Program Studi
Keperawatan
Disusun Oleh:
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan usulan literatur
review saya yang berjudul :
Efektivitas Bermain Playdough Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya.
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
(Ns.Ledia Restipa,M.Kep)
ii
PERNYATAAN PENGUJI
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
(Ns. Syalvia Oresti, M.Kep) (....................................)
Pembimbing II
(Hj. Djusmanidar, S.KM) (....................................)
Penguji I
(Dra. Mulyati Rivai, M.Pd) (....................................)
Penguji II
(Ns. Welly M.Kep) (....................................)
iii
Trisya Ngenia Manai
ABSTRAK
Dari 2,678 jurnal yang ditemukan, terdapat 10 jurnal yang dapat memnuhi
kriteria inklusi. Hasil analisis jurnal menunjukan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan efektivitas bermain playdough terhadap perkembangan motorik
halus pada anak usia 4-5 adalah jenis kelamin,usia, bermain plastisin, pekerjaaan orang
tua, perkembangan motorik halus, efektivitas bermain playdough.
Kata Kunci : playdough, motorik halus, stunting, anak usia 4-5 tahun
Daftar Pustaka :36 (2013-2020)
iv
Trisya Ngenia Manai
ABSTRAK
Fine motor skills are abilities related to physical skills that involve small
muscles and eye-hand coordination. These fine motor nerves can be trained and
developed through routine continuous activities and stimulation. For example,
playing puzzles, arranging blocks, inserting objects into holes, folding paper,
playing Play dough and so on. In 2018, 35.4% of children in Indonesia suffered
from gross motor, fine motor and mental emotional deviations. The East Java
Indonesian Pediatric Association (IDAI) also conducted examinations on 2,634
children aged 0-72 months.
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of playing play
dough on fine motor development in children aged 4-5 years. The research
method used is literature review by identifying journal articles published online
consisting of Indonesian in the years 2010-2020. The articles used were obtained
using a search engine proquest. Pubmed and google schoolar with the keywords
factoy (factor), stunting and children under five (Children Undeer-Five).
Of the 2,678 journals found, there were 10 journals that met the inclusion
criteria. The results of the journal analysis show that the factors related to the
effectiveness of playing play dough on fine motoric development in children aged
4-5 are gender, age, playing plasticine, parental work, fine motor development,
effectiveness of playing playdough.
v
1. Nama : Trisya Ngenia Manai
vi
KATA PENGANTAR
yang telah melimpahkan rahmat, hidayat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
Adapun literatur review ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatannya ini
berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
3. Ibu Ns. Asmawati, M.Kep, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alifah
Padang. J8[5
5. Seluruh staf dan dosen pengajar di STIkes Alifah Padang yang telah banyak
6. Teristimewa untuk kedua orang tua, adik-adik serta keluarga besar dan
vii
7. Serta teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu.
karunia-Nya yang telah diberikan dan peneliti berharap semoga literatur review
banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 8
ix
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Review Penelitian.................................................................... 26
B. Strategi Pencarian Literature............................................................ 26
C. Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi................................................ 27
D. proses seleksi studi jurnal atau artikel.............................................. 28
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini (AUD) adalah sekelompok anak yang berada dalam
perkembangan yang sedang dilalui oleh anak, untuk itu diperlukan stimulasi
Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
balok, memasukan benda kedalam lubang, melipat kertas, bermain Play dough
dan sebagainya , Namun banyak orang yang menggangap masa bermain pada
anak tidak perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua
1
2
pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan
Berdasarkan data WHO di dunia pada tahun 2018 didapat data masih
keseluruhan terjadinya gangguan dalam menulis sekitar 30% anak usia sekolah,
Indonesia, 2019).
Mentawai tahun 2019 dari target 100% pencapaian tentang sistem motorik
halus terhadap anak umur 4-5 tahun ,terdapat 60% penyimpangan atau tidak
tahun 2019. Jumlah TK dan PAUD se Kecamatan Sipora Utara tahun 2019
Ibu tahun 2019 yang dilihat dari rapor perkembangan siswa selama satu tahun,
siswa pada kelompok umur 4-5 tahun ditemukan bahwa terdapat 12 balita
seperti, media yang tersedia kurang dari kebutuhan, serta kurangnya stimulus
anak di rumah.
4
tubuh melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot.
anak. Anak yang mendapatkan stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat
pada anak usia 4-5 tahun. Personal yaitu berat badan anak meningkat 2,5
(Agung,2013).
5
penolakan sosial, ketergantungan dan malu. Oleh karena itu, stimulasi ini harus
motorik. Motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar. Salah satu
Play dough sebagai salah satu media yang aman dimainkan ,mudah
digunakan dan didapatkan untuk menilai motoroik halus anak. Dengan bermain
bahwa kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan bermain play dough
halnya dengan hasil penelitian Mila (2019) yang menyatakan bahwa pada
siklus pertama sebelum diberikan terapi bermain Play dough, anak yang
mengalami perkembangan motorik halus baik sebanyak 59%, cukup ada 35%
dan kurang ada 7%, pada siklus kedua setelah diberikan terapi bermain Play
menjadi 83% dan cukup ada 17%. Berdasarkan penelitian, play dough
memiliki dampak positif, hal ini dilihat dari peningkatan ketuntasan belajar
dalam setiap siklus. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 40% belum
dengan mandiri. Pada siklus II ketuntasan belajar tercapai menjadi 85%. Dari
dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet, dan pustaka lain. Literature
Review akan sangat bermanfaat untuk melakukan sintesis dari berbagai hasil
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
play dough terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun
2. Tujuan Khusus
tahun
D. Manfaat Penelitan
1. Bagi peneliti
halus pada anak usia 4-5 tahun berdasarkan study literature dalam 10 tahun
perkembangan motorik.
perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun berdasarkan study
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anak usia dini adalah anak berusia 0-6 tahun yang memiliki masa
dalam karakteristiknya seperti, anak memiliki sifat yang berbeda satu sama
lain, egosentris, aktif dan energik, rasa ingin tahu yang kuat dan antusias
terhadap banyak hal, eksploratif dan berjiwa petualang, imajinatif dan lain-lain
(Nabiel, 2017).
dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran
Anak
1. Faktor Herediter
9
10
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Internal
Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi. Ada tiga
b. Lingkungan Eksternal
a. Umur 1 Bulan
Fisik
Motorik
Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan dibantu oleh
Sensoris
Sosialisasi
Fisik
Motorik
Sensori
Sosialisasi
sudahmulai berkurang.
Fisik
Berat badan menjadi dua kali dari berat bedan lahir,ngeces karena tidak
Motorik
Jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah mulai
kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala sudah bisa
tegak lurus, reflek primitif sudah mulai hilang, berusaha meraih benda
Sensoris
Sosialisasi
Fisik
Motorik
badan dari tangan yang satu ke tangan yang lainnya, mengambil mainan
Sosialisasi
bayi biasanya cepat menangis jika hal-hal yang tidak disenanginya akan
Fisik
sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk merangkak,
Sensoris
Sosialisasi
Fisik
Berat badan 3 kali lipat berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan
Motorik
Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar berjalan
dengan bantuan, sudah bisa berrdiri dan duduk sendiri, mulai belajar
mencoret-coret.
Sensoris
Sosialisasi
menyebut ayah,ibu.
a. Umur 15 bulan
Motorik Kasar
Motorik Halus
b. Umur 18 bulan
Motorik Kasar
Motorik Halus
c. Umur 24 bulan
Motorik Kasar
Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap
tahap.
Motorik Halus
d. Umur 36 Bulan
Motorik Kasar
Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan
Motorik Halus
gigi.
a. Usia 4 Tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
b. Usia 5 Tahun
Motorik Kasar
bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.
Motorik halus
Sosial Emosional
Pertumbuhan Fisik
cm/tahun.
Motorik
halus.Misalnya loncat tali, batminton, bola volley, pada akhir masa sekolah
motorik halus lebih kurang, anak laki-laki lebih aktif dari pada anak
perempuan.
Sosial Emosional
Mencari lingkungan yang lebih luas sehingga cenderung sering pergi dari
rumah hanya untuk bermain dengan teman, saat ini sekolah sangat berperan
Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik
Merupakan tahap yang sangat pesat, tinggi badan 25%, berat badan 50%,
18
semua sistem tubuh berubah dan yang paling banyak perubahan adalah
Sosial Emosional
akan tetapi lebih penting dengan teman yang sejenis, penampilan fisik
remaja sangat penting karena mereka supaya diterima oleh kawan dan
dirinya, peranan orang tua/keluarga sudah tidak begitu penting tetapi sudah
motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus. Keduanya
19
halusnya harus dilatih dengan berbagai latihan dan dikemas dalam sebuah
d. Anak cepat belajar dalam memutuskan hal yang penting bagi dirinya, dan
tangan dan telapak tangan dengan optimal kearah yang lebih baik.
dan telapak tangannya lebih baik, sehingga anak akan lebih siap dalam
hal menulis.
ketepatan, dan kelenturan. Akan tetapi dalam penelitian ini terfokus pada
tangan.
21
dilakukan secara bervariasi, agar anak tidak bosan dan selalu berantusias
anak.
pengungkapan perasaan dan jiwa secara jujur dan langsung dari dalam
22
b. Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat
mencipta sesuatu yang baru dan bersifat orisinil/asli dari dirinya sendiri.
Kreativitas erat kaitannya dengan fantasi (daya khayal), oleh karena itu
yang cukup.
pada kondisi psikologis yang baik. Hal ini yang harus selalu diciptakan
dalam melatih motorik anak supaya anak tidak merasa cepat bosan
permanen.
pengaruh pralahir, dan pengaruh tubuh. Berdasarkan pendapat dari para ahli
motorik halus adalah faktor internal yaitu kondisi kesehatan mental lemah
itu ada juga faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan fisik yang kurang
mengajar.
F. Konsep Playdough
b. Manfaat playdough
melatih fisik yaitu kemauan fisik anak akan terasah disaat bermain
kontruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi dan alur
rumit.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode ini digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian sekunder yang
(Haryati, 2010). Jenis review yang digunakan yaitu tradisional review yang
Jurnal atau artikel ilmiah yang review dipilih sendiri oleh peneliti sesuai topik
penelitian.
mengnakan metode booleam operator (AND, OR dan NOT) dengan kata kunci
“faktor” (factor) AND motorik halus (fine motor) AND “stunting” AND “anak
MeSH (Medical Subject Headding) yaitu kosa katau atau tersaurus terkontrol
26
27
bermain play dough terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5
mengunakan kombinasi kata atua frase yang mewakili konsep saat melakukan
penentuan artikel atau jurnal (Sudira, 2016). Peneliti mengunkan kata kunci
2020.
Sampel pada Literatur Review ini adalah mengunakan paling sedikit 5-10
terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD,
bergantung dari hasil penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi.
28
Data diekstraksi dari setiap sudut yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
Science Direct, dan Googe Schoolar dengan mamasukan kata kunci yang
sudah ditetapkan
2. Menseleksi jurnal, artikel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang
telah di tetapkan
Jurnal yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi kemudian
sesuai alphabet dengan format nama penulis, tahun, judul penelitian, tujuan
Pencarian literatur
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil seleksi dan ekstrasi data pada penelitian ini melewati empat tahap
operator (AND, OR dan NOT), sehingga kata kunci yang digunakan dalam
pencarian pada search engine yaitu faktor (factor) AND motorik halus (fine
motor) AND stuting AND anak balita (children under-five), pada tahap
ditentukan kelayakan, 25 jurnal diekslusi karena cara analisis data tidak dapat
31
33
Metode, Penelitian
No Penulis Tempat Tahun Judul Tujuan Penelitian (Desain, Sampel, Hasil Penelitian
Instrumen, Analisa)
1 Nuniek Tri Indonesia 2019 Pengaruh Terapi Mengetahui Desain Pretest MH
Wahyuni Bermain Plastisin Pengaruh Bermain One-Group Pretest Belum
Terhadap Plastisin Terhadap Posttest Berkembang
Perkembangan Perkembangan Sampel 60,6%.
Motorik Halus Motorik Halus 33 Responden Mulai
Pada Anak Pra Pada Anak Usia Berkembang
Sekolah. Pra Sekolah. Intrument 39%.
Lembar Observasi,
Plastisin Posttest MH
Analisa Belum
Wilxocon Rank Test Berkembang
6,1%.
Mulai
Berkembang
39,4%.
Berkembang
Sesuai Harapan
30,3%.
Berkembang
Sangat Baik
24,2%.
2 Sira Indonesia 2015 Pengaruh Aktivitas Mengetahui Desain 1. Nilai
Difatiguna Bermain Pengaruh Aktivitas One-Group Pretest- Akitivitas
34
Anak. Analisa
Uji Regresi Linier
Sederhana 2. Kemampuan
Motorik Halus
Sebelum :
26,32%
Susudah :
44,74%
Keterangan :
35
BSH =
Berkembang
Sesuai Harapan
MB = Mulai
Berkembang
BSB =
Berkembang
Sangat Baik.
4 Rewinda Indonesia 2015 Pengaruh Bermain Mengetahui Desain Pretest
Avin Plastisin Terhadap Pengaruh Bermain Pretest Posttest 12 Responden
Pangestika Perkembangan Plastisin Terhadap Sampel (60%) Mampu
Motorik Halus Perkembangan 20 Responden Membuat Objek
Pada Anak Pra Motorik Halus Dari Plastisin.
Sekolah Pada Anak Pra Intrument 2 Responden
Sekolah. Lembar Observasi (10%) Tidak
Analisa Mampu
Uji T-Test Membuat Objek.
Posttest
15 Responden
(75%) Mampu
Membuat Objek
1 Responden
(5%) Tidak
Mampu
Membuat Objek.
5 Zulfa Indonesia 2019 Efektevitas Menganalisis Desain Pretest MH =
36
Aspek Ketiga
4 Orang Dengan
Persentase 27%
Dan Meningkat
Menjadi 12
Orang (80%).
9 Khairul Indonesia 2020 Penggunaan Media Mengembangkan Desain Dari Hasil Pra-
Huda Playdough Dalam Motorik Halus Action Research Intervensi
Mengembangkan Pada Anak Usia 5- Sampel Sampai Dengan
Motorik Halus 6 Tahun Di TK 8 Responden Siklus II Dimana
Anak Usia 4-5 Hamzanwadi Intrument Keterampilan
Tahun Di TK Pancor Tahun Lembar Observasi Sosial Yang
Hamzanwadi Ajaran 2019/2020 Analisa Dimiliki Siswa B
Pancor Uji Chi-Square Secara
Keseluruhan
Meningkat
Dengan Rerata
50%.
Nilai Rata-Rata
Pra Intervensi
30% Meningkat
Sampai 75%
Pada Siklus II.
10 S. Indonesia 2016 Metode Bermain Mengetahui Desain Motorik Halus
Playdough Untuk Peningkatan Tindakan Kelas Pra Tindakan
Suryameng Kolaboratif Kemmis Dan BB = 8 (57,34%)
39
Sehingga
Disimpulkan
Motorik Halus
Anak Kelompok
A Mengalami
Peningkatan
Yang Signifikan.
41
dilakukan pada anak balita yang berumur 4-5 tahun.Intrumen yang digunkan
terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.
terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD.
1. Jenis kelamin
perempuan.
42
anak laki-laki dikarenakan anak laki-laki lebih fokus dan aktif bermain
2. Usia
jurnal bahwa usia yang banyak terdapat pada responde yaitu umur 4-5
tahun.
Menurut peneliti, pada anak usia 4-5 tahun adalah masa dimana anak
dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak. Pada usia ini
mampu memegang pensil dengan benar, menggambar suatu bentuk, dan hal
lainnya.
3. Bermain Plastisin
memacu perkembangan motorik anak yaitu koordinasi mata dan tangan dini.
43
dan sebagainya.
pekerjaan orrang tua dari anak usia 4-5 tahun tersebut adalah swasta.
Menurut peneliti, pada umumnya status pekerjaan orang tua anak yang
belum berkembang.
semakin maju, sistem belajar pun tidak hanya bergantung disekolah namun
bisa dikerjakan dirumah, orang tua juga sudah mampu membimbing dan
kurang aktif.
44
cara bermain nya yang sangat mudah, membuat anak berfikir dan
BAB V
A. Kesimpulan
faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik halus pada anak usia
dengan perkembangan motorik halus pada anak usia 4-5 tahun di PAUD
playdough.
B. Saran
dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi
peningkatan kesehatan.
42
46
Eriska, Y., Adrianto, A., & Basyar, E. (2016). Kesesuaian tipe Tensimeter Pegas
dan Tensimeter Digital terhadap pengukuran tekanan darah pada usia
dewasa. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 5(4), 1923–1929.
Pendidikan, J., Anak, I., & Dini, U. (2018).Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini. 2.
Pendidikan, J., Pendidikan, G., Usia, A., Volume, D., Tahun, N., Metode, P.,
Melalui, B., Playdough, M., Ardyatmika, I. A. I. A., Parmiti, D. P., &
Ujianti, P. R. (2016). ANAK KELOMPOK A 2 Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Ilmu Pendidikan e-
Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Pernyataan diatas memperkuat asumsi sangat bermanfaat bagi
pertumbuhan fisik dan perkembangan keterampilan .Bermain , dengan
berbagai variasinya dapat menggerakkan berbagai anggota tubuh anak
yang berarti juga dapat mestimulasi syaraf- syaraf yang ada di otak .
Kegiatan bermain hal dengan cara-cara baru , namun untuk anak
dinyatakan bahwa bermain bagi anak merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam periode perkembangan yang meliputi dunia fisik ,
sosial dan sistem komunikasi bermain bola , memanjat atau melempar.
4(2).
Simamora, R. D., Basyar, E., Adrianto, A. A., Raksa, T. A., & Pegas, T.
(2017).Kesesuaian Tipe Tensimeter Air Raksa Dan Tensimeter
Dewasa.Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 1208–1216.
Syam, N. (2016). Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Dan Konsumsi Jus
Mentimun Terhadap Hipertensi Pada Lansia (Vol. 1) [Uin Alauddin
Makassar]. https://doi.org/10.3724/SP.J.1041.2018.00953
Risnawati. (2017). Efektivitas terapi murottal al- qur’an dan terapi musik
terhadap tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan semseter viii uin
alauddin makassar. UIN Alauddin Makassar.
Tarigan, A. R., Lubis, Z., & Syarifah, S. (2018). Pengaruh Pengetahuan, Sikap
Dan Dukungan Keluarga Terhadap Diet Hipertensi Di Desa Hulu
Kecamatan Pancur Batu Tahun 2016. Jurnal Kesehatan, 11(1), 9–17.
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v11i1.5107
Tegaljaya, D. I. P. (2016). Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui
permainan playdough pada anak kelompok bermain di paud
tegaljaya.1(1).
Volume, J. R., April, E., Fipp, K., Pendidikan, U., &Issn, M. (2020). No Title.
5(April).