Anda di halaman 1dari 99

PENGARUH BONEKA JARI TERHADAP KEMAMPUAN

PERCAYA DIRI USIA 5-6 TAHUN DI RA AL-LUTHFI


SINDANGKASIH – PURWAKARTA
( Studi Kuasi Eksperimen di RA Al Luthfi Purwakarta )

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)
Program Studi: S1- Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh:
Ida Farida

NIM : 0106.1601.007

PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR.KHEZ.MUTTAQIEN PURWAKARTA
2022 M/1443 H
PENGARUH BONEKA JARI TERHADAP KEMAMPUAN
PERCAYA DIRI USIA 5-6 TAHUN DI RA AL-LUTHFI
SINDANGKASIH – PURWAKARTA
( Studi Kuasi Eksperimen di RA Al Luthfi Purwakarta )
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Program Studi: Pendidikan Islam Anak Usia Dini


Oleh:
Ida Farida

NIM : 0106.1601.007

Pembimbing I : Annisa Purwani,M.Pd


Pembimbing II : Enjang M A,M.ud

PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
DR.KHEZ.MUTTAQIEN PURWAKARTA
2022 M/1443 H

i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH BONEKA JARI TERHADAP KEMAMPUAN PERCAY DIRI
USIA 5-6 TAHUN DI RA AL-LUTHFI SINDANGKASIH PURWAKARTA

Oleh:
Ida Farida
NIM : 0106.1601.007

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Annisa Purwani,M.Pd Enjang, MA. M.ud.

Mengetahui,

Ketua STAI, Ketua Program Studi

Dr.Imam Tabroni,M.Pd.I. Miftcahul Jannah ,M.Pd.

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH BONEKA JARI TERHADAP KEMAMPUAN
PERCAYA DIRI USIA 5-6 TAHUN DI RA AL-LUTHFI
SINDANGKASIH – PURWAKARTA
Oleh:
Ida Farida
NIM : 0106.1601.007
Dinyatakan Lulus Sidang Munaqasah Skripsi oleh Tim Penguji
Pada tanggal 25 Agustus 2022

Tim Penguji,

Tim Penguji 1

Tim Penguji II

Tim Penguji 111

Mengetahui,

Ketua STAI, Ketua Program Studi

Dr.Imam Tabroni,M.Pd.I Miftachul Jannah,M.Pd.

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh


Boneka Jari Terhadap Kemampuan Percaya Diri Usia 5-6 Tahun Di Ra Al-
Luthfi Sindangkasih ini.beserta seluruh.isinya.adalah.benar- benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan..dengan cara –cara
yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam..masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya..siap menanggung risiko /.sanksi apabila dikemudian
hari ditemukan adanya..pelanggaran etika keilmuan..atau ada klaim dari pihak lain
terhadap..keaslian..karya tulis.ilmiah..ini.

Purwakarta, 20 Agustus 2022


Penulis,

Ida Farida
0106.1601.007

iv
ABSTRAK

Ida Farida (NIM:0106.1601.007).…“Pengaruh Boneka..Jari Terhadap


Kemampuan Percaya Diri Usia 5-6 Tahun Di RA Al-Luthfi Sindangkasih –
Purwakarta (Penelitian.Kuasi eksperimen pada Anak.kelompok B di RA Al-Luthfi
Sindangkasih – Purwakarta).

Penelitian ini dibuat berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan,


ditemukan adanya tingkat kepercayaan diri siswa yang belum optimal di RA. Al-
Luthfi Kabupaten Purwakarta. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah.. metode eksperimen dengan bentuk Kuasi Eksperimen (Quasi
Eksperimental Design). Quasi Experiment merupakan salah satu tipe penelitian
eksperimen dimana peneliti tidak melakukan randomisasi (randomnes) dalam
kemungkinan kelompok penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh media boneka jari terhadap kemampuan
percaya diri anak dan bagaimana perkembangan percaya diri anak dengan
pemberian treatmen berupa media boneka jari. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, dari rata-rata post-test hasilnya 78,9 untuk kelas eksperimen dan 73,6
untuk kelas kontrol, ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan percaya
diri anak pada kelas eksperimen yang menggunakan treatment media boneka jari
lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk berpendapat bahwa
tingkat kemampuan percaya diri anak yang kelas eksperimen berbeda dengan
tingkat kemampuan percaya diri kelas kontrol. Diterimanya hipotesis
menunjukkan bahwa terbukti adanya peningkatan kemampuan percaya diri anak
dengan menggunakan media pembelajaran melalui media boneka jari.
Kata Kunci : Percaya Diri, Media, Boneka Jari

v
ABSTRACT

Ida Farida (NIM: 0106.161.007). "The Effect of Finger Puppets on Self-


Confidence at the Age of 5–6 Years in RA Al-Luthfi Sindangkasih – Purwakarta
(Quasi-experimental Research on Group B Children at RA Al-Luthfi Sindangkasih
– Purwakarta)

Students' confidence is still low in RA. Al-Luthfi Purwakarta. There are


children who have not seen their confidence appear. The child has not been able
to express what he wants and has not been able to explain the surrounding
environment. This can be seen from the children's not daring to ask questions and
being passive during the learning process in the classroom. The method used in
this research is an experimental method in the form of a quasi-experimental
design quasi experiment is one type of experimental research where researchers
do not randomize into possible research groups. Based on the results obtained
from the post-test average of 78.9 for the experimental class and 73.6 for the
control class, it shows that the children's self-confidence in the experimental class
using finger puppet media treatment was better than the control class using
conventional learning. This is the basis for the researcher to argue that the level
of self-confidence of children in the experimental class is different from the level
of confidence in the control class. The acceptance of the hypothesis indicates that
there is an increase in children's self-confidence by using learning media through
finger puppets.
Keywords: Confidence, Media, Finger Puppets

vi
PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih
sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselasaikan. Shalawat dan
salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.
Alhamdulillahirrabil’alamin. Sebuah langkah telah usai sudah. Satu cita
telah kugapai. Namun…, Itu bukan akhir dari perjalanan. Melainkan awal dari
satu perjuangan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi. Ibunda tersayang, ibu Martini yang telah memberikan kasih
sayang, do’a, dukungan dan ridho nya yang tiada mungkin dapat kubalas.
Terimakasih ibu……..
Suamiku tercinta, Ehwan Rosadi yang telah dengan sabar dan ikhlas dalam
mendampingi dan mendukung segala aktifitas secara moril dan materil.
Ke empat aset berhargaku, ananda Tegar, Teguh, Gifar, Ghazwan yang selalu
menjadi inspirasi dan semangatku dalam menyelesaikan karya ini serta
memberikan senyum dan tawa yang selalu menghiasi setiap langkahku.
Terimakasih nak………
Kakak dan adikku tersayang yang selalu memberikanku semangat selama
menjalani perkuliahan dari awal sampai akhir. Terimakasih untuk kalian……
Teman-temanku seperjuangan, Terimakasih untuk kalian semuanya……
MOTTO HIDUP

HIDUP HARUS MULIA MATIPUN HARUS MULIA

vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Pengaruh Boneka Jari Terhadap Kemampuan Percaya Diri Usia 5-
6 Tahun Di RA Al-Luthfi Sindangkasih – Purwakarta”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini STAI DR. KHEZ. Muttaqien
Purwakarta.
Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah dibantu oleh berbagai pihak,
baik secara langsung maupuan tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Imam Tabroni, M. Pd. I selaku ketua STAI DR. KHEZ.
Muttaqien Purwakarta.
2. Ibu Miftachul Jannah, M. Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Islam Anak
Usia Dini.
3. Ibu Annisa Purwani, M. Pd. selaku dosen pembimbing I
4. Bapak Enjang MA,M.ud selaku dosen pembimbing II
5. Bapak Drs. Munawar Sanusi, M.Ag selaku dosen wali.
6. Bapak/Ibu Dosen STAI DR. KHEZ. Muttaqien-Purwakarta
7. Ibu Efi Luthfiah, S.Pd selaku ketua yayasan dan kepala sekolah RA Al-
Luthfi yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di
lembaganya.
8. Guru-guru dan siswa-siswi RA Al-Luthfi yang telah menerima dan
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dengan baik.
9. Ibu, kakak, dan adik tercinta yang selalu mensuport, mendo’akan, serta
membantu selama perkuliahan dari awal hingga akhir.

viii
10. Suami tercinta Ehwan Rosadi yang telah membantu do’a dan memberikan
dukungan moril dan materil dalam menjalankan perkuliahan dari awal
sampai akhir.
11. Teman-teman PIAUD seperjuangan angkatan pertama.
12. Semua pihak yang telah membantu dan turut berpartisipasi dalam
penulisan skripsi ini.
Semoga segala amal baik yang telah diberikan menjadi karunia dan pahala
disisi Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga laporan skripsi ini dapat
bermanfaat. Aamiin.
Purwakarta, 20 Agustus
2022 Penulis

Ida Farida
NIM. 0106.1601.007

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................v
ABSTRACT....................................................................................................vi
PERSEMBAHAN.........................................................................................vii
MOTTO HIDUP..........................................................................................viii
KATA PENGANTAR....................................................................................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................3
C. Batasan Masalah.....................................................................................................4
D. Rumusan Masalah.................................................................................................4
E. Tujuan Penelitian...................................................................................................4
F. Manfaat penelitian.................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................6
A. Deskripsi Teori..........................................................................................................6
B. Kerangka Berpikir dan Skema Penelitian........................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................35
A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian.............................................................35
B. Definisi Operasional...............................................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................54
A. Deskripsi Tempat Penelitian................................................................................54
B. Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................................................61
BAB V PENUTUP.........................................................................................75
A. Simpulan..................................................................................................................75
B. Saran-saran.............................................................................................................76

x
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................78
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................79

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Anak merupakan anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada
orang tua. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk
mengasuh, membesarkan, dan memberikan pendidikan yang baik bagi anaknya.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak, karena
pendidikan pertama yang diperoleh anak adalah dari lingkungan keluarga
terutama orang tua. Menginjak anak usia prasekolah (3-6 tahun), orang tua dapat
menitipkan anak-anaknya ke sebuah lembaga sekolah yang dapat membantu dan
mendidik anaknya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Lembaga
yang dapat mendidik anak prasekolah yaitu Taman Kanak- kanak (TK).
Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini yang berada
pada jalur pendidikan formal yang mempunyai tujuan untuk membantu peserta
didiknya mengembangkan berbagai potensi baik fisik maupun psikis. Setiap anak
berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang sama untuk
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya.
Di dalam Pendidikan Anak Usia Dini terdapat enam aspek perkembangan
yaitu nilai agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosional dan
seni. Semua aspek perkembangan tersebut sangat penting untuk dikembangkan
secara seimbang antara aspek satu dengan aspek yang lainnya. Hal ini
menunjukan pentingnya upaya pengembangan potensi anak salah satunya
perkembangan social-emosional. Anak-anak PAUD menjadi lebih mandiri,
disiplin, dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal.
Pendidikan usia dini guru dapat memberikan sesuatu kegiatan untuk
mengoptimalkan perkembangan potensi dan kecakapan anak, sebagai salah satu
modal untuk pencapai kemajuan bangsa yang sekaligus meningkatkan harkat
martabat manusia. Keberhasilan pendidikan terutama pendidikan formal
ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yaitu dengan
cara menumbuhkan percaya diri siswa. Sifat percaya diri sulit dikatakan secara

1
2

nyata, tetapi kemungkinan besar anak yang percaya diri akan bisa menerima
dirinya sendiri, siap menerima tantangan dalam arti mau mencoba sesuatu yang
baru walaupun sadar bahwa kemungkinan salah pasti ada.
Orang yang percaya diri tidak takut menyatakan pendapatnya didepan
orang banyak. Rasa percaya diri dapat membantu untuk menghadapi situasi di
dalam. Perkembangan emosi anak menjadi salah satu aspek yang perlu diarahkan
dan dikembangkan karena berpengaruh terhadap kepercayaan diri anak.
Soetjiningsih menyatakan bahwa perkembangan sosial emosional anak berkaitan
dengan kapasitas anak untuk mengembangkan kepercayaan diri (self-confidence),
percaya (trust), dan empati (empathy) (Rasyid,2010)
Semakin sering perilaku sosial emosional anak dilatih maka kemampuan
problem solving-nya pun akan semakin baik. Maka dari itu orangtua maupun guru
harus sesering mungkin mengajak anak bermain permainan yang dapat melatih
kemapuan sosial emosional anak. Orangtua dan guru dapat melakukannya melalui
metode bercerita, bermain peran, dan sebagainya. Ketika orangtua maupun guru
memberikan stimulasi dan intervensi yang baik serta didukung oleh lingkungan
yang baik pula, maka kemampuan sosial emosional anak akan berkembang
dengan optimal.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di RA. Al-Luthfi Kabupaten
Purwakarta. Terdapat anak yang belum terlihat menonjol kepercayaan dirinya.
Beberapa anak tidak ingin berbicara dengan siapapun kecuali orang tuanya, anak
belum mampu mengungkapkan apa yang diinginkannya, dan belum mampu
menjelaskan lingkungan sekitarnya, hal tersebut dapat dilihat dari tidak beraninya
anak untuk bertanya dan cenderung pasif dan diam saat proses pembelajaran
didalam kelas.
Peneliti melihat kurangnya media yang tersedia disekolah tersebut dan
media yang sudah adapun tidak dipergunakan dengan baik, akibatnya anak kurang
tertarik dengan pembelajaran. Sehingga anak tidak mampu mengungkapkan apa
yang diinginkan karena tidak ada media yang mampu mendorong anak untuk
tampil kedepan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin meninjau
lebih jauh apa penyebab aspek yang perlu diarahkan dan dikembangkan karena
3

berpengaruh terhadap kepercayaan diri yang belum optimal pada anak,kurangnya


percaya diri guru dalam pembelajaran ditempat penelitian.
Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan salah satu metode serta
media yang tepat agar nantinya anak usia dini sehingga percaya diri pada anak
yang tepat dan benar tentunya tidak melupakan unsur kegembiraan sehingga
konsep bermain sambil belajar dapat berjalan dengan baik. Salah satu media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bercerita serta melalui boneka jari.
Meningkatkan kemampuan percaya diri anak salah satunya dengan metode
bercerita, yaitu bercerita dengan bantuan media yang dapat menarik minat anak
dalam mendengarkan cerita. Media dan sumber belajar di TK adalah peralatan
yang mendukung kemampuan anak diantaranya meliputi kemampuan percaya diri.
Salah satu media yang dapat membantu anak yaitu boneka jari. Sebuah media
yang sangat berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang kepada anak
mempermudah interaksi dan komunikasi serta melatih kepercayaan diri, melalui
boneka jari secara tidak langsung anak akan belajar mengenai keterampilan
bercerita tanpa disadari dengan penggunaan boneka jari-jari tangannya dan akan
meningkatkan kepercayaan diri anak untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Boneka jari yang digunakan adalah dari berbagai macam bentuk
hewan yang berada didarat , misalnya kelinci, monyet, gajah, jerapah,singga.
Dengan media boneka jari diharapkan anak akan lebih tertarik untuk mencoba
menggunakan, senang memainkannya secara langsung, dan akan meningkatkan
minat anak untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam
tentang manfaat boneka jari dalam membantu mengembangkan aspek percaya
diri. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh
boneka jari terhadap..kemampuan..percaya diri..anak usia 5-6 tahun di RA. Al-
luthfi - Purwakarta”.

B. Identifikasi..Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebutt diatas..maka dapat diidentifikasi
masalah..sebagai berikut:
4

1. Kemampuan percaya diri pada anak usia 5-6 tahun dii RA Al-Luthfi
Sindang kasih - Purwakatrta belum..optimal
2. Media pembelajaran..yang ada kurang bervariasi
3. Kurangnya percaya diri guru dalam mengembangkan percaya diri anak di
RA. Al-luthfi- Purwakarta

C. Batasan..Masalah
Berdasarkan..identifikasi masalah di atas dibatasi pada “ Pengaruh..boneka
jari terhadap kemampuan (percaya diri..anak kelompok B di RA AL-luthfi
Sindang kasih- Purwakarta).

D. Rumusan..Masalah
Berdasarkan paparan batasan masalah yang telah dikemukakan tersebut di
atas, maka rumusan masalah dari penelitian yang peneliti buat ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B di RA Al-luthfi
sebelum menggunakan media boneka jari?
2. Bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B di.. RA Al-luthfi
sesudah menggunakan media boneka jari?
3. Bagaimana pengaruh..boneka jari terhadap kemampuan..percaya diri anak
kelompok B di..RA.Al-Luthfi ?
4.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang di
harapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B
di RA Al-luthfi Sindangkasih-Purwakarta sebelum mengunakan media
boneka jari
2. Untuk mengetahui bagaimana kemampuan percaya diri anak kelompok B
di RA Al-luthfi Sindang kasih- Purwakarta sesudah menggunakan media
boneka jari
5

3. Untuk mengetahui pengaruh boneka jari terhadap kemampuan percaya diri


anak kelompok B di RA Al-luthfi Sindangkasih- Purwakarta

F. Manfaat penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini, antara lain
sebagai berikut :
1. Secara teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan memberikan sumbangsih pemikiran
terhadap ilmu pengetahuan yang terkait dengan metode dan media boneka
jari anak usia
b. Dapat dijadikan sebsgai referensi proses mengajar dalam pengembangan
pendidikan di Indonesia
Secara praktis
1. Bagi peneliti :
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman
terkait dengan pentingnya penggunaan boneka jari terhadap
kemampuan percaya diri anak usia dini.
2. Bagi pendidik:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan percaya diri anak dengan
mengunakan media dan metode yang sesuai dengan tahap
perkembangan belajar anak, serta menjadikan pembelajaran yang
menyenengkan.
6

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan Anak Usia Dini
a. Pengertian PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mempersiapkan generasi muda sedini mungkin, yang sesuai dengan tujuan
pendidikan anak usia dini yaitu membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap prilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak didik. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut adalah
merupakan pedoman yang harus kita lakukan dalam menjalankan suatu
pendidikan karena hal tersebut merupakan salah satu syarat dalam melakukan
program pendidikan.

Menurut (AM Rosidah, 2016) bahwa pendidikan anak usia dini


merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan
Anak usia dini menurut National Assosiation in Education for Young
Children (NAEYC) adalah anak yang berada pada rentang usia lahir sampai
usia 8 tahun. Anak usia dini memiliki potensi genetik dan siap untuk
dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan. Sehingga
pembentukan.perkembangan.selanjutnya.dari.seorang.anak.sangat ditentukan
pada masa-masa awal perkembangan anak. Seorang guru diharapkan
membuat media pembelajaran agar minat belajar anak lebih meningkat.
Dengan adanya bsnysknys media pembelajaran, dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik
7

Urgensi pendidikan anak usia dini yang paling krusial adalah untuk
mengembangkan semua aspek perkembangan anak, meliputi kognitif, bahasa,
fisik motorik, kasar dan halus, sosial emosional dan nilai moral. Pendidikan
karakter dalam hal ini, merupakan bagian dari nilai moral yang harus
dikembangkan pada anak usia dini guna dimasa depan anak tidak memiliki
krisis moral yang sekarang ini sedang menggrogoti bangsa. Sebagai penerus
bangsa, sikap percaya diri sangat penting ditanamkan pada anak usia dini agar
ia tumbuh menjadi sosok yang mampu mengembangkan potensi dirinya.
Usia.dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan
hidup manusia yang seringkali disebut dengan masa keemasan, karena terjadi
perkembangan yang sangat pesat (Martinis Yamin, 2017). Begitu pentingnya
masa perkembangan anak, sehingga untuk memfasilitasi perkembangan anak
usia dini muncul adanya lembaga pra sekolah seperti kelompok bermain.
Perkembangan emosi.anak menjadi.salah..satu aspek yang perlu
diarahkan dan dikembangkan..karena berpengaruh terhadap kepercayaan diri
anak. (Soetjiningsih,2012) menyatakan bahwa perkembangan sosial emosional
anak berkaitan dengan kapasitas anak untuk mengembangkan kepercayaan diri
(self-confidence), percaya (trust), dan empati (empathy). (Rasyid, 2010)
Semakin sering perilaku sosial emosional anak dilatih maka
kemampuan problem solving-nya pun akan semakin baik. Maka dari itu orang
tua maupun guru harus sesering mungkin mengajak anak bermain permainan
yang dapat melatih kemapuan sosial emosional anak. Orang tua dan guru
dapat melakukannya melalui metode bercerita, bermain peran, dan sebagainya.
Ketika orang tua maupun guru memberikan stimulasi dan intervensi yang baik
serta didukung oleh lingkungan yang baik pula, maka kemampuan sosial
emosional anak akan berkembang dengan optimal.

a. Karakteristik Anak Usia Dini


Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan
sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan
8

sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga
dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan
yang unik. Karakteristik anak usia dini antara lain :
1. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif
melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan
pikirannya dalam batas batas tertentu.
3. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan
dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan
sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala
sesuatu yang dilihat.
4. Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan
sosial. Walaupun aktivitas bermain dilakukan anak secara
bersama.( Mulyasa, M.Pd,2017).
Sedangkan pendapat (Cross, 2013 ) beberapa karakteristrik anak
usia dini adalah sebagai berikut:
1. Bersifat..egosentris
2. Bersifat..unik
3. Perilakunya secara relatif spontan dan reflek
4. Bersifat aktif dan energik senang bergerak
5. Memeliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap
banyak hal
6. Bersifat eksploratif dan berjiwa petualang
7. Kaya dengan fantasi
8. Masih mudah frustasi
9. Kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu
Menurut ( Wermer,1957) perkembangan anak adalah sejalan dengan
prinsip orthgenetis, bahwa perkembangan anak berlangsung dari keadaan global
9

dan kurang berdiferensiasi sampai kepada keadaaan dimana diferensiasi,


artikulasi, dan intregasi meningkat secara bertahap ( Mursid, 2018 )

b. Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun


Pertumbuhan memiliki perbedaan dengan perkembangan. Pertumbuhan
terkait dengan perubahan fisik pada individu, sedangkan perkembangan terkait
dengan perubahan fisik pada individu. Pemberian stimulus dan optimalis
pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia dini dilakukan agar anak usia dini
memiliki kemampuan yang diperlukan dalam tugas perkembangan.
Tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini 5-6 tahun menurut
pemerintah yang berdasarkan pada Permendikbud No.137 tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1
Tingkat pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini 5-6 Tahun
Lingkup Perkembangan Tingkat pencapaian perkembangan anak
1. Nilai Agama dan Moral 1. Mengenal agama yang dianut
2. Mengerjakan ibadah
3. Berprilaku jujur,penolong, sopan, hormat,
sportif,dsb.
4. Menjaga kebersihan diri dan Lingkungan
5. Mengetahui hari besar agama
6. Menghormati( toleransi) agama orang lain
II Fisik-motorik 1.Melakukan gerakan tubuh secara terkoordinasi
A. Motorik Kasar untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan
kelincahan
2. Melakukan koordinasi gerakan mata- kaki-
tangan- kepala dalam menirukan tarian atau
senam
3. Melakukan permaianan fisik dengan aturan
10

4. Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri


5. Melakukan kegiatan kebersihan diri
B. Motorik halus 1. Menggambar sesuai gagasannya
2. Meniru bentuk
3. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media
dan kegiatan
4.Menggunakan alat tulis dan alat makan dengan
benar
5. Menggunting dengan sesuai dengan pola
6. Menempel gambar dengan tepat
7.Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara rinci
III. Kognitif 1.Menunjukan aktivitas yang bersifat eksploratif
A.Belajar dan dan menyelidik( seperti: apa yang terjadi
Memecahkan Masalah ketika air ditumpahkan)
2.Memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari- hari dengan cara yang
fleksibelk dan diterima social
3.Menerapkan pengetahuan atau pengalaman
dalam konteks yang baru
4.Menunjukan sikap kreatif dalam menyelesaikan
masalah ( ide, gagasan diluar kebiasaan)
B. Berfikir Logis 1.Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran: “
lebih dari” : kurang dari” :dan “paling”/ter
2.Menunjukan inisiatif dalam memilih tema
permainan( seperti:”ayo kita bermain pura-pura
seperti burung”)
3.Menyusun perencanaan kegiatan yang akan
dilakukan
4.Mengenal sebab- akibat tentang lingkungannya(
angina bertiup menyebabkan daun bergerak, air
11

dapat menyebabkan sesuatu menjadi basah).


5. Mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
bentuk, dan ukuran (3 Variasi)
6. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak
kedalam kelompok yang sama atau kelompok
yang sejenis, atau kelompok berpasangan yang
lebih dari 2 variasi
7. Mengenal pola ABCD- ABCD
8. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari
paling kecil ke paling besar atau sebaliknya
C.Berfikir Simbolik 1.Menyebutkan lambing bilangan 1-10
2.Menggunakan lambing bilangan untuk
menghitung
3.Mencocokan bilangan dengan lambang
bilangan
4.Mengenal berbagai macam lambing huruf
vocal dan konsonan
5.Merepresentasikan berbagai macam benda
dalam bentuk gambar atau tulisan ( benda
pensil yang diikuti tulisan dan gambar pensil)
IV. Bahasa 1. Mengerti beberapa perintah secara bersamaan
A. Memahami Bahasa 2. Mengulang kalimah yang lebih komplek
3. Memahami aturan dalam suatu permainan
4. Senang dan menghargai bacaan
B.Mengungkapkan Bahasa 1.Menjawab pertanyaan yang lebih komleks
2.Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki
bunyi yang sama
3.Berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-
simbol untuk persiapan membaca, menulis dan
12

berhitung
4. Menyusun kalimat sederhana dalam struktur
lengkap(pokok kalimat-predikat-keterangan)
5. Memiliki lebih banyak kata-kata untuk
mengekspresikan ide pada orang lain
6. Melanjutkan sebagian cerita/ dongeng yang
telah diperdengarkan
7. Menunjukan pemahaman konsep-konsep
dalam buku cerita

a. Perkembangan Aspek Sosial-Emosional


Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek
perkembangan yang sangat penting bagi setiap anak karena merupakan salah
satu faktor penentu kesuksesannya di masa depan. Masa usia dini merupakan
masa keemasan untuk setiap aspek perkembangan, termasuk aspek sosial
emosional. Maka dari itu, proses tumbuh kembang anak harus selalu
diperhatikan agar berjalan dengan optimal.
Perkembangan sosial diartikan sebagai kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan teman sebaya, orang dewasa, dan masyarakat luas agar
dapat meyesuaikan diri dengan baik sesuai dengan harapan. Hal ini dapat
dilihat ketika anak mulai belajar bersosialisasi saat ia memasuki pendidikan
prasekolah (PAUD/TK). Perkembangan sosial ini meliputi dua aspek penting,
yaitu kompetesi sosial (kemampuan anak beradaptasi dengan lingkungannya
secara efektif)dan tanggungjawab sosial (komitmen anak terhadap tugas-
tugasnya, menghargai perbedaan invidual, dan memperhatikan
lingkungannya).
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri manusia baik senang atau
sedih, maupun baik atau buruk.Menurut Shapiro,kecerdasan emosional perlu
diajarkan sejak dini agar anak tumbuh menjadi seseorang yang dewasa,
bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
13

Selain itu, anak yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi akan terlihat
lebih bahagia, lebih percaya diri dan lebih berprestasi di sekolah.
Pada masa kanak-kanak awal perkembangan sosial emosional hanya
seputar proses sosialisasi. Dimana anak belajar mengenai nilai-nilai dan
perilaku yang diterimanya dari masyarakat. Pada masa ini, terdapat tiga tujuan
perkembangan sosial emosional. Pertama, mencapai pemahaman diri (sense of
self) dan berhubungan dengan orang lain. Kedua, bertanggung jawab atas diri
sendiri yang meliputi kemampuan mengikuti aturan dan rutinitas, menghargai
orang lain, dan mengambil inisiatif. Ketiga, menampilkan perilaku sosial
seperti empati, berbagi, dan mengantri dengan tertib.
1. Percaya Diri Anak
a. Pengertian Percaya diri
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada
kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan
tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk
kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin
menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.
Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang
memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapinya.
Hal ini bukan berarti induvidu tersebut mampu dan kompeten
melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi
sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan
induvidu terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu
dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi
aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala
aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam
hidupnya. (Hakim, 2004). Pengertian Kepercayaan Diri. Dalam bahasa
14

gaul harian, pede yang kita maksudkan adalah percaya diri. Semua orang
sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang
merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan
wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi,
hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan
lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum pede/percaya diri dengan
apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya.
Menurut (Lauster,2008) kepercayaan diri merupakan suatu sikap
atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-
tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal
yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta
dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster
menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri
memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak
membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
Menurut (Thantaway, 2005) dalam Kamus istilah Bimbingan dan
Konseling, percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri
seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki
konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu
sering menutup diri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin
akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang
diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya,
bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh
orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri:
toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap
mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis
dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.
15

a. Aspek - aspek kepercayaan diri


Lautser menyatakan bahwa orang yang mempunyai rasa percaya
diri yang tinggi pada umumnya mudah bergaul secara fleksibel,
mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah
terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkah-
langkah dalam menyelesikan suatu masalah. Tipe-tipe orang yang
mempunyai rasa percaya diri tinggi akan terlihat lebih tenang, tidak
merasa takut, dan mampu memperlihatkan kepercayaan dirinya setiap saat.
(Lautser, 2008) juga menyebutkan orang yang memiliki
kepercayaan diri yang positif adalah:
1. Keyakinan kemampuan diri
Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang
tentang dirinya. Ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang
dilakukannya.
2. Optimis
Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri yang
kemampuannya.
3 Objektif
Orang yang memendang permasalahan atau sesuatu seuai dengan
kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau
menurut dirinya sendiri.
4.Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
5. Rasional dan Realistis
Rasional dan Realistis adalah analisis terhadap suatu masalah,
sesuatu hal dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat
diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan. Aspek-aspek percaya diri
adalah sifat yang dimiliki seseorang yang memiliki aspek-aspek keyakinan
diri, optimis, objektif, bertanggung jawab, rasional dan realistis.
16

b. Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Percaya Diri


(Rahayu, 2013) menyatakan bahwa dukungan dari orang tua,
lingkungan maupun guru di sekolah menjadi faktor dalam membangun
percaya diri anak. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan awal dan
utama yang menentukan baik buruknya kepribadian anak. Pendidikan di
sekolah juga merupakan lingkungan yang sangat berperan penting dalam
menumbuhkan kepercayaan diri anak, karena sekolah berperan dalam
kegiatan sosisalisasi. Guru juga berperan dalam membentuk percaya diri,
yakni dengan memberikan sifat yang ramah dan hangat, karena guru juga
berperan sebagai model bagi anak.
(Thursan Hakim, 2005) menjelaskan faktor-faktor membangun
kepercayaan diri dalam diri seseorang, yaitu :
a. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama
yang sangat menentukan baik buruknya kepribadian seseorang, pola-pola
pendidikan keluarga akan menjadi latar belakang timbulnya rasa percaya
diri
b. Pendidikan sekolah dapat dikatakan sebagai lingkungan yang
paling berperan untuk mengembangkan kepercayaan diir setelah pendidikan
keluarga, karena sekolah memegang peran sosialisasi melalui berbagai
macam kegiatan
c. Pendidikan nonformal, memiliki peran mengembangkan bakat
atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Rasa percaya diri akan lebih
mantap jika individu memiliki suatu keterampilan tertentu yang bisa
didapatkan melalui kegiatan pendidikan nonformal.

c. Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri


Menurut (Santrock, 2021) ada empat cara untuk menumbuhkan rasa
percaya diri, yaitu melalui:
1. Mengidentifakasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri dan
domain-domain kompetensi diri yang penting.
2. Dukungan emosional dan penerimaan sosial.
17

3. Prestasi.
4. Mengatasi masalah.

Menurut Hakim cara-cara dapat meningkatkan rasa percaya diri adalah


1.Membangkitkan kemauan yang keras.
2.Biasakan untuk memberanikan diri.
3.Berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif
4.Selalu berinisiatif
5.Bersikap mandiri.
6.Mau belajar dari kegagalan.
7.Bersikap kritis dan objektif.
8.Pandai membaca situasi dan menempatkan diri.

3. Media Boneka Jari


a. Pengertian Media Boneka Jari
Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah media adalah
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pembawa pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Menurut (Gerlach, 2011 ) yang dikutip dalam buku Orientasi
Baru Pendidikan Anak Usia Dini, menyatakan bahwa media adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap. Dalam
arti umumnya, media sering diidentikkan dengan buku, guru, dan juga
lingkungan sekolah, namun lebih khususnya media dalam proses
pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronik
untuk menangkap, menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut (Yudhi Munadi,2008 ) media merupakan perantara
yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga membentuk lingkungan pembelajaran yang kondusif
18

yang dimana penerima dalam kegiatan pembelajaran dapat menerima


pesan secara efisien dan efektif.
Pengertian media pun disampaikan oleh (Heinich, 2009 ) dalam
buku Media dan Sumber Belajar TK, kata media sendiri berasal dari
bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara
harfiah media berarti perantara atau pengantar, dengan demikian media
merupakan alat penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Sedangkan pengertian lain yang disampaikan oleh Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai yang ditulis dalam buku Media Pengajaran tentang
Association of Education and Communication Technology (AECT) di
Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk mempertinggi proses belajar anak dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya. Sedangkan NEA (National Education
Assosiation) memiliki pengertian yang berbeda yang dimana media
merupakan bentuk-bentuk komunikasi baik secara tercetak maupun
audiovisual serta perlatannya.
Dari definisi-definisi diatas, maka ditarik kesimpulan bahwa
media adalah segala sesuatu atau alat untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehinnga dapat merangsang minat belajar anak.
Media pembelajaran bagi anak usia dini merupakan segala sesuatu yang
dapat dijadikan bahan dan alat untuk bermain yang membuat anak usia
dini mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan menentukan
sikap.
Seperti yang kita ketahui banyak media yang dapat digunakan
dalam proses pembelajaran di TK, salah satu contoh media tersebut ialah
media boneka jari. Boneka adalah media yang sangat akrab bagi dunia
bermain anak. Media boneka jari adalah boneka berbentuk kecil yang
dimainkan atau digerakkan menggunakan jari. Boneka jari adalah suatu
bentuk media pembelajaran bagi anak usia dini yang dirancang dengan
tujuan untuk mempermudah atau memperjelas proses penyampaian
19

sebuah cerita dan materi pembelajaran. Dalam hal ini, media boneka jari
dapat digunakan untuk mengembangkan semua bidang aspek
perkembangan anak usia dini.
a. Manfaat Media Boneka Jari
Terdapat beberapa manfaat dari media boneka jari unuk anak usia dini
antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan kemampuan mendengar dan berbicara anak.
b. Dalam hal ini anak akan mendapatkan banyak kosa kata baru.
c. Membantu anak lebih komunikatif. Dengan boneka jari, anak akan
mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang akan dia lontarkan pada
guru.
d. Merangsang daya imajinasi anak. Disini anak akan membayangkan
tokoh-tokoh dalam cerita yang kita buat.
e. Meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak. Ketika anak bermain
boneka jari, ini membuat anak dapat bersosialisasi dengan baik
dilingkungan sekitarnya.
f. Cara Penggunaan Media Boneka Jari
g. Pertama-tama kita membuat rumusan pembelajaran terlebih dahulu.
Seperti: cerita apa yang cocok untuk diceritakan oleh anak, didalam
cerita ingin diberikan pembelajaran yang seperti apa.
h. Setelah itu kita membuat naskah cerita untuk dimainkan.Usahakan
bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami oleh
anak dan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
i. Ambil boneka jari yang telah dibuat dan mainkan sekitar 10- 15
menit.
j. Dalam bercerita usahakan ada nyanyian sehingga anak tidak mudah
bosan.
k. Setelah bercerita, adakan kegiatan tanya jawab tentang isi cerita yang
telah didengarkan.
l. Berilah kesempatan kepada anak untuk memainkan
bonekanya bersama temannya secara bergantian.
20

a. Keuntungan Penggunaan Media Boneka Jari


b. Tidak memerlukan banyak biaya dan dan tempat.
c. Harga alat dan bahannya relatif lebih murah.
d. Tidak memerlukan waktu yang banyak untuk memainkannya.
e. Tidak banyak keterampilan yang diperlukan dalam
memainkannya.
f. Dapat mengembangkan imajinasi anak dan meningkatkan minat
belajar anak.
g. Membuat susasana pembelajara lebih menyenangkan bagi anak.
h. Memudahkan guru untuk menanamkan pendidikan moral untuk
anak usia dini.
b. Media Pembelajaran
a. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara
harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa
Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. ( Gerlach, 1971 ) mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
AECT (Association of Education and Communication
Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. (Hamidjojo, 1993) dalam Latuheru memberi batasan media
sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
21

Media erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Media


merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens atau siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa tersebut.
Media merupakan bagian yang melekat atau tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Media
pembelajran merupakan komponen sumber belajar yang mengandung
materi instruksional dilingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk
belajar.
Proses pembelajaran merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi.
Perpaduan tersebut meliputi unsur-unsur manusiawi, material,fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran. Pembelajaran juga merupakan proses, cara, dan tindakan
yang mempengaruhi siswa untuk belajar. Dengan demikian media
pembelajaran merupakan alat dan teknik yang digunakan sebagai perantara
komunikasi antara seorang guru dan siswa. Media pembelajaran
digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksiantara
guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional
dilingkungan siswa yang memotivasi siswa untuk belajar. Sumber belajar
terdiri atas sumber-sumber yang mendukung proses pembelajaran siswa
termasuk sistem penunjang, materi, dam lingkungan pembelajaran.
Sumber belajar mencakup segala yang tersedia untuk membantu individu
belajar dan menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.
22

b. Fungsi Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran dapat membangkitkan minat
siswa mengikuti proses pembelajaran secara fokus. Selain itu, media
pembelajaran yang ditampilkan dapat memotivasi siswa untuk lebih rajin
belajar. Media pembelajaran juga dapat memberikan rangsangan dalam
kegiatan belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan kemudahan bagi guru
dalam menyampaikan pesan dan isi materi pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk
memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan
berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam
proses pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada
masa lampau.
2) Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik
karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.
3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang
sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak
memungkinkan.
4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara
langsung.
5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati
secara langsung karena sukar ditangkap.
6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya
untuk didekati.
7) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak atau sukar
diawatkan.
8) Dengan mudah membandingkan sesuatu.
9) Dapat melihat dengan cepat suatu proses yang berlangsung secara
lambat.
23

10) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung


secara cepat.
Media pembelajaran memiliki peran penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Hadirnya media pembelajaran mampu membawa dan
membangkitkan antusiasme siswa dalam belajar. Media pembelajaran juga
digunakan guru untuk dapat memperbaharui semangat siswa terhadap segala
sesuatu yang baru setiap harinya. Selain itu, media pembelajaran memiliki
banyak fungsi (Ega Rima, 2016 ) diantaranya:
1) Fungsi atensi
Atensi merupakan fungsi inti dari media pembelajaran, yaitu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada materi
pembelajaran yang ditampilkan atau menyertai teks materi pembelajaran.
2) Fungsi afektif
Afektif merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran yang
dapat dilihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika belajar atau membaca
teks yang bergambar.
3) Fungsi Kognitif
Kognitif merupakan salah satu fungsi media pembelajaran yang
terlihat dari tampilannya. Tampilan materi pebelajaran tersebut
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam materi pembelajaran.
4) Fungsi kompensatoris
Kompensatoris merupakan salah satu fungsi dari media pembelajaran
yang dapt dilihat dari hasil penelitian.

c. Manfaat media pembelajaran


Media pembelajaran memiliki beberapa manfaat yang perlu
diketahui oleh guru, yaitu manfaat umum dan manfaat praktis ( Aristo
Rahadi,2003)
a. Manfaat umum
24

Secara umum, media pembelajaran memiliki beberapa manfaat


yang perlu untuk diketahui. Manfaat umum dari media pembelajaran
yang dimaksud diantaranya adalah lebih menarik, materi jelas, tidak
mudah bosan, dan siswa menjadi lebih aktif.
b. Manfaat praktis
Selain manfaat umum, media pembelajaran juga memiliki
beberapa manfaat praktis yaitu membuat mata pelajaran yang abstrak
menjadi lebih kongkrit, mengatasi kendala keterbatasan ruang dan
waktu.

d. Jenis Media Pembelajaran


Dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa jenis media pembelajaran
yang perlu untuk diketahui. Jenis media pembelajaran yang dimaksud
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Media Visual
Media visual merupakan sebuah media yang memiliki beberapa
unsur berupa garis, bentuk, warna, dan tekstur dalam penyajiannya.
Media visual diantaranya seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain
sebagainya.
2) Audia Visual
Media audio visual merupakan media yang dapat menampilkan
unsur gambar dan suara secara bersamaan. Seperti mesin proyektor
film, tape recorder, dan lain sebagainya.
3) Microsoft Power Point
Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi atau perangkat
lunak yang diciptakan khusus untuk menangani perancangan
presentasi grafis dengan mudah dan cepat.
4) Internet
Internet merupakan salah satu media komunikasi yang memiliki
jangkauan luas dari antar kota sampai lintas negara sehingga banyak
25

dimanfaatkan oleh beberapa institusi, pebisnis, dan para ahli untuk


berbagai kepentingan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan komponen pembelajaran yang meliputi bahan dan
peralatan. Media pembelajaran terus mengalami perkembangan dan
tampil dalam berbagai jenis dan format dengan masing-masing ciri
dan kemampuan sendiri. Pengelompokan media sudah ada pada saat
ini dapat memperjelas perbedaan tujuan penggunaan, fungsi dan
kemampuannya sehingga bisa dijadikan pedoman dalam memilih
media yang sesuai untuk pembelajaran tertentu.

d. Langkah-langkah penerapan media boneka jari dalam


mengembangkan kemampuan percaya diri
1. Rumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, dengan demikian
akan dapat diketahui apakah tepat pengguna boneka jari
untuk kegiatan pembelajaran
2. Buatlah naskah atau skenario sandiwara boneka jari dengan
jelas dan terarah.
3. Hendaknya diselingi nyanyian agar menarik perhatian
penonton dan penonton diajak untuk bernyanyi bersama-
sama.
4. Permainan boneka jari ini hendaknya jangan lama.
5. Isi cerita sesuai dengan umur dan daya imajinasi anak.
6. Selesai permainan hendaknya berdiskusi tentang peran yang
telah dilaksanakan.
Adapun cara mendongeng yang menarik untuk anak adalah:
1. Gunakanlah kata-kata yang mudah dipahami anak
Seorang guru tidak mungkin untuk menggunakan kata-kata yang
tidak mudah dipahami oleh anak.
2. Mengatur suara
Intonasi seorang guru akan menentukan dongeng hidup dan
26

menarik. Guru harus mengeluarkan suara yang pas untuk didengar


oleh anak. Guru harus betul-betul menguasai cerita agar tahu kapan
harus menekankan kata-kata tertentu dalam cerita
3.Gerakan tangan
Tunjukkanlah gerakan-gerakan yang sesuai dengan cerita
dongeng, biarkan anak belajar berimajinasi sesuai cerita dan
gerakan yang ditampilkan guru.
4. Gerakan mata
Hal yang paling penting dalam mendongeng adalah gerakan
mata, jangan sekali-kali mata menerawang ke angkasa, namun
tataplah mata anak.
5. Mimik Guru harus ekspresif, jika guru lemas dan datar saat
mendongeng anak akan malas mendengarnya.
6. Alat peraga
Gunakan alat bantu supaya dongeng menjadi lebih menarik
dan merangsang indera anak. Anak akan tertarik kalau
mendongeng dengan bantuan alat peraga.
7. Libatkan perasaan saat bercerita, libatkanlah perasaan anak, agar
anak bisa berimajinasi dan menikmati alur cerita dongeng
tersebut.

e. Karakteristik siswa yang di sajikan


Pendidikan pada jejang kanak-kanak berlangsung dari usia empat
sampai enam tahun.Masa ini biasanya disebut dengan masa golden age.
Pada saat ini anak sangat senang bereksplorasi terhadap hal-hal yang
baru.berkaitan dengan kemampuan percaya diri sejalan dengan hal
tersebut dalam pembelajaran diperlukan media (alat main) yang tepat
untuk belajar, guru dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan
tahapan perkembangan yang tepat pada siswa.

f. Eksperimen
27

Penerapan pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini haru


berpusat pada anak. Proses pembelajaran pada anak usia dini haruslah
didasarkan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini berikut ini: 1)
proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip belajar melalui bermain; 2) proses kegiatan
belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif
dan inovatif baik didalam ruangan maupun diluar ruangan ( Dr.
Yuliani. S,M.Pd, 2016 )

A. Langkah – langkah pembelajaran pada kelas eksperimen


1) Peneliti bersam guru kelas menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran
2) Peneliti mempersiapkan lembar observasi
3) Menyapa dan mengenalkan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada anak.
4) Menginstruksikan pada anak untuk menyiapkan boneka
jari dan memainkan sesuai keinginanya
5) Melakukan tanya jawab tentang boneka jari yang telah
diceritakan.
6) Memberikan reward kepada anak.
7)
B. Pembelajaran pada kelas kontrol
Kelas kontrol berjumlah 25 siswa, terdiri dari siswa laki-
laki 10 orang dan siswa perempuan 15 orang. Pada kelas
kontrol ini, siswa tidak diberikan perlakuan dengan
menggunakan media boneka jari , siswa hanya diberikan
perlakuan secara konvensional.

B. Kerangka Berpikir dan Skema Penelitian


1. Kerangka Berpikir
Dunia pendidikan adalah suatu upaya untuk mencerdaskan
28

kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu sumberdaya manusia. Untuk


meningkatkan pendidikan dilakukan dengan cara pemberian
pengetahuan atau yang disebut dengan pembelajaran pada kehidupan
seorang manusia yang dimulai sejak dini. Pembelajaran yang baik
untuk anak usia dini agar dapat memaksimalkan perkembangan
kecerdasannya haruslah menyesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan anak. Dari sembilan kecerdasan yang dimiliki anak,
salah satunya adalah social emosional yang harus dilatih dan
dikembangkan sejak dini.
Dalam mengembangkan social emosional banyak sekali metode-
metode yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah melalui kegiatan
bercerita , bermain peran, demonstrasi, bercakap-bercakap, tanya jawab,
bernyanyi dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain metode dalam
mngembangkan seorang pendidikan membutuhkan sebuah sumber
belajar ataupun media. Salah satu media yang dapat digunakan dalam
mengembangkan social emosional adalah boneka jari. Boneka jari
adalah sebuah permainan edukatif yang dimainkan menggunakan jari
dan dirancang sesuain dengan karakter cerita. Boneka jari sangat
bermanfaan untuk mengembangkan social emosional anak.
Dengan memainkannya sendiri anak dapat, melatih berbicara,
berkomunikasi serta menambah kosa kata anak. Mengungkapkan kata-
kata, kemampuan menyimak, dan kemampuan percaya diri dengan
orang-orang di sekitarnya merupakan suatu kegiatan yang sudah
mampu dilakukan anak usia 5-6 tahun untuk memaksimalkan
kemampuan percaya diri.Namun pada kenyataan ditemukan di RA. Al-
Luthfi purwakarta.Area masalah-masalah yang terjadi pada anak
kelompok 5-6 tahun. Khususnya pada perkembangan social emosional.
Hal ini disebabkan karena guru kurang bervariasi dan kreatif
menggunakan media atau alat peraga yang dapat meningkatkan percaya
diri anak.
Salah satu media atau alat peraga yang dapat digunakan untuk
29

meningkatkan percaya diri anak usia dini yaitu permainan edukatif


boneka jari. Dengan adanya boneka jari diharapkan dapat membantu
anak dalam mengembangkan sosial emosional sehingga dapat
menambah kemampuan percaya diri anak.Gambaranya sebagai berikut :

Rasa percaya diri anak Stimulus untuk

harus ditingkatkan sejak meningkatkan percaya diri

usia dini anak dapat melalui media


permainan

Manfaat Boneka jari :


- Meningkatkan
kemampuan mendengar Boneka jari merupakan
dan berbicara anak.
salah satu media yang
- Membantu anak lebih
komunikatif. dapat menstimulus rasa
- Merangsang daya percaya diri anak
imajinasi anak.
Kemampuan percaya
- Meningkatkan
kemampuan bersosialisasi diri anak dapat
anak. meningkat dengan
media boneka jari

Bagan Kerangka berfikir


1. Skema Penelitian
Tabel 2.2
Skema Penelitian
Grup Pretes Variabel Terikat Postes
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y3 - Y4

Keterangan : Y1 = siswa kelas eksperimen


Y3 = siswa kelas kontrol
30

Y2 = hasil setelah dilakukan perlakuan dengan media boneka jari


Y4 = hasil akhir kelas kontrol
X = Perlakuan berupa media boneka jari terhadap kemampuan
percaya diri
- = kelas kontrol tidak diberikan treatment
-
2. Penelitian Yang Relevan
Dalam suatu penelitian dibutuhkan penelitian relevan yang dapat
memperkuat variabel yang ada dalam penelitian yang dilakukan. Ada beberapa
penelitian yang relevan terkait dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut
Tabel 2.3
Penelitian Relevan
No Penulis Judul Hasil Penelitian
1 Asih Pengaruh Media Bahwa bercerita dengan
Rusmiyati. Boneka Jari media big book berpengaruh
Terhadap signifikan terhadap
Peningkatan kecerdasan linguistik anak
Kecerdasan TK A PAUD Saymara
Linguistik Anak Kartasura tahun ajaran
Usia Dini Di RA 2013/2014. Hal
PLUS NAINA tersebutditunjukkan dengan
KIDS Kecamatan analisis paired sample t-test,
Medan Area. yang mana diperoleh hitung
> tabel, yaitu 86,585 >
2,110 dan nilai signifikansi
< 0,05, yaitu 0,000.
Berdasarkan kesimpulan
tersebut dapat dikatakan
bahwa semakinbesar nilai
thitung terhadap ttabel/nilai
signifikansi < 0,05, maka
31

semakinbesar pengaruh
bercerita dengan media big
book terhadap
kecerdasanlinguistik.
Sebaliknya jika semakin
rendah nilai thitung
terhadap
ttabel/nilaisignifikansi >
0,05, maka pengaruh
bercerita dengan media big
book tidakdapat
mempengaruhi kecerdasan
linguistik anak.
2 Eka “Pengaruh Metode Terdapat pengaruh dengan
Pentiernitasari Bercerita dengan tingkat signifikan 5%
, 2017 Media Gambar terhadap kemampuan
terhadap berbicara anak usia dini
Kemampuan setelah diberikan perlakuan.
Berbicara Anak Hal ini terlihat dari hasil
Usia Dini di RA pengujian yang
Raudhatul Islamiyah menggunakan hipotesis Uji
Kecamatan Bram Mann Whitney
Itam Kabupaten menunjukkan bahwa
Tanjung Jabung Zhitung (-3,09) yang
Barat” dihasilkan lebih kecil dari Z
tabel (-1,69) atau (-3,09 < -
1,69). Yang berarti Ho
ditolak. Artinya metode
bercerita dengan media
gambar berpengaruh
terhadap kemampuan
32

berbicara di RA Raudhatul
Islamiyah Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.
3 Alawiyah, Pengaruh Metode Bahwa uji t diketahui
Tuti M, Bercerita Dongeng thitung lebih besar dari t
Kristanto, and Sikancil Terhadap tabel (6,382 > 2,145). Dari
Dian Ayu Penguasaan Kosa hasil tersebut dapat
Zahrami Kata Pada Anak disimpulkan bahwa H0
kelompok B Di ditolak. Dengan kata lain
RA.Az-zahro terdapat pengaruh yang
Kecamatan signifikan metode bercerita
Mranggen Kab: kijang terhadap tingkat
Demak. Tahun penguasaan kosakata
2018/2019” kelompok B di RA AZ
Zahro Mranggen Demak.
Berdasarkan hasil penelitian
ini, saran yang dapat
disampaikan adalah bahwa
metode bercerita kijang
dapat digunakan sebagai
metode untuk meningkatkan
penguasaan kosakata anak.
4 Vita Pengaruh Bermain Berdasarkan hasil analisis
Sari,Unzilla Peran Berbantuan diperoleh thitung = 7,290
Olivia,et al Media Wayanng sedangkan pada taraf
Terhadap signifikansi 5% dengan
Kemampuan dk=39 diperoleh nilai ttabel
Berbicara Pada = 2,021 sehingga thitung =
Anak Kelompok B. 7,290 > ttabel = 2,021.
Berdasarkan kriteria
33

pengujian, maka H0 ditolak.


5 Qurotaayun “Pengaruh Metode menggunakan uji t
Risma Bermain Peran berpasangan dan persen
Apriliana Melalui Boneka jari persetujuan. Dari hasil
Terhadap Rasa penelitian ini, Kunci bahwa:
Tanggung Jawab (1) Hasil Uji – t t
Anak Pada berpasangan yang diperoleh
Kelompok B Di Tk dari pre test dan post test
Aisiyah Busthanul eksperimen nilai yaitu P
Athfal, Kauman value (0,229 0,05) dan (-
Tulung Agung.” 1.259 -2,262) serta rata-rata
pre test 23,1333 dan rata-
rata (mean) kelas
eksperimen Post test adalah
25,8000 sehingga ada
pengaruh antara rata-rata
dari metode bermain boneka
terhadap rasa tanggung
jawab anak sebelumnya (pre
test) dengan rata-rata rasa
tanggung jawab jawab anak
sebelum (post test) di
kelompok B TK Aisiyah
Busthanul Athfal Kauman
Tulungagung.

3. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian (Sugiono
2010). terdapat dua jenis hipotesis dalam penelitian yaitu hipotesis kerja dan
hipotesis nol.
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang disingkat (Ha) adalah hipotesis
34

yang menyatakan adanya hubungan antara variabel x dan y, atau adanya


perbedaan antara dua kelompok. Sedangkan hipotesis nol yang disingkat (Ho)
menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya
dampak variabel x terhadap variabel y (Arikunto 2010) . Berkaitan dengan
penjelasan diatas, maka pengertian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis nihil (Ho) : tidak ada pengaruh penggunaan media boneka jari
terhadap kemampuan percaya diri anak kelompok B RA. Al- Luthfi
Sindang kasih- Purwakarta
2. Hipotesis alternatif (Ha) : ada pengaruh penggunaan media boneka jari
terhadap kemampuan percaya dirianak kelompok B RA. Al- Luthfi Sindang
kasih- Purwakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen
dengan bentuk Kuasi Eksperimen (Quasi Eksperimental Design). Quasi
Experiment merupakan salah satu tipe penelitian eksperimen dimana peneliti
tidak melakukan randomisasi (randomnes) dalam penentuan subjek kelompok
penelitian, namun hasil yang dicapai cukup berarti, baik ditijau dari validitas
internal maupun eksternal ( Muri Yusuf : 2014).
Dengan sub desain Nonequivalent Control Group Design maka kelompok
sampel telah ditetapkan diawal yaitu kelompok B RA AL Luthfi dan
membaginya menjadi dua kelas (kelompok). Kelompok pertama yaitu kelas
B1 merupakan kelompok eksperimen yang akan menerima treatment
(perlakuan) dari media boneka jari dan kelompok kedua yaitu kelas B2 yang
tidak menerima treatment (perlakuan) media boneka jari. Sehingga diakhir
dari masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan dapat
terlihat ada tidaknya pengaruh dari media boneka jari terhadap percaya diri
yang ditandai dengan ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam percaya
diri antara kelas B1 yang menggunakan media boneka jari dan kelas B2 yang
tidak menggunakan media boneka jari.
Pemilihan metode eksperimen ini dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh media boneka jari (variabel X) terhadap kemampuan
percaya diri anak usia dini (variabel Y).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk
gambar di bawah ini.
Sumber:(Sugiyono,2019).
Grup Pre test Perlakuan Pos test
Eksperimen O1 X1 O2
Keterangan:

35
36

Օ1= Pre-test

Օ2= Post-test

X1= Perlakuan menggunakan media boneka jari.

a. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di RA Al-Luthfi Purwakarta yang beralamat di
Jl. Letkol Abdul Kodir Gg.Nusantara.2 Kelurahan Purwamekar
kec.Purwakarta Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama
penelitian terhitung mulai dari pelaksanaan observasi sampai dengan
pelaporan.
Agenda kegiatan penelitian
Proses Bulan Agustus
No
penelitian 9 10 11 12
1 Observasi
2 Penyusunan
rencana
penelitian
3 Penyusunan
teori
4 Penyusunan
dan uji
instrumen
5 Analisis data

6 Penyusunan
laporan

a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
37

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam


penelitian ini adalah kelas B di RA Luthfi Purwakarta.

Tabel 3.1
Jumlah populasi anak kelas B di RA Al-Luthfi
No Kelas Kelas B Jumlah

Kelas B1 Kelas B2
1 B 18 18 36

b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam
penelitian ini sampel yang diambil peserta didik sebanyak dua kelas
yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen dan satu kelas untuk kelas
kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajaran dikenai pembelajaran
media boneka jari pentuk untuk meningkatkan percaya diri anak,
sedangkan kelas kontrol dikenai pembelajaran konvensional seperti
biasa .
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak anak yang
dilakukan dikelompok B di RA Al-Luthfi Purwakarta. Maka peneliti
mementukan bahwa kelompok eksperimen adalah kelompok B1 yang
berjumlah 25orang anak dengan wali kelas ibu Entin Maesaroh,S pd.I
sedangkan, kelompok kontrol B2 yang berjumlah25 orang dengan
wali kelas Bu Hely Halimah, S pd.I

Tabel 3.2
Jumlah sampel kelas B1 dan B2
Siswa Kelas Jumlah Total
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
18 18 36
38

c. Jenis dan Sumber Data


Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh. Data disini
dikumpulkan secara garis besar menjadi:
1. Data Primer
yaitu bagian yang terpenting yang diperoleh peneliti secara
langsung dari sumbernya. Data primer diperoleh peneliti dari
lapangan yaitu hasil tes dari responden penelitian yaitu dari hasil
wawancara uji instrumen.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil data primer yaitu membuat
instrumen penelitian kemudian wawancara dengan guru dan melakukan
eksperimen terkait peningkatan percaya diri pada anak usia dini.
Tabel 3.3
Data Primer penelitian
Kelas Eksperimen Kontrol
B Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Jumlah 11 7 7 11
Total 18 18

2) Sumber Data Sekunder


Secara umum sumber data sekunder dapat diartikan sebagai sumber
data yang dijadikan sebagai tambahan, penunjang, penguat ataupun
pelengkap data. Dilihat sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
Dengan demikian, peneliti mengambil sumber data sekunder dari buku
media pembelajaran, selain itu buku metodologi penelitian dan
pengembangan research dan development , kemudian jurnal penelitian
sebelumnya dengan judul penelitian yang terkait, lalu buku Peran media
pembelajaran dan penataan lingkungan main disatuan PAUD, kemudian
pengumpulan data dari hasil wawancara dengan pihak sekolah, sebagai
penguat penelitian serta dokumentasi lainnya yang sesuai dengan masalah
yang sedang diteliti.
d. Teknik Pengumpulan Data
39

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yaiu tringulansi atau


bisa disebut dengan teknik pengumpulan data gabungan, karena peneliti
mengumpulkan bukan hanya dengan observasi, membuat treatment namun
membuat intrument penilaian untuk melihat setiap peningkatan percaya diri
yang dimunculkan oleh anak.kemudian menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sebagai penguat.
Peneliti membuat penelitian di RA Al-Luthfi dengan
menggunakan jenis data yang digunakan dalam pengumpulan informasi
dengan menggunakan observasi partisipatif, wawancara dan dokumentasi.

Tringulasi Teknik

Observasi
Partisipatif
Sumber data yang sama
Wawancara

Dokumentasi

1. Observasi Partisipatif
Dalam sebuah penelitian observasi menjadi bagian yang terpenting
yang harus dilakukan oleh peneliti sebab dengan observasi keadaan subjek
maupun objek penelitia dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh peneliti.
2. Wawancara
Wawancara yang peneliti lakukan yaitu wawancara tak berstruktur
(Unstructure Interview) , yaitu wawancara yang bebas , dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data melalui dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui data tertulis tentang lingkup RA Al-Luthfi , melalui penelusuran
40

dokumen,mulai dari profil, sekolah seperti RPPH ,Rekap nilai anak didik,
struktur sekolah ,dan dokumen lainnya.
4. Tes
Selain menggunakn teknik Tringulasi, penelitian juga mengambil data
melalui tes untuk mengetahui efektifitas dari pembelajaran melalui media
boneka jari dilakukan. Tes dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum
melakukan pembelajaran melalui media boneka jari( pre-test) dan setelah
melakukan pembelajaran melalui media boneka jari(post test).

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal
yang didefinisikan yang dapat diamati (Sumadi Suryabrata, 2000). Definisi
operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan
perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam sripsi. Sesuai
dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Boneka Jari Terhadap Kemampuan
Percaya Diri Anak Usia 5-6 Tahun di RA Al Luthfi”, maka definisi
operasional yang perlu dijelaskan yaitu :
1.Boneka jari ( finger puppet) adalah sebuah media yang sangat
berguna untuk memperkenalkan binatang-binatang kepada anak.Selain itu,bisa
juga digunakan sebagai alatpe-raga bercerita bagi anak.Media boneka jari
merupakan media permaian yang sangat cocok di mainkan orang tua dengan
anak, mempermudah interaksi dan komunikasi serta melatih kepercayaan
diri.Dalam permainan boneka jari ini ada beberapa manfaat yang dapat anak
ambil :
a. Mengembangkan aspek bahasa
b. Mengembangkan aspek moral/menanamkan nilai-nilai kehidupan
pada anak serta mengembangkan daya fantasi(Zaman,2013).
c. (Yosastra,2013) menyatakan bahwa permainan boneka jari dapat
melatih kemampuan bahasa, berhitung, dan kecakapan motorik
halus.
41

2.Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan


dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya
menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas
keputusan atau pendapatnya. Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap
positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan
penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau
situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu tersebut mampu
dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri
yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari
kehidupan induvidu terseburt dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin,
mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman,
potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen percaya diri Anak Usia 5-6 Tahun
Variable Aspek Indikator Nomor Butir Total
Anak dapat
memandang dirinya 1,2,3,4,31 5
Penilaian
secara positif
positif
Anak dapat menerima
terhadap diri 5,7,8,22 4
kekurangan dirinya
sendiri
Kepercay Anak nyaman dengan
11,16,17,18 4
aan Diri dirinya sendiri
(Y) Melakukan Anak mampu
segala sesuatu melakukan aktivitas 9,10,12,14,21 4
seorang diri tanpa dibantu guru
Anak mampu 6,15,28,33 4
melakukan kegiatan
tanpa didampingi
orang tua
42

Anak mampu
mejawab pertanyaan 20,21,30,
3
tanpa dibantu

Anak mampu tampil 23,24,25,26,3


6
didepan umum 2,34
Harapan yang
Anak mampu secara
realistis
sungguh sungguh apa
terhadap diri 19,27,29,35 4
yang akan
sendiri
dilakukanya
Jumlah 35 35
(Sugiono2014), Mengemukakan bahwa Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan peneliti anak mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati secara spesifik. Semua fenomena spesifik ini disebut
variable penelitian .
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah sehingga
lebh mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, ceklis,
(check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara,pedoman pengamatan.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan test yaitu pre-test dan
post test, yang menerapkan materi terkait dengan sebelum dan sesudah
menggunakan media boneka jari, dengan tujuan sejauh mana pengaruh
media boneka jari terhadap peningkatan percaya diri anak. Instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi peningkatan
percaya diri anak dengan mengukur keterampilan kognitif, kontrol diri,
kemandirian, dan hubungan sosial.
2. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data penelitian sesuai dengan teknik pengumpulan
data yang telah dipilih, atau sebagai alat ukur.
43

(Indrawan dan Yaniawati 2014), Mengemukakan bahwa instrumen


penelitian adalah alat pengukur yang merupakan faktor penting dalam
menghimpun data yang diharapkan didalam penelitian.

Tabel 3.5
Intrumen penelitian kemampuan percaya diri
Materi: Intstrumen / Lembar observasi untuk menilai perkembangan
percaya diri Anak Usia 5-6 Tahun
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Sekolah :
Skala diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan keadaan siswa selama
proses penelitian. BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang),
BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).

Penilaian
No Pernyataan BB MB BSH BSB
1 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang rajin
2 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang baik
3 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang pintar
4 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang
penyayang
5 Anak merasa nyaman dengan
kondisi fisiknya
6 Anak mau memilih boneka
44

kesukaanya.
7 Anak menerima warna kulitnya
8 Anak mampu memahami
pembicaraan orang lain
9 Anak mampu bercerita dengan
sederhana
10 Anak mampu memahami cerita
yang baru didengarnya

11 Anak mampu berbicara jujur.


12 Anak mampu menunjukan rasa
percaya diri dengan menunjukan
cerita yang disampaikan.
13 Anak mampu merapihkan
kembali boneka jari yang telah
digunakan ketempatnya semula.
14 Anak mampu menyebutkan
judul cerita
15 Anak mampu bergaul dengan
temannya
16 Anak nyaman dengan guru
17 Anak mampu bersikap tenang
18 Anak mampu menghargai
pendapat temannya
19 Anak mampu mentaati aturan
yang ditetapkan guru
20 Anak dapat melakukan sesuatu
tanpa bantuan temannya
21 Anak dapat melakukan sesuatu
berdasarkan inisiatifnya sendiri
bukan meniru orang lain
45

22 Anak mampu memiliki


penilaian yang baik tentang
dirinya sendiri
23 Anak mampu memiliki
dorongan untuk berprestasi
24 Anak dapat mengungkapkan
pendapatnya dengan lancar
25 Anak tidak malu untuk
melakukan sesuatu
26 Anak tidak merasa takut untuk
melakukan sesuatu
27 Anak mampu menunggu giliran
28 Anak mampu membatu teman
ketika dalam kesulitan
29 Anak mampu bertanggung
jawab atas tugasnya
30 Anak mampu mengulang
kembali cerita yang guru
sampaikan
31 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang
kreatif
32 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang rajin
33 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang baik
34 Anak mampu memandang
dirinya sebagai anak yang pintar
35 Anak mampu memandang
dirinya sebgai anak yang
penyayang
46

3. Uji instrumen
a. Uji Validasi Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjuk tingkat valid atau
kesahan suatu instrumen. Suatu instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur yang diinginkan dan mengungkap data variabel yang di teliti
secara tepat. Pengujian validitas internal instrument pengaruh media
boneka jari terhadap perkembambangan percaya diri anak ini dilakukan
dengan melakukan pengujian validitas instrumen empirik. Instrumen
dikatakan valid apabila hasilnya sesuai dengan kriteria atau dapat
mengukur secara tepat. Untuk mengetahui ke validan instrumen, maka
digunakan SPSS 25.
a. Uji Validitas
Terdapat dua cara dalam pengujian validasi, yaitu :
1) Validitas konstrak (construct validity)
Untuk menguji validitas konstrak, digunakan pendapat dari ahli
(judgement expert) yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur
berlandaskan pada teori tertentu. Instrument yang telah dijudgement dan
mendapat penilaian yang cukup baik oleh para ahli dibidangnya maka
dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
2). Validitas Isi
Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program,
maka pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi
instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Untuk menguji
validitas butir-butir instrumen, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka
selanjutnya di ujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item atau uji beda.
Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut :

a) Menghitung koefisien korelasi product moment/r. Rumus product


momentcoefficient dari Karl Pearson yaitu :
r xy=N ¿¿¿
47

Dalam hal ini :


rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah responden
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total variabel untuk responden n
Dalam perhitungan statistik untuk menganalisis validitas
menggunakan sofware .SPSS 25 (statistical Package for the sosial
Sciences) maka lagkahnya adalah sebagai berikut:
1. Masukan data variable kedalam kolom data
2. Klik menu Analize,scale,ReabilityAnalysis.
3. Masukan Item, klik menu alfa
4. Klik tombol statistics, pilih item, scale, if item delected
5. Klik tombol continue
6. Klik ok

b). Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengujian untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus
yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah, rumus Spearman Brown
dengan teknik belahan ganjil-genap sebagai berikut :
r 2r AB
1=
1+r AB

Dalam hal ini :


r1 = reliabilitas instrumen
rAB = nilai korelasi
Intrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realiable akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya, apabila datanya memang benar
48

sesuai dengan kenyataan maka perhitungan statistic untuk menganalisis


validitas apabila digunakan bantuan software SPSS 25 (Statistical Package
for the social Sciences statistics), Maka langkahnya adalah:
1. Masukan data variabel ke dalam kolom data
2. Klik menu analyze,scale,Reability Analysis
3. Masukan item ke dalam item,klik menu alfa
4. Klik tombol,pilih item ,scale,if item delected
5. Klik tombol continue
6. Klik ok.

a. Teknik Analisisa Data


Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan
sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitaif,
maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.
Menurut (Sugiyono,2018) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
2. Statistik Deskritif
Statistik deskriptif merupakan teknik untuk pendeskripsian dan
penyimpulan data secara ringkas dalam bentuk tabel dan simbol sehingga mudah
dipahami dalam upaya menjelaskan sejumlah data ( Sumanto, 2002). Analisis
statistik deskriptif pada dasarnya menggambarkan secara numerik mengenai
prosentase, tendensi sentral, penyebaran data, dan display data.
a. Prosentase
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Komparatif Persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang
49

ada pada penelitian pengaruh media boneka jari(x)terhadap percaya diri anak
(y) Komparatif prosentaseini mendeskripsikan presentase perolehan skor dari
sejumlah penelitian.
b. Ukuran pemusatan (Modus,Mean,Median)
Ukuran pemusatan data merupakan sembarang ukuran yang menunjukan
pusat segugus data, yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil .(Ronald E.
Walpole,1993). Ada beberapa jenis ukuran pemusatan ukuran data yang
digunakan dalam penelitian antara lain:
1. Modus, mereupakan nilai yang paling tinggi sering muncul atau nilai
yang mempunyai frekuensi tinggi.
2. Mean, Merupakan rata-rata hitung.
3. Median, Merpakan nilai tengah setelah diurutkan .

c. Ukuran Penyebaran (range, varians, standar deviasi )


Ukuran penyebaran rata-rata merupakan berbagai ukuran statistik yang
dapat digunakan untuk mengetahui luas penyebaran data seberapa besar nilai-
nilai data berbeda atau bervariasi dengan ukuran pusatnya.
Ukuran penyebatran data yang digunakan dalam penelitian,antara lain:
1. Range, merupakan salah satu ukuran statistika yang menunjukan
jarak penyebaran antara skor (nilai) yang terendah sampai skor
( nilai) yang tertinggi.
2. Varians, merupakan simpangan rata-rata semua nilai hitung.
3. Standar Daviasi, merupakan simpangan baku yag merupakan akar
pangkat dua dari variasi.

d. Display data
Penyajian data yang digunakan untuk mendeskripsikan analisis
statistic deskriptif dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakn
histogram.Histogram merupakan tampilan grafik yang menggambarkan
data dengan menempatkan sederetan batang yang menunjukan proporsi
50

frekuensi pada masing- masing deret kategori yang berdampingan dengan


interval yang tidak tumpang tindih.
Dalam perhitungan statistik seskriptif apabila menggunakan
bantuan software ,SPSS 25 (Statistic Package for the Sosial Software)
berikut langkah-langkahnya:
C.Masukan data variabel ke dalam kolom data
D. Klik Analyze =>Deskriptive
Statistic=>Frequencies=>,sehingga muncul kotak dialog
frequencies.
E. Masukan nama variabel yang dianalisis ke dalam kotak
dialog Frequencies statistics.
F. Klik tombol statistics sehingga muncul kotak dialog
Frequescies Statistics
G. Klik dan pilih nilai pada Central Tendency( Mean,Median ,
Mode) ,Dispersion (std. deviation, variance, range).
H. Klik tombol contineue
I. Klik tombol charts sehingga muncul kotak dialog
Frequencies., lalu pilih histogram with Normal Curve pada
kotak chat Type.
J. Klik Continue.
K. Klik Ok.

2. Uji Prasyarat Analisis tiap Variabel


Untuk keperluan uji keseimbangan, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat terhadap data awal kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Adapun uji prasyarat terhadap data tersebut
meliputi uji normalitas dengan menggunakan dengan
menggunakana software SPSS 25.

a. Uji Normalitas
51

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel


dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan software,Langkah –langkahnyaadalah sebagai
berikut:
1. Klik Analyze=>Non Parametric test=>sampel
2. Masukan data variabel yang hendak di uji (skor total variabel).
3. Klik continue, Klik Ok.

b. Uji Homogenitas
Setelah diuji normalitas an dinyatakan populasisudah
ditribusi normal maka, selanjutnya dilakukan uji homogenitas
dengan menggunakan software SPSS 25 dengan langkah:
1. Masukan data variabel yang hendak diuji
2. Buat nama variabel dengan cara Variabel view, kemudian pada
kolom label diberi nama “kemampuan percaya diri’.
3. Kemudia pada kolom Value lalu kemudian klik none
4. Isi kolom value dengan “I’,Label dengan “Eksperimen “dan klik
ok
5. Pengujian homogenitas dengan uji levene statistic dengan cara
memilih menu analyze,compare means, one-way anova.
6. Masukan “Kemampuan percaya diri” pada kotak Dependen list
dan ‘faktor” ke kotak faktor.
7. Klik menu option dan pilih menu homogenitas of variance test,
kemudian klik continue.
8. Kemudia klik Ok.

3.Uji Hipotesis
Setelah semua data terkumpul lengkap, maka tahap berikutnya, yaitu uji
hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media boneka jari
52

terhadap peningkatan kemampuan percaya diri anak dengan uji test-T-test


mengumpulkan aplikasi SPSS 25
Dengan rumus hiotesis yang digunakan pada penelitian adalah:
H0 : µ= µ0
Ha : µ≠ µ0
Dimana ;
H0 : Hipotesis 0
Ha :Hipotesis Alternatif
µ : Rata-rata hasil belajar peningkatan Kemampuan percaya diri
menggunakan media boneka jari.
Hipotesis yang diuji adalah Hipotesis nol (H0) yaitu lawan dari
hipotesis alternatif (Ha ).Pengujian hipotesis berikut adalah sebgai
berikut:
1. Jika thitung < ttabel berarti hipotesis nol (H0) diterima, maka tidak
terdapat peningkatan antara siswa yang mendapat pembelajaran
dengan menggunakan media boneka jari dengan yang mendapat
pembelajaran dengan metode konvensional.
2. Jika thitung < ttabel berarti hipotesis Alternatif (Ha) ditolak dan
Hipotesis Alternatif(Ha) diterima yaitu ada peningkatan siswa
yang mendapat pembelajaran dengan media boneka jari.
Dalam perhitungan Statistik untuk menganalisis Uji hipotesis apabila
menggunakan bantuan software,SPSS 25 (Statistical Packagefor the
social Sciences) mak langkah-langkahnya adalah sebagi berikut:
a. Masukan data skor ke data view
b. Klik Analyze=>Compare Means=.paired Sample T Test
c. Klik variabel post-test eksperimen dan post-test kontrol
d. Klik Option sehingga kotak dialog Independen-Sample
Test:Option muncul.
e. Klik continue
f. Klik ok
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian


1. Sejarah singkat RA Al-luthfi
Pertama didirikan RA Al-Luthfi atas dasar cita-cita orang tua Bapak KH.
Duyeh Zaenal Abidin. Beliau merintis sebelumnya MDTA (Madrasah Diniyah
Takmiliyah Awaliah) dengan jumlah siswa yang sangat banyak. Kalau dulu itu
Madrasah Ibtidaiyah. Jumlahnya sampai dengan 300 anak dan programnya luar
biasa. Keberhasilan di Masyarakat sebagai bentuk kepercayaan masyarakat.
Karena kualitasnya bagus dari mulai tauhid, fiqih, dan kitab-kitab yang
lainnya. Dari dasar itu lah Bapak KH. Duyeh Zaenal Abidin itu berinisiasi
ternyata layanan pendidikan di sindangkasih untuk anak usia 0-6 Tahun itu
kurang. Akhirnya kami mendirikan RA dan kami di suruh untuk berkomunikasih
dengan kementerian agama di tahun 1997 baru saya sekolah dan pondok di MAN
sukamanah tasikmalaya dari sanalah hasil komunikasih dengan kementerian
agama diberikan arahan di berikan bimbingan bahwa usia layanan pendidikan
anak usia 4-6 tahun. Akhirnya terselenggara 5 Juli 1997.
Siswa pertama kami jumlahnya jumlahnya hanya 7 siswa. 1 tahun kemudian
menjadi 11 siswa, kemudian menjadi 22 siswa, menjadi 30 siswa, 45 siswa,
kemudia terus bertambah karena kualitas yang kami berikan sangat memuaskan.
RA Raudatul Atfal bagian yang dari kami dirikan merupakan keinginan
orang tua yang sejak awal beliau berkiprah untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan islam. Alhamdulillah sekarang 23 hampir 24 tahun anak sudah di
wisuda ke 24 tahunnya. Dari 2 guru menjadi 12 guru, kebanyakan guru dari STAI
DR. KHEZ MUTTAQIEN.
2. Data Lembaga RA AL LUTHFI
a
. Identitas RA AL-LUTHFI
1) Nama Lembaga : RA AL-LUTHFI

74
55

2) Alamat Lembaga : Jalan Basuki Rahmat Gg Kolbis


Sindangkasih Purwakarta
Propinsi : Jawa Barat
e-mail : allutfi005@gmail.com
3) No.Tlp/HP : 081809131913
4) No Rekening / Unit : 100880157-0106122
5) Nama Rekening : _________________
6) No NPWP : _________________
7) Status RA : Sudah Terakreditasi
8) Tahun Pendirian : 1998
9) Akreditas :
- Status Akreditasi : A (Amat Baik)
- Tahun Akreditasi : 2009
- Nilai Akreditasi : _____________
- Nomor sertifikat : 02.00/440/BAP-SM/X/2010
10) No Statistik RA : 101232140025
11) NPSN : 69737596
12) Yayasan Penyelenggara : EFI LUTFIYAH,S.Pd.I
.- Nama Ketua Yayasan : ENDANG SURYANA
- Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 01 Januari 1960
- Alamat : Jl. Basuki Rahmat, gg Kolbis
Rt 02/01 Sindangkasih
Purwakarta 41112
13) Identitas Komite RA :
.- Nama : ENDANGSURYANA
- Tempat/Tgl. Lahir :
- Alamat :

14) Identitas Kepala RA :


.- Nama : EFI LUTFIYAH, S.Pd.I
: NIP.
56

- Tempat/Tgl. Lahir : Purwakarta, 28 Desember 1978


- Alamat : Jalan Basuki Rahmat Gg kolbis
Sindangkasih Purwakarta 41112

Data Kepemilikan Lahan dan Sarana Prasarana RA


1) Lahan :
- Luas Lahan : 436 M2
- Luas Bangunan : 150 M2
- Luas Halaman : 150 M2
- Luas Area bermain : 50 M2
2) Gedung :
- Ruang Kelas : 3
- Luas Bangunan : 105 M2
- Ruang Guru : 1/ 50 M2
- Gudang : 1
- Toilet : 3
- Serba Guna : 1
3) Status Kepemilikan : Milik Sendiri
4) Intalasi :
- Listrik : Ada
- Air : Ada
- Telp. : Ada
- Internet : Ada
5) Sarana Prasarana :
a. Kelengkapan Ruangan
Tabel 4.1.
Data Sarana
RA AL-LUTHFI
57

No Jenis Sarana Jumlah


1 Meja kursi belajar siswa 1
2 Meja kursi kepala sekolah 6
3 Meja kursi guru 1
4 Meja kursi tamu 3
5 Papan tulis 4
6 Papan pengumuman 4
7 Papan statistic 1
8 Almari 3
9 Gambar presiden dan wakil presiden 3
10 Gambar Pancasila 3
11 Komputer 1
12 Laptop 2
13 Jam dinding 4
14 Bel 1
15 Alat Olahraga 4
16 Alat kesenian 3
17 Peta 2
18 Globe 1
19 Kipas angin 4

b. Alat Bantu Ajar


Tabel 4.2.
Data Alat Bantu Ajar
RA AL-LUTHFI
Kondisi
No Nama Alat Jumlah Baik Rusak
1 Sentra Peran 3 
2 Sentra Musik 2 
3 Sentra Persiapan 0
58

4 Sentra Balok 4 
5 Sentra Bahan Alam 2 
6 Sentra Imtak 2 

c. Data Alat Bermain Diluar


Tabel 4.3.
Data Alat Bermain di Luar
RA AL-LUTHFI
Kondisi
No Nama Alat Jumlah Baik Rusak
1 Ayunan 2 
2 Perosotan 
3 Cawan Putar 1 
4 Jungkitan 1 
5 Jembatan 1 
6 Panjatan 1 
d. Rekapitulasi Siswa
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Siswa
RA AL-LUTHFI
Tahun Kelompok
Jumlah Total
No. Pelajara A (4-5 Th) B (5-6 Th)
n L P JML L P JML L P JML
2016/201
1  31 63  54 40 94
7 16  15  38  25
2017/201
2 20 65  36  49 85
8  8  12 28 37
2018/201
3  26  65  42  49  91
9  11  15  31  49
4. 2019/202 10 11 21 28 27 55 37 38 76
59

0
2020/202
5 26 24 20 30 50
1 9 17 11 13
2021/202
6 15 36 25 26 51
2 7 8 18 18

e. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Tabel 4.5.
Data Kualifikasi Pendidik
RA AL-LUTHFI

No. Nama Pendidik Pend. Terakhir Prodi/ Jurusan


1 Efi Lutfiyah,S.Pd.I S1 PAI
2 Ana Durotunnapisah,S.Pd.I S1 PAI
3  Sri Suryanti, S.Ag  S1 PAI
4 Siti Mariah,S.Pd.I S1 PAI
5 Sri Maulani, S.Pd.I S1 PAI
6 Leni Muslimah, S.Pd.I S1 PAI
7 Entin Maesaroh , S.Pd.I S1 PAI
8 Hely Halimah,S.Pd.I S1 PAI
9 Deti Sutiah SMA
10. Irma Suryani MA IPS

f. Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa RA AL-LUTHFI


Tabel 4.6.
Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pendidikan Formal
Tahun Pelajaran 2021/2022

No. Pendidikan Terakhir Ortu Siswa Jumlah


1 SD/MI Sederajat  3
60

2 SMP/MTs Sederajar  7
3 SMA/SMK/MA Sederajat  74
4 S.1  7
5 S.2
6 S.3
Jumlah 91

g. Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pekerjaan


Tabel 4.7
Rekapitulasi Data Orang Tua Siswa Berdasarkan Pekerjaan
Tahun Pelajaran 2021/2022
No. Pendidikan Terakhir Ortu Siswa Jumlah
1 PNS  5
2 Pegawai Swasta  57
3 Pedagang/Wiraswasta  14
4 Petani
5 Buruh 15
6 Lainnya.
Jumlah 91

h. Data Tamatan Siswa


Tabel 4.8
Data Tamatan Siswa pada Tiga Tahun Terakhir
RA AL-LUTHFI
Jumlah Siswa Melanjutkan
Tahun
No. Tidak
Pelajaran L P JMl MI SD
Melanjutkan
1 2018/2019  54  40 94 6 88
2 2019/2020  36  49 85 3 82
3 2020/2021  42  49 91 4 87
61

i. Prestasi Al-Luthfi
Tabel 4.9
Data Prestasi
RA AL-LUTHFI
Nama Tanggal Juara
No. Jenis Lomba Tingkat
Siswa Kegiatan Ke…
1 Eva 20 April 2018 Mewarnai Kecamatan Juara 1
 Indah 18 Agustus Memindahkan
2
dkk 2018 bola Kecamatan Juara 1
 Kelas A 1 November Manasik haji
3
&B 2019 terbanyak Kabupaten Juara 1

j. Struktur Kepengurusan
STRUKTUR ORGANISASI RA AL-LUTHFI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KETUA YAYASAN
ENDANG SURYANA

KEPALA RA KOMITE
ENDANG
SURYAN
EFI LUTFIYAH, S.Pd.I A

KELOMPOK A KELOMPOK B I & B II


ENTIN MAESAROH
ANA DUROTUNNAPISAH HELY HALIMAH

PESERTA DIDIK
RA AL-LUTHFI
62

B. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes objektif yang
terdiri dari 35 item pernyataan. Langkah berikutnya setelah membuat pernyataan
instrumen yaitu melakukan uji coba. Uji coba dilakukan pada siswa berjumlah 27
anak di RA QURROTA’AYUN PURWAKARTA. Uji coba ini dimaksudkan
untuk melihat layak tidaknya instrumen tersebut digunakan.
a. Hasil uji coba validitas
Hasil uji coba validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment.
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada Bab III, diketahui bahwa ada sebagian
pernyataan yang tidak valid . Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid
tidaknya tiap item pernyataan dalam tes yang digunakan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan tes berjumlah 35 pernyataan dengan anak sebanyak
27 orang. Berikut hasil dari uji validitas yang telah dilakukan, yaitu:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas
No butir Rxy rtabel Keterangan

1 0,706 0,381 valid


2 0,722 0,381 valid
3 0,153 0,381 Tidak Valid
4 0,692 0,381 valid
5 0,664 0,381 valid
6 0,310 0,381 Tidak Valid
7 0,236 0,381 Tidak Valid
8 0,707 0,381 valid
9 0,604 0,381 valid
10 0,252 0,381 Tidak Valid
11 0,694 0,381 valid
12 0,602 0,381 valid
13 0,356 0,381 Tidak Valid
63

14 0,694 0,381 valid


15 0,351 0,381 Tidak Valid
16 0,771 0,381 valid
17 0,789 0,381 valid
18 0,773 0,381 valid
19 0,293 0,381 Tidak Valid
20 0,867 0,381 valid
21 0,705 0,381 valid
22 0,902 0,381 valid
23 0,861 0,381 valid
24 0,621 0,381 valid
25 0,359 0,381 Tidak Valid
26 0,765 0,381 valid
27 0,758 0,381 valid
28 0,777 0,381 valid
29 0,651 0,381 valid
30 0,380 0,381 Tidak Valid
31 0,669 0,381 valid
32 0,820 0,381 valid
33 0,809 0,381 valid
34 0,784 0,381 valid
35 0,673 0,381 valid

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebanyak 26 item dalam penelitian


ini dinyatakan valid, karena lebih besar dari ttabel, yaitu ttabel > 0,381 dengan
menggunakan taraf signifikan α=0,05. Sehingga tes yang valid layak untuk
dijadikan alat ukur untuk penelitian selanjutnya.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas soal bertujuan melihat ketetapan soal tersebut. Soal
dikatakan tetap jika soal tersebut memberikan hasil yang tetap. Untuk menghitung
64

reliabilitas suatu tes observasi, penelitian ini menggunakan rumus


Spearman_Brown, nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil perhitungan yaitu
sebesar 0,890. Perhitungan hasil nilai reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Hasil uji Reliabilitas Instrumen

Dengan didapatkannya nilai 0,955 maka hal ini menandakan bahwa soal
berada dalam kategori sangat tinggi atau sangat reliabel dan dapat digunakan
dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan tabel tingkat hasil uji reliabilitas di bawah
ini.
Tabel 4.12
Tingkat hasil uji reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 s/d 0,2 Kurang Reliabel
≥ 0,20 s/d 0,4 Agak Reliabel
≥ 0,40, s/d 0,60 Cukup Reliabel
≥ 0,60 s/d 0,80 Reliabel
≥ 0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

1. Analisis Deskriptif
c. Deskriptif Kelas Eksperimen
Dalam penelitian ini, analisis hasil penelitian dilakukan terhadap data hasil
pretest dan posttest yang diperoleh pada waktu penelitian. Data pretest merupakan
data yang diperoleh dengan mengujikan instrumen penelitian (test) yang
dilakukan sebelum treatment diterapkan, sedangkan posttest merupakan data yang
diperoleh dengan mengujikan instrumen penelitian (test) setelah treatment
65

dilaksanakan, dari kedua data ini, kita perbandingkan hasilnya berdasarkan


analisis data yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan rata-rata dua hasil pretest dan
posttest sebagai berikut:
Tabel 4.13
Rata-Rata Nilai Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
68.6 78.9
(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013, disesuaikan)
Jika data tersebut digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan terlihat sebagai
berikut:

Nilai rata-rata Kelas


Eksperimen

posttest 78.9

pretest 68.6

Gambar 4.1
Perbandingan rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen
Dari data di atas terlihat, sebelum treatment diterapkan, anak memiliki rata-rata
nilai percaya diri sebesar 68,6 sedangkan setelah treatment diadakan, kemampuan
anak meningkat menjadi 78,9.
a. Deskripsi Perubahan (Gain) Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil pretest dan posttest di atas, maka akan didapatkan nilai
gain. Nilai gain didapatkan dengan cara menselisihkan data rata-rata nilai pretest
dan posttest. Selisih ini menggambarkan perubahan nilai anak sebelum dan
sesudah kegiatan pembelajaran dilakukan.
Tabel 4.14
Rata-Rata Nilai Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Eksperimen
Rata-rata nilai pretest Rata-rata nilai posttest Gain
66

68,6 78,9 10.2


(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013)
Dari tabel perubahan hasil pretest dan posttes, terlihat bahwa perubahan
menunjukkan adanya hasil pretest dan posttets, perubahan tersebut menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata nilai kemampuan anak pada kelas eksperimen.
1) Prosentase
Berdasarkan pengumpulan data pre-test dan post-test pada kelas
eksperimen diperoleh data sebagai berikut :
 Jumlah item pernyataan : 35
 Jumlah sampel : 18
 Total perolehan skor :
- Pre-test : 1235
- Post-test : 1420
 Skor maksimal : 2520
 Prosentase :
- Pre-test : 49%
- Post-test : 56%
 Rata-rata :
- Pre-test : 68,6
- Post-test : 78,9
2) Tendensi Sentral (Pemusatan data)
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 25 diperoleh nilai
tendensi sentral. Hasil analisis data menunjukkan nilai maksimum pre-test =
82 dan nilai maksimum post-test = 96; nilai minimum pre-test = 55 dan nilai
minimum post-test = 59; mean pre-test = 68,6; mean post-test = 78,9; dan
median pre-test = 69; median post-test = 79.
3) Penyebaran data (variabilitas data)
Hasil analisis mengenai penyebaran data kelas eksperimen yang diambil
dari 18 sampel menunjukkan bahwa range pre-test = 27 range post-test = 37;
67

variansi pre-test = 79,83 variansi post-test =101 ,87 dan nilai standar deviasi
pre-test = 8.90 post-test = 10,09
d. Deskriptif Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini, analisis hasil penelitian dilakukan terhadap data hasil
pretest dan posttest yang diperoleh pada waktu penelitian. Data pretest dan
posttest merupakan data yang diperoleh dengan mengujikan instrumen penelitian
(test), dari kedua data ini, kita perbandingkan hasilnya berdasarkan analisis data
yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan rata-rata dua hasil pretest dan
posttest sebagai berikut:
Tabel 4.15
Rata-Rata Nilai Hasil Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol
Pretest Posttest
69,38 73.61
(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013)
Jika data tersebut digambarkan dalam bentuk grafik, maka akan terlihat
sebagai berikut:

Rata rata kelas kontrol


postest 73.6

pretest 69.4

67.0 68.0 69.0 70.0 71.0 72.0 73.0 74.0

Gambar 4.2
Perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol
Dari data di atas terlihat, nilai pretest dan posttest pada kelas kontrol. Anak
memiliki rata-rata nilai kemampuan percaya diri pada saat pretest sebesar 69,4
sedangkan pada saat posttest, kemampuan anak meningkat menjadi 73,6.
e. Deskripsi Perubahan (Gain) percaya diri Kelas Kontrol
68

Berdasarkan hasil pretest dan posttest di atas, maka akan didapatkan nilai
gain. Nilai gain didapatkan dengan cara menselisihkan data rata-rata nilai pretest
dan posttest. Selisih ini menggambarkan perubahan nilai anak sebelum dan
sesudah kegiatan pembelajaran dilakukan.
Tabel 4.16
Rata-Rata Nilai Pretest, Posttest Dan Gain Kelas Kontrol
Rata-rata nilai pretest Rata-rata nilai posttest Gain

69,38 73,61 4,22


(sumber: hasil perhitungan Miscrosoft Office Exel 2013, disesuaikan)
Dari tabel perubahan hasil pretest dan posttes, terlihat bahwa perubahan
menunjukkan adanya hasil pretest dan posttets, perubahan tersebut menunjukkan
adanya peningkatan rata-rata percaya diri anak pada kelas kontrol.
1) Prosentase
Berdasarkan pengumpulan data pre-test dan post-test pada kelas kontrol
diperoleh data sebagai berikut :
 Jumlah item pernyataan : 35
 Jumlah sampel 18
 Total perolehan skor :
- Pre-test : 1249
- Post-test : 1325
 Skor maksimal : 2520
 Prosentase :
- Pre-test : 69,38%
- Post-test : 73.61%
 Rata-rata :
- Pre-test : 69,38
- Post-test : 73,61
- Tendensi Sentral (Pemusatan data)
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 25 diperoleh nilai
tendensi sentral. Hasil analisis data menunjukkan nilai maksimum pre-test =
69

101 dan nilai maksimum post-test = 101; nilai minimum pre-test = 36 dan
nilai minimum post-test = 40; mean pre-test = 69,38 mean post-test = 73’61;
dan median pre-test = 73 median post-test =77
- Penyebaran data (variabilitas data)
Hasil analisis mengenai penyebaran data kelas kontrol yang diambil dari
18 sampel menunjukkan bahwa range pre-test = 65 range post-test = 61;
variansi pre-test = 433 variansi post-test = 324 ; dan nilai standar deviasi pre-
test = 20,82 post-test = 18,0
Dari data deskriptif kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan
bahwa adanya peningkatan pada saat posttest. Posttest pada kelas eksperimen
diperoleh dengan nilai rata-rata 78,1, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh
posttest dengan rata-rata sebesar 78,9. Berdasarkan data tersebut menunjukan
bahwa media boneka jari dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak usia
5-6 tahun di RAAl-Luthfi.
Jika di buat grafik hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
akan menunjukkan sebagai berikut:

Perbandingan Rata-rata

posttest kont 73.6

postest eksp 78.9

Gambar 4.3
Perbandingan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa rata-rata nilai posttest pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai pada kelas kontrol.
Perbandingan rata-rata nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu
sebesar 5,3.
2. Uji Prasyarat Analisis
70

Langkah selanjutnya setelah alat pengumpulan data dikumpulkan dari


responden maka data yang diperoleh disusun dan dikelompokkan untuk dianalisis
sesuai dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan di bab III. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan percaya diri anak usia 5-6 tahun dengan
menggunakan media boneka jari.
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan uji hipotesis, maka hal yang perlu dilakukan yaitu
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji
normalitas. Uji normalitas data diperlukan untuk menentukkan pengujian beda
dua rata. Kondisi data distribusi normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis
dengan menggunakan statistik parametik. Uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikansi sebesar 5% dengan menggunakan
SPSS (Statistical product and Service Solution). Berikut data uji normalitas:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 18.05902891
Deviation
Most Extreme Absolute .110
Differences Positive .104
Negative -.110
Test Statistic .110
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
71

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N 18
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 20.64627782
Deviation
Most Extreme Absolute .115
Differences Positive .082
Negative -.115
Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
(sumber: Data
b. Calculated from data.
diolah
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
menggunakan SPSS 25.0)
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai signifikasi dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
pada saat pretest dan posttest menunjukan bahwa data berdistribusi normal,
karena pada uji normalitas ini taraf signifikansi lebih besar dari 0,05.
b. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Pretest Based on Mean 18.432 1 34 .572
Based on Median 14.261 1 34 .321
Based on Median and 14.261 1 22.972 .332
with adjusted df
Based on trimmed mean 18.324 1 34 .283
72

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui kedua kelas sampel


mempunyai varians yang homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan uji
statistik levene’s test yang diolah menggunakan SPSS (Statistical product and
Service Solution), 25.0 dengan taraf signifikansi 5%.
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Posttest Based on Mean 9.168 1 34 .126
Based on Median 6.718 1 34 .212
Based on Median and 6.718 1 27.009 .213
with adjusted df
Based on trimmed mean 8.965 1 34 .204
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tes pada kedua kelas pada saat
pretest dan pada saat posttest adalah berdistribusi homogen, (p>0,05).
3. Uji Hipotesis
Setelah diketahui bahwa data penelitian berdistribusi normal maka langkah
selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan
uji statistik independent sampel test yang terdapat pada program SPSS 25,0.
Penjabaran mengenai hasil yang diperoleh dari penggunaan uji statistika tersebut
disajikan dalam pembahasan sebagai berikut:

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 68.61 18 9.160 2.159
Sesudah 78.89 18 10.386 2.448
73

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum & 18 .776 .000
Sesudah
(sumber: data diola SPSS 25,0)
Paired Samples Test
Paired Differences
Std. 95% Confidence Interval
Error of the Difference
Std. Mea Sig. (2-
Mean Deviation n Lower Upper t df tailed)
Sebelum - -10.278 6.64 1.567 -13.584 -6.971 -6.558 17 .014
Sesudah 9

Paired Samples Test


Paired Differences
Std. 95% Confidence
Erro Interval of the
Std. r Difference
Deviatio Mea Sig. (2-
Mean n n Lower Upper t df tailed)
PSebelum -10.278 6.64 1.567 -13.584 -6.971 - 17 .014
a- 9 6.558
i Sesudah
r

1
(sumber: data diola SPSS 25,0)

Dari perhitungan di atas diperoleh angka hipotesis kelas eksperimen


bahwa kemampuan percaya diri siswa pada saat pretest dan postest terdapat
perbedaan kemampuan percaya diri. Hal ini dapat dilihat pada hasil yang
diperoleh yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan. Karena
nilai Sig. (2-tailed) 0,014 < 0,05 maka H1:µ1≠µ2 diterima dan H0 :µ1=µ2 ditolak
74

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan


kemampuan percaya diri anak kelas eksperimen antara sebelum diberi perlakuan
pada saat pretest dengan sesudah diberi perlakuan pada saat postest.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan percayadiri anak usia 5-6 tahun melalui
media boneka jari. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan dua
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari rata-rata post-test 78,9 untuk
kelas eksperimen dan 73,6 untuk kelas kontrol, menunjukkan bahwa adanya
peningkatan kemampuan percaya diri anak pada kelas eksperimen yang
menggunakan treatment media boneka jari lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan
bahwa media boneka jari dapat dijadikan salah satu alternatif untuk kegiatan
belajar mengajar karena dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menghasilkan pernyataan bahwa
hipotesis yang diajukan oleh peneliti atau hipotesis alternatif (H1) diterima dan
(H0) ditolak. Sehingga hal tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk berpendapat
bahwa tingkat kemampuan percaya diri anak yang menjadi kelas eksperimen
berbeda dengan tingkat kemampuan percaya diri kelas kontrol. Diterimanya
hipotesis menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan percaya diri anak
dengan menggunakan media pembelajaran melalui media boneka jari.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan temuan bab-bab sebelumnya penelitian dan pengujian hipotesis
mengenai>>pengaruh..media..boneka..jari terhadap kemampuan percaya diri anak
usia 5-6 tahun di RA Al-Luthfi Purwakarta, peneliti menyimpulkan bahwa
pelaksanaan media.boneka.jari berpengaruh.secara signifikan terhadap
kemampuan percaya diri anak usia 5-6 tahun. Secara spesifiknya:
1. Hasil analisis data pretest diketahui kondisi awal, baik pada kelompok
eksperimen maupun kontrol, sebelum di terapkan media boneka jari berada pada
kategori rendah dan sedang. Kondisi tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh
media pembelajaran yang digunakan di sekolah kurang variatif (memfokuskan
pada kegiatan akademik) atau..jarang menggunakan media yang dapat
meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
2. Hasil.analisis..data posttest diketahui..kondisi akhir kemampuan percaya
diri anak usia 5-6 tahun pada kelompok eksperimen di RA Al- luthfi sesudah
diterapkan media boneka jari lebih baik dan meningkat dalam aspek sosial
emosional yang meliputi..penilaian positif terhadap diri sendiri, melakukan segala
sesuatu seorang diri, harapan yang realitas terhadap diri sendiri.
3. Dari hasil analisis terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah penerapan media
boneka jari terhadap kemampuan percaya diri anak di RA Al-Luthfi. ditunjukkan
adanya perbedaan pada kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan
dengan menggunakan media boneka jari yaitu dapat meningkat secara signifikan
antara aspek sosial emosional yang meliputi penilaian positif terhadap diri sendiri,
melakukan segala sesuatu seorang diri, harapan yang realitas terhadap diri sendiri.

B. Saran-saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Guru

74
76

a. Menambah strategi dan metode dalam sistem pembelajaran, diharapkan


guru dapat memilih strategi dan metode yang tepat sesuai dengan yang
dapat memenuhi kebutuhan anak, dengan memperhatikan karakteristik
anak.
b. Memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi pada peningkatan
kemampuan percaya diri anak, yaitu :
1) Peneliti.dan guru harus..berdiskusi mengenai langkah-langkah dan
pelaksanaan penerapan.bermain boneka jari.
2) Menyediakan..media yang menarik dan menyenangkan, karena akan
menumbuhkan minat dan kemampuan peserta didik dalam berkarya.
3) Tema dan kegiatan..harus bervariasi dan original dimata anak,
sehingga dapat merangsang minat.belajar peserta didik.
2. Bagi sekolah
a. Sekolah hendaknya menfasilitasi pembelajaran khususnya untuk
meningkatkan kemampuan percaya diri anak dengan menyediakan media
pembelajaran, menyusun program yang lebih baik dan variatif serta
menyenangkan buat anak.
b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan
ataupun pelatihan yang sesuai dengan kebutuhannya sebagai pendidik
anak usia dini.
c. Penerapan bermain boneka jari dapat digunakan disekolah sebagai salah
satu cara untuk dapat meningkatkan kemampuan percaya diri anak.
3. Bagi peneliti
Peneliti>>diharapkan>dapat mengangkat permasalahan lain dengan
menggunakan penerapan boneka jari sehingga dapat memberikan temuan dan
wawasan baru mengenai pembelajaran..di PAUD. Seperti.penggunaan
penerapan bermain boneka jari untuk dapat memfokuskan kepada hal
peningkatkan perkembangan..sosial..emosional.
77

DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Artikel Jurnal

AM Roidah. (2013) Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode


Cerita Bergambar Cakra Indah
Darmawan, D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Dr. Yuliani Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta : PT. Indeks
Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri
Lauster,(2008) Test Kepribadian Jakarta : Bumi Aksara
Mursid, (2018) Belajar dan Pembelajaran PAUD Bandung : PT. Rosdakarya
Muri Yusuf. (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitattif dan Penelitian
Gabungan Prenada Media
Rahmat (2018) Kepercayaan Diri Mempengaruhi Kemampuan Menulis
Kreatif Siswa.
Rahayu. (2013) Pengaruh Penggunaan Metode Bercerita Terhadap Rasa Percaya
Diri Anak
Rasyid. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Mengenal huruf Melalui Metode
Bernyanyi . Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.
Sumadi Suryabrata.(2018) Metodologi Penelitian Bisnis Ekonomi Jakarta : Raja
Grafindo
Thantaway.(2005) Kamus Istiah Bimbingan dan Konseling Jakarta: PT. Grasindo
Thursan Hakim. (2002) Mengatasai Rasa Tidak Percaya Diri Jakarta : Puspa
Swara
78

LAMPIRAN-LAMPIRAN
79
80

Kisi-Kisi Instrumen Observasi


Variabel Y (Kemampuan Percaya Diri)
Variable Aspek Indikator Nomor Butir Total
Anak dapat
memandang dirinya 1,2,3,4,31 5
Penilaian
secara positif
positif
Anak dapat menerima
terhadap diri 5,7,8,22 4
kekurangan dirinya
sendiri
Anak nyaman dengan
11,16,17,18 4
dirinya sendiri
Anak mampu
melakukan aktivitas 9,10,12,14,21 4
tanpa dibantu guru

Kepercay Anak mampu


Melakukan
aan Diri melakukan kegiatan
segala sesuatu 6,15,28,33 4
(Y) tanpa didampingi
seorang diri
orang tua
Anak mampu
mejawab pertanyaan 20,21,30,
3
tanpa dibantu

Anak mampu tampil 23,24,25,26,3


6
didepan umum 2,34
Harapan yang
Anak mampu secara
realistis
sungguh sungguh apa
terhadap diri 19,27,29,35 4
yang akan
sendiri
dilakukanya
Jumlah 35 35
81

Intrumen penelitian kemampuan percaya diri


Materi: Intstrumen / Lembar observasi untuk menilai perkembangan
percaya diri Anak Usia 5-6 Tahun
Nama :
Hari/Tanggal :
Kelas :
Sekolah :
Skala diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan keadaan siswa selama
proses penelitian. BB (Belum Berkembang), MB (Mulai Berkembang),
BSH (Berkembang Sesuai Harapan), BSB (Berkembang Sangat Baik).
Penilaian
No Pernyataan BB MB BSH BSB
1 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang rajin
2 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang baik
3 Anak mampu memandang dirinya sebagai
anak yang pintar
4 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang penyayang
5 Anak merasa nyaman dengan kondisi
fisiknya
6 Anak mau memilih boneka kesukaanya.
7 Anak menerima warna kulitnya
8 Anak mampu memahami pembicaraan
orang lain
9 Anak mampu bercerita dengan sederhana
82

10 Anak mampu memahami cerita yang baru


didengarnya

11 Anak mampu berbicara jujur.


12 Anak mampu menunjukan rasa percaya diri
dengan menunjukan cerita yang
disampaikan.
13 Anak mampu merapihkan kembali boneka
jari yang telah digunakan ketempatnya
semula.
14 Anak mampu menyebutkan judul cerita
15 Anak mampu bergaul dengan temannya
16 Anak nyaman dengan guru
17 Anak mampu bersikap tenang
18 Anak mampu menghargai pendapat
temannya
19 Anak mampu mentaati aturan yang
ditetapkan guru
20 Anak dapat melakukan sesuatu tanpa
bantuan temannya
21 Anak dapat melakukan sesuatu berdasarkan
inisiatifnya sendiri bukan meniru orang lain
22 Anak mampu memiliki penilaian yang baik
tentang dirinya sendiri
23 Anak mampu memiliki dorongan untuk
berprestasi
24 Anak dapat mengungkapkan pendapatnya
dengan lancar
25 Anak tidak malu untuk melakukan sesuatu
26 Anak tidak merasa takut untuk melakukan
sesuatu
83

27 Anak mampu menunggu giliran


28 Anak mampu membatu teman ketika dalam
kesulitan
29 Anak mampu bertanggung jawab atas
tugasnya
30 Anak mampu mengulang kembali cerita
yang guru sampaikan
31 Anak mampu memandang dirinya sebagai
anak yang kreatif
32 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang rajin
33 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang baik
34 Anak mampu memandang dirinya sebagai
anak yang pintar
35 Anak mampu memandang dirinya sebgai
anak yang penyayang

Instrumen Penelitian yang sudah di validasi.


84

WAWANCARA GURU RA AL LUTHFI


No
Pertanyaan Jawaban
.
1. Menurut anda seperti apakah Meyakinkan pada kemampuan dan
percaya diri itu? penilaian diri sendiri dalam melakukan
tugas dan memilih pendekatan yang
efektif
2. Apakah sekolah perlu
Iya sangat perlu
meningkatkan percaya diri anak?
3 Bagaimana cara sekolah
Dengan memberikan stimulus atau
mengembangkan rasa percaya diri
rangsangan dan pengetahuan
anak?
4 Apa saja yang harus dilakukan Memperbanyak kegiatan yang
untuk mengembangkan rasa menyenangkan, menyediakan alat
percaya diri anak? bermain
5 Apa yang dilakukan guru dalam Guru membimbing anak dengan
meningkatkan rasa percaya diri memberikan bantuan penjelasan apa
anak? yang harus anak lakukan.
6 Jenis kegiatan apa yang diberikan Kemampuan bercerita salah satu
kepada anak untuk meningkatkan keterampilan berbicara kepada orang
rasa percaya diri mereka? lain
7 Bagaimana cara sekolah dalam
menilai tingkat kepercayaan diri Memberikan semangat dan pujian
anak?
8 Apakah cara evaluasi yang
Dengan cara observasi memang
dilakukan sekolah menunjukan
menunjukan adanya hasil
hasil yang memuaskan?
85

9 Kapan biasanya sekolah


Ketika anak bermain,belajar, dan
melakukan evaluasi terhadap
melakukan kegiatan lainnya
anak?
FOTO PENELITIAN

FOTO WAWANCARA TERHADAP GURU


86
87

RIWAYAT HIDUP
Ida Farida lahir di
Subang, 31 Maret
1981 anak kedua dari
empat bersaudara
dari pasangan suami
istri Bapak Adih
Sugiarto (alm) dan
Ibu Martini (alm).
Penulis bertempat
tinggal di Perumahan
Dian Anyar Blok NN 01 Kelurahan Ciseureuh
Kabupaten Purwakarta.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah SD Negeri 1 Ligarmanah
Cipeundeuy lulus tahun 1993, SMP Negeri 1 Campaka lulus tahun 1996, SMA
Negeri 1 Cipeundeuy lulus tahun 1999, dan mulai tahun 2016 mengikuti Program
S-1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini di STAI DR, KHEZ Muttaqien Purwakarta
sampai dengan sekarang. :

Anda mungkin juga menyukai