Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEKS MOTORIK HALUS

BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA KELURAHAN PETAPAHAN


KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI
SERDANG TAHUN 2020

SKRIPSI

FITRIANI
NIM: 1611026

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI


INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi Penelitian Dengan Judul :

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEKS MOTORIK HALUS


BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA KELURAHAN PETAPAHAN
KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2020

Yang Dipersiapkan Oleh :

FITRIANI
NIM: 16.11.026

Proposal Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan


Peserta Seminar dan Penguji Proposal Penelitian pada Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Pembimbing,

Damayanti S,Tr.Keb.M.Keb
NIK. 02.15.24.02.1990
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEKS MOTORIK HALUS


BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA KELURAHAN PETAPAHAN
KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2020

Oleh :

FITRIANI
NIM: 16.11.026

Proposal Ini Telah Diseminarkan dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Melanjut ke Tahap Penelitian

Lubuk Pakam, Juli 2020

Tim Penguji :

1. Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm,M.Si.Apt


NIK : 06.15.12.08.1991

2. Pitriani, S.Kep,Ns.M.Kep
NIK : 01.12.05.06.1986

3. Damayanti, S.Tr.Keb,M.Keb
NIK : 02.15.24.02.1990

Disahkan Oleh Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi
Dekan,
INKES Medistra
Lubuk Pakam

Kuat
Sitepu,S.Kep,Ns.M.Kes Tati Murni Karo-karo,S.Kep,Ns.M.Kep
NIK.01.96.26.02.1972 NIK.01.02.28.02.1980
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEK MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
DESA KELURAHAN PETAPAHAN KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2020

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh
gelar kesarjanaan di suatau perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis di acuh dalam naskah ini
dan di sebut dalam daftar pustaka.

Lubuk Pakam, Juli 2020


Penulis

Fitriani
1611026

ABSTRAK

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEK MOTORIK HALUS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI
DESA KELURAHAN
PETAPAHAN KECAMATAN LUBUK PAKAM
KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2020

FITRIANI
HALAMAN PENGESAHAN
1611026

Masa bayi yaitu sejak kelahiran sampai 12 bulan. Periode penting dalam tumbung kembang anak adalah
masa balita. karena pada masa ini mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak seperti kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia yang merpakan landasan perkembangan
berikutnya. pada tahun 2003 depkes RI melakukan skrening perkembangan di 30 provinsi di indonesia dan di
laporkan 45,12% mengalami gangguan perkembangan. disbabkan oleh kurangnya pemberian stimulasi sehingga
diperlukan stimulasi untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel syaraf motoriknya. stimulasi
yang dapat membantu adalah dengan pijat bayi. pijat bayi memberikan banyak manfaat dan dampak positif seperti
meningkatkan daya tahan tubuh, memberikan efek nyata pada perkembangan psikologis dan tumbuh kembangnya.
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap reflek motorik halus pada
bayi usia 6-12 bulan di desa kelurahan petapahan tahun 2020.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan pendekatan
desain quasi eksperimen dengan rancangan one group pre and post test desain yaitu observasi dilakukan sebelum
dan setelah diberikan perlakuan pijat bayi. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 6-12 bulan yang
melakukan pijat bayi berjumlah 20 bayi. desain tehnik pengambilan sampel purposiv sempling.
Hasil penelitian didapatkan perkembangan reflek motorik halus sebelum dipijat sebamyak 8 bayi (40%) dari
20 bayi yang reflek motorik halusnya tidak normal. dan setelah di pijat terjadi peningkatan yaitu 17 bayi (85%)
reflek motorik halusnya normal. hasil penelitian ini menggunakan uji paired sample t-test diketahui asymp.sig. (2-
tailed) bernilai 0.001 <0,005
Maka dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada perbedaan antara reflek motorik halus bayi sebelum
dan setelah dilakukan pijat bayi. oleh karena itu diharapkan kepada ibu untuk melakukan pijat bayi pada anaknya.

Kata Kunci : Pijat Bayi, Reflek Motorik Halus, Bayi Usia 6-12 Bulan

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BABY MASSAGE AGAINST FINE MOTOR


REFLECT IN BABY 6-12 MONTHS IN PETAPAHAN VILLAGE
SUBDISTRICT IN PAKAM DISTRICT, DELI SERDANG
DISTRICT, 2020

FITRIANI
1611026

The baby is from birth to 12 months. important period in child development is the toddler age. because at
this time influence and determine the development of children such as language skills, creativity, social awareness,
emotional, and intelligence which is the basis of subsequent development. In 2003 the Indonesian Ministry of
Health screened developments in 30 provinces in Indonesia and reported that 45.12% experienced developmental
disorders. caused by the lack of stimulation so that stimulation is needed to maximize the growth and development
of the motor nerve cells. stimulation that can help is with baby massage. baby massage provides many benefits and
positive effects such as increasing endurance, giving a real effect on psychological development and growth and
development. the purpose of this study was to determine whether there is an effect of infant massage on fine motor
reflexes in infants aged 6-12 months in the village of petapahan in 2020.
The research design used in this study was an experiment using a quasi-experimental design approach with a
one group pre and post test design design that was observations made before and after the baby massage treatment
was given. the population in this study were all infants aged 6-12 months who did infant massage totaling 20
HALAMAN PENGESAHAN
infants. Purposive Sempling sampling technique design.
The results showed the development of fine motor reflexes before a massage of 8 infants (40%) of the 20
infants whose fine motor reflexes were abnormal. and after massage there was an increase in 17 infants (85%) of
normal fine motor reflexes. the results of this study used paired sample t-test known asymp.sig. (2-tailed) is worth
0.001 <0.005
Then from the results of this study concluded that there is a difference between the baby's fine motor
reflexes before and after an infant massage. therefore it is expected for mothers to do baby massage on their
children.

Keywords: Baby Massage, Fine Motor Reflexes, Infants Aged 6-12 Months

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapakan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih karunia yang telah
dilimpahkan-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal ini, yang diajukan guna
melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan di INSTITUT
KESEHATAN MEDISTRA Lubuk Pakam, dengan judul “ Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Refleks Motorik Halus
Pada Bayi Usia 6-12 Bulan.
“Dalam menyusun dan penulisan proposal ini penulis banyak menghadapi kesulitan tetapi berkat bimbingan
dan bantuan semua pihak yang terkait, akhirnya proposal ini dapat terselesaikan. Penulis menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam
2. Drs. Dvid Ginting, M.Pd, M.kes, selaku Rektor Institut Medistra Lubuk Pakam
3. Kuat Sitepu, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Dan Fisiotetapi Institut Medistra Lubuk
Pakam
4. Tati Murni Karokaro S.Kep, Ns,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
5. Dian Anggiyanti S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Seketaris Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan dan
Fisioterapi Institut Medistra Lubuk Pakam
6. Kardina Hayati S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wali Tingkat Prodi Ilmu Keperawatan ( Tingkat IV ) Fakultas
Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
7. Damayanti S.Tr,Keb, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Dalam Penulisan Proposal ini, yang telah banyak
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dengan kesabaran untuk semua kesalahan dalam perbaikan
selama menulis proposal ini
8. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Pengajar yang mengajar di Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang
memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan
9. Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada yang tercinta Ayahanda Rabumin
Sinaga dan Ibunda Dra. Anarianta Br.Ginting serta adikku Mariana Br Sinaga, Abdul Muis Sinaga dan kekasih
ku tersayang Chairil Bahar yang telah memberikan dukungan do’a kepada penulis selama menjalani pendidikan
sampai saat ini
10. Kepada seluruh teman program studi ilmu keperawatan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang tidak
dapat disebut satu persatu namanya, terimakasih atas kebersamaan kita selama ini.
HALAMAN PENGESAHAN

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dalam kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penilis
mengucapkan terimakasih dan salam sejahtera buat kita semua.

Lubuk Pakam, Juli 2020


Peneliti,

Fitriani
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... i
...................................................................................................................................
ABSTRAK............................................................................................................. ii
ABSTRACT.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
...................................................................................................................................
DAFTAR SKEMA............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
...................................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... x

...................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................... 1
..................................................................................................................
..................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 3
.................................................................................................................
1.3 Tujuan penelitian................................................................................... 4
..................................................................................................................
1.4 Manfaat penelitian................................................................................ 4

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Bayi.................................................................................... 6
....................................................................................................................................
2.1.1 Periode Bayi................................................................................ 6
....................................................................................................................................
2.1.2 Karakteristik Bayi....................................................................... 7
...................................................................................................................................
2.2 Pengertian Pertumbuhan....................................................................... 8
...................................................................................................................................
2.3 Pengertian Pijat Bayi............................................................................. 9
...................................................................................................................................
2.3.1 Tujuan Pijat................................................................................ 10
....................................................................................................................................
2.3.2 Manfaat Pijat Bayi...................................................................... 10
....................................................................................................................................
2.3.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi................ 11
2.3.4 Yang Tidak Boleh Dilakukan.................................................... 14
2.3.5 Waktu Yang Tepat..................................................................... 14
2.3.6 tehnik pijat bayi.......................................................................... 15
....................................................................................................................................

v
2.3.7 Keistimewaan Pijat Bayi........................................................... 32
2.4 Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi........................................... 35
....................................................................................................................................
2.4.1 Dimensi Motorik Halus Pada Bayi............................................ 40
....................................................................................................................................
2.4.2 Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Pada Bayi............... 42
2.5 Gerak Reflek....................................................................................... 42
....................................................................................................................................
2.6 Kerangka Teori.................................................................................... 44
2.7 Kerangka Konsep................................................................................ 45
....................................................................................................................................
2.8 Hipotesis Penelitian............................................................................ 45

Bab 3 METEDOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 46
....................................................................................................................................
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian.............................................................. 47
3.2.1 lokasi penelitian......................................................................... 47
....................................................................................................................................
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................ 47
....................................................................................................................................
3.3 Populasi Dan Sampel.......................................................................... 49
3.3.1 populasi...................................................................................... 49
3.3.2 sampel....................................................................................... 49
3.4 metode pengumpulan data.................................................................. 50
3.5 variabel dan definisi operasional......................................................... 51
....................................................................................................................................
3.6 pengelolahan data................................................................................ 53
...................................................................................................................................
3.7 analisa data......................................................................................... 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................. 55
4.1.1 Data Demografi dan Geografi.................................................... 55
4.2 karakteristik responden....................................................................... 55
4.3 Hasil Penelitian.................................................................................. 57
4.3.1 Analisis Univariat....................................................................... 57
4.3.2 analisis bivariat........................................................................... 58

BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi
Usia 6-12 Bulan.................................................................................. 59
5.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Perbedaan Perkembangan
Motorik Halus Bayi Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi.......... 60
5.3 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada
Bayi Usia 6-12 Bulan ............................................................................... 61

vi
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 63
6.2 Saran.................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 65
LAMPIRAN

DAFTAR SKEMA
Tabel
2.1 skema kerangka teori.................................................................................... 44
2.2 skema kerangka konsep................................................................................ 45

vii
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 variabel dan definisi operasional................................................................ 53
4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan karakteristik
Responden........................................................................................................... 56
4.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tindakan
Perbedaan perkembangan motoric halus sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pijat bayi...................................................................................... 57

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel
Lampiran 1 lembar permohonan menjadi responden.................................... 71
Lampiran 2 lembar persetujuan menjadi responden..................................... 72

ix
x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa bayi yaitu periode sejak kelahiran sampai

usia 12 bulan. Masa bayi ini terbagi menjadi dua

bagian, yaitu masa neonatal (sejak kelahiran sampai

28 hari) dan masa sesudah lahir ( usia 29 hari sampai

12 bulan) ( Dewi, 2015 ). Proses tumbuh kembang

anak memang dapat berlangsung alamiah. Akan

tetapi proses tersebut sangat tergantung pada orang

dewasa atau orang tua. Periode penting dalam

tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena

pada masa ini mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia

berjalan sangat cepat dan merupakan landasan

perkembangan berikutnya.

Pijat bayi disebut juga dengan stimulus touch

atau terapi sentuh. Dan tehnik pijat bayi pun sangat

mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana

saja dan kapan saja, namun memberikan banyak

manfaat dan dampak positif seperti meningkatkan

1
daya tahan tubuh, mengatasi berbagai penyakit,

memberikan efek nyata pada perkembangan

psikologis dan tumbuh kembangnya hingga

mempererat kasih sayang antara orang tua dan bayi.

Terapi pijat pada bayi usia 1-

3 bulan dalam waktu 15 menit selama enam minggu

akan meningkatkan kesegiaan atau kewaspadaan

( alertness ) dan tangisnya pun akan berkurang.

Sebenarnya pijat bayi boleh dilakukan setiap hari

dengan waktu singkat, sekitar 5- 15 menit. Akan

tetapi pada saat pemijatan berlangsung, sebaiknya

situasi dan

2
2

kondisi baik itu bayi atau ibu sedang dalam suasana

santai. Di Negara Afrika, Asia, Amerika Selatan dan

Tengah para wanita telah memijat bayinya sejak

beberapa abad. Praktik pijat ini telah diketahui

dengan baik di Barat dan Inggris saat ini, dan

bahkan telah ditawarkan oleh klinik-klinik kesehatan

di bawah pengawasan pelayanan Kesehatan

Nasional. (Rahayu, 2015). Penelitian yang di

lakukan oleh Rahayu, 2015 menunjukkan bahawa

pada 20 bayi prematur ( berat badan 1.280 dan 1.176

gram ) yang di pijat 3x15 menit selama 10 hari,

mengalami kenaikkan berat badan per hari 20%-

47% lebih banyak dari yang tidak di pijat dan

perkembangan motorik maju dengan sangat pesat

begitu pun juga pada bayi yang cukup bulan.

Berdasarkan penelitian Halimah dalam Rahayu,

2015 pemberian terapi (pijat) bisa memberikan efek

positif secara motorik, antara lain kemampuan

mengontrol koordinasi jari tangan, lengan, badan

dan tungkai. Kenyataannya masih ada beberapa ibu

yang menatap sebelah mata tentang manfaat pijat

bayi. Perkembangan motorik merupakan

perkembangan kontrol pergerakan badan melalui


3

koordinasi aktifitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot.

Kontrol pergerakan ini muncul dari perkembangan

refleks-refleks yang di mulai sejak lahir. Anak

menjadi tidak berdaya sampai perkembangan ini

muncul ( Soetjiningsih & Gde Ranuh, 2016 ).

Pada tahun 2003 Depkes RI melakukan

skrinning perkembangan di 30 provinsi di Indonesia

dan di laporkan 45,12% bayi mengalami gangguan

perkembangan, penelitian di Jawa Barat

memberikan hasil bahwa 30% anak mengalami

gangguan perkembangan disebabkan oleh kurangnya

pemberian
3

stimulasi. Angka kejadian gangguan perkembangan

anak di seluruh dunia masih tergolong tinggi yaitu

di Amerika Serikat berkisar 12-16%, Thailand

24%, Argentina 22%, dan Indonesia 13-18%. Di

Indonesia, jumlah balita 10% dari jumlah penduduk,

di mana prevalensi ( rata-rata gangguan

perkembangan bervariasi 12.8% sampai dengan 16%

seehingga di anjurkan melakukan observasi atau

skrinning tumbuh kembang pada setiap anak sedini

mungkin untuk mengetahui perkembangan motorik

bayi.

Berdasarkan dari hasil data penelitian diatas

menunjukkan bahwa masih banyak bayi yang

mengalami gangguan perkembangan baik secara

motoric halus maupun perkembangan dalam motoric

kasarnya. Karena salah satu manfaat pijat bayi

merupakan jenis stimulasi yang akan merangsang

perkembangan stuktur maupun fungsi dari kerja sel

dalam otak. Sehingga dapat mempercepat proses

perkembangannya. Maka dari itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian “Pengaruh Pijat Bayi

Terhadap Reflek Motorik Halus pada Bayi Usia 6-

12 Bulan di RS. Grendmed Lubuk Pakam


4

Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraian

di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada

penelitian ini adalah pengaruh pijat bayi terhadap

reflek motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan di

Desa Kelurahan Petapatan Kecamatan Lubuk Pakam

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan umum :

Untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap

reflek motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan di

Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengetahui reflek motoric halus bayi sehat sebelum dilakukan proses

pemijatan di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2020.

2. Untuk mengetahui reflek motorik halus bayi sehat yang mendapatkan

perawatan sesudah dilakukan proses pemijatan di Desa Kelurahan Petapahan


5

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.

3. Untuk mengetahui perbedaan reflek motoric halus bayi sehat yang

mendapatkan perawatan sebelum dan sesudah dilakukan proses pemijatan di

Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2020

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis di harapkan dapat bermanfaat dalam

menambahkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pijat bayi terhadap

reflek motoric halus pada bayi dan dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya

untuk menjadikan bahn masukan untuk proses penerapan berfikir alamiah dalam

memahami dan menganalisis suatu masalah yang terjadi dilapangan serta untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan referensi perpustakaan tentang pengaruh

pijat bayi terhadap reflek motoric halus tentang bayi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi responden

Diharapkan dengan adayanya penelitian ini responden dapat

menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pijat bayi

terhadap reflek motorik halus pada bayi.

2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan untuk RS. Grandmed Lubuk Pakam Deli

Serdang dan bagi bidan khususnya sebagai tenaga kesehatan yang

berada di masyarakat untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang


6

pentingnya pijat bayi terhadap reflek motoric halus pada bayi.

3. Bagi Institusi Pendidian

Untuk menambah referensi bagi perpustakaan sehingga dapat

menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan

dan dapat menjadi perbandingan untuk peneliti selanjutnya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah referensi, wawasan dan pengetahuan peneliti

selanjutnya agar mengkaji lebih lagi tentang pengaruh pijat bayi

terhadap reflek motorik halus pada bayi.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bayi

Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan

( husaini,2002). Bayi adalah usia 0 bulan sampai 1

tahun, dengan pembagian masa neonatal usia 0-28

hari, masa neonatal dini usia 0-7 hari, masa

neonatal lanjut usia 8-28 hari (Soetjiningsih,2017).

Bayi adalah aset bangsa paling berharga serta

penerus masa depan satu bangsa. Oleh sebab itu

sangat penting untuk memperhatikan dan

memprioritaskan pertumbuhan dan perkembangan

bayi. Bayi merupakan usia 0- 12 bulan, masa bayi

juga dikenal sebagai masa golden age atau periode

emas. Pada masa ini, proses tumbuh kembang

berjalan sangat cepat dan sangat menentukan

perkembangan anak di masa depan. Agar periode

tersebut berkembang sesuai harapan, maka anak

harus mendapat stimulasi yang tepat sejak dini

supaya otak dapat berkembang secara maksimal dan

menghindari terjadinya gangguan pertumbuhan

( Mahayu, 2016 )

2.1.1 Periode Bayi

Masa bayi merupakan usia bayi dari 0

6
7

sampai 12 bulan, masa bayi dapat di klasifikasi

menjadi 2 periode :

a. Masa Neonatal (0-28 hari). Pada masa ini merupakan masa terjadinya

suatu kehidupan yang baru yaitu dengan adanya proses adaptasi pada

organ tubuh, proses adaptasi tersebut dimulai dari sebuah proses

aktivitas pernafasan yang disertai dengan pertukaran gas dengan

frekuensi pernafasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian denyut

jantung antara120-126 kali per menit dengan ukuran jantung yang

lebih besar dibandingkan dengan rongga dada, selanjutnya terjadi

suatu aktivitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk

memenuhi kebutuhan gizi, seperti menangis, memutar-mutarkan

kepala, mengisap dan menelan.

b. Masa post neonatal (umur 29 hari sampai 12 bulan)

Pada usia ini terjadi pertumbuhan yang pesat dn proses pematangan

berlangsung seacara terus-menerus terutama adanya peningkatan pada

fungsi saraf (Yahya,2011)

2.1.2 Karakterristik bayi

Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dapat

dikelompokkan menjadi 3 tahap :

a. Umur 1-4 bulan

Perubahan dalam pertumbuhan yang dapat diawali dengan berat

badan pada usia ini, bila gizi pada bayi tersebut baik, maka dapat

diperkirakan penambahan badannya mencapai 700-1000 gr/bulan,


8

sedangkan pertumbuhan tinggi badan agak stabil yaitu sekitar 2,5 cm

setiap bulannya. Pada perkembangan motoric halus pada usia ini

adalah dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek,

mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang benda dan

memasukkkan benda tersebut kedalam mulutnya dan memegang

benda tersebut walaupun hanya sebentar saja.

b. Umur 5-8 bulan

Pada umur ini apabila mendapatkan gizi yang baik pertambahan berat

badan berubah menjadi 2 kali lebih berat dari pada waktu lahir dan

rata- rata 500-600 gr/bulan, sedangkan pada tinggi badan tidak

mengalami kecepatan dalampertumbuhan dan terjadi kestabilan

berdasarkan umur. Pada perkembangan motoric halus pada usia ini

adalah sudah muli mengamati benda, mengunakan ibu jari dan jari

telunjuk untuk memegang, mengeksplorasikan benda yang sedang

dipegang, menggunakan bahu dan tangan sebagai suatu kesatuan,

serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain.

c. Umur 9-12 bulan

Pada usia ini pertambahan berat badan mencapai 3 kali dari berat

badan lahir, pertambahan berat badan perbulan sekitar 350-450 gr,

pada usia 7-9 bulan dan 250-350 gr pada usia 10-12 bulan apabila

bayi menadapatkan gizi yang baik. Pada tinggi badan terjadi

pertumbuhan sekitar 2 kali tinggi badan pada saat bayi lahir, pada

usia 1 tahun pertambahan tinggi badan tesebut stabil dan dapat


9

diperkirakan tinggi badan mencapai 75 cm (Sugiono,2011)

2.2 Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan,

dalam besar, jumlah, ukuran, dan fubgsi tingkat sel,

orgn maupun individu yang di ukur dengan ukuran

berat (gram, pound kilogram ), ukuran panjang ( cm,

meter ). Adapun perkembangan adalah

bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh

bagian tubuh sehingga masing- masing bagian tubuh

tersebut dapat memenuhi fungsinya. Istilah tumbuh

kembang sebenarnya, mencakup dua peristiwa yang

sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit

dipisahkan.

2.3 Pengertian Pijat Bayi

Pijat merupakan terapi sentuh tertua yang

dikenal manusia dan yang paling popular. Selain itu,

pijat juga merupakan seni perawatan kesehatan dan

pengobtan yang tlah dipraktekkan sejak berabad-

abad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu pijat ini telah

dikenal sejak awal manusia diciptkan ke dunia,

mungkin karena pijat berhubungan sangat erat

dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.


10

Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia

ialah pada waktu dilahirkan, yaitu melalui jalan lahir

ibu.

Pijat bayi merupakan salah satu terapi sentuhan

yang bisa memenuhi ketiga kebutuhan pokok

tersebut karena dalam praktinya pijat bayi ini

mengandung unsur sentuhan berupa kasih sayang,

suara atau bicara, kontak mata, gerakan, dan pijatan.

Pijat bayi juga merupakan salah satu jenis stimulasi

yang akan merangsang perkembangan stuktur

maupun fungsi dari kerja sel-sel dalam otak.

Stimulasi ini merupakan hal terpenting dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak. Seseorang

anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan

teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan

dengan anak lain yang kurang tau tidak

mendapatkan stimulasi.

Pijatan awal yang dirasakan setiap manusia

terjadi saat masih di dalam kandungan ibu, berada

dalam dekapan tempat yang kokh di Rahim ibu dan

dinina bobokkan oleh air ketuban. Proses kelahiran

merupakan suatu pengalaman yang traumatic bagi

setiap anak manusia yang lahir karena harus pindah


11

dari rahim yang begitu nyaman dan aman, dengan

ruang gerak yang dibatasi, menuju ke suatu ruang

yang tanpa batas dengan berbagai kebisingan.

2.2.1 Tujuan Pijat Bayi

Dalam sudut pandang fisioterapis, pijat

bayi mempunyai beberapa tujuan dalam

pelaksanaannya. Berikut beberapa tujuannya :

1. Mencegah posisi yang salah

2. Mencegah terjadinya kontraktur (suatu keadaan tidak ada atau kurangnya

pergerakan dan persendian)

3. Memperbaiki kekuatan otot dan persendian bayi

4. Meningkatkan kemampuan reaksi penglihatan dan pendengaran

5. Memeberikan pendidikan kepada orang tua dalam cara menggendong dan

memandikan bayi.

2.2.2 Manfaat Pijat Bayi

Secara umum, berikut ini beberapa manfaat

yang didapatkan melakukan pijat bayi :

1. Membantu perkembangan system imun tubuh

2. Merelaksasikan tubuh bayi

3. Membantu mengatasi gangguan tidur sehingga bayi dapat tidur dengan

nyaman dan nyenyak

4. Meningktkan proses pertumbuhan bayi

5. Menumbuhkan perasaan positif pada bayi


12

6. Mencegah resiko gangguan pencernaan dan serangan kolik lainnya

7. Memudahkan buang air besar sehingga perut bayi menjadi lega

8. Memperlancar peredaran darah serta menambah energy bayi

9. Mempererat ikatan kasih sayang antara bayi dan orang tua. Melalui

sentuhan dan pijatan serta adanya kontak mata antara bayi dan orang tua

akan mnenambah kuatnya kontak batin keduanya.

a. Manfaat Pijat Bayi Dalam Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Sebagai

Berikut.

1. Meningkatkan berat badan

Penelitian yang dilakukan oleh Prof.T.Field &

Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20

bayi premature ( berat badan 1.280 dan 1.176

gram ), yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari,

mengalami kenaikan bert badan perhari 20%-47%

lebih banyak dari yang tida di pijat. Penelitian cukup

dilakukan pada bayi yang berusia 1-3 bulan, yang

dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu

didapatkan kenaikkan berat badan yang lebih dari

biasanya.

2. Meningkatkan pertumbuhan

Schanberg (1989) melakukan sebuah

penelitian pada tikus dan menemukan bahwa tanpa

di lakukannya rangsangan raba/ taktil pada tikus,


13

telah terjadi penurunan pada hormone pertumbuhan.

Jadi, dengan dilakukan pemijatan pada bayi, akan

meningkatkan pertumbuhan bayi.

3. Meningkatkan konsentrasi bayi & membuat bayi tidur lebih lelap.

2.2.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pijat Bayi

Berikut ini adalah hal-hal yang harus anda

perhatikan dalam melakukan pijat bayi. Hal ini agar

kegiatan pijat bayi anda efektif , menyenangkan dan

tentunya memberikan manfaat positif bagi anda dan

bayi.
14

1. Waktu pemijatan yang cukup baik adalah pada pagi hari sebelum aktivitas

mandi dan pada malam hari sebelum tidur.

2. Siapkan ruangan yang hangat dan tidak terkena angin langsung. Jika angin

yang masuk melalui jendela rumah anda cukup besar, sebaiknya tutup jendela.

3. Siapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pijat, seperti

handuk, pakaian ganti, popok, dan minyak bayi.

4. Pastikan anda sudah membersihkan taangan dan tangan terasa hangat.

Sebaiknya, lepaskan perhiasan dan tidak memanjangkan kuku karena dapat

menggores kulit bayi.

5. Bayi tidak dalam keadaan lapar atau baru saja makan.

6. Anda tidak teganggu selama pemijatan berlangsung ( sekitar 15 menit )

7. Bayi dibaringkan di tempat yang nyaman dan rata dengan alas kain yang

lembut. Posisi ibu saat memijat juga harus nyaman sehingga tidak

menyebabkan masalah atau keluhan kesehatan pada bayi.

8. Pastikan selalu kontak mata dengan bayi anda dengan pandangan penuh dengan

kasih sayang selama pemijatan berlangsung. Ajak bayi bicara, tersenyum atau

bersenda gurau. Hal ini baik untuk memberikan stimulasi yang maksimal.

9. Anda dapat bernyayi atau memutarkan lagu-lagu slow dan lembut untuk

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

10. Mulai dengan sentuhan ringan dan perlahan, lihat dan perhatikan respon bayi

terhadap pijatan ibu. Tingkatkan tekanan pijatan secara


15

perlahan sesuai dengan perkembangan usia dan khususnya apabila anda sudah

merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan yang sedang

dilakukan.

11. Tanggaplah pada isyarat yang diberikan bayi anda. Jika bayi menangis,

cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi

menangis lebih keras, hentikan pemijatan karena mungkin bayi mengharapkan

untuk di gendong, di susui, atau sudah mengantuk dn sangat ingin tidur

12. Sebelum melakukan pemijatan, lumuri dengan babyi oil atau lation ke tangan

anda sesering mungkin.

13. Sebaiknya, pemijatan dilakukan dari kaki bayi karena pada umumnya bayi

lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan

memberi kesempatan kepada bayi untuk membiasakan pijat sebelum bagian

lain dari badannya disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan yang

dianjurkan mulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan di akhiri

pada bagian punggung.

14. Mandikan segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar dan bersih

setelah dilumuri minyak bayi. namun, jika pemijatan dilakukan pada malam

hari, sebaiknya cukup seka badan bayi dengan menggunakan air hangat.

15. Berkonsultasilah dengan dokter atau tenanga kesehatan agar anda

mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pijat bayi.

16. Hindarkan mata bayi dari baby oil secara langsung.


16

2.2.4 Yang Tidak Boleh Dilakukan

Berikut ini kondisi-kondisi yang tidak

boleh ibu lakukansaat melakukan pijat bayi:

1. Memijat bayi langsung setelah makan

2. Memijat bayi pada saat kondisi bayi tidak sehat

3. Memijat bayi pada saat tidak mau dipijat

4. Memekasakan posisi pijat tertentu pada bayi

5. Membangunkan bayi khusu untuk pemuijatan

2.2.5 Waktu Yang Tepat

Pijat bayi bisa ilakukan segera setelah bayi

lahir sesuai dengan keinginan orang tua. Tertentu,

jika pemijatan dilkukan lebih dini, bayi akan

mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih

besar. Hasil yang lebih optimis akan didapatkan jika

pemijatan dilakukan sejak bayi lahir seacara teratur

setiap hari hingga bayi berusia 6-7 bulan.

Pijat dapat dilakukan lebih dari 1 kali

dalam sehari. Waktu terbaik untuk melakukannya

saat bayi dalam keadaan terjaga dengan baik.

Hindari saat-saat ketika bayi anda terlihat lapar,

lelah, atau sedang menangis. Pemijatan dapat

dilakukan pada waktu-waktu berikut ini

1. Pada pagi hari sebelum mandi, saat orang tua dan anak siap untuk melalui
17

beraktivitas. Hal ini dilakukan agar mudah membersihkan minyak yang

menempel di tubuh si kecil.

2. Pada malam hari sebelum tidur. Jika pijat dilakukan pada saat ini, akan

membantu tidur bayi agar lebih nyenyak.


18

2.2.6 Tehnik Pijat Bayi

A. Pijat Bayi Cukup Bulan

Setiap gerakan pada tahapan pemijatan bisa diulang sebanyak 6 kali.

Berikut ini tahapan-tahapan pijat bayi.

1. Kaki

Gambar Tehknik

a. Perahan Cara India


Pergerakan kaki bayi pada pangkal paha,
seperti memegang pemukul softball.
Secara bergsntian, gerakan tangan anda
kebawah seperti memerah susu.

b. Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan

kedua tangan secara beramaan. Peras dan

putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari

pangkal paha kea rah mata kaki.

c. Telapak kaki

Urut telapak kaki dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju

jari-jari di seluruh telapak kaki.


19

d. Tarikan Lembut Jari

Pijat jari-jarinya satu per satu dengan gerakan

memutar, kemudian akhiri dengan menarik

secara lembut setiap ujung jarinya.

e. Peregangan

Dengan menggunakan sisi dari jari telunjuk,

pijat telapak kaki mulai dari batas jari kea

rah tumit, kemudian ulangi lagi dari

perbatasan jari ke arah tumit.

f. Titik tekanan

Tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di

seluruh permukaan telapak kaki dari arah

tumit ke jari-jari.

g. Memijat punggung kaki.

Dengan menggunakan kedua ibu jari anda,

pijatlah punggung kaki bayi secara

bergantian dari arah pergelangan kaki kea

rah jari-jari.
20

h. Peras dan purtar pergelangan kaki

Gerakan tangan anda seperti memeras

dengan menggunakan ibu jari dan jari-jari

lainnya pada pergelangan kaki bayi.

i. Perahan cara swedia

Pegang pergelangan kaki bayi, kemudian gerakan

tangan anda secara bergantian dari arah

pergelangan kaki ke pangkal paha.

j. Gerakan menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan

anda, buatlah gerakan seperti menggulung

dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

k. Gerakan akhir

Setelah semua gerakan pada bagian kaki kiri

dan kanan,lalu rapatkan kedua kaki

bayi.Kemudian,letakkan kedua tangan anda

secara bersamaan pada pantat dan pangkal

paha.Usap kedua kaki bayi dengan tekanan

lembut dari paha kearah pergelangan kaki.


21

2. Perut
Pada bagian ini, anda sebaiknya menghindari

melakukan pemijatan pada daerah tulang rusuk atau

ujung tulang rusuk untuk mencegah terjadinya

cedera pada tulang bayi.

Gambar Tehknik

a. Mengayuh Sepeda

Lakukan gerakan memijat bayi seperti

mengayuh pedal sepeda,dari atas ke bagian

bawah perut, pergantian dengan

menggunakan tangan kiri dan kanan.

b. Mengayuh Sepeda dengan kaki di angkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu

tangan, kemudian tangan yang lain pijat

perut bayi dari perut bagian atas sampai

kejari-jari kaki.
22

c. Ibu jari ke samping

Letakkan kedua ibu jari disamping kiri dan

kanan pusar, kemudian secara perlahan

gerakan kedua ibu jari ke arah tepi perut

kanan dan kiri.


23

d. Gerakan bulan matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari

tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan

bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian kembali daearah kanan bawah

(seolah membentuk gambar matahari)

beberapa kali.

e. Gerakan pijat I love you

Gerakan “ I “: Pijatlah perut bayi mulai dari

bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari tangan kanan membentuk

huruf “ I “.

Gerakan “ love“: pijatlah perut bayi

membentuk huruf “ L “ terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas perut, kemudian dari

kiri atas ke kiri bawah.

Gerakan “You”: Pijatlah perut bayi dengan

membentuk huruf “U” terbalik,mulai dari

kanan bawah ke atas,kemudian ke kiri,ke

bawah,dan berakhir di perut kiri bagian

bawah.
24

f. Jari-jari berjalan

Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut

bayi bagian kanan.Gerakan jari-jari anda

pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian

kiri guna mengeluarkan gelembung-

gelembung udara.

3. Dada

Gambar Tehnik

a. Jantung besar

Letakkan ujung-ujung jari kedua telapak

tangan anda di tengah dada menbentuk

gambar jantung.Buat gerakan ke atas sampai

ke bawah leher, kemudian ke samping atas

tulang selangka,kemudian ke bawah

membentuk gambar jantung dan kembali ke

ulu hati.

b. Gerakan kupu-kupu

Letakan tangan diatas dada membentuk

gambar kupu-kupu. Buat gerakan memijat

menyilang dari tengah dada/ulu hati kearah

bahu kanan, kembali ke ulu hati. Gerakan

tangan anda ke bahu kiri dan kembli ke ulu.


25
26

4. Tangan

Gambar Tehnik

a. Memijat ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak

dari arah atas ke bawah, perlu diingat kalau

terdapat pembekakan kelenjar di daerah

ketiak sebaiknya gerakan ini tidak perlu

dilkukan.

b. Perahan cara india

Manfaat dari pemijatan ini adalah untuk

relaksasi dan melemaskan otot-otot.

Peganglah tangan bayi pada bagian pundak

dengan tangan kanan seperti sedang

memegang pukulan softball, sementara

tangan kiri memegang pergelangan tangan.

c. Peras dan putar

Dengan menggunakan kedua tangan,anda

peras dan putar lengan bayi dengan lembut

mulai dari pundak hingga ke pergelangan

tangan.
27

d. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari


dari pergelangan tangan kearah jari-jari.

e. Putar jari-jari

Pijat satu per satu jai menuju ujung jari

dengan gerakan memutar. Lalu, akhiri

gerakan ini dengan tarikan lembut pada

setiap ujung jari.

f. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi di antar ke dua tangan

anda. Usap punggung tangannya dari

pergelangan tangan menuju kea rah jari

dengan lembut

g. Peras dan putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan

dengan ibu jari telunjuk.


28
29

h. perahan cara Swedia

Arah pijatan ini adalah dari pergelangan

tangan kea rah badan ( dari bawah ke atas ).

Pijatan ini bermanfaat untuk mengalirkan

darah ke jantung dan paru-paru.

Gerakkan tangan kanan dan kiri anda

secara bergantian mulai dari pergelangan

tangan kanan bayi kea rah pundak.

Lanjutkan dengan pijatan dari pergerakan

kiri bayi ke arah pundak.

i. Gerakan menggulung.

Pegang lengan bayi bagian atas/bahu dengan

ke dua telapak tangan. Bentuk gerakan

menggulung dari pangkal lengan menuju

kea rah pergelangan tangan/jari-jari.

5. Wajah

Untuk memijat daerah wajah bayi, anda tidak perlu

menggunakan minyak/baby oil.


30

Gambar Tehnik

a. Dahi

Letakan jari-jari anda di pertengahan dahi.

Letakkan jari anda dengan lembut, mulai


dari tengah dahi keluar ke samping kanan

dan kiri seperti gerakan menyetrika atau

membuka lembaran buku.

Gerakan ke bawah ke daerah pelipis, buatla

lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis,

lalu gerakan ke dalam melalui daerah pipi

dan dibawah mata.

b. Alis

Letakkan kedua ibu jari anda diantara kedua alis,

gunakan kedua ibu jari untuk memijat

secara lembut pada alis dan di atas kelopak

mata, mulai dari tengah, kemudian ke

samping.
31

c. Hidung

Letakkan ibu jari pada pertengahan alis.

Tekankan ibu jari anda pada pertengahan

ke dua alis, lalu turun melalui tepi hidung

ke arah pipi dengan membuat gerakan ke

samping dan ke atas seolah bayi tersenyum.

d. Mulut bagian atas

Letakkan ke dua ibu jari anda di atas mulut

di bawah sekat hidung.

Gerakkan ke dua ibu jari anda dari tengah ke

samping dan ke atas ke daerah pipi seolah

membuat bayi tesenyum.

e. Mulut bagian bawah

Letakkan ke dua ibu jari anda di tengah

dagu. kemudian, tekankan kedua ibu jari

pada dagu dengan gerakan dari tengah ke

samping, lalu ke atas kea rah pipi seolah

bayi tersenyum.
32

f. Membuat lingkaran kecil pada rahang

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-

lingkaran kecil di daerah rahang bayi.

g. Belakang telinga

Dengan menggunakan ujung jari-jari anda,

berikan tekanan dengan lembut ke daerah

belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan

kearah pertengahan dagu di bawah dagu.

6. Bagian Punggung

Gambar Tehnik

a. Gerakan seperti kursi goyang

Tengkurapkan bayi melintang dengan


kepala sebelah kiri dan kaki disebelah kanan
anda. Pijatlah sepangjang punggung bayi
dengan gerakan maju-mundur seperti kursi
goyang denga menggunakan telapak tangan
anda, dari bawah leher hingga ke pantat
bayi, lalu
kembali lagi ke bagian leher.
33
34

b. Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangangan

kanan,sementara tangan kiri mulai memijat

dari leher kebawah hingga bertemu dengan

tangan kanan seperti gerakan menyetrika

c. Gerakan kombinasi

Ulangi gerakan menyetrika

punggung,hanya pada kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan

dilanjutkan hingga ke tumit kaki bayi


35

d. Gerakan melingkar

Dengan jari kedua tangan Anda,buatlah

gerakan-gerakan melingkar kecil mulai dari

batas tengkuk turun kebawah di sebealah

kanan dan kiri tulang punggung sampai ke

pantat.

Mulai dengan linkaran-lingkaran kecil di

daerah leher,kemudian linkaran yang lebih

besar di daerah pantat


36

e. Gerakan menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari-jari

tangan kanan pada punggung bayi.buat

gerkan menggaruk menggunakan ujung jari

(pastikan kuku jari anda tidak panjang ) ke

arah bawah memanjang hingga ke pantat

bayi.

Untuk pemijatan seluruh bagian tubuh,anda

cukup menbutuhkan waktu sekitar 20

menit. Akan tetapi,waktu yang di perlukan

untuk melakukan pemijatan tiap bagian

tubuh tergantung dari interaksi dan

banyaknya gerakan yang dilakukan.

Lakukanlah pemijatan dengan setenang dan

serileks munkin, agar bayi anda juga

merasa nyaman.

B. Pijat Bayi Untuk Mengurangi Kembung Dan Kolik

Salah satu manfaat dari pijat bayi adalah untuk mengatasi keluhan perut

kembungdan kolik pada bayi. Tanda-tanda bahwa bayi mengalami kembung

sangat mudah dikenali, sedangkan kolik ditandai dengan lengkingan tangis bayi

yang terjadi terus-menerus. Berikut ini akan dijelaskan beberapa gerakan pijat

yang bisa anda praktikan untuk mengatasi kembung dan kolik pada buah hati.
37

1. Gerakan pedal sepeda

Letakkan kedua tangan di atas perut sejajar secara vertical. Tangan kanan

dibagian atas perut dan tanga kiri pada bagian bawah perut. Gerakkan tangan

kanan ke bawah menggantikan posisi tangan kiri dan tangan kiri bergerak ke

atas menggantikan posisi tangan kanan. Demikian seterusnya hingga gerakan

ini tampak seperti mengayuh sepeda. Gerakan ini dapat anda ulang 6-12 kali.

2. Gerakan peregangan lembut

Tekankan kedua lutut kea rah perut dengan lembut, pertahankan selama 15-20

detik. Kemudian, luruskan kembali.

3. Gerakan matahari bulan

Buat gerakan yang membentuk gerakan matahari dan bulan sabit. Buat

lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah

kanan bawah daerah usus buntu ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan

bawah (seolah membentuk gambar matahari) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan

bawah perut bayi sampai bagian perut bayi (seolah membentuk gambar bulan).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan. Tangan kiri membentuk bulatan

penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah

lingkaran (bulan). Gerakan ini dapat diulang 6-12 kali. Ulangi gerakan

peregangan dengan lembut. Tekankan kedua lutut kearah perut dengan lembut,

pertahankan selama 15-20 detik. Kemudian, luruskan kembali. Gerakan-

gerakan pijat untuk mengatasi kembung dan kolik ini dapat anda lakukan

sebanyak 2 kali dala, sehariselama 1-2 minggu. Dengan pemijatan yang tepat
38

dan teratur, maka keluhan-keluhan tersebut dapat teratasi dengan baik.

C. Gerakan relaksasi dan peregangan

1. Gerakan relaksasi

Gerakan relaksasi yang dapat anda lakukan misalnya dengan membuat

goyang-goyangan ringan pada bagian tubuh bayi (misalnya bagian pantat),

tepukan-tepukan halus dan melambung-lambungkan tubuhnya dengan lembut.

Tehnik relaksasi sebetulnya sangat mudah dan sederhana. Gerakan ini bisa

dilakukan bersamaan dengan pijat bayi atau dilakukan terpisah. Misalnya, saat ibu

memijat bagian kaki bayi,tapi kakinya terasa kaku dan tegang, maka ibu bisa

melakukan gerakan- gerakan relaksasi agar kaki bayi menjadi rileks dan lemas

kembali. Contoh gerakan relaksasi: anda menggoyangkan pantat bayi dengan

kedua tangan anda.

2. Gerakan peregangan lembut

Gerakan-gerakan peregangan lembut ini meliputi meregangkan tangan dan

kaki bayi, memijat perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi.

Peregangan ini dilakukan pada akhir pemijatan atau di antara pemijatan. Setiap

gerakan peregangan dapat diulang sebanyak 4-5 kali. Berikut ini bentuk-bentuk

gerakan peregangan yang dapat di lakukan

A. Menyilangkan tangan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi, kemudian silangkan keduanya di

depan dada. Luruskan kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini

sebanyak 4-5 kali.


39

B. Membentuk diagonal tangan-kaki

Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh

sehingga membentuk garis diagonal.kemudian, tarik kembali kaki kann dan

tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dan ujung tangan

kanan bayi di atas tubuh. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke

posisi semula. Gerakan membetuk diagonal kaki dan tangan ini dapat diulang 4-5

kali.

C. Menyilang kaki

Peganglah pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, kemudian silangkan ke atas.

Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu dengan mata kaki kiri

dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Peganglah kedua

pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki

kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan kaki dan

tangan ke dalam posisi semula. Gerakan ini dapat di ulang sebanyak 4-5 kali.

D. Menekuk Kaki

Peganglah pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus,

kemudian tekuk lutut kaki perlahan menuju kea rah perut. Gerakan menekuk kaki

ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

E. Menekuk Kaki Secara Bergantian

Gerakannya sama dengan menekuk kaki ke atas, namun dilakukan pada kedua

kaki secara bergantian, kanan kemudian kiri.


40

2.2.7 Keistimewaan Pijat Bayi

Yang istimewa dari pijat bayi

a. Tehnik pijat bayi sangat mudah dipelajari, hanya dalam 15 menit

setiap orang tua sudah dapat menguasainya.

b. Setelah tehnik-tehnik dasar selesai dipelajari, pelaksanaannya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan bayi itu sendiri maupun pemijatannya.

c. Tidak ada tehnik atau cara pijat yang baku, setiap individu dapat

melakukan sesuai tehnik cara, dan keinginannya sendiri.

d. Urutan pemijatan juga dapat disesuaikan secara individual


41

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Pijat Bayi

a. Pengertian pijat bayi

Pijat bayi merupakan tindakan mengurut atau sentuhan alamiah sesuai dengan

ketentuan standar operasional prosedur (SOP) dalam waktu 2 minggu berturut-

turut.

b. Manfaat pijat bayi

1. Manaikkan berat badan

2. Menerapkan makanan lebih baik

3. Mengkomsumsi Asi lebih banyak

4. Terhindar dari radang telinga tengah, campak, gangguan usus, dan lain

sebagainya

5. Menstimulasi pengeluaran hormon oksitosin dan endorphin

6. Lebih tenang serta waktu tidur dan bangunnya teratur

c. Persiapan

1. Alas yang datar dan lembut

2. Bisa menggunakan minyak zaitun atau minyak bunga matahari yang tidak

membuat kulit bayi alergi

d. Prosedur

Ada banyak cara untuk memijat bayi dari cara yang paling umum sampai cara

paling khusus. Berikut langkah-langkah pemijatan bayi secara umum yang bisa

dilakukan siapa saja, dimana saja dan kapan saja.


42

e. Langkah-langkah

1. Lepaskan pakaian atas (baju) bayi. Usahakan melakukan hal ini sambil

mengajak bayi berbicara. Buatlah diawal permulaan bayi sudah tersenyum

senang.

2. Letakkan sedikit minyak pada telapak tangan lalu gosokkan kedua telapak

tangan ibu ( buat kedua telapak tangan ini terlumuri minyak dengan baik ).

Lalu usapkan kebagian tubuh bayi.

3. Lakukan pemijatan dengan lembut dan tidak terlalu menekan. Tetap

melakukan pembicaraan atau candaan ke bayi saat melakukan hal ini.

4. Mulai pemijatan pada dahi, alis, kantung mata, pipi, hidung dan kedua telinga.

Lakukan semuanya dengan lembut. Pemijatan dilakukan dari bagian tengah

lalu menuju ke arah luar bagian.

5. Lalu pemijatan ke bagian leher, punggung, bahu, dada, dan perut. Lakukan

gerakan sirkulasi ( berputar ) dari bagian tengah tubuh ( sumbu tubuh ) ke

luar.

6. Pada bagian tangan dilakukan pemijatan dari bahu ke arah jari-jari. Begitu

pula untuk bagian kaki, lakukan mulai dari paha hingga ke jari-jari kaki.

Perhatikan wajah bayi pastinya akan merasa sangat nyaman.

7. Balik badan anak ke posisi tengkurap, lakukan pemijatan pada punggung dari

bagian tengah ke arah luar. Biasanya saat masuk ke bagian ini, bayi akan

diam menikmati setiap sentuhan ibu.

8. Kembalikan bayi ke posisi telentang, dan pakaikan kembali bajunya. Jika bayi

tertidur, biarkan dia tidur sampai terbangun dengan sendirinya.


43

2.3 Perkembangaan Motorik Halus Pada Bayi

Motoric halus merupkan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil. Maka dari itu pergerakan ini tidak

terlalu membutuhkan tenaga yang besar hanya yang dibutuhkan adalah kecermtan

dan koorganisasi mata dengan tangan (Sujiono,2015). Lebih lanjut bila kestabilan

dan koordinasi mata dengan tangan semakin baik, maka akan berdampak pada

munculnya kemandirian anak dalam melakukan hal-hal yang didukung oleh

kerjasama mata dan tangan tersebut.

Selain itu, semakin baik kemampuan motoric halus anak, maka anak menjadi

lebih kreatif dan inovatif. Hal tersebut disebabkan karena dengan semakin

baiknya koordinasi mata dan tangan pada anak, anak akan lebih mudah

melakukan kegiatan yang menarik dan berwarna baginya seperti menggunting

meronce membuat mozaik dan lainnya yang bernuansa estetika dan kreasi pada

anak.

Kemampuan motoric halus merupakan gerakan yang dilakukan hanya

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,

tidak memerlukan tenaga besar, tetapi membutuhkan kordinasi yang cermat

seperti kordinasi mata, tangan, dan telinga. Keterampilan motoric halus yang lain

seperti: mengancing bajudan melukis gambar,melibatkan kordinasi mata, tangan

dan otot kecil. (khadijah, 2016).

Perkembangan motoric terjadi pada saat usia 3 tahun. Pada tahap ini anak

sudah dapat berjalan dengan baik, 4 tahun semakin baik dan mengikuti gaya
44

orang dewasa dan pada usai 5 tahun telah terampil menggunakan kakinya seperti

maju,mundur lompat,jinjit memanjat dan lainnya ( desmita, 2010 ). Ini berarti

bahwa perkembangan tersebut tidak hanya berupa bagian dari tahapan yang baku

namun juga berkaitan dengan lingkungan yang berinteraksi kepada anak. Sebab,

kemampuan anak dalam menyelaraskan kemampuannya dengan lingkungannya

inilah yanag menjadi dasar anak tersebut terampil.

Perkembangan dengan baik pada motoric halus anak bermula pada usia

sekitar 3 tahun. Pada usia 3 tahun tersebut anak melihat dan memperhatikan orang

yang terdekatnya. Anak akan melihat bagiamana ibunya memegang sendok,

melihat ibunya memegang sapu dan lainnya. Hal ini merupakan jalan masuk bagi

anak untuk menjadi terampil dalam mengoptimalkan kempuan motoric halus pada

anak. Bayangkan jika anak tidak dapat mengembangkan motoric halusnya, maka

akan berdampak pada perkembangan fisik atau kemandirin anak.

Dalam proses perkembangan motoric, pada umunya perkembangan motoric

mengikuti hukum arah perkembangan ( Hurlock, 2014 ). Pola perkembangan

motoric yang dapat diramalkan terbukti dari adanya perubahan kegiatan masa ke

giatan khusus. Dengan matangnya mekanisme urat syaraf, kegiatan masa

digantikan dengan kegiatan spesifik. Hal ini bermakna bahwa, perkembangan

motoric dapat di lihat dari pola yang secara umum terjadi. Pola tersebut terbentuk

dilihat dari kesiapan dan kematangan daro syaraf-syaraf motoric sehingga sampai

kepada tahap yang potensial.

Berbicara mengenai perkembangan motoric anak, setidaknya ada dua

pendapat ahli psikologi perkembangan yang cukup konsen memperhatikan


45

mengenai perkembangan motoric. Pertama Arthur Gasell, beliau memandang

bahwa cara manusia mengembangkan keterampilan motoriknya menyesuaikan

dengan urutan yang tetap dam menurut kisaran waktu tertentu. Sehingga Gasell

menunjukkan bahwa perkembangan motoric manusia terjadi karena

perkembangan cetak biru genetis atau pematangan. Pandangan ini bermaksud

bahwa perkembangan motoric seseorang mengikuti arah baku yang telah ada

yang merupakan bawaan seseorang sejak lahir.

Namun pandangan ini agak bersinggungan dengan pemdapat Esther Thelen

yang mengatakan bahwa urutan perkembangan yang terlukis pada cetak biru

genetis tidak selamanya tepat tidak sesua dengan yang disampaikan oleh Gesell.

Thelen berpendapat bahwa perkembangan motoric berawal dari bayi

membangun keterampilan motoric untuk mempersepsi dan beraksi. Dari segi

motoric, bayi baru lahir dapat menunjukkan bebrapa variasi reflex motoric yang

kompleks. Beberapa diantaranya dibutuhkan untuk kelangsungan hisup. Bayi

akan mengikuti cahaya yang bergerak dengan mata merka, menghisap puting susu

yang dimasukkan kedalam mulut, menengok pada sentuhan di ujung mulut dan

menggenggam barang yang dilektakan di telapak tangan (Mansur,2011). Dalam

artian bahwa gerakan yang berhubungan langsung dengan unsue kehidupan

manusia, yang dibawa sejak lahir ini merupakan motoric yang dikenal dengan

motoric genetis seperti yang disinggung oleh terorinya Gesell.

Perkembangan motoric halus juga meliputi perkembangan otot halus dan

fungsinya. Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh

yang lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju,


46

menggunting dan sebagainya.

Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai perkembangan reflek motoric

halus pada bayi sesuai dengan pertambahan umurnya:

1. Bayi usia 6 bulan

Saat usia 6 bulan, gigi buah hati mulai tumbuh. Bunda dapat menyiapkan

mainan bayi yang lembut atau teether yang dapat di pegang bayi dan

dimasukkan kedalam mulut untuk latihan mengigit. Bunda tidak perlu panic

jika bayi memasukkan sesuatu kedalam mulut. Hal itu merupakan bentuk

stimulus baayi asalkan teether selalu dibersihkan agar jauh dari bakteri.

2. Usia 7-8 bulan

Biasanya bayi usia 7-8 bulan sudah dapat duduk stabil di kursi. Berikan porsi

makan yang secukupnya agar buah hati mulai belajar makan sendiri. Buah

hati akan melakukan finger feeding, mengambil mkanan dengan jemari dan

memasukkannya ke mulut. Semakin sering melakukan hal ni, buah hati bunda

akan terampil.

3. Usia 9-12 bulan

Pada usia ini, buah hati sudah dapat minum sendiri dari gelas. Buah hati juga

semakin terampil makan sendiri. Hindari membersihkan mulut buah hati saat

sedang makan sendiri dan bebaskan ia mengeksplorasi kemampuan

makannya.

Berikut beberapa stimulasi lain untuk mengembangkan kemampuan motoric

bayi usia 6 bulan:

a. Bebaskan bayi bermain dilantai sambil tengkurap atau menendang. Hal ini
47

dapat membantu membentuk otot dan melatih koordinasi tubuh.

b. Dudukkan bayi di lantai, diantar kaki atau pangkuan bunda. Bisa juga

menggunakan bantal berbentuk huruf U atau L sebagai alat bantu. Hal ini

dapat membantu mereka menahan beban tubuhnya dengan tangan.

c. Latih buah hati meraih sesuatu guna meningkatkan keseimbangannya ketika

merangkak.

d. Bermain bola dengan manaruh bola diatas cermin yang aman dan tidak mudah

pecah. Latih buah hati untuk meraihnya gerakan dan bayangan dalam cermin

bisa menjadi stimulasi bagi buah hati saat ia berlatih.

e. Bermain air dengan mendudukkan buah hati dalam bak mandi terisi sedikit

air. Main air bisa menjadi stimulasi penyenangkan untuk buah hati melatih

keseimbangan duduk.

Adapun perkembangan motoric pada bayi mengikuti enam pola umum

1. Continuity (bersifat kontinyu) dimulai dari yang sederhana ke yang lebih

kompleks. Sejalan dengan bertambahnya usia anak.

2. Uniform sequence (memiliki tahapan yang sama), yaitu memiliki pola

tahapan yng sama untuk semua anak, meskipun kecepatan tiap anak untuk

mencapai tahapan tersebut berbeda.

3. Maturity (kematangan), yaitu dipengaruhi oleh perkembangan sel syaraf.

Umum ke khusus, yaitu di mulai dari gerak yang bersifat umu ke gerak

yang bersifat khusus. Di lihat dari gerak reflex bawaan kea rah gerak yang

terkoordinasi.

4. Chepalo-couudaldirection, artinya bahwa bagian yang mendekati kepala


48

berkembang lebih dulu dari bagian yang mendekati ekor.

5. Proximo-distal,artinya bahwa bagian yang mendekati sumbu tubuh (tulang

belakang) berkembang lebih dulu dari yang lebih jauh.

6. Koordinasi bilateral, menuju crosslater artinya bahwa koordinasi oergan

yang sama berkembang lebih dulu sebelum melakukan koordinasiorgan

bersilang. Dapat dikatakan kompetensi dan hasil belajar yang ingin

dicapai pada aspek pengembangan fisik adalah kemampuan mengelola

keterampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan

tubuh, gerakaan halus dan gerakan kasar serta menerima rangsangan dari

pancainra (Mansur,2011).

Idealnya, perkembangan motoric halus pada anak mengikuti pola

perkembangan yang sebagian terjadi pada umumnya pada anak. Pola ini

merupakan bagian tuga dan bentuk perkembangan dari satu tahapan ke tahapan

berikutnya yang membentuk sebuah desain perkembangan motoric halus.

2.3.1 Dimensi motoric halus pada bayi

Perkembangan motoric yang terjadi pada anak setidaknya mengikuti

pola dan beberapa tahapan yang cukup memakan waktu sehingga perkembangan

motoric halus tersebut optimal. Dalam perjalanannya, perkembangan motoric

halus bermula dari gerakan reflek.

Gerakan reflek merupakan gerakan yang sebagian besar dirasakan dan

dilalui oleh anak mulai usia 0 sampai 1,5 tahun (beaty,2013). Gerakan reflek

adalah gerakan yang terjadi tanpa disadari oleh anak. System syaraf belum

menyesuaikan gerakan tersebut sehingga masuk pada ranah kesadaran bagi anak
49

untuk bertindak. Gerakan refleks tersebut banyak terjadi didaerah tangan melalui

genggaman. Anak mengenggam dikal diberikan benda, ank menghisap atau

membukakan mulutnya jika di sentuk pipinya dan ank berjalan ketika

diberdirikan (Eliot, 1999 dalam Beaty, 2013), ini semua merupkan tindakan

reflex anak yang terjadi tanpadisadari oleh anak.

Kematangan menjadi kunci dari berakhirnya keadan tidak sadar ini

sampai kisaran usia 1,5 tahun. Hal ini merupakan gejala umum yang akan

dilewati oleh setiap anak. Kembali lagi kita pada pendapat Thelen di atas, bahwa

keterampilan motoric terjadi bukan serta merta dari pola yang telah disusun rapi

seperti cetak biru genetis yang kita hanya tinggal menunggu hingga keterampilan

tersebut terjadi, tetapi keterampilan motoric terjadi karena adanya rangsangan

atau persepsi lingkungan yang memotivasi anak untuk bergerak. Maka, berkaitan

dengan kapan waktu yang tepat untuk mengembangkan motoric halus sebenarnya

tidak terletak dari kapan waktu yang pas, namun terlebih dari kesiapan kita

mendorong anak menjadi terampil dalam bergerak dn mengembangkan motoric

halus mereka. Pad hakikatnya anak selalu siap ( Beaty, 2013 ) untuk belajar

termasuk mengembngkan motoric halus, sehingga kembali kepada lingkungan

termasuk juga guru atau orang tuauntuk siap mengembangkan keterampilan

anaknya.

Terakhir dari rangkaian perkembangan motoric halus adalah

ketangkasan dan dominasi tangan. Ketangkasan merupakan gerakan cepat dan

tepat yang dilakukan oleh anak. Ini semua tergantung dari proses neorologi anak,

sehingga keangkasan dan dominasi tangan ini sangat erat kaitannya dengan proses
50

otak, asupan gizi, pola asuh yang diterima anak serta lingkungan tempat berada.

2.3.2 Peningkatan keterampilan motoric halus pada bayi

Peningkatan keterampilan motoric baik itu motoric halus maupun

motoric kasar ideal dilakukan saat masih kanak-kanak (Hurlock,2014).

Menjelaskan bahwa waktu dalam mngembangkan keterampilan motoric sangat

baik dilakukan pada masa kanak-kanak karena pertama, tubuh anak lebih lentur

dibandingkan tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih mudah

menerima pelajaran. Kedua, anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan

berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya, maka bagi anak

mempelajari keterampilan baru lebih mudah.

Ketiga, cara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil ketimbang

setelah besar sehingga mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru. Keempat,

apabila pada remaja dan orang dewasa rasa bosan melakukan pengulangan

sebaliknya orang-orang menyenangi yang demikian sehingga anak bersedia

mengulangi tindakan tersebut hingga mahir. Dan kelima, karena anak memiliki

tangung jawab an kewajiban yang kecil sehingga mereka memiliki banyak waktu

untuk menguasi keterampilan-keterampilan yang dimiliki remaja atau dewasa.

Ini bermaksud bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat

tepat dalam mengembangkan motoric halus. Segala bentuk fenomena yang

dijelaskan diatas seoalah mengisyaratkan bahwa inilah pentingnya Pendidikan

Anak Usia Dini

2.4 Gerak Reflek

Perkembangan gerak pada anak diawali dengan gerak reflek, yaitu gerakan-
51

gerakan yang terjadi secara tidak disadari. Gerak reflek terjadi pada waktu

prenatal sampai anak usia kurang lebih 3 bulan, gerak yang paling didominat saat

bayi masih dalam kandungan.

Macam-macam gerak reflekss pada bayi adalah sebagai berikut :

1. Reflek menghisap

Reflek ini terjaadi saat ibu menyentuh pipi si bayi maka anak tersebut akan

mencari atau akan melakukan gerakan hisap.

2. Reflek genggam

Bila disodorkan jari telunjuk pada bayi, maka akan menggengam jari tersebut

dengan sangat kuat, bila ditarik bayi tidak akan melepaskan genggamannya.

3. Reflek leher ( tonic neck reflek )

Pada posisi telentang, bila kala bayi menoleh ke satu sisi maka terjadi ekstensi

atau peningkatan tonus ( kekuatan otot ) pada lengan dan tungkai sisi tersebut

4. Rooting reflek

Apabila pipi bayi disentuh, kepala akan menoleh kea rah stimulus dan mulut

terbuka.

Ada satu reflek lain yang diperlihatkan bayi pada minggu-minggu pertama

kehidupannya, yaitu reflek moro. Reflek ini berbeda dengan reflek yang lain yang

termasuk kategori gerakan motor, reflek moro ini menurut para ahli sebetulnya

reaksi emosional yang timbul dari kemauan atau kesadaran bayi. Reflek moro

timbul kalau bayi dikagetkan secara tiba-tiba atau mendengar suara keras, bayi

melakukan geraak reflek, yaitu melengkungkan badan ( bagian punggung ) dan

mendongakkan kepala ke depan.


52

2.6 Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori
Pijat Bayi

Waktu yang dianjurkan dalam


Waktumemijat bayi dianjurkan untuk memijat bayi Tujuan Pijat Bayi
yang tidak
Pagi hari sebelum mandi Bayi setelah makan Mencegah posisi yang salah
Malam hari sebelum tidur Bayi sedang sakit Mencegah terjadinya
Bayi saat tidak mau dipijat kontraktur
Memperbaiki kekuatan otot dan
Pada pertumbuhan bayi dapat persendian bayi
dikelompokkan menjadi 3 Meningkatkan kemampuan reaksi
tahap penglihatan dan pendengaran
: Memberikan pendidikan kepada
orang tua dalam cara menggendong
1. Umur 1-4 bulan dan memandikan bayi.

Refleks motorik halus

Tahapan perkembangan
motorik halus pada bayi
1. Usia 6 bulan
Saat usia 6 bulan, gigi buah
hati mulai tumbuh.
2. Usia 7-8 bulan Biasanya
bayi usia 7-8 bulan
sudah dapat duduk stabil
di kursi.berikan porsi
makan secukupnya agar
buah hati mulai belajar
makan sendiri. Buah
hati akan melakukan
finger feeding,
mengambil makanan
dengan jemari dan
memasukkannya ke
mulut.
3. Usia 9-12 bulan
Pada usia ini, buah hati sudah
dapat minum sendiri
dari gelas. Buah hati
53

2. Kerangka konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pijat Bayi Perkembangan Motorik Halus Bayi usia 6-12 Bulan


uiguyuftdf

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

: Variabel yang diteliti

: Pengaruh

Hipotesis Penelitian

Hipotesis ini adalah sutu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

pada suatu penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (arikunto

2013) maka berdasarkan pernyataan diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap reflek motorik halus pada usia 6-12 bulan

di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperiment yang dimana pada penelitian ini

pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi. Dengan

menggunakan rancangan atau desain penelitiannya adalah One Group Pretest

Posttest Design. Dalam desain ini sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu

sampel diberi pretest (tes awal) dan setelah diberikan perlakuan sampel diberi

posttest (tes akhir). Dalam penelitian ini, sampel terlebih dahulu diberika pretest

untuk mengetahui motorik halus pada bayi. Setelah dilakukan pretest, selanjutnya

bayi akan diberikan perlakuan yaitu pijat bayi. Setelah diberikan perlakuan pijat

kemudian dilakukan posttest pada bayi untuk mengetahui motorik halus bayi

setelah diberikan pijat bayi.

Adapun rancangan pre-test dan post-test dapat digambarkan sebagai berikut

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pre-Test Treatment Post-Test

XA1 XA 0A2

Keterangan:
0A1 = Pengamatan pertama sebelum diberikan intervensi
XA = Diberi intervensi
0A2 = Pengamatan kedua setelah diberikan intervensi

46
47

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan

Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti mengambil lokasi

penelitian ini adalah :

a. Terjadinya Pandemi COVID 19 sehingga tidak bisa di lakukan di Klinik

maupun di Rumah Sakit.

b. Di lokasi ini terdapat bayi berusia 6-12 bulan yang belum pernah

mendapatkan perlakuan pijat bayi.

c. Lokasi tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh pijat bayi

terhadap reflek motorik halus bayi umur 6-12 bulan.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 - Juni 2020.


48

Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Bulan
Uraian
No Kegiatan APRIL MEI JUNI JULI AGUS SEPT
FEB MARET
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan
judul
2 Bimbingan
proposal
3 Siding
proposal
4 Penelitian

5 Bimbingan
Skripsi
6 Sidang
Hasil
7 Penelitian
49

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah yang menjadi sasaran penelitian berhubungan dengan

sekelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai tes benda-benda ataupun peristiwa.

Populasi dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-12 bulan yang terdapat di Desa

Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam untuk di lakukan pijat bayi yang

berjumlah 20 bayi.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bayi umur 6-12 bulan yang terdapat

di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling yaitu sampling tidak

acak (non random) dengan teknik purposive sampling adalah pengambilan sampel

untu suatu tujuan dengan cara menetapkan karakteristik tertentu yang dianggap

mewakili populasi sebanyak 20 orang.

Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Kriteria Inklusi

1. Bayi yang sehat

2. Bayi usia 6-12 bulan

3. Ibu bersedia bayinya dipijat

4. Bersedia menjadi responden


50

Kriteria Eksklusi

1. Bayi yang sakit ketika akan dilakukan pemijatan

2. Bayi usia < 6 bulan dan bayi usia > 12 bulan

3. Ibu yang tidak bersedia bayi nya dipijat.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan :

1. Data primer

Data primer adalah tehnik pengumpulan data secara langsung oleh peneliti

melalui kuesioner penelitian kepada ibu yang memiliki bayi 6-12 bulan yang

akan melakukan pijat bayi saat melalukan penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak

lain, misalnya rekam medic. Rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan

lain-lain

3. Data tertier

Data tertier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah

dipublikasikan, misalnya WHO, SDKI, (Survei Demografi Kesehatan

Indonesia), RISKESDES (Riset Kesehatan Dasar) .


51

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel independen dan variabel

dependen

a. Variabel independen (variabel bebas) yaitu pijat bayi

b. Variabel dependen (variabel terikat) yaitu motoric halus bayi

2. Defenisi operasional

Defenisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk

mendefenisikan variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi

variabel pengetahuan. Defenisi operasional dalam penelitian ini dapat kita liat

sebagai berikut :

1. Pijat Bayi merupakan tindakan mengurut atau sentuhan alamiah sesuai

dengan ketentuan Standar Operasional Prosedur (SOP).

2. Motorik Halus merupakan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu saja dan dilakukan oleh oto-otot kecil. Maka dari itu pergerakan

ini tidak terlalu membutuhkan tenaga yang besar hanya yang dibutuhkan

adalah kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. Berikut ini adalah

perkembangan reflek motorik halus pada bayi sesuai dengan pertambahan

umurnya:

1. Bayi usia 6 bulan

Saat usia 6 bulan, gigi buah hati mulai tumbuh. Bunda dapat

menyiapkan mainan bayi yang lembut atau teether yang dapat di

pegang bayi dan dimasukkan kedalam mulut untuk latihan mengigit.


52

Bunda tidak perlu panic jika bayi memasukkan sesuatu kedalam

mulut. Hal itu merupakan bentuk stimulus baayi asalkan teether selalu

dibersihkan agar jauh dari bakteri.

2. Usia 7-8 bulan

Biasanya bayi usia 7-8 bulan sudah dapat duduk stabil di kursi.

Berikan porsi makan yang secukupnya agar buah hati mulai belajar

makan sendiri. Buah hati akan melakukan finger feeding,mengambil

mkanan dengan jemari dan memasukkannya ke mulut. Semakin sering

melakukan hal ni, buah hati bunda akan terampil.

3. Usia 9-12 bulan

Pada usia ini, buah hati sudah dapat minum sendiri dari gelas. Buah

hati juga semakin terampil makan sendiri. Hindari membersihkan mulut

buah hati saat sedang makan sendiri dan bebaskan ia mengeksplorasi

kemampuan makannya.
53

Tabel 3.2

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Parameter Skala


1. Independen Pijat Secara umum Dilakukan pijat Observasi Ordinal
bayi berdasarkan SOP bayi selama 15
dilakukan sebanyak 8 menit
langkah
2. Dependen Aspek yang DDST II 1. Normal (bila Ordinal
Perkembangan berhubungan dengan tidak ada
motoric halus bayi kemampuan anak delays atau
usia 6-12 bulan untuk mengamati paling banyak
sesuatu, melakukan satu caution)
gerakan yang 2. Tidak
melibatkan bagian- normal (bila
bagian tubuh tertentu ada dua atau
dan dilakukan oleh lebih caution
otot-otot kecil, tetapi atau satu
memerlukan atau lebih
koordinasi yang delays)
cermat yang diukur
dari hasil penelitian
tes Denver II oleh
peneliti.

f. Pengelolahan Data

Pengelolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian

oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Data yang terkumpul di

olah dengan komputerisasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Sebelum data diolah peneliti mengecek data yang sudah terkumpul.

Editing dilakukan agar data lebih berkualitas dan menghilangkan

keraguan.
54

2. Coding

Peneliti memberikan skor pada tuap jawaban yang bertujuan untuk

memudahkan dalam entry data.

3. Entry data

Pada tahap ini memasukkan data yang berasal dari kuesioner yang telah di

coding ke dalam computer untuk melakukan pengolahan data. Program

yang digunakan peneliti yaitu SPSS

4. Cleaning

Pada tahap ini dilakukan pengecekan ulang data apakah terdapat

kesalahanatau tidak dalam memasukkan data.

3.7 Metode Analisis Data

Analisi Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian. Data disajikan dalam tabel pengaruh

pijat bayi dengan motorik halus bayi usia 6-12 bulan.

Analisis Bivariat

Analisis Bivariat adalah untuk melihat pengaruh atau perbedaan data

distribusi atau data proporsi anatara variabel independen dan variabel

dependen. Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada

penelitian ini maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariate. Analisis ini

dilakukan dengan menggunakan uji paired sample T-test dengan tingkat

kepercayaan 95% (α≤0.05) jika p-value ≤0.05 maka hipotesa diterima.


BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Data Demografi dan Geografi

Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di

permukaan bumi. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kelurahan Petapahan

Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara tahun 2020.

Berdasarkan data yang diambil dari kelurahan petapahan desa ini terdiri dari 3

lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak 2500 orang yang terdiri dari

lingkungan 1 sebanyak 223 KK, lingkungan 2 sebanyak 213 KK dan lingkungan 3

sebanyak 222 KK. Adapun data bayi yang diperoleh dari bidan desa atas nama

Ibu Dora br. Tambun terdapat sebanyak 34 bayi yang berusia 0-12 bulan.

4.2 karakteristik responden

Penelitian ini dilakukan terhadap 20 bayi sebagai responden kemudian

diberikan perlakuan pijat bayi. Pijat bayi dilakukan di sebuah ruangan kosong

disebelah kantor kelurahan petapahan kecamatan lubuk pakam.

Pre test ( test awal ) perkembangan motoric halus dilakukan pada awal

pertemuan yaitu sebelum diberikan perlakuan pijat bayi. Sedangkan Post Test

( test akhir ) terhadap perkembangan motoric hausnya dilakukan 7 hari setelah

pemijatan berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengetahui adanya perbedaan

perkembangan motoric haus sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi.

55
56

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentasi berdasarkan karakteristik


Responden di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Tahun
2020.
No. Umur (Bln) Frekuensi (F) Persentase (%)
1. 6-9 7 35
2. 10-12 13 65
Total 20 100.0
No. Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Laki-laki 11 55
2. Perempuan 9 45
Total 20 100,0
No. Paritas Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Pertama 9 45
2. Kedua 8 40
3. Ketiga 0 0
4. Keempat 3 15
Total 20 100,0

Karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan parites.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa mayoritas responden berusia

10-12 bulan berjumlah 13 bayi (65%) dan yang berusia 6-9 bulan berjumlah 7

bayi (35%). Dari katagori jenis kelamin mayoritas responden laki-laki yang

berjumlah 11 bayi (55%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 9 bayi

(45%). Dan dari katagori parites, mayoritas responden adalah anak pertama yang

berjumlah 9 bayi (45%), anak kedua berjumlah 8 bayi (40%) dan anak keempat

berjumlah 3 bayi (15%).


57

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Univariat

Tabel 4.2 distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tindakan


perbedaan perkembangan motoric halus sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pijat bayi di desa kelurahan petapahan kecamatan lubuk pakam
tahun 2020.
Sebelum diberikan perlakuan pijat bayi
No Perkembangan Motoric Halus Frekensi (F) Persentase (%)
1. Normal 8 40
2. Tidak Normal 12 60
Total 20 100,0

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.2 tentang perbedaan perkembangan

motoric halus sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi di desa kelurahan

petapahan kecamatan lubuk pakam tahun 2020 dapat diketahui bahwa mayoritas

bayi memiliki perkembangan motoric halus tidak normal yaitu sebanyak 12 bayi

(60%) dan bayi yang memiliki perkembangan motoric halus normal sebnyak 8

bayi (40%)

Tabel 4.3 distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tindakan


perbedaan perkembangan motoric halus sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan pijat bayi di desa kelurahan petapahan kecamtan lubuk pakam
tahun 2020.
Sesudah diberikan perlakuan pijat bayi
No Perkembangan Motoric Halus Frekuensi (F) Persentase (%)
1. Normal 17 85
2. Tidak Normal 3 15
Total 20 100,0

Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.3 tentang perbedaan perkembangan

motoric halus sebelum dan sesudah di lakukan pijat bayi di desa kelurahan

petapahan kecamatan lubuk pakam tahun 2020 dapat diketahui bahwa mayoritas

bayi memiliki perkembangan matorik halus normal yaitu sebanyak 17 bayi (85%)

dan bayi yang memiliki perkembangan motoric halus tidak normal menjadi
58

sebanyak 3 bayi (15%).

4.3.2 Analisis Bivariat

Analisi bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik

berupa komperatif, maupun korelatif. Analisis Bivariat adalah untuk melihat

pengaruh atau perbedaan data distribusi atau data proporsi anatara variabel

independen dan variabel dependen. Setelah diketahui karakteristik masing-masing

variabel pada penelitian ini maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariate.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan uji paired sample T-test dengan

tingkat kepercayaan 95% (α≤0.05) jika p-value ≤0.05 maka hipotesa diterima.

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval


of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 prePMH – postPMH -,45000 ,51042 ,11413 -,68888 -,21112 -3,943 19 ,001

Berdasarkan jumlah skor masing-masing dimensi pada tabel diatas kemudian

dilakukan analisa uji statistik paired sample T-test dengan tingkat kepercayaan

95% (α≤0.05) diketahui nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0.001. Karena nilai 0.001

lebih kecil dari < 0.005 maka dapat disimpulkan Ha diterima sehingga ada

perbedaan antara nilai perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah

dilakukan pijat bayi di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam

Tahun 2020.
BAB 5
PEMBAHASAN

Berdasarkan data peneliti yang telah dilakukan oleh peneliti tentang perbedaan

perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi di Desa

Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2020 maka didapat hasil

sebagai berikut :

5.1 Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa

Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2020

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, dan

fungsi tingkat sel organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat (gram,

pound kilogram), ukuran panjang (centi meter, meter). Adapun pengertian

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing bagian

tubuh tersebut dapat memenuhi fungsinya. Istilah tumbuh kembang sebenarnya

mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit

untuk dipisahkan.

Pada tahun 2003 Depkes RI melakukan skrinning perkembangan di 30

provinsi di Indonesia dan di laporkan 45,12% bayi mengalami gangguan

perkembangan, penelitian di Jawa Barat memberikan hasil bahwa 30% anak

mengalami gangguan perkembangan disebabkan oleh kurangnya pemberian

stimulasi sehingga diperlukan stimulasi untuk memaksimalkan pertumbuhan dan

perkembangan sel-sel saraf yaitu dengan pijat bayi. Pijat bayi disebut juga dengan

stimulus touch atau terapi sentuh. Dan tehnik pijat bayi pun sangat mudah dan

dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja, namun memberikan

59
60

banyak manfaat dan dampak positif seperti meningkatkan daya tahan tubuh,

mengatasi berbagai penyakit, memberikan efek nyata pada perkembangan

psikologis dan tumbuh kembangnya hingga mempererat kasih sayang antara

orang tua dan bayi. Terapi pijat pada bayi usia 1-3 bulan dalam waktu 15 menit

selama enam minggu akan meningkatkan kesegiaan atau kewaspadaan

( alertness ) dan tangisnya pun akan berkurang.

Di Negara Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Tengah para wanita telah

memijat bayinya sejak beberapa abad. Praktik pijat ini telah diketahui dengan baik

di Barat dan Inggris saat ini, dan bahkan telah ditawarkan oleh klinik-klinik

kesehatan di bawah pengawasan pelayanan Kesehatan Nasional.

Di Indonesia, jumlah balita 10% dari jumlah penduduk, di mana prevalensi ( rata-

rata gangguan perkembangan bervariasi 12.8% sampai dengan 16% sehingga di

anjurkan melakukan observasi atau skrinning tumbuh kembang pada setiap anak

sedini mungkin untuk mengetahui perkembangan motorik bayi.

5.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Perbedaan Perkembangan Motorik

Halus Bayi Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pijat Bayi Di Desa

Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2020.

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi perkembangan motorik halus

bayi sebelum dilakukan pijat bayi dapat diketahui bahwa dari 20 bayi (100%)

terdapat 12 bayi (60%) yang perkembangan motorik halus nya tidak normal dan

sebanyak 8 bayi (40%) yang perkembangan motorik halusnya normal. Dan dapat

diketahui juga bahwa distribusi frekuensi perkembangan motorik halus bayi

sesudah dilakukan pijat bayi terdapat 17 bayi (85%) yang perkembangan motorik
61

halusnya normal dan sebanyak 3 bayi (15%) yang perkembangan motorik

halusnya tidak normal. Ini dapat disebabkan karena pijat bayi dapat membantu

memaksimalkan pertumbuhan sel saraf serta mampu merangsang saraf

motoriknya.

Penelitian yang di lakukan oleh Rahayu, 2015 menunjukkan bahawa pada 20

bayi prematur ( berat badan 1.280 dan 1.176 gram ) yang di pijat 3x15 menit

selama 10 hari, mengalami kenaikkan berat badan per hari 20%-47% lebih banyak

dari yang tidak di pijat dan perkembangan motorik maju dengan sangat pesat

begitu pun juga pada bayi yang cukup bulan. Berdasarkan penelitian Halimah

dalam Rahayu, 2015 pemberian terapi (pijat) bisa memberikan efek positif secara

motorik, antara lain kemampuan mengontrol koordinasi jari tangan, lengan, badan

dan tungkai.

5.3 Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Bayi

Usia 6-12 Bulan Di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk

Pakam Tahun 2020

Berdasarkan tes statistik diatas diketahui nilai Sig. (2-tailed) bernilai 0.001.

Karena nilai 0.001 lebih kecil dari < 0.005 maka dapat disimpulkan Ha diterima

sehingga ada perbedaan antara nilai perkembangan motorik halus sebelum dan

sesudah dilakukan pijat bayi. Adanya perbedaan antara perkembangan motorik

halus bayi sebelum dan sesudah dilakukan pemijatan pada bayi dapat diartikan

sebagai adanya pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan motorik halus pada

bayi usia 6-12 bulan Di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam

tahun 2020.
62

Memijat tubuh bayi merupakan salah satu bentuk perawatan yang amat

direkomendasikan untuk diterapkan. Berbagai manfaat akan didapat dari pijatan

ini, mulai dari melancarkan peredaran darah, membantu perkembangan sistem

imun tubuh, merelaksasikan tubuh bayi, meningkatkan proses pertumbuhan bayi

serta dapat menjauhkan bayi dari berbagai macam penyakit. Banyak ibu yang

mempercayakan ini kepada orang lain (bidan, perawat, bahkan dukun pijat bayi)

tanpa mengetahui kaidah yang benar. Salah-salah memijat bayi justru dapat

menimbulkan resiko terhadap kesehatan tubuh, bahkan perkembangan dan

mentalnya.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan tentang pengaruh pijat bayi

terhadap perkembangan reflek motorik halus bayi usia 6-12 bulan di Desa

Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam tahun 2020 dapat disimpulkan :

1. Perkembangan reflek motorik halus bayi sebelum dilakukan pemijatan

(Pre-test) pada bayi usia 6-12 bulan terhadap 20 bayi yaitu mayoritas bayi

memiliki perkembangan reflek motorik halus yang tidak normal sebanyak

12 bayi (60%).

2. Perkembangan reflek motorik halus bayi sesudah dilakukan pemijatan

(Post-test) pada bayi usia 6-12 bulan terhadap 20 bayi yaitu mayoritas bayi

memiliki perkembangan reflek motorik halus yang normal sebanyak 17

bayi (85%).

3. Ada pengaruh pijat bayi terhadap perkembangan reflek motorik halus bayi

usia 6-12 bulan di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk pakam

tahun 2020 dengan nilai tes statistik Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0.001

dengan menggunakan uji statistik Paired Sample T-Test.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Profesi Keperawatan

Agar dapat lebih mengetahui perbedaan perkembangan reflek motorik

halus pada bayi sebelum dan sesudah dilakukan pijat bayi usia 6-12

bulan.

63
64

6.2.2 Bagi Responden

Diharapkan dapat memotivasi responden dan masyarakat yang lain

untuk melakukan pijat bayi pada anaknya.

6.2.3 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan untuk dapat memberikan pengetahuan kepada penduduk di

Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam tentang manfaat

pijat bayi agar dapat memahami serta mampu menerapkannya pada

anak-anaknya.

6.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disaran kan pada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih lanjut

mengenai perbedaan perkembangan reflek motorik halus pada bayi.

6.2.5 Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan masukan untuk pendidikan dan tambahan bahan pustaka

untuk mahasiswa-mahasiswi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam


65

DAFTAR PUSTAKA

Riksani Ria. Cara mudah & Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia Sehat; 2018

Dewi Siska. Pijat Bayi & Asupan Gizi Tepat Untuk Melejitkan Tumbuh Kembang
Arak. Yogyakarta : Pustaka Baru Press; 2019

Ulina Sri. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi usia 6-9 bulan di
klinik Roni Ida Jalan Perintis Baru Desa Purwodadi Sunggal Kabupaten Deli
Serdang.2018

Dewi Indra. Hubungan Pijat Bayi dengan Perkembangan Motorik pada Bayi Uisia
4-12 Bulan di Puskesmas Paccerakkang Makassar.2018

Arpandjam’an, dkk. Pengaruh Pijat Bayi Usia 3-24 Bulan di Klinik Fisioterapi
Sudiang Makassar.

https://www.nutriclub.co.id/article-bayi/stimulasi/tumbuh-kembang- anak/kenali-
tumbuh-kembang-si-kecil-usia-3-bulan.

Safitri Dwi. Hubungan Pemberian Asi Ekslusif dengan Perkembangan Motorik


Kasar dan Motorik Halus Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Sewon ll
Kabupaten Bantul. 2017

Setiawan Dony & Handoko Prasetyo. Metodologi Penelitian Kesehatan Untuk


Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta : Grata Ilmu; 2015

Hasmi. Metode Penelitian Epidemiologi-Revisi. Jakarta : CV Trans Info Media.


2016

Hanindita Meta. Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Bayi 0-1 Tahun.


Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utara. 2016
66

No Responde Kod Kod Kod Kod Kod


. n Umur e Jenis Kelamin e Paritas e pre PMH e post PMH e
keempa
1 by. S 6 bulan 1 laki-laki 1 t 4 normal 2 normal 2
2 by.e 7 bulan 1 Perempuan 2 kedua 2 tidak normal 1 normal 2
3 by.r 9 bulan 1 laki-laki 1 pertama 1 tidak normal 1 normal 2
keempa
4 by.y 8 bulan 1 laki-laki 1 t 4 tidak normal 1 normal 2
tidak
5 by.u 6 bulan 1 laki-laki 1 pertama 1 tidak normal 1 normal 1
6 by.i 9 bulan 1 Perempuan 2 kedua 2 tidak normal 1 normal 2
7 by.p 10 bulan 2 laki-laki 1 pertama 1 tidak normal 1 normal 2
keempa
8 by.t 11 bulan 2 Perempuan 2 t 4 normal 2 normal 2
9 by.l 10 bulan 2 laki-laki 1 pertama 1 tidak normal 1 normal 2
10 by.k 12 bulan 2 Perempuan 2 pertama 1 normal 2 normal 2
11 by.e 10 bulan 2 laki-laki 1 kedua 2 tidak normal 1 normal 2
12 by.w 11 bulan 2 laki-laki 1 pertama 1 tidak normal 1 normal 2
13 by.s 12 bulan 2 Perempuan 2 kedua 2 normal 2 normal 2
14 by.j 10 bulan 2 laki-laki 1 pertama 1 normal 2 normal 2
15 by.h 11 bulan 2 laki-laki 1 pertama 1 normal 2 normal 2
tidak
16 by.b 12 bulan 2 Perempuan 2 pertama 1 tidak normal 1 normal 1
17 by.v 12 bulan 2 Perempuan 2 kedua 2 tidak normal 1 normal 2
tidak
18 by.c 11 bulan 2 laki-laki 1 kedua 2 tidak normal 1 normal 1
19 by.e 8 bulan 1 Perempuan 2 kedua 2 normal 2 normal 2
20 by.a 11 bulan 2 Perempuan 2 kedua 2 normal 2 normal 2
Master Data

Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Reflek Motorik Halus Pada Bayi Usia 6-12 Bulan
Di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2020

Keterangan :
Umur pre PMH : pre Perubahan Motorik Halus
6-9 bulan : 1 post PMH : post Perubahan Motorik Halus
10-12 bulan : 2

Jenis Kelamin Tidak Normal : 1


L (laki-laki) : 1 Normal : 2
P (perempuan) : 2

Paritas
Pertama : 1
Kedua : 2
67

Ketiga : 3
Keempat : 4
67

Statistics

Umur jenis_kelamin paritas prePMH postPMH

N Valid 20 20 20 20 20

Missing 0 0 0 0 0
Mean 1,6500 1,4500 1,8500 1,4000 1,8500
Median 2,0000 1,0000 2,0000 1,0000 2,0000
Std. Deviation ,48936 ,51042 1,03999 ,50262 ,36635
Range 1,00 1,00 3,00 1,00 1,00
Minimum 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Maximum 2,00 2,00 4,00 2,00 2,00

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 6-9 bulan 7 35,0 35,0 35,0

10 - 12 bulan 13 65,0 65,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

jenis_kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 11 55,0 55,0 55,0

perempuan 9 45,0 45,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pertama 9 45,0 45,0 45,0

kedua 8 40,0 40,0 85,0

keempat 3 15,0 15,0 100,0

Total 20 100,0 100,0


68

prePMH

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak normal 12 60,0 60,0 60,0

normal 8 40,0 40,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

postPMH

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak normal 3 15,0 15,0 15,0

normal 17 85,0 85,0 100,0

Total 20 100,0 100,0

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 20
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,34412360
Most Extreme Differences Absolute ,350
Positive ,234
Negative -,350
Kolmogorov-Smirnov Z 1,565
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 prePMH 1,4000 20 ,50262 ,11239

postPMH 1,8500 20 ,36635 ,08192


69

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 prePMH & postPMH 20 ,343 ,139

Paired Samples Test


Paired Differences

Std. Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference


Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 prePMH - postPMH -,45000 ,51042 ,11413 -,68888 -,21112 -3,943 19 ,001
70

KUESIONER PENELITIAN
71

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden Yang Terhormat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Fitriani

NIM : 16.11.026

Tingkat/Semester : IV (Empat)/ VIII (Delapan)

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam yang akan melakukan

penelitian dengan judul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Refleks Motorik Halus

Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Desa Kelurahan Petapahan Kecamatan Lubuk

Pakam Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini ditunjukan untuk skripsi

program pendidikan S1 Keperawatan.

Untuk itu saya memohon kesediaan responden dan menandatangani surat

menjadi responden, penelitian akan menjaga kerahasiaan dan hanya digunakan

untuk keperluan penelitian.

Atas perhatian dan kerjasama saya ucapkan terima kasih.

Lubuk Pakam, Juli 2020


Peneliti

Fitriani
Lampiran 2

72

LEMBAR PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP REFLEKS MOTORIK HALUS PADA
BAYI USIA 6-12 BULAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk berpatisipasi


sebagai responden penelitian dengan judul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Refleks Motorik Halus pada Bayi usia 6-12 bulan di Desa Kelurahan
Petapahan Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Nama :
Umur :
Pendidikan :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap
refleks motorik halus pada bayi usia 6-12 bulan di Desa Kelurahan Petapahan
Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang
Yang di lakukan oleh:
Nama : Fitriani
Umur : 22 Tahun
Nim : 1611026
Alamat: Desa Kelurahan Petapahan, kec.Lubuk Pakam, Kab.Deli Serdang
Pendidikan :Program Studi Ilmu Keperawatan Tingkat IV Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan suka rela tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun untuk digunakan seperlunya.

Lubuk Pakam, Juli 2020

Responden Peneliti

( ) ( Fitriani )

Anda mungkin juga menyukai