Anda di halaman 1dari 129

SKRIPSI

EFEKTIVITAS BRAIN GYM (SENAM OTAK) DAN TERAPI


RELAKSASI OTOT TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA
USIA 11-12 TAHUNDI SD NEGERI 1 TOSAREN

KOTA KEDIRI

Oleh :

SULISTIYA DWI RAHAYU

NIM : 1611B0268

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA
2020

i
EFEKTIVITAS BRAIN GYM (SENAM OTAK) DAN TERAPI
RELAKSASI OTOT TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA
USIA 11-12 TAHUNDI SD NEGERI 1 TOSAREN

KOTA KEDIRI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S,Kep)


dalam fakultas keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia

Oleh :

SULISTIYA DWI RAHAYU

NIM : 1611B0268

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
STRADA INDONESIA
2020

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum

pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, Juli 2020


Yang menyatakan:

SULISTIYA DWI RAHAYU


NIM :1611B0268

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

EFEKTIVITAS BRAIN GYM (SENAM OTAK) DAN TEKNIK


RELAKSASI OTOT TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA
USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 TOSAREN KOTA KEDIRI

DiajukanOleh

SULISTIYA DWI RAHAYU


NIM :1611B0268

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

Pada tanggal, Juli 2020 Pada tanggal, Juli 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Nuryeni H, S.Kep.,Ns.,M.Kes HeriSaputro, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIK. 13.07.09.079 NIK. 13.07.11.120

MENGETAHUI,
DekanFakultasKeperawatan
InstitutIlmuKesehatan STRADA Indonesia

Dr. BybaMelda Suhita,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0707037901

iv
LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS BRAIN GYM (SENAM OTAK) DAN TEKNIK


RELAKSASI OTOT TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA
USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 TOSAREN KOTA KEDIRI

DiajukanOleh

SULISTIYA DWI RAHAYU


NIM :1611B0268

Skripsiinitelah diuji dan dinilaiolehPanitiaPenguji


Pada Program StudiS1 KeperawatanFakultasKeperawatan
PadaJuli 2020

PANITIA PENGUJI

Ketua : Joko Sutrisno,S.Kep.,Ns.,M.Kes …………….

Anggota : 1. Candra Wahyuni,SST.,M.Kes ……………

2. Nuryeni H,S.Kep.,Ns.,M.Kes ……………

3. HeriSaputro, S.Kep.,Ns.,M.Kep …………….

MENGETAHUI,
DekanFakultasKeperawatan
InstitutIlmuKesehatan STRADA Indonesia

Dr. BybaMelda Suhita,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIDN. 0707037901

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga Skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS BRAIN GYM

(SENAM OTAK) DAN TEKNIK RELAKSASI OTOT TERHADAP

KONSENTRASI BELAJAR SISWA USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI 1

TOSAREN KOTA KEDIRI” dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Kepada kedua orang tua tercinta Bapak Akadi dan Ibu Endang

Yulistikomah yang selama ini telah membantu peneliti dalam bentuk

perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa yang tidak henti-hentinya

mengalir demi kelancaran dan kesuksesan peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini dengan baik, karena ridho Allah SWT terbentang luas

dibelakang ridho orangtua kita.

2. Dr. Sandu Siyoto, SKM.,S.Sos.,M.Kes, selaku Direktur Institut Ilmu

Kesehatan Strada Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan

fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi

Pendidikan Ners.

3. Aprin Rusmawati, S.Kep.Ns.M.Kep selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ners STIKes Surya Mitra Husada Kediri yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan di Program Studi Pendidikan Ners.

vi
4. Nuryeni H,S.Kep.,Ns.,M.Kesselaku pembimbing Itelah yang telah banyak

memberikan masukan dan saran terbaik serta tidak lelah membimbing saya

demi kesempurnaan dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

5. Heri Saputro, S.kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dan saran terbaik serta tidak lelah membimbing saya

demi kesempurnaan dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

6. Joko Sutrisno,S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku penguji I yang telah bersedia

menyerahkan waktu untuk menguji, memberi kesempatan, masukan serta saran

terbaik juga membimbing saya untuk tidak menyerah sampai akhir

terselesaikannya skripsi ini .

7. Candra Wahyuni,SST.,M.Kes, selaku penguji II yang telah bersedia

menyerahkan waktu untuk menguji dan memberi masukan serta saran terbaik

hingga membimbing saya sampai akhir terselesaikannya skripsi ini.

8. Segenap Dosen dan Staf Intitut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia yang telah

memberikan dukungan dan bantuan dalam menyusun skripsi ini.

9. Giono, S.pd.,SD, selaku kepala sekolah SDN 1 Tosaren yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas untuk melakukan penelitian dan

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh siswa usia 11-12 tahun, selaku responden di SDN 1 Tosaren yang

bersedia bekerja sama dalam penelitian sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

vii
11. Keluarga tercinta kakak wildan dan adik satria yang telah banyak memberi

dukungan, semangat dan doa disetiap langkah peneliti hingga dapat

terselesaikannya skripsi ini dengan sangat baik.

12. Sahabat tercinta saya Mas Deny, Mbak Asna, Mas Andy,Sindhy, Ajeng, Fadel,

Karisa, Diana, Kori’, Ilmia, Dea, Rizky, Windi, Virgin, Putri, Egalita, Rikat,

Ridzal, Bagus, Sandy, dan teman-teman mahasiswa keperawatan yang telah

memberikan semangat dan dorongan selama mengikuti pendidikan.

13. Serta masih banyak lagi pihak – pihak lain yang sangat berpengaruh dalam

proses penyelesaian skripsi yang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu,

semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik

dan saran sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Kediri, Juli 2020

Peneliti

viii
ABSTRAK

EFEKTIVITAS BRAIN GYM (SENAM OTAK) DAN TERAPI


RELAKSASI OTOT TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA
USIA 11-12 TAHUN DI SD NEGERI 1 TOSAREN

KOTA KEDIRI

Oleh : Sulistiya Dwi Rahayu

Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap


aktivitas belajar.Brain gym (senam otak) dan Teknik relaksasi otot merupakan
salah satu teknik untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Dari hasil
wawancara kepada 10 siswa yang dilakukan oleh peneliti, terdapat 6 siswa tidak
konsentrasi dan 4 anak bisa berkonsentrasi dalam arti bisa menerima pelajaran
dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektivnya Brain
gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot terhadap konsentrasi belajar siswa usia
11-12 tahun di SDN 1 Tosaren Kota Kediri. Desain penelitian menggunakan
Quasi experimental design dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control
Group Design. Populasi adalah seluruh siswa usia 11-12 tahun dengan sampel
populasi sebanyak 44 siswa dengan metode random sampling. Tingkat
konsentrasi siswa sebelum melakukan brain gym (senam otak) dan teknik
relaksasi otot pada sebagian besar responden sebanyak 20 (45,0%) masuk dalam
kategori kurang. Dan setelah melakukan Brain Gym (senam otak) dan teknik
relaksasi otot pada sebagian besar responden sebanyak 29 (54,0%) masuk dalam
kategori sangat baik. Analisis statistic menggunakan uji wilcoxon dengan nilai
sign (0,000) yang artinya ada pengaruh antara Brain Gym (Senam Otak) dan
Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 Tahun di
SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri.Sebuah studi menunjukkan bahwa dengan
sering melakukan brain gym dan teknik relaksasi akan meningkatkan konsentrasi
belajar karena ada serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan yang
digunakan oleh para muriduntuk meningkatkan kemampuan belajar mereka
dengan menggunakan keseluruhan otak.

Kata kunci : Brain Gym (Senam Otak), Teknik Relaksasi Otot, Konsentrasi
Belajar.

ix
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF BRAIN GYM (BRUSH BRAIN) AND MUSCLE
RELAXATION OF THE LEARNING CONCENTRATION OF STUDENTS
OF AGE 11-12 YEARS IN SD NEGERI 1 TOSAREN
KEDIRI CITY

By: Sulistiya Dwi Rahayu

Learning concentration is the ability to focus your mind on learning activities.


Brain gym and muscle relaxation techniques are techniques for increasing student
concentration. From the results of interviews with 10 students conducted by
researchers, there are 6 students who are not concentrated and 4 children can
concentrate in the sense that they can receive lessons well. This study aims to
determine how effective Brain gym (brain exercise) and muscle relaxation
techniques for the concentration of learning of students aged 11-12 years at SDN
1 Tosaren Kediri City. The research design uses Quasi experimental design with
Non Equivalent Control Group Design research design. The population is all
students aged 11-12 years with a population sample of 44 students using the
random sampling method. The level of concentration of students before doing a
brain gym and muscle relaxation techniques in most respondents as many as 20
(45.0%) fall into the less category. And after doing Brain Gym (brain gymnastics)
and muscle relaxation techniques in the majority of respondents as many as 29
(54.0%) included in the very good category. Statistical analysis using Wilcoxon
test with a sign value (0,000), which means there is an influence between Brain
Gym (Brain Gym) and Muscle Relaxation Techniques on Learning
Concentrations of Students Aged 11-12 Years at SD Negeri 1 Tosaren Kediri
City. A study shows that frequent brain gym and relaxation techniques will
improve learning concentration because there are a series of fun simple
movements that are used by students to improve their learning abilities by using
the whole brain.

Keywords: Brain Gym (Brain Gym), Muscle Relaxation Techniques,


Learning Concentration.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... vi
ABSTRAK..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. LatarBelakang.................................................................................... 1
B. RumusanMasalah............................................................................... 5
C. TujuanPenelitian................................................................................. 5
D. ManfaatPenelitian............................................................................... 6
E. KeaslianPenelitian.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 9


A. LandasanTeori.................................................................................... 9
1. Konsep Brain Gym....................................................................... 9
a. Definisi Brain Gym................................................................ 9
b. Manfaat Brain Gym................................................................ 10
c. Pelaksanaan Brain Gym.......................................................... 12
2. Konsep Teknik Relaksasi............................................................. 21
a. Definisi Teknik Relaksasi...................................................... 21
b. Manfaat Teknik Relaksasi...................................................... 22
c. Langkah Relaksasi Otot.......................................................... 27
3. Konsep Konsentrasi Belajar......................................................... 29
a. Definisi Konsentrasi Belajar.................................................. 29
b. Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar.................. 30

xi
c. Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar................................ 31
d. Ciri-Ciri Anak Konsentrasi Belajar........................................ 34
e. Alat Ukur Konsentrasi Belajar............................................... 37
4. Konsep Anak SD.......................................................................... 38
a. Definisi Anak SD................................................................... 38
b. Karakteristik anak SD............................................................ 41
c. Tahapan Perebangan Kognitif................................................ 42
B. KerangkaKonsep................................................................................ 43
C. HipotesisPenelitian............................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 45


A. DesainPenelitian................................................................................. 45
B. KerangkaKerja.................................................................................... 47
C. Populasi, Sampel, Sampling .............................................................. 48
D. VariabelPenelitian.............................................................................. 49
E. DefinisiOpeasional............................................................................. 50
F. Pengumpulan Data............................................................................. 52
G. EtikaPenelitian.................................................................................... 57
BAB IVHASIL PENELITIAN...................................................................... 58
A. Deskripsi Lokasi Penelitian................................................................ 58
B. Karakteristik Responden.................................................................... 59
C. Data Khusus....................................................................................... 60
D. Tabulasi Silang Antar Variabel.......................................................... 61
E. Hasil Uji Statistik............................................................................... 63
BAB V PEMBAHASAN............................................................................... 65
A. Konsentrasi Siswa sebelum dilakukan Brain Gym (Senam Otak)
Dan Teknik Relaksasi Otot................................................................. 65
B. Konsentrasi Siswa Sesudah dilakukan Brain Gym (Senam Otak)
Dan Teknik Relaksasi Otot................................................................. 67
C. Analisis Pengaruh Brain Gym (Senam Otak) Dan Teknik Relaksasi
Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun di SDN
1 Tosaren Kota Kediri........................................................................ 71
BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 87
A. Kesimpulan.............................................................................................. 87
B. Saran........................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 58


LAMPIRAN .................................................................................................. 61

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Gerakan Calf pump (pompa betis)............................................... 12


Gambar 2.2 Gerakan Lazy 8 (8 malas)........................................................... 13
Gambar 2.3 Gerakan Belly breathing............................................................ 14
Gambar 2.4 Gerakan Arm activation............................................................. 14
Gambar 2.5 Gerakan The grounder (kuda-kuda)........................................... 15
Gambar 2.6 Gerakan The thinking cap(pijat kuping).................................... 16
Gambar 2.7 Gerakan Earth buttons(tombol bumi)........................................ 16
Gambar 2.8 Brain buttons(tombol otak)........................................................ 17
Gambar 2.9 Gerakan The owl(burung hantu)................................................ 18
Gambar 2.10 Gerakan Cross crawl................................................................ 18
Gambar 2.11 Gerakan Tombol keseimbangan (Balance).............................. 19
Gambar 3.1 Non Equivalent Control Group Design..................................... 46
Gambar 3.2. Kerangka Kerja......................................................................... 47

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian......................................................................... 7


Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................................... 51
Tabel 4.1 Konsentrasi Siswa Sebelum Melakukan Brain Gym dan Teknik
Relaksasi Otot ................................................................................................ 60
Tabel 4.2 Konsentrasi Sisea Sesudan Melakukan Brain Gym Dan Teknik
Relaksasi Otot ................................................................................................ 60
Tabel 4.3 Tabulasi Silang Pretes Usia Siwa Dengan Konsentrasi Belajar..... 61
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Pretest Jenis Kelamin Siswa Dengan Konsentrasi
Belajar............................................................................................................ 62
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Posttest Usia Siswa Dengan Konsentrasi Belajar
........................................................................................................................ 62
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Posttest Jenis Kelamin Dengan Konsentrasi Belajar
........................................................................................................................ 63
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistic........................................................................... 63

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia..................................... 59


Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin...................... 59

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Keterangan Lolos Etik................................................................ 89


Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian.................................................................... 90
Lampiran 3 Surat Balasan.............................................................................. 91
Lampiran 4 Lembar Permohonan Responden................................................ 92
Lampiran 5 Inform Consent........................................................................... 93
Lampiran 6 Inform Consent........................................................................... 94
Lampiran 7 Kisi-Kisi...................................................................................... 96
Lampiran 8 Grid Test..................................................................................... 97
Lampiran 9 SOP Brain Gym.......................................................................... 98
Lampiran 10 SOP Teknik Relaksasi Otot...................................................... 104
Lampiran 11 Input Data Hasil........................................................................ 112
Lampiran 12 Tabulasi Silang......................................................................... 114
Lampiran 13 Uji Wilcoxon............................................................................. 118
Lampiran 14 Dokumentasi............................................................................. 119

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12

tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan

bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang

dikuasai pun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama

terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya

adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan

berguna pada proses perkembangannya kelak (Jatmika, 2013).

Menurut Jean Peagiat Formal operational adalah anak yang berusia

11-15 tahun yaitu anak berfikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis.

Pemikiran lebih idealistik.(Desmita, 2012)

Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah,

tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua.

Anak usia 6-15 tahun merupakan periode masa pertengahan atau masa laten

yang mengalami suatu pertumbuhan atau perkembangan yang mengarah ke

titik kematangan fisik dan psikologis. Agar perkembangan berlangsung

dengan optimal setiap individu harus berusaha mencapai tugas

perkembangannya, namun adakalanya tugas – tugas perkembangan tertentu

tidak dapat dicapai.(Setyoningsih 2012).

Keberhasilan suatu proses belajar sangat mempengaruhi

pembentukan konsep diri termasuk mekanisme stres koping. Hal ini akan

1
2

mempengaruhi pemilihan mekanisme koping pada saat dia dewasa, apakah

adaptif atau maladaptif. Terkait dengan hal tersebut maka konsentrasi

merupakan aspek yang penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan

belajar. (Setyoningsih 2012).

Konsentrasi siswa rentan sekali mengalami penurunan. perhatian

siswa akan meningkat pada 15-20 menit pertama proses pembelajaran dan

kemudian akan menurun pada 15-20 menit kedua. Proses pembelajaran di

sekolah terkadang membuat fungsi otak siswa mengalami penurunan. Hal

ini disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan faktor internal yang dapat

menyebabkan siswa mengalami kelelahan dan ketegangan selama proses

belajar berlangsung. Fenomena penurunan konsentrasi belajar ini

menjadikan siswa tidak memiliki minat belajar sehingga malas untuk

melakukan aktivitas belajar.(Djono 2013).

Tahun 2014 survei tingkat prestasi belajar Indonesia berada di

peringkat ke-69 dari 127 negara di dunia, menurut Education For All Global

Monitoring Report 2013 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya,

pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh

dunia dari 120 negara data Education Development Index (EDI). Dinas

pendidikan Jawa Timur mencatat nilai Ujian Nasional di tingkat SD/MI di

Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan. Total nilai ujian sekolah SD/MI

tahun 2016 dari tiga mata ujian yang diujikan hanya sebesar 218,05 atau rata

– rata 72,68. Nilai ini mengalami penurunan dari tahun lalu yang mendapat

nilai 232,07 atau dengan rata–rata 77,35. Siswa yang memperoleh


3

nilaidibawah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) juga mengalami

peningkatan sebesar 98,15% dari 630.092 peserta sedangkan tahun lalu

hanya sebesar 69,26% ( Disdik Jawa Timur,2016).

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti

di SD Negeri 1 Tosaren pada tanggal 15 September 2019 didapatkan hasil,

jumlah populasi siswa usia 11-12 tahun berjumlah 49 siswa. Yang terdiri

dari siswa 11 tahun berjumlah 27 siswa dan siswa 12 tahun berjumlah 22

siswa. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 29 dan jenis kelamin perempuan

berjumlah 20 siswa. Dari hasil wawancara kepada 10 siswa yang dilakukan

oleh peneliti, terdapat 6 siswa tidak konsentrasi dan 4 anak bisa

berkonsentrasi dalam arti bisa menerima pelajaran dengan baik. Dari hasil

observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti didapatkan banyak

faktor yang menyebabkan tingkat konsentrasi belajar anak terganggu seperti

siswa yang tidak sarapan, suhu udara yang panas, anak belajar sambil

mengibaskan buku, anak lebih banyak mengobrol saat proses pembelajaran

berlangsung. Selama ini sekolah belum pernah memberikan terapi untuk

meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

Keberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi oleh keberhasilan

individu untuk memusatkan perhatian terhadap suatu objek yang sedang di

pelajarinya. Dalam hal ini konsentrasi sangat penting untuk seseorang dalam

mencapai keberhasilan dalam belajar Konsentrasi berkaitan erat dengan

kinerja otak. Jika kinerja otak kita maksimal maka akan dapat meningkatkan
4

konsentrasi, begitupun sebaliknya jika kinerja otak kita terjadi distorsi maka

akan menurunkan konsentrasi kita.. (Prasanti 2015).

Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang

mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia,

karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya saja (Slameto, 2013)

Berdasarkan data di atas dibutuhkan suatu treatment yang akan

diberikan berupa brain gym(senam otak) dan teknik relaksasi otot yang

menjadi salah satu alat bantu yang efektif untuk memusatkan konsentrasi.

Sebuah studi menunjukkan bahwa dengan sering melakukan brain gym dan

teknik relaksasi akan meningkatkan konsentrasi.Dennison (2013) dalam

Kusuma menjelaskan, bahwa brain gym adalah serangkaian gerakan

sederhana yang menyenangkan yang digunakan oleh para murid

Educational Kinesiology (Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar

mereka dengan menggunakan keseluruhan otak.Brain gym dapat dilakukan

untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah menjalani proses

pembelajaran yang mengakibatkan kelelahan dan ketegangan pada otak

sehingga akan menurunkan kosentrasi belajar pada siswa.

Brain Gym (senam otak) digunakan karena gerakan yang dilakukan

dalam senam otak seperti melalui olah tangan dan kaki yang dapat

memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus akan meningkatkan

kemampuan kognitif salah satunya konsentrasi belajar. Dennison (2013)

Relaksasi merupakan salah satu teknik dalam terapi perilaku yang

dapat digunakan individu untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri


5

individu dengan membentuk kepribadian yang baik, menghilangkan

berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidakberdayaan individu dalam

mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah individu mengontrol

diri, menyelamatkan jiwa, dan memberikan kesehatan bagi tubuh individu

(Zuni Eka K.& Elisabeth Christiana, 2014).

Teknik relaksasi digunakan karena terdapat gerakan-gerakan yang

sistematis dan terstruktur mulai dari gerakan tangan sampai kepada gerakan

kaki untuk merelakskan anggota badan dan mengembalikan kondisi dari

keadaan tegang ke keadaan relaks normal, dan terkrontrol sehingga dapat

meningkatkan konsentrasi belajar. (Edi Sutarjo,2014)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil penelitian tentang EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan

Teknik Relaksasi OtotTerhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun

di SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : adakah

EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap

Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun di SD Negeri 1 Tosaren Kota

Kediri ?
6

C. Tujuan Penelitian

1) Tujuan Umum

Untuk mengetahui EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik

Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun

diSD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

2) Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi konsentrasi belajar pada Siswa Usia 11-12 tahun

sebelum brain gym(senam otak) dan Teknik Relaksasi otot.

b. Mengidentifikasi kosentrasi belajar pada siswa Usia 11-12 tahun

sesudah brain gym (senam otak) dan Teknik Relaksasi otot.

c. Menganalisis EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik

Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12

tahun SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis

Hasil dari penelitian diharapkan dapat sebagai wacana pengembangan

ilmu keperawatan, mendapatkan pengetahuan berdasarkan kebenaran

ilmiah, serta penelitian lebih lanjut tentang EfektivitasBrain Gym

(Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi

Belajar Siswa Usia 11-12 tahun SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri


7

2. Secara praktis

a. Bagi siswa

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan siswa sebagai acuan untuk

konsentrasi belajar.

b. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian dapat di manfaatkan sebagai sumbang pemikiran

dan informasi yang dapat dijadikan pertimbangan untuk

meningkatkan konsentrasi siswa.

c. Bagi peneliti

Hasil penelitian dijadikan pengembangan pengetahuan mengenai

konsentrasi belajar siswa serta memberi pengalaman yang dapat

berguna menghadapi dunia luar.

E. KeaslianPenelitian

a. Dari sepengetahuan penulis, belum ada penelitian yang berjudul

“EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot

Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahunSD Negeri 1

Tosaren Kota Kediri“.


8

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Peneliti,
Perbedaan dengan
Lokasi dan Judul Variabel Peneliti
Penelitian Sekarang
Tahun
Anjar Pujiastu Pengaruh Brain Variabel Perbandingan Brain
Lestari Gym Terhadap Independen: Gym (Senam Otak)
Tangerang Konsentrasi Brain Gym dan Teknik Relaksasi
(2018) Belajar Siswa variabel Terhadap
Kelas XI IPA dependenKonsentras Konsentrasi Belajar
Dalam i Belajar matematika Siswa Kelas VI SD
Pembelajaran Negeri 1 Tosaren
Matematika Di Kota Kediri
SMA XYZ
Tangerang
Fitri Ningsih Efektifitas Variabel Perbandingan Brain
Yogyakarta Teknik Relaksasi Independen:teknik Gym (Senam Otak)
(2016) Untuk relaksasi dan Teknik Relaksasi
Mengurangi variabel dependen: Terhadap
Kejenuhan kejenuhan belajar Konsentrasi Belajar
(Burnout) siswa Siswa Kelas VI SD
Belajar Pada Negeri 1 Tosaren
Siswa Kelas XI Kota Kediri
Di SMAN 6
Yogyakarta
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Brain Gym

a) Pengertian senam otak

Senam otak merupakan sejumlah gerakan sederhana yang

dapat menyeimbangkan setiap bagian-bagian otak, dapat menarik

keluar tingkat konsentrasi otak, dan juga sebagai jalan keluar bagi

bagian-bagian otak yang terhambat agar dapat berfungsi maksimal.

(Widianti dan Atikah 2010).

Senam otak adalah latihan yang terangkai atas gerakan-

gerakan tubuh yang dinamis dan menyilang. Senam ini mendorong

keseimbangan aktivitas kedua belahan otak secara bersamaan.

Senam otak sangat baik dilakukan pada awal pembelajaran, yang

berguna untuk membuka titik-titik positif belajar. Setelah belajar,

senam otak juga bisa dilakukan kembali untuk membuat

santai/rileks akibat proses pembelajaran yang melelahkan atau

menegangkan atau yang membutuhkan konsentrasi tinggi.

(Muhammad 2010)

Senam otak adalah gerakan sederhana yang menyenangkan

yang mampu meningkatkan kemampuan otak dengan

menggunakan keseluruhan otak. (Sunarlin dan Raharjo

2012).Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

10
11

senam otak adalah serangkaian aktivitas sederhana melalui gerak

tubuh yang menyenangkan dan mampu meningkatkan kemampuan

otak.

b) Manfaat senam otak

Senam otak merupakan suatu rangkaian gerakan yang

memiliki banyak manfaat, terutama untuk membantu mahasiswa

dalam mengoptimalkan fungsi otaknya. (Yanuarita (2012)

Manfaat dari senam otak diantaranya :

a. Menstimulasi dan memaksimalkan fungsi otak

b. Menyegarkan otak

c. Berpikir lebih positif

d. Memperbaiki konsentrasi

e. Meningkatkan percaya diri

f. Mengendalikan stress dengan baik

Manfaat yang dapat diperoleh dari gerakan senam otak.

(Dennison 2013)Manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut :

a. Membantu peserta didik dalam mengikuti proses belajar

mengajar secara berkesinambungan secara aktif dan kreatif.

b. Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik

dengan menggunakan seluruh kemampuan otak.

c. Dapat mengoptimalkan kegiatan belajar peserta didik.

d. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan aktivitasnya.

e. Menumbuhkan rasa senang pada anak


12

f. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stress

g. Dapat dipakai dalam waktu singkat

h. Tidak memerlukan bahan atau tempat khusus

i. Dapat dipakai dalam semua situasi termasuk saat belajar atau

bekerja

j. Meningkatkan kepercayaan diri

k. Menunjukkan hasil dengan segera

l. Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang mengalami

hambatan dan stress belajar

m. Memandirikan seseorang dalam hal belajar dan mengaktifkan

seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang.

Senam otak khusus diciptakan untuk memberikan alternatif cara

yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan

dalam hidup, salah satunya membantu siswa yang mengalami

kesulitan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Gerakan senam

otak mampu memberikan manfaat yang positif bagi kemajuan

belajar siswa. Siswa diajak untuk menggunakan keseluruhan

kemampuan otaknya sehingga siswa bisa konsentrasi , belajar

menjadi menyenangkan dan mampu menghasilkan prestasi yang

optimal.

c. Pelaksanaan gerakan dalam senam otak (brain gym)


13

Gerakan senam otak juga sangat praktis, karena bisa

dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa. Porsi latihan

yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam

sehari (Denisson, 2013).

Senam otak ini melatih otak bekerja dengan melakukan

gerakan pembaruan (repatteing) dan aktivitas brain gym. Latihan

ini membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup atau

terhambat. Disamping itu, senam otak tidak hanya memperlancar

aliran darah dan oksigen keotak juga merangsang kedua belah otak

untuk bekerja sehinggan didapat keseimbangan aktivitas kedua

belah otak secara bersamaan (Denisson, 2013)

1. Calf pump (pompa betis)

Gambar 2.1 Gerakan Calf pump (pompa betis)


Gerakan ini menghasilkan kekuatan yang lebih alamiah

bagi otot & tulang di bagian belakang tubuh. Kegiatan ini

mempermudah refleks bertahan & membebaskan perasaan-

perasaan yang membuat kita tidak mampu ikut serta dalam

melakukan kegiatan yang positif. Pompa ini meningkatkan

konsentrasi perhatian, pemahaman yang mendalam & kemampuan

untuk mengerjakan sesuatu sampai selesai. Waktu anda


14

memajukan badan ke depan & buang napas, pelan-pelan tekan

telapak kaki kebelakang lantai, kemudian angkat ke atas sambil

ambil napas dalam. Ulangi 3x tiap kaki.

2. Lazy 8 (8 malas)

Gambar 2.2 Gerakan Lazy 8 (8 malas)

Memadukan bidang penglihatan kiri dan kanan sehingga

meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus

meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini

dapat meningkatkan ketrampilan baca tulis & pemahaman. Mulai

di bagian tengah, pertama gerakkan tangan berlawanan arah jarum

jam: ke atas, membentuk lingkaran. Kemudian searah jarum jam:

ke atas, membentuk lingkaran dan kembali ke titik tengah. Buatlah

gerakan ini 3 kali tiap tangan, kemudian 3 kali dengan kedua

tangan.
15

3. Belly breathing (pernapasan perut)

Gambar 2.3 Gerakan Belly breathing


Meningkatkan persediaan oksigen untuk seluruh tubuh,

terlebih untuk otak. Kegiatan ini merelakskan SSP sambil

meningkatkan kadar energi, Gerakan ini terbukti meningkatkan

kemampuan membaca dan berbicara. Taruh tangan di perut. Buang

napas pendek pendek, lalu ambil napas dalam dan pelan-pelan.

Tangan mengikuti gerakan perut waktu membuang dan mengambil

napas.

4. Arm activation (mengaktifkan tangan)

Gambar 2.4 Gerakan Arm activation

(mengaktifkan tangan)
Gerakan ini meregangkan otot bahu & dada atas. Gerakan

ini merilekskan & mengkoordinasi otot-otot bahu dan lengan serta


16

membantu otak dalam kemudahan menulis dengan tangan,

mengucap dan menulis kreatif. Luruskan satu tangan ke a tas, ke

samping kuping. Buang napas pe lan, sementara otot-otot

diaktifkan dengan mendorong tangan melawan tangan satunya

keempat jurusan (depan, belakang, ke dalam dan keluar).

5. The grounder (kuda-kuda)

Gambar 2.5 Gerakan The grounder (kuda-kuda)


Kegiatan ini memperlancar dan merilekskan kelompok otot

di paha yang menyeimbangkan dan menstabilkan tubuh.

Melakukan gerakan ini dapat meningkatkan pemahaman, memori

jangka pendek, ekspresi & ketrampilan organisasi. Mulai dengan

kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap

lurus kedepan. Tekuk lutut kanan sambil buang napas, lalu ambil

napas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi 3 x, kemudian

ganti dengan kaki kiri.


17

6. The thinking cap(pijat kuping)

Gambar 2.6 Gerakan The thinking cap (pijat kuping)

Kegiatan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan

memori. Sehingga meningkatkan kemampuan mendengar, memori

jangka pendek dan ketrampilan berpikir abstrak. Pelan-pelan buka

daun kuping keluar, 3 x dari atas ke bawah.

7. Earth buttons(tombol bumi)

Gambar 2.7 Gerakan Earth buttons (tombol bumi)


Menyentuh tempat-tempat ini merangsang otak &

menyegarkan kembali kelelahan mental yang berat, mampu

meningkatkan ketrampilan organisasional & meningkatkan


18

kemampuan untuk terfokus pada objek yang dekat. Taruh 2 jari di

bawah bibir dan tangan yang satu di os. pubis. Napaskan energi ke

atas, ke tengah-tengah badan.

8. Brain buttons(tombol otak)

Gambar 2.8 Brain buttons (tombol otak)


Kegiatan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen

melalui arteri karotis ke otak. Tombol ini membantu membentuk

kembali pesan-pesan yang terarah dari bagian tubuh ke otak dan

penglihatan, jadi meningkatkan hubungan silang antara otak untuk

membaca, menulis, berbicara dan mengikuti petunjuk. Sambil

menyentuh pusar, pijat keras sisi kiri dan kanan tulang tengah

(sternum) di bawah tulang dada.


19

9. The owl(burung hantu)

Gambar 2.9 Gerakan The owl (burung hantu)


Kegiatan ini menurunkan tegangan otot bahu & leher. Pada

saat otot leher rileks kemampuan mendengar, berpikir dan

berbicara meningkat. Cengkeram otot bahu, gerakkan kepala

menengok ke belakang, tarik napas dalam dan tarik bahu ke

belakang, kemudian menengok kesisi yang lain. Tundukkan

kepala, napas dalam, biarkan otot relaks. Ulangi dengan

mencengkeram bahu yang lain.

10. Cross crawl(gerak diagonal)

Gambar 2.10 Gerakan Cross crawl


Meningkatkan komunikasi dan intergrasi di antara kedua

hemisfer serebri dengan terbentuknya percabangan dan mielinisasi

persarafan di corpus callosum sehingga komunikasi antara kedua


20

hemisfer bertambah cepat dan lebih terintegrasi. Gerakan ini

meningkatkan koordinasi penglihatan, pendengaran, kemampuan

kinestetik sehingga meningkatkan kemampuan mendengar,

membaca, menulis dan daya ingat. Koordinasikan gerakan supaya

kalau satu tangan bergerak, kaki yang berlawanan bergerak pada

saat yang sama. Gerakkan badan ke depan, ke samping, ke

belakang dan arahkan mata kesemua jurusan.

11. Tombol keseimbangan (Balance Button)

Gambar 2.11 Gerakan Tombol keseimbangan (Balance)


Sentuhkan dua jari ke belakang telinga dan taruh tangan

sarunya di pusar kemudian bernafas, satu manit kemudian sentuh

belakang teling lain. Gerakan ini merangsang sistem keseimbangan

tubuh di telinga bagian dalam, dapat memperbaiki keseimbangan,

merileksasikan mata, dan beberapa bagian tubuh, serta

meningkatkan perhatian untuk berpikir, melakukan kegiatan,

pengambilan keputusan, konsentrasi, dan pemecahan masalah.


21

d. Indikasi pemberian brain gym

Indikasi pemberian latihan brain gym diberikan pada anak

yang mengalami penurunan konsentrasi, anak yang mengalami

ketegangan dan anak yang mengalami kelelahan saat proses

pembelajaran berlangsung. Brain gym merupakan sejumlah

gerakan sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian-

bagian otak, dapat menarik keluar tingkat konsentrasi otak, dan

juga sebagai jalan keluar bagi bagian-bagian otak yang terhambat

agar dapat berfungsi maksima (widianti 2010).

Menurut Kusumoputro & Sidiarto (2015) senam otak atau

gerak latih otak dapat meningkatkan kemampuan kognitif

(kewaspadaan, pemusatan perhatian, daya ingat, dan fungsi

eksekutif.

Senam otak dibagi ke dalam 3 (tiga) fungsi yakni, dimensi

lateralis, dimensi pemfokusan, serta dimensi pemusatan. Masing-

masing dimensi memiliki tugas tertentu, sehingga gerakan senam

yang harus dilakukan bervariasi. Senam otak merupakan salah satu

contoh latihan yang mudah dilakukan oleh semua orang dari bayi

sampai lansia karena bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan

tidak membutuhkan energi yang banyak. (Dennison 2013)


22

2. Konsep Teknik Relaksasi

a. Pengertian Relaksasi

Welker, dkk (2013) mendefinisikan relaksasi sebagai

berikut :

“Relaxation training refers to avaricty of procedures and

techniques that are employed to reduce tension and anxiety by

training the patient to be able to voluntarily relax the muscles of

the body any time he or she wishes to”.

Relaksasi merujuk pada berbagai prosedur dan teknik yang

digunakan untuk mengurangi tekanan dan kecemasan dengan

melatih klien agar mampu secara sukarela merilekskan otot-otot

tubuh dalam beberapa saat yang Ia inginkan.

Beech, dkk. (Mochamad Nursalim, 2013), berpendapat

bahwa relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku.

Relaksasi dapat digunakan individu untuk menciptakan mekanisme

batin dalam diri individu dengan membentuk kepribadian yang

baik menghilangakan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat

ketidakberdayaan individu dalam mengendalikan ego yang

dimilikinya, mempermudah individu mengontrol diri dan

menyelamatkan jiwa, dan memberikan kesehatan bagi tubuh

individu.

Teknik relaksasi adalah suatu strategi dalam konseling yang

berupa gerakan-gerakan yang sistematis dan terstruktur mulai dari


23

gerakan tangan sampai kepada gerakan kaki untuk merelakskan

anggota badan dan mengembalikan kondisi dari keadaan tegang ke

keadaan relaks normal, dan terkrontrol. (Edi Sutarjo2014)

Berdasarkan definisi relaksasi di atas dapat disimpulkan

bahwa relaksasi adalah gerakan-gerakan tubuh yang sistematis

yang dilakukan secara sukarela guna merelakskan jiwa dan tubuh

individu serta menghilangkan berbagai bentuk pikiran kacau.

b. Manfaat relaksasi

Manfaat relaksasi adalah membuat individu lebih mampu

menurunkan ketegangan, mengurangi masalah yang berhubungan

dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala dan insomnia,

mengurangi kelelahan, aktivitas mental dan latihan fisik yang

tertunda membantu tidur nyenyak dan meningkatkan pemahaman

terhadap beberapa pengetahuan. (Elisabeth Christiana C 2014)

Relaksasi dapat mengurangi rasa cemas, khawatir dan

gelisah, mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa, mengurangi

tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur menjadi

nyenyak, memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap

penyakit, kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik,

meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau

keyakinan, meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan

dengan orang lain, bermanfaat untuk penderita neurosis ringan,

insomnia, perasaan lelah dan tidak enak badan, mengurangi


24

hiperaktif pada anak-anak, dapat mengontrol gagap, mengurangi

merokok, mengurangi phobia, dan mengurangi rasa sakit sewaktu

gangguan pada saat menstruasi serta dapat menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi ringan (Welker 2013).

Selain itu, Burn dikutip oleh Beech, 1982 (Mochamad

Nursalim, 2013), menyebutkan bahwa keuntungan yang diperoleh

dari latihan relaksasi, antara lain:

a. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari

reaksi yang berlebihan karena adanya stres.

b. Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti

hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati

dengan relaksasi

c. Mengurangi tingkat kecemasan

d. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan

stres, dan mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang

menimbulkan kecemasan.

e. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik.

f. Kelelahan, aktivitas mental, dan/ atau latihan fisik yang tertunda.

g. Kesadaran diri tentang fisiologis seseorang dapat meningkat

sebagai hasil relaksasi, sehingga memungkinkan individu untuk

menggunakan keterampilan relaksasi untuk timbulnya rangsangan

fisiologis.
25

h. Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit

tertentu dan operasi.

i. Konsekuensi fisioligis yang penting dari relaksasi adalah bahwa

tingkat harga diri dan keykinan diri individu meingkat sebagai

hasil kontrol yang mneingkat terhadap reaksi stres.

j. Meningkatkan hubungan interpersonal.

k. meningkatkan konsentrasi belajar.

c. Jenis – Jenis Teknik Relaksasi

Secara umum Miltenberger (2014), membagi latihan

relaksasi menjadi empat pendekatan yaitu progressive muscle

relaxation, diaphragmatic breathing, attention-focusing

exercises, dan behavioral relaxation traning.

a. Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif)

Pada relaksasi otot ini individu secara sistemastis

menegangkan dan merelakskan setiap kelompok otot utama

dalam tubuh. Dalam latihan relaksasi otot individu diminta

untuk menegangkan otot dengan ketegangan tertentu, dan

kemudian diminta melemaskannya. Sebelum dilemaskan,

individu diarahkan untuk dapat merasakan ketegangan tersebut,

sehingga individu dapat membedakan antara otot yang tegang

dengan yang lemas.


26

b. Diaphragmatic Breathing (Pernafasan Diafragma)

Relaksasi ini sering disebut juga dengan relaksasi

pernafasan dalam atau relaksasi pernafasan. Pada relaksasi ini

individu diarahkan untuk bernafas dalam-dalam dengan irama

yang lambat. Setiap pengambilan nafas, individu menggunakan

otot diafragma untuk menarik dalam-dalam oksigen ke paru-

paru. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan terjadinya kecemasan

atau ketegangan, yang sering ditandai dengan nafas yang cepat,

relaksasi pernafasan dapat menurunkan kecemasan dengan cara

mengganti pola pernafasan dengan pola-pola relaksasi.

c. Attention-Focusing Exercises ( Latihan Fokus & Perhatian)

Latihan fokus dan perhatian menghasilkan relaksasi dengan

mengarahkan perhatian pada stimulus yang netral atau

menyenangkan untuk menghilangkan perhatian individu dari

kecemasan. Contoh latihan yang termasuk dalam relaksasi ini

adalah meditasi, hipnosis, latihan visualisasi dll.

d. Behavioral Relaxation Training ( Laihan Relaksasi Tingkah

Laku)

Miltenberger (2014) mendefinisikan latihan relaksasi

tingkah laku yaitu, mengajarkan individu untuk merelakskan

setiap kelompok otot dalam tubuh dengan mengasumsikan

posisi tubuh yang santai. Relaksasi ini hampir serupa dengan

relaksasi otot. Relaksasi otot mengarahkan otot untuk tegang


27

kemudian direlakskan, dalam relaksasi tingkah laku tidak

diarahkan demikian, akan tetapi individu diarahkan untuk

duduk di kursi dengan seluruh tubuh rebah di atas kursi

kemudian diarahkan untuk menempatkan setiap bagian tubuh

pada posisi yang benar.

d. Prinsip Kerja Relaksasi Otot

Johana E. Prawitasari (2016) menjelaskan mengenai prinsip

kerja relaksasi otot yaitu, di dalam sistem saraf manusia terdapat

sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Fungsi sistem saraf

pusat adalah mengendalikan gerakan-gerakan yang dikehendaki,

misalnya gerakan tangan, kaki, leher, jari-jari dan sebagainya.

Sistem saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan

yang otomatis, misalnya fungsi digestif, proses kardiovaskuler

gairah seksual dan sebagainya.

Sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis dan

sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem

saraf simpatis bekerja meningkatkan rangsangan atau memacu

organ-organ tubuh, memacu meningingkatkan detak jantung dan

pernafasan, menurunan temperatur kulit dan daya tahan kulit, dan

juga akan meghambat proses digestif dan seksual.

Sistem saraf parasimpatis menstimulus turunnya semua

fungsi yang dinaikan oleh saraf simpatis, dan menstimululasi

naiknya semua fungsi yang diturunkan oleh sistem saraf simpatis.


28

Selama sistem-sistem berfungsi normal dalam keseimbangan,

bertambahnya aktivitas sistem yang satu akan menghambat atau

menekan efek sistem yang lain.

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri

yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatis dan

parasimpatis ini. Pada waktu individu mengalami ketegangan dan

kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatetis, sedangkan

pada waktu rileks yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatetis.

Berdasarkan uraian tersebut relaksasi dapat menekan rasa tegang

dan rasa cemas sebagai salah satu efek darikejenuhan dengan cara

resiprok, sehingga timbul counter conditioning dan penghilangan.

Setelah individu melakukan relaksasi maka reaksi-reaksi

fisiologis yang dirasakan individu tersebut akan berkurang,

sehingga ia akan merasa rileks. Apabila kondisi fisik sudah rileks

maka kondisi psikisnya akan tenang.

e. Langkah-langkah Relaksasi Otot

Relaksasi merupakan latihan tubuh yang sistematis, berikut adalah

langkah-langkah dari relaksasi (Cormier & Cormier, 2014; Soli

Abimanyu & Thayeb Manrihu, 2013) :

a. Rasional

Pada tahap rasionalisasi, peneliti mengemukakan tujuan

dan prosedur singkat pelaksanaan relaksasi, serta konfirmasi


29

tentang kesediaan/ kesungguhan siswa dalam menggunakan

strategi ini.

b. Instruksi tentang pakaian

Sebelum dilaksanakanya relaksasi, siswa diberi petunjuk

mengenai pakaian yang layak untuk digunakan dalam relaksasi.

Siswa hendaknya menggunakan baju yang enak seperti slack,

blus atau baju yang longgar, atau pakaian apa saja yang tidak

mengganggu selama relaksasi. Siswa yang memakai kontak

lens hendaknya melepasnya dan menggunakan kacamata biasa,

sebab jika siswa memakai kontak lens akan merasa tidak enak

jika memejamkan mata.

c. Menciptakan lingkungan yang nyaman

Lingkungan yang enak diperlukan agar latihan relaksasi

menjadi efektif. Lingkungan latihan hendaknya tenang dan

bebas dari suara yag menggangu seperti berderingnya telepon,

suara TV, radio maupun lalu lalang anak-anak.

d. Peneliti memberi contoh latihan relaksasi

Sebelum relaksasi dimulai peneliti hendaknya memberi

contoh secara singkat beberapa latihan otot yang akan dipakai

dalam relaksasi. Peneliti dapat memulainya dengan tangan kiri

atau tangan kanan: mengepalkan tangan, lalu

mengendurkannya dan membuka jari-jarinya; kepalkan dan

kendurkan lagi jari-jari tangan lainnya; bengkokkan kedua


30

pergelanagan dan kendurkan; angkat bahu dan kendurkan lagi.

Demonstrasi dapat dilanjutkan dengan latihan otot selanjutnya.

Demonstrasi yang dilakukan lebih cepat daripada relaksasi

yang akan dilakukan siswa. Demonstrasi dilakkan untuk

memberi contoh perbedaan antara tegangan dan relaksasi.

e. Instruksi-instruksi tentang relaksasi otot

Ketika memberikan instruksi latihan relaksasi, suara

peneliti berbentuk percakapan bukan dramatisasi. Peneliti

membacakan instruksi relaksasi kepada siswa, kemudian

menginstruksikan kepada siswa untuk meraih kenyamanan,

menutup mata, dan mendengarkan instruksi.

3. Konsep Konsentrasi Belajar

a. Pengertian konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar diambil dari kata “konsentrasi” dan

“belajar” yang merupakan memusatkan pikiran kepada suatu

masalah yang harus dipecahkan. (Sujiono 2009)

Menurut rori (dalam wiwin windarto 2012) konsetrasi

adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu, semua

kegiatan membutuhkan konsentrasi, dengan konsentrasi sesuatu

yang dikerjakan tersebut bisa menjadi lebih cepat dan diperoleh

hasil yang lebih baik. Konsentrasi sangat penting dan perlu dilatih.
31

Konsentrasi merupakan keadaan pikiran atau asosiasi

terkondisi yang diaktifkan oleh sensasi didalam tubuh, untuk

mengaktifkan sensasi dalam konsentrasi belajar adalah suatau

aktivitas untuk membatasi ruang lingkup perhatian seseorang pada

suatu objek ataub suatu materi pelajaran (Sari D.P 2009).

Hamalik (2012) mendefinisikan belajar adalah modifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut

pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan

perumusan itu berarti pula belajar adalah suatu proses perubaha

tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Jadi konsentrasi belajar adalah kemampuasn untuk

memusatkan pikiran terhadap aktivitas belajar (Ahmady, Abu

2013).

b. Factor – factor yang mempengaruhi konsentrasi belajar

Gangguan konsentrasi dapat disebabkan oleh dua faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri berupa minat

belajar yang rendah atau kondisi kesehatan yang sedang buruk.

Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar yaitu keadaan

lingkungan seperti keadaan ruangan, peralatan pendukung

pembelajaran, dan suasana yang kondusif. Faktor psikologis Faktor


32

yang membuat anak tertekan sehingga anak menjadi tidak tenang

dan konsentrasi nya akan tidak tertuju pada satu focus

pekerjaannya. Contohnya suasana disekolah yang berbeda dengan

suasana rumah, anak kaget mempunyai teman yang lebih berani.

Hal ini membuat anak ketakutan dan kekhawatirannya membuat ia

sulit untuk berkonsentrasi sehingga dalam menguasai pelajaran pun

kurang. (Olivia, 2011).

Penyebab sulitnya konsentrasi belajar juga disebabkan oleh

lemahnya minat dan motivasi, timbulnya rasa gelisah, suasana

lingkungan bel Menurut Soedarso (2014), konsentrasi dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi

kelelahan fisik dan mental, bosan atau hal lain yang sedang

mengganggu fikiran. Sedangkan faktor eksternal meliputi suasana

lingkungan sekitar seperti suara musik yang keras, suara bising,

orang yang berlalu-lalang, kondisi ruang belajar yang sempit,

ramai, panas dan kurang pencahayaan yang dapat menimbulkan

ketidaknyamanan (Ratna dan Achmad, 2015).

c. Cara meningkatkan konsentrasi

Menurut Flanagan (dalam Setiyo Purwanto 2013), ada

beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar seperti:

memberikan kerangka waktu yang jelas, mencegah siswa agar

tidak terlalu cepat berganti dari tugas satu ke tugas lain,

mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas, memberikan


33

umpan balik dengan segera, merencanakan tugas yang lebih sedikit

daripada memberikan satu sesi yang banyak dan menetapkan

tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasina agar terus

bekerja (Deddy, 2014).

Otak yang bekerja terlalu keras akan menyebabkan

ketidakseimbangan antara otak kanan dan otak kiri, selain itu juga

menyebabkan kelelahan pada otak sehingga konsentrasi belajar

pada anak dapat menurun. Brain gym dilakukan dengan cara

menstimulasi gelombang otak melalui gerakan-gerakan ringan

dengan permainan melalui olah tangan dan kaki seperti gerakan

silang, saklar otak dan pasang telinga. Gerakan tersebut dapat

meningkatkan kemampuan belajar dan pemusatan perhatian atau

konsentrasi anak karena seluruh bagian otak digunakan dalam

proses belajar dan konsentrasi, sehingga brain gym dapat

berpengaruh untuk meningkatkan konsentrasi, atensi dan

kewaspadaan (Nuryana & Purwanto 2013).

Konsentrasi juga dapat ditingkankan melalui relaksasi

atensi untuk meningkatkan kepekaan indra visual. Relaksasi atensi

merupakan teknik pereduksian kecemasan, stres, dan tegangan oleh

individu sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan

konsentrasi (Mulyana, Izzati & Rahmasari, 2013).ajar yang berisik,

gangguan kesehatan jasmani, dan tidak memiliki cara

berkonsentrasi yang baik (Surya 2013).


34

Menurut walgito (2011) memori atau ingatan adalah

kemampuan psikis untuk memasukkan , menyimpan, dan

menimbulkan kembali hal-hal lampau. Istilah lain juga sering

digunakan untuk memasukkan, menyimpan dan untuk

menimbulkan kembali.

Menurut Skinner (2012) memberikan definisi belajar

“learning is a procces of progressive behavior adaptation”. Atau

dapat di katakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi

perilaku yang bersifat progresif . ini berarti bahwa dengan belajar

maka kita akan beradaptasi perilaku yang lebih baik dari

sebelumnya.

McGeoch dalam Walgito (2014) definisi belajar “learning

is a change in performance as a result of practice” dapat diartikan

bahwa dengan belajar kita akan dapat membawa perubahan dalam

performa dan perubahan itu akibat dari latihan. Dapat digambarkan

bahwa dari belajar akan membawa perubahan pada individu yang

latihan atau berusaha.

Hamalik (2015) belajar adalah proses modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar adalah proses

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat akan tetapi lebih luas yakni mengalami. Jadi

belajar itu merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

individu yang di pengaruhi oleh interaksi dengan lingkungan.


35

Konsentrasi belajar adalah bagaimana anak focus dalam

mengerjakan sesuatu dan selesai dalam waktu yang di tentukan.

Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan

pikiran, perhatian melalui proses perilaku dalam bentuk

penguasaan. Penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenal

sikap nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar dalam berbagai

aspek kehidupan.

d. Ciri-ciri anak yang dapat berkonsentrasi dalam belajar

Klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk

mengetahui ciri-ciri anak yang dapat berkonsentrasi belajar adalah

sebagai berikut :

1. Perilaku kognitif : perilaku yang menyangkut masalah

pengetahuan, informasi dan masalah kecakapan intelektual.

Pada perilaku kognitif ini anak yang memiliki konsentrasi

belajar dapat ditandai dengan :

(1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila

diperlukan,

(2) komprehensif dan penafsiran informasi

(3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh

(4) mampu mengandakan analisis dan sintesis pengetahuan

yang diperoleh.
36

2. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap. Pada

perilaku ini, anak yang meimiliki konsentrasi belajar dapat di

tandai dengan

(1) adanya penerimaan yaitu tingkat perhatian tertentu.

(2) respon yaitu keinginan untuk mereakasi bahan yang

diajarkan

(3) mengemukakan suatu pandangan atau putusan sebagai

intregasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.

3. Perilaku psikomotor pada perilaku ini anak yang memilki

konsentrasi belajar dapat ditandai dengan :

(1). Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai

dengan petunjuk guru

(2). Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka gerakan-

gerakan yang penuh arti.

4. Perilaku bahasa pada perilaku ini anak yang memiliki

konsentrasi belajar dapat di tandai dengan aktivitas berbahasa

yang terkoordinasi dengan baik dan benar.

e. Pentingnya daya tahan konsentrasi dalam proses belajar bagi

individu

Belajar didefiniskan sebagai perubahan yang realtif

menetap yang terjadi dalam segala macam maupun tingkah laku

seseorang hasil dari pengalaman (Wtiing dalam Syah 2013)


37

Belajar didefinisikan dua macam. Untuk definisi yang

pertama belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk definisi

yang kedua belajar untuk perubahan reaksi yang relative langgeng

hasil dari latihan yang di perkuat.(Rebeer dalam Syah 2013)

Proses memperoleh pengetahuan dapat terjadi karena

mengalami. Pada saat mengalami proses belajar tersebut anak akan

menggunakan panca inderanya. Sebagai contohnya dengan

membaca, membaca disebut juga proses memperoleh pengetahuan

karena dengan membaca ada keterkaitan total individu dengan

suatu informasi dalam memperoleh pengetahuan. Cronbach (dalam

buzan : 2011)

Dalam proses belajar membutuhkan konsentrasi belajar.

Karena tanpa konsentrasi belajar maka proses belajar tersebut tidak

akan berlangsung dan akan mendapatkan hasil belajar yang rendah

dan tidak optimal. Rendahnya kualitas dan prestasi belajar

induvidu sebagian besar di sebabkan karena kurangnya konsentrasi

belajar pada individu yang tidak focus pada satu objek atau seuatu

yang dipelajari tetapi individu tersebut focus ke segala hal yang

tidak ada hubungannya dengan objek tersebut. (surya 2013)

Mempertahankan konsentrasi belajar tidak kalah

pentingnya. Daya konsentrasi manusia juga dapat dipertahankan

hanya dalam waktu yang sangat terbatas dan pada akhirnya

konsentrasi tersebut menurun. Rata – rata individu dapat


38

mempertahannkan konsentrasinya hanya dalam waktu 45 menit

(Astusti : 2015).

f. Alat ukur konsentrasi

Latihan konsentrasi dalam bentuk grid test, latihan ini dapat

berfungsi sebagai alat ukur konsentrasi. Dalam melakukan tes ini

di perlukan yang memiliki 100 kotak yang memuat angka dari 10

sampai 99 secara acak.

Langkah – langkah melakukan tes ini adalah :

a. Tes ini memiliki 10x10 kotak yang setiap kotak berisi dua

digit angka mulai dari 00 hingga 99.

b. Dalam pelaksanaan test ini sampel duduk di tempat yang

sudah di sediakan dengan jarak masing-masing sampel 1

meter

c. Sampel mengisi biodata yang telah disediakan

d. Intruksi yang diberikan adalah menghubungkan angka-

angka secara berurutan dari angka 00 sampai 99. Sampel

hanya perlu menghubungkan setiap angka dari yang

terkecil hingga terbesar dengan garis , baik secara

horizontal maupun vertical pada kotak angka yang mereka

temukan dalam 1 menit.


39

Penilaian skor :

a. Level konsentrasi di kategorikan SANGAT KURANG

apabila berhasil menemukan <10 ke bawah (dalam waktu 1

menit)

b. Level konsentrasi di kategorikan KURANG apabila

berhasil menemukan urutan 10-20 (dalam waktu 1 menit)

c. Level konsentrasi di kategorikan SEDANG apabila berhasil

menemukan urutan 20-30 (dalam waktu 1 menit)

d. Level konsentrasi di kategorikan BAIK apabila siswa

berhasil menemukan urutan 30-40 (dalam waktu 1 menit)

e. Level konsentrasi di kategorikan SANGAT BAIK apabila

siswa berhasil menemukan urutan 50 Keatas (dalam waktu

1 menit)

e. Konsep Anak SD

a. Pengertian Anak SD

Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 –

12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual.

Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan

bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin

beragam. Minat anak pada periode ini terutama terfokus pada

segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya adalah


40

anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan

berguna pada proses perkembangannya kelak (Jatmika, 2013).

b. Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau

periode keserasian bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak

dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Periode sekolah

dasar terdiri dari periode kelas rendah dan periode kelas tinggi.

Karakteristik siswa kelas rendah sekolah dasar adalah sebagai

berikut:

(1) adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan

kesehatanpertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

(2) adanya kecenderungan memuji diri sendiri.

(3) suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.

(4) ada masa ini (terutama pada umur 6 – 8 tahun) anak

menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat

apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

(5) tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang ada di

dalam dunianya,

(6) apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu

dianggap tidak penting (Jatmika, 2013).


41

c. Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi

Karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar adalah

sebagai berikut:

(1) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang

konkret.

(2) Realistik, mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar.

(3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau

mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor

ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.

(4) Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang

dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi

keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya

anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha

menyelesaikannya sendiri.

(5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai

ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah,

(6) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan

ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang

tradisional; mereka membuat peraturan sendiri (Jatmika, 2013).


42

d. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Menurut Supariasa (2013), karakteristik anak usia sekolah

umur 6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari :

1) Fisik/Jasmani

a) Pertumbuhan lambat dan teratur.

b) Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat dibanding

laki-laki dengan usia yang sama.

c) Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini.

d) Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus.

e) Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap

kecelakaan.

f) Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan besar

senang makan dan aktif.

g) Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa ini.

2) Emosi

a) Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab

terhadap tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika ada

kemalangan di dalam keluarga.

b) Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis.

3) Sosial

a) Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam

permainan yang bersaing, mulai menunjukkan sikap

kepemimpinan, mulai menunjukkan penampilan diri, jujur,


43

sering punya kelompok teman-teman tertentu.

b) Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita

bermain sendiri-sendiri.

4) Intelektual

a) Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besar

dalam belajar dan keterampilan, ingin coba-coba, selalu ingin

tahu sesuatu.

b) Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat.

Tabel 2.1 Tahapan perkembangan kognitif menurut piaget (Desmita, 2012)

Tahap Usia /Tahun Gambaran

Sensorimotor 0-2 Bayi bergerak dari tindakan refleks


instinkif pada saat lahir sampai permulaan
pemikiran simbolis. Bayi membangun
suatu pemahaman tentang dunia melalui
pengkoordinasian pengalaman-pengalaman
sensor dengan tindakan fisik
Preopresional 2-7 Anak mulai merepresentasikan dunia
dengan kata-kata dan gambar-gambar.
Kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukan adanya peningkatan pemikiran
simbolis dan melampaui hubungan
informasi sensor dan tindak fisik.
Concrete 7-11 Pada saat ini anak dapat berfikirsecaralogis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit
operational dan mengklarifikasikan benda-benda ke
dalam bentuk-bentuk yang berbeda.

Formal 11-15 Anakberfikir dengan cara yang lebih


abstrak dan logis. Pemikiran lebih
operationl idealistik.
44

B. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar

variable yang diteliti mauoun variable yang tidak diteliti (Nursalam 2008).

Kerangka konsep dalam penlitian ini adalah sebagai berikut :

Brain Gym Faktor-faktor :


1. Rasional  Faktor internal
2. Instruksi tentang pakaian kelelahan fisik dan mental,
3. Menciptakan lingkungan bosan dan lapar.
yang nyaman hal lain yang sedang
4. Peneliti memberi contoh
mengganggu fikiran
brain gym
5. Instruksi-instruksi tentang  Faktor eksternal
Siswa Usia 11-
brain gym Suasana lingkungan sekitar
12 tahun
seperti suara musik yang keras,
suara bising,
Terapi relaksasi otot kondisi ruang belajar yang
1. Rasional sempit,
2. Instruksi tentang pakaian ramai,
3. Menciptakan lingkungan panas dan kurang pencahayaan
. yang nyaman
4. Peneliti memberi contoh
latihan relaksasi
5. Instruksi-instruksi tentang
Konsentrasi siswa
relaksasi otot

Keterangan :

: diteliti

: tidak di teliti

Gambar 2.1 kerangka konseptual Perbandingan Brain Gym (Senam Otak) dan
Teknik Relaksasi Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun di SD
Negeri 1 Tosaren Kota Kediri
45

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah/pernyataan

peneliti (Nursalam, 2010). Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori. Hepotesis dirumuskan atas dasar piker yang

merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah ada EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik

Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 Tahundi SD

Negeri 1 Tosaren Kota Kediri


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi

Experimental Design. Quasi experimental design adalah eksperimen yang

memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak

menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka

menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell,2015).

A. Desaian penelitian

Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian merupakan cara

ilmiah yang dilakukan untuk mendapat data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Metode utama penelitian ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif.. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan Quasi

experimental design dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control

Group Design. Bentuk Non Equivalent Control Group Design terdapat dua

kelompok penelitian yakni kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

yang dipilih secara acak. Kemudian diberi pretest untuk mengetahui

keadaan awal kelompok. Kelompok eksperimen menggunakan treatmen

Brain Gym dan kelompok Kontrol menggunakan Terapi Relakasasi Otot

dan di akhiri dengan posttest untuk masing- masing kelompok.

46
46

E O1 X1 O2

Gambar 3.1 Non Equivalent Control Group Design (Sugiyono 2013)

Keterangan :

E : Kelompok Eksperimen

O1 : Kondisi siswa pada kelompok eksperimen sebelum diberi perlakuanbrain

gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot (pretest)

O2 : Kondisi siswa pada kelompok eksperimensesudah diberi perlakuan brain

gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot (posttest)

X1 : Pemberian perlakuan Brain Gym(senam otak) dan teknik relaksasi otot


47

B.Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan hubungan antara konsep yang ingin

diteliti, dianut melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo,

2015).

Populasi
Semua siswa Usia 11-12 tahun SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri
sebanyak 49 Responden

Teknik Sampling :
Random Sampling

Sampel
Sebagian 11-12 tahun SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri sebanyak 44
Responden

Variable independent Variable independent


Brain Gym Teknik Relaksasi Otot

Variabel Dependent
Konsentrasi belajar siswa

Pengolahan data
Editing, coding, scoring, tabulating

Analisa data :
wilcoxon

Penyajian hasil

Kesimpulan

Gambar 3.2.Kerangka Kerja EfektivitasBrain Gym (Senam Otak)


dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
Usia 11-12 Tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri
48

C.Populasi, Sampel, dan Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil unit

hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian, atau populasi merupakan

objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-

syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Notoatmojdo,

2015).Populasi dalam penelitian ini adalah Semua siswa usia 11- 12

tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri sebanyak 44 Responden

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2013).Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah semua siswa usia 11-12 tahun SD Negeri 1 Tosaren Kota

Kediri

2. Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara

yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel

yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Suhita,

2017). Teknik sampling yang digunakan yaitu random sampling dengan

ketentuan teknik pengambilan sampel sama dengan populasi (Sugiyono

2013). Jadi jumlah sample yang digunakan adalah 44 sampel.


49

N
n=
1 + N(a)2

Keterangan : n = sampel
N = jumlah populasi
1 + N(a)2 =
1 + Populasi (0,05)2

n= 49
1 + 49(0,05)2

49
n=
1 + 49(0.0025)

= 49/1.12 = 43,75 dibulatkan menjadi 44 responden

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 44 responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota–anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang di miliki oleh

kelompok lain (Nursalam, 2014).

Dalam penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah :

1. Variabel Indenpenden (variabel bebas)

Variabel indenpenden adalah variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2014).Variabel


50

indenpenden dalam penelitian ini adalah Brain Gym (senam otak) dan

Teknik Relaksasi Otot

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2014).Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah konsentrasi belajar siswa

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang jelas ( Hidayat, 2013).


51

Tabel 3.1 Definisi Operasional PerbandinganBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa

Usia 11-12 tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

No Variabel Definisi operasional Indikator Alat Skal score


ukur a
data
1 Variabel Serangkaian latihan Gerakan-gerakan S - -
independent: berbasis gerakan tubuh Senam Otak (Brain O
a. senam otak sederhana. Gym) : P
(brain gym). 1. Calf pump
(pompa betis)
2. Cross crawl
3.Tombol
keseimbangan
4. Arm actination
(mengaktifkan
tangan)
5.Thethinking cap
(pijit kuping)
6.Earth buttons
(tombol bumi)
7. Brain buttons
(tombol otak)
8. The owl (burung
hantu)
(Setyo
Handryastuti, 2012) S - -
b.Teknik
52

O
Relaksasi otot Terapi dengan cara 1. Rasional P
peregangan otot 2. Intruksi tentang
kemudian dilakukan pakaian
relaksasi otot 3. Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
4. Pemberian
contoh teknik
relaksasi
5. Intruksi-intruksi
tentang teknik
relaksasi
(fitri ningsih 2006)
2. Dependen Pemusatan pemikiran, 1.Perilaku kognitif G O Scoring :
Konsentrasi perhatian melalui proses 2.Perilaku afektif R R Benar = 1
Belajar perubahan tingkah laku 3.Perilaku I D Salah = 0
dalam bentuk Psikomotorik D I Dengan kriteria :
penguasaan. 4.Perilaku Bahasa T N 1. Konsentrasi sangat kurang (<10)
(astuti 2015) E A 2. Konsentrasi kurang (10-20)
S L 3. Konsentrasi sedang (20-30)
T 4. Konsentrasi baik (30-40)
5. Konsentrasi sangat baik (>50)
(akbar 2015)
53

E. Rencana Pengumpulan Dan Pengolahan Data

1. Bahan dan Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat

penelitian ini menggunakan suatu metode. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu lembar Grid Test. Grid Test adalah alat untuk

mengukur konsentrasi siswa.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada

3. Prosedur Rencana Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mendapat rekomendasi dari IIK Surya Mitra Husada Kediri

b. Meminta izin kepada SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

c. Mendapat surat balasan menyetujui melakukan pengambilan data dari

pimpinan SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

d. Memilih calon responden dengan metode random sampling.

e. Memberikan informed consent kepada responden dan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian

f. Lembar persetujuan menjadi responden


54

g. Memberikan Grid Test yang harus diisi oleh responden setelah bersedia

menjadi responden

h. Melakukan kegiatan Brain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi

Otot oleh responden setelah bersedia menjadi responden

i. Meminta tolong kepada rekan saat penelitian untuk melakukan

pendokumentasian penelitian

j. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengumpulan data.

4. Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data yang telah terkumpul dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah mengkaji dan meneliti kembali data yang akan

dipakai apakah sudah baik dan sudah dipersiapkan untuk proses

berikutnya. Kegiatan editingmeliputi :

1) Pemeriksaan atau kelengkapan pengisian Grid Test.

2) Kejelasan makna jawaban.

3) Konsistensi antar jawaban.

4) Relevansi jawaban.

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban responden dan

menurut macamnya dengan memberi kode pada masing-masingjawaban

untuk memudahkan dalam tabulasi dan analisis (Arikunto, 2011).

Pemberian kode dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut :


55

a) Usia anak

Umur 11 tahun : kode 1

Umur 12 tahun : kode 2

b) Jenis kelamin anak

Laki-laki : kode 1

Perempuan : kode 2

c) Criteria konsentrasi belajar

Sangat kurang: kode 1

Kurang : kode 2

Sedang : kode 3

Baik : kode 4

Sangat baik : kode 5

c. Scoring

Scoring adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu

diberi skor (Arikunto, 2011). Penentuan jumlah skor, pemberian

skornya adalah sebagai berikut :

Skoring untuk konsentrasi:

1. Konsentrasi sangat kurang (<10)

2. Konsentrasi kurang (10-20)

3. Konsentrasi sedang (20-30)

4. Konsentrasi baik (30-40)

5. Konsentrasi sangat baik (>50)


56

F. Analisa Data

Analisis data sangat diperlukan untuk menyusun dan

menginterpretasikan data yang sudah diperoleh (Prasetyo dan Jannah,

2014).Penelitian ini menggunakan analisa secara kuantitatif dan untuk

mengetahui diuji dengan wilcoxon menggunakan Statistic Product and

Solution Service (SPSS).

G. Etika Penelitian

Etika penulisan ini adalah pedoman bagi seorang peneliti untuk

melakukan suatu tindakan dalam upayanya mennetukan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan (Siregar, 2014).Peneliti sebelumnya

melakukan permohonan ijin kepada SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri.

Kemudian peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian dengan

menekankan pada masalah etika menurut Hidayat (2013) meliputi :

1. Informed Consent

Informed Consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan, informed

Consent ini diberikan sebelum melakukan penelitian.Peneliti harus

menerangkan maksud, tujuan dan dampak dari penelitian ini kepada

responden sehingga responden mengerti.Apabila responden bersedia

maka responden harus menandatangani lembar persetujuan (Hidayat,

2013).
57

2. Anonimity

Anonimity merupakan jaminan dalam penggunaan subjek

dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur. Namun hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2013).

3. Confidentialy
Kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya sangat dijaga oleh peneliti.Hanya pada kelompok
data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2013).
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang “Efektivitas Brain

Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar

Siswa Usia 11-12 tahun di SDN 1 Tosaren Kota Kediri” yang dilaksanakan pada

bulan Maret 2020 sampel sebanyak 44 responden.

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

SDN 1 Tosaren terletak di kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren,

Kota Kediri dengan status sekolah Negeri di bawah naungan Dinas

Pendidikan. Jumlah guru pada sekolah ini adalah 10 guru dengan jumlah

seluruh siswa usia 11-12 tahun adalah 49 siswa yang terdiri dari siswa 11

tahun berjumlah 27 siswa dan siswa 12 tahun berjumlah 20 siswa. SDN 1

Tosaren memiliki fasilitas sekolah antara lain ruang guru, ruang kelas,

koperasi, taman bermain, lapangan dan alat permainan yang memadai. SDN 1

Tosaren memiliki beberapa peraturan atau tata tertib yang harus dipatuhi oleh

siswa, guru, maupun karyawan. Setiap pelanggaran terhadap tata tertib akan

dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Batas – batas wilayah SDN 1 Tosaren Kota Kediri terdiri dari batas

utara adalah Kelurahan Kepatihan, batas wilayah selatan adalah Kelurahan

Ngronggo, batas wilayah timur adalah Kelurahan Kilisuci dan batas wilayah

barat adalah Kelurahan Kaliombo.


59

B. Karakteristik Responden
a. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia

45%

11 tahun
55%
12 tahun

Diagram 4.1. Distribusi Responden Siswa Berdasarkan Usia di SDN 1


Tosaren Kota Kediri pada Bulan Maret 2020

Berdasarkan diagram 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berusia > 11 tahun sebanyak 24 responden (55 %) dari total

semua responden.

b. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin

43%

Laki - laki
57% Perempuan

Diagram 4.2. Distribusi Responden Anak Berdasarkan Jenis Kelamin


Anak di SDN 1 Tosaren Kota Kediri

Berdasarkan diagram 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar dari

responden dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 26 responden (57 %)

dari total semua responden.


60

C. Data Khusus

Pada data khusus ini menyajikan hasil penelitian sesuai tujuan penelitian

yaitu mengetahui efektivitas brain gym (senam otak) dan teknik relaksasi

otot terhadap konsentrasi belajar siswa usia 11-12 tahun SDN 1 Tosaren

Kota Kediri pada bulan Maret 2020, akan diuraikan sebagai berikut :

1. Konsentrasi siswa sebelum melakukan brain gym (senam otak) dan

teknik relaksasi otot di SDN 1 Tosaren Kota Kediri.

No Kriteria Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat kurang 8 18
2 Kurang 20 45
3 Sedang 14 32
4 Baik 2 5
5 Sangat baik 0 0
total 44 100

Tabel 4.1 Konsentrasi siswa sebelum melakukan brain gym (senam otak)
dan teknik relaksasi otot di SDN 1 Tosaren Kota Kediri

Berdasarkan tabel 4.1 tingkat konsentrasi siswa sebelum melakukan brain

gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot pada sebagian besar responden

sebanyak 20 (45,0%) masuk dalam kategori kurang.

2. Konsentrasi siswa sesudah melakukan brain gym (senam otak) dan

teknik relaksasi otot di SDN 1 Tosaren Kota Kediri.

No Kriteria Frekuensi Persentase (%)


1 Sangat kurang 0 0
2 Kurang 0 0
3 Sedang 14 26
4 Baik 11 20
5 Sangat baik 29 54
total 44 100
Tabel 4.2 Konsentrasi siswa sesudah melakukan brain gym (senam otak) dan
teknik relaksasi otot di SDN 1 Tosaren Kota Kediri
61

Berdasarkan tabel 4.2 tingkat konsentrasi siswa sesudah melakukan brain

gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot pada sebagian besar responden

sebanyak 29 (54,0%) masuk dalam kategori sangat baik.

D. Tabulasi Silang Antar Variabel

1. Tabulasi silang Pre Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di

SDN 1 Tosaren Kota Kediri

a. Tabulasi silang Pre Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di

SDN 1 Tosaren Kota Kediri pada Maret 2020

Tabel 4.3. Tabulasi silang Pre Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN 1 Tosaren Kota
Kediri pada Maret 2020

Konsentrasi
Sangat Sangat Total
Usia Kurang Sedang Baik
kurang baik
N % N % N % N % N %
13,6 0 0%
11 6 11 25,0% 7 15,9% 0 0% 24 (54,5%)
%
12 2 4,5% 9 20,5% 7 15,9% 2 4,5% 0 0% 20 (45,5%)
18,2
Total 8 20 45,5% 14 31,8% 2 4,5% 0 0% 44 (100%)
%

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden berusia 11

tahun dengan konsentrasi kurang yaitu sebanyak 11 responden

(25,0%) .

2. Tabulasi silang Pre Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi

Belajar di SDN 1 Tosaren Kota Kediri

a. Tabulasi silang Pre Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi

Belajar di SDN 1 Tosaren Kota Kediripada Maret 2020


62

Tabel 4.4. Tabulasi silang Pre Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN
1 Tosaren Kota Kediri pada Maret 2020
Konsentrasi Total
Jenis Sangat kurang sedang baik Sangat
Kelamin kurang baik
N % N % N % N % N %
Laki-laki 3 6,8% 13 29,5% 9 20,5% 1 2,3 0 0% 26 (59,1%)
%
perempuan 5 11,4% 7 15,9% 5 11,4% 1 2,3 0 0% 18 (40,9%)
%
Total 8 18,2% 20 45,5% 14 31,8% 2 4,5 0 0% 44 (100%)
%

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden berjenis

kelamin laki laki dengan konsentrasi kurang yaitu sebanyak 13

responden (29,5%)

3. Tabulasi silang Post Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di

SDN 1 Tosaren Kota Kediri.

a. Tabulasi silang Post Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di

SDN 1 Tosaren Kota Kediri pada Maret 2020

Tabel 4.5. Tabulasi silang Post Testusia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN 1 Tosaren
Kota Kediri pada Maret 2020
Konsentrasi Total

Usia Sangat kurang sedang baik Sangat


kurang baik
N % N % N % N % N %
11 0 0% 0 0% 2 4,5% 7 15,9% 15 34,1% 24 (54,5%)
12 0 0% 0 0% 2 4,5% 4 9,1% 14 31,8% 20 (45,5%)
Total 0 0% 0 0% 4 9,1% 11 25,0% 29 65,9% 44 (100%)

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden berusia 11

tahun dengan konsentrasi sangat baik yaitu sebanyak 15 responden

(34,1%) .
63

4. Tabulasi silang Post Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi

Belajar di SDN 1 Tosaren Kota Kediri

a. Tabulasi silang Post Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi

Belajar di SDN 1 Tosaren Kota Kediripada Maret 2020

Tabel 4.6. Tabulasi silang Pre Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN 1
Tosaren Kota Kediri pada Maret 2020
Jenis Konsentrasi Total
Kelamin
Sangat kurang sedang baik Sangat
kurang baik
N % N % N % N % N %
Laki-laki 0 0% 0 0% 3 6,8% 5 11,4% 18 40,9% 26 (59,1%)
perempuan 0 0% 0 0% 1 2,3% 6 13,6% 11 25,0% 18 (40,9%)
Total 0 0% 0 0% 4 9,1% 11 25,0% 29 65,9% 44 (100%)

Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar responden berjenis

kelamin laki laki dengan konsentrasi sangat baik yaitu sebanyak 18

responden (40,9%)

E. Hasil Uji Statistik

Uji Statistik dengan menggunakan wilcoxonantara EfektivitasBrain

Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar

Siswa Usia 11-12 Tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri dengan 44

responden.

Tabel4.5 Hasil uji statistic EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan


Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12
Tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

wilcoxon Asymp.Sign
Pre-post 0,000
64

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai sig. = 0,000. Karena nilai sig.

= 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh

antara Brain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap

Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 Tahundi SD Negeri 1 Tosaren Kota

Kediri.
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan dari hasil penelitian yang

berjudul “Efektivitas Brain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot

Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 Tahun di SD Negeri 1 Tosaren

Kota Kediri” yang dilaksanakan Maret 2020 dengan sampel sebanyak 44

responden.

A. Konsentrasi Siswa sebelum dilakukan Brain Gym (Senam Otak) Dan

Teknik Relaksasi Otot

Hasil penelitian tentang tingkat konsentrasi siswa di SDN 1 Tosaren Kota

Kediri usia 11-12 tahun sebelum melakukan brain gym (senam otak) dan

teknik relaksasi otot pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian dari

responden mengalami konsentrasi yang kurang sebanyak 20 reponden (45%).

Tabulasi silang Pre Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN 1

Tosaren Kota Kediri Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar responden berusia

11 tahun dengan konsentrasi kurang yaitu sebanyak 11 responden (25,0%).

Pada usia 11 tahun memiliki masalah dalam emosinya, anak menjadi tidak

tenang, labil, hiperaktif atau malahan sangat lesu.Di sekolah mereka sulit

berkonsentrasi. Hal tersebut dikemukan oleh dr. Andreas (2010) ketika

peneliti melakukan pengambilan data awal.Masa remaja awal (sekitar usia 11

atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa kanak-kanak menawarkan

peluang untuk tumbuh bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam

kompetensi kognitif dan sosial (Papalia dkk,2008).


66

Tabulasi silang Pre Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi Belajar

di SDN 1 Tosaren Kota Kediri. Berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar

responden berjenis kelamin laki laki dengan konsentrasi kurang yaitu

sebanyak 13 responden (29,5%). Menurut penelitian (Hening 2016) Kejadian

dalam kesulitan pemusatan perhatian atau konsentrasi lebih banyak terjadi

pada anak laki-laki daripada anak perempuan karena karakteristik anak

perempuan yang lebih mudah diatur, lebih teliti dan ingin menjadi yang lebih

baik dari orang lain.

Menurut peneliti kelelahan emosi bentuk kejenuhan yang membuat siswa

tidak mampu memusatkan perhatian saat pembelajaran berlangsung yang

mengakibatkan siswa susah dalam menyerap materi yang disampaikan oleh

guru. Kelelahan emosional ditandai dengan perasaan lelah yang dialami oleh

individu entah itu kelelahan emosional maupun fisik. Hal ini dapat memicu

berkurangnya energi yang dimiliki untuk menghadapi berbagai kegiatan dan

pekerjaan yang dimilikinya. (Rebeer dalam Syah 2013).

Menurut peneliti kelelahan fisik juga mempengaruhi seperti merasa tidak

enak badan, lapar dan menimbulkan rasa jenuh yang membuat siswa susah

untuk mengikuti kegiantan pembelajaran. Kelelahan fisik merupakan salah

satu aspek yang membentuk kejenuhan belajar sehingga konsentrasi

belajarpun jadi kurang. Pines dan Aronson menguraikan bahwa kelelahan

fisik adalah salah satu aspek kejenuhan yang terlihat (Slivar, 2010)

Menurut peneliti kelelahan kognitif juga mempengaruhi. Siswa yang

mengalami kelelahan kognitif akan mengalami penurunan konsentrasi siswa


67

saat pembelajaran yang membut siswa sulit untuk memahami dan menyerap

materi yang disampaikan guru. Kelelahan kognitif Demerouti dkk

menyatakan bahwa kelelahan kognitif ini siswa yang sedang mengalami

kejenuhan cenderung sedang mendapat beban yang terlalu berat pada otak.

Hal ini kemudian berdampak seperti yang diungkapkan kahlil yakni

ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam

membuat keputusan (Schaufeli & Bruunk, 2016).

Selain itu faktor eksternal juga mempengaruhi karena pada saat penelitian

dilakukan sekitar jam 9 pagi. Dan pada saat itu banyak siswa yang belum

sarapan dan di tambah udara yang panas. Selain itu lingkungan yang bising

karena tempat/lokasi di SD tersebut jadi 1 dengan TK. Jadi kondisi tersebut

sangat mempengaruhi konsentrasi , fikiran dan emosi. Maka dari data diatas

sebelum dilakukan Brain Gym (Senam Otak) dan teknik relaksasi otot

didominasi siswa dalam konsentrasi yang kurang.

B. Konsentrasi Siswa Sesudah dilakukan Brain Gym (Senam Otak) Dan

Teknik Relaksasi Otot

Hasil penelitian tentang tingkat konsentrasi belajar siswa di SDN 1

Tosaren Kota Kediri usia 11-12 tahun setalah melakukan Brain Gym (Senam

Otak) dan Teknik Relaksasi Otot pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian

dari responden mengalami peningkatan konsentrasi sangat baik sebanyak 29

responden(54%).

Tabulasi silang Post Test Usia Siswa dengan Konsentrasi Belajar di SDN

1 Tosaren Kota Kediri. Berdasarkan tabel 4.5, sebagian besar responden


68

berusia 11 tahun dengan konsentrasi sangat baik yaitu sebanyak 15 responden

(34,1%) .Pada usia 11 tahun anak sudah mampu melihat sebuah masalah dari

beberapa sudut pandang yang berbeda. Bentuk perkembangan kognitif lain

yang dialami anak di usia 11 tahun Sudah bisa memahami konsep abstrak,

Mampu berpikir ke depan, meski sering kali masih berpikir untuk jangka

pendek, dan Paham bahwa ada konsekuensi yang mungkin dialaminya di

masa depan atas perbuatannya saat ini (Annisa 2020).

Tabulasi silang Post Test Jenis Kelamin Siswa dengan Konsentrasi Belajar

di SDN 1 Tosaren Kota Kediri. Berdasarkan tabel 4.6, sebagian besar

responden berjenis kelamin laki laki dengan konsentrasi sangat baik yaitu

sebanyak 18 responden (40,9%). Anak laki-laki pada usia 11 tahun justru

cenderung lebih fokus dibanding sebelumnya. Bahkan, anak laki-laki bisa

lebih berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lebih panjang (Annisa 2020).

Hal ini menurut peneliti setelah dilakukan Brain Gym (Senam Otak) dan

teknik relaksasi otot terjadi peningkatan konsentrasi siswa, sehingga siswa

mampu menangani ketidak konsentrasian dengan cara meningkatkan

keterampilan diri sendiri, baik secara psikis maupun fisik dan mengalihkan

kejenuhan dengan kegiatan-kegiatan kecil yang bisa dilakukan.(Slivar, 2010).

Senam otak membuat siswa lebih siap dalam menerima pelajaran,

memperbaiki sistem konsentrasi, meningkatkan daya fokus dan daya ingat,

memperbaiki kemampuan berkomunikasi, dan mengendalikan emosi (Setiyo

Purwanto dkk, 2013).


69

Manfaat yang dapat diperoleh dari gerakan senam otak. (Dennison 2013)

Manfaat tersebut diantaranya Membantu peserta didik dalam mengikuti

proses belajar mengajar secara berkesinambungan secara aktif dan kreatif.

Memberikan stimulus terhadap aktivitas belajar peserta didik dengan

menggunakan seluruh kemampuan otak. Dapat mengoptimalkan kegiatan

belajar peserta didik. Menjadikan anak tidak mudah bosan dengan

aktivitasnya

Beech, dkk. (Mochamad Nursalim, 2013), berpendapat bahwa relaksasi

adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku. Relaksasi dapat digunakan

individu untuk menciptakan mekanisme batin dalam diri individu dengan

membentuk kepribadian yang baik menghilangakan berbagai bentuk pikiran

yang kacau akibat ketidakberdayaan individu dalam mengendalikan ego yang

dimilikinya, mempermudah individu mengontrol diri dan menyelamatkan

jiwa, dan memberikan kesehatan bagi tubuh individu.

keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi, antara lain:

Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang

berlebihan karena adanya stres. Mengurangi tingkat kecemasan. Mengurangi

kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres, dan mengontrol

anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan.

Kelelahan, aktivitas mental, dan/ atau latihan fisik yang tertunda. Kesadaran

diri tentang fisiologis seseorang dapat meningkat sebagai hasil relaksasi,

sehingga memungkinkan individu untuk menggunakan keterampilan relaksasi


70

untuk timbulnya rangsangan fisiologis. Meningkatkan konsentrasi belajar.

(Cherniss, 2010).

Brain Gym senam otak dan teknik relaksasi otot mampu menurunkan

kelelahan fisik. Menurut peneliti hasil yang didapatkan tersebut mengalami

penurunan sebelum dilakukan terapi dengan sesudah diberikan terapi senam

otak dan teknik relaksasi kelelahan fisik dapat direduksi dengan gerakan

senam otak yaitu gerakan burung hantu, dan beberapa gerakan teknik

relaksasi. Gerakan ini berguna untuk menurunkan ketegangan pada otot-otot

bahu dan leher, gerakan pompa betis, gerakan ini berfungsi untuk

menguatkan otot dan tulang di bagian belakang tubuh. Senam otak dan teknik

relaksasi otot pada dimensi fokus berfungsi untuk mengintegrasikan otak

bagian depan dan otak bagian belakang, yang berguna untuk meningkatkan

konsentrasi dan merelaksasikan otot-otot. Sehingga mereduksi kejenuhan

siswa pada aspek fisik dan aspek kognitif. (Dennison, 2012)

Senam otak dan teknik relaksasi otot mampu menurunkan kelelahan

kognitif. Menurut peneliti hasil yang didapatkan tersebut mengalami

penurunan sebelum dilakukan terapi dengan sesudah diberikan terapi senam

otak, kelelahan kognitif dapat direduksi dengan gerakan tombol

keseimbangan, yang dapat membantu otak berpikir cepat, mningkatkan

konsentrasi dalam mengambil keputusan dan membantu kemampuan otak

dalam memecahkan masalah. Gerakan pasang telinga dapat membantu

meningkatkan konsentrasi. Gerakan-gerakan senam otak dapat mengaktifkan

beberapa bagian otak yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu pada dimensi
71

lateralitas senam otak mengaktifkan dan menyeimbangkan otak kanan dan

otak kiri, di dalam otak kanan dan kiri terdapat lobus frontal dimana lobus

frontal merupakan bagian otak yang mengatur kognitif, emosi, dan fungsi

motivasi (Purves dkk, 2004).

C. Analisis Pengaruh Brain Gym (Senam Otak) Dan Teknik Relaksasi Otot

Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun di SDN 1 Tosaren

Kota Kediri

Berdasarkan tabel 4.2 terdapat peningkatan konsentrasi belajar siswa

setelah dilaksanakannya Senam Otak dan teknik relaksasi otot. Hasil

konsentrasi siswa sebelum diberikan Senam Otak, tingkat konsentrasi siswa

didapatkan sebagian besar dari responden mengalami konsentrasi

kurangsebanyak 20 reponden (45%).

Setelah diberikan Senam Otak tingkat konsentrasi siswa mengalami

peningkatan konsentrasi sangat baik sebanyak 29 responden (54%). Hasil uji

wilcoxon diperoleh hasil sebesar 0,00 (<0,05) yang berarti H1 diterima maka

ada pengaruh Brain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi otot terhadap

konsentrasi belajar siswa usia 11-12 tahun di SDN 1 Tosaren Kota Kediri.

Keberhasilan senam otak dan teknik relaksasi otot sebagai suatu cara

untuk menurunkan kejenuhan dan meningkatkan konsentrasi siswa karena

senam otak dan teknik relaksasi adalah serangkaian latihan berbasis gerakan

tubuh sederhana yang menyenangkan yang digunakan para siswa untuk

meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak.

Senam otak dan teknik relaksasi dapat menyegarkan fisik dan pikiran siswa
72

setelah menjalani proses pembelajaran yang mengakibatkan ketegangan pada

otak sehingga akan menimbulkan kejenuhan dan menurunnya konsentrasi

pada siswa (Dennison, 2012).

Manfaat senam otak dan teknik relaksasi otot efektif dalam penenganan

seseorang yang mengalami hambatan belajar. Senam otak dan tenik relaksasi

otot juga dapat menyegarkan tubuh dan memberikan dampak positif bagi fisik

karena senam otak dapat merenggangkan otot dan mengembalikan otot tubuh

seperti semula (Dennison, 2012)

Gerakan-gerakan senam otak dapat mengaktifkan beberapa bagian otak

yang terbagi menjadi tiga dimensi yaitu pada dimensi lateral senam otak

mengaktifkan dan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, di dalam otak

kanan dan kiri terdapat lobus frontal dimana lobus frontal merupakan bagian

otak yang mengatur kognitif, emosi, dan fungsi motivasi (Purves dkk, 2014).

Berdasarkan hal tersebut, maka terbukti bahwa Brain Gym (Senam Otak)

dan Teknik Relaksasi Otot dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa usia

11-12 tahun di SDN 1 Tosaren Kota Kediri.

Hal ini juga di buktikan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan

oleh Fadlia Dewi Prasanti (2015) dengan judul Pengaruh Brain Gym

Terhadap Konsentrasi belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Surakarta

menunjukkan bahwaBrain Gym berpengaruh terhadapkonsentrasi belajar.

Keberhasilan suatu proses belajar dipengaruhi olehkemampuan individu

untukmemusatkan perhatian terhadapobjek yang sedang dipelajarinya.Terkait


73

dengan hal tersebut makakonsentrasi merupakan aspek yangpenting bagi

siswa dalam mencapai keberhasilan belajar.

Penelitian dari Yulia Watiningsih (2018) dengan judul Penerapan Strategi

Relaksasi Otot untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas VII

SMPN Brawijaya Surabaya disimpulkan bahwa penerapan strategi relaksasi

otot dapat memberikan pengaruh yang positif dalam meningkatkan

konsentrasi belajar pada siswa kelas VII SMP Brawijaya 2 Surabaya. Dalam

hal ini dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada skor

konsentrasi belajar siswa antara sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan

berupa strategi relaksasi otot.

Dan penelitian yang bertentangan dari Tica Chyguitita (2018) yang

berjudul Pengaruh Brain Gym terhadap konsentrasi belajar fisika kelas XII

IPA SMAN 1 Tangerang dapat disimpulkan bahwa perlakuan atau penerapan

brain gym tidak berpengaruh secara positif terhadap konsentrasi belajar fisika

kelas XII IPA SMAN 1 Tangerang Hasil penelitian ini tidak terlepas dari

kendala-kendala yang dialami selama penelitian. Salah satu kendala yang dialami

adalah siswa mengaku bosan karena harus melakukan brain gym selama tiga

minggu berturut-turut sehingga hal inimenyebabkan siswa komplain pada saat

diminta untuk melakukan brain gym dan akibatnya pada saat penerapan brain

gym, ada beberapa siswa yang kurang serius dalam melakukan gerakan. Hal

ini ditunjukkan ketika melakukan brain gym siswa bercerita dengan teman di

samping, bermalas-malasan dan tidak melakukan gerakan sesuai dengan

petunjuk yang diberikan. Selain kendala yang dialami selama penelitian, hal
74

lain yang juga ikut mempengaruhi hasil dari penelitian ini adalah karena

peneliti tidak dapat mengontrol semua faktor-faktor yang mempengaruhi

konsentrasi belajar siswa.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN 1 Tosaren Kota

Kediri maka penelitian ini dapat disimpulkan :

1. Tingkat konsentrasi belajar siswa sebelum melakukan Brain Gym (senam

otak) dan teknik relaksasi otot di SDN 1 Tosaren Kota Kediri sebagian

besar kurang yaitu sebanyak 20 responden (45%).

2. Tingkat konsentrasi belajar siswa sesudah melakukan di SDN 1 Tosaren

Kota Kediri sebagian besar sangat baik yaitu sebanyak 29 responden

(54%).

3. Ada pengaruh Brain Gym (senam otak) dan teknik relaksasi otot terhadap

tingkat konsentrasi belajar siswa di SDN 1 Tosaren Kota Kediri dilihat

dari nilai sign 0,000 (<0,005) maka H0 ditolak dan H1 diterima.

D. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa saran yang

dapat berguna bagi beberapa pihak dalam meningkatkan konsentrasi pada

siswa. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi dalam

pembelajaran disekolah dengan menggunakan Brain Gym (Senam Otak)

dan Teknik Relaksasi Otot sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

konsentrasi belajar pada siswa.


88

2. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dan data masukan

untuk memberikan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

konsentrasi belajar pada siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Kembangkan penelitian senam otak dan teknik relaksasi otot pada siswa

yang mengalami penururan konsentrasi belajar, misalnya dengan

mengubah atau manambah variabel.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi , Abu. 2013. Psikologi umum. Jakarta : rineka citra.


Arikunto Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Astuti. 2015. Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Kecakapan Berhitung
Siswa Sekolah Dasar: Cakrawala Pendidikan.
Buzan T. 2011. (Eds). Gunakan Memory Anda. (Millenium Ed). Interaksara :
Batam Center.
Dennison, Paul E. 2013. Brain Gym and Me. Jakarta : Grasindo.

Dinas Pendidikan jawa timur 2016

Djono .2013. Pengantar PsikologiUmum. 1. Psikologi Umum. Yogyakarta:Andi.

Edi sutarjo. 2014. Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta: Mantra
Books.

Femi Olivia. 2011. Membantu Anak Punya Ingatan Super. Jakarta: PT Elex
Membantu Anak Punya Ingatan Super.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta

Johana E. Prawitasari. 2016. Laporan penelitian pengaruh relaksasi tarhadap


keluhan fisik: suatu studi eksperimental. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
UGM.

Miltenberger, R. G. 2014. Behavior Modification, Principles and Procedures, 3th


edition. Belmont, CA: Wadsworth/Thompson Learning.

Mochamad Nursalim. 2013. Strategi dan Intervensi Konseling. Jakarta: Indeks.

Muhammad, As’adi. 2010. Dahsyatnya Senam Otak. Yogyakarta : DIVA Press

Muhibbin Syah 2013. Psikologi Belajar. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Notoadmodjo, Soekidjo. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka.

Nursalam. 2014. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrument Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Prasanti fd.2015.Pengaruh Brain Gym terhadap konsentrasi belajar pada siswa


kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2014/105.

Roni, dkk. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.


88

Sari D.P. 2009. Efektivitas Pelatihan (Foccus Your Attention) Untuk


Meningkatkan Konsentrasi Pada Anak Dengan Sintom Sintom Gangguan
Pemusatan Perhatian Atau Hiperaktivitas (GPP/H). Skripsi Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Setyaningsih Dewi. 2012. “Penerapan Kombinasi musik Klasik dan Latihan


Relaksasi untuk Menurunkan Stres Siswa”, Skripsi tidak Diterbitkan.
Surabaya: PPB FIP Unesa

Slameto 2013 . belajar dan faktor faktor yang mempengruhinya. Jakarta : PT


Rineka Cipta

Soedarso. 2014. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Yogyakarta: Gunung


Mulia.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Afabeta.
Sujiono dkk 2009. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Sunarlin, Yayuk dan Raharjo Apriyatmoko. 2012. Pengaruh Senam Otak
Terhadap Kemampuan Kognitif Lanjut Usia : Jurnal Gizidan
KesehatanVol. 1, No.2.

Surya, hendra. 2013. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Walgito. Bimo. 2011. Pengantar Psikologi Umum. 1. Psikologi Umum.


Yogyakarta:Andi.

Welker, C. Eugene. et. al. 2013. Clinical Prosedures for Behavior Therapy. New
Jersey: Prentice-Hall.

Widianti, Anggriyana Tri dan Atikah Proverawati. 2012.Senam Kesehatan :


Aplikasi Senam untuk Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Yanuarita, Andri. 2012. Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym).
Yogyakarta: TeranovaBooks,.

Zuni Eka K. & Elisabeth Christiana. 2014. Penerapan Kombinasi antara Teknik
Relaksasi dan Self-Intruction untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa
Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 22 Surabaya. Jurnal BK UNESA, 05(01), 1-
10.
89
Lampiran 1 90

Keterangan Lolos Etik


91
Lampiran 2

SuratIjinPenelitian

Lampiran 3

SuratBalasanIjinPenelitian
92
93

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sulistiya Dwi Rahayu


NIM : 1611B0268
Judul : Efektivitas Brain Gym (Senam Otak) Dan Terapi
Relaksasi Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VI SD
Negeri 1 Tosaren Kota Kediri
Pembimbing 1 : Nur Yeni H, S.Kep.,Ns.,M.Kep

No Tanggal Uraian Tanda Tangan

1 24 juni 2020 -Bab 4 : perlu di tambahkan tabulasi silang


pretest dan posttes
Untuk bacaan tabulasi silang yang perlu di
jelaskan yang terbanyak di kotak tengah.
-Bab 5 : perlu di tambahkan penjelasan
terkait hasil tabulasi silang yang terbanyak
dan bertentangan dengan teori
-Bab 6 : saran lebih operasional lagi

-bab 4 : sebelum tabulasi silang munculkan


2 6 juli 2020 data masing-masing variable.
-bab 5 : cari teori yang yang selain teori
definisi . tambahkan terkait hasil tabulasi
silang variable dan karakteristik responden
-bab 6 : tunjukkan hsil yang terbesar, tidak
perlu data jenis kelamin.

-Abstrak isinya IMRAD


3 7 juli 2020 (Introduction, Metode, Result, Analyse,
Discuse)

4 10 juli 2020 Acc siding skripsi


94

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sulistiya Dwi Rahayu


NIM : 1611B0268
Judul : Efektivitas Brain Gym (Senam Otak) dan Teknik
Relaksasi Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Kelas VI SD
Negeri 1 Tosaren Kota Kediri
Pembimbing 2 : Heri Saputro, S.Kep.,Ns.,M.Kep
No Tanggal Uraian Tanda Tangan

1 30 juni 2020 -pembahasan : tambahkan sumber setiap


membahas sebuah pernyataan lalu
bandingkan temuan sekarang dengan
penelitian sebelumnya.
- tabulasi silang bisa digunakan sebagai data
tambahan dalam pembahasan

2 7 juli 2020 - pembahasan di fokuskan masukan kemarin


- bandingkan hasil temuan penelitian
dengan penelitian sebelumnya.

3 9 juli 2020 ACC ujian Skripsi


95
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Siswa Usia 11-12 tahun
Di Tempat

Dengan hormat,

Sehubungan dengan pelaksanaan Penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir


Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan
Strada Indonesia, saya :
Nama :Sulistiya Dwi Rahayu
NIM :1611B0268
Judul Penelitian :EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi
Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun
di SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

Dengan melalui surat ini peneliti bermaksud mengajukan permohonan


kepada Siswa Usia 11-12 tahun agar berkenan meluangkan waktu menjadi
responden untuk kelancaran dalam pelaksanaan penelitian ini, saya sebagai
Peneliti menjamin kerahasiaan identitas Siswa Usia 11-12 tahun sebagai
responden.

Apabila Siswa Usia 11-12 tahun setuju terlibat menjadi inrorman dalam
penelitian ini diharapkan untuk mengisi lembar persetujuan (Informed Concent)
yang telah peneliti sediakan. Atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi inrorman peneliti
ucapkan terima kasih.

Kediri, ...............................

Hormat Saya,

Sulistiya Dwi Rahayu


96
Lampiran 5

INFORMED CONSENT

Judul Penelitian :EfektivitasBrain Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi


Otot Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahun
di SD Negeri 1 Tosaren Kota Kediri

Tujuan Penelitian :Peneliti ingin mengetahui EfektivitasBrain Gym (Senam

Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap Konsentrasi

Belajar Siswa Usia 11-12 tahun di SD Negeri 1 Tosaren

Kota Kediri.

Metode : Quasi experimental designdengan metode kuantitatif.

Teknik :Pre-Post Test

Prosedur :LembarGrid Test untuk menganalisis EfektivitasBrain


Gym (Senam Otak) dan Teknik Relaksasi Otot Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa Usia 11-12 tahundi SD Negeri 1
Tosaren Kota Kediri.

Pengujian : Analisa data dengan menggunakan “wilcoxon” dimana


pada proses perhitungan dibantu menggunakan Statistic
Product And Solution Servis (SPSS).

Manfaat Penelitian : Hasil penelitian ini diharapakan berguna sebagai


pengembangan dan penyempurnaan ilmu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan oleh pelajar serta khususnya penulis.
97
Lampiran 6

FORMULIR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan di bawah ini

Code Responden :_________________________

Umur :_________________________

Jenis Kelamin :_________________________

Alamat : _________________________

Saya setuju untuk mengambil bagian sebagai inrorman dalam penelitian ini, di

mana:

1. Saya sudah membaca lampiran tentang penjelasan formulir ini dan saya

memahami sepenuhnya setelah Peneliti menjelaskan kepada saya: tujuan,

metode, teknik, prosedur,pengujian dan manfaat Penelitian.

2. Saya memahami peran serta saya dalam penelitian ini adalah memberikan

informasi atas : pertanyaan maupun pernyataan yang diberikan.

3. Saya memahami bahwa setiap informasi rahasia yang saya berikan hanya

diketahui oleh Peneliti dan tidak akan mengungkapkan kepada pihak lain

manapun.

4. Saya memahami bahwa saya bebas untuk menarik diri dari ambil bagian

dalam penelitian ini setiap saat.

Dan setelah mendapat kesempatan untuk bertanya, maka dengan penuh

kesadaran akan menjadi inrorman penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan

(bersedia/tidak bersedia*) ikut dalam penelitian.


98

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari

pihak manapun.

Kediri,..........2019

Peneliti, Responden

Sulistiya Dwi Rahayu _________________

NIM : 1611B0268

Saksi

__________________

*) Coret bila tidak perlu


99
Lampiran 7

KISI – KISI

Nama responden :

Nomor Responden :

Petunjuk Pengisian :

1. Responden mengisi biodata yang telah disediakan

2. Responden mengurutkan angka dari nilai yang terkecil hingga nilai terbesar

dengan cara menghubungkan angka dengan garis baik horizontal maupun vertikal.

3. Waktu yang diberikan untuk mengisi adalah satu menit.

4. Penilaian diambil dari angka yang terhubung dengan benar.

Skoring untuk konsentrasi:

1. Konsentrasi sangat kurang (<10)

2. Konsentrasi kurang (10-20)

3. Konsentrasi sedang (20-30)

4. Konsentrasi baik (30-40)

5. Konsentrasi sangat baik (>50)


100
Lampiran 8

TEST GRID

Nama responden :

Nomor Responden :

Petunjuk Pengisian :

1. Responden mengisi biodata yang telah disediakan

2. Responden mengurutkan angka dari nilai yang terkecil hingga nilai terbesar

dengan cara menghubungkan angka dengan garis baik horizontal maupun vertikal.

3. Waktu yang diberikan untuk mengisi adalah satu menit.

4. Penilaian diambil dari angka yang terhubung dengan benar.

84 27 51 78 59 52 13 85 61 55

28 60 92 04 97 90 31 57 29 33

32 96 65 39 80 77 49 86 18 70

76 87 71 95 98 81 01 46 88 00

48 82 89 47 35 17 10 42 62 34

44 67 93 11 07 43 72 94 69 56

53 79 05 22 54 74 58 14 91 02

06 68 99 75 26 15 41 66 20 40

50 09 64 08 38 30 36 45 83 24

03 73 21 23 16 37 25 19 12 63

(Anjar pujiayu lestari 2017)


101

STANDAR
Lampiran 9 OPERASIONAL PROSEDUR SENAM OTAK(BRAIN GYM)
PROSEDUR SENAM OTAK(BRAIN GYM)

1. Pengertian Brain Gym Brain Gym atau senam


otak adalah serangkaian
latihan berbasis gerakan
tubuh sederhana. Gerakan
ini dibuat untuk
merangsang otak kiri dan
kanan (dimensi
Lateralitas), merelaksasi
belakang otak dan bagian
depan otak (dimensi
pemfokusan), merangsang
sistem yang terkait dengan
perasaan atau emosional
yaitu otak tengah dan otak
besar (dimensi pemusatan)
(Dennison, 2009).

2. Tujuan Brain Gym 1. Untuk mengoptimalkan


kinerja otak kanan dan
otak kiri sehingga menjadi
seimbang.
2. Merangsang kerja dan
fungsi otak secara optimal.

3. Manfaat Brain Gym 1. Memungkinkan belajar


dan bekerja tanpa jenuh.
2. Sangat efektif dalam
penanganan yang
mengalami kejenuhan
belajar dan hambatan
dalam belajar.
3. Meningkatkan
kemampuan koqnitif
(konsentrasi, kreativitas).
4. Orang menjadi lebih
bersemangat dan lebih
kreatif
5. Prestasi belajar dan
bekerja meningkat.
6. Menjaga keseimbangan
tubuh.
7. Meningkatkan daya
102

ingat

4. Persiapan Klien 1. Posisi rileks


Dan 2.Dilakukan sesuai tahapan
Persiapan alat 3.Tape recorder dan lagu
pelengkap

5. Cara kerja 1. Calf pump (pompa betis)

Waktu anda memajukan


badan
kedepan & buang napas,
pelan-pelan tekan telapak
kaki kebelakang lantai,
kemudian angkat keatas
sambil ambil napas dalam.
Ulangi 3x tiap kaki.
Fungsi:Meningkatkan
konsentrasi perhatian,
pemahaman yang
mendalam & kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu
sampai selesai.

2. Cross crawl (gerak


diagonal)

Koordinasikan gerakan
supaya kalau satu tangan
bergerak, kaki yang
berlawanan bergerak pada
saat yang sama. Gerakkan
badan ke depan, ke
samping, ke belakang dan
arahkan mata kesemua
jurusan.
Fungsi: Gerakan ini
meningkatkan koordinasi
103

penglihatan, pendengaran,
kemampuan kinestetik
sehingga meningkatkan
kemampuan mendengar,
membaca, menulis dan
daya ingat.

3. Belly breathing
(pernapasan perut)

Sentuhkan dua jari ke


belakang telinga dan taruh
tangan sarunya di pusar
kemudian bernafas, satu
manit kemudian sentuh
belakang teling lain.
Fungsi: Gerakan ini
merangsang sistem
keseimbangan tubuh di
telinga bagian dalam, dapat
memperbaiki
keseimbangan,
merileksasikan mata, dan
beberapa bagian tubuh,
serta meningkatkan
perhatian untuk berpikir,
melakukan kegiatan,
pengambilan keputusan,
konsentrasi, dan
pemecahan masalah.
104

4. Arm activation
(mengaktifkan tangan)

Gerakan ini meregangkan


otot bahu & dada atas.
Luruskan satu tangan
keatas, ke samping kuping.
Buang napas pe lan,
sementara otot-otot
diaktifkan dengan
mendorong tangan
melawan tangan satunya
keempat jurusan (depan,
belakang, ke dalam dan
keluar)
Fungsi : Merilekskan &
mengkoordinasi otot-otot
bahu dan lengan serta
membantu otak dalam
kemudahan menulis
dengan tangan, mengucap
dan menulis kreatif.

5. The thinking cap (pijat


kuping)

Kegiatan ini
membangkitkan
mekanisme pendengaran
dan memori. Pelan-pelan
buka daun kuping keluar, 3
x dari atas ke bawah.
Fungsi :meningkatkan
kemampuan mendengar,
memori jangka pendek dan
ketrampilan berpikir
abstrak.
105

6. Earth buttons (tombol


bumi)

Taruh 2 jari di bawah bibir


dan tangan yang satu di os.
pubis. Napaskan energi ke
atas, ke tengah-tengah
badan.
Fungsi :merangsang otak
& menyegarkan kembali
kelelahan mental yang
berat, mampu
meningkatkan ketrampilan
organisasional &
meningkatkan kemampuan
untuk terfokus pada objek
yang dekat.

7. Brain buttons (tombol


otak)

Kegiatan ini merangsang


aliran darah yang kaya
oksigen melalui arteri
karotis ke otak. Sambil
menyentuh pusar, pijat
keras sisi kiri dan kanan
tulang tengah (sternum) di
bawah tulang dada.
Fungsi : Membantu
106

membentuk kembali
pesan-pesan yang terarah
dari bagian tubuh ke otak
dan penglihatan, jadi
meningkatkan hubungan
silang antara otak untuk
membaca, menulis,
berbicara dan mengikuti
petunjuk.

8. The owl (burung hantu)

Cengkeram otot bahu,


gerakkan kepala menengok
ke belakang, tarik napas
dalam dan tarik bahu ke
belakang, kemudian
menengok kesisi yang lain.
Tundukkan kepala, napas
dalam, biarkan otot relaks.
Ulangi dengan
mencengkeram bahu yang
lain.
Fungsi : Menurunkan
tegangan otot bahu &
leher. Pada saat otot leher
rileks kemampuan
mendengar, berpikir dan
berbicara meningkat.
107
Lampiran 10

Standart Operasional Procedure


Teknik Relaksasi Otot

1. Pengertian Teknik Relaksasi Teknik relaksasi otot progresif adalah


Otot teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan,
atau sugesti (Herodes, 2010) dalam
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011).
Terapi relaksasi otot progresif yaitu
terapi dengan cara peregangan otot
kemudian dilakukan relaksasi otot
(Gemilang, 2013). Relaksasi progresif
adalah cara yang efektif untuk
relaksasi dan mengurangi kecemasan
(Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2014)

2. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Menurut Herodes (2010), Alim


(2009), dan Potter (2015) dalam
Setyoadi dan Kushariyadi (2011)
bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
1. Menurunkan ketegangan
otot, kecemasan, nyeri leher
dan punggung tekanan
darah tinggi, frekuensi
jantung, laju metabolik.
2. Mengurangi distritmia
jantung, kebutuhan oksigen.
3. Meningkatkan gelombang
alfa otak yang terjadi ketika
klien sadar dan tidak
memfokus perhatian seperti
relaks.
4. Meningkatkan rasa
kebugaran, konsentrasi.
5. Memperbaiki kemampuan
untuk mengatasi stres.
6. Mengatasi insomnia,
depresi, kelelahan,
iritabilitas, spasme otot,
fobia ringan, gagap ringan,
dan Membangun emosi
positif dari emosi negative
7. Meningkatkan Konsentrasi
108

3. Indikasi Terapi Relaksasi Otot Menurut Setyoadi dan


Kushariyadi (2011, hlm.108)
bahwa indikasi dari terapi
relaksasi otot yaitu:
a. Klien yang mengalami
insomnia.
b. Klien sering stres.
c. Klien yang mengalami
kecemasan.
d. Klien yang mengalami
depresi.
e. Klien yang mengalami
kesulitan konsentrasi

4. Persiapan alat dan lingkungan Siapkan ruang kelas, serta lingkungan


yang tenang dan sunyi.
1. Pahami tujuan, manfaat,
prosedur.
2. Posisikan tubuh secara
nyaman yaitu duduk
bersila dengan mata
tertutup.
3. Lepaskan asesoris yang
digunakan seperti
kacamata, jam, dan sepatu.
4. Longgarkan ikatan dasi,
ikat pinggang atau hal lain
sifatnya mengikat.
5. Prosedur teknik relaksasi otot 1). Gerakan 1 : Ditunjukan untuk
melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri
sambil membuat suatu
kepalan.
b) Buat kepalan semakin
kuat sambil merasakan
sensasi ketegangan
yang terjadi.
c) Pada saat kepalan
dilepaskan, rasakan
relaksasi selama 10
detik.
d) Gerakan pada tangan
kiri ini dilakukan dua
kali sehingga dapat
membedakan
perbedaan antara
109

ketegangan otot dan


keadaan relaksasi yang
dialami.
e) Lakukan gerakan yang
sama pada tangan
kanan.

2) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk


melatih otot tangan bagian
belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke
belakang pada
peregalangan tangan
sehingga otot di tangan
bagian belakang dan
lengan bawah
menegang.
b) Jari-jari menghadap ke
langit-langit.

3). Gerakan 3 : Ditunjukan untuk


melatih otot biseps (otot besar
padabagian atas pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan
sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua
kapalan ke pundak sehingga
otot biseps akan menjadi
tegang.
110

4). Gerakan 4 : Ditunjukan untuk


melatih otot bahu supaya
mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi-
tingginya seakan-akan hingga
menyentuh kedua telinga.
b). Fokuskan perhatian gerekan
pada kontrak ketegangan yang
terjadi di bahu punggung atas,
dan leher.

5). Gerakan 5 dan 6: ditunjukan


untuk melemaskan otot-otot wajah
(seperti dahi, mata, rahang dan
mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara
mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya
keriput.
b) Tutup keras-keras mata
sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan
gerakan mata.

6). Gerakan 7 : Ditujukan untuk


mengendurkan ketegangan yang
111

dialami oleh otot rahang. Katupkan


rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan di sekitar
otot rahang.

7). Gerakan 8 : Ditujukan untuk


mengendurkan otot-otot di sekitar
mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.

8). Gerakan 9 : Ditujukan untuk


merilekskan otot leher bagian
depan maupun belakang.
a) Gerakan diawali dengan otot
leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian
depan.
b) Letakkan kepala sehingga
dapat beristirahat.
c) Tekan kepala pada permukaan
bantalan kursi sedemikian
rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di
bagian belakang leher dan
punggung atas.
112

9). Gerakan 10 : Ditujukan untuk


melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke
muka.
b) Benamkan dagu ke dada,
sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher
bagian muka.

10). Gerakan 11 : Ditujukan untuk


melatih otot punggung
a) Angkat tubuh dari sandaran
kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi
tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh
kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi
lurus.

11). Gerakan 12 : Ditujukan untuk


melemaskan otot dada.
a) Tarik napas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan
udara sebanyak-banyaknya.
113

b) Ditahan selama beberapa saat,


sambil merasakan ketegangan
di bagian dada sampai turun
ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan
napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga
dapat dirasakan
perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks

12). Gerakan 13 : Ditujukan untuk


melatih otot perut
a) Tarik dengan kuat perut ke
dalam.
b) Tahan sampai menjadi
kencang dan keras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan
awal untuk perut.

13). Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk


melatih otot-otot kaki (seperti
paha dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki
sehingga otot paha terasa
tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci
lutut sedemikian rupa
sehingga ketegangan pindah
ke otot betis.
114

c) Tahan posisi tegang selama 10


detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-
masing dua kali

Lampiran 11

Input Data Hasil

no jenis nilai nilai


usia kategori kategori
responden kelamin pre post
1 1 2 2 kurang 5 sangat baik
2 2 1 3 sedang 5 sangat baik
3 2 1 3 sedang 4 baik
4 1 1 2 kurang 5 sangat baik
5 2 2 3 sedang 5 sangat baik
6 1 1 2 kurang 5 sangat baik
115

7 2 1 4 baik 5 sangat baik


8 2 1 3 sedang 4 baik
9 1 2 1 sangat kurang 4 baik
10 1 2 2 kurang 5 sangat baik
11 1 2 3 sedang 5 sangat baik
12 2 1 2 kurang 5 sangat baik
13 2 1 3 sedang 5 sangat baik
14 1 2 2 kurang 5 sangat baik
15 1 1 3 sedang 5 sangat baik
16 1 1 2 kurang 5 sangat baik
17 1 2 3 sedang 5 sangat baik
18 2 1 2 kurang 4 baik
19 2 1 1 sangat kurang 5 sangat baik
20 1 2 2 kurang 4 baik
21 2 1 3 sedang 5 sangat baik
22 1 2 1 sangat kurang 4 baik
23 1 2 1 sangat kurang 4 baik
24 1 1 2 kurang 4 baik
25 1 2 3 sedang 5 sangat baik
26 2 2 2 kurang 5 sangat baik
27 1 1 1 sangat kurang 3 sedang
28 1 1 1 sangat kurang 3 sedang
29 2 1 2 kurang 5 sangat baik
30 2 2 3 sedang 5 sangat baik
31 2 1 2 kurang 5 sangat baik
32 1 2 1 sangat kurang 5 sangat baik
33 2 1 2 kurang 5 sangat baik
34 1 1 3 sedang 5 sangat baik
35 2 2 2 kurang 5 sangat baik
36 1 2 2 kurang 4 baik
37 2 1 2 kurang 3 sedang
38 1 1 3 sedang 5 sangat baik
39 1 1 2 kurang 5 sangat baik
40 2 2 4 baik 4 baik
41 1 1 3 sedang 5 sangat baik
42 1 1 2 kurang 4 baik
43 2 2 1 sangat kurang 3 sedang
44 2 1 2 kurang 5 sangat baik
116

Lampiran 12

Tabulasi silang

jeniskelamin * konsentrasi Crosstabulation pretest

konsentrasi

sangat kurang kurang sedang baik Total

jeniskelam laki-laki Count 3 13 9 1 26


in
Expected 4.7 11.8 8.3 1.2 26.0
Count
117

% within
11.5% 50.0% 34.6% 3.8% 100.0%
jeniskelamin

% within
37.5% 65.0% 64.3% 50.0% 59.1%
konsentrasi

% of Total 6.8% 29.5% 20.5% 2.3% 59.1%

perempu Count 5 7 5 1 18
an
Expected
3.3 8.2 5.7 .8 18.0
Count

% within
27.8% 38.9% 27.8% 5.6% 100.0%
jeniskelamin

% within
62.5% 35.0% 35.7% 50.0% 40.9%
konsentrasi

% of Total 11.4% 15.9% 11.4% 2.3% 40.9%

Total Count 8 20 14 2 44

Expected
8.0 20.0 14.0 2.0 44.0
Count

% within
18.2% 45.5% 31.8% 4.5% 100.0%
jeniskelamin

% within
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
konsentrasi

% of Total 18.2% 45.5% 31.8% 4.5% 100.0%

usia * konsentrasi Crosstabulation pretest

konsentrasi

sangat kurang kurang sedang baik Total

usia 11 Count 6 11 7 0 24

Expected Count 4.4 10.9 7.6 1.1 24.0

% within usia 25.0% 45.8% 29.2% .0% 100.0%


118

% within konsentrasi 75.0% 55.0% 50.0% .0% 54.5%

% of Total 13.6% 25.0% 15.9% .0% 54.5%

12 Count 2 9 7 2 20

Expected Count 3.6 9.1 6.4 .9 20.0

% within usia 10.0% 45.0% 35.0% 10.0% 100.0%

% within konsentrasi 25.0% 45.0% 50.0% 100.0% 45.5%

% of Total 4.5% 20.5% 15.9% 4.5% 45.5%

Total Count 8 20 14 2 44

Expected Count 8.0 20.0 14.0 2.0 44.0

% within usia 18.2% 45.5% 31.8% 4.5% 100.0%

% within konsentrasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 18.2% 45.5% 31.8% 4.5% 100.0%

jeniskelamin * konsentrasi Crosstabulation postest

konsentrasi

sedang baik sangat baik Total

jeniskelamin laki-laki Count 3 5 18 26


119

Expected Count 2.4 6.5 17.1 26.0

% within jeniskelamin 11.5% 19.2% 69.2% 100.0%

% within konsentrasi 75.0% 45.5% 62.1% 59.1%

% of Total 6.8% 11.4% 40.9% 59.1%

perempuan Count 1 6 11 18

Expected Count 1.6 4.5 11.9 18.0

% within jeniskelamin 5.6% 33.3% 61.1% 100.0%

% within konsentrasi 25.0% 54.5% 37.9% 40.9%

% of Total 2.3% 13.6% 25.0% 40.9%

Total Count 4 11 29 44

Expected Count 4.0 11.0 29.0 44.0

% within jeniskelamin 9.1% 25.0% 65.9% 100.0%

% within konsentrasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 9.1% 25.0% 65.9% 100.0%

Usia * Konsentrasi Crosstabulation posttest

Konsentrasi

sedang baik sabgat baik Total

Usia 11 Count 2 7 15 24
120

Expected Count 2.2 6.0 15.8 24.0

% within Usia 8.3% 29.2% 62.5% 100.0%

% within Konsentrasi 50.0% 63.6% 51.7% 54.5%

% of Total 4.5% 15.9% 34.1% 54.5%

12 Count 2 4 14 20

Expected Count 1.8 5.0 13.2 20.0

% within Usia 10.0% 20.0% 70.0% 100.0%

% within Konsentrasi 50.0% 36.4% 48.3% 45.5%

% of Total 4.5% 9.1% 31.8% 45.5%

Total Count 4 11 29 44

Expected Count 4.0 11.0 29.0 44.0

% within Usia 9.1% 25.0% 65.9% 100.0%

% within Konsentrasi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 9.1% 25.0% 65.9% 100.0%

Lampiran 13

Uji wilcoxon
121

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

postes - pretes Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 43b 22.00 946.00

Ties 1c

Total 44

a. postes < pretes

b. postes > pretes

c. postes = pretes

Test Statisticsb

postes - pretes

Z -5.827a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


Lampiran14 122

dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai