Anda di halaman 1dari 63

EFEKTIVITAS BERMAIN PLAY DOUGH TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA


ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD

Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1

Program Studi
Keperawatan

Disusun Oleh:

TRISYA NGENIA MANAI


1610105078

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ALIFAH PADANG
TAHUN 2020
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini,saya :


Nama Lengkap : Trisya Ngenia Manai
NIM : 1610105078
Tempat / tgl lahir : Padang Panjang/ 28 Agustus 1998
Program Studi : S1 Keperawatan
Nama Pembimbing Akademik : Ns.Amelia Susanti, M.Kep,Sp.Kep.J
Nama Pembimbing I : Ns. Syalvia Oresti,M.Kep
Nama Pembimbing II : Hj. Djusmanidar,S.KM

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan usulan literatur
review saya yang berjudul :
Efektivitas Bermain Playdough Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, September 2020

Trisya Ngenia Manai

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Literatur Review ini diajukan oleh :

Nama : Trisya Ngenia Manai


NIM : 1610105078

Program : S-1 Keperawatan


Studi
Judul Skripsi : Efektivitas Bermain Playdough Terhadap
Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5
Tahun di PAUD.
Telah disetujui untuk di seminarkan dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Literatur Review Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alifah Padang.

Padang, September 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Syalvia Oresti, M.Kep) (Hj. Djusmanidar,S.KM)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah


Ketua Program Studi,

(Ns.Ledia Restipa,M.Kep)

ii
PERNYATAAN PENGUJI

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan Penguji Seminar Literatur Review


pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah Padang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I
(Ns. Syalvia Oresti, M.Kep) (....................................)

Pembimbing II
(Hj. Djusmanidar, S.KM) (....................................)

Penguji I
(Dra. Mulyati Rivai, M.Pd) (....................................)

Penguji II
(Ns. Welly M.Kep) (....................................)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah


Ketua,

(Ns. Asmawati M.Kep)

Stikes Alifah Padang Program Studi Ilmu Keperawatan


Skripsi, 6 Oktober 2020

iii
Trisya Ngenia Manai

Literature Review : Efektivitas Bermain Play Dough Terhadap


Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun

xii + 50 hal+ 3 tabel + 2 lampiran + 1 gambar

ABSTRAK

Motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan


fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus
ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu
secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda
kedalam lubang, melipat kertas, bermain Playdough dan sebagainya. Pada tahun
2018, 35,4% anak di Indonesia menderita penyimpangan dalam motorik kasar,
motorik halus, serta penyimpangan mental emosional. Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) Jawa Timur juga melakukan pemeriksaanterhadap 2.634 anak
usia 0-72 bulan.

Tujuan penelitian ini menganalisis efektivitas bermain playdough terhadap


perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun. Metode penelitian yang
digunakan adalah literature review dengan mengidentifikasi artikel jurnal yang
dipublikasikan secara online yang terdiri dari bahasa Indonesia pada tahun 2015-
2020. Artikel yang digunakan diperoleh mengunakan search engine proquest.
Pubmed dan google schoolar dengan kata kunci faktoy (factor), stunting dan anak
balita (Children Undeer-Five).

Dari 2,678 jurnal yang ditemukan, terdapat 10 jurnal yang dapat memnuhi
kriteria inklusi. Hasil analisis jurnal menunjukan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan efektivitas bermain playdough terhadap perkembangan motorik
halus pada anak usia 4-5 adalah jenis kelamin,usia, bermain plastisin, pekerjaaan orang
tua, perkembangan motorik halus, efektivitas bermain playdough.

Kata Kunci : playdough, motorik halus, stunting, anak usia 4-5 tahun
Daftar Pustaka :36 (2013-2020)

Stikes Alifah Padang Nursing Study Program


Thesis, October 6, 2020

iv
Trisya Ngenia Manai

Literature Review: Effectiveness of Playing Play Dough on


Fine motor development in children aged 4-5 years

xii + 50 pages + 3 tables + 2 attachments + 1 picture

ABSTRAK

Fine motor skills are abilities related to physical skills that involve small
muscles and eye-hand coordination. These fine motor nerves can be trained and
developed through routine continuous activities and stimulation. For example,
playing puzzles, arranging blocks, inserting objects into holes, folding paper,
playing Play dough and so on. In 2018, 35.4% of children in Indonesia suffered
from gross motor, fine motor and mental emotional deviations. The East Java
Indonesian Pediatric Association (IDAI) also conducted examinations on 2,634
children aged 0-72 months.

The purpose of this study was to analyze the effectiveness of playing play
dough on fine motor development in children aged 4-5 years. The research
method used is literature review by identifying journal articles published online
consisting of Indonesian in the years 2010-2020. The articles used were obtained
using a search engine proquest. Pubmed and google schoolar with the keywords
factoy (factor), stunting and children under five (Children Undeer-Five).

Of the 2,678 journals found, there were 10 journals that met the inclusion
criteria. The results of the journal analysis show that the factors related to the
effectiveness of playing play dough on fine motoric development in children aged
4-5 are gender, age, playing plasticine, parental work, fine motor development,
effectiveness of playing playdough.

Keywords: playdough, fine Motor,stunting, Children aged 4-5 years


Bibliography: 36 (2013-2020)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

v
1. Nama                              : Trisya Ngenia Manai

2. Tempat/ Tanggal Lahir    :    Padang Panjang / 28 Agustus 1998

3. Institusi Pendidikan : STIKes Alifah Padang

3.    NIM                                 : 1610105078   

4.    Jurusan                           :    S1.Keperawatan

5.    Semester                        :    VIII (Genap)

6.    Tahun Ajaran                  :    2020

7.    Jenis Kelamin                 :    Perempuan

8.    Agama                            :    Islam

9.    Status Perkawinan        :    belum menikah

10.    Pekerjaan                     :    Mahasiswa

11.    Alamat                           :    Dusun Tunas Baru

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan literatur review yang berjudul “Efektivitas Bermain Play Dough

Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun”.

Adapun literatur review ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya ini

telah peneliti usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat,

1. Ibu Ns.Syalvia Oresti,M.Kep, pembimbing I yang telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan memberikan saran kepada peneliti.

2. Ibu Hj. Djusmanidar,S.KM, pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk membi;’[ mbing dan memberikan saran kepada peneliti.

3. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah

Padang. J8[5

4. Ibu Ns. Ledia Restipa,M.Kep Ka.Prodi Keperawatan STIkes Alifah Padang

5. Seluruh staf dan dosen pengajar di STIkes Alifah Padang yang telah banyak

memberikan ilmu kepada peneliti selama perkuliahan.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua, adik-adik serta keluarga besar dan

orang-orang yang saya sayangi yang telah memberikan semangat dan

dukungan demi menyelesaikan proposal penelitian ini.

vii
7. Serta teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu

persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta

karunia-Nya yang telah diberikan dan peneliti berharap semoga literatur review

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Peneliti menyadari bahwa dalam proses penyusunan literatur review ini

banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena

keterbatasan ilmu peneliti. Peneliti mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan literatur review ini.

Padang, Maret 2020

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT............................................................. i


PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
PERNYATAAN PENGUJI............................................................................ iii
ABSTRAK....................................................................................................... iv
ABSTRAK........................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP PENELITI..................................................................... vi
KATA PENGANTAR.................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Anak Usia Dini............................................................... 9
B. Tumbuh Kembang Anak.................................................................. 9
C. Faktor yang Mempengaruhi Tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak........................................................................
9
D. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak.......................
11
E. Konsep Motorik Halus..................................................................... 18
F. Konsep Playdough........................................................................... 24

ix
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Review Penelitian.................................................................... 26
B. Strategi Pencarian Literature............................................................ 26
C. Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi................................................ 27
D. proses seleksi studi jurnal atau artikel.............................................. 28

BAB VI HASIL PENELITIAN


A. Hasil Penelusuran Jurnal.................................................................. 31
B. Hasil Analisa Jurnal......................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 42
B. Saran................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi Jurnal ...................................................................... 28

Tabel 4.1 Jurnal Penlitian ................................................................................ 31

Tabel 4.2 Hasil Ekstrasi Data .......................................................................... 32

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Proses Seleksi Studi Jurnal Atau Artikel...................................... 30

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini (AUD) adalah sekelompok anak yang berada dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki

pola pertumbuhan dan pekembangan fisik (koordinasi motorik halus dan

motorik kasar), kecerdasan (daya fikir, daya cipta, kecerdasan emosi,

kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa

dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan

perkembangan yang sedang dilalui oleh anak, untuk itu diperlukan stimulasi

dari pengasuhnya seperti mengkoordinasikan mata dan tangan untuk menjiplak

bentuk dan mengekspresikan diri. (H.Nabiel, 2017).

Motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan

keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan.

Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan

rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun

balok, memasukan benda kedalam lubang, melipat kertas, bermain Play dough

dan sebagainya , Namun banyak orang yang menggangap masa bermain pada

anak tidak perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua

yang membiarkan anak bermain tanpa memperhatikan unsur pendidikan

terhadap permainan yang dilakukan oleh anak (M.Fadilillah, 2018).

Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan

maupun ketepatannya. Perbadaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak

1
2

dan stimulasi yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai

pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan

dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama

pada masa pertumbuhan anak (M.Fadilillah, 2018).

Berdasarkan data WHO di dunia pada tahun 2018 didapat data masih

tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak

usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan 50% anak

yang mengalami gangguan perkembangan motorik halus. Angka kejadian anak

yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus seperti gangguan

dalam menulis,menggambar,cara memegang pensil yang benar, dan menyusun

permainan sesuai keinginan anak cukup tinggi, di New Zealand menemukan

bahwa 10,6% anak umur 4 tahun mengalami kesulitan dalam menulis,di

Canada mendapat 10% sampai 20%. Data di Amerika Serikat, perkiraan

keseluruhan terjadinya gangguan dalam menulis sekitar 30% anak usia sekolah,

yang meliputi gangguan dalam menulis nama ,dan menggambar 14%.

Gangguan perkembangan motorik halus beberapa tahun terakhir ini semakin

meningkat,angka kejadian di Amerika Serikat berkisar 20% - 50%, Thailand

28% dan Argentina 40%,di indonesia antara 25-35%. (WHO, 2018).

Pada tahun 2018, 35,4% anak di Indonesia menderita penyimpangan

dalam motorik kasar, motorik halus, serta penyimpangan mental emosional.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur juga melakukan

pemeriksaanterhadap 2.634 anak usia 0-72 bulan. Hasil pemeriksaan

perkembangan tersebut ditemukan data normal sesuai dengan usia sebesar

53%, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13%, dan


3

penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari hasil data penyimpangan

perkembangan, 10% adalah motorik kasar, dan 30% motorik halus.

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa angka meragukan dan penyimpangan

perkembangan masih cukup besar di Indonesia(Sensus Demografi Kesehatan

Indonesia, 2019).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan

Mentawai tahun 2019 dari target 100% pencapaian tentang sistem motorik

halus terhadap anak umur 4-5 tahun ,terdapat 60% penyimpangan atau tidak

melakukan pelaksanaan terhadap perkembangan sistem motorik halus. Dari

total siswa sebanyak 60 orang,terdapat 34 siswa yang mengalami gangguan

sistem motoik halus.

Data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mentawai

tahun 2019. Jumlah TK dan PAUD se Kecamatan Sipora Utara tahun 2019

sebanyak 9 TK dan 11 PAUD. Berdasarkan hasil observasi, di PAUD Kasih

Ibu tahun 2019 yang dilihat dari rapor perkembangan siswa selama satu tahun,

siswa yang mengikuti pendidikan di PAUD tersebut masing- masing memiliki

tingkat pencapaian perkembangan motorik halus yang berbeda, dimana dari 23

siswa pada kelompok umur 4-5 tahun ditemukan bahwa terdapat 12 balita

yang perkembangan motorik halusnya belum memenuhi tingkat pencapaian

perkembangan balita. Ketidak mampuan ini dikarenakan beberapa alasan

seperti, media yang tersedia kurang dari kebutuhan, serta kurangnya stimulus

orang tua dalam mendidik atau meningkatkan perkembangan motorik halus

anak di rumah.
4

Perkembangan motorik merupakan proses perkembangan kontrol gerak

tubuh melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot.

Perkembangan motorik dibagi menjadi dua: perkembangan motorik kasar dan

perkembangan motorik halus. Setiap anak akan mengalami kedua proses

perkembangan ini. Pada anak prasekolah, perkembangan motorik akan

berkembang pesat dari 50% menjadi 80%. Perilaku pemberian stimulasi

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan motorik

anak. Anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat

berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi.

Menurut Nabiel (2017) ada empat komponen penilaian tumbuh kembang

pada anak usia 4-5 tahun. Personal yaitu berat badan anak meningkat 2,5

kg/tahun, tinggi badan meningkat 6,75-7,5 cm / tahun. Sosial yaitu bermain

sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman sebaya, interaksi

sosial selama bermain menigkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat

bermain.Motorik halus,sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah

bisa menggambar kotak, menggambar garis vertical maupun horizontal, belajar

membuka dan memasang kakncing baju,melakukan gerakan manipulatif untuk

menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media seperti

bermain play dough, dan mengekspresikan diri dengan berkarya seni

menggunakan berbagai media. Motorik kasar, anak sudah mampu melakukan

gerakan melompat dan berlari secara terkoordinasi, melempar sesuatu secara

terarah, menangkap sesuatu secara tepat, melakukan gerakan antisipasi,

menendang sesuatu secara terarah, memanfaatkan alat permainan di luar kelas

(Agung,2013).
5

Keterlambatan motorik dapat menyebabkan anak merasa rendah diri,

kecemburuan terhadap anak lain, kekecewaan terhadap sikap orangtua,

penolakan sosial, ketergantungan dan malu. Oleh karena itu, stimulasi ini harus

diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode

bermain dan lain-lain, sehingga perkembangan anak dapat berjalan secara

optimal. Aktivitas orangtua dalam memberikan stimulasi ini merupakansalah

satu contoh perilaku orangtua dalam melatih perkembangan anak. Perilaku

merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia

dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan (Astri, 2017).

Bermain pada anak usia dini (4-5 tahun) diharapkan mampu

menimbulkan kematangan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu

fungsi bermain adalah merangsang kognitif, perkembangan sensori dan

motorik. Motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar. Salah satu

pilihan permainan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus

adalahplay dough(M.Fadilillah, 2018).

Play dough sebagai salah satu media yang aman dimainkan ,mudah

digunakan dan didapatkan untuk menilai motoroik halus anak. Dengan bermain

play dough anak-anak dapat mengembangkan koordinasi mata, tangan dan

ketangkasan serta kekuatan tangan yang dapat menstimulasi perkembangan

motorik halus anak untuk menulis, dan mewarnai, atau mengekspresikan

kreativitas mereka melalui kreasi tiga dimensi (Agung, 2013).


6

Penelitian terkait tentang efektifitas macam-macam terapi bermain

terhadap perkembangan motorik halus dari Fransiska (2019) menyatakan

bahwa kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan bermain play dough

mengalami perkembangan motorik halus yang normal sebanyak 52%,

sedangkan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan permainan play dough

mengalami perkembangan motorik halus yang normal sebanyak 88%. Lain

halnya dengan hasil penelitian Mila (2019) yang menyatakan bahwa pada

siklus pertama sebelum diberikan terapi bermain Play dough, anak yang

mengalami perkembangan motorik halus baik sebanyak 59%, cukup ada 35%

dan kurang ada 7%, pada siklus kedua setelah diberikan terapi bermain Play

dough, anak yang mengalami perkembangan motorik halus baik meningkat

menjadi 83% dan cukup ada 17%. Berdasarkan penelitian, play dough

memiliki dampak positif, hal ini dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar

dalam setiap siklus. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 40% belum

tercapai. Dari 20 siswa masih ada yang pengembangannya masih belum

mencapai target, sebanyak 10 siswa mampu dengan bantuan, 10 siswa mampu

dengan mandiri. Pada siklus II ketuntasan belajar tercapai menjadi 85%. Dari

20 siswa, sebanyak 3 siswa mampu dengan bantuan, 17 siswa mampu dengan

mandiri. Haltersebut membuktikan bahwa melalui media play dough

kemampuan motorik halus anak meningkat (Meity, 2019).

Literatur Review adalah metode kajian literasi yang mengidentifikasi,

menilai dan menginterpasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian,

untuk menjawab pertanyaan penelitian (research question) yang telah


7

diteteapkan sebeumnya ( Kitchenham dan Charters, 2007). Pada prisnsipnya

Literarture Review merupakan studi sekuder dengan metode penelitian yang

merangkum hasil-hasil penelitian primer untuk menyajikan fakta yang lebih

komprehensif dan berimbang dengan mengumpulkan data yang bisa didapat

dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain. Literature

Review akan sangat bermanfaat untuk melakukan sintesis dari berbagai hasil

penelitian yang relavan, sehingga fakta yang disajikan kepada penentu

kebijakan menjadi lebih komprehensif dan berimbang.

Penelitian Literature Review mengenai faktor-faktor yang berhubungan

denganperkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan telaah jurnal tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu : bagaimana Efektifitas bermain play dough terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun?.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Peelitian ini bertujuan untuk menganaisis “Bagaimana Efektifitas bermain

play dough terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun

di PAUD Kasih Ibu berdasarkan study literature dalam 10 tahun terakhir.


8

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis bagaimana perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5

tahun

b. Menganalisis faktor maternal penyebab kejadian perkembangan motorik

halus pada anak usia 4-5 tahun

c. menganalisis faktor docio-demography penyebab kejadian perkembangan

motorik halus pada anak usia 4-5 tahun

D. Manfaat Penelitan

1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan keterampilan penelitian

dalam melaksanakan penelitian, serta diharapkan dapat digunkan sebagai

bahan acuan peneliti selanjutnya.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat bermanfaat untk memberikan informasi mengenai

bagaimana efektifitas bermain play dough terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 4-5 tahun berdasarkan study literature dalam 10 tahun

terakhir, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

melakukan pengambilan keputusan dan upaya pencegahan kejadian

perkembangan motorik.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu keperawatan untuk

menegambangkan model promosi kesehatan terkhusus dengan topik

mengenai bagaimana efektifitas bermain play dough terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun berdasarkan study

literature dalam 10 tahun terakhir,


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak berusia 0-6 tahun yang memiliki masa

pertumbuhan dan perkembangan berebagai aspek dan memiliki keunikan

dalam karakteristiknya seperti, anak memiliki sifat yang berbeda satu sama

lain, egosentris, aktif dan energik, rasa ingin tahu yang kuat dan antusias

terhadap banyak hal, eksploratif dan berjiwa petualang, imajinatif dan lain-lain

(Nabiel, 2017).

B. Tumbuh Kembang Anak

Istilah pertumbuhan dan perkembangan pada dasarnya merupakan dua

peristiwa yang berlainan, akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan

merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran

berat (gram,kilogram), ukuran panjang (cm, centimeter). Sedangkan

perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi sel atau organ tubuh

individu, keduanya tidak bisa terpisahkan (Nabiel, 2017).

C. Faktor yang Mempengaruhi Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak

1. Faktor Herediter

Herediter/keturunan merupakan faktor yang tidak dapat untuk dirubah

maupun dimodifikasi, ini merupakan modal dasar untuk mendapatkan hasil

akhir dari proses tumbuh kembang anak.

9
10

2. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan Internal

Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi. Ada tiga

hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak, hormon somatotropin

merupakan hormon yang mempengaruhi jumlah sel tulang, merangsang

sel otak pada masa pertumbuhan, berkurangnya hormon ini dapat

menyebabkan Gigantisme. Hormon Tiroid akan mempengaruhi

pertumbuhan tulang, kekurangan hormon ini akan menyebabkan

kretinesme dan hormon gonadotropin yang berfungsi untuk merangsang

perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa, sedangkan

estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi

sel telur, jika kekurangan hormon gonadotropin ini akan menyebabkan

terhambatnya perkembangan seks.

b. Lingkungan Eksternal

Dalam lingkungan eksternal ini banyak sekali yang mempengaruhinya,

diantaranya adalah kebudayaan, status sosial ekonomi keluarga, status

nutrisi, olahraga, posisi anak dalam keluarga.

3. Faktor Pelayanan Kesehatan

Adanya pelayanan kesehatan memadai yang ada disekitar lingkungan

dimana anak tumbuh dan berkembang, diharapkan tumbuh kembang anak

dapat dipantau. Sehingga apabila terdapat sesuatu hal yang sekiranya

meragukan atau terdapat keterlambatan dalam perkembangannya, anak

dapat segera mendapatkan pelayanan kesehatan dan diberikan solusi

pencegahannya (Nabiel, 2017).


11

D. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak

1. Tumbuh Kembang infant/bayi, umur 0-12 bulan

a. Umur 1 Bulan

Fisik

Berat badan akan meningkat 150-200 gr/mg, tinggi badan meningkat

1,5cm/bulan. Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai

bayi berumur 6 bulan.

Motorik

Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan dibantu oleh

orang tua, tubuh ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke

kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggam sudah mulai positif.

Sensoris

Mata mengikuti sinar ke tengah.

Sosialisasi

bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada di sekitarnya.

b. Umur 2-3 bulan

Fisik

Fontanel posterior sudah menutup

Motorik

Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya sendiri

dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha untuk

meraih benda-benda menarik yang ada disekitarnya, bisa di dudukkan

dengan posisi punggung disokong, mulai asik bermain sendiri dengan

tangan dan jarinya.


12

Sensori

Sudah bisa mengikuti arah sinar ke tepi, koordinasi ke atas dan ke

bawah,mulai mendengarkan suara yang didengarnya.

Sosialisasi

Mulai tertawa pada seseorang, sena jika tertawa keras, menangis

sudahmulai berkurang.

c. Umur 4-5 bulan

Fisik

Berat badan menjadi dua kali dari berat bedan lahir,ngeces karena tidak

adanya koordinasi menelan saliva.

Motorik

Jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah mulai

kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala sudah bisa

tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha meraih benda

sekitar dengan tangannya.

Sensoris

Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada didekatnya,

akomodasi mata positif.

Sosialisasi

Jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah dilihatnya

/dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertanda tidak senang bila

mainan / benda miliknya diambil orang lain.


13

d. Usia 6-7 bulan

Fisik

Berat badan meningkat 90-150 gram/minggu, tinggi badan meningkat

1,25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya

kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan (6

bulan kedua),gigi sudah mulai tumbuh.

Motorik

Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan anggota

badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya, mengambil mainan

dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut, sudah mulai bisa

memasukkan makanan ke mulut sendiri.

Sosialisasi

Sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan yang

tidakdikenalnya, jika bersama dengan orang yang belum dikenalnya bayi

akan merasa cemas, sudah dapat menyebut atau mengeluarkan suara,

bayi biasanya cepat menangis jika hal-hal yang tidak disenanginya akan

tetapi akan cepat tertawa lagi.

e. Umur 8-9 bulan

Fisik

Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan ke mulut sangat

sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk merangkak,

sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan jari-jarinya.


14

Sensoris

Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada disekitarnya.

Sosialisasi

Bayi merasa cemas terhadap hal-hal yang belum dikenalnya (orang

asing) sehingga dia akan menangis, dan mendorong serta meronta-ronta,

merangkul/memeluk orang yang dicintainya, jika di marahi dia sudah

bisa memberikan reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang

kata-kata “dada..dada” tetapi belum punya arti.

f. Umur 10-12 bulan

Fisik

Berat badan 3 kali lipat berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan

bawah sudah tumbuh.

Motorik

Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar berjalan

dengan bantuan, sudah bisa berrdiri dan duduk sendiri, mulai belajar

akan dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih senang

menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci...luk...ba..., mulai senang

mencoret-coret.

Sensoris

Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.

Sosialisasi

Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan yang

sudah diketahuinya, merasa takut pada situasi yang asing,mulai mengerti


15

akan perintah sederhana, sudah mengerti namanya sendiri, sudah bisa

menyebut ayah,ibu.

2. Tumbuh Kembang Toddler (BATITA) umur 1-3 tahun

a. Umur 15 bulan

Motorik Kasar

Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.

Motorik Halus

Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka

kotak, melempar benda.

b. Umur 18 bulan

Motorik Kasar

Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai

senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan.

Motorik Halus

Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa menggunakan

sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyusun balok-balok.

c. Umur 24 bulan

Motorik Kasar

Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap

tahap.

Motorik Halus

Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana,

minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat

menggunakan sendok dengan baik.


16

d. Umur 36 Bulan

Motorik Kasar

Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan

bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.

Motorik Halus

Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok

gigi.

3. Tumbuh Kembang Pra Sekolah

a. Usia 4 Tahun

Motorik Kasar

Berjalan berjinjit, melompat dengan satu kaki, menangkap bola dan

melemparkannya dari atas kepala.

Motorik Halus

Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar

kotak, menggambar garis vertical maupun horizontal, belajar membuka

dan memasang kancing baju.

b. Usia 5 Tahun

Motorik Kasar

Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melempar

bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.

Motorik halus

Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan

kata-kata, belajar menulis nama, belajar tali sepatu.


17

Sosial Emosional

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman

sebaya, interaksi sosial selam bermain meningkat, sudah siap untuk

menggunakan alat-alat bermain.

Pertumbuhan Fisik

Berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, badan meningkat 6,75-7,5

cm/tahun.

4. Tumbuh Kembang Usia Sekolah

Motorik

Lebih mampu menggunakan otot-otot kasar dari pada otot-otot

halus.Misalnya loncat tali, batminton, bola volley, pada akhir masa sekolah

motorik halus lebih kurang, anak laki-laki lebih aktif dari pada anak

perempuan.

Sosial Emosional

Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cenderung sering pergi dari

rumah hanya untuk bermain dengan teman, saat ini sekolah sangat berperan

untuk membentuk pribadi anak, disekolah anak harus berinteraksi dengan

orang lain selain keluarganya, sehingga peranan guru sangatlah besar.

Pertumbuhan fisik

Berat badan meningkat 2-3 kg/tahun, tinggi badan meningkat 6-7cm/tahun.

5. Tumbuh Kembang Remaja ( Adolescent)

Pertumbuhan fisik

Merupakan tahap yang sangat pesat, tinggi badan 25%, berat badan 50%,
18

semua sistem tubuh berubah dan yang paling banyak perubahan adalah

sistem endokrin, bagian-bagian tubuh tertentu memanjang, misalnya tangan,

kaki, proporsi tubuh memanjang.

Sosial Emosional

Kemampuan akan sosialisasi meningkat, relasi dengan teman wanita/pria

akan tetapi lebih penting dengan teman yang sejenis, penampilan fisik

remaja sangat penting karena mereka supaya diterima oleh kawan dan

disamping itu pula persepsi terhadap badannya akan mempengaruhi konsep

dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah tidak begitu penting tetapi sudah

mulai beralih pada teman sebaya.

E. Konsep Motorik Halus

1. Pengertian Motorik Halus

Menurut Prof.W Lerner (2013) Motorik halus adalah keterampilan

menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan. Oleh

karena itu, gerakan tangan perlu dikembangkan dengan baik agar

keterampilan dasar yang meliputi membuat garis horizontal, garis vertikal,

garis miring kiri atau miring kanan,lengkung,atau lingkaran dapat terus

ditingkatkan. Seperti,bermain puzzle, playdough, menyusun

balok, memasukkan benda kedalam bentuknya, membuat

garis,melipat kertas dan sebagainya (Agung,2013).

2. Fungsi Motorik Halus

Setiap anak mengalami fase perkembangan motorik. Perkembangan

motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Keduanya
19

mempunyai fungsi yang penting. Motorik halus mempunyai fungsi yang

sangat diperlukan oleh anak dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya.

Aktivitas yang dilakukan oleh anak guna mendukung kemampuan motorik

halusnya harus dilatih dengan berbagai latihan dan dikemas dalam sebuah

permainan, dimulai dengan aktivitas yang berhubungan dengan motorik.

Fungsi aktivitas motorik dalam permainan menurut Agung Triharso

(2013:22) adalah sebagai berikut:

a. Menambah spontanitas anak.

b. Menambah kepercayaan diri anak.

c. Menjadikan kognisi anak berkembang dengan cemerlang.

d. Anak cepat belajar dalam memutuskan hal yang penting bagi dirinya, dan

dapat mengatur tutur bahasanya.

e. Mempunyai kemampuan membaca perasaan orang lain, kritis dan

mampu menuangkan ide-ide cemerlang.

3. Tujuan Pengembangan Motorik Halus

Tujuan mengembangkan motorik halus menurut Agung Triharso (2013: 23)

adalah sebagai berikut:

b. Melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan

dan persiapan untuk menulis.

c. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan

imajinasi serta menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya

seni. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pengembangan motorik halus adalah:


20

d. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus khususnya jari

tangan dan telapak tangan dengan optimal kearah yang lebih baik.

e. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tangan

dan telapak tangannya lebih baik, sehingga anak akan lebih siap dalam

hal menulis.

f. Diharapkan anak akan lebih mandiri dalam aktivitas kehidupannya.

4. Unsur-unsur Motorik Halus

Pembelajaran motorik pada dasarnya tidak dapat terlepas dari unsur-unsur

pokok, baik pembelajaran motorik halus maupun motorik kasar.

Kemampuan motorik setiap orang berbeda-beda tergantung pada banyaknya

pengalaman gerakan dan unsur-unsur pokok yang dikuasai. Menurut M.

Fadillah (2017: 20) unsur-unsur yang terkandung dalam motorik halus

diantaranya kecermatan, kekuatan, kelenturan, ketepatan, dan kehalusan

gerak. Sedangkan menurut H.Nabiel Ridha (2017: 30), indikator untuk

mengukur tingkat kemampuan motorik halus anak adalah koordinasi mata

dan tangan, kelenturan, ketepatan, dan kehalusan. Berdasarkan beberapa

pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

pokok motorik halus meliputi kekuatan, koordinasi, kehalusan, kecermatan,

ketepatan, dan kelenturan. Akan tetapi dalam penelitian ini terfokus pada

koordinasi antara tangan dengan mata, penguatan, dan kelenturan jari-jari

tangan.
21

5. Prinsip dalam Pengembangan Kemampuan Motorik Halus

H.Nabiel Ridha(2017: 25), prinsip-prinsip untuk mengembangkan

kemampuan motorik halus antara lain:

a. Menyediakan peralatan dan bahan Ketidaksiapan pendidik dalam

menyiapkan alat dan bahan akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam

kegiatan pembelajaran, sehingga sebelum melakuakan pembelajaran

sebaiknya menyiapkan alat dan bahan dahulu.

b. Memperlakukan anak yang sama Pendidik sebaiknya jangan

membanding-bandingkan kemampuan anak satu dengan yang lainnya

karena setiap anak memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing.

c. Memperkenalkan berbagai macam jenis kegiatan yang melibatkan

motorik halus Pendidik sebaiknya memperkenalkan beberapa kegiatan

yang melibatkan motorik halus, seperti: menggunting, menggambar,

mewarnai, melipat, dan lain-lain.

d. Bervariasi Seorang pendidik hendaknya dalam kegiatan pembelajaran

dilakukan secara bervariasi, agar anak tidak bosan dan selalu berantusias

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

e. Memberikan tingkat keberhasilan yang sesuai dengan perkembangan

anak.

Menurut M. Fadillah (2017: 16) untuk mengembangkan kemampuan

motorik anak secara optimal, perlu diperhatikan prinsipprinsip antara lain:

a. Memberikan kebebasan ekspresi pada anak Ekspresi adalah proses

pengungkapan perasaan dan jiwa secara jujur dan langsung dari dalam
22

diri anak. Jadi dalam mengembangkan keterampilan motorik, anak

dibiarkan berekspresi sesuka hatinya tidak perlu dipaksa.

b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat

merangsang anak untuk kreatif Kreativitas merupakan kemampuan

mencipta sesuatu yang baru dan bersifat orisinil/asli dari dirinya sendiri.

Kreativitas erat kaitannya dengan fantasi (daya khayal), oleh karena itu

perlu diaktifkan dengan cara membangkitkan tanggapan melalui

pengamatan dan pengalamannya sendiri. Untuk mendukung anak dalam

merangsang kreativitasnya perlu dialokasikan waktu, tempat, dan media

yang cukup.

c. Memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik/cara yang

baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media.

d. Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat

merusak keberanian dan perkembangan anak Memberikan motivasi

dengan kata-kata positif atau dengan katakata yang membangun, pujian,

maupun reward lainnya adalah hal yang harus dilakukan untuk

membantu anak lebih mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.

e. Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan

Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbedabeda

untuk tiap usia sehingga diperlukan bimbingan maupun stimulan yang

sesuai dengan taraf perkembangan anak yang dapat membuat anak

merasa tidak bingung dan merasa percaya diri atas usahanya.


23

f. Memberikan rasa gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan

pada anak. Membuat suasana yang menyenangkan agar anak dapat

melakukan kegiatan (bereksplorasi) dengan seoptimal mungkin, yaitu

pada kondisi psikologis yang baik. Hal ini yang harus selalu diciptakan

dalam melatih motorik anak supaya anak tidak merasa cepat bosan

dengan kegiatan yang sedang berlangsung.

g. Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa prinsip dasar perkembangan kemampuan motorik adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan motorik dilakukan

dengan memberikan kebebasan anak untuk bereksplorasi sesuai dengan

kesukaannya, tidak boleh terlalu dilarang. Selain itu dengan pemberian

latihan secara terus menerus supaya kemampuan motorik anak menjadi

permanen.

6. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Anak

Setiap anak cenderung mempunyai perkembangan yang relatif sama,

akan tetapi banyak variasi yang dapat mempengaruhi perbedaan pola

perkembangan motorik anak.

Menurut Agung Triharso (2013:24), faktor yang mempengaruhi

motorik halus adalah kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan

berfikir seseorang berbeda-beda sehingga akan berakibat terhadap

kecakapan motorik pada setiap individu akan berbeda-beda juga.


24

Menurut M.Fadillah (2017: 5) dalam diktatnya, mengatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain: sifat

dasar genetik, keaktifan janin, gizi, proses kelahiran, Inteligensi, perhatian

orangtua, rangsangan dan dorongan orangtua, kondisi fisik, jenis kelamin,

warna kulit, dan status sosial ekonomi.

H.Nabiel Fardila (2017: 35) juga mengemukakan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan keterampilan motorik,

diantaranya: pengaruh keluarga, gizi, gangguan emosional, jenis kelamin,

suku bangsa, kecerdasan, status sosial ekonomi, kesehatan, fungsi endokrin,

pengaruh pralahir, dan pengaruh tubuh. Berdasarkan pendapat dari para ahli

di atas maka dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi kondisi

motorik halus adalah faktor internal yaitu kondisi kesehatan mental lemah

dapat mempengaruhi hambatan dalam perkembangan motorik halus, selain

itu ada juga faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan fisik yang kurang

mendukung sehingga mempengaruhi motivasi anak dalam proses belajar

mengajar.

F. Konsep Playdough

1. Terapi Bermain Play Dough

a. Pengertian Playdough (Plastisin)

Playdough merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang

dan meningkatkan kemampuan motorik halus anak, playdough

dimainkan dengan membuat macam-macam bentuk sesuai apa yang

diinginkan,misalnya seperti buah,binatang,bunga dan sebagainya.


25

b. Manfaat playdough

Alat permainan edukatif playdough sangat bermanfaat bagi

perkembangan motorik halus anak, di antaranya : meningkatkan sensori

anak, meningkatkan kreativitas, meningkatkan sosialisasi dan emosi, dan

melatih fisik yaitu kemauan fisik anak akan terasah disaat bermain

plastisin. Anak akan menggunakan kedua tangannya untuk membuat

plsatisin menjadi berbagai macam bentuk sesuai keinginan.

c. Kelebihan dan kekurangan playdough

kelebihan dari playdough ini yaitu, memberikan pengalaman secara

langsung, dan konkrit, obyek dapat ditunjukkan secara utuh baik

kontruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi dan alur

proses secara jelas. Anak dapat meremas,menggulung atau mencetak

berbagai bentuk sesuai dengan imajinasi mereka.

Sedangkan kekukarangan dari play dough yaitu tidak dapat membuat

obyek yang besar karena membuituhkan ruang besar dan perawatannya

rumit.
26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Review Penelitian

Metode ini digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian sekunder yang

berjenis Literature Review. Literature Review merupakan metode dalam

melaksanakan review artikel dengan standar, kriteria, evaluali terstruktur dan

pengkategorikan dari evidence based yang telah dihasilkan sebelumnya

(Haryati, 2010). Jenis review yang digunakan yaitu tradisional review yang

merupakan tinjaun pustaka yang biasanya umum digunakan oleh peneliti.

Jurnal atau artikel ilmiah yang review dipilih sendiri oleh peneliti sesuai topik

penelitian.

Adapun metode pencarian artikel atau jurnal yang digunakan yaitu

pencarian melalui Google Schoolar. Dalam menelusuri jurnal peneliti

mengnakan metode booleam operator (AND, OR dan NOT) dengan kata kunci

“faktor” (factor) AND motorik halus (fine motor) AND “stunting” AND “anak

balita” (chidren nder-five).

B. Strategi Pencarian Literature

Metode dalam pencarian artikel atau jurnal yang digunakan yaitu

pencarian melalui Google Schoolar . Peneliti menuliskan kata kunci sesuai

MeSH (Medical Subject Headding) yaitu kosa katau atau tersaurus terkontrol

dari US National Headding of Medicine yang digunakan untk mencari data di

PubMed dan beberapa database lain (CQUniversuty Austrilia, 2020).

Pemilihan literature yang sesuai dengan topik penelitian Bagaimana Efektifitas

26
27

bermain play dough terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5

tahun berdasarkan study literature dalam 10 tahun terakhir dengan dilakuakn

dengan mengunakan bloolean operator (AND, OR dan NOT) yang

mengunakan kombinasi kata atua frase yang mewakili konsep saat melakukan

pencarian literature ilmiah pada katalog online atau daftar kepustakaan

berdasarkan kata kunci yang digunkan, sehingga mempermudah dalam

penentuan artikel atau jurnal (Sudira, 2016). Peneliti mengunkan kata kunci

“faktor” (factor) AND “sunting” AND “anak balita (Children Under-five).

Penelitian ini dilakukan dengan literature review dengan rentang waktu

pengumpulan jurnal sampai tahap penulisan hasil jurnal sampai September

2020.

C. Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi

Sampel pada Literatur Review ini adalah mengunakan paling sedikit 5-10

jurnal terkait faktor-faktor: bagaimana Efektifitas bermain play dough

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD,

bergantung dari hasil penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria

ekslusi.
28

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi Jurnal


Kriteria Inklusi Ekslusi
Tema Jurnal bagaimana Efektifitas bermain
play dough terhadap
perkembangan motorik halus
pada anak usia 4-5 tahun di
PAUD
Metode Crodd-sectional, Mix method
Penelitian study, Experimental study,
Survei Study, Analisis Korelasi
Tahun Terbit Jurnal yang dipublikasikan Jurnal yang
dalam rentang tahun 2010-2020 dipublikasikan
sebelum tahun 2010
Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Selain Bahasa
Inggris Indonesia dan Bahasa
Ingris
Subjek Jenis Anak usia 5-10 tahun (balita) Anak usia di atas lima
Jurnal Original artikel penelitian tahun jurnal dengan
(buakn revie), full text. metode
literature/systematic
review

D. Seleksi Studi dan Ekslusi Data

Data diekstraksi dari setiap sudut yang sesuai dengan kriteria inklusi dan

ekslusi yang sudah ditetapkan.

Langkah pengumpulan data literature review yang peneliti lakukan meliputi:

1. Melakukan pencarian jurnal atau artikel di Electronic Database Pubmed,

Science Direct, dan Googe Schoolar dengan mamasukan kata kunci yang

sudah ditetapkan

2. Menseleksi jurnal, artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang

telah di tetapkan

Analisa jurnal bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari hasil

penelitian dan hipotesis yang sebelumnya telah dirumuskan dalam tujuan

penelitian, serta memperoleh kesimpulan secara umum dari penelitian yang


29

sudah dilakukan sebagai kontribusi dalam pengembangan terhadap ilmu

pengetahuan yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2012).

Jurnal yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi kemudian

dikumpulkan untuk dilakukan ekstraksi data. Eekstraksi data pada jurnal

penelitian tersebut dilakukan dengan memasukan ke dalam tabel diurutkan

sesuai alphabet dengan format nama penulis, tahun, judul penelitian, tujuan

penelitian, metode dan hasil penelitian untuk pengempelompokan data-data

penting pada artikel.


30

Berikut proses seleksi studi jurnal atau artikel

Pencarian literatur

Basic data : Google Scholar

Hasil pencarian (n= 25)

Artikel yang disaring atas dasar judul,


abstrak dan kata kunci.

Hasil pencarian yang akan Hasil pencarian yang tidak


diproses kembali n=15 diproses n=5

Artikel yang disaring kembali atas


dengan melihat keseluruhan teks

Hasil pencarian yang akan Hasil pencarian yang tidak


diproses kembali n=10 diproses n=5

Artikel yang relevan dengan penelitian n=10


Dengan daftar referensi minimal 5 tahun terakhir (tahun 2015-2020)

Gambar 3.1 Proses Seleksi Studi Jurnal Atau Artikel


31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelusuran Jurnal

Hasil seleksi dan ekstrasi data pada penelitian ini melewati empat tahap

ekstraksi data (identification, screening, eligibility, include) sesuai dengan

empat tahap pada Prisma Diagram.

Pencarian literature ini mengunakan seaach engine goolge,dan Google

Schoolar dengan mengunakan kata kunci dengan mengunakan Boolean

operator (AND, OR dan NOT), sehingga kata kunci yang digunakan dalam

pencarian pada search engine yaitu faktor (factor) AND motorik halus (fine

motor) AND stuting AND anak balita (children under-five), pada tahap

indentification peneliti menemukan 2.675 jurnal yang sema. Jurnal peneliti

tersebut kemudian diindentifikasi, sebanyak 1.678 jurnal dieksklusi karena

tidak sesuai dengan tujuan penelitian, tidak menjawab pertanyaan penelitian

dan Bahasa.Kemudian pada tahap screening, 509 artikel diesklusi karenan

bukan merupakan artikel original penelitian. Selanjutnya pada tahap eligbility,

ditentukan kelayakan, 25 jurnal diekslusi karena cara analisis data tidak dapat

diperoleh, sehingga di tahap included didapatkan 10 jurnal yang akan direview.

Jurnal yang dijadikan sebagai data penelitian terdiri dari jurnal

Indonesia dan jurnal International :

Tabel 4.1 Jurnal Penlitian

Jurnal Vokasi Kesehatan


Indonesia Journal Of Human Nutrition
1. Jurnal Indonesia
e-Journal Pustaka Kesehatan Masyarakat
(JIMKESMAS) Darussalam Nutrition Journal.
32

31
33

Tabel 4.2 Hasil Ekstrasi Data

Metode, Penelitian
No Penulis Tempat Tahun Judul Tujuan Penelitian (Desain, Sampel, Hasil Penelitian
Instrumen, Analisa)
1 Nuniek Tri Indonesia 2019 Pengaruh Terapi Mengetahui Desain Pretest MH
Wahyuni Bermain Plastisin Pengaruh Bermain One-Group Pretest Belum
Terhadap Plastisin Terhadap Posttest Berkembang
Perkembangan Perkembangan Sampel 60,6%.
Motorik Halus Motorik Halus 33 Responden Mulai
Pada Anak Pra Pada Anak Usia Berkembang
Sekolah. Pra Sekolah. Intrument 39%.
Lembar Observasi,
Plastisin Posttest MH
Analisa Belum
Wilxocon Rank Test Berkembang
6,1%.
Mulai
Berkembang
39,4%.
Berkembang
Sesuai Harapan
30,3%.
Berkembang
Sangat Baik
24,2%.
2 Sira Indonesia 2015 Pengaruh Aktivitas Mengetahui Desain 1. Nilai
Difatiguna Bermain Pengaruh Aktivitas One-Group Pretest- Akitivitas
34

Menggunakan Bermain Posttest. Bermain


Playdough Menggunakan Sampel Playdough
Terhadap Playdough 38 Responden Sebelum =
Kemampuan Terhadap
Intrument 7,89%
Motorik Halus Kemampuan
Pada Anak Motorik Halus Lembar Observasi Sesudah =
47,36%
Le

Anak. Analisa
Uji Regresi Linier
Sederhana 2. Kemampuan
Motorik Halus
Sebelum :
26,32%
Susudah :
44,74%

3 Yecha Indonesia 2018 Upaya Mengetahui Desain Siklus I Nilai


Febrianitha Iimeningkataqkan Apakah Action Research TCP 61,17
Putri Kemampuan Kemampuan Sampel 8 Orang BSH
Motorik Halus Motorik Halus 12 Responden 4 Orang MB
Melalui Media Dapat Ditingkat
Playdough Melalui Media Intrument
Playdough. Lembar Observasi Siklus II 80,08
Analisa 5 Orang BSH
Kualitatif Dan Kuantitatif 7 Orang BSB

Keterangan :
35

BSH =
Berkembang
Sesuai Harapan
MB = Mulai
Berkembang
BSB =
Berkembang
Sangat Baik.
4 Rewinda Indonesia 2015 Pengaruh Bermain Mengetahui Desain Pretest
Avin Plastisin Terhadap Pengaruh Bermain Pretest Posttest 12 Responden
Pangestika Perkembangan Plastisin Terhadap Sampel (60%) Mampu
Motorik Halus Perkembangan 20 Responden Membuat Objek
Pada Anak Pra Motorik Halus Dari Plastisin.
Sekolah Pada Anak Pra Intrument 2 Responden
Sekolah. Lembar Observasi (10%) Tidak
Analisa Mampu
Uji T-Test Membuat Objek.

Posttest
15 Responden
(75%) Mampu
Membuat Objek
1 Responden
(5%) Tidak
Mampu
Membuat Objek.
5 Zulfa Indonesia 2019 Efektevitas Menganalisis Desain Pretest MH =
36

Rufaida Bermain Efektivitas Pretest-Posttest Design 18,33


Playdough Playdough Sampel Posttest MH =
Terhadap Terhadap 15 Responden 36,33
Perkembangan Perkembangan Posttest Akhir =
Motorik Halus Motorik Halus Intrument 75,67
Anak Pra Sekolah Anak Di TK Plastisin,Lembar
Di TK Negri Negeri Pembina Observasi
Pembina Jabon Jabon Mojokerto. Analisa
Mojokerto. Uji Friedman Test

6 I.A. Istri Indonesia 2016 Penerapan Metode Menegtahui Desain Siklus I


Agung Bermain Melalui Peningkatan Penelitian Tindakan Kelas 73% Kategori
Ardyatmika Media Playdough Kemampuan Sampel Rendah
Untuk Motorik Halus 15 Responden
Meningkatkan Setelah Penerapan Siklus II Terjadi
Kemampuan Met Ode Bermain Peningkatan
Intrument 98,5% Dengan
Motorik Halus Memalui Media
Lembar Observsi
Anak Kelompok A Playdough Pada Kategori Sangat
Anak Kelompok A Analisa Tinggi.
Semester II Di TK Analisis Statistik Dan
Terjadi
Widya Deskriptif
Peningkatan
Kumarasthana
Tahun Ajaran Signifikan Pada
2015/2016. Siklus II.
7 Fransisca Indonesia 2016 Meningkatkan Mengetahui Desain Pretest
Anggraeni Kemampuan Peningkatan Action Research Dari 12 Siswa
Suriantoso Motorik Halus Kemampuan Sampel Hanya 4 Anak
Melalui Permainan Motorik Halus 12 Responden (33,33%)
37

Playdough Pada Dengan Permainan Intrument


Anak Kelompok Playdough Pada Lembar Observasi, Posttest
Bermain DI PAUD Anak Kelompok Wawancara, Dokumentasi Siklus I
Tegaljaya. Bermain PAUD Meningkat
Tegaljaya. Analisa Menjadi 5 Anak
Analisis Deskriptif (41,67%).
Siklus II
Meningkat
Menjadi 10 Anak
(83,33%)
8 Isnani Sari Indonesia 2018 Peningkatan Mengetahui Desain Aspek Pertama
Kemampuan Peningkatan Classroom Action Siklus I
Motorik Halus Kemampuan Research BSB= 6 Orang
Melalui Bermain Motorik Halus Sampel (40%)
PlaydoughDi Melalui Bermain 15 Responden Siklus II
Taman Kanak- Playdough Meningkat 13
Kanak Qur’aniah Intrument Orang (87%).
Air Runding Lembar Observasi, Aspek Kedua
Pasaman Barat. Dokumentasi, Persentase. Bejumlah 6
Analisa Orang Dengan
Uji Chi-Square Persentase 40%
Dan Meningkat
Pada Siklus II
Menjadi 12
Dengan
Persentase
(80%).
38

Aspek Ketiga
4 Orang Dengan
Persentase 27%
Dan Meningkat
Menjadi 12
Orang (80%).
9 Khairul Indonesia 2020 Penggunaan Media Mengembangkan Desain Dari Hasil Pra-
Huda Playdough Dalam Motorik Halus Action Research Intervensi
Mengembangkan Pada Anak Usia 5- Sampel Sampai Dengan
Motorik Halus 6 Tahun Di TK 8 Responden Siklus II Dimana
Anak Usia 4-5 Hamzanwadi Intrument Keterampilan
Tahun Di TK Pancor Tahun Lembar Observasi Sosial Yang
Hamzanwadi Ajaran 2019/2020 Analisa Dimiliki Siswa B
Pancor Uji Chi-Square Secara
Keseluruhan
Meningkat
Dengan Rerata
50%.
Nilai Rata-Rata
Pra Intervensi
30% Meningkat
Sampai 75%
Pada Siklus II.
10 S. Indonesia 2016 Metode Bermain Mengetahui Desain Motorik Halus
Playdough Untuk Peningkatan Tindakan Kelas Pra Tindakan
Suryameng Kolaboratif Kemmis Dan BB = 8 (57,34%)
39

Meningkatkan Keterampilan Mctaggart MB = 3


Keterampilan Motorik Halus Sampel ( 21,43%)
Motorik Halus Anak Melalui 14 Responden BSH = 3
( 21,43%)
Kelompok A. Bermain Intrument Nilai Rata-Rata
Playdough. Perfomance, Wawancara, Siklus I
Observasi,Dokumentasi 52,9%
Analisa (Peningkatan
Condensation, Motorik Halus
Display,Drawing And Belum Mencapai
Verifying Conclusion Kriteria
Ketuntasan
Minimal Atau
Sebanyak 57,1
%.
Siklus II = 71,2%
Dan 10 Anak
Mencapai
Kriteria
Ketuntasan
(71,43%).
Siklus III
Meningkat 82%
13 Anak
Mencapai
Kriteria
Ketuntasan
Sebanyak 93%
40

Sehingga
Disimpulkan
Motorik Halus
Anak Kelompok
A Mengalami
Peningkatan
Yang Signifikan.
41

B. Hasil Analisa Jurnal

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang direview, secara garis besar

semua jurnal memiliki tujuan penelitian yang sama yaitu untuk

mengidentifikasi mengetahui kemampuan motorik halus pada anak pra sekolah

umur 4-5 tahun. Tempat penelitian bervariasi yaitu di Indonesia.Hal ini

membuktikan bahwa kejadian perkembangan motorik halus terjadi pada anak

pra sekolah 4-5 tahun.

Berdasarkan hasil analisis dari jurnal-jurnal penelitian rata-rata

mengunakan pretest dan posttest.Penelitian-penelitian tersebut mayoritas

dilakukan pada anak balita yang berumur 4-5 tahun.Intrumen yang digunkan

dalam penelitian mengunakan kuesioner dan lembat observasi.Beberapa

penelitian juga mengunakan wawancara baik wawancara terbuka maupun

wawancara mendalam untuk melengkapi data. Sebagian besar penelitian

mengunakan uji t-test independen dan chi-square untuk meganalisis hasil

penelitian sehingga didapatkan bagaimana efektifitas bermainplay dough

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.

Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas bermainplay dough

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.

1. Jenis kelamin

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan semua

jurnal mengetahui jenis kelamin responden, namun jurnal-jurnal tersebut

memiliki hasil yang berbanding terbalik, dimana responden banyak terdapat

perempuan.
42

Menurut peneliti, sebagian besar anak perempuan lebih banyak dari

anak laki-laki dikarenakan anak laki-laki lebih fokus dan aktif bermain

diluar rumah bersama teman-temannya dibandingkan belajar disekolah,

sementara anak perempuan lebih senang belajar dan keingintahuan terhadap

sesuatu hl yang baru sangat tinggi.

2. Usia

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan semua

jurnal bahwa usia yang banyak terdapat pada responde yaitu umur 4-5

tahun.

Menurut peneliti, pada anak usia 4-5 tahun adalah masa dimana anak

masih sangat membutuhkan stimulasi melalui berbagai media dalam

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya yaitu

dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak. Pada usia ini

perkembangan motorik anak masih kurang misalnya, anak masih belum

mampu memegang pensil dengan benar, menggambar suatu bentuk, dan hal

lainnya.

3. Bermain Plastisin

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan semua

jurnal mengetahui bermain plastisin, dimana dari 10 jurnal tersebuut

mengetahui berman plastisin banyak didapatkan rata-rata anak mampu

memegang benda dan kadang-kadang terjatuh.

Menurut peneliti,masih banyak ditemukan anak yang mampu

memegang benda namun kadang-kadang terjatuh karena bermain plastisin

memacu perkembangan motorik anak yaitu koordinasi mata dan tangan dini.
43

Perkembangan awal anak berada ditahap sensori motorik, khususnya

motorik halus karena perkembangan motorik halus merupakan kemampuan

berdasarkan pengkoordinasian organ-organ tubuh,seperti tangan, mata, saraf

dan sebagainya.

4. Pekerjaan Orang Tua

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan rata-rata

pekerjaan orrang tua dari anak usia 4-5 tahun tersebut adalah swasta.

Menurut peneliti, pada umumnya status pekerjaan orang tua anak yang

bersekolah lebih banyak swasta dibandingkan pekerjaan orang tua lainnya

dikarenakan oleh faktor ekonomi.

5. Perkembangan Motorik Halus

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan motoric

halus rata-rata berkembang sangat baik dibandingkan dengan motoric halus

belum berkembang.

Menurut peneliti, rata-rata ditemukan perkembangan motorik halus

anak sangat baik lebih banyak dikarenakan perkembangan zaman yang

semakin maju, sistem belajar pun tidak hanya bergantung disekolah namun

bisa dikerjakan dirumah, orang tua juga sudah mampu membimbing dan

mendukung anak dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

6. Efektivitas bermain Playdough

Berdasarkan analisis dari 10 jurnal yang ditelaah, ditemukan

efektivitas bermain Playdoughbanyak yang sangat aktif dibandingkan denga

kurang aktif.
44

Menurut peneliti, anak sangat aktif dalam bermain playdough karena

cara bermain nya yang sangat mudah, membuat anak berfikir dan

berimajinasi dalam membuat suatu bentuk, warna yang sangat berfariasi

sehingga anak tidak mudah bosan dalam bermain playdough.


45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis jurnal yang telah dilakukan mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik halus pada anak usia

4-5 tahun di PAUD dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan

dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD

dikelompokan menjadi, yaitu : jenis kelamin, umur, bermain plastisin,

pekerjaan orang tua, perkembangan motoric halus, efektivitas bermain

playdough.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi

hemodialisa, saran yang peneliti berikan:

1. Bagi tenaga kesehatan, khususnya bagi perawat komunitas melalui kader-

kader di posyandu hendaknya dapat menyampaikan perkembangan motoric

halus pada anak pra sekolah 4-5 tahun

2. Bagi intitusi menjadi pedoman dalam membuat arah kebijakan terhadap

peningkatan kesehatan.

3. Bagi masyarakat terutama pada orang tua, agar mampu memperhatikan

perkembangan motoric halus pada anak 5-5 tahun

42
46

4. Begi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih

mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan

anak dan dukungan keluarga pada anak usia 4-5 tahun.


DAFTAR PUSTAKA

Annisa Apriliana, Atun Raudotul Ma’rifah, N. Y. T. (2014). PENGARUH


TERAPI MUROTAL AR RAHMAAN TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI CAESAR DI
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO. Japanese
Journal of Crop Science, 27(4), 467–468.

Annisa, T. (2017).Pengaruh Mendengarkan dan Membaca Al-Quran Terhadap


Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Panti Sosial
Tresna Werdha Mabaji Gowa.UIN Alauddin Makassar.

Anung, S. (2019).Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menuju


Cakupan Kesehatan Semesta.Rakerkesda Provinsi Sumatra Barat, April,
1–44.

Apriliani, A. L. (2018). Terapi Murottal Dan Hidroterapi Rendam Kaki Air


Hangat Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah
Srondol Kulon.Keperawatan, 2(01), 1–11.

Ardiansyah, M. (2012).Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Diva Press.

Eriska, Y., Adrianto, A., & Basyar, E. (2016). Kesesuaian tipe Tensimeter Pegas
dan Tensimeter Digital terhadap pengukuran tekanan darah pada usia
dewasa. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1923–1929.

Fratidhina, Y. (2016). Pengaruh Mendengarkan Murottal Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Preeklamsi Di Rsia Pku Muhammadiyah
Tangerang. 1(2), 40–47.

Harnani, Y., & Axmalia, A. (2017).Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air


Hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut.Kesehatan
Komunitas, 3(4), 129–132.

Junaeda, E., Yulianti, S., & Rinata, M. G. (2013).Hipertensi Kandas Berkat


Herbal.FMedia (Imprint AgroMedia Pustaka).

Juniarti, F. (2016).Pengaruh Terapi Tawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Pada lansia Hipertensi Di PSTW Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar Tahun
2016.Stikes Alifah Padang.

Kesehatan, J. (2019). Jurnal kesehatan.10(1), 59–65.


Lusiana, N., & Kusumawati, E. (2018).Differences in Blood Pressure Using
Mercury and Digital Sphygmomanometer in Stand and Supine
Positions.International Conference on Sustainable Health Promotion
2018, 1–5.
Marhaendra, Y. A., Basyar, E., & Adrianto, A. (2016).Pengaruh Letak Tensimeter
Terhadap Hasil Pengukuran Tekanan Darah.Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 5(4), 1930–1936.

Muhammad Roihan Daulay. (2014). STUDI PENDEKATAN ALQURAN Oleh:


Muhammad Roihan Daulay. Jurnal Thariqah Ilmiah, 01(01), 31–45.

Nina Huwaida Zunnur, A. Ari Adrianto, E. B. (2017). Kesesuaian Tipe


Tensimeter Pegas Dan Tensimeter Digital Terhadap Pengukuran Tekanan
Darah Pada Usia Dewasa. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1923–
1929.

Nomor, V., & Email, K. P. (2016).Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan


Masyarakat.3(November), 197–206.

Notoatmodjo, S. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Nurhaedah.(2019). STUDI KASUS PADA KELUARGA Ny.’S’ DENGAN


HIPERTENSI DIKELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN
TAMALATE KOTA MAKASSAR.Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nuraini, B. (2015). Risk Factors of Hypertension.J Majority, 4(5), 10–19.

Prastiwi, W. (2017).PENGARUH ALUNAN MUROTTAL TERHADAP


INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA SISWI ALIYYAH DI
PONDOK PESANTREN AS SALAFIYYAH MLANGI YOGYAKARTA.

Pendidikan, J., Anak, I., & Dini, U. (2018).Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini. 2.

Pangestika, R. A., & Setiyorini, E. (2015).PENGARUH BERMAIN PLASTISIN


TERHADAP SEKOLAH ( The effect of Plasticine play to fine motor
development at pre school. 2(2),
181–188. https://doi.org/10.26699/jnk.v2i2.ART.p169-175

Penelitian, H., & Pengabdian, D. A. N. (n.d.).No Title.

Pendidikan, J., Pendidikan, G., Usia, A., Volume, D., Tahun, N., Metode, P.,
Melalui, B., Playdough, M., Ardyatmika, I. A. I. A., Parmiti, D. P., &
Ujianti, P. R. (2016). ANAK KELOMPOK A 2 Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Ilmu Pendidikan e-
Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Pernyataan diatas memperkuat asumsi sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan .Bermain , dengan
berbagai variasinya dapat menggerakkan berbagai anggota tubuh anak
yang berarti juga dapat mestimulasi syaraf- syaraf yang ada di otak .
Kegiatan bermain hal dengan cara-cara baru , namun untuk anak
dinyatakan bahwa bermain bagi anak merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam periode perkembangan yang meliputi dunia fisik ,
sosial dan sistem komunikasi bermain bola , memanjat atau melempar.
4(2).

Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). Journal


of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–200.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Sari, I. (2018).Peningkatan kemampuan motorik halus melalui bermain


playdough di taman kanak-kanak qur ’ aniah air runding pasaman barat.
3, 107–113.

Setyowati, R., & Wahyuni, S. (2019). PENGARUH PENDIDIKAN


KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN HIPERTENSI TERHADAP
KEJADIAN BERULANG PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA DINAS
KESEHATAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019. Akademi
Keperawatan YPIB Majalengka bAkademi, VIII(16), 1–10.

Simamora, R. D., Basyar, E., Adrianto, A. A., Raksa, T. A., & Pegas, T.
(2017).Kesesuaian Tipe Tensimeter Air Raksa Dan Tensimeter
Dewasa.Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 1208–1216.

Syam, N. (2016). Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dan Konsumsi Jus
Mentimun Terhadap Hipertensi Pada Lansia (Vol. 1) [Uin Alauddin
Makassar]. https://doi.org/10.3724/SP.J.1041.2018.00953

Risnawati. (2017). Efektivitas terapi murottal al- qur’an dan terapi musik
terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan semseter viii uin
alauddin makassar. UIN Alauddin Makassar.

Tanto, C. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius. C.

Tarigan, A. R., Lubis, Z., & Syarifah, S. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap
Dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu
Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 11(1), 9–17.
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v11i1.5107
Tegaljaya, D. I. P. (2016). Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui
permainan playdough pada anak kelompok bermain di paud
tegaljaya.1(1).

Volume, J. R., April, E., Fipp, K., Pendidikan, U., &Issn, M. (2020). No Title.
5(April).

Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017).Penatalaksanaan Hipertensi


Primer.Majority, 6(1), 25–33.
Yuningrum, H. (2019). Menggunakan Sphygmomanometer Air Raksa Dan
Tensimeter Digital Differences In Blood Pressure Examination
Using.Seminar Nasional UNRIYO, 1–15.

Anda mungkin juga menyukai