dan matang.
3) Membutuhkan pengalaman dari segala segi.
4) Sangat senang terhadap hal-hal yang ideal dan senang sekali bila
memutuskan masalah-masalah sebagai berikut:
21

a) Pendidikan,
b) pekerjaan,
c) perkawinan,
d) pariwisata dan politik.
e) kepercayaan.
c. Sosial
1) Sadar dan peka terhadap lawan jenis.
2) Lebih bebas.
3) Berusaha lepas dari lindungan orang dewasa atau pendidik.
4) Senang pada perkembangan sosial.
5) Senang pada masalah kebebasan diri dan berpetualang.
6) Sadar untuk berpenampilan dengan baik dan cara berpakaian rapi
dan baik.
7) Tidak senang dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh
kedua orang tua.
8) Pandangan kelompoknya sangat menentukan sikap pribadinya.
d. Perkembangan Motorik
Anak akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan pada
masa dewasanya, keadaan tubuhnya pun akan menjadi lebih kuat dan
lebih baik, maka kemampuan motorik dan keadaan psikisnya juga telah
siap menerima latihan-latihan peningkatan ketrampilan gerak menuju
prestasi olahraga yang lebih. Untuk itu mereka telah siap dilatih secara
intensif di luar jam pelajaran. Bentuk penyajian pembelajaran sebaiknya
dalam bentuk latihan dan tugas.
Pembelajaran pendidikan olahraga di sekolah terutama pada
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat terbatas. Seperti kelas
XI diarahkan pada pemahaman cara melakukan latihan-latihan suatu
cabang olahraga. Guna memperdalam pengetahuan siswa terhadap
suatu cabang olahraga futsal, maka sekolah membuat kebijakan untuk
mengadakan ekstrakurikuler cabang olahraga futsal, agar siswa dapat
22

berprestasi dengan baik diluar akademik.


B. Penelitian yang Relevan
1. Afristian Ismadraga dengan judul penelitian Profil Kondisi Fisik Siswa
Yang Masuk Kelas Khusus Olhraga di SMP Negeri 1 Ngawen. subyek
penelitian adlah siswa kelas khusus olahraga SMP Negeri 1 Ngawen, den-
gan jumlah 32 siswa. Teknik pengambilan data dengan instrumen tes yang
terdiri dari 11 item tes, yaitu tes daya tahn (endurance), tes kekuatan
tungkai, tes kekuatan punggung, tes kekuatan tangan, tes kelentukan, tes
kecepatan, tes power tungkai, tes kelincahan, tes keseimbangan, tes reaksi,
tes koordinasi, dan tinggi badan. Hasil penelitian secara rinci, sebanyak 2
siswa (6,25%) termasuk dalam kondisi fisik yang sangat kurang, 7 siswa
(21,88%) mempunyai kondisi fisik kurang, 14 siswa (43,75%) mempunyai
kondisi fisik sedang, 6 siswa (18,75%) termasuk baik, 3 siswa (9,38%)
kondisi fisik sangat baik. Dapat disimpulkan bahwaprofil kondisi fisik
siswa yang masuk kelas khusus olahraga di SMP Negeri 1 Ngawen secara
keseluruhan adalah sedang.
2. Kasimin (2008) dengan judul penelitian „‟Tingkat Kesegaran Jasmani
Siswa yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolavoli dan Bolabasket di SMA N
1 Gombong Kabupaten Kebumen‟‟. Metode penelitian ini dengan survei
dan pengambilan data dengan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang
digunakan adalah tes TKJI untuk remaja usia 16-19 tahun. Hasil analisis
menunjukan bahwa secara keseluruhan tingkat kesegaran jasmani siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli adalah sebagai berikut: 0% terma-
suk sangat baik, 6.25% termasuk baik, 46 67.59% termasuk kategori
sedang, 23.91% termasuk kategori kurang, 2.17% termasuk kategori ku-
rang sekali, sedangkan hasil analisis menunjukan secara keseluruhan
tingkat kesegaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabas-
ket adalah sebagai berikut: 0% termasuk sangat baik, 4.49% termasuk kat-
egori baik, 42.22% termasuk kategori sedang, 51.1% termasuk kategori
kurang, 2.22% termasuk kategori kurang sekali.
23

C. Kerangka Berpikir
Kegiatan ekstrakurikuler diselengarakan untuk menambah kemam-
puan dan prestasi siswa yang mempunyai bakat, minat, dan kemampuan
dalam bidang olahraga. Ekstrakurikuler Futsal di sekolah berfungsi sebagai
proses pembinaan olahraga Futsal agar dapat menghasilkan calon-calon atlet
berprestasi dalam olahraga Futsal. Prestasi yang sudah dapat diraih SMA
Negeri 7 Pontianak sangat membanggakan sehingga perlulah sebuah upaya
dalam mempertahankan prestasi yang telah diraih Olahraga Futsal merupakan
olahraga yang bersifat aktif, dinamis dan dalam tempo yang tinggi sangat
membutuhkan kesegaran jasmani yang baik.
Kesegaran jasmani atau disebut “physical fitness” yang berarti ke-
mampuan kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan dengan mengunakan kekuatan, daya tahan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti. Kesegaran yang baik tidak diperoleh
dalam waktu yang singkat namun harus melalui latihan secara teratur dan
memahami konsep kesegaran jasmani karena kompenen tersebut merupakan
penentu baik buruknya tingkat kesegaran jasmani. Dalam meningkatkan ke-
segaran jasmani perlu latihan yang teratur serta memperhatikan prinsip-prin-
sip latihan dan takaran latihan yaitu frekuensi latihan, intensitas latihan serta
waktu atau durasi latihan. Banyaknya kegiatan wajib sekolah yang harus di-
lakukan siswa bersamaan dengan jadwal latihan membuat siswa ikut latihan
pada saat latihan sudah berlangsung. Sehingga lama waktu latihan siswa
berkurang yang akan mempengaruhi tingkat kesegaran siswa tersebut. Lati-
han yang diberikan oleh guru pendamping ekstrakurikuler atau seorang pelati-
han harus memiliki model latihan yang bertujuan mengembangkan tingkat ke-
trampilan siswa ekstrakurikuler Futsal dan tingkat kesegaran siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler Futsal. Kegiatan ekstrakurikuler akan bermanfaat
jika dilakukan secara teratur, terukur dan sesuai dengan program latihan. Pro-
gram latihan perlu memperhatikan prinsip-prinsip latihan yang sistematis agar
dapat meningkatkan kapasitas fungsional dan daya tahan siswa.
24

Upaya peningkatan dilakukan dengan pemilihan model latihan yang


mengarah pada kualitas penguasaan teknik-teknik gerakan dalam permainan
Futsal bersamaan dengan pengembangan unsur-unsur kesegaran jasmani. Ter-
capainya tingkat kesegaran jasmani yang baik berpengaruh terhadap pan-
guasaan ketrampilan Futsal. Yang akan mendorong upaya mempertahankan
prestasi yang telah diraih. Mengingat betapa pentingnya pencapaian ke-
segaran jasmani yang baik untuk menunjang upaya dalam mempertahankan
prestasi, perlu diadakan tes kesegaran jasmani agar diketahui seberapa besar
tingkat kesegaran jasmani siswa putri yang mengikuti ekstrakurikuler Futsal
putri di SMA Negeri 7 Pontianak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. (Bungin,
2009 : 36) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif dengan format deskriptif
bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situ-
asi, atau berbagai, variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Penelitian ini menggunakan
metode survei, adapun teknik pengambilan datanya dengan menggunakan tes
dan pengukuran dengan menggunakan tes kebugaran jasmani kelompok umur
16-19 tahun. Pelaksanaan tes kebugaran jasmani dimulai hari Kamis, Tanggal
10 Juli 2022, pukul 08.00 WIB – selesai dan bertempat di Lapangan SMA
Negeri 7 Pontianak.
B. Definisi Operasional Variabel
Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan memiliki empat komponen dasar yaitu
meliputi: daya tahan paru jantung, daya tahan otot, kekuatan otot, dan kelen-
tukan. Untuk kebugaran jasmani yaitu dengan menghitung hasil tingkat ke-
bugaran jasmani yang dapat dicapai oleh siswa putri yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler futsal dengan menggunakan Tes Kebugaran Jasmani Indone-
sia (TKJI) dari Depdiknas tahun 2010, untuk usia 16-19 tahun yang terdiri
dari 5 item tes, yaitu:
1. Tes lari 60 meter untuk putri
2. Tes Gantung angkat tubuh untuk putri 60 detik.
3. Tes baring duduk 60 detik untuk putri
4. Tes loncat tegak untuk putri
5. Tes lari 1000 meter untuk putri.

25
26

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan dari subjek yang akan diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswi yang mengikuti ekstrakurikuler fut-
sal yang berusia 16 – 19 tahun. Adapun jumlah siswa yang mengikuti ek-
strakurikuler futsal putri di SMA Negeri 7 Pontianak adalah 31 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sugiyono (2011: 102). Instru-
men yang digunakan dalam penelitian adalah Tes Kebugaran Jasmani Indone-
sia (TKJI) untuk anak umur 16-19 tahun. Adapun instrumen tes yang digu-
nakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lari 60 meter
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang.
2. Gantung angkat tubuh
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
bahu.
3. Baring duduk 60 detik
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
4. Loncat tegak
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif.
5. Lari 1000 meter
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung peredaran darah dan
pernafasan.
Koefisien validitas instrumen untuk kategori remaja 16-19 untuk putri
0,711, sedangkan koefisien reliabilitas untuk putri 0,673 (Depdiknas, 2010:
3). Tes ini merupakan satu rangkaian sehingga butir tes dilaksanakan secara
berkesinambungan. Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah stop-
wach yang sudah memenuhi standar nasional.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani mengunakan Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk usia 16-19 tahun yang diterbitkan
27

oleh Depdikbud pada Tahun 2010. TKJI merupakan satu rangkaian tes. Oleh
karena itu, semua butir tes harus dilaksanakan secara berkesinambungan atau
terus menerus. Urutan pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Pos 1 : Lari 60 meter (16-19 tahun) diukur dengan satuan detik dengan di-
catat satu angka dibelakang koma.
2. Pos 2 Gantung angkat tubuh 60 detik untuk putri
3. Pos 3 : Baring duduk selama 60 detik.
4. Pos 4 : loncat tegak (vertical jump)
5. Pos 5 : lari 1000 (usia 16-19 tahun) untuk putri diukur dalam satuan menit
dan detik.
Adapun alat dan fasilitas yang diperlukan antara lain; lintasan lari atau
lapangan yang datar dan tidak licin, stopwach, bendera start, palang tunggal,
papan berskala, serbuk kapur, penghapus, formulir tes, peluit dan alat tulis.
Sedangkan petugas yang dibutuhkan dalam pelaksaan tes kebugaran
jasmani ini, antara lain:
1. Pos 1 : 3 orang sebagai juru keberangkatan, pengukur waktu dan pencatat
hasil.
2. Pos 2 : 2 orang. 1 orang sebagai pengamat waktu dan 1 orang perhitungan
gerak mencatat hasil.
3. Pos 3 : 2 orang. 1 orang sebagai pengamat waktu dan 1 orang pencatat
hasil.
4. Pos 4 : 1 orang sebagai pencatat hasil dan 2 orang sebagai pengamat.
5. Pos 5 : 2 orang sebagai juru keberangkatan, pengukur waktu, dan pencatat
hasil.
F. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pre-
sentase. Prestasi yang diperoleh siswi yang telah melaksanakan tes disebut
dengan hasil kasar. Tingkat kebugaran jasmani siswi tidak dapat menilai se-
cara langsung berdasar prestasi yang dicapai siswi, karena satuan yang diper-
gunakan masing-masing berbeda-beda, yaitu :
28

1. Untuk butir tes lari dan Gantung angkat tubuh menggunakan satuan uku-
ran waktu (menit dan detik).
2. Untuk tes baring duduk mempergunakan satuan ukuran jumlah ulangan
gerak (berapa kali).
3. Untuk tes loncat tegak, menggunakan satuan ukuran tinggi (centimeter).
Hasil kasar yang diperoleh masih dalam ukuran yang berbeda-beda
tersebut perlu diganti dengan satu ukuran yang sama. Dalam hal ini satuan
ukuran yang sama adalah nilai. Setelah hasil kasar setiap butir tes diubah
menjadi nilai dengan cara memasukan kedalam tabel nilai tes kebugaran jas-
mani, langkah berikutnya adalah menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir
tes tersebut. Hasil penjumlahan menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi
tingkat kebugaran jasmani remaja umur 16-19 tahun yang diterbitkan oleh
Depdiknas tahun 2010.
Standar tes kebugaran jasmani dapat disajikan pada tabel 3.1.
Dibawah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Nilai Kebugaran Jasmani Untuk Remaja Putri Umur 16-19 Tahun

Sumber : Depdiknas (2010:28)


Tingkat kebugaran jasmani ditentukan setelah melihat hasil Tes Ke-
bugaran Jasmani Indonesia kemudian data dikonversikan dalam tabel 3.2,
standar norma kebugaran jasmani Indonesia berikut ini:
29

Tabel 3.2. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia

Sumber : Depdiknas (2010:28)


Kemudian hasil tes yang telah dikonversikan dalam norma pengkatagorian di-
lakukan analisis deskriptif melalui persentase yang digunakan adalah sebagai
berikut:

Keterangan :
P= angka presentase
f= Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
N= Number of Case (jumlah frekuensi banyaknya individ.
G. Jadwal Rencana Penelitian
Analisis Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Ekstrakurikuler Futsal Pu-
tri Sma Negeri 7 Pontianak direncanakan dari bulan Maret 2022 hingga
Selesai. Jadwal ini disusun untuk memotivasi peneliti dalam menyelesaikan
penulisan skripsi dan bersifat tidak tetap. Ini berarti jadwal sewaktu-waktu
bisa berubah sesuai dengan keadaan dilapangan dan hasil konsultasi serta
arahan dari dosen pembimbing skripsi.
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
PersiapanJudul Penelitian
Persiapan Outline Penelitian
Desain Penelitian
Perbaikan Desain
Seminar
Penelitian
Sidang Skripsi
Pengumpulan skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah data kuantitatif yang
diperoleh dengan menggunakan tes TKJI tahun 2010. Data diperoleh berasal
dari lima item tes terdiri atas: (1) lari 60 m; (2) gantung angkat tubuh; (3)
barik duduk; (4) loncat tegak; (5) lari 1000 m. Kelima data tersebut diubah
menjadi nilai menggunakan tabel nilai dijumlah kemudian dimasukkan dalam
kategori status kebugaran jasmani. Data hasil tes TKJI disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.1 Data hasil tes TKJI ekstrakurikuler futsal putri SMA N 7 Pontianak.
GAN- LON-
LARI 60 BARING LARI 1000
KATE TUNG KATE CAT KAT KAT
N METER DUDUK KATEG M JUMLAH KATE-
GORI TUBUH GORI TEGAK EGO EGO
O ORI NILAI GORI
WA JUM- JUM- N RI JUM- RI
N N HASIL N N
KTU LAH LAH LAH
1 7,4 4 Baik 12 4 Baik 29 4 Baik 33 3 Baik 4,11 4 Baik 19 Baik
2 7,0 5 Baik 12 4 Baik 32 5 Baik 54 3 Baik 4,05 4 Baik 21 Baik
3 7,6 4 Baik 12 3 Baik 28 4 Baik 54 3 Baik 3,64 4 Baik 18 Baik
Sedan Seda Seda
4 9,4 3 Sedang 4 1 34 4 Sedang 56 3 4,15 4 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
5 8,2 4 Sedang 9 3 33 4 Sedang 50 3 4,65 3 17 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
6 8,6 3 Sedang 11 3 31 4 Sedang 42 2 4,65 3 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
7 9,5 3 Sedang 12 3 33 4 Sedang 46 2 5,21 2 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
8 6,9 5 Sedang 3 1 30 4 Sedang 55 3 3,20 4 14 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
9 8,5 3 Sedang 10 3 31 4 Sedang 43 2 4,37 3 17 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
10 8,4 3 Sedang 9 3 27 4 Sedang 41 2 4,37 3 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
11 8,5 3 Sedang 7 2 24 5 Sedang 44 2 3,32 4 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
12 7,4 4 Sedang 14 4 26 4 Sedang 37 1 4,28 3 16 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
13 7,9 4 Sedang 11 3 30 5 Sedang 57 3 4,32 3 16 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
14 8,1 4 Sedang 10 3 32 5 Sedang 31 1 4,45 3 16 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
15 8,1 4 Sedang 6 2 31 5 Sedang 52 3 4,44 3 16 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
16 8,6 3 Sedang 10 3 31 5 Sedang 44 2 4,44 2 17 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
17 8,2 4 Sedang 0 1 31 4 Sedang 53 3 4,96 3 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
18 8,2 3 Sedang 5 2 29 5 Sedang 42 2 4,15 4 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
19 7,4 4 Sedang 7 2 28 4 Sedang 51 3 5,20 2 16 Sedang
g ng ng

30
31

Sedan Seda Seda


20 9,0 3 Sedang 10 3 27 4 Sedang 51 3 5,09 3 15 Sedang
g ng ng
Sedan Seda Seda
21 9,6 3 Sedang 8 3 27 4 Sedang 49 2 4,34 3 16 Sedang
g ng ng
Ku- Ku- Ku-
22 8,4 3 Kurang 9 3 35 5 Kurang 69 3 3,70 4 15 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
23 7,4 4 Kurang 10 3 25 3 Kurang 39 3 5,00 2 16 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
24 8,3 4 Kurang 2 1 23 3 Kurang 52 3 4,14 4 14 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
25 9,2 3 Kurang 7 2 24 3 Kurang 34 1 3,19 4 16 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
26 10,5 2 Kurang 3 1 25 3 Kurang 48 2 3,19 1 15 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
27 9,6 3 Kurang 2 1 25 3 Kurang 48 2 6,19 2 10 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
28 10,4 2 Kurang 4 1 29 3 Kurang 52 3 5,40 2 12 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
29 7,7 4 Kurang 2 1 29 3 Kurang 43 2 5,31 2 13 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
30 8,5 3 Kurang 1 1 28 3 Kurang 51 3 6,13 2 12 Kurang
rang rang rang
Ku- Ku- Ku-
31 8,1 4 Kurang 4 1 32 4 Kurang 35 1 5,21 2 11 Kurang
rang rang rang

Berdasarkan tabel di atas bahwa diketahui nilai tertinggi 21 dengan


kategori baik, nilai terendah 10 dengan kategori kurang. Sedangkan, rata-rata
nilai tingkat kebugaran jasmani adalah 15,16.
B. Hasil Penelitian
Hasil tes kebugaran jasmani peserta ekstrakurikuler Futsal SMA
Negeri 7 Pontianak pada tanggal 10 juli 2022. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat Kebugaran jasmani siswa peserta ektrakurikuler futsal Pu-
tri SMA Negeri 7 Pontianak. Hasil penelitian tingkat Kebugaran jasmani
siswi ektrakurikuler futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak dideskripsikan
berdasarkan masing-masing tes pengukuran, yaitu sebagai berikut:
1. Tes Lari 60 Meter
Hasil analisis data dari indikator kecepatan lari 60 meter
berdasarkan perhitungan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun
2010 diperoleh data yang berbentuk nilai, kemudian dikategorikan menjadi
lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
Berikut tabel distribusi frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani
Siswa Peserta Ekstrakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak
berdasarkan tes Lari 60 meter.
32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Lari 60 meter Siswa Ektrakurikuler


futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak.

Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)


S.d-7.2‟ 5 2 6,5
7.3‟-8.3‟ 4 13 41,9
8.4‟-9.6‟ 3 14 45,1
9.7‟-11.0‟ 2 2 6,5
11.1-dst 1 0 0
JUMLAH 31 100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 siswi yang men-
dapat nilai 5 berjumlah 2 siswi (6,5%), nilai 4 berjumlah 13 siswa (41,9%),
nilai 3 berjumlah 14 siswi (45,1%), nilai 2 berjumlah 2 orang (6,5%), nilai
1 berjumlah 0 siswi (0%)
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gam-
bar di bawah ini:

Gambar 4.1. Diagram Hasil Penelitian Lari 60 meter Siswa Ektrakurikuler


Futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak.
2. Gantung Angkat Tubuh
Hasil analisis data dari indikator kecepatan lari 60 meter
berdasarkan perhitungan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun
2010 diperoleh data yang berbentuk nilai, kemudian dikategorikan menjadi
lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.
Berikut tabel distribusi frekuensi Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
Peserta Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak berdasarkan tes
Gantung Angkat Tubuh.
33

Tabel 4.3.Distribusi Frekuensi Data Gantung Angkat Tubuh Ek-


trakurikuler Futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak

Interval Nilai Frekuensi Persentase (%)


19;keatas 5 0 0
14-18 4 3 9,7
9-13 3 13 41,9
5-8 2 5 16,1
0-4 1 10 32,3
JUMLAH 31 100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 siswi yang men-
dapat nilai 5 berjumlah 0 siswi (0%), nilai 4 berjumlah 3 siswi (9,7%), ni-
lai 3 berjumlah 13 siswi (41,9%), nilai 2 berjumlah 5 orang (16,1%), nilai
1 berjumlah 10 siswi (32,3%).
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gam-
bar di bawah ini:

Gambar 4.2. Diagram Hasil Penelitian Gantung Angkat Tubuh Ek-


strakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak.

3. Baring Duduk 60 Detik


Hasil analisis data dari indikator Baring duduk 60 detik
berdasarkan perhitungan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun
2010 diperoleh data yang berbentuk nilai, kemudian dikategorikan men-
jadi lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang
sekali. Berikut tabel distribusi frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Ek-
strakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak berdasarkan tes Baring
Duduk 60 Detik
34

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Baring duduk 60 Detik Siswa Ek-
trakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak
Interval Nilai Frekuensi Persentase
41 - Ke Atas 5 7 22,6
30 -40 Kali 4 19 61,3
21 - 29 Kali 3 4 12,9
10 - 20 Kali 2 1 3,2
0 - 9 Kali 1 0 0
Jumlah 31 100

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 siswi yang men-
dapat nilai 5 berjumlah 7 siswi (22,6%), nilai 4 berjumlah 19 siswi
(61,3%), nilai 3 berjumlah 4 siswi (12,9%), nilai 2 berjumlah 1 orang
(3,2%), nilai 1 berjumlah 0 siswi (0%) Apabila ditampilkan dalam bentuk
diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.3. Diagram Hasil Penelitian baring duduk 60 detik Siswa Pe-
serta Ektrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak.
4. Loncat Tegak
Hasil analisis data dari indikator kecepatan lari 60 meter
berdasarkan perhitungan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun
2010 diperoleh data yang berbentuk nilai, kemudian dikategorikan men-
jadi lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang
sekali. Berikut tabel distribusi frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani Ek-
35

strakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak berdasarkan tes Loncat


Tegak.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Loncat Tegak Ektrakurikuler Futsal
Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
Interval Nilai Frekuensi Persentase
73-keatas 5 0 0
60-72 cm 4 1 3,2
50-59 cm 3 14 45,2
39-49 cm 2 13 38,7
s.d 38 cm 1 4 12,9
Jumlah 31 100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 siswi yang men-
dapat nilai 5 berjumlah 0 siswa (0%), nilai 4 berjumlah 1 siswi (3,2%), ni-
lai 3 berjumlah 14 siswi (45,2%), nilai 2 berjumlah 12 orang (38,7%), nilai
1 berjumlah 4 siswi (12,9%) Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.4. Diagram Hasil Penelitian Lonncat Tegak Siswa Ek-


trakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
5. Lari 1000 Meter
Hasil analisis data dari indikator kecepatan lari 1200 meter
berdasarkan perhitungan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) tahun
2010 diperoleh data yang berbentuk nilai, kemudian dikategorikan men-
jadi lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang
sekali. Berikut tabel distribusi frekuensi Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
36

Peserta Ekstrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak berdasarkan tes


Lari 1000 meter.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Lari 1000M Siswa Peserta Ek-
trakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak.
Interval Nilai Frekuensi Persentase
S.d-3,14” 5 0 0
3‟15”-4‟25” 4 10 32,3
4‟26-5‟12” 3 11 35,5
5‟13-6‟33” 2 9 29,0
6‟34”-dst 1 1 3,2
Jumlah 31 100
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 siswa yang men-
dapat nilai 5 berjumlah 0 siswa (0%), nilai 4 berjumlah 10 siswa (32,3%),
nilai 3 berjumlah 11 siswa (35,5%), nilai 2 berjumlah 9 orang (29,0%), ni-
lai 1 berjumlah 1 siswa (3,2%).
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:

Gambar 4.5. Diagram Hasil Penelitian lari 1000 m Ektrakurikuler Futsal


Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
6. Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Peserta Ektrakurikuler Futsal
SMA Negeri 7 Pontianak
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Data Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Pe-
serta Ektrakurikuler Futsal SMA Negeri 7 Pontianak.
Interval Nilai Frekuensi Persentase
22-25 Baik Sekali (BS) 0 0
18-21 Baik (B) 3 9,68
37

14-17 Sedang (S) 22 70,97


10-13 Kurang (K) 6 19,35
Kurang Sekali
5-9 0 0
(KS)
Jumlah 31 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa peserta ek-


strakurikuler futsal di SMA Negeri 7 Pontianak dari 31 siswa (100%) ter-
dapat 0 siswa (0%) dalam kategori baik sekali, 3 siswa (9,68) dalam kate-
gori baik, 22 siswa (70,97) dalam kategori sedang, 6 siswa (19,35%) 64
dalam kategori kurang dan 0 siswa (0%) dalam kategori kurang sekali.
Lebih terperinci dapat dilihat pada lampiran 8.
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gam-
bar di bawah ini:

Gambar 4.6. Diagram Hasil Penelitian Tingkat Kesegaran Jasmani Ek-


trakurikuler Futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil tingkat Kebugaran jas-
mani siswa peserta ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak se-
bagian besar berkategori sedang dengan persentase 70,97 %, yang berkate-
gori kurang sebesar 19,35 %, yang berkategori baik 9,68 %, yang berkate-
gori kurang sekali 0 % dan yang berkategori baik sekali 0 %. Hasil peneli-
tian tersebut dapat diartikan bahwa tingkat Kesegaran jasmani siswi ek-
trakurikuler futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak adalah sedang.
38

C. Pembahasan
Kesegaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang un-
tuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efisien, tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih memiliki cadangan energi yang dapat digunakan un-
tuk menikmati waktu luang. Oleh karena itu kesegaran jasmani sangatlah
penting untuk menunjang aktivitas seseorang sehari-hari. Hal ini jelas penting
bagi seorang olahragawan atau atlet. Seperti halnya untuk siswa peserta ek-
strakurikuler futsal di SMA Negeri 7 Pontianak, mereka membutuhkan
stamina yang lebih untuk berlatih futsal setiap hari Selasa sepulang jam seko-
lah dibandingkan dengan siswa lainya. Futsal adalah suatu jenis olahraga
yang memiliki aturan tegas tentang fisik. Sliding tackle (menjegal dari be-
lakang), body charge (benturan badan), dan aspek kekerasan lain seperti
dalam permainan sepakbola tidak diizinkan dalam futsal. Olahraga futsal
tentu saja membutuhkan kondisi fisik yang baik dalam permainan.
Kesegaran jasmani merupakan satu aspek dari kesegaran jasmani
menyeluruh (total fitness). Kesegaran jasmani memberikan kesanggupan
kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif seharihari tanpa
adanya kelelahan berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan pekerjaan
yang tak terduga (mendadak). Kesegaran jasmani sangat diperlukan dalam
perm ainan futsal agar seorang pemain mampu bermain maksimal. Kesegaran
jasmani meliputi kecepatan, kekuatan, kelincahan, dan daya tahan. Selain itu
waktu yang digunakan untuk ekstrakurikuler Futsal Putri di SMA Negeri 7
Pontianak, sangatlah kurang yaitu ektrakurikuler Futsal putri di SMA Negeri
7 Pontianak dilakukan hanya 1 minggu 1 kali pada hari selasa sore pukul
15.00 WIB – 16.30 WIB. Hal ini menyebabkan latihan ekstrakurikuler futsal
di SMA Negeri 7 Pontianak berjalan tidak konsisten sebagaimana mestinya.
Padahal, salah satu syarat untuk dapat bermain futsal dengan baik adalah pe-
main harus dibekali dengan fisik serta teknik yang baik karena pemain yang
memiliki fisik dan teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat
bermain futsal dengan baik pula. Berdasarkan hasil penelitian di atas dike-
39

tahui hasil tingkat kesegaran jasmani siswa peserta ektrakurikuler futsal SMA
Negeri 7 Pontianak sebagian besar berkategori sedang dengan persentase
70,97 %.
Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa tingkat kesegaran jas-
mani ektrakurikuler futsal putri SMA Negeri 7 Pontianak adalah sedang. Ke-
segaran jasmani yang sedang diartikan bahwa siswa peserta ektrakurikuler
futsal mempunyai kesehatan dan aktivitas jasmani yang cukup terlatih dalam
kesehariannya. Aktivitas latihan seseorang akan sangat memepengaruhi ke-
segaran jasmani anak, semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan akan se-
makin baik kesegaran jasmani seseorang, dengan melakukan latihan futsal se-
tiap satu minggu sekali, akan tetapi latihan satu kali dalam satu minggu dirasa
masih kurang, dikarenakan latihan yang baik adalah sebaiknya 3-5 kali sem-
inggu, hal tersebut yang menyebabkan sebagian besar Ekstrakurikuler Futsal
putri di SMA Negeri 7 Pontianak masih mempunyai Kesegaran jasmani yang
sedang.
Sedangkan hasil penelitian juga menunjukaan 19,35 % anak masuk
kategori kurang. Hasil tingkat kesegaran jasmani siswa yang kurang dikare-
nakan beberapa siswa kurang rutin dan aktif dalam berlatih. Waktu latihan
yang setiap satu kali dalam satu minggu kurang dimaksimalkan dengan baik
oleh siswa sehingga hal tersebut yang menyebabkan kesegaran jasmani ku-
rang. Aktivitas yang dilakukan setiap latihan di rasa belum cukup untuk me-
nunjang Kesegaran jasmani tubuh. Dengan demikian perlu ditunjang dengan
latihan yang rutin, baik dalam kegiatan ekstrakurikuler dan latihan di rumah.
Sedangkan ada siswa yang masuk dalam kategori baik sebesar 9,68 %, siswa
yang mempunyai kategori baik dapat diindikasikan bahwa siswa tersebut ter-
masuk siswa yang aktif dalam latihan olahraga. Latihan olahraga yang di-
lakukan tidak hanya kegiatan di sekolah tetapi juga latihan di rumah, seperti;
latihan dengan teman dirumah, latihan bermain futsal di dalam klub atau lati-
han fisik lainya. Prinsip latihan merupakan proses perubahan ke arah yang
lebih baik, yaitu meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional tubuh,
dan kualitas psikis seseorang. Semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan
40

setiap hari akan semakin baik kesegaran jasmani yang diperoleh. Untuk men-
capai kesegaran jasmani yang baik, perlu adanya aktivitas rutin guna
meningkatkan Kesegaran jasmani siswa.
Dari uraian hasil penelitian di atas banyak siswa peserta ek-
strakurikuler futsal di SMA Negeri 7 Pontianak memiliki kesegaran jasmani
dalam kategori sedang kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor
adalah:
1. Durasi latihan Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMA Negeri
7 Pontianak memiliki beban kegiatan lain di sekolah. Kegiatan lain terse-
but diantaranya les mata pelajaran wajib, pengembangan diri dan lainlain.
Dimana kegiatan tersebut sering berbenturan dengan waktu latihan dalam
ekstrakurikuler futsal. Padahal, keberhasilan untuk mencapai tingkat ke-
segaran jasmani ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi tujuan lati-
han, pemilihan model latihan dan dosis latihan (Djoko Pekik Irianto,
1990:3). Durasi latihan meliputi frekuensi, intensitas, waktu latihan dan re-
covery. Oleh sebab itu diperlukan suatu pembagian waktu yang lebih baik
lagi dari pihak sekolah maupun dari pelatih untuk mengatasi permasalahan
durasi latihan ini. Sehingga diharapkan dosis latihan dalam upaya
meningkatkan atau menjaga kesegaran jasmani siswa sebagai pemain da-
pat tercapai.
2. Model latihan Melihat durasi waktu yang dimiliki siswa yang sangat ter-
batas, pelatih ekstrakurikuler futsal SMA Negeri 7 Pontianak memiliki ke-
bijakan suatu model latihan yang menitik beratkan kepada unsur teknik,
ataupun ketrampilan individu, kerja sama tim dan strategi permainan saja.
Sehingga dengan melihat hasil pengukuran tes kesegaran jasmani yang se-
bagian besar berada dalam kategori sedang perlu mendapatkan perhatian
lebih. Oleh sebab itu dibutuhkan jalan keluar lain yang lebih baik lagi
dalam menyusun suatu progam latihan, sehingga komponen-komponen ke-
segaran jasmani yang dibutuhkan siswa sebagai pemain dapat mencapai
kondisi yang maksimal diperlukan untuk membangun tim yang solid
41

dalam upaya mempertahankan prestasi yang telah dapat diraih, dapat di-
laksanakan dan menjadi perhatian khusus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah diperoleh hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tingkat
Kesegaran jasmani siswa peserta ektrakurikuler futsal SMA Negeri 7 Pon-
tianak sebagian besar berkategori yang berkategori baik sekali 0 %, yang
berkategori baik sebesar 9,68 %, yang berkategori sedang 70,97 %, yang
berkategori kurang sebesar 19,35 % dan yang berkategori kurang sekali 0 %.
Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesegaran jasmani
siswa peserta ektrakurikuler futsal Putri SMA Negeri 7 Pontianak adalah
sedang.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini berimplikasi pada:
1. Menjadi catatan yang bermanfaat bagi SMA Negeri 7 Pontianak mengenai
data tingkat Kesegaran jasmani siswa peserta ektrakurikuler futsal Putri
SMA Negeri 7 Pontianak.
2. Hasil tingkat Kesegaran jasmani siswa peserta ektrakurikuler futsal Putri
tersebut dapat dijadikan sebagai referensi bagi pelatih futsal di SMA
Negeri 7 Pontianak untuk selalu melakukan tes guna mengetahui perkem-
bangan Kesegaran jasmani peserta didiknya.
3. Sebagai kajian ilmiah untuk pengembangan ilmu keolahragaan kedepan-
nya.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan sebaik-baiknya, tetapi masih memiliki keter-
batasan dan kekurangan, diantaranya:
1. Terbatasnya waktu peneliti tidak mengontrol dan mengawasi aktivitas testi
diluar, yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan kesegaran jasmani siswa
saat melakukan tes.
2. Keterbatasan jumlah sampel sehingga sampel tidak bisa dirandom atau di-
acak, sehingga semua populasi dijadikan sebagai subjek penelitian.

42
43

3. Posisi tangan pada saat gantung angkat tubuh salah. Harusnya telapak tan-
gan menghadap ke arah letak kepala dan posisi kaki lurus.
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat disampaikan
yaitu:
1. Bagi peserta yang masih mempunyai tingkat kesegaran jasmani kurang,
agar lebih meningkatkan kesegaran jasmnai dengan cara meningkatkan in-
tensitas latihan.
2. Bagi pelatih agar selalu melakukan tes kondisi fisik dan kesegaran jasmani
siswa agar pelatih dapat mengetahui perkambangan kesegaran jasmaninya.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dengan sampel
dan populasi yang lebih luas, sehingga tingkat kesegaran jasmani siswa
peserta ektrakurikuler futsal dapat teridentifikasi lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. (2011). Pembentukan Mental Melalui Pendidikan Jasmani. Penerbit


Citra lembayung. Jogyakarta.

Asmar Jaya. (2012). Futsal Gaya Hidup, Peraturan, dan Tips-Tips Permainan.
Yogyakarta: Pustaka Timur.

Brian J.S. (2014). Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin K. (2014). Pendidikan Jasmani, Olahraga


dan Kesehatan: Surakarta: Putra Nugraha.

B.Suryosuubroto, (2013). Humas dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Mitra


Gama Widya.

Bungin, M. Burhan. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yo-


gyakarta. Gajah Mada Press.

Depdikbud. (2011). Kebugaran Jasmani Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia.


Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas Puskesjasrek.(2011). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).


Jakarta.

Depdiknas. (2011. Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. (2011). Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Jakarta: Departemen


Kesehatan.

Djoko Pekik Irianto. (2011). Panduan Latihan Kebugaran Yang Efektif Dan
Aman. Yogyakarta: Andi Offset.

Djoko Pekik Irianto. (2011). Pedoman Praktis Berolahraga Untuk Kebugaran dan
Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Djoko Pekik Irianto.(2011). Bugar Dan Sehat Dengan Berolahraga. Yogyakarta:


Andi Offset.

Endang Rini S. Dan Fajar Sri W. (2013). Senam Kebugaran. Yogyakarta: Univer-
sitas Negeri Yogyakarta.

Humaid Ali Hasan. (2014). Pengembangan Progam Latihan Kebugaran Jasmani


Brupa Latihan Fisik untuk Meningkatkan Vo2 pada Peserta Kegiatan

44
45

Ekstrakurikuler Sepakbola. Dapat dibuka pada situs http://proposal


skripsi bab 1 2 3. Has5n‟s Blog.htm. diakses tanggal 10 agustus 2017.

Ismaryati. (2015).Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Sebelas Maret Uni-


versity Press.

Justinus Laksana dan Pardosi, Ishak H. (2008). “Inspirasi dan Spirit Futsal”. De-
pok: Raih Asa Sukses.

Mochamad Sadjoto. (2016). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:


Depdikbud Mulyono.

Mulyono. (2015) Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan: Yogyakarta:


Ar-russ Media

Murhananto. (2016). Dasar-Dasar Permainan Futsal. Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Muhajir. (2013). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas X.


Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Nurhasan (2016). Penilaian Pembelajaran Penjaskes. Jakarta : Universitas Ter-


buka

Popi Sopiatun, (2017). Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bandung:


Ghalia Indonesia

Rusli Lutan . (2015). Pendidikan Kebugaran Jasmani. Jakarta:Depdiknas

Rusli Lutan. (2015). Belajar Ketrampilan Motorik Pengatar Teori dan Metode.
Jakarta: P2LPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. (2014). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto.(2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. (2018). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta.

Suharjana. (2014). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta : FIK UNY.


LAMPIRAN
45

LAMPIRAN I

SURAT IZIN PENELITIAN DARI KAMPUS


46

LAMPIRAN II

SURAT IZIN PENELITIAN DARI DINAS


47
48

LAMPIRAN III

SURAT IZIN PENELITIAN DI SMA N 7 PONTIANAK


49

LAMPIRAN IV : BLANGKO TES INSTRUMENT PENELITIAN


50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80

Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia Usia 16-19 Tahun Pengantar :


Dalam lokakarya kebugaran jasmani yang dilaksanakan pada tahun 1984 “ Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia “ (TKJI) telah disepakati dan ditetapkan menjadi
instrumen / alat tes yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia karena TKJI dis-
usun dan disesuaikan dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi dalam 4 kelom-
pok usia, yaitu : 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun, dan 16-19 tahun. Akan
tetapi pada handout ini akan dibahas TKJI pada kelompok usia 13-15 tahun dan
16-19 tahun.
Tulisan berikut adalah tulisan adaptasi dari buku Tes Kebugaran Jasmani In-
donesia untuk kelompok usia 16-19 tahun yang diharapkan d apat membantu ma-
haatlet untuk memahami peraturan dan tata cara TKJI dengan baik dan benar. Se-
moga bermanfaat.
A. Rangkaian Tes
Tes kebugaran jasmani Indonesia terdiri dari :
Untuk putri terdiri dari :
a. lari 60 meter (16-19 tahun)
b. Gantung Siku Tekuk 60 detik
c. Baring duduk (sit up) selama 60 detik
d. loncat tegak (vertical jump)
e. lari 1000 (usia 16-19 tahun)
B. Kegunaan Tes
Tes kebugaran jasmani Indonesia digunakan untuk mengukur dan menentukan
tingkat kebugaran jasmani remaja (sesuai kelompok usia masingmasing.
C. Alat dan Fasilitas
a. Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin.
b. Stopwatch
c. Bendera start
d. Tiang pancang
e. Nomor dada
f. Palang tunggal untuk gantung siku
g. Papan berskala untuk papan loncat
81

h. Serbuk kapur
i. Penghapus
j. Formulir tes
k. Peluit
l. Alat tulis dll
D. Ketentuan Tes
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus
dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan
memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya dalam
3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak
boleh dibolak-balik , dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :
Pertama : Lari 60 meter (usia 16-19 tahun)
Kedua : Gantung Siku Tekuk ( Pull Up)
Ketiga : Baring duduk (sit up)
Keempat : Loncat tegak (vertical jump)
Kelima : 1000 meter (usia 16-19 tahun)
E. Petunjuk Umum
1. Peserta
1. Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
2. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes.
3. Memakai sepatu dan pakaian olahraga.
4. Melakukan pemanasan (warming up).
5. Memahami tata cara pelaksanaan tes.
6. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak
mendapatkan nilai / gagal.
2) Petugas
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up)
b. Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas
c. Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelak-
sanaaan tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakangerakan
tersebut.
82

d. Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir


tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda
waktu.
e. Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu
butir tes atau lebih.
f. Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau
per butir tes
83

LAMPIRAN V : DATA SISWA PENELITIAN

TANGGAL
NO NAMA UMUR
LAHIR
1 ADINDA 18-01-2006 16 TH
2 ALYA ADILA 30-01-2004 18 TH
3 ANUGRAH SURYA WIJAYA 29-03-2005 17 TH
4 CINDY 23-02-2005 17 TH
5 AULIA RAMADANI 18-08-2005 17 TH
6 DIAH AYU 18-01-2006 16 TH
7 KHALILA 23-05-2005 17 TH
8 KHANZA SALSABILA 29-03-2005 17 TH
9 MARWA 30-01-2006 16 TH
10 NABILA ARUM 20-05-2006 16 TH
11 PUTRI 30-01-2004 18 TH
12 NAJLA 29-03-2005 17 TH
13 SALMA 23-02-2005 17 TH
14 SALWA 18-08-2005 17 TH
15 SASKIA 18-01-2006 16 TH
16 SHEILA WELDY 29-03-2005 17 TH
17 TYAS RAISYA 29-03-2005 17 TH
18 WINNA 28-01-2004 18 TH
19 ZILANE JUSTINA 30-01-2004 18 TH
20 PHURA AULIA 29-03-2005 17 TH
21 NADYA BRIGITA 23-02-2005 17 TH
22 RESHNA NAURA 18-08-2005 17 TH
23 REVA CRISTY 18-01-2006 16 TH
24 SAYRA 23-02-2005 17 TH
25 SRI RETNANINGSIH 29-03-2005 17 TH
26 THERESIA 18-08-2005 17 TH
27 WITA DAMAYANTI 29-03-2006 16 TH
28 ZARA SETIO AMANDA 30-04-2005 17 TH
29 URAY ALYA 20-04-2006 16 TH
30 UTIN NURUL HIDAYAH 18-08-2005 17 TH
31 WINNA SEFIA 18-01-2006 16 TH

Gantun
lari 60 Baring Loncat Lari Juml
TANGGAL g A.
NO NAMA UMUR m Duduk Tegak 1000 ah K
LAHIR Tubuh
Nilai
waktu N Jumlah N Jumlah N Hasil N Jumlah N
1 ADINDA 18-01-2006 16 TH 7,4 4 12 4 39 4 55 3 5,11 4 19

2 ALYA ADILA 30-01-2004 18 TH 7,0 5 12 4 42 5 54 3 5,05 4 21


84

ANUGRAH
29-03-2005 17 TH 7,6 4 12 3 36 4 53 3 4,64 4 18
3 SURYA WIJAYA
4 CINDY 23-02-2005 17 TH 9,4 3 4 1 34 4 56 3 5,15 4 15 S
AULIA
18-08-2005 17 TH 8,2 4 9 3 37 4 50 3 5,65 3 17 S
5 RAMADANI
6 DIAH AYU 18-01-2006 16 TH 8,6 3 11 3 38 4 42 2 6,12 3 15 S

7 KHALILA 23-05-2005 17 TH 9,5 3 12 3 33 4 46 2 6,12 2 14 S


KHANZA
29-03-2005 17 TH 6,9 5 3 1 35 4 55 3 4,20 4 17 S
8 SALSABILA
9 MARWA 30-01-2006 16 TH 8,5 3 10 3 32 4 43 2 5,37 3 15 S

10 NABILA ARUM 20-05-2006 16 TH 8,4 3 9 3 29 4 41 2 5,36 3 15 S

11 PUTRI 30-01-2004 18 TH 8,5 3 7 2 30 5 44 2 4,46 4 16 S

12 NAJLA 29-03-2005 17 TH 7,4 4 14 4 31 4 37 1 5,28 3 16 S

13 SALMA 23-02-2005 17 TH 7,9 4 11 3 21 3 37 3 5,32 3 16 S

14 SALWA 18-08-2005 17 TH 8,1 4 10 3 44 5 31 1 5,45 3 16 S

15 SASKIA 18-01-2006 16 TH 8,1 4 6 2 42 5 52 3 5,44 3 17 S

16 SHEILA WELDY 29-03-2005 17 TH 8,6 3 10 3 38 5 44 2 6,15 3 15 S

17 TYAS RAISYA 29-03-2005 17 TH 8,2 4 0 1 39 4 53 3 5,96 2 15 S

18 WINNA 28-01-2004 18 TH 8,9 3 5 2 29 5 42 2 5,15 3 15 S

19 ZILANE JUSTINA 30-01-2004 18 TH 7,4 4 7 2 30 4 51 3 6,20 4 16 S

20 PHURA AULIA 29-03-2005 17 TH 9,0 3 10 3 30 4 51 3 6,09 1 15 S

21 NADYA BRIGITA 23-02-2005 17 TH 9,6 3 8 3 40 4 49 2 5,34 2 16 S

22 RESHNA NAURA 18-08-2005 17 TH 8,4 3 9 3 20 2 69 4 4,70 2 15 S

23 REVA CRISTY 18-01-2006 16 TH 7,4 4 10 3 27 3 39 2 6,00 4 15 S

24 SAYRA 23-02-2005 17 TH 8,3 4 2 1 35 4 52 3 5,14 2 16 S


SRI
29-03-2005 17 TH 9,2 3 7 2 37 5 34 1 4,19 4 15 S
25 RETNANINGSIH
26 THERESIA 18-08-2005 17 TH 10,5 2 3 1 30 4 48 2 9,34 4 16
WITA
29-03-2006 16 TH 9,6 3 2 1 39 4 48 2 7,19 1 10
27 DAMAYANTI
ZARA SETIO
30-04-2005 17 TH 10,4 2 4 1 30 4 52 3 6,40 2 12
28 AMANDA
29 URAY ALYA 20-04-2006 16 TH 7,7 4 2 1 33 4 43 2 6,40 2 12
UTIN NURUL
18-08-2005 17 TH 8,5 3 1 1 29 3 51 3 6,31 2 13
30 HIDAYAH
31 WINNA SEFIA 18-01-2006 16 TH 8,1 4 4 1 26 3 35 1 7,13 2 10
85

PELAKSANAAN TES
Petunjuk Umum
a. Lari 60 Meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan
1. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan, berjarak
50 / 60 meter
2. Bendera start
3. Peluit
4. Tiang pancang
5. Stop watch
6. Serbuk kapur
7. Formulir TKJI
8. Alat tulis
2. Petugas Tes
1. Petugas pemberangkatan.
2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil tes
3. Pelaksanaan
1. Sikap permulaaan
Peserta berdiri dibelakang garis start
2. Gerakan
a. Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap
untuk lari.
b. Pada aba- aba “YA” peserta lari secepat mungkin menuju garis fi-
nis.
3. Lari masih bisa diulang apabila peserta :
a. mencuri start.
b. tidak melewati garis finish
c. Terganggu oleh pelari lainnya
86

d. Jatuh / terpeleset
e. Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera start diangkat sampai
pelari melintasi garis finis.
5. Pencatat hasil
a. hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 50 / 60 meter dalam satuan detik.
b. Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.
1. Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri
1. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
bahu
b. Alat dan fasilitas
1. Lantai rata dan bersih.
2. Palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan den-
gan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inchi
3. Stopwatch
4. Serbuk kapur atau magnesium karbonat
5. Alat tulis
c. Petugas tes
1. Pengamat waktu
2. Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk 60 detik (Untuk Putri)
1. Sikap Permulaan
1. Dengan posisi palang setinggi dada peserta memegang
palang,telapak tangan menghadap ke badan kedua ibu jari berada
atau menempel dibagian atas palang.
2. Kedua lengan lurus memegang palang, posisi kaki maju selangkah
kedepan lebih kurang (30 cm), badan dan kaki merebahkan ke
belakang membentuk sudut 45 derajat dengan tanah.
87

2. Gerakan (Untuk Putri)


1. Tarik badan ke arah palang dengan kedua kaki tetap lurus sampai
dada bagian atas menyentuh palang, dagu harus melampaui palang.
2. Kemudian kembali ke sikap semula posisi lengan lurus.
3. Gerakan dilakukan selama 1 menit.
3. Gerakan yang salah dan tidak dihitung, apabila :
1. Tidak seluruh telapak kaki menempel di lantai atau mengangkat
telapak kaki.
2. Dada tidak menyentuh palang.
3. Dagu tidak melampaui palang.
4. Ketika melaksanakan gerakan pantat mengayun dan badan
bergelombang.
5. Pada saat kembali ke sikap semula kedua lengan atau siku belum
lurus badan sudah ditarik kembali.
4. Ketentuan hitungan :
1. Satu hitungan adalah gerakan menarik badan dengan lengan lurus,
membengkokkan lengan sampai dada bagian atas menyentuh
palang dan dagu melampaui palang.
2. Gerakan yang salah tidak dihitung.
5. Pencatatan Hasil
1. yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna.
2. yang dicatat adaiah jumlah (frekuensi) angkatan yang dapat di-
lakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.
3. Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini,
walaupun teiah berusaha, diberi nilai nol (0)
1. Tes Baring Duduk (Sit Up) Selama 60 detik
a. Tujuan
b. Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
c. Alat dan fasilitas
1) lantai / lapangan yang rata dan bersih
2) stopwatch
88

3) alat tulis
4) alas / tikar / matras dll
d. Petugas tes
2) Pengamat waktu
3) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
a. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
1. berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut 90˚
dengan kedua jari.
2. jarinya diletakkan di belakang kepala.

3. Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki agar


kaki tidak terangkat.
2. Gerakan
1) Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk
sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke
sikap awal.
2) Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

3. Pencatatan Hasil
a. Gerakan tes tidak dihitung apabila :
89

b. pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin


lagi
c. kedua siku tidak sampai menyentuh paha
d. menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
e. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat
dilakukan sempurna selama 60 detik
f. Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini diberi nilai nol.
4. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif
b. Alat dan Fasilitas
1. Papan berskala centimeter, warna gelap, ukuran 30 x 150 cm, dipasang
pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka nol
(0) pada papan tes adalah 150 cm
2. Serbuk kapur
3. Alat penghapus papan tulis
4. Alat tulis
b. Petugas Tes
Pengamat dan pencatat hasil
c. Pelaksanaan Tes
a. Sikap permulaan
1. Terlebih dulu ujung jari peserta diolesi dengan serbuk kapur / mag-
nesium karbonat
2. Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
pada sisi kanan / kiri
3. badan peserta. Angkat tangan yang dekat dinding lurus ke atas,
telapak tangan ditempelkan pada papan skala hingga meninggalkan
bekas jari.
90

b. Gerakan

1. Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan ke-


dua lengan diayun ke belakang Kemudian peserta meloncat set-
inggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat
sehingga menimbulkan bekas
2. Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh
diselingi peserta lain
d. Pencatatan Hasil
1. Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak
2. Ketiga selisih hasil tes dicatat
3. Masukkan hasil selisih yang paling besar.
6. Tes Lari 1000 meter (16-19 Tahun) Untuk Putri
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran
darah dan pernafasan
b. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lari
2. Stopwatch
3. Bendera start
4. Peluit
5. Tiang pancang
6. Alat tulis
c. Petugas Tes
a. Petugas pemberangkatan
b. Pengukur waktu
91

c. Pencatat hasil
d. Pengawas dan pembantu umum
d. Pelaksanaan Tes
a. Sikap permulaan
Peserta berdiri di belakang garis start
b. Gerakan
1. Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk
lari.

2. Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju


garis finish

c. Pencatatan Hasil
1. Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sam-
pai peserta tepat Melintasi garis finish
2. Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12 detik
maka ditulis 3’ 12”
Adapun alat dan fasilitas yang diperlukan antara lain; lintasan lari atau

lapangan yang datar dan tidak licin, stopwach, bendera strat, palang tunggal,

papan berskala, serbu kapur, penghapus, formulir tes, peluit dan alat tulis.
92

DOKUMENTASI PELAKSANAAN TES TKJI

TES LARI 60 METER UNTUK PUTRI


93

TES BERGANTUNG ANGKAT TUBUH UNTUK PUTRI 60 DETIK


(CHINNING)
94

TES BARING DUDUK 60 DETIK UNTUK PUTRI


95

TES LONCAT TEGAK UNTUK PUTRI


96

TES LARI 1000 METER UNTUK PUTRI

Anda mungkin juga menyukai